Pinhome Dikabarkan Kantongi Pendanaan Seri B 719 Miliar Rupiah

Platform proptech Pinhome dikabarkan telah mengantongi pendanaan seri B senilai $50 juta atau setara 719 miliar Rupiah. Dari data yang disetorkan ke regulator, beberapa investor yang terlibat meliputi Goodwater Capital, Intudo Ventures, Ribbit Capital, Eurazeo Smart City, Insignia Ventures Partners, Watiga Trust, Global Founders Capital, dan sejumlah lainnya.

DailySocial.id mencoba untuk mendapatkan konfirmasi dari pihak terkait, namun mereka enggan untuk menjelaskan lebih lanjut terkait dengan pendanaan ini. Menurut juru bicara Pinhome yang diwakilkan oleh Head of Marketing & PR Pinhome Dani, mereka belum dapat memberikan komentar apapun terkait dengan pendanaan maupun investor.

“Fokus Pinhome saat ini untuk meningkatkan layanan serta pengalaman konsumen saat melakukan transaksi properti maupun layanan rumah tangga, sehingga dapat meningkatkan new user serta monthly active user di aplikasi dan situs kami.”

Tahun 2021 lalu Pinhome telah mendapatkan pendanaan seri A yang dipimpin oleh Ribbit Capital dengan nilai investasi sebesar $25,5 juta atau setara 369,3 miliar Rupiah. Beberapa investor lain juga turut andil dalam pendanaan Pinhome, di antaranya Goodwater Capital, Insignia Ventures Partners, dan Global Founder Capital selaku unit investasi milik Rocket Internet.

Sebelumnya Pinhome juga telah melakukan penggalangan dana awal. Investor yang terlibat di antaranya adalah Insignia Ventures dan Global Founders Capital. Dari keseluruhan pendanaan yang berhasil dibukukan, diperkirakan valuasi Pinhome saat ini sudah mencapai $225 juta dan masuk ke jajaran Centaur.

Didirikan oleh CEO Dayu Dara Permata dan CTO Ahmed Aljunied sejak tahun 2020, Pinhome hadir dengan tujuan memfasilitasi transaksi properti agar lebih mudah, cepat, dan transparan dengan bantuan teknologi.

Dalam sebuah kesempatan wawancara Dara menjelaskan, “Pinhome sangat berbeda, kami adalah sebuah platform online yang memfasilitasi interaksi antara pemilik, pembeli, dan agen properti. Sebagai pemilik properti akan sangat dimudahkan karena ke depannya kami akan memiliki akses ke ratusan ribu agen yang siap membantu memasarkan propertinya.”

Dilengkapi fitur unggulan

Sempat melakukan integrasi dengan Gojek, saat ini Pinhome mengklaim telah dibekali dengan sederet keunggulan, salah satunya panduan membeli properti. Pengguna akan dipandu dalam menentukan budget dan properti ideal, opsi pembayaran, mengontak agen, melakukan kunjungan properti, menentukan estimasi harga, panduan KPR, memulai transaksi, menyiapkan dokumen penting, hingga proses serah terima semua dalam satu aplikasi.

Menurut survei internal Pinhome, KPR masih menjadi primadona generasi muda dalam membeli rumah idaman. Sebanyak 78% memiliki metode KPR bank, 12% memilih metode uang tunai (cash keras, cash bertahap), dan 9% menggunakan KPR multifinance. Saking pentingnya program KPR bagi pemilik rumah, Pinhome juga membuka kesempatan untuk KPR refinancing.

Saat ini, Pinhome telah bermitra dengan 50 lembaga keuangan, mulai dari bank dan multifinance yang dapat dipilih konsumen.

Application Information Will Show Up Here

Bagaimana PergiKuliner Bertahan di Segmen “Food Discovery” Indonesia

Sebagai platform pencarian dan review tempat makan di kota-kota besar Indonesia sejak tahun 2015, PergiKuliner kini menjadi satu dari sedikit platform food discovery yang tersisa di Indonesia.

Didirikan oleh Oswin Liandow, PergiKuliner mengklaim sebagai satu-satunya platform food discovery lokal dengan pertumbuhan jumlah review restoran yang obyektif dan traffic di platform yang masih cukup tinggi.

Kepada DailySocial, Oswin mengungkapkan, kondisi ini sudah diprediksi sejak awal. Sebagai platform discovery khusus untuk restoran dan tempat makan, menurutnya, hanya pemain lokal yang mampu bertahan dan pada akhirnya menjadi “juara”.

“PergiKuliner selama ini berupaya untuk fokus kepada pengguna. Untuk restoran, jika mereka memiliki bisnis yang baik dan makanan yang berkualitas, tentunya sangat relevan menjadi mitra kami karena kami berupaya  memberikan ulasan yang obyektif,” kata Oswin.

Tahun ini PergiKuliner memiliki sejumlah rencana mengembangkan bisnis perusahaan, mulai dari ekspansi ke kota-kota besar Indonesia lainnya hingga meluncurkan inovasi baru yang relevan bagi konsumennya.

Bertahan saat pandemi

Meskipun sempat mengalami kesulitan saat pandemi dan terpaksa melakukan efisiensi karyawan, awal tahun 2022 menjadi waktu yang tepat bagi perusahaan untuk kembali bekerja dan berupaya pulih. Masih melayani kawasan Jabodetabek, Bandung dan Surabaya, akhir tahun ini perusahaan berencana melakukan ekspansi bisnis ke Bali, Makassar, hingga Medan. Rencana tersebut sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 2020 lalu, namun ditunda akibat kondisi pandemi.

Meskipun bisa saja proses kurasi dan listing tempat makanan dilakukan secara online, menurut Oswin lebih ideal jika ada penempatan tim lokal di masing-masing kota tersebut.

“Yang menarik, setelah saya terjun langsung ke lapangan, tidak semua kota wisata yang direkomendasikan ideal untuk kami sasar. Yogyakarta, misalnya, meskipun banyak tempat makan yang khas, namun karena kebanyakan harganya cukup terjangkau, tidak terlalu terasa suasana wisata kulinernya,” kata Oswin.

Hal lain yang dicermati Oswin, saat pandemi makin banyak pelaku UMKM yang menjual makanan dengan tidak memiliki gerai offline atau pilihan dine in. Konsep tersebut, meskipun berpotensi ke masuk listing mereka, tidak menjadi prioritas PergiKuliner. Jenis seperti ini lebih cocok ditemukan dan dijelajahi melalui platform pesan antar makanan.

“Di Indonesia sendiri, saat ini meskipun masih pandemi, sudah banyak restoran yang kembali buka dan didatangi pengunjung langsung. Menurut saya saat ini menjadi waktu yang ideal bagi bisnis restoran untuk tumbuh dan memberikan peluang bagi pelaku bisnis yang ingin mendirikan restoran baru,” kata Oswin.

Sebagai platform media, cara monetisasi PergiKuliner adalah periklanan untuk pemilik restoran. Konsepnya beragam, apakah restoran tersebut ingin di-highlight dari lokasi, menu, dan lainnya.

Cara ini sesungguhnya dilakukan oleh berbagai platform sejenis, termasuk Zomato dan OpenRice yang sudah angkat kaki dari Indonesia.

Meskipun demikian, PergiKuliner mengklaim berupaya untuk bekerja sama dengan restoran yang memang telah memiliki popularitas baik, dari sisi harga, lokasi, hingga kualitas rasa makanan. Mereka melakukan proses kurasi terhadap siapapun yang ingin beriklan dan bisa menolak jika tidak sesuai persyaratan.

“Saya berupaya menekankan kepada tim bahwa misi kita adalah memberikan ulasan dan rekomendasi restoran secara obyektif. Menjadikan platform kami sebagai referensi yang akurat bagi pengguna,” kata Oswin.

PergiKuliner telah memperoleh pendanaan dari investor, namun Oswin enggan  menyebutkan lebih lanjut berapa nilai investasi yang didapatkan dan siapa saja investor yang terlibat. Pandemi memang menunda berbagai rencana perusahaan, termasuk proyeksi profit. Mereka menargetkan akhir tahun ini bisa kembali ke jalur profitabilitas.

Luncurkan Voucher Kolektif


Untuk menambah pilihan produk, PergiKuliner bersiap meluncurkan sejumlah inovasi baru. Salah satu produk yang diluncurkan perusahaan bulan ini adalah “Voucher Kolektif”. Voucher Kolektif adalah program promosi restoran dengan sistem group buying. Semakin banyak orang yang membeli maka nilai voucher akan semakin tinggi. Voucher Kolektif adalah cara menghemat uang untuk makan di restoran dan menyatukan keluarga, teman, dan kolega secara online.

“PergiKuliner menjadi yang pertama meluncurkan voucher resto dengan sistem group buying. Jadi Voucher Kolektif ini mendorong orang-orang untuk mengajak teman-temannya membeli voucher di resto yang sama agar mereka mendapatkan nilai voucher yang maksimal,” ujar Oswin.

Voucher Kolektif dapat dibeli melalui situs dan aplikasi PergiKuliner setiap tanggal 16 setiap bulannya dengan harga Rp20.000,00 hingga Rp150.000,00. Skema group buying seperti ini diklaim bisa menguntungkan kedua belah pihak, pembeli maupun pemilik usaha.

Reputasi mitra restoran akan terlindungi karena peningkatan nilai voucher tidak mengurangi nilai jual produk restoran dan bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan efek viralitas karena pembeli terdorong menyebarluaskan informasi dan mengajak teman-temannya membeli voucher.

Sekilas produk ini serupa dengan apa yang ditawarkan Groupon yang sempat populer di medio 2010-an. Yang membedakan adalah nilai voucher tersebut akan terus stabil, bahkan cenderung meningkat, jika semakin banyak pembeli.

“Melihat kondisi pandemi yang berangsur-angsur semakin membaik, kami ingin mengajak kembali masyarakat untuk dine in di restoran guna membangkitkan bisnis kuliner yang sudah 2 tahun terkena dampak pandemi. Ini adalah tujuan utama program Voucher Kolektif,” ujar Oswin.

Selain meluncurkan produk baru, PergiKuliner juga berencana untuk meluncurkan layanan food delivery dengan konsep yang berbeda. Oswin enggan mengungkapkan lebih lanjut, karena inovasi ini disebut masih dalam tahap pengembangan.

Di akhir tahun 2022 PergiKuliner juga bakal meluncurkan produk baru lainnya, yaitu loyalty program.

“Kami nanti akan mengumpulkan jaringan coffee shop di Indonesia. Mereka yang sudah berulang kali mengunjungi [jaringan] coffee shop [yang sama] tersebut akan diberikan kesempatan untuk mengumpulkan stamp dan di pembelian keenam, misalnya, akan diberikan kopi gratis,” tutup Oswin.

Application Information Will Show Up Here

Impact Credit Solution Rebranding Menjadi Nikel, Kantongi Pendanaan 36 Miliar Rupiah

Setelah resmi mengumumkan kehadirannya di Indonesia tahun lalu, Impact Credit Solution melakukan rebranding menjadi Nikel. Seperti diketahui sebelumnya, mereka berperan membantu perusahaan teknologi yang ingin menghadirkan kapabilitas pinjaman modal dengan memberikan jembatan akses ke perbankan.

Produk utama mereka “Single API ICS”, memungkinkan klien membuat produk pinjaman yang memenuhi kebutuhan spesifik pelanggan, sambil memberi akses ke modal bank berbiaya rendah untuk mendanai pinjaman. Nikel juga menawarkan beberapa produk seperti Nikel Lend, Nikel Fund, dan Nikel Market.

Berbasis di Singapura Nikel didirikan oleh Reinier Musters (CEO) dan Mackenzie Tan (COO). Untuk memaksimalkan bisnisnya di Indonesia, mereka juga telah menunjuk Dewi Wiranti sebagai Country Head. Indonesia dinilai menjadi pasar yang memiliki potensi besar bagi mereka untuk menghadirkan solusi tersebut.

Kepada DailySocial.id, Mackenzie bercerita bahwa dengan memanfaatkan pelanggan atau merchant yang dimiliki perusahaan teknologi di masing-masing platform, ICS melalui Single API menghadirkan teknologi dan koneksi antara dua pihak pinjaman kepada pelanggan.

“ICS adalah perusahaan teknologi keuangan yang melayani pinjaman UMKM di Asia Tenggara. Kami membangun embedded lending solution yang dapat digunakan oleh perusahaan teknologi, P2P, atau bank mana pun untuk membuat produk pinjaman.”

Kantongi pendanaan Seri A1

Selain melakukan rebranding, Nikel juga telah mengantongi pendanaan tahapan seri A1 dari sejumlah investor. Tercatat Nikel berhasil memperoleh dana segar senilai $2,5 juta atau setara 36 miliar Rupiah yang dipimpin oleh Vectr Fintech. Investor lain yang terlibat dalam pendanaan kali ini di antaranya adalah Patamar Capital, Mitra M Venture, Looking Glass Ventures, dan alokasi dana pribadi dari pendiri Nikel yaitu Mackenzie Tan.

Disinggung tentang pendanaan baru ini Mackenzie enggan untuk menyebutkan lebih lanjut. Dirinya menegaskan pendanaan ini merupakan tahap pertama dari putaran penggalangan dana yang lebih besar. Informasi lebih lanjut akan dibagikan oleh mereka setelah putaran pendanaan yang lebih besar telah final.

Sebelumnya Nikel telah mengumpulkan pendanaan dari bank dan perusahaan modal ventura terkemuka termasuk BCA, Patamar Capital, 500 Startups, Mitra Integra, Mitra M Venture, dan lainnya. Nikel telah menerima dukungan dari U.S. Development Finance Corporation, USAID, dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia.

Akhir tahun 2021 lalu Nikel juga telah menjalin kerja sama strategis dengan bank BCA, menawarkan pembiayaan yang terjangkau untuk sektor kesehatan Indonesia selama pandemi. Investasi strategis dengan bank BCA disebutkan oleh Dewi Wiranti sebagai Country Head di Indonesia adalah memungkinkan mereka untuk memberikan likuiditas yang dibutuhkan di sektor kesehatan, untuk memastikan keluarga-keluarga di Indonesia menerima perawatan dan pasokan medis yang memadai selama pandemi ini.

Trihill Capital Turut Berinvestasi ke Fit Hub, Ungkap Komitmennya Dukung Startup Indonesia

Salah satu platform wellness yang awalnya hanya fokus pada kegiatan offline menghadirkan kelas yang beragam, pilihan pelatih, hingga peralatan gym terkini, Fit Hub, telah mendapatkan pendanaan awal senilai $3 juta dari sejumlah investor.

Putaran pendanaan awal ini dipimpin oleh Global Founders Capital APAC, dengan partisipasi dari Goodwater Capital dan angel investor. Di antaranya adalah Abhinay Peddisetty, Steven Wongsoredjo, Robin Tan, Benedicto Haryono, dan Philip Tjipto.

Sementara itu venture capital yang sejak pertama kali memberikan dukungan investasi kepada Fit Hub yaitu Trihill Capital, juga turut terlibat dalam putaran pendanaan kali ini.

Kepada DailySocial.id, Alwyn Rusli dari Trihill Capital membagikan cerita alasan mereka berinvestasi kepada platform wellness yang diklaim telah profitable ini.

Pandemi dorong kegiatan olahraga

Jika awalnya kebanyakan masyarakat Indonesia enggan untuk melakukan kegiatan olahraga hingga gaya hidup sehat, saat pandemi semua mulai berubah dan mulai banyak dari mereka mencari kegiatan berkualitas yang berdampak pada peningkatan kesehatan. Pandemi telah mendorong pertumbuhan platform wellness dan olahraga di tanah air.

Layanan seperti Fit Hub kemudian tidak hanya berfungsi sebagai aplikasi untuk pemesanan kegiatan olahraga, namun juga sudah menjadi opsi bagi masyarakat umum untuk mengikuti kelas kebugaran khusus secara online.

Menawarkan Gym Premium dengan harga terjangkau sebelumnya Fit Hub sudah memiliki aplikasi yang terbatas digunakan untuk kegiatan pemesanan saja. Saat pandemi opsi tersebut kemudian mulai diperluas dengan menghadirkan pilihan kelas olahraga online dengan membangun gym yang berbasis digital. Saat ini Fit Hub telah memiliki sekitar 8 ribu lebih pengguna, 210 pelatih dan 16 cabang offline di 5 kota.

“Kita melihat space mana yang bisa kita incar untuk berinvestasi. Fit Hub menjadi ideal bagi kami dilihat dari latar belakang pendirinya yang memiliki pemahaman sangat baik dan melakukan riset hingga terjun langsung untuk melihat potensi pasar,” kata Alwyn.

Ditambahkan olehnya, Trihill capital memutuskan untuk berinvestasi sejak awal, setelah melihat pertumbuhan bisnis yang positif dari Fit Hub. Berawal dari tesis sudah mulai banyak masyarakat yang ingin memiliki gaya hidup sehat, mereka melihat apa yang ditawarkan oleh Fit Hub menjadi relevan dan memiliki potensi untuk terus berkembang.

Fokus Trihill Capital

Berbasis di Singapura, Trihill Capital adalah pemodal ventura yang memiliki visi untuk membangun kemitraan dalam jangka panjang dengan para pendiri startup. Secara khusus Trihill Capital memiliki 2 investment arms, yaitu investasi yang fokus kepada public equities secara global dan satu lagi berinvestasi kepada perusahaan di Asia Tenggara.

Untuk venture arms sendiri disebutkan adalah dalam beberapa tahapan. Mulai dari tahapan awal hingga ke growth stage. Meskipun bersifat agnostik (tidak terfokus pada vertikal bisnis tertentu), namun sebagian besar mereka mengincar kepada layanan fintech, logistik, commerce, dan pemberdayaan UMKM.

Untuk mendukung pertumbuhan bisnis startup, Trihill berupaya untuk mengawal bisnis mereka selama mungkin. Dalam hal ini bagi perusahaan yang ingin memiliki pertumbuhan yang baik dalam jangka panjang, akan terus dibantu oleh mereka. Secara khusus biasanya mereka membantu perusahaan di berbagai tujuan, tetapi terutama di sisi komersial dengan memanfaatkan jaringan perusahaan dan lembaga keuangan (bank dan nonbank).

Tahun ini Trihill Capital masih memiliki rencana untuk memberikan investasi kepada startup di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, meskipun enggan untuk menyebutkan berapa kuota penambahan portofolio. Selain Fit Hub Trihill Capital juga telah memberikan investasi kepada Wagely, Eden Farm, Sicepat, Hey Kafe, Ruang Guru, Woy Makaroni dan BukuWarung.

We are an evergreen fund, kami cukup fleksibel dalam hal penyebaran modal dan dapat bermitra dengan pendiri portofolio kami selama mungkin,” kata Alwyn.

IDN Media Plans to Invest 50 Billion Rupiah for Its Live Streamer Networks Appreciation Program

In order to give appreciation to streamers as well as motivate them to continuously being creative in creating live streaming content, IDN Media launched the IDN Live Streamer Fund program in April 2022. This program will provide capital of IDR 50 billion.

IDN Media‘s Co-Founder & CEO, Winston Utomo revealed to DailySocial, through this program, it is expected that this program will continue the development of live streaming content on IDN Live, both in terms of creators and the creativity of the content. At the same time, participate in building economic creators in Indonesia.

IDN Live is a live streaming platform that complements other existing popular content, such as news articles from media, quizzes, to movies under the auspices of the company.

The IDR 50 billion fund is not limited to anyone and will be distributed to selected streamers who already meet certain criteria. Other benefits are including media coverage, promotional strategies, and paid advertising in the IDN Media ecosystem. In addition, there is also access to use IDN’s professional studios located in Jakarta and Surabaya offices for content creation.

On the business side, creators can also get brand sponsorship opportunities facilitated by ICE (IDN Media’s creator marketing platform). There are also various training and mentoring programs from the IDN Media team and devices to support live streaming sessions, such as cameras, microphones, mixers, etc.

“We are very open to various types of live stream content according to their respective creativity. Starting from lifestyle, travel, culinary, horror, music, K-Pop, and many more. However, there are  community guidelines that must be followed,” Winston said.

Previously, Gojek’s streaming platform also launched the GoPlay Creator Fund for similar purpose. They prepare of Rp15 billion as a monthly bonus for creators who meet the program’s criteria.

Supporting economic creators

It is recorded that the current existence of content creators to influencers is increasingly being used by brands to carry out marketing activities. In order to support these content creators, this program is part of IDN Media’s strategy to support the growth of economic creators in Indonesia.

The existence of streamers and their diverse content is an important part in the development of IDN Live in the future. The IDN Live Streamer Fund program is expected to spur the creativity of streamers, encourage the emergence of new quality streamers, as well as support the content creator industry in Indonesia.

“Through this program, we also expect to continue to develop live streaming content on IDN Live, both in terms of creators and the creativity of the content presented. In addition, we also hope to be able to participate in building the creator economy in Indonesia,” Winston said.

Last February, IDN Media also launched the IDN Creator Network. Which is a marketing agency that aims to connect creators and brands to run campaigns more effectively.

The large number of requests for marketing with storytelling techniques became the first idea for launching the platform, to maximize strategy and deliver brand messages in the right way. In its early days, IDN Creative Network has collaborated with more than 130 top Indonesian influencers.

“At IDN Media, we really believe in the potential of economic creators. If you look at the existing trends, Gen Z is currently dominating the economic creators in Indonesia. That’s why we also want to support the younger generation to be able to work through useful and quality content. One step at a time, for a better Indonesia,” Winston said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

IDN Media Siapkan Dana 50 Miliar Rupiah untuk Program Apresiasi “Live Streamer” di Jaringannya

Bertujuan untuk memberikan apresiasi bagi para streamer sekaligus memotivasi
mereka untuk terus berkreasi dalam membuat konten live streaming, IDN Media meluncurkan program IDN Live Streamer Fund pada April 2022. Program ini akan menyediakan dana Rp50 miliar.

Kepada DailySocial.id, Co-Founder & CEO IDN Media Winston Utomo mengungkapkan, melalui program ini diharapkan bisa terus mengembangkan konten live streaming di IDN Live, baik dari segi kreator maupun kreativitas konten yang dihadirkan. Sekaligus ikut membangun kreator ekonomi di Indonesia.

IDN Live merupakan platform live streaming yang melengkapi sajian konten populer lainnya yang lebih dulu ada, seperti artikel berita dari media-media di bawah naungan perusahaan, kuis, hingga film.

Dana Rp50 miliar yang disiapkan terbuka bagi siapa saja dan akan didistribusikan pada streamer terpilih yang dinilai memenuhi kriteria tertentu. Turut diberikan juga benefit lainnya seperti media coverage, strategi promosi, dan iklan berbayar di ekosistem IDN Media. Selain itu juga akses untuk menggunakan studio profesional IDN yang terletak di kantor Jakarta dan Surabaya untuk pembuatan konten.

Di sisi bisnis, para kreator juga bisa mendapatkan kesempatan brand sponsorship yang difasilitasi oleh ICE (platform creator marketing milik IDN Media). Juga memperoleh beragam program pelatihan dan mentoring dari tim IDN Media dan perangkat untuk mendukung sesi live streaming, seperti kamera, mikrofon, mixer, dll.

“Kami sangat terbuka dengan berbagai jenis konten live stream yang sesuai dengan kreativitas masing-masing. Mulai dari lifestyle, travel, kuliner, horor, musik, K-Pop, dan masih banyak lagi. Namun tentu tetap ada community guideline yang harus diikuti,” kata Winston.

Sebelumnya platform streaming milik Gojek juga meluncurkan GoPlay Creator Fund untuk tujuan yang sama. Mereka menyiapkan data Rp15 miliar sebagai bonus bulanan bagi kreator yang memenuhi kriteria program tersebut.

Dukung kreator ekonomi

Tercatat saat ini keberadaan konten kreator hingga influencer semakin banyak dimanfaatkan oleh brand untuk melakukan kegiatan pemasaran. Untuk mendukung para konten kreator tersebut, program ini menjadi bagian dari rencana IDN Media untuk mendukung pertumbuhan kreator ekonomi di Indonesia.

Keberadaan para streamer dan konten mereka yang beragam menjadi bagian penting dalam perkembangan IDN Live ke depannya. Program IDN Live Streamer Fund diharapkan bisa memacu kreativitas para streamer, mendorong munculnya streamer baru yang berkualitas, sekaligus mendukung industri content creator di Indonesia.

“Melalui program ini, tentu kami berharap bisa terus mengembangkan konten live streaming di IDN Live, baik dari segi kreator maupun kreativitas konten yang dihadirkan. Selain itu, kami juga berharap bisa ikut membangun kreator ekonomi di Indonesia,” kata Winston.

Bulan Februari lalu IDN Media juga telah meluncurkan IDN Creator Network. Yang merupakan sebuah agensi pemasaran yang bertujuan untuk menghubungkan kreator dan brand agar bisa menjalankan kampanye secara lebih efektif.

Banyaknya permintaan mengenai pemasaran dengan teknik storytelling menjadi ide awal peluncuran platform tersebut, untuk memaksimalkan strategi dan penyampaian brand message dengan cara yang tepat. Di awal debutnya, IDN Creative Network tercatat telah menggandeng lebih dari 130 top influencer Indonesia.

“Kami di IDN Media sangat percaya dengan potensi dari kreator ekonomi. Jika melihat dari tren yang ada, saat ini Gen Z juga sangat mendominasi kreator ekonomi di Indonesia. Karena itu kita juga mau mendukung generasi muda untuk bisa berkarya melalui konten yang bermanfaat dan berkualitas. One step at at time, for a better Indonesia,” kata Winston.

**
Ikuti kuis dan challenge #NgabubureaDS di Instagram @dailysocial.id selama bulan Ramadan, yang akan bagi-bagi hadiah setiap minggunya berupa takjil, hampers hingga langganan konten premium DailySocial.id secara GRATIS. Simak info selengkapnya di sini dan pantau kuis mingguan kami di sini.

Application Information Will Show Up Here

Resmi IPO di BEI, WIR Group Perluas Pengembangan Metaverse

WIR Group, kelompok usaha dengan basis teknologi Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR). dan Artificial Intelligence (AI), secara resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham “WIRG”.

Melalui Penawaran Umum Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO), perusahaan melepas 2,33 miliar saham baru atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO serta 233,7 juta saham tambahan karena terjadi kelebihan pemesanan pada penjatahan terpusat. Harga saham perdana ditetapkan Rp168 per saham sehingga total dana yang diperoleh mencapai Rp431,9 miliar.

Kepada DailySocial.id, Direktur Utama PT WIR Asia Tbk. Michel Budi Wirjatmo mengungkapkan, cikal bakal perusahaan sudah diinisiasi sejak 2009. Pada awalnya kegiatan usaha tersebut meliputi jasa pengembangan teknologi digital reality, termasuk di dalamnya Augmented Reality (AR), Virtual reality (VR), dan Artificial Intelligence (AI) melalui unit teknologi AR&Co.

Perseroan dan Perusahaan Anak (selanjutnya disebut sebagai “WIR Group”) kemudian menyelesaikan berbagai proyek di bidang edukasi, penerbitan, dan game. Tahun 2015 mereka memperluas kegiatan usahanya untuk memberikan jasa layanan media/iklan, melalui unit teknologi DAV dan perdagangan ritel melalui Mind Stores yang berada.

Dana IPO digunakan untuk penguatan modal

Secara rinci, sekitar 80,59% dana dari IPO akan digunakan oleh perusahaan anak, yaitu PT ARE Teknologi Kreasi (ATK), PT Tiga Akar Mimpi (TAM), dan PT Vatar Media Raya (VMR) untuk belanja modal (7,40%) dan modal kerja (6,72%). Sementara sisanya akan digunakan untuk pengembangan usaha dan/atau ekspansi melalui kemitraan strategis.

Perseroan juga mengadakan Program Alokasi Saham Pegawai (Employee Stock Allocation), dengan jumlah sebanyak 1,02% dari saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum atau sebanyak 23.771.900 saham.

“Seluruh dana dari IPO dan hasil pelaksanaan waran akan digunakan untuk belanja modal, modal kerja, serta pengembangan usaha Perseroan dan/atau perusahaan anak, khususnya dalam mengembangkan teknologi yang berbasis pada AR, VR, dan AI,” kata Michael.

Tahun ini masih ada sejumlah target yang ingin dicapai oleh perusahaan, di antaranya adalah terus melakukan berbagai inovasi dan kreativitas dalam pengembangan teknologi. “Kami optimis dengan prospek bisnis yang baik mengingat keunggulan-keungulan kompetitif yang dimiliki antara lain posisi sebagai salah satu pengembang teknologi AR terdepan di Indonesia dan Asia Tenggara,” imbuhnya.

“Selain inovasi, tahun ini kami juga akan lebih fokus dalam pengembangan platform Metaverse Indonesia yang saat ini tengah disiapkan dan akan ditampilkan saat presidensi G20,” kata Michael.

Perluas kolaborasi kembangkan metaverse

Imbas dari pandemi yang berlangsung sejak tahun 2020 telah mendorong masyarakat untuk beradaptasi dalam menggunakan media teknologi untuk melakukan aktivitas. Secara tidak langsung, WIR Group melihat banyak kesempatan yang terbuka dari berbagai sektor untuk mulai memikirkan penggunaan berbagai macam teknologi sebagai solusi alternatif.

Hal ini menjadi dasar bagi perusahaan untuk pengembangan teknologi dan solusi melalui produk IseeAR oleh AR&Co, animasi AR yang dapat langsung digunakan presenter melalui platform video conference menjadi jalan keluar untuk mengkomunikasikan berbagai hal secara lebih interaktif dan efektif untuk menarik respons masyarakat.

Teknologi VR/AR sebenarnya merupakan hal yang baru, namun banyak pelaku industri telah menggunakannya untuk kontribusi yang positif, contohnya untuk mempercepat proses pengembangan produk dengan membantu proses desain, pengujian, dan evaluasi.

“Sebagai contoh, salah satu industri yang terbantu adalah industri otomotif yang menggunakan virtual reality untuk mempersingkat proses desain dan modelling dari rentan waktu mingguan menjadi harian. Dengan kontribusi positif tersebut penggunaan VR/AR juga dapat mengurangi biaya operasional yang signifikan,” kata Michael.

Pertumbuhan teknologi AR/VR saat ini mengalami pertumbuhan yang pesat seiring dengan penetrasi internet di Indonesia juga semakin meningkat. Dengan demikian Indonesia memiliki potensi pasar yang besar untuk pengembangan teknologi realitas digital, banyak aplikasi dari teknologi AR/VR khususnya melalui aplikasi mobile telah mencakup berbagai sektor, termasuk pemasaran dan periklanan, perdagangan, dan gaming.

Demikian pula dukungan pemerintah Indonesia dalam pengembangan platform Metaverse Indonesia akan memberi kontribusi yang signifikan pada perkembangan teknologi AR/VR di Indonesia.

Bulan Maret 2022 lalu, Bank Mandiri menandatangani nota kesepahaman bersama dengan WIR Group untuk mengembangkan layanan perbankan berbasiskan teknologi virtual di dunia metaverse. Selain dengan bank Mandiri kerja sama strategis juga telah dilakukan dengan perusahaan inkubator bisnis PT Lumina Kaya Indonesia (Kaya.id), mengembangkan UMKM Indonesia di dunia metaverse dan pengembangan bisnis Triniti Land dalam platform metaverse yang dikembangkan WIR Group.

Awal bulan ini Universitas Multimedia Nusantara (UMN) juga telah mengumumkan kolaborasi mereka dengan WIR Group, mengembangkan platform teknologi metaverse dan membangun sumber daya manusia di bidang teknologi unggul dan kompetitif.

“Dengan keahlian dan pengalaman WIR Group memberikan solusi bagi klien-klien di dalam maupun di luar negeri, kami optimistis bisa terus memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dan berkontribusi dalam pengembangan ekonomi digital di Indonesia,” kata Michael.

***
Ikuti kuis dan challenge #NgabubureaDS di Instagram @dailysocial.id selama bulan Ramadan, yang akan bagi-bagi hadiah setiap minggunya berupa takjil, hampers hingga langganan konten premium DailySocial.id secara GRATIS. Simak info selengkapnya di sini dan pantau kuis mingguan kami di sini.

Selleri Ingin Berdayakan Peranan Reseller dan Dropshiper di Kota Tier 2 dan 3

Besarnya permintaan dari kota tier 2 dan 3 akan produk fashion lokal, menjadi alasan kuat platform Selleri di luncurkan. Didirikan pada bulan Juni tahun 2021 lalu, fokusnya pada pemberdayaan reseller dan dropshiper. Sellerri menawarkan pilihan untuk semua orang bisa berjualan secara online dan offline.

Kepada DailySocial.id, Co-Founder & CEO Selleri Jayant Kumar mengungkapkan, memanfaatkan kemitraan strategis dengan supplier, memudahkan mereka untuk menambah kanal  penjualan memanfaatkan reseller. Selain Jayant, co-founder lainnya yang mendukung pendirian startup ini di antaranya Najmuddin Husein (COO) dan Firman Hasan (CCO).

“Saat ini kami sudah memiliki sekitar 1000 supplier, 45 ribu reseller, dan kurang lebih 120 ribu SKU dalam platform. Dengan menggunakan aplikasi Selleri, mereka yang ingin berjualan tidak perlu khawatir akan modal usaha, risiko menjalankan usaha dan juga tidak perlu memikirkan gudang untuk menyimpan barang. Semua Selleri yang kelola mulai dari transaksi awal hingga proses akhir ke pembeli,” kata Jayant.

Menargetkan mompreneur atau ibu rumah tangga yang sudah memiliki komunitas dan pertemanan yang kuat di masing-masing wilayah, Selleri hadir untuk membantu supplier memasarkan produk lebih luas sekaligus memberikan penghasilan tambahan kepada reseller. Konsep reseller dan dropship sendiri sebenarnya sudah lama diterapkan oleh marketplace, namun Selleri mencatat beberapa tahun terakhir, potensinya semakin berkembang dilihat dari permintaan yang ada.

Semua akses yang ditawarkan oleh Selleri untuk calon reseller bisa dinikmati secara gratis. Dalam hal ini Selleri mendapatkan komisi langsung dari supplier. Kebanyakan supplier-nya saat ini adalah produk fesyen lokal, yang ternyata memang membutuhkan kanal penjualan tambahan.

“Untuk pembayaran meskipun telah menyediakan bank transfer hingga QRIS, namun Selleri mencatat sebanyak 95% pilihan Cash on Delivery (COD) lebih banyak digunakan oleh pembeli untuk opsi pembayaran,” kata Jayant.

Konsep bisnis semacam ini sebenarnya sudah dikenal dengan istilah “social commerce”. Mengandalkan jaringan reseller, beberapa startup juga menyasar segmen pasar yang sama di daerah-daerah. Beberapa aplikasi yang sudah ada sebelumnya seperti RateS, Evermos, CrediMart, Dagangan, Borzo, dan sebagainya.

Pemasaran melalui media sosial

Selain di Jabodetabek, saat ini layanan Selleri juga sudah menjangkau sampai kawasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kebanyakan wilayah tersebut adalah kota tier 2 dan 3, yang tengah mengalami peningkatan minat untuk melakukan pembelian memanfaatkan reseller.

Meskipun saat ini aplikasi seperti marketpalce dan e-commerce sudah banyak dimanfaatkan, namun untuk Selleri pilihan terbanyak para penjual untuk memasarkan produk mereka adalah memanfaatkan Facebook Marketplace hingga Facebook Live.

Fenomena ini yang diklaim membedakan Selleri dengan platform lainnya. Selain itu Selleri juga memberikan opsi pembuatan situs, bagi penjual yang ingin menggunakan pilihan tersebut. Namun kegiatan pemasaran terbanyak yang mereka gunakan adalah melalui media sosial.

Memanfaatkan data yang mereka miliki dari reseller dan dropship, kemudian bisa ditentukan produk mana yang dibutuhkan dan dicari oleh pembeli. Sehingga membantu supplier yang menawarkan fesyen lokal seperti dengan brand kecil hingga menengah bisa memasarkan produk mereka secara akurat. Hal ini diklaim oleh mereka bisa menjadi opsi bagi supplier kecil yang kesulitan untuk bersaing dengan brand lebih besar di marketplace.

Saat ini sudah ada 500 kota di 24 kecamatan yang memanfaatkan reseller dan dropship dari Selleri. Masyarakat yang tinggal di kota seperti Semarang, Banyuwangi, Bukittinggi mulai memanfaatkan konsep ini, karena masih banyak dari mereka yang kurang percaya dengan layanan e-commercre dan marketplace.

“Kami juga melihat berdasarkan pembelian dari pelanggan yang dijual dari reseller, pembeli kebanyakan tidak loyal kepada brand, marketplace dan lainnya. Namun mereka loyal kepada komunitas atau orang yang terpercaya. Karena itu konsep yang kita tawarkan cocok untuk kota di tier 2 dan 3,” kata Jayant.

Tahun lalu Selleri telah berhasil mengantongi pendanaan tahap awal dari investor senilai $610 ribu atau setara 8,7 miliar Rupiah. Venture capital yang terlibat di antaranya adalah Kejora-SBI Orbit. Jika sebelumnya perusahaan memiliki target bisa memberikan penghasilan tambahan sekitar 5 juta rupiah kepada 100 reseller, maka usai mendapatkan dana segar targetnya bertambah hingga ke 1000 reseller.

Application Information Will Show Up Here

Gotrade Indonesia Resmi Meluncur, Gandeng Valbury Sebagai Mitra Lokal

Platform yang menawarkan kemudahan membeli saham di bursa Amerika Serikat, Gotrade, meluncurkan produk khusus untuk masyarakat Indonesia dengan nama Gotrade Indonesia.

Untuk menghadirkan layanan ini, Gotrade menggandeng Valbury Asia Futures (Valbury) sebagai mitra lokal. Valbury adalah pialang resmi yang terdaftar di Bappebti. Selanjutnya produk Gotrade yang menyasar pasar global akan disebut sebagai Gotrade Global.

Polemik soal keabsahan lisensi Gotrade di Indonesia memang sempat mencuat. Platform ini, dahulu bernama TR8 Securities, terdaftar di Labuhan, Malaysia, dan bermitra dengan Alpaca sebagai broker yang memiliki lisensi FINRA dan perlindungan SIPC di Amerika Serikat.

Secara umum memang perusahaan keuangan tidak bisa langsung menawarkan saham-saham negara asing di Indonesia. Sebagai jalan keluar, Gotrade bermitra dengan Valbury.

Meskipun produk Contract For Difference (CFD) untuk saham perusahaan Amerika Serikat lumayan umum ditawarkan perusahaan Futures, Gotrade dan Valbury berusaha menawarkan hal yang berbeda.

Gotrade akan mempublikasikan semua biaya secara transparan kepada publik. Mereka mengklaim hanya membebankan 1,20% dalam biaya FX. Proses tersebut setelah melewati pajak, pertukaran, dan biaya peraturan–tanpa menyembunyikan biaya lain. Selain itu, semua proses transaksi akan dilewatkan Kliring Berjangka Indonesia sesuai regulasi.

Semua perdagangan yang dilakukan di Gotrade Indonesia dilakukan berdasarkan kontrak antara pengguna dan Valbury. Berikutnya Valbury akan memasukkan transaksi ke Alpaca dan semua kontrak diklaim didukung oleh saham asli di Amerika Serikat. Untuk setiap lembar atau fraksi saham yang dipegang pengguna di Gotrade Indonesia, akan ada saham yang bersesuaian yang dipegang Valbury di Alpaca.

Di tahap awal, pengguna bisa bertransaksi di 50 saham perusahaan melalui Gotrade Indonesia. Ke depannya Gotrade berharap bisa memudahkan transaksi untuk semua yang saham yang sudah dikelolanya, layakanya di platform Gotrade Global.

Pendanaan awal

Gotrade didirikan tahun 2019 lalu oleh David Grant, Norman Wanto, dan Rohit Mulani. Mereka juga tengah bergabung dalam program akselerator Y Combinator [YC menjadi salah satu investor tahap awalnya]. Tahun lalu mereka telah mengumpulkan $7 juta atau setara 101 miliar Rupiah pendanaan dalam putaran awal yang dipimpin oleh LocalGlobe. Turut terlibat Social Leverage, Picus Capital, dan Raptor Group, serta angel investor yang terkait dari petinggi GoCardless, Skyscanner, Morgan Stanley, Deutsche Bank, dan Rapyd.

Di putaran tersebut, Co-Founder & CEO Gojek Kevin Aluwi turut serta menjadi angel investor. Sejumlah pemodal ventura lokal juga terlibat di dalamnya, di antaranya Amand Ventures, Prasetia Dwidharma, dan Brama One Ventures. Yang terakhir adalah pemodal ventura berbasis di Surabaya yang telah berinvestasi di sejumlah startup, termasuk Ayoconnect, Halodoc, NalaGenetics, dan lain-lain.

Gotrade hadir menawarkan kemudahan untuk melakukan trading saham dari bursa Amerika Serikat. Saat ini layanan tersebut juga sudah bisa diakses oleh pengguna di Indonesia secara terbatas.

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak dan Ashmore Dirikan “Buka Investasi Digital”, Jadi Induk Unit Bisnis Bidang Investasi

PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk mengumumkan telah mendirikan PT Buka Investasi Digital (BID). Ini merupakan sebuah join venture yang dilakukan bersama PT Bukalapak.com Tbk. Aksi strategis ini ditandai dengan penyetoran modal dalam bentuk lainnya (inbreg), yakni berupa pengalihan saham milik Ashmore dari PT Buka Investasi Bersama (BIB).

Sebelum mendirikan BID, Bukalapak dan Ashmore telah menjalin kerja sama strategis mengembangkan aplikasi investasi BMoney melalui pendirian BIB. Ashmore mengakuisisi 20% saham BIB dari Bukalapak. Nantinya BIB akan berada di bawah naungan BID, menjadi salah satu platform investasi dari hasil kerja sama kedua perseroan. Target layanan wealth management BID tidak hanya ke investor ritel, melainkan ke institusi juga.

Strategi penguatan bisnis ini dilakukan menyusul potensi platform investasi yang makin banyak diminati masyarakat. Menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor reksa dana per Februari 2022 adalah 7,44 juta nasabah, sementara untuk saham jumlahnya 8,1 investor. Kenaikan bulanan rata-rata 3,05%. Sementara untuk aset lain, misalnya kripto, peminatnya juga tidak sedikit. Tercatat ada 12,4 juta investor di instrumen investasi tersebut.

Strategi akuisisi dan ekspansi Bukalapak

Setelah melakukan IPO pada akhir tahun 2021 lalu, Bukalapak terus melakukan langkah strategis untuk memperbesar pertumbuhan perusahaan. Salah satunya adalah memperluas tim di Korea Selatan, dengan menunjuk Kim Juhee sebagai Country Manager. Kim dan timnya bertugas membantu analisis tren dan inovasi yang dapat diadopsi perusahaan ke depannya. Langkah Bukalapak selaras dengan aksi korporasi yang sudah diumumkan sebelumnya dalam rangka memperluas bisnis di luar Mitra Bukalapak.

Baru-baru ini mereka juga telah mengakuisisi startup edtech Bolu (PT Belajar Tumbuh Berbagi) senilai $1 juta (lebih dari 14,3 miliar Rupiah). Bukalapak mengambil sepenuhnya 11.340 saham melalui PT Kolaborasi Kreasi Investa (KKI) dan PT Bina Unggul Kencana (BUK), dan telah rampung sejak 11 Januari 2022. Bolu adalah startup edtech yang sudah berdiri sejak 2018 oleh Sandi Pratama dan Deka Adrai. Bolu fokus sebagai komunitas dan tempat belajar online untuk pengembangan bisnis rumahan.

Selain Bolu, Bukalapak telah mengumumkan serangkaian aksi akusisi. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, di antaranya adalah PT Onstock Solusi Indonesia, PT Ayo Tech Indonesia, PT Kokatto Teknologi Global, Five Jack Co. Ltd dan PT Cloud Hosting Indonesia.

Application Information Will Show Up Here