MSI Singkap Trident, Gaming PC VR Ready Termungil di Dunia

Kata ‘pertama’ sepertinya jadi  matra MSI di era virtual reality. Di awal 2016, mereka mengungkap notebook gaming VR ready pertama di dunia, lalu disusul versi mobile workstation-nya. Hadirnya teknologi Nvidia Pascal di laptop memungkinkan MSI mempertipis ukuran produk, dan belum lama ini perusahaan asal Taiwan itu resmi meluncurkan PC backback  VR One.

Di pertengahan bulan November ini, MSI lagi-lagi memperkenalkan penjelmaan selanjutnya dari perangkat pendukung headset virtual reality: MSI Trident, desktop gaming VR Ready dengan volume terkecil di dunia. Selain sanggup menunjang HTC Vive dan Oculus Rift, seperti beberapa perangkat MSI lainnya, Trident juga telah memperoleh sertifikasi program Xbox Play Anywhere serta PlayStation Now.

MSI Trident 1

MSI Trident memiliki tubuh balok dengan desain asimetris. Warna hitam mendominasi permukaannya, dipadu warna merah pada lampu LED di bagian ujung serta icon-icon port. Di atas, Anda bisa menemukan logo naga Gaming G Series yang familier. Perangkat ini mempunyai ukuran kurang lebih sebesar console Xbox One, berdimensi 345,25×232,47×71,83mm (Xbox One berukuran 33,3×27,4×7,9cm).

Device dapat digunakan secara horisontal maupun vertikal, cukup dengan menambahkan stand. Ia juga dibekali interface VR-Link berisi port HDMI sehingga pengguna dapat mudah memasang head-mounted display. MSI tak lupa membubuhkan software One-click-to-VR: cukup menekan satu tombol, sistem segera dioptimalkan untuk virtual reality. Dan tentu saja, Anda bisa mengutak-atik lampu LED RGB Mystic Light di sana, misalnya menentukan warna ataupun pola pencahayaan.

MSI Trident 1

Buat mentenagai Trident dari sisi grafis, produsen memanfaatkan versi custom kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1060 Gaming. GPU ini sudah dimodifikasi, dilengkapi sistem pendingin yang lebih mumpuni. MSI turut mengusung solusi pendingin Silent Storm Cooling 2 demi menjaga suhu internal PC tetap sejuk, memastikan Trident bekerja secara hening dan menjaga komponen-komponennya dari masalah overheat.

MSI menyediakan dua pilihan prosesor, yakni Intel Core i5-6400 atau i7-6700, dan Anda dipersilakan mencantumkan RAM DDR4 hingga maksimal 32GB; lalu MSI menggunakan PSU 230W buat memasok tenaga. Untuk sebuah perangkat yang tidak begitu besar, konektivitas Trident terbilang sangat lengkap, ada tiga port USB 3.1 (salah satunya menyimpan fitur Super Charger 2), empat USB 2.0, HDMI, satu USB 3.1 type-C, LAN, serta port audio in/out.

Saat artikel ini ditulis, Micro-Star International belum menyinggung harga dari Trident dan countdown di MSI.com masih berlangsung. Produsen hanya bilang, produk akan mulai tersedia di bulan November 2016.

Nvidia Ungkap Visi Mereka di Balik Pelaksanaan GeForce eSports Xtreme Tournament

eSport ialah tema terpanas di gaming saat ini, tahun lalu ditonton oleh 226 juta pasang mata, secara global menghasilkan pemasukan sebesar US$ 325 juta. Di 2016 ini, angkanya diperkirakan mendekati US$ 500 juta. Lalu bagaimana di Indonesia? Banyak pihak telah berusaha mempopulerkan ranah gaming kompetitif, tapi upaya Nvidia ini boleh dikatakan sebagai sebuah langkah besar.

Dalam acara pers pada tanggal 26 Oktober di Hotel Pullman Central Park Jakarta kemarin, Nvidia resmi memulai GeForce eSports Xtreme Tournament di Indonesia, sebuah turnamen besar dengan hadiah total Rp 175 juta. Kabarnya ada lebih dari 100 gamer profesional serta pemula akan berpartisipasi di ajang yang memperlombakan permainan Dota 2 itu. GeXT sendiri diinisiasi Nvidia di wilayah Asia Tenggara, dan pertama kali dilaksanakan di nusantara.

Nvidia GeXT 12

Harry Kartono selaku consumer lead Nvidia Indonesia menjelaskan bahwa tujuan mereka mengadakan GeForce eSport Xtreme Tournament adalah menyediakan platform buat mewadahi meningkatnya animo khalayak terhadap ranah gaming kompetitif. Nvidia melihat eSport sebagai olahraga sejati, di mana judul-judul seperti Counter-Strike: Global Offensive serta Dota 2 merupakan cabangnya.

Nvidia GeXT 1

Dahulu, para gamer yang ingin menyelami dunia eSport harus berjuang dengan modal sendiri. Bagi Nvidia, mereka ini memerlukan dukungan, baik dari komunitas, asosiasi resmi, dan para pelaku usaha. Menariknya lagi, Nvidia juga tidak melupakan gamer-gamer core dan pemula. Lewat GeXT, perusahaan spesialis teknologi grafis Amerika itu juga bermaksud merangkul siapa saja yang tertarik pada eSport.

Nvidia GeXT 5

Karena alasan itu, Nvidia menerapkan cara unik untuk menyaring peserta. Jika berminat, Anda bisa mendaftarkan tim di GeForce iCafe, yaitu kafe-kafe internet dan game center yang sudah lulus sertifikasi Nvidia. Ada 16 GeFoce iCafe tersebar di 15 kota di nusantara (ada dua di Jakarta), dan menurut Harry, jumlah ini telah menjamah area-area secara nasional. Seluruh tim rookie tersebut nantinya akan diarahkan menjadi pro. Tak usah cemas, jalur pendaftarannya dibedakan dari gamer profesional.

Nvidia GEXT 7

Harry menganalogikan GeForce iCafe seperti Pelatnas di PON, di mana setiap daerah mempunyai Pelatda. Ia juga mengungkap agenda buat membawa para juara nasional ke ajang kelas Asia Tenggara. Tujuan lain diadakannya GeXT ialah melakukan regenerasi gamer, mengekspos talenta-talenta baru, juga berfungsi membuka mata para generasi ‘tua’ bahwa gaming tidak senegatif anggapan mereka.

Nvidia GeXT 6

Perwakilan Nvidia ini juga bilang, eSport memberikan kesempatan yang sama buat semua individu. Ambil contohnya tim pemenang The International 2016 Dota 2, Wings Gaming asal Tiongkok. Secara fisik, penampilan mereka tidak jauh berbeda dari kita. Lalu mengapa Wings bisa sukses? Selain kemahiran dan kesungguhan, mereka memperoleh dukungan penuh dari berbagai pihak – termasuk pemerintah – buat penyediaan tempat latihan dan lain-lain.

Nvidia GeXT 3

GeForce iCafe merupakan salah satu katalis perubahan yang diinginkan banyak pihak. Berkolaborasi dengan IeSPA, game center-game center ini tidak lagi seperti keadaan ‘warnet’ beberapa tahun silam. Suasananya mendukung, bersih dan bebas asap rokok. iCafe-iCafe yang tersertifikasi GeForce ini tidak memperkenankan konsumen bermain jika mengenakan seragam sekolah, mengakses konten negatif, menggunakan obat-obatan terlarang, serta melakukan perjudian.

Nvidia GeXT 2

“Hal ini sangat penting, sehingga kami dapat memperoleh bantuan penuh dari para sponsor,” tutur Harry. “Lalu kapan Indonesia? Sebetulnya usaha ini telah Nvidia lakukan sejak bulan Januari 2016, dan sepuluh bulan setelahnya, 15 kota akhirnya siap. Indonesia sudah siap.”

Nvidia GEXT 8

Harry melanjutkan, “Nvidia memang dikenal sebagai perusahaan manufaktur chip, namun bersama para partner, kami ingin mendukung semua hal produktif dan mengembangkan eSport, contohnya lewat regenerasi gamer, melakukan segala macam edukasi serta support untuk calon atlet.”

Nvidia GEXT 10

Gerbang pendaftaran telah dibuka hingga tanggal 24 November 2016, bisa dilakukan di situs Nvidia – Nixia menjadi gamer pertama yang mendaftar. Setelah babak kualifikasi dilangsungkan di 15 kota via turnamen online, final rencananya digelar di Jakara pada bulan Februari 2017. Juaranya akan menjadi perwakilan Indonesia dalam kompetisi Nvidia GeXT di Asia Tenggara.

Nvidia GeXT 9

Acara peresmian Nvidia GeForce eSports Xtreme Tournament dihadiri oleh ketua FORMI dan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Hayono Isman, ketua umum IeSPA Eddy Lim, perwakilan dari JD.id serta consumer marketing lead Lenovo Indonesia Diantika sebagai sponsor utama GeXT. Event juga didukung oleh brand-brand IT ternama global, yakni Asus, Digital Alliance, Galax, Gigabyte, LG, MSI, TT eSports dan Zotac.

Nvidia GeXT 11

Nvidia Resmi Perkenalkan GeForce GTX 1050 dan 1050 Ti

Lengkap sudah lini kartu grafis GeForce GTX 10 Series. Nvidia baru-baru ini mengumumkan kehadiran GeForce GTX 1050 dan 1050 Ti, yang pada dasarnya merupakan opsi GPU berarsitektur Pascal paling terjangkau jika Anda menginginkan pengalaman gaming berkualitas.

Selain sebagai penerus GTX 750 dan 750 Ti, kedua GPU anyar ini juga bisa dilihat sebagai jawaban Nvidia terhadap AMD Radeon RX 460 dan 470. Nyatanya, Nvidia tidak segan mengklaim bahwa performa GTX 1050 secara rata-rata 40 persen lebih cepat dari rival kubu merahnya, dan di saat yang sama juga setidaknya 128 persen lebih irit daya.

Sampai detik ini, Nvidia memang lebih jago soal efisiensi daya dibanding AMD. GTX 1050 dan 1050 Ti semakin membuktikan tren tersebut, dimana keduanya sama sekali tidak perlu disambungkan ke PSU (Power Supply Unit), dan hanya akan mengonsumsi daya sekitar 75 watt saja.

GeForce GTX 1050 dan 1050 Ti akan tersedia dari berbagai vendor seperti Asus, EVGA, Gigabyte, Galaxy, MSI, Zotac dan masih banyak lagi / Nvidia
GeForce GTX 1050 dan 1050 Ti akan tersedia dari berbagai vendor seperti Asus, EVGA, Gigabyte, Galaxy, MSI, Zotac dan masih banyak lagi / Nvidia

Secara teknis, GTX 1050 mengemas 640 CUDA core dan VRAM sebesar 2 GB GDDR5, sedangkan GTX 1050 Ti mengusung 768 CUDA core dan VRAM 4 GB GDDR5. Keduanya sama-sama memiliki kecepatan memory 7 Gbps, dengan clock sekitar 1,3 kali lebih cepat dibandingkan GTX 750 Ti keluaran 2014.

Peningkatan performanya juga cukup signifikan, dimana GTX 1050 menawarkan sekitar 1,5 kali kinerja lebih cepat dibanding GTX 750 Ti, sedangkan GTX 1050 Ti sebesar hampir dua kali lipatnya untuk game seperti Overwatch atau Gears of War 4. Nvidia juga mengklaim kedua GPU ini sanggup menjalankan mayoritas game terkini dengan frame rate 60 fps di resolusi 1080p – tentunya dengan setting grafik yang optimal dan tidak mentok kanan.

Penting juga untuk dicatat, Nvidia sama sekali tidak menyebut istilah “VR-ready” dalam memperkenalkan GTX 1050 dan 1050 Ti. Kalau VR yang Anda cari, GTX 1060 mungkin adalah pilihan yang lebih ideal, atau Radeon RX 480 jika Anda lebih sreg dengan kubu merah.

Terlepas dari itu, ini merupakan GPU kelas budget terbaik yang bisa Anda dapatkan dari Nvidia sekarang. GTX 1050 dibanderol seharga $109 dan tersedia mulai 8 November, sedangkan GTX 1050 Ti seharga $139 dan mencuri start mulai 25 Oktober.

Sumber: Nvidia.

Tak Lama Lagi, PC ‘Terjangkau’ Sanggup Menangani Oculus Rift

Penghalang terbesar bagi headset virtual reality high-end untuk menyentuh pasar mainstream adalah kebutuhan hardware yang tinggi. Saat ini, Anda membutuhkan PC sangat mahal buat menjalankan Rift ataupun Vive. Dan karena alasan itulah, PlayStation VR terlihat sebagai alternatif terbaik, khususnya bagi pemilik console PS4. Tapi hal itu akan berubah sebentar lagi.

Di konferensi Oculus Connect 3, CEO Brendan Iribe mengumumkan sebuah berita mengejutkan terkait standar hardware untuk menjalankan Oculus Rift. Sebelumnya, kita membutuhkan kartu grafis Nvidia GeForce GTX 970 atau AMD Radeon 290, prosesor setara i5-4590 serta RAM 8GB. Jika ditotal, modalnya mencapai US$ 1.000. Namun dengan sebuah teknologi baru, Rift kabarnya dapat beroperasi di sistem seharga kurang lebih separuhnya.

Teknologi ini dinamai Asynchronous Space Warp, sebuah metode yang memungkinkan PC entry-level menangani headset virtual reality. Tanpa membahasnya terlalu teknis, ASW bisa mengurangi latency dan efek bergetar karena turunnya frame rate, serta berfungsi mengelola prioritas akses ke resource di GPU dan memastikan proses pengolahan berjalan serempak.

Salah satu metodenya: jika ASW mendeteksi penurunan frame rate, ia akan memasukkan tiruan frame sebelumnya buat mengisi celah itu sehingga user tidak merasakan tearing atau flickering. Solusi ini dihadirkan di platform Oculus, yang berarti app-app Rift dapat segera memperoleh manfaatnya. Iribe mengklaim teknologi tersebut sanggup menghidangkan 45fps secara stabil, dengan syarat memenuhi daftar komponen di bawah:

  • Prosesor Intel i3-6100 atau AMD FX4350
  • Kartu grafis Nvidia GeForce GTX 960
  • RAM 8GB
  • Output HDMI 1.3
  • Port USB 3.0 1x dan USB 2.0 (berubah dari dua buah port USB 3.0)
  • Sistem operasi Windows 8

Selain itu, di panggung Oculus Connect 3 Iribe juga mengungkap komputer pre-build ‘VR Ready’ paling terjangkau, yaitu CyberPower PC Gamer Xtreme VR. Buat mentenagainya, produsen berpaling ke AMD, menggunakan chip AMD FX 4350 dan GPU Raderon RX 470. Bundel pembelian sudah termasuk optical drive, hard drive berkapasitas 1TB, RAM 8GB, serta periferal keyboard dan mouse. Gamer Xtreme VR dibanderol di harga sangat miring, hanya US$ 500 saja.

CyberPower PC Gamer Xtreme VR

Lewat langkah ini, PSVR tiba-tiba mendapatkan perlawanan tak terduga dari Oculus Rift. Namun buat sekarang, baik pihak Oculus VR maupun CyberPower belum menginformasikan kapan Gamer XtremeVR tersedia. Semoga saja bersamaan dengan pelepasan Oculus Touch…

Via Polygon & PC Mag. Sumber: Radeon.

AI Buatan Nvidia Belajar Mengemudi Hanya dengan Mengamati Manusia

Nvidia kembali membuat gebrakan di dunia otomotif. Setelah memperkenalkan supercomputer baru bernama Xavier yang dirancang secara spesifik untuk mobil kemudi otomatis, produsen kartu grafis komputer tersebut kini memamerkan bagaimana sistem kecerdasan buatan rancangannya bisa mengemudikan mobil hanya dengan mengamati dan mempelajari perilaku sopir manusia.

Bagi prototipe mobil bernama BB8 ini (entah apa relasinya dengan robot imut di film terbaru Star Wars kemarin), jalanan tidak bermarka ataupun tikungan tajam bukanlah suatu masalah yang serius. Kerennya lagi, Nvidia mengaku sama sekali tidak menyematkan algoritma khusus untuk menghadapi skenario semacam ini.

Lalu bagaimana cara BB8 mengatasinya? Deep learning jawabannya, BB8 benar-benar memaksimalkan kapabilitas deep learning-nya untuk mempelajari apa yang sopir manusia lakukan ketika dihadapkan dengan jalanan tanpa marka atau tikungan tajam. Alhasil, ia pun bisa mengambil keputusan dengan berbekal sekitar 20 contoh skenario yang dilakukan sopir manusia.

Menurut pernyataan Nvidia, BB8 dilatih hanya di kawasan California, tapi ternyata sanggup mengemudikan dirinya sendiri dengan baik di New Jersey, yang pastinya memiliki kondisi jalanan yang berbeda. Dalam video demonstrasinya di bawah, Anda bahkan bisa melihat kalau BB8 tidak segan keluar dari jalanan ketika berjumpa dengan proyek konstruksi/

Apa yang berhasil dicapai Nvidia ini cukup fenomenal, apalagi mengingat mereka mengembangkan sistemnya sendiri tanpa bantuan dari pabrikan mobil sama sekali. Ke depannya, BB8 akan terus dilatih agar semakin cekatan di jalanan.

Sumber: TechCrunch.

Asus ROG G11 Dapatkan Upgrade Nvidia GeForce GTX Seri 10, Kini Sudah VR Ready

Sudah beredar cukup lama di pasar, Asus Republic of Gamers G11 ialah bukti bahwa perangkat gaming tidak selalu menuntut Anda mengeluarkan seluruh isi dompet ataupun memaksa Anda mempelajari dulu cara kerja hardware PC. Untuk sebuah produk ROG dengan spesifikasi mumpuni, G11 dijajakan di kisaran harga yang masuk akal – mulai dari US$ 800 saja.

Namun seperti perangkat ROG lain, dimulainya era Pascal tentu memacu sang produsen hardware asal Taiwan itu untuk memperbarui perangkat gaming mereka. Dan ada kabar baik bagi Anda yang sedang mengincar device ROG terjangkau, Asus belum lama meng-upgrade G11 dengan GPU-GPU anyar Nvidia, memperkenalkan tiga tipe baru yaitu G11CD-EH51-GTX1060, G11CD-WB51-GTX1070, dan G11CD-DB72-GTX1080.

Asus ROG G11 2

Nama-namanya memang panjang dan mungkin sukar diingat, tapi di sana Anda tidak akan kesulitan melihat versi kartu grafis yang mentenagai mereka. Dengan kehadiran GTX seri 10, G11 kini ‘resmi’ mengusung titel VR Ready; menjanjikan pengalaman virtual reality next-gen, kemudahan plug-and-play, dan level latency super-rendah. PC sudah pasti memperoleh dukungan penuh dari Nvidia VRWorks.

Ketiga G11 anyar tetap disertai penampilan serupa pendahulunya. Asus mendeskripsikannya sebagai desain luar angkasa yang dipadu elemen-elemen suku Maya. Perangkat ini adalah PC mid-tower berdimensi 176x440x422-milimeter, dihias rangkaian LED di empat area, menyajikan keleluasaan kustomisasi dengan delapan juta warna dan efek pencayahaan berbeda. Buat mengatasi panas, Asus menyediakan delapan ventilasi: lubang di samping untuk fokus pada CPU, lalu ventilasi di depan ialah tempat udara masuk.

Asus ROG G11 1

G11CD-EH51-GTX1060 merupakan varian Pascal paling ekonomis, dibekali GPU GTX 1060, Intel Core i5-6400, RAM DDR4-2133 8GB, penyimpanan berbasis hard disk sebesar 1TB dan unit power supply 500W. Spesifikasi tersebut telah berada di batas optimal buat menopang Vive maupun Rift. Tapi jika masih belum puas, silakan pilih G11CD-WB51-GTX1070. Setup komponen hampir identik seperti versi GTX 1060, hanya saja ia dipersenjatai GeForce GTX 1070. Masing-masing G11 dijajakan di harga US$ 1.000 dan US$ 1.200.

Model G11CD-DB72-GTX1080 sendiri adalah ROG G11 pamungkas Asus. Ditawarkan di harga US$ 1.800, sang produsen tidak mau main-main dengan komposisi hardware-nya: membenamkan prosesor Intel Core i7-6700, kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1080, RAM DDR4 16GB, serta penyimpanan SSD 512GB dan hard disk 1TB.

Asus ROG G11 3

Mereka semua dibundel bersama aplikasi monitoring Aegis II, GameAlive buat memudahkan proses perekaman serta editing sesi gaming, dan ada teknologi audio SonicMaster. Versi refresh G11 ini rencananya akan tersedia di awal bulan November 2016.

Sumber: Asus.

Resmi ‘VR Ready’, Nvidia GeForce GTX Seri 10 Hadir di Tiga Notebook Alienware Baru

Saat ini merupakan masa-masa terbaik bagi ‘PC master race‘; beragam teknologi baru bermunculan, memungkinkan device yang dahulu sering diremehkan sanggup menopang VR. Para produsen notebook gaming Taiwan telah lebih dulu menyematkan GPU anyar Nvidia, dan kali ini giliran sang pionir asal Amerika, bertepatan dengan perayaan ulang tahunnya yang ke-20.

Di ajang PAX East 2016, Alienware menyingkap penjelmaan terkini dari tiga laptop andalan mereka, yakni Alienware 17, 15 dan 13. Anak perusahaan Dell spesialis gaming itu membekali produk dengan sejumlah fitur baru, dan tak lupa membubuhkan kartu grafis berarsitektur Pascal milik Nvidia di dalam, memastikan perangkat-perangkat tersebut siap tangani HTC Vive dan Oculus Rift.

Alienware 2

Dari ketiga perangkat tersebut, versi baru Alienware 13 ialah yang paling misterius. Di situs Dell, laptop gaming 13-inci ini masih dipersenjatai GTX 960M, sedangkan di press release, produsen menjanjikan GTX seri 10 (kemungkinan besar GTX 1060). Ia masih menjadi notebook berukuran termungil racikan Alienware, dipadu ‘rancangan agresif’, ‘kemampuan sajikan game di resolusi tinggi’, dan sistem pencahayaan LED berisi ‘triliunan kombinasi’.

Alienware 1

Alienware 15 berada satu tingkat di atasnya, mengusung layar seluas 15,6-inci dengan dukungan refresh rate 120Hz dan Nvidia G-Sync. Anda bisa memilih tipe panel full-HD atau 4K IGZO (mirip Razer Blade Stealth). Rencananya, Alienware berniat mencantumkan GeForce GTX 1060, tetapi berdasarkan info dari The Verge, terdapat pula opsi GTX 1070. Menariknya lagi, ada alternatif kartu grafis dari AMD – merupakan bagian dari kerja sama kedua perusahaan.

Alienware 4

Primadona dari keluarga laptop gaming Dell adalah Alienware 17. Produk memang tidak ‘se-gila’ Predator 21 X, namun Alienware tak lupa mempersenjatainya dengan teknologi-teknologi mutakhir, salah satunya ialah hasil kolaborasi eksklusif bersama tim pencipta Tobii eye-tracking. Device tak hanya mampu melacak gerakan dan arah mata, tapi diracik agar terintegrasi ke sistem pencahayaan AlienFX: warna-warni dan pola LED akan berubah tergantung dari ke mana Anda melihat, lalu device dapat diaktifkan cukup dengan menatap logo Alienware.

Alienware 3

Di dalam Alienware 17, Anda akan menemukan GPU GeForce GTX 1070 atau 1080, dipadu prosesor Intel Core seri K yang di-overclock (boleh jadi Intel Kaby Lake) dan memori RAM DDR4 2667MHz. Paket penjualan Alieware 17 juga disertai satu kopi permainan Watch Dogs 2 dari Ubisoft. Beberapa game besutan Ubisoft sebelumnya (The Division, Assassin’s Creed Syndicate) sudah mendukung Tobii, jadi tidak aneh jika fitur eye-tracking juga ditemui di sana.

Alienware belum mengumumkan harga dari masing-masing produk, namun kabarnya, ketiga notebook gaming tersebut akan mulai tersedia di akhir bulan September.

Sumber tambahan: Guru 3D.

Nvidia dan Baidu Berkolaborasi Kembangkan Teknologi Mobil Self-Driving

Ketertarikan para raksasa teknologi terhadap driverless car meningkat beberapa tahun ke belakang. Mungkin terpicu oleh Google, kita tahu Baidu menggandeng BWM untuk menggarap mobil tanpa pengemudi. Dan di CES 2016, Nvidia juga menyingkap supercomputer  Drive PX 2. Dan bidang ini jadi kian menarik setelah kedua perusahaan itu memutuskan buat berkolaborasi.

Strategi kerja sama tersebut diumumkan CEO Baidu Robin Li dan CEO Nvidia Jen-Hsun Huang dalam acara Baidu World Conference di Beijing minggu lalu. Masing-masing perusahaan akan saling berbagi apa yang mereka miliki. Baidu belum lama ini memperoleh izin untuk menguji mobil self-driving mereka di Kalifornia, sedangkan Nvidia bertanggung jawab menyediakan platform komputer untuk mengembangkan mapping HD, sistem kendali dan parkir otomatis.

Lewat langkah ini, Nvidia dan Baidu berharap agar semua aspek di driverless car dapat terpenuhi, misalnya sistem cloud, perakitan kendaraan, sampai kecerdasan buatan. AI sendiri bukanlah hal baru bagi kedua perusahaan itu, dan Baidu bahkan boleh berbangga dengan karena chief scientist-nya, Andrew Ng, sempat membuat terobosan di ranah AI dan memicu kelahiran ratusan startup.

Pertama-tama, mereka mencoba menjawab sejumlah tantangan besar di AI, salah satunya ialah menciptakan mesin yang pintar. Tentu saja, misi utama Nvidia dan Baidu adalah membuat mobil tersebut aman, baik untuk penumpang serta orang-orang di sekitarnya – mampu meminimalisir bahaya dan jumlah korban ketika kecelakaan tidak dapat dihindari. Selanjutnya, produsen harus memastikan kendaraan bisa dimanfaatkan oleh semua orang.

Berdasarkan informasi yang ditulis oleh Fortune, platform kreasi Baidu dan Nvidia itu akan diimplementasikan sebagai layanan taksi di Tiongkok. Mereka juga mempersilakan siapapun untuk menggunakannya karena kedua kreatornya mengusung konsep open platform, memungkinkan perusahaan-perusahaan lain menerapkan teknologi tersebut di kendaraan self-driving mereka.

Arsitektur mobil self-driving Nvidia sendiri terdiri atas tiga komponen utama: pertama adalah supercomputer Drive PX (Drive PX 2-nya disiapkan untuk Roborace Championship, sudah diadopsi oleh Volvo), berfungsi buat memproses data yang masuk dari rangkaian sensor serta kamera; kedua ialah sistem operasi berbasis algoritma; dan terakhir adalah sistem map 3D beresolusi HD berbasis cloud.

Baidu sendiri sudah menyelesaikan uji coba kendaraan otomatis mereka sejauh 30-kilometer, dan berencana mengenalkannya di10 kota di China. Selanjutnya, Baidu memiliki keinginan untuk melakukan produksi massal lima tahun lagi.

Sumber: Nvidia.

Nvidia Coba Berkiprah di Bidang Pengembangan Game Lewat Mod Fallout 4

Nvidia tidak bisa dipisahkan dari gaming sejak mereka memperkenalkan GeForce belasan tahun silam. Bersama rival utamanya, para pionir ini terus melakukan terobosan-terobosan besar di ranah grafis. Tapi meski ada banyak permainan yang sengaja dioptimalkan untuk produk mereka, Nvidia hampir belum pernah berkiprah langsung di bidang pengembangan game.

Hal tersebut akan segera berubah. Lewat website GeForce, Nvidia mengumumkan agenda mereka buat berkecimpung di sana, dan caranya tidak muluk-muluk. Tim asal Santa Clara itu belum berniat untuk menggarap game dari nol, namun mencoba ‘memperkaya’ pengalaman permainan yang sudah ada di judul terlaris di tahun lalu: Fallout 4. Caranya ialah dengan menyiapkan sebuah mod bernama Vault 1080.

Vault 1080

Peluncuran DLC terbaru, Nuka World di tanggal 30 Agustus kemarin menandai akhir dari pengembangan konten resmi oleh Bethesda Game Studios, memungkinkan developer beralih ke proyek selanjutnya. Tetapi karena Fallout 4 merupakan salah satu game favorit para modder, proses ekspansi konten oleh fans akan terus berlangsung. Saat ini Anda bisa menemukan ratusan modifikasi baik untuk grafis hingga gameplay, semuanya tersaji gratis.

Vault 1080 1

Tapi ketika mayoritas mod tersebut dibuat oleh sesama gamer, Vault 1080 dari Nvidia LightSpeed Studios tentu saja jauh lebih lebih ambisius. Tim internal ini adalah para talenta yang bertanggung jawab melakukan remaster permainan-permainan PC klasik ke Nvidia Shield. Dan untuk Vault 1080, mereka fokus pada penyajian efek-efek visual mutakhir dengan maksud ‘membuat dunia paska perang nuklir jadi lebih seram dan berbahaya’; dan mencoba menantang kinerja mesin Anda.

Vault 1080 2

Vault 1080 menghadirkan sejumlah fitur grafis yang tidak ada di versi standar Fallout 4, satu contohnya adalah pencahayaan volumetric. Lalu bayangan dibuat lebih realistis serta lebih gelap, memanfaatkan HBAO+ agar seolah-olah menyerap cahaya. Kemudian Anda akan menyaksikan cantiknya efek godray, yaitu ketika sinar matahari menembus celah-celah di objek.

Vault 1080 3

Deskripsi Nvidia mengenai Vault 1080 boleh dibilang se-misterius screenshot-screenshot serta video yang mereka perlihatkan. Vault 1080 merupakan sebuah mod besar, menawarkan lokasi-lokasi indoor maupun outdoor seperti rawa-rawa serta lorong-lorong dalam tanah, menjanjikan sebuah vault ‘yang belum pernah Anda lihat sebelumnya’. Saya pribadi berharap mod ini bukanlah sekedar upaya mempromosikan GPU GTX seri 10, namun juga diracik supaya selaras dengan tema Fallout 4.

Vault 1080 akan tersedia mulai tanggal 2 September 2016 bersamaan dengan dimulainya event PAX West, dapat Anda unduh dari situs Bethesda.net.

Acer Predator 21 X Ialah Notebook Gaming Berlayar Curved yang Simpan Dua GTX 1080

Semakin canggih serta hematnya konsumsi listrik hardware-hardware baru mendorong inovasi besar-besaran di segmen notebook gaming. Kita telah menyaksikan sendiri kehadiran device tipis yang mampu menangani VR. Tapi tentu ada sejumlah pengecualian. Beberapa di antara nama terkenal juga tidak jarang bereksperimen dengan ide-ide dan konsep ‘menyimpang’.

Ketika umumnya produsen berupaya menyusutkan ukuran notebook demi mencapai titik paling seimbang antara mobilitas dan performa, produk baru Acer di keluarga Predator ini boleh dikatakan sudah di luar batas kewajaran. Di ajang IFA 2016, perusahaan PC asal Taiwan itu memperkenalkan Predator 21 X, laptop raksasa berlayar 2560×1080 melengkung seluas 21-inci yang menyimpan dua buah kartu grafis kelas antusias besutan Nvidia.

Acer Predator 21 X 1

Melalui pendekatan tersebut, Predator 21 X merebut gelar laptop dengan layar curved pertama, sekaligus menjadikannya sebagai notebook Predator paling canggih saat ini. Tak hanya itu, panel tersebut dibekali Nvidia Gsync dan Acer turut menanamkan teknologi eye-tracking Tobii. Kemampuan ini telah mulai diimplementasikan ke sejumlah software – membantu user mengidentifikasi musuh dalam game hingga memastikan penonton live stream mengetahui ke arah mana mata Anda melihat.

Tubuhnya yang cukup besar memberi keleluasaan bagi Acer buat mencantumkan komponen papan atas serta fitur-fitur pendukung gaming. Predator 21 X memiliki sistem audio SoundPound 4.2+ (terdapat empat speaker dan dua subwoofer), dilengkapi arsitektur pendingin mutakhir berisi lima kipas AeroBlade. Dibanding TV, monitor curved secara teori lebih efektif mendongkrak immersion dalam game karena jarak ke mata lebih dekat dan user tidak banyak bergerak.

Acer Predator 21 X 2

Lalu ada sebuah fitur lagi yang kemungkinan besar akan mengusik rival senegaranya. Predator 21 X turut menyajikan keyboard dengan switch mekanik Cherry MX Brown dipadu RGB backlight. Lalu bagian numpad di area kanan bisa diputar menjadi touchpad. Satu hal yang saya sadari ialah layout dari Predator 21 X ini sangat mirip seri MSI GT80: papan ketiknya berada lebih maju sehingga tersedia ruang lebih lapang buat hardware.

Predator 21 X tentu saja sudah ‘VR Ready’, mengusung sepasang GPU Nvidia Pascal GeForce GTX 1080 via SLI, dipadu prosesor Intel Generasi ke-7 Kaby Lake, RAM DDR4-2400 64GB dan penyimpanan berbasis SSD sebesar 4TB.

Acer juga menginformasikan kapan Predator 21 X akan tersedia dan berapa harganya. Dengan dua GTX 1080, Intel Kaby Lake, Tobii dan keyboard mekanik, jangan heran jika produk tersebut ditawarkan seharga mobil…

Sumber: Acer.