Pintarnya Peroleh Tambahan Pendanaan Awal 120 Miliar Rupiah dari East Ventures dan Vertex Ventures

Startup job marketplace khusus kerah biru Pintarnya memperoleh tambahan pendanaan awal $8 juta (senilai hampir 120 miliar Rupiah) dari East Ventures dan Vertex Ventures SEA & India (VVSEAI). Perolehan ini menjadikan total putaran tahap awal yang berhasil dikumpulkan Pintarnya senilai $14,3 juta.

Sebelumnya pada Mei 2022 perusahaan mengumumkan pendanaan awal yang diraih dari Sequoia Capital India, General Catalyst, dan angel investor.

Pintarnya akan memanfaatkan tambahan dana ini untuk melanjutkan pengembangan teknologi dan kemampuan data. Tujuannya agar dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan dalam memfasilitasi proses pencarian kerja yang efisien bagi kandidat dan pemberi kerja. Maka dari itu, perusahaan sedang memperluas tim di semua lini.

“Kami ingin menjadi platform pilihan yang memfasilitasi pencocokan pasokan dan permintaan untuk kedua belah pihak dan menyediakan akses ke layanan keuangan yang lebih baik kepada pekerja kerah biru melalui identitas digital yang lebih baik dan riwayat pekerjaan yang dapat diverifikasi,” kata Co-Founder Pintarnya Henry Hendrawan dalam keterangan resmi, Selasa (19/7).

Selain bergabung menjadi investor, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca juga akan bergabung dengan Pintarnya sebagai anggota Dewan.

Dia menyampaikan, terdapat peluang besar dalam memberdayakan jutaan pekerja kerah biru pada kawasan ini yang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik. Peluang tersebut tentunya hadir dengan berbagai halangan di sepanjang perjalanan pengguna namun pihaknya percaya Pintarnya adalah tim yang tepat untuk memecahkan masalah ini.

“Mereka memiliki pengalaman yang terbukti dalam membangun dan menguasai pasar business to consumer (B2C) dan berbagai produk layanan keuangan di Indonesia. Mereka membuat kemajuan pesat dan kami menantikan pencapaian-pencapaian yang akan dihadirkan oleh tim Pintarnya ke depannya,” kata Willson.

Managing Partner Vertex Ventures SEA & India Joo Hock Chua menambahkan, praktik pencarian kerja bagi para pekerja kerah abu-abu dan pengusaha untuk mempekerjakan pekerja yang tepat di Indonesia kurang efisien dan bahkan dapat dianggap kuno. Pintarnya memecahkan masalah ini dengan menggunakan teknologi dan data untuk memungkinkan pencarian dan perekrutan pekerjaan yang jauh lebih efisien dan hemat biaya.

Solusi Pintarnya

Pintarnya diluncurkan pada Mei 2022, didirikan oleh tiga mantan eksekutif senior; Nelly Nurmalasari, Henry Hendrawan, dan Ghirish Pokardas. Pintarnya membantu tenaga kerja Indonesia yang kian meningkat untuk mendapatkan pekerjaan, meningkatkan peluang kerja, dan membuka akses ke layanan keuangan yang lebih baik.

Diklaim, perusahaan telah menghubungkan lebih dari 6 ribu pengusaha dengan lebih dari 100 ribu pencari kerja yang mencari berbagai peluang di sektor F&B, ritel, logistik, dan perhotelan.

Pintarnya menyuguhkan layanan melalui situs web dan aplikasi mobile. Untuk saat ini layanan mereka baru bisa digunakan secara efektif untuk pengguna di Jabodetabek dan Bandung.

Dalam cara kerjanya, setelah pencari kerja mendaftar dan membuat profil, Pintarnya akan menggunakan informasi yang diberikan untuk merekomendasikan peluang pekerjaan yang relevan, termasuk mempertimbangkan berbagai parameter, tidak terbatas pada persyaratan pekerjaan, lokasi, dan keahlian. Pendekatan ini dinilai bisa memberikan akses tidak hanya ke prospek yang diverifikasi dan dikurasi.

Setelah itu Pintarnya akan bekerja sama dengan mitra pemberi kerja untuk mengkualifikasi dan merekrut pekerja kerah biru terkait. Pintarnya tidak hanya membantu para pekerja mendapatkan pekerjaan. Dengan identitas digital dan riwayat pekerjaan yang terverifikasi, akan membuka akses untuk layanan finansial yang lebih baik untuk mereka dengan kemitraan bersama institusi keuangan, memungkinkan pekerja kerah biru meraih mimpi mereka untuk hidup yang lebih layak.

Kendati tidak dijabarkan detailnya, dengan mekanisme berbasis data dan memanfaatkan platform Open Finance, Pintarnya juga berkomitmen untuk menyuguhkan layanan finansial formal bagi para pekerja tersebut. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, dengan memperjuangkan literasi dan inklusi finansial.

Application Information Will Show Up Here

Doku Debut Ekspansi Regional Pertamanya Lewat Akuisisi senangPay

Bertujuan untuk menghadirkan sinergi antara pasar Malaysia dan Indonesia, DOKU penyedia solusi pembayaran berbasis teknologi, melakukan akuisisi kepada platform payment gateway asal Malaysia bernama senangPay.

Kepada DailySocial.id, COO DOKU Nabilah Alsagoff menegaskan, Malaysia menjadi negara pertama di Asia Tenggara untuk ekspansi. Selain adanya kesamaan pasar dan kultur, Malaysia juga menjadi pasar yang ideal bagi DOKU untuk melebarkan bisnis mereka di luar Indonesia.

“Kami melihat pasar Malaysia dalam hal kebiasaan pembayaran dan lainnya tidak berbeda dengan Indonesia namun tidak serumit pasar di Indonesia. Mereka lebih terbiasa dengan pembayaran dompet digital dan kartu kredit. Sementara di Indonesia hingga saat ini pembayaran melalui bank transfer masih lebih banyak digunakan,” kata Nabilah.

Ditambahkan olehnya, banyaknya pekerja migran dan pelajar  di Malaysia dari Indonesia turut menjadi alasan mengapa akuisisi ini dilakukan. Aksi korporasi ini dilakukan DOKU setelah menerima pendanaan dari Apis Growth Fund II tahun 2021 lalu.

Melalui akuisisi DOKU, senangPay berencana untuk memperkuat dan memperluas layanan di luar payment gateway online, mengadopsi layanan baru seperti e-wallet, remittance, dan pembayaran offline seperti Tap On Glass, M2M (mobile to mobile), dan lainnya.

Dengan penawaran baru ini, senangPay memungkinkan para merchant untuk melakukan transisi dari model toko fisik ke versi digital, sejalan dengan inisiatif “Malaysia Digital” yang dibentuk pemerintah setempat.

“Ketika kami mendirikan senangPay, kami berniat untuk membuat payment gateway alternatif untuk usaha kecil menengah terutama bagi pemilik bisnis yang tidak memiliki keterampilan teknis dan tidak terbiasa dengan digital tools.,” jelas CEO senangPay Mansor Abd Rahman.

Didirikan tahun 2015 lalu senangPay membantu para pebisnis Malaysia agar dapat menerima pembayaran dari pelanggan dengan mudah melalui berbagai metode, termasuk di antaranya melalui metode pembayaran kartu kredit, kartu debit, dan internet banking.

Menjalin kolaborasi dengan regulator

Salah satu kunci sukses DOKU menjalankan bisnis selama 14 tahun terakhir adalah pemahaman yang sangat mendalam tentang aturan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh regulator.

Sebagai perusahaan teknologi yang menyasar kepada solusi pembayaran secara digital, yang perlu diketahui adalah, sangat ketat aturan yang diberlakukan oleh pemerintah dan regulator untuk semua platform yang ada. Hal tersebut yang kemudian menjadikan mereka pemain yang mampu bertahan dan bersaing dengan pemain lainnya.

Berdiri sejak tahun 2007, DOKU menyediakan rangkaian produk pembayaran terluas, baik dari segi online maupun offline; dan memiliki pilihan pembayaran elektronik yang paling beragam, melayani lebih dari 150.000 merchant dari lintas industri. DOKU juga telah memiliki lima lisensi dari Bank Indonesia, yang memungkinkan mereka untuk memberikan layanan beragam, seperti payment gateway, transfer dana domestik, remitansi, PPOB, uang elektronik, dompet elektronik, serta QRIS.

Application Information Will Show Up Here

SIRCLO Gandeng MallSampah untuk Daur Ulang Sampah UMKM

SIRCLO mengumumkan kolaborasi dengan MallSampah, platform end-to-end pengelolaan sampah/limbah menjadi barang daur ulang yang produktif dan bernilai ekonomi. Inisiasi tersebut muncul karena munculnya urgensi pengelolaan sampah seiring meningkatnya laju ekonomi di sektor UMKM, seiring ditandai masuknya SIRCLO ke ekonomi sirkular.

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup, sebanyak 60% sampah berakhir di tempat pembuangan akhir, kemudian 30% tidak terkelola, dan hanya 10% yang berhasil di daur ulang. Sampah yang tidak berhasil di daur ulang dan menumpuk di udara terbuka berdampak pada perubahan iklim dan pemanasan global. Dengan jumlah UMKM yang ditargetkan mencapai 14,5 juta tahun ini, kegiatan bisnis sektor UMKM tentunya berkolerasi emisi dan sampah yang dihasilkan.

“Sebagai perusahaan teknologi yang menyediakan ekosistem bisnis terpadu, kolaborasi strategis dengan MallSampah ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak pelaku usaha untuk menerapkan sustainability dan strategi inovatif dalam prosesnya. Inisiatif ini hanyalah langkah awal SIRCLO untuk berkontribusi dalam terciptanya sistem ekonomi sirkular yang baik, dimulai dari pelaku UMKM hingga komunitas akar rumput,” ucap Impact Manager SIRCLO Jiwo Damar Anarkie dalam keterangan resmi, Senin (18/7).

Dia melanjutkan, mengutip dari Bank Dunia, 40% penduduk kota di Indonesia belum memiliki akses pengumpulan sampah dasar. Hal ini akan menyebabkan kenaikan produksi sampah di perkotaan per harinya dari 105 ribu ton per hari menjadi 150 ribu ton per hari, angka ini meningkat 42%.

Studi internal SIRCLO juga menyebutkan, bahwa 1 UMKM di sektor perdagangan menghasilkan 2 kg sampah setiap harinya atau 60 kg per bulan. Angka tersebut belum dihitung dari jumlah sampah rumah tangga pelaku UMKM yang rata-rata menyumbangkan 1 kg sampah per hari. Dengan kondisi ekosistem SIRCLO saat ini, ada setidaknya 500 kg – 1 ton sampah dapat dihasilkan setiap harinya.

Data di atas semakin menggambarkan urgensi program edukasi pengelolaan sampah terhadap pelaku UMKM dan memulai ekonomi sirkular dari sektor UMKM. Melalui inisiatif yang juga merupakan pilot project dalam skala yang terbatas ini, SIRCLO ingin melihat minat dari UMKM dalam mendukung pelestarian lingkungan hidup.

Inisiatif awal ditandai dengan pelaksanaan webinar yang sudah berlangsung pada akhir Juni 2022. Kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan sampah per kategori, pengambilan sampah oleh mitra MallSampah, sampai kegiatan daur ulang hingga Agustus 2022, diharapkan kegiatan diikuti secara aktif oleh 100 mitra UMKM SIRCLO.

“Teknologi MallSampah digunakan untuk mengetahui jejak pengelolaan sampah, kapan dan di mana pengambilannya, berapa lama proses daur ulang, hingga hasil dari daur ulang sampah tersebut. Diharapkan dengan digitalisasi inisiatif ekonomi sirkular ini, SIRCLO dapat memantau jejak sampah yang dihasilkan dan menjadi apa sampah yang dihasilkan tersebut.”

UMKM rekanan SIRCLO nantinya akan mendapat insentif menarik dengan menukarkan sampah hasil usaha, baik itu plastik, kardus, botol, kertas lainnya. Setelah pilot project ini selesai, insiatif ekonomi sirkular akan dikelola menjadi gerakan green economy. Kapasitasnya diperluas dengan menjangkau gudang SIRCLO, brand prinsipal, serta distributor yang bekerja sama dengan perusahaan.

“Dengan digitalisasi ekonomi sirkular, SIRCLO dan brand-distributor juga dapat memantau pergerakan sampah/carbon footprint hingga produk daur ulang yang dihasilkan. Besar harapan kami agar inisiatif ini berlangsung secara jangka panjang dengan berlandaskan nilai-nilai untuk melestarikan lingkungan hidup,” tutup Jiwo.

Kerja sama B2B bagi MallSampah

Founder & CEO MallSampah Adi Saifullah Putra menuturkan, perusahaan sebagai circular economy platform tidak hanya memfasilitas masyarakat secara individu atau B2C saja, tapi juga mencakup B2B melalui penyediaan teknologi pada sektor-sektor strategis, khususnya FMCG, F&B, e-commerce, dan lainnya.

Hal tersebut dilatarbelakangi oleh kesadaran terhadap pengumpulan dan pendaurulangan sampah yang bertanggung jawab membutuhkan solusi hand-in-hand pada semua pemangku kepentingan, termasuk UMKM agar terampil dan konsisten dalam memulihkan produk pasca-konsumsi.

“Sebagai inovasi digital yang mengoptimalkan implementasi sistem manajemen persampahan berbasis ekonomi sirkular, MallSampah berkolaborasi dengan SIRCLO untuk memperkenalkan sistem daur ulang sampah yang real-time dan efisien secara masif dengan pendekatan bottom-up dan berdampak ekonomis serta tetap menjaga keberlangsungan lingkungan,” ucap Adi.

Untuk B2B, salah satu inisiatif yang dilakukan bersama Kopi Soe dengan merilis MallSampah Reverse Machine (RVM) atau disebut dengan Ms Box. Inovasi yang diresmikan pada akhir tahun lalu ini merupakan alternatif dari fitur drop off di aplikasi MallSampah yang memungkinkan konsumen dapat mendaur ulang mulai dari satu cup plastik.

Setelah melalui riset yang cukup matang yang selama ini ditemukan di negara maju, Ms Box yang dikembangkan perusahaan dapat diadopsi oleh UMKM dan mudah diakses oleh masyarakat. Pada umumnya, RVM menggunakan mesin sensor dan sumber daya listrik, namun Ms Box menggantinya dengan fitur Ms Box dan teknologi di aplikasi MallSampah.

“Hal ini membuat RVM dari MallSampah 50%-70% lebih terjangkau dari RVM pada umumnya. Strategi ini sengaja kami ciptakan agar RVM dapat diadopsi oleh negara berkembang seperti Indonesia. Setiap botol yang ditukar oleh user terkonversi menjadi Ms Point yang dapat di-redeem dengan berbagai voucher menarik di merchant partners, termasuk menukarnya menjadi e-wallet,” ucap Adi secara terpisah dikutip dari blog perusahaan.

Botol yang telah ditampung di dalam box akan dijemput oleh mitra kolektor Mallsampah dan dipastikan berakhir di industri daur ulang untuk diproses kembali menjadi bahan baku dan barang baru. Sistem Ms Box ini dapat berjalan dengan baik karena adanya pihak yang bekerja sama, dalam hal ini Kopi Soe. Mallsampah akan melakukan monitoring secara berkala pada boks percontohan ini agar dapat hasil yang maksimal dalam pengimplementasiannya.

Adapun jenis sampah yang dapat dimasukkan ke dalam Ms Box adalah seluruh jenis PET dan PP, atau lebih sering dikenal dengan botol bekas air minum kemasan dan cup plastik boba. Masyarakat hanya perlu mengunduh aplikasi Mallsampah di Play Store atau App Store.

Adapun untuk implementasi manajemen pendaurulangan sampah yang dilakukan oleh MallSampah terbagi menjadi tiga model, yakni MallSampah App, MallSampah for Brands, dan MallSampah for Government. Hingga kuartal III 2022, diklaim perusahaan telah menjangkau lebih dari 50.000 recycler users dan telah digunakan oleh berbagai brand ternama seperti Coca Cola, Nutrifood, Tokopedia, Gojek, The Body Shop, Sociolla, PUPR, Le Minerale, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kopi Soe, dan lainnya.

Sementara itu, perusahaan telah memberdayakan dan mendigitalisasi pekerjaan lebih dari 600 kolektor lokal, 100 ton sampah terdaur ulang, dan mengurangi 45.000 emisi karbondioksida setiap bulannya.

Di Indonesia sendiri, semakin banyak startup yang mencoba menyelesaikan isu pengelolaan sampah, ada Gringgo, Waste4Change, OCTOPUS, Duitin, Jangjo, Rekosistem, dan masih banyak lagi.

Application Information Will Show Up Here

Startup “Micro Finance Enabler” Djoin Memperoleh Pendanaan Pra Awal

Startup micro finance enabler Djoin memperoleh pendanaan pra-awal (pre-seed) sebesar $1 juta atau sekitar 14,5 miliar Rupiah dari angel investor yang dirahasiakan namanya (undisclosed). Pendanaan ini akan digunakan untuk memperkuat ekosistem keuangan mikro dan memperluas pasar di Indonesia.

Djoin merupakan startup asal Bali yang menyediakan platform SaaS terdesentralisasi untuk segmen koperasi. Berdiri sejak 2020, Djoin memiliki misi untuk menghadirkan solusi keuangan mikro secara holistik mulai aplikasi, pelatihan SDM, penguatan manajemen risiko, serta peningkatan brand bagi lembaga keuangan mikro, khususnya koperasi simpan pinjam.

Founder Djoin I Wayan Indra Adhi Suputra mengatakan akan memperluas cakupan layanannya ke seluruh Indonesia. Ia membidik target kerja sama dengan 1.000 lembaga keuangan mikro, terutama koperasi simpan pinjam, hingga 2025.

Saat ini, Djoin mengklaim telah bermitra dengan puluhan koperasi dengan total aset mencapai Rp1 triliun di Bali, NTB, dan NTT. Pihaknya juga bersinergi dengan pemerintah daerah setempat untuk mengedukasi lembaga keuangan mikro, khususnya koperasi.

“Kami memiliki visi untuk memberikan dampak sosial dengan mengembangkan lembaga keuangan mikro, khususnya koperasi modern, yang akan menjadi motor penggerak pertumbuhan UMKM di Indonesia.”

Djoin menawarkan dua layanan digital, yakni (1) Djoin Koperasi Digital untuk layanan simpan pinjam dan penjualan barang/jasa, dan (2) Djoin Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Digital. Perlu dicatat, aplikasi mobile bersifat white label sehingga memakai nama koperasi alih-alih brand Djoin. Adapun, aplikasinya sudah meluncur sejak 2020.

Sebelumnya ada Kodi, layanan serupa yang juga hendak membantu koperasi di daerah digitalkan layanan dan memberikan value-added kepada anggotanya lewat fitur berbasis teknologi.

Transformasi koperasi

Mengutip Katadata, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah koperasi di Indonesia pada 2020 mencapai 127.124 unit dengan mayoritas berada di Jawa Timur (17,6%), Jawa Barat (11,5%), dan Jawa tengah (9,5%).

Kontribusinya terhadap PDB baru mencapai 5% di periode tersebut. Adapun, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) membidik kontribusi sektor koperasi menyentuh 5,5% terhadap PDB nasional pada 2024.

Dalam pernyataannya tahun lalu, Sekretaris KemenkopUKM Arif Rahman Hakim mengatakan, perkoperasional nasional dihadapkan pada tantangan untuk mengubah cara berbisnis dengan memanfaatkan teknologi dan inovasi produk.

Untuk menghadapi perkembangan teknologi yang cepat, ia menilai koperasi dan UKM perlu melakukan digitalisasi agar dapat mencapai efisiensi dan efektivitas layanan koperasi tanpa perlu mengubah nilai dasar.

“Modernisasi koperasi adalah upaya perubahan atau transformasi digital koperasi agar lebih maju dalam hal organisasi, tata kelola dengan teknologi, dan dapat mengikuti perkembangan zaman,” tuturnya.

KitaBeli Raih Pendanaan 299 Miliar Rupiah, Siap Perluas Bisnis dan Kategori Baru

Startup social commerce khusus produk FMCG KitaBeli mengumumkan telah menyelesaikan putaran pendanaan senilai $20 juta (senilai 299,5 miliar Rupiah) yang dipimpin oleh Glade Brook Capital Partners, perusahaan investasi ekuitas asal Amerika Serikat. Investor KitaBeli sebelumnya, yakni AC Ventures, Go-Ventures juga turut bergabung, bersama investor baru, Innoven Capital.

KitaBeli akan memanfaatkan dana segar untuk melanjutkan ekspansi ke kota-kota lapis kedua dan ketiga di seluruh nusantara, sembari meluncurkan kategori produk baru seperti kecantikan, perawatan pribadi, produk ibu & bayi, dan makanan beku.

KitaBeli adalah platform social commerce yang menawarkan produk FMCG dan memungkinkan pengguna dan mitra mendapatkan diskon dan mendapatkan uang dengan memanfaatkan jejaring sosial mereka. Aplikasi ini memungkinkan konsumen untuk menikmati harga diskon melalui pengalaman belanja sosial dan gamified.

Berbeda dengan aplikasi e-commerce kebanyakan, KitaBeli menjalankan model bisnis direct-to-consumer yang menawarkan kebutuhan pokok kehidupan sehari-hari kepada pembeli. KitaBeli menggabungkan pendekatan ‘group buying’ ala PinDuoDuo dan menggabungkan dengan pendekatan komunitas lokal.

“Dengan sangat berfokus pada konsumen, kami telah mampu mencapai kesesuaian dan skala produk-pasar dengan sangat cepat di pasar yang secara historis belum dimanfaatkan,” jelas Co-founder dan CEO KitaBeli Prateek Chaturvedi dalam keterangan resmi, Senin (18/7).

Dia melanjutkan, dengan memanfaatkan jaringan sosial offline dari Pemimpin Komunitas Lokal (Mitra), perusahaan dapat menjangkau ribuan pengguna baru yang membeli secara online untuk pertama kalinya dalam hidup mereka. Langkah tersebut dapat membangun loyalitas dari pelanggan dan memungkinkan pihaknya untuk memberikan margin jangka panjang yang lebih baik daripada pemain lain.

“Glade Brook adalah salah satu investor tahap pertumbuhan paling berpengalaman yang pernah kami temui, dan pengalaman mereka dalam e-commerce dan social commerce di seluruh negara berkembang secara global tidak tertandingi. Pengalaman dan wawasan mendalam yang dibawa Linda Guo, Paul Hudson, dan seluruh tim mereka ke ruang ini meyakinkan kami bahwa mereka adalah mitra yang tepat dalam perjalanan kami,” ujarnya.

Partner Glade Brook Capital Partners Linda Guo menyampaikan, “Kami sangat senang dapat bermitra dengan KitaBeli untuk menghadirkan akses e-commerce yang lebih baik dan lebih terjangkau ke komunitas lapis kedua di Indonesia. Kami percaya gelombang pertumbuhan e-commerce berikutnya di Indonesia akan didorong oleh permintaan konsumen di luar kota-kota besar seperti Jakarta.”

Founder & Managing Partner AC Ventures Adrian Li menambahkan, komitmen perusahaan terhadap KitaBeli semakin memperkuat tesis yang menyatakan bahwa pengguna e-commerce berikutnya di Indonesia akan datang dari kota-kota tingkat kedua dan ketiga di Indonesia. KitaBeli telah berfokus pada penciptaan solusi yang cocok untuk konsumen pedesaan. Ini menggunakan kait sosial dan gamifikasi untuk mendorong keterlibatan dan menggunakan model pengiriman komunitas hyperlocal.

“Pendekatan yang dipimpin oleh produk dan keunggulan operasional KitaBeli telah menunjukkan keterlibatan pelanggan yang kuat, pertumbuhan lini atas yang kuat, dan ekspansi tingkat penerimaan yang menjanjikan. Kami sangat antusias dengan masa depan KitaBeli dan bersemangat untuk menjadi bagian dari perjalanan sejak awal,” ucap Adrian.

Potensi di kota lapis dua dan tiga

Chaturvedi menyampaikan, ekspansi ke daerah pedalaman ini secara historis belum banyak dilirik oleh pemain lain. Padahal di kota-kota tingkat kedua dan ketiga di Indonesia sekarang mewakili pasar lebih dari $100 miliar, dengan lebih dari 200 juta konsumen berkontribusi lebih dari 50% dari PDB negara. Akan tetapi, peluang tersebut tidak luput dari isu yang menghantui.

Di antaranya, konsumen sering mengalami waktu pengiriman yang lama untuk pesanan belanja online. Solusi yang diberikan KitaBeli adalah membuka gudang di setiap kota tempat ia beroperasi, memungkinkannya untuk melakukan pengiriman pada hari yang sama dan hari berikutnya langsung ke depan pintu pelanggan.

Berikutnya, konsumen sering dihadapi dengan harga yang lebih tinggi karena rantai pasokan yang rusak. Hal ini sering mengakibatkan pelanggan akhir membayar 10%-50% lebih banyak daripada konsumen yang hidup di Jakarta. Dengan mendapatkan produk langsung dari merek dan prinsipal, KitaBeli memberikan penghematan besar kepada konsumen.

“Terakhir, konsumen di kota tingkat kedua dan ketiga sering kali memiliki masalah kepercayaan dengan e-commerce ketika mereka tidak mengenal orang yang mempromosikan atau menjual produk. Untuk mendobrak hambatan kepercayaan, KitaBeli menggunakan strategi yang berbeda dari pesaingnya, berfokus pada jaringan offline konsumen dan mendorong mereka untuk mengundang teman dan keluarga untuk menggunakan platform.”

Selama enak bulan terakhir, KitaBeli mengklaim telah tumbuh lebih dari 10 kali lipat dan pencapaian ini menjadikan perusahaan sebagai pemain terdepan di vertikal ini di Indonesia.

Unduh laporan tentang Social Commerce yang baru diterbitkan DailySocial.id di sini. Membahas tren dan model bisnis Social Commerce yang ada di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Gokomodo Ramaikan Persaingan Industri Agritech di Indonesia

Pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi utama nusantara dan penyumbang terbesar kedua bagi perekonomian negara. Menariknya sektor ini juga telah menunjukkan ketahanan dalam menghadapi pandemi Covid-19. Selama beberapa dekade terakhir, pertanian telah mengalami banyak kemajuan teknologi yang pesat. Mulai di sisi inklusi keuangan —dari petani yang unbankable menjadi bankable—hingga pemanfaatan platform teknologi untuk peningkatan produktivitas.

Gokomodo merupakan salah satu perusahaan agri-commerce B2B untuk rantai pasok serta layanan agribisnis di Indonesia. Melalui platformnya, perusahaan menawarkan solusi pengadaan, jual-beli, dan distribusi. Misinya adalah membuka akses seluas-luasnya bagi para pemangku kepentingan ke produk agrikultur berkualitas dengan kemudahan akses dan harga yang kompetitif.

Platform commerce Gokomodo menawarkan berbagai produk terkait kebutuhan pertanian — mulai dari pupuk, herbisida, benih hingga bahan sipil, peralatan keselamatan, dan banyak lagi.

Bukukan pendanaan awal

Berdasarkan informasi dari data regulator, perusahaan telah menerima pendanaan tahap awal sebesar $1 juta atau sekitar 15 miliar Rupiah dari East Ventures dan Waresix. Terkait ini, pihak terkait masih enggan memberikan komentar.

Gokomodo memiliki tiga unit bisnis utama, yakni platform pengadaan digital (e-procurement), agri-commerce (e-commerce khusus untuk produk pertanian/agrikultur), dan hub sebagai jaringan distribusi.

Berdiri sejak tahun 2019, sistem platform eProcurement Gokomodo terus berkembang pesat dan telah memiliki lebih dari 2.000 penjual dan puluhan pembeli, terutama untuk produk kelapa sawit. Ekosistemnya telah dipercaya oleh para pemain besar di sektor tersebut, seperti Sampoerna Agro, First Resources Ltd., Bumitama Gunajaya Agro Ltd., dan Global Palm Resources.

Dalam pernyataan resmi, Co-Founder & CEO Gokomodo Samuel Tirtasaputra mengungkapkan, “Kami berupaya menjembatani kendala yang dimiliki buyer dan seller. Digitalisasi proses bisnis untuk menciptakan ekosistem digital yang menguntungkan kedua belah pihak adalah solusi yang dapat kami tawarkan. Tidak hanya untuk perusahaan, kami juga mengembangkan ekosistem digital yang dapat dimanfaatkan dengan baik oleh smallholders“.

Gokomodo memiliki visi untuk memberikan akses mudah terhadap produk agrikultur berkualitas, dengan menjadi platform dan layanan rantai pasok terdepan di agribisnis dan komoditas. Di tahun 2022 ini, pihaknya juga akan terus menjalankan ekspansi bisnis, diiringi dengan penyempurnaan fitur-fitur platform Gokomodo demi mendapatkan solusi terbaik bagi para pengguna.

Indonesia memiliki area agrikultur seluas 42,3 hektar sepertiganya (16 juta hektar) merupakan perkebunan kelapa sawit. Berbagai pihak dan lapisan masyarakat terlibat aktif sebagai pemangku kepentingan, mulai dari perusahaan perkebunan, Koperasi Unit Desa (KUD), Toko Tani, hingga Petani.

Di sisi lain, sektor agrikultur juga menyumbang 14% kepada Produk Domestik Bruto (PDB) negara, mempekerjakan sepertiga dari total angkatan kerja di Indonesia, dan 93% pelaku usaha agrikultur terdiri dari petani individu berskala kecil.

Pada bulan April lalu, Gokomodo telah meresmikan hub pertamanya dengan menggandeng Koperasi Unit Desa (KUD) Mesuji, Sumatera Selatan sebagai mitra. Hub ini berfungsi sebagai perpanjangan bisnis yang memungkinkan KUD dan toko tani memesan produk pertanian secara online. Produk tersebut selanjutnya akan dikirim dari gudang untuk diambil pembeli di hub Gokomodo di seluruh Indonesia.

Investasi di sektor agritech Indonesia

Belakangan ini, kinerja startup tanah air sempat diguncang isu tidak menyenangkan. Salah satunya datang dari startup agritech Tanihub yang di awal tahun ini sempat melakukan perombakan bisnis dengan menghentikan kegiatan operasional di dua pergudangan (warehouse) miliknya di Bandung dan Bali. Sebagai dampak dari kebijakan ini, perusahaan juga dikabarkan melakukan PHK karyawan.

Kendati demikian, pendanaan di sektor ini tidak semata-mata menyusut. Selain Gokomodo, beberapa startup yang memiliki fokus di sektor agrikultur juga berhasil mengamankan pendanaan, termasuk AgriAku (GoVentures dan MDI Arise), ARIA (GK-Plug and Play Indonesia dan East Ventures), PasarMikro (Gayo Capital dan 1982 Ventures), serta Eratani (Trihill Capital dan Kenangan Kapital).

Daftar di atas membuktikan bahwa minat investor untuk berinvestasi di sektor ini tidak menurut. Selain itu, sektor pertanian Indonesia juga terbukti memiliki potensi yang masih sangat besar untuk digarap.

Menurut riset McKinsey tahun 2020, pemanfaatan teknologi digital dalam sektor pertanian bisa membawa dampak positif bagi para petani dan meningkatkan output ekonomi hingga 94.846 triliun Rupiah atau $6,6 miliar per tahun.

Application Information Will Show Up Here

Ventura Koin Nusantara Memperkenalkan Platform “Crypto Exchange” Vonix

PT Ventura Koin Nusantara resmi memperkenalkan platform Vonix yang menawarkan layanan jual-beli dan investasi kripto. Vonix membidik pasar trader profesional dan investor institusi.

Vonix menawarkan dua layanan. Pertama, platform cryptocurrency exchange yang menawarkan lebih dari 200 aset kripto untuk jual-beli dan investasi. Saat ini crypto exchange baru tersedia untuk website/desktop.

Kedua, Vonix menjadi enabler bagi principal yang ingin menggarap proyek smart contract dan tokenisasi. Salah satunya adalah proyek NFT yang tengah dijajaki dengan brand gaya hidup premium di Indonesia.

Ditemui di acara soft-launching, CEO Vonix Herdi Sularko mengatakan akses layar besar dinilai lebih cocok bagi corporate usage. Sementara, penggunaan layar kecil lewat aplikasi mobile cenderung banyak digunakan bagi investor ritel.

Competitive advantage dari Samuel Sekuritas dan Samuel Aset Management adalah jumlah investor institusi dan high-net-worth individual (HNWI) yang mumpuni. Ini juga menjadi captive market kami untuk melakukan cross-selling dan upselling. Tak dimungkiri, kami akan mengincar segmen retail yang dinamis sesuai profil aset kripto,” tuturnya kepada DailySocial.id.

CEO Vonix Herdi Sularko di acara Soft Launching Vonix, Kamis (14/7)

Sebagai informasi, PT Ventura Koin Nusantara berada di bawah naungan Samuel Group yang memiliki anak usaha di bidang sekuritas (Samuel Sekuritas Indonesia) dan aset manajemen (Samuel Aset Manajemen). Herdi memastikan bahwa Vonix hanya terafiliasi oleh Samuel Group, bukan VC-backed.

Vonix telah mendapat lisensi dari Bappebti Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dan ISO 27001:2013 dari British Standards Institution (BSI).

Lebih lanjut, Vonix mengunggulkan fitur Star80 yang diklaim dapat memberikan rekomendasi pilihan kripto terbaik. Fitur ini dikembangkan dari kolaborasi Vonix dengan Thomas J. Dorsey, pakar analisis teknis investasi sekaligus Co-founder Dorsey, Wright & Associates yang berkecimpung di industri finansial dan investasi.

Fitur Star80 menghasilkan analisis teknikal berbasis tren pasar dan diperbarui setiap hari, serta menyediakan pilihan yang dapat ditindaklanjuti (actionable) oleh pengguna.

Go-to market

Disinggung terkait situasi cryptocrash, Herdi mengaku bahwa pihaknya tidak mematok waktu yang tepat untuk go-to market, baik dalam kondisi bearish maupun bulish. “We are still starting. Platform kami sudah ready, sudah bearish, tapi ini adalah kripto. Ada volatilitas,” tuturnya.

Sekadar informasi, istilah bearish menggambarkan kondisi pasar saat terjadi banyak aksi jual dan pasar melemah. Sementara, istilah bullish diartikan sebagai kondisi pasar yang sedang mengalami tren penguatan

Bappebti mencatat nilai transaksi kripto mencapai Rp64,9 triliun pada 2020 dan meroket menjadi Rp859,4 triliun pada 2021. Kemudian, periode Januari-Mei 2022, nilainya berkisar Rp195 triliun dalam kondisi bearish.

Adapun, jumlah investor kripto di Indonesia mencapai 14,1 juta orang per Mei 2022 di mana didominasi kelompok usia 18-24 tahun (32%) dan 25-30 tahun (30%). Sementara, Investor saham tercatat sebesar 8,86 juta orang.

Pihaknya meyakini bahwa kripto akan menjadi masa depan di industri keuangan, dan Vonix tak hanya menjadi platform, tetapi juga gerbang komunitas di dunia kripto.

Capai “Product-Market Fit”, Kuncie Lebarkan Pasar ke Segmen Profesional

Satu tahun beroperasi, platform edtech Kuncie kini melebarkan pasarnya ke segmen profesional. Kuncie mulai menggarap program pembelajaran Mini MBA yang bersifat tanpa gelar (non-degree) dan berbasis online.

Disampaikan CEO Kuncie Mario Nicolas, pihaknya telah melakukan riset untuk memvalidasi kebutuhan pasar profesional yang ingin belajar di tingkat lanjut (advanced) di lembaga/institusi pendidikan kredibel, dengan periode waktu singkat, dan biaya lebih terjangkau. Rata-rata biaya sekolah bisnis dan manajemen di Indonesia berkisar 28-45 juta Rupiah per semester atau setara 200 juta Rupiah hingga lulus.

Berdasarkan hasil riset internal terhadap 330 profesional di Indonesia, 73,2% responden menganggap gelar (sertifikasi/s1/s2/MBA) penting. Sebanyak 52,6% tidak menganggap gelar penting, tetapi ingin melanjutkan studi untuk mendapatkan gelar. Adapun, 84,6% mengaku tertarik untuk ikut program Mini MBA secara online dalam periode 1-12 minggu dan mendapat sertifikasi (bukan gelar) dari universitas ternama di Indonesia.

“Tahun lalu, kami fokus pada entreprenuer dengan konten pembelajaran yang masih gratis. Sejak awal Juni 2022, kami mulai monetisasi dengan masuk ke segmen profesional. Kami melihat sekitar 20% dari total pendapatan kami berasal dari repurchase konten secara harian,” ungkap Mario kepada DailySocial.id.

Adapun, upaya monetisasi ini menjadi langkah selanjutnya Kuncie usai mencapai sejumlah milestone signifikan. Dalam enam bulan beroperasi, platform di bawah naungan INDICO ini telah mengantongi lebih dari 1 juta pengguna dari 300 kota, 100 mentor, 1000 learning video, 25 topik, dan 6,5 juta waktu dihabiskan pengguna untuk belajar.

Kemudian, sejak Desember 2021, Kuncie mengalami peningkatan pengguna menjadi 1,9 juta, lebih dari 70 topik, 1200 learning video, dan mencapai total 12 juta menit dalam mengakses materi pembelajaran

Di awal berdiri, Kuncie membidik pendidikan nonformal atau street learning sebagai starting point masuk ke pasar edtech Indonesia. Kuncie menilai kebutuhan street learning di Indonesia tinggi, tetapi belum banyak pemain yang bermain di segmen ini.

Kerja sama SBM ITB

Sebagai langkah awal, Kuncie bekerja sama dengan Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB untuk menghadirkan program Mini MBA non-degree. Program ini dilaksanakan dalam periode 12 minggu dengan model pembelajaran hybrid, yakni pre-recorded dan live session. Adapun pendaftar akan mendapat akses ke platform Kuncie dan dapat melacak progress belajar.

Ada empat kurikulum model yang disiapkan antara lain Leadership, Strategy, Customer, dan Business Performance. Kurikulum ini dipilih lantaran riset internal Kuncie menunjukkan sebanyak 24,7% responden memilih bisnis dan manajemen sebagai topik belajar favorit, diikuti 20,5% digital skill, dan 16,4% entreprenuership. 

Baik Kuncie maupun STB IBm juga menilai pandemi membawa dampak signifikan terhadap bisnis. Digitalisasi dan perubahan perilaku konsumen di Indonesia mendorong banyak perusahaan untuk mencari berbagai model bisnis baru. Di samping itu, perusahaan menyadari pentingnya pembekalan keterampilan bagi karyawan agar dapat bersaing.

Director of Executive Education SBM ITB Donald C. Lantu mengatakan, pihaknya telah melakukan benchmark terhadap metode hingga materi pembelajaran dari sejumlah negara di dunia. Topiknya pun dikurasi sesuai kebutuhan dan periode waktu belajar.

“Kami sadar masih banyak yang beradaptasi dengan metode pembelajaran online. Banyak yang merasakan zoom fatigue. Makanya, kami blend materi pre-recorded dan live karena waktu jadi salah satu pertimbangan utama. Sekolah MBA makan waktu dua tahun. Ini bisa memengaruhi kinerja karyawan. Kami harap kinerja SDM dapat meningkat sehingga mereka tidak cuma buat produk saja, tapi menciptakan sesuai kebutuhan pasar,” jelas Donald.

Sementara bagi Mario, ini menjadi tantangan berikutnya bagi platform edtech untuk dapat keep up menyediakan materi dan mentor relevan sesuai perkembangan zaman. “Kami ingin memberikan kualitas yang sama dengan biaya terjangkau, dan mengedukasi pasar bahwa belajar online bukanlah sampingan, melainkan investasi waktu yang hasilnya dapat dipakai di lingkup kerja.” Tutup Mario.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Newfemme Hadirkan Informasi Kesehatan dan Gaya Hidup Perempuan

Berdasarkan data yang dirilis Kemendagri tahun 2021 menyebut jumlah penduduk perempuan Indonesia lebih dari 135 juta jiwa atau 49,5 % dari total jumlah penduduk. Data lain dari Survei Indeks Literasi Digital Nasional 2021 menyebutkan, 56,6 % pengguna internet di Indonesia adalah perempuan, lebih tinggi dari angka pengguna internet berjenis kelamin laki-laki.

Tingginya jumlah perempuan Indonesia saat ini, kemudian memotivasi Newfemme untuk berdiri dan menjadi sahabat perempuan Indonesia dalam mengakses informasi seputar kesehatan, gaya hidup, info terkini, sampai life hacks. Diluncurkan pada tahun 2021 lalu, platform tersebut memiliki misi meningkatkan kesadaran peduli kesehatan perempuan.

Setelah sebelumnya dapat di akses melalui website, kini Newfemme meluncurkan aplikasi mereka yang sudah bisa diunduh di Play Store.

“Newfemme hadir sebagai aplikasi yang paling mengerti wanita. Aplikasi yang dapat menolong para wanita, dan mencerdaskan mereka di setiap fase kehidupan mereka. Baik ketika mereka masih gadis dan baru mulai menstruasi, fase ketika mereka berpacaran, fase ketika menikah, fase ketika mengandung dan melahirkan, fase mendidik anak, sampai kepada hingga mereka menua dan menopause,” kata CEO Newfemme Grace.

Selain merangkum artikel yang diproduksi internal, Newfemme juga memberikan kesempatan kepada masyarakat umum untuk berkontribusi berbagi insight lewat layanan UGC (User Generated Content) yang ada diaplikasi. Melalui program bernama “Sahabat Pena Newfemme”, program tersebut membantu penulis-penulis lepas dalam memuat karyanya dan mendapat reward berupa saldo e-wallet setiap tulisannya dimuat oleh Newfemme. Saat ini sudah ada sekitar 1.000 penulis lepas yang bergabung.

Untuk memperluas jumlah pengguna, Newfemme juga memiliki rencana untuk menjalin kerja sama strategis dengan komunitas. Melalui Newfemme, tidak ada informasi yang tabu untuk dibagikan. Karena informasi itu nantinya akan berguna dan justru menjadi pembelajaran berharga bagi perempuan di komunitas Newfemme.

“Selain fokus kepada pasar Indonesia, Newfemme juga memiliki rencana untuk bisa melakukan ekspansi di negara Asia Tenggara lainnya seperti Singapura, Malaysia, dan Filipina,” kata Grace.

Di Indonesia sendiri, sebelumnya juga sudah ada platform yang fokus pada konten gaya hidup dan isu-isu seputar perempuan. Beberapa di antaranya Female Daily, Magdalene, IDN Media (Popbela, Popmama), dan sejumlah lainnya.

Fitur konsultasi dan gamifikasi

Untuk memberikan informasi yang lebih mendalam, Newfemme juga memiliki fitur konsultasi dengan dokter bersertifikat yang bisa diakses secara on-demand. Saat ini mereka sudah memiliki dua dokter untuk fitur konsultasi. Ke depannya mereka juga memiliki rencana untuk menambah jumlah dokter yang ada. Di fase awal, konsultasi tersebut masih diberikan secara cuma-cuma oleh Newfemme.

Newfemme juga akan meluncurkan beberapa fitur baru, seperti fitur Pregnancy Monitoring yang akan membantu calon ibu dalam mengawasi kandungannya dan tetap sehat selama masa kandungan, serta fitur konten video multiplatform yang akan membahas berbagai hal tentang wanita. Untuk layanan ini startup lain yang memberikan layanan serupa salah satunya Tentang Anak.

Tidak hanya sebagai platform konsultasi dan monitoring kesehatan, Newfemme juga menyediakan fitur tambahan seperti game interaktif Makeover Glow Up dan Podcast NewFM yang kini juga dapat didengarkan di website Newfemme dan juga Spotify. Semua fitur dan permainan yang ada di Newfemme bisa digunakan secara gratis dengan penukaran sejumlah koin Newfemme.

Untuk mendapatkan koin Newfemme, pengguna dapat merekomendasikan ke pengguna lainnya, bisa juga dengan membagikan artikel dan podcast di media sosial mereka, hingga melakukan daily login ke aplikasi dan permainan. Konsep tersebut serupa dengan yang ditawarkan oleh marketplace saat ini.

“Kami yakin Newfemme akan menjadi aplikasi pelopor bagi wanita Indonesia yang dapat menjawab kebutuhan dan tantangan wanita saat ini dan masa mendatang. Dengan interaksi, konsultasi, dan konten yang berkualitas, Newfemme bahkan akan mampu menjadi panduan hidup dan mencerdaskan kita, para wanita Indonesia,” tutup Grace.

Application Information Will Show Up Here

Platform Kripto “Fasset” Gaet Mastercard untuk Ekspansi ke Indonesia

Platform kripto asal Timur Tengah “Fasset” mengumumkan kerja sama dengan Mastercard untuk masuk memperluas layanannya di Indonesia. Kolaborasi ini bertujuan untuk memperluas inklusi keuangan di negara ini dan memperluas peluang ekonomi lokalnya.

Saat ini ada lebih dari 92 juta orang Indonesia yang tidak memiliki rekening bank dan celah ini akan dijembatani oleh kedua perusahaan untuk menghadirkan akses layanan keuangan digital yang lebih baik. Kemitraan antara kedua perusahaan ini berambisi ingin menurunkan hambatan keuangan digital dan mendorong peluang yang lebih besar untuk mendapatkan manfaat dari penggunaan layanan keuangan yang sedang berkembang.

“Kepemilikan aset adalah cara terkuat untuk memperkuat mata pencaharian dan ekonomi yang sehat. Koridor remitansi berbasis aset digital dapat melepaskan gelombang baru kemakmuran sosial ekonomi melalui penawaran produk unik yang sedang kami bangun,” kata Country Director Fasset Indonesia Hendra Suryakusuma dalam pernyataan resmi seperti dikutip dari Cointelegraph.

Ia juga percaya bahwa adopsi kripto di negara-negara seperti Indonesia akan berdampak signifikan pada ekosistem kripto yang lebih luas. Hal itu akan menjadi acuan bagi negara lain untuk mengejar kemajuan dan mengubah laju pertumbuhan ekonomi. “Implikasinya pada industri adalah legitimasi aset kripto yang lebih besar, kasus penggunaannya, dan area aplikasinya,” jelasnya lebih lanjut.

Fasset memungkinkan pengguna untuk membeli, menjual, mengirim, dan menyimpan aset dan token digital. Startup ini berhasil mengumpulkan pendanaan Seri A sebesar $22 juta yang dipimpin oleh Liberty City Ventures dan Fatima Gobi Ventures pada bulan April tahun ini. Sejak itu, Fasset berambisi untuk memperluas penawarannya ke Indonesia dan Pakistan.

Indonesia saat ini memimpin dalam kepemilikan mata uang kripto di seluruh dunia dalam hal persentase adopsi. Menurut laporan Global State of Crypto Gemini 2022, sebanyak 41% peserta yang disurvei di Indonesia memiliki aset digital. Negara kepulauan ini juga memimpin dalam adopsi kripto di kalangan wanita, yang merupakan lebih dari setengah investor kripto di negara tersebut.

“Dengan semakin banyaknya orang yang mengandalkan aset dan teknologi digital untuk menjadi tangguh, ada kebutuhan bagi pemain kunci di sektor publik dan swasta untuk bersama-sama menciptakan solusi yang dapat mengarah pada peluang dan solusi baru untuk inklusi keuangan yang lebih luas,” tambah Country Manager Mastercard Indonesia Navin Jain.

Mastercard telah secara aktif memperluas layanannya di ruang kripto. Selain Web3, baru-baru ini mengumumkan peluncuran The Belle Block, sebuah kelompok komunitas yang berfokus pada pemberdayaan wanita dan individu non-biner untuk menggunakan teknologi Web3 dan mata uang kripto. Juga, bermitra dengan berbagai pasar NFT untuk memungkinkan pemegang kartu membeli NFT secara langsung dengan mata uang fiat, menghilangkan kebutuhan untuk membeli mata uang kripto sebelum melakukan pembelian NFT.

Pedagang fisik aset kripto berlisensi

Di Indonesia sendiri, animo meningkatnya jumlah investor kripto mendorong bermunculannya perusahaan baru. Menurut data Bappebti, ada 24 perusahaan yang sudah mengantongi lisensi dari Bappebti. Mereka adalah:

1 PT Tumbuh Bersama Nano Nanovest
2 PT Kagum Teknologi Indonesia Ajaib
3 PT Aset Digital Berkat Tokocrypto
4 PT Aset Digital Indonesia Incrypto
5 PT Bumi Santosa Cemerlang Pluang
6 PT Cipta Koin Digital Koinku.id
7 PT Coinbit Digital Indonesia Coinbit.id
8 PT Galad Koin Indonesia Galad.id
9 PT Gudang Kripto Indonesia GudangKripto.id
10 PT Indodax Nasional Indonesia Indodax
11 PT Indonesia Digital Exchange Digital Exchange
12 PT Kripto Maksima Koin Kripto Maksima
13 PT Luno Indonesia LTD Luno
14 PT Mitra Kripto Sukses Kripto Sukses
15 PT Pantheras Teknologi Internasional Pantheras
16 PT Pedagang Aset Kripto Pedagang Aset Kripto
17 PT Pintu Kemana Saja Pintu
18 PT Rekeningku Dotcom Indonesia Rekeningku
19 PT Tiga Inti Utama Triv
20 PT Triniti Investama Berkat Bitocto
21 PT Upbit Exchange Indonesia Upbit
22 PT Utama Aset Digital Indonesia Bittime
23 PT Ventura Koin Nusantara Vonix
24 PT Zipmex Exchange Indonesia Zipmex