Xendit Berinvestasi ke Startup Fintech Filipina Dragonpay

Startup fintech asal Filipina, Dragonpay, mengumumkan telah mendapatkan pendanaan strategis dari Xendit. Aksi ini menyusul ekspansi yang dilakukan oleh Xendit ke pasar Filipina sejak tahun lalu; ini menjadi basis operasi kedua mereka setelah di Indonesia.

Didirikan sejak tahun 2010, Dragonpay menyediakan solusi pembayaran mirip seperti yang disediakan oleh Xendit, termasuk di dalamnya kapabilitas payment gateway. Di pasar Filipina sendiri, Covid-19 tengah mempercepat adopsi sistem pembayaran online, karena sebelumnya transaksi tunai masih mendominasi.

Investasi ini melanjutkan pendanaan seri B yang diterima Dragonpay tahun 2020 lalu. Diharapkan dukungan Xendit dapat mempercepat inovasi produk dan ekspansi layanan sehingga dapat merangkul lebih banyak pedagang [online] mengadopsi layanan pembayaran digital.

Startup Indonesia di Filipina

Gojek, JavaMifi, Kredivo, Passpod Dana Cita, Investree, dan Kredit Pintar adalah daftar startup lokal yang saat ini sudah mulai menjajakan layanannya di Filipina.

Dalam sebuah kesempatan, Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi mengatakan bahwa pasar UMKM untuk bisnis fintech di sana masih sangat besar potensinya. Perbankan belum memberikan pelayanan secara menyeluruh, padahal sektor ini menyumbang 35% terhadap PDB negara, mempekerjakan lebih dari 60% tenaga kerja lokal.

Menurut laporan e-Conomy SEA 2020, ekonomi internet di Filipina telah membukukan GMV hingga $7,5 miliar di tahun 2020. Diproyeksikan bertumbuh hingga $28 miliar pada tahun 2025 mendatang. Dengan lebih dari 108 juta populasi [terbesar kedua di SEA setelah Indonesia], pasar ini akan menjadi signifikan. Meskipun saat ini secara nilai masih berada di peringkat ke-6 setelah Indonesia, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Singapura.

Investasi ke startup Filipina

Salah satu pemodal ventura yang sudah mulai menjajaki ekosistem startup di Filipina adalah Venturra Discovery. Awal tahun ini mereka berinvestasi ke Podcast Network Asia (PNA), startup podcast di sana.

Kepada DailySocial, Partner Venturra Discovery Raditya Pramana menyampaikan bahwa Filipina memiliki banyak keunikannya. Tidak sekadar populasinya yang besar, tetapi secara demografi penduduknya relatif muda, buying power juga semakin meningkat.

Terkait hipotesisnya untuk berinvestasi di startup podcast di sana ia menyampaikan, secara kultur Filipina banyak dipengaruhi dengan budaya Amerika. Konten podcast yang sudah banyak dan berkualitas di Amerika menjadi populer di Filipina dan itulah yang membuat industri podcast di sana bisa berkembang lebih dulu dibanding negara Asia Tenggara lainnya.

Ayoconnect Finalisasi Pendanaan Lanjutan Tahun Ini

Startup fintech penyedia layanan API Ayoconnect tengah merampungkan pendanaan lanjutan. Sejumlah venture capital turut andil di dalamnya. Beberapa nama angel investor ternama juga berpartisipasi di putaran ini.

Menurut data yang kami terima, sebuah impact investor dan sebuah CVC BUMN terlibat di dalam putaran pendanaan kali ini. Selain itu, beberapa angel investor, termasuk anak mantan Presiden, juga berpartisipasi. Yang bersangkutan saat ini menjadi Penasihat perusahaan.

Pihak Ayoconnect mengonfirmasi, putaran investasi ini masih dalam tahap finalisasi. Disebutkan belum ada keputusan final mengenai keterlibatan nama-nama tersebut dan jumlah investasinya. Hal senada disampaikan salah satu investor yang kabarnya terlibat dalam putaran tersebut.

Sebelumnya pendanaan Pra-Seri B diumumkan pada pertengahan tahun 2020 lalu, bersamaan dengan rebranding perusahaan dari Ayopop menjadi Ayoconnect. BRI Ventures memimpin pendanaan tersebut dengan keterlibatan Kakaku.com, Brama One Ventures, dan investor sebelumnya, yakni Finch Capital, Amand Ventures, Strive, dan AC Ventures.

Berbasis API, ekosistem produk open finance yang disediakan Autoconnect cukup beragam. Satu yang paling populer adalah Digital Products API, memungkinkan pengembang aplikasi untuk mengintegrasikan pembayaran ke lebih dari 3000 layanan digital (bill payment). Selain itu mereka menyediakan API untuk berbagai kebutuhan lainnya, seperti auto-billing, payment points, bulk-transaction, pembayaran pendidikan, hingga properti.

Tidak hanya mengelola proses transaksi, Ayoconnect juga menawarkan platform skoring kredit alternatif melalui fitur Insight.

Sebelumnya Ayoconnect juga telah menjalin kemitraan secara khusus dengan Bank Mandiri (induk MCI) untuk integrasi layanan Autobilling API ke Mandiri Power Bill. Solusi ini memungkinkan pengguna kartu kredit Mandiri untuk melakukan pembayaran berbagai transaksi tagihan secara otomatis di lebih dari 200 merchant dari 8 kategori produk.

Dorongan penetrasi e-wallet

Layanan bill payment ini didesain untuk memudahkan berbagai jenis aplikasi untuk menyediakan layanan pembayaran seperti PPOB atau langganan, integrasinya termasuk di e-commerce, fintech, sampai aplikasi produktivitas bagi UMKM. Bagi pelaku bisnis, ini menjadi salah satu kanal yang cukup baik untuk meningkatkan perputaran transaksi dalam aplikasi dan meningkatkan retensi. Kemudian bagi konsumen, adanya opsi pembayaran kebutuhan pokok (seperti listrik, telepon dll.) di aplikasi favoritnya tentu akan memudahkan.

Tingginya penetrasi e-wallet disinyalir menjadi faktor kunci peningkatan adopsi dan penggunaan layanan bill payment ke depannya. Di sisi pengalaman pengguna, metode pembayaran dengan e-wallet tergolong paling memudahkan saat ini, terlebih terintegrasi langsung kepada aplikasi tertentu.

Menurut hasil penelitian yang diterbitkan BCG pada pertengahan tahun lalu, penetrasi e-wallet di Indonesia sendiri telah mendekati tingkat kematangan.

Penetrasi layanan e-wallet di Indonesia mendekati tahap matang / BCG

Pihak Ayoconnect sendiri mengatakan bahwa hingga Desember 2021 mereka menargetkan pertumbuhan hingga 10x lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan traksi, termasuk dengan menyajikan bill payment aggregator. Per H1 2021, total transaksi dari jaringan API mereka diklaim meningkat 600% dari 80 mitra integrasi.

LINE Rilis Fitur Reaksi Pesan, Berikan Cara Baru untuk Menunjukkan Perasaan

Aplikasi chat pesan insta, LINE merilis fitur baru bernama Reaksi Pesan untuk chat roomnya, memberikan cara baru bagi pengguna untuk meninggalkan respon ke foto atau video yang dikirim oleh orang lain. Reaksi ini sifatnya tidak menyela alur percakapan, tapi dapat dilihat dengan baik.

Continue reading LINE Rilis Fitur Reaksi Pesan, Berikan Cara Baru untuk Menunjukkan Perasaan

Kredivo Segera Go-Public via SPAC, Bidik Dana Segar 6,1 Triliun Rupiah

FinAccel, induk dari Kredivo, mengumumkan langkahnya untuk menjadi perusahaan publik di NASDAQ melalui skema SPAC. Kredivo akan merger dengan perusahaan cangkang VPC Impact Acquisition Holdings II (NASDAQ: VPCB) yang merupakan afiliasi dari Victory Park Capital (VPC), firma investasi global yang sudah beberapa kali memberikan fasilitas kredit untuk Kredivo.

Baik FinAccel dan VPCB telah memasuki tahap perjanjian definitif untuk penggabungan bisnis mereka dan mengajukan dokumen kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (US Securities and Exchange Commission/SEC). VPCB sendiri telah menyelesaikan IPO pada Maret 2021.

Dengan penggabungan ini, FinAccel akan memiliki valuasi pro-forma ekuitas di kisaran $2,5 miliar, dengan asumsi tidak ada penebusan. FinAccel akan menjadi startup unicorn berikutnya dari Indonesia setelah transaksi ini selesai.

Dalam konferensi pers virtual yang diselenggarakan perusahaan untuk sejumlah media pada hari ini (03/8), Co-Founder dan CEO FinAccel Akhsay Garg menjelaskan kesempatan untuk menjadi perusahaan terbuka ini datang karena FinAccel dan VPC punya hubungan bisnis yang kuat. Ia melihat VPC sebagai firma yang berkualitas dan reputasi baik.

Lagipula, untuk mendapatkan dana segar dalam jumlah banyak dan dalam satu waktu tidak memungkinkan bagi sebuah perusahaan bila dilakukan melalui pendanaan secara privat. Oleh karena itu, kesempatan ini datang dan ingin dimanfaatkan FinAccel sebaik mungkin.

“Jadi kita bukan memilih untuk IPO, tapi memilih opsi pendanaan yang terbaik. Keputusan ini pun tidak mendadak tapi ada kesempatan yang datang dengan sendirinya,” ujar Garg.

Terkait proses listing di NASDAQ, transaksi ini diharapkan akan menghasilkan dana segar lebih dari $430 juta (lebih dari 6,1 triliun Rupiah) dalam bentuk tunai pada neraca keuangan perusahaan gabungan. Dari total dana tersebut, menggambarkan kontribusi hingga $256 juta secara tunai yang telah masuk dalam rekening perwakilan VPCB (dengan asumsi tidak ada pemegang saham PVCB yang menebus sahamnya).

Kemudian, sebesar $120 juta dalam bentuk private placement (PIPE) yang dipimpin oleh Marshall Wace, Corbin Capital, SV Investment, Palantir Technologies, Maso Capital, dan sponsor VPC, bersamaan dengan tambahan komitmen ekuitas sebesar $55 juta dari investor terdahulu, yakni NAVER (melalui NAVER Financial) dan Square Peg.

Garg menjelaskan dengan terbukanya akses pasar di bursa Amerika Serikat membuka kesempatan bagi perusahaan untuk mendapatkan likuiditas yang jauh lebih besar. Bursa Amerika Serikat memang menjadi “rumah” untuk banyak perusahaan teknologi besar di seluruh belahan dunia. Dari Asia saja, terhitung sudah hadir Sea, Alibaba, dan Grab dalam waktu dekat.

Ia pun membuka opsi untuk dual listing, dengan ikut melantai di Bursa Efek Indonesia. Meski keputusan tersebut belum bisa dispesifikkan lebih lanjut.

Lebih lanjut, Garg menerangkan dana segar hasil merger ini nantinya akan menjadi amunisi perusahaan untuk memperkuat posisinya di Asia Tenggara, akan ada rencana ekspansi regional ke Vietnam dan Thailand, dan pengembangan lini bisnis baru.

Komentarnya mengenai label unicorn yang akan disandang perusahaan, Garg mengonfimasi hal tersebut. Tapi menurutnya, label unicorn dan IPO bukanlah hal yang ingin dibidik perusahaan sejak awal didirikan. Ia ingin melanjutkan visi perusahaan dalam memperdalam penetrasi kartu kredit digital yang masih begitu luas kesempatannya di Asia Tenggara.

Perkembangan Kredivo

Paylater jadi opsi pembayaran yang makin diminati untuk pengguna e-commerce di Indonesia / Kredivo-Katadata

Dalam rekam jejaknya, Kredivo menyalurkan pembiayaan kredit instan kepada pengguna untuk pembelian di e-commerce dan offline serta dana pinjaman tunai, berdasarkan real-time decisioning yang didukung oleh teknologi AI buatan sendiri. Total penggunanya hampir mencapai 4 juta orang dan kerja sama dengan 8 dari 10 platform e-commerce terdepan di Indonesia.

Basis pengguna Kredivo tumbuh dua kali lipat selama 10 bulan terakhir dan pendapatan tahunan yang juga tumbuh dua kali lipat selama tujuh bulan terakhir. Diklaim perusahaan, memimpin industri untuk kategori Buy Now, Pay Later (BNPL), dengan wallet share setidaknya 50% di mayoritas merchant e-commerce di Indonesia.

Di Indonesia, penetrasi pengguna kartu kredit dari segmen kelas menengah kurang dari 10%, melalui kemitraan dengan Kredivo, merchant mampu meningkatkan nilai pembelanjaan konsumennya.

Merchant Kredivo yang disurvei mampu mencatatkan peningkatan untuk rata-rata jumlah pembelian (average basket size) lebih dari dua kali lipat, peningkatan frekuensi transaksi hingga tiga kali lipat, dengan lebih dari 50% merchant tersebut mengatakan Kredivo dapat memperbesar cart conversion rate atau jumlah transaksi yang berhasil pada waktu checkout.

Tren SPAC

SPAC menjadi kata kunci yang ramai sejak awal tahun ini. Selain Kredivo, perusahaan lokal yang ikut tertarik ada Tiket.com. Perusahaan yang kini telah bervaluasi lebih dari $1 miliar tersebut dikabarkan juga mempertimbangkan SPAC untuk menjadi kendaraannya melantai ke bursa saham. Rumornya mereka akan menggandeng perusahaan cek kosong COVA Acquisition Corp. (COVA), membentuk gabungan perusahaan bernilai lebih dari $2 miliar.

Selain itu, dalam sebuah keterangan yang dikutip Kumparan, CEO GoTo Andre Soelistyo mengatakan perusahaan gabungan Gojek-Tokopedia juga ditargetkan bisa melantai ke bursa sebelum akhir tahun 2021.

Dan seperti diketahui sebelumnya, unicorn lain Traveloka dan Bukalapak juga sudah dikabarkan mulai menjajaki opsi go-public dengan kendaraan SPAC.

Popularitas SPAC muncul akibat proses IPO konvensional dinilai lebih rumit, mahal, dan memakan waktu lebih banyak bagi startup teknologi. Di Amerika Serikat, tahun 2020 menjadi momentum pertumbuhan signifikan go-public lewat kendaraan cek kosong. Ada lebih dari 200 SPAC mengumpulkan sekitar $799 miliar.

Kendati demikian, saat ini terlihat adanya penurunan harga SPAC dan minat investor institusi untuk masuk ke PIPE; berkemungkinan para startup berpikir ulang untuk go-public lewat mekanisme ini.

Partner Withersworldwide Joel Shen berpendapat, kebangkitan popularitas SPAC dapat dikaitkan dengan suku bunga rendah, likuiditas yang melimpah di pasar karena stimulus dari sistem bank sentral AS, dan peningkatan jumlah target akuisisi, terutama di bidang teknologi.

SnackVideo Gelar Kampanye #MulaiDariSnack, Mudahkan Kreator Terhubung ke Brand

Ada TikTok, ada Instagram Reels, Ada YouTube Shorts dan pastinya gak ketinggalan ada SnackVideo. Nama terakhir menunjukkan komitmennya untuk mendorong terciptanya peluang-peluang baru bagi para kreator. Yang terbaru, SnackVideo menggalang sebuah kampanye bernama #MulaiDariSnack, bertujuan menciptakan peluang bagi kreator utnuk berkolaborasi dengan brand.

Continue reading SnackVideo Gelar Kampanye #MulaiDariSnack, Mudahkan Kreator Terhubung ke Brand

Yummy Corp Dapat Tambahan Pendanaan Seri B dari BRI Ventures

Setelah mendapatkan pendanaan seri B yang dipimpin Softbank Ventures Asia sebesar $12 juta pada Oktober 2020, platform cloud kitchen Yummy Corp kembali mengantongi pendanaan lanjutan seri B dari Sembrani Nusantara milik BRI Ventures. Tidak disebutkan nilai investasi yang diterima. Selanjutnya dana akan dimanfaatkan oleh perusahaan untuk melanjutkan ekspansi Yummykitchen di lebih dari 50 lokasi baru hingga akhir tahun 2021.

“Harapannya ekspansi yang kami lakukan tidak hanya membantu para pelaku usaha, namun juga mampu membuka banyak lapangan kerja baru dan membantu perputaran ekonomi nasional,” kata CEO Yummy Corp Mario Suntanu.

Yummykitchen, unit bisnis cloud kitchen dari Yummy Corp yang berdiri sejak 2019, berkembang pesat dan dicari para pelaku bisnis makanan dan minuman di Indonesia untuk membantu ekspansi dengan cepat dan terjangkau di kala pandemi. Cloud kitchen juga menjadi solusi favorit di kala peraturan buka-tutup mall dan pelarangan makan di tempat masih diberlakukan secara ketat oleh pemerintah.

Sejauh ini Yummy Corp telah mengoperasikan lebih dari 70 dapur bersama yang tersebar di Jadetabek, Medan, dan Bandung; bekerja sama dengan lebih dari 50 brand makanan dan minuman seperti Dailybox, Gaaram, Kyochon, Sei Sapi Lamalera, dan lain-lain. Beragam jenis makanan dihadirkan Yummykitchen guna untuk memberikan pilihan yang beragam untuk para konsumen menikmati pengalaman membeli brand makanan favorit mereka di satu tempat.

“Saat ini merupakan waktu yang sangat tepat bagi kami untuk mendorong pertumbuhan platform bagi UMKM melalui pendanaan kepada sektor new retail. Yummy Corp telah membantu UMKM agar dapat bertahan di krisis pandemi dan bisa terus memperluas peluang usahanya,” kata CEO BRI Ventures Nicko Widjaja.

Nicko melanjutkan, “BRI Ventures melalui Dana Ventura Sembrani Nusantara berkomitmen untuk terus mengakselerasi UMKM di Indonesia melalui ekosistem startup teknologi. Selain itu, sektor new retail juga merupakan salah satu industri yang mendapatkan pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir ini dan kami melihat bahwa sektor ini akan semakin bertumbuh ke depannya.”

Tahun ini Yummy Corp juga menggulirkan inovasi dengan membangun unit bisnis manajemen foodcourt yang terintegrasi dengan penjualan secara online. Termasuk meluncurkan Yummyshop, aplikasi yang bertujuan membantu UMKM yang berjualan makanan secara online sehingga dapat membuat pesanan serta tautan pembayaran yang mudah.

“Target kami di akhir 2021 ingin merekrut karyawan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sudah ada serta mengembangkan inovasi teknologi, guna membantu pemain F&B dan juga UMKM di Indonesia untuk bangkit bersama selama masa pandemi,” imbuh Mario kepada DailySocial.

Pertumbuhan cloud kitchen di Indonesia

Menurut laporan yang dirilis Savills, pasar cloud kitchen di Indonesia mendapatkan momentum khususnya di Jakarta, pusat ekonomi yang dinamis dan rumah bagi lebih dari 10 juta orang. Selama pandemi pertumbuhannya semakin meningkat, bukan hanya cloud kitchen namun juga konsep baru yaitu ghost kitchen.

“Selama pandemi terjadi, jumlah transaksi Yummykitchen tumbuh secara signifikan hingga 7 kali lipat dibandingkan Maret 2020. Pertumbuhan ini memvalidasi keyakinan kami akan potensi besar online food delivery yang tampaknya booming lebih awal karena adanya pandemi,” kata Mario.

Cloud kitchen bukanlah konsep baru di Indonesia. Model sebelumnya dari cloud kitchen – satu dapur dikelola dan dioperasikan oleh satu brand yang hanya berfokus pada pengiriman dan takeout, telah diadopsi oleh makanan cepat saji seperti seperti Domino’s Pizza dan PHD. Alih-alih satu bangunan untuk satu brand tunggal, model cloud kitchen yang serupa dengan konsep coworking space, mengakomodasi beberapa brand yang sama atau pemilik berbeda yang beroperasi di tempat yang sama.

Dalam laporan yang dirilis oleh DailySocial terungkap, mayoritas operator cloud kitchen ini menyasar pada pebisnis F&B yang masih berskala UKM. Sementara, jaringan restoran cenderung memilih gerai tradisional karena banyak dari mereka tidak hanya menjual makanan, tetapi juga suasana dan pengalaman bersantap kepada para pelanggannya. Setidaknya ada 15 operator cloud kitchen yang beroperasi di Indonesia sejauh ini.

Application Information Will Show Up Here

Kejora-SBI Orbit Fund Berinvestasi ke Pengembang Baterai Sepeda Motor Listrik

Bertujuan untuk mendorong pertumbuhan pengguna motor listrik di tanah air, PT SWAP Energi Indonesia meluncurkan inovasi “SWAP Battery System”. Didirikan tahun 2019 lalu, SWAP Smart System mencoba untuk menjawab kebutuhan para pengendara motor bermobilitas tinggi yang ingin beralih ke motor listrik namun enggan menghabiskan waktu berjam-jam untuk mencas baterai motornya.

Secara khusus SWAP Battery System menawarkan inovasi 9 detik tukar-baterai (battery-swapping) yang sudah tersebar di ratusan titik strategis di Jakarta. Para Pengguna tidak perlu lagi mengalami proses antre seperti pengisian bensin di SPBU; cukup membuka aplikasi SWAP (dengan klaim penghematan sekitar 25% daripada bensin) dan langsung melakukan tukar baterai di SWAPPoin terdekat. Adapun teknologi ini sudah diadaptasi oleh PT Smoot Motor Indonesia lewat keluaran motor listrik pintar terbarunya bernama SMOOT Tempur.

“Dengan beralih ke SMOOT motor yang ramah lingkungan dan terintegrasi dengan SWAP Battery System, para pengendara tidak perlu khawatir saat harus bepergian jauh dengan motor listrik; Mereka dapat menikmati penghematan biaya transportasi sehari-hari sekaligus memberikan kontribusi positif lewat pengurangan polusi udara,” kata pendiri dan CEO PT Smoot Motor Indonesia, Irwan Tjahaja.

Mengklaim memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan penyedia layanan serupa lainnya, SMOOT disebut sebagai motor listrik “pintar” karena mulai dari motor, baterai, tempat penukaran baterai (SWAPPoin); semuanya terkoneksi di dalam sebuah aplikasi SWAP. Para pengguna SMOOT dapat selalu memantau status baterai terakhir dan juga titik lokasi motornya. Tidak kalah penting, demi kenyamanan dan keamanan pengguna, SMOOT dilengkapi dengan sistem anti-pencurian yang juga dapat diakses melalui aplikasi ketika kendaraan hilang atau dicuri.

Pemesanan penukaran baterai dapat dilakukan melalui aplikasi / SWAP

Terima pendanaan dari Kejora-SBI Orbit Fund

SWAP telah menerima pendanaan awal dari Kejora-SBI Orbit Fund, yang merupakan kolaborasi pendanaan modal ventura antara Kejora Capital dan SBI Holdings. Secara khusus sejak awal diluncurkan, Kejora-SBI Orbit Fund hadir untuk berinvestasi kepada startup yang berfokus pada pasar Indonesia. Dalam debutnya Kejora-SBI Orbit Fund berkomitmen untuk menggelontorkan dana $30 juta.

Kepada DailySocial Executive VP of Kejora-SBI Orbit Richie Wirjan mengungkapkan, ke depannya SWAP ini bukan hanya meyediakan solusti untuk baterai, namun juga sebagai energy distribution company.

“Kita melihat electric vehicle yang digunakan saat ini baru salah satu use case saja, kemudian kita juga akan lihat logistic related hingga edukasi dan UMKM. Jadi kita lihat SWAP ini lebih dari sekedar baterai untuk motor. Ini akan menjadi percobaan pertama untuk electric vehicle, ke depannya kita akan lihat use case-nya di beberapa perusahaan logistik lainnya,” kata Richie.

Electric vehicle adalah salah satu use case SWAP, yang kedepannya akan terus berkembang ke sektor lain seperti logistik, pendidikan dan juga dukungan ke pelaku UMKM,” kata Richie.

Ekspektasinya dengan inovasi ini, pemain EV roda dua tidak harus menciptakan infrastruktur lain. Mereka cukup mengadopsi sistem 9 detik tukar baterai dari SWAP sehingga bisa tercapai sharing economy antar sesama pemain EV di dalam ekosistem ini.

Saat ini pun SWAP terus berkomunikasi dengan beberapa perusahaan logistik terkemuka di Indonesia, dengan harapan dapat terus menggencarkan adopsi motor listrik pintar SMOOT pada kuartal 4 mendatang.

Potensi pertumbuhan motor listrik

Meskipun masih banyak pengguna sepeda motor di Indonesia yang memilih motor bensin dibandingkan dengan motor listrik, namun diprediksi motor listrik memiliki pertumbuhan positif ke depannya. Tercatat menurut data BPS tahun 2019, sekitar 112,000,000 motor telah menjadikan Indonesia sebagai pasar motor terbesar ke-3 dunia, dan secara langsung menyumbang tingginya tingkat polusi udara serta dampaknya pada kesehatan masyarakat.

Data statistik BPS pengguna sepda motor / Sumber : BPS
Data statistik BPS pengguna sepda motor / Sumber : BPS

Walaupun terus bermunculan merek-merek motor listrik yang baru, namun dikarenakan kapasitas baterainya yang masih tergolong kecil dan minim performa sehingga mengakibatkan jarak tempuh yang lebih singkat.

Konsep tukar- baterai 9 detik yang ditawarkan oleh SWAP Energy menjadikan para pengendara selalu menggunakan baterai dengan performa terbaik tanpa perlu menunggu cas baterai berjam-jam seperti baterai listrik lainnya. PT Swap Energi Indonesia telah melakukan penelitian yang mendalam untuk pengembangan teknologi baterai dan motor listrik sejak tahun 2019.

Application Information Will Show Up Here

Feedloop Dapat Pendanaan Pra-Seri A, Kini Jadi Platform Pengembangan Aplikasi Tanpa Kode

Pengembang layanan SaaS untuk digitalisasi bisnis Feedloop mendapatkan pendanaan pra-seri A dengan nilai yang tidak diumumkan. Putaran ini dipimpin oleh Telkomsel Mitra Inovasi (TMI) dengan keterlibatan Aksara Ventures dan investor di tahap sebelumnya, yakni East Ventures.

Dana akan difokuskan untuk mendorong pengembangan produk teknologi, merekrut lebih banyak SDM, dan membangun jaringan distribusi.

Didirikan oleh Ahmad Rizqi Meydiarsi (CEO), Ronaldi Kurniawan Saphala (CTO), dan Muhammad Aji Santika (CMO) sejak tahun 2018; layanan yang disajikan Feedloop saat ini sudah jauh berbeda dibandingkan di masa awalnya. Mereka pertama kali debut dengan platform yang memungkinkan pemasar untuk membuat konten interaktif seperti survei, kuis, atau cerita digital untuk mendukung pemasaran daring.

Sementara SaaS yang ada sekarang sudah diperluas dengan dua produk utama, yakni Qore dan AIXP. Qore sendiri merupakan no code development platform (NCDP), memungkinkan pengguna mengembangkan aplikasi tanpa kode/pemrograman untuk berbagai kepentingan, seperti pengelolaan SDM, manajemen gudang, aplikasi konsumen, dan lain-lain.

Kemudian AXIP dikembangkan sebagai sebuah customer data and experience platform (CDXP), memungkinkan pengguna untuk mengelola data digital dari berbagai kanal untuk meningkatkan kapabilitas pemasarannya. Termasuk ditujukan untuk menganalisis perilaku pelanggan secara real-time.

“Memasuki tahun ketiganya, Feedloop akan melanjutkan komitmen untuk menjadi digital-enabler bagi perusahaan-perusahaan Indonesia [..] Investasi dari TMI akan membantu kami untuk mempercepat realisasi misi besar kami untuk dapat menciptakan pemerataan transformasi digital di seluruh Indonesia,” ujar Rizqi.

Agenda sinergi

Sejak debut pada Mei 2019 membawa dana kelolaan awal 576 miliar Rupiah, TMI fokus untuk berinvestasi ke berbagai jenis startup yang dapat disinergikan dengan bisnis utama induknya. Sinergi menjadi poin penting yang digarisbawahi, sebagai corporate venture capital (CVC), mereka membawa misi penting untuk membantu perusahaan mencapai tujuan tertentu, dalam hal ini transformasi digital.

Tak terkecuali kemitraan strategisnya dengan Feedloop. Bersamanya, Telkomsel akan bersama-sama mengembangkan platform pengelolaan data dan pengalaman konsumen. Berbagai jenis data pelanggan akan diracik untuk menjadi referensi pemasaran dan inovasi produk yang lebih tepat sasaran. Tujuan pengembangan platform ini juga untuk membantu BUMN lain (di luar grup Telkomsel) mengadopsi transformasi digital.

Feedloop kini jadi perusahaan portofolio ke-13 milik TMI. Sebelumnya mereka telah berinvestasi ke Kredivo, Inspigo, EVOS Esports, TaniHub, Qlue, Tada, PrivyID, Roambee, Halodoc, SiCepat, Skor, dan Sekolahmu.

“Ke depan, TMI akan semakin dikembangkan untuk membuka berbagai peluang kolaborasi dan pemberdayaan startup lebih luas lagi. Sudah ada banyak hal yang telah kami persiapkan untuk merealisasikan berbagai rencana strategis dalam beberapa waktu ke depan,” ujar CEO TMI Marlin R. Siahaan dalam sebuah kesempatan temu media (22/7).

Data dan proyeksi platform no-code

Sebelumnya ada Typedream dan Cotter, platform no-code yang dikembangkan founder asal Indonesia. Mereka berhasil membukukan pendanaan awal dari Y Combinator dan sejumlah angel investor global. Konsep layanannya berbentuk web bulider dan passwordless login platform, memungkinkan pengguna untuk membangun situs webnya tanpa pemrograman; serta membuat akses login yang aman tanpa memerlukan kata sandi.

Kemudahan yang ditawarkan membuat platform no-code, atau sering juga disebut low-code, berkembang pesat. Di kancah global, saat ini banyak sekali platform berbasis SaaS yang menawarkan kapabilitas serupa untuk berbagai kebutuhan spesifik.

No-Code Platform
Berbagai layanan no-code yang saat ini beredar di pasar global / Petro Inverinizzi (Stride VC) dan Ben Tossell (Makerpad)

Menurut temuan hasil survei Appinventiv, layanan no-code banyak diminati oleh pebisnis lantaran memudahkan langkah mereka melakukan inovasi dan transformasi. Seperti diketahui, bisnis dituntut untuk secara tangkas melakukan transformasi digital dengan go-online. Proses pengembangan manual dapat memakan waktu panjang untuk perusahaan yang baru memulai langkah tersebut, karena harus melakukan banyak tahapan, mulai perencanaan hingga perekrutan staf ahli di bidang pemrograman.

Survei mengenai alasan pengguna memakai platform low-code / Appinventiv

Potensi ini membawa nilai pasar layanan tersebut mencapai $45,5 miliar pada tahun 2025 mendatang. Varian platform yang ada tidak hanya memfasilitasi kebutuhan spesifik perusahaan besar, melainkan juga kepada UMKM yang ingin meningkatkan kehadirannya secara online atau meminimalkan friksi dalam kegiatan operasionalnya.

Proyeksi pangsa pasar platform no-code di dunia / MarketsandMarkets

Akulaku Jadi Pemegang Saham Pengendali Bank Neo Commerce

Akulaku (PT Akulaku Silvrr Indonesia) resmi melakukan pengambilalihan Bank Neo Commerce (PT Bank Neo Commerce Tbk – BBYB). Aksi strategis ini memungkinkan BBYB memanfaatkan teknologi yang dimiliki Akulaku dalam melakukan transformasi digital.

Sesuai ketentuan POJK 41/2019, pengambilalihan saham bank dianggap mengakibatkan beralihnya pengendalian bank apabila kepemilikan menjadi yang terbesar. Saat ini porsi kepemilikan Akulaku terhadap BBYB adalah 24,98% dan menjadi pemegang saham terbesar.

Porsi kepemilikan saham di Bank Neo Commerce

Sebelumnya dalam kesempatan wawancara dengan Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan, sejak akhir 2020 perusahaan mulai menggenjot pengembangan produk dan fitur baru serta kemitraan strategis dengan ekosistem digital. Tujuannya tak lain untuk memberikan pengalaman bank digital baru kepada nasabahnya.

Secara khusus juga disampaikan, dengan aplikasi neo+ pihaknya secara spesifik membidik segmen mass market, terutama anak muda yang mendominasi jumlah populasi Indonesia.

Peran Akulaku dalam transformasi

Seperti diketahui, Akulaku saat ini menyajikan layanan fintech berbasis pinjaman, baik dalam bentuk tunai maupun cicilan pembelian barang. Menurut statistik yang disampaikan, saat ini aplikasinya aktif digunakan oleh lebih dari 5 juta pengguna dengan lebih dari 150 juta transaksi yang berhasil difasilitasi.

Di sisi lain, Akulaku juga sajikan layanan B2B, salah satunya terkait solusi perbankan digital. Platformnya mampu melakukan serangkaian kapabilitas, termasuk e-KYC, skoring kredit, pengelolaan akun, hingga manajemen transaksi.

Ekosistem digital yang luas ini menurut Tjandra dapat secara signifikan memberikan sumbangsih untuk Bank Neo Commerce. Sejumlah integrasi juga mulai dilakukan, seperti pembukaan rekening lewat aplikasi Akulaku. Kemudian, perusahaan juga akan memanfaatkan ekosistem Akulaku untuk menyalurkan pinjaman ke pengguna.

Keduanya juga tengah mengembangkan loan origination system dan online financing yang ditargetkan komersial pada semester II 2021. Loan origination system merupakan sistem untuk memproses persetujuan kredit, khususnya untuk direct loan/online financing.

Dengan mengadopsi model sinergi dengan ekosistem terbuka, pihaknya tak menutup kemungkinan untuk menambah kemitraan strategis di luar ekosistem Akulaku, baik itu fintech, e-commerce, dan lini bisnis digital lainnya.

Bank dan platform digital

Gojek melalui GoPay (PT Dompet Karya Anak Bangsa) pada Maret 2021 ini juga menambah kepemilikannya di PT Bank Jago Tbk (ARTO) menjadikan total persentase saham yang dimiliki menjadi 21,40%. Sinergi kedua perusahaan pun sudah mulai terealisasi, salah satunya terkait integrasi Bank Jago di aplikasi Gojek sebagai salah satu opsi pembayaran.

Tak berhenti di sana, Bank Jago juga mulai mengeksplorasi sinergi dengan layanan digital lain, salah satunya Bibit untuk memboyong fitur investasi reksa dana ke dalam aplikasi.

Bank Digital lain juga lakukan konsolidasi serupa, misalnya blu dengan ekosistem yang dimiliki oleh Blibli. Diketahui keduanya terhubung sebagai satu keluarga di grup Djarum. Di dalamnya juga ada Cermati Fintech Group yang mungkin berkonsolidasi karena juga tengah fokus mengembangkan platform berbasis BaaS — peran mitra perbankan sangat dibutuhkan untuk perluasan kapabilitas platform.

Sejauh ini sudah ada beberapa perbankan yang cukup erat dengan platform digital populer, di antaranya:

Bank Platform Digital
Neo Commerce Akulaku
Jago Gojek
BCA Digital Blibli
Bank BKE (Sea Bank) Shopee
KEB Hana (Line Bank) LINE
Motion Vision+ dan ekosistem digital MNC

Perbankan lain seperti AGRO (calon bank digital milik BRI) juga tengah bersiap. Konsolidasi yang mungkin dilakukan ialah melalui portofolio unit CVC yang dimiliki. Beberapa kerja sama juga mulai diinisiasi, misalnya dengan Modal Rakyat, Investree, Payfazz, Modalku, dan Tanihub.

Selain fitur, layanan digital yang disebutkan di atas juga memiliki basis pengguna yang besar untuk memungkinkan dikonversi menjadi nasabah baru di masing-masing bank. Sebagai layanan perbankan juga akan lebih leluasa dalam pengelolaan finansial; misalnya untuk menangani keterbatasan floating money yang dimiliki e-money.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Sirclo Mulai Garap Pasar UMKM

Startup e-commerce enabler Sirclo menjadi perusahaan berikutnya yang meramaikan segmen UMKM untuk go digital. Di saat yang bersamaan, lewat Orami, juga membuat program pemberdayaan para ibu untuk berwirausaha menjadi reseller brand yang dikelola Orami dan Sirclo.

Menurut data yang dikutip perusahaan, jumlah pelaku UMKM di Indonesia saat ini mencapai 65 juta, dengan 12 juta di antaranya sudah hadir secara online. Pemerintah sendiri menargetkan sebanyak 30 juta UMKM go digital pada 2024 mendatang. Sehingga untuk onboarding lebih banyak UMKM, perlu partisipasi dari semua pihak untuk mencapai target.

Founder dan CEO Sirclo Brian Marshal mengatakan dengan diperpanjangnya PPKM yang membatasi kapasitas operasional ritel offline, UMKM di Indonesia semakin membutuhkan peran e-commerce untuk berinteraksi dan bertransaksi dengan konsumen. Berbeda dari pengguna solusi Sirclo yang mayoritas merupakan korporat atau enterprise, masih banyak UMKM yang tidak siap menghadapi pandemi.

“Pelaku UMKM ini ternyata banyak yang tidak siap. Berbeda dari enterprise yang sudah memiliki mitigasi risiko, sehingga akhirnya kami fokus membantu pelaku UMKM di program MerdekaJualanOnline,” ujar Brian.

COO Sirclo Danang Cahyono menambahkan, program tersebut akan berfokus pada peningkatan sumber daya manusia dari pelaku UMKM karena memegang faktor terpenting untuk go digital. Dari modul penjualan yang disediakan, perusahaan juga bekerja sama dengan para fasilitator untuk memberikan pelatihan dan pendampingan.

“Program ini menyasar UMKM dengan sejumlah kriteria, seperti sudah mampu mengoperasikan media sosial dan email, memiliki akses internet yang baik, serta mampu mengikuti pelatihan dan pendampingan.” tuturnya.

Untuk menangkap peluang tersebut, sebenarnya sejak awal tahun ini perusahaan mulai merambah segmen UMKM dengan menyediakan modul penjualan online berisi paket ‘Starter’ untuk berjualan di situs, platform marketplace, dan WhatsApp tanpa biaya. Sejauh ini ada lebih dari 1000 UMKM yang sudah bergabung.

Modul ini memanfaatkan solusi bisnis yang dihadirkan oleh Sirclo Store. Sirclo Store merupakan teknologi dasbor toko online UMKM, memberikan solusi bagi brand untuk berjualan di situs brand dot com, marketplace, dan WhatsApp. Perusahaan memiliki solusi lainnya untuk brand, di antaranya SIRCLO Commerce, dan ICUBE by SIRCLO.

Danang menuturkan pihaknya akan lebih agresif menggaet banyak pihak agar pada akhir tahun ini bisa onboarding lebih banyak UMKM ke digital hingga 10 ribu UMKM. Strategi yang akan dilakukan, salah satunya dengan perbankan yang memiliki UMKM binaan.

“Isu UMKM itu ada tiga, modal kerja, bahan baku, dan akses pasar. Bank punya modal kerja, dan kami yang menyediakan platform agar UMKM bisa jualan secara mandiri terhubung dengan marketplace dan WhatsApp.”

Lebih lanjut terkait program pemberdayaan yang diselenggarakan Orami, CMO SIrclo Ferry Tenka menjelaskan, sebagai perpanjangan tangan perusahaan, Orami ingin mengajak para ibu yang berminat dengan kewirausahaan. Menurutnya, segmen mompreneur sangat penting peranannya dalam menjaga ketahanan ekonomi keluarga, maupun mendukung ekosistem UMKM di Indonesia.

Oleh karena itu di IbuSibuk, para anggota diberi kesempatan untuk memiliki pendapatan sendiri dengan menjadi agen reseller bagi brands yang dikelola Orami maupun Sirclo. Mereka juga akan mendapatkan berbagai pelatihan kewirausahaan eksklusif untuk mendukung aktivitas berbisnis mereka.

“Komunitas IbuSibuk ini sudah memiliki lebih lebih dari 40 ribu anggota. Kami akan gaet lebih banyak para ibu karena mereka punya peran penting dalam pemberdayaan ekonomi di keluarganya,” kata Ferry.

Berdasarkan data Sirclo, mayoritas UMKM yang menggunakan teknologi toko online Sirclo berada di kota, termasuk DKI Jakarta (40.5%), Jawa Barat (21%), Jawa Timur (7%) dan Jawa Tengah (6.5%). Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak potensi pertumbuhan bagi UMKM di luar kota-kota besar untuk go digital.

Pemberdayaan UMKM

Segmen UMKM memang besar potensinya tapi penuh tantangan. Digitalisasi menjadi suatu keharusan agar mereka dapat tetap bertahan di tengah pandemi. DailySocial sempat membuat daftar solusi digital yang diinisiasi oleh perusahaan dari berbagai vertikal agar semakin banyak UMKM onboarding go digital.

Tak hanya dari sisi channel penjualan saja yang dibantu, UMKM kini mendapat opsi untuk mengembangkan bisnisnya dengan modal kerja, cara pemasaran, operasional, pengembangan bisnis, hingga legalitas.

 

Ragam solusi digital untuk UMKM / DailySocial
Application Information Will Show Up Here