Merah Putih Fund Siap Diinvestasikan ke Startup Soonicorn

Dana kelolaan patungan BUMN, Merah Putih Fund (MPF) akan segera dikucurkan ke startup soonicorn di Indonesia dengan komitmen investasi tahap pertama sebesar $300 juta (sekitar Rp4,5 triliun).

Hampir dua tahun direncanakan sejak 2021, MPF kini diresmikan lewat Penandatanganan Perjanjian Partisipasi pada Senin (04/9). MPF merupakan inisiatif pemerintah untuk mengakselerasi startup-startup Indonesia yang mendekati status unicorn atau soonicorn.

Pendirian MPF disebut memakan waktu lama untuk memastikan dana kelolaan tersebut telah memiliki tata kelola dan mengantongi restu dari OJK. Pihaknya menyebut telah menyusun tata kelola bersama dengan pihak independen untuk proses investasi dan pengelolaan MPF memenuhi persyaratan Good Corporate Governance.

Dana tahap pertama MPF dihimpun dari lima BUMN yang akan dikelola oleh lima Corporate Venture Capital (CVC), antara lain Mandiri Capital Indonesia (MCI), MDI Ventures, BNI Ventures, BRI Ventures, dan Telkomsel Mitra Inovasi (TMI). Pada penandatanganan ini, MCI telah disepakati menjadi Fund Manager, sedangkan Bank Danamon ditunjuk sebagai bank kustodian.

“Selama ini [BUMN] investasi jalan-jalan sendiri. Sekarang ada inisiatif untuk menghimpun dan mengelola bersama. Namun, butuh dana lebih besar untuk investasi ke calon unicorn. MPF akan mengincar growth dan late stage dengan harapan bisa melahirkan unicorn baru,” ujar Ketua Project Management Office (PMO) Eddi Danusaputro saat dijumpai di Penandatanganan Perjanjian MPF 2023 di Jakarta.

Turut diperkenalkan juga anggota Komite Investasi dari perwakilan masing-masing CVC antara lain Eddi Danusaputro (BNI Ventures), Donald Wihardja (MDI Ventures), Nicko Widjaja (BRI Ventures), Dennis Pratistha (MCI), dan Mohamad Ramzy (Telkomsel Mitra Inovasi). Kemudian dua Anggota Independen, yakni Rizal Gozali (eks Credit Suisse) dan Dyota Marsudi (CEO Bank Aladin).

Adapun, startup yang diincar berasal dari sektor agnostik dengan pre-money valuation antara $50 juta-$300 juta. Kriteria lainnya, founder harus asli orang Indonesia dengan perusahaan berkedudukan di Indonesia. MPF tidak akan berinvestasi ke sektor tahap awal karena startup yang diinvestasi harus memiliki rencana exit di Indonesia.

MPF akan memanfaatkan ekosistem BUMN dengan nilai aset BUMN lebih dari $600 miliar di 12 klaster. Ekosistem ini termasuk sektor keuangan, kesehatan, telekomunikasi & media, infrastruktur, dan logistik,

Tawarkan ke LP swasta

Eddi melanjutkan, penggalangan dana MPF nantinya tidak hanya bersumber dari lima CVC saja, tetapi juga akan ditawarkan ke BUMN lain dan pihak swasta. Pihaknya menilai minat investasi dari pihak swasta maupun asing didorong oleh upaya mereka membangun kompetensi digital perusahaan.

“Rencananya, penggalangan dana kedua ditawarkan ke BUMN lainnya dan penggalangan dana ketiga ditawarkan ke pihak swasta,” tutur Eddi.

Selain itu, lanjut Eddi, pihaknya juga akan menempatkan sekitar 10% BUMN di startup untuk mengawal mereka menuju cash flow dan exit. Hal ini dilakukan mengingat industri teknologi tengah merosot dalam beberapa tahun terakhir. Alhasil, investor kian selektif dan startup dituntut untuk memiliki jalur profitabilitas yang jelas.

Namun, pihaknya belum dapat mengungkap kapan investasi pertama akan dikucurkan termasuk target startup yang diincar. “Target [ticket size] sekitar $20 juta hingga $25 juta untuk 1 atau 2 perusahaan. Tentu kami lihat pasarnya karena cukup banyak yang akan diinvestasikan dengan dana $300 juta ini,” tambah CEO MDI Ventures Donald Wihardja dalam kesempatan sama.

Sementara itu, CEO BRI Ventures Nicko Widjaja menambahkan, “target return harus ambil benchmark dari [investasi] di luar, yakni sekitar 14%-16%. Perlu ada best practice untuk tahu indikator kinerja per portofolio. Kami juga akan melihat potensi sinergi dengan BUMN. Sebetulnya sinergi ini sudah terjalin, tetapi MPF akan dorong untuk scale up sinergi yang sudah terealisasi. Kami akan lihat bagaimana BUMN lain mencari apa yang ditawarkan startup.”

Nexticorn 2023 Angkat Tema “Kalibrasi Ulang Industri Teknologi”

HUB.ID Summit X Nexticorn 2023, konferensi internasional hasil kolaborasi Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan Nexticorn Foundation, bakal digelar pada 15-16 September 2023 di Nusa Dua, Bali.

Pada tahun kelima ini mengangkat tema “Recalibrating the Industry: Indonesia’s Tech Investment Moving Forward”. Melalui topik ini, Nexticorn ingin menyoroti dinamika investasi teknologi di Indonesia dan Asia Tenggara. Sembari mendiskusikan strategi kalibrasi ulang untuk menavigasi ketidakpastian dan transisi sektor teknologi (termasuk AI, Sustainability, dll); serta upaya/solusi yang dapat dilakukan oleh para pemain industri.

Direktur Ekonomi Digital Kominfo I Nyoman Adhiarna menyampaikan, Kominfo melalui HUB.ID berkomitmen untuk terus mendorong akselerasi transformasi digital tanah air, melalui penyelenggaraan kegiatan bagi startup selama satu minggu di Bali, yakni HUB.ID Summit x Nexticorn 2023 dan HUB.ID Accelerator Partner Day x NexBe Fest 2023.

“Dengan merangkul berbagai pemangku kepentingan dalam kolaborasi ini, kami ingin memperluas pengembangan ekosistem digital agar semakin banyak startup digital yang bertumbuh dan juga berkembang, khususnya pada startup early-stage binaan HUB.ID dengan mempertemukan mereka dengan investor baik di ranah lokal maupun global,” ucapnya dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, kemarin (4/9).

Founding Board Member Nexticorn Foundation David Rimbo menambahkan, Nexticorn kali ini menghadirkan full-spectrum coverage dari startup yang akan berpartisipasi, mengingat HUB.ID berfokus pada startup tahap awal dan Nexticorn pada startup tahap lanjutan. Diharapkan konferensi ini dapat menjadi jalan bagi semua pihak agar dapat secara bersama-sama menemukan solusi terkait tantangan-tantangan yang dihadapi semua sektor startup teknologi.

“Kami senang sekali dapat kembali menyelenggarakan Nexticorn Summit yang kali ini berkolaborasi dengan HUB.ID,” kata David.

Menurutnya, kemajuan pesat dalam teknologi beberapa tahun terakhir telah memberikan dampak yang besar terhadap masyarakat dan perekonomian di seluruh dunia, termasuk AI, teknologi keberlanjutan, dan lainnya.

Oleh karenanya, melalui Summit kali ini, pihaknya juga ingin menggali lebih dalam lanskap saat ini dan potensi teknologi masa depan yang akan membentuk dan mendorong industri teknologi di Indonesia, Asia Tenggara, dan seluruh dunia di tahun-tahun mendatang.

Kegiatan Nexticorn 2023

Kegiatan dalam bentuk konferensi dan business matchmaking ini diharapkan menjadi titik temu yang dapat mendorong kemajuan startup teknologi Indonesia dengan membuka akses pertemuan antara venture capital global dan startup teknologi dari skala early stage, growth, sampai late stage.

HUB.ID akan mendatangkan 50 startup dan 50 venture capital. Sementara Kemkominfo mengundang 80 startup dan lebih dari 100 venture capital dari lokal maupun global yang akan bakal hadir di Bali. Selama dua hari penuh, para startup dan venture capital terpilih akan mengikuti berbagai rangkaian acara yang mengikuti sesi diskusi panel dan turut dihadiri oleh para pembicara ternama dan sesi matchmaking.

Sebagai catatan, Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, Direktorat Ekonomi Digital mendorong akselerasi bisnis startup digital di Indonesia melalui program HUB.ID dengan dua aktivitas utama, yakni HUB.ID Accelerator yang membuka akses sinergi dan kerja sama bisnis dengan perusahaan swasta, BUMN, lembaga pemerintah pusat/daerah, dan lembaga riset/institusi pendidikan.

HUB.ID Accelerator telah membantu lebih dari 90 startup digital sejak 2021, dan aktivitas lainnya adalah HUB.ID Summit, yang fokus pada fasilitasi pertemuan bisnis antara startup digital dengan venture capital.

Dalam pelaksanaan HUB.ID Summit 2022 telah memfasilitasi 80 startup digital dan 80 venture capital dan berhasil menciptakan 800 pertemuan bisnis. Dari pelaksanaan HUB.ID telah memberikan dampak langsung dan tidak langsung bagi bisnis startup digital yang difasilitasi dan menunjukkan pertumbuhan dengan indikator penambahan investasi baru senilai lebih dari $10 juta sampai dengan semester I 2023.

Nexticorn Summit pada tahun sebelumnya telah berhasil mempertemukan lebih dari 300 founder startup dan C-Level dari startup terbaik Indonesia yang telah terkurasi, menghadirkan lebih dari 250 partners dan principals dari venture capital terkemuka baik di ranah lokal maupun global, serta mengadakan 800 sesi business matchmaking selama dua hari terselenggaranya konferensi.

David menuturkan, berkaitan dengan beragamnya tahapan startup yang bakal berpartisipasi. Kali ini, pihaknya akan mengundang lebih banyak kategori investor agar sumber pendanaan untuk startup kian beragam. Sejumlah family offices sudah diundang untuk turut hadir di Bali pada pekan depan.

“Dari tahun kemarin, untuk sourcing pendanaan kita memperkenalkan dari tech VC, limited partners, sekarang kita mulai buka jalur ke famiy offices. Kami ingin hadirkan tech startup di Indonesia tetap hidup dan mereka yang membutuhan pendanaan urgent bisa terealisasi berkat sumber pendanaan yang lebih bervariasi,” pungkasnya.

Startup Rekrutmen KUPU Raih Pendanaan Rp91 Miliar

KUPU, startup rekrutmen berbasis AI, hari ini (04/9) mengumumkan perolehan pendanaan senilai $6 juta (atau sekitar Rp91 miliar). Putaran ini dipimpin oleh Ascend Global Investment Fund (AGIF), perusahaan dana ekuitas swasta berbasis di Singapura yang dikelola oleh Ascend Capital Advisors.

Dengan pendanaan ini, AGIF masuk ke daftar investor ternama KUPU yang di dalamnya terdapat nama besar seperti Sinar Mas Group.

Sebelumnya, baik AGIF melalui Ascend Global dan Sinar Mas Group melalui Golden Energy and Resources, bermitra dalam pembentukan perusahaan patungan Golden Investments (Australia) Pte Ltd yang bergerak di perusahaan hasil tambang dan jasa pertambangan.

Dengan pendanaan ini, KUPU berencana untuk memperluas ekspansi pasar, memperkuat solusi rekrutmen berbasis AI, dan memberikan layanan yang lebih baik kepada basis pelanggan yang lebih besar lagi.

“Investasi ini merupakan wujud optimisme AGIF terhadap potensi industri teknologi rekrutmen di Indonesia dan kemampuan KUPU dalam menangkan potensi tersebut. KUPU berada di posisi strategis untuk menjembatani kebutuhan akan talenta berkualitas tinggi di negara dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat seperti Indonesia,” terang perwakilan AGIF dalam keterangan resmi.

CEO KUPU Haibo Zhou menuturkan pihaknya percaya dengan kemajuan dan modernisasi dunia usaha di Indonesia, akan semakin banyak sektor industri baru yang lahir dan bertumbuh. Para perusahaan ini tentu membutuhkan talenta yang tepat untuk bisa berkompetisi di era digital ini.

“Karena itu, peran KUPU sebagai jembatan dan mitra rekrutmen akan menjadi semakin penting, terutama agar pelaku bisnis bisa menemukan kandidat potensial yang tepat dan berkualitas di tengah banyaknya talenta di Indonesia,” terangnya.

Produk KUPU

Fokus utama KUPU adalah mentransformasi proses rekrutmen menjadi lebih mudah, akurat, dan efisien. Pasalnya, saat ini mayoritas tenaga personalia (HR) masih kesulitan menemukan kandidat karyawan yang sesuai dengan kriteria perusahaan. Biasanya, dalam satu lowongan kerja ada 250 pendaftar yang mengirimkan resume mereka.

Kemudian, sekitar 4-6 orang di antaranya akan terpilih ke tahap wawancara dan hanya satu yang akan mendapatkan tawaran pekerjaan. Proses ini sangat memakan waktu, rata-rata perusahaan menghabiskan 68 hari untuk mencari satu karyawan.

Oleh karena itu, startup yang berdiri sejak 2021 ini membawa banyak inovasi baru dalam proses rekrutmen korporasi. Beberapa pendekatan kreatif yang ditawarkan, mencakup Talent and Job Competency Models, Omni-Channel Sourcing, AI Video Interviewer, dan AI Matching Model.

Misalnya dengan AI Video Interviewer, sistem KUPU dapat melakukan wawancara kandidat secara otomatis dengan daftar pertanyaan tertentu, kemudian mengirimkan hasil rekaman wawancara tersebut kepada perusahaan untuk dievaluasi, sehingga mempermudah tim HR untuk melakukan screening kandidat.

Berbagai solusi komprehensif dari KUPU membantu perusahaan dalam menghemat waktu pemrosesan rekrutmen hingga 20%, dan memperbesar pool kurasi kandidat berkualitas hingga 200% dibandingkan metode konvensional. Diklaim, hingga Agustus 2023, KUPU telah membantu lebih dari 600 ribu pencari kerja untuk menemukan lowongan yang sesuai.

Tidak hanya melalui sistem teknologi yang terkini, KUPU menawarkan aplikasi mobile swalayan (self-service) yang intuitif dan penasihat rekrutmen personal. Hasilnya, dalam waktu kurang dari dua tahun, platform KUPU telah memiliki lebih dari 3 juta pengguna aktif dan 150 ribu pelaku bisnis yang sedang mencari karyawan pun mempercayakan proses rekrutmen mereka kepada KUPU. Klien startup ini mencakup perusahaan dari berbagai skala dan industri, mulai dari Allianz, Bank DBS, Mitsubishi, Paragon, Smartfren, Kawan Lama Group, hingga Burger King.

Ke depannya, KUPU berencana untuk terus memperluas jangkauan klien dan pengguna serta mengembangkan fitur-fitur rekrutmen yang lebih cerdas dalam platform. Langkah strategis ini sejalan dengan visi KUPU untuk menjadi pionir sistem teknologi rekrutmen cerdas yang membantu perusahaan dan para pencari kerja untuk menavigasi lanskap industri yang terus berubah.

Application Information Will Show Up Here

Startup Pengelola Pekerja Staffinc Dikabarkan Galang Pendanaan Seri B [UPDATED]

Startup penyedia platform pengelola pekerja Staffinc dikabarkan galang pendanaan seri B sebesar $3,9 juta (lebih dari Rp59,4 miliar). Berdasarkan regulatory filings seperti dikutip dari Venture Cap, Altara Ventures menjadi lead investor, dengan partisipasi dari Antler, Access Ventures, K9 Industries, dan Pacific Trustees.

Kepada DailySocial, Co-founder dan CEO Staffinc Wisnu Nugrahadi menyampaikan belum bisa berkomentar lebih lanjut terkait kabar pendanaan ini.

“Untuk saat ini, kami belum bisa menyampaikan apapun terkait pendanaan. Kami saat ini sedang fokus untuk mengembangkan teknologi untuk mempermudah proses ketenagakerjaan dari perusahaan skala besar,” kata dia.

Altara adalah investor lama yang sebelumnya memimpin dalam putaran seri A pada 2021 senilai $5 juta. Diikuti jajaran investor lainnya, yakni Access Ventures, XA Network, iSeed SEA, serta dua investor di putaran sebelumnya yakni Golden Gate Ventures dan Antler.

Didirikan pada 2018, Staffinc mengawali bisnisnya sebagai Sampingan (brand sebelumnya), sebuah platform yang menghubungkan pekerja kerah biru pada beragam pekerjaan. Dalam data terakhir yang diungkap, hingga saat ini Staffinc memiliki lebih dari 1,7 juta pekerja di lebih dari 180 kota di Indonesia. Layanannya telah digunakan oleh lebih dari 310 perusahaan.

Setelah rebranding dengan nama baru, Staffinc memastikan bahwa kini perusahaan tidak hanya fokus pada pekerja kerah biru untuk posisi part time saja, namun juga full time, dan potensi-potensi lainnya.

Solusi Staffinc memungkinkan para klien perusahaan untuk menyederhanakan proses rekrutmen, dengan mencocokkan persyaratan spesifik setiap proyek dengan kandidat pekerja yang paling sesuai secara otomatis. Solusi tersebut memastikan mereka dapat menerima tenaga kerja berkualifikasi dengan keahlian dan pengalaman yang diperlukan agar untuk berkontribusi pada kesuksesan perusahaan.

Selain itu, platform tenaga kerja Staffinc Suite juga dapat dimanfaatkan untuk memudahkan proses administrasi seperti absensi, penjadwalan kerja, penugasan serta penggajian secara otomatis, sehingga memungkinkan klien untuk fokus memberikan layanan yang optimal.

Melalui beberapa program Staffinc juga menawarkan benefit kepada pekerja. Di antaranya, pelatihan yang lebih ke arah upskill dari pekerja tersebut, disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Yang kedua adalah akses finansial bagi mereka yang telah terkurasi oleh Staffinc dalam bentuk Earned Wage Access (EWA).

Layanan tersebut dihadirkan setelah menerima feedback dari para pekerja yang kerap kesulitan untuk bekerja karena berbagai alasan, mulai dari tidak ada biaya untuk membeli bahan bakar dan lainnya.

 

*) Kami menambahkan tanggapan resmi dari Staffinc

Application Information Will Show Up Here

Carro Klaim Telah Kantongi EBITDA Senilai $4 Juta

Startup marketplace otomotif Carro mencatat EBITDA sebesar lebih dari $4 juta pada kuartal pertama FY2024. Berdasarkan keterangan resminya, EBITDA Carro kini berada pada run rate tahunan sebesar lebih dari $50 juta atau 10x lipat dari pencapaiannya di sepanjang tahun fiskal 2023.

Perusahaan menyebut telah melampaui target profitabilitas di Q1 2024 terlepas dengan situasi musiman yang melemah di Asia Tenggara, seperti Lebaran, Songkran, dan Hari Raya lain. Kemudian, margin laba kotor di periode tersebut naik 14% dibandingkan realisasi di FY2023 sebesar 9%.

Co-Founder & CEO Carro Aaron Tan mengatakan ketidakterlibatannya dalam perang subsidi memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan EBITDA positif di empat kuartal.

“Eksekusi pada model bisnis berbasis ekosistem digital telah memperkuat fundamental bisnis kami dan lebih resilien dengan kontribusi tambahan pendapatan yang berulang.”

Selain itu, investasi dari Jardine C&C dinilai akan membantunya mencapai pertumbuhan pendapatan lebih besar, terutama dari sisi purna jual. Mitra insurtech Carro, yakni ZA Tech dan MSIG, disebut telah membuahkan hasil yang signifikan, dengan premi kotor tertulis tumbuh hampir 100% dari tahun ke tahun.

Intisari kinerja keuangan Carro Q1 tahun fiskal 2024

Aaron menambahkan, dengan arus kas yang kuat dan tidak adanya kerugian operasional, pihaknya telah membuat keputusan tepat untuk ekspansi ke Jepang dan pasar lainnya. Ekspansi ini akan memastikan pertumbuhan yang lebih kuat di tahun-tahun mendatang.

CFO Carro Ernest Chew mengungkap bahwa perusahaan telah melawan tren industri dan menghasilkan kinerja baik di kuartal pertama, di mana metrik profitabilitas di semua lini meningkat. “EBITDA kami di kuartal pertama 3x lipat melampaui seluruh tahun keuangan kami tahun lalu. Kami berupaya untuk terus EBITDA positif di seluruh pasar inti.”

Bisnis marketplace otomotif yang menyumbang 85% terhadap total pendapatan Carro, juga diklaim telah mengantongi kenaikan margin laba kotor sepanjang 12 bulan. Selain itu, kontribusi komponen pendukung yang mewakili hampir 60% dari laba kotor Carro membuat perusahaan tidak berada di bawah tekanan untuk menjual lebih banyak demi memenuhi target profitabilitas.

Maka itu, pihaknya menargetkan pertumbuhan pendapatan yang signifikan dalam waktu dekat. “Kami adalah sedikit dari startup teknologi yang telah mencapai profit, tidak hanya di kawasan Asia, tetapi juga global.” Tutupnya.

Bisni otomotif berbasis digital ikut terdampak dari ketidakpastian ekonomi. Dua kompetitornya, Moladin dan Carsome, diketahui sedang berupaya memperkuat pondasi bisnis mereka di tengah hantaman krisis makroekonomi.

Baik Moladin dan Carsome menempuh PHK massal untuk mencapai bisnis berkelanjutan dalam jangka panjang. Moladin berupaya bangkit kembali dengan masuk ke lini bisnis pembiayaan yang diyakini dapat memperkuat ekosistem mobil bekas, lantaran tingginya kebutuhan pembiayaan di industri tersebut. Adapun, efisiensi karyawan yang ditempuh Carsome tak hanya dilakukan pada unit usaha di Indonesia, tetapi juga Thailand dan Malaysia.

Berdasarkan kinerja keuangan tahun fiskal 2022, Carsome mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 250% menjadi $1,5 miliar dengan kontribusi dari lini ritel baru regional Carsome Certified sebesar 35% dari total pendapatan. Carsome juga mengklaim telah mencapai profitabilitas untuk pertama kalinya di kuartal pertama 2023.

Application Information Will Show Up Here

Startup Peternakan BroilerX Dikabarkan Raih Pendanaan Rp20 Miliar Dipimpin Insignia Ventures [UPDATED]

Startup pengembang solusi untuk industri peternakan unggas BroilerX dikabarkan mengantongi pendanaan tahap awal sebesar $1,3 juta (sekitar Rp20 miliar) yang dipimpin oleh Insignia Ventures. Menurut regulatory filings yang dikutip dari Venture Cap, terdapat investor lainnya dengan identitas dirahasiakan turut berpartisipasi dalam putaran tersebut.

Hingga berita ini diturunkan, Founder & CEO BroilerX Prastyo Ruandhito tidak merespons saat dihubungi DailySocial.id.

Startup peternakan unggas asal Yogyakarta ini menghadirkan bisnis end-to-end, mulai dari penyediaan teknologi pemantau kondisi kandang ayam berbasis IoT (Internet of Things), program kemitraan peternak, ERP (Enterprise Resource Planning) untuk pengelolaan purchasing, accounting, inventory, manufaktur produksi, farming, CRM, dan SDM. Kemudian, penyediaan suplai ayam hidup dan penyedia karkas ayam yang proses penjualannya dapat dipantau secara online.

BroilerX Smart Climate Control and Automation adalah solusi yang menggabungkan sensor pintar, sistem kontrol otomatis, dan analisis data cerdas untuk memastikan kondisi lingkungan yang optimal bagi ternak. Berkat teknologi ini, peternak dapat mengawasi dan mengendalikan suhu, kelembaban, ventilasi, dan kualitas udara di kandang secara real-time, meningkatkan kesejahteraan hewan, mengurangi risiko penyakit, dan meningkatkan produktivitas peternakan secara signifikan.

Cakupan areanya tidak hanya di Yogyakarta saja, tapi sudah meluas ke Jawa Timur, dengan membuka area layanan di Sidoarjo, Malang, Madiun, dan Kediri. Perusahaan ingin memberikan akses yang lebih mudah bagi peternak unggas di wilayah tersebut untuk mendapatkan manfaat dari ekosistem smart farming mereka.

Bermitra dengan Amartha

Baru-baru ini BroilerX mengumumkan kemitraan dengan Amartha untuk penyediaan modal bagi peternak. Komitmen yang diberikan mencapai Rp100 miliar dengan besaran pembiayaan mulai dari Rp100 juta hingga Rp700 juta per orang. Per Juni kemarin, kolaborasi sudah dimulai melalui program Kemitraan Partner Farming yang tersebar di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Sistem pembiayaan yang digunakan dalam program tersebut berbeda dengan sistem tanggung renteng yang selama ini dipakai Amartha untuk menyalurkan modal ke perempuan pengusaha ultra mikro. Para peternak ayam dapat mengajukan pembiayaan yang digunakan untuk membeli peralatan ternak berbasis teknologi dari BroilerX, sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi.

Selain itu, para peternak juga memiliki tenor pembiayaan yang berbeda dengan mitra perempuan binaan Amartha. Melalui program Kemitraan Partner Farming, peternak dapat memilih tenor pembiayaan yang lebih singkat sesuai masa panen di sektor peternakan, yaitu mulai dari 45 hari sampai 90 hari. Dalam menyalurkan modal bagi peternak ayam, Amartha memanfaatkan teknologi risk-profiling berbasis AI, yang akan menghasilkan skoring kredit akurat bagi peternak.

Dalam keterangan resmi, Prastyo menyampaikan, pihaknya memiliki keahlian untuk menciptakan teknologi yang mampu meningkatkan produktivitas peternakan mengingat sektor peternakan punya potensi yang besar. Namun, masalah yang dihadapi para peternak binaan tidak berhenti pada produktivitas saja, namun juga masalah terhadap akses finansial.

“Sering kali peternak sudah siap dengan ilmu dan keahlian, namun terbentur permodalan untuk bisa berkembang. Oleh sebab itu, butuh kerja sama dengan mitra lain yang memiliki kredibilitas dalam hal keuangan inklusif. Ini terjawab lewat kolaborasi dengan Amartha,” terang dia.

 

*) Kami merevisi nama investor

Application Information Will Show Up Here

GoTo Dikabarkan Mengucurkan Investasi ke Carousell

Salah satu unit di bawah naungan GoTo group dikabarkan telah berinvestasi ke startup marketplace barang bekas Carousell. Berdasarkan data yang disetor ke regulator, seperti dikutip dari Venture Cap, nilai investasi yang digelontorkan mencapai $2,8 juta atau setara 42,6 miliar Rupiah.

Kami sudah mencoba menghubungi pihak GoTo untuk mengonfirmasi kabar ini. Namun sampai informasi ini diterbitkan, belum ada respons dari pihak terkait.

Berbasis di Singapura, Carousell saat ini sudah mencapai status unicorn berkat pendanaan lebih dari $100 juta yang didapatkan pada akhir 2021 lalu. Investor mereka termasuk 500 Global, Golden Gate Ventures, Naver, Bank DBS, dan lain-lain.

Carousell di Indonesia dan akuisisi Laku6

Carousell mulai masuk di Indonesia sejak tahun 2014. Kendati demikian, memang bisnis mereka tidak terlalu moncer. Di pasar lokal mereka berhadapan dengan sejumlah platform serupa, salah satu yang paling signifikan adalah OLX yang kini sudah diakuisisi Astra.

Aksi korporasi pun dilakukan untuk memperkuat penetrasi bisnisnya. Termasuk dengan mengakuisisi platform tukar-tambah ponsel bekas lokal Laku6 pada pertengahan 2022 lalu. Nilai transaksi ditaksirkan mencapai $25 juta, didukung Heliconia Capital yang merupakan perusahaan investasi milik Temasek (juga merupakan salah satu investor Carousell).

Laku6 sendiri juga merupakan portofolio investasi Golden Gate Ventures, pemodal ventura yang turut mendukung Carousell.

Model acquihire ini bukan baru kali ini dilakukan Carousell, sebelumnya mereka juga sempat melakukan aksi serupa terhadap marketplace streetwear autentik Ox Street dan platform recommerce retailer Refash.

Tahun 2019, unit melalui unit investasi di bawahnya, Tokopedia juga sempat dikabarkan mengakuisisi Laku6. Rumornya hal ini dilakukan untuk memperdalam fitur tukar-tambah ponsel ke layanan marketplace Tokopedia. Kendati demikian, kabar ini tidak mendapatkan konfirmasi dari pihak terkait hingga akhirnya diumumkan telah diakuisisi Carousell.

GoTo tengah dihadapkan pada tantangan menuju bisnis berkelanjutan, dengan target akhir tahun ini mencapai titik profit. Menurut laporan keuangan per H1 2023, unit e-commerce mereka mengalami penurunan performa -9% yoy menjadi Rp121 triliun pada Gross Transaction Revenue (GTV). Kendati demikian pendapatan kotornya naik 14% menjadi Rp4,4 triliun. EBITDA disesuaikan di segmen e-commerce juga tercatat membaik dari minus Rp3,6 triliun menjadi minus Rp752 miliar.

Application Information Will Show Up Here

Platform Manajemen Restoran EasyEat Perkuat Kehadiran di Indonesia

Startup penyedia layanan point-of-sales bisnis kuliner EasyEat memperkuat kehadirannya di Indonesia dengan menggandeng DOKU untuk menyediakan sistem pembayaran. Kerja sama tersebut memungkinkan konsumen dine-in dari merchant kuliner EasyEat untuk membayar transaksi dari beragam solusi pembayaran digital populer, salah satunya QRIS.

EasyEat menyediakan solusi pemesanan via-QR dan POS yang terintegrasi dengan berbagai fitur penunjang, seperti inventaris, laporan analitik, promo pemasaran, dan lainnya. Solusi tersebut dikhususkan untuk bisnis kuliner (restoran dine-in) yang menjadi target utama dari startup asal Singapura ini.

Bersama DOKU, kini pelanggan tidak hanya dapat memilih menu dan memesan makanan via smartphone mereka, tapi juga bisa langsung bayar pesanan menggunakan metode pembayaran yang diinginkan, semua dalam platform yang sama,” terang Founder & CEO EasyEat Wassem Mohd dalam diskusi bersama sejumlah media di Jakarta, kemarin (30/8).

Menanggapi kerja sama kedua perusahaan, VP of Business Development DOKU Troy Hambali menyampaikan, DOKU sebagai mitra teknologi yang mengadakan fitur pembayaran online dalam platform EasyEat, sehingga konsumen dapat langsung menyelesaikan pembayaran dalam satu platform, mulai dari scan QRIS, e-wallet, m-banking, debit card, dan credit card.

“Dengan solusi all-in-one POS EasyEat yang terintegrasi dengan platform pembayaran DOKU, pengunjung dapat memilih metode pembayaran yang nyaman bagi mereka. Dengan demikian, proses pesan dan bayar jadi lebih cepat dan operasional kafe/restoran secara keseluruhan menjadi lebih efisien,” ucap Troy.

Ia juga menegaskan bahwa kerja sama ini hanya berlaku untuk bisnis EasyEat di Indonesia saja. Di Malaysia, EasyEat bekerja sama dengan penyedia gerbang pembayaran lokal.

Simulasi pembayaran QR dengan DOKU
Simulasi pembayaran QR dengan DOKU / DOKU

Solusi EasyEat

Mohd melanjutkan, teknologi digital sangat dibutuhkan bagi pebisnis restoran. Urusan memilih menu dan memesan makanan dapat menjadi tantangan bagi pramusaji maupun pelanggan ketika dine-in di kafe/restoran. Kegiatan ini berpotensi memakan waktu cukup lama, menambah tumpukan antrean dan berakibat kurang nyaman jika tidak dikelola dengan baik.

Platform EasyEat memudahkan konsumen dalam melihat dan memesan menu dengan memindai kode QR melalui smartphone tanpa harus mengunduh aplikasi. Mereka dapat melihat dan memesan makanan tanpa harus menunggu pramusaji datang. Kemudian melakukan proses pembayaran dengan opsi beragam secara online tanpa perlu ke kasir.

Berdasarkan data yang dikutip, tren dine-in mulai diminati pasca-pandemi. Ditemukan bahwa sebanyak 79% konsumen tidak ragu lagi untuk kembali makan di restoran. Tren tersebut menjadi peluang perusahaan untuk melebarkan jaringan merchant di Indonesia.

Diklaim ada lebih dari 500 kafe/restoran yang bergabung sebagai merchant, di antaranya Lawless Burger, Feel Matcha, Papa Ron’s Pizza, Kopi Oey, Lokaholik, dan lainnya. Persebaran lokasinya tak hanya di Jabodetabek, tapi juga kota besar lainnya, seperti Bandung, Palembang, Surabaya, Bali, dan Medan.

Sebelum masuk ke Indonesia pada 2022, EasyEat juga sudah hadir lebih dulu di Malaysia. Di sana perusahaan sudah melayani lebih dari 1.000 kafe/restoran terhitung sejak mulai beroperasi di 2020. Solusinya yang ditawarkan lebih inklusif daripada di Indonesia.

Model bisnis yang diterapkan EasyEat tergolong fleksibel mengikuti arus bisnis di tiap restoran karena perusahaan hanya mengutip komisi dari setiap transaksi yang berhasil. Tidak ada biaya berlangganan yang harus dibayarkan tiap bulannya. Kebijakan tersebut dinilai dapat membantu restoran dapat meningkatkan pendapatan bisnisnya, sekaligus lebih efisien.

Disebutkan rata-rata peningkatan pendapatan yang diraih para merchant pasca bergabung dengan EasyEat mencapai 10%-20%. “Kami juga membantu merchant menjaga marginnya. Dari mesin EasyEat, kami merekomendasikan menu favorit dan harga tertinggi, dengan demikian profit mereka akan meningkat antara 20%-50%,” pungkas Mohd.

Di Indonesia, EasyEat bersaing dengan para pemain POS yang sebagian besar menyasar bisnis ritel, F&B, seperti MOKA, iSeller, Olsera, Runchise, ESB, dan lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Grup Batu Bara Geo Energy Suntik Rp610 Miliar ke Startup EV Charged Asia

Grup usaha penambang batu bara Geo Energy menyuntik investasi sebesar $40 juta (sekitar 610 miliar Rupiah) ke startup kendaraan listrik Charged Asia. Investasi tersebut diberikan dalam bentuk convertible loan dan share placement.

Sebelumnya, startup asal Singapura ini telah memperoleh pendanaan tahap awal dari DeClout Ventures senilai $4,5 juta (sekitar Rp68 miliar) pada September 2022 menyusul debut produknya di Indonesia pada awal tahun.

Kualitas udara di Indonesia yang memburuk, terutama di kawasan Jabodetabek diketahui mendorong Geo Energy untuk berinvestasi di Charged Asia.

“Pendanaan ini akan digunakan untuk memperluas operasional Charged Asia di Indonesia dan pasar lainnya di Asia Tenggara, serta mengembangkan produk,” demikian seperti diwartakan Tech in Asia (29/8).

Adapun, keterlibatan Geo Energy dalam pendanaan ini akan memungkinkan Charged Asia untuk terhubung dengan sumber daya dan wawasan yang dimiliki perusahaan sembari mendiversifikasi sumber pendapatannya dan memperkuat posisinya di pasar energi global.

Charged Asia, berdiri tahun lalu, menawarkan layanan sewa motor listrik dengan model berlangganan 3-9 bulan dan penjualan motor listrik dengan skema rent-to-own. Charged Asia menargetkan dapat mendistribusi 10 juta motor listrik di Asia Pasifik dalam 10 tahun ke depan.

Selain Charged, startup lain yang memproduksi motor listrik dengan skema rent-to-own adalah Blitz Mobility. Beberapa startup manufaktur motor listrik lainnya yang baru saja mengantongi pendanaan adalah ALVA sebesar Rp766 miliar dan MAKA Motors sebesar RP564 miliar.

Berdasarkan laporan terbaru AC Ventures dan Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik (AEML), pasar kendaraan listrik di Indonesia ditaksir sebesar $20 miliar (lebih dari Rp300 triliun) dengan memperhitungkan ekosistem kunci permintaan konsumen, kebijakan pemerintah, dan teknologi baru yang memengaruhi performa dan harga jual.

Sementara, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan 1,76 juta kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) dan 400 ribu unit untuk roda empat dapat mengaspal pada 2025. Per 2020, pemakaian kendaraan listrik di Indonesia baru mencapai 26.000 unit roda dua dan 7.600 unit roda empat.

Jangkauan QRIS akan Bertambah ke Vietnam

Bank Indonesia (BI) secara resmi mengumumkan telah menandatangani amandemen Nota Kesepahaman dengan State Bank of Vietnam (SBV). Kerja sama ini juga merupakan inisiator Kerja Sama Konektivitas Pembayaran Kawasan.

Bergabungnya SBV dalam kerja sama tersebut merupakan upaya perluasan dari upaya konektivitas pembayaran yang sebelumnya juga sudah diinisiasi bersama Bank Negara Malaysia (Malaysia), Bangko Sentral ng Pilipinas (Filipina), Monetary Authority of Singapore (Singapura), dan Bank of Thailand (Thailand). Dengan harapan memudahkan transaksi pembayaran cross-border antarnegara di Asia Tenggara.

Perluas layanan finansial regional

Ke depannya nota kesepahaman tersebut juga akan memayungi berbagai bentuk kerja sama, termasuk konektivitas QR dan fast payment antarnegara, sehingga transaksi diharapkan dapat dilakukan dengan lebih mudah, nyaman, dan terjangkau. Kemitraan tersebut juga berpotensi membuka akses pasar bagi para pelaku usaha Indonesia ke kawasan.

Dilansir dari NikkeiAsia, Filipina dan Brunei akan turut bergabung dalam sistem pembayaran QR Code di Asia Tenggara, yang saling terhubung dan bertujuan untuk mempromosikan penggunaan mata uang lokal dan mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat.

Kerja sama ini diharapkan oleh kedua pihak dapat mendukung pemulihan ekonomi pasca-pandemi dan memfasilitasi kegiatan ekonomi masyarakat ASEAN, termasuk pada sektor pariwisata dan jasa lainnya. Ke depannya, penguatan konektivitas sistem pembayaran diharapkan dapat memberikan insentif untuk meningkatkan perdagangan dan remitansi di kawasan.

Perluasan Kerja Sama Konektivitas Sistem Pembayaran Kawasan merupakan tindak lanjut dari mandat Pertemuan Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan ASEAN ke-9, serta menjadi salah satu capaian prioritas Keketuaan Indonesia dalam ASEAN tahun 2023.

Penerapan QR Code antarnegara

Pembayaran QRIS merupakan inisiatif terobosan dari pemerintah Indonesia dan sektor keuangannya untuk melakukan standarisasi dan menyederhanakan transaksi digital. Diluncurkan pada tahun 2019, QRIS bertujuan untuk menyatukan berbagai platform pembayaran ke dalam sistem tunggal yang interoperabel, dapat diakses oleh bisnis dan konsumen. Langkah ini sejalan dengan upaya Indonesia untuk menerapkan transaksi tanpa uang tunai, mendorong inklusi keuangan digital dan kenyamanan.

Thailand menjadi negara pertama untuk Bank Indonesia meresmikan Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP). Sekaligus uji coba sandbox QRIS dengan Thailand (Thai QR Payment) yang disebut QRIS Antarnegara.

Indonesia juga telah mengembangkan fitur QRIS dengan Singapura. QRIS antarnegara ini sendiri masuk ke dalam bagian SNAP yang ditetapkan BI menyatukan berbagai layanan transaksi di Indonesia ke dalam satu sistem. Pengimplementasian SNAP merupakan salah satu tahapan penting dalam rangka mengakselerasi open banking di area sistem pembayaran.

Bank Indonesia dan Bank Negara Malaysia (BNM) juga telah meresmikan kerja sama strategis untuk interkoneksi pembayaran lintas negara dengan menggunakan QR Code bulan Mei 2023 lalu. Masyarakat Indonesia yang berkunjung ke Malaysia dapat memindai QR Cross Border atau DuitNow QR Code, baik di merchant offline maupun online. Saat ini, DANA menjadi platform dompet digital pertama untuk bisa bertransaksi dengan QRIS di Malaysia.