Brick Umumkan Pendanaan 122 Miliar Rupiah Dipimpin Flourish Ventures dan Antler

Startup open finance Brick mengumumkan perolehan dana tahap awal sebesar $8,5 juta atau sekitar 122 miliar Rupiah yang dipimpin oleh Flourish Ventures dan Antler. Penggalangan dana ini untuk mendukung visi memberdayakan perusahaan fintech generasi berikutnya dengan infrastruktur yang mudah diterapkan, hemat biaya, dan inklusif. Termasuk di antaranya rencana ekspansi regional, seperti Singapura dan Filipina, setelah fokus di Indonesia sejak pertama kali berdiri.

Investor lain yang turut serta dalam putaran ini, termasuk Trihill Capital, investor sebelumnya seperti Better Tomorrow Ventures dan Rally Cap Ventures, dan operator fintech terkenal termasuk Sima Gandhi (Plaid, Creative Juice), Yan Wu (Bond), Brian Ma (Divvy Homes), Ooi Hsu Ken (Iteratif), Amrish Rau (Pine Labs) dan Andrea Baronchelli (Aspire) juga berpartisipasi.

Brick didirikan pada tahun 2020 oleh Gavin Tan (CEO) dan Deepak Malhotra (CTO). Gavin adalah karyawan awal di Aspire. Deepak membangun neobank unicorn pertama untuk milenium di India sebagai salah satu pendiri dan CTO Slice.

Dalam keterangan resmi, Gavin mengatakan, Brick sedang membangun rel fintech untuk perusahaan teknologi Asia Tenggara. Pendanaan ini memungkinkan Brick untuk mempercepat pertumbuhan, menskalakan platform teknologi untuk memperluas penawaran produk, dan mendukung lebih banyak pengembang di kawasan ini untuk membangun layanan keuangan inklusif.

“Pendanaan ini juga memungkinkan kami untuk merekrut talenta lokal senior di setiap negara tempat kami beroperasi seperti Indonesia, untuk melokalisasi produk kami dan memastikan bahwa itu sejalan dengan praktik terbaik dan standar tertinggi tata kelola perusahaan yang baik dan perlindungan konsumen, terutama dalam lingkup integritas dan perlindungan data. Kepatuhan, perlindungan konsumen, dan kepercayaan konsumen adalah prioritas utama kami di Brick,” ucap Tan.

Global Investments Advisors Flourish Ventures Smita Aggarwal menyampaikan, Brick berada dalam posisi yang ideal untuk pertumbuhan, dengan tim yang hebat dan posisi kompetitif terkemuka di pasar dengan dukungan regulasi yang kuat untuk keuangan terbuka. Dia melanjutkan, untuk mengkatalisasi pertumbuhan layanan keuangan di seluruh segmen pelanggan, Asia Tenggara membutuhkan infrastruktur yang memungkinkan integrasi yang aman dan cepat untuk verifikasi identitas, penjaminan kredit, dan perencanaan keuangan bagi pelanggan.

“Kami percaya bahwa adopsi yang luas dari alat keuangan terbuka dapat mempercepat inklusi keuangan di seluruh wilayah dan memberikan dorongan yang signifikan untuk pertumbuhan ekonomi. Kami berharap dapat bekerja sama dengan Brick karena ini mendukung kebangkitan keuangan tertanam di wilayah yang sangat tidak memiliki rekening bank ini,” kata Aggarwal.

Partner Antler Teddy Himler menambahkan, pihaknya percaya pada model dan visi keuangan terbuka untuk Asia Tenggara. Dengan Brick, Antler yakin kawasan ini akan memiliki ekosistem fintech yang lebih transparan, kompetitif, dan inovatif. Sementara Eropa mengambil pendekatan yang didorong oleh peraturan, ia merasakan tarikan pasar dari fintech apps (dan pelanggannya) untuk membangun di atas infrastruktur API dasar.

“Kami percaya bahwa bank, pemerintah, dan layanan konsumen ASEAN yang paling inovatif akan merangkul keuangan terbuka sebagai cara untuk melompati pembayaran tradisional dan infrastruktur data,” kata Himler.

Selain Brick, startup open finance yang memiliki operasional di Indonesia, di antaranya Finantier, Brankas, dan Ayoconnect.

Solusi API Brick

Brick membangun Antarmuka Pemrograman Aplikasi (API) untuk fintech dan perusahaan teknologi konsumen. API ini memudahkan platform fintech populer untuk menawarkan pembayaran, kredit, investasi, dan produk asuransi kepada konsumen mereka dengan menghubungkan platform tersebut dengan sumber data hyperlocal. Misalnya, jika pengguna ingin mengambil pinjaman, teknologi Brick dapat segera menghubungkan platform dengan akun keuangan pengguna, atau mengumpulkan dompet seluler atau data pekerjaan untuk membantu memproses aplikasi pinjaman.

Teknologi ini mengotomatiskan dan mengintegrasikan proses pengumpulan data yang memakan waktu dari berbagai sumber untuk memfasilitasi transaksi keuangan. Itu berarti platform fintech dapat dengan cepat menawarkan kepada penggunanya berbagai produk keuangan yang disesuaikan dan meningkatkan akses ke keuangan pada saat mempercepat adopsi digital di seluruh Indonesia dan Asia Tenggara.

Brick kini telah melayani lebih dari 50 klien yang membayar, termasuk beberapa fintech dan konglomerat Indonesia yang tumbuh paling cepat di Indonesia seperti Sinarmas Group dan Astra Financial. Perusahaan telah mendukung lebih dari 13 juta panggilan API dan hampir 1 juta konsumen setiap bulan.

Selama enam bulan terakhir, Brick telah memperluas rangkaian API-nya untuk melayani perusahaan teknologi di Indonesia dengan lebih baik. Selain Brick Data API, perusahaan sekarang menawarkan Brick Verification dan Brick Payments. Hal ini memungkinkan rangkaian Brick API dapat mencakup kasus penggunaan yang lebih dalam dan memungkinkan pengembang untuk meluncurkan produk kelas dunia dengan satu integrasi API.

Misalnya, perjalanan pengguna end-to-end dari orientasi, penjaminan dan pencairan untuk pengguna yang ingin mengambil pinjaman, sekarang dapat diotomatisasi dengan Brick Verification, Brick Data, dan Brick Payments. Meski perusahaan saat ini fokus pada Indonesia, ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Brick berencana untuk mencakup seluruh wilayah regional, dimulai dengan ekspansi ke Singapura dan Filipina pada akhir tahun ini.

Brick melayani ekosistem teknologi yang dinamis dan berkembang pesat di Indonesia, dengan lebih dari 5.000 perusahaan teknologi yang semakin memanfaatkan fintech dalam penawaran produk mereka. Perusahaan fintech Indonesia berhasil menarik lebih dari $1 miliar penanaman investasi sepanjang 2021, naik dari $282 juta pada 2020.

Tingginya permintaan dibarengi dengan dukungan regulasi yang kuat. Penetrasi rekening bank di Indonesia masih di bawah 50% dan, untuk memenuhi target pemerintah sebesar 90% inklusi keuangan pada tahun 2024, bank sentral menerbitkan standar API perbankan terbuka yang komprehensif pada tahun 2020. Brick bekerja sama dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan Indonesia (OJK).

Penelitian menunjukkan bahwa perbankan terbuka dapat memiliki dampak ekonomi yang kuat di pasar negara berkembang, di mana hal itu dapat secara signifikan meningkatkan inklusi keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Flourish Ventures dan McKinsey & Company menunjukkan bahwa adopsi luas ekosistem data terbuka di India dapat menghasilkan peningkatan PDB sebesar empat hingga lima persen pada 2030.

Flourish percaya bahwa potensi peningkatan di Asia Tenggara dapat lebih besar lagi sejak peringkat wilayah di depan India dalam hal adopsi digital tetapi tertinggal dalam akses ke layanan keuangan tradisional yang disediakan bank.

Dapat Pendanaan dari Perusahaan Teknologi Lokal, IDN Media Kenalkan “Indonesia Creators Economy”

Diluncurkan pada tahun 2017 lalu IDN Creator Network menjadi sebuah agensi pemasaran yang bertujuan untuk menghubungkan kreator dan brand agar bisa menjalankan kampanye secara lebih efektif. Banyaknya permintaan mengenai pemasaran dengan teknik storytelling menjadi ide awal peluncuran platform tersebut, untuk memaksimalkan strategi dan penyampaian brand message dengan cara yang tepat.

Di awal debutnya, IDN Creative Network tercatat telah menggandeng lebih dari 130 top influencer Indonesia. Semuanya terbagi menjadi delapan kategori, yaitu Fashion, Beauty, Lifestyle, Parenthood, Food, Music, Travel, dan Comedy. Selama perjalanannya, mereka telah menjadi platform kreator yang telah bekerja sama dengan lebih dari 10.000 kreator dan lebih dari 300 brand.

Memasuki awal tahun 2022, setelah IDN Media menerima investasi eksternal (undisclosed) dari sebuah perusahaan teknologi ternama di Indonesia baru-baru ini, IDN Creator Network melakukan rebranding menjadi “Indonesia Creators Economy (ICE)”. Rebranding ini sengaja dilakukan oleh perusahaan yang bertujuan untuk memberikan layanan yang terpadu menyesuaikan perubahan tren.

Kepada DailySocial.id, Co-Founder & CEO IDN Media Winston Utomo mengungkapkan, dalam beberapa tahun terakhir dirinya melihat transisi desentralisasi yang masif, di mana ekonomi kreatif tidak lagi berada di tangan segelintir orang, namun lebih kepada konten kreator itu sendiri.

“Memahami perubahan tersebut, IDN Media yakin harus ada platform untuk membantu menavigasi dan memberikan kolaborasi tanpa hambatan di antara pembuat konten. Oleh karena itu, kami mendirikan ICE dengan visi untuk mendemokratisasikan Ekonomi Kreator Indonesia melalui teknologi,” kata Winston.

Secara khusus untuk tahun pertama terdapat lima layanan yang nantinya  dihadirkan oleh ICE. Di antaranya adalah content creator marketing, content creator trading, content creator representation, financial technology solutions, dan brand & product development.

Sebagai platform kreator, ICE ingin menawarkan kolaborasi antara brand dan kreator dengan sistem kerja yang lebih mudah dan efektif. ICE juga akan menawarkan sistem pembayaran dan produk finansial/keuangan untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan dalam setiap kolaborasi.

“Kami ingin ICE menjadi platform satu atap bagi para kreator. Sebuah platform all-in-one. Ini adalah komitmen kami untuk menumbuhkan ekonomi kreator di Indonesia,” kata Winston.

Pertemukan brand dan influencer

Tercatat saat ini besarnya permintaan untuk kegiatan digital marketing terutama yang memanfaatkan influencer tumbuh secara signifikan jumlahnya. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Influencer Marketing Hub, pandemi telah mempercepat pertumbuhan influencer marketing pada tahun 2020, dan jumlah ini diperkirakan akan berlanjut pada tahun 2021.

Dari hanya $1,7 miliar pada tahun 2016, influencer marketing diperkirakan telah tumbuh menjadi ukuran pasar sebesar $9,7 miliar pada tahun 2020 dan diperkirakan akan melonjak lebih jauh ke $13,8 miliar pada tahun 2021.

Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa platform yang menyediakan wadah untuk content creator, influencer, dan brand untuk memanfaatkan kegiatan pemasaran dengan konsep tersebut. Mulai dari platform seperti Partipost, AnyMind Group, Hiip, hingga Lynk.id yang bertujuan memberikan tools terpadu kepada kreator.

Perusahaan teknologi Gojek pun mengumumkan kerja sama dengan platform marketing influencer Allstars untuk permudah mitra UMKM Gojek terhubung dengan influencer melakukan kegiatan pemasaran. Allstars hadir menyediakan platform untuk menghubungkan brand dengan influencer untuk keperluan promosi di media sosial. Tidak hanya menguntungkan brand, influencer pun sebetulnya juga perlu dijembatani, terlebih bagi mereka yang baru beralih profesi.

Application Information Will Show Up Here

Kolaborasi Pemerintah dan Swasta Dukung Lahirnya Startup Berkualitas

Indonesia telah menjadi startup hub terbesar di Asia Tenggara. Bukan hanya terkait banyaknya pendanaan yang masuk, namun juga jumlah startup yang terus muncul setiap tahunnya. Meskipun sudah banyak di antara startup tersebut yang menuai sukses, namun masih ada yang belum memiliki dampak nyata.

Dalam sesi #SelasaStartup kali ini, DailySocial.id mengulas topik seputar kolaborasi regulator dan swasta dalam mewujudkan perekonomian digital di Indonesia. Bersama dengan Program Director Antler Indonesia Kanta Nandana dan Koordinator Startup Digital Kementerian Kominfo Sonny Sudaryana.

Kolaborasi pemerintah dan pihak terkait

Salah satu keberhasilan startup untuk mempercepat pertumbuhan bisnis adalah dengan menjalin kolaborasi antara startup, korporasi, dan pemerintah. Cara tersebut ternyata juga dinilai paling efektif. Bukan hanya menyediakan infrastruktur yang bisa dimanfaatkan pelaku industri, tapi juga untuk menjangkau lebih banyak pengguna di pelosok daerah yang belum tersentuh dengan teknologi.

Melalui Gerakan 1000 Startups dan Sekolah Beta yang memberikan literasi dasar mengenai startup, diharapkan bisa menjadi wadah yang bisa membantu pendiri startup mendapatkan informasi yang relevan, akses pendanaan, hingga jaringan dengan investor. Di sisi lain, Kominfo juga ingin mengatasi adanya permasalahan ketimpangan sumber daya manusia yang saat ini masih terfokus di kota-kota besar saja.

“Salah satu kolaborasi yang terlihat jelas saat ini adalah Pedulilindungi yang bisa diakses di berbagai platform. Bukan hanya aplikasi milik pemerintah saja, tapi juga startup dan perusahaan teknologi lainnya. Diharapkan kolaborasi seperti ini bisa diperluas menjadi bentuk yang berbeda,” kata Sonny.

Sementara sebagai program akselerasi startup, Antler Indonesia melihat perlu adanya dukungan dan pemahaman yang jelas antara pemain konvensional dan mereka startup digital yang ingin mendisrupsi. Sehingga adanya kolaborasi yang menguntungkan antara mereka.

Transformasi digital

Pemerintah melalui Kominfo saat ini sedang mengupayakan untuk bisa menyukseskan transformasi digital. Dalam hal ini bukan hanya fokus kepada startup saja, namun juga sektor lainnya. Pemerintah, bisnis hingga masyarakat, harus bekerja sama untuk mewujudkan transformasi digital yang merata.

Dari sisi pemerintah harus paham kebijakan apa yang akan diatur, program apa yang ingin dilancarkan dan bagaimana pemerintah bisa mencetak lebih banyak perusahaan rintisan yang berkualitas. Untuk itu penting juga bagi pemerintah untuk memberikan literasi digital, agar semua pihak baik swasta hingga pelaku UMKM bisa menjadi bagian dari transformasi digital tersebut.

“Dalam hal ini pemerintah akan memberikan resource yang relevan dan tentunya dibutuhkan oleh mereka penggiat startup. Selain itu kami juga bisa mempertemukan mereka kepada investor yang tepat dan akses langsung ke pasar, khususnya untuk wilayah yang baru terkoneksi ke digital,” kata Sonny.

Bukan hanya pendanaan yang dibutuhkan oleh pendiri startup, namun juga mentorship hingga konsultasi dengan pakar terkait untuk bisa menjadikan startup yang berkualitas. Dalam hal ini Antler Indonesia yang mulai fokus kepada startup di tanah air, berupaya untuk mempertemukan para co-founder yang relevan, demi menciptakan tim startup yang solid.

Antler Indonesia yang juga telah hadir di 17 negara dan memiliki jaringan dengan 300 perusahaan secara global, memiliki bekal pakar yang bisa menjadi mentor dan membantu pendiri startup untuk memahami lebih lanjut ide bisnis mereka, agar bisa memberikan impact dan tentunya profitable.

“Sejak awal kita berupaya untuk mengajarkan para pendiri startup masalah apa yang ingin dipecahkan. Bukan fokus kepada produk atau aplikasi, namun bagaimana ide bisnis tersebut tervalidasi dan bisa menjadi solusi terbaik untuk orang banyak,” kata Kanta.

Meskipun saat ini sudah mulai banyak modal yang masuk dari venture capital lokal hingga asing dan mulai banyaknya startup yang lahir, namun belum banyak pendiri yang memiliki kualitas yang baik. Dalam hal ini Sonny menegaskan kolaborasi pemerintah dengan pihak terkait seperti program akselerasi Antler Indonesia, bisa menjadi cara yang tepat untuk mencetak pendiri startup yang berkualitas.

“Tantangan saat ini adalah bagaimana mencari founder material yang cocok dan berkualitas. Dengan banyaknya program saat ini menurut saya bisa membantu menemukan founder yang ideal. Menjadi penting untuk mendapatkan akses ke mentor untuk membantu psikologi founder, bukan hanya pendanaan saja,” kata Sonny.

Akhir Sebuah Era, Platform Edtech Zenius Dikabarkan Akuisisi Lembaga Bimbingan Belajar Primagama

Startup edtech Zenius dikabarkan telah mengakuisisi penyedia layanan bimbel (bimbingan belajar) Primagama. Menurut sumber terpercaya, akuisisi ini melibatkan seluruh cabang lembaga kursus. Menurut data di situs Primagama, saat ini perusahaan mengoperasikan lebih dari 250 cabang di berbagai provinsi di Indonesia, melayani 4 juta siswa dengan 3 ribu pegawai. Perluasan cabang dilakukan dengan konsep waralaba.

Kami mencoba menghubungi pihak Zenius, tetapi belum mendapatkan konfirmasi resmi.

Didirikan oleh Sabda PS dan Medy Suharta, Zenius dikenal sebagai salah satu pelopor layanan bimbel online di Indonesia. Mereka memulai debut dengan bimbel offline, selanjutnya mengemas materi dalam piringan DVD, lalu sepenuhnya menjadi layanan online online. Pun demikian Primagama berdiri sejak tahun 1982. Kolaborasi keduanya memungkinkan adanya integrasi model pembelajaran online to offline atau belended learning memanfaatkan infrastruktur dan kapabilitas yang dimiliki.

Sebelumnya, sekitar awal tahun 2010an, Primagama sebenarnya juga sempat mengembangkan layanan online berjuluk “PrimagamaPlus”. Hanya saja karena pasar yang belum siap, layanan tersebut tampak kurang mendapatkan perhatian. Kala itu bimbingan belajar secara langsung (offline) masih menjadi primadona. Sekarang pun mereka juga punya aplikasi untuk penunjang pembelajaran, namun traksi yang didapat kurang maksimal.

Aksi korporasi Zenius dilakukan di tengah goncangan hebat yang dirasakan pebisnis bimbel akibat pandemi. Aturan belajar di rumah membuat kelas-kelas bimbel sepi peminat, apalagi sekarang dimudahkan layanan edtech yang bergerak secara digital.

Di sisi lain, masuknya Zenius ke Primagama berpotensi menghadirkan pengalaman pembelajaran yang lebih menarik. Apalagi saat aktivitas pembelajaran kembali normal nantinya.

Menurut survei KPAI tahun 2021, 78% siswa/i memang menginginkan pembelajaran kembali ke kelas. Ruang-ruang virtual dirasa kurang efektif. 57% siswa/i merasa kesulitan mengikuti materi pelajaran dan pratikum.

Laju pertumbuhan Zenius

Saat ini Zenius memiliki beberapa produk, yang terlaris adalah bimbel online mereka. Sepanjang tahun ajaran 2019/2020, aplikasi bimbel Zenius diakses lebih dari 20 juta pengguna. Di dalamnya berisi sekitar 100 ribu video pembelajaran dan latihan soal yang bisa diakses secara gratis. Tidak hanya itu, Zenius juga menghadirkan layanan Live Class untuk bimbingan langsung dengan guru-guru terpilih; ada juga simulasi UTBK, dan beberapa produk pembelajaran lain.

Di luar materi pembelajaran formal, ada juga Zenius Land untuk aplikasi pembelajaran anak balita. Sementara ZenPro ditujukan untuk pembelajaran kalangan profesional dengan materi yang lebih umum. Tidak hanya fokus ke siswa, Zenius juga mengembangkan ZenRu untuk platform manajemen pengajaran guru.

Awal tahun 2021, Zenius mendapatkan pendanaan putaran Pra-Seri B yang didukung sejumlah investor, termasuk Alpha JWC Ventures, Openspace Ventures, Northstar, Kinesys, dan BeeNext. Satu tahun sebelumnya mereka membukukan investasi $20 juta pada putaran Seri A. Diperkirakan saat ini Zenius sudah memiliki valuasi di atas $100 juta.

Kompetisi pasar dan proposisi nilai

Sektor edtech di Indonesia cukup berkembang pesat. Dua pemain yang saat ini mendominasi adalah Ruangguru dan Zenius – secara statistik kunjungan situs dan unduhan aplikasi Ruangguru lebih unggul. Selain itu, untuk varian sub-produk yang dimiliki keduanya juga nyaris memiliki kesamaan.

Satu hal yang selalu digaungkan Zenius adalah di sisi materi. Alih-alih mengajak peserta didik hanya menghafal, materi di Zenius mengedepankan pada pemahaman konsep fundamental dan cara berpikir kritis melalui berbagai studi kasus.

Statistik kunjungan situs Zenius dan Ruangguru / Similarweb

Di luar dari Zenius dan Ruangguru, sejumlah edtech juga terus bermanuver. Yang terbaru CoLearn baru saja membukukan pendanaan Seri A senilai 244 miliar Rupiah. Aplikasinya fokus pada pembelajaran matematika dan sains, membantu para siswa menyelesaikan berbagai PR secara mandiri. Di luar itu masih ada Pahamify, Squline, dan lain-lain.

Hadirnya Primagama di jajaran lini bisnis Zenius berpotensi menguatkan proposisi nilai jika benar-benar berhasil membungkus pengalaman belajar hybrid – ini juga bisa menjadi yang pertama di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Pendiri Indonesia Flight Marcella Einsteins Bikin Startup “Social Investtech” Cuanz

Cukup lama tidak terdengar kabarnya, pendiri Indonesia Flight Marcella Einsteins kini mendirikan startup baru bernama “Cuanz”. Startup ini tampaknya menjadi langkah perdana Marcella di sektor fintech mengingat sebelumnya ia lama berkecimpung di industri Online Travel Agent (OTA).

Sebagai pengingat, Marcella merupakan salah satu founding team (pekerja di awal pendirian) di Tiket.com pada 2012 silam. Di sana, ia sempat menduduki posisi sebagai Business Manager dan  VP Product. Di 2015, Marcella mendirikan Indonesia Flight, platform OTA baru yang memfasilitasi pemesanan pesawat untuk beragam maskapai. Indonesia Flight disebut memiliki segmen berbeda dengan Tiket.com.

Kemudian di 2017, Indonesia Flight diakuisisi oleh Blibli — sebelumnya Blibli terlebih dulu mengakuisisi Tiket.com. Pasca-akuisisi tersebut, tidak diketahui lagi bagaimana kelanjutan operasional Indonesia Flight sampai sekarang.

Hingga pada September 2021  Marcella mendirikan Cuanz dengan posisinya sebagai Co-founder. Cuanz merupakan aplikasi informasi seputar investasi yang menggabungkan konten dan kanal dari berbagai komunitas penggiat saham. Pengguna dapat mengakses informasi sesuai kebutuhan (personalized).

Social investtech

DailySocial.id mencoba menghubungi Marcella Einsteins untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai startup terbarunya. Namun, Marcella belum dapat memberikan komentar lebih dalam.

Diketahui dari laman LinkedIn-nya, Cuanz fokus pada investasi, mulai dari saham, kripto, forex, dan NFT. Cuanz tercatat telah bermitra dengan lebih dari 50 channel investasi. Platform ini disebut telah men-scale bisnisnya hingga ratusan juta Rupiah dalam satu bulan pertama beroperasi. Cuanz juga meluncurkan aplikasinya di perangkat Android dan iOS dalam kurun tiga bulan usai peluncurannya.

Mengintip aplikasinya sekilas, Cuanz hadir dengan menawarkan konsep berjejaring bagi investor untuk mengakses informasi seputar investasi, seperti saham atau kripto lewat grup dan channel. Pengguna dapat berlangganan secara gratis. Selain itu, Cuanz juga menyediakan berbagai mentor bagi yang ingin belajar berinvestasi.

“Alih-alih disebut sebagai news agreggator, kami sebut Cuanz sebagai social investtech. Kami berkiblat pada public.com dan shares.io,” ujar Marcella dalam pesan singkatnya kepada DailySocial.id.

Dalam konteks ini, istilah social investtech merujuk konsep platform jejaring sosial bagi investor, di mana mereka dapat berdiskusi tentang investasi, tren terbaru, termasuk kesempatan berjejaring dengan komunitas atau investor lainnya. Ambil contoh public.com, platform ini menghasilkan pendapatan lewat sejumlah cara, dua di antaranya adalah model berlangganan (subscription), optional tipping bagi pengguna yang melakukan transaksi.

Di Indonesia, rata-rata platform di bidang teknologi investasi mengadopsi model marketplace yang memungkinkan investor ritel untuk membeli instrumen investasi secara lebih mudah, misalnya saham dan reksa dana. Beberapa platform ini di antaranya adalah Ajaib, Pluang, dan Bibit. Platform ini juga dilengkapi dengan fitur group/channel sebagai wadah diskusi dan jejaring bagi sesama pengguna.

Layanan edukasi investasi

Di tengah meningkatnya minat investor ritel, beberapa startup mengembangkan platform berbasis edukasi untuk membantu masyarakat memahami mekanisme dan berbagai instrumen investasi. Beberapa bahkan memberikan analisis harian untuk membantu menentukan keputusan investasi.

Beberapa startup tersebut adalah Emtrade; belum lama ini mereka mendapatkan dukungan dari Pandu Sjahrir sebagai investor sekaligus advisor. Lainnya ada juga Ternak Uang yang awal pekan lalu mengumumkan perolehan pendanaan awal yang dipimpin Partick Walujo.

Application Information Will Show Up Here

MCAS Kucurkan Investasi ke Perusahaan Audio-Visual “V2”, Persiapkan Infrastruktur Digital Metaverse

Perusahaan digital PT M Cash Integrasi Tbk (IDX: MCAS) melalui anak usahanya PT Meta Pravia Digital (MPD) mengucurkan investasi 50% ke PT V2 Indonesia (V2). Lewat investasi ini, M Cash Integrasi ingin menyinergikan ekosistem infrastruktur digitalnya demi mempersiapkan diri menuju metaverse.

Managing Director M Cash Integrasi Jahja Suryandy mengungkap berbagai sinergi yang akan dilakukan dengan V2 antara lain sinergi dengan puluhan ribu jaringan modern retail yang telah terkoneksi dalam grupnya. Kemudian, sinergi di sektor hiburan dan konten digital melalui kegiatan komersial dan pemasaran.

“Kami juga mempersiapkan M Cash untuk masuk ke metaverse dalam waktu dekat. Kami optimistis dengan berbagai keahlian teknologi audio-visual V2 untuk menghubungkan ekosistem infrastruktur digital di metaverse ini,” ungkap Jahja.

Sebagai informasi, V2 merupakan perusahaan solusi teknologi audio-visual yang memiliki basis klien bluechip dan telah berkolaborasi dengan berbagai merek audio-visual terkemuka. V2 telah menjalankan sejumlah proyek di sektor pemerintahan dan korporasi untuk kebutuhan audio-visual pada command center, modern retail, bandara, hingga stasiun MRT.

Sementara itu, Founder dan CEO V2 Indonesia Rudi Hidayat menambahkan, dukungan investasi dan jaringan bisnis yang dimiliki M Cash Group dapat mempercepat pertumbuhan perusahaan dalam waktu dekat. Pihaknya tengah menyiapkan berbagai inisiatif baru di masa depan, seperti House of Future, digital tech experience gallery (AR, VR, AI, XR), dan technology center.

Sinergi keduanya juga diyakini akan membawa terobosan baru, khususnya di ranah AI, analisa IT visual di pemerintahan, perusahaan dan retail operation, hingga IOT smart apps yang akan diterapkan untuk mendukung home automation.

“Perubahan dan perkembangan industri kreatif mendorong kami untuk terus mengembangkan konten kreatif yang akan menunjang industri digital signage, seperti 3D digital signage pertama di Indonesia. Saat ini sedang kami implementasikan di Sarinah Jakarta,” tuturnya.

Metaverse di Indonesia

Metaverse dan NFT merupakan dua topik yang tak pernah absen dalam pembicaraan khalayak selama tiga bulan terakhir ini. Apalagi usai viralnya foto NFT milik Ghozali Everyday di internet. Di kalangan pegiat teknologi, pemerintah, hingga masyarakat awam semakin menunjukkan antusiasmenya menyambut era baru digital ini.

M Cash Integrasi bahkan mulai mengantisipasi perkembangan tren NFT dengan terjun ke dalamnya. Melalui anak usaha PT Digital Mediatama Maxima Tbk (IDX: DMMX) membentuk joint venture bersama Bumilangit Entertainment untuk meluncurkan NFT Bumilangit dengan karakter Gundala dan Sri Asih secara perdana. Ini menjadi strategi awal untuk memperkuat inovasi ekosistem digital Bumilangit.

Sebelumnya, Co-founder & Managing Director Shinta VR Andes Rizky mengungkap bahwa saat ini masyarakat Indonesia sebetulnya telah menikmati konten yang sifatnya semi-metaverse, misalnya game online, meski tidak langsung masuk ke dunia metaverse yang sebenarnya

Ia menilai saat ini tinggal menunggu waktu hingga metaverse menjadi sesuatu yang mainstream, dan tren ini dapat diawali dengan NFT. Seiring berkembangnya teknologi dan ekosistem turunannya, perangkat untuk mendukung metaverse, seperti VR, mulai terjangkau jika dibandingkan awal-awal kemunculannya di pasar. Demikian juga infrastruktur pendukungnya, seperti jaringan 4G dan 5G sebagai salah satu fondasi untuk merealisasikan dunia metaverse di masa depan.

Aplikasi “Parenting” Tentang Anak Tutup Pendanaan Tahap Awal dari Insignia Ventures [UPDATED]

Aplikasi parenting Tentang Anak menutup pendanaan tahap awal dengan nominal dirahasiakan dari Insignia Ventures, dengan partisipasi dari sejumlah angel investor ternama. Dana segar akan dimanfaatkan untuk memperluas konten dan layanan untuk aplikasi yang baru diresmikan, serta memperkuat tim.

Jajaran angel investor tersebut, di antaranya Mohammed Alabsi (Ex Chief Technology Officer Bukalapak dan Ex Amazon), Herman Widjaja (Chief Technology Officer Tokopedia dan Ex Facebook), Cynthia Chaerunnisa (Co-founder & Chief Marketing Officer Kopi Kenangan), Agung Nugroho (Ex CEO Kudo), dan Gita Prihanto (Chief Operating Officer Flip & ex-COO Ruangguru).

Tentang Anak didirikan pada 2020 oleh dokter spesialis anak Mesty Ariotedjo dan Garri Juanda. Keduanya merupakan pasangan suami-istri dan memiliki spesialisasi masing-masing. Mesty membawa keahlian dan jaringan medisnya ke Tentang Anak. Sementara Garri membawa 11 tahun pengalaman teknologinya dalam produk, pertumbuhan, dan M&A. Dia sebelumnya mengawasi vertikal bisnis marketplace, adtech, dan logistik Tokopedia; dan merupakan salah satu manajer produk non-Jepang pertama Rakuten Jepang.

Co-founder & CEO Mesty Ariotedjo menceritakan gagasannya dalam mendirikan Tentang Anak itu dalam membina keluarga bersama Garri. Saat ini, banyak orang tua di Indonesia yang tidak memiliki akses langsung ke ahli tumbuh kembang anak. Hal ini menginspirasi mereka berdua untuk membentuk ekosistem yang dapat menjembatani jutaan orang tua di Indonesia dengan pakar tumbuh kembang anak terbaik di kelasnya.

“Kami membayangkan Tentang Anak menjadi platform satu atap terdepan dan terpercaya untuk semua kebutuhan orang tua di Indonesia. Kami telah melihat keterlibatan yang tinggi dari komunitas orang tua kami yang berkembang yang menghargai konten dan komunitas terpercaya yang telah kami bangun, dan kami percaya bahwa komunitas kami dapat memperoleh manfaat lebih banyak dari ekosistem layanan lengkap seputar pengasuhan anak,” kata Mesty dalam keterangan resmi, Selasa (8/2).

Aplikasi Tentang Anak saat ini menyediakan layanan holistik berupa aktivitas stimulasi anak yang dipersonalisasi, menu nutrisi, pelacak pertumbuhan, konsultasi gratis, dan pelibatan komunitas bagi orang tua Indonesia dalam segala hal perkembangan anak, terutama untuk anak usia 0 hingga 5 tahun. Aplikasi ini menampilkan informasi yang sangat terkurasi dari jaringan dokter anak, psikolog, pendidik anak, perencana keuangan, dan obgyn.

Tentang Anak juga telah mengumpulkan lebih dari setengah juta pengikut media sosial di berbagai platform dan menjadi akun parenting TikTok nomor 1 yang paling banyak diikuti di Indonesia. Diklaim aplikasi Tentang Anak dalam dua bulan setelah dirilis mampu menduduki posisi ke-3 di App Store untuk kategori Edukasi dan ke-4 di Play Store untuk kategori Parenting.

Tentang Anak berkomitmen untuk memberikan akses pengetahuan parenting dari para ahli terbaik di kelasnya dan produk terbaik bagi 80 juta anak di Indonesia, sehingga generasi masa depan Indonesia dapat mencapai potensi tumbuh kembang yang optimal bahkan sejak usia dini. Tentang Anak akan menambahkan lebih banyak vertikal, yang bertujuan untuk memberikan perjalanan perdagangan yang mulus melalui aplikasinya dalam beberapa bulan mendatang.

Secara terpisah, dalam konferensi pers yang diadakan pekan lalu (11/2), Garri melanjutkan bahwa misi sosial Tentang Anak adalah memberikan edukasi secara gratis karena hak tersebut mutlak di era digital ini. Namun demikian, ia menginginkan agar Tentang Anak menjadi perusahaan berkelanjutan dan memiliki bisnis. Ia dan tim sedang mengeksplorasi strategi berikutnya dan terbuka dengan segala masukan dari para pengguna.

Sejauh ini, monetisasi yang sudah dilakukan Tentang Anak adalah dengan meluncurkan buku fisik untuk anak yang dijual melalui platform e-commerce. Mesty mengaku, buku anak yang dijual saat ini adalah hasil saduran dari buku di luar negeri,  sehingga kurang terlokalisasi.

“Dari kami lihat belum ada buku untuk anak yang sesuai dengan fasenya masing-masing. Ini adalah bagian dari mimpi kita dalam memberikan akses produk terbaik untuk para orang tua,” kata Mesty.

Founding Managing Partner Insignia Ventures Yinglan Tan menekankan peran kunci kepercayaan untuk membangun ekosistem yang kuat bagi pengasuhan anak. Dia bilang, dalam ekonomi internet Asia Tenggara, pihaknya menyadari potensi platform dan komunitas vertikal seputar kebutuhan spesifik konsumen.

Parenting adalah salah satu area di mana kami melihat nilai dari platform vertikal, dan kami melihat Tentang Anak fondasi kepercayaan yang kuat yang penting untuk menjadi platform parenting terkemuka di Indonesia. Startup ini berasal dari latar belakang pendiri yang kuat, saling melengkapi, dan relevan dalam pediatri dan pertumbuhan produk, jaringan profesional mereka yang disegani di bidang utama pengasuhan anak, dan tim alumni unicorn mereka yang terus berkembang yang memiliki pengalaman dalam meningkatkan ekosistem yang berfokus pada konsumen ini,” kata Tan.

Selain sebagai dokter anak pertama yang mendirikan parenting startup, Tentang Anak juga baru saja menyambut kedatangan Presiden Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) saat ini, Piprim Basarah Yanuarso, dan mantan Presiden IPS Hardiono D. Pusponegoro sebagai dewan penasihat.

“Saya sangat bangga bisa menjadi bagian dari tim Tentang Anak sebagai dewan penasihat untuk menciptakan parenting education yang lebih baik bagi orang tua Indonesia. Dalam mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan banyak kerja sama dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, bahkan individu untuk memastikan generasi penerus kita dapat tumbuh optimal di tengah situasi yang tidak menentu seperti saat ini.” kata Hardiono D. Pusponegoro.

“Saya sangat mengapresiasi apa yang dibangun di Tentang Anak, untuk menghadirkan pola asuh yang baik dan sesuai dengan rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia.” tambah Piprim Basarah Yanuarso.

Tim Tentang Anak / Tentang Anak

Sebelumnya sejumlah aplikasi yang menyasar segmen keluarga juga sempat muncul, di antaranya Fammi, Orami untuk layanan e-commerce (diakuisisi Sirclo), juga kanal media Popmama dari IDN Media.

 

*) Kami menambahkan informasi mengenai angel investor dan penjelasan mengenai strategi monetisasi

Application Information Will Show Up Here

Yummy Corp Kuatkan Strategi M&A, Umumkan Akuisisinya Terhadap Listee

Setelah menutup tambahan pendanaan seri B pada Agustus 2021 lalu, Yummy Corp tunjukkan strategi pertumbuhan agresif, salah satunya melalui M&A (Merger and Acquisition). Hari ini (07/1) perusahaan mengumumkan akuisisinya atas Listee, startup pengembang layanan manajemen pesanan dan penjualan makanan melalui media sosial.

Pada Desember 2021 lalu, Yummy Corp juga telah mengakuisisi MyBrand, aplikasi social marketplace kuliner yang mendukung UMKM rumahan dengan penjualan dan sistem reseller.

Gabungan 3 startup ini mengumpulkan sekitar 18.000 merchant kuliner dari berbagai kota di Indonesia. Tim dari Listree dan MyBrand juga diboyong ke Yummy Corp setelah akuisisi ini.

Terkait akuisisi terbarunya, Co-Founder & CEO Yummy Corp Mario Suntanu mengatakan, “Visi dan misi Yummy Corp saat ini adalah membantu memberikan kemudahan kepada pelaku usaha kuliner terutama UMKM agar dapat menjangkau dan melayani konsumen mereka dengan teknologi yang kami miliki. Akuisisi ini kami yakini akan memperluas jangkauan kami terhadap UMKM di Indonesia untuk memiliki akses akan sebuah platform yang mendukung pertumbuhan usaha mereka.”

Listee didirikan pada Oktober 2020 dan resmi merilis layanannya ke publik pada Januari 2021. Startup ini didirikan oleh 4 orang founder, yakni Gideon Tjahjono, Melvin Juwono, Obed Tandadjaja, dan Marcel Christianis.

“Listee dikembangkan dengan tujuan melayani segmen pasar yang esensial, namun sering kali kurang diperhatikan. Target pasar usaha mikro dan kecil makanan kami tidak hanya mendorong perekonomian Indonesia, tetapi juga menyuntikkan unsur kreativitas dan keragaman yang dikenal masyarakat Indonesia,” ujar Melvin.

Ia melanjutkan, “Kami percaya bahwa produk Listee memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk yang hebat, dan melalui akuisisi ini produk akan diposisikan secara strategis untuk memanfaatkan sepenuhnya ekosistem Yummy Corp dan mencapai potensinya.”

Digitalisasi industri kuliner

Bisnis kuliner memang tengah naik daun, khususnya di tingkat mikro s/d menengah. Kehadiran cloud kitchen dan infrastruktur pendukung seperti yang disediakan Yummy Corp dinilai mampu membantu mereka untuk melakukan ekspansi dengan tetap menekan biaya modal dan operasional.

Tidak hanya dapur, Yummy Corp melahirkan sejumlah inovasi teknologi untuk mendigitalkan proses bisnis di usaha kuliner. Satu yang paling anyar adalah Yummyshop, yakni aplikasi yang bisa membantu pelaku UMKM kuliner bertransaksi lebih mudah dengan konsumen mereka. Konsepnya sebenarnya juga untuk social commerce, pelaku usaha yang sudah mendaftar dan mengisi galerinya, bisa mendapatkan tautan khusus yang bisa dibagikan kepada calon pelanggannya untuk pemesanan dan transaksi.

Selain itu saat ini ada beberapa layanan lain yang disediakan, mulai dari corporate branded outlet, pemesanan makanan untuk acara, hingga paket makanan harian. Jadi Yummy Corp turut menjadi kanal distribusi dari bisnis kuliner yang masuk di ekosistemnya. Sejak 2021, Yummy Corp juga bekerja sama dengan Grab untuk perluasan akses ke layanan cloud kitchen untuk merchant GrabFood.

Selain Yummy Corp, sejumlah startup lain turut menyediakan solusi serupa untuk membantu UMKM dan pemilik brand F&B perluas kehadiran mereka. Di antaranya ada Lokalkitchen, DishServe, hingga Rebel Foods lewat “Dapur Bersama GoFood”.

Application Information Will Show Up Here

Platform Belajar Investasi Ternak Uang Rampungkan Pendanaan Awal

Setelah resmi meluncur awal tahun 2021 lalu, platform pembelajaran investasi Ternak Uang yang didirikan oleh Timothy Ronald (CMO), Raymond Chin (CEO), dan Felicia Tjiasaka (CPO), mengumumkan perolehan pendanaan tahap awal dari sejumlah investor. Nilai investasi yang berhasil dikantongi disebutkan mencapai 7 digit. Pendanaan awal ini diberikan oleh Co-founder dan Managing Partner Northstar Group Patrick Walujo; didukung perusahaan modal ventura Kinesys Group dan Alto Partners.

Selanjutnya dana segar ini akan digunakan Ternak Uang untuk meningkatkan literasi finansial masyarakat Indonesia dengan memfokuskan kepada pengembangan produk. Di antaranya adalah dengan menghadirkan
pengalaman belajar keuangan dan investasi yang merata bagi setiap orang. Khususnya pada TU Academy, yang akan terus dikembangkan untuk membantu
proses belajar individu sesuai kebutuhan personal.

Lebih lanjut, fitur ini akan didukung dengan implementasi teknologi artificial intelligence (AI) dan machine learning. Hal ini diwujudkan untuk menghadirkan pengalaman belajar melalui pendekatan personalized learning, setiap pengguna dapat belajar dan meningkatkan literasi keuangan terlepas dari perbedaan kondisi finansial yang berbeda-beda. Ke depannya perusahaan juga memiliki rencana untuk mengarahkan pengembangan produk lebih ke ranah fintech dan produk finansial.

“Kondisi finansial setiap orang berbeda dari yang lainnya, ditentukan dari berapa besar pengeluaran dan pemasukan, tanggungan, prioritas tujuan keuangan dan karakter risiko orang yang berbeda-beda. Untuk itu, strategi keuangan setiap orang pun tentunya perlu dibedakan, untuk dapat mencapai kemandirian finansial sesuai dengan kondisi yang dialami secara personal,” kata Raymond.

Sebelumnya layanan pembelajaran investasi yang fokus pada analisis instrumen saham dan kripto, EMTRADE, juga umumkan pendanaan pra-awal dari angel investor Pandu Sjahrir. Hadirnya platform edukasi investasi ini tak lain dari bertumbuhnya minat investasi di kalangan muda, khususnya ditunjang kehadiran aplikasi wealthtech yang memudahkan proses pembelian/penjualan berbagai macam instrumen investasi.

Luncurkan fitur baru

Awal tahun ini Ternak Uang telah meluncurkan fitur Financial Checkup, setiap pengguna dapat menganalisis kondisi keuangan secara personal. Analisa dilakukan secara terperinci dengan menghitung rasio arus kas, tabungan, utang dan tanggungan, dana darurat, hingga total aset yang dimiliki. Setelah itu, pengguna akan mendapatkan rekomendasi modul dan pembelajaran personal untuk membantu meningkatkan kondisi keuangan.

Berbeda dengan platform serupa lainnya, Ternak Uang fokus kepada para generasi muda terutama kalangan milenial, dengan misi untuk mencetak 10 juta investor di Indonesia. Dengan alasan itulah, platform kemudian melakukan pendekatan melalui fitur-fitur yang didesain dan dikembangkan secara relevan dan modern untuk generasi muda dalam menghadapi isu finansial.

Hingga kini, Ternak Uang telah menghadirkan topik-topik terkait finansial dan investasi dengan bahasa utama, Bahasa Indonesia. Hal ini dilakukan agar informasi yang diberikan dapat mudah dipahami dan dicerna oleh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan.

Application Information Will Show Up Here

Kargo Technologies Terima Investasi dari Anak Usaha AirAsia, Sediakan Solusi Logistik Terintegrasi

Startup marketplace logistik Kargo Technologies mendapatkan pendanaan dalam bentuk obligasi konversi (convertible notes) dalam nominal dirahasiakan dari Teleport, anak usaha logistik dari AirAsia Group (kini bernama Capital A). Pendanaan akan dimanfaatkan Kargo untuk memperkuat penyediaan solusi logistik terintegrasi.

Kemitraan kedua perusahaan ini akan menggabungkan kemampuan jarak menengah Kargo dengan keahlian jarak jauh Teleport. Serta, bakal membuka peluang untuk menggabungkan konektivitas udara dengan kemampuan truk Kargo di darat, yang memanfaatkan teknologi dan jaringan yang kuat.

Kargo pun mengklaim bahwa mereka dapat mengirimkan barang semua ukuran ke lebih banyak lokasi di Indonesia dan Asia Tenggara dalam waktu kurang dari 24 jam. “Dengan kemitraan ini, kami akan memanfaatkan basis pelanggan Teleport dan menangani mereka berdasarkan keahlian kami,” terang Wakil President Operasional Kargo Marselinus Erick dalam keterangan resmi.

Lebih lanjut diterangkan, melalui kemitraan ini bahwa Kargo dapat memenuhi layanan mid-mile di darat. Sedangkan Teleport akan mengurus kebutuhan kargo udara dan last-mile. “Ini akan meningkatkan penawaran kami dan meningkatkan efisiensi pemenuhan kepada pelanggan kami,” lanjutnya.

CEO Teleport Pete Chareonwongsak mengatakan, kerja sama ini dilakukan untuk memberikan solusi dalam memfasilitasi ekosistem logistik yang terintegrasi. Ia meyakini kedua perusahaan dapat memberikan hasil positif bagi perkembangan kota-kota berkembang di Indonesia khususnya dan Asia Tenggara pada umumnya.

“Kami memahami bahwa kota dengan pertumbuhan tercepat di masa depan adalah kota kelas menengah. Kita perlu melampaui jaringan untuk menghubungkan kota-kota berkembang ini. Kemitraan dengan Kargo membuat kami siap untuk melintasi Asia Tenggara,” ucapnya.

Co-founder dan CEO Kargo Tiger Fang menambahkan, bahwa kemitraan strategis dengan Teleport akan membantu Kargo menjadi perusahaan multi-modal dan memperluas rantai nilai secara horizonal. “Kami berharap kemitraan ini dapat saling menguntungkan kedua belah pihak dengan menumbuhkan kehadiran satu sama lain di Asia Tenggara pada tahun 2022 seiring dengan upaya kami untuk memecahkan masalah logistik yang selalu hijau di kawasan ini,” kata Fang.

Di Indonesia, sektor logistik menjadi salah satu sektor yang memiliki pangsa pasar cukup besar karena mendukung sebagian besar keberlangsungan aktivitas masyarakat sehari-hari. Dibuktikan dari riset yang dilakukan oleh Mordor Intelligence menyatakan bahwa pangsa pasar kargo dan juga logistik di Indonesia bernilai  $81,30 miliar pada tahun 2020, dan diperkirakan akan mencapai $138,04 miliar pada 2026.

Meski sempat dihantam situasi pandemi beberapa waktu terakhir, nyatanya sektor logistik mampu bangkit dan tetap menunjukkan eksistensinya. Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) mencatat arus pengiriman barang mengalami pertumbuhan hingga 40% selama pandemi Covid-19. Kenaikan ini banyak disumbangkan oleh industri farmasi, alat kesehatan dan barang-barang konsumsi (consumer goods).

KargoNexus

Saat ini, Kargo memiliki lebih dari 75 ribu armada. Beberapa bulan lalu, Kargo meluncurkan KargoNexus, solusi SaaS untuk perusahaan dalam menerapkan pemantauan dan pelacakan secara tepat untuk evaluasi kinerja dan analisis operasi logistik mereka.

Solusi KargoNexus berupa Sistem Manajemen Transportasi (Transport Management System/TMS), yang difungsikan untuk memudahkan proses merencanakan pergerakan barang, memilih rute, operator, serta penagihan dan pembayaran. Dengan fungsinya tersebut, maka kebutuhan akan logistik yang cepat, otomatis, dan efisien bisa terpenuhi dengan pasti.

KargoNexus memiliki model bisnis dan strategi monetisasi hybrid subscription dan cross-selling. Sebagai salah satu platform dalam ekosistem Kargo Technologies, KargoNexus dinilai menjadi ideal bagi bisnis untuk mendapatkan nilai lebih, baik itu dari pemenuhan kebutuhan trucking marketplace, maupun seluruh fitur logistik dan transportasi pintar di KargoNexus.

Hingga saat ini Kargo Tech sudah melayani lebih dari 13 ribu shipper di seluruh Indonesia. Secara umum layanan mereka dibuat untuk mempertemukan shipper dan vendor secara mudah dan cepat. Pada tahun lalu, komposisi utama klien dari Kargo Tech ada di bidang industri FMCG, CPG, Manufaktur, Agri dan Aquatech, Alat Berat, dan Bahan Baku.

“Di tahun 2022 mendatang, Kargo Tech akan terus fokus untuk mengembangkan basis pengguna di industri utama yang telah berhasil di capai di 2021, dan juga memiliki target untuk menyasar market segment B2B di industri vertikal utama lainnya, seperti Pharmaceutical, Automotive, dan juga General Goods,” kata Head of Product & Enterprise Solutions Kargo Brian Aditya Tedjasaputra.

Target lainnya yang ingin dicapai oleh Kargo pada 2022 adalah ekspansi intensif ke pulau Sumatera, Bali, dan Sulawesi, dan juga mengejar pertumbuhan transaksi dan pengguna aktif di dalam platformnya sebesar double digit per kuartalnya.