Rencana PlayGame Pasca Keberhasilan ICO

Di artikel sebelumnya, kami telah membedah mengenai visi PlayGame untuk merevolusi industri permainan melalui pendekatan blockchain. Untuk mencapai ambisi tersebut, tim PlayGame memulai kampanye Initial Coin Offering (ICO) di platform Launchpad Tekenomy. Sebulan mengudara, tepatnya dari tanggal 24 September – 24 Oktober 2018, penjualan token PlayGame (PXG) mencapai hard cap, semua token ludes terjual.

Untuk mengetahui langkah selanjutnya pasca keberhasilan ICO, DailySocial menghubungi tim PlayGame.

We are very humbled by this experience. Kami sangat merasa terhormat dipercaya ribuan investor kami dan berusaha sepenuh tenaga untuk tidak mengecewakan mereka semua. Saat ini kami sudah fokus dalam membuat produk dan merealisasikan roadmap yang ada. Kami harapkan bisa soft launch dalam sebulan ke depan dan Q1 2019 bisa grand launch,” ujar tim PlayGame.

Sesuai roadmap yang telah didefinisikan sebelumnya, saat ini fokus tim ada pada pengembangan produk. Platform direct-to-play milik PlayGame sendiri saat ini sudah meluncur dalam versi beta. Selanjutnya akan dikembangkan fitur wallet dan pembelian PXG secara langsung menggunakan cryptocurrency yang ada. Di sisi lain, platform untuk interaksi sosial dan kompetisi akan turut dikembangkan.

“Secara garis besarnya, platform direct-to-play hanyalah bukti implementasi dari Gaming Economy SDK berbasis blockchain yang sedang kami kerjakan. Ke depannya pengembang game tidak dibatasi untuk membuat game hanya di platform kami saja tapi dibebaskan di Android, iOS, bahkan Windows sekalipun. Gaming Economy SDK kami akan rilis secara open source di tahun 2019,” lanjut tim PlayGame.

Solusi blockchain antisipasi kecurangan di permainan

Potensi pemanfaatan blockhain untuk industri permainan cukup banyak, termasuk untuk mempersempit kemungkinan terjadinya kecurangan. Hal tersebut yang juga tengah dikembangkan oleh PlayGame dengan mengembangkan sebuah Proof-of-Play.

“Berdasarkan pengalaman kami dalam mengembangkan game, pemain curang (cheaters) adalah masalah yang pelik. Terutama bila ada insentif uang. Sementara fokus pertama kami di platform adalah kompetisi online, semua orang bisa masuk dengan entrance fee dan menang pool prize yang terkumpul dari entrance fee tersebut,” jelas tim PlayGame.

Mereka menambahkan, dalam sebulan menjalankan platform beta ada sekitar 10 ribu orang yang melakukan kecurangan dan diblok aksesnya ke sistem. Dari situ sudah cukup jelas bahwa untuk menciptakan ekosistem kompetisi online yang jujur, maka masalah kecurangan harus diatasi.

“Tentunya kami mengacu ke blockchain untuk solusi ini. Proof-of-Play kami ciptakan agar semua aksi divalidasi oleh jaringan konsensus kami. Semua aksi dari pemain akan dicatat dan logika game akan tertulis dalam bentuk smart contract, sehingga ada pihak ketiga (jaringan konsensus) yang akan memvalidasi semua aksi pemain dengan smart contract dari game yang berlaku, untuk membuktikan bahwa tidak terjadinya kecurangan.”

Proof-of-Play PlayGame
Pool prize dalam smart contract Proof-of-Play / PlayGame

Jaringan validator akan mendapatkan 2,5% dari pool prize kompetisi tersebut sebagai insentif dalam melakukan validasi. Harapannya, dengan adanya Proof-of-Play, kompetisi online berhadiah bisa dilaksanakan dengan aman dan bisa teraudit dengan rapi dengan hasil yang bisa dipertanggungjawabkan.

Nalagenetics Terima Pendanaan Awal 15 Miliar Rupiah, Kembangkan Layanan Tes Genetik Berbiaya Murah

Startup di bidang kesehatan (healthtech) untuk pengujian genetik Nalagenetics hari ini (01/11) mengumumkan perolehan putaran pendanaan tahap awal (pre-seed round) senilai $1 juta (setara 15 miliar Rupiah). Pendanaan ini didapat East Ventures, Intudo Ventures, dan beberapa angel investor. Melalui solusinya, Nalagenetics mencoba menghadirkan layanan tes genetik yang berbiaya murah disesuaikan pasar Asia. Penetrasi bisnisnya akan dimulai di pasar Singapura dan Indonesia.

Dana yang diperoleh akan dialokasikan untuk menyelesaikan proof-of-value project bekerja sama dengan beberapa rumah sakit dan institusi kesehatan di Singapura dan Indonesia. Selain itu Nalagenetics juga mengharapkan bisa merekrut anggota untuk menguatkan tim. Selain tes genetik, Nalagenetics juga mengembangkan beberapa produk lain untuk mendukung pengujian, termasuk Cilincal Decision Support dan Patient Engagement Tools.

Nalagenetics didirikan oleh sekelompok ilmuwan, yakni Jianjun Liu, Astrid Irwanto, Alexander Lezhava dan Levana Sani. Keempatnya bertemu saat bekerja di Genome Institute of Singapore. Pengembangan produk tes genetik bukan tanpa sebab, tim Nalagenetics mendasarkan pada sebuah temuan riset yang dilakukan di Singapura. Banyak kerugian yang bisa ditimbulkan oleh efek samping obat karena faktor genetik. Nalagenetics berfokus pada farmakogenomik, cabang dalam genetika yang mempelajari bagaimana DNA mempengaruhi respons obat seseorang.

Nalagenetics
Founder Nalagenetics / Nalagenetics

Sekitar 30% efek samping oleh obat-obatan disebabkan karena faktor genetik. Dengan mengetahui susunan genetik seseorang dapat menyelamatkan pasien dari efek samping, yang kadang bisa saja mematikan. Produk Nalagenetics juga berproses dari temuan dan pengujian para founder-nya. Salah satunya Astrid, dalam sebuah penelitiannya di Papua, ia bekerja sama dengan Lezhava untuk merancang tes genetik dengan biaya di bawah $5 dan melakukan tes sebanyak 1000 kali

Tes genetik ini diharapkan juga memberikan solusi pengobatan terbaik. Misalnya saat di Genome Institute of Singapore, tim bekerja sama untuk membawa produk biomarker genetik yang mereka temukan untuk menentukan apakah pasien kusta tertentu ada kemungkinan memiliki reaksi merugikan yang bisa berdampak fatal, dalam bahasa medis disebut Sindrom Hipersensitivitas Dapsone (DHS). Deteksi tersebut hasilnya akan digunakan untuk penentuan obat-obatan untuk menghindari efek samping.

Sepak terjang dan pembuktian penelitian tim Nalagenetics yang juga membuat para investor percaya. Salah satunya diungkapkan Managing Partner East Ventures, Willson Cuaca. Ia mengungkapkan, pertemuan pertama dengan tim Nalagenetics membuatnya langsung terkesan. Apa yang diselesaikan Nalagenetics akan berdampak baik bagi populasi di Asia. Solusi tes dengan biaya hemat yang dikerjakan dipastikan dapat diakses oleh khalayak yang lebih luas.

Pun demikian dengan Partrick Yap, Founding Partner Intudo Ventures. Ia menyampaikan bahwa inovasi yang turut didukung ilmuwan Indonesia ini akan membantu mengatasi tantangan kesehatan lokal yang sebelumnya diabaikan. Pihaknya berkomitmen mendukung bisnis Nalagenetics melalui jaringan mitra strategis lokal dan internasional yang dimiliki.

Sejak didirikan pada tahun 2016 untuk proyek kusta, Nalagenetics telah diinkubasi di program Harvard’s Venture Incubation Program dan memperoleh dukungan untuk pengembangan tes genetik mereka di Genome Institute of Singapore melalui Exploit Technologies Pte Ltd (ETPL).

DycodeX Kembangkan JogjaBike, Platform “Bike-Sharing” Sepeda Klasik di Yogyakarta

DycodeX mengembangkan solusi end-to-end untuk JogjaBike, layanan bike sharing sepeda klasik di Yogyakarta. Diluncurkan secara resmi pada Sabtu (27/10) di Malioboro oleh Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti dan penggagas JogjaBike Muhammad Aditya, DycodeX memproduksi 20 perangkat untuk 20 sepeda Jogjabike demi memberikan pengalaman bike-sharing yang aman dan nyaman bagi warga maupun wisatawan.

Realisasi JogjaBike juga didukung Pertamina sebagai sponsor. Saat ini penggunaan layanan JogjaBike masih sepenuhnya gratis. Teknologi yang dikembangkan DycodeX fokus pada akses dan sistem keamanan sepeda – belum didesain untuk sistem pembayaran.

Untuk JogjaBike, DycodeX mengimplementasikan teknologi SmarterBike, sistem manajemen sepeda dan bike-sharing yang sebelumnya mereka kembangkan. Teknologi Smarterbike didesain dengan mengedepankan integrasi penuh keseluruhan sistem agar hardware dan software-nya saling terkoneksi dalam sebuah ekosistem bike-sharing.

“Fokus DycodeX dalam produk-produk yang diluncurkan lebih mengarah pada penyediaan solusi-solusi yang diharapkan berguna di Indonesia. Jadi tidak hanya bike sharing, kami ingin solusi-solusi yang kami tawarkan ini dapat digunakan oleh masyarakat yang lebih luas,” ujar CEO DycodeX Andri Yadi kepada DailySocial.

Saat ini JogjaBike miliki lima fitur utama. Pertama ialah sistem smart lock yang dapat dibuka dengan memindai kode QR melalui aplikasi. Kemudian yang kedua terdapat layar LED di sepeda untuk memberikan informasi mengenai jarak tempuh dan sisa waktu sewa.

Ketiga adalah fitur konektivitas internet via GSM untuk memberikan umpan balik data secara terus-menerus. Keempat, dengan akselerometer sistem didesain untuk dapat secara otomatis mendeteksi kecelakaan atau perusakan yang disengaja. Dan yang terakhir, panel surya untuk pengisian daya.

Saat ini aplikasi JogjaBike baru tersedia di platform Android. Untuk iOS akan menyusul dalam beberapa waktu mendatang.

Application Information Will Show Up Here

OVO Resmi Jadi Opsi Pembayaran Tokopedia

Setelah sebelumnya diberitakan soal rencana implementasi teknologi OVO di layanan pembayaran Tokopedia, hari ini (31/10) keduanya mengumumkan secara resmi kerja sama strategis. Kerja sama yang diumumkan hari ini mengabarkan bahwa kini pengguna Tokopedia bisa memilih OVO sebagai opsi pembayaran dalam transaksi mereka.

Dari rilis yang kami terima belum disampaikan secara eksplisit mengenai rencana pemanfaatan teknologi OVO untuk mendukung sistem e-wallet Tokopedia. Kami sudah mencoba mengonfirmasi ke pihak OVO terkait ini, tapi belum mendapatkan jawaban.

Bagi OVO, kemitraan ini sebagai upaya untuk mematangkan strategi “tiga cabang” mereka, yakni melayani ritel offline (di gerai mall, warung dll melalui metode QR payment), online-to-offline (seperti kemitraan dengan Grab), dan e-commerce. Visinya untuk menegaskan OVO sebagai platform pembayaran terbuka dengan jangkauan transaksi yang luas.

“Setelah memantapkan diri sebagai platform pembayaran seluler nomor satu berdasarkan volume transaksi, kemitraan dengan Tokopedia akan lebih mempercepat pertumbuhan kami. Kami berharap adanya lonjakan pengguna baru dan transaksi tambahan dari e-commerce untuk mendorong kepemimpinan pasar secara menyeluruh,” sambut CEO OVO, Jason Thompson.

Dari statistik yang disampaikan, saat ini ada sekitar 60 juta pengguna aktif bulanan di platform OVO. Sementara di Tokopedia sudah mencapai 80 juta pengguna. Diharapkan keduanya dapat saling memperbesar pasar dari basis data pengguna yang ada.

“Kami sangat antusias bekerja sama dengan OVO dengan menawarkan kepada pengguna kami opsi pembayaran baru. Bersama OVO, kami tidak hanya memberikan pengalaman belanja lebih nyaman, tapi kami juga menampilkan opsi pembayaran yang memiliki kegunaan luas secara online dan offline serta membantu meningkatkan inklusi keuangan. Ini membawa kita satu langkah lebih dekat ke misi kita mendemokrasikan perdagangan melalui teknologi,” ujar COO Tokopedia, Melissa Siska Juminto.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Bekerja Sama dengan CIAYO Comics, BBM Hadirkan Komik Digital di Aplikasi

Aplikasi pesan BBM hari ini kedatangan fitur baru lagi. BBM Comics, menyediakan ratusan komik digital yang dibuat oleh para ilustrator di Indonesia, seperti seri Si Juki, Rumah Mice, Patrick Jonbray, dan Si Nopal. Layanan konten baru ini terealisasi atas kerja sama strategis antara BBM dan CIAYO Comics. Konten BBM Comics bisa ditemukan di tab DANA dalam aplikasi.

“Sejak menjadi bagian dari EMTEK, BBM terus berfokus membangun dan menyediakan konten lokal untuk Indonesia. Kerja sama kami dengan CIAYO Comics menandakan bahwa pengguna BBM dapat menikmati karya dari ilustrator komik terbaik di Indonesia dan membagikan komik-komik favorit mereka bersama teman-teman mereka melalui BBM, baik itu chat personal ataupun dalam grup BBM,” kata Matthew Talbot, CEO Creative Media Works, perusahaan yang mengoperasikan BBM Consumer secara global.

Di menu Komik, pengguna dapat mencari komik favorit mereka, yang terdiri dari 8 genre – romance, comedy, horror, slice of life, drama, action dan special. Koleksi komik selalu diperbarui secara berkala, sebagian besar dilakukan setiap minggu oleh ilustrator seperti Muhammad ‘Mice’ Misrad dan Faza Meonk. Saat ini sudah ada 170 komik yang dapat dibaca, ditargetkan akan mencapai 300 komik hingga akhir tahun ini.

CEO CIAYO Comics Borton Liew menyatakan, “Kemitraan strategis dengan BBM ini kami harapkan dapat membawa solusi yang baik bagi kedua pihak dan menambah nilai bagi para pengguna BBM dan stakeholders CIAYO Comics.”

BBM yakin kerja sama dengan CIAYO Comics ini akan membawa antusiasme dan bakat baru bagi industri komik di negeri ini. Talbot melanjutkan, “Bersama-sama kita menciptakan ekosistem yang hidup bagi ilustrator untuk menuangkan ide mereka ke dalam BBM Comics.”

Saat ini memang sudah banyak integrasi yang dilakukan ke dalam aplikasi BBM. Sebelumnya BBM juga bekerja sama dengan Yogrt untuk menghadirkan konten game instan di dalam aplikasi.

Application Information Will Show Up Here

Akulaku Dapatkan Pendanaan Seri C Senilai 1 Triliun Rupiah

Startup fintech bidang pembiayaan Akulaku mendapatkan pendanaan seri C senilai $70 juta (setara dengan 1,06 triliun Rupiah). Pendanaan ini dipimpin oleh Fanpujinke Group, dengan partisipasi Sequoia India, BlueSky Venture Capital, dan Qiming Venture Capital. Tambahan modal ini akan difokuskan untuk menjajaki model layanan fintech lain dan memperkuat kehadiran Akulaku di pangsa pasar.

Menurut pemaparan Founder & CEO Akulaku Li Wenbo, pasca pendanaan ini akan lebih banyak lagi skenario konsumen yang akan dieksplorasi, misalnya pembayaran di toserba dan layanan pinjaman untuk pedagang kecil. Di samping itu pasca kesuksesannya di Indonesia, Akulaku juga akan mulai fokus memperdalam kehadirannya di Vietnam dan Filipina.

Di Indonesia, Akulaku cukup agresif dalam menjalankan manuver bisnis. Belum lama ini pihaknya meluncurkan inovasi baru dalam peluncuran “Akulaku Pay Offline“. Skema ini memungkinkan pengguna bisa mencicil tagihan di warung atau gerai kovensional. Saat ini baru beroperasi di Jabodetabek dengan 21 ribu merchant terdaftar.

Dari statistik yang ada, Wenbo memaparkan, saat ini aplikasi Akulaku sudah diunduh lebih dari 20 juta kali. Pengguna aktifnya mencapai 13 juta orang dengan transaksi bulanan mencapai 1.5 triliun Rupiah. Kehadirannya untuk menangani konsumen secara online dan offline dinilai dapat meningkatkan capaian bisnis Akulaku.

Bisnis kredit virtual seperti Akulaku bukan satu-satunya di Indonesia. Ada juga Kredivo yang beroperasi, di bawah naungan FinAccel. Model bisnis seperti ini di Indonesia diawasi OJK.

Kemitraan juga menjadi salah satu strategi bisnis yang dilancarkan Akulaku. Di Indonesia, pihaknya sudah bekerja sama khusus dengan beberapa pemain, di antaranya platform marketplace Bukalapak dan pengembang tanda tangan digital PrivyID.

Application Information Will Show Up Here

Muslimapp Kembangkan Aplikasi untuk Berbagai Kebutuhan Umat Muslim

Muslimapp dikembangkan untuk memfasilitasi kebutuhan ibadah masyarakat Indonesia — merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Mengusung tagline all your praing needs in one app, Muslimapp menyajikan berbagai fitur. Mulai dari jadwal salat, Al-Quran dan doa, pencarian masjid, gps tracking haji & umrah, aqiqah, qurban, dan beragam produk Islami lainnya.

Startup ini didirikan dua orang founder, yakni Nurana Paramita dan Lujeng Pratiktama. Belum lama ini Muslimapp baru mendapatkan pendanaan dari angel investor lokal yang nama dan nominalnya tidak disebutkan secara detail. Melalui pendanaan tersebut, pihaknya akan menggenjot pengembangan teknologi dan kampanye pemasaran.

“Salah satu keunggulan aplikasi kami dengan aplikasi ibadah muslim yang lain yaitu, aplikasi kami tidak ada iklannya, sehingga memberikan kenyamanan kepada pengguna terutama ketika membaca Al-Quran, hadis, doa, dan fitur lainnya,” ujar tim Muslimapp dalam wawancaranya dengan DailySocial.

Selain itu, Muslimapp juga menghadirkan fitur aqiqah online. Fitur unik ini sudah diluncurkan di 13 kota di Indonesia. Sementara itu fitur qurban online juga mulai berjalan, memfasilitasi pemesanan dan distribusi.

Fitur GPS tracking yang ada pada aplikasi dapat membantu kaum muslim yang sedang melakukan perjalanan haji dan umrah. Sehingga dapat mempermudah pelacakan dan pencarian lokasi dalam satu grup perjalanan.

Sejak enam bulan diluncurkan, aplikasi Muslimapp sudah diunduh lebih dari 200 ribu kali di 193 negara. Statistik tersebut membuat tim Muslimapp cukup optimis dalam mencapai target berikutnya. Di satu tahun ke depan, Muslimapp ingin membuka akses pelayanan berbagai fitur ke lebih dari 30 kota baru. Mereka juga menargetkan perolehan pendanaan lanjutan.

Kerja sama dengan mitra strategis juga menjadi agenda berikutnya untuk menguatkan varian produk yang saat ini sudah dimiliki. Saat ini Muslimapp sudah bisa dinikmati pengguna platform Android maupun iOS.

Application Information Will Show Up Here

Printera Sajikan Platform B2B Online untuk Produk Cetakan

Selain alat produktivitas seperti laptop atau alat tulis, perkantoran sering memiliki kebutuhan lain, misalnya ID card dan lanyard untuk karyawan. Melihat potensi itu, layanan Printera hadir menawarkan beragam produk cetakan. Platform ini secara khusus didesain untuk kebutuhan bisnis (B2B), sehingga banyak penyesuaian terkait pengalaman pengguna yang dibubuhkan oleh pengembang.

Di katalog Printera sudah ada beberapa varian produk, mulai dari flyer, lanyard, mug decal, banner, kartu nama, hingga brosur. Saat ini layanannya sudah bisa diakses dalam versi beta dan mulai diperkenalkan secara luas pada pertengahan November 2018 mendatang. Printera diinisiasi dua co-founder, yakni Agus Mulyono (CEO Kartunama.net) dan Heriyadi Janwar (Director of Corporate Sales Bhinneka).

Kami mendapatkan akses untuk mencoba dan memesan di Printera. Setelah login, pengguna akan disuguhi sebuah dasbor. Tidak seperti layanan berbasis konsumen pada umumnya, ketika pengguna sudah memilih jenis produk dan jumlah, tim akan memberikan penawaran secara manual. Di dasbor produk sudah ada harga yang ditampilkan, kendati demikian masih bisa ditawar menyesuaikan pemesanan.

“Menurut kami, pengguna lebih suka nego langsung dengan manusia, bukan sistem. Manusia lebih fleksibel dalam memberikan harga. Proses nego juga lebih gampang lewat kanal seperti chat atau email, karena penjelasan spesifikasi barang lebih detail, jadi penawaran yang dibuat bisa lebih pas. Cetakan adalah barang yang rada complicated spesifikasinya,” ujar Agus kepada DailySocial.

Entitas terpisah dari Kartunama.net, namun masih terkait

Agus sendiri adalah pendiri Kartunama.net, sebuah startup yang menyediakan layanan cetak kartu nama secara online. Kartunama.net dan Printera bernaung dalam entitas bisnis (PT) terpisah, namun Agus memastikan masih ada kolaborasi dalam proses bisnis di dalamnya.

“Secara legal terpisah. Secara operasional kami di gedung yang sama dan titik singgung SDM-nya banyak. Kerja sama pemasaran tentu ada, karena nantinya Printera akan menggunakan basis data pelanggan Kartunama.net yang saat ini [berjumlah] kurang lebih 6.000-an bisnis,” jelas Agus.

Agus melanjutkan, pengembangan Printera sebenarnya karena banyak permintaan dari pelanggan Kartunama.net agar pihaknya membuat produk cetakan lain. Di samping itu, Printera hadir juga untuk memaksimalkan penggunaan mesin cetak yang dimiliki perusahaan. Dasbor bisnis menjadi salah satu komponen penting di Printera. Kendati negosiasi bisa terjadi secara manual, namun transaksi akan tercatat rapi untuk keperluan pelaporan.

Untuk memulai debutnya, Printera saat ini telah mengantongi pendanaan awal dari angel investor yang tidak disebutkan. Agus mengutarakan, ada kemungkinan Printera segera melakukan fundraising untuk pendanaan lanjutan tahun depan.

“Yang mau kita kejar itu adalah solusi kita buat corporate printing-nya. Kami menawarkan sistem cetak yang lebih praktis, fleksibel dalam pembayaran, dan transparan. Semua transaksi tercetak rapi,” tutup Agus

Grab dan GO-JEK Terus Bersaing, Minggu Ini Diisi Berita Investasi

Persaingan raksasa on-demand regional terus berlanjut. Siapa lagi kalau bukan antara Grab dan GO-JEK. Demi melanjutkan rencana perluasan pangsa, keduanya minggu ini dikabarkan memperoleh pendanaan lanjutan. Grab mendapat $200 juta (setara 3 triliun Rupiah) dari Booking Holdings, perusahaan di balik layanan travel seperti Booking.com, Agoda, dan Priceline.

Sementara itu, rivalnya GO-JEK juga dikabarkan mendapatkan suntikan dana tambahan dari para investor terdahulu. Google, Tencent, dan JD.com menggandakan investasinya hingga membuat valuasi perusahaan melebihi $9 miliar (setara dengan 137 triliun Rupiah). Dengan pendanaan ini persaingan bisnis menjadi semakin sengit, dengan masing-masing perusahaan mendapat dukungan dari layanan besar di Amerika Serikat dan Tiongkok.

Grab dengan target pendanaan $3 miliar

Layanan Grab
Grab berambisi menjadi “supper app” / DailySocial

Awal bulan ini, Grab baru saja mengumumkan perolehan investasi dari Microsoft dalam kerja sama strategis pengembangan produk teknologi. Sebelumnya Toyota juga memimpin pendanaan Grab mencapai $2 miliar – menunjukkan beberapa waktu terakhir perusahaan begitu ambisius dalam mengejar target pendanaan. Memang, sejak awal Grab menargetkan bisa membukukan investasi hingga $3 miliar sebelum tahun 2018 berakhir.

Dengan modal besar, Grab ingin menjadikan platformnya sebagai “super apps”. Tidak lagi sekadar sebagai penyedia layanan transportasi, namun juga memberikan manfaat untuk model bisnis lain, salah satunya melalui GrabPay. Di Indonesia, Grab juga terus menjalin mitra strategis, dengan pemain fintech seperti TrueMoney, Paytren dan OVO; dengan perusahaan iklan seperti StickEarn; hingga dengan online grocery untuk menghadirkan GrabFresh.

GO-JEK dalam ekspansi regionalnya

layanan GO-JEK
GO-JEK degan ambisi ekspansinya / DailySocial

Sementara itu GO-JEK tampak terus fokus melebarkan sayap regional. Setelah sukses dengan Go-Viet, kehadirannya di Singapura juga segera dimulai.

Rencana ekspansi yang hendak digalakkan GO-JEK bukan tanpa halangan. Di Filipina, langkah GO-JEK saat ini tidak berjalan mulus, moratorium aturan on-demand membuat otoritas setempat belum bisa memproses izin operasional GO-JEK. Berkaitan dengan ekspansi, GO-JEK juga terus memperluas kerja sama bisnis – hal ini menjadi salah satu poin pokok yang dipaparkan pihak GO-JEK pasca pendanaan lanjutan, yakni pendalaman aliansi dengan mitra strategis.

Grab vs GO-JEK pasca tutupnya Uber di Asia Tenggara

Setelah operasional Uber di Asia Tenggara diakuisisi Grab, polarisasi layanan –khususnya di Indonesia sebagai pangsa pasar terbesar—mengerucut pada Grab vs GO-JEK. Untuk melihat peralihan konsumen, kami sempat melakukan survei terhadap 1192 pengguna layanan Uber di 22 kota di Indonesia. Sejak layanan Uber berhenti beroperasi, sebanyak 55% responden mengaku beralih ke layanan Grab, sedangkan 45% sisanya ke GO-JEK.

Riset On-Demand
Pertimbangan pengguna dalam memilih layanan on-demand / DailySocial

Dalam laporan survei tersebut diungkapkan mengenai pertimbangan konsumen dalam memilih layanan transportasi on-demand. Berdasarkan jawaban responden, pertimbangan harga masih menjadi faktor utama, diikuti dengan sifat aplikasi yang customer friendly.

 

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

NuMoney Selenggarakan Program Inkubator, Bantu Startup Raih Pendanaan Lewat ICO

NuMoney Indonesia, sebuah marketplace cryptocurrency, memperkenalkan NuMoney Initial Coin Offering (ICO) Incubator. Program tersebut didesain sebagai inkubator yang membantu startup untuk mencapai tahap lanjut melalui ICO. Bekerja sama dengan venture capital, startup yang lolos seleksi akan dipilih untuk tahap pendanaan di tahun 2019 dengan nilai hingga $1 juta.

Dalam program ini terdapat dua jalur pendanaan, yakni seed funding oleh NuMoney dan pendanaan yang dibantu NuMoney melalui ICO. Proses ICO memberikan penawaran perdana berupa token kepada investor, sama halnya dengan Initial Public Offering (IPO). Token sendiri adalah sebuah bentuk digital assets yang dikembangkan dan digunakan sebagai alat tukar.

Proses inkubasi NuMoney nantinya akan terdiri dari kegiatan edukasi atau startup class, proses mentoring, monitoring, evaluasi hingga proses pengenalan startup dan networking dengan para ahli dari berbagai industri. Selama masa inkubasi, founder startup yang terpilih diwajibkan mengikuti serangkaian pelatihan yang berlangsung selama lima pekan di Jakarta.

“Era teknologi informasi kian berkembang, terbukti dengan kemunculan teknologi blockchain yang memungkinkan transaksi dapat berlangsung tanpa perantara. Kami kemudian mengambil inisiatif untuk memberikan dukungan kepada startup yang memiliki potensi berkembang untuk mendapatkan pendanaan dari calon investor,” ucap CEO NuMoney Indonesia Andika Sutoro Putra.

Melalui program ini, NuMoney secara khusus juga akan membantu penerapan teknologi blockchain dalam teknologi startup yang berpotensi. Lebih jauh lagi, pada program startup class, NuMoney Indonesia akan mengajarkan para peserta dasar-dasar tokenomics dan materi pemasaran ICO.

NuMoney cukup percaya diri mengajarkan startup didikannya untuk mencapai pendanaan dengan ICO. Pasalnya NuMoney perusahaan yang didirikan sejak 2017 lalu ini telah membuktikan keberhasilannya dalam ICO melalui penawaran token NuMoney Coin (NMX), nilainya mencapai $4 juta.

“Kami menargetkan pendanaan pada 2019 ke 30 startup di Indonesia dengan nilai mencapai $1 juta yang dapat digunakan untuk pengembangan bisnis mereka. Dengan demikian, kegiatan ini dapat menjadi wadah yang mampu mempercepat penerapan teknologi blockchain serta mendukung perkembangan startup di tanah air,” tambah Andika.

Program NuMoney untuk membantu startup ICO ini bukan yang pertama. Sebelumnya ada juga program Launchpad yang diinisiasi Tokenomy, dengan salah satu startup di dalamnya ialah PlayGame.