Setelah Autopilot, Tesla Model S Kini Bisa Keluar-Masuk Garasi Sendiri

Bulan Oktober kemarin, Tesla resmi meluncurkan fitur Autopilot ke sedan elektrik kebanggaannya, Model S. Fitur itu datang bersama software update, menjadi sebuah pertanda bahwa Tesla tak mungkin berhenti sampai di situ saja. Hardware-nya sudah memungkinkan, tinggal bagaimana Tesla bisa memaksimalkannya lewat software.

Hanya berselang sekitar tiga bulan, Tesla kembali merilis software update untuk Model S sekaligus Model X yang masih gres. Update versi 7.1 ini tentu saja bakal menyempurnakan kinerja fitur Autopilot yang sudah ada sebelumnya, tapi di saat yang sama juga menghadirkan sebuah fitur baru yang mereka sebut dengan istilah Summon.

Makna harafiah dari kata “summon” sendiri berarti “memanggil”. Ya, melalui update terbaru ini, pemilik Model S maupun Model X bisa memanggil mobil keluar dari dalam garasi dengan sendirinya. Yang perlu dilakukan pemilik mobil hanyalah mengakses aplikasi Tesla di smartphone, lalu menunggunya di luar.

Sebaliknya, sepulang dari tempat kerja, Anda tinggal menempatkan Model S atau Model X di depan garasi, dan mobil tersebut akan ‘mengurus’ dirinya sendiri: membuka pintu garasi, masuk ke dalam lalu mematikan mesinnya tanpa menunggu instruksi lebih lanjut. Fitur ini akan terasa begitu bermanfaat ketika garasi yang Anda punya tidak begitu lapang.

Tesla dengan tegas menyebutkan bahwa fitur Summon ini masih dalam tahap beta. Tujuannya sejauh ini hanyalah supaya pemilik Tesla Model S atau Model X bisa mencobanya terlebih dulu di kediaman masing-masing.

Di masa yang akan datang nanti, mobil Tesla yang dilengkapi hardware dan software lebih canggih bahkan bisa menjemput Anda dengan sendirinya, menyesuaikan dengan agenda harian yang Anda punya supaya ia bisa tiba tepat waktu.

Buat saya pribadi, tidak usah muluk-muluk: seandainya mobil bisa menjemput saya di depan lobi hotel dari area parkir dengan sendirinya, itu saja sudah terasa sangat memudahkan. Dan saya cukup optimis inilah misi selanjutnya yang ditarget Tesla dalam waktu dekat.

Sumber: Tesla.

Microsoft Office untuk Sistem Infotainment Mobil? Kenapa Tidak

Begitu kira-kira yang ada di benak Harman, perusahaan induk Harman/Kardon, saat mengumumkan kolaborasi barunya bersama Microsoft di ajang CES 2016. Mereka tidak guyonan, salah satu pemasok sistem infotainment mobil terbesar itu berencana mengintegrasikan sejumlah elemen kunci Office 365 ke dalam sistem besutannya.

Tapi jangan bayangkan Anda bakal membuat slide PowerPoint selagi berkonsentrasi mengemudi – meski hal ini kemungkinan bisa saja terjadi ketika teknologi kemudi otomatis sudah benar-benar matang nantinya. Sejauh ini fitur Office 365 yang didukung mencakup mengecek email, mengatur jadwal di kalender serta bergabung dalam conference call, semuanya dibantu oleh sebuah asisten virtual.

Kehadiran asisten virtual – kemungkinan Cortana – ini penting sebab kita tentu saja tidak mau tertimpa nasib sial hanya dikarenakan ingin lebih produktif di luar kantor. Pengemudi nantinya bahkan juga bisa mengakses Skype langsung dari dashboard mobil, meski fitur ini hanya bisa diakses saat mobil sedang diparkir.

Yang menarik, Harman bakal ‘menugaskan’ sejumlah sensor yang dimiliki mobil sebagai pengawas; saat sensor mendeteksi mobil sedang berjalan, Skype tak akan bisa diakses, tapi begitu sudah diparkir, pengemudi pun bebas menghubungi rekan atau keluarganya lewat video call. Namun Harman juga menegaskan bahwa fitur ini nantinya tetap bisa dinikmati saat mobil tengah berjalan dengan bantuan teknologi kemudi otomatis.

Integrasi Microsoft Office dalam sistem infotainment Harman

Menurut Harman sendiri, menggandeng Microsoft adalah salah satu langkah yang tepat dalam mewujudkan visinya untuk menjadikan mobil lebih canggih, cerdas sekaligus produktif. Mereka melihat bahwa pengemudi tak cuma menginginkan pengalaman infotainment yang lebih personalized, tapi juga yang bisa meningkatkan produktivitas masing-masing.

Buat Microsoft, ini merupakan salah satu langkah besar mereka di ranah otomotif. Apple dan Google sudah lebih dulu mencuri langkah lewat CarPlay dan Android Auto. Dengan memilih Harman sebagai partner, serta pendekatan yang berbeda – menyasar aspek produktivitas ketimbang infotainment secara menyeluruh – akan sangat menarik melihat kiprah Microsoft selanjutnya di bidang ini.

Sejauh ini belum ada keterangan soal kapan integrasi Microsoft Office 365 ini bakal mendarat di mobil yang ditenagai sistem infotainment garapan Harman. Harman juga belum mengungkapkan secara lengkap pabrikan mobil mana saja yang memberikan lampu hijau pada inovasi terbarunya ini.

Sumber: Harman.

Honda Resmi Pasarkan Pesawat Jet Perdananya, HondaJet HA-420

Roda dua, roda empat. Darat, air. Honda telah ‘menguasainya’ dengan baik dengan menjadi salah satu produsen sepeda motor, mobil maupun mesin kapal laut yang sukses. Namun siapa yang menyangka kalau pendirinya, almarhum Soichiro Honda, punya angan-angan untuk menciptakan pesawat udaranya sendiri.

Honda sebenarnya sudah mencoba mewujudkan impian sang pendiri tersebut sejak tahun 1980-an. Akan tetapi baru di tahun 1990-an mereka benar-benar serius menjalani misi ambisius tersebut, tepatnya ketika rancangan pesawat jet pertamanya berhasil diciptakan.

Di bawah bendera Honda Aircraft Company yang resmi berdiri pada tahun 2006, CEO Michimasa Fujino tak menunjukkan sedikitpun pesimisme dalam memenuhi cita-cita Soichiro Honda. Hasil jerih payah timnya pun terbayarkan. Pesawat HondaJet model HA-420 akhirnya resmi dikirimkan kepada pelanggan untuk pertama kalinya pada tanggal 23 Desember 2015 kemarin.

HondaJet HA-420

Dikembangkan di kota Greensboro, Amerika Serikat, HondaJet HA-420 sebenarnya sudah menjalani uji penerbangan perdana sejak pertengahan tahun lalu. Akan tetapi Federal Aviation Administration (FAA) di AS baru mengeluarkan sertifikasinya pada tanggal 8 Desember 2015 kemarin.

Pesawat ini pada dasarnya merupakan jet yang masuk dalam klasifikasi sangat ringan. Jangan bandingkan pesawat ini dengan pesawat komersial buatan Boeing ataupun Airbus, karena dimensinya cuma berkisar 13 x 12,1 x 4,5 meter, yang berarti ia lebih cocok dikategorikan sebagai pesawat jet pribadi.

Pun demikian, pencapaian ini akan kurang berarti kalau Honda tak menerapkan inovasinya sendiri. Salah satu yang paling mencolok adalah posisi mesin yang berada di atas sayap, yang diklaim berujung pada performa yang lebih oke, baik dalam hal kecepatan maupun efisiensi bahan bakar, sekaligus memudahkan penumpang maupun kru dalam mengakses bagian kargo pesawat.

hondajet-ha-420-03

Di bagian kabin, HondaJet HA-420 bisa menampung sekitar empat sampai enam penumpang. Luas interiornya sendiri berkisar 5,4 x 1,5 x 1,5 meter, sekali lagi bisa dibilang inovatif karena akan terasa lebih lega dibandingkan pesawat jet sekelas.  Lebih lanjut, kokpitnya pun dipersenjatai sederet layar sentuh dengan sistem navigasi canggih rancangan Garmin.

hondajet-ha-420-04

Honda membanderol pesawat perdananya ini seharga $4,5 juta, sekitar $1,8 juta lebih mahal ketimbang harga rata-rata pesawat yang berada di kelasnya. Terlepas dari itu, Honda sekarang bisa dengan bangga mengumandangkan bahwa mereka tak cuma dikenal lewat Vario, Mobilio ataupun NSX, tetapi juga HondaJet.

Sumber: Beritagar dan Honda.

[Rumor] Google dan Ford Akan Bekerja Sama Kembangkan Mobil Tanpa Sopir

Rumor kembali beredar seputar rencana komersialisasi mobil tanpa sopir Google. Perusahaan yang lahir dari sebuah disertasi tersebut dikabarkan akan membentuk sebuah joint venture bersama Ford, dengan misi membangun mobil kemudi otomatis yang dipersenjatai teknologi besutan Google.

Kemitraan Google dan Ford ini tidak muncul secara tiba-tiba begitu saja. Google sebenarnya sudah punya koneksi dengan Ford; bulan September kemarin, Google merekrut John Krafcik. Beliau merupakan CEO Hyundai America, tapi sebelumnya juga sempat menjabat sebagai salah satu petinggi Ford selama 14 tahun.

Ford sendiri sebenarnya sudah bereksperimen dengan sistem kemudi otomatis selama beberapa tahun, akan tetapi baru mengumumkan rencana pengujiannya belum lama ini. Google, di sisi lain, sudah punya 53 unit mobil tanpa sopir yang terus diuji ketangkasannya di jalanan di wilayah California dan Texas, mencatatkan jarak tempuh total di atas 2 juta kilometer.

Kerja sama ini berpotensi membawa Ford selangkah lebih maju dalam ranah kemudi otomatis dibandingkan rival-rivalnya. Namun Google sendiri sebelumnya telah menyatakan bahwa mereka membuka peluang kerja sama dengan pabrikan otomotif yang tertarik menggunakan sistem kemudi otomatis rancangannya. Dan perlu dicatat bahwa kerja sama ini sifatnya tidak eksklusif, yang berarti Google bebas mengajak perusahaan lain untuk mewujudkan visinya di bidang otomotif.

Menurut pernyataan narasumber Yahoo Autos, kerja sama antara Google dan Ford ini akan diumumkan pada ajang CES 2016 bulan depan. Kerja sama ini juga semakin membuktikan komitmen Google dalam misi mengomersialkan mobil tanpa sopir, apalagi sebelumnya mereka sempat dilaporkan bakal menempatkan divisi self-driving car-nya sebagai perusahaan mandiri di bawah naungan Alphabet Inc. mulai tahun depan.

Sumber: Yahoo Autos. Gambar header: Google+ Self-Driving Car Project.

Baidu Juga Ikutan Bikin ‘Mobil Pintar’ Tanpa Supir

Perusahaan raksasa teknologi asal Tiongkok, Baidu, seakan makin membayang-bayangi Google dalam menjalankan strategi bisnisnya, setelah sukses meluncurkan berbagai layanan mirip Google untuk pengguna di Tiongkok, kini Baidu juga tengah mengembangkan mobil pintar atau ‘smart car‘ yang bisa beroperasi tanpa supir.
Continue reading Baidu Juga Ikutan Bikin ‘Mobil Pintar’ Tanpa Supir

Ford GT Jadi Mobil Pertama dengan Kaca Depan Gorilla Glass

Anda tentunya sudah tidak asing dengan Gorilla Glass. Kaca buatan perusahaan bernama Corning tersebut sudah beberapa tahun melapisi layar mayoritas smartphone dan tablet. Corning sendiri juga terus menyempurnakan iterasi demi iterasi Gorilla Glass, menjadikannya lebih tangguh tapi juga lebih tipis.

Namun saat mendengar ada sebuah mobil yang kaca depannya dilapisi Gorilla Glass, saya yakin Anda pasti akan mengernyitkan dahi. Well, Anda tak perlu melakukannya, sebab Ford sudah lebih dulu menerapkannya pada supercar terbarunya, Ford GT.

Ini berarti Ford GT merupakan mobil pertama di dunia yang memakai Gorilla Glass sebagai kaca depannya. Ford GT sendiri sudah dilengkapi dengan berbagai teknologi canggih di balik desainnya yang amat keren tersebut. Bodinya dibentuk dari bahan serat karbon demi mengedepankan aspek aerodinamis, dan pemakaian Gorilla Glass ini semakin memperkuat aspek tersebut.

Akan tetapi jangan Anda bayangkan kaca Gorilla Glass yang dipakai sama dengan yang ada di smartphone Anda. Ini merupakan versi khusus yang dinamai Gorilla Glass for Automotive, yang diklaim lima kali lipat lebih tahan pukul ketimbang kaca mobil standar. Di saat yang sama, kaca ini juga lebih tipis dan ringan, plus sanggup memberikan daya pandang yang begitu jelas.

All-New Ford GT

Ford dan Corning bekerja sama langsung dalam mengerjakan kaca depan Ford GT. Kaca ini terdiri dari tiga lapisan: kaca Gorilla Glass for Automotive di dalam, plastik perekat di tengah, dan kaca soda gamping di bagian terluar. Misi yang dituju adalah penurunan bobot, yang memegang peran penting dalam performa sebuah supercar.

Tak cuma sebagai kaca depan, Ford juga berencana memanfaatkan Gorilla Glass sebagai kaca penutup mesin yang ada di bagian belakang, memangkas sekitar 5 kilogram dari bobot keseluruhan mobil, atau 32 persen lebih ringan ketimbang memakai kaca mobil standar. Hasil akhirnya adalah peningkatan akselerasi, pengereman sekaligus efisiensi bahan bakar.

Sungguh menarik bagaimana industri otomotif bisa terinspirasi oleh perkembangan industri smartphone. Saya yakin ke depannya bakal ada lebih banyak pabrikan mobil yang menyusul jejak Ford dan memakai Gorilla Glass guna membantu meningkatkan performa.

Sumber: 1, 2, 3.

Di Bawah Pemilik Baru, HERE Maps Kebut Pengembangan Peta untuk Mobil Tanpa Sopir

Sekitar 4 bulan sejak pengumuman akuisisinya, sebanyak 6.500 karyawan HERE Maps akhirnya bisa mengucapkan selamat tinggal pada Nokia dan menyambut tiga pemilik barunya: Audi, BMW Group dan Daimler. Ini merupakan lembar baru bagi pesaing Google Maps tersebut, dan mereka rupanya juga ingin memberikan sesuatu yang baru pula.

Pada dasarnya, HERE Maps ingin menciptakan sebuah layanan peta digital yang dikhususkan untuk mobil tanpa sopir. Mereka paham bahwa hal ini membutuhkan tingkat detail dan akurasi yang amat presisi, sanggup memberikan gambaran akan kondisi jalan dalam skala 1:1.

Untuk itu, HERE pun memutuskan untuk mengebut pengembangan teknologi pemetaan real-time. Teknologi ini sejatinya akan menggabungkan seabrek data yang agak mustahil untuk dicerna oleh otak manusia secara bersamaan. Tapi tidak apa-apa, karena yang dibicarakan di sini adalah mesin atau kecerdasan buatan milik sebuah mobil tanpa sopir yang sanggup mengolah begitu banyak data dengan sangat cepat.

Teknologi real-time map besutan HERE Maps

Dukungan dari ketiga pemilik barunya tentu saja akan sangat membantu HERE dalam mencapai targetnya. Apalagi ketiganya telah setuju untuk memberikan data-data anonim yang dikumpulkan oleh sederet sensor milik mobil produksinya untuk dianalisa dan dimanfaatkan oleh tim HERE Maps.

Namun yang lebih menarik lagi justru adalah kemurahan hati yang dimiliki tim HERE Maps. Jauh dari kata egois, mereka justru ingin menjadi platform pemetaan terbuka yang bisa diakses oleh siapapun, baik yang terlibat dalam industri otomotif ataupun tidak. Pihak-pihak ini dipersilakan untuk memanfaatkan platform terbuka HERE guna menciptakan layanannya sendiri yang sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya masing-masing.

Langkah ini terdengar cukup mengejutkan karena sebagian besar dari kita mungkin berasumsi bahwa Audi, BMW Group dan Daimler tidak mau asetnya diumbar ke publik begitu saja. Pun begitu, dibukanya akses terhadap HERE Maps ini malah berarti akan ada lebih banyak sumber data yang bisa dimanfaatkan oleh timnya, yang pada akhirnya berujung pada peningkatan kualitas layanan pemetaannya.

Jadi seperti itulah visi baru HERE Maps. Teknologi pemetaan real-time yang dikembangkannya jelas dapat mempercepat komersialisasi mobil tanpa sopir. Di saat yang sama, pabrikan otomotif maupun pihak-pihak lainnya juga dipersilakan untuk memanfaatkan teknologi garapan HERE sesuai kebutuhan dan kepentingannya sendiri-sendiri.

Sumber: TheNextWeb dan HERE 360.

RoboRace, Ajang Balapan Perdana untuk Mobil Tanpa Sopir

10 bulan yang lalu, Audi mempertontonkan kepada dunia bahwa mobil tanpa sopir tak hanya bisa mengemudi sendiri, tetapi juga siap diajak balapan. Kini panitia kompetisi balapan mobil elektrik Formula E mengumumkan ketertarikannya untuk menghelat sebuah ajang balapan khusus buat mobil tanpa sopir.

Dinamai RoboRace, ajang ini bakal menjadi pelengkap bagi kompetisi Formula E musim 2016 – 2017. RoboRace bakal mempertemukan 10 tim yang masing-masing bertanggung jawab atas 2 mobil tanpa sopir. 20 mobil tanpa sopir tersebut bakal adu kegesitan selama satu jam di hari dan sirkuit yang sama dengan tiap ajang Formula E yang bakal diselenggarakan.

Menariknya, semua mobil elektrik tanpa sopir yang bertanding mempunyai spesifikasi yang sama persis dan dibuat oleh perusahaan bernama Kinetik. Jadi yang bakal menjadi tantangan untuk setiap tim adalah bagaimana mereka mengembangkan algoritma dan kecerdasan buatan (AI) untuk meraih kemenangan – serupa dengan di Formula E, dimana tantangannya adalah mengoprek baterai agar lebih efisien daripada pesaingnya.

Mobil-mobil ini masih dalam tahap pengembangan awal. Tapi menurut pernyataan perwakilan Kinetik kepada Wired, kecepatan maksimumnya bisa menembus angka 300 km/jam, bahkan lebih cepat daripada mobil-mobil balap Formula E yang mentok di angka 225 km/jam.

RoboRace

Sejauh ini tampaknya masih belum ada tim yang mendaftar, namun Formula E selaku penyelenggara ingin semua perusahaan yang tengah mengembangkan teknologi kemudi otomatis untuk ikut berpartisipasi. Beberapa nama yang menjadi ‘incaran’ adalah Google, Uber, Continental dan Bosch.

Menarik juga untuk diketahui bahwa satu dari sepuluh tim yang bertanding adalah tim crowdsourced. Tim ini bakal diisi oleh komunitas penggiat teknologi dan software. Akan sangat menarik melihat ilmuwan-ilmuwan ‘tanpa nama’ ini adu kecerdasan dengan para jenius bayaran Google, Uber dan lain sebagainya.

Ajang balapan mobil tanpa sopir ini sejatinya bisa membawa dampak positif ke kompetisi balap lainnya, seperti misalnya Formula One. Menurut Mark Preston selaku pimpinan Team Aguri, salah satu tim Formula E, ke depannya mungkin kita bisa melihat safety car yang bisa mengemudi sendiri di ajang tersebut.

Sumber: Formula E, Wired dan The Verge.

Mercedes-Benz Terapkan Strategi Khusus untuk Hadapi Google dan Uber di Era Baru Industri Otomotif

Siapa yang tidak mengenal Mercedes-Benz? Perusahaan asal Jerman ini seringkali dicap sebagai pionir industri otomotif, dan usianya saat ini sudah mencapai hampir satu abad – lebih, kalau perusahaan pendahulunya, Benz & Cie. dan Daimler-Motoren-Gesellschaft, dimasukkan dalam hitungan.

Namun reputasi setenar itu rupanya tidak bisa menjauhkan rasa khawatir akan persaingan industri otomotif yang semakin keras, khususnya yang berasal dari perusahaan teknologi AS yang dalam beberapa tahun terakhir ikut memegang andil besar dalam perkembangan industri. Sebut saja Google dan Uber – atau malah Apple, kalau saja rumornya tidak meleset.

Kehadiran Google dan Uber dinilai cukup ‘mengancam’ buat industri otomotif. Google, seperti yang kita tahu, sudah bertahun-tahun menguji mobil tanpa sopir, sedangkan Uber juga punya misi serupa. Belum lagi layanan yang disediakan Uber juga berpotensi membuat hasrat kepemilikan mobil menurun secara perlahan.

Apa yang sangat ditakutkan oleh Mercedes-Benz maupun pabrikan otomotif lainnya adalah era dimana mobil akhirnya dianggap sebagai suatu komoditas. 20 tahun yang lalu, Google bahkan belum lahir ke dunia, tapi sekarang proyek mobil tanpa sopirnya berhasil mempengaruhi pabrikan-pabrikan otomotif untuk melangkah ke arah yang sama.

Namun bukan pionir namanya kalau saja Mercedes-Benz menyerah dan menggantungkan semuanya pada takdir. Strategi yang mereka terapkan adalah menyerang balik dari segala arah. Produksi mobil konvensional tidak akan dihentikan begitu saja, dan Mercedes-Benz pun turut menyelipkan fitur-fitur kemudi otomatis ke sejumlah model kelas atasnya.

f-015-luxury-02

Mercy pun juga punya konsep mobil tanpa sopir. Proses pengembangannya akan semakin dimatangkan berkat akuisisi layanan peta digital HERE Maps belum lama ini – untuk bisa mengemudi dengan baik, mobil tanpa sopir perlu mendapat gambaran yang tepat atas kondisi jalanan di sekitarnya, dan layanan peta digital ini jelas akan sangat membantu.

Di sisi lain, Mercy rupanya juga ikut mencoba peruntungan di bidang layanan. Lewat perusahaan induknya, Daimler, lahir sebuah layanan car-sharing bernama car2go, yang sejauh ini sudah aktif di 31 kota di seluruh dunia. Layanan taksi privat macam Uber pun juga dilangsungkan, meski konsepnya agak sedikit berbeda dengan target konsumen yaitu anak-anak.

f-015-luxury-03

Laboratorium R&D milik Mercedes-Benz di Amerika juga tidak santai-santai begitu saja. Salah satu proyek yang tengah dikerjakan adalah teknologi kecerdasan buatan (AI) yang sifatnya prediktif. Berkat teknologi ini, nantinya Anda bisa masuk ke mobil di pagi hari, lalu mobil akan tahu bahwa tujuan Anda adalah ke kantor. Navigasi menuju kantor akan segera ditampilkan, dan Anda pun juga akan disambungkan ke asisten pribadi via telepon.

Soal pengembangan teknologi kemudi otomatis, Mercedes-Benz mungkin masih bisa dibilang ketinggalan dibanding Google. Modal riset yang dikerahkan mungkin juga masih kalah besar. Pun demikian, berbekal pengalaman dan ambisi yang kuat, Mercedes-Benz siap bersaing di era baru industri otomotif yang tidak terelakkan.

Sumber: Re/code. Sumber gambar: Mercedes-Benz.

Nissan IDS Concept Punya Interior yang Bisa Berubah Bentuk Ala Transformers

Ajang Tokyo Motor Show 2015 secara alami menjadi tempat yang pas bagi pabrikan-pabrikan otomotif asal Jepang untuk memamerkan inovasinya di bidang mobil elektrik dan mobil tanpa sopir – dua aspek yang menjadi acuan seperti apa mobil di masa depan nanti. Di antara beberapa mobil konsep yang dipamerkan, satu yang menurut saya paling menarik adalah Nissan IDS Concept. Continue reading Nissan IDS Concept Punya Interior yang Bisa Berubah Bentuk Ala Transformers