Telkomsel Ventures Cari 6 Startup Baru untuk Program Akselerator TINC Tahun Ini

Telkomsel Ventures, corporate venture capital milik Telkomsel, kembali menggelar program akselerator Telkomsel Innovation Center (TINC) Batch 9. Kali ini mereka gaet akselerator startup dan modal ventura berbasis di Taiwan, AppWorks.

AppWorks telah menjalankan program akseleratornya sejak 2010, merangkul lebih dari 800 startup untuk bekerja sama dengan perusahaan besar, termasuk Taiwan Mobile dan Wistron.

Resep AppWorks direplikasi untuk membantu Telkomsel Ventures mengungkap ide-ide baru dalam ekonomi digital untuk mendukung mitra bisnis dan pelanggannya, sekaligus menciptakan nilai bagi startup lokal dan mendorong pengembangan tingkat selanjutnya bagi industri telekomunikasi Indonesia.

Berikut detail mengenai TINC Batch 9:

  1. Mencari 5 hingga 6 startup tahap awal hingga seri A yang berfokus di Indonesia.
  2. Peserta disyaratkan memiliki proporsi nilai yang jelas buat Telkomsel, dengan menekankan pada solusi untuk konsumer, data (AI, data analitik, dan keamanan siber), SaaS/enterprise, B2B services, dan fintech.
  3. Startup yang sudah memiliki portofolio kerja sama dengan perusahaan lain atau memiliki proof-of-concepts akan lebih disukai.
  4. Akan mendapat akses ke ekosistem Telkomsel, dipasangkan langsung dengan unit bisnis Telkomsel. Selama program berlangsung, kedua belah pihak akan menggali peluang integrasi agar produk dan layanannya dapat masuk ke ekosistem Telkomsel.
  5. Founder akan mendapatkan akses seumur hidup ke ekosistem AppWorks, mencakup lebih dari 1.600 founder dan 100 founder-mentor berpengalaman di seluruh Asia Tenggara. Serta diundang untuk berpartisipasi dalam hari demo regional AppWorks di Taiwan dan Singapura untuk mendapatkan paparan tambahan dari calon investor.
  6. Sepanjang program, para startup akan mengikuti serangkaian kegiatan dan acara yang dirancang untuk meningkatkan kompetensi perusahaan, memperluas jaringan, dan membangun sinergi dengan Telkomsel, antara lain: mentorship dan jam kerja, pendalaman topik, subject sharing, acara komunitas, dan lain-lain.
  7. Batch 9 akan diakhiri dengan acara Demo Day, yang diadakan pada bulan Oktober. Startup yang berpartisipasi akan memperkenalkan perusahaan mereka kepada sekelompok investor terpilih dan mitra bisnis potensial.

“Kami sangat menantikan penemuan dan kemajuan yang akan muncul dari batch ini saat mereka memulai perjalanan transformatif ini. Kami juga berharap dapat melihat startup dalam batch ini dapat menciptakan nilai menarik dan sinergi dengan unit bisnis Telkomsel, membina hubungan yang saling menguntungkan yang mendorong inovasi dan mengangkat industri secara keseluruhan,” kata CEO Telkomsel Ventures Mia Melinda dalam keterangan resmi, Rabu (6/3).

AppWorks didirikan oleh Chairman & Partner Jamie Lin, yang juga merangkap sebagai CEO Taiwan Mobile. Melalui perannya di Taiwan Mobile, Jamie menjabat sebagai Dewan Direksi Bridge Alliance, aliansi seluler terkemuka di Asia Pasifik, di mana Telkomsel juga menjadi anggotanya.

Hasilnya, AppWorks telah membangun kemampuan untuk bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi guna mendukung kebutuhan mereka dalam ekonomi digital, yang berpuncak pada kemitraan perusahaan dengan Telkomsel Ventures untuk TINC.

“Komitmen kami untuk Indonesia dimulai dengan investasi pada tahun 2018 dan sejak itu berkembang menjadi komunitas pendiri dan investor yang berkembang pesat. Babak baru yang menarik bersama Telkomsel Ventures dari grup telekomunikasi terkemuka untuk memberdayakan startup-startup yang menjanjikan demi meningkatkan ekonomi digital Indonesia,” ucap Chairman & Partner AppWorks Jamie Lin.

Diluncurkan pada 2018, TINC adalah program akselerator korporat Telkomsel. Melalui program akselerator, TINC bekerja sama dengan startup dinamis di Indonesia, memanfaatkan ekosistem, aset, dan keahlian Telkomsel untuk mendorong inovasi. Program bebas biaya dan ekuitas ini dirancang untuk mendukung kolaborasi erat antara Telkomsel dan startup yang sinergis.

TINC Impact Report 2023 / DSInnovate

Terhitung sebanyak 34 startup telah bergabung dalam delapan batch sebelumnya dari total pendaftaran yang masuk lebih dari 1.500 startup. Para peserta ini datang dari 10 vertikal bisnis, di antaranya marketplace, edtech, SaaS & PaaS, IoT, dan lainnya.

Tercatat sebanyak 20 peserta startup sudah memiliki produk matang yang siap dikomersialkan. Kemudian, sebanyak 28 proyek kerja sama dilakukan bersama ekosistem digital Telkomsel dan 9 startup yang memenuhi kualifikasi masuk ke dalam portofolio Telkomsel Ventures (sebelumnya bernama Telkomsel Mitra Inovasi).

Empat Bulan Kegiatan Dibatasi OJK, Akulaku Finance Alami Penurunan Bisnis 30%

PT Akulaku Finance Indonesia, perusahaan pembiayaan di balik layanan paylater Akulaku, kini tidak lagi mendapatkan pembatasan usaha oleh OJK. Hal ini disampaikan langsung Presiden Direktur Akulaku Finance Efrinal Sinaga. Kini perusahaan siap kembali memperbaiki performa bisnis yang sempat turun sejak surat pembatasan turun di awal Oktober 2023.

Kepada DailySocial.id, Efrinal mengatakan bahwa transaksi bisnis Akulaku turun hampir 30% selama masa pembatasan tersebut. Agar tidak lagi tersandung masalah yang sama, ke depannya pihak Akulaku berkomitmen untuk menjalankan bisnis operasional sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

“Tahun ini ada beberapa program marketing yang akan kami luncurkan seperti co-branding, thematyc, juga  penambahan channel dan ekspansi coverage area [..] Sesuai rencana bisnis Akulaku Finance Indonesia juga akan meningkatkan pembiayaan di sektor produktif dan pengembangan area lain seperti pembiayaan otomotif,” ujarnya.

Di Indonesia, grup Akulaku menjalankan 3 perusahaan, yakni Asetku (PT Pintar Inovasi Digital) yang fokus ke cashloan, kemudian Akulaku (PT Silvrr Indonesia) sebagai platform marketplace, dan Akulaku Finance (PT Akulaku Finance Indonesia) yang menjalankan bisnis paylater.

Grup Akulaku juga menjadi pemegang saham kendali Bank Neo Commerce. Sejak 2022 perusahaan juga mulai merilis layanan OneAset sebagai layanan investasi untuk pengguna.

Akulaku Finance sendiri mengklaim sudah memiliki 11 juta pengguna terdaftar dengan 7 juta pengguna aktif bulanan. Ekosistem pengguna tersebut menghasilkan lebih dari 300 juta transaksi di platform mereka.

Di lini paylater, Akulaku bersaing langsung dengan sejumlah pemain kunci seperti Kredivo, Indodana, Shopee Paylater, Gopaylater, dan beberapa lainnya.

Akulaku saat ini telah menjadi salah satu unicorn yang beroperasi di Indonesia. Terakhir mereka mendapatkan pendanaan $200 juta dari Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) pada akhir 2023.

Sebelumnya, Akulaku memperoleh pendanaan sebesar $100 juta dari Siam Commercial Bank (SCB) pada awal 2022. Perolehan ini melanjutkan putaran investasi $125 juta di tahun sebelumnya dipimpin Silverhorn Group, yang sekaligus menjadi mitra pembiayaan (financing partner) sejak 2018

Application Information Will Show Up Here

ngaji.ai Permudah Belajar Mengaji Berkat Dukungan AI

Startup berbasis AI untuk teknologi bahasa, Vokal.ai, memperkenalkan aplikasi belajar mengaji yang didukung dengan teknologi AI, ngaji.ai. Aplikasi ini mampu mendeteksi akurasi pelafalan bacaan Alquran melalui teknologi automatic speech recognition (ASR) agar proses belajar mengaji dapat dilakukan secara mandiri.

Dalam peresmiannya di Jakarta, kemarin (5/3), Co-founder ngaji.ai Sutarto Hadi menyoroti angka literasi Alquran di sejumlah wilayah di Indonesia masih rendah. Fakta ini menjadi ironi dengan data yang menunjukkan Indonesia adalah salah satu negara dengan penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia.

Padahal dalam survei internal yang dilakukan, disimpulkan sebanyak 91% muslim berpandangan pentingnya untuk memiliki kemampuan membaca Alquran. Selama ini, orang tua biasanya panggil guru untuk belajar mengaji atau mendaftarkan anaknya ke TPA/TPQ.

“Sementara, ada juga keinginan memperdalam kemampuan membaca ayat suci Alquran di diri muslim dewasa, namun ada rasa malu dan enggan untuk belajar lagi dari guru,” ucap Sutarto.

ngaji.ai mampu memberi umpan balik untuk membantu pengguna mengetahui apakah pengucapannya sudah benar atau belum. Caranya dengan menerapkan sistem skoring, pengguna akan mendapatkan nilai ketika menyelesaikan materi belajar dan mengerjakan latihan.

Berbagai layanan yang disuguhkan ngaji.ai / ngaji.ai
Berbagai layanan yang disuguhkan ngaji.ai / ngaji.ai

Terdapat tiga tahapan untuk memantau kemajuan belajarnya, yaitu pemula, menengah, dan mahir, yang diukur berdasarkan total skor yang dikumpulkan. Dalam proses belajarnya, terdapat 15 materi. Materi paling dasar adalah mengenal huruf-huruf hijaiah dan bagaimana bunyi huruf tersebut. Kemudian naik tingkat menjadi belajar huruf bersambung.

Selain itu, terdapat juga papan peringkat sebagai salah satu gamifikasi yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi pengguna untuk terus belajar. Seluruh pengguna dapat melihat pencapaian yang didapat serta membagikannya ke media sosial.

Bagi pengguna yang ingin memeriksa kemampuan tadarus, fitur ASR pada menu tadarus bisa mendeteksi kelancaran pengguna mengaji. Fitur exam juga dapat memastikan pengguna sudah menguasai materi dengan tepat atau masih ada area yang bisa diperbaiki. Hal ini demi memastikan proses belajar mengaji yang baik dengan pencapaian terukur layaknya mengaji langsung dengan guru.

ngaji.ai juga memiliki fitur rekomendasi ayat setiap hari untuk pendalaman ayat-ayat Al-Quran selama bulan Ramadan. Fitur lainnya yang terdapat di ngaji.ai adalah jadwal salat dan buka puasa berdasarkan lokasi dan arah kiblat. Fitur yang akan segera ditambahkan adalah Manasik Haji, hadis, dan cerita-cerita Nabi. Seluruh fitur dan proses pembelajaran ini membuat ngaji.ai dapat digunakan oleh anak sejak usia tiga tahun hingga orang dewasa.

Founder Vokal.ai Martijn Enter menyampaikan aplikasi ini sebenarnya telah dikembangkan sejak 2020 menggunakan teknologi yang dikembangkan bersama oleh para ahli asal Indonesia dan Belanda di bidang data collection, materi pembelajaran mengaji, IT, dan machine learning.

Menurutnya, AI di dunia pendidikan Indonesia memiliki potensi yang besar sekali untuk kemajuan dan transformasi. AI dapat menyesuaikan pengalaman belajar berdasarkan kebutuhan masing-masing pelajar dan gaya belajar, sehingga bisa menghasilkan pengertian yang lebih dalam dan interaksi lebih baik.

“Aplikasi ngaji.ai dapat menyesuaikan level kesulitan dan kecepatan belajar berdasarkan performa pengguna, sehingga memastikan adanya kemajuan pemahaman dan menghindari pengguna hilang motivasi untuk belajar,” ucap Enter.

ngaji.ai dapat diunduh melalui Play Store dan App Store. Diklaim terdapat sekitar 15 ribu pengguna aktif dari 20 ribu akun yang terdaftar. Diharapkan pada tahun ini dapat tembus hingga satu juta pengguna.

Vokal.ai merupakan startup AI yang mengkhususkan diri pada teknologi automatic speech recognition (ASR) yang dirancang dapat mengenali seluk-beluk bahasa Indonesia, aksen yang khas, dan faktor lingkungan unik yang memengaruhi ucapan.

Application Information Will Show Up Here

Youtap Buat Aplikasi Khusus Pemilik Usaha Kelola Bisnis

Youtap Indonesia menyeriusi potensi rantai pasok dengan merilis aplikasi khusus pemilik usaha mengelola bisnisnya, Youtap BOS. Sebelumnya solusi ini pertama kali diperkenalkan pada Maret 2023, namun masih berbasis website.

CEO Youtap Indonesia Herman Suharto menyampaikan, lebih dari 40% pelaku UMKM di Indonesia masih belum tersentuh dengan ekosistem digital dalam mengembangkan usahanya. Hal ini menjadi motivasi Youtap untuk tetap berinovasi memberikan solusi-solusi usaha digital terlengkap dan terintegrasi untuk para pelaku UMKM dalam mengembangkan usahanya.

Dia melanjutkan, aplikasi Youtap BOS memungkinkan pemilik usaha memantau performa bisnis, berbelanja stok kebutuhan usaha, membeli paket usaha, ikut program afiliasi (Agen Ajak Cuan), dan mendapatkan solusi pembiayaan. Aplikasi ini juga telah terintegrasi dengan aplikasi kasir digital, Youtap POS.

“Ada dua kebutuhan besar dari pelaku usaha, yakni create value chain dan supply chain agar bisa mengelola stok. Kita gabungkan keduanya ke dalam satu solusi Youtap BOS,” ucap Herman saat perayaan hari jadi Youtap ke-4 di Jakarta, Selasa (5/3).

Penyediaan berbagai solusi di aplikasi Youtap BOS merupakan hasil kerja sama dengan para mitra. Solusi pembiayaan misalnya, bekerja sama dengan Bank INA, tak lain bagian dari Salim Group. Mekanismenya, Bank INA menilai tingkat risiko calon debitur dengan memanfaatkan histori transaksi di Youtap BOS yang memanfaatkan integrasi supply chain marketplace dengan Youtap POS yang memiliki solusi rantai pasok.

Bila disetujui, limit yang diterima tidak berbentuk tunai melainkan bisa dipakai untuk belanja stok dan membeli paket usaha. “Bentuknya productive financing. Karena untuk kebutuhan pembelian stok usaha mereka, kita bisa kasih rate kompetitif. Bayar nanti tapi enggak ada bunga yang menjerat.”

Untuk berbelanja stok di Youtap BOS, terdapat lebih dari 300 pemasok yang sudah bermitra. Mereka datang dari pemasok lokal yang dijaring sendiri oleh tim Youtap, pemasok skala nasional, dan Official Store bersama Indomarco.

Solusi rantai pasok ini termasuk ke dalam salah satu dari tiga pilar layanan Youtap, yakni solusi pembayaran non-tunai & layanan finansial dan solusi pengelolaan usaha dengan layanan POS.

Diklaim, saat ini Youtap sudah mendigitalisasi lebih dari 500 ribu pelaku usaha yang tersebar di lebih dari 510 kota/kabupaten di Indonesia.

Masuk ke bisnis rill

Dalam kesempatan yang sama, Youtap memperkenalkan paket usaha ROMIE (Roti Bakar Isi Indomie). Paket usaha ini merupakan hasil kolaborasi Youtap dengan Indosari Food Solutions, unit bisnis dari merek roti Sari Roti, anak usaha lainnya dari Salim Group.

Herman berharap inisiatif ini bisa mendorong lebih banyak orang jadi pengusaha karena modal awal yang ditawarkan untuk waralaba ini terbilang cukup terjangkau, di mulai dari Rp 4 jutaan dan memiliki berbagai benefit, seperti bebas biaya berlangganan kasir digital selama satu tahun.

Ide awal ROMIE ini, sambungnya, datang dari internal Youtap yang mencari ide usaha bersama ekosistem di Salim Group. Kemudian divalidasi langsung ke pasar dengan membuka booth di bilangan pusat perbelanjaan di Jakarta.

“Ini bentuk komitmen dari kami bahwa sekarang Youtap enggak hanya kasih solusi berbasis digital tapi ada solusi riilnya. Ke depannya akan ada banyak lagi inisiatif baru.”

Di luar ROMIE, sebenarnya Youtap sudah menyediakan lebih dari 40 paket usaha yang bisa dipilih untuk mulai jadi pengusaha. Mayoritas adalah merek lokal yang diwaralabakan. Kategorinya bermacam-macam, seperti makanan beku, perawatan & kecantikan, makanan ringan, street food, minuman, roti & kue, resto & café, hingga es krim.

Application Information Will Show Up Here

wagely Kantongi Rp362 Miliar untuk Pendanaan Ekuitas dan Debt

Startup earned wage access (EWA) wagely mengumumkan perolehan dana segar sebesar $23 juta (sekitar Rp362 miliar), yang terdiri dari pendanaan ekuitas dan debt. VC yang fokus pada penerapan generative AI, Capria Ventures, menjadi investor lead untuk pendanaan ekuitas, diikuti investor lainnya dari putaran terdahulu.

Sementara, investor untuk pendanaan debt hanya disampaikan datang dari perusahaan swasta terkemuka.

Dana segar ini akan digunakan perusahaan untuk memberdayakan lebih banyak pekerja dalam mengelola keuangan lebih baik di Indonesia dan Bangladesh dengan solusi yang relevan.

Dalam keterangan resmi, Managing Partner Capria Ventures Dave Richards menyampaikan, pihaknya terkesan dengan kinerja dari tim wagely yang dibuktikan dengan pertumbuhan yang mengesankan dalam menyediakan solusi finansial bagi kelompok pekerja kerah biru yang kurang terlayani.

“Kami melihat peluang besar bagi wagely untuk menerapkan generative AI dalam berbagai kasus penggunaan, seperti automasi pemrosesan dokumen dan antarmuka percakapan bahasa lokal bagi pekerja untuk membuat keputusan finansial yang lebih baik,” terangnya, Senin (4/3).

wagely beroperasi di Indonesia dan Bangladesh. Sebanyak 75% dari sekitar 195 juta pekerja di kedua negara ini menghadapi situasi finansial yang menantang dan bergantung pada setiap gaji yang mereka terima untuk memenuhi kebutuhan hidup. Keterbatasan akses layanan finansial konvensional mengakibatkan banyak pekerja kurang mendapatkan alat dan dukungan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan finansial.

Solusi yang ditawarkan wagely adalah fasilitas opsional untuk karyawan. Tak hanya itu, perusahaan juga memberikan kemampuan untuk melacak gaji dan mengakses sumber literasi finansial, sehingga membantu pekerja mengurangi tekanan finansial.

Diklaim sepanjang tahun lalu total gaji yang disalurkan wagely mencapai lebih dari $25 juta (Rp393 miliar), memroses hampir satu juta transaksi, dan diakses oleh 500 ribu pekerja. Pencapaian tersebut menobatkan wagely sebagai pemimpin di pasar karena memperlihatkan prospek pertumbuhan yang kuat.

wagely terakhir kali mengumumkan pendanaan pra-seri A pada Maret 2022. Putaran yang bernilai $8,3 juta ini dipimpin oleh East Ventures Growth Fund, diikuti Central Capital Ventura, Integra Partners, Asian Development Bank, Global Founders Capital, Trihill Capital, Blauwpark Partners, dan 1982 Ventures.

Sejak awal berdiri di 2020, diklaim wagely telah digunakan oleh lebih dari 100 perusahaan, di antaranya British American Tobacco, Ranch Market, Adaro Energy, Medco Energi, Mustika Ratu, dan masih banyak lagi.

Startup ini mengumumkan ekspansi ke Bangladesh pada Oktober 2021. Negara terbesar kelima di Asia ini memberikan peluang yang cukup besar dengan lebih dari 4,5 juta pekerja industri Ready-Made Garment (RMG). Para pekerja ini juga terkena dampak pandemi yang berakibat tingginya tekanan keuangan sehingga berdampak besar bagi produsen.

Application Information Will Show Up Here

Fairbanc Peroleh Fasilitas Debt Rp209 Miliar dari Pegadaian

Startup embedded finance Fairbanc mendapatkan pembiayaan utang (off balance sheet) sebesar $13,3 juta (sekitar Rp209 miliar) dari Pegadaian. Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai para pedagang UMKM lebih banyak lagi.

Fairbanc menyediakan solusi tempo pembayaran terintegrasi untuk pelanggan UMKM yang terintegrasi dengan AI/ML. Platformnya terhubung dengan sistem ERP merek konsumen global dengan ekosistem pedagang besar seperti Nestle, dan telah melibatkan lebih dari 550 ribu pedagang di platformnya dan 200 ribu lebih pedagang sudah mendapatkan pendanaan.

Berkat kemitraannya dengan merek besar, Fairbanc mampu memberikan pinjaman BNPL ke pedagang tanpa perlu mengajukan melalui smartphone. Perusahaan menggunakan credit scoring berbasis AI yang dapat membantu memproses pinjaman microcredit secara instan.

Caranya dengan mengakses pesanan pedagang dan rekam jejak pembayarannya. Perusahaan dapat mengutilisasi data ini lebih lanjut untuk melakukan underwriting pinjaman serta mendongkrak penjualan merchant dengan menjaga biaya operasional tetap rendah.

Menurut survei yang dilakukan Unilever, sebanyak 80% penerima manfaat Fairbanc tidak memiliki rekening bank dan sekitar 70% di antaranya adalah pedagang perempuan yang mampu meningkatkan penjualan mereka rata-rata sebesar 35% – berkat BNPL yang dimungkinkan oleh teknologi Fairbanc.

Saat penandatanganan MoU, Chief of Transformation Office Pegadaian Mulyono mengungkapkan apresiasinya terhadap solusi Fairbanc. “Kemampuan Fairbanc untuk mengekstrak big data di tingkat outlet dengan menghubungkan ERP merek-merek besar dan memperoleh skor kredit menggunakan AI dan Machine Learning merupakan sinergi utama yang kami soroti,” kata dia, mengutip dari keterangan resmi, Senin (04/3).

Founder & CEO Fairbanc Mir Haque mengungkapkan rencananya untuk melakukan ekspansi yang lebih besar ke Indonesia. Sebanyak 95 juta orang dewasa di Indonesia masih belum memiliki rekening formal di lembaga keuangan.

“Namun, dengan pertumbuhan kelas menengah, populasi generasi muda yang semakin melek teknologi, dan lingkungan peraturan yang mendorong inovasi dan kewirausahaan, Indonesia kini jadi rumah bagi startup teknologi bernilai miliaran dolar terbesar di Asia Tenggara,” ucap Haque.

Tak hanya itu, dia juga meyakini dengan konsep Fairbanc di Indonesia dapat direplikasi ke negara berkembang lainnya untuk mengatasi salah satu tantangan dan peluang terbesar: memberikan akses kredit kepada jutaan pedagang dalam rangka mendorong revitalisasi ekonomi.

Haque mengaku dirinya sudah menjajaki peluang ekspansi ke Vietnam dan Filipina melalui kemitraan dengan Unilever.

Fairbanc didirikan pada tahun 2019 oleh Mir Haque, seorang MBA Wharton yang sebelumnya bekerja di banyak perusahaan global ternama. Tim pendirinya terdiri dari banyak veteran fintech, seperti mantan CTO Kiva, platform kredit mikro berbasis di San Francisco yang beroperasi di 77 negara dan Thomas Schumacher yang ikut mendirikan raksasa pinjaman mikro pasar berkembang yang berbasis di California, Tala.

Pada Juli 2022, Fairbanc meraih pendanaan pra-seri A senilai $4,8 juta dipimpin oleh Vertex Venture, diikuti Asian Development Bank, East Venture, Lippo Group, 500 Global, Accion Venture Labs, dan miliarder Indonesia Michael Sampoerna.

Disebutkan merek konsumen yang sudah bermitra dengan Fairbanc adalah Unilever, Danone, Nestle, Xiaomi, Mayora, Sasa, Sosro, Indofood, dan lainnya.

Konsep seperti Fairbanc juga digarap oleh pemain lainnya di Indonesia, di antaranya Modalku dan AwanTunai.

Central Capital Ventura Terapkan Bobot Tinggi untuk Eksplorasi Kolaborasi Startup dengan BCA [UPDATED]

Central Capital Ventura (CCV), lengan investasi dari BCA, mengungkapkan eksplorasi potensi kerja sama antara induk usahanya dengan calon startup yang akan didanai kini punya bobot yang lebih tinggi saat uji tuntas. Mengandalkan presentasi berisi prediksi nilai pasar dan valuasi saja kini dianggap kurang kredibel.

Dalam Diskusi Mini Studio BCA, di ICE BSD City, Jumat (01/3), Direktur CCV Adi Prasetyo menjelaskan langkah tersebut sebenarnya tidak berubah dari mandat awal didirikannya CCV, yakni sebagai pendukung bisnis utama BCA di industri keuangan.

“Mungkin selama ini bisa VC melihat kesempatan berinvestasi, maka lebih banyak kurang digali potensi kolaborasinya. Mungkin selama ini seperti itu, kita tidak bisa seperti itu lagi. Artinya potensi kolaborasi itu harus jadi salah satu faktor yang menentukan investment. Startup bisa saja datang ke CCV dulu dan kita pada saat melihat potensi kolaborasi dan seberapa bagus teknologinya, kita pasti refer ke BCA untuk dilihat, due dilligence, bagaimana teknologinya bisa relevan dengan kebutuhan BCA, bisa scalable, bisa diterapkan, dan seterusnya,” ucapnya.

Menurutnya, saat uji tuntas sebuah startup sebenarnya sama seperti bank yang menilai potensi calon debiturnya, namun prosesnya lebih sederhana. Ada tiga hal yang dilakukan.

Pertama, melihat tim dan manajemen. Sebab, membangun budaya perusahaan adalah hal Bagaimana sumber daya manusia di dalam perusahaan tersebut bertumbuh secara stabil dari puluhan ke ratusan.

“Saat tim masih sedikit, bangun interaksi antarorang itu mudah, tapi ketika besar mampu enggak? Ada yang akhirnya founder pecah, itu yang mau kita hindarkan karena arah perusahaannya bisa berubah,” ucapnya.

Kedua, produk dan solusi. Bagaimana saat perusahaan bertumbuh, produknya tetap relevan. Terakhir, kondisi finansial. Sebelum pandemi, startup berlomba-lomba menyajikan valuasi yang menakjubkan. Padahal cara hitungnya itu sederhana. “Bisa BEP berapa lama, bagaimana strateginya, itu yang kita lihat sekarang.”

VP Digital Innovation Solution, Strategic Information Technology Group BCA Samuel Tjung menambahkan program akselerator SYNRGY yang sudah berjalan sejak 2019 adalah bentuk nyata dukungan BCA Grup terhadap ekosistem startup. Bahkan, pihaknya menjadikan BCA sebagai sandbox untuk langsung tes pasar, bukan lagi menilai-nilai angka di lab.

Dia mencontohkan salah satu kisah sukses dengan startup biometrik Verihubs. Startup tersebut menjadi salah satu peserta SYNRGY di 2020. Solusi yang mereka tawarkan itu sejalan dengan kebutuhan BCA karena KYC itu aspek penting dalam bank.

“BCA lihat secara produk jadi fit dengan kebutuhan kita. Lalu kita kenalkan ke CCV dan akhirnya dapat pendanaan,” kata Samuel.

Agar cita-cita menjadi sandbox berjalan mulus, kini program akseleratornya dibuat secara kostum sesuai kebutuhan startup. Tidak lagi ada batch yang berjalan selama tiga bulan, kelas-kelas yang perlu diikuti, diskusi dengan mentor, dan demo day. Perubahan ini sudah berjalan sejak dua tahun.

Dijelaskan lebih lanjut, program ini terus berevolusi karena pihaknya berusaha menjawab kebutuhan startup, jadi secara metode dan kontennya terus menyesuaikan. Tidak melulu startup itu butuh pendanaan, ada juga yang cari mitra buat kerja sama.

“Di buat secara kostum per startup kebutuhannya apa. Misal p2p lending, akan dicarikan mentor yang sesuai. Kita seleksi juga apakah ada potensi kerja sama, ini yang kita kuatkan.”

Sekarang pendaftaran SYNRGY dibuka sepanjang tahun dan demo day akan diselenggarakan jelang akhir tahun. Dari enam gelombang penyelenggaraan, SYNRGY Accelerator sudah meluluskan 79 startup dari 725 lebih startup yang mendaftar dan berhasil menciptakan lebih dari 15 kolaborasi.

Bidik startup embedded fintech

Adi menyebut, menurunnya penanaman modal ke startup dari investor secara global mencapai titik terendah dalam enam tahun terakhir. Spesifik untuk sektor fintech saja, investasi ke sektor fintech selama tiga tahun terakhir turun hingga 30%.

Kini, perusahaan modal ventura lebih selektif dalam memberikan modal. Kendati demikian, ia berharap ada perubahan situasi menyusul munculnya sejumlah inovasi dari teknologi teranyar seiring ekspektasi investor yang terus meningkat.

“Sepertinya enam bulan pertama di 2024, secara umum investor lebih berhati-hati dalam melihat peluang dan melakukan investasi. Di sisi lain, uang yang akan diinvestasikan sebenarnya sangat banyak. Investor sedang menunggu peluang yang tepat untuk berinvestasi, hanya masih berhati-hati,” imbuh Adi.

Walau tidak bersedia merinci lebih jauh, Adi menuturkan saat ini CCV tertarik dengan solusi-solusi pendukung teknologi fintech (embedded fintech). Namun bukan berarti sektor fintech tidak lagi menarik, melainkan karena sudah mature.

“Kami sebagai investor juga mengharap valuasi itu naik sehingga bisa dapat return dengan lebih cepat. Tapi fintech masih promising. Ketika bicara ekspektasi valuasi naik, untuk fintech masih di area consumer, seperti payment, online banking, dan wealth management masih ada ceruknya.”

Adi juga menyampaikan, selain berinvestasi ke startup baru, pihaknya juga akan menyeimbangkannya dengan divestasi. Tidak didetailkan lebih lanjut terkait ini. Dipastikan juga, CCV belum berminat untuk menambah portofolio startup p2p lending ke depannya.

Menurut laporan keuangan CCV, sepanjang 2022 total penyertaan saham secara langsung oleh CCV sebanyak 23 startup dengan nilai Rp333 miliar. Pendapatan operasional sebesar Rp41,1 miliar, naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp2,88 miliar. Kenaikan ini terjadi karena ada divestasi dari salah satu portofolionya, serta keuntungan yang tidak terealisasi atas nilai wajar seluruh portofolio.

Ada 25 portofolio di bawah CCV, tiga di antaranya sudah exit, yakni Railsr (sebelumnya Railsbank), Wallex, dan Impact Credit Solutions (ICS). Portofolio lainnya adalah OY!, Qoala, AirWallex, Agate, Sinbad, Moduit, dan Verihubs. Terdapat tiga startup p2p lending juga, seperti Akseleran, KlikA2C, dan Julo.

Update 13/03/2024: Kami mengubah kutipan Adi Prasetyo di paragraf ketiga

Fitur E-wallet Dinonaktifkan, Pengguna Wise Indonesia Tetap Bisa Pakai Layanan Remitansi Tanpa Tampung Saldo

Update 06/3/2024 16.00: Kami menambahkan pernyataan lanjutan dari Country Manager Indonesia, Wise

Pengguna Wise di Indonesia tidak akan lagi bisa menampung dana/saldo di aplikasi per 23 Mei 2024, hal ini seperti yang telah diumumkan Wise melalui email ke para pelanggan.

Berdasarkan penjelasan yang diberikan, pengurangan fitur ini dikarenakan regulasi di Indonesia – Wise belum memiliki lisensi untuk kebutuhan terkait. Seperti diketahui, untuk bisa menampung dana di aplikasi lewat fitur e-wallet/dompet elektronik, sebuah layanan digital harus terdaftar sebagai penyedia uang elektronik berbasis server di Bank Indonesia. Hal ini tertera pada Peraturan Bank Indonesia No. 20/6/PBI/2018.

Ketika dihubungi DailySocial.id, Country Manager Wise Indonesia Elian Ciptono mengatakan, “Kami telah menginformasikan kepada pelanggan kami bahwa terdapat perubahan dalam penggunaan Wise di Indonesia. Mulai 23 Mei 2024, pengguna pribadi dan bisnis tidak dapat menggunakan saldo mereka atau bertransaksi dengan kartu debit Wise.”

Ia melanjutkan, “Pengguna Wise di Indonesia tetap bisa mengirim uang dari Indonesia ke luar negeri dan sebaliknya, dengan nilai tukar tengah dan tanpa biaya tersembunyi. Kami menyadari bahwa hal ini mengganggu kenyamanan pengguna Wise di Indonesia, namun kami akan terus berkomitmen untuk menghadirkan kembali berbagai layanan yang diminati oleh pengguna Wise di masa mendatang.”

Wise adalah perusahaan asal UK yang fokus menyediakan layanan remitansi atau pengiriman uang lintas negara. Didirikan tahun 2011, teknologi finansial yang diusung diklaim bisa membuat transfer uang online secara lebih cepat dan aman — dengan biaya 2,5x lebih murah dibanding bank atau lembaga tradisional lainnya yang menyediakan remitansi.

Selain untuk pengguna personal, Wise juga memiliki fitur serupa untuk kebutuhan bisnis. PT Wise Payments Indonesia (entitas lokal mereka) telah memiliki lisensi dari Bank Indonesia sebagai Penyelenggara Transfer Dana.

Di Indonesia, mereka bersaing langsung dengan sejumlah platform lokal, beberapa di antaranya Topremit, Transfez, Wallex, Oy!, hingga Flip.

“Bisnis utama Wise Indonesia adalah layanan remitansi antarnegara, sesuai dengan lisensi yang kami miliki di Indonesia, dan bisnis ini telah berkembang pesat. ⁠Pengguna Wise di Indonesia sebelumnya dapat menggunakan rekening multi-mata uang (multi-currency account) dan Wise Card di bawah lisensi entitas Wise di luar negeri, yang dilakukan dengan sepengetahuan Bank Indonesia. Untuk menghindari kesalahpahaman mengenai layanan yang ditawarkan kepada pelanggan di Indonesia, ke depannya, layanan yang akan tersedia di Indonesia hanya mencakup layanan remitansi. Seiring pertumbuhan bisnis kami, kami berharap dapat menghadirkan lebih banyak produk & layanan bagi pelanggan di Indonesia,” imbuh Elian.

Wise Indonesia sudah hadir sejak 2020

Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan, hingga semester pertama 2023 total transfer uang asing yang dilakukan Pekerja Migran Indonesia (PMI) telah mencapai Rp77,35 triliun. Persebaran PMI di berbagai negara ini yang mendorong Indonesia menjadi salah satu pengguna remitansi terbesar di dunia. Menurut Bank Dunia, Indonesia menerima sekitar $10,5 miliar dalam bentuk pengiriman uang pada tahun 2020, menjadikannya penerima pengiriman uang ke-10 terbesar di dunia.

Melihat potensi yang begitu besar, Wise hadir di Indonesia per tahun 2020 lalu. Wise dapat melayani pelanggan di Indonesia yang ingin mengirim uang ke 80 negara.

Salah satu strategi yang digencarkan Wise untuk memantapkan bisnis di Indonesia adalah kerja sama dengan pemain lokal. Satu tahun setelah setup bisnis di Indonesia, Wise menggandeng pemain lokal Instamoney sebagai penyedia API finansial. Instamoney adalah bagian dari Xendit Group yang resmi berdiri pada 2018.

Kemudian di tahun 2023, Wise membangun kemitraan dengan Bank Mandiri. Bank Mandiri menjadi mitra pertama Wise Indonesia yang mengintegrasikan platform remitansi tersebut ke aplikasi bank digital miliknya.

Application Information Will Show Up Here

Binar Dapat Pendanaan Baru dari Bintang NBA Jeremy Lin dan Sejumlah Investor

Startup edutech Binar Academy mengatakan baru menutup putaran pendanaan terbarunya. Seperti dikutip dari e27, investor yang terlibat dalam putaran ini adalah Blue7, JN Capital & Growth Advisory, Scala Group, DGS, MD Capital, dan superstar NBA Jeremy Lin.

Pebasket Jeremy Lin berinvestasi melalui JLIN Capital Studio, unit investasi miliknya yang fokus pada startup berdampak di Asia dan Amerika. Area investasinya di sektor pendidikan, keuangan, properti, dan pertanian.

Putaran ini melanjutkan perolehan pendanaan pra-seri A pada Mei 2022 lalu dengan keterlibatan iGlobe Partners, Teja Ventures, YCAB Ventures, dan beberapa investor lainnya. Kala itu Binar berhasil menutup pendanaan $3,5 juta. Adapun pendanaan awal mereka didukung Teja Ventures dengan partisipasi Indonesia Women Empowerment Fund.

Dana segar dinilai dapat mendorong jaringan, keahlian, teknologi, dan kecakapan bisnis Binar seiring dengan upaya ekspansi ke seluruh wilayah Indonesia.

Dalam wawancaranya dengan e27, Co-Founder & CEO Binar Alamanda Shantika mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan reorganisasi perusahaan guna mencapai profitabilitas melalui inovasi layanan dan produk baru.

Sejak didirikan tahun 2017 oleh Alamanda, Dita Aisyah, dan Seto Lareno, Binar fokus memberikan pelatihan keterampilan digital melalui serangkaian program. Dimulai dari bootcamp, lalu akselerator talenta digital, hingga penyaluran bakat ke perusahaan teknologi. Mengutip situsnya, saat ini Binar telah mencetak lebih dari 180 ribu talenta digital dan menyalurkan ke lebih dari 1100 mitra bisnis.

Dalam Impact Report yang baru-baru ini diterbitkan Binar, dari capaian tersebut ditarik kesimpulan kesimpulan bahwa mereka telah berhasil menyumbang 5% kebutuhan talenta digital untuk Indonesia dari total kebutuhan sebanyak 600.000 orang. Jika value dari angka di atas dikalkulasikan, Binar mengklaim telah menghasilkan sekitar $12,7 juta.

Adapun pelatihan yang disediakan meliputi Business Intelligence, Product Management, Mobile Development, UI/UX Development, dan lain-lain. Selain itu Binar juga menyediakan sejumlah layanan B2B untuk klien perusahaan, salah satunya Binar Pro, solusi training terpadu untuk materi digitalisasi.

Jalan bisnis Binar sempat mengalami tekanan akibat kondisi ekonomi makro pada tahun 2022. Hal tersebut memaksa perusahaan untuk memangkas 20% dari total karyawan — dengan tetap bertanggungjawab penuh atas hak karyawan terdampak.

Di lanskap yang sama, Binar bersaing langsung dengan sejumlah startup seperti Hacktiv8, Myskill, Algobash, dan beberapa lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Induk Danacita Akuisisi Startup Edtech Doyobi

ErudiFi, induk startup fintech lending yang fokus ke pembiayaan pendidikan Danacita, mengumumkan akuisisinya terhadap platform edutech Doyobi. Tidak disebutkan besaran nilai akuisisi yang digelontorkan. Diketahui, baik ErudiFi dan Doyobi adalah portofolio Monk’s Hill Ventures.

Berbasis di Singapura, Doyobi dikenal dengan produk edukasi berbasis gamifikasi yang ditujukan untuk anak usia 8-16 tahun. Pembelajar di dalamnya berupa aneka kompetensi abad ke-21, literasi, dan bahasa Inggris. Startup ini juga sempat menjadi salah satu pemenang MIT Solve Octava Social Innovation Challenge.

Kelas virtual interaktif yang dijajakan Doyobi / Doyobi
Kelas virtual interaktif yang dijajakan Doyobi / Doyobi

“John dan Penny [founder Doyobi] telah mendedikasikan beberapa tahun terakhir di Doyobi untuk menciptakan produk yang disukai pelanggan mereka—sebuah alat peningkatan keterampilan yang membantu penguasaan siswa terhadap keterampilan penting abad ke-21,” ujar ujar Co-Founder & CEO ErudiFi Naga Tan.

Ia melanjutkan, “Kami sangat senang menyambut mereka ke dalam tim ErudiFi saat kami berupaya untuk mencapainya memperdalam kemitraan sekolah kami dan menjembatani kesenjangan pendidikan-ke-pekerjaan bagi siswa peminjam kami. Keahlian mereka akan berperan penting dalam memajukan misi kami untuk memperluas akses terhadap pendidikan di wilayah ini dan mewujudkan tujuan jangka panjang kami dalam mendorong dampak antargenerasi.”

Sementara itu Co-Founder Doyobi John Tan menyampaikan, “Misi kami di Doyobi adalah menciptakan pengalaman pendidikan yang menarik dan berdampak bagi anak-anak. Bergabung dengan ErudiFi akan memungkinkan kami meningkatkan misi ini dengan menghubungkan penguasaan keterampilan penting abad ke-21 dengan kesiapan karier, memastikan bahwa setiap orang memiliki peluang untuk berkembang bersama akses yang tepat terhadap pendidikan.”

Selain Danacita, ErudiFi juga mengoperasikan platform fintech Bukas di Filipina. Dalam proses kerjanya, ErudiFi bekerja sama dengan universitas dan sekolah kejuruan untuk menawarkan paket cicilan biaya sekolah kepada siswa dan orang tua. Mengutip situsnya, Danacita telah melayani lebih dari 27 ribu pengguna, bekerja sama dengan 148 institusi pendidikan, dan menyalurkan dana lebih dari 404 miliar Rupiah.

Selain Naga, ErudiFi turut didirikan Ketty Lie dan Susli Lie. Namun per akhir 2020, Susli sudah tidak aktif lain menjadi founder dan beralih fokus ke VC dengan mendirikan Moonshot Ventures yang berfokus pada impact fund. Bersamaan itu, ia juga kini menjabat sebagai Partner di Monk’s Hill Ventures.

ErudiFi terakhir mengumumkan pendanaan seri A pada awal 2021. Putaran yang dipimpin oleh Monk’s Hill Ventures dan Qualgro ini membukukan nilai investasi $5 juta. Startup yang tergabung dalam program akselerator Y Combinator (W18) ini sempat membukukan pendanaan awal dari sejumlah investor, termasuk Monk’s Hill Ventures, Intudo Ventures, Y Combinator, Convergence Ventures, Patamar Capital, dan beberapa lainnya. Mereka debut tahun 2017 di Indonesia, baru mulai menjelajah pasar Filipina pada April 2019.

Di Indonesia ada beberapa startup pembiayaan untuk pendidikan. Selain Danacita, ada DANAdidik, Pintek, KoinWorks, JULO, dan EiduPay.

Application Information Will Show Up Here