Regarding Acquisition Rumor, Bareksa Confirms the Ongoing Process to Raise Series B Funding

DealStreetAsia, today, has reported Ovo’s potential acquisition over Bareksa. Acquiring an online based investment platform might be the logic step for emoney platform to gain users and increase managed funds. However, both companies avoid to mention any information regarding this rumor.

Karaniya Dharmasaputra, Bareksa’s Co-Founder and CEO said to DailySocial, “The thing we agreed on to date is Bareksa-OVO partnership [announced last March] to make new innovations through synergy of e-money and e-investing in Indonesia.”

“Regarding investment, Bareksa is in its second fundraising [Series B] and in an intensive discussion with some potential investors. It’ll be used to scale up and expand Bareksa’s business and penetration,” he said

We try to confirm with Ovo team and received similar answer. Although, a party revealed the acquisition process is already ongoing. Ovo is previously rumored to acquire Taralite financing platform.

Bareksa is currently in a strategic partnership with two popular marketplace platforms, Bukalapak and Tokopedia, to speed up the mutual fund access for public. According to the Indonesia’s Association of Investment and Mutual Fund Consumer (APRDI) per December 2018, there are 995 thousand mutual fund investors registered and to be reached 1.49 million this year with managed fund (AUM) up to Rp565-580 trillion.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Tanggapi Rumor Akuisisi, Bareksa Ungkap Sedang Proses Galang Dana Seri B

Hari ini DealStreetAsia mengungkap potensi akuisisi Ovo terhadap Bareksa. Kepemilikan platform investasi berbasis online menjadi suatu langkah logis bagi platform uang elektronik dalam mendorong jumlah pengguna dan meningkatkan dana kelolaan. Meskipun demikian, ketika dikonfirmasi, kedua belah pihak sejauh ini menampik adanya proses tersebut.

Kepada DailySocial, Co-Founder dan CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra mengatakan, “Yang sudah disepakati sejauh ini adalah Bareksa-OVO partnership [diumumkan Maret lalu] untuk membuat terobosan baru berikutnya dengan menyinergikan e-money and e-investing di Indonesia.”

“Mengenai investment, Bareksa memang sedang melakukan second fundraising [Seri B] dan sedang berbicara secara intensif dengan beberapa strategic investor potensial. Akan digunakan untuk scale up dan expand Bareksa’s business and penetration,” ujarnya.

Pihak Ovo yang kami konfirmasi juga mengungkapkan pernyataan senada. Meskipun demikian, ada pihak yang menyatakan proses akuisisi tersebut sudah berjalan. Sebelumnya Ovo juga dikabarkan telah mengakuisisi platform pembiayaan Taralite.

Bareksa saat ini telah menjalin kemitraan strategis dengan dua platform marketplace ternama, Bukalapak dan Tokopedia, untuk mendorong kemudahan kepemilikan akun reksa dana bagi masyarakat. Menurut data Asosiasi Pelaku Reksadana dan Investasi Indonesia (APRDI) per Desember 2018, jumlah investor reksa dana yang terdaftar mencapai 995 ribu orang dan diharapkan tahun ini jumlahnya mencapai 1,49 juta orang dengan target dana kelolaan (AUM) mencapai Rp565-580 triliun.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Ovo Umumkan Kemitraan dengan Platform Fintech Bareksa, Taralite, dan Do-It

Ovo mengumumkan kemitraan strategis dengan tiga perusahaan fintech Bareksa, Taralite, dan Do-It dalam rangka merealisasikan ambisinya sebagai platform fintech dengan ekosistem terbuka. Dalam keterangan resmi, pihak Ovo tidak memberikan konfirmasi langsung terkait kabar berinvestasinya perusahaan ke Taralite.

“Kemitraan ini merupakan bentuk nyata komitmen Ovo untuk menghadirkan layanan finansial yang mampu merangkul seluruh masyarakat Indonesia. [..] Ovo terus menghadirkan solusi untuk menjawab kebutuhan pengguna dan merchant serta tercapainya inklusi keuangan yang berkesinambungan,” kata CEO Ovo Jason Thompson, Selasa (19/3).

Langkah strategis ini, sambungnya, mempertegas cakupan layanan Ovo di luar pembayaran, menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia untuk memperoleh pembiayaan yang cepat dan dapat diandalkan. Demikian pula untuk pelaku UKM yang kini berkesempatan memperoleh modal pengembangan usaha.

Secara terpisah, Co-Founder dan CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra mengonfirmasi bahwa ini hanya sebatas kemitraan strategis, sehingga tidak ada investasi khusus yang diberikan Ovo kepada perusahaan.

“Ini dalam rangka kolaborasi atau sinergi bisnis. [Selain dengan Ovo] Kami beberapa waktu ini sedang melakukan penjajakan strategic partnership dengan beberapa pihak untuk scaling up bisnis Bareksa ke depan,” ujarnya kepada DailySocial.

Dia melanjutkan, teknis implementasi dengan Ovo masih dalam proses pematangan. Bareksa juga bermitra dengan Tokopedia untuk produk reksa dana online.

Buat Do-It, kemitraan ini menandai momen penting perusahaan untuk mempercepat laju pertumbuhan. Sementara Taralite, lewat kolaborasi antara Ovo dan Tokopedia (lewat Ovo PayLater), menjadi peluang untuk menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia yang belum memperoleh layanan finansial secara optimal.

“Sebagai platform pinjaman online terpercaya, kerja sama ini akan diharapkan mampu meningkatkan pemerataan akses terhadap ekonomi digital,” ujar CEO Taralite Abraham Viktor.

Ovo is Rumored to Acquire P2P Lending Platform Taralite

Ovo, one of the leading players in the digital payment sector, is rumored to acquire a peer-to-peer lending service Taralite. The acquisition is set to help Ovo provide various payment products for buyers and merchants in the Ovo ecosystem.

Taralite CEO, Abraham Viktor, is still the CEO as quoted from KrAsia. Although, he also involved in Ovo’s operational as the Head of Strategy & Innovation Lab.

Taralite is a fintech company founded in 2015. They offer solution that focuses on capital lending for online sellers/merchants without banking access.

The last time Taralite received a funding is in 2017 from SBI Group of Rp84 billion rupiah. They also formed partnerships with some online platforms, such as Tokopedia, Lazada, Doku, Hacktiv8, and Jurnal.

Earlier this year, Ovo and Taralite partnered up to introduce Ovo PayLater for Tokopedia platform. According to our source, there will be more payment products delivered from these collaboration.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Ovo Dikabarkan Telah Akuisisi Platform P2P Lending Taralite

Ovo, salah satu pemain unggulan di sektor pembayaran digital, dikabarkan telah mengakuisisi Taralite, sebuah layanan peer-to-peer lending. Rencananya akuisisi ini akan membantu Ovo menyediakan berbagai produk pembiayaan bagi pembeli dan merchant dalam ekosistem Ovo.

CEO Taralite Abraham Viktor, seperti dikutip dari KrAsia, tetap menjadi CEO perusahaan. Meskipun demikian, ia juga terlibat di dalam operasional Ovo sebagai Head of Strategy & Innovation Lab.

Taralite sendiri merupakan perusahaan teknologi finansial yang berdiri sejak tahun 2015 silam. Solusi yang ditawarkan Taralite fokus pada pemberian pinjaman modal untuk pedagang online/merchant yang tidak dapat difasilitasi bank.

Taralite terakhir kali mendapatkan pendanaan pada tahun 2017 dari SBI Group senilai Rp 84 miliar rupiah. Taralite juga menjalin kerja sama dengan beberapa platform online seperti Tokopedia, Lazada, Doku, Hacktiv8, dan Jurnal.

Awal tahun ini Ovo dan Taralite bekerja sama menghadirkan metode pembayaran Ovo PayLater untuk platform Tokopedia. Menurut sumber kami, akan lebih banyak lagi produk-produk pembiayaan yang akan dihasilkan dari kedua entitas ini.

Application Information Will Show Up Here

Tokopedia Is Now Provide Virtual Credit Card “Ovo PayLater”

Tokopedia is to broaden partnership with Ovo in improving services by releasing Ovo PayLater, virtual credit card for Tokopedia transaction.

In DailySocial observation, since first established in early January 2768019, it hasn’t reached all users. Tokopedia has nothing to say regarding this issue.

In its website, Ovo PayLater is described as a new payment method in a form of credit limit to pay for transaction on Tokopedia app or website. The credit limit provided by fintech lending startup, Taralite.

However, it is not to be used for credit installment, credit card bill, gift card, e-money, donation, alms, mutual funds, and gold. In order to use this facility users need to upload ID Card and take a selfie with it. The result will be in 1×24 hrs.

In case the submission approved, users will get credit limit and it’s available for minimum transaction of Rp10 thousand. There is 5% administration fee for every transaction using Ovo PayLater.

It will be collected on the 27th every month. Users can choose for partial or full payment. This concept is familiar with credit card transaction in general. There will be 0,1% interest per day past the due date.

Ovo PayLater is currently available for Tokopedia users in Jabodetabek, Bandung, and Surabaya for minimum 4 months registered account.

Taralite, before Ovo PayLater, also partnered up with tech company, such as Tokopedia, Lazada, Doku, Hacktiv8, and Jurnal. However, this service intends to be used for productive business development.

Previously, Ovo’s CPO, Albert Lucius has declared to broaden financial services, from insurance, online installment without credit card, and online loan. All those will be introduced in parallel in 2019’s first quarter.

In other words, Ovo has announced two partnerships, with Taralite for online installment without credit card, and Do-It for online loan.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Tokopedia Mulai Gulirkan Kartu Kredit Virtual “Ovo PayLater”

Tokopedia semakin memperluas kemitraannya dengan Ovo untuk meningkatkan pelayanan kepada para penggunanya dengan merilis Ovo PayLater, kartu kredit virtual untuk pembayaran transaksi di Tokopedia.

Menurut pantauan DailySocial, sejak pertama kali dirilis di awal Januari 2019, belum seluruh pengguna menerima fasilitas tersebut. Pihak Tokopedia pun belum bersedia memberikan pernyataan resmi terkait hal ini.

Melihat dari penjelasan di situsnya, Ovo PayLater adalah metode pembayaran terbaru dalam bentu kredit limit untuk membayar transaksi di situs atau aplikasi Tokopedia saja. Kredit limit yang disediakan Ovo PayLater ini berasal dari Taralite, startup fintech lending.

Hanya saja, kredit limit ini tidak bisa digunakan untuk pembayaran angsuran kredit, tagihan kartu kredit, gift card, e-money, donasi, zakat, reksa dana dan emas. Untuk mengajukan fasilitas ini, pengguna cukup melakukan verifikasi dengan mengunggah KTP dan swafoto dengan KTP. Hasil pengajuan akan diberitahu dalam 1×24 jam.

Begitu pengajuan diterima, pengguna akan mendapat kredit limit dan menggunakannya untuk minimum transaksi sebesar Rp10 ribu. Ada biaya layanan sebesar 5% untuk pengguna setiap kali transaksi pakai Ovo PayLater.

Penagihan akan diajukan setiap tanggal 27 setiap bulannya. Pengguna dapat memilih mau bayar penuh atau sebagian. Konsep ini sangat familiar ketika bertransaksi dengan kartu kredit pada umumnya. Jika ada keterlambatan pembayaran, maka pengguna dikenakan bunga 0,1% per hari.

Ovo PayLater untuk sementara baru bisa dinikmati oleh pengguna Tokopedia yang berdomisili di Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya dengan minimal umur akun empat bulan.

Taralite sendiri, sebelum menjadi mitra untuk Ovo PayLater, juga bermitra dengan perusahaan teknologi seperti Tokopedia, Lazada, Doku, Hacktiv8, dan Jurnal. Namun layanan yang disediakan ini lebih diarahkan untuk pengembangan usaha produktif.

Dalam kesempatan sebelumnya, CPO Ovo Albert Lucius sudah menjelaskan tahun ini Ovo akan perluas layanan finansial, mulai dari asuransi, cicilan online tanpa kartu kredit, dan pinjaman online. Seluruh layanan ini akan hadir secara paralel di kuartal pertama tahun 2019.

Dengan kata lain, sudah ada dua kemitraan yang sudah diumumkan Ovo yakni dengan Taralite untuk cicilan online tanpa kartu kredit, dan Do-It untuk pinjaman online.

Application Information Will Show Up Here

Jadi Mitra Ovo, Platform P2P Lending Do-It Siap Layani Seluruh Indonesia

Startup p2p lending Do-It siap mengembangkan layanannya ke seluruh Indonesia berkat kemitraannya dengan Ovo sebagai penyalur pinjaman online, baik channel online maupun offline. Do-It akan menjangkau 115 juta basis pengguna Ovo di 300 kota agar semakin kenal dengan layanan fintech lending.

“Tujuan kerja sama ini adalah meningkatkan awareness publik akan teknologi finansial, yang pada akhirnya dapat membantu mewujudkan inklusi keuangan. Pada tahap ini, kami bekerja sama dengan Ovo untuk menjangkau 115 juta basis pengguna Ovo di 300 kota agar bisa tersentuh produk pinjaman online Do-It,” terang Direktur Do-It Kadi kepada DailySocial.

Kadi tidak merinci lebih lanjut bagaimana bentuk nyata dari kemitraan ini. Kemungkinan besar, Do-It akan tersedia di aplikasi Ovo dan pengguna bisa langsung memanfaatkan layanan Do-It langsung dari sana.

Dari pantauan DailySocial, Ovo sudah mengirim notifikasi kepada para penggunanya yang terpilih terkait layanan Do-It. Namun sejauh ini belum tersedia langsung dalam aplikasi Ovo, sehingga untuk pengajuan pinjaman masih diarahkan ke aplikasi Do-It.

Notifikasi dari Ovo untuk perkenalan layanan Do-It / DailySocial
Notifikasi dari Ovo untuk perkenalan layanan Do-It / DailySocial

Rencana ini sebelumnya pernah disinggung CPO Ovo Albert Lucius yang menyebut Ovo akan melengkapi layanan finansial meliputi asuransi, cicilan online tanpa kartu kredit, dan pinjaman online. Seluruh layanan tersebut akan paralel hadir pada kuartal pertama tahun ini lewat kemitraan dengan berbagai perusahaan.

Kadi menjelaskan untuk dukung kemitraan ini, pihaknya berkomitmen akan terus memberikan edukasi kepada lebih banyak orang lewat roadshow dan membuat acara di berbagai lokasi. Tahun lalu Do-It melakukan kegiatan di 12 kota di Jawa, Sumatera, Bali, dan Sulawesi.

“Tahun ini kami akan lebih meningkatkan edukasi keuangan di bagian Indonesia Timur.”

Model bisnis Do-It

Tim Do-It / Do-It
Tim Do-It / Do-It

Do-It sudah berdiri sejak 1 Februari 2018 dan telah mengantongi surat terdaftar dari OJK per tanggal 23 Mei 2018. Untuk model bisnisnya, Do-It tidak hanya memberikan kredit yang sifatnya konsumtif juga produktif. Nasabah bisa memanfaatkan dana yang mereka terima untuk bangun usaha.

“Fokus kami selalu memberikan yang terbaik kepada pengguna, di mana pemilik dana akan mendapatkan imbal hasil yang menarik dan calon peminjam bisa memperoleh dana talangan dengan cepat.”

Dari penjelasannya, Do-It memberikan pinjaman dana cepat dengan nominal dari Rp600 ribu sampai Rp1 juta dengan tenor 7 hari-14 hari. Bunga tahunan yang dipatok tidak melebihi 10,4%. Ambil contoh, untuk pinjaman sebesar Rp1,2 juta beban bunga yang diberikan adalah 1,4%. Ketika jatuh tempo tiba maka nasabah harus membayar Rp1,216 juta.

Dokumen yang dibutuhkan untuk mengajukan pinjaman hanya KTP nasabah, tanpa agunan sama sekali. Lalu mengisi kelengkapan informasi lainnya lewat aplikasi Do-It, seperti nomor handphone, pendapatan yang mapan, dan akun bank. Kemudian mengisi jumlah dan durasi pinjaman yang diinginkan. Seluruh proses ini diklaim hanya butuh waktu 5 menit saja.

“Do-It didukung dengan teknologi yang canggih, sesuai moto kami yaitu aman, cepat, dan nyaman. Setelah pengajuan pinjaman, pencairan hanya dalam hitungan menit. Selain itu, tim desk collection kami bekerja sesuai aturan OJK. Kenyamanan nasabah sangat kami utamakan.”

Setelah masuk ke proses analisa dalam kurun waktu 1 hari, apabila nasabah lolos dana akan langsung ditransfer ke rekening bank. Juga mengirimkan hasil verifikasi lewat SMS. Apabila ada keterlambatan pembayaran, nasabah akan dikenakan denda 1% dari total pinjaman dalam tiga hari pertama. Jika nasabah baru bisa bayar di hari berikutnya (hari ke-4), denda naik jadi 4%.

Adapun untuk pemberi pinjaman, Do-It memberi imbal hasil sebesar 14%-18% per tahun sesuai dengan tingkat risikonya. Untuk registrasinya, minimal harus berusia 18 tahun, berdomisili pajak di Indonesia dengan memberikan bukti NPWP, dan KTP.

Tanpa menyebut angka spesifik, Kadi menerangkan hingga Desember 2018 Do-It telah melayani lebih dari 60 ribu nasabah di 30 provinsi di Indonesia.

Ovo Bermitra dengan Polres Mojokerto, Bayar SIM dan SKCK Bisa Non-Tunai

Sebagai e-money yang tengah naik daun, Ovo berusaha terus meningkatkan jangkauan layanan. Teranyar mereka baru saja menjalin kerja sama dengan Polres Mojokerto untuk menghadirkan kemudahan pembayaran SIM dan SKCK secara non-tunai.

Namun inisiatif ini bukan yang pertama atau satu-satunya, sebelumnya platform lain seperti Go-Pay juga telah menjalin kemitraan dengan instansi publik untuk menghadirkan layanan serupa. Standardisasi QR code untuk transaksi pembayaran membuat penetrasi layanan e-money lebih terbuka.

Ovo sendiri saat ini mengklaim telah hadir di 303 kota di Indonesia dan terpasang di 115 juta perangkat pengguna. Kerja samanya dengan Polres Mojokerto diharapkan memberikan pilihan yang lebih praktis, aman dan efisien untuk keperluan terkait.

“Kerja sama ini mempertegas komitmen Ovo untuk berperan aktif dalam mendukung terwujudnya ekosistem non-tunai yang inklusif, terutama di Mojokerto. Dengan hadirnya Ovo untuk pembayaran layanan pubik, ada semakin banyak tempat yang menerima Ovo dan pada akhirnya mengajak masyarakat untuk menjadi bagian dari gerakan non-tunai,” jelas Direktur Ovo Johnny Widodo.

Mengutip dari Fintech Report 2018 yang diterbitkan oleh DailySocial, layanan Ovo termasuk e-money yang paling populer di Indonesia. Bersaing ketat dengan Go-Pay, Dana dan Tcash. Selain promo diskon, memang cara yang tepat untuk meningkatkan pengguna layanan e-money ialah dengan memperluas ekosistem pembayarannya itu sendiri.

 

Application Information Will Show Up Here

Warung Pintar Announces Series B Funding Worth of 390 Billion Rupiah

A startup of “new retail” platform developer, Warung Pintar, today (1/21) announced series B funding worth of $27.5 million, equivalent with 390 billion rupiah. Funding was acquired from the previous investors, SMDV, Vertex, Pavilion Capital, Line Ventures, Digital Garage, Agaeti, Triputra, Jerry Ng, and EV Growth. Participated also in this round, digital wallet developer under Lippo Group, Ovo.

Previously, Warung Pintar has received seed funding worth of 55 billion rupiah in early 2018. Later on, in the mid-year, they announce advanced funding worth of 57 billion rupiah. In 2018, the startup under East Venture has more than 1150 kiosk partners in all over Jabodetabek. Some strategic partnerships are held, with Ovo, Go-Pay, and Flock.

Agung Bezharie Hadinegoro, Warung Pintar’s Co-Founder and CEO said the company has vision to be a “golden standard” for micro entrepreneurs in Indonesia. Until now, Warung Pintar has increased partners income up to 41%.

OVO’s CEO, Jason Thompson added, Warung Pintar’s proposition resonates with OVO’s main focus to empower SMEs in Indonesia, it’s an important part of financial inclusion.

As Warung Pintar‘s Chairman, Willson Cuaca emphasized on the startup, as one with fastest development in East Ventures’ portfolio. The funding round is considered to close very fast.

Warung Pintar, after this round, intends to expand kiosk up to 5000 units in 2019. They’ll also expand network outside Jabodetabek, starts from Banyuwangi.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian