TransTRACK Raih Pendanaan Seri A Rp185 Miliar untuk Mentransformasi Sektor Logistik dan Transportasi

TransTRACK, startup digitalisasi operasional armada melalui solusi fleet operation optimizer dan supply chain integrator, mengumumkan penutupan pendanaan seri A sebesar $12 juta atau setara Rp185 miliar. Putaran ini dipimpin Eurazeo dan Cocoon Capital, dengan dukungan IFP Securities, Bintang Delapan, dan AppWorks. Putaran ini melanjutkan pendanaan pra-seri A yang dibukukan pada Juni 2023 lalu senilai $2,1 juta (lebih dari Rp31 miliar) yang dipimpin Ortus Star.

Dengan modal tambahan yang didapat, TransTRACK akan mempercepat ekspansi ke seluruh Asia Tenggara, terutama memperdalam penetrasi di pasar Indonesia, Singapura, dan Malaysia. Lalu selanjutnya akan mulai mengeksplorasi pasar Australia dan Taiwan.

“Dengan dukungan ini, kami tidak hanya mempercepat ekspansi kami tetapi juga memperkuat peran kami sebagai game changer dalam mentransformasi digitalisasi manajemen armada di Asia Tenggara. Sejak didirikan, kami berkomitmen untuk mendorong inovasi dalam logistik dan manajemen armada, dan dengan pendanaan ini, kami sangat antusias untuk memperluas operasi kami dan memenuhi permintaan yang berkembang dari para pelanggan kami,” ujar Founder & CEO TransTRACK Anggia Meisesari.

Potensi besar di sektor logistik

Seiring dengan sektor logistik di Asia Tenggara yang diproyeksikan bernilai lebih dari $55 miliar pada tahun 2025, TransTRACK berambisi jadi yang terdepan dalam transformasi ini. Dengan pesatnya peningkatan e-commerce, urbanisasi, dan meningkatnya permintaan akan solusi rantai pasokan yang efisien, solusi end-to-end inovatif TransTRACK siap untuk menangkap pangsa pasar yang besar di pasar regional utama, termasuk Malaysia, Singapura, Thailand, Kamboja, dan Vietnam.

Momentum ini semakin memperkuat kehadiran TransTRACK di industri teknologi Asia Tenggara, mentransformasi berbagai sektor dengan meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan transportasi dan logistik melalui penerapan teknologi Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI). Selain itu, solusi teknologi ramah lingkungan TransTRACK, termasuk dasbor emisi karbon, analisis jejak karbon, dan optimalisasi transportasi laut, siap mendukung penerapan pajak karbon Indonesia pada tahun 2025.

Dengan mendigitalisasi operasi armada, TransTRACK mengklaim bisa membuat perusahaan meningkatkan produktivitas dan pemanfaatan armada sebesar 40% sekaligus mengurangi biaya lembur, bahan bakar dan tenaga kerja, total jarak tempuh, dan waktu menganggur sebesar 30%. Dengan visibilitas real-time, analitik prediktif, dan proses yang disederhanakan, bisnis dapat mengoptimalkan operasi, meminimalkan penundaan, dan meningkatkan tingkat layanan, menjadikan TransTRACK sebagai mitra utama dalam mengatasi tantangan logistik unik yang dihadapi di seluruh wilayah regional ini.

“Logistik tetap menjadi kunci bagi daya saing perekonomian Asia Tenggara secara keseluruhan, namun sektor ini menghadapi fragmentasi dan inefisiensi mengingat tantangan infrastruktur di wilayah tersebut. Ada potensi besar bagi pemain yang tepat untuk mengembangkan solusi yang meringankan dislokasi ini dan menurunkan biaya logistik, sekaligus mengurangi emisi dan meningkatkan standar keselamatan bagi operator, penumpang, dan kargo di seluruh industri,” jelas Investment Director Eurazeo Ernest Xue.

Ia melanjutkan, “Investasi kami pada TransTRACK menandakan keyakinan kami bahwa produk berkelanjutan yang muncul dari hubungan data dan mobilitas akan menjadi transformatif bagi salah satu industri paling tradisional di dunia. Sebagai investor global yang telah mendukung dekarbonisasi logistik di berbagai belahan dunia, kami berkomitmen untuk bermitra dengan para wirausahawan yang bekerja keras untuk menciptakan solusi yang berkontribusi terhadap dekarbonisasi di Asia Tenggara dan membantu dunia usaha mengurangi jejak karbon mereka dan mewujudkan perkotaan yang lebih berkelanjutan.”

Pertumbuhan bisnis

TransTRACK telah menunjukkan pertumbuhan luar biasa sejak didirikan pada tahun 2019, mencapai pertumbuhan bulanan sebesar 20% selama setahun terakhir.  Saat ini, TransTRACK telah melayani lebih dari 1.200 klien di 130 kota di Indonesia dan 30 kota di Malaysia dan Singapura, dengan lebih dari 150.000 subscription, melayani berbagai sektor termasuk logistik, transportasi umum, ritel, keuangan, pertambangan, pelabuhan & kelautan, jasa industri, serta perkebunan & kehutanan.

Pendanaan bari ini akan mendorong rencana ambisius TransTRACK untuk memperluas operasinya ke 100 kota di seluruh Indonesia dan semakin memperkuat kehadirannya di pasar logistik dan transportasi yang berkembang pesat di Asia Tenggara.

Putaran pendanaan ini menandai momen penting dalam pertumbuhan perusahaan, seiring dengan perjalanan inovasi dan ekspansi TransTRACK. Dengan dukungan dari investor terkemuka, TransTRACK siap menjadi pemain kunci dalam sektor logistik dan transportasi Asia Tenggara, mendorong efisiensi, keberlanjutan, dan pertumbuhan di seluruh kawasan.

Application Information Will Show Up Here

PasarPolis Catatkan Penjualan Jutaan Polis di Thailand dan Vietnam, Bersiap Ekspansi ke Singapura

Startup insurtech PasarPolis terus memperkuat posisinya dengan mencatatkan pencapaian signifikan di Thailand dan Vietnam. Setelah berhasil memperluas operasinya sejak 2019, PasarPolis telah menjual jutaan polis di kedua negara tersebut, menegaskan komitmennya untuk mendemokratisasi asuransi melalui inovasi teknologi dan pendekatan yang berpusat pada pelanggan.

Dalam laporan keuangan terbaru, PasarPolis menunjukkan peningkatan pendapatan hingga dua kali lipat sejak putaran pendanaan terakhir, serta lonjakan Gross Written Premium (GWP) sebesar 250% pada tahun fiskal ini. Pencapaian ini mencerminkan pertumbuhan signifikan yang berhasil diraih perusahaan, terutama melalui kolaborasi strategis dengan mitra-mitra utama seperti Shopee, VFS Global, VNtrip, Sendo, dan Chotot.

VP Corporate Finance & Regional Partnership PasarPolis, Brendan Batanghari, menyatakan bahwa keberhasilan di pasar Vietnam dan Thailand didorong oleh kemitraan ekosistem yang tepat dan operasi yang efisien. “Kami bangga dengan pencapaian kami dan berkomitmen untuk terus mendemokratisasi asuransi di seluruh Asia Tenggara,” ujarnya.

PasarPolis juga berencana untuk memperluas jangkauannya ke Singapura, dengan target pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 50% selama empat tahun ke depan. Perusahaan ini berfokus pada profitabilitas, inovasi berkelanjutan, dan penguatan posisinya sebagai pemimpin regional di industri insurtech.

Kemitraan strategis B2B2C dorong kesuksesan

Keberhasilan PasarPolis di Thailand dan Vietnam tidak lepas dari strategi kemitraan B2B2C yang kuat. Di Indonesia, perusahaan ini telah menjalin kerja sama dengan Shopee untuk menawarkan asuransi perangkat elektronik dan layar retak, yang kemudian diperluas ke Thailand dan Vietnam dengan cakupan asuransi yang lebih luas.

Di Vietnam, kemitraan ini mencakup asuransi perangkat elektronik dan tanggung jawab produk, sementara di Thailand, PasarPolis meluncurkan perlindungan digital untuk elektronik, yang mendapatkan adopsi dan kepuasan konsumen yang signifikan.

Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan platform PasarPolis untuk dengan mudah diperluas ke pasar lain dengan investasi minimal. Selain Shopee, PasarPolis juga bermitra dengan VFS Global, serta VNtrip, Sendo, dan Chotot di berbagai pasar.

Rencana ekspansi berikutnya

PasarPolis berencana untuk memperluas jangkauannya ke pasar baru, termasuk Singapura. Perusahaan ini tetap berkomitmen pada inovasi berkelanjutan, dengan rencana untuk memperkenalkan produk baru dan meningkatkan penawaran yang ada guna memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang.

PasarPolis berada di jalur yang tepat untuk mencapai profitabilitas, dengan memanfaatkan teknologi, analisis data, dan kemitraan strategis untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan kepemimpinan pasar di sektor insurtech.

Application Information Will Show Up Here

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Lokatani Raih Pendanaan Pre-Seed dari Asiapay Capital dan Jakarta Ventura

Lokatani, startup agritech yang fokus pada pengembangan sayuran hidroponik, berhasil mendapatkan pendanaan pre-seed dari Asiapay Capital dan Jakarta Ventura (Jakvent). Pendanaan ini akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi, mengembangkan teknologi pertanian berbasis internet, serta memperluas jaringan distribusi dan pemasaran.

Didirikan pada tahun 2019 dan mulai memonetisasi bisnis pada tahun 2020, Lokatani telah membangun ekosistem rantai pasok yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Hal ini bertujuan agar petani sayuran hidroponik binaannya dapat memenuhi standar produksi yang tinggi.

Produk utama Lokatani meliputi Loka Fresh yang menyediakan sayuran segar berkualitas tinggi secara on-demand, Loka Grow yang berfokus pada pemberdayaan komunitas petani melalui skema co-farming, serta Loka Tech yang merupakan aplikasi terintegrasi dengan teknologi IoT untuk pemantauan otomatisasi proses pertanian dan manajemen inventori.

Co-Founder & CEO Lokatani Abdul Choliq menjelaskan bahwa pendanaan ini akan memperkuat berbagai aspek operasional Lokatani. “Pendanaan kali ini ditujukan untuk peningkatan kapasitas produksi, pengembangan teknologi pertanian berbasis internet, perluasan jaringan distribusi, pemasaran, dan pengembangan sumber daya manusia. Dukungan ini memungkinkan Lokatani untuk terus menyelaraskan produksi tanaman secara real-time dengan permintaan pelanggan menggunakan aplikasi terintegrasi,” ujarnya.

Pendekatan “On-Demand Order” yang diusung Lokatani memungkinkan produksi yang lebih efisien dan sesuai dengan permintaan pelanggan. Selain itu, sistem “Scheduled Planting” yang diterapkan menjadi kunci dalam menjaga stabilitas pasokan baik dari segi kualitas maupun kuantitas, dengan dukungan teknologi IoT.

Rizki Maarif, Venture Investor Team & Research Lead Asiapay Capital, mengungkapkan bahwa investasi ini sejalan dengan misi Asiapay untuk mendorong inklusi keuangan di sektor pertanian. “Value-chain yang dibangun oleh Lokatani membantu menyelesaikan masalah fragmentasi dalam rantai pasok pertanian, khususnya di sektor hidroponik. Kami berharap dapat membawa keahlian kami dalam infrastruktur pembayaran untuk memberikan dampak positif bagi petani hidroponik,” kata Rizki.

Direktur Utama Jakarta Ventura Chrisantina Lunaryati, menambahkan bahwa Lokatani memiliki peran penting dalam mendukung komunitas petani. “Lokatani tidak hanya berfungsi sebagai agregator, tetapi juga membimbing dan mendukung komunitas petani, khususnya petani sayuran hidroponik. Kami berharap komunitas ini dapat terus berkembang dan maju bersama Lokatani,” ungkapnya.

Pendanaan ini diharapkan menciptakan dampak positif yang signifikan bagi sektor pertanian hidroponik di Indonesia, serta mendukung visi Lokatani dalam membangun ekosistem pertanian yang lebih efisien, berkelanjutan, dan menguntungkan.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Startup Agritech Beleaf Dikabarkan Terima Pendanaan Tambahan dari Norinchukin

Startup agritech Beleaf dikabarkan menerima pendanaan tambahan untuk putaran seri A mereka. Menurut data yang dilaporkan ke regulator, seperti dikutip Alternative.pe, perbankan asal Jepang yakni Norinchukin masuk memberikan tambahan dana $1 juta atau sekitar Rp15,5 miliar.

Sebelumnya pada pertengahan 2023 lalu, Beleaf mengumumkan perolehan pendanaan seri A $6,85 juta atau lebih dari Rp103 miliar dipimpin oleh Alpha JWC Ventures. Putaran ini melanjutkan pendanaan tahap awal yang berhasil diraih pada akhir 2022 lalu. Turut berpartisipasi dalam putaran ini investor baru Openspace Ventures dan beberapa angel investor.

Fokus pada layanan Farming as a Services (FaaS), Beleaf mengajak mitra petani untuk mengimplementasikan sistem pertanian modern seperti dengan konsep hidroponik. Kepada mitranya, Beleaf memberikan dukungan berupa supai benih berkualitas tinggi, bimbingan penanaman, teknologi IoT, hingga layanan penjualan hasil panen. Mengutip data di situsnya, saat ini ada 97 mitra FaaS dengan total lahan mencapai 12 hektar.

Untuk konsumen akhir dan bisnis, Beleaf Farms menyediakan produk makanan segar seperti sayuran hijau, buah-buahan, bahkan paket penanaman sayur rumahan. Produk Beleaf juga disalurkan lewat sejumlah platform seperti Sayurbox, Astro, GrabMart, hingga supermarket seperti Hypermart, HERO, Papaya, SuperIndo, dan sebagainya.

Awal mula Beleaf

Beleaf didirikan sejak 2019 oleh Amrit Lakhiani. Mereka mengawali bisnis sebagai merek hidroponik premium yang menawarkan berbagai jenis sayuran dan buah-buahan. Seiring pertumbuhan bisnis dan pengalaman mengelola pertanian mereka sendiri, perusahaan mulai mengembangkan produknya ke manajemen pertanian yang didukung teknologi.

Beleaf meluncurkan program Farming as a Service pada tahun 2022, melibatkan petani di Puncak dan Bandung dengan manajemen pertanian yang dimungkinkan oleh teknologi. FaaS sudah dengan cepat menyelesaikan beberapa tantangan mendesak di sektor ini. Meskipun merupakan negara agraris, potensi Indonesia masih belum teroptimalkan dan ketergantungannya pada impor hasil pertanian masih tinggi.

Amrit mengaku pihaknya menyadari bahwa alih-alih membangun lebih banyak pertanian sendiri, mereka memiliki sesuatu yang dapat diterapkan secara luas dan lebih kuat. Didukung oleh big data dan IoT, solusi Beleaf menawarkan layanan end-to-end  mulai dari operasional, distribusi, dan offtaking – menghubungkan pertanian, distributor, dan pengecer dalam satu ekosistem terintegrasi. Hal ini memungkinkan petani untuk meningkatkan produktivitas, kualitas, dan profitabilitas mereka.

Fokus bisnis saat ini adalah mengendalikan dan meningkatkan hasil pertanian mitra hingga 15%. Platform mereka memantau cuaca, pembibitan, aktivitas penanaman, dosis nutrisi, perencanaan pertanian, dan panen. Semua data yang dikumpulkan dari proses ini kemudian akan memperkuat pembelajaran mesinnya untuk peningkatan berkelanjutan pertanian, serta penelitian dan pengembangan solusi agribisnis di masa depan.

ChatApp.id Luncurkan mimin.ai untuk Bantu Efisiensi Bisnis

Dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global, efisiensi dan optimalisasi operasional menjadi kunci keberlanjutan bagi banyak perusahaan. Untuk menjawab tantangan ini, ChatApp.id, pengembang teknologi chat interaktif, memperkenalkan mimin.ai, sebuah solusi inovatif berbasis WhatsApp yang dirancang untuk membantu bisnis tetap produktif tanpa mengorbankan kualitas layanan.

Sebagai salah satu bukti keberhasilan, ChatApp.id telah terpilih dalam Top 30 DS Launchpad 3.0, program akselerator dari DailySocial.id, yang semakin memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam pengembangan teknologi chat interaktif di Indonesia.

Mimin.ai adalah produk unggulan terbaru dari ChatApp.id yang mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) dengan automasi canggih. Solusi ini dirancang untuk mengurangi beban operasional perusahaan sekaligus meningkatkan kepuasan pelanggan. Dengan kemampuan seperti respons cepat dan akurat, follow-up otomatis, serta pemrosesan transaksi langsung melalui WhatsApp, mimin.ai menawarkan solusi efisiensi yang dapat diakses oleh berbagai jenis bisnis, dari UMKM hingga perusahaan besar.

“Mimin.ai merupakan wujud komitmen kami untuk membantu bisnis di Indonesia tetap kompetitif, terutama di tengah situasi ekonomi yang menantang. Fleksibilitas dan efisiensi adalah kunci bertahan dalam masa krisis, dan kami yakin solusi berbasis WhatsApp seperti mimin.ai akan memberikan dampak besar bagi bisnis yang ingin berkembang,” ujar Rachmat Efendi, CEO & Co-Founder ChatApp.id.

Dengan portofolio klien yang sudah mencakup perusahaan besar seperti PT MGM (Hotel Horison Group), PT Permodalan Nasional Madani (PNM), PT Perhutani, Apotek Guardian, hingga penjualan tiket konser untuk Deny Caknan, ChatApp.id membuktikan diri sebagai mitra teknologi yang andal dan inovatif. Mimin.ai, yang akan diluncurkan pada awal September 2024, diharapkan menjadi solusi andalan bagi bisnis yang ingin tetap kompetitif di tengah kondisi ekonomi yang sulit.

ChatApp.id berkomitmen untuk terus berinovasi dan membantu lebih banyak bisnis di Indonesia menghadapi tantangan ekonomi dengan teknologi yang cerdas dan efisien. Melalui mimin.ai, perusahaan ini memastikan bahwa bisnis dapat terus memberikan layanan terbaik kepada pelanggan mereka, kapan saja dan di mana saja.

Di Indonesia, saat ini terdapat sejumlah startup yang menghadirkan solusi layanan bisnis melalui aplikasi pesan. Mereka berambisi mengintegrasikan teknologi AI, seperti LLM dan NLP, agar bisa melakukan automasi dengan bahasa yang lebih alamiah. Sejumlah pemain tersebut di antaranya Kata.ai, Qiscus, Mekari Qontak, Pintar, Lenna, dan masih banyak lagi.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

IDDB Menjadi Proyek Tokenisasi Surat Utang Pertama di Indonesia

PT Sejahtera Bersama Nano (SBN), perusahaan yang menaungi Nanovest, secara resmi meluncurkan proyek tokenisasi surat utang pertama di Indonesia, ID Digital Bonds (IDDB). Proyek ini menandai langkah besar dalam adopsi teknologi blockchain di sektor keuangan Indonesia, khususnya pada obligasi pemerintah. Saat ini, IDDB telah memasuki tahap awal proses sebagai peserta Sandbox OJK dan segera akan diperdagangkan melalui platform Nanovest.

IDDB merupakan token yang mewakili obligasi pemerintah seri INDON 34, dan memberikan akses investasi dengan modal yang lebih rendah dibandingkan pembelian obligasi konvensional. Jika umumnya transaksi obligasi INDON 34 membutuhkan minimal $200.000, dengan IDDB, investor dapat mulai berinvestasi hanya dengan $1.000. Ini menjadi terobosan bagi pasar obligasi di Indonesia, membuatnya lebih inklusif dan mudah diakses.

Proyek ini merupakan hasil kolaborasi antara SBN sebagai penerbit token, Nanovest sebagai crypto exchange yang memfasilitasi perdagangan token, STAR Asset Management sebagai mitra manajer investasi, dan Bank Sinarmas sebagai kustodian yang bertanggung jawab atas penyimpanan aset keuangan.

CEO IDDB Gumarus Dharmawan William menyatakan keyakinannya bahwa inovasi ini akan memberikan likuiditas, transparansi, dan aksesibilitas yang belum pernah terjadi sebelumnya di pasar obligasi Indonesia. “Melalui IDDB, kami berharap dapat meningkatkan capital inflow yang positif ke Indonesia dan turut berkontribusi dalam pembangunan negeri,” ujarnya.

Selain itu, Billy Surya Jaya, Direktur Utama Nanovest, menambahkan bahwa platform mereka sangat senang dapat menjadi fasilitator dalam memperkenalkan token IDDB kepada publik. “Kami berkomitmen untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi investor melalui produk ini,” kata Billy.

Dengan potensi pasar tokenisasi global yang terus berkembang, proyek IDDB diharapkan mampu memanfaatkan tren positif ini untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut laporan terbaru, pasar tokenisasi diperkirakan akan tumbuh dari USD 2,3 miliar pada 2021 menjadi USD 5,6 miliar pada 2025, dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar 19%.

IDDB diharapkan segera diperdagangkan di Nanovest, memberikan peluang bagi para investor untuk berpartisipasi dalam aset obligasi dengan risiko rendah namun berpotensi menguntungkan.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Living Lab Ventures Berinvestasi ke Induk Startup Proptech Lamudi

Digital Classifieds Group (DCG), perusahaan induk Lamudi, mengumumkan investasi strategis dari Living Lab Ventures (LLV), corporate venture capital milik Sinar Mas Land. Langkah ini tidak hanya memperkuat posisi DCG dan Lamudi sebagai pemimpin teknologi properti di kawasan Asia-Pasifik, khususnya Indonesia, tetapi juga menandai ekspansi LLV ke Australia.

DCG sendiri melakukan akuisisi Lamudi Indonesia pada Oktober 2023 dari shareholder sebelumya, yakni Dubizzle (sebelumnya bernama EMPG – Emerging Markets Property Group).

Partner Living Lab Ventures Bayu Seto menyatakan bahwa investasi ini menjadi tonggak penting yang menegaskan keyakinan LLV terhadap kemampuan DCG dan Lamudi dalam membangun ekosistem teknologi terbesar di industri properti Indonesia. “Dengan kolaborasi ini, kami melihat peluang besar untuk memperluas jangkauan kami ke Australia dan memperkuat posisi di industri Proptech Asia-Pasifik,” ujarnya.

CEO DCG Mark Nosworthy menyambut positif investasi dari LLV. Menurutnya, dukungan ini mengukuhkan misi DCG dalam mentransformasi pasar properti melalui teknologi. “Kolaborasi ini akan mempercepat pertumbuhan kami dan meningkatkan kemampuan kami dalam menyediakan solusi teknologi mutakhir bagi pengguna di Asia Tenggara,” kata Mark.

Sejak didirikan pada tahun 2014, Lamudi telah berperan penting dalam mendigitalkan industri real-estate di Indonesia. Melalui platform ini, lebih dari 30.000 agen properti telah diberdayakan untuk meningkatkan kemahiran teknologi dan keterampilan pemasaran digital mereka. Lamudi juga telah menjalin kemitraan dengan berbagai pengembang besar di Indonesia, menyediakan layanan end-to-end untuk lebih dari 425 proyek properti.

CEO Lamudi Indonesia Mart Polman, mengungkapkan bahwa dukungan dari LLV akan membantu Lamudi memperluas operasinya dan memperkuat posisinya sebagai marketplace real-estate terdepan di Indonesia. “Investasi ini memungkinkan kami untuk mengembangkan lebih lanjut platform kami, meningkatkan pengalaman pengguna, dan menyediakan nilai yang tak tertandingi bagi pelanggan,” jelas Mart.

Investasi strategis ini tidak hanya membuka jalan bagi terobosan baru di sektor teknologi properti, tetapi juga memperkuat komitmen Sinar Mas Land dalam mendorong inovasi dan pertumbuhan di industri real-estate Indonesia. Hal ini sekaligus menjadi bukti dedikasi LLV dalam memimpin transformasi digital dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain kunci di pasar global.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

RajaOngkir Resmi Bergabung dengan Komerce untuk Tingkatkan Layanan Logistik E-commerce

Komerce, startup penyedia solusi komprehensif bagi bisnis e-commerce di Indonesia, mengumumkan bahwa RajaOngkir, platform perhitungan ongkos kirim dan integrasi API logistik, kini resmi bergabung dengan ekosistem bisnis mereka. Langkah ini diharapkan akan memperkuat posisi Komerce sebagai pemain utama dalam industri e-commerce enabler tanah air.

RajaOngkir, yang telah diunduh lebih dari 5 juta kali di Google Play Store dan digunakan oleh ribuan perusahaan melalui integrasi API, akan membantu Komerce dalam memperluas jangkauan dan meningkatkan efisiensi layanan logistiknya. Dengan bergabungnya RajaOngkir, Komerce kini dapat menawarkan solusi end-to-end yang lebih lengkap, mulai dari pengecekan ongkos kirim, penjemputan paket, hingga manajemen pengiriman dan Cash on Delivery (COD).

Menurut Nofi Bayu Darmawan, Founder & CEO Komerce, kolaborasi ini adalah langkah strategis untuk terus mengembangkan layanan dan memperkuat penetrasi Komerce di bidang logistik dan pengiriman.

“Dengan masuknya RajaOngkir ke dalam ekosistem Komerce, kami semakin dekat dengan visi kami untuk menjadi mitra terpercaya bagi UKM dan brand besar yang ingin memasuki industri e-commerce di Indonesia. Kami yakin bahwa solusi terintegrasi yang kami tawarkan akan membantu klien mencapai kesuksesan yang lebih besar,” ungkap Nofi.

Founder RajaOngkir Damar Riyadi juga menyatakan antusiasmenya terhadap kolaborasi ini. “Bergabung dengan Komerce memberikan kami kesempatan untuk mengembangkan integrasi teknologi pengiriman dengan lebih baik, serta mendorong pertumbuhan industri e-commerce di Indonesia,” kata Damar.

Sebelumnya, dalam upaya memperluas bisnisnya, tahun lalu Komerce juga telah merampungkan akuisisi terhadap startup omnichannel, Boostr. Akuisisi ini menandai keseriusan Komerce dalam membantu lebih banyak UMKM di bidang e-commerce dengan solusi yang semakin komprehensif. Langkah tersebut, bersama dengan bergabungnya RajaOngkir, menunjukkan komitmen Komerce dalam memberikan solusi end-to-end yang efektif bagi para pelaku usaha kecil dan menengah.

Komerce, yang didirikan pada tahun 2020, telah melayani lebih dari 30.000 UKM dengan berbagai solusi seperti Komship untuk manajemen pengiriman, Kompack untuk pergudangan, dan Komplace untuk omnichannel SaaS. Pada tahun 2023, Komerce mencatatkan profitabilitas dengan pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar 300%. Saat ini, perusahaan juga sedang melakukan penggalangan dana Seri A untuk memperluas adopsi solusinya di seluruh Indonesia.

Kolaborasi antara Komerce dan RajaOngkir ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan dalam memajukan ekosistem e-commerce di Indonesia, terutama dalam hal efisiensi logistik dan pengiriman bagi para pelaku usaha.

Application Information Will Show Up Here

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Report: Unlocking Opportunities in Indonesia’s B2B Tech

The Indonesia B2B tech market is on a rapid growth trajectory, driven by increasing digital adoption, innovative business models, and supportive government policies. The Asia Pacific region, including Indonesia, is expected to lead global B2B market growth, with an anticipated compound annual growth rate (CAGR) of 18.2% from 2024 to 2030.

This growth is underpinned by significant enterprise spending on cloud services, business applications, and communication tools, adding approximately $150 billion to the global market.

Indonesia, as a part of the Southeast Asia region, is emerging as a critical player in this landscape. The country’s large and diverse economy, coupled with a strong digital infrastructure, positions it among the fastest-growing B2B markets globally. With a focus on digital transformation and the adoption of e-commerce platforms, Indonesia’s B2B market is set to thrive, particularly in sectors like fintech, logistics, and SaaS.

 

Through the report, DS/X Ventures and Discovery/Shift summarize the development trends and opportunities within Indonesia’s B2B Tech Landscape. The report involves both primary and secondary data to support the growth of several industry sectors that are likely to gain attention in 2024.

Fintech: Revolutionizing Financial Access and Transactions

QRIS merchant numbers have surged, significantly driving the growth of embedded lending, especially among SMEs, and helping to close the financial gap in underserved areas. With only 3% of Indonesians owning credit cards, fintech is expanding financial access by integrating solutions into e-commerce and other platforms, thereby streamlining B2B transactions and enhancing overall financial inclusion.

Logistics and Supply Chain: Overcoming Geographical Challenges

Indonesia’s dispersed islands create logistical challenges, leading to high costs and inefficiencies that hinder B2B growth. However, adopting advanced WMS and other technologies optimizes logistics, improves efficiency, and reduces costs. Despite these challenges, the 3PL market is expanding, driven by e-commerce growth, and urgently needs more warehouse space. This demand presents significant opportunities for companies that innovate in the logistics space.

SaaS: Bridging the Adoption Gap

SaaS adoption in Indonesia is uneven, particularly in lower-tier cities where poor infrastructure and limited awareness hinder growth. While SMEs dominate the economy, their SaaS uptake remains low due to budget constraints and a lack of awareness. Large enterprises often prefer international SaaS providers, which poses a challenge but also offers opportunities for local players. Local SaaS providers have significant growth potential, especially in underserved regions where targeted solutions can make a substantial impact.

Artificial Intelligence (AI) and Machine Learning: Navigating Talent Shortages

Indonesia’s AI market is expanding, driven by increased investment and significant cost savings reported by early adopters. However, talent shortages and slow deep tech development are hindering broader adoption. Addressing these challenges through investment in AI education and training is essential for sustaining growth. Despite these obstacles, AI in Indonesia has strong future potential, bolstered by ongoing investment and supportive government policies.

These sectors, driven by digital transformation, government support, and innovative solutions, are at the cusp of significant disruption in Indonesia’s B2B market. As these trends unfold, they will likely reshape the business landscape, offering both challenges and opportunities for companies operating in or entering this dynamic market.

For more insight, get the full report here: Unlocking Opportunities in Indonesia’s B2B Tech

PINTAR Akuisisi Gredu, Kerja.io, dan Hiringmaps untuk Perluas Bisnis

PINTAR, platform pengembangan dan peningkatan tenaga kerja, mengumumkan ekspansinya ke pendidikan berbasis keahlian dan penempatan tenaga kerja melalui akuisisi tiga startup: Gredu, Kerja.io, dan Hiringmaps – yang secara kolektif telah mengumpulkan hampir $5 juta sejak didirikan.

Akuisisi ini menandai langkah signifikan dalam misi PINTAR untuk memberdayakan lebih dari 350 juta tenaga kerja di Asia Tenggara dan memperkuat posisinya di sektor pendidikan hingga ke pekerjaan.

Awal tahun ini Pintar dilaporkan telah mengantongi pendanaan tambahan sebesar $3 juta yang dipimpin oleh Havez Capital serta partisipasi dari SIG Venture Capital. Havez Capital adalah perusahaan investasi yang dipimpin oleh Imelda Harsono, yang saat ini juga menjabat sebagai Direktur di PT Samator Indo Gas Tbk.

Memperluas jangkauan dengan Gredu

Melalui akuisisi ini, PINTAR mendapatkan akses ke lebih dari 400 sekolah di seluruh Indonesia, memberikan peluang untuk memperkuat bisnis pendidikan tingginya dengan menjangkau siswa di sekolah umum dan kejuruan, khususnya dalam jaringan Gredu.

“Kombinasi dengan PINTAR memperpanjang masa hidup pengguna kami karena produk dan layanan Gredu sekarang dapat diadaptasi untuk segmen pendidikan tinggi dan pembelajaran korporat,” kata Co-founder & CEO Gredu Moh. Rizky Anies, yang akan bergabung dengan PINTAR sebagai direktur non-eksekutif. Moh. Arya Budi Nugraha, Co-founder dan COO, juga akan bergabung dengan PINTAR untuk memimpin divisi K12.

Investor Gredu, Intudo Ventures dan Vertex Ventures akan bergabung dengan daftar investor PINTAR, bersama dengan pendukung yang sudah ada, SIG Ventures, AppWorks, dan GDP Venture. Selain itu, kantor keluarga, Samator, perusahaan energi, dan Gunung Sewu, yang memiliki kepentingan di bidang pertanian dan jasa keuangan, juga merupakan bagian dari grup ini.

Mengintegrasikan Kerja.io untuk pengembangan profesional awal karier

Kerja.io adalah marketplace kesempatan magang di sektor teknologi dan jasa keuangan. Dengan mengintegrasikan Kerja.io ke dalam platformnya, PINTAR akan menawarkan pelanggannya saluran global untuk para profesional awal karier yang sangat berkualitas sebagai magang dan mentee. Selain itu, PINTAR akan memanfaatkan aset Kerja.io, termasuk materi persiapan wawancara, kompetisi kasus, dan komunitas profesional yang terlibat.

“Ketika di Brown University, saya melihat bahwa siswa dan profesional muda di seluruh dunia ingin bekerja di perusahaan Indonesia untuk mendapatkan paparan ke pasar kami yang dinamis dan tumbuh cepat tetapi tidak memiliki akses ke manajer perekrutan,” kata Co-founder & CEO Kerja.io Tim Wijaya. Tim akan bergabung dengan PINTAR dalam peran penasihat desain produk, berkontribusi pada integrasi Kerja.io ke dalam PINTAR Opportunity.

Memperkuat penempatan tenaga kerja dengan Hiringmaps

Hiringmaps, sebuah portal online untuk merekrut dan menempatkan pekerja migran Indonesia dengan keterampilan menengah, membawa keahlian yang berharga dan basis pelanggan global ke PINTAR. Startup ini, yang keluarganya telah menjalankan sejumlah bisnis di Timur Tengah selama dua generasi, akan membantu PINTAR memperoleh lisensi yang diperlukan untuk penempatan tenaga kerja global, serta akses ke keahlian domain yang kritis. CEO Hiringmaps, Ghahtan Said Attamimi, akan bergabung dengan PINTAR untuk memimpin divisi penempatan lintas batasnya.

“Untuk memaksimalkan dampak bakat Indonesia di panggung global, sangat penting untuk mengintegrasikan penempatan pekerja migran terampil dengan pelatihan, pemberian sertifikat, dan verifikasi pada platform yang kohesif. Kombinasi ini memungkinkan kami untuk merampingkan proses bisnis untuk memastikan bahwa pekerja migran tidak hanya cocok dengan pekerjaan yang sesuai tetapi juga mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi secara relatif, prospek karier yang lebih baik, dan perlindungan hukum dari pihak-pihak jahat yang mengintai di tepi sistem,” kata Ghahtan.

Dampak strategis dan pertumbuhan masa  depan

Dengan mengonsolidasikan perusahaan-perusahaan di sepanjang kontinum pendidikan-ke-pekerjaan, PINTAR bertujuan untuk memperluas jangkauannya di sepanjang rentang karier yang lebih luas, dengan potensi untuk memperluas ke pasar tetangga. Strategi ini akan mendiversifikasi aliran pendapatan PINTAR dari sudut pandang paparan pasar, melengkapi diversifikasi yang telah dicapai di berbagai segmen bisnisnya.

Pendekatan komprehensif PINTAR disusun dengan empat pilar utama: (1) Enterprise untuk pembelajaran dan pengembangan korporat; (2) Degrees untuk pendidikan formal yang terakreditasi; (3) Skills untuk pelatihan bersertifikat; (4) dan Opportunity untuk layanan penempatan bagi profesional dan pengusaha.

Konsolidasi di sektor pendidikan, pelatihan, dan perekrutan di wilayah ini dapat menciptakan lebih banyak peluang bagi bakat Indonesia untuk mendapatkan pekerjaan yang bermakna baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia, terdapat 26,54% dari pemuda usia 15-24 tahun yang tidak terlibat dalam pendidikan, pekerjaan, atau pelatihan (NEET). Pengangguran di kalangan lulusan sekolah kejuruan dan sekolah menengah juga lebih tinggi daripada rata-rata nasional, yaitu 8,62% dan 6,73% masing-masing, dibandingkan dengan tingkat keseluruhan 4,82%, menurut sumber yang sama.

Application Information Will Show Up Here

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten