Fokus Investasi “Iterative” di Indonesia Lewat Dana Kelolaan Kedua

Di balik isu tech winter dan resesi global yang membayangi, industri teknologi di wilayah Asia Tenggara masih bertumbuh dengan pesat. Hal ini terlihat dari kehadiran banyak program akselerator seperti Y Combinator, Google Accelerator, dan Surge milik Sequoia yang menunjukkan peluang besar perusahaan rintisan di kawasan ini

Terinspirasi dari perusahaan global Y Combinator, Brian Ma dan Hsu Ken Ooi mendirikan Iterative untuk mendukung para founder mencapai mimpi mereka. Brian sebelumnya adalah Co-Founder dan CEO Divvy Homes, dan Hsu Ken Ooi pernah mendirikan platform Decide.com yang diakuisisi eBay di 2013. Keduanya pernah menjalani inkubasi di Y Combinator.

Co-Founder dan Managing Partner Iterative Hsu Ken Ooi mengungkapkan ada banyak program akselerator yang ingin mengikuti jejak Y Combinator. Namun, ada dua hal penting untuk diperhatikan. Pertama, para investor di Y Combinator adalah pendiri startup, jadi mereka punya pengalaman langsung dalam mengembangkan perusahaan rintisan. Kedua, Y Combinator tidak memiliki kurikulum mengingat setiap perusahaan rintisan punya model bisnis dan vertikal berbeda. Kedua hal ini yang mendorong lahirnya Iterative.

Iterative memiliki jargon “Founders support founders” yang berarti pendiri mendukung pendiri. Nilai ini yang ingin diangkat oleh perusahaan, bahwa melalui iterative, para pendiri akan didukung penuh oleh investor yang juga memiliki pengalaman dan latar belakang kuat dalam mengembangkan perusahaan rintisan.

Fund II

Iterative mengumumkan dana kelolaan kedua (Fund II) pada 29 November 2022 senilai $55 miliar atau 856 triliun Rupiah, dipimpin oleh Cendana, K5 Global, Village Global, dan Goodwater Capital. Turut berpartisipasi jaringan besar pendiri dan eksekutif Silicon Valley, termasuk Arash Ferdowsi (Dropbox), Achmad Zaky (Bukalapak), Andrew Chen (Mitra umum a16z, Uber), Qasar Younis (Mantan COO YC, Intuisi Terapan), David Shim (Foursquare), Kum Hong Siew (Kepala Airbnb Asia), dan Moses Lo (Pendiri Xendit).

Rencananya, setengah dari pendanaan baru ini akan ditujukan untuk pendanaan lanjutan. Selain itu, dana segar ini juga mendorong Iterative untuk meningkatkan ukuran ceknya menjadi $500.000 dan menambahkan lebih banyak program untuk para pendiri di berbagai tahap, termasuk program untuk pendiri tahap awal yang belum matang dan pendiri tahap lanjut yang sudah mendapatkan traksi yang cukup besar.

Melalui Fund II ini, Iterative berambisi untuk mengembangkan wadah perkumpulan startup yang lebih besar, masing-masing sekitar 30. Tujuannya adalah untuk berinvestasi di lebih dari 100 perusahaan di berbagai tahap, termasuk startup pra-seed, seed, dan seri A.

Sejak mulai beroperasi pada Maret 2020, modal ventura asal Singapura ini telah mengumpulkan $65 juta dalam dua dana kelolaan, berinvestasi di lebih dari 65 perusahaan, serta 120 pendiri, dan nilai total perusahaan sekarang mencapai $1,2 miliar.

Dalam wawancara terpisah bersama DailySocial, Hsu juga mengungkapkan bahwa, “perusahaan telah berinvestasi ke lebih dari 65 perusahaan dalam waktu dua tahun, dan akan segera menambah 25 portfolio dalam dua bulan ke depan.”

Fokus investasi di Indonesia

Terkait sektor yang disasar, Hsu mengungkapkan terative tidak memiliki kecenderungan untuk berinvestasi di sektor spesifik. Hanya saja, ia percaya untuk menjangkau pasar yang besar, sebuah perusahaan juga harus mengembangkan solusi untuk masalah yang besar. Di Indonesia, Iterative telah berinvestasi di beberapa perusahaan, yakni Yippy, Kipin, Qalbu, dan Zi.Care.

Hsu memaparkan tesis investasi yang harus dipenuhi untuk berinvestasi. Iterative mengincar startup yang menciptakan solusi untuk masalah besar sehingga menciptakan pasar yang besar juga. Lalu, startup harus bisa mengubah mindset. Contohnya, Uber. Dulu kita diberitahu untuk tidak naik mobil dengan orang asing. Kini, orang merasa aman menggunakan jasa transportasi online yang dikendarai orang asing.

Satu yang tidak kalah penting, perusahaan melihat pendiri yang berkualitas dan bisa mengarahkan jalannya sebuah bisnis. Menurut Hsu, kualitas seorang founder dapat dilihat dari tiga kualitas. Pertama, apakah mereka benar-benar melakukan apa yang mereka katakan? Seseorang yang konsisten dengan pencapaiannya adalah pribadi yang ‘mengerikan’. Kedua, seorang founder harus bisa meyakinkan dan memiliki kemampuan eksekusi yang baik.

Ketiga, perusahaan mencari orang-orang dengan motivasi yang datang dari dalam, bukan dari luar. Artinya, mereka melakukan sesuatu yang benar-benar mereka peduli, bukan hanya ingin ketenaran atau keuntungan. Kombinasi dari ketiga hal ini akan menciptakan seorang founder yang memiliki ketahanan dan dedikasi tinggi.

Menyinggung fokus Iterative di Indonesia, Hsu mengatakan, “saya melihat Indonesia sebagai peluang. Tidak hanya pencetak unicorn terbanyak,  Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara dimana seorang founder bisa membangun perusahaan rintisan dan menjadi unicorn tanpa harus ekspansi ke pasar lainnya. Contohnya, Bukalapak dan Tokopedia.”

Ia juga menggambarkan ekosistem di Indonesia terbilang ‘quite expensive‘. Hal ini dapat dinilai dari jumlah founder yang ada, termasuk dari startup unicorn. Selain itu, beberapa modal ventura hanya fokus di pasar Indonesia. “Tidak semua negara di Asia Tenggara memiliki hal ini,” tambahnya.

Resesi memiliki dampak yang berbeda bagi masing-masing kalangan. Hsu menilai bahwa perusahaan rintisan yang masih dalam tahap early stage tidak akan merasakan dampak yang sangat signifikan. Sementara, investor di tahap later stage merasakan dampak yang lebih besar. Secara pribadi, Hsu melihat proyeksi adanya peningkatan angka investasi di tahun depan dari tahun ini.

“Saya percaya bahwa investasi akan semakin meningkat karena banyak modal ventura yang meluncurkan fund baru seperti Sequoia dan Jungle Ventures. Ketika investor menaruh dana, mereka berharap dana itu diinvestasikan sehingga menghasilkan return. Maka dari itu, kami harus tetap berinvestasi, begitu pula dana kelolaan lain.” Tutupnya.

KlikGazz Memperkenalkan Marketplace untuk Kebutuhan Gas Elpiji dan Galon

Berawal dari pemikiran sederhana di mana air minum galon dan tabung gas elpiji menjadi kebutuhan pokok di berbagai kalangan masyarakat, hadir sebuah online marketplace yang diperuntukkan bagi kebutuhan rumah tangga. Platform ini dikembangkan oleh Teguh Bayu Widodo (COO), Edward Hilman (CEO), dan David JM (CTO).

Berdiri sejak November 2017, PT. Klik Gas Indonesia (KlikGazz) merupakan hasil merger dari PT. Raja Rumah International (RAJA RUMAH) dengan YS Gass yang sudah berjalan sejak 10 Juni 2009. Perusahaan ini mengawali operasionalnya di Bandung, sebelum akhirnya menjadi bagian dari program inkubator milik PT. Sinar Mas Land, yakni Living Lab Ventures.

Teguh Bayu Widodo selaku COO KlikGazz melihat tingginya angka pertumbuhan penduduk di Indonesia tidak diimbangi dengan ketersediaan produk-produk kebutuhan rumah tangga, utamanya air galon dan gas elpiji yang memadai. Kehadiran KlikGazz diharapkan bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan lebih mudah, cepat, dan terjangkau.

Di samping itu, Bayu juga menemukan fakta bahwa banyak orang yang masih kesulitan untuk mendapatkan pasokan galon dan gas dengan cepat. Proses penjualan di sektor ini juga dinilai masih sangat manual. KlikGazz ingin menciptakan jalur distribusi yang lebih efisien juga pengalaman yang lebih seamless bagi pengguna dalam pemesanan air galon dan gas elpiji.

Selain menyediakan layanan untuk pelanggan atau end user, perusahaan juga membuka peluang untuk para pengusaha yang ingin menjadi merchant tanpa memungut biaya tambahan. Para mitra akan dilengkapi dengan aplikasi yang dapat menerima notifikasi dan mengingatkan pesanan. “Mereka hanya perlu modal untuk galon dan tabung saja,” tambah Bayu.

KlikGazz memiliki model bisnis sebagai platform-as-a-service yang menghubungkan distributor dengan pelanggan. Keunggulan yang ditawarkan adalah proses pemesanan yang mudah dan cepat sekaligus pemasangan gas dan galon gratis. Barang yang disediakan juga lengkap untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat.

Perusahaan juga telah bermitra dengan supplier gas elpiji terpercaya seperti Pertamina dan Himpunan Asosiasi Pengusaha Gas. Untuk produk-produk galon, KlikGazz sudah bekerja sama dengan Danone (Aqua, Amidis, Vit).

Bagi pengguna yang ingin menikmati layanan KlikGazz dapat langsung mengunduh aplikasinya (saat ini hanya tersedia di platform Android), melengkapi form registrasi, lalu melakukan pemesanan air galon atau gas elpiji tanpa minimal pemesanan. Pesanan akan segera diantarkan ke alamat tujuan dengan biaya pengiriman mulai dari Rp5.000.

Dari sisi pasar, KlikGazz bersaing langsung dengan toko-toko sembako konvensional atau minimarket yang juga menyediakan layanan yang sama. Selain itu juga ada jaringan Mitra Bukalapak yang semakin memperluas layanannya dan hingga kini telah menjangkau sekitar 8,7 juta mitra di seluruh Indonesia.

Target ke depan

Saat ini, KlikGazz masih menjalani masa inkubasi dalam program inkubator Living Lab Ventures di bawah Grup Sinarmas melalui Sinarmas Land Limited (bersama dengan anak perusahaan dan afiliasinya, “Sinar Mas Land”). Program ini memiliki tiga aspek teknologi utama, yakni Smart Technologies, Digital Life, dan Mobility untuk membangun ekosistem digital yang menyeluruh.

Sumber: KlikGazz

Menurut Bayu Seto selaku Partner dari Living Lab Ventures, perusahaan saat ini tengah mencari platform yang dapat memberikan dampak kepada problem statement yang dimiliki oleh penghuni kota. “Kita coba cari solusi yang city centric-driven. Di samping itu, kami juga melihat path to profitability dari startup tersebut, model bisnis, serta founder yang mumpuni.”

Ke depannya, perusahaan juga akan memperluas jangkauan layanan ke delapan wilayah baru selain Bandung dan BSD, termasuk Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Denpasar, Medan, Makassar, dan Malang. Hingga saat ini, KlikGazz telah memiliki lebih dari 50 mitra di BSD dan Bandung. Targetnya, di tahun depan sudah bisa menjangkau 400 mitra untuk di BSD saja.

KlikGazz sendiri saat ini tengah dalam tahap penggalangan dana Seri A. “Harapannya, kita bisa segera close di Q1 2023,” ujar Teguh Bayu. Sebelumnya, KlikGazz juga telah disuntik seed funding oleh investor angel di tahun ini.

Application Information Will Show Up Here

AMVESINDO: Strategi “Exit” dan Tingginya Minat Startup untuk IPO

Beberapa waktu terakhir, perjalanan IPO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) tengah menjadi sorotan publik. Pasalnya, setelah dinobatkan sebagai salah satu penawaran umum perdana terbesar di dunia tahun ini, harga saham GoTo terpantau terus merosot.

Per hari ini (15/2), harga saham GoTo tercatat di angka Rp96 per saham, turun jauh dibandingkan saat IPO di kisaran Rp338 per saham.

Selain GoTo, perusahaan teknologi lainnya PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) juga bernasib serupa. Harga saham IPO senilai Rp850 per saham di Agustus 2021 lalu kini jeblok di angka Rp280 per saham (“15/12). Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah IPO merupakan strategi exit yang ideal bagi sebuah perusahaan teknologi?

Di awal Desember ini, Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (AMVESINDO) mengadakan seminar bertajuk “Exit Mechanism for Investors & Startup Companies (IPO vs Acquisition)”. Dalam perhelatan ini, hadir beberapa perwakilan stakeholder untuk membahas strategi exit yang ideal bagi para investor startup di Indonesia.

Strategi exit merupakan salah satu keputusan signifikan dalam runway sebuah perusahaan teknologi, utamanya setelah perusahaan menerima pendanaan dari investor. Seperti diketahui, strategi exit bisa dilakukan melalui IPO, merger maupun akuisisi. Hal ini dilakukan untuk mengakhiri investasi dengan cara yang akan memaksimalkan keuntungan dan atau meminimalkan kerugian.

Terkait strategi exit melalui IPO, perusahaan teknologi masih sering menghadapi tantangan. Bono Daru Adji selaku Senior Partner Assegaf Hamzah & Partners mengungkapkan bahwa peraturan di Indonesia dianggap belum cukup memadai bagi startup untuk melakukan IPO. Selain itu, struktur internal startup tahap pre-IPO sering dianggap belum cukup memadai untuk melantai di bursa.

Namun, peraturan OJK dan BEI belakangan ini sudah mulai disesuaikan dengan kebutuhan startup yang bermaksud untuk IPO. Selain POJK 22/2021 terkait Multiple Voting Shares (MVS), peraturan BEI No. I-A mengenai pencatatan saham tidak lagi mensyaratkan kewajiban profit bagi emiten yang bermaksud mencatatkan sahamnya di Papan Utama.

Hal ini membuka peluang bagi para startup. Strategi exit melalui IPO menjadi salah satu jalur untuk menggalang dana dari investor publik dengan harapan bisa mengembangkan bisnis perusahaan, bukan semata-mata untuk exit. Meskipun begitu, sejumlah investor menganggap mekanisme akuisisi (M&A) lebih menguntungkan dibandingkan IPO.

Hal ini diakui oleh Managing partner of MDI Ventures Kenneth Li. Menurutnya, akuisisi memungkinkan proses likuidasi yang cepat. Sementara IPO memiliki masa tunggu setidaknya 8 bulan. “Itupun kalau harga sahamnya naik,” tambahnya. Namun, ia menegaskan bahwa strategi itu tidak bisa digeneralisasi kepada semua perusahaan.

CEO BNI Ventures Eddi Danusaputro yang juga menjabat sebagai ketua AMVESINDO mengungkapkan, “bahwa kita sebagai venture capital perlu dana untuk diputar kembali melalui investasi. M&A memungkinkan likuiditas yang ringkas. Sementara IPO memiliki masa tunggu. Sebagai pengelola dana investor, kita juga punya tanggung jawab untuk bisa segera memutar uang tersebut.”

Alternatif penggalangan dana

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa sepanjang tahun 2022 ada 59 emiten yang melakukan initial public offering (IPO), Venteny menjadi perusahaan terakhir yang resmi tercatat di BEI. Angka ini menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Tanah Air. Selain itu, perolehan dana IPO pada tahun 2022 ini disebut mencapai Rp32,68 triliun.

Daftar penggalangan dana terbesar melalui IPO di BEI / Sumber: IDX

Head of IDX Incubator Aditya Nugraha mengungkapkan, “untuk animo IPO, rasanya tahun depan masih tetap tinggi. Di pipeline kami, ada 48 yang sedang diproses untuk tahun depan, ini belum termasuk bulan Desember. Kami yakin tahun depan akan lebih ramai. Harapannya, perusahaan yang masuk akan sizeable dan lebih siap untuk go public, termasuk dari aspek compliance. Tidak sekadar IPO dan membuat market jadi tidak sehat,” ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan, di bursa sendiri tidak ada definisi startup company melainkan Daftar Saham Teknologi (IDXTECHNO). Dari 48 entitas yang mendaftar untuk IPO di tahun 2023, delapan di antaranya adalah perusahaan teknologi. Sektor ini masih sangat menarik untuk go public, banyak perusahaan yang masih mencari alternatif pendanaan melalui IPO.

Aditya yang akrab disapa Anug ini juga memberi masukan bagi para founder yang berniat IPO di BEI, yaitu dengan membentuk badan hukum di Indonesia agar lebih mudah dalam menjalankan setiap proses. Lalu, founder harus bebenah sejak dini, tidak bisa hanya fokus pada bisnis tetapi lebih detail dalam mengelola aspek administrasi, termasuk legalitas, keuangan, perpajakan, dll.

Selanjutnya, perusahaan harus punya roadmap yang jelas. Ketika IPO, rincian penggunaan danannya harus lengkap. Untuk bisa go public, perusahaan harus bisa menarik minat investor. Mulai dari rencana ekspansi, pengembangan riset, talenta, dll. “Mereka harus punya path yang jelas, tidak bisa mengawang-ngawang. Kalau semuanya lengkap dan jelas, proses IPO bisa lebih lancar,” tutupnya.

Investree Memperkenalkan “AIForesee” dan “Sahabat Bisnis”

Menandai tujuh tahun berdiri, Investree Group memperkenalkan Sahabat Bisnis dan AIForesee untuk memperkuat penilaian kredit (credit scoring) dalam mendukung penyaluran pinjaman bagi pelaku UMKM.

AIForesee dan Sahabat Bisnis berada di bawah naungan Investree Singapore Pte Ltd yang memiliki fokus berbeda dengan induk usaha. AIForesee menyediakan platform penilaian kredit alternatif untuk mendukung penyaluran pinjaman produktif ke UMKM.

Platform ini ingin mendorong pelaku UMKM untuk memahami skor kredit mereka sebelum mengajukan pinjaman ke lembaga jasa keuangan, termasuk platform pembiayaan. Layanan ini sudah tercatat di OJK sebagai penyelenggara Inovasi Keuangan Figital (IKD).

AIForesee menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan data alternatif yang dimiliki oleh ekosistem. Beberapa variabel yang dinilai, antara lain kesehatan finansial yang dapat diproyeksikan dari rerata pendapatan dan keseluruhan omset, perilaku pembayaran yang diindikasikan dan perilaku ketepatan pembayaran tagihan, serta hubungan bisnis dengan pelanggan, jumlah supplier, dan tren media sosial.

Sementara, Sahabat Bisnis (SABI) merupakan platform lending-as-a-service (LaaS) yang menyediakan akses pinjaman terintegrasi ke Usaha Mikro dan Kecil (UMK). SABI ingin menjembatani ekosistem UMK yang membutuhkan dukungan modal dengan lembaga pembiayaan.

SABI juga memfasilitasi business health check untuk memeriksa ‘kesehatan’ bisnis pelaku UMK dan penilaian kredit. Kolaborasinya dengan AIForesee dalam ekosistem Investree Grup menjadi bentuk penguatan inisiatif dalam memberikan solusi bisnis terpadu bagi UMKM.

Co-founder sekaligus CEO Investree Indonesia dan Investree Group Adrian Gunadi meyakini pertumbuhan tidak akan terjadi tanpa adanya kolaborasi. Ini salah satu yang menjadi fokus utama perusahaan sejak awal berdiri melalui penguatan kolaborasi dengan berbagai ekosistem agar lebih berdampak terhadap pelaku UMKM.

Selain lending, perusahaan juga membangun, berinvestasi langsung, atau membuat perusahaan patungan bersama mitra yang ahli di bidangnya. Beberapa hasil kolaborasi Investree, termasuk e-procurement (Mbiz, Garuda Financial, dan Pengadaan.com), e-invoicing (billtree), payment (OY!), serta paylater B2B (Andalin).

Perjalanan Investree

Dalam kesempatan ini, perusahaan turut memaparkan pertumbuhan bisnis yang positif terkait penyaluran pinjaman kepada pelaku UMKM kreatif di Indonesia. Chief Sales Officer Investree Salman Baharuddin menyebut mayoritas peminjam datang dari sektor kreatif, di mana pinjaman yang telah disalurkan di 2022 sebesar Rp1,290 triliun.

“Sejak 2015 sampai sekarang, total angka pinjaman tersalurkan di sektor ini sebanyak Rp1,636 triliun kepada 327 peminjam. Bidang usahanya bermacam-macam, mulai dari agensi periklanan dan digital, rumah produksi, konsultan kreatif, mode, hingga makanan-minuman”, tambahnya.

Hingga Oktober 2022, Investree berhasil membukukan catatan total fasilitas pinjaman Rp15,6 triliun dan nilai pinjaman tersalurkan Rp12,14 triliun dengan rata-rata tingkat imbal hasil +16.3 p.a. dan rata-rata TKB90: 97,3%.

Presiden Joko Widodo menargetkan ekonomi digital daat berkontribusi sebesar 18% dari total PDB pada 2030. Untuk mencapai target ini, sektor layanan keuangan digital atau fintech memainkan peranan integral dalam menjembatani berbagai kebutuhan pembayaran dan pendanaan masyarakat dan usaha.

Melalui Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK), OJK menargetkan tingkat inklusi keuangan Indonesia pada 2024 sebesar 90% dari 76,19% di 2022. Artinya, masih banyak ruang bagi para pemerintah, pelaku di sektor fintech, dan pemangku kepentingan lain untuk mendorong edukasi bagi masyarakat di Indonesia.

Untuk mendukung pencapaian target-target tersebut, edukasi untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan pun harus segera digenjot. Dalam rangka konteks bulan fintech nasional, Investree juga akan menyelenggarakan kembali konferensi tahunan “Investree Conference 2022 (i-Con 2022): Empowering the Grow7h of Creative Industry through Fintech & Digital Ecosystem” pada 14 Desember 2022.

Investree akan membahas lebih dalam upaya fintech lending terhadap kebangkitan industri kreatif yang telah menjadi penyumbang angka signifikan pada portofolio penyaluran pinjaman Investree sejak awal berdiri. Selain itu, turut dibahas strategi pivot pasca pandemi oleh industri hiburan dan solusi perbankan digital bagi kemajuan sektor ini.

Haulio Ekspansi ke Indonesia dengan Akuisisi Startup Logistik Lokal “Logol”

Pengembang platform logistik asal Indonesia, Logol, resmi diakuisisi oleh perusahaan asal Singapura yang fokus pada layanan logistik first-mile, Haulio. Dilansir dari DealStreetAsia, nilai kesepakatan ini diperkirakan tidak lebih dari $10 juta atau 156 miliar Rupiah.

Aksi korporasi ini merupakan bagian dari strategi ekspansi layanan Haulio di Indonesia, sekaligus memperluas jangkauan solusi yang ditawarkan perusahaan. Logol sendiri merupakan platform yang memungkinkan manufaktur, distributor, UMKM, dan pelaku usaha lainnya memesan layanan pengiriman barang secara online melalui jalur darat dan laut.

Perusahaan juga membantu pengurusan dokumen ekspor-impor secara elektronik. Logol menghubungkan para pelaku di industri logistik, mulai dari pemilik truk, transporter, forwarder, lembaga pemerintahan, hingga pelaku usaha, untuk menciptakan ekosistem logistik yang lebih efisien dan transparan.

Mengingat banyaknya terminal dan depo peti kemas di wilayah ini yang masih mengandalkan uang tunai dan dokumen, Haulio ingin memanfaatkan teknologi Logol Indonesia dan meningkatkan digitalisasi sektor logistik. Hal ini sejalan dengan ambisi Logol untuk mengefisiensikan proses logistik melalui digitalisasi.

Pada bulan April, Logol sempat meluncurkan aplikasi digital “Logol PLB” yang bertujuan mendorong pengembangan dan optimalisasi fasilitas Pusat Logistik Berikat (PLB) di Jakarta. Peluncuran aplikasi digital ini nantinya diharapkan dapat mendorong berbagai kemudahan yang ditawarkan melalui PLB.

PLB saat ini gencar melakukan terobosan untuk memenuhi kebutuhan para pelaku usaha dan diharapkan dapat mengurangi biaya logistik dan transportasi, mendukung pertumbuhan industri–industri domestik, meningkatkan investasi asing dan lokal, serta membantu mewujudkan mimpi Indonesia menjadi hub logistik nasional dan di kawasan Asia Pasifik.

Co-Founder dan CEO Haulio Alvin Ea dalam keterangan resmi mengungkapkan, “Kami percaya dengan mengakuisisi Logol akan mempercepat pertumbuhan perusahaan serta meningkatkan jangkauan armada regional dengan 2.000 kendaraan first-mile lainnya. Begitu pula rekam jejak Haulio sebagai platform logistik terkemuka di Singapura dan Thailand akan membantu mendorong pertumbuhan dan pangsa pasar Logol di Indonesia.”

Di Indonesia sendiri, sektor logistik masih menjadi penopang perekonomian negara. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Triwulan III-2021, Supply Chain Indonesia (SCI) memperkirakan sektor ini akan berkontribusi sebesar Rp699,1 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau tumbuh sebesar 1,08% (year-on-Year) di 2022.

Rencana ke depan

Didirikan pada tahun 2017, Haulio dimulai sebagai tim beranggotakan dua orang pada tahun 2017 dan telah berkembang menjadi tim dengan lebih dari 100 karyawan yang kuat di Asia Tenggara saat ini.

Haulio membantu menghubungkan pengangkut peti kemas first-mile dengan pengirim melalui platform digitalnya. Pada bulan Januari, mereka berhasil meraih US$7 juta atau 109 miliar Rupiah pada putaran pertama yang dipimpin oleh Temasek Heliconia Capital.

Haulio juga telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Center of Excellence in Modelling and Simulation for Next Generation Ports (C4NGP) yang merupakan bagian dari National University of Singapore College of Design and Engineering (NUS CDE) untuk mengembangkan Smart Haulage Scheduler (SHS), sebuah algoritma penjadwalan pengangkutan dinamis.

Bersamaan dengan ini, Haulio segera meluncurkan Portal Pembayaran Haulio (HPP), platform pembayaran tagihan elektronik terintegrasi yang berfungsi untuk menciptakan efisiensi pada keuangan logistik di sektor pengangkutan. Proses yang ada saat ini disebut masih sangat manual mulai dari pembuatan faktur, pelacakan, dan tindak lanjut tagihan.

Melalui HPP, pengangkut dapat melihat proses manajemen pengangkutan end-to-end, dan segera mendapatkan gambaran menyeluruh tentang faktur dengan berbagai status. Selain itu, untuk meningkatkan taraf pemilik usaha pengangkutan mikro ke kecil, HPP akan segera memungkinkan pembayaran lebih awal, memungkinkan pengangkut memiliki kontrol yang lebih baik dalam mengelola modal kerja mereka.

Seiring perkembangannya, Haulio berharap dapat meningkatkan teknologi regional dan jumlah karyawan tim produk mereka dua kali lipat dalam tiga tahun ke depan dan akan terus menciptakan peran pekerjaan bernilai tambah yang lebih tinggi di industri seperti rekayasa perangkat lunak, manajemen produk, dan ilmu data yang akan meningkatkan cara industri beroperasi.

Ke depannya, Haulio berharap dapat mengatasi masalah industri melalui implementasi teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML) yang dapat diskalakan, ditambah dengan arsitektur Open API yang dapat diadopsi untuk proses yang sudah ada.

Pentingnya Manajemen Talenta di Tengah Gejolak Industri Teknologi

Industri teknologi Indonesia sedang mengalami gejolak, terlihat dari pemberitaan layoff oleh sejumlah startup. Hal ini sering dikaitkan dengan proyeksi resesi global yang akan terjadi di tahun 2023. Perusahaan gencar melakukan efisiensi dan restrukturisasi demi menghindari dampak yang lebih besar serta memperpanjang runway.

Dalam tindak efisiensi ini, karyawan kerap menjadi salah satu yang paling terdampak. Sementara itu, people atau karyawan  sendiri merupakan aset,  bagian esensial dari operasional bisnis dari sebuah perusahaan. Manajemen karyawan yang baik dapat menentukan bagaimana karier perusahaan ke depannya.

Pada awal bulan ini, Alpha JWC Ventures, bekerja sama dengan Kearney dan GRIT, meluncurkan sebuah laporan bertajuk “ASEAN Growth & Scale Talent Playbook”. Survei dilakukan selama Agustus hingga September 2022, melibatkan lebih dari 600 karyawan di 34 perusahaan dari Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia, Vietnam, dan Filipina.

Laporan ini bertujuan untuk mengedukasi dan membantu para founder atau manajemen startup digital dalam menarik, mengelola, dan mengembangkan sumber daya manusia secara efektif dan berkelanjutan. Dengan persaingan yang ketat, pergeseran mindset, serta tantangan ekonomi yang berlangsung, penting bagi para pemangku kepentingan untuk memahami lanskap SDM ini.

Salah satu temuan yang menarik dari riset ini adalah, 9 dari 10 perusahaan teknologi mengalami kesulitan dalam merekrut karyawan berkualitas terutama yang memiliki kemampuan teknis dan non-teknis. Sebaliknya, 91% karyawan mengaku  terbuka untuk meninggalkan perusahaan mereka bila ada kesempatan baru.

Tantangan yang dihadapi

Laporan ini juga memaparkan beberapa alasan karyawan ingin meninggalkan perusahaan untuk mencari kesempatan baru. Sebanyak 32% responden mengungkapkan bahwa kompensasi, termasuk gaji dan benefit sangat mempengaruhi keputusan mereka. Disebutkan bahwa rata-rata karyawan mempertimbangkan pergi demi 15%-30% kenaikan gaji.

Hal ini menimbulkan tantangan baru bagi perusahaan rintisan, utamanya startup berskala kecil, jika harus bersaing dengan giant tech companies yang sudah melakukan ekspansi global dan menawarkan kompensasi yang sangat bersaing. Maka dari itu, perusahaan harus bisa menarik minat para talenta dengan hal lain, seperti kultur perusahaan.

Sumber: ASEAN’s Growth & Scale Talent Playbook

Sebanyak 25% responden mempertimbangkan keluar dari perusahaan karena ketidaksamaan visi dan ketidakcocokan budaya. Maka dari itu, kultur atau budaya kerja dalam sebuah perusahaan menjadi esensial ketika dikaitkan dengan loyalitas karyawannya. Di sisi lain, fleksibilitas juga menjadi salah satu aspek yang juga memengaruhi keputusan karyawan untuk bertahan atau pergi.

Selain itu, 24% responden merasa adanya kebutuhan akan kesempatan untuk belajar dan berkembang dalam sebuah perusahaan. Tanpa hal itu, mereka akan merasa stagnan atau tidak berkembang, yang mendorong mereka untuk mencari kesempatan yang lebih baik di luar untuk mendukung pengembangan kemampuan mereka sendiri.

Manajemen talenta yang ideal

ASEAN’s Growth & Scale Talent Playbook ini diluncurkan sebagai buku panduan untuk membantu para startup dalam menghadapi isu di bidang manajemen tenaga kerja. Dalam laporan ini juga disebutkan enam pilar penting yang dapat digunakan perusahaan untuk menarik, membangun, dan mempertahankan tenaga kerja digital.

Sumber: ASEAN’s Growth & Scale Talent Playbook

Partner & President Director Kearney Shirley Santoso mengungkapkan, “Mengembangkan sumber daya manusia yang solid adalah salah satu prioritas terpenting dan kunci utama bagi perusahaan agar visi digital mereka dapat berhasil. Tentunya hal ini baru dapat dicapai dengan adanya usaha bersama antara pimpinan perusahaan dan jajaran lainnya dalam upaya yang berkelanjutan, juga mencakup seluruh tingkat organisasi.”

Turut hadir dalam diskusi panel peluncuran laporan ini, Co-founder dan CEO Bobobox Indra Gunawan. Ia mengungkapkan bahwa value perusahaan adalah sesuatu yang esensial untuk menjamin keberlangsungan bisnis. Di Bobobox sendiri, ada tiga value yang selalu dipegang erat, yaitu attitude, obsessive curiousity, serta overcommunicate. Menurutnya, tiga nilai ini  dapat menciptakan resistensi perusahaan terhadap berbagai pengaruh negatif yang mengancam.

Co-founder dan CEO Lemonilo Shinta Nurfauzia yang juga menjadi salah satu pembicara dalam acara tersebut ikut membagikan opininya. Ia mengaku masih berjibaku untuk bisa mendapatkan talenta berkualitas, bahkan ia harus merekrut teman atau relasi yang sudah dipercaya untuk membantu di masa awal perusahaan.

Tidak mudah menemukan orang yang memiliki visi yang sama dengan perusahaan yang menjual produk bercita rasa ‘sehat’ dengan harga yang relatif lebih mahal. Hingga kini, perusahaan telah memutuskan untuk mempertahankan jumlah yang relatif kecil sampai beberapa putaran pendanaan ke depan.

Dengan total karyawan sekitar 250 orang, strategi ini terbukti menguntungkan baik bagi perusahaan maupun karyawan. “Kami ingin menjaga agar jumlah kami tetap kecil sehingga setiap keuntungan atau apapun yang dihasilkan perusahaan, semuanya kembali ke sejumlah kecil orang dan kami dapat memberi [karyawan] lebih baik,” ujarnya.

Terafiliasi Mitra Bukalapak, “KingKong Meats” Tawarkan Layanan Online Grocery Produk Segar

Di Indonesia, sektor online grocery menjadi salah satu yang cukup diuntungkan dari pandemi COVID-19 karena berhasil mendorong para pelanggan urban membeli kebutuhan sehari-hari mereka secara online demi membatasi interaksi dan aktivitas sosial. Di tahun ketiga pandemi, sektor ini masih tetap bertumbuh kendati masyarakat mulai kembali beraktivitas dalam situasi normal yang baru.

Hal ini dibuktikan dengan pemain online grocery yang masih bermunculan, seperti KingKong Meats. Platform ini menyediakan produk daging ayam, telur makanan beku, dan bumbu dapur untuk kebutuhan masak keluarga. Dalam situs resminya juga tertulis bahwa platform ini terafiliasi dengan PT Buka Mitra Indonesia atau Mitra Bukalapak.

Startup serupa yang bermain di ranah ini ada Meyer Food; yang merupakan hasil transformasi digital dari sebuah bisnis rumah potong ayam.

Dalam operasionalnya, KingKong bekerja sama dengan rumah potong ayam dan peternak lokal untuk menghadirkan produk yang berkualitas serta dijamin kebersihannya. Pihaknya mengklaim bahwa produk yang dijual lebih murah karena didapatkan langsung dari peternak. KingKong Meats juga memastikan berat produk yang dibeli sama dengan berat yang diterima.

Kemudian, pihaknya juga menjamin produk yang tersedia freshly frozen dan dijaga kesegarannya sebelum diantar. Semua produk frozen di Kingkong langsung dibekukan saat dalam kondisi segar  menggunakan Air Blast Freezer (ABF). Membuat temperatur produk turun ke -40 derajat celcius dalam hitungan detik. ABF memastikan tidak ada nutrisi yang hilang dan memperpanjang waktu simpan produk.

Untuk saat ini, KingKong Meats baru tersedia untuk pengantaran di Jakarta, Depok, Bekasi, Bogor, dan Tangerang. Nantinya, semua pesanan dikirim dari cabang terdekat. Layanan ini disebut masih memberlakukan gratis ongkos kirim tanpa minimal transaksi.

Saat ini, KingKong memiliki 2 waktu pengiriman, yaitu pagi produk akan dikirim pada jam 07.00-11.00 WIB, dan siang produk akan dikirim pada jam 13.00-17.00 WIB. KingKong Meats juga menyediakan pengiriman instan di beberapa lokasi tertentu.

Untuk menikmati layanan  Kingkong Meats, pengguna bisa langsung mengunduh aplikasi melalui platform Android dan iOS. Selain memiliki platform sendiri dan sudah terafiliasi dengan Bukalapak, produk-produk di Kingkong Meats juga dapat dipesan melalui situs e-commerce lainnya seperti Tokopedia dan Shopee.

Sebelumnya, Bukalapak diketahui juga telah meresmikan aplikasi online grocery bersama PT Trans Retail Indonesia (bagian dari CT Corp) dan Growtheum Capital Partners (investor AlloBank) yang diberi nama AlloFresh. Bedanya, layanan ini mengambil stok dari supermarket (Transmart) serta menawarkan pengiriman cepat dalam waktu maksimal 3 jam layaknya quick commerce.

Platform online grocery di Indonesia

Melansir laporan DailySocial.id beberapa waktu lalu, nilai pasar online grocery diprediksi akan terus bertumbuh. Asia Tenggara termasuk Indonesia, diproyeksikan akan mendapati pertumbuhan tercepat. Hal ini dikarenakan pelaku bisnis kuliner telah banyak yang mulai memanfaatkan teknologi digital dalam bisnisnya. Dari semula kegiatan operasional dijalankan secara tradisional, kini bergeser jadi serba digital. Termasuk dalam mencari supply bahan pokok produk.

Dalam laporan yang dirilis Titipku bertajuk “Indonesia Online Groceries Report 2022” terungkap bahwa pasar groceries di Indonesia bisa bernilai sekitar $169,4 miliar di tahun 2022. Meningkat jumlahnya dari sekitar $140,2 miliar di tahun 2019. Dengan nilai yang cukup fantastis, sebagian besar potensi ini masih terpusat di wilayah metropolitan.

Sementara itu laporan e-Conomy SEA 2021 mengatakan bahwa di tengah penetrasi e-commerce di Asia Tenggara, digitalisasi sektor grocery baru mencapai 2% saja. Jelas ini menjadi PR besar bagi ekosistem industri terkait untuk bisa meningkatkan cakupan pasarnya — termasuk melalui peningkatan infrastruktur supply chain, edukasi pasar, dan ekspansi bisnis di skala nasional.

Di Indonesia sendiri beberapa platform yang menghadirkan layanan online grocery, di antaranya HappyFresh, Kedai Sayur, PasarNow, SayurBox, Segari, SeroyaMart, dan Tumbasin.

Application Information Will Show Up Here

Planet Aja Hadirkan Platform Jual-Beli Motor Bekas

Nama “Planet Ban” mungkin sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Perusahaan ini telah fokus melayani kebutuhan kendaraan bermotor roda dua sejak tahun 2011.  Dengan total lebih dari 1000 gerai di seluruh Indonesia, Planet Ban telah menjelma menjadi jaringan sparepart motor modern terbesar di bawah naungan PT Surganya Motor Indonesia.

Tidak cukup menjadi unggul, Planet Ban ingin terus berinovasi. Planet Aja merupakan afiliasi terbaru yang menyediakan platform dan layanan jual motor bekas secara instan dalam 1 jam. Pemilik motor hanya tinggal memasukkan data motor bekas yang ingin dijual untuk mendapatkan estimasi harga jual dan menjadwalkan inspeksi di toko Planet Ban yang sudah dipilih.

Dalam wawancara singkat bersama DailySocial.id, CEO Planet Aja Rendy Nasa Patriot mengungkapkan bahwa timnya telah melakukan riset internal di tahun 2021 dan menemukan bahwa pasar motor bekas di Indonesia diprediksi mencapai lebih dari 3,2 juta unit,  transaksi didominasi oleh penjualan dari konsumen ke konsumen (C2C) melalui marketplace/personal network.

Namun, dalam kondisi tersebut penjual motor kerap dihadapkan dengan proses jual yang tidak efisien dan penawaran yang kurang transparan. Maka dari itu, Planet Aja dikembangkan untuk menjadi solusi bagi para pemilik sepeda motor yang ingin menjual kendaraan mereka dengan proses yang jauh lebih mudah, cepat, aman, dan penawaran harga yang transparan.

Proses bisnis

Untuk para pemilik motor yang ingin menjual motor bekasnya dapat langsung mengakses situs Planet Aja untuk menggunakan fitur price engine, sebuah sistem yang dapat menampilkan harga estimasi jual motor sesuai dengan merek, model, tipe, tahun, dan jumlah kilometer. Setelah itu penjual bisa langsung mengunjungi lokasi toko Planet Ban yang dipilih untuk proses inspeksi.

Selanjutnya, Planet Aja akan menawarkan unit motor milik konsumen kepada puluhan mitra dealer melalui aplikasi khusus. Proses penawaran harga dari mitra dealer ini juga bisa dipantau secara real-time. Setelah terjadi kesepakatan harga, dana akan masuk ke rekening penjual dalam waktu kurang dari 5 menit. Keseluruhan proses ini disebut hanya memakan waktu 1 jam saja.

Mulai beroperasi pada Juli 2022, Planet Aja sudah tersedia di 35  toko Planet Ban di area Jadetabek, “Untuk tahun 2023, kami akan menawarkan layanan tukar tambah dan meningkatkan jangkauan wilayah operasional. Setidaknya kami menargetkan layanan jual-beli motor ini akan tersedia di 350 toko Planet Ban. Tentunya ekspansi layanan ini harus didukung dengan pengembangan situs yang lebih baik,” ungkap Rendy.

Sebelumnya Moladin bermain di area ini, namun tahun lalu memutuskan pivot untuk mengubah model bisnis dari layanan marketplace untuk sepeda motor ke mobil bekas.

Pasar jual-beli motor bekas

Bagi sebagian masyarakat, motor bekas menjadi pilihan menarik, mengingat harga lebih murah dan kondisi motor yang relatif oke jika pintar memilah. Selain itu, pihak Planet Aja memproyeksikan bahwa industri dan pasar motor bekas akan terus tumbuh ke depannya seiring bertambahnya konsumen yang mulai transisi ke motor listrik, terutama konsumen di wilayah kota-kota besar.

Seperti diketahui, industri kendaraan listrik di Indonesia semakin bertumbuh pesat. Pemerintah juga telah menerbitkan Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor PM 65/2020 tentang Konversi Sepeda Motor dengan Penggerak Motor Bakar Menjadi Sepeda Motor Berbasis Baterai mengatur konversi motor bensin menjadi motor listrik.

Salah satu yang masih jadi kendala adalah biaya mungkin yang dikeluarkan untuk perubahan ini, yakni minimal Rp15 juta per unit. Meskipun begitu, Kementerian Perindustrian disebut tengah mengejar target produksi nasional sebanyak dua juta unit sepeda motor listrik, sesuai arahan langsung dari Presiden Jokowi.

Terkait perbandingan jual-beli motor dan mobil bekas, menurut pihak Planet Aja, tidak banyak perbedaan signifikan. Sebagian besar konsumen masih banyak melakukan transaksi jual-beli melalui marketplace, personal network, atau perantara.

“Namun, satu hal yang kami amati, di market jual-beli motor tidak banyak perusahaan yang menawarkan kenyamanan transaksi cepat dengan bantuan profesional, seperti yang dimiliki konsumen pemilik mobil di platform sejenis lainnya,” pungkas Rendy.

Di Indonesia sendiri, selain Planet aja, belum banyak platform yang fokus melayani jual-beli motor bekas. Kebanyakan platform menyediakan layanan jual-beli mobil bekas seperti Carmudi. Selain itu juga ada Carro yang melayani jual-beli motor bekas melalui Jualo.

Merek Kosmetik Vegan asal Indonesia ESQA Raih Pendanaan Seri A Senilai 94 Miliar Rupiah

Pasar produk kecantikan di Indonesia masih terus bertumbuh. Terlebih dengan semakin banyak bermunculan produk-produk lokal yang berlomba menarik hati masyarakat. Salah satunya adalah ESQA, merek kosmetik vegan pertama di Indonesia, yang baru saja meraih pendanaan Seri A senilai $6 juta atau lebih dari 94,3 miliar Rupiah yang dipimpin Unilever Ventures.

Investor kenamaan East Ventures (EV) turut berpartisipasi dalam putaran ini. Sebelum ESQA, EV sudah pernah terlibat dalam pendanaan startup di industri kecantikan, seperti Base, Evo, dan Social Bella (Grup Sociolla).

ESQA didirikan oleh Cindy Angelina sebagai CEO dan Kezia Trihatmanto sebagai CPO untuk mendefinisikan kembali luxury beauty dalam wujud yang lebih praktis dan terjangkau. Dimulai dengan semangat untuk membangun merek kecantikan inovatif berfokus pada bahan-bahan yang aman, ESQA berharap dapat mengembangkan produk terdepan di kancah tata rias internasional.

“Inovasi adalah yang terdepan dalam merek kami. Pendekatan kami adalah untuk berpikir secara global dan bertindak secara regional, oleh karena itu ESQA tangkas dalam melihat tren internasional tetapi melayani kebutuhan kulit Asia dan lokal sesuai dengan fokus kami yang berpusat pada pelanggan, menyediakan produk yang dibutuhkan pelanggan,” ujar Kezia.

Perusahaan yang mengklaim sebagai merek kecantikan ‘indie’ Indonesia ini memiliki portofolio produk yang beragam dan baru saja merambah kategori perawatan kulit. ESQA ingin memanfaatkan pasar masstige ini melalui produk inklusif yang bertujuan untuk menyederhanakan rutinitas kecantikan wanita modern. Hingga saat ini, ESQA telah meluncurkan total 120 sku yang telah bersertifikat vegan dan halal.

Produk ESQA didistribusikan melalui platform omnichannel dan tersedia secara luas di pasar, e-commerce, dan situs web direct-to-consumer (D2C). Perusahaan juga telah memperluas bisnisnya ke pasar Asia Tenggara, termasuk Vietnam, Singapura, dan Malaysia. Merek ini juga dijual di peritel luring terkemuka seperti Sociolla, Sephora, Watsons, dan toko kosmetik lokal di 47 kota di seluruh Indonesia. ESQA telah berekspansi ke Vietnam melalui toko Sociolla di Ho Chi Minh, Da Nang, dan Hanoi.

Rencananya, pendanaan yang diterima akan digunakan untuk memperluas distribusi omnichannel dan mendukung strategi ekspansi perusahaan untuk menjangkau kota-kota baru dan ke ranah global. Perusahaan juga akan mengembangkan penawaran produk yang lebih inovatif, membangun bakat, dan memperkuat strategi pemasaran mereka.

Terlepas dari situasi pandemi, pihaknya mengaku telah mencatat profitabilitas dan pertumbuhan yang signifikan. Menyusul kesuksesan tersebut, investasi yang diterima ESQA ini sekaligus menandai investasi kecantikan pertama yang dilakukan oleh Unilever Ventures di Asia Tenggara setelah sebelumnya berinvestasi pada produk vitamin Youvit.

Avina Sugiarto selaku Partner East Ventures mengungkapkan, “Terdapat permintaan yang meningkat untuk produk kecantikan yang berkualitas tinggi dengan pendekatan hyperlocal dan harga terjangkau, di mana kami yakin bahwa inovasi dan bahan alami, serta penawaran produk yang beragam akan mendorong ESQA menjadi pemimpin di pasar kecantikan di Asia Tenggara.”

Kebangkitan produk kecantikan lokal

Dalam beberapa tahun terakhir, industri kecantikan lokal tumbuh dengan sangat pesat. Di tengah gempuran berbagai brand dan produk internasional, berbagai produk lokal mampu menunjukkan perkembangan yang menjanjikan melalui kualitas, harga yang bersaing serta strategi marketing dan branding yang baik.

Sumber: The Statista Consumer Outlook, Maret 2021

Berdasarkan laporan Statista, nilai pendapatan produk perawatan dan kecantikan di Indonesia pada tahun 2020 sudah mencapai Rp100,02 triliun. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat setiap tahunnya. Hingga tahun 2025, angkanya diproyeksi tumbuh 37,7% menjadi Rp137,77 miliar.

Ada beberapa alasan yang mendorong pertumbuhan ini. Berdasarkan survei yang dilakukan Katadata Insight Center (KIC) di pengujung tahun 2020 menunjukkan bahwa 82,3% responden memilih menggunakan produk lokal karena termotivasi oleh kebanggaan terhadap produk dalam negeri dan 60,7% karena harga yang terjangkau.

Selain itu, kenaikan tersebut seiring dengan semakin besarnya minat masyarakat Indonesia terhadap produk perawatan tubuh dan kecantikan. Bahkan, berbagai varian produk tersebut semakin beragam mengikuti tingginya keinginan pasar. Beberapa pemain di industri ini yang juga sudah meraih pendanaan termasuk Somethinc, Mad for Makeup, dan Alatté Beauty.

Berkolaborasi dengan Kredivo, Telkomsel Resmikan Layanan BNPL “Telkomsel Paylater”

PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) menjadi perusahaan telekomunikasi berikutnya yang menawarkan layanan BNPL atau buy now pay later khusus produk telco melalui “Telkomsel Paylater”. Dalam mengembangkan produk ini, Telkomsel bekerja sama dengan startup fintech yang berada di bawah naungan FinAccel, Kredivo.

Kolaborasi ini sekaligus menjadi bagian upaya perusahaan menghadirkan produk dan layanan digital yang customer-centric. Telkomsel dan Kredivo disebut akan mengoptimalkan aset ekosistem digital yang dimiliki untuk membuka lebih banyak peluang dengan memberikan kemudahan pembiayaan produk digital terintegrasi, yang dapat diakses pelanggan melalui aplikasi MyTelkomsel.

Direktur Planning & Transformation Telkomsel Wong Soon Nam mengungkapkan, kehadiran Telkomsel PayLater jadi babak baru bagi kedua industri dalam menciptakan sebuah solusi alternatif bagi masyarakat melalui kemudahan akses kredit yang aman, fleksibel, dan terjangkau untuk pemenuhan kebutuhan gaya hidup digital.

Telkomsel PayLater menawarkan solusi kredit instan eksklusif yang bisa digunakan untuk membeli produk dan layanan di dalam ekosistem Telkomsel melalui MyTelkomsel. Limit yang diberikan juga beragam mulai dari Starter (di bawah 1 juta), Basic (di bawah 3,5 juta), dan Premium (hingga 30 juta). Untuk saat ini, pilihan tenor yang tersedia saat ini hanya 30 hari dengan bunga 0%.

Bagi pengguna Telkomsel yang ingin menggunakan layanan Telkomsel PayLater, bisa langsung membuka aplikasi MyTelkomsel lalu melakukan pendaftaran. Untuk menikmati layanan ini, pengguna juga harus terdaftar di platform Kredivo. Mengingat tagihan transaksi yang dilakukan menggunakan Telkomsel Paylater akan secara otomatis masuk ke tagihan Kredivo.

Disinggung mengenai target pengguna, General Manager Kredivo Indonesia Lily Suriani mengungkapkan bahwa layanan ini menargetkan orang-orang yang sudah memiliki penghasilan tetap dan siap secara digital. Untuk saat ini, layanan baru tersedia di platform Android dan hanya menawarkan produk di dalam ekosistem Telkomsel.

Ke depannya, Telkomsel PayLater disebut akan dikembangkan secara bertahap di luar platform MyTelkomsel. Pengembangan ini akan terus dilakukan Telkomsel PayLater juga dapat menjadi solusi layanan keuangan digital bagi ekosistem digital Telkomsel lainnya, mulai dari Device Bundling, Dunia Games, MAXstream, hingga Telkomsel Orbit.

Telkomsel telah secara konsisten menghadirkan berbagai inisiatif dalam memperkuat ekosistem digital, termasuk dengan mendirikan entitas terpisah yang fokus mengembangkan inisiatif digital perusahaan, INDICO. Beberapa produk digital yang sudah diluncukan, yaitu Kuncie (edtech) dan Fita (healthtech).

Layanan BNPL di Indonesia

Industri fintech Indonesia terus berkembang dengan kehadiran produk-produk baru yang menawarkan layanan yang beragam. Salah satunya yang tengah diminati adalah BNPL atau buy now pay later. Secara umum, BNPL merupakan opsi pembiayaan jangka pendek yang memungkinkan pelanggan membeli produk dan membayarnya belakangan, tanpa bunga atau dengan bunga rendah.

Salah satu yang mendorong pertumbuhan layanan ini adalah pesatnya pertumbuhan transaksi e-commerce di tanah air. Berdasarkan riset yang dilakukan Kredivo pada responden yang melakukan pembayaran non-tunai di platform e-commerce, terjadi peningkatan transaksi menggunakan paylater sebesar 10% dari 28% pada 2021 menjadi 38% pada tahun 2022.

Dalam temuan yang sama, ada sejumlah alasan responden mau menggunakan layanan paylater, utamanya untuk membeli kebutuhan mendadak/mendesak (58%), belanja dengan cicilan jangka pendek atau kurang dari satu tahun (52%), dan mendapatkan lebih banyak promo menarik (45%).

Menurut Global Payments Report yang diterbitkan FIS, perusahaan software fintech berbasis di AS, paylater menyumbang 2,9% dari total transaksi e-commerce global di 2021 dan diproyeksi naik menjadi 5,3% di 2025. Data tersebut menunjukkan potensi besar paylater sebagai salah satu metode pembayaran digital pilihan konsumen dalam skala global.

Di Indonesia sendiri, sudah ada beberapa pemain yang menawarkan layanan BNPL, termasuk Akulaku, Kredivo, GoPayLater (kerja sama dengan Findaya), Traveloka PayLater dan Shopee PayLater. Berdasarkan hasil survei DailySocial, Shopee PayLater menjadi layanan paling banyak digunakan oleh konsumen. Presentasenya mencapai 78,4% dibanding layanan paylater lainnya.