Kedai Sayur Kembali Dapatkan Pendanaan Senilai 57 Miliar Rupiah

Kedai Sayur hari ini (23/8) mengumumkan telah mendapatkan pendanaan lanjutan senilai $4 juta, setara dengan 57 miliar Rupiah. Pendanaan ini dipimpin oleh East Ventures dengan dukungan SMDV, Triputra Group dan Multi Persada Nusantara.

Sebelumnya pada bulan Mei 2019 lalu, Kedai Sayur juga mengumumkan mendapatkan pendanaan awal senilai $1,3 juta yang dipimpin East Ventures.

Didirikan pada Oktober 2018, Kedai Sayur menjadi startup yang coba membawakan inklusi teknologi untuk meningkatkan model bisnis tukang sayur. Fasilitas yang mereka berikan didesain untuk mengakomodasi ekosistem petani sayur, pemilihan produk sayuran, dan jaringan distribusi ke pelanggan rumah tangga.

Secara sederhana, cara kerja platform tersebut membuka akses bagi tukang sayur untuk mendapatkan produk segar berkualitas dengan harga pasar yang bersaing melalui aplikasi. Selanjutnya produk yang dipesan dapat diambil di Mitra Sayur pada titik drop-off terdekat. Mitra Sayur juga menawarkan kendaraan distribusi baru yang disebut “Si Komo”, pembiayaan dapat dibantu dengan pengajuan ke Kedai Sayur.

“Sejak hari pertama, kami ingin membuat dampak nyata untuk semua pedagang sayur dan memungkinkan mereka untuk menikmati hidup dengan kualitas yang lebih baik. Kami senang bisa melihat purchase value para Mitra Sayur yang meningkat secara konstan, dan bagaimana mayoritas dari mereka bisa meningkatkan purchase value tersebut hingga dua kali lipat dalam enam bulan pertama,” terang Co-Founder & CEO dari Kedai Sayur Adrian Hernanto.

Dana modal baru ini akan digunakan untuk mempercepat perusahaan dalam menarik lebih banyak tukang sayur dan pedagang menjadi Mitra Sayur. Termasuk mengembangkan jaringan supplier dan pengembangan platform teknologi. Hingga sekarang, Kedai Sayur menyediakan lebih dari 300 produk di pusat distribusi mereka.

Application Information Will Show Up Here

Goola Receives 71 Billion Rupiah from Alpha JWC Ventures, to Implement “New Retail” Concept

Alpha JWC Ventures today (8/16) announced investment to Goola, a startup focused on traditional beverages. It was worth up to $5 million or equivalent to 71 billion Rupiah. They provide various beverages, such as doger ice, green bean ice, and many more. Targeting young adult, they’re using “grab-and-go” concept for serving and packaging.

Goola was founded in 2018 by two founders, Kevin Susanto and Gibran Rakabuming. Gibran is well-known as President Joko Widodo’s son and a businessman in the culinary industry. They are currently open five outlets in Jakarta, to develop 100 more after receiving funding until 2020 – in Indonesia also the neighbor cities.

“Goola was first established as a conventional culinary business, then we realize that this can grow bigger once we transformed and start using technology in daily operation,” Susanto said.

“New Retail” Implementation

In addition to the outlets, fresh money will be focused on the new retail implementation. It’ll be realized through the application – the developing process is currently internal.

Goola app design is to maximize online transaction experience no queue, loyalty program, and others. This app also helps to analyze consumer’s habit to constantly improve the services and products.

“The use of technology is one thing, for me, the most important is the ingredients. Our challenge is to take Goola and these local beverages into the global market,” he said.

Susanto added, “If there is any other competitor arise, it will be our market validation. Competitors are the motivation we need to realize Goola mission faster, for they will help us to educate the market on relevant products.”

Prior to the business, Alpha JWC Ventures had first invested on Kopi Kenangan. The key is similar, they are to develop a new retail concept in selling cups of coffee to young adults.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Goola Dapatkan Pendanaan 71 Miliar Rupiah dari Alpha JWC Ventures, Segera Terapkan Konsep “New Retail”

Alpha JWC Ventures hari ini (16/8) mengumumkan penggelontoran investasi kepada Goola, startup yang mengembangkan produk minuman tradisional. Nilainya mencapai $5 juta atau setara dengan 71 miliar Rupiah. Ada beragam produk minuman yang ditawarkan bisnis tersebut, mulai dari es doger, es kacang hijau dan aneka minuman lainnya. Menyasar kalangan muda, mereka mengusung konsep “grab-and-go” untuk pengemasan dan penyajian.

Goola didirikan pada tahun 2018 oleh dua orang founder, yakni Kevin Susanto dan Gibran Rakabuming. Gibran dikenal sebagai pengusaha kuliner yang juga putra pertama Presiden Joko Widodo. Saat ini mereka memiliki lima unit gerai di Jakarta, pasca pendanaan akan targetkan pengembangan 100 gerai hingga tahun 2020 – baik di Indonesia maupun di negara-negara tetangga.

“Goola tadinya didirikan sebagai bisnis kuliner konvensional, namun kami kemudian menyadari bahwa bisa melakukan sesuatu yang jauh lebih besar jika kami mengubah cara bisnis kami dan mulai menggunakan teknologi dalam operasional sehari-hari,” ujar Kevin.

Segera terapkan konsep “new retail”

Selain penambahan gerai, dana investasi yang didapatkan juga akan difokuskan Goola untuk mengimplementasikan pendekatan new retail. Realisasinya ialah dalam pengembangan aplikasi – saat ini proses pengembangannya tengah berjalan di internal.

Aplikasi Goola akan didesain memaksimalkan pengalaman transaksi pelanggan melalui jalur online tanpa antrean, program loyalitas, dan lain-lain. Aplikasi ini juga akan membantu pengelola menganalisis pola konsumsi para pelanggan sehingga dapat terus memperbaiki layanan serta produk yang ditawarkan.

“Penggunaan teknologi adalah satu hal, tapi bagi saya, faktor terpenting tetaplah pada racikan minuman kami. Tantangan kami selanjutnya adalah bagaimana membawa Goola dan minuman lokal ini ke pecinta kuliner internasional,” ujar Gibran.

Kevin melanjutkan, “Jika nantinya ada kompetitor yang muncul, ini akan menjadi bukti validasi pangsa pasar yang kami tuju. Munculnya kompetitor juga sebenarnya akan mendorong kami untuk merealisasikan visi Goola lebih cepat karena mereka akan membantu kami mengedukasi masyarakat mengenai produk sejenis.”

Untuk bisnis dengan konsep serupa, sebelumnya Alpha JWC Ventures juga berinvestasi pada Kopi Kenangan. Prinsipnya sama, mereka akan mengembangkan pendekatan new retail dalam menjual produk minuman kopi kepada kalangan muda.

Logisly Announces Seed Funding from SeedPlus, Genesia Ventures and Convergence Ventures

A logistics transportation solution startup, Logisly, today (8/15) announced seed funding with undisclosed value. The round was led by SeedPlus, Genesia Ventures and Convergence Ventures.

“With the founder’s experience on logistics and construction, we’re glad to support Logisly that we believed to have a unique position in providing innovative solutions for all the industry problems,” Tiang Lim Foo of SeedPlus said in the official release.

Logisly is a platform that connects producers (shippers) with logistics truck (transporters). Approximately 5 thousand trucks and hundreds of transporters are available with some variants, such as van, trailer, tronton, and flatbed.

The startup aims for B2B logistics market in Indonesia. They estimated for 8 million unit trucks all over Indonesia with economic value reaching up to US$100 billion.

As predicted, the logistics industry in Indonesia worth as much as Rp797.3 trillion last year and predicted to grow 11.56 per cent to Rp889.4 trillion this year. Logisly aims for 1,000 transporters and 1,000 shippers.

“As a B2B platform, we guarantee the consistency of our service and product quality, consumers can rely on us to be part of their supply chain,” Logisly’s CEO, Roolin Njotosetiadi said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Logisly Umumkan Pendanaan Awal dari SeedPlus, Genesia Ventures dan Convergence Ventures

Startup solusi transportasi logistik Logisly hari ini (15/8) mengumumkan perolehan pendanaan awal. Putaran investasi tersebut dipimpin oleh SeedPlus, Genesia Ventures dan Convergence Ventures. Tidak disebutkan besaran nominal dana yang diperoleh.

“Dengan pengalaman para pendiri di sektor logistik dan bangunan, kami senang dapat mendukung Logisly yang kami percaya punya posisi unik untuk menghadirkan solusi yang inovatif untuk memecahkan tantangan di industri ini,” ucap Tiang Lim Foo dari SeedPlus dalam pernyataan tertulisnya.

Logisly merupakan platform yang menghubungkan produsen barang (shipper) dengan truk logistik (transportir). Saat ini ada sekitar 5 ribu truk dari ratusan mitra transportir yang tersedia dengan berbagai varian, mulai dari van, trailer, tronton, hingga flatbed.

Logisly menyasar pasar logistik B2B di Indonesia. Mereka memperkirakan ada 8 juta unit truk di seluruh Indonesia dengan potensi nilai ekonomi mencapai US$100 miliar.

Diperkirakan juga industri logistik di Indonesia bernilai hingga Rp797,3 triliun pada tahun lalu dan diprediksi tumbuh 11,56 persen menjadi Rp889,4 triliun tahun ini. Logisly sendiri menargetkan dapat menggaet 1.000 mitra transportir dan 1.000 shipper.

“Sebagai platform B2B, kami menjamin konsistensi kualitas produk dan layanan kami, konsumen mengandalkan kami sebagai bagian penting rantai suplai mereka,” tutur CEO Logisly Roolin Njotosetiadi.

Application Information Will Show Up Here

East Ventures, Derianto Kusuma, and Some Investors Pour 27,7 Billion Rupiah for AllSome Fulfillment

A Malaysian-based startup in packaging and delivery order (fulfillment) “AllSome Fulfillment” just secured funding through venture round worth of $1.94 million or around 27.7 billion Rupiah. It was led by East Ventures involving some investors as Derianto Kusuma (Traveloka’s Ex Co-Founder and CTO) with other twos from previous round, Y Combinator and SOSV.

The fresh funds will be used to accelerate the company’s mission in cross-country fulfillmente-commerce. It includes expanding to Southeast Asia countries. The startup was founded by Ng Yi Ying (Malaysia) and Liu Yi Shu (China) in 2018.

AllSome is to cut some cost for cross-country fulfillment and logistics up to 40% through the services. They are now building network consists of 250 virtual warehouse in China and Malaysia and serving 50 clients in Southeast Asia. Up to 120 thousand packages proceed daily.

As the former online seller, we can say that fulfillment service is expensive. AllSome Fulfillment was built to make it affordable for all sellers in need. We are working hard to build broader coverage to serve those who want to deliver their packages,” AllSome Fulfillment’s Co-Founder and CTO, Ng Yi Ying said.

AllSomeFulfillment was first created to bridge overseas sellers and buyers, especially from China to Southeast Asia. The service omits complicated procedures for online sellers, including supplier search, quality control, storage safety, packaging, delivery to customers, and location tracking.

In terms of buyers, AllSome Fulfillment reduces the time waste for opening some sites to track their package because the service comes with a tracking system using the phone number.

East Venture Partner Melisa Irene said, “AllSome Fulfillment team has built the right term to accelerating and optimizing expedition in Southeast Asia’s online retail market. By allowing online sellers to access product availability and logistics service from China, and building decentralized local fulfillment, this is going to open a real door to the business transaction in the region.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

East Ventures, Derianto Kusuma dan Sejumlah Investor Berikan Pendanaan 27,7 Miliar Rupiah untuk AllSome Fulfillment

Startup di bidang pengemasan dan pengiriman barang (fulfillment) berbasis di Malaysia “AllSome Fulfillment” baru saja mendapatkan pendanaan dalam venture round senilai $1,94 juta atau setara 27,7 miliar Rupiah. Putaran pendanaan ini dipimpin oleh East Ventures dengan keterlibatan sejumlah investor lain, meliputi Derianto Kusuma (ex Co-Founder & CTO Traveloka) serta dua investor di putaran sebelumnya Y Combinator dan SOSV.

Investasi ini akan difokuskan untuk mempercepat misi perusahaan memenuhi kebutuhan fulfillment e-commerce lintas negara. Termasuk dengan mengembangkan jaringan bisnis ke negara-negara di Asia Tenggara. Startup ini didirikan oleh Ng Yi Ying(berasal dari Malaysia) dan Liu Yi Shu (Tiongkok) pada 2018.

Melalui layanan yang  dikembangkan, AllSome ingin mengurangi biaya fulfillment dan logistik lintas negara hingga 40%. Saat ini mereka telah membangun jaringan yang terdiri atas 250 gudang virtual di Tiongkok dan Malaysia, serta melayani 50 klien di Asia Tenggara. Setiap harinya, bisa memproses pengiriman hingga 120 ribu paket.

“Sebagai mantan pedagang online, kami mengerti bahwa layanan fulfillment selalu mahal. AllSome Fulfillment pada dasarnya dibuat untuk membuat layanan tersebut menjadi terjangkau oleh semua pedagang yang akan menggunakan layanan fulfillment di mana pun mereka membutuhkan. AllSome Fulfillment telah berusaha keras membangun jaringan fulfillment yang luas untuk melayani para pedagang online yang ingin mengirimkan produk mereka,” sambut Co-Founder dan CTO dari AllSome Fulfillment Ng Yi Ying.

AllSome Fulfillment dibuat sebagai perantara antara pedagang dan pembeli yang masing-masing menjual dan membeli barang dari luar negeri, khususnya Tiongkok. Layanan mereka menghilangkan seluruh hal-hal yang menyulitkan bagi pedagang online, mulai dari pencarian pemasok barang, pemeriksaan kualitas, tempat penyimpanan yang aman, pengemasan, pengantaran ke konsumen, hingga fitur pelacakan paket.

Bagi pembeli, AllSome Fulfillment menghilangkan keharusan untuk membuka beberapa situs hanya untuk melacak barang yang mereka beli, karena layanan tersebut memungkinkan mereka untuk memantau pengiriman-pengiriman menggunakan nomor telepon mereka.

Partner East Ventures Melisa Irene mengatakan, “Tim AllSome Fulfillment membangun pedoman yang tepat untuk mempercepat dan mengoptimasi jalur pengiriman barang di pasar ritel online Asia Tenggara. Dengan memungkinkan para pedagang online di Asia Tenggara untuk bisa mengakses ketersediaan produk dan keahlian logistik dari Cina, dan dengan membangun kemampuan fulfillment lokal yang terdesentralisasi, hal ini akan membuka potensi yang sebenarnya dari transaksi perdagangan di wilayah ini.”

Tentang Pendanaan Halosis dan Rencana Sinergi Pasca Sabet Penghargaan dari Gojek

Setelah sebelumnya di awal tahun lalu bercerita terbatas (undisclosed nilai dan investornya) tentang perolehan seed funding, baru-baru ini startup Halosis mengatakan kepada media bahwa perolehan pendanaan yang ditutup pada Februari 2019 itu senilai $1,2 juta atau setara 16,9 miliar Rupiah.

Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO Halosis Andrew Hendrawan juga mengungkapkan, sekitar akhir tahun ini bisnisnya akan kembali menggalang dana ke tahap selanjutnya.

Lebih lanjut ia bercerita, sejak debut di pertengahan tahun 2017, saat ini Halosis telah digunakan hampir 5000 pengguna dari kalangan UKM dan womenpreneur. Capaian tersebut yang juga memukau Gojek untuk memberikan gelar “Best Startup for UMKM 2019”. Penghargaan tersebut diadakan beberapa waktu lalu dalam acara Mitra Juara Gojek, dihadiri Presiden Joko Widodo.

Pasca kemenangan tersebut, Halosis mendapatkan pembinaan ekslusif dari tim Gojek selama 6 bulan. Andrew turut mengonfirmasi adanya rencana sinergi antara platform Halosis ke ekosistem Gojek. Namun ia masih enggan untuk bercerita detailnya.

Pengembangan fitur baru pun masih terus digenjot. Beberapa waktu mendatang akan dirilis sejumlah layanan anyar untuk meningkatkan fleksibilitas pengguna dalam memenangkan transaksi jual-beli online via chat.

Halosis
Tim pengembang Halosis / Halosis

Seperti diulas sebelumnya, Halosis memiliki dua layanan utama di platformnya. Pertama adalah asisten virtual untuk membantu penjual online untuk menjawab pesan pelanggan secara otomatis, mengelola barang dan pesanan, hingga mencetak kuitansi. Dalam realisasinya, Halosis memanfaatkan platform NLP yang dikembangkan oleh Kata.ai.

Layanan kedua adalah jasa online shop profesional. Yakni membantu penjual online dalam hal administrasi, penjualan, pengelolaan, hingga pengiriman.

Selain Halosis, di Indonesia sudah ada beberapa layanan serupa, penyedia aplikasi asisten virtual yang membantu UKM berjualan. Di antaranya ada Balesin dari BJTech, TokoTalk, YukBos dan lain-lain.

Terkait perkembangan chatbot di Indonesia, DailySocial juga pernah merangkum dalam artikel analisis bertajuk “Ramai-Ramai Mengembangkan Chatbot“.

Application Information Will Show Up Here

Clodeo Tawarkan Platform Omni-Channel, Tahun Ini Fokus Selesaikan Integrasi dengan Marketplace

Maraknya bisnis jual-beli online dilihat sebagai peluang oleh Clodeo. Dengan masih banyaknya penjual online yang mengelola pesanan secara konvensional, Clodeo menghadirkan solusi berbasis aplikasi untuk memudahkan pencatatan dan manajemen produk. Mereka juga tengah dalam proses integrasi untuk sediakan solusi omni-channel, menghubungkan lapak penjual ke berbagai platform cara terpadu.

Saat ini, layanan startup asal Bandung ini menawarkan fitur untuk mengelola berbagai aktivitas seperti mengatur pesanan, mencatat pembelian barang, mengelola produk, mencetak label pengiriman, hingga pengecekan biaya pengiriman dari berbagai macam jasa ekspedisi di Indonesia.

Solusi Clodeo dari awal dikembangkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah  aktivitas jual beli online yang dihadapi oleh penjual online, terutama mereka yang masih menggunakan sistem manual seperti Excel atau buku untuk mencatat kegiatan bisnisnya.

“Fitur unggulan Clodeo di antaranya adalah fitur akuntansi, pengelolaan order, cash on delivery (COD) , integrasi dengan  WooCommerce dan Shopify, inventori, dan tersedianya versi aplikasi mobile yang bisa diunduh di App Store maupun Google Play,” ujar Co-founder Clodeo Reynaldi.

Untuk bisa menggunakan layanan dari Clodeo, pengguna bisa mendaftarkan diri dan memilih paket berlangganan, ada yang gratis ada juga yang berbayar. Masing-masing memiliki keunggulan fiturnya masing-masing.

Clodeo mulai beroperasi pada tahun 2018, mereka menjalankan operasionalnya berbekal pendanaan tahap awal yang didapat dari salah satu angel investor asal Singapura. Saat ini mereka sudah menjalin kerja sama dengan SiCepat untuk metode pengiriman COD, yang hingga saat ini sudah melayani 27 ribu paket diantarkan.

Perjalanan Clodeo saat ini bisa dibilang baru, masih ada beberapa fitur yang tengah diupayakan, salah satunya integrasi dengan marketplace untuk menjadi solusi omni-channel. Reynaldi sendiri mengaku, mereka tahun ini tengah menyempurnakan integrasi dengan beberapa marketplace yang ada di Indonesia sambil terus memperkenalkan Clodeo ke khalayak ramai.

Clodeo
Integrasi yang ditawarkan aplikasi Clodeo

“Pada sisi produk, saat ini Clodeo sedang fokus untuk menambahkan fitur integerasi dengan marketplace yang ada di Indonesia. Selain itu pada sisi marketing fokus Clodeo sedang berusaha untuk mengajak influencer bekerja sama sebagai pelaku digital marketing untuk membantu memasarkan aplikasi Clodeo,” terang Reynaldi.

Di segmen omni-channel Clodeo bukanlah yang pertama, ada beberapa layanan yang sudah lebih dulu hadir, salah satunya adalah Jubelio. Sakoo, iSeller, dan lainnya.

Application Information Will Show Up Here

MTARGET Reveives Seed Funding from Prasetia Dwidharma

The SaaS platform for marketing automation, MTARGET, receives seed funding from Prasetia Dwidharma without revealing the number. As Yopie Suryadi (Founder & CEO) told DailySocial, the cash will be used to build-up team and to increase penetration. On B2B segment.

In the run of product development and current expansion, MTARGET strives to increase growth and improve the revenue team. During 2018, the company has listed a monthly growth of 22%, with total users reached 2100. And until now it has reached more than 3000 users.

Started with email marketing automation platform named MailTarget, they are now transformed into a marketing cloud solution. They have the vision to help business interaction and brands to get more personal with users, using the right data and tools.

Last year, MTARGET has its debut in Malaysia. In terms of product marketing, they placed a business team there. It’s the same target, supporting SMEs and startups to build marketing strategy through digital channels.

Currently, MTARGET provides some leading features include email marketing, email automation, interactive form, landing page, and social media management platform.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian