Rose All Day Umumkan Pendanaan Seri A Rp84 Miliar, Segera Gencarkan Ekspansi Regional

Startup D2C produk kecantikan asal Indonesia “Rose All Day Cosmetics (RADC)” mengumumkan pendanaan seri A senilai $5,41 juta (sekitar Rp84 miliar). Putaran ini dipimpin SWC Global, dengan partisipasi investor sebelumnya AC Ventures dan investor baru DSG Consumer Partners.

Modal segar ini akan digunakan RADC untuk memperluas ekspansi bisnis di Indonesia dan ASEAN, berinovasi produk secara menyeluruh dengan berfokus pada teknologi, dan mengembangkan produk secara omnichannel.

Wakil Presiden SWC Global Wendi Xiang menjelaskan, pihaknya memiliki keyakinan besar terhadap prospek ekonomi Indonesia pada masa mendatang. Kualitas, desain produk RADC, dan efisiensi operasional membuat timnya terkesima.

“Kami dengan cepat melihat merek ini menjadi merek kecantikan unggulan asal Indonesia. Investasi dan dukungan kami tidak hanya sebatas modal, kami berencana untuk menghubungkan RADC dengan portofolio konsumen Tiongkok kami, dan membantu RADC membangun dukungan rantai pasokan di Tiongkok,” ucapnya dalam keterangan resmi, Jumat (15/12).

Co-founder RADC Tiffany Danielle mengatakan, kolaborasi antara SWC Global dan DSGCP merupakan langkah signifikan dalam meningkatkan kehadiran pasar RADC dan kompleksitas operasional di Asia Pasifik.

“Bersama-sama, kami berkomitmen untuk membuka peluang baru dan menyampaikan produk kosmetik yang luar biasa untuk memenuhi kebutuhan berkembang pelanggan kami di Indonesia dan di luar,” kata Tiffany.

Perusahaan akan memperluas tim dengan merekrut di berbagai departemen, termasuk pemasaran, media sosial, operasional, keuangan, dan pengembangan produk. Ekspansi ini sejalan dengan tujuan RADC untuk menjaga ekuitas merek di pasar dan melayani basis konsumen yang semakin beragam.

Telah capai profit

Diluncurkan pada 2017, RADC menunjukkan tren yang menjanjikan karena kini dikenal sebagai merek produk make up dan perawatan kulit berkualitas tinggi yang ramah lingkungan, mengusung clean-beauty, inclusivity, dan sustainability.

Dengan modal awal sebesar $10 ribu pada saat itu, RADC mengklaim telah mencapai profitabilitas dalam 1,5 tahun setelah beroperasi. Kemudian, pada 2020, RADC memperoleh pendanaan tahap awal dari AC Ventures.

Disebutkan putaran seri A ini terjadi setelah RADC mengalami pertumbuhan pendapatan tahunan 4x pada 2022, diikuti oleh pertumbuhan 6x pada 2023. Pertumbuhan positif ini merupakan hasil dari kombinasi daya tarik produk, peningkatan distribusi online dan offline, serta kemampuan brand dalam memperkuat retensi pelanggan.

Kepala Wilayah Asia Tenggara DSGCP Sameer Mehta menambahkan pasar kosmetik dan perawatan kulit Indonesia pada 2022 masing-masing memiliki nilai $800 juta dan $2,4 miliar, dengan pertumbuhan tahunan yang diproyeksikan mencapai 14%-16% dan 10%-15% hingga 2026.

Ekspansi ini akan didorong oleh pangsa pasar yang kuat dari kelompok milenial dan Gen-Z sebanyak 145 juta konsumen yang mencari produk premium di tengah peningkatan PDB per kapita yang diestimasikan mencapai $7.000 pada 2026. Keterlibatan digital yang signifikan dari konsumen ini, ditandai dengan tingkat penetrasi 89% di daerah perkotaan, didorong oleh booming e-commerce dan media sosial.

“Dengan berfokus pada nilai-nilai lokal, DSGCP meyakini bahwa merek yang diproduksi di Indonesia, oleh orang Indonesia, untuk orang Indonesia, akan beresonansi mendalam dengan aspirasi ekonomi yang sedang berkembang di Indonesia,” ujar Mehta.

Founder & Managing Partner AC Ventures Michael Soerijadji menyampaikan, “Kami bangga terus mendukung Rosé All Day Cosmetics. Pendekatan inovatif dan inklusif mereka dalam industri kecantikan dan perawatan kulit sejalan dengan etos kami untuk mendukung perusahaan-perusahaan transformatif sejak awal. Kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan pasar yang bergerak cepat, dan merespons tantangan-tantangan yang tidak terduga membuat mereka menjadi pengusaha yang unggul di saat di mana contoh-contoh hebat dibutuhkan lebih dari sebelumnya.”

 

eFishery India Telah Jangkau 1.000 Hektar Kolam dan 3.000 Metrik Ton Pakan

Startup aquatech eFishery memperkenalkan bisnisnya di India, eFishery Aqua Techworks Private Limited, setelah merampungkan uji coba komersial sejak Maret 2023. eFishery India mampu menjangkau lebih dari 1.000 hektar kolam milik pembudidaya dan mendistribusikan 3.000 metrik ton pakan.

Pencapaian positif ini membuat perusahaan terus berambisi memperluas jangkauan operasional ke lima negara bagian lain di India hingga akhir 2024. Selain India, eFishery juga melirik peluang di satu atau dua negara di wilayah Asia dan Amerika Latin dalam satu tahun mendatang, sembari terus menjalankan ekspor produk udang ke luar negeri.

Strategi ini juga berfokus untuk melihat variasi pasar yang menawarkan ekosistem komprehensif kepada pembudidaya, menciptakan model koperasi digital lengkap dengan akses untuk pakan ikan dan udang berkualitas tinggi, teknologi Internet of Things (IoT), SOP produksi, dan jaminan pembelian (off-take), guna memberdayakan serta mengembangkan potensi pembudidaya.

“Dimulai dengan India, kami bangga dengan kemampuan eFishery mengerahkan potensi kekuatan akuakultur secara global melalui teknologi buatan Indonesia, dengan rata-rata peningkatan pendapatan pembudidaya mencapai dua hingga tiga kali lipat,” kata Co-founder dan CEO eFishery Gibran Huzaifah dalam keterangan resmi, Kamis (14/12).

Pihaknya menyadari potensi dan nilai industri akuakultur India, baik secara ukuran dan struktur, memiliki kemiripan dengan Indonesia, yang didominasi oleh pembudidaya level kecil dan menengah. Memosisikan sebagai mitra, para kontributor utama ketahanan pangan lokal dan regional India dapat berkontribusi lebih baik untuk menghasilkan sumber protein berkelanjutan yang dapat diakses oleh masyarakat global.

India dengan populasi 1,4 miliar jiwa memiliki tingkat konsumsi seafood hingga 60-70%. Tingginya konsumsi ini berpengaruh pada industri akuakultur yang bernilai lebih dari $15 miliar, dan memiliki Compound Annual Growth Rate (CAGR) >8% selama tiga dekade terakhir.

Hal ini menggambarkan besarnya potensi industri akuakultur di India. Namun, di tengah besarnya potensi tersebut, pembudidaya kecil dan menengah di India masih menghadapi berbagai tantangan, seperti lemahnya akses ke pasar, skema harga yang tidak konsisten dan tidak menguntungkan, skema pembayaran yang selalu terlambat, serta kurangnya informasi dasar manajemen budidaya dari sisi tata cara, teknologi, maupun inovasi.

Menyadari hal tersebut, eFishery berupaya memberdayakan pembudidaya agar dapat mengambil keputusan secara cepat berdasarkan informasi dan data. Fokusnya adalah mengoptimalkan praktik budidaya dan meningkatkan hasil panen secara keseluruhan.

International Expansion Lead eFishery Neil Wendover menjelaskan komitmen perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas pembudidaya di setiap negara sasaran ekspansi. Menurutnya, tujuan bisnis eFishery tetap berfokus untuk menyelesaikan masalah para pembudidaya dan meningkatkan profitabilitas dengan mendorong produktivitas dan efisiensi operasional.

“Kami tidak mengurangi keuntungan mereka, tetapi justru menggandakan hasilnya,” imbuhnya.

eFishery India memulai operasinya di Andhra Pradesh, negara bagian India yang menyumbang 35% dari total produksi akuakultur nasional. Timnya terdiri dari 50 karyawan lokal, yang memiliki pemahaman mendalam tentang kultur setempat. Dukungan dari lembaga pemerintah dan pemasok bahan baku berperan penting dalam mengatasi tantangan unik sektor akuakultur India yang sangat berpotensi namun masih terfragmentasi.

“Kami senang bahwa upaya strategis kami telah membuahkan hasil. Di India, kami berada di jalur yang tepat untukmencapai pertumbuhan 10x lipat, selaras dengan target bisnis ekspansi internasional kami.”

“Kolaborasi dengan eFishery telah membawa perubahan besar bagi kolam budidaya kecil kami. Solusi dan dukungan inovatif mereka telah meningkatkan efisiensi dan mendorong keberlanjutan operasi budidaya kami secara keseluruhan. Bantuan berkelanjutan dari eFishery juga memastikan panen yang sukses, sehingga dapat mencegah perlunya panic harvest karena kendala finansial” kata Ch. Veera Nageswar Rao, pembudidaya ikan dari Distrik Kakinada di India, dan juga mitra eFishery.

Didirikan di Bandung pada 2013, eFishery telah mendisrupsi industri akuakultur Indonesia dengan menawarkan digital autofeeder berbasis IoT. Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas, efisiensi, dan kenyamanan dalam usaha budidaya ikan. Teknologi berbasis data yang dimiliki eFishery menggunakan sensor untuk memantau dan mengoptimalkan pemberian pakan, kesehatan ikan, dan kualitas air sekaligus meminimalkan limbah.

Sebagai startup unicorn pertama di industri akuakultur global, langkah strategis eFishery ke India sejalan dengan komitmen perusahaan untuk mengatasi masalah kelaparan di dunia.

“Kehadiran kami di India merupakan langkah penting dalam strategi ekspansi internasional kami. Dengan fokus pada teknologi dan solusi berbasis data, eFishery memimpin transformasi value-chain akuakultur dan berkontribusi terhadap kesejahteraan ekonomi para pembudidaya,” tutup Gibran.

Application Information Will Show Up Here

Bizhare Segera Bentuk Anak Usaha untuk Kelola “Fund”

Startup securities crowdfunding (SCF) Bizhare mengungkapkan rencana untuk membentuk fund (dana kelolaan) sebagai inovasi instrumen investasi baru, selain layanan urun dana SCF berbentuk obligasi/sukuk dan saham. Rencananya fund ini akan diumumkan pada kuartal I 2024 mendatang.

Kepada DailySocial.id, CEO Bizhare Heinrich Vincent menyampaikan bentuk fund ini nantinya akan terpisah dari Bizhare, alias membentuk badan hukum baru sendiri. Ia masih belum bersedia mengungkap lebih banyak terkait ini.

“Kita tertarik karena selama ini banyak institusi mau kerja sama tapi maunya ada instrumen sendiri yang terpisah [dari SCF]. Selama ini [lewat Bizhare Institusi] semua prosesnya mereka lakukan sendiri, baik dari pendaftaran dan memilih UKM yang mau di-invest,” ujarnya, saat media gathering Bizhare di Jakarta, kemarin (13/12).

Rencana tersebut sebenarnya sejalan dengan inisiatif perusahaan setelah memperkenalkan Bizhare Institusi pada tahun ini. Bizhare Institusi merupakan solusi investasi yang memungkinkan kalangan institusi untuk berinvestasi langsung ke bisnis melalui Bizhare melalui skema saham dan obligasi/sukuk.

Institusi yang ditargetkan jadi pengguna adalah perusahaan swasta, family office, koperasi, modal ventura, yayasan, dan entitas lainnya. Melalui akun Bizhare Institusi, mereka dapat memantau kinerja portofolio setiap bulannya tiap tanggal 25 dan menarik langsung keuntungan ke rekening bank yang ditunjuk, serta benefit-benefit lebih lainnya.

Langkah tersebut merupakan alternatif untuk diversifikasi portofolio ke berbagai jenis industri riil dan penerbit efek dengan imbal hasil yang cukup menarik di luar instrumen keuangan yang ada saat ini. Dalam risetnya, imbal hasil untuk jangka waktu dan tingkat risiko yang ditawarkan SCF lebih menarik dibandingkan deposito dan reksa dana.

“Bizhare Institusi menawarkan alternatif baru untuk perusahaan memiliki alternatif investasi baru yang lebih clear bila ingin masuk dengan jangka panjang. Tadinya kalau lewat jalur tradisional, return-nya general.”

Heinrich melanjutkan, strategi perusahaan untuk mendorong pemodal dari kalangan institusi ini secara naluriah mirip dengan apa yang terjadi di industri p2p lending. Pada awal kehadiran, strategi banyak perusahaan adalah mengajak sebanyak-banyaknya investor ritel untuk bergabung dan memperkuat jaringannya.

“Kita justru kuatnya juga di ritel [saat awal berdiri]. Institusi biasanya baru explore kalau ritelnya sudah banyak. Jadi mereka memang selalu masuk belakangan, sama seperti saat p2p [lending] dulu.”

Ia tidak merinci lebih jauh klien Bizhare Institusi yang sudah bergabung hingga saat ini, di antaranya ada family office dan perusahaan modal ventura (PMV). PMV ini bergabung karena mereka juga didorong oleh aturan OJK yang mewajibkan mereka untuk meningkatkan porsi penyertaan investasi saham dalam portofolio mereka.

Dalam beleid, PMV wajib memiliki portofolio kegiatan penyertaan saham dan/atau penyertaan melalui pembelian obligasi konversi paling rendah sebesar 15% dari total kegiatan usaha PMV. Belakangan, OJK melihat fenomena beberapa PMV yang lebih fokus pada usaha pembiayaan saja.

“Sementara kebanyakan family offices lebih tertarik dengan obligasi/sukuk karena ditaruh untuk sementara saja. Tapi kalau PMV ada mandat dari OJK untuk penuhi porsi saham, mereka harus comply itu.”

Pencapaian Bizhare

Sejak beroperasi di 2018, diklaim total investasi yang disalurkan melalui mencapai Bizhare mencapai Rp200 miliar untuk 120 penerbit UMKM hingga Oktober 2023. Sekitar 60%-70% dari total investasi ini merupakan penyertaan saham dan sisanya berupa obligasi/sukuk. Lalu, terdapat lebih dari 200 ribu investor ritel terdaftar di Bizhare.

Perusahaan menyediakan beragam investasi, mulai dari bisnis franchise, UMKM, hingga startup melalui penawaran efek saham, obligasi dan sukuk, dengan modal yang terjangkau. Beberapa proyeknya seperti Holycow, Bam Cargo, Sour Sally, Ubeatz, Pempek Farina, Shuka Grill, pendanaan film hingga proyek sukuk dari vendor korporasi swasta, pemda, BUMN/BUMD dan tender kementerian.

Dalam rangka memperluas jangkauan bisnis, perusahaan saat ini sedang mengajukan izin unit layanan pendanaan syariah di OJK. Bila izin tersebut diraih, maka segmentasi bisnis UMKM yang dapat didanai dapat lebih luas, mencakup ekosistem ekonomi syariah itu sendiri.

“Di pasar saham, ketika pasar bergejolak, investor asing banyak yang balik ke negara asalnya. Tapi di Bizhare fondasi dasarnya UMKM, jadi perputaran konsumsinya di lokal juga. Bila konsumsi lokal tinggi, maka makin maju UMKM kita. Untuk itu, Bizhare berupaya jaga inflasi, makanya buat Bizhare Institusi agar harapannya tidak usah takut ekonomi global,” pungkasnya.

Pada 21 November kemarin, perusahaan mengumumkan pendanaan lanjutan dengan nominal dirahasiakan. Putaran ini dipimpin oleh Kejora Capital dan SBI Holdings melalui SBI-Kejora Orbit Fund. Diikuti pula beberapa investor sebelumnya, seperti Telkomsel Mitra Inovasi, AngelCentral, dan beberapa investor strategis lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Finfra dan Xendit Garap Produk Pembiayaan Berbasis Pendapatan untuk UMKM

Populernya lanskap pembiayaan UMKM di Indonesia mendorong kemunculan berbagai inovasi untuk mempermudah akses. Baru-baru ini, startup fintech Finfra dan Xendit memperkenalkan Revenue-Based-Financing (RBF) alias pembiayaan berbasis pendapatan, model pembiayaan alternatif baru bagi UMKM.

Produk RBF menawarkan akses kredit kepada UMKM dan pilihan pembayaran yang fleksibel. Finfra dan Xendit mengembangkan sistem rekening bank berkemampuan API yang dapat dibuka atas nama pihak peminjam. RBF memungkinkan peminjam untuk mengarahkan semua pendapatan ke rekening yang ditunjuk, dan sebagian otomatis dialokasikan untuk pembayaran kembali pinjaman.

Hal ini untuk menghindari rasio yang umumnya mengarahkan 20% dana masuk ke pembayaran pinjaman dan menyimpan 80% sisanya di rekening peminjam. Adapun, kemitraan ini memanfaatkan fitur Rekening Dana Fintech (RDF) dari Xendit untuk proses collection secara otomatis.

Dalam keterangan resminya, Managing Director Xendit Mikiko Steven mengatakan, “Menyederhanakan dan memodernisasi pembayaran telah menjadi inti pekerjaan kami sejak kami mendirikan perusahaan ini. Untuk itu, penting bagi kami untuk bermitra dengan perusahaan yang fokus pada Asia Tenggara dan UKM Asia Tenggara seperti kami, dan saya sangat yakin dengan masa depan produk dan kemitraan ini.”

Sementara dihubungi secara terpisah, Co-Founder dan CEO Finfra Markus Prommik mengungkap bahwa produk ini dapat menimbulkan biaya pembayaran yang lebih tinggi meski menghasilkan keuntungan positif dan tingkat approval lebih tinggi. Namun, edukasi pengguna terus dilakukan agar lebih memahami tantangan dan risiko pembiayaan berbasis pendapatan.

“Keuntungannya, RBF dapat menaikkan tingkat persetujuan untuk produk pinjaman. Kedua, pembayaran secara otomatis dapat menghemat waktu dan memberikan fleksibilitas bagi UKM. Saat ini, hanya penjual online yang memiliki akses ke produk RBF kami. Suku bunga yang ditawarkan tergantung profil risiko, tetapi rata-rata berkisar 2,5% per bulan,” ujar Prommik.

Sebagai informasi, Finfra adalah startup penyedia infrastruktur pinjaman yang beroperasi bersama anak usaha P2P Lending, Danabijak. Sementara, Xendit membangun infrastruktur pembayaran yang kini beroperasi di Indonesia dan Filipina.

Model pendanaan UMKM

Dari informasi yang kami himpun, tampaknya belum banyak platform penyedia produk pembiayaan atau modal UMKM dengan skema RBF. Sejauh ini yang kami temukan adalah platform Jenfi asal Singapura, klaimnya sebagai penyedia produk RBF pertama di Asia Tenggara. Jenfi baru resmi meluncur di Indonesia pada Juni 2023.

Mengutip informasi di situs resminya, Jenfi menjelaskan bahwa model RBF berbeda dengan pembiayaan ekuitas yang mengambil porsi kepemilikan saham untuk mendapat modal. Skema ini juga disebut lebih fleksibel dan ideal bagi pelaku UMKM yang mengejar pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang.

Di Indonesia, kebanyakan model fasilitas pembiayaan alternatif yang ditawarkan oleh startup berbentuk P2P Lending. Kemudahan pengajuan dan akses yang lebih luas memungkinkan pelaku usaha untuk mendapat fasilitas permodalan dibandingkan opsi dari lembaga keuangan tradisional.

Model lainnya yang tengah berkembang saat ini adalah Securities Crowdfunding (SCF). Pemilik bisnis dapat melakukan pengumpulan dana untuk pengembangan usahanya di mana investor bisa masuk lewat berbagai instrumen, seperti kepemilikan saham, obligasi, atau sukuk. Meski begitu, skala penggunaan SCF masih jauh dibandingkan P2P Lending.

Berdasarkan data OJK per Oktober 2023, total outstanding loan P2P Lending mencapai Rp58,05 triliun dengan total platform penyelenggara sebanyak 101. Adapun, total pengumpulan dana melalui platform SCF baru mencapai Rp1,01 triliun dari 16 platform terdaftar dan 164 ribu investor.

TikTok Shop Mulai Integrasi Bisnis E-commerce dengan Tokopedia

TikTok dan Tokopedia mengumumkan kolaborasi pertama dalam kampanye Beli Lokal bertepatan pada Hari Belanja Nasional (Harbolnas) 2023, setelah mengumumkan kemitraan strategis pada kemarin (11/12).

Per hari ini (12/12), tampilan TikTok Shop sudah berbeda. Ditelusuri lebih jauh oleh DailySocial.id, di menu Shop dalam halaman utama TikTok, kini bernuansa hijau ala Tokopedia berisi katalog produk-produk yang dapat dibeli konsumen. Akun-akun penjual dapat ditelusuri lebih jauh isi katalog mereka, serasa seperti belanja di platform e-commerce pada umumnya.

Sebelum TikTok Shop dilarang, menu Shop ini diisi dengan produk-produk yang sudah terpersonalisasi sesuai minat pengguna, baik yang sering dicari di mesin pencarian, maupun sering dibeli. Diselipkan juga para penjual-penjual yang sedang sedang live stream pada saat itu.

Sementara itu, “keranjang kuning” yang ada di menu utama TikTok juga sudah kembali berfungsi untuk transaksi. Pengalaman yang ditawarkan tidak jauh berbeda dari sebelum TikTok dilarang. Pengguna dapat langsung memilih katalog produk saat penjual live streaming dan menyelesaikan transaksi di dalamnya.

Di sela-sela konferensi pers kampanye Beli Lokal, CEO PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) Patrick Walujo menyampaikan tujuan utama dari kerja sama ini adalah menggairahkan bisnis e-commerce Tokopedia. Namun transisi ini butuh waktu dan yang sekarang terjadi adalah masa percobaan. “E-commerce [TikTok Shop] jadi Tokopedia dan transaksinya akan terjadi di Tokopedia,” ujarnya.

Dia melanjutkan, “Kalau bisnis Tokopedia dan TikTok makin besar, kita [GoTo] juga punya banyak keuntungan karena ada Gopay, GoTo Financial ikut besar juga. Kalau makin banyak order, kan bisa juga diantar dengan Gojek.”

Periode uji coba ini rencananya akan berlangsung selama tiga sampai empat bulan, yang dilaksanakan dengan konsultasi dan pengawasan dari kementerian serta lembaga terkait. Program yang akan diluncurkan di masa uji coba ini adalah kampanye Beli Lokal dimulai pada 12 Desember 2023 bertepatan dengan Harbolnas.

Patrick menjadi ketua komite untuk memfasilitasi transisi dan integrasi, dengan dukungan dari perwakilan PT Tokopedia dan TikTok.

Presiden Tokopedia Melissa Siska Juminto menuturkan, dalam masa uji coba ini pihaknya memfokuskan pada dukungannya pada UMKM lokal dengan membuat sejumlah program bersama dari hulu ke hilir, yakni:

  1. Pembinaan UMKM Produsen, yang bergerak pada usaha kain tradisional, kopi, dan buah kering,
  2. Program Terintegrasi: Pelatihan peningkatan produksi (dukungan teknologi, modernisasi, operasional toko); Dukungan promosi digital (promosi melalui livestream, video pendek, kampanye khusus di online platform); Dukungan kreator (program afiliator produk lokal),
  3. Pengembangan SDM teknologi untuk talenta, kurikulum IT di berbagai kampus,
  4. Promosi produk lokal di pasar internasional, yang bergerak di industri pakaian, makanan kemasan, aksesoris, dan batu akik.

“Ini jalannya panjang dan ini baru tahap uji coba jadi kami akan bekerja sama erat dengan Kemendag untuk mendapatkan compliance, audit, dan sebagainya,” katanya.

Dalam sambutannya, Direktur Eksekutif E-Commerce TikTok Indonesia Stephanie Susilo menyampaikan selama dua tahun terakhir, TikTok di Indonesia terus menghadirkan pengalaman belanja yang terus bertumbuh. Sebanyak 6 juta bisnis lokal dan hampir 7 juta kreator telah menggunakan platform-nya untuk menghidupi mereka.

“Sebanyak 90 ribu penjual dan kreator telah terlibat dalam berbagai seminar yang diadakan TikTok untuk membantu mereka mengembangkan bisnis. Di Indonesia, UMKM memainkan peran besar dalam ekonomi. Kami menggunakan kemampuan inovatif kami untuk membantu UMKM di Indonesia,” katanya.

Dia melanjutkan, “Sejatinya Harbolnas adalah inisiatif pemerintah untuk menumbuhkan ekonomi digital. Semangat Harbolnas sangat berarti bagi kami dan menandai tonggak sejarah yang terlupakan. [..] Tidak hanya diskon, komunitas bisa memanfaatkan ekosistem konten TikTok agar bisa memberikan perhatian lebih besar.”

Dalam kesempatan ini juga turut dihadiri oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Dia bilang, penopang ekonomi di Indonesia itu adalah UMKM. Jika Indonesia mau jadi negara maju di 2045, kata kuncinya adalah UMKM yang naik kelas. “Makanya perhatian, keberpihakan political will untuk melindungi bidang ini harus sungguh-sungguh dilakukan,” kata dia.

“Perkembangan teknologi ini mau tak mau mengharuskan kita berusaha dengan sistem yang baru. UMKM offline mau tidak mau harus menghidupi perkembangan. Peran pemerintah mengatur dan menata agar perkembangan teknologi yang dipakai bisa jadi solusi win-win,” tambahnya

Jadi pemegang saham pengendali

Seperti diketahui, Tokopedia dan TikTok Shop Indonesia akan bergabung dan beroperasi di bawah naungan PT Tokopedia. Transaksi ini ditargetkan rampung pada kuartal I 2024. Ada beberapa poin penting yang diungkap dalam keterbukaan informasi BEI, yakni:

  1. Tokopedia membeli aset berupa kontrak bisnis dan hak eksklusif unutk memiliki dan mengoperasikan TikTok Shop di Indonesia dari TikTok dengan nilai pembelian sejumlah $340 juta.
  2. Perjanjian pengambilalihan saham sehubungan dengan rencana investasi dari TikTok kepada Tokopedia sebesar $840 juta. Dana ini akan digunakan untuk mengambil bagian dan membayar secara penuh atas saham baru yang dikeluarkan Tokopedia.
  3. Sebagai bagian dari rencana investasi, Tokopedia juga akan menerima Promissory Note dari TikTok sebesar $1 miliar. Surat utang ini nantinya dapat digunakan untuk kebutuhan modal kerja Tokopedia di masa mendatang.

“Apabila Rencana Investasi ini dapat diselesaikan oleh para pihak, hal ini akan menyebabkan TikTok menjadi pemilik dari 75,01% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh di Tokopedia dan kepemilikan Perseroan menjadi 24,99% di Tokopedia,” tulis manajemen GoTo Group.

“Namun demikian, para pihak telah sepakat bahwa kepemilikan Perseroan di Tokopedia tersebut tidak akan terdilusi lebih lanjut dikarenakan pendanaan di masa depan dari TikTok.”

Promissory note dikenal dengan istilah surat sanggup bayar yang di dalamnya terdapat dua pihak yakni, pihak penerbit dan pihak investor. Isi dari surat ini biasanya berupa pernyataan kesanggupan tanpa adanya syarat apapun untuk membayar uang kepada pihak yang tercantum dalam surat.

Application Information Will Show Up Here

Pegipegi Resmi Tutup Layanannya

Setelah hampir 12 tahun beroperasi sebagai layanan Online Travel Agent (OTA) di Indonesia, Pegipegi per 11 Desember 2023 resmi menghentikan operasionalnya. Hal ini disampaikan perusahaan melalui situs resminya. Layanan Pegipegi di website dan aplikasi sudah tidak bisa digunakan.

Surat perpisahan Pegipegi di situs resminya

Pegipegi terakhir menerima pesanan pada tanggal 10 Desember 2023. Kendati tutup, perusahaan memastikan bahwa pelanggan yang melakukan pembelian sebelumnya tetap bisa memanfaatkan tiket atau voucher yang telah dibeli. CS Pegipegi via email juga masih diaktifkan jika dibutuhkan permintaan refund, reschedule, atau komplain.

DailySocial.id sudah mencoba menghubungi pihak Pegipegi untuk meminta keterangan lebih lanjut, namun belum mendapatkan respons.

Sejak 2018 bisnis Pegipegi telah diakuisisi oleh Traveloka. Menurut laporan yang diunggah ke regulator, seperti dikutip Alternatives.PE, nilai akuisisi mencapai $210 juta.

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 sempat memporak-porandakan bisnis OTA. Namun menurut para manajemen, termasuk dari Pegipegi, pada Q1 2021 bisnis mereka sudah mulai pulih. VP Commercial Pegipegi waktu itu menyampaikan, bahwa pada periode tersebut pemulihan secara gabungan di dua bisnis utamanya sebesar 51%.

Sinyal melemahnya bisnis Pegipegi juga sudah terendus sejak mundurnya Serlina Wijaya (CEO) pada awal tahun ini. Dibarengi dengan kuantitas kegiatan promosi yang berkurang signifikan tahun ini. Namun demikian perusahaan tidak menyampaikan secara eksplisit alasan kunci di balik keputusan penutupan ini.

Traveloka sendiri memang tengah merampingkan bisnisnya tahun ini. Mereka telah menutup sejumlah layanan sekunder di aplikasi, seperti pembayaran tagihan, logistik, pesan-antar, hingga grocery. Hal ini dilakukan agar perusahaan fokus ke bisnis inti dan bisa meningkatkan profitabilitas secara lebih baik.

Dengan undur dirinya Pegipegi, saat ini pasar OTA lokal didominasi pelayanannya oleh dua unicorn utama, yakni Traveloka dan Tiket.com.

Bisnis online travel sendiri menjadi salah satu penyumbang besar dalam ekonomi digital di Indonesia. Menurut laporan e-Conomy SEA 2023, tahun ini kontribusi sektor tersebut diproyeksikan mencapai $6 miliar, naik 68% yoy.

Klinik Pintar Tutup Pendanaan Seri A1 Rp78 Miliar Dipimpin Altara Ventures

Startup healthtech Klinik Pintar menutup putaran pendanaan seri A1 senilai $5 juta (sekitar Rp78 miliar) dipimpin oleh Altara Ventures, serta partisipasi dari Golden Gate Ventures, Venturra, Skystar Ventures, dan investor strategis asal Jepang di bidang healthcare IT Infocom.

“Dengan pendanaan ini, kami akan mengembangkan produk baru untuk meningkatkan layanan bagi klinik dan jaringan mitra. Kami memilih Altara Ventures untuk memimpin putaran ini dan bergabung dalam jajaran eksekutif kami karena keahlian mereka pada investasi di sektor kesehatan. Ini melengkapi jajaran investor dan keahlian operasional kami yang sudah ada,” tutur Co-Founder & CEO Klinik Pintar Harya Bimo.

Klinik Pintar mengembangkan solusi untuk membantu pemilik klinik dalam mendigitalkan proses bisnis dan layanan sehingga dapat terintegrasi dan terhubung dengan ekosistem kesehatan lain. Untuk klinik yang dimilikinya, layanan Klinik Pintar mencakup konsultasi dokter, obat-obatan, laboratorium, hingga vaksinasi yang dapat diakses secara offline dan online.

Per November 2023, Klinik Pintar mengoperasikan 22 klinik, dan jaringan 1.500 mitra klinik di seluruh Indonesia yang telah menggunakan solusinya. Klaimnya, teknologi Klinik Pintar telah digunakan 5% dari total klinik yang ada di Indonesia, atau setara peningkatan lebih dari tiga kali lipat sejak awal 2023.

CEO Infocom Yoichiro Hamazaki mengatakan, “Kami bermitra dengan Klinik Pintar untuk berkontribusi lebih lanjut terhadap peningkatan layanan kesehatan Indonesia. Platform mereka memungkinkan fasilitas kesehatan setempat untuk dapat mengelola operasi dan keselamatan pasien lebih baik. Dengan kerja sama ini, kami dapat mengintegrasikan solusi yang dapat mendukung keputusan klinis kami ke platform Klinik Pintar.”

Meningkatkan skala operasi

Dalam keterangan resminya, Klinik Pintar mengungkap sedang menyiapkan klinik spesialis neurologi kedua di Jabodetabek pada tahun ini. “Kami akan memperluas jangkauan jaringan dan penawaran produk, juga memulai masuk ke segmen korporasi dengan membangun lebih dari sepuluh klinik on-site bersama produsen otomotif terkemuka di Indonesia.”

Klinik Pintar mengembangkan Aplikasi Klinik Pintar (AKP) yang terhubung dengan platform Satu Sehat milik Kementerian Kesehatan, BPJS, dan jaringan asuransi swasta. Aplikasi ini disebut membantu para klinik untuk mematuhi aturan terbaru pemerintah terkait kewajiban integrasi dengan Satu Sehat.

AKP menawarkan sistem pengadaan untuk pemesanan obat, bahan habis pakai, dan peralatan medis yang terintegrasi dengan sistem inventaris klinik. Fitur ini dapat membantu klinik mencapai margin operasi yang lebih berkelanjutan.

Maka itu, digitalisasi klinik dipilih sebagai pendekatan utama Klinik Pintar usai pivot pada 2020. Menurut Bimo saat itu, klinik lebih menyentuh segmen akar rumput mengingat jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan rumah sakit (RS) di Indonesia. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022, Indonesia memiliki sebanyak 176.110 jumlah dokter. Namun, angka tersebut belum memenuhi standar ideal WHO yang mematok rasio 1 dokter per 1.000 penduduk. Rasio dokter di Indonesia baru 0,63 dokter per 1.000 penduduk. Di Singapura, rasio dokternya berada di level 2,5, dan 1-1,5 dokter untuk rasio dokter di negara-negara berkembang lainnya.

Sah, GoTo dan TikTok Resmi Gabungkan Bisnis E-commerce

Satu hari menjelang Harbolnas 12.12, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) dan TikTok akhirnya resmi mengumumkan kemitraan strategis mereka yang dipastikan akan memboyong kembali layanan TikTok Shop. Kemitraan ini disebut akan memperkuat pertumbuhan ekonomi digital, terutama UMKM di Indonesia.

Dalam kesepakatan tersebut, bisnis Tokopedia dan TikTok Shop Indonesia akan bergabung dan beroperasi di bawah naungan PT Tokopedia. Transaksi ini ditargetkan rampung pada kuartal I 2024. Adapun, dalam transaksi ini, Goldman Sachs bertindak sebagai penasihat keuangan untuk Grup GoTo.

Berikut rangkuman poin utama dari kemitraan strategi GoTo dan TikTok:

  • TikTok akan berinvestasi sebesar $1,5 miliar (sekitar Rp23,4 triliun) sebagai komitmen jangka panjang untuk mendukung operasional PT Tokopedia, tanpa ada dilusi pada kepemilikan GoTo di Tokopedia.
  • Dalam keterbukaan informasi di BEI, disepakati perjanjian pengambilbagian saham pada 10 Desember 2023 terkait investasi TikTok di Tokopedia senilai $840 juta (sekitar Rp13,8 triliun). Investasi ini akan digunakan untuk mengambil bagian dan membayar penuh saham baru yang diterbitkan Tokopedia.
  • Apabila rencana investasi tersebut rampung, TikTok akan menguasai kepemilikan saham hingga 75,01% atas Tokopedia, sedangkan GoTo mempertahankan kepemilikan saham sebesar 24,99% di Tokopedia.
  • Fitur layanan belanja dalam aplikasi TikTok di Indonesia akan dioperasikan dan dikelola oleh PT Tokopedia.
  • Penggabungan bisnis Tokopedia dan TikTok Shop menjadi strategi untuk membawa keuntungan finansial bagi induk usaha, termasuk menjangkau pasar lebih luas bagi anak usaha lainnya, yakni GoTo Financial dan Gojek (on-demand).

 

“Kesepakatan ini sejalan dengan langkah Grup GoTo untuk memperkuat posisi keuangan dan memperluas cakupan pasar (total addressable market). GoTo juga akan menerima aliran pendapatan dari Tokopedia sejalan dengan skala dan pertumbuhan perusahaan tersebut,” demikian pernyataan resmi GoTo yang diterima pada Senin (11/12).

Uji coba kemitraan strategis

Sebagai tahap awal, kemitraan strategis ini dimulai lewat program uji coba Beli Lokal dimulai pada 12 Desember 2023 bertepatan dengan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas). Periode uji coba ini dilaksanakan dengan konsultasi dan pengawasan dari kementerian serta lembaga terkait.

Lewat penggabungan kedua bisnis tersebut, lebih dari 90% merchant yang merupakan UMKM ini dikatakan akan mendapat dukungan dari kombinasi berbagai program TikTok, Tokopedia, dan Grup GoTo antara lain:

  1. Promosi produk-produk Indonesia serta huluisasi UMKM yang dapat meningkatkan kapasitas dan kompetensi pelaku UMKM Indonesia melalui program komprehensif mulai dari hulu (tahap produksi) sampai ke hilir.
  2. Dukungan pemasaran, branding, dan praktik bisnis berkelanjutan bagi pedagang, serta mendukung pelaku usaha lokal untuk mempromosikan produknya di pasar internasional.
  3. Membuka pusat pengembangan talenta digital dan memastikan lokapasar yang memungkinkan persaingan bisnis yang sehat.

Untuk memastikan keberlanjutan langkah PT Tokopedia dalam mendorong perkembangan ekonomi digital nasional, akan dibentuk komite untuk memfasilitasi transisi dan integrasi yang diketuai oleh Patrick Walujo, dengan dukungan dari perwakilan PT Tokopedia dan TikTok.

“Ke depannya, TikTok, Tokopedia, dan Grup GoTo berkomitmen memberikan manfaat lebih luas bagi para pelaku UMKM di Indonesia dengan memanfaatkan platform e-commerce, dan mendorong penciptaan jutaan lapangan kerja baru dalam lima tahun mendatang.”

Application Information Will Show Up Here

ZALORA Rambah Segmen B2B Demi Tingkatkan Profitabilitas, Sekaligus Tunjuk CEO Baru

ZALORA, platform e-commerce khusus fesyen dan gaya hidup, memperkenalkan layanan B2B sebagai jalur bisnis baru demi mendongkrak posisinya sebagai perusahaan yang keberlanjutan. Ada empat solusi yang ditawarkan, yakni E-Fulfillment, Data, Marketing, dan E-Distribution. Solusi ini merupakan bagian dari expertise induk Zalora, Global Fashion Group (GFG).

Pada saat yang bersamaan, ZALORA juga memperkenalkan Aasish Midha sebagai CEO dan Managing Director untuk ZALORA Indonesia & Filipina. Midha menggantikan Anthony Fung yang sudah menjabat di ZALORA Indonesia sejak 2015. Midha sudah bergabung di ZALORA selama lima tahun, posisi terakhirnya adalah Revenue Director ZALORA Filipina.

Di bawah kepemimpinannya, ia akan memperkuat brand identity ZALORA yang telah solid dibangun selama lebih dari satu dekade, dengan memperluas jangkuan melalui pertumbuhan yang eksponensial dan menguntungkan.

“B2B merupakan pilar penting sekaligus jadi sumber revenue baru, sehingga kami melihatnya sebagai era bisnis yang sama pentingnya dengan bisnis B2C. Kami menawarkan layanan menyeluruh untuk membantu brand dapat terbantu. Solusi ini berlaku untuk seluruh operasional Zalora, termasuk Indonesia,” terang Midha dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (7/12).

Lebih lanjut, melalui solusi E-Fulfillment, ZALORA menghadirkan One Stock Solution (1SS) dan Fulfillment by Zalora (FBZ) sebagai solusi pemenuhan yang ditawarkan kepada brand partner strategis untuk meningkatkan efisiensi pengiriman produk dan layanan pelanggan.

Melalui Fulfillment by ZALORA (FBZ), brand dapat memanfaatkan solusi e-commerce end-to-end yang telah disempurnakan oleh ZALORA untuk menikmati proses operasi yang disederhanakan. Dengan FBZ, brand yang berjualan di ZALORA dapat mengandalkan jaringan ahli logistik dan infrastruktur ZALORA yang sudah mapan, namun tetap memiliki kendali atas kampanye dan keputusan pemasaran.

Berikutnya, One Stock Solution (1SS), memungkinkan brand untuk menikmati manfaat dari infrastruktur pergudangan dan logistik ZALORA tidak hanya untuk brand store mereka di dalam platform ZALORA, tetapi juga untuk platform online eksternal.

Melalui 1SS, pesanan brand partner dari platform marketplace non-ZALORA dan situs web brand disimpan dan dipenuhi oleh ZALORA – memberikan brand kemudahan dalam menggabungkan manajemen e-commerce mereka melalui operasi dan pemenuhan digital ZALORA secara menyeluruh.

Mengutip dari situsnya, solusi E-Fulfillment ini telah mengelola pesanan e-commerce di ZALORA.com untuk lebih dari 300 merek lokal & internasional. Perusahaan memiliki satu gudang pusat di Malaysia untuk menangani pesanan skala regional. Terdapat dua gudang lokal, masing-masing di Filipina dan Indonesia untuk menangani pesanan domestik. Serta armada kurir last-mile sendiri yang tersebar di Malaysia, Singapura, Filipina, dan Indonesia.

Sejak solusi E-Fulfillment diperkenalkan, mayoritas brand global telah memanfaatkan solusi tersebut. Di antaranya, Ted Baker, Giordano, H&M, Hush Puppies, Kipling, hingga Mango, lalu ada dua brand lokal yang turut bergabung, yakni Varesse dan RiaMiranda. Secara regional, ZALORA beroperasi di Singapura, Malaysia & Brunei, Indonesia, Filipina, Hong Kong, dan Taiwan.

Secara terpisah mengutip dari Tech in Asia, Zalora dilaporkan sudah cetak EBITDA positif yang disesuaikan pada tahun lalu. Walau platform e-commerce ini tidak setenar pemain sejenisnya di skala regional, seperti Shopee dan Lazada, pencapaian ini patut diapresiasi.

Dipaparkan, margin EBITDA positif yang disesuaikan – ukuran pendapatan sebagai persentase pendapatan – sebesar 0,7%. Dalam periode yang sama, terdapat 2,9 juta pembeli membeli setidaknya satu item dari ZALORA, tidak termasuk pembatalan, penolakan, dan pengembalian. Bila diterjemahkan dengan angka, menjadi 412 juta Euro ($451,4 juta) dalam net merchandise value.

Di saat yang sama, banyak pemain e-commerce yang juga menjual produk fesyen dan aksesoris melalui brand yang dikelola sendiri, pengguna mengakses ZALORA untuk mencari kategori yang tidak bisa ditemukan di tempat lain, yakni merek barang mewah (luxury brands).

Dalam paparannya, Midha menjelaskan pertumbuhan dari transaksi kategori tersebut mencapai 37% secara yoy. Kategori lainnya berdasarkan pertumbuhan nilai pesanan rata-rata adalah Kids (6%), perabotan rumah tangga (14%), dan kecantikan (18%). Bila melihat dari tiga kategori yang paling banyak dibeli, dipegang oleh: produk olahraga, pakaian pria, dan pakaian perempuan.

Resmikan program loyalitas

Untuk mendorong loyalitas konsumen, ZALORA meresmikan ZALORA VIP, yakni program berlangganan dengan pemberian voucher diskon, ekstra cashback, pengiriman gratis, akses pelanggan prioritas, serta keuntungan eksklusif lainnya. Biaya berlangganan ini dimulai dari Rp99 ribu yang berlaku selama satu tahun.

“Pelanggan kami sangat setia, memungkinkan kami mencapai NPS (Net Promoter Score) tertinggi di atas 80% di Indonesia. Menurut saya tidak ada yang bisa seperti ini [mencapai skor tinggi].”

Diharapkan adopsi ZALORA VIP ini dapat semakin masif ke depannya. Diklaim, pengguna ZALORA VIP mencapai 15%-20% dari total konsumennya.

Di Indonesia saja, pengguna ZALORA didominasi oleh perempuan (74%) dengan rentang usia mulai dari 18-45 tahun. Menariknya, transaksi terbesar ZALORA justru datang dari luar Jakarta (23%). Lokasi terbesar dipegang oleh pulau Jawa (50%), Sumatera (12%), Kalimantan (5%), Sulawesi (4%), Bali-NTB&NTB-Papua&Maluku masing-masing berkontribusi sebesar 2%.

Dengan tren ritel yang masih menjanjikan di Asia, salah satunya karena pertumbuhan populasi masyarakat kelas menengah, berhasil menjadikan kawasan ini siap memimpin pemulihan ritel global di tahun-tahun mendatang.

Pada tahun mendatang, berbagai tren akan menarik perhatian. Seperti pengembangan pengalaman berbelanja yang menyenangkan dengan adopsi teknologi baru, seperti AI, AR, pengiriman cepat, dan pertumbuhan BNPL yang berkelanjutan; pertumbuhan social commerce lewat brand D2C yang terus bertumbuh dan kenyamanan konsumen berbelanja melalui platform media sosial; strategi omnichannel, yang memungkinkan konsumen dapat berbelanja di berbagai tempat saluran.

Midha menuturkan, tren ritel yang menjanjikan ini mendorong ekspansi omnichannel yang menarik dimulai dengan kampanye bersama para desainer lokal. Beberapa inisiatif yang pernah dilakukan adalah ZALORAYA (Malaysia) dan Zalora x Adidas ‘Supermart’ (Singapura).

“Kami tidak akan menjadi pemain ritel offline, karena offline itu untuk brand experience. Jadi format omnichannel kami lebih ke click and collect yang memberikan konsumen pengalaman belanja yang mendalam karena objektif belanja online dan offline itu berbeda,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

Galemoru Ramaikan Pasar Jual-Beli Mobil Online

Pasar otomotif online Indonesia kembali diisi oleh pemain baru di segmen car marketplace. Galemoru resmi memperkenalkan aplikasinya yang diposisikan sebagai platform pertama di Indonesia yang memfasilitasi pembelian mobil baru secara instan, aman, dan transparan.

Galemoru didirikan oleh Harry Sendiko (CEO) yang sebelumnya mengecap perjalanan karier panjang selama 30 tahun lebih di Astra International. Adapun aplikasi tersebut dikembangkan sejak Oktober 2021.

Kehadiran Galemori dikatakan untuk menjawab perubahan perilaku generasi Z dan milenial terhadap tren belanja online. Selain itu, pihaknya melihat belum ada penjualan mobil di Indonesia yang 100% dilakukan lewat aplikasi. Kebanyakan transaksi di sejumlah car marketplace masih terjadi secara hibrida, alias menggabungkan O2O untuk meningkatkan pengalaman pembeli.

“Kita melihat bahwa gen Z itu cenderung tidak ingin membeli melalui salesman, karena faktor tidak transparan, hanya berorientasi pada penjualan, dan tidak memahami produk. Ini yang saya dapati dari [pengalaman saya] di lapangan langsung,” tutur Harry ditemui di acara peluncuran Galemoru di Jakarta (7/12).

Untuk memberikan pengalaman transaksi all-in-one dalam satu aplikasi, Galemoru menggandeng sejumlah tenant, mencakup diler hingga perusahaan asuransi. Saat ini, ekosistem Galemoru telah bekerja sama dengan 5 merek mobil, 4 perusahaan leasing, dan 5 perusahaan asuransi.

Secara bertahap, mereka akan menambah ekosistemnya, tak cuma fasilitas transaksi, tetapi juga layanan pelengkap, seperti perbaikan mobil, spare part, hingga trade-in dalam aplikasinya. Pihaknya juga membuka peluang kemitraan B2B dengan startup atau penyedia layanan yang mendukung ekspansi bisnisnya.

Aplikasi Galemoru kini sudah dapat diunduh di Google Play Store dan AppStore.

Pasar otomotif digital

Saat ini, pasar otomotif digital di Indonesia kebanyakan justru menggarap platform jual-beli mobil bekas, seperti Broom, Moladin, dan mobbi milik Grup Astra. Namun, Galemoru menyebut potensi penjualan mobil baru masih besar mengingat siklus penjualan mobil bekas dipicu oleh keinginan pemilik mobil untuk mengganti unitnya dengan yang baru.

Meski platform jual-beli mobil bekas mendominasi, digitalisasi pada ekosistem pelengkapnya juga mulai berkembang. Ada yang berfokus pada sektor aftermarket otomotif, seperti Otoklix dan Bengkel Mania.

Berdasarkan proyeksi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil pada 2024 diestimasi naik menjadi 1,1 juta, yang mana telah memperhitungkan gejolak politik karena Pemilu.

Application Information Will Show Up Here