Jet Commerce to Expand to China and the Philippines

The “e-commerce enabler” service provider, Jet Commerce announces the regional expansion to China and the Philippines, after officially launched in early 2019. In China, Jet Commerce arrived by making a strategic acquisition over Brand Top, while they entered the Philippines by opening a branch office in Taguig City.

The expansion includes in the company’s strategy to reach global partners, also to accelerate vision as the leading e-commerce enabler in Southeast Asia. In fact, it allows the e-commerce specialist to exchange best practice from each country.

In the official statement, the company is to focus on end-to-end e-commerce by combining Jet Commerce skills in online retail, multi-channel marketing, and fulfillment & operations using Brand Top capacity in digital marketing, big data management, and creative design.

Chad Zheng, as former CEO of Brand Top, is now appointed as Head of Jet Commerce for Operational in the region.

“Chad and China’s team has built a compelling business portfolio. The multiple skills and thorough insights into China’s market should guarantee our success as an official representative to handle brand assessment for online market,” Jet Commerce’s CEO, Oliver Yang said.

Jet Commerce’s Marketing Director, Agustina Putri Wijaya said separately to DailySocial on this expansion limit to support brand selling their products online in each market. It doesn’t restrict to cross-border solution in the future.

In fact, the company services available not only for top brands but also SMEs working on fulfillment solution exclude end-to-end solution. It would be very helpful for sellers to run the online business, including product receiving, storage management, packaging, delivery, and return process.

Agustina said, the solution only available in Indonesia. “Sellers will have access to the dashboard for collecting data related to order fulfillment in real-time on various platforms,” she added.

The company has been operating 100+ active official online stores in 13 e-commerce platforms in Asia. As much as 56 brands have formed a strategic partnership from various categories, including electronic product, health & beauty, mom&baby, household products, children’s play, and pet food.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Jet Commerce Perlebar Bisnis ke Tiongkok dan Filipina

Penyedia layanan “e-commerce enabler” Jet Commerce mengumumkan ekspansi regional ke Tiongkok dan Filipina, setelah resmi hadir di Vietnam dan Thailand pada awal 2019. Di Tiongkok, Jet Commerce masuk dengan mengakuisisi pemain sejenis Brand Top, sementara di Filipina dengan buka kantor baru di Taguig City.

Ekspansi ini termasuk salah satu strategi perusahaan untuk menjangkau mitra brand global, serta mempercepat visinya sebagai e-commerce enabler terdepan di Asia Tenggara. Tidak hanya itu, memungkinkan e-commerce spesialist Jet Commerce untuk saling bertukar best practice dari masing-masing negara.

Dalam keterangan resmi, di Tiongkok perusahaan akan fokus pada solusi end-to-end e-commerce, dengan menggabungkan keahlian Jet Commerce dalam hal ritel online, pemasaran multi-channel, dan fulfillment & operations dengan kekuatan Brand Top di digital marketing, big data management, dan desain kreatif.

Chad Zheng yang sebelumnya menjadi CEO Brand Top, kini memimpin Jet Commerce untuk operasional di negeri tirai bambu tersebut.

“Chad dan tim di Tiongkok telah membangun portofolio bisnis yang mengesankan. Keahlian yang mereka miliki, serta pemahaman mendalam terhadap pasar di Tiongkok akan memastikan keberlanjutan keberhasilan kami sebagai wakil resmi dalam menangani ketersediaan produk brand di pasar online,” terang CEO Jet Commerce Oliver Yang.

Secara terpisah kepada DailySocial, Marketing Director Jet Commerce Agustina Putri Wijaya menegaskan bahwa ekspansi ini baru sebatas membantu brand menjual produk mereka secara online di masing-masing market. Tidak menutup kemungkinan ke depannya bakal menghadirkan solusi cross border.

Sebenarnya, tidak hanya melayani brand besar, perusahaan juga melayani pelaku UKM dengan bentuk solusi fulfillment terpisah dari solusi end-to-end. Penjual akan terbantu dalam memikul pekerjaan yang melelahkan saat menjalani bisnis online, meliputi penerimaan produk, manajemen penyimpanan, pengemasan, pengiriman, hingga retur barang.

Agustina menyebut, solusi ini baru tersedia di Indonesia saja. “Penjual akan diberikan akses dashboard untuk menarik data terkait proses pemenuhan pesanan secara real time dari berbagai platform,” terangnya.

Perusahaan telah mengoperasikan lebih dari 100 official online store aktif di 13 platform e-commerce di Asia. Sebanyak 56 brand telah menjalin kemitraan strategis dari beragam kategori, meliputi produk elektronik, health & beauty, mom & baby, produk rumah tangga, mainan anak, dan pet food.

Bukalapak Introduces “BukaSend”, an Integrated Delivery Service for Sellers

Bukalapak releases a new feature related to logistics. The service called “BukaSend”, made for sellers to make deliveries. The platform integrates several delivery options, makes it easier for users to make order and transaction in one place.

BukaSend offers some benefits available only for app-based users. First, a “pick-up service” that allows user (sellers) to make delivery without having to go to agents, the courier will pick up the items. Second is “live tracking”, the senders will be able to track items on delivery.

In addition, some expedition partners offer various promos. Some of the members are Grab Instant, GO-SED Instant, Paxel Same Day, SiCepat Best, SiCepat Reg, Ninja Reg, and J&T Express. Bukalapak also facilitates the payment through some previous options.

Currently, the items for delivery must not exceed 7kg. The feature only available for verified sellers

BukaSend is easy to use. Get into the app then choose the icon. Next, select the destination, item’s weight, courier, and receiver’s detail. After the payment confirmed, just wait for the courier to pick up and deliver the items.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Hadirkan “BukaSend”, Layanan Pengiriman Barang Terpadu untuk Pelapak

Bukalapak kembali merilis fitur baru, kali ini terkait dengan jasa logistik. Bernama “BukaSend”, layanan tersebut dapat dimanfaatkan oleh pelapak untuk melakukan pengiriman barang. Platform tersebut mengintegrasikan beberapa opsi pengiriman sekaligus, sehingga memudahkan pengguna dalam pemilihan dan transaksi di satu tempat.

BukaSend hanya tersedia di aplikasi, tawarkan beberapa keuntungan. Pertama, “pick-up service” yang memungkinkan pengguna tidak perlu lagi membawa barang kiriman ke agen, karena mitra kurir yang akan mendatangi ke lokasi penjemputan. Kedua adalah “live tracking”, memungkinkan pelapak tahu posisi barang yang tengah dalam proses pengiriman.

Selain itu juga disuguhkan ragam promo dari mitra ekspedisi yang tergabung. Saat ini beberapa perusahaan logistik yang sudah tergabung adalah Grab Instant, GO-SEND Instant, Paxel Same Day, SiCepat Best, SiCepat Reg, Ninja Reg, dan J&T Express. Bukalapak turut menjembatani proses pembayaran melalui berbagai opsi yang telah tersedia sebelumnya.

Untuk saat ini, bobot pengiriman maksimal 7 kg. Fitur ini hanya bisa digunakan oleh pelapak yang sudah terverifikasi.

Untuk menggunakan BukaSend cukup mudah. Pengguna cukup masuk ke aplikasi, lalu pilih ikonnya. Setelah itu tentukan detail lokasi pengiriman, berat paket, agen kurir, dan detail penerima. Setelah dibayar dan terkonfirmasi, pengguna cukup menunggu di lokasi penjemputan untuk selanjutnya barang kiriman dijemput kurir mitra.

Application Information Will Show Up Here

Tokopedia Tambah Fitur “Penerimaan Negara”, Layani Pembayaran Pajak, Cukai dan PNBP

Tokopedia menjalin kerja sama dengan Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan Republik Indonesia mengumumkan peluncuran fitur pembayaran “Penerimaan Negara”. Fitur ini memungkinkan Tokopedia bisa digunakan untuk melakukan pembayaran lebih dari 900 jenis pernerimaan negara.

Untuk saat ini di fitur pembayaran Penerimaan Negara terdiri dari tiga jenis kategori, yakni Pajak Online yang meliputi pembayaran pajak yang ada di bawah naungan Direktorat Jendral Pajak seperti PPh, PPh 21, PPh 22, PPh 23, PPh 25, PPh 26, PPh 29, dan PPh Final; kategori Bea Cukai yang bisa dimanfaatkan untuk pembayaran pajak di bawah naungan Dirjen Bea Cukai; dan bayar PNBP yang mencakup pembayaran di bawah Direktorat Jendral Anggaran seperti biaya perpanjangan paspor, biaya pernikahan, biaya perpanjangan SIM, dan lainnya.

“Sejak awal berdiri, Tokopedia berkomitmen mempermudah masyarakat Indonesia, baik dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari hingga mencapai lebih. Dengan adanya fitur pembayaran ‘Penerimaan Negara’ di Tokopedia, masyarakat bisa dengan lebih mudah membayar pajak dan bentuk penerimaan negara lainnya kapan pun dimana pun,” ujar Co-Founder & CEO Tokopedia William Tanuwijaya.

William menambahkan, bahwa peluncuran fitur ini merupakan upaya Tokopedia untuk membantu pemerintah dalam mempermudah proses pembayaran pajak demi meningkatkan penerimaan negara, mengingat pajak dan penerimaan negara lainnya merupakan jembatan pemerataan ekonomi.

Sementara itu Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani mengungkapkan bahwa pihaknya menyambut baik proses pembayaran pajak yang mudah dengan demikian diharapkan bisa meningkatkan partisipasi wajib pajak.

“Kami menyambut baik agar proses pembayaran pajak dapat semudah membeli pulsa. Untuk itu kami bekerja sama dengan berbagai channel pembayaran pajak yang salah satunya adalah Tokopedia sebagai salah satu cara untuk lebih mempermudah masyarakat dalam membayar pajak. Kemudahan ini diharapkan bisa mendorong partisipasi Wajib Pajak dalam melakukan pembayaran pajak sehingga berdampak pada peningkatan penerimaan negara,” jelas Sri Mulyani.

Untuk melakukan pembayaran pajak masyarakat cukup mendapatkan kode bayar atau kode billing dari portal masing-masing institusi pajak, seperti DJP Online untuk Dirjen Pajak, Simponi untuk Dirjen Anggaran, dan CEISE untuk Dirjen Bea Cukai. Setelah itu masuk ke fitur pembayaran “Penerimaan Negara” dan menyelesaikan transaksi dengan metode pembayaran yang disediakan, seperti Ovo Cash, transfer, virtual account, kartu debit dan kredit, dan beberapa lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Prediksikan GMV Capai 70 Triliun Rupiah Tahun Ini

Bukalapak mengungkap sejumlah pencapaian pada paruh pertama 2019, termasuk prediksi annualized GMV yang diklaim menembus angka $5 miliar (lebih dari 70 triliun Rupiah) dengan lebih dari 2 juta transaksi per harinya. Angka ini naik dari pencapaian tahun lalu yang disebutkan Co-Founder dan President Bukalapak M. Fajrin Rasyid sebesar $3,2 miliar (sekitar 48 triliun Rupiah).

Dalam keterangan resmi, Founder dan CEO Bukalapak Achmad Zaky membeberkan laba kotor bulanan Bukalapak naik dua kali lipat dari Desember 2018. Jumlah pelapak yang bergabung ada lebih dari 4 juta pelaku UMKM dan 2 juta Mitra Bukalapak yang terdiri dari warung dan toko kelontong tersebar di 477 kota dan kabupaten.

“9 tahun berjalan, kami terus menerobos segala keterbatasan. [..] Cita-cita sederhana kami, ingin warung dan pelaku usaha kecil naik kelas, dapat terwujud nyata. Hari ini, dengan gembira kami sampaikan 2 juta warung/toko kelontong dan agen wirausaha mandiri Mitra Bukalapak telah hadir di 477 dari 514 kota dan kabupaten,” ucap Zaky.

Dia melanjutkan, rata-rata jumlah pelanggan warung mitra naik 2 kali lebih banyak dari pengujung toko di pusat perbelanjaan. Tidak hanya menjual barang kelontong, mitra bersama Bukalapak perluas layanan dengan menjual produk virtual, seperti token listrik, pulsa, PDAM, BPJS, dan tiket kereta. Dari berjualan ini, mitra dapat meningkatkan keuntungan bisnis.

Produk Bukalapak lainnya yang baru dirilis adalah BukaGlobal untuk permudah pelapak lakukan ekspor. Negara cakupannya tersebar di Singapura, Malaysia, Taiwan, Brunei Darussalam, dan Hongkong. Salah satu pelapak, Brightfull bercerita dirinya telah mendapat pesanan langsung dari Malaysia.

“Ini adalah salah satu bentuk dukungan dari kami supaya Indonesia bisa jadi kekuatan ekonomi digital di Asia Tenggara.”

Zaky menyampaikan keinginannya untuk terus berinovasi dan menciptakan dampak yang lebih luas. Seperti menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak, mentransformasi teknologi agar lebih banyak orang memiliki akses terhadap berbagai layanan finansial, menaik kelaskan lebih banyak warung di lebih banyak kota di Indonesia, hingga membantu pemerintah mewujudkan e-Government.

 

Clodeo Tawarkan Platform Omni-Channel, Tahun Ini Fokus Selesaikan Integrasi dengan Marketplace

Maraknya bisnis jual-beli online dilihat sebagai peluang oleh Clodeo. Dengan masih banyaknya penjual online yang mengelola pesanan secara konvensional, Clodeo menghadirkan solusi berbasis aplikasi untuk memudahkan pencatatan dan manajemen produk. Mereka juga tengah dalam proses integrasi untuk sediakan solusi omni-channel, menghubungkan lapak penjual ke berbagai platform cara terpadu.

Saat ini, layanan startup asal Bandung ini menawarkan fitur untuk mengelola berbagai aktivitas seperti mengatur pesanan, mencatat pembelian barang, mengelola produk, mencetak label pengiriman, hingga pengecekan biaya pengiriman dari berbagai macam jasa ekspedisi di Indonesia.

Solusi Clodeo dari awal dikembangkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah  aktivitas jual beli online yang dihadapi oleh penjual online, terutama mereka yang masih menggunakan sistem manual seperti Excel atau buku untuk mencatat kegiatan bisnisnya.

“Fitur unggulan Clodeo di antaranya adalah fitur akuntansi, pengelolaan order, cash on delivery (COD) , integrasi dengan  WooCommerce dan Shopify, inventori, dan tersedianya versi aplikasi mobile yang bisa diunduh di App Store maupun Google Play,” ujar Co-founder Clodeo Reynaldi.

Untuk bisa menggunakan layanan dari Clodeo, pengguna bisa mendaftarkan diri dan memilih paket berlangganan, ada yang gratis ada juga yang berbayar. Masing-masing memiliki keunggulan fiturnya masing-masing.

Clodeo mulai beroperasi pada tahun 2018, mereka menjalankan operasionalnya berbekal pendanaan tahap awal yang didapat dari salah satu angel investor asal Singapura. Saat ini mereka sudah menjalin kerja sama dengan SiCepat untuk metode pengiriman COD, yang hingga saat ini sudah melayani 27 ribu paket diantarkan.

Perjalanan Clodeo saat ini bisa dibilang baru, masih ada beberapa fitur yang tengah diupayakan, salah satunya integrasi dengan marketplace untuk menjadi solusi omni-channel. Reynaldi sendiri mengaku, mereka tahun ini tengah menyempurnakan integrasi dengan beberapa marketplace yang ada di Indonesia sambil terus memperkenalkan Clodeo ke khalayak ramai.

Clodeo
Integrasi yang ditawarkan aplikasi Clodeo

“Pada sisi produk, saat ini Clodeo sedang fokus untuk menambahkan fitur integerasi dengan marketplace yang ada di Indonesia. Selain itu pada sisi marketing fokus Clodeo sedang berusaha untuk mengajak influencer bekerja sama sebagai pelaku digital marketing untuk membantu memasarkan aplikasi Clodeo,” terang Reynaldi.

Di segmen omni-channel Clodeo bukanlah yang pertama, ada beberapa layanan yang sudah lebih dulu hadir, salah satunya adalah Jubelio. Sakoo, iSeller, dan lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Cerita Bridestory Sebelum dan Sesudah Diakuisisi Tokopedia

Bridestory mengaku saat ini masih fokus menyelesaikan integrasi bisnis agar merchant antar kedua platform bisa cross selling satu sama lain. Menurut Co-Founder dan CEO Bridestory Kevin Mintaraga, integrasi adalah tantangan terberat dari seluruh yang ada, pasca diakuisisi oleh Tokopedia.

“Untungnya kami [Bridestory dan Tokopedia] punya kesamaan budaya dan value jadi itu bukan masalah besar. Justru di integrasi bisnisnya, ini butuh manpower dan fokus yang besar,” terangnya saat menjadi pembicara di Block71 Jakarta, kemarin (30/7).

Dia melanjutkan integrasi ini bisa membawa merchant di kedua belah pihak saling cross selling di tiap platform. Bridestory kuat di merchant yang memiliki kemampuan dan jasa, sementara Tokopedia kuat di produk fisik dan digital.

Sinergi antara keduanya bisa membawa keuntungan karena pengguna Bridestory juga bakal membutuhkan keberadaan merchant Tokopedia yang menjual gaun pengantin, perhiasan, sepatu, aksesoris, dan lainnya. Meski secara perusahaan, keduanya tetap berjalan secara independen.

Salah satu realisasi yang terlihat, saat ini kita dapat melihat produk Bridestory dalam Tokopedia dalam katalog promosi Tokopedia Wedding Week. Tentunya pengguna Bridestory bisa mendapatkan keuntungan berbelanja dengan fasilitas yang disediakan Tokopedia, seperti pembayaran dengan Ovo atau cicilan kredit.

Kevin menyebut, kehadiran Tokopedia menjadi manuver kuat untuk Bridestory melakukan strategi pemasaran jadi lebih terarah namun dengan pendekatan organik. Pihaknya juga akan perkuat SEO agar setiap kata kunci yang berkaitan dengan pernikahan, nama Bridestory bisa tampilan di halaman teratas.

Gambaran besarnya, kedua perusahaan bisa saling mempercepat realisasi untuk mendemokratisasi commerce agar terjadi pemerataan ekonomi secara digital. Apalagi, keduanya menjadi pemain terdepan dan paling kuat di bidangnya masing-masing.

“Journey kita berikutnya adalah demokratisasi commerce Indonesia, sehingga apa yang kita lakukan bisa beri dampak buat ekonomi negara.”

Sinergi yang kuat antara keduanya, sebenarnya baru ditemukan saat Kevin maupun William (CEO Tokopedia) bertemu dan berdiskusi pada tahun lalu. Rencana akuisisi, sebetulnya tidak tebersit sama sekali, aku Kevin.

Pihaknya bermaksud untuk mengajak Tokopedia jadi mitra strategis untuk bantu pengembangan bisnis Bridestory, mengingat cakupan Tokopedia sudah luas dan brand awareness-nya yang cukup tinggi. Dia mengklaim posisi Bridestory saat itu sudah mencapai profit.

Meskipun demikian, sepanjang diskusi berlangsung banyak ditemukan sinergi yang justru dianggap akan lebih cepat banyak hal yang bisa terjadi ketika posisinya diakuisisi, bukan sebagai mitra strategis.

“Kita approach tahun lalu untuk bertemu William, tujuannya buat ngajak strategic partnership, enggak buat akuisisi. Tapi setelah ngobrol banyak, makin banyak sinergi yang bisa terjadi dan bisa diakselerasi bila jadi bagian Tokopedia.”

Posisi Kevin kini juga menempati sebagai VP Tokopedia. Keseharian bisnis Bridestory sepenuhnya diserahkan ke Co-Founder Bridestory Doni Hanafi yang kini menjadi COO. Dia pun juga menegaskan komitmennya untuk tetap berada di Bridestory.

Ini adalah kedua kalinya perusahaan yang didirikan Kevin diakuisisi oleh perusahaan besar. Sebelumnya, agensi Magnivate yang didirikannya (kini bernama Mirum Indonesia), diakuisisi penuh oleh WPP di tahun 2012.

Kesalahan Bridestory

Kevin juga menceritakan perjalanan Bridestory sejak awal berdiri sampai sekarang. Menurutnya, kesalahan terbesar yang dilakukan Bridestory adalah terlalu fokus pada pertumbuhan dengan akuisisi berbagai vendor dan ekspansi bisnis pasca mendapat investasi tahap awal.

Saat itu, perusahaan memang mendapat pertumbuhan traksi yang fantastis. Jumlah vendor yang memanfaatkan keanggotaan Bridestory tumbuh pesat. Periode keanggotaan yang ditawarkan sampai setahun. Mereka mendapatkan fasilitas dari Bridestory.

Angka tersebut dibawa ke investor sampai akhirnya mendapat kucuran investasi Seri A kemudian lanjut ke Seri B. Akan tetapi, karena terlalu fokus ke pertumbuhan, pihaknya sampai lupa untuk mempertahankan konsumen yang ada.

Akhirnya banyak vendor yang memutuskan untuk berhenti berlangganan atau tidak memperpanjang keanggotaannya, karena dirasa tidak memberikan dampak bagi bisnis.

“Dari kesalahan itu, akhirnya di 2016 kita ubah cara kita melakukan monetisasi dan fokus untuk sustainable.”

Kevin pun memberi tips untuk para founder startup yang ingin tetap fokus di bisnis yang niche. Menurutnya, pada tahap awal founder fokus perkuat segmen niche tersebut dengan riset pasar untuk membaca potensinya dan identifikasi calon pasar.

Ini akan memberi basis dasar yang kuat dalam mengembangkan startup niche. Founder bisa mencari investor yang berminat untuk investasi tahap awal karena biasanya yang dicari adalah tim, market size, dan ide.

Berikutnya, setelah menjadi cukup dominan di pasar, founder bisa fokus ke vertikal lainnya. Bridestory dalam hal ini mengembangkan Parentstory sebagai vertikal bisnis yang berbeda.

“Setelah seed round ke atas, investor pasti melihat unit economics-nya sebagai metriknya karena fokusnya adalah akselerasi pertumbuhan,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here

Kembangkan “Infrastructure as a Service”, Tokopedia Dikabarkan Berinvestasi ke Tiga Startup

Dalam wawancara dengan Reuters, Co-Founder dan CEO Tokopedia William Tanuwijaya menyebutkan pihaknya tengah dalam proses investasi terhadap dua startup logistik dan satu startup agritech. Untuk startup pertanian tersebut, SayurBox menjadi kandidat terkuat. Sebelumnya, sumber kami mengatakan keterlibatan Tokopedia dalam putaran investasi ke startup tersebut.

Sementara keterlibatannya dengan startup logistik, khususnya smart logistics, sangat berkaitan dengan visi Infrastructure as a Service (IaaS) yang menjadi fokus Tokopedia saat ini.

William yang kami coba hubungi belum memberikan informasi lebih detail terkait hal ini, termasuk nama-nama startup-nya. Sebelumnya Tokopedia baru saja menyelesaikan akuisisi terhadap platform layanan terkait pernikahan Bridestory.

Bangun IaaS di ekosistem e-commerce

“Lebih dari 1% ekonomi Indonesia sudah terjadi di Tokopedia. Kami ingin membuatnya jadi 5%,” ujar William.

IaaS yang dimaksud merupakan layanan infrastruktur terpadu berupa teknologi logistik, fulfillment, pembayaran, dan layanan keuangan untuk menjembatani transaksi e-commerce. Inisiatif ini diserukan pasca perolehan putaran pendanaan $1,1 miliar yang dipimpin SoftBank Vision Fund dan Alibaba Group.

Untuk merealisasikan misi tersebut, tentu banyak hal yang harus dikerjakan Tokopedia. Mulai dari pengembangan platform, model bisnis, sampai melakukan serangkaian integrasi. Berbagai strategi dilakukan, baik berupa inisiatif internal maupun yang berbentuk kerja sama eksternal.

William mengatakan, perusahaan juga akan mengoptimalkan sistem berbasis kecerdasan buatan untuk mendukung IaaS tersebut. Salah satunya untuk memprediksi perilaku pembeli, sebagai upaya mempercepat dan memangkas biaya pengiriman. Model ini penting diterapkan, pasalnya sebagai negara kepulauan Indonesia memiliki tantangan tersendiri untuk bisnis logistik.

Ia juga menegaskan, bahwa saat ini Tokopedia akan terus fokus pada pertumbuhan pengguna dan bisnis. Tak mengherankan jika sampai saat ini perusahaan masih terus menggenjot penambahan nilai investasi, termasuk dari Softbank pasca pertemuan dengan Presiden Joko Widodo kemarin.

Application Information Will Show Up Here

Blibli in Its 8th Anniversary Aims to Extend Partnership with SMEs

Blibli intends to increase order in its platform up to 3.5 times this year. One of the methods is to partner with as many Small-Medium Enterprises (SMEs) as possible.

In its 8th birthday, Blibli showed off some improvements. They kind of doubled up the gross merchandise value (GMV) and increase the active users per month around 15-20 million. The order goes up along the way to 400 percent.

Blibli’s CEO, Kusumo Martanto said the company is now focusing to increase the order.

“We’re targeting to increase the order by 3.5 times from last year,” he said.

In pursuance of the idea, they are to acquire more SME partners. However, SMEs have involved in just 5% of Blibli’s economy.

The low contribution is due to the lack of quality and quantity. He took an example of some cases when SMEs aren’t ready for massive orders. It also becomes a problem when they can’t cope up with social issue for supporting local products.

“Therefore we should hold a workshop. Otherwise, they’ll never get bigger,” he added.

There are 10 thousand SMEs out of 70 thousand merchants in Blibli. It’s a way to accelerate the participation of qualified SMEs. Blibli has held at least 50 workshops and 300 other last years.

“We expect to get to export. For this year, at least to increase to 10 percent,“ Martanto said.

Minister of Communication and Informatics, Rudiantara is fully supporting Blibli’s plan for SMEs. He might not come if it’s for another e-commerce related to the support of local products. As a reminder, he also stated that 56% of the Indonesian economy is being stirred by SMEs.

“I appreciated Blibli’s movement, I might not attend if it’s for another marketplace,“ he said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here