Paxel Segera Rambah Layanan Pengiriman Instan dan Ekspansi ke Sumatra

Permintaan logistik yang melonjak sepanjang pandemi mendorong Paxel berinovasi dengan merilis dua layanan terbaru dan perlebar kehadiran hingga Sumatra dalam waktu dekat. Kota Medan akan menjadi persinggahan pertama yang akan dimasuki perusahaan pada awal bulan depan.

Dalam keterangan resmi, Co-Founder Paxel Zaldy Ilham Masita mengatakan, ekspansi ke Sumatera dalam rangka menjawab permintaan para pelanggan. Terlebih, di sana pertumbuhan ekonomi UMKM meningkat hingga 60% sejak akhir tahun lalu. Diperkirakan pada bulan depan yang bertepatan dengan bulan ramadan volume kirim akan mengalami peningkatan setidaknya 30% dibandingkan tahun lalu.

“Kebiasaan saling berkirim barang, khususnya hampers dan makanan sebagai pengganti silaturahmi tatap muka akan semakin lazim dan sering dilakukan di bulan puasa pandemi tahun ini. Tentunya kami ingin ada lebih banyak lagi UMKM di Indonesia yang bisa meraup pendapatan lebih banyak dengan pengiriman same day dan ongkir flat Paxel yang terjangkau,” ucap Zaldi, Selasa (30/3).

Terkait inovasi layanan baru, lanjutnya, perusahaan kini memperlebar hingga layanan cold chain last mile dan instant delivery. Sejak akhir tahun lalu, Paxel telah mulai uji coba pengiriman same day untuk es krim, berkat kerja sama dengan produsen es krim. Layanan cold chain tersebut kini siap menambah jangkauan pengiriman hingga ke Jakarta, Tangerang Selatan, dan Bekasi.

Layanan serupa sebelumnya juga dirilis oleh Crewdible, yang menghadirkan opsi pergudangan cold storage dengan fasilitas khusus seperti chest freezer, chiller, hingga cold storage room. Permintaan dari pelaku UKM, khususnya di bidang F&B mendorong para pemain logistik untuk memberikan alternatif warehousing yang sesuai, sehingga proses pengiriman bakal relatif lebih cepat.

Sementara itu, untuk layanan pengiriman instan akan segera dirilis dalam waktu dekat. Dengan kata lain, Paxel akan bersaing secara langsung dengan Grab dan Gojek. Zaldy menuturkan, servis ini diyakini tidak hanya akan melengkapi layanan Paxel lainnya, tetapi juga dapat menjadikan Paxel sebagai suatu ekosistem yang adaptif dan solutif bagi para pelaku UMKM di Indonesia.

Layanan pengiriman cepat memang terus mengalami peningkatan traksi. Mengacu laporan The 2nd Series Industry Roundtable: Logistics Industry Perspective yang dirilis MarkPlus Inc pada Oktober 2020, frekuensi jasa kurir meningkat pesat selama masa pandemi. Peningkatan ini dipicu oleh sejumlah faktor utama antara lain kegiatan belanja online, harga, dan waktu pengiriman.

Selain itu, layanan same day delivery diekspektasi bakal meningkat lebih pesat penggunaannya pasca-pandemi (67,2%) dibandingkan layanan pengiriman regular (78,7%) meski porsinya masih lebih besar. Adapun riset ini diikuti oleh sebanyak 122 responden dari wilayah Jabodetabek (59,8%) dan non-Jabodetabek (40,2%).

[Baca juga: Tren Same Day Delivery Diprediksi Meningkat, Persaingan Jasa Logistik Semakin Ketat]

Sepanjang tahun lalu, Paxel telah membuka jangkauan baru di enam kota area Jawa, yaitu Cikarang, Cirebon, Jember, Kediri, Madiun, dan Sidoarjo. Adapun pada Q1 2021, diklaim kenaikan jumlah pengguna aktif UMKM pada jangkauan baru melonjak hingga 40%-50% per bulan, ada lebih dari 1,7 juta pengguna yang mengirimkan sekitar 4,1 juta paket same day delivery.

“Di awal tahun ini, volume kirim pun naik hingga 86%. Hal ini menjadi indikasi kebangkitan ekonomi UMKM, yang sekaligus mendorong kami untuk secepatnya memberikan peluang yang sama bagi pelaku UMKM di Sumatra.”

Melalui servis Same Day Delivery, PaxelMarket, dan PaxelBig untuk paket berat s/d 20 Kg, Paxel telah membantu mempercepat perputaran uang banyak pelaku UMKM di Jawa, Bali, dan Makassar.

Application Information Will Show Up Here

Same Day Delivery Gets Hyped, Logistics Competition Went Tight

The growth of the logistics market in Indonesia is predicted to get better in 2021. This has taken into account the current situation in Indonesia as the implementation of social restriction policies in some areas.

Indonesian Logistics Association’s (ALI) Chairman, Zaldy Ilham Masita revealed several predictions and trends in logistics to occur in Indonesia this year. First, he observed that logistics service players had started to adapt during the pandemic. This is visible as the emerging new services and collaboration between startups and large logistics companies, especially to accommodate the needs of instant courier services (on-demand).

“In the fourth quarter of 2020, logistics will get more popular due to increasing public spending. In the first quarter of 2021, it is a bit worrying as the implementation of social restrictions. However, we are optimistic because during the last six months, [logistics players] have been trained to adapt. We predict that the logistics peak [increase] will occur in the third and fourth quarters of 2021 as more people get vaccinated,” he said in recent contact with DailySocial.

According to Ken Research‘s report, Indonesia’s logistics market is estimated to reach $200.3 billion with a CAGR of 7.9% in 2024. This value includes goods transportation, freight forwarding, warehouse, express and parcel (CEP) and cold chain logistics businesses.

Second, he estimates that the increase in the logistics business this year will be boosted by the same day delivery service. With the current situation, he estimates that this trend can spur logistics industry players to evaluate whether the current duration of same day delivery times has met customer expectations and is business competitive.

Zaldy, who is also the President Director of Paxel, even admitted that he would consider the findings. Moreover, Paxel, which is a technology-based logistics delivery service platform startup, started a same-day delivery service with a duration of up to 10 hours.

Service

Ja(bo)detabek rate

Duration

GoSend Rp,.815/km (0-6km), Rp 18,000 (6-15km), Rp1,200/km (>15km) Up to 4hrs since the pick-up
Grab Express Start from Rp15.000 (0-5km) Up to 6hrs (motorcycle) since the pick-up
Paxel Flat s/d 5kg Rp8.000 (dalam kota), Rp15.000 (luar kota) 6-8hrs (within city), 10-12hrs (inter-city)
MrSpeedy Rp8.000 for the first 4km Up to 90 menit

Source: Official website of Gojek, Grab, Paxel, MrSpeedy / Organized by DailySocial

“Currently, Same day delivery within the city is only 2 hours. Over the last few years, customer expectations have increased significantly. [Paxel] is even evaluating whether the same delivery with a duration of 8-10 hours can compete. In addition, there is something more extreme at a lower cost. It means that the industry needs more innovation,” he added.

Same day delivery trend is driven by food delivery

Referring to the report The 2nd Series Industry Roundtable: Logistics Industry Perspective released by MarkPlus Inc in October 2020, the frequency of courier services increased rapidly during the pandemic. This increase was triggered by a number of main factors, including online shopping activities, prices, and delivery times.

Sumber: MarkPlus Inc / Diolah kembali oleh DailySocial
Source: MarkPlus Inc / Organized by DailySocial

In addition, same day delivery services are expected to get rapidly increased after the pandemic (67.2%) compared to regular delivery services (78.7%) even it has a larger portion. The research was done with 122 respondents from the Greater Jakarta area (59.8%) and non-Jabodetabek (40.2%).

Then, respondents have a main expectation for the delivery of services on time (36.7%) and logistics service providers are considered to need to improve pick-up services in the future.

Sumber: MarkPlus Inc / Diolah kembali oleh DailySocial
Source: MarkPlus Inc / Organized by DailySocial

Third, in Zaldy’s observations, the B2B logistics market is getting decrease due to the shifting of shopping behavior from offline to online. The effort is getting stronger as the pandemic and increasing customer expectations are considered increasingly extreme. He estimates that the composition of the logistics business in the B2C segment will increase from 10% to 25% this year.

Fourth, this year is also a proving ground to see which logistics business models are successful and which are not. New business models may emerge because many new markets are yet to open, such as food delivery services,” Zaldy explained.

Several giant startups, such as Gojek (GoFood), Bukalapak (BukaFood), and Shopee (ShopeeFood) are started to tighten its position in the market segment. The large logistics company SiCepat also acquired 51% shares in the DigiResto food delivery platform to boost revenue contribution from the food delivery market in Indonesia.

Quoting Momentum Works’ research, GMV food delivery services experienced accelerated growth during the pandemic. The report noted the GMV of food delivery services in six countries in Southeast Asia reached $11.9 billion in 2020.

In terms of the Indonesian market, the number has reached $3.7 billion or equivalent to Rp52 trillion, dominated by two big players, Grab and Gojek, with a share of 53% and 47% of the total market share, respectively.

Challenges for legacy logistics

Fifth, Zaldy continued, he said that older conventional logistics companies would find it difficult to catch up with future trends. This is because it is not easy for companies to transform or build infrastructure in a short time. The key is in collaboration.

At least, throughout 2020, there will be many collaborations between startups and corporations. For example, Ninja Xpress partners with Grab and Gojek partners with Paxel. The partnership was due to strengthening inter-city freight forwarding services (intercity).

According to Zaldy, the pandemic is an eye-opening experience, therefore, conventional logistics companies are willing to collaborate. “Many conventional legacy companies find it difficult to catch up with business as customer expectations getting higher now. We see some conventional companies, their service may be threatened by the same-day delivery,” Zaldy said.

In fact, he also saw an emerging new trend due to the pandemic, non-logistics companies entering the logistics sector. Blue Bird is one of which that executed this idea.

The company has made maneuvers in logistics since the second quarter of 2020, powered by the fleets. Blue Bird has started to expand its logistics services by partnering with Paxel for large package shipments with a same-day delivery service.

“We are using the existing fleet for cost-efficient. In essence, we want to contribute to logistics services during a pandemic, regarding hygiene in particular, we apply protocols according to our standards,” Blue Bird’s Chief Strategy Officer, Paul Soegianto said to DailySocial.

Zaldy also gave an example of how this will be a challenge to PT Pos Indonesia. He said the infrastructure is no longer possible to catch up with logistics service providers, SiCepat, for example.

“However, [models such as] PT Pos Indonesia can take advantage of infrastructure from other platforms, such as Anteraja. This means that the first and middle miles can collaborate with each other, while the competition is in the last mile,” he added.

Gojek and Tokopedia’s Merger to affect logistics industry

Sixth, he estimates that the plan of Gojek and Tokopedia’s merger can have a big impact on the Indonesian logistics industry. Also, he added, conventional logistics companies will be significantly affected.

“The merger of the two will struck the legacy companies. Why? It’s hard to get legacy companies to change their business models, especially those that already have thousands of courier fleets and hubs. Unless they have good IT systems or technology, this will be difficult. Blue Bird is an example of a legacy company with a ready system. The question is have they done the ‘homework’?” Zaldy said.

In a separate article, DailySocial Founder and CEO Rama Mamuaya said that the merger of the two can have a big impact on consumers and the industry. Rama said, cross-breeding of complementary products would be fantastic for consumers. Moreover, both of those have integrated e-commerce, transportation, and financial infrastructure in one application.

“Today, we have same-day delivery which works most of the time. The integration between Gojek and Tokopedia can produce something even better, Amazon Prime-style instant same-hour delivery, helping push e-commerce transaction and customer satisfaction even more while increasing driver utilization rate making it more economical as a business,” he explained.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Tren “Same Day Delivery” Diprediksi Meningkat, Persaingan Jasa Logistik Semakin Ketat

Pertumbuhan pasar logistik di Indonesia diprediksi semakin membaik di 2021. Prediksi tersebut sudah mempertimbangkan pada faktor situasi Indonesia saat ini dengan pemberlakuan kebijakan pembatasan sosial di sejumlah wilayah.

Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita mengungkap sejumlah prediksi dan tren logistik yang bakal terjadi di Indonesia di tahun ini. Pertama, ia mengamati bahwa pelaku jasa logistik sudah mulai beradaptasi selama masa pandemi. Hal ini terlihat dari kemunculan layanan baru dan kolaborasi antara startup dan perusahaan logistik besar, terutama untuk mengakomodasi kebutuhan layanan kurir instan (on-demand).

“Di kuartal IV 2020, logistik sudah mulai naik karena spending masyarakat sudah mulai jalan. Di kuartal pertama 2021, memang agak mengkhawatirkan karena ada pemberlakuan pembatasan sosial kembali. Tetapi, kami optimistis karena selama enam bulan terakhir, [pelaku logistik] sudah terlatih untuk beradaptasi. Kami prediksi puncak [kenaikan] logistik terjadi di kuartal III dan IV 2021 sejalan dengan semakin banyak orang yang divaksin,” tuturnya dihubungi DailySocial.

Berdasarkan laporan Ken Research, pasar logistik Indonesia diestimasi mencapai nilai $200,3 miliar dengan CAGR 7,9% pada 2024. Nilai ini sudah termasuk untuk bisnis angkutan barang, pengiriman barang, warehouse, express and parcel (CEP), hingga cold chain logistic.

Kedua, ia memperkirakan kenaikan bisnis logistik di tahun ini akan banyak didongkrak oleh layanan same day delivery. Dengan situasi saat ini, ia memperkirakan tren tersebut dapat memacu pelaku industri logistik untuk mengevaluasi apakah durasi waktu pengiriman same day delivery yang sudah ada saat ini telah memenuhi ekspektasi pelanggan dan kompetitif secara bisnis.

Zaldy yang juga Direktur Utama Paxel bahkan mengaku akan mempertimbangkan temuan tersebut. Terlebih, Paxel yang merupakan startup platform jasa pengiriman logistik berbasis teknologi ini awalnya memulai layanan same day delivery dengan durasi pengiriman hingga 10 jam.

Layanan

Tarif Ja(bo)detabek

Durasi

GoSend Rp2.815/km (0-6km), Rp 18.000 (6-15km), Rp1.200/km (>15km) Max 4 jam terhitung setelah pick-up barang
Grab Express Dimulai dari Rp15.000 (0-5km) Max 6 jam (motor) terhitung setelah pick-up barang
Paxel Flat s/d 5kg Rp8.000 (dalam kota), Rp15.000 (luar kota) 6-8 jam (dalam kota), 10-12 jam (luar kota)
MrSpeedy Rp8.000 untuk 4km pertama Max 90 menit

Sumber: situs resmi Gojek, Grab, Paxel, MrSpeedy / Diolah kembali oleh DailySocial

“Sekarang, same day delivery di dalam kota hanya 2 jam. Selama beberapa tahun terakhir ini, ekspektasi customer naik signifikan. [Paxel] bahkan mengevaluasi lagi apakah same delivery berdurasi 8-10 jam masih bisa berkompetisi. Apalagi, ada yang lebih ekstrem dengan biaya lebih rendah. Ini berarti industri butuh inovasi lebih besar,” paparnya.

Tren same day delivery didorong oleh pengiriman makanan

Jika mengacu laporan The 2nd Series Industry Roundtable: Logistics Industry Perspective yang dirilis MarkPlus Inc pada Oktober 2020, frekuensi jasa kurir meningkat pesat selama masa pandemi. Peningkatan ini dipicu oleh sejumlah faktor utama antara lain kegiatan belanja online, harga, dan waktu pengiriman.

Sumber: MarkPlus Inc / Diolah kembali oleh DailySocial
Sumber: MarkPlus Inc / Diolah kembali oleh DailySocial

Selain itu, layanan same day delivery diekspektasi bakal meningkat lebih pesat penggunaannya pasca-pandemi (67,2%) dibandingkan layanan pengiriman regular (78,7%) meski porsinya masih lebih besar. Adapun riset ini diikuti oleh sebanyak 122 responden dari wilayah Jabodetabek (59,8%) dan non-Jabodetabek (40,2%).

Kemudian, responden juga memiliki ekspektasi utama terhadap pengiriman layanan yang tepat waktu (36,7%) dan penyedia jasa logistik dinilai perlu meningkatkan layanan pick-up di masa depan.

Sumber: MarkPlus Inc / Diolah kembali oleh DailySocial
Sumber: MarkPlus Inc / Diolah kembali oleh DailySocial

Ketiga, menurut pengamatan Zaldy, pasar logistik B2B sudah mulai berkurang porsinya dikarenakan terjadi shifting perilaku belanja dari offline ke online. Dorongannya semakin kuat ketika pandemi dan meningkatnya ekspektasi customer yang dinilai semakin ekstrem. Ia memperkirakan komposisi bisnis logistik di segmen B2C bakal naik porsinya dari 10% menjadi 25% di tahun ini.

Keempat, tahun ini sekaligus menjadi ajang pembuktian untuk melihat mana model bisnis logistik yang berhasil, mana yang tidak. Model bisnis baru mungkin akan lebih banyak bermunculan karena banyak pasar baru yang belum terbuka, misalnya jasa pengiriman makanan,” jelas Zaldy.

Beberapa startup raksasa, seperti Gojek (GoFood), Bukalapak (BukaFood), dan Shopee (ShopeeFood) sudah mulai bersiap untuk memperkuat posisinya di segmen pasar ini. Perusahaan logistik besar SiCepat juga bahkan mencaplok 51% saham platform pengiriman makanan DigiResto demi mendorong kontribusi pendapatan dari pasar pengiriman makanan di Indonesia.

Mengutip hasil riset Momentum Works, GMV layanan pengiriman makanan (food delivery) mengalami percepatan pertumbuhan selama pandemi. Laporan ini mencatat GMV layanan pengiriman makanan di enam negara di Asia Tenggara mencapai $11,9 miliar di 2020.

Untuk pasar Indonesia saja, angkanya mencapai $3,7 miliar atau setara Rp52 triliun yang didominasi dua pemain besar, yakni Grab dan Gojek dengan porsi masing-masing sebesar 53% dan 47% dari total pangsa pasar.

Tantangan bagi perusahaan logistik legacy

Kelima, lanjut Zaldy, ia memperkirakan perusahaan logistik konvensional yang sudah lama beroperasi bakal sulit mengejar tren ke depan. Hal ini karena tidak mudah bagi perusahaan untuk melakukan transformasi atau membangun infrastruktur dalam waktu singkat. Kuncinya ada pada kolaborasi.

Setidaknya, sepanjang 2020 terdapat banyak kolaborasi yang terjadi antara startup dan korporasi. Misalnya, Ninja Xpress bermitra dengan Grab dan Gojek bermitra dengan Paxel. Kemitraan keduanya dilakukan untuk memperkuat jasa pengiriman barang antar-kota (intercity).

Menurut Zaldy, pandemi menjadi pembuka mata agar perusahaan logistik konvensional mau berkolaborasi. “Banyak perusahaan legacy konvensional susah mengejar bisnis karena sekarang ekspektasi customer jauh lebih tinggi. Kita lihat beberapa perusahaan konvensional, service-nya mungkin terancam karena sudah ada same day delivery,” ujar Zaldy.

Bahkan ia juga melihat tren baru yang bakal muncul akibat pandemi, yakni perusahaan non-logistik masuk ke sektor logistik. Blue Bird merupakan salah satu yang sudah melakukannya.

Perusahaan melakukan manuver ke logistik sejak kuartal II 2020 yang diperkuat dengan dukungan aset armadanya. Blue Bird juga mulai memperluas cakupan layanan logistiknya dengan menggandeng Paxel untuk pengiriman paket berukuran besar dengan layanan same day delivery.

“Kami menggunakan armada existing jadi secara cost [efisien]. Intinya, kami ingin berkontribusi pada layanan logistik di masa pandemi, terutama soal higienis yang kami terapkan sesuai standar kami,” ungkap Chief Strategy Officer Blue Bird Paul Soegianto kepada DailySocial.

Zaldy juga mencontohkan bagaimana tantangan ini bakal dihadapi oleh PT Pos Indonesia. Ia menilai infrastruktur yang dimiliki sudah tidak memungkinkan untuk mengejar ketertinggalan dengan penyedia jasa logistik, SiCepat misalnya.

“Akan tetapi, [model seperti] PT Pos Indonesia bisa memanfaatkan infrastruktur dari platform lain, seperti Anteraja. Artinya, first mile dan middle mile bisa saling berkolaborasi, sedangkan kompetisinya ada di last mile,” tambahnya.

Dampak merger Gojek dan Tokopedia terhadap industri logistik

Keenam, ia memperkirakan rencana merger Gojek dan Tokopedia dapat memberikan dampak besar terhadap industri logistik Indonesia. Dan, menurutnya yang bakal terdampak signifikan adalah perusahaan logistik konvensional.

“Merger keduanya bakal membuat perusahaan legacy ‘berkeringat’. Kenapa? Susah membuat perusahaan legacy untuk mengubah model bisnis bisnis, apalagi yang sudah memiliki ribuan armada kurir dan hub. Kecuali mereka punya sistem IT atau teknologi yang bagus, ini bakal sulit. Blue Bird itu satu contoh perusahaan legacy yang sistemnya sudah siap. Pertanyaannya adalah apa mereka sudah mengerjakan ‘PR’-nya?” ucap Zaldy.

Dalam artikel terpisah, Founder dan CEO DailySocial Rama Mamuaya beropini bahwa merger keduanya dapat memberikan dampak besar bagi konsumen dan industri. Dikatakan Rama, kawin silang produk yang saling melengkapi akan menjadi sangat fantastis bagi konsumen. Terlebih, keduanya telah memiliki infrastruktur e-commerce, transportasi, hingga keuangan yang terintegrasi dalam satu aplikasi.

“Saat ini, kita sudah menikmati sistem pengiriman di hari yang sama.
Integrasi antara Gojek dan Tokopedia dapat menciptakan sesuatu yang lebih mengunggah, misalnya pengiriman instan ala Amazon Prime dalam hitungan jam, membantu mendorong transaksi ecommerce, hingga meningkatkan utilisasi pengemudi sehingga lebih ekonomis sebagai bisnis,” paparnya.

Paxel Tengah Rampungkan Pendanaan Baru, Genjot Layanan “Smart Locker” dan “Same Day Delivery”

Startup logistik Indonesia, Paxel, tengah menjajaki penggalangan dana baru. Seperti dikutip Katadata, awalnya Paxel berencana menghimpun dana di kuartal II 2020, tetapi terpaksa mundur karena situasi pandemi Covid-19.

“Sekarang [penggalangan dana] sedang progress untuk kuartal 3 tahun ini,” ungkap Direktur Utama Paxel Zaldy Ilham Masita dalam pesan singkat kepada DailySocial.

Pada 2019, Paxel disebutkan telah mengantongi pendanaan seri A sebesar $10 juta yang dipimpin oleh Co-founder Paxel Johari Zein. Selain itu, sejumlah venture capital juga terlibat dalam pendanaan ini, yaitu East Ventures, Sinar Mas Digital Ventures, dan Susquehanna International Group.

“Pendanaan baru ini masih kelanjutan dari seri A. [Calon investor yang terlibat] campur, ada yang baru dan existing,” tambah Zaldy.

Seperti diketahui, pendanaan ini rencananya akan digunakan untuk mendorong ekspansi smart locker Paxel di seluruh Indonesia. Zaldy sempat menyebutkan bahwa ketersediaan lebih banyak smart locker menjadi kunci untuk menjalankan model bisnis baru di bidang logistik ini.

Menurutnya, smart locker dapat mengurangi biaya logistik tanpa harus mengorbankan service level. Targetnya, Paxel ingin menghadirkan setidaknya satu smart locker untuk setiap kode pos wilayah.

Fokus pada layanan “same day delivery

Zaldy mengaku bahwa pandemi mendorong peningkatan signifikan pada layanan logistik Paxel yang mengusung same day delivery. Menurutnya, selama tiga bulan terakhir, layanan same day delivery Paxel meroket hingga 250 persen. Kenaikan ini utamanya didorong dari jasa pengiriman makanan dan minuman.

Melihat tren kenaikan tersebut, ungkap Zaldy, Paxel akan tetap fokus mendorong layanan same day delivery ke depan. Menurutnya, jasa pengiriman antarkota belum pernah ada sebelumnya sehingga kehadirannya direspons positif oleh konsumen selama dua tahun terakhir ini.

Maka itu, perusahaan berupaya menghadirkan sejumlah inisiatif baru untuk menghadapi permintaan pengiriman antarkota selama masa pandemi. Misalnya, beberapa bulan lalu, Paxel resmi menjadi mitra Gojek untuk layanan pengiriman antarkota GoSend Intercity Delivery dari Jadetabek ke Bandung dan sebaliknya.

Baru-baru ini, Paxel juga memperkenalkan layanan Paxel Market pada Juli lalu. Paxel Market diluncurkan untuk membantu UKM agar dapat tetap berjualan antarkota di masa pandemi.

“Kami tidak ada perubahan target [bisnis] karena 85 persen customer Paxel adalah social commerce. Maka itu, Paxel Market menjadi platform untuk meningkatkan pasar mereka ke kota lain dengan biaya kirim yang cepat dan murah,” jelasnya.

Ia juga mengungkap bahwa Paxel akan merilis layanan baru dalam waktu dekat. Pihaknya enggan merinci layanan baru tersebut karena masih dalam tahap pengembangan.

Saat ini Paxel telah memiliki sekitar 1 juta pengguna, sementara untuk mitra sudah adalah lebih dari 50 usaha memenuhi kategori Charity, Beauty, Food, dan Others.

Berdasarkan laporan Paxel bertajuk Buy & Send Insights di 2019 menunjukkan bahwa hingga saat ini media sosial lebih banyak dimanfaatkan para UKM sebagai medium untuk berjualan dibandingkan platform e-commerce atau marketplace. Sebanyak 87 persen responden tercatat memakai lebih dari satu platform media sosial.

WhatsApp (84%) dan Instagram (81%) adalah aplikasi yang paling mendominasi pemakaian media sosial untuk berjualan online. Sisanya diikuti oleh Shopee (53%), Facebook (36%), Tokopedia (29%), dan Bukalapak (18%).

Application Information Will Show Up Here

Paxel Introduces PaxelMarket to Support Product Marketing for SMEs

An application-based logistics startup that features the same day delivery service with flat charge, Paxel, launched a new service as attached in the company’s previous plans. The service, named PaxelMarket, was launched to help SMEs and retailers to easily develop and market their businesses.

Paxel’s VP Growth, Hita Mahardhika revealed to DailySocial, many SME entrepreneurs are now using Paxel’s same-day delivery services because it is considered to improve and speed up their money circulation. Seeing the increasing numbers, Paxel intends to provide more value than just shipping, in addition, to open channels and communities within to develop business.

“With PaxelMarket, SME entrepreneurs can also market products to other cities without expensive shipping charges due to flat charges apply throughout Java, Bali, and Makassar,” Mahardika said.

Paxel currently has around 1 million users, while there are more than 50 businesses partners fill up the categories of Charity, Beauty, Food, and Others.

Since this service first launched, Paxel claims to get a positive response from users. Especially in the Food category related to the number of customers who want special food or souvenirs from certain cities. In which case, it was unavailable due to access or time, but it can easily be obtained using PaxelMarket.

Opportunities for SMEs

Using the relevant momentum, while the rules of working at home and PSBB still apply, Paxel’s latest innovation is very ideal for people in need and SME business owners.

Paxel creates opportunities for SMEs or retailers within the coverage to join PaxelMarket. The term is that as long as the products sold are still in the category of “safe” or non-illegal products, Paxel opens for any kinds of opportunity for them to join.

In terms of mechanism, customers can directly access the site or choose “PaxelMarket” in the application. Then the PaxelMarket team will immediately process all orders, from payment to product delivery.

“In the near future we will focus on integrating PaxelMarket into the Paxel application so that customers will be more comfortable and assisted in making transactions,” he said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Bantu UKM Pasarkan Produk, Paxel Luncurkan PaxelMarket

Startup logistik berbasis aplikasi yang mengunggulkan layanan same day delivery dengan tarif flat, Paxel, meluncurkan layanan baru yang sebelumnya sudah masuk dalam rencana perusahaan. Layanan yang diberi nama PaxelMarket, diluncurkan untuk membantu para UKM maupun peritel agar lebih mudah mengembangkan dan memasarkan usahanya.

Kepada DailySocial VP Growth Paxel Hita Mahardhika mengungkapkan, selama ini banyak pengusaha UKM menggunakan jasa same day delivery Paxel karena dianggap dapat membantu mempercepat perputaran uang mereka. Melihat jumlahnya yang terus meningkat, Paxel tergerak untuk memberikan nilai lebih dari sekadar pengiriman, tetapi juga membuka kanal dan komunitas di dalamnya untuk pengembangan bisnis mereka.

“Dengan adanya PaxelMarket, pengusaha UKM juga dapat memasarkan produk ke kota lain tanpa ongkos kirim yang mahal, karena ongkir berlaku flat ke seluruh Jawa, Bali, dan Makassar,” kata Hita.

Saat ini Paxel telah memiliki sekitar 1 juta pengguna, sementara untuk mitra sudah adalah lebih dari 50 usaha memenuhi kategori Charity, Beauty, Food, dan Others.

Sejak layanan ini diluncurkan,  Paxel mengklaim mendapatkan respons positif dari pengguna. Terutama untuk kategori Food terkait banyaknya pelanggan yang menginginkan makanan khas atau oleh-oleh dari kota tertentu. Yang mana, sebelumnya hal ini terkendala masalah akses atau waktu, tetapi sekarang bisa mudah didapat karena adanya PaxelMarket.

Buka peluang untuk UKM

Memanfaatkan momentum yang relevan, di mana aturan bekerja dirumah dan PSBB masih berlaku hingga saat ini, layanan terbaru yang ditawarkan oleh Paxel menjadi ideal untuk masyarakat yang membutuhkan dan pemilik bisnis UKM.

Paxel membuka kesempatan bagi UKM atau peritel yang berada di dalam jangkauan antar untuk bergabung di PaxelMarket. Syaratnya, selama produk yang dijual masih masuk kategori produk yang “aman” atau tidak ilegal maka Paxel membuka kesempatan seluas-luasnya kepada mereka untuk bergabung.

Untuk cara kerjanya, pelanggan bisa langsung mengakses ke situs atau memilih “PaxelMarket” di dalam aplikasi. Kemudian tim PaxelMarket akan langsung melakukan proses seluruh pesanannya, mulai dari pembayaran hingga pengiriman produk.

“Dalam waktu dekat kami akan fokus untuk mengintegrasikan PaxelMarket ke dalam aplikasi Paxel, sehingga pelanggan akan semakin nyaman dan dimudahkan dalam bertransaksi,” kata Hita.

Application Information Will Show Up Here

Ramai Beradu Teknologi Realisasikan “Smart Logistics”

Sekitar tiga tahun lalu, saya berkesempatan mewawancarai mantan petinggi sebuah situs e-commerce raksasa. Dia menanyakan suatu hal kepada saya, apakah saya pernah belanja di tempatnya? Berapa lama pengirimannya? dan pertanyaan berkaitan lainnya.

Saya pun menjawabnya sambil mengira-ngira. Seingat saya pesanan sampai di tujuan dua hari setelah pembayaran dilakukan.

Ia kemudian mengernyitkan dahi dan bergumam, “Hmm, itu masih cukup lama. Lokasi tokonya di Jakarta juga kan ya?”

Saya menjawab, “Sepertinya begitu. Oh, itu masih kurang cepat ya? Padahal saya sudah [merasa] puas.”

“Itu masih kurang cepat karena pengiriman dalam kota,” ungkapnya. Kami melalui intermezzo tersebut dan melanjutkan wawancara.

Bagi konsumen, semakin cepat barang sampai di tangan akan semakin baik pengalamannya, termasuk menggiring mereka jadi loyal terhadap suatu brand.

Di balik segudang masalah yang Indonesia miliki, hal inilah yang membuat industri logistik belakangan jadi seksi untuk diseriusi. Industri ini turut berpengaruh besar ke ekosistem e-commerce namun inovasinya cenderung lamban.

Menurut Kemenhub, biaya logistik di Indonesia sekitar 29% dari total PDB di 2018, lebih besar dibanding angka 24% di tahun 2016. Data Bank Dunia di tahun yang sama memperlihatkan, Indonesia ada di posisi ke-63 dari 160 negara untuk indeks performa logistik.

Belakangan ini mulai ramai konsep smart logistics sebagai upaya modernisasi cara kerja logistik dengan teknologi. Tujuannya agar dapat menekan ongkos operasional dan pelayanan untuk konsumen tetap prima.

Di Tiongkok, konsep ini sudah lebih dahulu diterapkan. Menurut laporan JustLogsIt dan Bank of China di tahun 2016, Negeri Tirai Bambu tersebut berhasil menurunkan ongkos logistik selama satu dekade terakhir. Pada 2015, rasionya terhadap PDB adalah 16%.

Ongkos ini dipengaruhi tiga hal, yaitu biaya transportasi, pergudangan, dan manajemen yang di dalamnya mencakup soal upah.

Pengembangan smart logistics di Tiongkok dipicu buruknya kualitas gudang dan distribusi di negara tersebut, yang mendorong perusahaan e-commerce, seperti Alibaba (lewat Cainiao Network) dan JD.com (lewat JX), untuk mengoperasikan sistem logistik secara mandiri.

Sampai akhir 2015, sebanyak enam pemain ritel online telah membangun 49 logistics hubs, 200 regional distribution centers, dan 1.000 sub distribution centers. Alibaba memiliki penetrasi pasar 60% untuk pengiriman kurir instan, sementara JD.com 26,4% pada 2015.

Untuk mendorong efisiensi, pemerintah Tiongkok merilis peta jalan “Long Term Plan of China Logistics Industry Development” (2014-2020) yang merintis pengembangan konsep sistem logistik modern untuk mencapai pertumbuhan tahunan 8% dari industri logistik, dengan proporsi 7,5% terhadap PDB di 2020.

Pemahaman smart logistics

Berkaca dari fakta yang terjadi dan roadmap pemerintah Tiongkok, smart logistics bertujuan meningkatkan efisiensi industri logistik secara keseluruhan dengan pemanfaatan teknologi.

Di dalam proses logistik ada kombinasi berbagai fungsi, dari transportasi, pergudangan, pengemasan, distribusi, penyimpanan dan analisis informasi logistik dan sebagainya.

Pemanfaatan smart logistics dapat berupa penggunaan RFID (Radio Frequency Identification), GPS, komputasi awan, dan teknologi informasi lainnya ke dalam proses logistik, sehingga terjadi efisiensi dan penghematan ongkos. Bisa dikatakan smart logistics tidak jauh berbeda dengan logistics 4.0.

Menurut CEO Waresix Andree Susanto, hal ini adalah dimensi baru dalam manajemen logistik yang menggunakan aliran data untuk mendapatkan wawasan baru untuk mengoptimalkan operasi. Pelanggan pun akan puas dan melindungi bisnis mereka.

“Komponen penting untuk smart logistics akan terhubung dengan data, analitik canggih, keputusan otonom, dan IoT. Oleh karena itu, smart logistics akan memainkan peran yang sangat penting untuk merampingkan proses antara e-commerce marketplace – penjual – perusahaan logistik – dan konsumen akhir,” katanya kepada DailySocial.

Tidak sebatas penggunaan teknologi, menurut Head of Corp Communications & Public Affairs JD.id Teddy Arifianto, smart logistics juga harus dimulai dari mengubah mindset orang-orang, baik dari sisi penyedia layanan hingga konsumen.

“Sehingga terdapat sinergi utilitas yang terintegrasi end-to-end dan akhirnya membawa dampak tidak hanya dari sisi profit untuk bisnis, tapi juga buat hidup manusia itu sendiri,” terang Teddy.

SVP of Operations & SVP Product Management Blibli Lisa Widodo menambahkan, smart logistics bertujuan untuk memenuhi harapan konsumen yang sangat besar untuk pengiriman barang yang cepat, tepat waktu sesuai estimasi, biaya efisien, bisa dilacak posisinya, sehingga aman dari risiko barang hilang atau rusak.

“Kelebihan tambahannya adalah jadwal pengiriman dan alamat pengiriman yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan konsumen,” katanya.

Menurut Huatai Securities, smart logistics didukung empat aspek, yakni jaringan sensor, jaringan seluler dan internet, komputasi awan, dan aplikasi layanan. Kombinasi tersebut menghasilkan manajemen yang komprehensif dari aliran material dan aliran informasi seluruh rantai logistik.

Dari sumber yang sama diklaim hasil implementasi smart logistics diprediksi akan maksimal. Pertama, gudang modern dapat menghemat 70% biaya ruang dibandingkan gudang tradisional. Kedua, smart logistik dapat mengurangi 80% biaya tenaga kerja di segmen pergudangan.

Ketiga, melalui pemantauan penuh seluruh proses transfer dan penyimpanan bahan, efisiensi dan tingkat akurasi akan semakin meningkat. Selain itu, dari big data yang dikumpulkan sistem smart logistics, perusahaan logistik dapat memberikan lebih banyak nilai tambah untuk pelanggan.

Peluang bisnis baru

Lantaran smart logistics memiliki banyak kombinasi proses di dalamnya, hal ini menimbulkan peluang bisnis baru yang bisa dipertimbangkan pelaku logistik agar tetap adaptif dengan perkembangan teknologi. Peluang tersebut berbentuk menawarkan layanan maupun model bisnis baru dan digitalisasi kegiatan operasional inti.

Berdasarkan laporan PwC bertajuk “Industry 4.0: Digital Supply Chain-Logistic Autumn Conference” yang terbit tahun 2016, penawaran layanan bisa dilakukan dengan menerapkan end-to-end integrated supply chain system. Ini memungkinkan perusahaan memiliki rantai distribusi terintegrasi dari supplier, production, distribution, hingga customer.

Sistem tersebut akan memudahkan perusahaan mulai dari proses administrasi, pencatatan arus barang keluar masuk gudang, database yang terintegrasi hingga pemasaran. Terkait pencatatan arus keluar masuk barang, pelaku bisa menawarkan solusi warehouse management system ke konsumen B2B yang memungkinkan manajemen gudang secara real time, akurat, dan teroptimasi.

Model bisnis baru lainnya untuk konsumen B2B adalah dalam hal angkutan barang dari kota ke pedesaan dengan menyediakan platform yang mempertemukan kebutuhan distribusi perusahaan dengan penyedia jasa dalam berbagai aspek penyelenggaraan logistik.

Dari aspek pengangkutan barang misalnya, sebuah platform berbasis marketplace yang mempertemukan penyedia jasa angkutan barang dan perusahaan yang membutuhkan pengangkutan logistik bisa menjadi model bisnis baru.

Berbagai solusi seperti ini sudah mulai digeluti berbagai startup logistik yang beroperasi di Indonesia. Contohnya adalah Waresix yang fokus pada sewa gudang; TheLorry menawarkan jasa sewa truk; Kargo menghubungkan shipper dan transporter dalam platform; Shipper sebagai platform agregator perusahaan logistik; Lacak.io untuk GPS khusus di kendaraan logistik, Enchanto sebagai platform SaaS untuk teknologi e-commerce, dan masih banyak startup lainnya.

Keseluruhan startup tersebut masih berjalan sendiri-sendiri dengan menawarkan masing-masing solusinya yang tergolong “niche“, bahkan ada beberapa layanan yang menyasar korporasi logistik besar untuk internal perusahaan.

Sekarang adalah momen berlomba-lomba jadi yang terbesar.

Banyak investor tertarik dengan konsep-konsep smart logistics yang ditawarkan berbagai startup. Dalam setahun terakhir, pemberitaan soal funding di segmen ini makin marakdi antaranya pendanaan sebesar Rp24 miliar untuk Waresix dari East Ventures dan Monk’s Hill Ventures, kemudian pendanaan untuk TheLorry senilai Rp83 miliar yang dipimpin FirstFloor Capital.

Berikutnya, Kargo Technologies memperoleh dana sebesar Rp107 miliar dari Sequoia India dan Travis Kalanick, lalu SiCepat memperoleh kucuran dana sebesar Rp704 miliar dari Barito Teknologi dan Kejora InterVest Growth Fund.

Tak mau kalah, Grab baru-baru ini mengucurkan investasi ke Ninja Van untuk mengembangkan layanan GrabExpress.

Saingan terdekat Grab, Gojek, juga mengumumkan pendirian perusahaan patungan dengan JD.com untuk mengembangkan perusahaan logistik J-Express (JX).

Kondisi di Indonesia

CEO Iruna Yan Hendry Jauwena menjelaskan, secara umum konsep smart logistics sudah mulai menunjukkan perkembangan sedikit lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena sudah ada banyak pemain logistik konvensional yang sadar pentingnya transformasi teknologi.

Segmen ini tertolong dengan “cerita” digitalisasi ekonomi yang mengharuskan sektor logistik mengambil peran di dalamnya. Meskipun demikian, menurut Yan, masih butuh proses edukasi lebih dalam lagi, karena pada dasarnya sektor logistik berangkat dari sektor yang tidak begitu terlalu familiar dengan pemanfaatan teknologi.

Dia menilai solusi logistik yang berangkat dari startup masih belum bisa menjawab isu yang dihadapi di Indonesia. Isu utama logistik itu selalu terkait biaya. Solusi apapun labelnya jika tidak bisa menekan biaya, berarti belum menjawab permasalahan.

“Hal-hal seperti tracking atau meningkatkan visibility itu merupakan fitur yang saat ini merupakan nice to have saja. Selama biayanya mahal yah masih tidak menjawab,” kata Yan.

Di samping itu, kebanyakan solusi yang dihadirkan startup logistik diperuntukkan buat bisnis C2C. Tantangan terbesar itu justru ada di B2B karena ada faktor SDM-nya.

“Mereka sudah terbiasa dengan pola kerja lama, kurang dekat dengan teknologi sehingga sudah pasti tidak bisa diajak ‘ngebut’,” tambahnya.

Di sisi lain, Lisa Widodo memandang industri logistik tumbuh sesuai dengan pertumbuhan industri e-commerce. Mereka terus berlomba-lomba meningkatkan kapasitas dan kemampuan operasional supaya lebih efisien dan cepat.

Kurir kini dilengkapi dengan aplikasi di smartphone sehingga mampu memberi update status pengiriman barang dengan lebih cepat. Label pengiriman barang dilengkapi dengan barcode atau kode QR sehingga proses penanganan barang bisa dilakukan automasi untuk sorting dan status pengiriman.

Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menambahkan, pemain startup kini semakin agresif dalam mencari celah dan memperbaiki efisiensi di industri logistik. Caranya dengan mengintegrasikan logistik secara digital untuk multi moda.

“Seperti yang dilakukan oleh Waresix [portofolio East Ventures]. Karena kita negara kepulauan, jadi enggak bisa dibanding dengan negara daratan lain,” terangnya.

East Ventures menjadi salah satu VC yang mulai aktif berinvestasi ke startup logistik. Setelah Waresix, VC asal Singapura tersebut mengumumkan investasi tahap awal untuk Triplogic, startup logistik on demand.

Triplogic diharapkan menyempurnakan ekosistem rantai pasokan yang sudah ada sehingga memberikan pengalaman yang lebih baik. Fore Coffee dan Triplogic dianggap cocok untuk saling melengkapi karena mereka bermain di logistik last mile.

Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan menambahkan, perlu komitmen dari pemerintah maupun swasta dalam merealisasikan smart logistics. Dari sisi pemerintah perlu penguatan di sisi regulasi dan kecepatan eksekusi dengan perhitungan yang matang dan target waktu yang terarah.

Menurutnya, Tiongkok bisa seperti sekarang karena ada komitmen yang kuat dari pemerintahnya. Indonesia harus berbenah diri dulu dengan masalah berkaitan dengan jaringan informasi dan logistik. Fokus ke eksekusi, tidak hanya wacana.

“Yang penting itu digital mindset, bukan mengubah proses manual jadi digital. Kita tidak mau hanya berhenti dalam pembuatan sistem saja, tapi harus ke arah yang lebih advance, menuju blockhain in logistics, misalnya,” ujar Yukki.

Dia melanjutkan, hal ini juga berkaitan dengan tingkat kedewasaan dan kepercayaan terhadap suatu teknologi baru. Ambil contoh, apakah sudah siap dokumen tanpa cap basah? Sudah siap specimen elektronik? Sudah siap OGA (other government agencies) menerima itu semua?. Bila jawabannya iya, maka berikutnya harus membuat standarisasi keamanan digital.

Penerapan smart logistics

DailySocial menghubungi sejumlah perusahaan startup logistik untuk memaparkan soal produknya. Yan Hendry menerangkan, konsep Iruna sebenarnya adalah bentuk pelokalan Cainiao milik Alibaba dengan mengedepankan konsep kolaborasi dengan para pemain logistik yang sudah hadir sebelumnya, kemudian menggabungkan semua kekuatan logistik yang dimiliki semua pemain logistik dalam satu platform.

“Tentu modifikasi perlu disesuaikan dengan konteks Indonesia karena para pemain logistik jika bisa tergabung ke dalam jaringan seperti Cainiao tentunya harus memahami hal mendasar dalam pengiriman e-commerce,” terangnya.

Iruna sendiri resmi beroperasi sejak 2017, menyediakan layanan end-to-end mulai dari channel management, fulfillment center, dan last mile delivery. Semuanya dapat terpantau lewat aplikasi Iruna Power Seller. Teknologi lainnya adalah Leanbox dengan tiga sistem utama: warehouse management system, transport management system, dan rider application yang dilengkapi dengan e-signature dan visual receiver image capturing function.

Perusahaan kini masih terus membangun kolaborasi sebanyak mungkin dengan para pemain logistik sehingga terbentuk kekuatan supply yang siap bertransformasi digital, sekaligus memberikan jaminan bahwa mereka tidak akan tergilas oleh yang lain.

“Tahun ini Iruna perkuat teknologi yang sudah ada seperti WMS (Warehouse Management System), produk integrasi sistem untuk keperluan Last Mile Delivery Integrator yang saat ini dijalankan.”

Andree Susanto menerangkan sejak awal didirikan di 2017, Waresix berusaha memberdayakan logistik melalui ekosistem rantai pasokan yang mereka bangun. Perusahaan mengembangkan infrastruktur untuk mendukung pergerakan arus barang seperti pergudangan, transportasi darat (first mile dan last mile), transportasi laut, bahkan layanan pergudangan internasional untuk klien luar negeri.

Lewat integrasi ekosistem tersebut, perusahaan dapat bekerja lebih efisien dengan menurunkan keseluruhan biaya rantai pasokan. Tidak hanya untuk menjaga stabilitas harga, tetapi juga membantu kesetaraan ekonomi.

“Cara kami untuk dukung industri logistik dengan bekerja sama dengan perusahaan hebat yang menyelesaikan logistik last mile seperti NinjaExpress, Gojek, Grab, JNE, J&T, dan lainnya seperti agregator last mile,” ujar Andree.

Waresix memiliki lebih dari 2.000 mitra gudang dan penyedia transportasi untuk membantu 100 klien bisnis yang berasal dari perusahaan besar maupun skala menengah. Transaksi di platform diklaim mencapai 100 ribu metrik ton perbulan, tumbuh 25% setiap bulannya. Layanannya tersedia di Jakarta, Semarang, Surabaya, Pekanbaru, Bali, Makassar, Balikpapan, Bandung, Palembang, dan Dumai.

Dengan konsep ini, Andree mengaku optimis perusahaan akan segera meraup keuntungan setelah tumbuh 15 kali lipat dalam setahun.

Startup lainnya yang mencoba usung teknologi sebagai layanannya adalah Paxel yang bergerak di solusi pengiriman last mile antar kota antar provinsi dengan tarif rata. Co-Founder Paxel Zaldy Ilham Masita menerangkan, Paxel berdiri karena selama lima tahun terakhir perkembangan e-commerce tumbuh dengan pesat namun belum diimbangi industri logistik.

Di dua tahun terakhir muncul kebutuhan dari konsumen yang menginginkan pengiriman same day. Hal ini menjadi suatu tren baru dan menginspirasi untuk berdirinya Paxel.

Dikutip dari laporan PwC tentang Global Consumer Insight Survey 2018, sebanyak 41% responden rela membayar lebih untuk mendapatkan layanan same day delivery.

Paxel memanfaatkan kombinasi antara big data, algoritma, dan loker pintar (smart locker) untuk pengiriman estafet. Loker pintar ini berbentuk screenless smart locker dan memanfaatkan mini sorting location dengan AI routing. Juga, bersifat universal sehingga bisa dipakai oleh semua perusahaan kurir, food delivery, tanpa perlu integrasi.

Perusahaan mengembangkan loker pintar ini bersama partner perusahaan di Hong Kong bernama Pakpobox.

“Kami sudah roll out 100 smart locker tersebut di gedung perkantoran dan apartemen di Jakarta,” terang Zaldy.

Bermain di ranah last mile ini, sambungnya, memiliki tantangan tersendiri karena belum ada standarisasi logistik untuk domestik baik secara fisik maupun data. Pihaknya butuh pemerintah untuk turun tangan mengatasi masalah tersebut.

“Banyak tantangan yang harus kita selesaikan sebagai the first mover, tapi sejalan dengan perkembangan infrastruktur yang makin baik, kita harapkan masalah line haul antar kota bisa segera kita atasi.”

Sejak setahun berdiri, bisnis Paxel terus berkembang dengan baik dengan rerata pertumbuhan volume sebesar 30% setiap bulannya. Layanan Paxel kini sudah bisa digunakan untuk pengiriman same day delivery di Jawa dan Bali. Rencananya perusahaan akan melebarkan sayapnya ke Medan dan Makassar pada kuartal ketiga tahun ini.

Pemain last mile lainnya, AVP Marketing Ninja Xpress Indonesia Tika Sylvia Utami menjelaskan isu pemain logistik adalah Indonesia sebagai negara kepulauan, sehingga dibutuhkan solusi dengan smart delivery.

Perusahaan memanfaatkan kebutuhan pengiriman dengan jaringan logistik berbasis teknologi. Contohnya dengan pembaruan real time tracking, titik-titik pick up alternatif dan opsi pelacakan paket yang bisa dimanfaatkan konsumen.

” Kami mengandalkan teknologi serta operasional excellence yang didukung dengan SDM agar pengiriman lebih efektif dan efisien. Kami berupaya memastikan bahwa data layanan pengiriman dapat terorganisir di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, serta memastikan secara real time,” terang Tika.

Diklaim Ninja Xpress telah meng-cover 100% wilayah Indonesia. Terakhir disebutkan mereka telah memiliki 30 ribu kurir, 70% di antaranya adalah armada roda dua.

JNE tidak mau kalah dalam mengembangkan teknologi terkini demi memperkuat penetrasi bisnisnya di Indonesia. Presiden Direktur JNE Mohammad Feriadi menuturkan, perusahaan secara berkala terus melakukan pengembangan teknologi dan saat ini masih dalam tahap pembangunan Mega Hub yang berlokasi di Tangerang. Rencananya hub ini akan diresmikan pada akhir tahun ini.

Di dalam Mega Hub tersebut akan dilengkapi dengan robot penyortir barang atau disebut automation crossbelt sorter machine. Robot berteknologi ini disediakan oleh Damon, perusahaan penyedia alat pendukung operasional logistik dan supply chain asal Shanghai, Tiongkok.

Feriadi menjelaskan, Mega Hub nantinya mampu menyortir hingga 1 juta barang per hari atau 48 ribu kiriman per jam. Dengan kapasitas tersebut, perusahaan dipastikan dapat menangani lebih banyak paket dan mendistribusikannya ke seluruh Indonesia maupun 250 negara di seluruh dunia.

“Dari sisi persaingan, sekarang banyak pemain baru bawa teknologi yang begitu hebat dan baik. Tentunya jadi tantangan buat kita sebagai pemain lama harus menyesuaikan dengan kondisi sekarang. Caranya dengan mengubah proses, harus lebih efisien dan kompetitif dengan memanfaatkan teknologi dan perbaikan internal,” terang Feriadi.

Secara berkala, perusahaan terus menyempurnakan teknologi tracking. Dulunya konsumen sudah merasa puas apabila pengiriman cepat sampai. Namun kini bisa dimonitor langsung posisi kiriman antar poin secara real time.

Aplikasi pun turut disempurnakan. Konsumen dapat mengetahui lokasi JNE terdekat dari jangkauan mereka disertai fitur pendukung lainnya seperti tracking, cek tarif, dan fasilitas untuk para seller yang ingin terhubung dengan logistik JNE.

Tiap tahunnya, sejak 2010, pertumbuhan bisnis kurir ekspress di JNE tumbuh 30%-40% per tahun. Pertumbuhannya terus meningkat, bahkan dalam beberapa bulan terakhir mencapai rata-rata 19 juta paket per bulan, bahkan lebih dari 20 juta paket pada momen Ramadan dan Idul Fitri di 2017.

Para pemain logistik baik dari startup maupun konvensional / DailySocial
Para pemain logistik baik dari startup maupun konvensional / DailySocial

Partisipasi perusahaan e-commerce

Perusahaan e-commerce menjadi bagian yang paling bergantung pada layanan logistik. Di balik semua tantangannya, ada yang memilih untuk mengombinasikannya dengan membangun sendiri atau bekerja sama dengan perusahaan yang sudah ada.

Investasi yang harus dikucurkan perusahaan lumayan besar karena harus mengelola gudang dan membangun jaringan armada. Perusahaan tersebut di antaranya adalah Lazada dengan LEX (Lazada Express), Blibli dengan Blibli Express Service (BES), dan JD.id dengan J-Express (JX).

Teddy Arifianto menerangkan, JD.id beruntung dengan jaringan logistik yang dimiliki sendiri perusahaan, meski belum 100% melayani seluruh Indonesia, namun mulai bertransformasi secara teknologi dengan sistem tracker.

“Kami juga bermitra dengan beberapa jasa logistik lainnya untuk memastikan layanan ke konsumen terjaga,” ujar Teddy.

Menurutnya, industri e-commerce dapat menjadi katalis utama untuk memajukan logistik baik dari sisi peningkatan kualitas SDM, pengembangan infrastruktur hingga penggunaan teknologi. Di JD.com, smart logistics menjadi kunci utama yang mengubah dan menentukan ritel di masa depan.

“Di JD.com sudah menerapkan smart logistics melalui penggunaan teknologi di segala lini: gudang yang full automation, hingga pengiriman menggunakan drone untuk daerah rural dan sulit dijangkau.”

Tokopedia pun menyadari peranan logistik yang begitu vital. Co-Founder dan CEO Tokopedia William Tanuwijaya berinisiatif untuk pengembangan merchant on-demand berteknologi AI dengan menggunakan gudang pintar (smart warehouse).

Dia menggambarkan, nantinya pebisnis dapat melayani ke semua provinsi di mana pasarnya berada tanpa harus membangun warehouse sendiri. Sehingga tren urbanisasi tidak perlu dilakukan.

Head of Fulfillment Tokopedia Erwin Dwi Saputra menambahkan, gudang pintar ini bisa dimanfaatkan para penjual untuk menaruh persediaan produk di wilayah-wilayah di mana tingkat permintaannya cenderung tinggi. Pembeli di wilayah tersebut pada akhirnya bisa mendapatkan kebutuhannya dengan lebih efisien karena ongkos kirim yang lebih murah dan waktu pengiriman lebih singkat.

“Inovasi seperti ini diharapkan bisa membawa solusi nyata bagi ekosistem perdagangan online, mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Indonesia,” kata Erwin.

Perusahaan sudah mulai menghadirkan gudang-gudang pintar ini di beberapa kota di Indonesia sebagai langkah awal dan inisiatif tersebut akan diumumkan secara resmi dalam waktu dekat.

“Inovasi-inovasi di atas kami percaya akan menjadi lompatan berikutnya, yang dapat mengakselerasi pencapaian misi kami untuk pemerataan ekonomi secara digital di Indonesia.”

Jet Commerce sebagai penyedia solusi end-to-end e-commerce juga turut merasakan pentingnya kehadiran logistik untuk mendukung operasional e-commerce jauh lebih efektif dan efisien. Hubungan antara keduanya saling menguatkan satu sama lain dalam memberikan pengalaman yang terbaik kepada konsumen.

Marketing Director Jet Commerce Agustina Putri Wijaya menjelaskan, masih banyak orang yang berpikir perusahaannya adalah penyedia fasilitas warehouse dan logistik, padahal layanan yang diberikan lebih dari itu.

Perusahaan menyediakan layanan end-to-end yang dilakukan mulai dari menyiapkan sekaligus mengoperasikan akun official store di berbagai situs e-commerce, merancang dan mengeksekusi pemasaran digital, menyediakan tim CS, hingga layanan warehouse dan fulfillment.

“Terkait logistik, kami berupaya untuk mengatasi dan meminimalisir kendala-kendala dari sisi operasional tersebut melalui warehouse management system (WMS) dan teknologi fulfillment center yang mumpuni,” kata Agustina.

Jet Commerce baru saja meresmikan fulfillment center terbaru di kawasan Daan Mogot seluas 3.700 meter persegi atau tiga kali lipat lebih besar dari lokasi sebelumnya. Fasilitas tersebut didukung oleh WMS, order management system (OMS), serta dilengkapi dengan peralatan modern seperti belt conveyor dan mobile scanner.

Konsep yang dibawa Jet Commerce ini terinspirasi situs e-commerce Tmall milik Alibaba. Tmall sebagai platform terbuka menyediakan infrastruktur untuk membantu brand mengoperasikan etalase toko digitalnya. Oleh karenanya, Jet Commerce menjadi mitra resmi, bukan anak usaha dari Alibaba.

“Pertumbuhan cepat yang diraih juga menjadikan kami mampu berekspansi ke negara lainnya di Asia Tenggara [Vietnam dan Thailand]. Selain meningkatkan performa bisnis e-commerce brand-brand yang sudah bermitra, kami akan menambah lagi dengan brand dari kategori lain.”

Sementara itu, Blibli masih fokus penambahan 18 gudang baru, sehingga bertambah jadi 32 gudang sepanjang tahun ini yang akan ditempatkan di sekitar Jawa dan Sumatera.

Membawa konsep Cainiao ke Indonesia

Perkembangan Tiongkok yang pesat untuk memajukan industri logistik, dikontribusikan peran Alibaba yang agresif membangun jaringan dari berbagai aspek. Alibaba menjadi salah satu pendiri Cainiao pada 2013 bersama dengan mitra lainnya, termasuk empat perusahaan kurir ekspres besar di Tiongkok.

Cainiao bukan mengirimkan paket secara mandiri, melainkan mengoperasikan platform data logistik untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan mitra logistik untuk memenuhi transaksi antara pedagang dan konsumen dalam skala besar. Perusahaan menggunakan big data dan teknologi untuk meningkatkan efisiensi di seluruh rantai logistik.

Data yang disediakan Cainiao dapat diakses secara real time oleh pedagang untuk mengelola inventaris dan pergudangan dengan lebih baik. Konsumen pun dapat melacak pesanan mereka. Mitra kurir ekspres dapat mengoptimalkan rute pengiriman dengan platform yang disediakan Cainiao.

Berbagai pembaruan sistem dilakukan seperti membuka gudang robot terbesar di Tiongkok. Di sana, robot dibekali dengan pembaruan sistem berupa perencanaan rute maju dan alokasi persediaan sesuai dengan permintaan konsumen, menghindari kemacetan, dan mempercepat laju pengiriman.

Terkait pengiriman lintas negara, pada momen 11.11 tahun lalu, sebanyak 5 juta paket impor diproses melalui bea cukai dalam waktu kurang dari lima jam. Sebelumnya kebutuhan yang sama membutuhkan waktu sekitar delapan jam dan 57 jam di tahun 2017 dan 2016.

Kemampuan Cainiao yang luar biasa ini menjadi ambisi bagi setiap perusahaan logistik Indonesia untuk mengadopsinya. Seperti yang dilakukan Iruna dan berbagai startup lainnya.

Dengan modifikasi yang disesuaikan dengan geografis Indonesia, Cainiao versi lokal dipastikan akan hadir. Meskipun demikian, Zaldy Ilham Masita memastikan satu hal yang harus ditiru Indonesia dari Cainiao adalah penerapan standarisasi pertukaran daa yang sama untuk setiap partner logistik di Alibaba.

“Sehingga antar perusahaan jasa logistik bisa saling berkolaborasi. Ini yang harus ditiru Indonesia,” ujarnya.

Dari sisi regulasi, payung regulasi yang kuat dibutuhkan, khususnya realisasi Peta Jalan E-Commerce yang sempat mandek.

Willson malah lebih optimis konsep Cainiao akan segera datang dalam 3-6 bulan mendatang. “Kita tunggu 3-6 bulan, akan ada bisnis model yang akan Indonesia sekali,” pungkasnya.

Bukalapak Gaet Platform Logistik “Last Mile” Paxel, Layani Pengiriman “Same Day Delivery” Antar Kota Antar Provinsi

Bukalapak mengumumkan kerja sama dengan startup logistik “last mile” Paxel untuk melayani pengiriman same day delivery antar kota antar provinsi. Kerja sama ini masih bersifat eksklusif tersedia di Bukalapak.

Co-Founder dan President Bukalapak Fajrin Rasyid menjelaskan, selama ini pengiriman same day terbatas untuk dalam kota dan baru dilayani pemain on demand, seperti Go-Send dan GrabExpress.

Menurut Bukalapak, ada sejumlah tantangan di bidang logistik yang masih mereka hadapi, seperti pengiriman belum diterima, status paket yang dikembalikan, alamat tidak lengkap, barang hilang atau rusak, dan bermasalah dengan resi.

“Para pelanggan Bukalapak membutuhkan jasa logistik yang dapat diandalkan sebagai solusi terhadap tantangan pengiriman barang yang mereka hadapi selama ini. Kami selalu mencari solusi inovatif untuk memperbaiki ekosistem pengiriman barang,” terangnya, Jumat (3/5).

Menurut laporan McKinsey, pada tahun 2022, Indonesia akan mengirimkan 1,6 miliar paket per tahun. Angka ini lebih banyak dari total pengiriman paket dalam sejarah. Selain itu, mengutip dari laporan PwC pada Global Consumer Insight Survey 2018, sebanyak 41% responden rela membayar lebih untuk mendapatkan layanan same day delivery. Melihat kebutuhan tersebut, Bukalapak berkomitmen menghadirkan solusi pengiriman yang mengutamakan kualitas dan kecepatan.

Co-Founder Paxel Zaldy Ilham Masita menambahkan, selama lima tahun terakhir perkembangan e-commerce tumbuh dengan pesat namun belum diimbangi oleh industri logistik. Kemudian, pada dua tahun terakhir muncul kebutuhan dari konsumen yang menginginkan pengiriman same day. Hal ini menjadi suatu tren baru dan menginspirasi untuk berdirinya Paxel.

“Paxel menggabungkan algoritma dan teknologi, people dan process sehingga barang bisa tiba di hari yang sama dengan harga flat. Alhasil kami memberikan metode pengiriman paling efisien dan produktif yang sama sekali berbeda dengan yang dilakukan perusahaan logistik selama ini,” kata Zaldy.

Dia melanjutkan, pengiriman same day ini bisa menjadi peluang untuk para merchant dalam mengembangkan pasarnya bisa dijangkau lebih banyak konsumen. Dari hasil survei internal yang dilakukan perusahaan, diungkapkan bahwa same day delivery bisa memberikan ROI (return of investment) hingga 4 kali lipat.

Pasalnya, mereka bisa menerima pencairan uang yang lebih cepat dari sebelumnya harus menunggu 3-4 hari sampai barang diterima konsumen. Dana tersebut dapat mereka putar untuk pengembangan usahanya lagi.

“Bakal ada kecenderungan konsumen akan jadi repeat consumer karena puas ketika barang lebih cepat sampai dari yang mereka prediksi,” tambah Fajrin.

Para pelanggan Bukalapak dapat menikmati layanan pengiriman oleh Paxel di hari yang sama dalam rentang waktu 8 jam untuk dalam kota dan 10-15 jam untuk antar kota. Layanan ini tersedia untuk wilayah Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Malang, Surabaya, dan Denpasar.

Paxel memanfaatkan moda transportasi pesawat atau kereta api untuk melayani pengiriman same day antar provinsi yang dikombinasikan dengan model bisnis Paxel yakni estafet, memanfaatkan smart locker untuk saling terhubung dengan antar kurir.

Saat ini Paxel memiliki 1.400 armada kurir yang tersebar di Jawa dan Bali, dengan 100 smart locker yang baru tersedia di Jakarta. Bukalapak menjadi mitra e-commerce pertama Paxel. Selama ini perusahaan kebanyakan bekerja sama dengan merchant social commerce yang berjualan di akun Instagram atau media sosial lainnya.

Basis pengguna Paxel diklaim mencapai sebanyak 200 ribu merchant. Volume pengiriman Paxel tumbuh 30% per bulannya sejak pertama kali rilis di awal 2018. Pengiriman barang baru tersedia untuk volume paket kecil dan sedang dengan maksimal berat 5 kg.

Zaldy menyebut perusahaan akan berekspansi layanan ke Medan dan Makassar pada tahun ini. Kemitraan dengan Bukalapak akan dibawa ke tahap lanjut, memanfaatkan warung mitra Bukalapak sebagai titik drop atau locker.

“Apabila nanti bisa memanfaatkan warung mitra Bukalapak tentunya harga pengiriman bisa ditekan, sehingga pengiriman same day bisa dinikmati semua orang,” pungkas Zaldy.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Orami Luncurkan Fitur Same-Day Delivery

Orami, hasil merger Bilna dan Moxy, meluncurkan fitur pengiriman VIP berupa same day-delivery atau pengiriman (dan penerimaan) di hari yang sama. Kami belum mendapatkan konfirmasi kota-kota mana saja yang mendapat fitur ini, tetapi kami berasumsi setidaknya diuji coba di Jabodetabek terlebih dahulu. Sebelumnya tak banyak layanan e-commerce yang berani menawarkan fitur ini. Tokopedia dan Go-Jek dengan program Go-Kilat adalah salah satunya.

Same day-delivery kami persiapkan untuk membuat pengalaman berbelanja pelanggan menjadi lebih mudah dan cepat. Hal inilah yang menjadi dasar dari visi kami dan fitur ini adalah salah satu prioritas dalam strategi inisiatif kami,” ujar Hendrawan Kartika, Chief Operating Officer Orami, dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial, Senin (18/7).

Dia mengatakan tidak semua kebutuhan produk sehari-hari cocok untuk diberikan pelayanan same-day delivery. Namun, bagi pelanggan Orami, di mana sebagian besar adalah wanita karier dan ibu rumah tangga, hal itu sangat dibutuhkan.

“Selain Orami, mayoritas pelaku e-commerce di Indonesia tidak dapat menawarkan opsi pengiriman yang cepat seperti ini. Ini menyebabkan hilangnya belanja online di benak masyarakat sebagai pilihan untuk berbelanja khususnya terkait dengan produk yang dibutuhkan secara mendesak,” ujarnya.

Hendrawan melanjutkan, tantangan terbesar sebuah layanan e-commerce ketika menawarkan layanan pengiriman kilat adalah ketersediaan produk. Hendrawan mengklaim Orami memiliki stok tersendiri yang selalu tersedia di gudang atau hubs di beberapa kota sekitar Jakarta.

“Di Orami, kami memiliki tim dan infrastruktur yang terdedikasi untuk same-day delivery service mulai dari gudang dan distribution center hingga tim kurir internal.”

Pihaknya mengklaim, selama beberapa minggu terakhir, keterlambatan pengiriman tidak pernah terjadi. Namun, apabila terjadi, Orami akan memberitahukan konsumen dengan cepat, menjadwalkan pesanan untuk dikirim esok harinya, dan membebaskan biaya klaim.

Untuk mitra distribusi ke seluruh Indonesia, Orami telah bekerja sama dengan JNE, SAP Express, dan First Logistics.

Persaingan pengiriman kilat

Dari semua e-commerce B2C di Indonesia, Orami menjadi layanan e-commerce pertama yang mengusung layanan tersebut menggunakan kurir internal. Lazada Express hanya menawarkan layanan next-day delivery dan berlaku pada hari kerja saja.

Service grocery e-commerce, seperti Go-Jek dan Happy Fresh juga telah menawarkan same-day delivery, tapi kedua perusahaan tersebut tidak memiliki stok, mereka membelinya dari toko/pasar swalayan yang ada di sekitarnya.

Go-Kilat yang disajikan Tokopedia dan Go-Jek adalah satu-satunya layanan yang paling mendekati fitur same-day delivery ini.