Eten Technologies Fokus Hadirkan Platform Manajemen Bisnis F&B Skala Kecil-Menengah

Industri F&B di Indonesia sedang mengalami pertumbuhan yang luar biasa, didorong oleh kombinasi berbagai faktor seperti kelas menengah yang berkembang pesat, perubahan preferensi konsumen, dan budaya kuliner yang makin hidup.

Salah satu platform yang ingin memberikan solusi kepada bisnis F&B di Indonesia adalah Eten Technologies. Startup ini didirikan dengan tujuan mengatasi permasalahan yang dialami oleh para pengusaha F&B, terutama UMKM. Platform digital ini mencoba merevolusi cara bisnis F&B beroperasi, menghubungkan konsumen, pemasok, dan pengusaha dalam ekosistem yang seamless.

Kepada DailySocial.id, Co-founder & CEO Eten Technologies Debbie Winardi mengungkapkan alasan diluncurkannya startup tersebut bersama Co-founder Fakhri Guniar.

Perluas kesadaran tentang pengelolaan inventori

Tercatat saat ini sekitar 80% usaha F&B gagal dalam jangka waktu kurang dari 5 tahun karena masalah profitabilitas. Salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya efisiensi dan pengetahuan tentang pengelolaan inventori. Banyak orang melihat keuntungan usaha F&B sangat besar, karena mereka berasumsi jika mereka menjual nasi goreng, maka mereka hanya perlu membeli nasi, daging ayam, dan bumbu dapur.

Menurut pantauan Eten Technologies, masih banyak komponen lainnya yang harus dipertimbangkan. Misalkan modal mereka Rp10.000 dan mereka jual dengan harga Rp20.000, maka mereka akan untung Rp10.000 atau 50%. Yang seringkali dilupakan adalah biaya lain-lain seperti gas, listrik, tenaga kerja, pemasaran, biaya jasa pengantaran online dan lainnya.

“Keuntungan bersih rata-rata usaha F&B sebenarnya hanya 5%-15%. Dengan kurangnya efisiensi, keuntungan bersih ini bisa berkurang sehingga usaha F&B mengalami kerugian. Ada beberapa usaha F&B yang bahkan mengalami lebih banyak kerugian walaupun penjualannya bertambah,” kata Debbie.

Melihat fakta tersebut, Eten Technologies meyakini bahwa efisiensi pengaturan inventori adalah kunci untuk profitabilitas dan bertujuan untuk menyediakan solusi supply chain management untuk bisnis F&B skala kecil dan menengah. Perusahaan mengklaim mampu menangani 60% dari Profit and Loss (P&L) bisnis F&B dan bertujuan untuk meningkatkan keuntungan hingga 2-3x lipat.

“Kami membantu bisnis F&B untuk memonitor status, perpindahan, dan penggunaan ratusan inventori bahan baku yang dimiliki oleh bisnis F&B sehingga mereka dapat mengetahui area-area yang kurang efisien,” kata Debbie.

Ditambahkan olehnya, saat ini kebanyakan bisnis F&B hanya menggunakan spreadsheet, kertas catatan, dan aplikasi chat untuk mengatur inventori mereka. Akibatnya, sulit bagi mereka untuk mengetahui status inventori secara real time dan juga kebutuhan inventori mereka.

Persoalan lain yang juga kerap terjadi adalah, seringkali terjadi staf kelupaan untuk memesan bahan baku sehingga terjadi out of stock. Akibatnya mereka tidak dapat menjual menu yang menggunakan bahan tersebut.

Dengan memanfaatkan teknologi Eten, mereka akan mengetahui bahan-bahan yang sudah hampir habis dan mendapatkan rekomendasi jumlah yang harus mereka pesan secara otomatis tanpa perlu menghitung secara manual lagi. Eten juga dapat membantu untuk memonitor perpindahan dan penggunaan bahan baku.

Misalnya saja untuk bisnis F&B yang memiliki beberapa outlet, Eten akan membantu mereka untuk memonitor apakah bahan baku sudah dikirim dari pusat ke outlet dan status inventori akan diperbarui secara otomatis.

“Pelaku bisnis F&B juga dapat mengetahui nilai inventori yang mereka miliki dengan mudah sehingga mereka dapat melakukan analisa untuk mengoptimalkan High Pressure Processing,” kata Debbie.

Fokus mendapatkan product-market fit

Secara khusus Eten Technologies memiliki filosofi produk yaitu sederhana dan spesifik. Sederhana karena Eten dibuat dengan mempertimbangkan pekerja lapangan sehingga siapa saja harus dapat menggunakan platform tersebut dengan mudah. Spesifik karena industri F&B memiliki kebutuhan berbeda dengan industri barang jadi lainnya, sehingga solusinya juga harus spesifik.

“Misalnya, jika kita menjual sampo 1 botol, stok di gudang akan berkurang 1 botol. Namun di F&B, menjual 1 porsi ayam geprek tidak selalu berarti hanya 1 porsi daging ayam mentah yang berkurang di dapur. Jika ayamnya hangus, maka menjual 1 porsi ayam geprek sama dengan mengurangi 2 porsi daging ayam mentah di dapur. Oleh sebab itu, platform general tidak selalu dapat menjawab permasalahan di F&B,” kata Debbie.

Dalam jangka waktu singkat, Eten Technologies sudah berhasil mendapatkan Letters of Intent dari 40 lebih brand dengan lebih dari 500 lokasi. Saat ini Eten Technologies juga telah didukung oleh dua program akselerator yaitu Antler dan Iterative, serta mendapatkan dukungan pendanaan pre-seed di akhir 2022 dan awal 2023.

“Kami sudah menyelesaikan Minimum Usable Product dan saat ini kami sedang fokus untuk mendapatkan Product-Market Fit sembari mendapatkan lebih banyak early adopters,” kata Debbie.

Pemain yang menawarkan solusi untuk industri F&B saat ini, kebanyakan masih fokus di front-end atau order management, namun Eten Technologies akan fokus ke back-end atau supply chain untuk saat ini. Platfom Eten Technologies sudah bisa diakses oleh pengguna yang sudah terdaftar melalui situs. Eten dapat digunakan di seluruh Indonesia dan akan segera tersedia di Google Play Store.

Industri F&B menyumbang lebih dari sepertiga GDP non-migas Indonesia dan diprediksi untuk terus berkembang di tahun-tahun mendatang. Untuk lanskap F&B tech sendiri, Indonesia masih berada di tahap awal karena kebanyakan bisnis F&B masih melakukan operasional secara manual.

Platform yang menawarkan layanan serupa di antaranya adalah startup SaaS Malaysia Food Market Hub (FMH) penyedia platform yang menyederhanakan dan mengautomatisasi operasi back-end untuk bisnis makanan dan minuman (F&B). Platform lainnya yaitu Esensi Solusi Buana (ESB) yaitu penyedia operasional bisnis end-to-end di industri F&B yang terdepan.

Insider Peroleh Dana Segar 1,5 Triliun Rupiah, Siap Akuisisi Startup Indonesia

Platform SaaS Insider mengumumkan telah menutup pendanaan segar senilai $105 juta (lebih dari 1,5 triliun Rupiah) dari investor terdahulu QIA dan Esas Private Equity. Disebutkan putaran ini membawa total pendanaan yang telah diraih Insider mencapai $274 juta (sekitar 4 triliun Rupiah).

Dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.id, Rabu (24/5), Insider akan menggunakan dana tersebut untuk mempercepat strategi anorganik yang berfokus pada merger & acquisition (M&A) dan membangun teknologi perusahaan.

Regional Managing Director SEA Insider Jack Nguyen menjelaskan, strategi baru ini akan menguntungkan bisnis perusahaan di Indonesia, dengan jajaran nama klien besarnya, seperti Telkomsel, Blibli, dan Garuda, dalam rangka meningkatkan pengalaman pelanggan mereka.

“Injeksi $105 juta dolar ini ditujukan untuk akuisisi perusahaan di Indonesia dan mencapai target lebih jauh lagi. Ini akan menjadi game-changer bagi kami, terutama karena Indonesia adalah salah satu pasar kami yang paling strategis,” kata dia.

Nguyen melanjutkan, di awal tahun, perusahaan mengumumkan pertumbuhan yang mengesankan di Indonesia sejak peluncuran pertama kali beroperasi pada tujuh tahun lalu. Sebelumnya, perusahaan berfokus pada pertumbuhan melalui cara organik—menghasilkan klien besar, termasuk Auto2000, IKEA, dan Otten Coffee.

“Investasi ini membuka peluang tak terhingga untuk [melakukan] akuisisi strategis di Indonesia. Kami aktif mencari bakat lokal terbaik yang ditawarkan industri ini sembari mengembangkan tim dan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan. Dengan investasi ini, kami dapat mendorong inovasi produk lewat akuisisi perusahaan yang punya solusi terdepan, guna mendukung para pemimpin di bidang pemasaran dan e-commerce, serta meningkatkan nilai dan pertumbuhan dari pengalaman pelanggan mereka,” ujarnya.

Sumber: Insider

Co-Founder & CEO Insider Hande Cilingir menjelaskan, hingga kini perusahaan telah berhasil mencapai pertumbuhan pesat melalui cara organik. Sekarang, pihaknya ingin mencapai tingkat pertumbuhan yang tak tertandingi dengan strategi yang berfokus pada M&A.

Dia bilang, dana segar tersebut akan digunakan secara eksklusif untuk tujuan mengakuisisi perusahaan produk luar biasa di kawasan APAC, termasuk Indonesia untuk lebih melengkapi teknologi Insider dan menciptakan sinergi produk.

“Tidak seperti investasi seri D kami sebesar $121 juta pada 2022 yang telah memperkuat cadangan modal kami untuk pengeluaran operasional di tahun-tahun mendatang, putaran terakhir ini secara khusus akan mendorong pertumbuhan anorganik melalui M&A,” imbuh Cilingir.

Putaran seri D yang diumumkan tahun lalu membawa valuasi Insider sebesar $1,22 miliar sehingga masuk ke dalam jajaran unicorn.

Dia melanjutkan, “respon pasar dan pelanggan kami usai Insider mengakuisisi MindBehind pada awal tahun ini, mendorong keinginan kami mengeksplorasi peluang lebih lanjut untuk mengakuisisi perusahaan yang unik dengan teknologi terdepan di industri untuk melayani pelanggan kami lebih baik, mendorong lebih banyak nilai, dan mencari solusi inovatif untuk mengatasi tantangan terbesar para pemasar.”

Solusi Insider

Di luar Indonesia, Insider memiliki lebih dari 1.200 pelanggan. Sepertiganya adalah Fortune Global 500 dan beberapa merek ternama, termasuk Singapore Airlines, Estée Lauder, Samsung, Vodafone, Allianz, Virgin, Toyota, New Balance, IKEA, GAP, L’Oreal, Santander, BBVA, Pizza Hut, Newsweek, Nissan, AVIS, MAC, Marks & Spencer, Avon, dan CNN.

Insider berfokus pada penyediaan platform utama untuk membangun pengalaman lintas saluran yang individual—memungkinkan pemasar perusahaan untuk menghubungkan data pelanggan di seluruh saluran dan sistem, memprediksi perilaku masa depan mereka dengan AI intent engine dan membangun pengalaman pelanggan individual.

Pemilik brand dapat menggunakan platform Insider untuk memberikan pengalaman yang konsisten dan menarik di seluruh Web, Aplikasi, Web Push, Email, SMS, WhatsApp Commerce, dan lainnya.

Dalam wawancara terdahulu bersama DailySocial.id, Country Manager Insider Indonesia Arifin Iskandar menyampaikan, Insider memanfaatkan data serta penerapan teknologi AI dan machine learning. Proses tersebut yang diklaim sudah menjadi fondasi bisnis yang tepat bagi Insider dengan mengawali semua dari data, yang mereka dapatkan dari consumer behaviour yang dapat dipantau dari digital enabler atau digital operator. Selain itu data tersebut juga bisa dikombinasikan dengan data yang sudah ada di sistem legacy.

Menurutnya, konsumen saat ini rata-rata terlibat secara digital dengan brand di enam saluran atau lebih. Pemasar ditantang untuk terlibat dengan pelanggan di saluran pilihan mereka saat mereka paling aktif. Platform bertenaga AI Insider menyatukan serangkaian kemampuan personalisasi paling luas dengan saluran pesan yang muncul, seperti WhatsApp, Facebook, RCS, dan SMS.

“Media sosial di Indonesia masih menjadi tools terbaik untuk kegiatan pemasaran. Facebook dan Instagram memiliki jumlah sangat besar di Indonesia dan menjadi channel pilihan untuk kegiatan pemasaran, tetapi Insider juga memiliki opsi lain di luar media sosial.”

Praktis Tutup Pendanaan 294 Miliar Rupiah Dipimpin oleh East Ventures

Praktis, startup penyedia solusi rantai pasok menyeluruh, telah mengumpulkan dana sebesar $20 juta (lebih dari 294 miliar Rupiah) untuk putaran seri A yang dipimpin oleh East Ventures (Growth Fund), dengan partisipasi dari Triputra Group dan SMDV.

Investasi ini akan dialokasikan perusahaan untuk mempercepat peningkatan teknologi bagi para brand sekaligus para pemasok yang ingin memiliki proses bisnis yang lebih mudah. Lalu, membangun tim dan meningkatkan ekosistem rantai pasok secara end-to-end.

Dalam keterangan resminya, Co-Founder dan CEO Praktis Adrian Gilrandy menyampaikan, dalam riset internalnya, terdapat lebih dari $30 miliar pasar fesyen dan kecantikan di Indonesia yang diisi oleh UKM. Melalui proses agregasi, peningkatan proses, dan implementasi teknologi, pihaknya optimistis dapat membantu mereka memiliki proses rantai pasok yang lebih efisien sehingga dapat fokus meningkatkan dan mengembangkan bisnisnya.

“Hal ini menjadi tujuan kami sejak hari pertama, dan tercermin dari pertumbuhan kami yang luar biasa dan kesuksesan dalam menjaga keuntungan yang telah kami capai sejauh ini,” ucap Adrian.

Sementara, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menuturkan, pihaknya kembali berinvestasi di Praktis karena alasan upaya mereka memberdayakan brand D2C di Indonesia dan pencapaian profitabilitas yang jauh lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.

“Kami yakin pada kemampuan Praktis untuk merevolusi solusi di industri rantai pasok di Indonesia, sejalan dengan usahanya dalam membantu para bisnis untuk berkembang dan menghadirkan dampak positif bagi masyarakat,” kata Willson.

East Ventures dan Triputra Group merupakan investor terdahulu di Praktis. Sebelumnya, kedua investor ini memimpin pendanaan pra seri A dengan nominal yang dirahasiakan pada Desember 2021.

Solusi Praktis

Praktis adalah end-to-end supply chain enabler dengan rangkaian solusi, mulai dari pembelian bahan baku, produksi, fulfillment, dan logistik dengan peningkatan teknologi untuk menyediakan proses operasi yang mudah, efisien, dan dapat diandalkan, baik untuk direct-to-consumer (D2C) brand dan pemasok berfokus di industri fesyen dan kecantikan.

Hal ini memungkinkan brand untuk fokus pada kompetensi utama mereka dan membiarkan Praktis menangani sisa operasi bisnis mereka melalui platform berbasis data dan teknologi yang andal untuk kelancaran proses rantai pasok. Dengan visibilitas penuh dari semua proses supply chain, Praktis membantu brand untuk mengoptimalkan operasinya.

Diklaim Praktis mencatatkan pertumbuhan yang signifikan sebesar 12 kali lipat pada 2021 (YoY) dan pertumbuhan sebesar empat kali lipat pada 2022 (YoY).

Semua inisiatif dieksekusi dengan baik karena kesesuaian produk dengan kebutuhan pasar dan kemampuan dalam menyelesaikan pain point yang sebenarnya. Pandemi COVID-19 turut membantu perusahaan untuk mempercepat tingkat penyerapan produk ke pasar.

Lummo Dikabarkan PHK Mayoritas Karyawan

Lummo, startup penyedia SaaS untuk penghubung bisnis, dilaporkan melakukan aksi PHK dengan skala besar bulan ini. Disebutkan ada potensi 99-100% karyawan dirumahkan. Meskipun demikian, entitas bisnis tetap beroperasi dan tidak dalam kondisi pailit.

Strategi serupa pernah dilakukan startup quick commerce Bananas tahun lalu yang mengubah bisnis perusahaan dengan nama baru tapi dengan entitas legal dan para investor yang sama.

Menurut info yang kami terima, ada potensi perubahan bisnis / pivot yang dilakukan startup yang memperoleh pendanaan total sekitar $149 juta (lebih dari 2,2 triliun Rupiah), termasuk VC yang didukung Pendiri Amazon Jeff Bezos di putaran pendanaan Seri C.

DailySocial.id telah mencoba menghubungi pihak perusahaan, tapi mereka menolak memberikan pernyataan resmi.

Berdasarkan pantauan terakhir di LinkedIn, sejumlah karyawan Lummo telah menampilkan status #OpentoWork di laman profilnya. Sebelumnya, Lummo sempat memangkas 100 karyawan pada akhir Juni 2022 dan menghentikan ekspansi layanan LummoShop.

Pada awal 2020, Lummo yang sebelumnya bernama BukuKas, telah melakukan rebranding TOKKO yang berada di bawah BukuKas, dan juga ikut di-rebranding menjadi LummoSHOP. Pihaknya berujar, perubahan nama ini menandai ambisi Lummo untuk menjadi top of mind solusi UMKM. Nama BukuKas dinilai kurang mengaspirasi visi perusahaan untuk menjangkau lebih banyak segmen UMKM.

PHK Startup

Aksi PHK masih terus berlanjut di awal 2023. Berdasarkan catatan kami, terdapat sembilan startup di Tanah Air yang melakukan perampingan organisasi di sepanjang kuartal I 2023, termasuk GoTo, Zenius, dan Shopee Indonesia.

Startup Jumlah Karyawan Terdampak Bulan
Segari 24%  Jan 2023
OLX Autos 300 orang Jan 2023
Moladin 360 orang Feb 2023
Zenius N/A Feb 2023
Fazz Financial N/A Maret 2023
Shopee Indonesia 500 orang Maret 2023
GoTo 600 orang Maret 2023
Shox Rumahan 100% Maret 2023
Lummo N/A Maret 2023

Sumber: Diolah oleh DailySocial.id

Sementara, Startup Report 2022 melaporkan ada sebanyak 20 startup Indonesia yang melakukan layoff. Beberapa di antaranya pivot ke bisnis baru. Startup quick commerce Bananas adalah salah satunya yang mengaku gagal dalam menemukan unit ekonomi yang cocok.

Sumber: Startup Report 2022

Langkah efisiensi yang ditempuh startup tak lepas dari faktor ketidakpastian ekonomi di tengah krisis global. Pelaku startup merestrukturisasi bisnisnya untuk mengantisipasi sulitnya mendapatkan dana baru untuk operasional.

Application Information Will Show Up Here

Mengenal Solusi Digital Saku Laundry, Berencana Galang Dana Tahun Ini

Salah satu platform yang mencoba menghadirkan solusi SaaS manajemen, POS, dan pengelolaan bisnis untuk pemilik laundry adalah Saku Laundry. Sebagai aplikasi, Saku Laundry mencoba memberi jawaban untuk berbagai masalah usaha laundry. Mulai dari kerentanan manipulasi data, kesulitan mengaudit nota transaksi, hingga pengelolaan laporan keuangan. Untuk melengkapi data dan melakukan operasional, Saku Laundry juga menerapkan teknologi Internet of Things (IoT).

Kepada DailySocial.id, CEO Saku Laundry Yusmin Joe mengungkapkan rencana perusahaan yang sedang mencari investor strategis.

Pemanfaatan IoT

Menurut Yusmin, pemilik laundry seringkali kesulitan mengontrol usaha laundry mereka. Ada kerentanan oleh oknum untuk memanipulasi nota, tidak melaporkan transaksi, dan potensi fraud lainnya.

“Yang diutamakan dari aplikasi ini adalah mengamankan bisnis mereka karena kita support dari sisi IoT (Internet of Thing). Jadi bisa menjalankan laundry dari aplikasi kita. Ketika ada nota yang tidak tercatat maka mesin laundry tidak bisa beroperasi.” kata Yusmin.

Melalui aplikasi, pemilik bisnis laundry bisa mengontrol mesin secara otomatis. Saat ini Saku Laundry sudah digunakan sejumlah brand laundry terkemuka. Berfokus pada Software as a Service (SaaS), aplikasi ini telah digunakan lebih dari 300 merchant di seluruh Indonesia. Sekitar 80% masih terpusat di Jabodetabek.

Selain Saku Laundry, platform lainnya di segmen ini di antaranya adalah D-Laundry dan Smartlink. Perusahaan merupakan salah satu dari 9 peserta terbaik yang berhak mengikuti rangkaian Demo Day DSLaunchpadX.

Ingin menambah merchant aktif

Segmen lain yang digarap Saku Laundry adalah layanan laundry on-demand atau antar jemput laundry yang bisa memudahkan pelanggan agar tidak perlu datang ke outlet. Selain itu, Saku Laundry meluncurkan “Laundromat Saku Laundry”. Layanan ini merupakan penjualan mesin laundry dengan sistem pengelolaan digital.

Saku Laundry juga sudah mendukung pembayaran QRIS yang dapat menerima jenis pembayaran dari semua cashless provider.

Sebagai perusahaan SaaS, Saku Laundry menjual hardware IoT untuk pemilik usaha laundry mulai dari Rp6 juta. Mereka juga mengenakan biaya berlangganan mulai dari Rp100 ribu per bulan. Saku laundry juga mengenakan 10% dari nilai transaksi kepada setiap pemesanan dari pelanggan.

Untuk mengembangkan bisnis, perusahaan memiliki rencana penggalangan dana tahun ini. Saku Laundry menargetkan memiliki total 500 merchant aktif. Perusahaan juga berencana untuk menyediakan pembiayaan dan layanan manajemen pengelolaan  bagi mereka yang ingin membuka bisnis laundry.

“Seiring permintaan pasar yang meningkat, kita juga menghadirkan konsultasi, baik untuk merchant-merchant laundry yang sudah berjalan ataupun untuk bisnis yang ingin lebih berkembang,” kata Yusmin.

Application Information Will Show Up Here

Kantongi Pendanaan Seri A, Pajakind Hadirkan Aplikasi Perpajakan untuk Segmen Ritel dan Korporasi

Indonesia memiliki nilai ekonomi jumbo dengan kelas menengah yang berkembang pesat. Hal ini menghadirkan peluang signifikan bagi platform solusi pajak online untuk memberikan nilai bagi pembayar pajak dan bisnis dengan menyederhanakan proses kepatuhan pajak. Dengan munculnya teknologi dan meningkatnya adopsi platform online, potensi solusi ini untuk memberikan dampak yang signifikan terhadap sistem perpajakan Indonesia menjadi sangat besar.

Salah satu platform yang mencoba untuk memudahkan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya serta memperoleh hak-haknya dengan sentuhan teknologi adalah Pajakind. Kepada DailySocial.id, Co-Founder & CEO Pajakind Muhammad Arif Rohman Said Putra mengungkapkan rencana bisnis usai mendapatkan pendanaan dan target yang ingin dicapai perusahaan tahun ini.

Solusi terpadu untuk wajib pajak

Pajakind didirikan oleh Muhammad Arif Rohman Said Putra (CEO) dan Sony Surya Wijaya (CTO). Salah satu keuntungan utama dari platform solusi pajak online adalah, kemampuannya untuk merampingkan proses pengajuan pajak. Dengan mengautomasi banyak proses dan memakan waktu yang terkait dengan pengajuan pajak, platform seperti Pajakind dapat menghemat waktu dan sumber daya pembayar pajak dan bisnis. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan produktivitas dan efisiensi, yang memungkinkan individu dan organisasi untuk fokus pada aktivitas bisnis inti mereka.

Arif sendiri sebelumnya pernah berkarier di Direktorat Jenderal Pajak selama lebih dari 13 tahun. Harapannya dengan pengalaman dan latarbelakang pendirinya, fitur-fitur yang dihadirkan oleh Pajakind bisa menjadi solusi bagi permasalahan perpajakan yang dihadapi oleh masyarakat ataupun wajib pajak.

Secara khusus Pajakind memiliki fitur-fitur yang bisa membantu masyarakat  ataupun wajib pajak dalam memahami dan memenuhi kewajiban perpajakannya. Mulai dari berita perpajakan terkini, simulasi untuk menghitung pajak penghasilan (PPh) pasal 21 dan pajak impor, update kurs setiap minggu sesuai PMK, pembuatan e-billing untuk membayar pajak, konsultasi online melalui chat maupun video call dengan konsultan pajak berpengalaman, hingga fitur ‘Catat Kas’ untuk membantu UMKM dalam pembuatan laporan keuangan.

Wajib pajak juga dapat menggunakan jasa konsultasi dan pendampingan offline
dengan konsultan pajak tersertifikasi. Beberapa kasus yang pernah ditangani antara lain, pendampingan saat pemeriksaan bukti permulaan (bukper), pendampingan keberatan, pembuatan TP Doc, tax clearance, pendampingan pemeriksaan, pendampingan dalam rangka restitusi, dan lainnya. Saat ini pengguna platform Pajakind secara rentang umur paling banyak di usia 21-35 tahun dan tersebar di seluruh Indonesia.

“Untuk strategi monetisasi, kami kelompokan menjadi dua, yaitu retail (orang pribadi) dan korporasi (wajib pajak badan) dengan menjual paket konsultasi, pembuatan NPWP, pengecekan validitas NPWP pengecekan pembuatan billing satuan maupun massal dan pembayaran pajak. Khusus untuk korporasi kita menjual layanan kustomisasi sistem keuangan dan akuntansi perusahaan terintegrasi langsung dengan kewajiban perpajakannya,” kata Arif.

Dalam perjalanannya, Pajakind telah bekerja sama dengan berbagai mitra di sektor keuangan seperti Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Pajakind juga sudah menjalin kemitraan strategis dengan Direktorat Jenderal Pajak.

“Saat ini Pajakind juga sedang melakukan pembicaraan dengan beberapa pihak di bidang teknologi finansial seperti Pluang serta dengan UMKM seperti Kemenkop UKM, PadiUMKM dan juga SMEsHub Indonesia, untuk lebih memudahkan UMKM dalam membuat laporan keuangan serta memenuhi kewajiban perpajakannya dalam rangka mendorong UMKM naik kelas,” kata Arif.

Kantongi pendanaan Seri A

Baru-baru ini Pajakind telah merampungkan pendanaan seri A. Tidak disebutkan siapa investor yang terlibat dan berapa nilai investasi yang diterima. Namun perusahaan rencananya akan memanfaatkan dana segar ini untuk mengembangkan fitur dan layanan, agar bisa memenuhi kebutuhan wajib pajak sehingga meningkatkan traksi dan juga memperbesar ekosistem Pajakind. Sebelum pendanaan seri A, Pajakind telah menjalankan bisnis secara bootstrap.

Fitur- fitur yang akan di luncurkan dalam waktu dekat antara lain, pendaftaran NPWP dan verifikasi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Sedang fitur- fitur yang sedang dalam tahap pengembangan yaitu penjualan e-materai, Host to Host E- Bukpot, Host to Host Efaktur, dan juga sistem kustomisasi untuk korporasi.

“Pendanaan ini juga akan kami gunakan untuk memperbanyak cutomized sistem untuk korporasi dan juga kami akan mulai merambah untuk layanan-layanan kepabeanan. Tahun ini perusahaan juga memiliki target bisa memiliki sekitar satu juta pengguna dan mendapatkan profit tidak sekadar revenue. Kami akan lebih fokus untuk terus meningkatkan user corporate,” kata Arif.

Alasan venture capital tertarik untuk berinvestasi kepada platform pajak online di Indonesia adalah, karena pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini. Selain itu platform ini biasanya dirancang agar mudah digunakan dan memerlukan sedikit atau tanpa interaksi manusia, yang berarti platform tersebut dapat diskalakan dengan cepat dan mudah. Hal ini menjadi menarik bagi investor yang mencari perusahaan dengan potensi pertumbuhan tinggi.

Platform pajak online yang sukses di Indonesia salah satunya adalah OnlinePajak. Didirikan pada tahun 2015, OnlinePajak dengan cepat menjadi salah satu platform pajak populer, dan telah memiliki lebih dari 1,5 juta pengguna. Perusahaan ini juga menarik perhatian pemodal ventura, termasuk SoftBank Ventures Asia dan Sequoia India.

Platform pajak online lainnya yang menarik perhatian VC adalah Pajak.io. Didirikan pada tahun 2017, Pajak.io menawarkan berbagai layanan pajak untuk pemilik usaha kecil dan pengusaha. Perusahaan telah mengumpulkan pendanaan lebih dari $3 juta dari investor seperti Alpha JWC Ventures dan Skystar Capital.

Application Information Will Show Up Here

Startup SaaS Ledgerowl Kantongi Pendanaan, Siap Akselerasi Produk untuk UMKM

Startup pencatatan keuangan untuk UMKM Ledgerowl mengumumkan pendanaan putaran pendanaan pra-awal yang dipimpin Init-6 dan Investible. Tidak disebutkan nominal investasi yang diterima. Perusahaan akan memanfaatkan dana untuk mengembangkan produknya dan mempercepat pertumbuhan.

Ledgerowl adalah startup SaaS yang mengembangkan solusi untuk pemilik bisnis membuat laporan keuangan dengan mudah, cepat, dan murah. Platformnya ditenagai dengan AI dan memanfaatkan machine learning untuk mengautomasi banyak tugas yang terlibat dalam pembukuan, seperti pengumpulan data, entri data, rekonsiliasi, dan klasifikasi transaksi.

Dengan demikian, pebisnis tidak perlu merekrut tenaga tambahan terdedikasi untuk melakukan tugas tersebut, mengurangi biaya pembukuan, dan meningkatkan pengambilan keputusan keuangan mereka.

“Dengan panduan dan pendanaan, kini kami dapat mempercepat pertumbuhan dan mempercepat produk kami dipasarkan dengan lebih cepat. Kami senang dapat bekerja sama dengan investor baru kami dan berharap dapat membantu UMKM di seluruh Asia Tenggara untuk menambah efisiensi pada operasi back-office mereka,” ujar Co-founder & CTO Ledgerowl Adrian Yasin dalam keterangan resmi, kemarin (21/2).

Masing-masing investor menyampaikan pernyataannya terkait investasi ini.

Venture Partner Init6 Rexi Christopher menyampaikan, “Para pendiri Ledgerowl memiliki pengalaman yang solid dan memahami kebutuhan pasar dengan baik. Oleh karena itu, kami yakin mereka dapat memimpin perusahaan menuju pertumbuhan eksponensial dalam waktu dekat. Kami yakin Ledgerowl akan menjadi solusi yang harus dimiliki pemilik UMKM untuk mengelola pembukuan mereka. dan urusan akuntansi.”

Principal Investible Khairu Rejal menambahkan, “Adrian dan Rey telah membuktikan bahwa mereka memecahkan masalah yang cukup besar untuk pasar Indonesia, dengan potensi untuk berkembang secara strategis di wilayah yang lebih besar. Mereka telah menunjukkan ketabahan, kemampuan, dan dinamisme yang diperlukan untuk merebut pasar ini, dan kami sangat senang untuk mendukung mereka dalam fase pertumbuhan berikutnya.”

Ledgerowl

Ledgerowl awalnya lahir dari hasrat Rey Kamal (Co-founder dan CEO) yang mengelola pembukuan untuk bisnis kecil temannya sebagai pekerjaan sampingan. Ia harus begadang untuk menghitung dan menghasilkan laporan keuangan, yang ternyata dirinya menyadari bahwa sebagian besar prosesnya berulang dan dapat mengambil manfaat dari automasi.

Kemudian, ia mengajak Adrian Yasin dan berbagi visi untuk merampingkan manajemen keuangan. Bersama-sama, mereka berkolaborasi untuk mengembangkan konsep automasi nan inovatif yang akan mengubah proses pembukuan. Ledgerowl pun resmi hadir pada 2019.

Setahun kemudian, perusahaan menyambut mitra strategis pertamanya, Umawar Investment Group. Sebagai Venture Builder dari startup pemula, grup keluarga ini mendorong pertumbuhan Ledgerowl dengan memanfaatkan ekosistem, pengalaman, dan kontak bisnis mereka yang luas untuk membantu memvalidasi ide tersebut.

“Kami telah melihat bagaimana Ledgerowl dapat memberi nilai tambah bagi UMKM dan mengembangkan bisnis mereka dari awal yang sederhana di garasi. Kami berharap dapat melihat lebih banyak produk berbasis solusi mereka dan akan selalu memberikan dukungan penuh untuk mencapai tujuannya,” kata Presiden Direktur Grup Alwi Mulachela.

Rey mengungkapkan, sejak awal Ledgerowl melakukan bootstrapping dan menginvestasikan kembali seluruh keuntungan ke dalam perusahaan dan teknologi. Selama pandemi, jumlah pelanggan tumbuh secara signifikan karena permintaan akan akuntansi yang lebih fleksibel dan layanan jarak jauh melonjak.

“Sementara kami telah berhasil melakukan bootstrap sampai saat ini, kami menyadari bagaimana suntikan modal akan menambah bahan bakar untuk skala dan meraih pasar yang berkembang pesat ini,” kata Rey.

Saat ini tingkat pertumbuhan UMKM baru di Indonesia adalah salah satu yang tercepat di dunia. Namun, kesadaran akan pentingnya pembukuan masih perlu ditingkatkan. Secara tradisional, pembukuan di ranah UMKM merupakan proses yang intensif waktu dan seringkali manual. Proses akuntansi yang rumit, ditambah dengan perekrutan tim akuntansi internal yang terus meningkat, merupakan kombinasi yang menantang bagi pengusaha mana pun.

Secara terpisah saat dihubungi DailySocial.id, Rey menyadari bahwa Ledgerowl bukanlah barang baru di Indonesia. Namun, ia menekankan diferensiasi utama dengan pemain sejenisnya adalah pihaknya memberikan “outcome-based accounting” ketimbang “tools-only”. Artinya, pemilik usaha hanya harus memberikan data yang relevan untuk pembukuan bisnis nya, dan mereka bisa mendapatkan laporan yang dibutuhkan.

“Kami melihat di Indonesia, awareness akan pentingnya pembukuan mulai terlihat di generasi entrepreneur muda. Dari sisi eksternal, kantor pajak mulai terlihat aktif dalam melakukan penyuluhan kepada para pemilik usaha. Dari sisi internal, kami mencoba untuk bisa memberikan konten-konten edukasi melalui media sosial,” kata dia.

Timnya juga berkomitmen dalam hal perlindungan data. Ledgerowl mengembangkan enkripsi data dan menggunakan autentikasi agar mengurangi risiko untuk dapat diakses oleh orang yang tidak berwenang. “Secara pengguna, kami melatih para pengguna di dalam organisasi untuk dapat memahami pentingnya menjaga keamanan data.”

Untuk monetisasinya, Ledgerowl memanfaatkan biaya berlangganan yang diklaim yang jauh lebih murah untuk mendapatkan “outcome” ketimbang harus hiring internal. Perusahaan berkomitmen untuk terus menekan biaya tersebut dengan memfokuskan diri untuk men-deploy automation di dalam proses pengerjaan pembukuan dan admin.

“Tahun ini kami juga akan memastikan unit economics terjaga dengan menurunkan monthly subscription kepada pengguna,” tutupnya.

Raih Pendanaan, Startup SaaS “Scrut Automation” Siap Ekspansi ke Indonesia

Startup SaaS Scrut Automation bersiap ekspansi ke Indonesia, Singapura, dan Amerika Serikat setelah memperoleh pendanaan sebesar $7,5 juta atau sekitar 113,7 miliar Rupiah yang dipimpin oleh MassMutual Ventures. Indonesia dan Singapura dinilai sebagai pasar krusial bagi pertumbuhan Scrut di tahap berikutnya.

Dalam keterangan resminya, Co-Founder dan CEO Scrut Automation Aayush Ghosh Choudhury mengungkapkan, “suntikan modal ini akan membantu timnya memperdalam kemampuan produk dan memperluas kehadiran pasar.”

Selain itu, Scrut akan menggunakan dana segar ini untuk menyederhanakan manajemen risiko dan kepatuhan keamanan informasi untuk perusahaan dalam lingkup SaaS, fintech, dan healthtech berbasis cloud. Ketiga industri ini memiliki potensi pertumbuhan yang sangat besar, tetapi juga risiko yang lebih besar sehingga membutuhkan sistem manajemen risiko yang tepat.

Scrut Automation merupakan platform otomatisasi untuk tata kelola, risiko, dan kepatuhan berbasis di India. Scrut didesain untuk menyederhanakan pemantauan keamanan informasi perusahaan berbasis cloud. Platform ini didirikan oleh tiga Co-founder,yaitu  Aayush Choudary, Jayesh Gadewar, dan Kush Kaushik dengan visi memantau keamanan informasi dan membuatnya dapat diakses di seluruh organisasi.

Berawal dari platform otomatisasi tata kelola bisnis, Scrut memperluas jangkauan ke ranah keamanan informasi dalam operasional dan meningkatkan visibilitas risiko yang komprehensif. Saat ini, produk yang sudah dikembangkan, termasuk GRC, solusi satu pintu untuk pengamatan risiko, keamanan informasi, dan kepatuhan.

Sebagai informasi, MassMutual Ventures dikenal aktif mendanai sektor risiko dan keamanan, termasuk prediksi dan manajemen risiko dunia maya, penilaian risiko, keamanan data, serta IoT. Adapun, pendanaan ini juga disuntik oleh investor terdahulu, yaitu Lightspeed India Partners dan Endiya Partners.

Solusi tata kelola bisnis

Kebanyakan perusahaan besar masih menggunakan perangkat Manajemen Risiko Perusahaan (ERM) lama untuk mengelola penilaian risiko dan proses manajemen. Namun, produk ini cenderung sulit diadopsi untuk perusahaan SaaS dan fintech skala menengah. Selain itu juga kebanyakan produk tidak memiliki integrasi yang relevan.

Platform Scrut diklaim mampu meringankan beban perusahaan dalam menjaga keamanan dan kepatuhan hingga 70%. Selain itu juga memantau keamanan informasi perusahaan berbasis cloud berskala kecil, menengah, dan besar untuk memenuhi berbagai standar keamanan informasi.

Scrut membidik perusahaan berskala kecil hingga skala besar di dunia. Scrut juga membantu customer membangun sistem keamanan informasi yang kuat berdasarkan profil risiko mereka sehingga dapat memenuhi lebih dari 20 standar utama, termasuk ISO 27001, SOC 2, GDPR, NIST, CCPA, HIPAA, PCI DSS.

Di Indonesia, sektor fintech diperkirakan memiliki masa depan cerah dengan pertumbuhan CAGR sebesar 15 persen (2022-2027). Nilai transaksi fintech di global diestimasi mencapai $28 triliun pada 2027. Ada lima segmen fintech utama dalam transformasi sektor keuangan di Indonesia, yakni Neobanking, Alternative Financing, Digital Assets, Digital Investment, dan Digital Payments.

Dari sisi healthtech, total ukuran pasar Indonesia di 2018 adalah sebesar $80 miliar. Angka ini diperkirakan terus meningkat hingga 16 persen dalam lima tahun. Dilansir dari Health Investor Asia,  pengeluaran untuk layanan kesehatan publik akan berlipat ganda menjadi $740 miliar pada 2017-2025.

Di Indonesia, belum banyak perusahaan rintisan yang juga menawarkan solusi terkait tata kelola bisnis, seperti RunSystem dan Esensi Solusi Buana. Kedua pemain ini fokus menawarkan solusi ERP.

iSeller Tutup Pendanaan Seri B 179 Miliar Rupiah Dipimpin Intudo Ventures

Startup pengembang layanan point of sale “iSeller” mengumumkan telah merampungkan pendanaan seri B senilai $12 juta (lebih dari 179 miliar Rupiah) dipimpin oleh Intudo Ventures. Beacon Venture Capital, turut serta dalam putaran ini bersama dengan investor terdahulu, yakni Mandiri Capital Indonesia dan Openspace Ventures.

iSeller akan memanfaatkan dana segar untuk merilis versi baru dari produk andalannya yang berfokus pada peningkatan pengalaman pengguna, kinerja, dan keandalan yang lebih cepat.

Sebelumnya, putaran pra-seri B telah diumumkan pada Oktober 2021 sebesar Rp120 miliar dari AppWorks dan Openspace Ventures.

Dalam keterangan resmi yang disampaikan hari ini (26/1), Founder & CEO iSeller Jimmy Petrus menyampaikan, perusahaan telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa selama beberapa tahun terakhir karena didorong oleh permintaan yang besar dari UMKM dan bisnis online. Mereka membutuhkan solusi omnichannel, mulai dari manajemen stok dan pemasaran, hingga pembayaran dan akuntansi demi meningkatkan efisiensi operasi dan memfasilitasi pertumbuhan bisnis.

“Dengan demikian, solusi kami tidak hanya membantu bisnis merampingkan operasi sehari-hari, tetapi memberikan pertumbuhan bisnis yang terbalik untuk kesuksesan jangka panjang. Kami berterima kasih atas dukungan dari investor baru dan yang sudah ada, dan berharap dapat membangun produk dan layanan baru untuk membantu mendorong transformasi digital perekonomian Indonesia,” ucapnya.

Founding Partner Intudo Ventures Patrick Yip menambahkan, ekosistem pedagang Indonesia secara historis mengalami fragmentasi dan proses yang tidak efisien. Dengan memanfaatkan transformasi digital merchant, iSeller telah mengalami pertumbuhan luar biasa selama beberapa tahun terakhir, memanfaatkan keahlian tim dalam SaaS, teknologi omnichannel, dan pembayaran terintegrasi untuk pasar Indonesia.

Di pasar layanan POS, iSeller saat ini berhadapan dengan sejumlah kompetitor, seperti majoo, Moka, Qasir, Youtap, dan beberapa lainnya. majoo sendiri baru mengumumkan pendanaan seri A 149 miliar Rupiah di Agustus 2022 lalu.

Perkembangan iSeller

Perusahaan yang melabelkan posisinya sebagai “Shopify of Indonesia” ini menawarkan solusi all-in-one buat bisnis dalam mendigitalkan penjualan dan operasi, termasuk POS, penerimaan pembayaran digital, manajemen inventaris, toko online instan, integrasi pasar, dan pengiriman makanan integrasi.

Diklaim selama dua tahun terakhir, iSeller mengalami peningkatan akuisisi dan pendapatan merchant lebih dari empat kali lipat, sementara volume transaksi bruto (GTV) meningkat lima kali lipat menjadi lebih dari $600 juta. Perusahaan melihat hampir 15 kali lipat peningkatan dalam penggunaan fitur integrasi pasar di ekosistem iSeller, dan peningkatan 4 kali lipat dalam adopsi saluran toko online.

Untuk mendukung pertumbuhan dramatis ini, iSeller telah memperkuat tim customer experience dengan lebih dari 100 karyawan baru selama 10 bulan terakhir. Saat ini, iSeller merupakan satu-satunya platform penjualan berbasis omnichannel yang terintegrasi penuh dengan empat marketplace terbesar di Indonesia—yaitu Tokopedia, Shopee, Lazada, dan Blibli.

Kemudian, selama satu tahun terakhir, perusahaan tumbuh pesat karena mendapat daya tarik yang signifikan dalam adopsi pedagang dan pemrosesan pembayaran. Solusinya telah dimanfaatkan oleh merchant yang tersebar 30 kota di seluruh Indonesia dan dipercaya oleh lebih dari 100.000 bisnis, termasuk perusahaan seperti SOGO, OMNILUXE, Jiwa Group, GK Hebat Group, Agung Sedayu Group, Damn! I Love Indonesia, Sinarmas, IT Gallery, Es Teler 77, HopHop, Lemonilo, dan Peripera, di antara banyak lainnya.

Petrus melanjutkan, untuk melayani pedagang dengan lebih baik, iSeller telah menjalin kemitraan tingkat nasional dengan Bank Mandiri Indonesia. Dalam kesepakatan tersebut, Bank Mandiri mengadopsi iSeller sebagai platform POS resmi untuk semua pedagang pada program Mandiri Merchant Livin, yang mencakup lebih dari tiga juta bisnis.

Sebagai bagian dari pembiayaan, iSeller juga menyelesaikan akuisisi YUKK—gerbang pembayaran berlisensi PJSP, untuk lebih memperluas layanan pembayaran perusahaan demi inklusivitas keuangan yang lebih besar.

Chief Investment Officer Mandiri Capital Indonesia Dennis Pratisha menuturkan, iSeller berada di garis depan platform POS berbasis omnichannel di Indonesia untuk pedagang online dan offline. Menurutnya, sektor ritel telah menghadapi banyak tantangan dalam beberapa tahun terakhir, makanya dibutuhkan sistem seperti iSeller untuk tidak hanya membantu bisnis meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memberikan pertumbuhan untuk kesuksesan jangka panjang.

“Kami sangat senang dengan dampak iSeller terutama dengan Program Merchant Livin Mandiri yang mencakup tiga juta bisnis dan memiliki kepercayaan penuh pada kepemimpinan iSeller, serta lintasan mereka di masa depan,” ucap Dennis.

Jimmy menutup, target perusahaan ke depannya, ia membidik pencapaian titik profitabilitas dalam tiga tahun ke depan dengan berfokus pada perluasan jangkauan melalui mitra strategis, efisiensi akuisisi, dan peningkatan nilai seumur hidup pelanggan (CLTV) melalui layanan nilai tambah merchant yang lebih komprehensif dan terintegrasi.

Application Information Will Show Up Here

Mindtera Raih Tambahan Dana 13 Miliar dari East Ventures dan Seedstars

Startup SaaS penyedia platform Employee Assistance Program (EAP) Mindtera mengumumkan perolehan tambahan putaran tahap awal sebesar $850 ribu (sekitar 13 miliar Rupiah) dipimpin oleh East Ventures. Seedstars International Ventures dan angel investor terkemuka lainnya turut berpartisipasi dalam putaran tersebut.

Tambahan amunisi ini akan dimanfaatkan perusahaan untuk memperluas cakupan operasional B2B demi melayani lebih banyak klien perusahaan. Juga, mengembangkan produk Mindtera dalam upaya menjadi platform program bantuan karyawan terkemuka di Indonesia.

Dalam keterangan resmi yang disampaikan hari ini (16/1), perwakilan dari Seedstars International Ventures menyampaikan, dunia telah melihat perubahan besar dalam memahami bagaimana kesehatan mental dan kesejahteraan integral untuk bisnis, tapi masih banyak pekerjaan rumah yang perlu dilakukan agar dapat berjalan secara efektif.

“Mindtera berada di garis depan perubahan mendasar di tempat kerja dan telah mampu memperluas jangkauannya dengan cepat di ruang SDM Indonesia. Kami sangat senang melihat apa yang dapat mereka ciptakan lebih lanjut di ruang ini dan membantu membangun budaya kerja yang lebih baik bagi perusahaan sambil meningkatkan produktivitas dan keterlibatan karyawan,” ucap General Partner Seedstars International Ventures Patricia Sosrodjojo.

Perkembangan Mindtera

Didirikan pada 2021 oleh Tita Ardiati dan Bayu Puspito Bhaskoro, Mindtera adalah platform yang menggunakan wawasan berbasis data untuk membangun tempat kerja yang produktif dan bahagia. Perusahaan mengelola pengembangan, keterlibatan, dan kesejahteraan karyawan, mengikuti karyawan dari proses perekrutan hingga pensiun.

Menurut studi yang dilakukan oleh McKinsey pada 2021, menunjukkan bahwa jika karyawan tidak sehat secara mental, hal itu akan memengaruhi keuntungan bisnis dalam banyak hal. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyatakan, selain berdampak pada hubungan dan masyarakat, masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan juga merugikan ekonomi global $1 triliun per tahun, terutama dari penurunan produktivitas.

Selama setahun terakhir, Mindtera telah meluncurkan dua platform untuk mengatasi masalah ini, yakni Mindtera Pro dan Mindtera Plus. Produk pertama ini adalah dasbor analisis dan aplikasi dengan rangkaian alat penilaian canggih yang dirancang untuk mengumpulkan dan menganalisis umpan balik karyawan untuk meningkatkan pengalaman mereka di perusahaan.

Sementara itu, Mindtera Plus melayani perusahaan dengan menyediakan akses ke konsultan pembinaan dan pengembangan yang dapat membantu mengatasi berbagai tantangan yang mungkin timbul dalam manajemen dan budaya karyawan.

Co-founder & CEO Mindtera Tita Ardiati mengatakan, “Berinvestasi pada sumber daya manusia itu rumit. Manfaatnya tidak langsung terlihat, tetapi perusahaan akan melihat dampak yang berkelanjutan jika Anda membangun lingkungan kerja yang seimbang dan sehat. Sumber daya manusia adalah sebuah aset berharga bagi pertumbuhan perusahaan. Orang-orang yang bahagia menginspirasi pertumbuhan, jadi jagalah orang-orang Anda, dan Anda akan melihat produktivitas.”

Diklaim, Mindtera telah mempekerjakan lebih dari 10 ribu karyawan dan mendorong peningkatan kesadaran kesejahteraan karyawan sebesar 94%. Perusahaan juga mendapatkan beberapa penghargaan untuk platformnya. Di antaranya, mendapat pengakuan oleh Google Play sebagai Aplikasi Terbaik untuk Dampak Positif 2022 dan Aplikasi Lokal Terbaik 2022, mewakili Indonesia di Google Startups Southeast Asia 2023, dan lainnya.

Pada awal kehadirannya, Mindtera menyediakan produk edu-wellness untuk karyawan perusahaan sebagai solusi atas ketidakseimbangan antara peningkatan kemampuan teknis atau akademis dan EQ yang masih sering ditemui di Indonesia.

Mindtera merancang dan membangun produk edukasi bermuatan kecerdasan majemuk (multi-intelligence approach) yang sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk menghadapi tantangan hidup melalui peningkatan EQ, terutama di saat pandemi COVID-19. Kurikulum kecerdasan majemuk Mindtera telah divalidasi secara ilmiah dan klini oleh para life coach, edukator, dan psikolog klinis.

Application Information Will Show Up Here