Patrick Walujo Didapuk Sebagai Direktur Utama GoTo yang Baru

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) mengumumkan Sugito Walujo atau lebih dikenal sebagai Patrick Walujo sebagai calon Direktur Utama perseroan menyusul pencalonan Andre Soelistyo sebagai Komisaris dan Deputy Chairman.

Agenda pencalonan akan disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 30 Juni 2023 terkait perubahan komposisi Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan.

GoTo menyampaikan bahwa Andre Soelistyo akan mengundurkan diri dari posisinya sebagai Direktur Utama GoTo. Selain Patrick, perseroan juga mengumumkan Thomas Husted sebagai calon Wakil Direktur Utama GoTo.

Lewat peran barunya, Andre akan mengawasi dan memberi arahan strategis menuju EBITDA disesuaikan positif yang ditargetkan terealisasi akhir 2023, serta pertumbuhan jangka panjang.

Komisaris Grup GoTo Patrick Walujo mengungkap, dalam beberapa bulan terakhir, Dewan Komisaris terus berkoordinasi erat dengan manajemen GoTo untuk memastikan pelaksanaan strategi mencapai target profitabilitas.

“Sebagai salah satu investor pertama Gojek dan Komisaris GoTo, saya selalu memiliki kepercayaan besar terhadap perseroan. Apabila nominasi saya disetujui oleh pemegang saham dalam RUPST mendatang, saya akan berdedikasi penuh kepada GoTo dan bekerja sama dengan jajaran direksi lainnya untuk mendorong kemajuan unit bisnis, mengoptimalisasi strategi menuju target profitabilitas, serta memperkokoh landasan pertumbuhan jangka panjang.”

Lebih lanjut, Patrick memiliki pengalaman mendalam mengenai GoTo dan ekosistemnya, termasuk lanskap investasi dan sektor teknologi di Indonesia dan global. Pemahaman Patrick telah dibangun sejak awal perjalanannya saat menjadi investor pertama di Gojek.

Selain itu, Thomas Husted yang juga veteran Gojek, akan mengemban tugas sebagai Chief Operating Officer (COO). Thomas sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan Gojek pada periode 2017-2021, dan memegang peranan penting dalam penggabungan Gojek dan Tokopedia.

Peran baru

Sementara, Co-Founder dan Direktur Utama GoTo Andre Soelistyo menyampaikan bahwa GoTo berupaya memprioritaskan pertumbuhan para pemimpin agar dapat dapat beralih dari kepemimpinan para pendiri menuju kepemimpinan oleh profesional dalam jangka panjang.

“Pencapaian GoTo hingga saat ini merupakan hasil kerja keras banyak pihak, termasuk para pemimpin kelas dunia yang kini menjalankan bisnis GoTo. Saya percaya sekarang adalah waktu yang tepat bagi para pemimpin, termasuk para presiden unit bisnis kami, Catherine, Hans, dan Melissa, untuk membawa GoTo melangkah maju,” tutur Andre dalam keterangan resmi.

Ia meyakini GoTo akan menjadi katalis perubahan positif dan mempertahankan nilai-nilai untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan membawa kemajuan dalam ekosistem, termasuk  mitra pengemudi, pedagang dan konsumen.

Merangkum perjalanannya, Andre menjabat sebagai Presiden Gojek pada 2015. Ia kemudian ditunjuk sebagai co-CEO Gojek pada 2019. Usai Gojek dan Tokopedia resmi melebur pada 2021, ia kembali ditunjuk sebagai Direktur Utama Grup GoTo.

Andre juga disebut sebagai penggagas Program Saham Gotong Royong, yang memberikan kesempatan kepada mitra pengemudi, pedagang dan konsumen, serta karyawan, untuk turut berperan serta dalam IPO GoTo.

Selain pencalonan direksi, GoTo juga mengajukan pengalihan tugas dan wewenang Dewan Komisaris dalam RUPST ini, yaitu Agus D. W. Martowardojo menjadi Komisaris Utama dan Garibaldi Thohir menjadi Komisaris.

Bukalapak Kucurkan 110 Miliar Rupiah untuk Investasi Startup Tahap Awal Lewat 500 Southeast Asia

PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) mengucurkan dana $7,5 juta (sekitar 110 miliar Rupiah) untuk berinvestasi di startup tahap awal. Aksi korporasi ini diteken Bukalapak pada 23 April 2023 lewat perjanjian penyertaan modal (subscription agreement) untuk menjadi Limited Partner (LP) dengan 500 Southeast Asia III, LP.

Berdasarkan keterangan resmi di Bursa Efek Indonesia (BEI), kemitraan terbatas ini bertujuan untuk menyalurkan investasi di startup pra-awal (pre-seed) hingga tahap awal (early stage) di dan dengan memiliki ekuitas dan/atau sekuritas yang berorientasi ekuitas dari perusahaan swasta yang beroperasi secara langsung atau tidak langsung di Asia Tenggara.

“[Perusahaan swasta] terutama yang berfokus pada teknologi informasi, komunikasi, internet, medis, dan bidang deep technology,” tulis Direktur dan Corporate Secretary Bukalapak Teddy Oetomo pada 3 Mei 2023.

Sebagai informasi, 500 Southeast Asia III LP adalah perusahaan modal ventura di bawah naungan 500 Southeast Asia. Sejauh ini, 500 Southeast Asia tercatat telah berinvestasi di lebih dari 270 perusahaan, termasuk Bukalapak, FinAccel (induk Kredivo), Carousell, dan Grab.

Aksi korporasi lainnya

Di sepanjang 2022, Bukalapak menggencarkan berbagai aksi korporasi untuk menunjang pertumbuhan kinerjanya. Keterlibatannya sebagai jajaran investor di AlloBank mulai mengecap hasil, di mana Bukalapak telah mengantongi laba laba nilai investasi market-to-market dari bank digital tersebut berdasarkan laporan keuangan tahun 2022.

Bukalapak melakukan akuisisi beberapa perusahaan antara lain situs pembanding harga asal Malaysia iPrice, startup edtech Bolu, termasuk brand SmartSari untuk melancarkan ekspansinya di Filipina.

Berdasarkan kinerja keuangan kuartal I 2023, Bukalapak mengalami rugi bersih sebesar Rp1 triliun dari capaian laba sebesar Rp14,5 triliun pada periode sama tahun lalu. Pendapatannya naik sebesar 28% menjadi Rp1 triliun yang utamanya disumbang dari lini bisnis Mitra (Rp513,7 miliar), diikuti Marketplace (Rp484,4 miliar), dan BukaPengadaan (Rp7,79 miliar).

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Cetak Rugi Bersih Rp1 Triliun di Q1 2023

PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp1 triliun pada Q1 2023. Kerugian ini berbanding terbalik dari capaian laba sebesar Rp14,5 triliun pada periode sama tahun lalu yang dikarenakan laba investasinya di PT Allo Bank Tbk (IDX: BBHI).

Tertulis dalam keterangan resminya, Bukalapak mengantongi pertumbuhan pendapatan sebesar 28% menjadi Rp1 triliun dibandingkan kuartal I 2022 sekitar Rp788 miliar. Dari total pendapatan Bukalapak, lini bisnis Mitra mencetak kontribusi terbesar dengan Rp513,7 miliar, diikuti lini Marketplace Rp484,4 miliar, dan BukaPengadaan Rp7,79 miliar.

Selanjutnya, Bukalapak mencetak adjusted EBITDA minus Rp209 miliar dengan rasio adjusted EBITDA terhadap TPV naik menjadi -0,5% dari -1,1%. Total Processing Value (TPV) Rp40,5 triliun atau tumbuh 19% secara tahunan (YoY), didorong oleh pertumbuhan lini Marketplace dan specialty verticals.

Wilayah di luar kota tier 1 menyumbang 72% dari total TPV Bukalapak, yang diklaim dapat tercapai berkat penetrasi all-commerce serta digitalisasi warung dan toko ritel tradisional.

Kemudian, TPV dari lini Mitra naik 9% menjadi Rp18,7 triliun yang didorong oleh ekspansi varian produk dengan pertumbuhan YoY masing-masing 10% untuk produk fisik serta 8% untuk produk virtual dan finansial. Per akhir Maret 2023, jumlah Mitra Bukalapak naik menjadi 16,8 juta dari 16,1 juta per akhir Desember 2022.

“Perseroan fokus pada strateginya untuk mencapai pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan, diiringi dengan pengelolaan beban yang baik. Pada kuartal pertama I 2023, rasio beban umum dan administrasi (tidak termasuk kompensasi berbasis saham) terhadap TPV membaik menjadi -0.8% dari -1.0% pada periode sama tahun lalu,” tulis manajemen Bukalapak.

Per akhir Maret 2023, posisi kas perusahaan sebesar Rp20,3 triliun, sudah termasuk investasi lancar, seperti obligasi pemerintah dan reksa dana.

Diversifikasi dan ekspansi

Setelah berinvestasi di bank digital Allo Bank, sejak tahun lalu Bukalapak kembali gencar melakukan diversifikasi ke vertikal lain dan ekspansi regional. Di lini bisnis Mitra, Bukalapak dilaporkan telah beroperasi di Filipina lewat platform SmartSari yang dicaplok sejak April 2022.

Melalui platform SmartSari, Bukalapak berupaya mendorong digitalisasi warung di Filipina mengingat kondisi pasar dan potensinya cukup serupa dengan Indonesia. Berdasarkan data Philippine Statistics Authority (PSA) di 2021, terdapat 1 juta pelaku bisnis yang tercatat resmi, di mana sebesar 99,58% adalah UMKM dan sisanya 0,42% adalah perusahaan skala besar.

Di lini Marketplace, Bukalapak juga mulai memperlebar vertikal layanan untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan pengguna dalam satu aplikasi. Setelah layanan jual-beli bahan konstruksi BukaBangunan, Bukalapak juga masuk ke segmen car marketplace dan proptech lewat BukaRumah, BukaJualMotor, dan BukaJualMobil.

Application Information Will Show Up Here

Dampak Efisiensi, GOTO Dapatkan Tren Kinerja Positif di Q1 2023

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) belum lama ini mengumumkan kinerja perusahaan pada kuartal pertama tahun 2023. Laporan ini menunjukkan bahwa strategi efisiensi yang digunakan perusahaan cukup efektif untuk menekan kerugian serta meningkatkan pertumbuhan EBITDA yang disesuaikan. Capaian ini tidak lepas dari kontribusi bisnis on-demand dan e-commerce.

Pada tanggal 31 Maret 2023 dan 31 Desember 2022, perseroan mencatat total akumulasi rugi masing-masing sebesar Rp122,3 triliun  dan Rp118,4 triliun. Secara spesifik, rugi bersih untuk periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2023 mencapai Rp3,9 triliun, angka ini menyusut 41% dibandingkan dengan Rp6,6 triliun pada periode yang sama tahun 2022.

Di awal tahun ini, Grup GOTO juga sempat menerbitkan panduan baru yang menyatakan fokus perseroan untuk mencapai EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal keempat 2023. Pada kuartal pertama ini, Grup GOTO berhasil meningkatkan EBITDA yang disesuaikan sebesar 67% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dan 49% dibandingkan kuartal sebelumnya.

Direktur Utama Grup GOTO Andre Soelistyo menegaskan bahwa perseroan telah berada pada pertengahan jalan menuju target EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal keempat dan terus melangkah menuju profitabilitas. Percepatan linimasa ini akan didorong oleh optimisasi pendapatan, manajemen biaya dan pertumbuhan produk dalam ekosistem.

Pada kuartal pertama 2023, perseroan terus mengoptimalkan monetisasi dan mengurangi biaya di seluruh organisasi. Pendapatan kotor tumbuh 14% YoY menjadi Rp6 triliun, sedangkan insentif dan biaya pemasaran produk turun sebesar Rp2,6 triliun atau 39% YoY. Marjin kontribusi grup berbalik positif sebesar 0,4% dari GTV3, meningkat 224 bps YoY mencapai Rp 636 miliar.

CFO Grup GOTO Jacky Lo mengungkapkan, “Peningkatan pertumbuhan pendapatan dan rasionalisasi insentif telah membuat marjin kontribusi Grup menjadi positif pada kuartal pertama — tonggak penting bagi perusahaan, karena kami berupaya mendorong profitabilitas dalam unit bisnis.”

Manajemen struktur biaya tetap yang ketat juga disinyalir mendorong hasil yang menguntungkan, secara signifikan mengurangi basis OpEx dan mengurangi pembakaran uang tunai. “Ke depannya, mempertahankan disiplin biaya merupakan inti dari strategi jangka panjang kami, karena basis biaya yang lebih rendah akan memberi kami fleksibilitas tambahan untuk mengalokasikan modal untuk percepatan pertumbuhan di masa depan.” ungkap Lo.

Kinerja positif ini diikuti harga saham GOTO yang perlahan mulai kembali menanjak setelah anjlok hingga di bawah Rp100 per saham.

Dampak efisiensi

Dalam laporan ini, perseroan juga mengaku telah mengimplementasikan tindakan untuk mengendalikan biaya grup secara ketat serta meningkatkan ketelitian  dalam memastikan bahwa setiap unit bisnis dalam ekosistem dapat memberikan kontribusi optimal. Di akhir tahun 2022 lalu, Grup GOTO mengumumkan PHK pada 12% atau sekitar 1300 orang karyawannya.

Secara periodik, perseroan disebut telah meninjau efisiensi organisasi dengan tujuan untuk mengonsolidasi sejumlah fungsi bisnis pendukung dan menurunkan skala bisnis non-inti. Selain itu juga terus menurunkan insentif dan membuatnya lebih terarah dengan berfokus kepada segmen konsumen yang berkualitas tinggi.

Pada saat yang bersamaan, Grup GOTO juga berupaya mendorong inovasi produk untuk memberikan nilai tambahan kepada para pelanggannya. Sebagai contoh, dengan meningkatkan teknologi pemasaran untuk mengarahkan pedagang kepada segmen konsumen yang lebih relevan.

Sebagai tambahan, Grup GOTO juga menawarkan produk pembiayaan yang memberikan penyertaan finansial kepada pelanggan yang tidak memiliki akses kredit. Layanan-layanan tersebut memungkinkan perseroan untuk meningkatkan produktivitas dan menumbuhkan monetisasi.

Total pendapatan bersih Grup GOTO yang terkonsolidasi dari segmen operasional mencapai Rp1,49 triliun. Empat segmen yang memiliki kontribusi paling besar adalah bisnis on demand, e-commerce, logistik dan teknologi finansial.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Blibli Alami Rugi Bersih Rp878 Miliar di Kuartal Pertama 2023

PT Global Digital Niaga Tbk (IDX: BELI) atau Blibli baru saja merilis hasil kinerja keuangan periode kuartal pertama tahun 2023. Blibli mengalami kerugian bersih sebesar Rp878 miliar, tetapi menyusut 17,8% dari Rp1,06 triliun di kuartal I 2022. Perseroan mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 20,88% menjadi Rp3,82 triliun dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp3,16 triliun.

Total Processing Value (TPV) tumbuh sebesar 78% menjadi Rp17.915 miliar pada kuartal 1 2023 dari Rp10.053 miliar pada kuartal 1 2022. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan kinerja di sebagian besar segmen bisnis, terutama dengan pemulihan bisnis perjalanan daring di Indonesia dan permintaan dari kategori produk digital & lainnya. Keduanya berdampak positif pada TPV Ritel 3P, yang bertumbuh sebesar 136% pada kuartal 1 2023.

Pertumbuhan TPV dan pendapatan neto perseroan juga didukung oleh pertumbuhan secara organik, terlihat dari kenaikan jumlah transacting users dari 1,6 juta pengguna menjadi 1,9 juta pengguna. Average Order Value (AOV) juga naik sebesar 95% menjadi Rp1.643.425 pada kuartal I 2023 dari periode sama tahun lalu yang sekitarRp842.245.

Selain itu, Blibli juga mencatat peningkatan kualitas pengguna tercermin dari kenaikan jumlah belanja per pengguna di bisnis ritel dan institusi, masing-masing sebesar 71% dan 7% pada kuartal I 2023 (YoY). Hal ini membuat Perseroan mencatatkan marjin laba bruto konsolidasi yang lebih baik dari 9,5% menjadi 15,1% di periode tersebut.

Pertumbuhan positif ini dapat dikaitkan dengan fokus perusahaan pada pengalaman pelanggan, inovasi, dan kemitraan dengan bisnis lokal. Terlepas dari tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19, Blibli berupaya untuk terus berkembang dan memperluas bisnisnya. Perusahaan mengklaim mampu beradaptasi dengan kondisi saat ini, memanfaatkan kemampuan teknologi dan logistiknya untuk memenuhi perubahan kebutuhan pelanggannya.

Aset perseroan sampai dengan 31 Maret 2023 tercatat sebesar Rp13,88 triliun, turun dibandingkantahun lalu sebesar Rp14,08 triliun. Liabilitas naik menjadi Rp4,28 triliun dari Rp 3,59 triliun pada akhir tahun lalu. sedangkan ekuitas hingga 31 Maret 2023 susut menjadi Rp9,6 triliun dari Rp10,48 triliun per Desember 2022.

Fokus bisnis 2023

Pada tahun 2022, strategi omnichannel dan gaya hidup terintegrasi dijalankan dengan memperkuat sinergi bisnis pada tiga platform utama, yakni Blibli, tiket.com, dan Ranch Market. Penguatan kemitraan dengan brand principal juga terus dilakukan, termasuk dengan global leading brands, seperti Apple dan Samsung. Selain itu, Blibli juga terus berinvestasi pada sektor B2B untuk memperkuat kepemimpinan di segmen institusi.

Pada akhir 2022, Blibli telah mengembangkan infrastruktur logistik dan rantai pasoknya melalui 15 warehouse di lebih dari 30 pusat distribusi, dan didukung layanan 1PL serta bekerja sama dengan lebih dari 20 mitra 3PL, sehingga saat ini Perseroan mampu mengirimkan produk kepada konsumen akhir dengan layanan pengiriman 2-Jam Sampai (2-hour delivery) untuk lebih dari 300.000 SKUs ke lebih dari 40 kota di seluruh Indonesia.

Tahun 2023 ini, perseroan akan berfokus untuk mengembangkan dan memperkuat berbagai sinergi potensial di dalam ekosistem untuk mendorong penjualan silang (cross-selling) antar platform, serta memperkuat strategi omnichannel melalui ekspansi toko-toko fisik yang lebih luas lagi.

“Meskipun tidak kebal terhadap iklim pasar di mana bisnis kami beroperasi, kami memulai tahun 2023 dengan optimisme untuk dapat mengatasi semua tantangan di depan dan memiliki keyakinan penuh dalam mencapai pertumbuhan yang lebih baik secara berkelanjutan, dan pada akhirnya membawa kami lebih dekat ke profitabilitas,” kata Co-Founder dan CEO Blibli Kusumo Martanto dalam keterangan resminya.

GOTO Dirumorkan Batal Terbitkan Convertible Notes Senilai 7 Triliun Rupiah

Grup GOTO dirumorkan membatalkan kesepakatan untuk mengumpulkan dana segar melalui penerbitan obligasi konversi senilai $500 juta (lebih dari 7 triliun Rupiah). Menurut sumber Bloomberg, GOTO meninggalkan kesepakatan tersebut selama berbulan-bulan karena memfokuskan perhatiannya untuk mencapai target profitabilitas.

Sumber juga menyampaikan, sebelumnya target dana yang diincar GOTO adalah $1 miliar namun diturunkan hingga setengahnya, hingga akhirnya membatalkan pembicaraan tersebut dengan calon investor. Nama-nama investor yang telah aktif berdiskusi dengan GOTO, di antaranya BlackRock, PAG, dan IFC.

“Penyedia transportasi dan e-commerce Indonesia tersebut akhirnya memutuskan untuk tidak menjual utang karena khawatir akan mengirimkan pesan yang bertentangan kepada investor,” tulis Bloomberg.

Sebelumnya, manajemen GOTO telah memberi tahu investor bahwa kas dan setara kasnya — sebesar Rp29 triliun ($2 miliar) pada akhir 2022 — cukup untuk mencapai arus kas operasi positif tanpa tambahan dana eksternal.

Bila kabar ini benar, kesepakatan yang dibatalkan ini menandai perubahan yang tidak biasa bagi GOTO, yang sebelumnya sangat bergantung pada investasi eksternal untuk mendanai operasionalnya yang merugi.

Jalan menuju profitabilitas

Setelah menikmati dana murah selama bertahun-tahun, GOTO — dan perusahaan teknologi lainnya di Asia Tenggara, Grab Holdings Ltd. dan Sea Ltd. — menyeimbangkan efek pengambilan utang di era kenaikan suku bunga.

Pada Maret 2023, Grab mengatakan telah membayar utang $600 juta sebelum jatuh tempo pada tahun 2026, sementara Sea membeli kembali sekitar $800 juta convertible senior yang jatuh tempo pada tahun 2026.

Seperti rekan-rekan regionalnya, GOTO mencoba meyakinkan investor tentang potensi keuntungannya setelah sahamnya kehilangan lebih dari 70% sejak penawaran umum perdana di Indonesia pada 2022 lalu.

Dalam rangka mengurangi pengeluaran, perusahaan memangkas 600 karyawan pada Maret 2023, menambah 1.300 posisi yang dihentikan pada 2022. Pengurangan tersebut membantu menurunkan biaya tetap bulanan sekitar 20% pada bulan Januari dan Februari 2023, dan memangkas pengeluaran pemasaran. Pada Februari 2023, GOTO memajukan target profitabilitasnya setahun, jadi akhir 2023 ini.

Sebelumnya, Direktur Utama Grup GoTo Andre Soelistyo menyampaikan target ini akan membawa perseroan semakin mendekati arus kas operasional positif. Hal ini merupakan hasil dari rencana strategis GOTO, meliputi optimisasi pendapatan (revenue optimization), pengelolaan beban usaha (cost management), serta pengembangan produk dan layanan berbasis ekosistem terintegrasi (ecosystem product growth).

“Perseroan harus menempuh langkah baru yang memprioritaskan profitabilitas secara berkesinambungan di atas pertumbuhan pesat. Hal ini dicapai dengan terus melakukan inovasi produk yang memastikan terciptanya nilai jangka panjang bagi GoTo dan para pemangku kepentingan,” katanya dalam keterangan pers.

Kinerja keuangan GOTO di 2022

Mengutip dari laporan keuangan perusahaan secara full year 2022, rugi bersih GOTO tembus Rp40,4 triliun, naik hingga 56% secara tahunan dari sebelumnya Rp25,9 triliun. Dari sisi GTV tumbuh 33% menjadi Rp613 triliun, menghasilkan kenaikan pendapatan bruto sebesar 35% menjadi Rp22,93 triliun.

Dijabarkan lebih lanjut, ada tiga alasan mengapa pertumbuhan pendapatan malah menghasilkan kenaikan rugi bersih:

1. Kerugian akibat penurunan nilai goodwill

Dalam laporan keuangan disebutkan kerugian akibat penurunan nilai goodwill sebanyak Rp11 triliun. Beban ini tidak muncul dalam kinerja GOTO pada 2021 dan baru muncul pada kinerja 2022. Nilai goodwill ini merupakan hasil dari bergabungnya Gojek dan Tokopedia pada 2021. Hasil dari penggabungan tersebut menghasilkan selisih angka yang mencerminkan nilai wajar dan nilai pasar perusahaan pada saat itu.

2. Adjusted EBITDA tumbuh positif

GOTO mencatatkan adjusted EBITDA minus Rp3,21 triliun pada, lebih baik hingga 52% dari sebelumnya minus Rp6,5 triliun. Bila dirunut tiap kuartal, adjusted EBITDA GOTO terus membaik. Beberapa riset sekuritas meyakini bahwa GOTO bisa mencapai adjusted EBITDA positif sesuai dengan target dari manajemen.

3. Pendapatan tumbuh signifikan

GOTO mencatatkan nilai transaksi bruto (GTV) sebesar Rp613 triliun, atau tumbuh 33% secara tahunan. Dari GTV tersebut, pendapatan bruto yang diraih sebesar Rp22,9 triliun, tumbuh 35%. Setelah dikurangi beban promosi kepada pelanggan, pendapatan bersih mencapai Rp11,3 triliun, naik 120%.

Berikutnya, pendapatan bersih tersebut dikurangi beban pokok pendapatan serta beban penjualan dan pemasaran menghasilkan margin kontribusi sebesar minus Rp6,33 triliun, 28% lebih baik dibandingkan setahun sebelumnya yang tercatat minus Rp8,879 triliun.

Minus dari margin kontribusi terendah terjadi pada kuartal IV-2022 dengan nilai hanya minus Rp600 miliar atau Rp0,6 triliun. Dengan demikian GOTO semakin mendekati margin kontribusi positif yang ditargetkan tercapai pada kuartal IV 2023.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Equinix dan Astra Bentuk Usaha Patungan untuk Percepat Transformasi Digital

Perusahaan infrastruktur digital Equinix (Nasdaq: EQIX) dan PT Astra International Tbk (IDX: ASII) mengumumkan pembentukan usaha patungan dengan tujuan mengembangkan infrastruktur digital demi mempercepat transformasi digital di Indonesia. Perusahaan patungan ini dibentuk dengan kepemilikan modal saham 75% Equinix dan 25% Astra.

Dengan menggabungkan keahlian infrastruktur digital berskala global milik Equinix dan pengalaman luas Astra di Indonesia, perusahaan patungan ini diharapkan bisa membantu baik perusahaan dalam negeri maupun multinasional di Indonesia untuk mengembangkan kapabilitas digital mereka. Hal ini dapat memanfaatkan teknologi baru seperti hybrid multicloud, 5G, Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan lainnya.

Pada tahap awal, perusahaan anyar ini rencanannya akan mengembangkan dan mengoperasikan sebuah pusat data Internasional Business Exchange (IBX) di Jakarta bernama JK1, lalu dilanjutkan dengan ekspansi secara nasional. Pusat data IBX JK1 ini terdiri dari delapan lantai dan direncanakan mulai beroperasi pada semester kedua tahun 2024.

Rencananya, pusat data ini akan menyediakan lebih dari 1.600 kabinet dan ruang colocation seluas lebih dari 5.300 meter persegi setelah sepenuhnya terbangun. Berlokasi di pusat bisnis Jakarta dan dekat dengan internet exchange utama, JK1 akan membantu perusahaan di Indonesia untuk mencapai kinerja yang optimal melalui infrastruktur digital dan ekosistem yang dinamis.

Di samping itu, JK1 juga akan memasukkan konsep sustainability ke dalam desainnya dengan memanfaatkan teknologi inovatif seperti cooling array Equinix dalam mendukung target komersial dan lingkungan perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Equinix sendiri merupakan perusahaan pertama di industri pusat data yang menetapkan target 100% energi terbarukan dan berkomitmen untuk mencapai netralitas iklim pada tahun 2030, didukung oleh short-term science-based targets yang telah disetujui. Hal ini juga sejalan dengan Astra 2030 Sustainability Aspirations.

Presiden Equinix Asia Pasific Jeremy Deutsch mengungkapkan bahwa, “perusahaan patungan ini memanfaatkan potensi digital yang terus meningkat dan mencerminkan keberlanjutan komitmen Equinix dalam melayani masyarakat Indonesia dengan kapasitas skala besar untuk memenuhi kebutuhan komputasi, penyimpanan, dan edge data center.”

Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro yang mengungkapkan bahwa kolaborasi ini didasarkan pada pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dan fokus Astra dalam mempercepat transformasi digitalnya.

“Dengan penyediaan layanan data center komprehensif, semakin terintegrasi, modern, mudah diakses, dan dijalankan dengan semangat dan prinsip keberlanjutan, kami berharap perusahaan patungan ini akan memperkuat infrastruktur pusat data dan membantu para pelaku bisnis di Indonesia,” ujarnya.

Pasar pusat data di Indonesia

Indonesia menjadi salah satu pasar layanan pusat data colocation yang menjanjikan di Asia Tenggara. Dengan ragam inisiatif terkait transformasi digital, kebijakan pemerintah yang mendukung adopsi teknologi digital, dan peningkatan konektivitas dan infrastruktur jaringan negara, pasar ini diperkirakan akan terus tumbuh.

Salah satunya adalah program pemerintah Indonesia yang menargetkan setidaknya 30 juta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk dapat go digital pada tahun 2024Selain itu, program transformasi digital nasional Indonesia juga telah menciptakan sebuah kerangka pembangunan ekonomi dan kebutuhan atas infrastruktur digital.

Berdasarkan laporan Uncover 2022: Southeast Asia Cloud Economy yang dipublikasi oleh Twimbit, pasar colocation Indonesia diperkirakan bernilai USD1,2 miliar pada tahun 2027. Dengan permintaan ritel yang signifikan untuk colocation, ditambah dengan meningkatnya aktivitas hyperscale, Indonesia diharapkan dapat menjadi pasar colocation ASEAN terbesar pada 2027.

Pertumbuhan pasar colocation di Asia Tenggara. Sumber: Twimbit

 

 

 

 

 

 

 

Tidak dapat dimungkiri bahwa Singapura menjadi negara yang memiliki pasar paling matang di Asia Tenggara, namun dari sisi CAGR, Indonesia hampir menggandakan CAGR Singapura dalam periode 2019-2022. Kematangan adopsi cloud di Singapura dapat berarti pasar akan segera mencapai puncaknya, tetapi negara-negara tetangga siap untuk pertumbuhan eksponensial.

Di Indonesia sendiri, setidaknya telah ada 62 pusat data di Indonesia pada 2020. Sebanyak 36% atau 22 pusat data tersebut dimiliki asing, dengan 11 pusat data dimiliki oleh Singapura. Singapura sendiri menjadi negara dengan jumlah pusat data terbanyak, yaitu 100 pusat data di periode yang sama.

Pada November 2022 lalu, pemerintah juga sudah memulai pembangunan Pusat Data Nasional (PDN) di kawasan Deltamas, Cikarang, Jawa Barat. Kapasitas pusat data yang akan dibangun memiliki prosesor 25.000 core, dengan penyimpanan 40petabyte dan memori 200terabyte.

Anak usaha Astra Internasional, Astra Graphia pada November lalu juga telah mengumumkan rencananya untuk memperkuat bisnis pusat data di Indonesia. Perusahaan juga telah memiliki data center sendiri. Namun, saat ini masih digunakan untuk kebutuhan komersil yang diprioritaskan guna mendukung kinerja perusahaan seperti memberikan solusi cloud bagi pelanggan.

IndiHome Dilebur ke Telkomsel, Valuasinya Tembus Rp58 Triliun

IndiHome, unit bisnis milik PT Telkom Indonesia Tbk (IDX: TLKM), siap dilebur ke PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) melalui penandatanganan Perjanjian Pemisahan Bersyarat (Conditional Spin-Off Agreement) pada 6 April 2023. Telkom akan menggabungkan layanan fixed broadband dan mobile broadband (selular) ke dalam satu entitas bisnis.

Aksi penggabungan IndiHome mencakup layanan internet, voice bundling (termasuk voice only dengan akses homewifi), IPTV, OTT, layanan digital, beserta seluruh pelanggannya ke Telkomsel.

“Berdasarkan Perjanjian Pemisahan Bersyarat, nilai dari segmen usaha IndiHome yang akan dipisahkan adalah sebesar Rp58,2 triliun,” demikian disampaikan VP Investor Relations Telkom Edwin Sebayang dalam keterbukaan informasi di BEI, Kamis (6/3).

Sebagai bagian dari rencana pemisahan ini, Telkom dan Telkomsel menandatangani perjanjian komersial Wholesale Agreement terkait penyediaan infrastruktur, layanan fixed broadband core, dan layanan IT system. Adapun, aksi korporasi ini telah mengantongi persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) baik Telkom dan Telkomsel.

Singapore Telecom Mobile Pte Ltd (Singtel) juga akan menambah kepemilikan sahamnya di Telkomsel sekitar 0,5 poin menjadi 30,1% dengan membayar Rp2,7 triliun. Menurut laporan Reuters, transaksi tersebut ditargetkan rampung kuartal III 2023. Saat ini, IndiHome menguasai 75,2% pangsa pasar broadband di Indonesia.

“Pelepasan unit bisnis ini dilakukan untuk mempertahankan daya saing dan keunggulan Telkom dalam menghadapi persaingan usaha di sektor telekomunikasi Indonesia. Demikian juga untuk mengakselerasi proses pemerataan layanan broadband,” tambah Edwin.

Dalam wawancara dengan DailySocial.id tahun lalu, Direktur Digital Business Telkom M. Fajrin Rasyid sebelumnya mengaku tidak tahu mengenai rencana penggabungan tersebut mengingat IndiHome berada di Direktorat Consumer, berbeda dengan Divisinya.

“Namun, the digital strategy will follow the business. Yang pasti, salah satu premisnya adalah kolaborasi produk IndiHome dan Telkomsel akan lebih baik dengan penggabungan ini,” ungkap Fajrin.

Berdasarkan kinerja Telkom per 31 Desember 2022, pengguna Telkomsel tercatat sebesar 156,8 juta pelanggan, sedangkan pengguna IndiHome berkisar 9,2 juta pelanggan.

Sinar Mas Berinvestasi ke 01Fintech untuk Dongkrak Kapabilitas Fintech Grup Perusahaan

Sinar Mas Group melalui anak usahanya, PT Sinar Mas Multiartha Tbk (IDX: SMMA) atau Sinar Mas Financial Services mengumumkan investasi dan kemitraan strategis  dengan 01Fintech, yakni sebuah private equity (PE) yang fokus pada sektor fintech di kawasan Asia Tenggara. Tidak disebutkan secara mendetail terkait investasi yang diberikan.

Disampaikan dalam keterangan resminya, Sinar Mas Financial Services akan memanfaatkan berbagai keahlian 01Fintech untuk mentransformasi visi perusahaan di sektor fintech. Di antaranya memperdalam pemahaman pasar, keahlian teknis dan operasional, serta pengalaman dalam membangun unicorn.

Ini juga merupakan kerja sama terbaru dari sejumlah kemitraan strategis yang diumumkan perusahaan untuk mendongkrak kapabilitas fintech di Sinar Mas Group.

SMMA adalah anak usaha konglomerasi Sinar Mas Group yang memiliki portofolio layanan keuangan dan teknologi yang luas pada lebih dari 25 juta pengguna harian, mulai dari asuransi, sekuritas, perbankan, capital market, web3, hingga fintech.

President Commissioner SMMA Indra Widjaja mengungkapkan, “01Fintech punya rekam jejak yang terbukti dapat mengidentifikasi dan membina fintech potensial di Asia Tenggara. Kami yakin keahlian dan pendampingan 01Fintech akan berperan penting membangun ekosistem fintech untuk menciptakan kolaborasi yang seamless dan mengonsolidasikan sumber daya yang lebih baik. Kami antusias kemitraan ini membawa perubahan positif dalam industri dan ekosistem digital Indonesia yang lebih luas.”

01Fintech didirikan  Founder & Managing Partner Kenny Man yang didukung dengan pengalaman kuat membangun fintech mencapai status unicorn di kawasan tersebut, serta perannya sebagai advisor.

“Kami berkomitmen membantu SMMA mencapai tujuan transformasi digitalnya dan membawa sinergi lebih besar ke Sinar Mas Group. Tugas kami dalam membina fintech potensial akan terus berlanjut, terutama dengan investasi tambahan dari SMMA. Kami harap kemitraan ini mendorong pertumbuhan fintech di Indonesia dan menjadi gelombang baru solusi keuangan inovatif yang akan mengubah industri ini,” kata Man.

01Fintech mengklaim punya posisi berbeda dibandingkan PE lainnya yang disebut hanya memberikan investasi kepada startup di growth stage. Pihaknya menyebut memiliki jaringan LP global, terdiri dari CEO fintech terkemuka, pemilik usaha keluarga, hingga konglomerasi di Asia Pasifik, termasuk melakukan pendampingan strategis secara rutin, baik operasional, dan teknis kepada mitra portofolionya.

Kendaraan investasi

Sinar Mas telah memiliki sejumlah kendaraan investasi dengan ragam fokus berbeda. Salah satunya adalah Living Lab Ventures, perusahaan investasi yang punya target membangun ekosistem digital di bidang properti. Ada juga Sinar Mas Digital Ventures yang fokus memberikan pendanaan ke startup digital di berbagai area.

Sebelumnya, Sinar Mas juga telah mengumumkan Urban Gateway Fund, melibatkan sejumlah mitra pemodal ventura strategis termasuk East Ventures dan Prasetia Dwidharma, yang fokus pada startup tahap awal di bidang pengembangan tata kota.

Sementara di sektor fintech, Sinar Mas melalui SMMA juga menanamkan modalnya di platform pembayaran DANA.

Bukalapak Akuisisi Situs Pembanding Harga iPrice [UPDATED]

Bukalapak mengumumkan telah mengakuisisi seluruh saham situs pembanding harga asal Malaysia iPrice. Melalui akuisisi ini, iPrice berpeluang untuk mempercepat pertumbuhannya dengan memanfaatkan sinergi antar kedua grup.

Menurut informasi di keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI), kesepakatan ini dilakukan melalui anak usaha Bukalapak, PT Recommerce Internasional Indonesia (RII). Transaksi ini bernilai $130 ribu (Rp1,97 triliun).

Direktur Bukalapak Teddy Oetomo menyampaikan ada dua poin yang menjadi tujuan perseroan mengakuisisi iPrice:

● Untuk memperkuat usaha penjualan barang elektronik milik RII (dengan merek GOATS) agar dapat meningkatkan manfaat dan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan, terutama pada peningkatan layanan yang dapat ditawarkan kepada pelanggan. Hal ini dikarenakan iPrice memiliki kapabilitas yang terbukti kuat dalam menghadirkan komparasi produk dan harga serta potongan diskon maupun voucher, sehingga konsumen dapat memperoleh penawaran terbaik.
● Untuk memperkuat ekosistem induk usaha RII, yakni Perseroan, sebagai perusahaan platform digital dengan tujuan komersil yang berfokus pada pemberdayaan dan dukungan untuk UMKM di Indonesia.

Secara terpisah, sebelumnya dalam keterangan resmi pada Selasa (4/4), CEO Bukalapak Willix Halim menyampaikan bahwa ia telah mengenal Co-Founder iPrice David Chmelar bersama timnya selama bertahun-tahun. Akuisisi ini dinilai memunculkan kesempatan untuk bekerja sama lebih erat lagi.

“Dengan keahlian Bukalapak yang luas dalam e-commerce dan basis pengguna setia iPrice serta teknologi eksklusif, kami yakin dapat membuka potensi penuh platform ini,” ujarnya.

Menurut Willix, akuisisi iPrice dilandasi perkembangan pesat industri e-commerce di Asia Tenggara selama satu dekade terakhir. Secara vertikal, pertumbuhannya cukup besar untuk menjadi sektor spesifik. Mencermati tren ini, Bukalapak memutuskan mengalihkan fokusnya dari bersaing langsung dengan kompetitor menjadi membangun/mengakuisisi ceruk pasar untuk mempercepat pertumbuhannya. Terlebih, selama delapan tahun terakhir, iPrice telah membangun ceruk ini untuk melayani industri e-commerce.

Co-Founder iPrice Heinrich Wendel memastikan iPrice akan terus beroperasi sebagai entitas independen dengan mempertahankan posisi netralnya terhadap pengguna, dan bekerja sama dengan berbagai pedagang dan penjual.

“Kami sangat senang dapat bergabung dengan Bukalapak dan memanfaatkan sinergi grup. Kemitraan ini memungkinkan kami memperluas layanan untuk membantu lebih banyak pengguna menghemat uang di vertikal baru, seperti gaming, dan masuk ke negara baru, seperti Australia.”

Itochu dan Naver selaku investor iPrice juga menyambut baik kesepakatan tersebut. Stagnansi pada fundraising pada tahun lalu memaksa iPrice untuk mengurangi beberapa aspek bisnisnya dan mengurangi jumlah tim secara substansial. iPrice mulai mengeksplorasi cara-cara baru untuk menumbuhkan bisnis dengan biaya yang efektif. Transisinya kini dipercepat dengan dukungan grup Bukalapak di berbagai vertikal yang membuka banyak peluang baru.

Pada tahun lalu, iPrice mengklaim telah membantu lebih dari 100 juta konsumen di tujuh negara di Asia Tenggara untuk menghemat uang. Teknologi miliknya menampilkan penawaran dan diskon terbaik dari lebih dari delapan miliar penawaran di pasar yang menampilkan beragam acara penjualan dan mekanisme diskon yang sulit dinavigasi.

Bukalapak akuisisi lainnya

Aksi akuisisi startup sudah menjadi bagian dari strategi Bukalapak dalam memperbesar bisnisnya. Sebelumnya terdapat sejumlah startup yang resmi diakuisisi dan diumumkan ke publik, di antaranya:

  1. Crewdible
    Online fulfillment service
    yang memanfaatkan gudang atau ruko kosong di berbagai wilayah untuk bekerja sama sebagai mitra perusahaan.
  2. Kingkong Meats
    Platform online grocery yang menyediakan produk daging ayam, telur, makanan beku, dan bumbu dapur untuk kebutuhan masak keluarga.
  3. Bolu (Belajar Online Yuk)
    Platform edtech yang berfokus pada komunitas dan tempat belajar online untuk pengembangan bisnis rumahan.
  4. PT Onstock Solusi Indonesia
    Startup SaaS yang berfokus pada pengembangan sistem manajemen stok berbasis komputasi awan untuk membantu UMKM berbisnis lebih rapi dan serba otomatis.
  5. PT Ayo Tech Indonesia
  6. PT Kokatto Teknologi Global
  7. Five Jack Co. Ltd (induk usaha PT Five Jack yang menaungi itemku)
  8. PT Cloud Hosting Indonesia.

*) Kami menambahkan informasi terbaru dari keterbukaan di BEI