ZTE Rilis Grand X3, Smartphone 4G Dengan Harga Bersahabat

Ajang Consumer Electonic Show (CES) 2016 juga dimanfaatkan oleh ZTE untuk memperkenalkan sejumlah produk teranyar yang dirilis oleh pabrikan elektronik asal Tiongkok tersebut. Salah satu smartphone yang dipamerkan ZTE pada perhelatan itu adalah ZTE Grand X3.

Continue reading ZTE Rilis Grand X3, Smartphone 4G Dengan Harga Bersahabat

Bisa Memindai Secara 3D, Razer Stargazer Diklaim Sebagai Webcam Tercanggih

Razer sepertinya cukup sibuk memanjakan para pengunjung event CES 2016. Selain mengungkap kehadiran ultrabook mutakhir untuk gaming, Blade Stealth, Razer rupanya juga memperkenalkan perangkat yang kesannya agak kurang ‘gaming‘, yakni sebuah webcam.

Namanya Razer Stargazer. Bukan cuma namanya saja yang keren, karena tentu saja ini bukan sembarang webcam. Razer telah menanamkan teknologi Intel RealSense ke dalamnya, memungkinkan Stargazer untuk memindai wajah Anda secara tiga dimensi.

Sebanyak 78 titik pada wajah bisa ia kenali, yang berarti pengguna PC pada akhirnya dapat menikmati fitur Windows Hello milik Windows 10, membuka komputer hanya dengan mengarahkan wajahnya ke kamera. Tak cuma itu, Stargazer juga bisa mengenali 22 titik di tangan. Apa gunanya? Menurut Razer, pengguna nantinya bisa menjalankan suatu aplikasi dengan menerapkan gesture tertentu.

Razer Stargazer - Dynamic Background Removal

Keberadaan teknologi Intel RealSense ini rupanya sangat dimaksimalkan oleh Razer. Salah satu fitur menarik lain dari Stargazer adalah Dynamic Background Removal. Fitur ini pada dasarnya akan menghapus background secara otomatis, sehingga para gamer yang biasa mangkal di Twitch nantinya tak perlu lagi menempatkan green screen di belakang masing-masing. Hasil akhirnya akan terlihat seperti gambar di atas ini.

Tak cuma buat gamer yang suka menyiarkan kekonyolannya dalam bermain, Stargazer juga bisa dimanfaatkan oleh pihak developer game. Selain wajah, objek sehari-hari juga bisa dipindai secara 3D. Hasil scan-nya kemudian dapat diproses lebih lanjut secara cepat menggunakan game engine macam Unity. Dengan kata lain, proses pembuatan objek 3D dalam tahap pengembangan game bisa sedikit dipermudah.

Menurut CEO Razer, Min-Liang Tan, tidak ada inovasi yang berarti di kategori webcam selama bertahun-tahun selain peningkatan kualitas dan resolusi. Stargazer membuktikan bahwa sebuah webcam saja bisa memegang peran besar dalam keseharian pengguna.

Razer Stargazer

Soal kualitasnya sendiri, jangan khawatir, Stargazer menyediakan opsi perekaman 1080p 30 fps atau 720p 60 fps. Lebih lanjut, Razer turut melengkapinya dengan sepasang mikrofon yang dibekali teknologi noise-cancelling otomatis. Singkat cerita, pengguna tak perlu cemas soal kualitas video maupun audio yang dihasilkan oleh Stargazer.

Kapan Razer Stargazer bisa dibeli? Kuartal kedua tahun ini juga, dengan harga $200. Razer rencananya juga bakal membagikan Stargazer secara cuma-cuma dalam jumlah terbatas kepada para pemilik channel video gaming yang tergabung dalam program Sponsored Streamer.

Razer Nabu Watch

Razer Nabu Watch

Bersamaan dengan itu, Razer ternyata masih belum lupa akan lini perangkat wearable-nya, Nabu. Mereka pun memamerkan iterasi baru yang bernama Nabu Watch. Sesuai namanya, kali ini bukan lagi sebuah smart bracelet, melainkan sebuah smartwatch – meski Razer lebih memilih menyebutnya sebagai “a watch that’s smart“.

Di balik desain khas Razer-nya, Nabu Watch dilengkapi fitur-fitur standar ala smartwatch seperti fitness tracking maupun yang sudah menjadi ciri khas lini Nabu, yakni kemampuan untuk bertukar informasi jejaring sosial hanya dengan berjabat tangan antara dua pengguna Nabu Watch.

Fitur unik lain dari Nabu Watch adalah kehadiran layar kedua yang terletak pada bagian bawah wajahnya. Jadi layar besar di atasnya akan terus menyala seperti sebuah chronograph digital biasa, tapi layar keduanya bertindak sebagai penyaji info dari fitur-fitur pintarnya, termasuk menampilkan notifikasi smartphone.

Razer saat ini sudah memasarkan Nabu Watch seharga $150. Tersedia pula versi lain yakni Nabu Watch Forged Edition yang mengusung tombol berbahan stainless steel seharga $200.

Sumber: Razer 1, 2.

HTC Upgrade Headset VR Vive Edisi Developer, Perkenalkan Vive Pre

Tak salah jika kita menyebut 2016 sebagai tahun terealisasinya virtual reality. Oculus Rift sudah bisa dipesan, konten-konten semakin matang, dan kompetisi kian memanas. CES 2016 memberikan kita gambaran kecil mengenai potensi industri VR ke depan, dan tak mau kalah dari Oculus VR, salah satu pemain besar di sana mengeluarkan informasi penting terkait produk andalan mereka.

HTC dan Valve mengungkap fase kedua pengembangan head-mounted display Vive: Vive Pre. Meski masih merupakan edisi developer, ia selangkah mendekati versi konsumen. HTC memperbarui segala macam aspek, dari mulai desain, layar, kamera serta rancangan controller wireless. Oh, wujudnya memang sesuai dengan bocoran gambar yang diedarkan user Reddit beberapa minggu silam.

HTC Vive Pre 01

Komponen display dibuat lebih nyaman, stabil, dan ergonomis dibanding model sebelumnya; desain strap juga disempurnakan. Bantalan busa dapat diganti sehingga pas ke berbagai bentuk wajah, dan Vive Pre bisa dikenakan bersama kacamata tanpa masalah. HTC memperbaiki sistem visual serta mempercerah display-nya supaya output gambar lebih jelas, membantu meningkatkan kesan keberadaan kita di dunia virtual.

Kamera baru plus sistem SteamVR Chaperone adalah fitur paling menarik dari Vive Pre, dan bisa jadi merupakan terobosan besar yang HTC bangga-banggakan. Berkatnya, pengguna tidak sepenuhnya terisolasi, tetap dapat melihat kondisi ruang di sekitar kita. Chaperone menampilkan overlay, menandai objek di dunia nyata. Ia menjaga kita agar tidak menabrak tembok atau menendang meja secara tak sengaja ketika asik bermain.

HTC Vive Pre 02

Rancangan controller juga memperoleh perombakan: ujungnya lebih lembut, lebih seimbang, dan bertekstur. Secara keseluruhan lebih nyaman. Tombol trigger dilengkapi fitur dual stage supaya interaksi pada objek lebih mulus, kemudian HTC turut membubuhkan haptic feedback. Baterai controller dapat diisi dengan mencolokkan connector microUSB. Lewat sekali charge, ia aktif selama empat jam. Namun bahkan tanpa controller, base station Lighthouse memungkinkan kita bergerak di ruang virtual tanpa memerlukan joystick.

HTC Vive Pre 03

Sistem virtual realityroom-scale‘ menjadi kemampuan andalan HTC Vive, selama Anda mempunyai cukup ruang. Buat sekarang, kamera baru dimanfaatkan untuk mendukung mode Chaperone. Tapi teknologi di belakangnya menyimpan banyak potensi, memberi medium baru bagi developer third-party dalam berkreasi. Model retail Vive kabarnya akan menyuguhkan display beresolusi 2160×1200 dengan refresh rate 90Hz.

Rencananya, Vive akan diluncurkan secara komersial pada bulan April 2016. Tapi sebelum bulan itu tiba, HTC dan Valve mempunyai agenda untuk memproduksi dan mendistribusikan 7.000 unit versi development ke para developer.

Via PC Advisor. Sumber: HTC.

Dell Latitude 11 5000, Tablet 2-in-1 Suguhkan RAM 8GB dan SSD 512GB

Dell secara resmi mengumumkan tablet 2-in-1, Latitude 11 5000 dalam gelaran CES 2016, mengikuti jejak Samsung, Toshiba dan sejumlah brand lainnya. Agak berbeda dari keluarga Latitude lainnya yang sebagian besar merupakan perangkat laptop bisnis, Dell Latitude 11 5000 ini adalah perangkat tablet yang dibekali layar 10,8 inci dan keyboard yang bisa dilepas.

Komponen layar Dell Latitude 11 5000 memiliki resolusi 1920 x 1080 piksel. Seperti kebanyakan tablet modern, ia juga mendukung layar sentuh dan active digizer yang memungkinkan layar menerima input dari pen tambahan. Yang membedakan, Dell melapisi layar tabletnya dengan Corning Concore Glass yang diklaim memberi perlindungan terbaik dari berbagai ancaman goresan dan benturan.

latitude 11 5000

Dalam debutnya ini, Dell Latitude 11 5000 hadir dalam dua model. Salah satu di antaranya mengedepankan keamanan, lebih cocok untuk pengguna enterprise, pekerja kantor, organisasi dan perusahaan. Sementara varian lainya tetap membawa sebagian besar fitur namun dengan komponen yang sedikit berbeda.

Soal spesifikasi jeroanannya, Dell memilih prosesor Intel Core M m5 (6Y57) dan m3 (6Y30) yang ditemani oleh RAM berkapasitas 8GB dan memori SSD hingga 512GB. Kapasitas ini dua kali lipat ketimbang Toshiba Dynapad yang juga mejeng di ajang CES 2016.

Dell makin jauh meninggalkan pesaingnya berkat sejumlah fitur konektivitas yang jadi andalan. Secara default perangkat mempunyai beberapa port dan tombol pelengkap, antara lain noble lock, microSD, tombol Microsoft Windows, opsi pemindai sidik jari, kamera, headset hack, micro HDMI, USB 3.0 dan juga port USB type C yang sedang banyak diperbincangkan.

Sayangnya belum ada bocoran informasi berapa harga yang harus ditebus untuk membawa pulang satu unit Dell Latitude 11 5000. Namun dalam gelaran CES tahun ini Dell menyuguhkan sederet pilihan lain apabila tablet jenis ini tak cukup buat Anda. Dell punya Latitude 12 5000 yang merupakan laptop 12,5 inci. Kemudian Latitude 14 5000 seri E5470 dan Latitude 15 5000 seri E5570 yang juga sama-sama berwujud laptop.

Sumber berita Dell.

Garmin Varia Vision Suguhkan Heads-Up Display untuk Pesepeda

Tahun lalu, Garmin memperkenalkan lini produk baru bernama Varia, dengan misi mulia yakni mengurangi angka cedera yang dialami para pesepeda. Enam bulan berselang, kini Garmin sudah siap mengungkap anggota terbaru dari lini tersebut, yang dipamerkan langsung ke hadapan pengunjung CES 2016.

Dijuluki Garmin Varia Vision, perangkat ini punya tujuan untuk menyajikan informasi penting dengan cara yang lebih intuitif ketimbang alat GPS navigator standar. Merujuk namanya, sebenarnya kita bisa menduga bahwa perangkat ini ada hubungannya dengan mata pengguna. Dan benar saja, Anda boleh menganggapnya sebagai Google Glass-nya penggiat olahraga bersepeda.

Namun tidak seperti Google Glass, Varia Vision hanya merupakan sebuah aksesori pelengkap yang bisa Anda jepitkan ke frame kacamata – baik di sisi kiri ataupun kanan – menyulap kacamata apapun menjadi sebuah heads-up display (HUD) yang informatif dan mudah dipahami tanpa mengganggu konsentrasi ketika berada di jalanan.

Sebuah layar kecil akan menampilkan sederet info, mulai dari data performa, panduan navigasi sampai notifikasi yang berasal dari smartphone. Tapi informasi tersebut tidak dikumpulkan dengan sendirinya, melainkan diteruskan dari perangkat yang kompatibel macam navigator Edge 1000 ataupun Varia Rearview Radar.

Garmin Varia Vision

Sepintas memang terkesan terlalu rumit karena membutuhkan kehadiran perangkat lain. Akan tetapi hal ini justru bisa membuka potensi Varia Vision lebih luas lagi. Contohnya, ketika dipasangkan dengan Varia Rearview Radar, Varia Vision akan menampilkan peringatan terkait mobil ataupun kendaraan lain yang sedang melaju di belakang pesepeda, sehingga pada akhirnya mereka bisa lebih berhati-hati dan waspada terhadap kondisi lalu lintas yang seringkali tak terduga.

Untuk mengendalikan Varia Vision, pengguna bisa memanfaatkan panel sentuh yang berada di bagian sisi, tepat di sebelah frame kacamata. Panel sentuh ini bisa beroperasi meski pengguna memakai sarung tangan atau tangannya basah. Secara keseluruhan, Varia Vision sendiri tahan air sehingga hujan-hujanan sambil mengayuh masih mungkin dilakukan bersamanya.

Ide yang ditawarkan Garmin Varia Vision terdengar menarik, terlebih kalau Anda sudah punya perangkat navigator yang kompatibel ataupun Varia Rearview Radar tadi. Harganya $400, semahal kacamata brand kenamaan itu sendiri.

Sumber: Garmin.

Toshiba Hadirkan Dynapad, Lawan Seimbang Samsung Galaxy TabPro S

Toshiba memanfaatkan momentum perhelatan CES 2016 untuk memperkenalkan kembali tablet convertible terbarunya, Dynapad. Perlu diketahui bahwa tablet berukuran 12 inci dengan OS Windows 10 ini sudah pernah disibak tahun lalu. Kehadirannya di CES 2016 ditengarai merupakan batu loncatan bagi Toshiba untuk memboyong tabletnya ini ke pasar Eropa dan sejumlah kawasan di Amerika.

Toshiba Dynapad Windows 10 mengusung layar WUXGA+ 12 inci yang memiliki resolusi 1,920 x 1,280 piksel. Layarnya dibangun dari teknologi IPS plus tambahan anti-reflection yang memberikan kenyamana ketika digunakan dengan berbagai kondisi dan sudut pandang. Menimbang soal dimensi, Toshiba menjuluki tabletnya ini sebagai yang tertipis. Ketebalan Dynapad tercatat di 6,9mm dengan bobot 1,25lbs. Tapi jika dibandingkan dengan tablet Windows 10 terbaru Samsung, yakni Galaxy TabPro S, tampaknya Toshiba harus menarik klaimnya tersebut, sebab tablet Samsung ini ternyata masih lebih tipis, yakni 6,3mm dan bobot 1,53lbs.

Walau begitu, Toshiba Dynapad tetaplah sebuah perangkat tablet yang mempunyai daya tarik istimewa. Tablet mempunyai performa yang sangat menjanjikan, berupa prosesor Intel Atom x5 Z8300 berkecepatan 1.44 GHz serta dukungan RAM sebesar 4GB dan memori 64GB. Toshiba juga telah menjejalkan sejumlah aplikasi tambahan seperti TruNote, TruRecorder, TruNote Clip, TruCapture serta TruNote Share.

Tambahan lain yang tak kalah menggembirakan adalah sebuah stylus berakurasi tinggi Wacom Activate Electronics (ES) TruePen dengan level tekanan sebanyak 2.048. Stylus ini dirancang untuk mempermudah aktivitas pengguna baik ketika menjelajah dunia maya via Microsoft Edge atau ketika tenggelam dalam tumpukan dokumen Office.

Saat ini Toshiba sudah memajang tablet Windows 10 terbaru ini di situs resminya dengan banderol $649 per unit.

Sumber berita Firstpost dan Microsoft.

Misfit Umumkan Dua Produk Baru, Misfit Specter dan Misfit Ray

Menghadapi persaingan di ranah perangkat activity tracker yang terus memanas, Misfit memanfaatkan panggung CES 2016 untuk memperkenalkan dua produk baru yang bernama Misfit Specter dan Misfit Ray. Keduanya sama-sama merupakan activity tracker, tapi wujudnya benar-benar berbeda satu sama lain.

Misfit Specter pada dasarnya merupakan sebuah earphone nirkabel berbasis Bluetooth. Ini merupakan pertama kalinya Misfit menggarap perangkat audio. Maka dari itu, mereka pun meminta bantuan 1More, sebuah produsen headphone kategori high-end asal Tiongkok. Agar semakin lengkap, teknologi noise-cancelling pun tak lupa disematkan.

Di saat yang sama, Specter juga merupakan sebuah activity tracker. Sensor-sensor macam accelerometer ditanamkan ke dalam unit dasarnya yang berwujud persegi. Unit ini bisa pengguna jepitkan di kerah baju misalnya, kemudian ia akan memonitor jumlah langkah kaki, kalori yang terbakar maupun jarak tempuh.

Misfit Specter

Misfit turut melengkapi Specter dengan fungsi sleep tracking. Ia dibekali baterai dengan daya tahan sekitar 8 – 10 jam. Memang terdengar boros untuk ukuran activity tracker, tapi harus kita ingat bahwa ia juga merupakan sebuah earphone nirkabel, dan angka tersebut sudah tergolong lumayan.

Namun yang tak kalah menarik adalah kompatibilitas Specter dengan aplikasi Misfit Link. Tombol yang ada pada unit dasarnya bisa diprogram sesuai kebutuhan, termasuk untuk mengontrol perangkat smart home macam bohlam Philips Hue berkat integrasi IFTTT – sama seperti yang ditawarkan oleh Misfit Shine 2.

Misfit Ray

Di sisi lain, Misfit Ray merupakan activity tracker sekaligus sleep tracker dengan bentuk yang lebih tradisional. Tak seperti Shine yang menyerupai arloji, Ray kelihatan seperti gelang. Bagian atasnya merupakan rangka aluminium berwujud silinder yang mengemas seluruh komponen elektronik yang dibutuhkan, seperti misalnya accelerometer 3-axis.

Keunggulan utama Ray sebenarnya terletak pada desainnya yang amat minimalis tersebut. Berwujud tabung dengan diameter 12 mm dan panjang 38 mm, ia sebenarnya bisa Anda pakai bersama strap model apa saja, atau malah dijadikan liontin kalau memang berkenan. Sentuh permukaan atasnya, maka lampu LED akan menyala sesuai dengan pencapaian target harian pengguna.

Ray juga tak perlu di-charge. Ia memakai baterai kancing standar yang hanya perlu diganti sekitar 6 bulan sekali. Ia pun juga tahan air, siap Anda ajak menyelam hingga kedalaman 50 meter seandainya berkenan.

Soal harga dan ketersediaan, Specter baru akan dipasarkan pada musim semi tahun ini dengan banderol di bawah $200. Untuk Ray, Misfit bakal menjajakannya dalam dua model: model pertama dengan strap karet seharga $100 dan model kedua dengan strap kulit seharga $120.

Sumber: SlashGear dan Misfit Blog.

Letv Le Max Pro Jadi yang Pertama Memboyong Snapdragon 820

Letv mencatatkan sejarah baru, setidaknya dalam gelaran CES tahun ini di Las Vegas. Vendor perangkat pintar tersebut baru saja mengumumkan kehadiran smartphone teranyarnya bernama Le Max Pro yang merupakan smartphone pertama di dunia yang dimotori oleh chipset Snapdragon 820. Untuk menyegarkan ingatan Anda, Snapdragon 820 adalah komponen jeroan mobile paling anyar yang diungkap oleh Qualcomm pada bulan November lalu.

Berbekal amunisi top tersebut, Le Max Pro menjanjikan sederet fitur mentereng yang hanya dipunyai oleh Snapdragon 820. Beberapa di antaranya, ungul dalam hal konektivitas, keamanan, efisiensi dan tentu saja daya gedor ketika memroses aplikasi dan game. sayangnya Letv belum membeberkan secara lengkap spesifikasi yang diusung oleh perangkat barunya ini. Praktis, di pernyataan resmi pertamanya ini, Letv lebih banyak memamerkan kemampuan terdepan yang dihadirkan oleh Snapdragon 820.

Diprediksi merambah pasar di paruh pertama 2016, Le Max Pro menjadi yang terdepan dalam hal teknologi sensor sidik jari. Keunggulan ini dipersembahkan oleh teknologi Snapdragon Sense ID yang diboyong oleh Snapdragon 820. Teknologi Snapdragon Sense ID merupakan teknologi sensor biometric berbasis ultrasonic pertama yang disematkan di perangkat mobile. Saat terpasang, ia menjanjikan keamanan data dan informasi perangkat secara optimal, sekaligus menghantarkan pengalaman penggunaan yang lebih nyaman.

Keunggulan lainnya terdapat pada segi konektivitas di mana Snapdragon 820 sudah menggunakan modem LTE X12 terintegrasi yang mempunyai kecepatan unduhan mencapai 600Mbps dan dukungan WiFi multi-gigabit 802.11ad. Di balik ini terdapat tambahan teknologi Quick Charge 2.0 guna memastikan perangkat memperoleh pasokan daya secara cepat.

Performa, yang merupakan bagian terpenting dari sebuah perangkat menjadi prioritas di setiap generasi Snapdragon. Di 820, Qualcomm ingin pengguna merasakan dorongan daya gedor terbaik melalui teknologi Kryo CPU dan grafis Adreno 530 termutakhir. Menghantarkan kemampuan melahap berbagai tugas-tugas berat mulai dari pengoperasian aplikasi kelas atas, multimedia hingga gaming 3D.

Dari gambaran mentereng di atas, Anda tentu sepakat bahwa Le Max Pro akan menjadi smartphone high end komplet paling hebat di tahun ini. Tetapi bila sebagian besar orang – sebagaimana saya masih meragukan kapasitasnya dalam merakit perangkat mobile, bukan tak mungkin Letv akan kesulitan bersaing di relung pasar yang dimasukinya, terlebih sangat mungkin harganya akan sangat mahal.

Sumber berita PhoneArena.

Berdesain Compact, Gaming PC MSI Vortex Sanggup Tangani 4K

Dua bulan lalu, MSI membuat sebuah pengumuman di website mereka. Isinya adalah berita tentang tiga produk yang memperoleh penghargaan CES 2016 Innovation Awards. Dua model mempunyai penyuguhan cukup familier, tapi satu tipe terbilang unik dan misterius. Saat itu MSI hanya memperkenalkannya dengan nama Vortex, meski detail mengenainya masih sangat minim.

Tentu saja, MSI Vortex melakukan debut perdana di ajang Consumer Electronics Show 2016. Ia adalah PC compact dengan spesialisasi gaming, mungkin sedikit mengingatkan kita pada Apple Mac Pro, namun dilengkapi pernak-pernik khas sang produsen asal Taiwan itu. Tak cuma penampilannya yang unik, kapabilitas hardware Vortex hanya bisa ditemui di PC-PC tower rakasa atau notebook gaming premium.

Wujud keseluruhan Vortex sangat mengesankan. Ia mengusung wujud silinder dipadu desain futuristik, dengan kombinasi warna hitam serta perak di tubuhnya, dibumbui garis LED merah (bisa dikustomisasi) sebagai ciri khas Gaming G-Series. Buat saya pribadi, ia mirip versi masa depan helm kesatria abad Pertengahan. Vortex sanggup menjadi rumah bagi hardware-hardware high-end walaupun cuma memiliki volume 6,5-liter.

MSI Vortex 03

Casing mini Vortex mampu menyimpan dua kartu grafis Nvidia GeForce GTX 980Ti dalam formasi SLI, menopang prosesor Intel Skylake i7-6700K, menyediakan dua slot PCI-e 3.0 x4 M.2 SSD, dan dapat dibubuhkan RAM DDR4 sampai 64GB. Sebelum Anda heboh bagaimana GTX 980Ti bisa dimampatkan di sana, MSI memanfaatkan varian mobile dari tipe desktop. Secara teori, hampir tidak ada gap performa antara kedua versi.

Kendala pada rancangan padat adalah temperatur yang tinggi. Solusi MSI ialah sistem pendingin 360 derajat Silent Storm. Ia menghisap udara dari sisi atas, mengalirkannya ke bagian dalam pola memutar, kemudian mengeluarkannya dari bawah. Metode ini menjaga semua komponen interior tetap berada di suhu normal. Saat full-load, fan hanya mengeluarkan suara 37-desibel.

MSI Vortex 02

Menariknya lagi, desain Vortex memungkinkan kita mengakses hardware untuk melakukan upgrade. Lalu seperti biasa, Anda turut disajikan fitur-fitur fimilier contohnya networking Killer (DoubleShot-X3 Pro, Shield), Nahimic Audio Enhancer, bundel XSplit Broadcaster, serta konektivitas Thunderbolt 3.0.

Vortex disiapkan untuk menangani output video 4K, didemonstrasikan di CES 2016 buat menjalankan The Witcher 3. PC gaming berukuran mungil ini juga memperoleh ‘sertfikasi’ VR Ready dari Nvidia.

MSI belum mengumumkan harganya, tapi dapat dipastikan Vortex dijajakan sebagai produk premium. Kabarnya, Vortex akan diluncurkan di tahun ini juga.

Sumber: Tom’s Hardware, Tom’s Guide & MSI.

Microsoft Office untuk Sistem Infotainment Mobil? Kenapa Tidak

Begitu kira-kira yang ada di benak Harman, perusahaan induk Harman/Kardon, saat mengumumkan kolaborasi barunya bersama Microsoft di ajang CES 2016. Mereka tidak guyonan, salah satu pemasok sistem infotainment mobil terbesar itu berencana mengintegrasikan sejumlah elemen kunci Office 365 ke dalam sistem besutannya.

Tapi jangan bayangkan Anda bakal membuat slide PowerPoint selagi berkonsentrasi mengemudi – meski hal ini kemungkinan bisa saja terjadi ketika teknologi kemudi otomatis sudah benar-benar matang nantinya. Sejauh ini fitur Office 365 yang didukung mencakup mengecek email, mengatur jadwal di kalender serta bergabung dalam conference call, semuanya dibantu oleh sebuah asisten virtual.

Kehadiran asisten virtual – kemungkinan Cortana – ini penting sebab kita tentu saja tidak mau tertimpa nasib sial hanya dikarenakan ingin lebih produktif di luar kantor. Pengemudi nantinya bahkan juga bisa mengakses Skype langsung dari dashboard mobil, meski fitur ini hanya bisa diakses saat mobil sedang diparkir.

Yang menarik, Harman bakal ‘menugaskan’ sejumlah sensor yang dimiliki mobil sebagai pengawas; saat sensor mendeteksi mobil sedang berjalan, Skype tak akan bisa diakses, tapi begitu sudah diparkir, pengemudi pun bebas menghubungi rekan atau keluarganya lewat video call. Namun Harman juga menegaskan bahwa fitur ini nantinya tetap bisa dinikmati saat mobil tengah berjalan dengan bantuan teknologi kemudi otomatis.

Integrasi Microsoft Office dalam sistem infotainment Harman

Menurut Harman sendiri, menggandeng Microsoft adalah salah satu langkah yang tepat dalam mewujudkan visinya untuk menjadikan mobil lebih canggih, cerdas sekaligus produktif. Mereka melihat bahwa pengemudi tak cuma menginginkan pengalaman infotainment yang lebih personalized, tapi juga yang bisa meningkatkan produktivitas masing-masing.

Buat Microsoft, ini merupakan salah satu langkah besar mereka di ranah otomotif. Apple dan Google sudah lebih dulu mencuri langkah lewat CarPlay dan Android Auto. Dengan memilih Harman sebagai partner, serta pendekatan yang berbeda – menyasar aspek produktivitas ketimbang infotainment secara menyeluruh – akan sangat menarik melihat kiprah Microsoft selanjutnya di bidang ini.

Sejauh ini belum ada keterangan soal kapan integrasi Microsoft Office 365 ini bakal mendarat di mobil yang ditenagai sistem infotainment garapan Harman. Harman juga belum mengungkapkan secara lengkap pabrikan mobil mana saja yang memberikan lampu hijau pada inovasi terbarunya ini.

Sumber: Harman.