JALA Dikabarkan Dapat Tambahan Pendanaan Putaran Seri A

Startup aquatech JALA dikabarkan mendapat tambahan dana untuk putaran seri A. Menurut data regulator, mengutip dari Alternative.pe, investor baru yang terlibat adalah The Yield Lab Asia Pacific. Sehingga saat ini total dana yang dikumpulkan perusahaan dalam putaran seri A mencapai lebih dari $16,3 juta atau setara Rp265,5 miliar.

Terkait pendanaan tambahan ini, kami sudah mencoba menghubungi pihak terkait, namun tidak mendapatkan respons sampai berita ini diterbitkan.

Pendanaan seri A JALA sudah mulai digalang tahun 2023 lalu, dengan Intudo Ventures bertindak sebagai pemimpin. SMDV, Mirova, dan Meloy Fund (Deliberate Capital) turut berpartisipasi. Kala itu nilai yang diumumkan mencapai $13,1 juta.

Seperti disampaikan sebelumnya, investasi akan dimanfaatkan untuk memperluas cakupan operasional di Sumatera, Sulawesi, dan Nusa Tenggara—tiga wilayah yang memiliki potensi unik bagi pertumbuhan industri budidaya udang. Serta, memperkuat teknologi di JALA App dengan fitur baru.

Perusahaan terakhir kali mengumumkan pendanaan pada November 2021 sebesar $6 juta. Sejumlah pemodal ventura yang fokus pada impact investment dari beberapa negara terlibat dalam putaran ini, di antaranya The Meloy Fund (dikelola Deliberate Capital dari Amerika Serikat), Real Tech Fund (dari Jepang), dan Mirova (dari Prancis).

Melalui pendekatan teknologi, JALA hadir memberikan solusi kepada para petambak di proses budidaya, operasional, pasca-panen, dan komunitas. Layanan yang diberikan meliputi  aplikasi manajemen budidaya, perangkat pengukur kualitas air, layanan distribusi, hingga pusat belajar.

Menurut data keberlanjutan yang dirilis, sejauh ini sudah ada lebih dari 186 hektar kolam dengan lebih dari 1,4 ribu pembudidaya yang memanfaatkan layanan JALA.

Peluang digitalisasi untuk efisiensi memang masih terbuka lebar. Hal  ini seperti disampaikan Co-Founder & CEO JALA Liris Maduningtyas dalam sesi diskusi di awal tahun ini.

“Jadi tingkat adopsi teknologi ke dalam industri akuatik sudah ada, namun masih perlu penetrasi lebih jauh ke dalam diri para petani. Tujuannya agar mereka benar-benar dapat manfaatnya. Sebab, teknologi itu selalu dapat mengatasi beberapa masalah, meminimalkan risiko, meminimalkan biaya rantai pasokan, dan lain-lain,” ujarnya.

Selain JALA, saat ini Indonesia sudah memiliki beberapa startup di bidang ini, termasuk unicorn eFishery. Ada juga FishLog, DELOS, dan beberapa pemain yang juga mencoba menggarap sektor maritim di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Program Inkubator Telkomsel Ventures Umumkan Tujuh Startup Terpilih

Telkomsel Ventures memperkenalkan tujuh startup yang terpilih untuk mengikuti program akselerator TINC Batch 9. Program pembinaan 6 bulan ini akan menampilkan startup Indonesia yang menciptakan solusi inovatif di bidang kesehatan, keuangan, iklim, pemasaran, dan rumah pintar.

Program TINC Batch 9 mengusung tema “Solusi B2B & Teknologi Terbaru”. Ketujuh startup yang terpilih menunjukkan sinergi yang signifikan dengan inisiatif utama Telkomsel dalam mempromosikan perkembangan ekonomi digital Indonesia serta mendorong inisiatif inklusi dan keberlanjutan. Mereka dipilih dari lebih dari 100 pelamar yang memenuhi syarat melalui proses seleksi yang sangat kompetitif.

Berikut tujuh startup yang akan berpartisipasi dalam TINC Batch #9:

  1. PrimaKu: Platform kesehatan anak pertama di Indonesia yang memberikan pemantauan perkembangan anak yang intuitif, didukung oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
  2. Finfra: Menyediakan infrastruktur untuk mengintegrasikan layanan keuangan, memungkinkan perusahaan di Asia Tenggara menjadi pionir fintech.
  3. Rey: Perusahaan insurtech yang menawarkan layanan berbasis langganan yang mengintegrasikan asuransi, kesehatan, dan data rekam medis untuk memberikan perawatan yang dipersonalisasi.
  4. Skorlife: Aplikasi yang membantu pengguna mengelola skor kredit dan kesehatan finansial mereka.
  5. CarbonEthics: Impact enterprise yang didedikasikan untuk restorasi iklim melalui rehabilitasi karbon biru dan solusi iklim alami.
  6. Peacom: Platform otomatisasi pemasaran dan penjualan percakapan multisaluran di Indonesia.
  7. myECO: Inovator teknologi rumah pintar yang menawarkan solusi berbasis IoT untuk konservasi listrik, membantu rumah tangga mengurangi konsumsi energi.

Selama program enam bulan ini, para startup akan bekerja sama dengan unit bisnis Telkomsel untuk mengadaptasi dan mengintegrasikan produk serta solusi mereka ke dalam ekosistem Telkomsel. Mereka juga akan mengikuti serangkaian kegiatan dan acara yang dirancang untuk meningkatkan kompetensi perusahaan, memperluas jaringan, dan membangun sinergi dengan Telkomsel, termasuk sesi mentoring, office hours, deep dives topik, pembagian materi, dan acara komunitas lainnya.

Demo Day TINC Batch 9 dijadwalkan berlangsung pada bulan Oktober di Jakarta serta sesi regional pada bulan Desember di Taiwan, di mana para startup akan mempresentasikan perusahaan mereka kepada sekelompok investor dan mitra bisnis potensial.

“Kami sangat bersemangat meluncurkan TINC Batch #9 dengan tujuh startup dinamis ini. Solusi B2B inovatif dan teknologi terbaru mereka mewakili masa depan ekosistem digital Indonesia. Kami berharap dapat bekerja bersama mereka dan Telkomsel untuk mempercepat pertumbuhan mereka dan memberikan dampak yang berarti bagi pelanggan dan mitra kami,” ujar CEO Telkomsel Ventures Mia Melinda.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

McEasy Umumkan Pendanaan Seri A+ Dipimpin Granite Asia

Startup pengembang solusi logistik McEasy mengumumkan perolehan pendanaan seri A+, membuat dana yang berhasil terkumpul pada putaran ini mencapai $11 juta atau sekitar Rp178 miliar. Pendanaan ini dipimpin Granite Asia dengan keterlibatan investor sebelumnya, yakni East Ventures.

Putaran pendanaan seri A McEasy pertama kali diumumkan pada pertengahan 2022 dengan East Ventures sebagai pemimpin. Waktu itu perusahaan berhasil membukukan dana $6,5 juta, dengan keterlibatan investor sebelumnya. Sementara itu, pendanaan awal McEasy berhasil didapat pada September 2021 senilai $1,5 juta dipimpin East Ventures.

“Kami berencana menggunakan dana tersebut untuk mempercepat pengembangan solusi IoT baru, menerapkan video keselamatan transportasi berbasis kecerdasan buatan kelas dunia dan memperkenalkan produk ekosistem supply chain yang customer-centric. Komitmen kami adalah untuk terus memberikan solusi inovatif yang dapat menjawab tantangan pada ekosistem logistik Indonesia,” kata Co-Founder McEasy Hendrik Ekowaluyo.

McEasy didirikan tahun 2017 di Surabaya oleh Hendrik dan rekannya Raymond Sutjiono dengan visi mengubah ekosistem transportasi dan rantai pasokan Indonesia melalui digitalisasi. Adapun solusi yang saat ini tersedia cukup lengkap, mulai dari aplikasi Fleet Management, Delivery Management, Delivery Optimization, dan sebagainya — dilengkapi dengan hardware IoT yang dapat tertanam di armada.

Kinerja bisnis

McEasy sediakan solusi teknologi terpadu untuk manajemen armada logistik / McEasy
McEasy sediakan solusi teknologi terpadu untuk manajemen armada logistik / McEasy

Disampaikan bahwa dalam 18 bulan terakhir McEasy berhasil meningkatkan kemitraan 6x lipat, sehingga saat ini adalah lebih dari 1500 perusahaan yang telah memanfaatkan solusinya.

Henrdik dan Raymond percaya bahwa ruang pertumbuhan di industri ini masih sangat besar. Pasalnya sektor logistik Indonesia dilanda fragmentasi dan inefisiensi, dengan lebih dari 85% pelaku logistik masih mengandalkan metode manual menggunakan pena dan kertas.

Hal ini menyebabkan tiga tantangan utama: rendahnya kepuasan pengiriman, biaya pengiriman yang tidak efisien dan perilaku pengemudi yang buruk. Mengatasi tantangan-tantangan ini sangat penting demi meningkatkan daya saing Indonesia dan keberhasilan bisnis logistik.

“Pada tahun 2023, jumlah perusahaan yang terintegrasi dengan McEasy meningkat dengan substansial. Artinya, solusi McEasy terbukti dibutuhkan oleh pelaku industri. Pendekatan yang customer-centric dan market insight yang mendalam menjadikan McEasy sebagai solusi terbaik bagi ekosistem logistik Indonesia. Granite Asia mendukung McEasy mentransformasi industri logistik dengan menetapkan standar baru dalam keunggulan operasional dan mendorong peningkatan efisiensi yang signifikan,” imbuh Dimitra Taslim dari Granite Asia.

Di Indonesia, McEasy berhadapan dengan sejumlah pemain dalam menyajikan layanan digitalisasi logistik. Di antaranya ada TransTRACK, Titip.io, LODI, Logee, MileApp, dan sejumlah pemain lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Catat Kinerja Positif, KoinWorks Terus Optimalkan Pengembangan Lini Bank Digital Miliknya

KoinWorks Bank, yang baru-baru ini diakuisisi oleh pendiri KoinWorks Group, mengumumkan pencapaian mencetak laba selama tiga bulan berturut-turut. Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada nasabah, KoinWorks Bank juga akan segera memindahkan kantor pusatnya ke Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan.

Sebagai langkah penting dalam transformasi perbankan digital di Indonesia, KoinWorks Bank yang awalnya beroperasi sebagai Bank Perekonomian Rakyat (BPR) Asri Cikupa kini bertransformasi menjadi bank digital.

KoinWorks Bank menyediakan berbagai produk keuangan, termasuk deposito dengan suku bunga kompetitif yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan pinjaman dengan agunan aset tetap melalui proses persetujuan yang cepat dan mudah.

Co-Owner KoinWorks Bank Benedicto Haryono sekaligus CEO KoinWorks Group menyatakan, “Melalui KoinWorks Bank, kami percaya bahwa kemampuan untuk menyediakan layanan keuangan yang cepat dan aman akan memberikan dampak positif yang besar dalam meningkatkan kesejahteraan finansial masyarakat Indonesia. Layanan kami di sini juga akan memfasilitasi UMKM agar dapat terlayani dengan maksimal untuk mendorong pertumbuhan bisnis mereka.”

Dalam laporan kualitas aset produktif yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk kuartal pertama 2024, KoinWorks Bank mencatat laba sebesar Rp1,2 miliar dengan return on asset (ROA) sebesar 2,73%, meningkat drastis dari ROA minus (-10,4%) pada masa transisi menjadi KoinWorks Bank pada Oktober 2023.

Rasio beban operasional dan pendapatan operasional (BOPO) berhasil ditekan menjadi 77,3% sepanjang awal tahun ini, dengan pertumbuhan kredit mencapai 134%.

Direktur Utama KoinWorks Bank Joko Purwanto menambahkan, “KoinWorks Bank terus bergerak dan berproses menjadi bank yang besar dengan pertumbuhan yang berkualitas, dan terus memperkuat fondasi melalui pengembangan SDM, peningkatan infrastruktur bisnis, risiko dan operasional, serta hubungan dengan pemangku kepentingan. Dalam waktu dekat ini kami akan memindahkan kantor pusat ke BSD dan akan segera beroperasi untuk melayani pelanggan kami.”

KoinWorks Bank juga berencana mengintegrasikan portofolio nasabahnya ke dalam aplikasi KoinWorks, bekerja sama dengan PT Sejahtera Lunaria Annua sebagai pengelola aplikasi KoinWorks. Langkah ini akan memungkinkan pengguna untuk mengelola aset mereka dalam satu ekosistem KoinWorks yang terintegrasi.

KoinWorks Bank optimis dapat terus memberikan layanan terbaik kepada pelanggannya dan menjadi bank besar yang tumbuh sehat dan berkualitas. Dengan tim yang solid dan berpengalaman, KoinWorks Bank siap untuk terus berinovasi dan memperluas jangkauan layanannya di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Universitas Kristen Indonesia dan University of Southern California Kolaborasi Bangun “AI Center”

Universitas Kristen Indonesia (UKI) telah mengumumkan kerja sama strategis dengan University of Southern California (USC) untuk mendirikan pusat kecerdasan buatan (AI Center) berbasis universitas di Indonesia. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan literasi AI di kalangan masyarakat, dimulai dari para mahasiswa UKI, serta mengembangkan kapasitas penelitian dan inovasi teknologi di bidang AI.

Pembentukan AI Center ini mencerminkan komitmen kedua universitas dalam memajukan pendidikan dan penelitian AI. Dengan memadukan keahlian UKI dan USC, AI Center akan menawarkan program pendidikan dan pelatihan berkualitas tinggi yang dirancang untuk membekali mahasiswa dan profesional dengan pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan di era digital.

Edwin Soeryadjaya, Pembina Yayasan Universitas Kristen Indonesia, mengungkapkan antusiasmenya terhadap kolaborasi ini, “Pembentukan AI Center ini merupakan AI Center berbasis universitas di Indonesia yang berkolaborasi dengan universitas ternama dari AS. Kami berharap AI Center UKI berkolaborasi dengan USC akan melahirkan inovasi-inovasi lokal yang dapat bersaing pada tingkat global serta memajukan sektor-sektor industri di Indonesia.”

Indonesia menempati peringkat ketiga dunia dalam hal kunjungan aplikasi AI pada tahun 2023, dengan total mencapai 14 miliar kunjungan. Potensi besar ini mendorong perlunya pemanfaatan teknologi AI di berbagai sektor, termasuk pendidikan, untuk meningkatkan daya saing global Indonesia.

Rektor UKI Prof. Dr. Dhaniswara K. Harjono turut menambahkan, “Kehadiran teknologi AI menjadi terobosan dalam dunia pendidikan dan personalisasi pembelajaran yang dapat memicu akselerasi pendidikan. Ini adalah momentum penting untuk UKI dan Indonesia untuk mendukung literasi AI dan kami berkomitmen untuk memanfaatkan peluang ini sebaik mungkin untuk kemajuan bersama.”

Holip Soekawan, Project Advisor UKI AI Center dan alumni USC, menyatakan bahwa revolusi AI sudah tiba. “Layaknya Revolusi Agrikultur dan Industrial di abad 18 dan 19 yang diikuti Revolusi Informasi di abad 20 kita telah memasuki era Kecerdasan Buatan. Saat sebuah revolusi terjadi pilihannya adalah untuk ikut pro-aktif atau jadi penonton saja. Kerjasama UKI dengan USC semoga bisa menjadi salah satu akselerator pengertian dan pelatihan AI di Indonesia dengan lebih konkret.”

AI memiliki potensi besar untuk mengubah berbagai aspek secara positif. Dengan kemampuan analisis data yang cepat dan efisien, AI dapat memberikan wawasan yang bernilai bagi bisnis, ilmu pengetahuan, dan masyarakat secara umum. Edward Sirait, Ketua Pengurus Yayasan UKI, menutup dengan harapan bahwa kolaborasi ini akan menghasilkan inovasi yang memberikan dampak positif bagi kehidupan dan bisnis dalam berbagai sektor.

“Kerja sama ini adalah langkah penting dalam memajukan literasi AI dan mempersiapkan generasi masa depan untuk menghadapi tantangan di era digital,” ujarnya.

East Ventures, SMDV, dan Sejumlah Investor Dikabarkan Kembali Beri Pendanaan ke PasarNow

Startup online grocery PasarNow dikabarkan kembali memperoleh pendanaan tambahan untuk putaran seri A dari investor sebelumnya meliputi East Ventures, SMDV, Prasetia Dwidharma, January Capital, dan Skystar Capital.

Menurut data yang diinput ke regulator, seperti mengutip dari Alternative.pe, nilainya sekitar $1 jutaan atau setara Rp17,4 miliar. Dengan pendanaan ini, East Ventures kini memegang saham mayoritas perusahaan (50%+).

Kami mencoba mengonfirmasi pihak terkait mengenai pendanaan ini, tapi sampai berita ini diterbitkan belum mendapatkan respons.

September 2021, PasarNow mengumumkan pendanaan awal senilai $3,3 juta yang dipimpin East Ventures. Pendanaan ini sekaligus menandai aksi korporasi berupa rebranding dan pivot model bisnis, dari sebelumnya platform social commerce JamanNow menjadi online grocery PasarNow.

Startup ini didirikan sejak tahun 2019 oleh James Rijanto, Donald Wono, dan Cindy Ozzie. Dengan model bisnis yang baru, fokus utama mereka menyederhanakan rantai pasok di sektor bahan makanan segar dan menawarkan produk makanan segar berkualitas kepada pelanggan melalui platform multi-channel. Pendekatan ini memungkinkan mereka merangkul sektor B2B dan B2C sekaligus.

Tahun 2022, Pasarnow dikabarkan memperoleh pendanaan lanjutan sebesar $9,5 juta pimpin East Ventures. Kala itu, menurut data regulator, pendanaan sempat melambungkan valuasi perusahaan ke angka $56 juta. Perusahaan juga sempat membuka pasar baru di daerah Jawa Barat setelah sebelumnya melayani pengguna di seputar Jabodetabek.

Mengecek kembali ke aplikasi, saat ini PasarNow hanya tersedia di pasar Jabodetabek saja. Aplikasi pun (di platform Android) terlihat kurang terutilisasi — kendati pengguna bisa menggunakan jasa mereka lewat mobile web.

Layanan online grocery yang menyajikan produk segar memang tengah mengalami tantangan pada penetrasi pasar. Tidak hanya PasarNow, sejumlah pemain kini mulai meredup setelah sebelumnya saat pandemi mengalami growth moncer.

PasarNow berkompetisi langsung dengan sejumlah pemain lokal, di antaranya Sayurbox, Titipku, Segari, dan beberapa lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Evermos Pertimbangkan IPO Dua Tahun Mendatang

Evermos sedang mempertimbangkan penawaran umum perdana (IPO) di Jakarta atau Nasdaq AS dalam dua tahun mendatang. Hal ini disampaikan Co-Founder Iqbal Muslimin seperti dikutip Nikkei Asia.

Dengan basis reseller yang kuat dan terus bertumbuh, serta dukungan dari para investor terkemuka, Evermos diyakini berada dalam posisi yang baik untuk melanjutkan ekspansinya dan memanfaatkan peluang di pasar IPO.

Selain di Indonesia, pertimbangan untuk IPO di Nasdaq AS menunjukkan ambisi perusahaan untuk meraih pasar global dan meningkatkan visibilitas di panggung internasional.

IPO memang menjadi salah satu opsi exit yang mulai banyak dipertimbangkan startup tahap berkembang. Sejumlah startup lokal terus mengungkapkan rencana ini, termasuk melakukan pencatatan publik secara “dual listing” di dua pasar sekaligus — mayoritas Indonesia dan AS.

Selain Evermos, DigiAsia Bios juga menyampaikan rencana yang sama di tahun lalu. Kendati demikian, sejumlah startup yang telah mempertimbangkan SPAC dan dual listing sejak tiga tahun terakhir mengurungkan niat (atau setidaknya menunda) aksi korporasi ini, di antaranya Kredivo, Traveloka, hingga Dekoruma.

Capaian Evermos

Fokus dengan model bisnis social commerce untuk mengakomodasi penjualan melalui reseller di kota tier-2 dan 3, Evermos telah memiliki lebih dari 165,000 penjual aktif di seluruh Indonesia dan 1,600 mitra UMKM.

Para reseller menggunakan jaringan media sosial mereka sendiri untuk memasarkan produk, menciptakan hubungan yang lebih langsung dengan konsumen dan pelanggan. Mereka juga menerima pelatihan pemasaran media sosial dari perusahaan.

Hingga saat ini, Evermos telah mengumpulkan pendanaan sebesar $78,3 juta dari investor seperti International Finance Corp, Shunwei Capital, UOB Venture Management, dan Jungle Ventures.

Pada tahun 2023, GMV industri social commerce Indonesia ditaksirkan mencapai $8,2 miliar. Angka ini diproyeksikan meningkat $22,1 miliar pada tahun 2028. Proyeksi ini memberikan landasan yang kuat bagi Evermos, yang mengantisipasi GMV mereka akan meningkat dua kali lipat menjadi sekitar $800 juta tahun ini. Perusahaan juga menargetkan EBITDA positif pada kuartal IV 2024.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

InfinID Dikabarkan Galang Pendanaan Seri A Dipimpin Argor

Startup fintech InfinID dikabarkan tengah menggalang pendanaan seri A yang dipimpin oleh Argor (Go-Ventures). Sejauh ini Insignia Venture Partners juga terlibat diikuti sejumlah angel investor. Dari data yang dilaporkan ke regulator, seperti dikutip dari Alternative.pe, total dana yang telah terkumpul mencapai $5,42 juta atau setara Rp88 miliar.

DailySocial.id sudah mencoba mengonfirmasi hal ini ke founder InfinID, namun mereka memilih tidak berkomentar terhadap kabar tersebut.

Produk InfinID

InfinID menyalurkan pinjaman menggunakan jaminan sertifikat properti. Perusahaan berperan sebagai penghubung antara calon debitur dan lembaga jasa keuangan (LJK) yang menyediakan pinjaman dengan jaminan sertifikat properti.

Calon debitur akan dibantu untuk mendapatkan pinjaman yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Di sisi lain, perusahaan ini membantu LJK dalam mengelola proses pengajuan, evaluasi, pelayanan, dan pemantauan dengan teknologi digital. Produk LJK yang digunakan oleh InfinID adalah kredit multiguna dan kredit usaha yang dijamin dengan sertifikat properti.

Limit pinjaman yang tersedia di InfinID mulai dari Rp100 juta dengan bunga mulai dari 12%-18% per tahun. Tenornya juga bervariasi, ada yang 3-5 tahun, ada juga yang jangka panjang, yakni 15-20 tahun.

Perusahaan menawarkan tiga produk pinjaman: InfinID FIX, InfinID FLEX, dan InfinID FLIP. InfinID FIX adalah pinjaman multiguna dengan dana besar, bunga ringan, dan skema pembayaran tetap. InfinID FLEX menawarkan kredit dengan limit lebih terjangkau dan fleksibilitas, seperti pembayaran bulanan yang lebih ringan. InfinID FLIP adalah solusi refinancing (takeover) KPR/kredit multiguna/kredit usaha ke lembaga keuangan lain dengan suku bunga lebih rendah, jangka waktu lebih panjang, dan kemudahan lainnya.

InfinID telah menggandeng sejumlah lembaga pembiayaan seperti BPR Artharindo, BPR Daya Perdana Nusantara, BPR Rifi Maligi, Bank Sampoerna, dan Maybank Syariah.

Dengan model bisnis tersebut, InfinID saat ini terdaftar di Inovasi Keuangan Digital (IKD) klaster Financing Agent yang merupakan platform regulatory sandbox di bawah OJK.

Application Information Will Show Up Here

eFishery Terus Tarik Minat Perusahaan Pembiayaan, Giliran HSBC Berikan Pinjaman Rp487 Miliar

PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia) telah memberikan pinjaman “green and social loan” senilai $30 juta atau sekitar Rp487 miliar kepada eFishery untuk mendukung kebutuhan modal kerja perusahaan. HSBC Indonesia juga dipercaya sebagai koordinator pembiayaan berkelanjutan untuk eFishery, dengan tujuan membantu perusahaan mengintegrasikan aspek-aspek ESG dalam operasi bisnis mereka.

Pinjaman ini memungkinkan eFishery untuk memperluas produk eFeeder mereka. Teknologi ini disewakan kepada ratusan ribu pembudidaya ikan skala kecil dalam jaringan eFishery, yang memungkinkan mereka meningkatkan efisiensi pakan hingga 30% dan kapasitas produksi hingga 24%.

Untuk memperbesar bisnis ekspor, eFishery menggaet pasar Tiongkok dengan menjual hasil panen udang setelah sukses ekspor ke AS. Selain itu, eFishery juga memperluas ekspor ikan nila ke kedua negara tersebut dan menargetkan negara-negara lain seperti Singapura, Malaysia, kawasan Eropa, dan Timur Tengah.

Founder & CEO eFishery Gibran Huzaifah menyatakan bahwa pinjaman green and social loan dari HSBC Indonesia adalah langkah penting dalam merevolusi industri akuakultur di Indonesia. “Pinjaman ini memungkinkan kami memperluas armada eFeeder serta memberdayakan pembudidaya ikan dan petambak udang skala kecil dengan teknologi dan sumber daya yang mereka perlukan, sehingga dapat lebih produktif dan berkelanjutan,” ujarnya.

Managing Director Head of Wholesale Banking HSBC Indonesia Riko Tasmaya mengungkapkan, “Ini merupakan bagian dari ambisi kami untuk mendukung pertumbuhan sektor ekonomi baru berbasis platform di Indonesia. Lewat green and social loan, HSBC Indonesia turut mendukung sektor akuakultur di Tanah Air menerapkan praktik berkelanjutan di sepanjang rantai pasokannya.”

Lembaga pembiayaan yang telah bermitra

eFishery juga cukup rajin membangun kemitraan dengan lembaga finansial penyedia layanan pembiayaan. Selain untuk mendukung operasional bisnis, sebagian besar bentuknya berupa loan channeling. Hal ini untuk mendukung layanan pembiayaan mitra lewat Kabayan (Kasih Bayar Nanti) di dalam aplikasi eFisheryFund.

Berdasarkan catatan kami, ada sejumlah kemitraan yang diumumkan ke publik, di antaranya:

Mitra Kategori Tahun Kemitraan
ALAMI Fintech Lending 2020
Amartha Fintech Lending 2023
Amar Bank Bank 2024
BRI Bank 2020
Crowdo Fintech Lending 2021
Danamas Fintech Lending 2021
Investree Fintech Lending 2020
KawanCicil Fintech Lending 2021
KoinWorks Fintech Lending 2023
Kredivo Multifinance 2021
OCBC Bank 2022
Qazwa Fintech Lending 2023

Terbaru pada April 2024 ini, PT Bank Amar Indonesia Tbk (IDX: AMAR) mengumumkan kerja sama strategis dengan eFishery untuk menyalurkan fasilitas kredit kepada UMKM akuakultur atau perikanan budidaya. Fasilitas kredit bersama ini berupa close-loop financing atau pembiayaan ekosistem dengan nilai hingga Rp100 miliar.

Capaian bisnis positif

Kepercayaan para mitra finansial ini tidak terlepas dari performa bisnis eFishery. Menurut data yang disampaikan, sejak 2023 perusahaan telah menjaring lebih dari 200 ribu pembudidaya ikan dan petambak udang dengan 1,1 juta kolam aktif yang tersebar di 280 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia. Disebutkan, valuasi perusahaan mencapai $1,3 miliar menjadikannya sebagai startup aquatech dengan valuasi terbesar sedunia.

Hingga 2022, perusahaan telah memfasilitasi 1,1 triliun transaksi penjualan ikan air tawar dan 1,12 triliun transaksi penjualan udang. Bila dinominalkan, setara dengan Rp8 triliun total transaksi penjualan ikan dan udang, serta Rp4 triliun total transaksi penjualan pakan ikan dan udang. Kontribusi terbesar disumbangkan dari Jawa Barat dengan persentase hampir 40%.

Sementara untuk ekspor, disebutkan angkanya mencapai 20 juta kilo per bulannya untuk 10 komoditas di eFishery ke Amerika Serikat dan Tiongkok.

Solusi finansialnya, Kabayan, telah didukung oleh belasan perusahaan finansial, seperti Bank OCBC NISP, Amartha, Investree, dan Kredivo. Total dana yang disalurkan mencapai Rp1,07 triliun untuk 24 ribu pembudidaya ikan dan petambak udang.

Application Information Will Show Up Here

NalaGenetics Luncurkan Klinik “NalaCare”, Tawarkan Layanan Kesehatan yang Disesuaikan Profil Genetik Pasien

Startup biotech NalaGenetics resmi meluncurkan klinik NalaCare di TB Simatupang, Jakarta Selatan. Klinik ini menawarkan layanan kesehatan holistik yang personal, sesuai dengan profil genetik masing-masing pasien, sebuah terobosan dalam pendekatan preventif kesehatan.

NalaGenetics sebelumnya dikenal dengan teknologi tes DNA praktis LifeReady™ yang menganalisis profil genetik pengguna dan menyediakan solusi kesehatan personal. Co-Founder dan CEO NalaGenetics Levana Sani, menjelaskan bahwa NalaCare adalah jawaban dari pertanyaan pelanggan yang ingin mengetahui diet, obat, skrining, dan gaya hidup yang sesuai dengan profil DNA mereka.

“Kami membangun klinik dengan pendekatan preventif yang menawarkan program diet dan fitness yang dikonsultasikan dengan dokter spesialis gizi, farmakologi, dan dokter umum. Kami berharap NalaCare menjadi alternatif bagi sistem sick-care yang menerapkan pendekatan ‘one-size fits all’,” kata Levana.

Faktor genetik berperan penting dalam menentukan risiko penyakit, imunitas, hingga efektivitas obat yang dikonsumsi. Studi farmakogenomik pada tahun 2023 menemukan bahwa 93% pasien memiliki variasi genetik yang mempengaruhi respons mereka terhadap obat-obatan, namun 80% pasien mendapatkan resep obat yang tidak sepenuhnya sesuai dengan variasi genetik mereka.

Klinik NalaCare telah membantu sebuah bank swasta di Indonesia menurunkan klaim grup asuransi dalam tiga bulan melalui program NalaCare. Survei NalaGenetics menunjukkan 69% pasien yang menjalani tes genetik ingin konsultasi lebih lanjut untuk memperbaiki rutinitas kesehatan dan obat-obatan mereka.

Studi di Raffles Medical Group juga mengungkapkan bahwa tes NalaGenetics dapat memberikan rekomendasi untuk mengoptimalkan obat di 88% pasien yang telah dites.

Pasien yang datang ke NalaCare akan menjalani pemeriksaan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan lanjutan lainnya. Tim dokter NalaCare akan menyusun program personal sesuai kebutuhan pasien, termasuk Weight Management Program dan Athletic Optimization Program.

Salah satu kisah sukses adalah seorang pasien kanker payudara yang harus menjalani pengobatan bertahun-tahun dengan obat mahal. Di NalaCare, pemeriksaan genetik membantu memastikan efektivitas obat dengan mengetahui aktivitas enzim dalam tubuh pasien. Kolaborasi dengan dokter dari pusat layanan kesehatan lain memastikan strategi pengobatan yang optimal.

Ke depan, NalaGenetics berencana memperluas layanan NalaCare ke sektor pencegahan penyakit personal seperti aterosklerosis. Dengan memperhatikan informasi genetik pasien, gaya hidup, dan faktor lainnya, NalaGenetics bekerja sama dengan berbagai spesialis untuk menawarkan layanan kesehatan dan pencegahan penyakit yang lebih komprehensif.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten