Go-Jek Resmikan Kehadiran di Merauke

Go-Jek mengumumkan peresmian layanannya di kota Merauke, setelah sebulan sebelumnya hadir di Sabang. Dengan bertambahnya wilayah baru, Go-Jek kini sudah beroperasi di 70 kota di seluruh Indonesia.

Peresmian ini turut dihadiri Menteri Perhubungan Budi Karya dan Menkominfo Rudiantara ditemani jajaran direksi dan komisaris Go-Jek.

Tidak sampai di sini, Go-Jek akan terus menambah layanannya di kota lain. Pihak Go-Jek mengklaim sudah kebanjiran permintaan dari masyarakat untuk hadir di kota di mana mereka berada.

Sebelumnya, Grab sudah lebih dahulu menghadirkan operasionalnya di Aceh dan Papua tahun lalu. Diklaim Grab menjadi pemain ride hailing pertama yang memperoleh pencapaian tersebut.

CEO dan Founder Go-Jek Nadiem Makarim berharap perluasan operasionalnya ini, dapat menjaring lebih banyak UMKM dan pengusaha mikro seperti mitra-mitra pengemudi yang bisa merasakan manfaat teknologi.

“Kami ingin memberikan kesempatan yang sama bagi masyarakat di negara Asia Tenggara lainnya untuk dapat merasakan manfaat Go-Jek dalam mempermudah kehidupan sehari-hari mereka,” ucapnya, Rabu (15/8).

Menurut Nadiem, pihaknya baru mencapai dua ujung timur dan barat Indonesia karena ada banyak hal yang harus disosialisasikan. Tidak hanya ke masyarakat setempat tapi juga ke level pemerintahannya, bagaimana teknologi yang diberikan Go-Jek bisa memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat.

Di samping itu, Go-Jek juga melakukan formulasi tersendiri untuk mengkalkulasikan tarif dasar layanan berdasarkan dua hal itu. Yakni daya beli masyarakat di daerah setempat dan penghasilan bersih yang dilihat dari berbagai tolak ukur. Misalnya konsumsi BBM, harga pangan, dan sebagainya.

“Setelah hitung itu baru kita lihat berapa insentifnya, tarif dasarnya, dan akan terus dioptimatisasi agar tetap dinamis, sekaligus menyesuaikan supply dan demand. Sebab setiap daerah itu tidak bisa kita standarisasi, berbeda-beda kondisinya.”

Nadiem pun berupaya akan terus menambah lokasi lainnya di Indonesia, sebab menurut pantauan tim Go-Jek sudah banyak masyarakat yang meminta kehadirannya di mana mereka berada. Kendati mereka itu bukan dari kota besar dengan tingkat kemacetan yang parah.

Kondisi tersebut, menurut Nadiem cukup mengagetkan. Pasalnya, selama ini dia berasumsi Go-Jek itu hanya dibutuhkan kota-kota besar sebagai solusi kemacetan yang terjadi.

“Asumsi kita itu Go-Jek hanya dibutuhkan untuk kota besar yang macet, ternyata kebutuhan transportasi itu adalah masalah buat seluruh orang Indonesia. Banyak orang yang dari kota tier 2 dan 3 yang minta kami hadir di sana.”

Meski tidak bisa memberi jawaban pasti, Nadiem berharap Go-Jek dapat hadir di seluruh pelosok Indonesia secepatnya.

Ekspansi regional

Dalam kesempatan yang sama, Nadiem juga menuturkan progress ekspansi Go-Jek di Asia Tenggara. Dia bilang, Go-Viet mendapat respons positif masyarakat Vietnam setelah soft launch 10 hari lalu. Diklaim Go-Viet telah meraih 15% pangsa pasar di Ho Chi Minh.

“Saya pun ikut mencoba Go-Viet saat soft launch. Ternyata mendapat apresiasi positif dari masyarakat Vietnam. Kehadiran Go-Viet ternyata cukup diminati oleh driver ojek konvensional di sana.”

Lewat ekspansi ini, Nadiem berharap langkah Go-Jek dapat menginspirasi perusahaan lainnya untuk mengikuti hal yang sama. Bahwa sudah saatnya perusahaan lokal untuk bersaing di kancah internasional.

“Kenapa ekspansi itu penting? Inovasi dari Indonesia itu bisa jadi kelas dunia. Penting sekali buat perusahaan lokal untuk bersaing di panggung dunia. Kami harap Go-Jek bisa memotivasi orang Indonesia untuk melompat lebih cepat lewat ekspansi regional,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here

Perkenalkan Layanan “Jasa Titip” Terintegrasi, TIPS Jalin Kemitraan Strategis dengan Citilink dan Angkasa Pura

Bertujuan memperlancar proses pengiriman dan menjaga keamanan, startup lokal yang diinisiasi sejak tahun 2016, TIPS (Titipin Penumpang Saja) meresmikan kerja sama strategisnya dengan Citilink Indonesia, PT Angkasa Pura II (Persero), PT Angkasa Pura Logistik, dan PT Angkasa Pura Kargo.

Sebagai layanan yang hadir memanfaatkan ruang bagasi milik penumpang pesawat sebagai media penitipan barang, kerja sama ini diharapkan bisa menambah penggunanya.

“Meskipun ide ini bukan original dan sudah banyak diterapkan oleh startup di Indonesia, namun kami dari TIPS memiliki keunggulan dari sisi keamanan dari kemitraan yang terjalin,” kata CEO TIPS Vincent Kusuma.

Di Indonesia sendiri saat ini sudah ada layanan serupa yang hadir memanfaatkan bagasi lebih milik penumpang pesawat untuk menitipkan barang, di antaranya adalah BistipTriplogic dan Airfrov.

Program loyalitas dan insentif

Menggandeng Citilink yang selama ini dikenal sebagai perusahaan penerbangan low cost, nantinya pengguna TIPS (yang disebut “tipster”) bisa memanfaatkan sisa bagasi jika menggunakan maskapai Citilink. Insentif yang diberikan pun cukup beragam, mulai dari loyalty program yang ditukarkan dengan tiket Citilink hingga pendapatan untuk pengguna hingga Rp 200 ribu menyesuaikan jumlah dan berat bagasi yang dititipkan.

“Proses kita termasuk mudah. Tidak perlu repot bertemu dengan penitip barang. Semua sudah diatur dan diurus oleh tim kami di setiap konter TIPS. Mulai dari penyerahan barang hingga pengantaran barang semua akan didampingi oleh tim kami,” kata Vincent.

Saat ini layanan TIPS hanya tersedia di tiga bandara besar di Indonesia, yaitu di Jakarta, Denpasar dan Surabaya. Targetnya hingga akhir tahun konter TIPS sudah tersebar di 20 airport di Indonesia. TIPS diharapkan sudah tersebar di seluruh Indonesia pada kuartal pertama 2019.

“Mengedepankan proses pengiriman barang same day delivery, aplikasi TIPS saat ini sudah bisa diunduh di Play Store. Sementara untuk versi iOS rencananya akan dirilis pada awal September 2018 mendatang,” kata Vincent.

Asuransi kehilangan barang

Untuk memastikan penumpang adalah benar dan memiliki peluang untuk penitipan bagasi, proses dilakukan dengan mencocokkan booking code yang dimiliki. Proses yang sudah terintegrasi dengan pihak maskapai penerbangan diharapkan meminimalisir terjadinya informasi yang tidak tepat dan penumpang yang tidak terdaftar.

“Saat ini TIPS masih fokus menjalin kemitraan dengan Citilink. Namun tidak menutup kemungkinan kedepannya kemitraan akan diperluas dengan maskapai penerbangan lainnya,” kata Vincent.

Untuk melindungi barang milik pengguna yang dititipkan, TIPS juga memberikan asuransi hingga Rp2 juta. Namun dengan proses penyerahan hingga pengemasan dan pengiriman yang dijamin aman, TIPS mengklaim akan memberikan keamanan kepada pengguna.

“Pola crowdshipping dengan keamanan berlapis oleh pihak otoritas bandara ini merupakan model bisnis yang pertama kali ada di Indonesia dan secara global. Semoga kehadiran TIPS bisa memberikan manfaat bagi pengguna untuk berbagi bagasi di hari yang sama,” kata Vincent.

Penggalangan dana

Saat ini TIPS masih menjalankan bisnis secara bootstrap dan berada dalam tahapan pendanaan seed. Rencananya dalam waktu dekat TIPS akan mengumumkan pendanaan tahapan selanjutnya dari investor asing.

“Kita masih dalam tahap penjajakan dengan investor yang berniat berinvestasi di TIPS. Jika sudah final akan kami umumkan siapa investor tersebut dan kemungkinan juga nilai investasi yang diberikan,” tutup Vincent.

Application Information Will Show Up Here

OVO dan Kudo Resmikan Kemitraan Strategis

OVO dan Kudo hari ini (15/8) meresmikan kemitraan strategis untuk mengintegrasikan sistem. Salah satu realisasinya memungkinkan pengguna platform Kudo memanfaatkan saldo e-money milik OVO. Kemitraan ini turut membawa 1,4 juta agen di jaringan Kudo ke platform OVO. Hal ini dinilai dapat memperkokoh posisinya sebagai platform pembayaran di Indonesia.

Diharapkan integrasi ini turut memberikan keuntungan untuk Kudo dengan basis pengguna OVO yang sudah mencapai 60 juta orang. Kemitraan ini juga memungkinkan Kudo untuk menawarkan layanan pembayaran digital yang lebih luas untuk agennya.

Presiden Direktur OVO Adrian Suherman menekankan bahwa kemitraan ini menegaskan tujuan OVO sebagai sebuah open-platform. Yakni mampu terintegrasi dengan berbagai jenis layanan yang dibutuhkan oleh masyarakat, di mana saja.

Seperti diketahui, OVO adalah anak perusahaan Lippo Group yang berfokus pada platform pembayaran digital. Sementara Kudo adalah startup O2O pembayaran berbasis keagenan.  Kedua perusahaan juga memiliki hubungan spesial dengan Grab, OVO sebagai penopang sistem GrabPay dan Kudo telah diakuisisi oleh Grab.

Kudo melakukan debut pada tahun 2014, membantu agen (umumnya dari kalangan warung dan UKM) di lebih dari 500 kota. Layanan Kudo menyediakan akses ke berbagai jenis pembayaran, termasuk PPOB, tiket, pembelian barang e-commerce, pembayaran asuransi hingga penyediaan dana pinjaman.

“Kolaborasi strategis dengan OVO ini menandai tonggak penting bagi Kudo di Indonesia saat kami berupaya mempercepat pertumbuhan. OVO dan Kudo kini dapat memanfaatkan keahlian masing-masing dan jaringan mitra untuk meluncurkan layanan pembayaran seluler ke jutaan lebih konsumen dan UKM,” ujar CEO Kudo, Albert Lucius.

Dalam kesempatan yang sama, OVO turut mengumumkan akan segera menambahkan kapabilitas QR Code, guna memperluas potensi penggunaan layanan. Ke depan pengguna dapat mengakses OVO Wallet QR melalui aplikasi OVO dan Grab. Ini juga sebagai tindak lanjut dari upaya kerja sama yang sebelumnya dijalin dengan beberapa mitra, termasuk Alfamart dan Moka.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Lewat “Laju Digital” Facebook Ingin Melatih UKM Optimalkan Media Sosial

Facebook Indonesia baru saja meresmikan program bertajuk “Laju Digital”. Ditujukan untuk membantu UKM mengembangkan bisnis secara online. Program tersebut terdiri dari beberapa agenda. Pertama adalah sesi workshop peningkatan keterampilan digital bagi bisnis dan individu.

Untuk bisnis, workshop difokuskan pada materi pemanfaatan media sosial sebagai kanal pemasaran. Sedangkan untuk individu, workshop Laju Digital difokuskan untuk membantu meningkatkan profil media sosialnya. Kemudian agenda kedua, Facebook menggandeng Shopee untuk memberikan kelas pengembangan bisnis.

Kegiatan tersebut dielaborasi dengan “Kampus Shopee”, salah satunya berjalan pada 11 Agustus 2018 lalu di Yogyakarta. Kedua perusahaan membekali para penjual dengan pengetahuan media sosial dalam optimasi bisnis e-commerce, termasuk bagaimana mengelola iklan digital supaya tepat sasaran dan menghasilkan ROI yang menguntungkan.

Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia, Ruben Hattari, saat peluncuran Laju Digital di Jakarta mengatakan, visi besar dari kampanye tersebut pihaknya ingin mengeksplorasi bagaimana Facebook bisa digunakan untuk meningkatkan daya saing Indonesia. Facebook juga menggandeng Kemenkominfo, Kemendikbud, dan KemenkopUKM dalam pelaksanaannya.

Ditargetkan Laju Digital akan menyasar lebih dari 3 ribu UKM di 15 kota di Indonesia. Ruben turut menekankan, salah satu target prioritas (10 kota sasaran) adalah kota-kota di wilayah Indonesia bagian timur. Berbagai program akan intensif dimulai pada bulan September mendatang, dimulai dari Gorontalo, dilanjutkan ke kota lainnya termasuk Manokwari dan Kupang.

Tidak hanya Facebook, program serupa yang menyasar UKM juga dilakukan oleh perusahaan teknologi lain. Salah satu yang sudah lama berinisiatif adalah Google Indonesia. Program bertajuk UKM Go Online digelar melalui berbagai program pembinaan bertajuk “Gapura Digital” dan “Womenwill”, bekerja sama dengan Kemenperin.

Bahkan pada Juli 2018 lalu Google melaporkan capaiannya telah melatih lebih dari 2600 UKM di Indonesia. Jika Facebook mengoptimalkan media sosial sebagai tools, Google memanfaatkan beberapa fitur optimasi website seperti Google My Business, Google Primer, dan Test My Site.

Application Information Will Show Up Here

East Ventures dan Vertex Ventures Pimpin Pendanaan Seri A untuk Cicil

Platform fintech yang fokus ke pinjaman segmen mahasiswa Cicil meraih pendanaan Seri A dari sejumlah investor. Beberapa investor yang terlibat antara lain East Ventures, Vertex Ventures, K3 Ventures, Ethos Partners dan Accord Ventures. Dengan pendanaan kali ini secara total Cicil sudah mendapatkan lebih dari $5 juta (lebih dari 70 miliar Rupiah).

Pihak East Ventures yang juga terlibat dalam pendanaan seri sebelumnya melihat Cicil tidak hanya sebagai perusahaan pinjaman, tapi juga layanan yang berhasil memecahkan masalah paling critical di Indonesia yaitu pengembangan kapasitas manusia dengan menjembatani kesenjangan pembiayaan pendidikan.

“Cicil bukan hanya sekadar perusahaan pinjaman lainnya. [Co-Founder Cicil] Leslie dan Edward  memecahkan masalah paling kritikal di Indonesia, yakni pengembangan kapasitas manusia. Akses ke pendidikan sesungguhnya mampu meningkatkan standar hidup masyarakat, namun sistem pendidikan di Indonesia masih sangat mahal. Cicil mengisi kesenjangan ini dengan memberikan pembiayaan bagi para mahasiswa untuk membiayai pendidikan serta membeli kebutuhan belajar seperti laptop dan komputer. Hal ini tentunya dapat membantu mahasiswa untuk dapat maju berkembang dan selaras degan gerakan nasional untuk menjadi Energi Asia,” terang Managing Partner East Ventures Willson Cuaca.

Hal senada disampaikan Managing Partner Vertex Ventures Joo Hock Chua. Ia menyampaikan bahwa pihaknya cukup senang bisa bersama-sama memimpin pendanaan untuk Cicil dan bisa membantu mereka untuk melakukan ekspansi pada segmen pasar mahasiswa di Indonesia.

“Cicil telah memenuhi misi yang penting dan berkelanjutan dalam perjalanan pendidikan para mahasiswa dengan membantu pembiayaan kebutuhan mereka, dari laptop, perjalanan, tempat tinggal hingga uang sekolah. Mereka memiliki alat dan peluang yang tepat untuk fokus menghasilkan pengalaman belajar yang lebih baik. Kami juga melihat peluang besar di Indonesia, yaitu membantu para pelajar di kawasan ASEAN juga,” jelas Joo.

Cicil sejauh ini memang fokus pada solusi untuk permasalahan keuangan mahasiswa di Indonesia. Baik untuk membayar uang sekolah maupun pembelian secara online dengan cicilan bulanan tanpa kartu kredit.

Sejak didirikan akhir tahun 2016, Cicil telah berkembang dan berhasil menjangkau 10 provinsi dan 29 kota di Indonesia dan berhasil melayani mahasiswa di lebih dari 100 universitas. Dengan dana baru ini, Cicil sudah merencanakan untuk bisa membantu lebih banyak lagi mahasiswa.

“Kami melihat bahwa akses keuangan merupakan masalah yang nyata bagi mahasiswa Indonesia dan kami berharap Cicil dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut. Kami juga berharap dapat mengatasi masalah serupa bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh Asia Tenggara. Dana baru ini akan memungkinkan kami untuk mempercepat ekspansi dan melayani lebih banyak lagi mahasiswa,” ungkap Co-Founder Cicil Leslie Lim.

Estubizi Rilis Platform Komunitas Berbasis Cloud “Estubizi Network”

Estubizi, pemain coworking space lokal, mulai melirik potensi bisnis komunitas online lewat peluncuran platform Estubizi Network. Peluncuran platform tersebut ditujukan untuk membantu startup mengembangkan usahanya dengan konsep kolaborasi.

Kepada DailySocial, Chief Entrepreneur Officer Estubizi, Benyamin Ruslan Naba menuturkan, platform ini diluncurkan karena merujuk dari data yang dimiliki perusahaan yang menyatakan tingkat keberhasilan pebisnis pemula untuk bertahan dan berhasil ialah 50%.

Angka tersebut diklaim lebih baik ketimbang yang ditulis berbagai media bahwa tingkat kegagalan pebisnis pemula bisa mencapai 90%. Kegagalan ini, menurutnya, disebabkan karena kondisi bisnis menurun, jumlah pelanggan/proyek berkurang, dan semakin banyak persaingan.

Apalagi bagi pebisnis di luar Jakarta, punya banyak keterbatasan dalam hal menjangkau mentor bisnis, akses terhadap pengetahuan yang memadai soal startup dan kewirausahaan, dan hubungan ke investor.

“Kehadiran Estubizi Network, kami harapkan dapat mengurangi tingkat kegagalan. Karena member akan dibantu oleh lebih dari 50 partner Estubizi dan 50 mentor,” terangnya.

Platform Estubizi Network

Dengan konsep kolaborasi, atau lebih dikenal dengan istilah gotong royong, Estubizi Network dapat menjadi cara yang bisa dipilih para pebisnis dalam meningkatkan bisnisnya. Estubizi Network merupakan platform komunitas online berbasis cloud yang didukung oleh Salesforce, salah satu pemain CRM terbaik. Didukung pula perusahaan implementor PT Langit Kreasi Solusindo.

Di dalamnya, Estubizi berkolaborasi dengan perusahaan yang bergerak di berbagai bidang seperti konsultan legal, akuntansi, email marketing, digital marketing, logistik, jasa keuangan, media dan masih banyak lagi. Kemudian ada juga mentor yang terdiri dari pengusaha, praktisi profesional, dan eksekutif di berbagai profesi.

Anggota komunitas Estubizi Network dapat memanfaatkan lebih dari 50 jaringan coworking space di seluruh Indonesia, berisi ruang kantor privat, virtual office, ruang rapat, dan ruang seminar/pelatihan berkapasitas 100 orang. Anggota dapat mengikuti beragam acara yang diadakan coworking tersebut.

“Tersedia pengetahuan berupa artikel dan video tentang bisnis startup dan enterpreneurship, kelompok percakapan menurut lini bisnis dan kategori anggota, online mentoring, dan informasi kegiatan di berbagai coworking space.”

Tak sekadar menyediakan platform komunitas online saja, Estubizi menerapkan konsep keanggotaan dengan tiga jenis, biayanya mulai dari Rp100 ribu sampai Rp250 ribu per bulannya.

“Kelak para member dapat saling berkolaborasi antar startup dan entrepreneur, antar daerah, dan kita semua dapat maju bersama berkat perpaduan antara gotong royong dan platform berbasis cloud ini.”

Estubizi sendiri sudah lebih dulu hadir sejak sembilan tahun lalu, membantu lebih dari 800 freelancer, startup, entrepreneur dan UKM. Diharapkan Estubizi Network dapat menjangkau lebih banyak pelaku hingga 10 ribu UKM dan startup sampai akhir 2019 mendatang.

Rencana SweetEscape Pasca Meraih Pendanaan Awal

SweetEscape, layanan pencari jasa fotografer siap melancarkan sejumlah rencana pasca memperoleh pendanaan tahap awal sebesar US$1 juta (sekitar Rp14 miliar) yang dipimpin oleh East Ventures. Pendanaan tersebut juga melibatkan sejumlah investor lainnya, termasuk Beenext, SkyStar Capital, dan GDP Venture.

Dana tersebut akan difokuskan untuk ekspansi di pasar Asia. Setelah Filipina, SweetEscape kemungkinan akan merambah ke Thailand dan Korea Selatan dalam waktu dekat. Perusahaan siap merekrut tim lokal dan bekerja sama dengan brand setempat untuk mengembangkan bisnis SweetEscape.

Tim lokal di masing-masing negara dipercaya dapat memberikan masukan dan saran yang relevan bagi para klien di masing-masing negara. Mereka juga diharapkan dapat mengedukasi pasar baru mengenai SweetEscape dan kemudahan yang ditawarkan.

Pendanaan tersebut sebenarnya sudah rampung pada tahun lalu, namun baru diumumkan ke publik oleh SweetEscape baru-baru ini. Bahkan pengumuman ini datang setelah pemberitahuan ekspansi perdana SweetEscape memasuki pasar Filipina.

CEO SweetEscape David Soong beralasan, “Pengumuman ini merupakan keputusan internal tim SweetEscape dan para investor terkait, ditambah kami melihat Filipina dan market Asia semakin besar dan menarik untuk dikembangkan lagi,” ujarnya kepada DailySocial.

“Gol kita adalah menjadi perusahaan berskala global. Saat baru dimulai, SweetEscape baru memiliki klien dari Indonesia saja, dan sekarang 45% klien kami dari luar Indonesia, kebanyakan dari Asia dan Amerika Serikat. Sebab pada dasarnya, fotografer profesional juga kebutuhan pasar global.”

Selain ekspansi, sambung David, SweetEscape juga akan memanfaatkan dana tersebut untuk membangun teknologi baru buat para kliennya. Perusahaan sedang mempersiapkan sebuah sistem yang dapat mengedit foto secara otomatis dengan kualitas tinggi dalam waktu kurang dari 24 jam.

“Karena tujuan kami adalah memberikan yang terbaik untuk klien, tentunya dari segi teknologi akan kami terus kembangkan.”

Founder dan COO SweetEscape Emile Etienne menambahkan, menjaga kualitas pemotretan dan mengedit foto berkualitas tinggi dengan cepat adalah tantangan tersendiri bagi perusahaan. Oleh karena itu, kehadiran teknologi yang tepat tentunya akan jadi solusi tidak hanya bagi klien, namun juga untuk para fotografer.

“Tim kami telah membangun aplikasi pemesanan foto yang paling mudah digunakan dan kami akan terus berinvestasi dalam TI untuk membuat seluruh pengalaman mulus bagi klien kami dan fotografer kami,” ujar Emile.

Dua tahun SweetEscape berdiri, mengklaim telah memiliki 2 ribu fotografer tersebar di lebih dari 100 negara. Tanpa dirinci, klien SweetEscape mencapai lebih dari puluhan ribu orang dari seluruh dunia.

Application Information Will Show Up Here

Lazada dan JNE Integrasikan Sistem, Hadirkan Fitur “Cashless”

Lazada menggaet JNE dalam menghadirkan fasilitas cashless untuk para seller agar proses pengiriman barang lebih cepat dan efisien. Fasilitas ini telah menghubungkan antara sistem internal JNE dengan Lazada Seller Centre, baik di situs desktop maupun aplikasi.

Fasilitas cashless memungkinkan para seller Lazada mengirimkan paket pesanan tanpa harus melakukan pembayaran tunai di gerai JNE dulu. Seller juga tidak perlu memasukkan data pengiriman secara manual.

Lewat sistem Lazada Seller Centre akan ada otomatisasi proses yang membantu seller jadi lebih fleksibel dalam mengelola arus kas bisnis mereka, sehingga mampu melakukan hal penting lainnya seperti produksi.

“Melalui fasilitas terbaru ini, kami berharap bisa membantu para seller meningkatkan pelayanan bagi para konsumen dan mengembangkan usaha online dengan lebih mudah,” terang CEO Lazada Indonesia Alessandro Piscini, Selasa (14/8).

Dalam kesempatan yang sama juga turut hadir Presiden Direktur JNE, Mohamad Feriadi. Ia menuturkan bahwa dengan 6800 jaringan JNE yang tersebar di seluruh Indonesia, fasilitas cashless ini bisa memberikan manfaat bagi para seller Lazada, sebab menawarkan pengalaman yang berbeda.

“Tahap awal untuk seller Jakarta dulu, totalnya ada 500 titik yang siap menerima cashless. Akan diperluas ke Jabodetabek dan kota lain, termasuk Medan, Makassar, Surabaya, dan Bali,” tambah Feriadi.

Sejak tahun 2010 dengan munculnya layanan e-commerce di Indonesia, pertumbuhan bisnis kurir ekspres di JNE mencapai 30-40% per tahun. Dalam beberapa bulan terakhir, jumlah kiriman yang tertangani rata-rata mencapai 19 juta paket per bulan, bahkan tembus lebih dari 20 juta paket pada momen Ramadan dan Idul Fitri.

“JNE juga besar karena kehadiran perusahaan e-commerce dan ekosistem yang terbangun. Dari segi potensinya juga luar biasa besar. Tahun 2017 diperkirakan mencapai US$130 juta dibanding tahun sebelumnya US$22,6 juta. Tahun 2020 disebut akan tumbuh 130%, artinya butuh pola bisnis yang akan sangat bantu UKM seller supaya prosesnya lebih cepat.”

Lazada memulai inisiasi ini lantaran dari total seller yang terdaftar di platformnya, lebih dari 50%-nya menggunakan JNE sebagai jasa logistiknya. Kemungkinan Lazada akan melanjutkan inovasi tersebut ke mitra logistik lainnya.

Bentuk fasilitas cashless

Untuk menjelaskan lebih dalam soal fasilitas cashless, perlu diketahui bahwa selama ini seller Lazada harus secara manual mencetak faktur dan label pengiriman dari Lazada Seller Center. Kemudian seller harus membawa seluruh paket ke gerai JNE untuk mencetak resi pengiriman dan membayar tunai ongkos kirim.

Ongkos kirim ini akan di-reimburse oleh seller ke Lazada. Lazada hingga kini masih menerapkan strategi subsidi ongkos kirim untuk pelayanan ke konsumen, sehingga seluruh biaya akan dibayarkan secara penuh ke JNE.

Tahap terakhir, seller kembali ke Lazada Seller Center untuk memasukkan nomor resi secara manual dan mengganti status siap kirim untuk notifikasi akhir ke pembeli. Proses ini tentunya memakan waktu karena seller harus bolak balik, sehingga dipastikan banyak biaya yang keluar.

Namun dengan fasilitas cashless, seller hanya cukup ke Lazada Seller Center untuk mencetak faktur, label pengiriman, dan ganti status ke siap kirim. Setelah itu, mereka tinggal ke gerai JNE untuk proses pengirimannya. Petugas JNE hanya cukup memindai barcode atau memasukkan nomor resi agar masuk ke sistem JNE.

Seller cukup menyiapkan modal printer, tinta hitam untuk print, koneksi internet, dan kertas A4. Tidak ada persyaratan khusus untuk seller yang bisa memakai fasilitas ini. Kami ingin melatih mereka supaya berjualan secara profesional, ada banyak channel yang bisa mereka dipakai untuk bertanya,” tambah VP Seller Operation Lazada Indonesia Mercy Suryasin.

Head of Seller Operation JNE Agusnur Widodo menambahkan fasilitas JNE Reguler (sebelum JNE Cashless) biasanya memakan waktu sekitar 2-4 menit, kini hanya cukup 10-15 detik saja. Tentunya dengan waktu yang lebih singkat ini bisa membuat produktivitas gerai JNE meningkat dan efisien.

“Kalau sekarang seller harus ke gerai JNE, kami sedang persiapkan agen JNE yang bisa menghampiri seller. Itu masih trial, bila ini sukses akan kami roll out ke 56 kota di mana kami sudah berada,” tutup Agusnur.

Application Information Will Show Up Here

Semarak Kurban Melalui Platform Online di Indonesia

Esensi dari layanan digital ialah menghadirkan efisiensi dari proses bisnis yang disajikan. Kultur masyarakat urban dengan kesibukan ekstra memicu mereka untuk memenuhi kebutuhan secara instan. Melihat tren tersebut, banyak hal yang kini coba disesuaikan, tak terkecuali ibadah kurban dalam rangka perayaan Idul Adha. Bekerja sama dengan lembaga resmi penyelenggara kurban, banyak platform digital yang menjembatani kebutuhan masyarakat.

Salah satunya Tokopedia, melalui laman khusus yang disediakan pihaknya memfasilitasi pembelian dan pembayaran kurban dari berbagai lembaga. Di antaranya dari ACT, Al Azhar, Baznas, Dompet Dhuafa, Marinagrow (8Villages) dan sebagainya. Kerja sama antara platform e-commerce dan lembaga kurban memungkinkan layanan disajikan secara menyeluruh, dari transaksi, penyembelihan, hingga distribusi daging kurban. Menggandeng lembaga penyelenggara kurban turut menjamin prosesi tetap sesuai syariah.

Sebenarnya para lembaga penyelenggara juga sudah mencoba menangkap tren masyarakat urban. Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) misalnya, tahun ini selain melalui mekanisme langsung (offline), pihaknya juga menerima kurban melalui situs resmi dan media sosial (menggunakan LINE). Tidak hanya Tokopedia, beberapa e-commerce digandeng sebagai perantara transaksi kurban, termasuk Kaskus, elevenia, Blibli, ebaba dan Mataharimall. E-commerce dinilai sudah sangat dekat dengan kebiasaan masyarakat.

Shopee pun melakukan hal yang sama, melalui kampanye “Shopee Berkurban” pihaknya membuat kanal khusus untuk membantu konsumennya untuk melakukan ibadah kurban. Konsep yang ditekankan oleh Shopee ialah kurban secara berkelompok untuk hewan sapi.

“Melalui Shopee Berkuban, pengguna dapat membeli kurban secara patungan melalui fitur Group Hemat di Shopee. Dengan kehadiran fitur ini, umat Islam dapat memiliki akses yang lebih mudah untuk berkurban, terutama bagi mereka yang hendak untuk berkurban sapi. Nantinya tiga lembaga terpercaya yang kami gandeng akan membantu proses distribusi hewan kurban yang dibeli melalui platform kami,” ujar Country Brand Manager Shopee, Rezki Yanuar,  dalam rilis yang diterima DailySocial.

Microsite Kitabisa untuk penyaluran ibadah kurban
Microsite Kitabisa untuk penyaluran ibadah kurban

Tidak hanya platform e-commerce, bahkan situs crowdfunding Kitabisa pun turut merilis layanan yang sama. Melalui microsite yang dikembangkan khusus, Kitabisa menjadi perantara transaksi pembelian hewan kurban dan melakukan penyaluran di berbagai wilayah. Inisiatif ini sudah dilakukan Kitabisa sejak dua tahun lalu dengan traksi yang cukup signifikan. Visi Kitabisa mendukung program ini selain memudahkan masyarakat urban juga mendorong pemerataan penyaluran hasil kurban.

Startup investasi budidaya Angon.id pun turut menghadirkan program serupa. Bertajuk “semarak qurban”, pihaknya mengajak para investor ternak di aplikasinya untuk membeli hewan kurban dan menyalurkan melalui mitra resmi yang sudah ditunjuk.

Tidak hanya sebagai perantara transaksi, insiatif lain pun bermunculan. Salah satunya yang dilakukan oleh platform ride-hiling Grab. Selain proses donasi, pihaknya bekerja sama dengan PKPU Human Initiative akan membantu distribusi daging kurban di seputar wilayah Jakarta dan Bogor melalui GrabExpress.

“Kami sangat senang dapat bermitra dengan Grab serta memperoleh manfaat dari dukungan teknologi serta operasional yang disediakan oleh Grab dalam menyambut perayaan Idul Adha. Kami memiliki misi yang sama dengan Grab yaitu meningkatkan taraf hidup masyarakat dan menantikan untuk merayakan semangat kebersamaan melalui program ini,” ujar Manager of Customer Relation Management (CRM) PKPU Human Initiative, Ira Nurulia.

Net1 Indonesia Bermitra Qualcomm, Sediakan Chipset untuk Frekuensi 450MHz

Net1 Indonesia, penyedia layanan mobile data broadband, menjalin kemitraan strategis dengan Qualcomm. Keduanya bekerja sama untuk menyediakan perangkat dengan dukungan chipset dual SIM yang salah satunya mendukung 4G LTE frekuensi 450MHz.

Perangkat-perangkat yang dikembangan antra lain mobile wifi untuk fase pertama, dilanjutkan fixed wifi router smartphone pada fase berikutnya. Harapannya kemitraannya ini bakal membantu Net1 memberikan kualitas terbaik bagi penggunanya.

“Net1 Indonesia kini telah menyediakan perangkat yang exclusive / closed market untuk frekuensi 450 MHz. Kemitraan dengan Qualcomm akan mempertajam solusi dari kami agar para pelanggan dapat terus menikmati layanan Net1 dengan kualitas terbaik,” terang CEO Net1 Indonesia Larry Ridwan.

Pihak Net1 Indonesia menjelaskan bahwa mereka melihat Qualcomm sebagai perusahaan dengan portofolio kuat di bidang chipset. Dengan kerja sama ini Net1 Indonesia berharap dapat mendukung mobilitas pelanggan yang memerlukan smartphone dan perangkat mobile digital / IoT yang mendukung frekuensi 450MHz.

Larry menambahkan pihaknya terbuka untuk bekerja sama dengan pihak ketiga lain untuk mendukung bisnis Net1 Indonesia, terutama dalam memproduksi perangkat 4G LTE yang mendukung frekuensi 450MHz sehingga tidak akan ada overlap dan eksklusivitas bisnis dalam mendorong perkembangan ekosistem mobile data dan IoT di Indonesia.

Sebagai perusahaan yang tengah fokus pada frekuensi 450 MHz Net1 menargetkan peluncuran layanan 4G LTE berbasis 450 MHz secara nasional dan mampu menyediakan internet berkualitas di daerah-daerah terluar Indonesia.

“Kami berkomitmen untuk terus mempercepat industri seluler dan proyek bersama Net1 ini sangat berarti bagi kami, terutama untuk menyediakan layanan telekomunikasi di daerah pinggiran dan perdesaan yang menawarkan konektivitas dan aksesibilitas demi pengalaman seluler yang lebih baik bagi pelanggan,” ujar Country Manager Qualcomm Indonesia Shannedy Ong.