Tokopedia dan Pegadaian Resmikan Fitur Jual Beli Emas “Tokopedia Emas”

Tokopedia meresmikan kerja samanya dengan Pegadaian dengan meluncurkan fitur jual-beli emas “Tokopedia Emas”. Fitur ini memberikan kesempatan kepada pengguna melakukan transaksi jual-beli emas secara online, menggantikan kemitraan sebelumnya dengan Orori.

Dimulai dari 500 Rupiah sebagai investasi awal, pengguna bisa berinvestasi di produk komoditas emas. Ada beberapa level membership untuk para pengguna sesuai dengan kebutuhan transaksi emas yang dilakukan, yaitu Gold Club, Gold Prime dan Gold Prestige.

“Tujuan kami bekerja sama dengan Tokopedia adalah karena adanya kesamaan visi dan misi yaitu mempermudah masyarakat berinvestasi emas dalam bentuk tabungan,” kata Direktur Pemasaran & Pengembangan Produk PT Pegadaian Harianto Widodo.

Co-founder & Vice Chairman Tokopedia Leontinus Alpha Edison menambahkan, “Kami melihat sebagai perusahaan BUMN, Pegadaian sudah sangat relevan untuk menjadi mitra Tokopedia. Awalnya bisa dimulai dengan tabungan emas, ke depannya bukan tidak mungkin fitur menarik lainnya akan kami kembangkan.”

Diawasi OJK

Sistem yang digunakan dalam produk Tokopedia Emas berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pegadaian memastikan semua produk sudah diasuransikan. Proses transaksi disebut relatif mudah. Nasabah cukup mengisi jumlah emas yang dibeli dalam bentuk satuan gram atau Rupiah dan melakukan pembayaran seperti halnya berbelanja di aplikasi Tokopedia.

“Saat ini kami baru menyediakan pengambilan langsung untuk nasabah yang ingin mencetak tabungan mereka dalam bentuk fisik [batangan emas] di semua cabang Pegadaian. Namun pertengahan tahun 2019 nanti kami berencana untuk menjalin kemitraan dengan logistik pihak ketiga untuk pengantaran ke rumah nasabah,” kata Harianto.

Proses pencairan tersebut diklaim Pegadaian dan Tokopedia bisa dilakukan secara real time. Hal tersebut yang menjadi unggulan Tokopedia Emas. Selain emas batangan, nasabah ke depannya bisa mencetak tabungan dalam bentuk perhiasan. Untuk sertifikatnya sendiri, nasabah bisa mendapatkannya langsung di cabang Pegadaian.

Meskipun baru berjalan kurang dari satu bulan, Tokopedia Emas diklaim telah memiliki jumlah pengguna atau nasabah yang signifikan dengan kenaikan hingga tiga kali lipat.

“Melalui kerja sama dengan Tokopedia diharapkan Pegadaian bisa menarik lebih banyak nasabah baru dari kalangan milenial yang saat ini sudah banyak bergabung dengan Tokopedia,” kata Harianto.

Application Information Will Show Up Here

Tokopedia Tunjuk Eks Gubernur Bank Indonesia sebagai Komisaris Utama

Tokopedia mengumumkan bergabungnya eks Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo sebagai Komisaris Utama per hari ini (10/1). Bergabungnya Agus dipercaya akan memperkuat misi Tokopedia yang ingin mengembangkan ekosistemnya menjadi infrastructure-as-a-service (IaaS) untuk memberdayakan ekonomi Indonesia secara inklusif, baik online maupun offline.

“Saya melihat Tokopedia sangat konsisten memberdayakan masyarakat melalui teknologi, sehingga ekonomi Indonesia dapat terus tumbuh secara kuat, seimbang, dan berkesinambungan. Saya senang dapat bergabung dengan Tokopedia dan mengontribusikan pengalaman saya untuk mendukung cita-cita perusahaan,” terang Agus dalam keterangan resmi.

Agus Martowardojo adalah Gubernur Bank Indonesia periode 2013-Mei 2018. Sebelumnya dia menjabat sebagai Menteri Keuangan (2010-2013) dan Direktur Utama Bank Mandiri (2005-2010).

Berkarier sebagai bankir selama lebih dari 30 tahun, Agus aktif memelihara stabilitas dan ketahanan perekonomian Indonesia melalui pengelolaan bauran dan kebijakan moneter, makroprudensial, sistem pembayaran, dan peredaran uang Rupiah yang kredibel.

Ia mengeluarkan kebijakan inovatif, seperti “Bank Indonesia 7-days Reverse Repo Rate” yang memperkuat transmisi kebijakan moneter dan upaya pengendalian inflasi yang terpadu di seluruh Indonesia.

Saat menjabat sebagai Menteri Keuangan, Agus melakukan pengelolaan kebijakan fiskal, meningkatkan penerimaan negara, memperbaiki efektivitas pengeluaran negara dan tata kelola. Pada masa kepemimpinannya, Indonesia mencapai perbaikan peringkat utang dari Fitch and Moody’s menjadi status investment grade.

Pun demikian saat menjabat sebagai Direktur Utama Bank Mandiri, ia memperkuat kinerja perseroan, mengembangkan unit-unit bisnis strategis, menekan kredit bermasalah, dan lainnya. Agus juga mengembangkan bisnis perseroan melalui aksi korporasi berupa akuisisi, joint venture, dan aliansi yang bersifat strategis.

CEO dan Co-Founder Tokopedia William Tanuwijaya mengatakan pengalaman dan kearifan Agus akan sangat berharga dalam membina para pemimpin dan institusi Tokopedia untuk menjadi perusahaan teknologi kelas dunia. Kehadirannya akan memperkuat momentum kinerja perusahaan yang tengah memasuki tahun ke-10 mewujudkan misi pemerataan ekonomi secara digital.

Kehadiran Agus sebagai tokoh senior dalam jajaran petinggi tentunya bisa dianggap sebagai manuver yang strategis untuk mewujudkan ambisi perusahaan. Pengalamannya yang matang di bidang pemerintahan akan menjadi bekal yang cukup buat Tokopedia saat berkoordinasi dengan regulator.

Tak hanya Tokopedia, merekrut tokoh senior juga kerap dilakukan oleh perusahaan kebanyakan. Ambil contoh, UangTeman merekrut Firdaus Djaelani sebagai penasihat. Firdaus sebelumnya menjabat sebagai Kepala Eksekutif IKNB OJK dan Eks Menteri Keuangan (2013-2014) Chatib Basri kini menjadi penasihat di Modalku.

Perkembangan Tokopedia

Sebelumnya, Tokopedia mengumumkan pencapaian bisnis sepanjang tahun lalu. Sayang tidak disebutkan angka lebih detail. GMV Tokopedia diklaim tumbuh 4 kali lipat secara year on year, transaksi di luar Jawa meningkat 66% dan 25% dari total penjualan barang menggunakan same-day service.

Penjualan saldo e-money di Tokopedia diibaratkan bisa digunakan untuk melintasi tol Jakarta-Surabaya sebanyak 120 ribu kali. Total baterai yang terjual dapat menghidupkan 100 ribu motor listrik.

Untuk kategori hobi dan gaya hidup, total penjualan saldo M-Tix dapat digunakan untuk membeli tiket bioskop buat 5 kali jumlah penduduk kota Padang dan stiker yang terjual setara dengan 2 kali total penduduk kota Surabaya.

Tokopedia juga mengumumkan pendanaan senilai $1,1 miliar (setara dengan 16 triliun Rupiah) yang dipimpin oleh SoftBank Vision Fund dan Alibaba Group. Pendanaan akan digunakan untuk mendorong pembangunan teknologi dan infrastruktur yang akan memberdayakan jutaan bisnis lokal untuk tumbuh dan memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan.

Application Information Will Show Up Here

Bisnis Digital Dominasi Iklan Televisi, Layanan Marketplace Belanjakan Hampir 5 Triliun Rupiah Tahun Ini

Jika sering menonton stasiun televisi swasta lokal beberapa waktu terakhir, mungkin Anda akan menjadi akrab dengan iklan bergenre aksi yang diperankan Dian Sastro. Sebelumnya “demam” grup musik wanita asal Korea Selatan Blackpink juga cukup mendominasi sela-sela acara televisi. Keduanya adalah iklan untuk mempromosikan agenda pesat belanja akhir tahun yang diadakan layanan marketplace di Indonesia.

Intensitas pemasaran iklan televisi yang besar oleh pemain marketplace di Indonesia tervalidasi dalam catatan hasil pengamatan Adstensity. Per 16 Desember 2018, belanja iklan perusahaan marketplace mencapai 4,97 triliun Rupiah. Diproyeksikan menjelang penutupan tahun angkanya akan menembus 5 triliun lebih, mengingat hype pesta belanja belum usai.

Lebih detailnya, di antara perusahaan marketplace tersebut Bukalapak dan Shopee yang paling mendominasi. Total belanja iklan televisi Bukalapak mencapai 814 miliar Rupiah. Sementara Shopee mencapai 765 miliar Rupiah. Rival keduanya, Tokopedia, tercatat baru menggelontorkan 395 miliar Rupiah untuk iklan di televisi tahun ini.

Belanja iklan di televisi adalah satu dari strategi pemasaran yang dilakukan brand marketplace — lainnya termasuk di media sosial, media online, YouTube, hingga kanal offline seperti billboard.

CEO Adstensity A. Sapto Anggoro menerangkan, salah satu faktor yang membuat biaya periklanan tersebut menjadi sangat besar karena gaya belanja masyarakat sedang beralih dari offline ke online. Para pemain marketplace seperti tidak mau kehilangan momentum, pasalnya televisi masih dianggap sebagai kanal efektif untuk menjangkau banyak kalangan masyarakat — terutama menengah ke bawah, dengan pola konsumtif cukup tinggi.

Sektor digital lain yang turut memanfaatkan medium televisi untuk beriklan adalah OTA. Tercatat pemain yang paling banyak menggelontorkan biaya iklan adalah Traveloka. Nilainya mencapai 460 miliar Rupiah tahun ini.

Penggelontoran biaya iklan yang besar dilakukan para perusahaan di tengah persaingan akuisisi pengguna dan dukungan permodalan yang terus mengalir. Para brand terus menjangkau saluran paling efektif untuk merangkul target pasarnya – didukung kegiatan promo dan kolaborasi antara brand digital.

Ovo Segera Perluas Layanan Finansial di Tahun 2019

Ovo segera perluas layanan finansial untuk para penggunanya, setelah mengawali bisnis sebagai platform pembayaran. Layanan finansial yang tengah dikembangkan adalah asuransi, cicilan online tanpa kartu kredit, dan pinjaman online. Rencananya seluruh layanan ini akan hadir secara paralel pada kuartal pertama tahun 2019.

CPO Ovo Albert Lucius menjelaskan, untuk menyediakan seluruh layanan ini perusahaan terbuka untuk menjalin kerja sama dengan berbagai mitra. Hal tersebut ditekankan mengingat konsep Ovo adalah open platform.

Ia enggan merinci seperti apa bentuk konkret dari layanan baru yang akan dirilis. Namun ia menggambarkan pengguna Ovo terdiri dari berbagai segmen, di antaranya kalangan UKM dan pengemudi Grab. Para pengguna tersebut nantinya bisa mengajukan pinjaman buat mengembangkan usaha mereka.

Khusus untuk cicilan online, Albert menuturkan saat ini baru berjalan uji cobanya dengan Tokopedia, bekerja sama dengan startup fintech lending Taralite. Produk tersebut dinamai OVO PayLater.

“Jadi kan ada merchant, driver, dan agen; kalau mereka butuh capital bisa langsung dari partner-nya. Sementara partner-nya Ovo ada banyak, seperti Grab punya partner-nya sendiri misalnya Toyota. Nah kami bisa hadir di situ, intinya Ovo sebagai wadahnya,” terang Albert, yang dulunya memegang posisi sebagai Co-Founder dan CEO Kudo, Kamis (20/12).

Dengan jaringan pengguna yang besar, menurut Albert, inovasi ini merupakan nilai tambah yang bisa diberikan perusahaan kepada seluruh merchant, pengemudi, dan agen pengguna Ovo.

Tak hanya mengembangkan layanan finansial, sambungnya, Ovo juga bakal memperbaiki aplikasi untuk end-user. Menurut Albert, masih banyak hal dari aplikasi yang perlu diperbaiki agar memberikan nilai lebih.

Aplikasi Ovo sejauh ini sebatas digunakan apabila pengguna ingin melakukan pembayaran ke merchant. Padahal di dalam aplikasi ada voucher dan deals yang bisa dipakai, namun masih jarang yang memanfaatkannya.

“Sekarang kita ada akses jaringan ke merchant, banyak kesempatan bisnis yang bisa kita kembangkan buat mereka. Tujuan kita adalah mendukung bisnis ​merchant, khususnya dari sektor UKM untuk mengembangkan bisnis dan mencapai inklusi keuangan yang berkesinambungan.”

Perkembangan setahun Ovo

CEO Ovo Jason Thompson menerangkan, fondasi Ovo dibangun secara perlahan per kuartalnya. Pada kuartal pertama, mempelajari pasar Indonesia dan mulai membangun teknologi untuk strategi awal sebagai platform pembayaran offline di mall.

Kemudian pada kuartal kedua dilanjutkan dengan kemitraan strategis dengan Bank Mandiri, Grab, dan Moka untuk strategi O2O. Berikutnya, merambah kemitraan strategis lainnya dengan Alfamart, Kudo, dan Tokopedia untuk pembayaran online.

“Pada tahun pertama, Ovo tidak ingin menjadi platform pembayaran seperti kebanyakan. Kami ingin melayani pasar sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Jadi langkah yang kami ambil adalah menjadikan Ovo sebagai open platform yang bisa menghubungkan berbagai partner,” terang Thompson.

Dari data yang diumumkan, Ovo mengklaim memiliki 115 juta basis pengguna, sekitar 77% di antaranya berlokasi di luar Jabodetabek. Volume transaksi tembus lebih dari 1 miliar dalam setahun dengan pertumbuhan 400%, mayoritas berasal dari sektor transportasi, ritel, dan e-commerce.

Volume transaksi pembayaran yang telah diproses (Total Payments Value/TPV) naik 75x lipat. Adapun dana yang mengendap (stored value) tiap kuartalnya tumbuh 52%.

Ovo dapat dipakai sebagai platform pembayaran digital di lebih dari 500 ribu gerai offline. Berikutnya, hampir 180 ribu merchant UKM yang sudah bermitra dapat menerima pembayaran dengan kode QR.

Untuk top up dompet digital Ovo kini dapat dilakukan melalui lebih dari 1 juta top-up points, termasuk pengemudi Grab, ATM Mandiri, dan Alfamart. Cakupan layanan Ovo menjangkau 93% layanan di Indonesia.

Seluruh pencapaian tersebut membuat Ovo percaya diri untuk mengklaim sebagai platform pembayaran terbesar dengan jangkauan terluas se-Indonesia.

“Kini Ovo menjadi platform yang paling lengkap untuk semua use case. Ini sesuai dengan ambisi kami yang ingin hadir di setiap touch point para pengguna di kehidupan sehari-harinya dengan menganut konsep open platform. Kami juga bakal perbanyak kemitraan dengan pemerintah dan swasta untuk mewujudkan inklusi keuangan yang rata,” tutup Direktur Ovo Harianto Gunawan.

Application Information Will Show Up Here

Modalku Supports Tokopedia’s Balance Priority Feature

Modalku partners with Tokopedia to support the Balance Priority feature. A feature to smoothen the cashflow by allowing users to withdraw 80% of funds ahead of a transaction. Modalku plays a role as a money lender. The process is made as simple as possible, fast, and no collateral.

The strategic partnership of both is to unite vision in order to support financial inclusion in Indonesia. Tokopedia as a marketplace service provider plays a role to create an opportunity for anyone to build their own business, while Modalku will help to expand access to capital without collateral for those haven’t been served by the existing system.

“In delivering new innovation and feature, Tokopedia always focused on answering user’s problems. The rise of Balance Priority makes it easy for merchants to run their business smoothly without any issue with cash flow. It goes along with our focus to boost financial inclusion for Indonesian people and with our mission to reach digital economic equity,” Samuel Sentana, Tokopedia‘s Head of Financial Technology, said.

Modalku, as the capital provider for Balance Priority feature, expects this feature to create smoother cash flow instead of being an obstruction for the current business.

“Indonesian SMEs provide a great contribution to the country’s economy. However, when the discussion of SMEs started, it can’t be separated from business people and online merchants. Even though their business isn’t large individually, but they are part of the sectors resulting in rapid growth in Indonesian digital economy. The online merchants also need capital for business. Modalku with Tokopedia expect the Balance Priority can answer the user demand for financial needs,” Reynold Wijaya, Modalku‘s Co-Founder and CEO, explained.

A partnership between Modalku and Tokopedia for the Balance Priority can be considered as a new breakthrough in the marketplace e-commerce segment. Aside from seller benefits in terms of the capital partnership, it also marks the mutual collaboration, and there will be more cross-segment collaboration coming up next year.

“The online merchant needs funding for business development. Modalku, with Tokopedia, expects the Balance Priority can be the answer to their financial needs,” Wijaya said.

Modalku, as a peer-to-peer lending service provider, has successfully distributed more than Rp3.5 trillion for SMEs in Southeast Asia since its establishment. The Rp2 trillion was given to Indonesian SMEs.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Modalku Dukung Fitur Saldo Prioritas Tokopedia

Modalku dan Tokopedia menjalin kerja sama untuk mendukung fitur Saldo Prioritas. Sebuah fitur yang dikembangkan untuk memperlancar arus kas penjual dengan cara memungkinkan pengguna menarik 80% dana lebih dulu dari sebuah transaksi. Modalku mengambil peran sebagai pemberi pinjaman. Proses Saldo Prioritas dibuat sesederhana mungkin, cepat, dan didesain tanpa agunan.

Kerja sama strategis yang dilakukan keduanya merupakan penyatuan visi untuk mendukung inklusi keuangan di Indonesia. Tokopedia sebagai penyedia layanan marketplace berperan membuka peluang bagi siapa pun untuk memiliki bisnis dan merintis usaha sendiri, sedangkan Modalku berperan untuk memperluas akses pinjaman modal usaha tanpa agunan bagi mereka yang selama ini kebutuhan pembiayaannya belum terlayani sistem yang ada.

“Dalam menghadirkan inovasi dan fitur baru, Tokopedia selalu fokus untuk menjawab masalah yang dihadapi pengguna. Keberadaan Saldo Prioritas memudahkan merchant untuk menjalankan bisnis mereka dengan lancar tanpa adanya hambaatan dalam putaran arus kas. Ini sesuai dengan fokus kami untuk mendorong inklusi keuangan bagi masyarakat Indonesia dan juga dengan misi kami untuk mencapai pemerataan ekonomi secara digital,” terang Head of Financial Technology Tokopedia Samuel Sentana.

Sementara itu pihak Modalku yang menjadi mitra penyedia modal di fitur Saldo Prioritas berharap, dengan adanya fitur Saldo Prioritas arus kas merchant menjadi lancar dan tidak menghambat bisnis yang sedang dijalankan.

“UMKM Indonesia menyumbang kontribusi yang luar biasa bagi perekonomian negara. Namun saat diskusi soal UMKM, pembicaraan tidak boleh lepas dari pebisnis dan merchant online. Walaupun secara individu bisnis mereka tidak besar, tetapi mereka adalah bagian dari sektor yang menyebabkan ekonomi digital di Indonesia tumbuh pesat seperti ini. Para merchant online ini juga membutuhkan dana usaha untuk perkembangan bisnis. Tim Modalku bersama dengan Tokopedia berharap bahwa Saldo Prioritas dapat menjadi jawaban bagi kebutuhan pembiayaan mereka,” jelas Co-Founder dan CEO Modalku Reynold Wijaya.

Kerja sama Modalku dan Tokopedia untuk Saldo Prioritas adalah terobosan yang bisa terbilang baru untuk segmen marketplace e-commerce. Selain menguntungkan penjual dalam hal pemodalam kerja sama ini juga menandai kolaborasi yang sama-sama menguntungkan, dan tahun depan bukan tidak mungkin akan lebih banyak lagi kolaborasi lintas segmen yang bisa saling menguntungkan.

“Para merchant online ini juga membutuhkan dana usaha untuk perkembangan bisnis. Tim Modalku bersama dengan Tokopedia berharap bahwa Saldo Prioritas dapat menjadi jawaban bagi kebutuhan pembiayaan mereka,” imbuh Reynold.

Modalku sendiri sebagai penyedia layanan peer-to-peer lending sudah berhasil menyalurkan lebih dari Rp3,5 triliun untuk UKM di Asia Tenggara sejak pertama kali didirikan. Rp2 triliun di antaranya disalurkan untuk UKM Indonesia.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Tokopedia Announces 16 Trillion Rupiah Funding Led by Softbank and Alibaba

Today (12/12) Tokopedia officially announces the latest funding worth of $1.1 billion (around 16 trillion rupiah). This round was led by SoftBank Vision Fund and Alibaba Group, participated also Softbank Ventures Korea and Tokopedia’s existing investors. The news has been rumored since last November.

Tokopedia plans to use the additional capital to boost technology and infrastructure development in empowering millions of customers to provide the best service.

“In the first nine years, Tokopedia focused on building the biggest marketplace in Indonesia providing the physical and digital product. Entering the tenth year, Tokopedia will turn our ecosystem into infrastructure-as-a-service (IaaS) where logistics, fulfillment, payment, and our financial service will enable trading, both online and offline. It’ll expand Tokopedia’s scale and network while increasing operational efficiency for millions of business and partners,” William Tanuwijaya, Tokopedia’s Co-founder and CEO, said.

To date, Tokopedia has reached 93% sub-district in more than 17,000 islands all over Indonesia. This year, Tokopedia’s gross merchandise value (GMV) increased by four times. Currently, Tokopedia also provides same-day delivery for 25% of the transactions occurred in its platform.

“Tokopedia provides access to more than 100 million products to all Indonesians. We support and trust the power of local entrepreneurs, and see the potential of Tokopedia’s growth increasing,” Lyda Jett said as SoftBank Investment Advisers’ Senior Investor and Tokopedia’s Board Member.

It was said earlier about the current condition of shareholders in Tokopedia. William Tanuwijaya and Leontinus Alpha Edison are said to hold less than 8% of its company shares. Softbank in total (including its affiliates) owns more than 38% of the company shares. Alibaba, through Taobao, is the second largest investor with 25% shares.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Tokopedia’s Two Founders Own Less than 8 Percent of Shares

Tokopedia has reportedly raised $1 billion fresh funding that boosts the company’s valuation to $7 billion. To date, KrAsia obtains the information details, the investment is said to be led by BKPM, regarding shareholders and commissioners of the marketplace founded by William Tanuwijaya and Leontinus Alpha Edison. In a moment, both are said to own less than 8% of its shares.

There is some difference about funding information to the public and in the report. However, the table showed “authority division” of the company.

Of the many investors involved in this investment, Softbank and Alibaba become the two biggest investors. Among all rounds and funds get into Tokopedia’s pocket, Softbank in total (including its affiliations) has more than 38% shares. Alibaba, through Taobao, placed as the second biggest investor with 25%.

The domination of two is way too different compared with Gojek shareholders composition with no parties having more than 10% of its shares.

In the report, William Tanuwijaya, Tokopedia’s Co-Founder and CEO is said to own 5.6% shares, while the Co-Founder and Vice Chairman Leontinus Alpha Edison has 2.3%. In total, they have only 7.9% shares.

Board of commissioners

In addition to both co-founders, William Tanuwijaya and Leontinus Alpha Edison, the other commissioner members of Tokopedia are Eun Woo Lee (SoftBank), Lydia Bly Jett (SoftBank), Shailendra Singh (Sequoia Capital India), Wong Ka Kit, dan Joseph Tsai (Co-Founder dan Vice Chairman Alibaba Group).

The board is led by Kabir Misra, previously worked as Managing Partner of Softbank Capital. This year, even though he left Softbank Capital and build his own startup fund — worth of $250 million, Misra is said to continue his role as Tokopedia’s Head of Commissioner.

Tokopedia is one of nine unicorns receiving the largest funding in Southeast Asia, according to reports published by Google and Temasek this year.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Herecom.tokopedia.tkpd

Catatan Pendanaan Startup Sepanjang Tahun 2018

Tahun 2018 segera usai, ada beberapa capaian bisnis startup yang kami catat satu tahun terakhir. Salah satu yang paling menarik ialah soal pendanaan. Dari transaksi yang dipublikasikan –dan di luar startup unicorn—setidaknya ada 51 pendanaan yang berhasil dibukukan oleh startup dari berbagai sektor. Berdasarkan nilainya, pendanaan tertinggi (di luar unicorn) mencapai 1 triliun Rupiah, dengan rata-rata perolehan terbanyak berkisar 100-400 miliar Rupiah.

Sementara itu, jika ditinjau dari tahapan pendanaan, tahap awal yang paling banyak tahun ini dengan 20 transaksi yang berhasil dibukukan. Disusul oleh pendanaan seri A sebanyak 14 transaksi dan pendanaan seri B sebanyak 11 transaksi.

Pendanaan Startup
Pendanaan startup berdasarkan tahapannya / DailySocial

Pendanaan tahap awal menjadi cukup banyak, hal tersebut turut memvalidasi masih suburnya tren startup baru yang mencoba hadir di lanskap bisnis digital tanah air. Di samping itu munculnya berbagai kegiatan inkubator dan akselerator pada umumnya juga mendukung startup dengan mengucurkan pendanaan tahap awal.

Di luar unicorn, pendanaan capai 4 triliun Rupiah

Di catatan kami, ada 20 transaksi pendanaan yang menyebutkan nominal yang didapat. Jika dijumlahkan, totalnya mencapai 4,1 trilun Rupiah. Angkanya harusnya lebih tinggi –diproyeksikan mencapai 3-5 kali lipat—pasalnya ada 7 pendanaan seri A, 6 pendanaan seri B dan belasan pendanaan awal yang tidak menyebutkan nominal.

Berdasarkan kategori atau sektor bisnis startup, tahun ini pendanaan yang mengucur cukup merata. E-commerce dan fintech menjadi yang paling banyak mendapatkan porsi pendanaan. Sementara tahun ini yang menghilang adalah sektor edutech – ada satu transaksi penambahan modal dari Ruangguru, namun berbentuk pemberian hibah dalam kegiatan sosial.

Pendanaan Startup
Pendanaan startup berdasarkan kategori bisnis / DailySocial

Beberapa sektor lain kian terlihat, misalnya pengembang AI. Tahun ini ada 3 startup AI yang mendapatkan pendanaan. Yang paling baru diberikan oleh Kaskus kepada Prosa.ai. Sektor lain yang mulai ramai adalah new retail, mereka mencoba menyajikan terobosan baru dalam konsep ritel. Salah satu yang mendapatkan dua pendanaan sekaligus di tahun ini adalah Warung Pintar, dalam pendanaan awal dan lanjutan.

Unicorn masih terus menambah pendanaan

Pada laporan ini kami memisahkan pendanaan startup unicorn. Ada dua alasan, pertama nilainya telah mendominasi distribusi pendanaan startup di Indonesia. Kedua, transaksi pendanaan startup unicorn cukup intens – bisa dibilang untuk saat ini sepanjang waktu terus menggalang pendanaan. Kabar terbaru, beberapa unicorn tengah merampungkan pendanaan baru untuk meningkatkan valuasi.

Dimulai dari Gojek, kabar teranyar mereka tengah merampungkan proses pendanaan teranyar dari investor terdahulunya. Google, JD.com, dan Tencent telah berkomitmen untuk menggandakan investasinya, membawa Gojek pada valuasi $9 miliar (setara 137 triliun Rupiah). Pendanaan tersebut terus dikejar untuk mendukung ekspansi Gojek di Asia Tenggara.

Tokopedia baru saja meraih pendanaan baru menjelang akhir tahun ini, nilainya $1,1 miliar (setara 16 triliun Rupiah). Softbank  dan Alibaba secara bersama menjadi pemegang saham mayoritas dan menjadi pemimpin dalam pendanaan baru ini. Perolehan tersebut membawa Tokopedia pada nilai valuasi mencapai $7 miliar (setara dengan 102 triliun Rupiah).

Valuasi Startup Unicorn Indonesia
Valuasi startup unicorn di Indonesia / DailySocial

Awal Oktober lalu raksasa OTA lokal Traveloka juga dikabarkan tengah mengumpulkan pendanaan baru hingga $400 juta (setara dengan 6 triliun Rupiah). Angka tersebut akan meningkatkan nilai pendanaan yang didapat sebelumnya dari beberapa investor termasuk Expedia, yakni senilai $2 miliar. Selain percepatan ekspansi, penambahan modal dibutuhkan untuk mematangkan layanan sekunder yang saat ini banyak dirilis Traveloka.

Sementara unicorn lainnya yakni Bukalapak tahun ini sama sekali tidak memberitakan seputar pendanaan baru. Tahu lalu capaian valuasi Bukalapak melebihi $1 miliar dengan kepemilikan saham mayoritas dari investor lokal.

Tokopedia Umumkan Perolehan Pendanaan 16 Triliun Rupiah yang Dipimpin oleh Softbank dan Alibaba

Hari ini (12/12) Tokopedia resmi mengumumkan perolehan pendanaan terbaru senilai $1,1 miliar (setara dengan 16 triliun Rupiah). Putaran pendanaan kali ini dipimpin oleh SoftBank Vision Fund dan Alibaba Group dengan partisipasi Softbank Ventures Korea, serta investor-investor Tokopedia sebelumnya. Kabar tentang pendanaan ini sudah tersiar sejak akhir November lalu.

Tokopedia berencana menggunakan tambahan modal tersebut untuk mendorong pembangunan teknologi dan infrastruktur yang akan memberdayakan jutaan bisnis lokal untuk tumbuh dan memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan.

“Dalam sembilan tahun pertama kami, Tokopedia fokus untuk membangun marketplace terbesar di Indonesia yang menyediakan barang fisik serta digital. Memasuki tahun kesepuluh, Tokopedia akan mengembangkan ekosistem kami menjadi infrastructure-as-a-service (IaaS) di mana teknologi logistik, fulfillment, pembayaran, dan layanan keuangan kami akan memberdayakan perdagangan, baik online maupun offline. Ini akan memperluas skala dan jangkauan Tokopedia, sekaligus meningkatkan efisiensi operasional bagi jutaan bisnis dan mitra,” ujar Co-Founder & CEO Tokopedia William Tanuwijaya.

Sejauh ini Tokopedia sudah menjangkau 93% kecamatan di Indonesia di lebih dari 17.000 pulau. Pada tahun ini gross merchandise value (GMV) Tokopedia meningkat hingga empat kali lipat. Saat ini Tokopedia juga telah melakukan pengiriman di hari yang sama (same-day delivery) untuk 25% transaksi yang terjadi dalam platformnya.

“Tokopedia telah menyediakan akses ke lebih dari 100 juta jenis produk kepada masyarakat Indonesia. Kami mendukung dan percaya kepada kekuatan entrepreneur lokal, dan melihat potensi pertumbuhan Tokopedia akan terus berkelanjutan,” sambut Lydia Jett, Senior Investor SoftBank Investment Advisers sekaligus Anggota Dewan Tokopedia.

Pada pemberitaan sebelumnya tersiar kabar mengenai kondisi kepemilikan saham saat ini di Tokopedia. William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison disebut memegang kurang dari 8% saham perusahaan. Softbank secara total (termasuk melalui afiliasinya) memiliki lebih dari 38% saham perusahaan. Alibaba, melalui Taobao, menjadi investor terbesar kedua dengan kepemilikan 25%.

Application Information Will Show Up Here