Startup Fintech Hijra Tempuh PHK Demi Jaga Pertumbuhan

Startup fintech Hijra (sebelumnya ALAMI) menempuh jalur PHK. Manajemen berdalih langkah ini diambil untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang perusahaan.

Tidak disebutkan jumlah karyawan yang terdampak dan berlaku untuk divisi mana saja. Hijra sendiri merupakan ekosistem grup fintech, terdiri dari p2p lending ALAMI, Hijra Bank, ARQAM Accelerator, dan ALAMI Institute.

Dalam keterangan resmi yang disampaikan manajemen, ini adalah pertama kalinya mengambil keputusan yang paling menantang tersebut. Selama pandemi di tiga tahun terakhir, perusahaan memastikan untuk mempertahankan karyawannya di saat banyak perusahaan sudah memangkas jumlah karyawan.

“Namun, keadaan telah berubah. Didorong oleh komitmen kami terhadap keberlanjutan jangka panjang, kami dengan cermat menjajaki langkah-langkah penting, termasuk mengoptimalkan ukuran organisasi untuk meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan,” ucap manajemen Hijra.

Mereka menilai, langkah strategis ini memungkinkan pihaknya untuk melanjutkan inovasi produk, memberikan layanan optimal kepada pengguna, dan menciptakan dampak yang lebih besar bagi masyarakat luas. Dipastikan pula bahwa keputusan PHK ini tidak akan memengaruhi produk atau layanannya.

Kepada karyawan terdampak, perusahaan menyiapkan dukungan finansial dan non-finansial yang komprehensif untuk menjadikan perjalanan karier yang lebih lancar.

Secara grup, sepanjang tahun lalu perusahaan mengantongi dua investasi berbentuk ekuitas dan satu berbentuk debt. Yakni, ParagonCorp dengan nominal dirahasiakan pada Desember 2022, pendanaan Pra-Seri B dari Growth Fund dan partisipasi dari Capria Ventures pada Oktober 2022, dan pendanaan debt senilai $30 juta dari Lendable pada April 2022.

Hijra didirikan pada 2018 dengan kantor pusat di Jakarta. Startup ini memegang lisensi untuk p2p lending syariah dan perbankan syariah digital. Pada kuartal I 2023, Hijra telah menyalurkan pembiayaan sekitar $300 juta kepada lebih dari 10,000 usaha UMKM di seluruh Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Pluang PHK 10% Karyawan, Ingin Fokus ke Bisnis Utama

Startup wealthtech Pluang merumahkan (PHK) sebanyak 10% karyawan yang berada di Indonesia, Singapura, dan India. Seluruh divisi ikut terdampak atas keputusan tersebut.

Dalam keterangan resmi yang disampaikan pada hari ini (18/8), Co-founder Pluang Claudia Kolonas menyampaikan perekonomian global yang masih berada dalam tekanan memiliki korelasi yang sangat erat dengan kinerja pasar keuangan, khususnya sektor investasi. Perusahaan pun tidak kebal terhadap situasi yang tidak menentu tersebut.

Manajemen pun mengambil langkah vital berdasarkan hasil evaluasi dan peninjauan menyeluruh terhadap tujuan strategis perusahaan. Mulai dari pemantapan bisnis inti perusahaan, penyusunan ulang prioritas, optimalisasi, biaya operasional, hingga restrukturisasi organisasi yang berdampak kepada pemutusan hubungan kerja terhadap 10% karyawan.

Dalam data terakhir yang diungkap perusahaan, jumlah karyawan per tahun lalu mencapai lebih dari 300 orang.

“Rangkaian upaya ini dilakukan untuk memberikan ruang gerak yang cukup untuk mengantisipasi tantangan dan ketidakpastian ekonomi guna menjaga masa depan pertumbuhan dan kinerja perusahaan yang berkesinambungan,” kata Claudia.

Claudia juga menyampaikan simpati sekaligus apresiasinya terhadap karyawan yang terdampak karena kesuksesan Pluang sebagai aplikasi investasi multi-asset tidak dapat dicapai tanpa dukungan mereka. Ia pun memastikan karyawan yang terdampak mendapatkan kompensasi yang adil dan sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan, perpanjangan masa asuransi untuk karyawan dan keluarga, dan dukungan untuk bekerja di luar Pluang.

“Pluang akan terus menjaga dan meningkatkan kualitas layanan serta kenyamanan dan keamanan para pengguna Pluang dalam berinvestasi, diversifikasi aset, dan melakukan aktivitas trading.”

Sebagai aplikasi investasi, Pluang memosisikan dirinya sebagai penyedia multi-asset, berbeda dengan aplikasi kebanyakan di pasar. Disebutkan saat ini, Pluang menyediakan akses pada lima kelas aset investasi seperti Emas Digital, indeks dan Saham AS, Aset Kripto, dan Reksa Dana. Total pengguna terdaftarnya tembus ke angka 10 juta orang.

Berbagai inovasi terus dilakukan perusahaan untuk akses yang merata bagi para investor ritel Indonesia untuk mengambil bagian di pasar keuangan global. Salah satunya adalah memberikan akses ke pasar saham Amerika Serikat (S&P 500), melalui micro e-mini S&P 500 index futures yang ditransaksikan pada bursa Chicago Mercantile Exchange (CME).

Application Information Will Show Up Here

Optimasi Operasional, Bukalapak PHK Karyawannya

PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) melakukan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawannya sejak akhir Juli 2023. Pertama kali dilaporkan oleh Tech in AsiaBukalapak memangkas karyawan mereka dari divisi layanan pelanggan, Mitra Bukalapak, hingga engineering.

Ini jadi gelombang kedua, setelah sebelumnya perusahaan juga melakukan efisiensi (100-an) jumlah pegawai pada tahun 2019 lalu.

Dihubungi DailySocial.id, perwakilan Bukalapak menolak memberikan detail terkait alasan PHK dan jumlah karyawan yang terdampak. Pihaknya menyatakan bahwa perusahaan kini tengah melakukan optimasi operasional dan terus melakukan evaluasi terhadap kinerjanya.

Senior Vice President of Talent Bukalapak Suryo Sasono mengungkap bahwa evaluasi ini ditindaklanjuti dalam bentuk rencana perubahan di berbagai area, termasuk aspek produk, teknologi, proses, dan kebutuhan sumber daya. 

“Bukalapak senantiasa melakukan evaluasi terhadap kinerja kami agar dapat memenuhi kebutuhan para pengguna kami dengan lebih baik serta mengoptimisasi hal-hal operasional kami. Dalam pelaksanaannya, segala perubahan memiliki tantangannya tersendiri, tapi kami percaya hal ini diperlukan untuk memastikan keberlanjutan bisnis kami dalam jangka panjang,” tulis Suryo, Rabu (9/8).

Berdasarkan laporan keuangan di semester I 2023, Bukalapak mengalami rugi bersih sebesar Rp389,27 miliar, anjlok dari pencapaian laba bersih senilai Rp8,59 triliun di periode sama tahun lalu. Sementara, pendapatannya naik 28,9% menjadi Rp2,18 triliun dibanding semester I 2022.

Dalam pernyataan resminya baru-baru ini, Presiden Bukalapak Teddy Oetomo mengungkap bahwa, “kami sangat puas dengan hasil kinerja ini karena kami dapat mempertahankan pertumbuhan pendapatan yang kuat dan peningkatan menuju profitabilitas di semua segmen kami, sambil tetap menjaga kondisi keuangan yang kuat. Maka itu, kami tetap yakin untuk tetap mengacu pada proyeksi kami dalam mencapai keuntungan pada akhir tahun dengan basis adjusted EBITDA.”

Hingga semester I 2023, DailySocial.id mencatat lebih dari sepuluh perusahaan teknologi di Indonesia melakukan perampingan organisasi melalui PHK. Jumlah PHK terbesar diambil oleh dua perusahaan e-commerce, yakni GoTo sebanyak 600 karyawan dan Shopee Indonesia sebanyak 500 karyawan.  

Keputusan PHK ini ditempuh dalam rangka mendorong efisiensi bisnis dan mengejar profitabilitas yang solid di tengah situasi makro ekonomi yang tidak menentu.

Application Information Will Show Up Here

Grup Modalku Rumahkan 38 Karyawan di Indonesia

Funding Societies atau Grup Modalku mengumumkan perampingan operasional bisnis yang berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 38 orang dari total 214 karyawannya di Indonesia. Keputusan ini ditempuh lantaran kondisi ekonomi makro yang kurang baik sehingga berdampak terhadap pengguna layanan.

Dalam pernyataan resminya, Grup Modalku memastikan karyawan yang terdampak akan menerima kompensasi sesuai regulasi yang berlaku. Ragam penyesuaian, seperti akses terhadap asuransi kesehatan hingga akhir tahun, dukungan mental health, penulisan CV, pelatihan interview, dan surat rekomendasi akan disediakan.

Perusahaan juga menyatakan keputusan ini diambil untuk menyesuaikan prioritas bisnis saat ini dan masa depan, yakni memberikan dukungan kepada UMKM, baik pendanaan maupun pembayaran, sambil melakukan transisi menuju bisnis yang lebih ramping. Pihaknya akan fokus pada pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan.

Setelah resmi masuk ke layanan multifinance pada akhir 2022, Grup Modalku belum lama ini juga meluncurkan layanan Modal Proyek yang memfasilitasi pendanaan tambahan bagi perusahaan atau vendor e-catalogue dan LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik).

Hingga saat ini, perusahaan telah menyalurkan pendanaan lebih dari $3,2 miliar atau sekitar Rp49 triliun dalam 5 juta transaksi pendanaan UKM di seluruh operasional bisnis. Sekitar 100 ribu pengusaha berhasil menjaga tingkat default di bawah 2%.

Gelombang baru efisiensi

Meskipun Covid-19 sudah tidak lagi berstatus pandemi global, dampaknya masih terasa hingga saat ini. Banyak perusahaan teknologi yang masih melakukan PHK dikarenakan kondisi ekonomi global yang memburuk, terlihat dari tingginya angka inflasi dan kenaikan suku bunga. Kondisi ini membuat iklim investasi memburuk secara signifikan.

Selain Modalku, beberapa startup fintech sudah lebih dulu mengumumkan efisiensi bisnisnya, termasuk Ayoconnect (FaaS) yang memangkas 10% dari total karyawannya di Indonesia dan Qoala (insurtech) yang merumahkan 80 orang karyawannya di Indonesia dan Malaysia.

Langkah efisiensi juga ditempuh P2P lending Akseleran, yang mana situasi ini memaksa perusahaan menunda pelaksanaan IPO dari rencana semula pada 9 Agustus 2023 menjadi 2024. Hal ini dipicu oleh belum adanya investor strategis yang tepat untuk mendukung aksi korporasi tersebut. Akseleran juga melakukan restrukturisasi internal dengan melakukan PHK 60 karyawan.

Ketidakpastian kondisi makro ekonomi kerap dijadikan kambing hitam atas langkah restrukturisasi dan efisiensi sejumlah pelaku startup. Perusahaan teknologi didorong untuk segera melakukan penyesuaian terhadap fokus serta kebutuhan bisnis demi menemukan lajur menuju profitabilitas. Sementara itu, investor dipantau semakin ketat dalam memberi pendanaan.

Berdasarkan data publik yang dicatat DailySocial.id, di semester ganjil tahun ini terdapat sekitar 73 pendanaan startup diumumkan ke publik (34 transaksi disebutkan nominalnya) dengan nilai $707 juta. Angka ini merosot 74% dari periode yang sama tahun lalu dengan 149 transaksi pendanaan (99 transaksi diumumkan nilainya) atau dengan nilai $2,69 miliar.

Startup Proptech Lamudi PHK Sejumlah Karyawan

Startup proptech Lamudi Indonesia mengumumkan efisiensi bisnis untuk mencapai keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang. Efisiensi ini mencakup pengurangan sejumlah karyawan (PHK) di beberapa divisi.

CEO Lamudi Indonesia Mart Polman mengungkap bahwa tidak mudah mengambil keputusan untuk melakukan restrukturisasi organisasi ini.

“Namun, penting bagi perusahaan untuk terus memberikan penawaran yang terbaik bagi pengembang [properti], bank, maupun 30.000 agen properti yang bekerja sama dengan kami. Dengan ini, Lamudi dapat terus menghadirkan layanan yang kompetitif sebagai perusahaan properti teknologi terdepan di Indonesia,” ujarnya.

Bagi karyawan yang terdampak dalam restrukturisasi ini, Lamudi berkomitmen untuk memberikan dukungan terbaik, berupa dukungan finansial, kesehatan sesuai peraturan yang berlaku, dan program outplacement untuk membantu karyawan terdampak menemukan pekerjaan berikutnya.

Terlepas dari keputusan PHK ini, Lamudi mengklaim telah mengalami pertumbuhan signifikan dalam dua tahun terakhir. Lamudi mencatat kenaikan jumlah pelanggan berbayar sebesar 185% serta pendapatan sebesar 88%.

Akhir 2022 lalu, perusahaan mengakuisisi bisnis properti OLX Indonesia di mana kedua platform kini bersama-sama melayani lebih dari 22 juta pengunjung dan menerima lebih dari 1,35 juta listing properti baru setiap bulannya.

Lamudi Indonesia didirikan pada Februari 2014, lalu diakuisisi oleh Dubizzle Group (semula EMPG) pada 2020 yang merupakan grup proptech global, menaungi lima brand terkemuka di Timur Tengah, Afrika Utara, Asia Selatan, dan Asia Tenggara.

Restrukturisasi startup

Restrukturisasi adalah proses yang cukup menantang, tetapi penting bagi startup yang sedang mengalami pertumbuhan. Meski dapat berujung pada PHK, restrukturisasi sering kali didorong oleh kebutuhan untuk beradaptasi, optimalisasi sumber daya, dan keberlanjutan bisnis jangka panjang.

Platform proptech saat ini menghadirkan solusi di luar bisnis inti demi mencapai bisnis yang berkelanjutan. Tidak lagi hanya bermain pada listing dan transaksi yang tradisional, platform layanan proptech di Indonesia menawarkan solusi inovatif yang mencakup berbagai aspek siklus properti.

Mulai dari Kabina yang fokus pada penyederhanaan proses konstruksi dengan memanfaatkan modularitas, pra-fabrikasi, dan bahan utama kayu. Lalu, ada Tanaku yang membangun platform untuk fasilitasi pembelian dan transaksi properti secara online; IDEAL dan Ringkas yang berambisi ingin mendemokratisasi proses pengajuan KPR dan memfasilitasi kredit untuk hunian.

Pinhome saat ini juga makin banyak menghadirkan opsi menarik kepada target pengguna, mulai dari program KPR berjenjang hingga solusi pencarian dan perawatan rumah.

Sementara itu Travelio mengklaim terus mengalami pertumbuhan yang positif dengan 600 staf, dan tidak pernah melakukan PHK sejak pandemi. Travelio membidik EBITDA disesuaikan dapat positif pada akhir 2023.

Lummo Dikabarkan PHK Mayoritas Karyawan

Lummo, startup penyedia SaaS untuk penghubung bisnis, dilaporkan melakukan aksi PHK dengan skala besar bulan ini. Disebutkan ada potensi 99-100% karyawan dirumahkan. Meskipun demikian, entitas bisnis tetap beroperasi dan tidak dalam kondisi pailit.

Strategi serupa pernah dilakukan startup quick commerce Bananas tahun lalu yang mengubah bisnis perusahaan dengan nama baru tapi dengan entitas legal dan para investor yang sama.

Menurut info yang kami terima, ada potensi perubahan bisnis / pivot yang dilakukan startup yang memperoleh pendanaan total sekitar $149 juta (lebih dari 2,2 triliun Rupiah), termasuk VC yang didukung Pendiri Amazon Jeff Bezos di putaran pendanaan Seri C.

DailySocial.id telah mencoba menghubungi pihak perusahaan, tapi mereka menolak memberikan pernyataan resmi.

Berdasarkan pantauan terakhir di LinkedIn, sejumlah karyawan Lummo telah menampilkan status #OpentoWork di laman profilnya. Sebelumnya, Lummo sempat memangkas 100 karyawan pada akhir Juni 2022 dan menghentikan ekspansi layanan LummoShop.

Pada awal 2020, Lummo yang sebelumnya bernama BukuKas, telah melakukan rebranding TOKKO yang berada di bawah BukuKas, dan juga ikut di-rebranding menjadi LummoSHOP. Pihaknya berujar, perubahan nama ini menandai ambisi Lummo untuk menjadi top of mind solusi UMKM. Nama BukuKas dinilai kurang mengaspirasi visi perusahaan untuk menjangkau lebih banyak segmen UMKM.

PHK Startup

Aksi PHK masih terus berlanjut di awal 2023. Berdasarkan catatan kami, terdapat sembilan startup di Tanah Air yang melakukan perampingan organisasi di sepanjang kuartal I 2023, termasuk GoTo, Zenius, dan Shopee Indonesia.

Startup Jumlah Karyawan Terdampak Bulan
Segari 24%  Jan 2023
OLX Autos 300 orang Jan 2023
Moladin 360 orang Feb 2023
Zenius N/A Feb 2023
Fazz Financial N/A Maret 2023
Shopee Indonesia 500 orang Maret 2023
GoTo 600 orang Maret 2023
Shox Rumahan 100% Maret 2023
Lummo N/A Maret 2023

Sumber: Diolah oleh DailySocial.id

Sementara, Startup Report 2022 melaporkan ada sebanyak 20 startup Indonesia yang melakukan layoff. Beberapa di antaranya pivot ke bisnis baru. Startup quick commerce Bananas adalah salah satunya yang mengaku gagal dalam menemukan unit ekonomi yang cocok.

Sumber: Startup Report 2022

Langkah efisiensi yang ditempuh startup tak lepas dari faktor ketidakpastian ekonomi di tengah krisis global. Pelaku startup merestrukturisasi bisnisnya untuk mengantisipasi sulitnya mendapatkan dana baru untuk operasional.

Application Information Will Show Up Here

Startup Social Commerce “Shox” Resmi Tutup dan PHK Seluruh Karyawan [Updated]

Startup social commerce Shox Rumahan resmi menutup operasional dan melakukan PHK kepada seluruh karyawannya per 25 Februari 2023. Berdasarkan informasi yang dilaporkan oleh Tech in Asia, Chief Commercial Officer Shox Mari Octavyani Manao hanya menyatakan alasan “merugi” tanpa penjelasan lebih lanjut.

Sebagai informasi, Shox beroperasi dengan entitas legal PT. Soyaka Cerdas Kaya sejak 2019. Shox didirikan oleh Sonat Yalcinkaya (Kaya) dan Mari Octavyani Manao atau Vyani. Adapun, Vyani adalah Co-founder Pakde, startup logistik yang dicaplok oleh Shipper pada 2020.

Sebelumnya, salah satu karyawan Shox mencuit di Twitter bahwa aksi PHK menyeluruh ini dilakukan secara sepihak, dan dikarenakan alasan pailit. “PHK terjadi sepihak dan alasannya berubah-ubah. Awalnya, [kami] dipecat karena pailit, dan sebulan kemudian surat PHK diganti menjadi efisiensi karena rugi selama dua tahun,” tutur akun @prabu_yudianto di laman Twitter-nya.

Ia menambahkan, kedua alasan yang disampaikan C-level Shox, tidak disertai dengan bukti sehingga selama sebulan para karyawan merasa terombang-ambing tanpa kejelasan.

Lebih lanjut, jelas Prabu, Shox mengumumkan PHK sebanyak empat kali sejak Januari hingga 25 Februari 2023. “Puncaknya pada 25 Februari, C-level mengadakan townhall dan menyatakan semua karyawan di-PHK dengan alasan pailit. Tidak ada bukti bahwa perusahaan pailit. Hanya pernyataan sepihak perusahaan, tanpa ada kejelasan tentang skema pemecatan dan pesangon.”

Selain itu, para karyawan terdampak sempat duduk bersama dengan Co-founder Shox Vyani Manao pada 17 Maret 2023 untuk membahas perihal ketidakjelasan pesangon dan gaji. Namun, tidak ada titik temu yang jelas karena karyawan hanya dijanjikan terbit SPHK pada 23 Maret.

Sempat kantongi pendanaan

Shox belum genap setahun usai memperoleh pendanaan seri A sebesar $5,5 juta (sekitar Rp79 miliar) pada April 2022. Pendanaan ini disuntik oleh Ephesus United, AC Ventures, Teja Ventures, SGInnovate, Partech, dan sejumlah investor lainnya.

Shox adalah aplikasi pemenuhan kebutuhan rumah, mulai dari perlengkapan dapur hingga alat elektronik. Dengan menggunakan konsep social commerce, layanan Shox memungkinkan pengguna mendapat penghasilan lewat program kemitraan/komunitas. Di dalam aplikasinya juga tersedia fitur arisan. Pantauan terakhir, aplikasi Shox Rumahan diunduh puluhan ribu di Google Play Store.

Di sepanjang 2022, DailySocial.id melihat sejumlah startup di sektor turunan e-commerce terpaksa pivot lantaran tidak menemukan unit economic ideal untuk mencapai keberlanjutan. Beberapa di antaranya adalah Bananas (tutup dan pivot ke bisnis baru), Radius (pivot ke social commerce dan rebranding menjadi Bakool), dan Brambang (tutup dan pivot ke marketplace produk elektronik)

GOTO Kembali PHK 600 Karyawan Demi Rampingkan Bisnis

GOTO kembali melakukan PHK 600 karyawan di sejumlah unit bisnis. Langkah efisiensi ini diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja bisnis yang dijalankan perusahaan jadi lebih efisien dan keberlanjutan.

Mengutip edaran dari Direktur Utama GOTO Group Andre Soelistyo untuk karyawan pada hari ini (10/3) yang diterima DailySocial.id, disampaikan sebelum mengambil keputusan tersebut, perseroan telah mengkaji secara menyeluruh bagaimana meningkatkan kontribusi dari setiap kegiatan bisnis.

Kesimpulannya adalah:

Prioritas ulang dengan fokus pada bisnis inti.

“Kita harus mengambil keputusan sulit untuk menjauh dari area non-inti hingga tiba waktunya untuk berinvestasi lagi dalam masa pertumbuhannya,” kata Andre.

Untuk menjadi berkelanjutan, perseroan berhenti melakukan hal-hal yang tidak harus dilakukan jika tidak memberikan dampak yang tinggi untuk jangka panjang. Contohnya, perseroan akan menutup bagian tertentu dari bisnis Mitra agar sumber daya perusahaan dapat difokuskan pada kegiatan yang akan mendorong dampak lebih besar. Juga dalam kondisi di mana kebutuhan perekrutan menurun karena ada restrukturisasi di tim rekrutmen.

Penyederhanaan

Ada beberapa area di seluruh bisnis yang di mana beberapa tim melakukan hal yang sama. Mungkin mereka menggunakan alat yang berbeda untuk hal yang sama atau mungkin dibuuthkan karena beberapa di antaranya diperlukan karena keberagaman konsumen yang dilayani. Manajemen pun mengidentifikasi duplikasi yang tidak diperlukan, kemudian mengonsolidasikan dan memusatkan tim demi memastikan hasil yang konsisten.

Dampaknya, perseroan akan menggabungkan beberapa unit dalam bisnis merchant GOTO Financial menjadi satu tim layanan merchant yang terdiri dari online, offline, dan pinjaman, dengan dua bisnis merchant offline digabungkan menjadi satu unit.

“Dengan melakukan ini, kami membuat satu unit kohesif yang memungkinkan kami memberikan proposisi nilai holistik untuk pedagang kami, sambil menghilangkan tim dan proses yang tumpang tindih.”

“Kami juga merampingkan grup fungsi perusahaan induk GOTO karena berbagai bagian digabungkan dan redundansi, serta duplikasi dikurangi untuk memastikan dukungan kualitas yang lebih tinggi untuk bisnis yang lebih akurat,” lanjut Andre.

Teknologi

Sebagai perusahaan yang bekerja dengan data dalam jumlah besar, ada banyak peluang untuk menyempurnakan teknologi untuk meningkatkan cara perseroan bekerja dengan data tersebut. Dengan memanfaatkan teknologi lebih dalam, ada proses rekonsiliasi manual yang sulit sedang dilakukan, percepatan eksekusi, mengurangi proses manual dan margin of error, serta meningkatkan layanan. Proses dan alat baru yang telah diperkenalkan dalam tim di seluruh bisnis akan memastikan pengoperasian yang lebih lancar, layanan yang lebih baik, dan penanganan data yang lebih cepat.

“Meski perubahan ini diperlukan untuk GOTO, dengan berhati-hati saya sampakan bahwa akibatnya, sekitar 600 posisi dalam ekositem GOTO akan terpengaruh,” kata Andre.

Karyawan yang terdampak akan memperoleh dukungan lebih dari diwajibkan oleh peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku selama masa transisi, mulai dari dukungan finansial, karier, dan kesejahteraan.

Seluruh informasi di atas juga telah disampaikan secara resmi oleh manajemen GOTO melalui media rilis.

“Setiap karyawan telah berperan penting dalam perjalanan GoTo, dan kami sangat mengapresiasi kontribusi mereka dalam membangun bisnis dan bersama-sama mendukung GoTo untuk mencapai misi perusahaan,” tulis juru bicara GOTO.

Ini merupakan efisiensi gelombang kedua yang dilakukan GOTO setelah terakhir pada November 2022. Saat itu GOTO merumahkan 1.300 karyawan.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 30 Desember 2022, jumlah karyawan GOTO tercatat sebanyak 10.541 karyawan tetap.

Application Information Will Show Up Here

Zenius Kembali Rumahkan Puluhan Karyawan

Startup edtech Zenius kembali menempuh langkah PHK terhadap puluhan karyawannya. Perusahaan berdalih iklim ekonomi telah menciptakan tantangan yang belum pernah ada sebelumnya sehingga manajemen harus menyelaraskan dan memprioritaskan kembali organisasinya demi memastikan pertumbuhan jangka panjang.

“Untuk mencapai tujuan menjadi arus kas yang positif dan memastikan keberlanjutan perusahaan kami, Zenius harus membuat beberapa keputusan sulit yang secara langsung akan memengaruhi karyawan kami. Semua aspek bisnis sedang dioptimalkan untuk meningkatkan efisiensi, termasuk pengurangan tenaga kerja,” ucap manajemen Zenius dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.id.

Perusahaan tidak merinci berapa banyak karyawan yang terdampak atas keputusan tersebut. Namun, dari kabar yang beredar di media sosial, sebanyak 36 orang dari 120 karyawan terkena PHK. Tim yang terdampak adalah engineer dan produk. Apabila kabar ini benar, saat ini karyawan Zenius tinggal 84 orang.

Sejak 2022, Zenius telah mengumumkan PHK sebanyak dua kali. Pengumuman pertama diumumkan pada Mei, mereka merumahkan sekitar 200 orang. Kemudian pengumuman kedua, pada awal Agustus, dikabarkan ada 600 orang yang dirumahkan dari berbagai divisi.

Perusahaan melanjutkan, “[..] Zenius memahami saat ini adalah masa yang sulit bagi masyarakat yang terkena dampak, sehingga perusahaan akan melanjutkan manfaat asuransi kesehatan mereka hingga 30 Maret 2023 termasuk anggota keluarga mereka. Selain itu, Zenius juga memperpanjang layanan konseling kesehatan dengan konsultan pihak ketiga kami hingga 30 Maret 2023.”

Sempat tumbuh subur sejak pandemi, Zenius melakukan perekrutan besar-besaran. Tercatat, menurut data RevoU, Zenius menempati peringkat ke-8 dengan penambahan 599 orang dari 606 menjadi 1.205 karyawan. Data ini tercatat dalam rentang waktu Mei 2021-2022.

Industri edtech

DSResearch pernah mengulas industri edtech di Indonesia bertajuk “Edtech Report 2020: Transforming Education”. Mengutip hasil riset Holon IQ, mereka memetakan layanan edtech ke dalam beberapa kategori: pembelajaran bahasa, steam dan coding, pembiayaan pendidikan, keterampilan dan pekerjaan, pendidikan tinggi, verifikasi, manajemen dan lingkungan belajar, pendidikan tinggi, dan dukungan pembelajar. Mereka juga memetakan 50 pemain edtech yang signifikan di setiap kategori.

Dari survei terhadap 500 responden, jenis layanan edtech populer yang pernah dan paling banyak digunakan orang adalah online tutor. Sedangkan kurang dari 20% orang yang pernah menggunakan MOOC (Massive Open Online Course). Berdasarkan jenis kelamin, 71,3% laki-laki pernah menggunakan tutor online, sedangkan 74,1% perempuan pernah menggunakan e-learning.

Hanya saja, di balik potensi menggiurkan ini, layanan edtech tidak dapat diakses oleh semua pelajar lantaran sistem pendidikan Indonesia tidak dilengkapi dengan baik untuk meningkatkan pembelajaran online dengan cepat. Banyak siswa di daerah pedesaan kekurangan konektivitas, dan banyak siswa berpenghasilan rendah tidak memiliki akses ke perangkat yang diperlukan untuk menggunakan layanan edtech.

Laporan ini juga menekankan sektor edtech Indonesia menghadapi hambatan besar yang mencegahnya untuk meniru tingkat keberhasilan dibandingkan sektor teknologi lainnya dan di negara lain.

Berikut kendala dari sisi penawaran:

  • Akses pendanaan yang sulit,
  • Biaya akuisisi tinggi, terutama untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggan baru,
  • Kurangnya talenta berkualitas untuk mengembangkan dan memelihara produk.

Kemudian kendala dari sisi permintaan, termasuk:

  • Kemauan yang rendah untuk membayar dari sekolah dan orang tua,
  • Kurangnya literasi digital, terutama di pihak penyedia pendidikan,
  • Infrastruktur digital yang buruk, yang membatasi konektivitas di wilayah terpencil dan kecepatan unduh di seluruh negeri.

Kondisi di atas diperumit lagi dengan tanggung jawab yang tumpang tindih antara pemerintah daerah dan pusat pada alat pendidikan baru, bersama dengan terbatasnya sistem pendidikan publik, kapasitas dan insentif terbatas untuk menilai potensi produk edtech.

Edtech Report 2020: Transforming Education / DSResearch

Terlebih itu, pertumbuhan sektor edtech Indonesia sejalan dengan investasi yang dikucurkan untuk sektor ini. Mayoritas perusahaan edtech didirikan dalam enam tahun terakhir.

PHK Besar-besaran Perusahaan Teknologi Dunia, Didominasi AS?

Pemutusan Hubungan Kerja atau biasa disebut PHK telah meresahkan hampir ratusan ribu karyawan di berbagai perusahaan teknologi dunia, khususnya di Amerika Serikat. Pasalnya, secara total (sampai tulisan ini dibuat), ada lebih dari 140.000 karyawan yang telah di PHK sepanjang tahun 2022 kemarin.

PHK yang dilakukan tidak lain karena kondisi perekonomian yang semakin tidak menentu dan terjadinya inflasi serta harga pasar saham yang semakin kacau.

Berdasarkan data yang dikutip dari Gizmodo, Senin, 6 Februari 2023, dari total 140.000 karyawan yang di PHK, sekitar 40.000 diantaranya berasal dari perusahaan teknologi di bidang ritel dan dan konsumen, kemudian 11.000 karyawan berasal dari perusahaan teknologi di bidang kesehatan

Dilansir dari Crunchbase.news setidaknya ada lebih dari 500 perusahaan teknologi berbasis di AS yang telah melakukan PHK massal terhadap karyawannya dengan lebih dari 60.000 karyawan, dan akan terus berlanjut sepanjang tahun 2023 ini.

Sementara itu, perusahaan sebesar PayPal juga ikut mem-PHK karyawannya dengan total 2.083 karyawan dan Groupon dengan 1000 orang karyawannya. Pengumuman mengenai kabar PHK PayPal sendiri disampaikan oleh CEO PayPal dan telah diunggah ke laman resmi PayPal. Dengan beragam alasan salah satunya seperti perekrutan yang berlebihan, perusahaan sebesar Qualtrics, Verily, dan Carta juga ikut mem-PHK karyawannya.

Adapun perusahaan global yang telah melakukan PHK sejak tahun 2022 kemarin, adalah perusahaan Meta dengan angka 11000 karyawan, Amazon dengan 18.000 karyawan dan ada Twitter dengan 3740 karyawan. Kabarnya, pemecatan karyawan Twitter dilakukan sejak dua minggu setelah Elon Musk mengambil alih perusahaan tersebut. Twitter diduga sudah melakukan PHK massal sejak Juni 2022 kemarin dengan memberhentikan sekitar 30% karyawan dari tim akuisisi bakatnya.

Lalu bagaimana dengan PHK Perusahaan Teknologi di Indonesia? Simak Penjelasannya

Dilansir dari Tempo.co penghujung tahun 2022 merupakan ancaman terbesar bagi beberapa karyawan perusahaan teknologi di Dunia tak terkecuali di Indonesia. Kondisi ekonomi menjadi salah satu dari alasan utama mengapa perusahaan ini melakukan PHK besar-besaran terhadap beberapa karyawannya.

Berikut 5 daftar perusahaan teknologi rintisan di Indonesia yang telah melakukan PHK besar-besaran sepanjang tahun 2022-2023:

1. JD.ID

JD.ID salah satu perusahaan e-commerce di Indonesia yang dikabarkan akan resmi tutup permanen pada 31 Maret 2023 mendatang. Sebelumnya, JD.ID juga telah melakukan PHK besar-besaran terhadap sejumlah karyawannya pada Desember 2022 kemarin sejumlah 200 orang karyawan. Diduga JD.ID kalah saing dibanding perusahaan e-commerce lainnya yang ada di Indonesia seperti Shopee, Lazada, dan Tokopedia.

Sebagai Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Chelios), Bhima Yudhistira berpendapat bahwa terdapat beberapa faktor tutupnya JD.ID. salah satunya yaitu pasar Indonesia, terutama e-commerce B2C (Business to Consumer) yang mengandalkan loyalitas temporer dengan promo dan diskon, sementara JD.ID kurang memberikan promo atau diskon dibanding para pesaing lainnya.

2. Binar Academy

Perusahaan teknologi yang bergerak di bidang edukasi ini diketahui telah melakukan pemangkasan karyawannya sejak Oktober 2022 kemarin. Hampir 20% dari total karyawannya sudah di PHK akibat mengalami ketidakpastian kondisi ekonomi global.

3. GoTo

Kali ini giliran PT.GoTo Gojek Indonesia Tbk (GOTO) yang telah mengambil kebijakan untuk memangkas karyawannya sejumlah 1.300 karyawan atau sekitar 12% dari total karyawan tetapnya.

Menurut Direktur Utama GOTO, Andre Soelistyo menjelaskan, kebijakan pemangkasan karyawan sebelumnya telah diperhitungkan secara matang sebagai bagian dari efisiensi dan optimalisasi keseluruhan beban perseroan.

Kebijakan ini juga diharapkan mampu memaksimal pertumbuhan monetisasi bisnis grup, dimana akan berimbas pada ketahanan pendapatan GOTO saat ongkos karyawannya berkurang.

4. Link Aja

Sebagai layanan keuangan digital, perusahaan Link Aja baru-baru ini mengaku mendapati beban operasional perusahaan turun lebih dari 50%. Sehingga terpaksa dilakukan pemangkasan karyawan dengan tujuan untuk reorganisasi sumber daya manusia (SDM) yang efisien agar perusahaan dapat tumbuh optimal. Dikutip dari tempo.co, kurang lebih ada 200 orang karyawan yang harus terdampak perampingan organisasi ini.

5. Ruangguru

Diposisi terakhir, ada perusahaan Ruangguru. Sama halnya seperti Binar Akademi, perusahaan yang bergerak di bidang edukasi online ini terpaksa masuk kedalam daftar perusahaan yang telah melakukan PHK besar-besaran terhadap karyawannya sepanjang tahun 2022 hingga saat ini tahun 2023. Dikabarkan hampir 50% karyawannya dengan sengaja diminta untuk angkat kaki dari perusahaan mulai November 2022 kemarin.

Gambar header: Pixabay.

Artikel ini ditulis oleh Andi Engku Putribuan, alumni program DNA #Cohort1 yang digagas oleh DailySocial