TADA Umumkan Pendanaan Seri B1, Kuatkan Kehadiran Bisnis di Asia Tenggara

TADA, startup pengembang customer retention platform, mengumumkan telah mengamankan pendanaan seri B1. Putaran investasi ini dipimpin oleh MDI Ventures, dengan keterlibatan Telkomsel Mitra Inovasi (TMI) dan investor sebelumnya yakni Finch Capital dan Sovereign’s Capital.

Selain untuk meningkatkan platform dan infrastruktur teknologi, TADA akan menggunakan dana tersebut untuk memperkuat posisinya di Indonesia sembari memperluas strategi memasuki ke kawasan Asia Tenggara. Selain itu penguatan tim dan kemitraan juga akan dijalankan guna mendukung ekspansi.

Dari catatan kami, putaran seri B TADA pertama kali diumumkan pada pertengahan tahun 2018 lalu, dipimpin Finch Capital dan didukung Sovereign’s Capital. Di putaran sebelumnya, TADA didukung sejumlah investor seperti RMK Ventures, SMDV, Venturra Capital, dan Gunung Sewu Group.

Founder & CEO TADA Antonius Taufan mengatakan, masuknya MDI Ventures dan TMI menjadi peluang strategis bagi perusahaannya, memungkinkan untuk menjangkau pasar dari berbagai bisnis di dalam grup. Berbagai peluang kolaborasi sinergi juga akan dieksplorasi. “Investasi ini akan memungkinkan kami mewujudkan misi untuk meningkatkan keberlanjutan bisnis dengan memungkinkan mereka mempertahankan pelanggan dengan lebih baik.”

CEO MDI Ventures Donald Wihardja menambahkan, “Kami melihat peluang kemitraan sinergis antara TADA dan Telkom Indonesia untuk menghadirkan keterlibatan dan kolaborasi yang lebih menarik dan bermanfaat antara berbagai klien perusahaan dalam ekosistem Telkom. Pendanaan ini juga sejalan dengan tujuan jangka panjang MDI Ventures untuk memberdayakan pertumbuhan kewirausahaan digital.”

Seperti diketahui, TADA menawarkan solusi digital bagi bisnis untuk membangun hubungan dengan pelanggan (loyalty), membantu mempercepat pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis dengan memaksimalkan customer lifetime value. Strategi yang diterapkan pun beragam, mulai dari digital membership, subscription, referral, dan digital rewards platform. Sejauh ini mereka mengklaim telah memiliki 400 klien bisnis yang tersebar di Indonesia, Malaysia, dan Filipina.

Memang tidak banyak startup lokal yang bermain di ranah loyalty, kendati demikian selain TADA ada dua platform lainnya yang menjajakan layanan serupa dengan pendekatan masing-masing, yakni GetPlus dan Member.id.  Awal tahun ini Member.id baru mengumumkan pendanaan seri A yang didapat dari East Ventures dan Traveloka.

Lakukan Penyesuaian Akibat Pandemi, Platform Loyalitas GetPlus Gulirkan Fitur Baru

Salah satu upaya untuk memberikan layanan lebih kepada pelanggan adalah dengan menghadirkan rewards program. Sebagai platform yang dikembangkan untuk membantu bisnis ritel melalui program loyalitas koalisi (coalition loyalty), GetPlus mencatat saat ini menjadi waktu yang tepat bagi brand untuk melancarkan kegiatan tersebut.

Kepada DailySocial, Co-Founder & COO GetPlus Adrian Hoon mengungkapkan, era digital telah meningkatkan ekspektasi pelanggan, di sisi lain persaingan yang ketat juga menjadikan rewards program menjadi penting untuk menjaga loyalitas dan kepercayaan brand. Selain Adrian, co-founder GetPlus lainnya adalah Antonny Liem yang juga merupakan Partner dari GDP Venture yang juga memberikan investasi tahap awal ke GetPlus.

“Agar tetap relevan dan memenangkan loyalitas dalam ekonomi digital, brand harus memanfaatkan data konsumen untuk memberikan pengalaman pelanggan yang sangat relevan, sangat nyaman, dan dapat dipercaya. Ini akan membina hubungan yang lebih baik dengan basis pelanggan terbaik Anda,” kata Adrian.

Disinggung seperti apa pandemi mempengaruhi pertumbuhan bisnis dari GetPlus, sekitar 80% dari mitra merchant adalah ritel offline, F&B, dan bisnis travel yang sangat terpengaruh oleh penutupan sementara mal dan pergerakan terbatas. Meskipun semua proses belanja beralih ke online, namun jumlah transaksi terlihat menurun dan kebanyakan orang melakukan pembelian untuk barang yang tidak terlalu penting.

“Bisnis kami mengalami penurunan 60-70% selama tahap awal PSBB pada tahun 2020. Respons kami selanjutnya adalah dengan cepat meningkatkan teknologi Optical Character Recognition (OCR) untuk menerima tanda terima pembelian pengiriman rumah, memungkinkan pengguna kami untuk terus mendapatkan poin GetPlus saat berbelanja di rumah dan pada saat yang sama membantu meningkatkan beberapa bisnis mitra F&B kami,” kata Adrian.

GetPlus mengklaim telah mengelola tiga kali lipat kemitraan dengan merchant dan menggandakan basis keanggotaan melalui kerja sama strategis dengan 4 dari 5 operator telekomunikasi teratas dan beberapa layanan e-commerce. Masih banyak rencana yang bakal dilancarkan oleh GetPlus, salah satunya adalah ekspansi ke kota-kota besar di Indonesia. Rencana tersebut tergantung kepada besarnya permintaan dan kondisi pandemi di daerah tersebut.

Meluncurkan kanal baru

GetPlus meluncurkan kanal terbaru, memungkinkan pengguna mendapatkan poin dengan mengunggah struk pembelian. Harapannya pilihan ini bisa mempermudah lebih dari 300 ribu pengguna GetPlus menukarkan struk belanja dari supermarket dan minimarket apa pun di Jabodetabek menjadi Poin GetPlus.

“Model bisnis kami adalah membantu menghubungkan mitra merchant kami dengan konsumen (yang merupakan anggota kami) melalui program loyalitas koalisi kami. Perpanjangan ke minimarket dan supermarket memberi anggota kami jalan lain untuk mendapatkan poin GetPlus.”

Selain ritel bahan makanan, GetPlus juga memiliki CPG (consumer package goods) dalam kemitraan brand dengan untuk memberi penghargaan kepada pelanggan yang membeli produk mereka. Cara ini memungkinkan anggota untuk mendapatkan poin GetPlus dari ritel dan brand CPG secara bersamaan-penghasilan berlipat ganda dalam satu perjalanan belanja.

“Melalui brand CPG, kami menyadari pentingnya melibatkan pelanggan mereka secara langsung. Karena konsumen telah mengubah perilaku belanja mereka, model periklanan dan pemasaran tradisional tidak efektif seperti sebelumnya. Dengan memanfaatkan platform loyalitas koalisi GetPlus, brand CPG dapat memiliki ‘permulaan yang cepat’ tanpa investasi teknologi pemasaran, untuk mempromosikan langsung kepada konsumen dan memberi penghargaan atas pembelian mereka,” kata Adrian.

Application Information Will Show Up Here

Rayakan Hari Jadi, Youtap Rilis “Tablet Usaha Youtap” dan Platform Loyalitas

Memasuki tahun pertamanya beroperasi, Youtap selaku pengembang aplikasi pemrosesan e-money dan point-of-sales, merilis produk Tablet Usaha Youtap dan platform loyalitas pelanggan. Inovasi tersebut diharapkan dapat mendongkrak merchant hingga 1 juta pada tahun ini.

CEO Youtap Indonesia Herman Suharto menerangkan, dalam perjalanan bisnisnya di tahun pertama ini, awalnya solusi Youtap banyak dipakai untuk merchant warung toko kelontong dan sejenisnya. Hingga kini dengan semakin berkembangnya usaha mitra merchant yang bergabung, maka kebutuhan mereka untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan juga semakin bertambah.

Sebelum merilis layanan tablet, perusahaan melihat adanya kenaikan hingga 50% pada adopsi layanan aplikasi Usaha Youtap untuk kategori merchant segmen menengah di kuartal akhir 2020. Layanan baru ini merupakan jawaban perusahaan terhadap tingginya aspirasi para pelaku usaha untuk memiliki perangkat tablet yang terintegrasi dengan seluruh solusi usaha Youtap.

Merchant kami beradaptasi dengan layanan yang disediakan Youtap, mereka suka dengan layanan kami. Kebanyakan mereka tanya kapan sediakan versi tablet yang isinya berbeda dengan sebelumnya. Dari sana kami sesuaikan dengan fundamental di market Indonesia apa yang bisa diintegrasi, akhirnya kami sematkan program loyalitas,” ucap Herman dalam konferensi pers virtual, Kamis (18/2).

Dalam Tablet Usaha Youtap ini, disematkan dengan berbagai fitur tambahan yang berbeda dari aplikasi Usaha. Di antaranya, fitur pengelolaan kategori produk yang dapat diatur sesuai kebutuhan usaha, melakukan program promosi pelanggan yang lebih lengkap, hingga memberikan layanan loyalitas terintegrasi khusus untuk para pelanggan merchant.

Aplikasi tersebut sudah bisa diunduh di Play Store dan App Store. Semua aplikasi dan layanan yang dimiliki Youtap sudah terintegrasi satu sama lain, sehingga pengguna bisa dengan mudah menggunakan akun login yang sama dengan aman, bisa cetak struk, dan mendapat laporan serta analisa transaksi melalui Portal Usaha Youtap.

“Dengan demikian, pemilik usaha bisa memantau semua usahanya dalam satu sistem. Kami juga mengedepankan keunggulan dalam solusi pembayaran nontunai, merchant lebih mudah memproses transaksi QR dynamic, baik MPM (Merchant Presented Mode) maupun CPM (Consumer Presented Mode).”

Untuk layanan loyalitas, sudah terintegrasi langsung baik melalui aplikasi versi tablet dan mobile. Merchant dapat lebih baik mengelola pelanggan setianya, seperti lewat kupon reward untuk pembelian selanjutnya, digital stamp, atau voucher. Perusahaan juga menyediakan aplikasi Snap by Youtap untuk bisa langsung digunakan konsumen untuk scan dari ponsel mereka dari mitra merchant.

Setahun beroperasi, diklaim Youtap memiliki 150 ribu merchant yang tersebar di seluruh Indonesia dan memroses lebih dari 2 juta transaksi. Sekitar 98% dari keseluruhan merchant ini adalah UMKM dan sebanyak 40% di antaranya datang dari pengusaha kuliner, seperti tempat makan serta kedai kopi.

Berikutnya, sekitar 20% dari total merchant datang area Indonesia Timur, seperti Kalimantan, Sulawesi, Bali, serta Papua. Bandung merupakan kota dengan jumlah merchant terbanyak sebesar 12%, disusul Semarang 9% dan Surabaya 7%.

Dalam menargetkan 1 juta pengguna dalam tahun ini, perusahaan sedang memroses kerja sama dengan lima brand besar yang masing-masing memiliki ratusan gerai. Mengingat Youtap adalah bagian dari Grup Salim, oleh karenanya perusahaan akan melanjutkan integrasi tersebut lebih jauh bersama anak usaha lainnya.

Herman optimis target tersebut dapat tercapai dengan memerhatikan kondisi eksternal di Indonesia, yang mana usaha-usaha dari berbagai sektor kembali bergerak. “Kami akan melanjutkan target awal yang sempat tertunda karena pandemi. Kami targetkan ada 1 juta merchant sampai akhir tahun ini,” tutup Herman.

Application Information Will Show Up Here

Member.id Announces 15,4 Billion Rupiah Worth of Series A Funding

The Member.id loyalty platform has announced series A funding worth of $1.1 million or equivalent to 15.4 billion Rupiah. This round was led by East Ventures and Traveloka. Fresh funds will be focused on strengthening content capabilities on the platform, in line with their mission to create a “creator economy”.

One of the launched initiatives is TS Media as a new content production division in the company. This unit allows brand owners to collaborate with the rapidly growing creator ecosystem in Indonesia through the support of Member.id’s technology and expertise.

Later, Member.id will focus on providing strategic consulting, data analysis, and technology solutions to encourage retention and increase customer acquisition. Meanwhile, TS Media will focus on content creation to increase awareness and activation to drive customer acquisition.

Along with the funding, they also launched “Travel Secret”, a travel content platform pioneered by the actress Luna Maya and Marianne Rumantir (Co-Founder & CEO of Member.id). Luna also joined the company as a Managing Partner.

The presence of Traveloka as an investor is expected to provide added value for the business, especially for connecting Member.id with merchant networks.

“The pandemic has triggered a change in consumer behavior. They spend more time viewing content on social media. By creating content geared towards domestic tourism [via Travel Secret], we can become a significant force in driving additional demand for Traveloka,” Member.id’s Co-Founder & CSO Robert Tedja said.

“The unique strategy driven by Member.id content can open up new opportunities for Traveloka users and our travel and lifestyle business partners,” Traveloka’s Group President, Caesar Indra added.

Apart from Member.id, Traveloka has also invested in three other startups, including KiotViet, PouchNATION, and PasarPolis.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Member.id Umumkan Pendanaan Seri A 15,4 Miliar Rupiah

Pengembang platform loyalty Member.id mengumumkan telah memperoleh pendanaan seri A senilai $1,1 juta atau setara 15,4 miliar Rupiah. Putaran investasi ini dipimpin oleh East Ventures dan Traveloka. Dana segar akan difokuskan untuk memperkuat kapabilitas konten di platform, sejalan dengan misi mereka untuk menciptakan “creator economy”.

Salah satu yang sudah direalisasikan, mereka meluncurkan TS Media sebagai divisi produksi konten baru di perusahaan. Unit ini juga memungkinkan pemilik brand bekerja sama dengan ekosistem kreator yang sedang berkembang pesat di Indonesia melalui dukungan teknologi dan keahlian yang dimiliki Member.id.

Nantinya Member.id akan berfokus pada penyediaan konsultasi strategi, analisis data, dan solusi teknologi untuk mendorong retensi dan peningkatan pelanggan bisnis. Sementara itu, TS Media akan fokus pada pembuatan konten untuk meningkatkan kesadaran dan aktivasi guna mendorong akuisisi pelanggan.

Bersamaan dengan pendanaan tersebut turut diumumkan peluncuran “Travel Secret”, yakni sebuah platform konten perjalanan yang dipelopori aktris Luna Maya dan Marianne Rumantir (Co-Founder & CEO Member.id). Luna juga bergabung ke perusahaan sebagai Managing Partner.

Hadirnya Traveloka di jajaran investor juga diyakini dapat memberikan nilai tambah bagi bisnis, terutama untuk menghubungkan Member.id dengan jaringan merchant.

“Pandemi telah memicu perubahan perilaku konsumen, mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk melihat konten di media sosial. Dengan membuat konten yang diarahkan pada pariwisata domestik [lewat Travel Secret], kami dapat menjadi kekuatan yang signifikan dalam mendorong permintaan tambahan untuk Traveloka,” ujar Co-Founder & CSO Member.id Robert Tedja.

“Strategi unik yang didorong oleh konten Member.id dapat membuka peluang baru bagi pengguna Traveloka dan mitra bisnis perjalanan dan gaya hidup kami,” imbuh Presiden Grup Traveloka Caesar Indra.

Selain Member.id, Traveloka juga sudah berinvestasi ke tiga startup lain, di antaranya KiotViet, PouchNATION, dan PasarPolis.

Member.id Dikabarkan Memperoleh Tambahan Pendanaan Baru [UPDATED]

17 Februari 2021 [17.20 WIB]: Kami melakukan pembaruan informasi pendanaan didasarkan pada rilis yang diterima oleh Member.id.

Startup penyedia layanan loyalitas Member.id dikabarkan memperoleh pendanaan baru senilai $1,1 juta. Pendanaan didapat dari East Ventures dan Traveloka.

Berdasarkan catatan kami, Member.id terakhir kali menerima dana pada 2018 lalu. Perusahaan mengantongi pendanaan pra-seri A dari East Ventures, Ace Capital, dan beberapa angel investor dengan nilai yang tidak dapat disebutkan.

DailySocial telah menghubungi Co-Founder & CEO Member.id Marianne Rumantir untuk mengonfirmasi kabar tersebut, tetapi belum ada respons hingga berita ini diturunkan.

Seperti diketahui, Member.id membidik segmen B2B dengan membuat (design), mengembangkan (build), dan mengelola (operate) program loyalitas perusahaan di Indonesia. Beberapa program loyalitas yang dikelola termasuk di antaranya Ismaya Group, Djarum Group, Garuda Indonesia. Per September 2018, Member.id tercatat telah mengantongi transaksi hingga lebih dari 45 juta poin.

Sebelumnya, Marianne sempat mengungkap bahwa pihaknya bakal memperluas segmen bisnisnya ke B2C dengan meluncurkan loyalty wallet. Melalui inovasi ini, pihaknya dapat mengedukasi pasar Indonesia yang dinilai masih minim informasi mengenai cara mengecek hingga menukarkan poin. Di sisi lain, peluang untuk mengembangkan inovasi dan bisnis di industri loyalty Indonesia dinilai masih besar.

Rencana tersebut tampaknya direalisasikan melalui peluncuran aplikasi Madoo pada 2019 lalu. Platform ini merupakan points agregator yang menghubungkan royalty program dari dua atau lebih platform yang berbeda. Tidak diketahui apakah platform ini masih berjalan mengingat aplikasi sudah tidak tersedia di Play Store.

Gambar Header: Depositphotos.com

TADA, Gojek, dan Moka Inisiasi Platform “Supportlocalbrands”, Bantu Peritel Berjualan Kupon Belanja

Dampak pandemi yang luas ke segala sektor usaha, menyiksa pebisnis untuk putar otak untuk memastikan usahanya tetap berjalan. Tada, platform end-to-end customer retention, dibantu Gojek dan Moka membuat gerakan dukung merek lokal atau Supportlocalbrands, sudah mulai beroperasi sejak awal Apri 2020.

Kolaborasi tersebut berbentuk adanya akses buat masyarakat untuk membeli kupon dari merek lokal dengan harga spesial lewat aplikasi Gojek dan situs web Supportlocalbrands itu sendiri. Beragam kupon yang ditawarkan di antaranya untuk produk makanan dan minuman, fesyen, layanan kecantikan, kesehatan pribadi, gaya hidup, dan hotel.

“Melalui gerakan ini, baik konsumen dan pemilik bisnis sama-sama memperoleh manfaat. Konsumen dapat membeli lebih awal kupon dari ratusan merek lokal. Kupon ini nantinya bisa digunakan saat layanan tersedia atau bisnis buka kembali. Sementara itu, pemilik bisnis dapat mempertahankan usahanya dengan pemasukan dari hasil penjualan kupon ini,” terang Managing Director TADA Antonius Taufan kepada DailySocial, Senin (20/4).

Gojek turut berpartisipasi lantaran solusi yang diinisiasi oleh TADA menjawab permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari. Situs Supportlocalbrands kini tersedia melalui shuffle card di dalam aplikasi Gojek untuk memudahkan lebih banyak pelanggan untuk mengakses kesempatan tersebut.

“Inisiatif ini merupakan salah upaya nyata kami untuk memastikan pengguna Gojek mendapat manfaat potongan harga dari merek lokal favorit mereka, sekaligus membantu bisnis karya anak bangsa untuk tetap bertahan,” imbuh Chief of Corporate Affairs Gojek Nila Marita.

Hadirnya TADA dan inisiasinya dalam aplikasi Gojek, menandakan bertambahnya mitra pihak ketiga yang berpartisipasi untuk perkuat posisinya sebagai super app.

Sejak softlaunch pada awal bulan ini, disebutkan situs ini sudah menjaring lebih dari raturan merek lokal untuk berpartisipasi, termasuk mereka yang sudah menjadi merchant di Moka.

Co-Founder & CEO Moka Haryanto Tanjo mengatakan, mereka sudah mengimbau 40 ribu merchant-nya untuk turut berpartisipasi dan mendukung kemudahan dalam penukaran kupon. “Kolaborasi ini salah satu bentuk inisiatif kami untuk membantu pelaku usaha dalam menghadapi masa sulit,” katanya.

Keberadaan dukungan ini, lanjutnya, begitu dibutuhkan pebisnis. Meski tidak memberi data rinci, Taufan menyebut beberapa klien ritelnya memang melaporkan bahwa mereka sudah melakukan pemotongan gaji atau merumahkan karyawan dalam kurun waktu tertentu demi mempertahankan cashflow.

“Untuk angka pastinya, mohon maaf kami tidak bisa sebut, namun yang pasti bagi sektor ritel, hal ini sangat berdampak besar,” ujar Taufan.

Dia juga menyebut dalam membuat gerakan ini ketiga perusahaan tidak memungut biaya atas transaksi yang terjadi hingga 30 Juni 2020. Keseluruhan nilai yang dibayarkan konsumen akan diberikan sepenuhnya kepada para pelaku usaha yang bergabung.

Rencananya, situs ini akan aktif sampai tanggal tersebut dan pembeli bisa membeli hingga waktu tersebut. Seluruh kupon yang dibeli akan memiliki masa berlaku satu tahun, sehingga pembeli punya cukup waktu hingga gerai-gerai kembali di buka untuk menukarnya.

“Untuk ke depannya, jika pelaku usaha masih ingin memakai platform yang sama untuk program yang berbeda, maka dikembalikan sesuai kebijakan pemilik platform masing-masing. Yang pasti, tidak ada keterikatan apapun selama gerakan ini berlangsung.” pungkas Taufan.

Demi memastikan transaksi dapat berjalan lancar, TADA terus mengupayakan agar traffic ke situs semakin optimal.

Startup Manajemen Logistik Ritase Segera Rilis “Ritase Pay” untuk Pembayaran dan Loyalty

Setelah sukses dengan Ritase Shop (RitShop) yang diluncurkan Mei 2019 lalu, startup manajemen logistik Ritase terus mencoba inovasi-inovasi lain, seperti pembukaan showroom untuk jual beli armada bekerja sama dengan Prima Jaya Motor dan pengembangan platform pembayaran Ritase Pay.

“Komitmen kami untuk tumbuh dan berkembang bersama para transporter dibuktikan salah satunya dengan kerja sama yang terjalin antara RitShop dengan Prima Jaya Motor. Harapannya bisa bersama-sama mengembangkan bisnis trucking dan logistik di Indonesia,” terang Co-founder & CTO Ritase David Samuel.

Sementara untuk Ritase Pay menjadi solusi yang diciptakan untuk mempermudah transporter dalam menerima pembayaran dan membagikan uang jalan kepada sopir truk. Sopir nantinya juga bisa dengan mudah mencairkan uang jalan tersebut langsung ke rekening mereka. Ritase Pay juga akan diposisikan sebagai program loyalty untuk para sopir truk. Poin yang didapat nantinya bisa ditukarkan di merchant, seperti di SPBU.

“Untuk ke depannya, kami juga akan mengintegrasikan Ritase Pay dengan mesin EDC yang sedang kami kembangkan. Mesin EDC tersebut akan kita sebarkan di berbagai merchant di beberapa titik rest area truk di sepanjang pantura dan Sumatera pada awal 2020. Sehingga sopir truk membeli berbagai keperluan selama perjalanan dengan mudah,” imbuh Head of Ritase Shop James Hanjaya.

Pada bulan Juli 2019 lalu, Ritase baru saja membukukan pendanaan seri A senilai 120 miliar dari sejumlah investor, termasuk Golden Gate Ventures, Insignia Ventures, Skystar Capital, dan beberapa lainnya. Hingga kuartal kedua tahun ini, platform sudah mengakomodasi lebih dari 7500 armada truk, 500 transporter, dan 7000 mitra pengemudi.

Application Information Will Show Up Here

GetPlus Platform Offers “Coalition Loyalty” Program for Retail Business

GetPlus was first developed to help the retail business through the coalition loyalty program, allowing users to connect further with the shopping center and gain more benefits of each transaction.

Through the application, customers who currently visiting shopping centers can get points from their transactions with various brands and product categories. Points are to be accumulated in one account, making it easier to claim the rewards.

GetPlus’ Co-Founder & COO, Adrian Hoon said, they’ve been using some approaches to help retails improving their business performance. “First is to acquire new users through a membership system. Then, the coalition model for loyalty platform is said to significantly increase visitors and transactions.”

“GetPlus also tried to keep retail’s margin using reward points to acquire users in the early season – reducing massive discounts during the sales period. With digital-based business, collected data can be used in mapping users’ behavior and demographics.”

In the previous release, GetPlus is currently available in Grand Indonesia Shopping Center. Users can exchange their shopping receipts into points. There’s also an integration with Grand Indonesia’s G CARD. The points are now redeemable into GetPlus point.

Backed by GDP Venture

Since the launching on February 21st, 2019, GetPlus has acquired 150 thousand users, with 12 earning partners/channels. The application is available on Android and iOS.

GetPlus’ Adrian has another co-founder named Antonny Liem. In its debut, the company has secured seed funding from GDP Venture. A positive notion in Jakarta, will increase expansion level, including to all Indonesia’s first-tier cities per 2021.

He also mentioned the different coalition model with the current loyalty program, such as a single-brand model (e.g. Starbucks Card) or close-Loop (e.g. MAP Club).

Coalition

“Coalition is designed to give advanced value for merchant, consumers, and operators. This program helps sellers to acquire new users, boost-up retention, and increase consumerism. With all the benefits, we do believe in GetPlus to have rapid growth in Indonesia,” he added.

Within the next year, GetPlus is to be focused on adding more merchants and members, particularly in Jabodetabek area. In addition, they’re also to educate retail industry on the coalition loyalty program and consumer data management for business development. While improving the UI/UX for user experience in the application.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Platform GetPlus Tawarkan Program “Coalition Loyalty” untuk Bisnis Ritel

GetPlus dikembangkan untuk membantu bisnis ritel melalui program loyalitas koalisi (coalition loyalty), mungkinkan pelanggan untuk dapat terhubung lebih dekat dengan pusat perbelanjaan dan mendapatkan keuntungan lebih dari setiap transaksi.

Melalui aplikasi GetPlus, pelanggan di pusat perbelanjaan bisa mendapatkan poin hadiah dari aktivitas belanjanya di berbagai merek dan kategori produk. Poin-poin tersebut akan diakumulasikan dalam satu akun, sehingga memudahkan dalam mengklaim berbagai jenis hadiah.

Co-Founder & COO GetPlus Adrian Hoon menyampaikan, terdapat beberapa pendekatan yang coba diberikan untuk membantu peritel meningkatkan performa bisnisnya. “Pertama untuk akuisisi pelanggan baru, melalui sistem keanggotaan. Kemudian model coalition untuk platform loyalitas diklaim meningkatkan kunjungan dan besaran belanja secara signifikan.”

“GetPlus juga mencoba membantu melindungi margin ritel dengan menggunakan poin hadiah bonus untuk mendorong pelanggan di awal musim – mengurangi diskon besar-besaran selama periode penjualan. Berbasis digital, bisnis juga bisa memanfaatkan data yang didapat untuk memetakan demografi dan kebiasaan pelanggan.”

Dalam rilis sebelumnya dikabarkan, saat ini GetPlus sudah diaplikasikan di pusat perbelanjaan Grand Indonesia. Pengguna dapat menukarkan struk belanja menjadi poin. Integrasi juga dilakukan, sebelumnya Grand Indonesia sudah memiliki G CARD. Sekarang pengguna bisa menukarkan poin mereka menjadi poin GetPlus.

Mendapatkan pendanaan dari GDP Venture

Sejak resmi dirilis pada 21 Februari 2019 lalu, GetPlus kurang lebih telah digunakan oleh 150 ribu pengguna, dengan 12 earning partners/channels. Saat ini aplikasi sudah tersedia untuk platform Android dan iOS.

Selain Adrian, co-founder GetPlus lainnya adalah Antonny Liem. Mengawali debutnya, perusahaan mendapatkan pendanaan awal dari GDP Venture. Catatan positif di Jakarta, akan meningkatkan agresivitas ekspansi, termasuk ke berbagai kota besar di seluruh Indonesia per tahun 2021 nanti.

Adrian turut menjelaskan perbedaan model coalition dengan program loyalitas yang ada sejauh ini, misalnya model single-brand (contoh: Starbucks Card) atau close-Loop (contoh: MAP Club).

coalition loyalty

Coalition dirancang untuk memberikan value berkelanjutan untuk merchant, konsumen, dan operator. Program ini membantu pedagang memperoleh pelanggan baru, mendorong retensi, dan meningkatkan pengeluaran belanja. Dengan catatan itu, kami percaya GetPlus memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi di Indonesia,” terang Adrian.

Selama setahun ke depan, fokus GetPlus meningkatkan merchant dan anggota, khususnya di area Jabodetabek. Selain itu mereka juga ingin mengedukasi industri ritel mengenai program coalition loyalty dan pemanfaatan data konsumen untuk peningkatan bisnis. Sembari terus meningkatkan UI/UX aplikasi untuk kenyamanan pengguna.

Application Information Will Show Up Here