Carro Tambah Kemitraan dengan Blibli, Permudah Proses Tukar-Tambah Mobil

Carro kembali mengumumkan kerja sama teranyar, kali ini menggandeng Blibli untuk memberikan kemudahan jual beli tukar tambah mobil secara online. Kerja sama serupa juga sudah dilakukan perusahaan bersama Tokopedia yang sudah dijalin sejak tahun lalu.

Sebelumnya, sang rival OLX Autos juga baru resmikan kesepakatan strategis dengan Tokopedia untuk peluang bisnis penjualan mobil baru di Indonesia.

Dalam keterangan resmi, Co-Founder Carro Aditya Lesmana menjelaskan, lewat Blibli kini konsumen dapat dengan mudah menjual dan membeli mobil dari rumah. Entah itu menukar kendaraan yang lebih besar, lebih mewah, atau menukar untuk mobil yang lebih kecil dan terjangkau. “Carro melihat bahwa konsumen menginginkan kemudahan ketika ingin menjual atau membeli kendaraan,” terangnya, Kamis (18/2).

EVP of Digital and Automotive Category Blibli Lay Ridwan Gautama menambahkan, melalui sinergi kedua perusahaan masyarakat memiliki wadah digital yang dapat membantu mewujudkan impian mereka untuk memiliki mobil dengan mudah dan mendapat harga terbaik dari mobil bekasnya.

“Kami melihat segmen jual-beli kendaraan roda empat mengalami pertumbuhan yang signifikan pada kategori otomotif di Blibli. Kolaborasi ini pun berpotensi untuk menggairahkan pasar di tengah perekonomian Indonesia yang cukup menantang,” kata Lay.

Dijelaskan lebih jauh oleh Aditya, lewat platform Blibli konsumen dapat bertransaksi tukar tambah/trade-in mobil dengan mudah dan selesai dalam satu hari. Konsumen cukup mengisi informasi tentang mobil yang ingin mereka tukar tambah melalui Blibli. Selanjutnya, tim Carro akan berkoordinasi dengan konsumen untuk melakukan inspeksi mobil sesuai dengan protokol kesehatan di lokasi yang diinginkan konsumen.

Inspeksi akan dilakukan secara menyeluruh pada 150 titik, setelah itu tim akan memberikan penilaian terhadap mobil tersebut dan memberikan harga terbaik dari ribuan mitra dealer Carro di seluruh Indonesia. Keseluruhan proses ini membutuhkan waktu 1 jam setelah persetujuan konsumen. “Di samping itu, konsumen juga tetap dapat melakukan proses trade-in, meskipun mobilnya belum lunas.”

Tokopedia dan Blibli merupakan sejumlah strategi Carro untuk mewujudkan ambisinya sebagai pelopor transformasi digital pada industri otomotif dengan menerapkan standar penjualan secara contactless. Disebutkan sebelumnya, pada tahun lalu Carro mencatat tren pembelian mobil secara contactless naik 100% per bulannya. Per September 2020, sebanyak tiga dari 10 mobil terjual lewat contactless.

Selain melalui platform e-commerce, perusahaan juga meluncurkan perangkat lock and unlock yang dapat diakses melalui smartphone untuk semua mobil yang di jual di Carro.

Tak hanya itu, perusahaan meresmikan Carro Automall di Harapan Indah, Bekasi. Konsep ini menggabungkan pengalaman berbelanja mobil secara online dan offline. Konsumen dapat mengakses harga, fitur, spesifikasi, dan histori mobil melalui kode QR yang tersedia di masing-masing mobil.

Pasar car marketplace di Indonesia memang terus bertumbuh, terlebih pemain seperti Carro atau OLX Autos menjembatani orang yang ingin menjual mobilnya secara cepat. Di segmen ini juga ada Carsome yang juga tengah menggenjot bisnisnya.  Akhir tahun 2020 lalu, mereka baru mengumumkan pendanaan seri D senilai 424 miliar Rupiah, salah satunya misinya akan mulai merambah ke model bisnis B2C.

Application Information Will Show Up Here

Rayakan Hari Jadi, Youtap Rilis “Tablet Usaha Youtap” dan Platform Loyalitas

Memasuki tahun pertamanya beroperasi, Youtap selaku pengembang aplikasi pemrosesan e-money dan point-of-sales, merilis produk Tablet Usaha Youtap dan platform loyalitas pelanggan. Inovasi tersebut diharapkan dapat mendongkrak merchant hingga 1 juta pada tahun ini.

CEO Youtap Indonesia Herman Suharto menerangkan, dalam perjalanan bisnisnya di tahun pertama ini, awalnya solusi Youtap banyak dipakai untuk merchant warung toko kelontong dan sejenisnya. Hingga kini dengan semakin berkembangnya usaha mitra merchant yang bergabung, maka kebutuhan mereka untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan juga semakin bertambah.

Sebelum merilis layanan tablet, perusahaan melihat adanya kenaikan hingga 50% pada adopsi layanan aplikasi Usaha Youtap untuk kategori merchant segmen menengah di kuartal akhir 2020. Layanan baru ini merupakan jawaban perusahaan terhadap tingginya aspirasi para pelaku usaha untuk memiliki perangkat tablet yang terintegrasi dengan seluruh solusi usaha Youtap.

Merchant kami beradaptasi dengan layanan yang disediakan Youtap, mereka suka dengan layanan kami. Kebanyakan mereka tanya kapan sediakan versi tablet yang isinya berbeda dengan sebelumnya. Dari sana kami sesuaikan dengan fundamental di market Indonesia apa yang bisa diintegrasi, akhirnya kami sematkan program loyalitas,” ucap Herman dalam konferensi pers virtual, Kamis (18/2).

Dalam Tablet Usaha Youtap ini, disematkan dengan berbagai fitur tambahan yang berbeda dari aplikasi Usaha. Di antaranya, fitur pengelolaan kategori produk yang dapat diatur sesuai kebutuhan usaha, melakukan program promosi pelanggan yang lebih lengkap, hingga memberikan layanan loyalitas terintegrasi khusus untuk para pelanggan merchant.

Aplikasi tersebut sudah bisa diunduh di Play Store dan App Store. Semua aplikasi dan layanan yang dimiliki Youtap sudah terintegrasi satu sama lain, sehingga pengguna bisa dengan mudah menggunakan akun login yang sama dengan aman, bisa cetak struk, dan mendapat laporan serta analisa transaksi melalui Portal Usaha Youtap.

“Dengan demikian, pemilik usaha bisa memantau semua usahanya dalam satu sistem. Kami juga mengedepankan keunggulan dalam solusi pembayaran nontunai, merchant lebih mudah memproses transaksi QR dynamic, baik MPM (Merchant Presented Mode) maupun CPM (Consumer Presented Mode).”

Untuk layanan loyalitas, sudah terintegrasi langsung baik melalui aplikasi versi tablet dan mobile. Merchant dapat lebih baik mengelola pelanggan setianya, seperti lewat kupon reward untuk pembelian selanjutnya, digital stamp, atau voucher. Perusahaan juga menyediakan aplikasi Snap by Youtap untuk bisa langsung digunakan konsumen untuk scan dari ponsel mereka dari mitra merchant.

Setahun beroperasi, diklaim Youtap memiliki 150 ribu merchant yang tersebar di seluruh Indonesia dan memroses lebih dari 2 juta transaksi. Sekitar 98% dari keseluruhan merchant ini adalah UMKM dan sebanyak 40% di antaranya datang dari pengusaha kuliner, seperti tempat makan serta kedai kopi.

Berikutnya, sekitar 20% dari total merchant datang area Indonesia Timur, seperti Kalimantan, Sulawesi, Bali, serta Papua. Bandung merupakan kota dengan jumlah merchant terbanyak sebesar 12%, disusul Semarang 9% dan Surabaya 7%.

Dalam menargetkan 1 juta pengguna dalam tahun ini, perusahaan sedang memroses kerja sama dengan lima brand besar yang masing-masing memiliki ratusan gerai. Mengingat Youtap adalah bagian dari Grup Salim, oleh karenanya perusahaan akan melanjutkan integrasi tersebut lebih jauh bersama anak usaha lainnya.

Herman optimis target tersebut dapat tercapai dengan memerhatikan kondisi eksternal di Indonesia, yang mana usaha-usaha dari berbagai sektor kembali bergerak. “Kami akan melanjutkan target awal yang sempat tertunda karena pandemi. Kami targetkan ada 1 juta merchant sampai akhir tahun ini,” tutup Herman.

Application Information Will Show Up Here

Member.id Umumkan Pendanaan Seri A 15,4 Miliar Rupiah

Pengembang platform loyalty Member.id mengumumkan telah memperoleh pendanaan seri A senilai $1,1 juta atau setara 15,4 miliar Rupiah. Putaran investasi ini dipimpin oleh East Ventures dan Traveloka. Dana segar akan difokuskan untuk memperkuat kapabilitas konten di platform, sejalan dengan misi mereka untuk menciptakan “creator economy”.

Salah satu yang sudah direalisasikan, mereka meluncurkan TS Media sebagai divisi produksi konten baru di perusahaan. Unit ini juga memungkinkan pemilik brand bekerja sama dengan ekosistem kreator yang sedang berkembang pesat di Indonesia melalui dukungan teknologi dan keahlian yang dimiliki Member.id.

Nantinya Member.id akan berfokus pada penyediaan konsultasi strategi, analisis data, dan solusi teknologi untuk mendorong retensi dan peningkatan pelanggan bisnis. Sementara itu, TS Media akan fokus pada pembuatan konten untuk meningkatkan kesadaran dan aktivasi guna mendorong akuisisi pelanggan.

Bersamaan dengan pendanaan tersebut turut diumumkan peluncuran “Travel Secret”, yakni sebuah platform konten perjalanan yang dipelopori aktris Luna Maya dan Marianne Rumantir (Co-Founder & CEO Member.id). Luna juga bergabung ke perusahaan sebagai Managing Partner.

Hadirnya Traveloka di jajaran investor juga diyakini dapat memberikan nilai tambah bagi bisnis, terutama untuk menghubungkan Member.id dengan jaringan merchant.

“Pandemi telah memicu perubahan perilaku konsumen, mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk melihat konten di media sosial. Dengan membuat konten yang diarahkan pada pariwisata domestik [lewat Travel Secret], kami dapat menjadi kekuatan yang signifikan dalam mendorong permintaan tambahan untuk Traveloka,” ujar Co-Founder & CSO Member.id Robert Tedja.

“Strategi unik yang didorong oleh konten Member.id dapat membuka peluang baru bagi pengguna Traveloka dan mitra bisnis perjalanan dan gaya hidup kami,” imbuh Presiden Grup Traveloka Caesar Indra.

Selain Member.id, Traveloka juga sudah berinvestasi ke tiga startup lain, di antaranya KiotViet, PouchNATION, dan PasarPolis.

Pentingnya Kolaborasi dan Sinergi antara Startup dan Korporasi

Tahun 2020 menjadi tahun yang menarik bagi dunia perbankan dan perusahaan teknologi di Indonesia. Besarnya transaksi keuangan digital hingga meningkatnya traksi jual-beli online, mendorong perbankan seperti CIMB Niaga dan raksasa e-commerce seperti Tokopedia menghadirkan layanan serta pilihan payment secara menyeluruh untuk mengembangkan bisnis mereka.

Untuk memaksimalkan potensi, sinergi antara perbankan dan startup menjadi esensial untuk mendorong adopsi digital dan inklusi keuangan di Indonesia.

Dalam sesi #SelasaStartup kali ini, DailySocial menghadirkan Payment & Fintech Business Head of Tokopedia Vira Widiyasari dan Branchless Banking Business Development Head of CIMB Niaga Lusiana Saleh, membahas pentingnya sinergi dan kolaborasi antara startup dan enterprise untuk pertumbuhan bisnis.

Pandemi dorong adopsi digital perbankan

Menurut Lusiana, pandemi secara langsung telah mengakselerasi transaksi melalui mobile banking saat nasabah melakukan pembayaran di layanan e-commerce, food delivery, dan lainnya. CIMB Niaga mencatat transaksi perbankan secara digital pertumbuhannya sangat luar biasa, hampir dua kali lipat jumlahnya. Selain itu sekitar 96% transaksi dilakukan melalui digital space, hanya 4% saja yang dilayani di cabang bank CIMB Niaga.

“Menurut saya digital adoption terutama setelah Covid-19 tahun 2020 semakin pesat. Jadi untuk platform fintech atau layanan e-commerce yang sebelumnya mengalami pertumbuhan tinggi, tahun 2020 pastinya menjadi lebih meningkat lagi jumlah pertumbuhannya,” kata Lusiana

Ditambahkan olehnya, saat ini yang menjadi fokus dari CIMB Niaga adalah untuk bisa masuk ke digital space dengan memberikan kemudahan kepada nasabah melakukan pembayaran di beberapa layanan e-commerce atau platform yang saat ini menjadi tren secara digital.

“Tercatat di Indonesia pertumbuhan transaksi fintech dalam beberapa tahun terakhir mencapai lebih dari 50%, terutama untuk lending dan payment. Kenapa lending penting karena Indonesia memiliki lanskap yang luas. Saya melihat pertumbuhan digital masih akan terus berkembang dan mobile banking masih mendominasi. Selain itu ke depannya akan semakin banyak tren M&A di antara startup,” kata Lusiana.

Tahun 2020 lalu menjadi wake up call bagi dunia perbankan dan tentunya semua bisnis secara keseluruhan. Untuk itu CIMB Niaga berupaya untuk terus mengadopsi semua perubahan teknologi, dengan tujuan untuk bisa memberikan layanan terbaik kepada nasabah.

Terkait dengan kemitraan, selama ini CIMB Niaga telah membuka semua peluang bagi startup hingga perusahaan teknologi ternama seperti Tokopedia untuk menjalin kolaborasi dengan mereka. Sebagai perbankan, CIMB Niaga memiliki layanan API, yang bisa dimanfaatkan bukan hanya layanan fintech, namun juga UKM dan perusahaan lainnya yang ingin memanfaatkan koneksi API CIMB Niaga.

“Semua proses tersebut terbilang mudah dan fleksibel. Namun kembali lagi sebagai perbankan kami wajib untuk mengikuti semua aturan yang ditetapkan oleh regulator. Meskipun semua proses tersebut bisa di kustomisasi, namun kita akan mengakomodir semua kebutuhan melihat aspek regulasi dan keamanan menyesuaikan OJK sebagai regulator kami,” kata Lusiana.

Tokopedia dan pentingnya memperluas kemitraan

Sementara itu sebagai perusahaan teknologi yang sudah menginjak usia 11 tahun, Tokopedia kerap melakukan transformasi dengan memberikan layanan yang dibutuhkan dan pilihan pembayaran yang beragam. Mulai dari pilihan cicilan yang dihadirkan berkat kerja sama dengan perbankan dan layanan finansial hingga fintech, e-wallet, asuransi dan lainnya, menjadi fokus Tokopedia demi mewujudkan visi mereka yaitu pemerataan ekonomi secara digital.

“Sebagai perusahaan teknologi di Indonesia, Tokopedia ingin menghadirkan berbagai inovasi keuangan digital untuk mendukung pemerataan finansial melalui teknologi,” kata Vira.

Untuk memperbesar ekosistem yang dimiliki, menjadi penting bagi Tokopedia untuk memperluas kolaborasi mereka dengan layanan finansial. Dalam hal ini mitra yang dinilai relevan untuk bergabung bersama Tokopedia, adalah mereka yang memiliki lisensi seperti reksa dana dan memiliki sertifikasi dan diawasi oleh OJK.

“Mitra perbankan juga sangat penting bagi Tokopedia untuk mendorong literasi dan inklusi finansial di Indonesia,” kata Vira.

Ditambahkan oleh Vira, kolaborasi dengan perbankan memungkinkan Tokopedia memberikan pilihan pembayaran penuh hingga cicilan untuk pembeli dan lebih dari 10 juta penjual yang terdaftar. Tokopedia berupaya untuk memiliki misi dan visi yang selaras dengan semua mitra, sesuai dengan DNA dari Tokopedia yaitu fokus kepada pelanggan.

“Kolaborasi yang dilakukan bisa memberikan solusi pain point customer yang dimiliki. Sebelumnya kami melakukan riset dengan harapan bisa membuat solusi positif  mutual dan beneficial, bukan cuma untuk mitra dan Tokopedia tapi juga untuk pelanggan juga,” kata Vira.

Sumber Gambar: Depositphotos.com

Member.id Dikabarkan Memperoleh Tambahan Pendanaan Baru [UPDATED]

17 Februari 2021 [17.20 WIB]: Kami melakukan pembaruan informasi pendanaan didasarkan pada rilis yang diterima oleh Member.id.

Startup penyedia layanan loyalitas Member.id dikabarkan memperoleh pendanaan baru senilai $1,1 juta. Pendanaan didapat dari East Ventures dan Traveloka.

Berdasarkan catatan kami, Member.id terakhir kali menerima dana pada 2018 lalu. Perusahaan mengantongi pendanaan pra-seri A dari East Ventures, Ace Capital, dan beberapa angel investor dengan nilai yang tidak dapat disebutkan.

DailySocial telah menghubungi Co-Founder & CEO Member.id Marianne Rumantir untuk mengonfirmasi kabar tersebut, tetapi belum ada respons hingga berita ini diturunkan.

Seperti diketahui, Member.id membidik segmen B2B dengan membuat (design), mengembangkan (build), dan mengelola (operate) program loyalitas perusahaan di Indonesia. Beberapa program loyalitas yang dikelola termasuk di antaranya Ismaya Group, Djarum Group, Garuda Indonesia. Per September 2018, Member.id tercatat telah mengantongi transaksi hingga lebih dari 45 juta poin.

Sebelumnya, Marianne sempat mengungkap bahwa pihaknya bakal memperluas segmen bisnisnya ke B2C dengan meluncurkan loyalty wallet. Melalui inovasi ini, pihaknya dapat mengedukasi pasar Indonesia yang dinilai masih minim informasi mengenai cara mengecek hingga menukarkan poin. Di sisi lain, peluang untuk mengembangkan inovasi dan bisnis di industri loyalty Indonesia dinilai masih besar.

Rencana tersebut tampaknya direalisasikan melalui peluncuran aplikasi Madoo pada 2019 lalu. Platform ini merupakan points agregator yang menghubungkan royalty program dari dua atau lebih platform yang berbeda. Tidak diketahui apakah platform ini masih berjalan mengingat aplikasi sudah tidak tersedia di Play Store.

Gambar Header: Depositphotos.com

Traveloka Beri Sinyal Kuat Melantai di Bursa Saham New York Tahun Ini

Rencana Traveloka melantai di bursa semakin terang terbaca. Dalam wawancara bersama Bloomberg, Co-Founder & CEO Traveloka Ferry Unardi mengatakan, setelah melewati masa tersulitnya di awal Covid-19, tahun ini menjadi waktu yang tepat bagi perusahaan untuk go public. Ia meyakini kondisi perusahaan sudah siap dan pasar juga dinilai akan menyambut baik.

Ia mengatakan model bisnis Traveloka sudah memiliki jalur profit yang jelas. Untuk sekarang, bisnis utama mereka (travel dan akomodasi) diklaim sudah mendapatkan profit, sembari terus mengeksplorasi model bisnis lain, seperti fintech. Salah satu fokus Traveloka menghadirkan layanan paylater.

Secara implisit tahun ini persiapan go public sudah diagendakan perusahaan. Ferry sudah menyebut Traveloka akan terlebih dulu melantai di bursa saham New York (NYSE), kemudian menyusul di bursa lokal.

Mekanisme SPAC kemungkinan menjadi pilihan karena efisiensi di sisi waktu. Ia menekankan perusahaan seperti Traveloka butuh pendekatan gesit, agar segera fokus ke eksekusi pertumbuhan bisnis pasca go public.

Sebelumnya sumber Bloomberg menyebutkan Traveloka telah memilih JPMorgan Chase & Co. sebagai mitra strategis untuk mengeksplorasi potensi IPO di NYSE. Sebelumnya sumber Reuters menyebutkan, beberapa perusahaan cek kosong (blank check company) tengah berdiskusi untuk membantu proses ini, di antaranya Provident Acquisition, COVA Acquisition, dan Bridgetown Holdings.

SPAC makin menjadi pilihan bagi startup melantai di NYSE. Secara sederhana, perusahaan cek kosong yang sudah go public akan melakukan M&A terhadap startup yang ingin melantai di bursa, sehingga secara otomatis startup tersebut langsung terdaftar di bursa (direct listing). Prosesnya lebih cepat, bisa dalam hitungan minggu, karena sudah tidak ada lagi proses pelaporan finansial yang kompleks seperti tahapan IPO tradisional.

Traveloka adalah platform OTA regional terdepan yang sudah hadir di 6 negara Asia Tenggara dan Australia.

Apakah akan jadi momentum terbaik?

Pandemi sempat menghentikan bisnis OTA secara global. Volume transaksi Traveloka pun sempat terdampak serius. Ferry mengklaim, perusahaan mulai merangkak kembali di bulan Juli 2020 dan kini volume transaksi mulai pulih, menyentuh angka 50% pra-Covid-19, membawa core business mereka jadi profitable.

Tahun lalu Traveloka juga membukukan pendanaan baru senilai $250 juta atau setara 3,6 triliun Rupiah. Untuk mendapatkan suntikan dana tersebut, valuasi Traveloka diestimasi turun menjadi $2,75 miliar (hampir 40 triliun Rupiah). Aksi down round ini diambil karena bisnis perusahaan yang terpukul akibat Covid-19 dan mengalami penurunan traksi layanan.

Beberapa hal dilakukan sebagai langkah mitigasi dampak akibat Covid-19, salah satunya dengan melakukan efisiensi bisnis dan operasional. Perusahaan dikabarkan melakukan lay off pegawai dengan jumlah signifikan. Perjalanan domestik juga terus dioptimalkan untuk memaksimalkan potensi penjualan di tengah pelonggaran setelah pembatasan sosial besar-besaran yang dilakukan di banyak daerah.

Menjadi pertanyaan menarik, setelah bisnis dihantam dan kondisi belum sepenuhnya baik (khususnya di industri perjalanan), apakah ini menjadi waktu yang tepat untuk IPO? Yang jelas rencana IPO Traveloka sudah mulai diungkapkan sejak sebelum pandemi. Di sebuah kesempatan pada akhir tahun 2019, Ferry menyebutkan IPO akan dilakukan startupnya dalam 2-3 tahun mendatang.

Kami sempat berbincang dengan investor awal Traveloka, Willson Cuaca, Managing Partner East Ventures dan EV Growth, terkait proses IPO startup. Ia mengatakan bahwa pandemi tidak akan berpengaruh pada rencana IPO. Menurutnya saat ini kondisi startup di Indonesia sudah sangat siap untuk melakukan itu.

“Ada pandemi ataupun tidak, IPO memang sudah waktunya. Contohnya, Tokopedia sudah 11 tahun, Traveloka 8 tahun dan lain-lain. Selain itu monetisasi sudah mulai clear, banyak yang sudah mulai profitable, banyak yang makin jelas roadmap-nya, jadi tinggal bagaimana cara IPO-nya. Tapi karena pandemi, pemerintah banyak mengeluarkan stimulus. [..] Jadi membuat kesempatan untuk IPO lebih dipercepat,” jelas Willson.

Selain East Ventures dan EV Growth, Traveloka juga didukung beberapa investor lain, seperti GIC, Expedia Group, dan Rocket Internet. Valuasi perusahaan ditaksir berada di angka $3 miliar dan mereka ingin melantai di bursa dengan kapitalisasi pasar $4-6 miliar.


Gambar Header: Depositphotos.com

Application Information Will Show Up Here

OLX Autos Ikut Pasarkan Ekosistem Jual-Beli Mobil Melalui Tokopedia

Situs jual beli mobil online OLX Autos mengumumkan perluasan ekosistem jual-beli mobil melalui kanal marketplace Tokopedia. Strategi ini dilakukan untuk menjawab perilaku belanja konsumen yang kini semakin beragam terlebih sepanjang pandemi.

Mengutip dari laporan McKinsey, sebanyak 92% responden menyatakan telah mencoba perilaku belanja yang baru, dengan 56% di antaranya mencoba berbelanja secara digital. Dari 56% responden ini, 88% dari mereka menjawab tetap ingin berbelanja secara digital bahkan ketika pandemi berakhir. Temuan tersebut menguatkan OLX Autos untuk perlebar kanal pemasaran.

Director Classified & New Business OLX Indonesia Agung Iskandar menyampaikan, setiap pelanggan memiliki kebutuhan serta preferensi yang berbeda, terutama semenjak mereka semakin mengedepankan keamanan dan kenyamanan memesan berbagai layanan hingga bertransaksi hanya dari rumah. Oleh karenanya, kemudahan untuk bertransaksi melalui platform digital telah menjadi kebiasaan.

“Dengan adanya kerja sama ini, kami berharap dapat membantu pelanggan menemukan kemajuan ekosistem mobil bekas melalui alternatif opsi yang dapat pelanggan temukan di Tokopedia,” ucap Agung dalam keterangan resmi, Selasa (16/2).

AVP of Business Tokopedia David Kartono menambahkan, perusahaan mendukung tumbuh kembang industri otomotif dengan memberikan panggung seluas-luasnya bagi para pegiat usaha. “Harapannya sinergi ini juga dapat membantu masyarakat Indonesia memenuhi kebutuhan, termasuk akan produk kendaraan bekas, secara lebih pasti, mudah dan tanpa harus keluar rumah.”

Dalam kerja sama ini, pelanggan dapat menikmati ragam layanan OLX Autos, termasuk layanan Home Inspection. Dalam layanan tersebut, tim mekanik dari OLX Autos akan membantu pelanggan melakukan pengecekan mobil. Sebenarnya Home Inspection tersedia secara offline yang tersebar di berbagai lokasi.

Namun pengguna kini tidak perlu mendatangi toko offline, tim OLX Autos akan datang untuk menginspeksi mobil, menginformasikan hasil inspeksi secara terperinci sembari menerapkan protokol kesehatan. Pengguna dapat memesan layanan ini berdasarkan lokasi dan melakukan pembayaran dengan berbagai metode yang sudah tersedia di Tokopedia.

Selain itu, OLX Autos di Tokopedia juga menawarkan transaksi beli dan tukar tambah mobil dan melihat daftar mobil secara online. Setelah pelanggan merasa cocok dengan mobil yang ingin dibeli, agen dari akun OLX Autos akan mengarahkan pelanggan ke salah satu layanan OLX Autos Jual-Beli-Tukar Tambah dan OLX Authorized Dealer untuk dapat melihat langsung mobil impian.

Permintaan mobil bekas meningkat

Secara nasional, penjualan mobil di Indonesia turun 47,8% secara tahunan per Oktober 2020 imbas pandemi. Meski begitu, permintaan mobil bekas di platform online justru meningkat hingga 600%.

Potensi yang besar ini disadari oleh Tokopedia dengan menggaet Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk mendorong pengusaha otomotif lokal berjualan secara online. Sebelum OLX, Carro sudah melakukan inisiasi tersebut bersama Tokopedia sejak Juli 2020 dan BMW Group Indonesia.

Co-Founder Carro Aditya Lesmana menyebutkan, tren pembelian mobil secara contactless naik 100% per bulannya. Per September 2020, sebanyak tiga dari 10 mobil terjual lewat contactless. Selain jual beli mobil bekas dan baru, Carro menyediakan layanan test drive yang dapat dipesan lewat Tokopedia.

Pesaing lainnya, Carsome juga tancap gas selama pandemi. Perusahaan ini mencatatkan peningkatan penjualan naik 300% sejak awal tahun (ytd) per kuartal III. Sebelumnya kondisi sempat anjlok pada awal pandemi, dan berangsur pulih sejak lima bulan berikutnya.

Kolaborasi dengan Allstars, Mitra Gojek Peroleh Akses Pemasaran Lewat Influencer

Gojek mengumumkan kerja sama dengan platform marketing influencer Allstars untuk permudah mitra UMKM Gojek terhubung dengan influencer melakukan kegiatan pemasaran. Selama ini dengan dana terbatas, seringkali mitra UMKM hanya mengandalkan pemasaran dari mulut ke mulut dan terus menjaga kredibilitas produk.

VP Commercial Solutions and Operations Gojek Vincent Bachtiar menjelaskan, kedua perusahaan memiliki kesamaan visi untuk memfasilitasi sebanyak-banyaknya UMKM dapat naik kelas. “Kami berharap dengan kerja sama ini para pelaku UMKM dapat menjangkau lebih banyak konsumen, memperluas pangsa pasar, dan lebih memiliki daya saing dalam pertumbuhan ekonomi digital dewasa ini,” ucapnya dalam konferensi pers virtual, Senin (15/2).

Business Director Allstars Alex Wijaya melanjutkan, pemanfaatan influencer marketing sangat efektif dalam mempromosikan brand maupun produk dan layanan. Namun, para UMKM seringkali menemukan tantangan karena keterbatasan jejaring mereka di ranah media sosial untuk dapat menerapkan strategi influencer marketing yang efektif.

Sumber: Gojek
Sumber: Gojek

Belum lagi akses mereka yang minim untuk berkolaborasi dengan para influencer, serta biaya kampanye digital yang tinggi. Dengan platform Allstars, kini brand dapat menemukan influencer yang memiliki dampak positif bagi bisnis. Ada analitik yang dapat dipantau brand untuk mempelajari langsung pencapaian target hingga performa engagement per post.

Allstars hadir menyediakan platform untuk menghubungkan brand dengan influencer untuk keperluan promosi di media sosial. Tidak hanya menguntungkan brand, influencer pun sebetulnya juga perlu dijembatani, terlebih bagi mereka yang baru beralih profesi. “Main target kami adalah UMKM karena brand besar biasanya enggak kesulitan saat marketing mereka bisa rekrut agensi, tapi UMKM itu susah,” kata dia.

Di dalam platform, brand dapat mengisi jenis kampanye yang diinginkan dengan memilih kategori influencer, lokasi, jumlah minimal followers, jenis kelamin dan usia, platform media sosial yang diinginkan, jumlah post dan harga yang diinginkan, hingga isi brief dari kampanye seperti timeline periode kampanye.

Lewat kolaborasi dengan Gojek, seluruh akses tersebut dapat diakses melalui aplikasi super apps khusus mitra yakni GoBiz. Otomatis, e-money milik Gojek, GoPay juga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif metode pembayaran, selain bank transfer dan kartu kredit/debit.

“Prosesnya semua dipermudah. Di dalam platform sudah ada pricing influencer dan payment-nya kita jaga karena kami ingin semua pihak merasa aman. Security itu sesuatu yang paling kita titikberatkan.”

Di Indonesia sendiri, sudah ada beberapa startup baik dari dalam maupun luar negeri yang jajakan layanan serupa untuk mengakomodasi kebutuhan pemasaran lewat influencer. Beberapa di antaranya Hiip, Partipost, AnyMind, Verikool, Raena, IconReel, dan lain-lain.

Allstars sendiri didirikan pada akhir 2019. Kini sudah menghubungkan lebih dari 7 ribu brand dan 120 ribu influencer, sukses mengerjakan lebih dari 4 ribuan kampanye. Perusahaan membagi kategori influencer berdasarkan jumlah pengikut yang mereka miliki. Mulai dari nano dengan 1.000 – 10.000 pengikut, mikro dengan 10.000 – 100.000 pengikut, makro dengan 100.000 – 1 juta pengikut, dan mega/top tier dengan lebih dari 1 juta pengikut.

Dalam kiprahnya, Alex menuturkan perusahaan mampu mendukung para UMKM dalam memperkenalkan dan mengangkat kredibilitas merek, produk dan layanan, dari berbagai jenis sektor, seperti makanan dan minuman, kecantikan dan mode, kesehatan dan well being, gaya hidup, travel, game dan teknologi, keluarga, hiburan, serta olahraga dan kebugaran.

Sejak kolaborasi pertama dengan Gojek diumumkan pada akhir Januari 2020, diklaim ada ribuan mitra UMKM yang bergabung. Diharapkan ke depannya akan semakin banyak bergabung, terlebih mitra UMKM di Gojek diklaim jumlahnya sudah lebih dari ratusan ribu.

“Kebanyakan mitra yang gabung hampir separuhnya berlokasi di Jawa. Kebanyakan dari mereka memanfaatkan platform Instagram, lalu TikTok untuk kegiatan pemasaran dari influencer di Allstars,” pungkas Vincent.

Statistik Perkembangan Industri E-commerce Sepanjang 2020

iPrice melaporkan Shopee berhasil mengungguli Tokopedia di berbagai capaian sepanjang 2020, untuk total rata-rata kunjungan sepanjang tahun, kunjungan bulanan, peringkat di AppStore dan PlayStore, dan jumlah pengikut di akun media sosial populer.

Dari total rataan kunjungan di Indonesia saja sepanjang 2020, Shopee mampu menarik angka di atas 90 jutaan kunjungan, sementara Tokopedia di angka 80 jutaan. Melihat dari kunjungan bulanan, tercatat tertinggi pada Q4 2020 dibandingkan kuartal sebelumnya. Dalam tolok ukur ini, Shopee kembali unggul dengan capaian hampir di angka 130 juta kunjungan dan Tokopedia di angka kisaran 114 juta.

Capaian tersebut tak lain berkaitan dengan periode sale atau campaign yang dilakukan kedua perusahaan. Sale akhir tahun 10.10, 11.11, dan 12.12 menjadi peak season bagi perusahaan e-commerce untuk berlomba mengakuisisi pengguna.

Setelah Shopee dan Tokopedia, posisi berikutnya secara berurutan diisi oleh Bukalapak, Lazada, Blibli, Orami, Bhinneka, Ralali, JD.id, Sociolla, Zalora, Matahari, Alfacart, Fabelio, Jakarta Notebook, dan Elevenia.

Terkait performa aplikasi, Shopee secara konsisten menduduki peringkat pertama di platform iOS dan Android. Sejak Q1 2020, Shopee selalu menjadi nomor satu di kedua platform dan tidak bergeser sejak Q4 2019. Data tersebut didapat dari App Annie. Sedangkan Tokopedia bertandang di posisi kedua untuk iOS dan keempat di Android.

Pengikut media sosial terbanyak

Tahun lalu merupakan tahun yang sangat tidak terprediksi. Setahun setelah awal mula global pandemi, perlahan-lahan adaptasi terhadap new normal mulai menunjukkan pergeseran perilaku dalam beraktivitas sehari-hari termasuk dalam berbelanja.

Dengan semakin banyak orang menggunakan media sosial untuk meneliti merek, maka platform ini menjadi salah satu strategi efisien untuk mendongkraknya, sekaligus mengakuisisi pengguna.

iPrice mengutip dari sumber lain, yakni Statista. Di sana disebutkan, Facebook menjadi platform media sosial yang memiliki pengguna terbanyak di dunia. Pada Q4 2020, Lazada memiliki likes terbanyak hingga 30 jutaan, disusul Shopee dengan 19 jutaan likes, dan Sephora dengan capaian yang sama dengan Shopee.

Media sosial berikutnya yang paling banyak digunakan di dunia adalah Twitter. iPrice mencatat Tokopedia berhasil menduduki peringkat pertama dengan total pengikut 700 ribuan, lalu Shopee dengan angka 540 ribuan pengikut, dan Blibli 510 ribuan.

Terakhir adalah Instagram. Shopee menduduki peringkat pertama dengan total pengikut sebanyak 7,1 jutaan, diikuti Lazada dengan total 2,6 jutaan, dan Tokopedia dengan 2,4 jutaan.

Platform e-commerce masih memiliki ruang

Berdasarkan laporan e-Conomy 2020, selama pandemi rata-rata orang Indonesia menghabiskan waktu sekitar 4,7 jam per harinya untuk mengakses internet. Angka tersebut naik 30% jika dibandingkan sebelum pandemi, yang biasanya hanya menghabiskan waktu sekitar 3,6 jam per hari. Kenaikan tersebut lantaran kegiatan rutin yang biasanya dilakukan offline seperti sekolah dan kerja, sekarang berpindah ke online.

Akibatnya lainnya, aktivitas belanja online juga ikut meningkat. Pada 2015, konsumer mayoritas membeli produk elektronik melalui platform e-commerce dengan total share sebanyak 41%.

Dengan adanya penerapan lockdown and pembatasan sosial, kategori food and groceries meningkat hingga 175% pada tahun 2020 dan terus diprediksikan akan mengambil bagian hingga 15% pada tahun 2025 dari total seluruh kategori produk yang dibeli di e-commerce.

Dengan adanya perkembangan GMV hingga 54% sejak 2019, e-commerce memiliki banyak potensi untuk terus mengakuisisi konsumer di Indonesia dan e-commerce diprediksikan akan terus memimpin eConomy di Indonesia.

Oleh karenanya, industri logistik semakin dibutuhkan karena permintaan terhadap ekspedisi pengiriman barang meningkat. Makanya wajar jika pendanaan pada tahun lalu turut diwarnai dari sektor logistik. Sejumlah pendanaan yang diumumkan adalah Waresix, Andalin, Shipper, Kargo, dan Webtrace.

Foto header: Depositphotos.com

Cakap Hadirkan Kursus Bahasa Mandarin untuk Anak, Dilengkapi Augmented Reality Besutan AR&Co

Startup edutech Cakap hari ini (10/2) memperkenalkan fitur terbarunya “Cakap Mandarin for Kids”. Hal unik yang turut disematkan dalam layanan pembelajaran bahasa Mandarin untuk anak tersebut, mereka turut menyuguhkan konten interaktif berbasis augmented reality (AR). Proses pembelajaran dilakukan menggunakan metode pengajaran langsung (live tutoring) yang menghubungkan anak dengan penutur bahasa Mandarin profesional.

Dalam menghadirkan konten AR tersebut, Cakap bekerja sama dengan AR&Co, sebuah startup teknologi yang fokus dalam pengembangan konten digital berbasis AR dan VR (virtual reality). Adapun platform yang diintegrasikan adalah ISeeAR, yang baru diluncurkan oleh AR&Co belum lama ini. Fitur yang ditawarkan aplikasi IseeAR memberikan solusi dengan menghadirkan aneka objek tiga dimensi yang bisa dilihat langsung secara detail dan imersif dalam video conferencing via Zoom, Google Meet, dan lainnya.

“Anak-anak membutuhkan objek nyata dalam belajar karena konsep abstraknya belum berkembang. Hal ini semakin penting dalam bahasa yang memiliki acuan piktograf seperti Mandarin. Penggunaan teknologi AR akan mampu menjembatani kebutuhan belajar anak akan realia sehingga pembelajaran semakin efektif,” ujar Course Manager Cakap Yoshua Yanottama.

“Kami percaya melalui kerja sama dengan Cakap dengan membawa teknologi digital reality dari ISeeAR akan memberi solusi dalam aneka tantangan dalam interaksi daring, bahkan menciptakan bentuk interaksi baru yang dalam dunia nyata belum ada sehingga dapat menumbuhkan semangat belajar bahasa Mandarin bagi anak hingga orang tua untuk tetap melaksanakan kewajiban dalam menuntut ilmu,” kata General Manager AR&Co Juliwina.

Setelah bahasa Inggris, Mandarin memang menjadi berikutnya untuk bahasa asing yang banyak diminati. Menurut data Kementerian Pendidikan Tiongkok, saat ini kurang lebih ada 490 pelajar internasional yang menimba ilmu di sana. Selain itu, tidak dimungkiri banyak sekali perusahaan global yang memiliki basis utama di Tiongkok, termasuk raksasa teknologi seperti Alibaba atau Tencent.

Selain Cakap, sudah ada penyedia layanan lain yang juga menggarap layanan yang sama. Terbaru startup asal Singapura, LingoAce, resmikan kehadiran di Indonesia setelah membukukan pendanaan seri A+ yang dipimpin Sequoia India. LingoAce menyediakan platform belajar bahasa Mandarin virtual untuk anak usia 4-15 tahun dengan tutor yang telah tersertifikasi.

Pertengahan Juli 2020 lalu, Cakap memperluas cakupan pembelajaran mereka lewat layanan UpSkill. Fokusnya pada konten seperti kewirausahaan, pengembangan karier, dan pengembangan diri. Mereka menerapkan sistem modul base dan topic base, sehingga pengguna bisa memilih isu, topik, dan paket yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Akhir Desember 2020, Cakap juga mengumumkan pendanaan seri A+ senilai 42,5 miliar Rupiah, dipimpin oleh Heritas Venture Fund. Bagi Cakap, pandemi ini dipandang sebagai momentum baik untuk memperkenalkan model pendidikan online secara lebih mendalam.

Sepanjang tahun 2020, mereka mengklaim mengalami pertumbuhan hingga 10x lipat. Per tahun 2020, aplikasi Cakap di Google Play Store sudah diunduh ratusan ribu kali; sementara menurut data Similar Web, kunjungan ke situs Cakap.com terpantau terus mengalami pertumbuhan, dari 550 ribu kunjungan di bulan Juni 2020 menjadi 1,35 juta kunjungan di akhir November 2020 ini.

Application Information Will Show Up Here