GrabExpress Car dan GrabExpress Nalangin Bantu UMKM Memproses Pengiriman Barang

Untuk mengakomodasi kebutuhan penjual dan pelaku UMKM, Grab luncurkan layanan GrabExpress Car dan GrabExpress Nalangin. Layanan yang baru tersedia di Jabodetabek (Car) dan Jakarta (Nalangin) ini diharapkan memudahkan pemilik bisnis melakukan proses logistik lebih cepat dengan layanan pengiriman barang berkapasitas lebih besar.

Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menegaskan, selama ini Grab ingin membantu lebih banyak UMKM dengan menghadirkan layanan yang dibutuhkan dan berfungsi dengan baik.

“Kita memanfaatkan semua mitra GrabCar yang jumlahnya makin meningkat untuk kemudian mulai memanfaatkan layanan GrabExpress Car. Di sisi lain kita juga ingin memberikan layanan baru untuk pengguna.”

Bantu lancarkan proses logistik

Mengklaim memiliki perbedaan dengan layanan logistik pihak ketiga lainnya, GrabExpress Car memanfaatkan mitra dengan mobil kapasitas 6 seater. Selain itu ketika memanfaatkan layanan tersebut pengguna akan mendapatkan tanda bukti seperti layanan logistik pada umumnya — biasanya dibutuhkan untuk informasi ke pembeli.

Di aplikasi juga ada real time tracking, termasuk layanan call center yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna.  juga mampu mengirimkan lebih banyak barang hingga ke lima destinasi dalam satu kali pemesanan. Untuk tarif yang dikenakan mulai dari Rp16.000 untuk pengantaran di wilayah Jabodetabek.

“Untuk memudahkan proses, daftar kontak telepon yang tersimpan pada smartphone kini juga terintegrasi langsung dengan aplikasi Grab, sehingga memudahkan pengguna dalam memilih dan mengisi rincian kontak penerima barang saat melakukan pemesanan layanan,” kata Head of 2 Wheels Transport & Logistics Grab Indonesia, Gita Prihanto.

Sementara itu layanan lainnya yaitu GrabExpress Nalangin berfungsi sebagai layanan Cash On Delivery (COD) dengan armada sepeda motor. Mungkinkan wirausahawan mikro mengirimkan produknya ke pembeli dengan biaya pembelian produk yang ditanggung terlebih dulu oleh mitra pengemudi. Dalam tahap uji coba, layanan ini akan tersedia secara eksklusif bagi merchant yang melakukan pengiriman secara aktif dalam 3 bulan terakhir.

Meluncurkan GrabClub

Sebelumnya Grab juga mengumumkan layanan GrabClub dalam pembaruan aplikasi, merupakan layanan berlangganan bulanan dengan menu khusus yang tersedia dalam aplikasi. Mungkinkan pengguna menikmati semua layanan di Grab dengan potongan harga hingga 50%.

Pembaruan aplikasi untuk layanan GrabClub sudah dirilis untuk pengguna di Indonesia. Namun demikian Ridzki mengatakan kepada DailySocial belum mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai peluncuran layanan GrabClub dan akan memberikan informasi lebih lanjut di kemudian hari.

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Luncurkan Layanan Logistik Terpadu “BukaPengiriman”

Persoalan logistik masih menjadi kendala bagi banyak UKM untuk menjamah pasar online. Logistik sendiri terdiri dari banyak aspek, mulai dari penyimpanan, pengepakan, hingga pengiriman. Melihat kondisi tersebut, Bukalapak meluncurkan layanan logistik terpadu BukaPengiriman yang bisa dimanfaatkan oleh UKM secara mudah dan murah.

Kepada DailySocial Corporate Communication Manager Bukalapak Evi Andarinim mengungkapkan, Bukalapak sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di Indonesia terus berupaya untuk memberdayakan para pelaku UKM di Indonesia sebagai penggerak roda perekonomian.

“Dengan adanya fitur BukaPengiriman tersebut, Bukalapak dapat membantu para pelapak yang merupakan pelaku UMKM untuk mengelola pengiriman barang pesanan pelanggan.”

Menggandeng logistik pihak ketiga

Untuk memastikan proses pengiriman berjalan dengan lancar, Bukalapak menggandeng enam perusahaan logistik. Di antaranya adalah J&T Express, Pos Indonesia, Ninja Express, GrabExpress, dan Go-Send. Pelapak nantinya tidak perlu menitipkan (upload) barang ke Bukalapak untuk melakukan pengiriman. Mereka pun dapat memonitor semua pengiriman barang melalui aplikasi Bukalapak.

Layanan ini tersedia secara khusus untuk mitra Bukalapak dan hanya tersedia di aplikasi iOS dan Android. Proses pembayaran pun bisa dilakukan dengan mudah, yaitu cukup membayarkan biaya pengiriman ke Bukalapak dan tidak perlu membayarkan biaya pengiriman ke kurir atau driver.

“Dengan adanya fitur BukaPengiriman ini, Bukalapak berharap semakin banyak para pelaku UKM yang bergabung untuk tumbuh bersama Bukalapak membangun Indonesia,” tutup Evi.

Application Information Will Show Up Here

Strategi Alibaba Cloud Raih Perhatian Global, Implementasikan Kecerdasan Buatan

Mari kita sedikit lakukan kilas balik di tiga atau empat tahun lalu untuk menjawab pertanyaan berikut: “Apa layanan komputasi awan (cloud computing) global yang Anda ketahui?”, secara umum jawaban akan mengacu pada opsi Amazon Web Services (AWS), Windows Azure, atau Google Cloud. Beberapa mungkin juga akrab dengan merek IBM Softlayer, VMware, dan Oracle.

Masih banyak penyedia lain yang tidak cukup akrab didengar pelanggan atau pengembang aplikasi di Indonesia. Salah satunya Alibaba Cloud (sempat memiliki julukan “Aliyun”). Mereka mulai beroperasi sejak September 2009. Tidak tanggung-tanggung, kala itu perusahaan di bawah kepemimpinan Jack Ma dan Simon Hu ini sudah membuka pusat riset pengembangan dan operasional di Hangzhou, Beijing, dan Silicon Valley.

September 2014 adalah momentum bersejarah bagi Alibaba Group, pasca bersandar di New York Stock Exchange (NYSE). Semua orang mulai mengetahui dan mengakui kapabilitas Alibaba sebagai perusahaan e-commerce. Keberhasilan IPO (Initial Public Offering) saham Alibaba (BABA) membawa perusahaan meraih investasi mencapai  US$21.8 miliar pada pembukaan awal. Seluruh unit bisnis Alibaba Group satu per satu meroket ke pasar global, tak terkecuali Alibaba Cloud.

Tahun 2015 akselerasi bisnis Alibaba Cloud ditingkatkan. Dimulai dari kucuran investasi $1 miliar dari perusahaan induk. Pusat data (data center) mulai diperluas, diawali dari Hong Kong, Singapura, dan Amerika Serikat. Peningkatan tersebut bukan tanpa prestasi, kemampuan yang makin mumpuni dibuktikan dengan dukungan layanan terhadap festival belanja online 11.11 tahun 2015. Kala itu berhasil melayani transaksi hingga $14,2 miliar dalam 24 jam.

Saat ini, Alibaba Cloud sudah memiliki pusat data yang tersebar di 18 wilayah. Terbaru pada Februari 2018, mereka membangun pusat data di Indonesia. Namun, sebaran pusat data tidak lantas otomatis membuat penyedia layanan menjadi pemimpin pasar, banyak upaya yang harus dilakukan untuk mencuri perhatian pasar global. Alibaba Cloud mengklaim memiliki cara tersendiri untuk terus bersaing di pangsa pasar.

Seperti layanan awan pada umumnya, layanan Alibaba Cloud saat ini sudah mencakup tiga varian fundamental, yakni Software as a Services (SaaS), Platform as a Serivices (PaaS), dan Infrastructure as a Services (IaaS). Terkait persaingan, Alibaba Cloud juga terus mengejar kepemimpinan pasar. Salah satu indikasinya ditunjukkan pada riset pasar Magic Quadrant di kuartal kedua tahun 2017 lalu.

Riset Gartner terkait kepemimpinan penyedia layanan komputasi awan

Di acara tahunan Alibaba Cloud bertajuk “The Computing Conference 2018” di Hangzhou, mereka mencoba menegaskan apa yang kini dilakukan untuk merebut kepemimpinan pasar. Rangkaian strategi yang disampaikan cukup menarik, yakni mendampingi sektor publik dengan transformasi digital berkelanjutan. Alibaba menjadikan Hangzhou (kota basis perusahaan) sebagai pusat percontohan implementasi teknologi digital terbarukan.

“It’s not technology that changed the world, but the dreams behind it,” Jack Ma.

Dampak langsung teknologi komputasi awan

Infrastruktur komputasi yang semakin canggih memungkinkan banyak hal dilakukan. Sebut saja pemrosesan seperti big data, machine learning, artificial intelligence hingga internet of things, semua dapat dilakukan dengan sangat efisien. Poin-poin tersebut kini juga telah menjadi salah satu yang coba ditonjolkan dalam ragam produk PaaS di Alibaba Cloud. Tidak hanya sekadar menjual “merek”, melalui Simon Hu, President Alibaba Cloud, mereka mencoba menampilkan sebuah visi dan studi kasus nyata.

Memasuki panggung konferensi, Simon mendemokan aplikasi Tmall bersama sajian teh di hadapannya. Melalui aplikasi Tmall, Simon memindai teh yang ada di meja dengan ponsel yang ia bawa untuk mengetahui detail informasi produk tersebut. Di ponselnya ditampilkan tentang jenis teh, asal teh, hingga informasi proses pengiriman. Setelah itu dia mengawali presentasi dengan memaparkan bagaimana kota Hangzhou berkembang selama 20 tahun dan terobosan baru yang Alibaba Cloud bawakan dengan teknologi.

Tmall App Demo
President Alibaba Cloud, Simon Hu, saat mendemokan aplikasi Tmall untuk sajian teh / Alibaba

ET Brain adalah nama produk AI Alibaba Cloud yang didesain untuk membantu mengatasi permasalahan urban dengan teknologi. Program tersebut dilandasi kapabilitas komputasi super tinggi “Aspara” dengan pemrosesan machine learning terintegrasi lengkap dengan analisis data dan visualisasinya. Implementasinya dapat di berbagai sub sektor, mulai dari ET City Brain, ET Indurstrial Brain, ET Medical Brain, hingga ET Aviation Brain.

Salah satu program yang didemokan adalah ET City Brain yang memberikan penjelasan bagaimana kota Hangzhou kini dapat dikontrol melalui sebuah dasbor terpusat di pemerintahan. Awal penerapannya tahun 2016 di distrik Xiaosan, permasalahan pertama yang diselesaikan adalah pengaturan trafik lalu-lintas untuk meminimalkan kemacetan. Teknologi AI dan machine learning mempelajari arus lalu-lintas melalui sensor IoT yang ditempatkan pada titik-titik tertentu. Hasil akhirnya, mereka melakukan pengaturan lampu lalu-lintas secara real-time berdasarkan kondisi dan proyeksi kepadatan jalan raya.

City Brain Alibaba
Contoh tampilan dasbor City Brain

Penerapannya terus berkembang hingga tahun ini. Salah satu yang paling menarik adalah bagaimana sistem City Brain dapat memberikan akses jalan khusus untuk situasi kritis, misalnya untuk perjalanan ambulans atau mobil pemadam kebakaran. Sistem akan melakukan kalkulasi tercepat pada GPS yang ditempatkan pada mobil ambulans/pemadam kebakaran. Dari jalur yang sudah ditetapkan GPS, lampu lalu-lintas yang dilewati akan dikondisikan berwarna hijau saat mobil tersebut melintas, sehingga akhirnya mobil dapat mencapai tujuan secara lebih cepat dan efisien.

Implementasi di sektor publik yang lebih luas

“Ni hao banma…” ucap seorang sopir untuk mengoperasikan sistem komputer yang terdapat dalam sebuah mobil. Selanjutnya orang tersebut, menggunakan bahasa Tiongkok, meminta sistem memutarkan sebuah musik untuk kami, para penumpangnya. Tidak hanya itu, ia dapat memerintahkan sistem dengan ucapan untuk melakukan serangkaian hal, termasuk membuka jendela pintu untuk penumpang.

Mobil tersebut sudah terpasang AliOS, sebuah sistem operasi yang diluncurkan Alibaba pada Juli 2017 lalu untuk mobil. AliOS mengkombinasikan sistem pengenal berbasis suara, wajah, dan gestur untuk memanjakan pengendara mobil dengan apa yang mereka sebut dengan “mobil internet”.

Di sudut lain gedung konferensi, kami juga disajikan dengan demo robot pintar yang digunakan divisi logistik Alibaba untuk mengatur logistik. Lengan robot yang sering disaksikan dalam film layar lebar tersebut kini terlihat begitu nyata, melakukan pengaturan untuk pengiriman logistik. Rangkaian sistem tersebut mencoba menghubungkan seluruh elemen logistik secara digital dan real-time.

Selain mengurus pergudangan secara otomatis, dalam pengembangannya Alibaba juga tengah mengaplikasikan sistem distribusi modern melalui kotak pintar dan mobil pintar yang terhubung dengan layanan e-commerce dan e-logistic Alibaba. Kapabilitas IoT menjadi kunci dalam penerapan rangkaian teknologi Cainiao, layanan smart logistics miliknya.

Cainiao Alibaba
Jaringan logistik pintar berbasis robot bernama Cainiao / Alibaba

Seusai konferensi, dalam perjalanan pulang, kami sempat mampir ke sebuah swalayan dan pusat perbelanjaan yang telah mengaplikasikan sistem modern. Tidak hanya sekadar menerima pembayaran dengan Alipay, ritel modern tersebut disebut memberikan pengalaman baru kepada setiap pengunjungnya. Kini pengunjung tidak hanya bisa melakukan pembayaran secara daring, karena setelah memilih barang belanjaan, mereka bisa meminta sistem untuk mengantarkan belanjaannya ke rumah. Hema adalah program inkubasi konsep ritel modern yang diusung Alibaba.

Di sisi konsumen, pengalaman belanja juga didukung dengan aplikasi Tmall. Untuk bahan segar seperti sayuran, mereka dapat mengidentifikasi secara langsung kapan sayuran ini dipetik dan sampai. Dalam mengatur sirkulasi produk, pihak pemilik perbelanjaan juga sudah dibekali sistem terintegrasi –dengan logistik—untuk memastikan barang sayuran atau buah-buahan sampai dalam kondisi segar optimal. Biasanya barang seperti itu dijual dalam periode satu hari saja. Jumlahnya sudah diproyeksikan –baik dalam stok gudang ataupun bungkusannya—sehingga kecil kemungkinan akan tersisa.

Teknologi kasir pintar ReX juga terapkan untuk membantu pemilik swalayan dalam mengidentifikasi kebutuhan pembeli dan memberikan layanan yang ditargetkan. Sehingga toko dapat memaksimalkan stok persediaan barang sesuai dengan proyeksi kebutuhan pelanggan. Saat ini sudah ada 65 toko Hema di berbagai wilayah. Dari pengakuan pemilik toko yang kami temui, peningkatan penjualan dapat mencapai 50% pasca implementasi teknologi tersebut. Penerapannya juga dinilai cukup mudah, karena toko tidak perlu menyediakan komputasi berspesifikasi besar, semua sudah diakomodasi dalam komputasi awan.

Cainiao Car
Mobil logistik Cainiao yang beroperasi secara otomatis / Alibaba

Kecerdasan buatan adalah masa depan

CTO Alibaba Group Jeff Zhang menyampaikan peta jalan untuk pengembangan teknologi komputasi awan modern. Salah satu yang ditekankan ialah melalui riset pengembangan komputasi kuantum dan AI Chips. Program tersebut akan dikelola melalui Alibaba DAMO Academy, yakni inisiatif di bidang riset global dalam pengembangan teknologi disruptif untuk jangka waktu lima tahun ke depan. Teknologi tersebut dikembangkan untuk memperkuat komputasi awan dan IoT Alibaba Group, dan tidak menutup kemungkinan mendukung aplikasi komersial di berbagai industri.

DAMO Academy
Riset pengembangan dipusatkan melalui DAMO Academy / Alibaba

Sejak berdiri pada Oktober 2017, DAMO Academy telah melahirkan beberapa inovasi publik. Beberapa produk yang sempat kami coba di antaranya intelligent justice, yakni sebuah rangkaian solusi kecerdasan di bidang hukum untuk membantu proses pembuatan transkrip pengadilan persidangan, termasuk pemetaan untuk sengketa dan titik risiko. Ada juga robot pramuniaga untuk mendampingi penjual dalam berkomunikasi interaktif dengan calon pembeli. Robot tersebut dapat memformulasikan berbagai strategi tawar menawar yang alami. Yang ketiga adalah teknologi penerjemah ucapan secara langsung saat berkomunikasi secara tatap muka.

Alibaba juga memiliki A.I. Labs, yakni sebuah unit riset yang berfokus pada produk kecerdasan buatan untuk konsumen. Saat ini pusat riset tengah merampungkan pengembangan teknologi pintar untuk kendaraan logistik masa depan dan robot pelayan publik. Rangkaian riset ini tidak lain untuk mendukung misi Executive Chairman Alibaba Group, Jack Ma, dalam merealisasikan konsep “New Manufacturing”.

Menurut Jack, konsep konsep tersebut akan menjadi masa depan yang menjanjikan. New Manufacturing dinilai akan membawa perubahan besar untuk pabrik konvensional pada 10-15 tahun mendatang. Konsep ini berkaitan erat dengan strategi New Retail Alibaba, sebuah pendekatan ritel yang mengutamakan konsumen, serta mengintegrasikan offline dan online untuk menghadirkan pengalaman belanja yang prima.

“Kekuatan kompetitif perusahaan tidak akan bergantung pada kemampuan produksi pabriknya, tapi diukur dengan kemampuannya berpikir secara inovatif, caranya mengutamakan pengalaman pelanggan, serta tingkat pelayanannya,” ungkap Jack Ma.

Jack Ma 2018
Sambutan Jack Ma berfokus pemaparan visi New Manufacturing / Alibaba

Tak hanya di Hangzhou

Alibaba Cloud bersama Kementerian Pariwisata dan Margasatwa Republik Kenya telah menandatangani sebuah kerja sama strategis dalam mendukung proyek perlindungan satwa. Pada proyek ini, Alibaba Cloud akan menggunakan teknologi seperti sensor untuk melacak satwa, kamera dengan sensor inframerah, pos-pos perkiraan cuaca pintar, peralatan untuk para ranger, dan drone pemantau area luas rencananya akan diterapkan untuk mengumpulkan data real-time pergerakan dan kesehatan satwa secara umum.

Platform ini selanjutnya akan menganalisis data dan memprediksi perilaku serta rute jelajah, serta membantu pusat komando untuk berjaga-jaga akan potensi bahaya seperti penangkapan ilegal, konflik antara manusia dan satwa. Teknologi ini akan membantu pengaturan tim lapangan taman nasional menjadi lebih sigap dan lebih baik dalam mengelola taman nasional.

Alibaba Cloud Kenya
Persmian kerja sama bersama Sekretaris Utama Kementerian Pariwisata dan Margasatwa Republik Kenya, Margaret Mwakima / Alibaba

Sinergi kedua diresmikan bersama Olympic Broadcasting Services (OBS) untuk produk OBS Cloud, sebuah solusi penyiaran inovatif yang beroperasi sepenuhnya menggunakan teknologi komputasi awan untuk ajang Olimpiade Tokyo 2020. Teknologi ini akan menunjukkan cara baru dalam industri penyiaran, khususnya dalam pembuatan konten dan distribusi penyiaran. Komputasi awan dinilai dapat memenuhi persyaratan yang tinggi untuk akurasi volume, kecepatan, dan jarak waktu yang sangat krusial dalam penyiaran pertandingan olahraga untuk perhelatan besar.

Secara tradisional, penyiar olimpiade hanya dapat mengimplementasikan dan menguji alat mereka setelah tiba di International Broadcast Centre (IBC) di kota yang menjadi tuan rumah dan area yang disediakan untuk penyiar di lokasi sangat diminati dan terbatas.

OBS kini dapat menyediakan seluruh aset visual dan audio kepada Rights Holding Broadcasters (RHBs) secara efisien, efektif, dan aman. Penyiar juga dapat membuat, mengatur, dan mendistribusikan konten mereka menggunakan OBS Cloud, sebuah solusi yang telah dioptimalkan untuk menjawab kebutuhan distribusi cabang olahraga yang paling diminati.

Terobosan nyata yang paling menarik

Teknologi identitas tunggal Alibaba
Foto senyum bahagia seorang warga saat menerima penggantian berbagai sertifikat kependudukan dalam identitas tunggal

Di antara banyak teknologi yang dipamerkan, ada satu ide yang sangat menarik bagi saya. Dengan komputasi awan, Alibaba berhasil menyatukan berbagai surat/sertifikat kependudukan dalam satu genggaman. Memudahkan proses kepengurusan di satu pintu melalui teknologi yang saling terintegrasi. Karena saya sendiri merasakan, betapa rumitnya ketika harus berurusan dengan keperluan surat-menyurat dengan instansi pemerintahan. Semoga solusi ini dapat direplikasi di Indonesia.

Truk Logistik “Double Engkel Long” Kini Bisa Dipesan di Deliveree

Startup logistik Deliveree hari ini (04/9) resmi meluncurkan layanan logistik dengan armada CDD Long. Lewat peluncuran ini, pelanggan dapat langsung memesan CDD Long dari wilayah Jabodetabek menggunakan aplikasi mobile atau aplikasi web Deliveree. Inovasi ini menjadi pelengkap setelah September tahun lalu Deliveree meluncurkan jasa Engkel Box (CDE) untuk pengguna di Jabodetabek.

Bagi penggiat logistik, truk CDD Long juga dikenal dengan “double engkel long” atau “double long sasis”, menjadi salah satu armada paling populer di Indonesia. Dengan muatan kargo sekitar 5 ton atau 18 meter kubik, jasa logistik double engkel long banyak digunakan untuk pengiriman antar kota atau kargo jumlah besar. Saat ini layanan dapat dipesan untuk pengiriman di seluruh wilayah Jawa.

“Deliveree menjadi satu-satunya platform logistik di Indonesia yang menyediakan pilihan armada paling banyak dan luas, mulai dari CDD Long hingga mobil kecil ukuran city car, khusus pengiriman barang dan kargo. Peluncuran CDD Long ini menjadi salah satu perwujudan komitmen kami untuk terus memberikan solusi logistik terlengkap bagi pelanggan,” ujar Head of Supply Deliveree, Reza Pahlevi.

Disampaikan juga oleh tim Deliveree, bahwa peluncuran ini masih menjadi langkah awal. Untuk tahun ini dan tahun mendatang, Deliveree telah menyiapkan agenda menghadirkan solusi logistiknya di beberapa kota lain di Pulau Jawa. Ambisi ini sesuai dengan komitmen yang ditekankan perusahaan pasca pendanaan seri A, yakni ekspansi layanan.

“Kami menjaga komitmen untuk memberikan solusi logistik bagi pelanggan bisnis dan individual, melalui harga pengiriman yang lebih terjangkau atau sekitar 20-30% lebih murah dari harga di pasaran,” tambah Head of Commercial Deliveree, Rico Soselisa, menjelaskan tentang strategi bisnisnya.

Application Information Will Show Up Here

Lazada dan JNE Integrasikan Sistem, Hadirkan Fitur “Cashless”

Lazada menggaet JNE dalam menghadirkan fasilitas cashless untuk para seller agar proses pengiriman barang lebih cepat dan efisien. Fasilitas ini telah menghubungkan antara sistem internal JNE dengan Lazada Seller Centre, baik di situs desktop maupun aplikasi.

Fasilitas cashless memungkinkan para seller Lazada mengirimkan paket pesanan tanpa harus melakukan pembayaran tunai di gerai JNE dulu. Seller juga tidak perlu memasukkan data pengiriman secara manual.

Lewat sistem Lazada Seller Centre akan ada otomatisasi proses yang membantu seller jadi lebih fleksibel dalam mengelola arus kas bisnis mereka, sehingga mampu melakukan hal penting lainnya seperti produksi.

“Melalui fasilitas terbaru ini, kami berharap bisa membantu para seller meningkatkan pelayanan bagi para konsumen dan mengembangkan usaha online dengan lebih mudah,” terang CEO Lazada Indonesia Alessandro Piscini, Selasa (14/8).

Dalam kesempatan yang sama juga turut hadir Presiden Direktur JNE, Mohamad Feriadi. Ia menuturkan bahwa dengan 6800 jaringan JNE yang tersebar di seluruh Indonesia, fasilitas cashless ini bisa memberikan manfaat bagi para seller Lazada, sebab menawarkan pengalaman yang berbeda.

“Tahap awal untuk seller Jakarta dulu, totalnya ada 500 titik yang siap menerima cashless. Akan diperluas ke Jabodetabek dan kota lain, termasuk Medan, Makassar, Surabaya, dan Bali,” tambah Feriadi.

Sejak tahun 2010 dengan munculnya layanan e-commerce di Indonesia, pertumbuhan bisnis kurir ekspres di JNE mencapai 30-40% per tahun. Dalam beberapa bulan terakhir, jumlah kiriman yang tertangani rata-rata mencapai 19 juta paket per bulan, bahkan tembus lebih dari 20 juta paket pada momen Ramadan dan Idul Fitri.

“JNE juga besar karena kehadiran perusahaan e-commerce dan ekosistem yang terbangun. Dari segi potensinya juga luar biasa besar. Tahun 2017 diperkirakan mencapai US$130 juta dibanding tahun sebelumnya US$22,6 juta. Tahun 2020 disebut akan tumbuh 130%, artinya butuh pola bisnis yang akan sangat bantu UKM seller supaya prosesnya lebih cepat.”

Lazada memulai inisiasi ini lantaran dari total seller yang terdaftar di platformnya, lebih dari 50%-nya menggunakan JNE sebagai jasa logistiknya. Kemungkinan Lazada akan melanjutkan inovasi tersebut ke mitra logistik lainnya.

Bentuk fasilitas cashless

Untuk menjelaskan lebih dalam soal fasilitas cashless, perlu diketahui bahwa selama ini seller Lazada harus secara manual mencetak faktur dan label pengiriman dari Lazada Seller Center. Kemudian seller harus membawa seluruh paket ke gerai JNE untuk mencetak resi pengiriman dan membayar tunai ongkos kirim.

Ongkos kirim ini akan di-reimburse oleh seller ke Lazada. Lazada hingga kini masih menerapkan strategi subsidi ongkos kirim untuk pelayanan ke konsumen, sehingga seluruh biaya akan dibayarkan secara penuh ke JNE.

Tahap terakhir, seller kembali ke Lazada Seller Center untuk memasukkan nomor resi secara manual dan mengganti status siap kirim untuk notifikasi akhir ke pembeli. Proses ini tentunya memakan waktu karena seller harus bolak balik, sehingga dipastikan banyak biaya yang keluar.

Namun dengan fasilitas cashless, seller hanya cukup ke Lazada Seller Center untuk mencetak faktur, label pengiriman, dan ganti status ke siap kirim. Setelah itu, mereka tinggal ke gerai JNE untuk proses pengirimannya. Petugas JNE hanya cukup memindai barcode atau memasukkan nomor resi agar masuk ke sistem JNE.

Seller cukup menyiapkan modal printer, tinta hitam untuk print, koneksi internet, dan kertas A4. Tidak ada persyaratan khusus untuk seller yang bisa memakai fasilitas ini. Kami ingin melatih mereka supaya berjualan secara profesional, ada banyak channel yang bisa mereka dipakai untuk bertanya,” tambah VP Seller Operation Lazada Indonesia Mercy Suryasin.

Head of Seller Operation JNE Agusnur Widodo menambahkan fasilitas JNE Reguler (sebelum JNE Cashless) biasanya memakan waktu sekitar 2-4 menit, kini hanya cukup 10-15 detik saja. Tentunya dengan waktu yang lebih singkat ini bisa membuat produktivitas gerai JNE meningkat dan efisien.

“Kalau sekarang seller harus ke gerai JNE, kami sedang persiapkan agen JNE yang bisa menghampiri seller. Itu masih trial, bila ini sukses akan kami roll out ke 56 kota di mana kami sudah berada,” tutup Agusnur.

Application Information Will Show Up Here

MDI Ventures Leads Series C Funding Worth of 57 Billion Rupiah for Singapore’s E-commerce Enabler Anchanto

MDI Ventures leads the series C funding for Anchanto. The amount invested for the Singapore-based company was worth $4 million (or 57,5 billion Rupiah). Anchanto receives a Series B funding from Transcosmos Inc Japan and Luxasia Group in May 2017. Anchanto SaaS platform connects users, either corporate or SMEs, for over 70 online channels.

Anchanto is the SaaS developer for e-commerce technology. Its products include logistics management services, warehousing, catalogs, also multi-channel sales to help brands, retails, sellers, and distributors, in improving the e-commerce capabilities. Outside Singapore, Anchanto currently has representative offices in several countries, including Indonesia, Malaysia, Philippines, India, and Australia.

Anchanto was founded by Vaibhav Dabhade in June 2011 with a vision to improve e-commerce customers experience through software solution. With this Series C funding. the company expects to optimize investment for market expansion and tighten its position in SEA’s regional market.

“Collaboration with Telkom Indonesia and MDI investment is Anchanto’s basic strategy in Indonesia. Through this partnership, we aim to bring thousands of Indonesia’s SMEs and companies to join e-commerce potential,” Dabhade said.

Dabhade also mentioned about DELON (Online Logistics Depo), the logistics fulfillment service utilized by Telkom and POS Indonesia that’s running on top of Anchanto eWMS platform. Anchanto is expected to be a digital solution for sales channels, enabling entrepreneurs to scale up business in SEA’s largest e-commerce market.

“Telkom Group will use Anchanto technology to provide O2O solution integration and e-logistic, including capabibility for cross-border delivery, multi-location warehousing, enabling companies to reach global market using SelluSeller and eWMS,” Natal Iman Ginting, Managing Director of Metra Logistics (Telkom Indonesia’s Logistics Division), added.

SelluSeller is one of Anchanto’s unique product accessible for sellers and brands to provide the software solution for management inventory, order, and catalogs. The product is complementing other solution for B2B and B2C, namely eCommerce SaaS Warehouse Management System (eWMS) integrated with Management System (IMS) and Order Manaagement System (OMS).

Nicko Widjadja, CEO and Investment Director of MDI Ventures said, this investment will complete their end-to-end solution for the current e-commerce business in their portfolio, including to create a national e-commerce ecosystem. MDI was previously involved in funding for other e-commerce enabler funding, like aCommerce and Paket ID

“The investment compliments our efforts in the e-commerce sector, handling Indonesia’s unique logistic market segment with a different approach. Logistics technology has great potential to improve e-commerce landscape in Indonesia. As products become more diverse, e-commerce will need to optimize the supply chain for fast delivery to customers. eWMS Anchanto provides one of the best system to synchronize across warehousing, transportation, and analysis system,” Widjadja explained.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

MDI Ventures Pimpin Pendanaan Seri C 57 Miliar Rupiah untuk “E-commerce Enabler” Singapura Anchanto

MDI Ventures memimpin pendanaan Seri C untuk Anchanto. Investasi yang digelontorkan untuk perusahaan berbasis Singapura tersebut sebesar $4 juta (atau setara 57.5 miliar Rupiah). Anchanto menerima pendanaan seri B dari Transcosmos Inc Japan dan Luxasia Group pada Mei 2017 lalu. Platform SaaS Anchanto menghubungkan pengguna, baik korporasi atau UKM, ke lebih dari 70 saluran penjualan online.

Anchanto merupakan pengembang SaaS untuk teknologi e-commerce. Produknya meliputi layanan manajemen logistik, pergudangan, katalog hingga sistem penjualan multi-kanal untuk membantu brand, ritel, penjual, hingga distributor meningkatkan kemampuan e-commerce. Selain di Singapura, Anchanto saat ini sudah memiliki kantor perwakilan di beberapa negara, termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, India dan Australia.

Anchanto didirikan oleh Vaibhav Dabhade pada Juni 2011 lalu dengan visi untuk meningkatkan pengalaman pelanggan e-commerce melalui solusi perangkat lunak. Dengan pendanaan seri C yang didapat, pihaknya berharap dapat mengoptimalkan investasi untuk memperluas jangkauan pasar dan menguatkan posisinya di pasar regional Asia Tenggara.

“Kolaborasi dengan Telkom Indonesia dan investasi MDI adalah dasar dari strategi Anchanto di Indonesia. Melalui kerja sama ini, kami memiliki tujuan menghadirkan kepada ribuan UKM dan perusahaan di Indonesia untuk bergabung dalam potensi e-commerce,” ujar Founder dan CEO Anchanto Vaibhav Dabhade.

Vaibhav juga menyinggung soal DELON (Depo Logistik Online), layanan fulfillment logistik yang diusung Telkom dan POS Indonesia, yang berjalan di atas platform Anchanto eWMS. Adanya Anchanto diharapkan menjadi pelengkap solusi digital untuk saluran penjualan, sehingga dapat memberdayakan pengusaha untuk meningkatkan skala bisnis di pasar e-commerce terbesar di Asia Tenggara.

“Telkom Group akan menggunakan teknologi Anchanto untuk menyediakan integrasi solusi O2O dan kemampuan e-logistik, termasuk di dalamnya kemampuan pengiriman lintas batas, pergudangan multi-lokasi, sehingga memungkinkan perusahaan memungkinkan untuk menjangkau pasar global, melalui SelluSeller dan eWMS,” sambut Managing Director of Metra Logistics (Divisi Logistik Telkom Indonesia) Natal Iman Ginting.

SelluSeller adalah salah satu produk khas Anchanto yang diakses penjual dan brand untuk menyediakan solusi perangkat lunak pengelola inventaris, pemesanan, dan katalog. Produk tersebut melengkapi solusi lain untuk B2B dan B2C, yakni eCommerce SaaS Warehouse Management System (eWMS) yang terintegrasi dengan Management System (IMS) dan Order Management System (OMS).

CEO dan Investment Director MDI Ventures Nicko Widjaja menyebutkan, investasi ini akan melengkapi solusi end-to-end untuk bisnis e-commerce yang saat ini ada di portofolio mereka, termasuk untuk membedayakan ekosistem e-commerce nasional. MDI sebelumnya juga terlibat pada pendanaan di e-commerce enabler lain, yakni aCommerce dan Paket ID.

“Investasi ini melengkapi upaya kami di sektor e-commerce, menangani segmen pasar logistik Indonesia yang unik dengan pendekatan berbeda. Teknologi logistik memiliki potensi besar untuk meningkatkan lanskap e-commerce di Indonesia. Ketika produk menjadi lebih beragam, e-commerce akan perlu mengoptimalkan rantai pasokan untuk disampaikan secepat mungkin kepada pelanggan. eWMS Anchanto menyediakan salah satu sistem terbaik untuk melakukan sinkronisasi di seluruh manajemen pergudangan, transportasi, dan sistem analisis,” terang Nicko.

MDI Ventures Beri Pendanaan $2 Juta ke Roambee, Startup IoT Asal California

Salah satu perusahaan modal ventura lokal MDI Ventures dikabarkan baru saja memberikan pendanaan ke startup asal California, Roambee. Modal ventura yang diinisiasi oleh Telkom Indonesia tersebut kabarnya menyuntikkan dana hingga $2 juta.

Roambee adalah perusahaan yang memberikan solusiend-to-end monitoring menggunakan teknologi IoT (Internet of Things). Mulai dari sensor yang diletakkan di gudang hingga sensor di alat transportasi. Paket Roambee menjanjikan sebuah lingkungan monitoring yang lengkap dan real time. Tentu dengan analisis dan laporan berbasis dasbor.

Dikutip dari Venturebeat, rencananya investasi dari MDI akan disiapkan untuk membawa Roambee masuk ke pasar logistik Indonesia dan Asia Tenggara yang saat ini sedang menanjak tumbuh. Solusi dari Roambee juga akan disiapkan untuk mendukung unit bisnis di Telkom Indonesia.

“Peluang di Indonesia sangat besar. Ini salah satu yang terbesar di dunia dengan hampir 24 persen GDP negara tersebut dibelanjakan untuk logistik. Dengan investasi MDI Ventures ini Roambee mendapatkan keuntungan yang signifikan untuk mengambil posisi sebagai pemimpin dalam mendorong transformasi digital perusahaan pengiriman supply chain dan asset monitoring visibility di Indonesia,” terang CEO Roambee Sanjay Sharma.

Sementara itu dari sumber yang sama CEO MDI Ventures Nicko Widjaja menyampaikan bahwa solusi end-to-end dari Roambee akan cocok untuk menghadapi tantangan ekosistem supply chain di Indonesia. Rencananya Roambee akan diimplementasikan sebagai bagian dari layanan perusahaan Telkom Indonesia tahun ini.

Skymada Hadirkan Layanan Logistik Berbasis Digital di Kota Pontianak

Skymada merupakan startup digital asal Kalimantan Barat yang fokus di bidang logistik. Startup yang digawangi Fajar Irvan (CEO), Wira Karmayudha (CFO), Gilbert (CMO), dan Ferry Setiawan (CTO) ini berdiri dari inisiatif Gerakan Nasional 1000 Startup Digital tahun 2017 silam. Dalam ajang tersebut, Skymada berhasil mewakili Kota Pontianak hingga tahap Hacksprint.

“Skymada hadir untuk membantu UKM logistik di Indonesia dapat berkolaborasi bersama dalam satu sistem manajemen pengiriman agar dapat menyajikan fitur tracking kepada konsumen,” kata Fajar Irvan.

Pada bulan Oktober 2017, Skymada juga terpilih menjadi salah satu dari 30 startup di Indonesia yang berpartisipasi dalam acara Google Launchpad Indonesia, yang berlangsung di Jakarta. Acara ini merupakan rangkaian kegiatan untuk mempercepat dan meningkatkan kualitas ekosistem startup Indonesia yang diberikan langsung oleh mentor global Google dari berbagai negara.

Fokus sasar pasar UMKM

Di era digital yang serba cepat, kebutuhan mengetahui lokasi kiriman barang (tracking) adalah hal esensial bagi pengirim maupun penerima barang. Di sisi lain, membangun sendiri sistem tracking perlu sumber daya yang besar dan kerja sama yang baik di antara pengguna sistem, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi UKM logistik di Indonesia.

“Kami membuat SOP digital untuk para pelaku UMKM. Selama ini kegiatan tersebut hanya bisa dilakukan perusahaan logistik besar. Selama ini kelemahan UMKM logistik kita adalah tidak memiliki tracking system yang bisa dilacak konsumen, sehingga tidak dilirik oleh perusahaan e-commerce,” jelas Ferry.

Skymada sejauh ini fokus di pasar B2B dan menjalin kemitraan dengan beberapa perusahaan logistik level UKM, mulai dari Aceh, Tarakan, Malang dan tentu saja Pontianak. Pihak Skymada belum melakukan monetisasi untuk keuntungan. Mereka fokus membangun konektivitas antar UKM logistik di tanah air serta meningkatkan trafik kunjungan ke UKM logistik mitra Skymada tersebut.

“Ke depan, kami akan menarik keuntungan dari transaksi UKM tersebut. Kami juga akan membangun layanan lain yang mana dari situ kami mendapat keuntungan.”

Pihak Skymada menargetkan mendapat pengguna sebanyak mungkin di seluruh Indonesia, seperti nama mereka, Skymada yang diambil dari kata Sky (langit) dan Gajah Mada, yang mampu menyatukan kerajaan-kerajaan kecil di nusantara menjadi satu kekuatan besar.

Blibli Partners with Pos Indonesia, Targeting Consumers in Rural Areas

Blibli is getting intensive for business in rural areas by partnering with Pos Indonesia. Blibli expects the strategic partners can provide access for unbankable society to start online transaction.

One of its realizations is putting the Blibli InStore kiosk in post office. Therefore, its customers can do direct transaction via the kiosk and pay with cash using Pospay. Delivery service will be using Pos Kilat Khusus (special service), with free return.

“We see the strong network of Pos Indonesia has reached tier two and tier three. This is a great prospect to expand Blibli’s market, and help customers getting selected product online,” Kusumo Martanto, Blibli’s CEO, explained on Thu (2/1).

Pos Indonesia’s President Director Gilarsi W. Setijono added to this partnership that it is company’s breakthrough to keep up with e-commerce’s rapid growth. For him, there are 3 elements needed to win the digital economy era, those are people, network, and technology.

Pos Indonesia has two out of those three, but the technology is up to its expectation. Therefore, the company seeks to take advantage of the technology provided by partners.

The partnership between Pos Indonesia and Blibli is expected to push people in rural areas includes post office’s customer, employees, and other inhabitants to do online transaction.

“E-commerce presence in post office is expected to add new segment of customers, and increase our offering services,” Setijono mentioned.

For starters, Blibli InStore kiosks are available in Jabodetabek, Bandung, Pandeglang, Rangkasbitung, Serang and Cilegon areas. The kiosk has reached 32 points in total. Furthermore, it will be available in Central and East Java areas.

“We’ll focus and invest more in this. Online or offline is just the media, customer is our number one priority. We want them to be more connected with us.”

Additional warehouse

In shortening delivery time, Martanto mentioned adding eight more warehouses this year. Blibli targets to have 15 warehouses scattered around Indonesia.

“By having many warehouses, we can work with many logistic companies. The point is that delivery will be faster, instead of centralized in Jakarta.”

Blibli’s website and mobile app, in total, have 40 to 50 million unique visitors per month. It is targeted to have increased five times by the end of this year.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here