Produsen EV Volta Dapat Suntikan Dana dari Twin Towers dan Rigel Capital

Twin Towers Ventures (TTV) dan Rigel Capital berpartisipasi pada putaran investasi ke produsen infrastruktur dan motor listrik Volta melalui induk usahanya PT Energi Selalu Baru (ESB). Tidak disebutkan berapa nominal pendanaan yang diterima.

Selain injeksi modal tahap awal, TTV dan Rigel juga akan mentransfer keahlian dan jaringan yang dimiliki untuk membangun transportasi berkelanjutan di Indonesia. Diketahui, ESB adalah anak usaha PT NFC Indonesia Tbk (IDX: NFCX), bagian dari M Cash Group.

TTV adalah lengan investasi Petronas Ventures yang berinvestasi pada perusahaan teknologi bidang transisi energi dan mobilitas di wilayah Asia Pasifik (APAC), Australia dan Selandia Baru, serta Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA). Sementara, Rigel adalah firma pengelolaan investasi yang fokus membangun ekosistem teknologi di Asia Tenggara dan India.

“Investasi dari TTV dan Rigel Star akan memberikan kami bahan bakar yang diperlukan bagi ESB untuk memperluas infrastruktur, meningkatkan teknologi, dan mempercepat penetrasi pasar,” ungkap Direktur Utama NFC Indonesia Abraham Theofilus dalam siaran resminya.

Sementara, CEO dan Managing Partner TTV Fariz Ali menambahkan, “Kemitraan ini mencerminkan komitmen kami terhadap dunia dekarbonisasi dan keyakinan kami pada dampak signifikan yang dapat dihasilkan oleh ESB pada masa depan mobilitas.”

3 juta transaksi pertukaran baterai

Sekilas mengenai Volta, ESB berupaya memimpin sektor motor listrik dan stasiun penukaran baterai (SGB). Sejauh ini, Volta telah bermitra dengan perusahaan biofarmasi global AstraZeneca untuk layanan sewa dengan opsi kepemilikan motor lewat anak usaha NFC lainnya, Semolis.

Klaimnya, perusahaan telah mengantongi total 3 juta transaksi pertukaran baterai di stasiun SGB. Selain itu, motor listrik Volta tercatat telah menghasilkan total akumulasi perjalanan lebih dari 212 juta km, yang disebut efektif mengurangi emisi karbon sebesar lebih dari 20.000 ton.

Adapun, upaya ESB untuk memimpin pasar meliputi pengembangan solusi sinergi teknologi, pembangunan infrastruktur penukaran baterai, dan penciptaan platform digital internal untuk memastikan pengalaman pengguna yang mulus dan terintegrasi.

MCASH memiliki jaringan anak perusahaan yang luas, dengan lebih dari 350.000 titik distribusi, termasuk koneksi utama di ritel, yang semuanya akan berperan penting dalam mendorong ekspansi ESB di seluruh Indonesia.

Saat ini ada 50 perusahaan pengembang EV di Indonesia dengan total investasi lebih dari Rp3 triliun, termasuk Alva One, MAKA Motors, dan Charged. Adapun, penjualan motor listrik di Indonesia tercatat naik hingga 13 kali lipat dalam dua tahun terakhir, dari 1.947 unit pada 2020 menjadi 25.782 unit pada 2022.

Application Information Will Show Up Here

MCash dan SiCepat Berinvestasi ke Lenna.ai, Startup Pengembang Platform Chatbot dan Omnichannel

PT SiCepat MCash Indonesia, perusahaan patungan PT M Cash Integrasi Tbk (IDX: MCAS) dan PT SiCepat Ekspres Indonesia (SiCepat), berinvestasi ke PT Sinergi Digital Teknologi (Lenna.ai) dengan mengakuisisi 40% saham. Lenna.ai adalah startup yang fokus pada pengembangan teknologi AI, dengan produk berupa chatbot.

Sebelum investasi ini, Lenna.ai sudah mendapatkan investasi dalam angel round dan seed round dari investor yang dirahasiakan.

Lenna.ai didirikan sejak 2017 oleh Alen Boby. Selain chatbot, mereka turut mengembangkan platform omnichannel untuk memudahkan bisnis mengelola berbagai akun pesan instan di satu kanal terpusat. Produk-produk tersebut dijajakan dengan model integrasi API dan no-code, sehingga memungkinkan pengguna non-pemrogram menjajal layanannya.

Adapun use case pemanfaatannya juga cukup luas. Selain untuk layanan pelanggan yang umum disediakan penyedia chatbot di Indonesia, Lenna.ai juga mengakomodasi fitur layanan yang lebih luas seperti salah satunya “Smart Parking System with Chatbot”. Fitur ini merupakan solusi penyederhanaan dan percepatan pelayanan publik berbasis teknologi digital untuk masyarakat luas yang kesulitan mencari tempat parkir.

“Kami optimis investasi yang dilakukan oleh MCAS Group akan membuat pertumbuhan teknologi AI yang dibangun Lenna.ai semakin maju dan tumbuh lebih progresif. Kami percaya bahwa jaringan bisnis MCAS Group yang luas dapat mengakselerasi inisiatif baru dalam ranah teknologi yang semakin inovatif. Besar harapan kami untuk bisa mengembangkan laju perkembangan bisnis melalui berbagai kolaborasi yang akan dilakukan dengan ekosistem MCAS Group, untuk dapat memberikan solusi yang lengkap dan terdepan bagi mitra kami,” ujar Founder & CEO Lenna.ai Alen Boby.

Sementara itu Managing Director M Cash Integrasi Jahja Suryandy mengatakan, “Melalui investasi ini, kami yakin lini teknologi AI MCAS Group akan semakin kuat. Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan infrastruktur digital yang masif, mempercepat penetrasi AI ke dalam digitalisasi bisnis serta menyinergikannya dengan berbagai layanan yang telah ada.”

Potensi chatbot untuk bisnis

Produk teknologi serupa Lenna.ai sebenarnya sudah cukup bertebaran di Indonesia. Misalnya platform chatbot builder yang dikembangkan Kata.ai. Ada juga platform omnichannel chat dari Qiscus, dan lain sebagainya.

Potensi adopsi layanan chatbot oleh bisnis semakin meningkat seiring transisi tren konsumen yang semakin digital. Chatbot menyuguhkan layanan informasi yang cepat dan komprehensif. Menurut laporan Insider Intelligence, diproyeksikan ukuran pasar layanan chatbot global akan mencapai $142 miliar di tahun 2024 mendatang.

Namun demikian, ada tantangan fundamental yang harus dipecahkan para inovator. Chatbot akan sangat bergantung dengan kemampuan NLP (Natural Language Processing), sederhananya berupa sistem cerdas yang ditugaskan untuk memahami apa yang dituliskan oleh pelanggan. Pengembangan NLP adalah salah satu aspek paling menantang yang ditemui inovator chatbot, terlebih dalam konteks Bahasa Indonesia. Startup seperti Kata.ai, Bahasa.ai, Bot MD, Prosa.ai berinvestasi besar untuk menggarap sistem tersebut.

Di samping untuk memenuhi tujuan bisnis secara umum, beberapa startup juga melahirkan inovasi chatbot untuk produk yang lebih spesifik. Contohnya yang dilakukan Prixa dengan chatbot layanan kesehatan; atau HiPajak dengan chatbot konsultan pelaporan pajak.

MCAS Invests in the Audio-Visual Company “V2”, Developing Metaverse Digital Infrastructure

PT M Cash Integrasi Tbk (IDX: MCAS) digital company through its subsidiary PT Meta Pravia Digital (MPD) disbursed a 50% investment into PT V2 Indonesia (V2). M Cash Integrasi wants to synergize its digital infrastructure ecosystem through this investment to be ready for the metaverse.

M Cash Integrasi’s Managing Director, Jahja Suryandy mentioned the various synergies to be developed with V2, including the ones with tens of thousands of modern retail networks which already connected within the group. Furthermore, synergies in the entertainment and digital content sectors through commercial and marketing activities.

“We are also preparing M Cash to enter the metaverse in the near future. We are optimistic with the various V2 audio-visual technology expertise to connect the digital infrastructure ecosystem in this metaverse,” Jahja added.

On the general note, V2 is an audio-visual technology solution company with a bluechip client base and has collaborated with various leading audio-visual brands. The company was in charge of several projects in the government and corporate sectors for audio-visual related in the command centers, modern retail, airports, and MRT stations.

Meanwhile, V2 Indonesia’s Founder and CEO, Rudi Hidayat, said that the investment support and business network under M Cash Group could accelerate the company’s growth in the near future. His team is preparing various new initiatives in the future, such as House of Future, digital tech experience gallery (AR, VR, AI, XR), and technology center.

The synergy between the two is adhered to bring new breakthroughs, especially in the area of AI, visual IT analysis in government, corporate and retail operations, and IOT smart apps to be implemented for home automation.

“Changes and developments in the creative industry encouraged us to continue developing for creative content to support the digital signage industry, such as the first 3D digital signage in Indonesia. We are currently implementing it in Sarinah Jakarta,” he said.

Metaverse in Indonesia

Metaverse and NFT are two topics that has been on the spotlight for the past three months. Especially after Ghozali Everyday’s NFT photo went viral on the internet. Among technology activists, the government, and the public are increasingly showing their enthusiasm for this new digital era.

M Cash Integrasi has started to anticipate the NFT trend by investing resources. Through its subsidiary, PT Digital Mediatama Maxima Tbk (IDX: DMMX) formed a joint venture with Bumilangit Entertainment to launch NFT Bumilangit with some characters, including Gundala and Sri Asih for the first time. This is the initial strategy to strengthen the innovation of the Bumilangit digital ecosystem.

Previously, Shinta VR’s Co-founder & Managing Director, Andes Rizky revealed that the Indonesian people currently enjoyed the semi-metaverse content, such as online games, even though they yet to directly enter the real metaverse world.

He said that it is only a matter of time until the metaverse becomes mainstream, and this trend can be started with NFT. As technology and its derivative ecosystem evolve, devices to support the metaverse, such as VR, are becoming more affordable than its first penetration on the market. Likewise, the supporting infrastructure, such as 4G and 5G networks, is one of the foundations to finally realize the metaverse world in the future.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

MCAS Kucurkan Investasi ke Perusahaan Audio-Visual “V2”, Persiapkan Infrastruktur Digital Metaverse

Perusahaan digital PT M Cash Integrasi Tbk (IDX: MCAS) melalui anak usahanya PT Meta Pravia Digital (MPD) mengucurkan investasi 50% ke PT V2 Indonesia (V2). Lewat investasi ini, M Cash Integrasi ingin menyinergikan ekosistem infrastruktur digitalnya demi mempersiapkan diri menuju metaverse.

Managing Director M Cash Integrasi Jahja Suryandy mengungkap berbagai sinergi yang akan dilakukan dengan V2 antara lain sinergi dengan puluhan ribu jaringan modern retail yang telah terkoneksi dalam grupnya. Kemudian, sinergi di sektor hiburan dan konten digital melalui kegiatan komersial dan pemasaran.

“Kami juga mempersiapkan M Cash untuk masuk ke metaverse dalam waktu dekat. Kami optimistis dengan berbagai keahlian teknologi audio-visual V2 untuk menghubungkan ekosistem infrastruktur digital di metaverse ini,” ungkap Jahja.

Sebagai informasi, V2 merupakan perusahaan solusi teknologi audio-visual yang memiliki basis klien bluechip dan telah berkolaborasi dengan berbagai merek audio-visual terkemuka. V2 telah menjalankan sejumlah proyek di sektor pemerintahan dan korporasi untuk kebutuhan audio-visual pada command center, modern retail, bandara, hingga stasiun MRT.

Sementara itu, Founder dan CEO V2 Indonesia Rudi Hidayat menambahkan, dukungan investasi dan jaringan bisnis yang dimiliki M Cash Group dapat mempercepat pertumbuhan perusahaan dalam waktu dekat. Pihaknya tengah menyiapkan berbagai inisiatif baru di masa depan, seperti House of Future, digital tech experience gallery (AR, VR, AI, XR), dan technology center.

Sinergi keduanya juga diyakini akan membawa terobosan baru, khususnya di ranah AI, analisa IT visual di pemerintahan, perusahaan dan retail operation, hingga IOT smart apps yang akan diterapkan untuk mendukung home automation.

“Perubahan dan perkembangan industri kreatif mendorong kami untuk terus mengembangkan konten kreatif yang akan menunjang industri digital signage, seperti 3D digital signage pertama di Indonesia. Saat ini sedang kami implementasikan di Sarinah Jakarta,” tuturnya.

Metaverse di Indonesia

Metaverse dan NFT merupakan dua topik yang tak pernah absen dalam pembicaraan khalayak selama tiga bulan terakhir ini. Apalagi usai viralnya foto NFT milik Ghozali Everyday di internet. Di kalangan pegiat teknologi, pemerintah, hingga masyarakat awam semakin menunjukkan antusiasmenya menyambut era baru digital ini.

M Cash Integrasi bahkan mulai mengantisipasi perkembangan tren NFT dengan terjun ke dalamnya. Melalui anak usaha PT Digital Mediatama Maxima Tbk (IDX: DMMX) membentuk joint venture bersama Bumilangit Entertainment untuk meluncurkan NFT Bumilangit dengan karakter Gundala dan Sri Asih secara perdana. Ini menjadi strategi awal untuk memperkuat inovasi ekosistem digital Bumilangit.

Sebelumnya, Co-founder & Managing Director Shinta VR Andes Rizky mengungkap bahwa saat ini masyarakat Indonesia sebetulnya telah menikmati konten yang sifatnya semi-metaverse, misalnya game online, meski tidak langsung masuk ke dunia metaverse yang sebenarnya

Ia menilai saat ini tinggal menunggu waktu hingga metaverse menjadi sesuatu yang mainstream, dan tren ini dapat diawali dengan NFT. Seiring berkembangnya teknologi dan ekosistem turunannya, perangkat untuk mendukung metaverse, seperti VR, mulai terjangkau jika dibandingkan awal-awal kemunculannya di pasar. Demikian juga infrastruktur pendukungnya, seperti jaringan 4G dan 5G sebagai salah satu fondasi untuk merealisasikan dunia metaverse di masa depan.

Masuk ke NFT Jadi Langkah Bumilangit Utilisasi 1.200 IP

Antusiasme kreator terhadap potensi NFT semakin mengguliat. Kini giliran Bumilangit, melalui PT Bumilangit Digital Mediatama, perusahaan patungan antara PT Digital Mediatama Maxima dan PT Bumilangit Entertainment, terjun ke segmen ini dalam rangka meningkatkan utilitas aset-aset digitalnya ke tahap lanjutan. Perusahaan menjual secara terbatas video/gif/image dari karakter-karakter pahlawan seperti Gundala dan Sri Asih melalui OpenSea.

Saat peresmiannya, Founder & CEO Bumilangit Bismarka Kurniawan menuturkan, NFT Bumilangit akan menjadi kiprah awal Bumilangit dalam memberikan kesempatan para penggemarnya untuk mengoleksi karya seni digital berbasis karakter-karakter kesayangan.

“Pada tahap awal, karakter Gundala dan Sri Asih dipilih karena merekalah yang membuka Bumilangit Cinematic Universe dengan filmnya beberapa tahun lalu dan Sri Asih dipilih karena inilah karakter berikutnya yang akan hadir di filmnya tahun depan,” ujar dia.

Bumilangit merilis 346 unit NFT untuk Gundala dan 381 unit NFT untuk Sri Asih. NFT yang ditawarkan berupa limited short animation berdurasi dua detik. Masing-masing NFT dijual mulai dari 0.02 ETH hingga 1 ETH. Bila di-Rupiahkan dengan kurs ETH terkini (23/12), berada di kisaran Rp1,1 juta sampai Rp56 juta.

Secara terpisah saat dihubungi DailySocial.id, CEO Bumilangit Digital Mediatama Budiasto Kusuma mengatakan pipeline-nya aktivitas NFT di BLDX akan kembali menyesuaikan dengan jadwal kegiatan dan aktivasi masing-masing karakter, yang tentunya berkaitan juga dengan ekosistem digital yang dibangun. Total karakter di Bumilangit sendiri mencapai 1.200 yang siap di-NFT-kan.

“NFT akan menjadi pilar aset digital untuk aset-aset intelektual Bumilangit yang akan dikolaborasikan pada ekosistem Bumilangit ke depannya, seperti games, digital comic, dan berbagai aktivitas berkaitan dengan film dan konten, baik untuk layar lebar dan platform digital lainnya,” ujar Budiasto.

Tidak sekadar mengajak kolektor untuk membeli karakter Bumilangit, perusahaan juga sudah menyiapkan berbagai benefit. Di antaranya, setiap kolektor NFT image Gundala dan Sri Asih akan mendapat kesempatan untuk bidding NFT edisi terbatas yang akan dimulai pada tanggal 5 Maret 2022, untuk kolektor limited short NFT (2-detik) akan mendapat bidding edisi langka, yaitu “Rare Long Animation NFT (15-detik) yang dimulai pada 6 April 2022.

“Para kolektor NFT juga akan dilibatkan untuk penggunaan NFT Bumilangit dalam platform ekosistem Bumilangit mendatang, seperti games, digital comic, film, dan event terkait karakter-karakter Bumilangit.”

Terkait alasannya memilih OpenSea, Budiasto bilang, platform tersebut dipilih karena dinilai memiliki captive market yang besar dan secara ekosistem dianggap paling siap. Ia sendiri tidak menutup kemungkinan untuk menerbitkan NFT dengan jaringan blockchain lainnya, menyesuaikan dengan target kolektor NFT yang akan dibidik. “Apabila sesuai dengan target audiens BLDX, tidak menutup kemungkinan akan dikembangkan juga.”

Ke depannya ia berharap, adaptasi aset intelektual Bumilangit ke NFT akan memberikan pengalaman baru bagi penggemar Rakyat Bumilangit menuju beragam aktivitas dan utilisasi digital mendatang bersama Bumilangit Universe untuk menuju ekosistem digital Bumilangit. Bahkan dalam jangka panjang, pemilik NFT akan memiliki privilese khusus, beberapa di antaranya undangan premiere film layar lebar Bumilangit dan pertemuan dengan pemain Bumilangit.

Kreator lainnya yang terjun ke NFT

Sebelum Bumilangit masuk ke ranah NFT, beberapa kreator dari kalangan selebritas juga memanfaatkan teknologi tersebut untuk berkarya. Pada pekan lalu, Syahrini meluncurkan NFT berbentuk virtual tour. Ia berhasil menjual 17.800 NFT seharga 20 BUSD atau sekitar Rp287 ribu per NFT di bursa kripto Binance. Lalu, ada Luna Maya menjual NFT dalam jumlah sangat terbatas, yakni 10 unit melalui Bakery Swap pada Juni.

Berikutnya, grup band Souljah dan Whisnu Santika yang menjual lagu berjudul Keep Moving On dalam bentuk NFT pada September 2021. Mereka memanfaatkan jaringan Tezos di platform Hicetnunc.

“Sebagai produser musik dan musisi di industri musik Indonesia, kami berpikir keras untuk dapat terus step-up the game, khususnya dengan senantiasa menyesuaikan keadaan saat ini. Bahkan karya kami yang baru saja dirilis berjudul Keep Moving On ini dapat turut memberikan nilai kripto para pemain dan juga memberikan warna baru terhadap pembuatan karya musik di tanah air,” ucap Whisnu dalam keterangan resmi.

Mengingat industri ini masih baru, inisiatif untuk menggalakkan lebih banyak karya yang dapat di-NFT-kan perlu dilakukan oleh banyak pihak. Tokocrypto dengan TokoMall-nya semakin giat dalam menarik lebih banyak kreator dari berbagai vertikal untuk terjun ke dalam NFT. Di dalam platform-nya, TokoMall membagi kemitraan eksklusif bersama para kreatornya dalam tiga sub kategori, yakni TKO Kreatif, TKO Gaya Hidup, dan TKO Bintang. Beberapa nama yang sudah bergabung di antaranya, NFTL, Damn! I Love Indonesia, Pedro Oscar, Banyan Core, MrKinur, Si Juki, dan masih banyak lagi.

Inisiatif Kendaraan Listrik di Indonesia Terus Didukung Pebisnis Digital

NFC Indonesia bersama SiCepat membentuk perusahaan patungan PT Energi Selalu Baru (ESB) yang akan difokuskan pada distribusi sepeda motor listrik, penukaran baterai, dan layanan pendukung lainnya. Sebagai langkah awal, ESB akan mengakuisisi saham minoritas PT Volta Indonesia Semesta (Volta), perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai sepeda dan motor listrik di Indonesia.

Didukung anak perusahaan M Cash lainnya, seperti DMMX dan Telefast, ESB akan berupaya meningkatkan penyerapan dan distribusi penggunaan kendaraan listrik dengan pendekatan teknologi. Menjelaskan hal itu, Presdir NFC Abraham Theofilus menyampaikan, “Melalui platform digital kami yang memungkinkan pengguna untuk mengelola kendaraan listrik mereka dan penggunaan baterai terkait, kami berusaha untuk meredakan keraguan yang berkaitan dengan adopsi EV (Electric Vehicle) terutama perihal jarak tempuh dan frekuensi penggunaan.”

Ia melanjutkan, “Dalam prosesnya, NFCX juga akan secara bertahap memperkenalkan mekanisme loyalitas dalam platform digital yang akan memberi reward kepada pengguna sepeda motor listrik kami.”

Volta akan menjadi rumah produksi utama sepeda motor listrik untuk ESB dengan NFCX menyediakan dan mengelola platform digital untuk registrasi dan pengelolaan kendaraan, pembayaran dan reward. ESB akan memanfaatkan kemampuan logistik serta jaringan SiCepat dan Telefast untuk merencanakan dan menyebarkan stasiun penukaran baterai. Ekspansi jaringan penukaran baterai ini juga akan menggunakan jaringan toko ritel DMMX yang luas di seluruh Indonesia.

Misi dengan kendaraan listrik

Inisiatif penggunaan kendaraan listrik juga disampaikan oleh decacorn Gojek. Dalam sebuah kesempatan di acara peluncuran laporan keberlanjutan perusahaan, salah satu eksekutif perusahaan mengatakan bahwa mereka berencana menjadikan setiap unit kendaraan di platformnya menjadi kendaraan listrik pada tahun 2030 mendatang. Realisasinya dengan menggandeng produsen dan pengaturan leasing yang menguntungkan mitra.

Pemain lain, yakni Grab, juga mulai agresif memulai inisiatif kendaraan listrik. Mereka mulai melakukan pilot project pada awal tahun 2020 di Jabodetabek memanfaatkan unit mobil dari Hyundai dan motor listrik Gesits. PLN turut digandeng untuk perencanaan bersama, riset, pengembangan model bisnis, dan pelaksanaan percontohan tersebut.

Di sisi hulu, pengembang unit kendaraan listrik juga tengah mendapatkan perhatian investor. Sebut saja ION Mobility, perusahaan berbasis di Singapura, Shenzhen (Tiongkok), dan Jakarta tersebut belum lama ini membukukan pendanaan awal $3,3 juta dari Monk’s Hill Ventures, TNB Aura, Village Global, 500 Startup (melalui fund 500 Durians), AngelCentral, kipleX, dan Seeds Capital.

Pada dasarnya ION Mobility adalah perusahaan pengembang motor elektrik pintar. Pintar di sini karena mereka turut tanamkan perangkat lunak kecerdasan buatan untuk beberapa tugas, seperti penghematan daya dan kemudahan penggunaan.

Tantangan implementasi

Di sisi pemerintah, Kementerian ESDM memiliki konsentrasi khusus dalam mendukung program percepatan kendaraan listrik. Menurut data yang diungkapkan pada April 2021 lalu, saat ini sudah ada 122 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang terbangun dan tersebar di 83 lokasi. Jika merujuk pada peta jalan yang sudah disusun, pemerintah menargetkan pada tahun 2025 dapat membangun 3.860 SPKLU dan 17.000 Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran (SPBK).

Di sisi infrastruktur, jika melihat kondisi saat ini dan cita-cita yang ingin dicapai, pekerjaan rumah yang dimiliki masih cukup banyak. Walau bagaimana pun, kehadiran sistem pendukung seperti layanan pengisian daya perlu terdistribusi dengan baik untuk menjadi langkah awal mengajak masyarakat melakukan transisi ke kendaraan listrik.

Di sisi lain, masih ada tantangan yang saat ini perlu dipikirkan bersama. Pertama adalah harga jual kendaraan listrik yang masih cenderung tinggi dan opsinya pun belum terlalu banyak. Pemerintah, lewat Kementerian Perindustrian juga mewajibkan produsen kendaraan listrik luar negeri yang ingin memasarkan produknya di sini harus memiliki kandungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sampai 2023 sebesar 35 persen.

Kedua, penetrasi kendaraan listrik yang belum banyak secara tidak langsung juga membuat masyarakat bertanya-tanya tentang efektivitasnya digunakan di Indonesia. Bagaimana keandalan baterai dan jarak tempuh yang bisa diakomodasi, mengingat dua tantangan utama di sini adalah soal lalu-lintas dan geografi yang berkontur.

Perspektif publik Indonesia tentang kendaraan listrik / marketresearchindonesia.com

Hadirnya pemain digital dalam dorongan penetrasi kendaraan listrik menjadi hal penting. Selain meningkatkan awareness, kekuatan yang mereka miliki dapat secara langsung berperan dalam menumbuhkan ekosistemnya sendiri. Misalnya yang dilakukan NFC dan SiCepat dengan masuk ke dalam lini supply chain, atau Grab dan Gojek yang berupaya menghadirkan mekanisme terbaik untuk memfasilitasi para mitranya dengan kendaraan ramah lingkungan.

Karena selain aspek bisnis, kendaraan listrik dinilai mampu memberikan masa depan lingkungan yang lebih terjaga – dengan kualitas udara yang lebih bersih dan sumber daya energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan.

SiCepat Holding Company Channels Investment to M Cash Subsidiary

Onstar Express Pte. Ltd., also known as the logistics holding company of SiCepat Ekspres, announced its investment to Logitek Digital Nusantara (LDN) which is a subsidiary of Telefast part of the M Cash group. LDN has helped develop SiCepat service sub-units, including a WhatsApp-based customer application called SiCepat Klik and SiCepat Point delivery point services.

The investment will be used to develop product innovations to enable Indonesian logistics providers to collaborate with extensive offline networks, and help improve the logistics solutions developed by LDN. Apart from SiCepat, LDN is also partnering with other logistics players such as Paxel to strengthen its third-party logistics (3PL) ecosystem.

“We notice the tremendous development capacity of the fast-growing Courier, Express, & Parcel (CEP) market in Indonesia, projected to grow exponentially to $5 billion by 2024. Built on SiCepat’s logistics expertise and knowledge of the Indonesian market and is supported by MCAS Group technology infrastructure, we strive to build an inclusive and accessible 3PL ecosystem that can even facilitate the logistics activities of other players in Indonesia,” Onstar & SiCepat’s CMO, Wiwin D. Herawati said.

Previously, SiCepat has also invested in other M Cash units. Early last year they announced the acquisition of a 51% stake in DigiResto and have now integrated it into SiCepat services. One of the missions is to accelerate business growth by exploring new business potentials in the food delivery segment.

“We expect DigiResto to provide new opportunities for service innovation that can bring us closer to consumers, SMEs, and merchants, especially those engaged in the F&B sector,” Wiwin said in an interview with DailySocial.

GMV food delivery services continue to increase, driven by new habits that have emerged as a result of the pandemic. Based on Momentum Works report, throughout 2020 the food delivery industry in Indonesia managed to book GMV worth $3.7 billion or equivalent to Rp52 trillion. The number was dominated by two decacorn Grab and Gojek with a share of 53% and 47% respectively of the total market share.

Earlier this month, SiCepat also announced its series B funding with a total value of $170 million or 2.44 trillion Rupiah. This round was participated by a number of investors including Falcon House Partners, Kejora Capital, DEG, MDI Ventures, Indies Capital, Pavilion Capital, Tri Hill, and Daiwa Securities.

In DailySocial observation, throughout 2020, SiCepat Ekspres had booked transactions of IDR 3.5 trillion, an increase of 194% compared to 2019 with a total shipment of 180 million packages throughout Indonesia.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Induk SiCepat Kembali Berikan Investasi ke Anak Usaha M Cash

Onstar Express Pte. Ltd., atau dikenal sebagai induk perusahaan logistik SiCepat Ekspres, mengumumkan komitmennya untuk berinvestasi ke Logitek Digital Nusantara (LDN) yang merupakan anak perusahaan dari Telefast bagian dari grup M Cash. LDN sejauh ini memang banyak membantu mengembangkan sub-unit layanan SiCepat, seperti aplikasi pelanggan berbasis WhatsApp bernama SiCepat Klik dan layanan titik pengantaran SiCepat Point.

Investasi akan digunakan untuk mengembangkan inovasi produk agar memungkinkan penyedia logistik Indonesia berkolaborasi dengan jaringan offline yang luas; dan membantu meningkatkan solusi logistik yang dikembangkan oleh LDN. Selain SiCepat, LDN juga bermitra dengan pemain logistik lain seperti Paxel untuk memperkuat ekosistem third party logistics (3PL) miliknya.

“Kami melihat kapasitas pengembangan yang luar biasa dari pasar Courier, Express, & Parcel (CEP) yang berkembang pesat di Indonesia, diproyeksikan akan tumbuh secara eksponensial hingga $5 miliar pada tahun 2024. Dibangun berdasarkan keahlian logistik SiCepat dan pengetahuan tentang pasar Indonesia dan didukung oleh infrastruktur teknologi MCAS Group, kami berupaya untuk membangun ekosistem 3PL yang inklusif dan dapat diakses yang bahkan dapat memfasilitasi kegiatan logistik pemain lain di Indonesia,” ujar CMO Onstar & SiCepat Wiwin D. Herawati.

Sebelumnya, SiCepat juga telah berinvestasi ke unit M Cash lainnya. Awal tahun lalu mereka mengumumkan akuisisi 51% saham DigiResto dan kini telah terintegrasi ke layanan SiCepat. Salah satu misinya untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis dengan mengeksplorasi potensi bisnis baru di segmen food delivery.

“Kami harap DigiResto dapat memberikan peluang baru inovasi layanan yang dapat mendekatkan kami kepada konsumen, UKM, dan merchant, khususnya yang bergerak di bidang F&B,” ungkap Wiwin dalam sebuah wawancara dengan DailySocial.

GMV layanan food delivery terus meningkat, termasuk didorong kebiasaan baru yang timbul akibat pandemi. Menurut laporan Momentum Works, sepanjang 2020 industri food delivery di Indonesia berhasil membukukan GMV senilai mencapai $3,7 miliar atau setara Rp52 triliun. Capaian tersebut didominasi dua decacorn Grab dan Gojek dengan porsi masing-masing sebesar 53% dan 47% dari total pangsa pasar.

Awal bulan ini, SiCepat juga baru mengumumkan pendanaan seri B dengan nilai total $170 juta atau 2,44 triliun Rupiah. Putaran ini diikuti sejumlah investor termasuk Falcon House Partners, Kejora Capital, DEG, MDI Ventures, Indies Capital, Pavilion Capital, Tri Hill, dan Daiwa Securities.

DailySocial mencatat, sepanjang 2020, SiCepat Ekspres telah membukukan transaksi sebesar Rp3,5 triliun atau naik 194% dibandingkan 2019 dengan total pengiriman sebanyak 180 juta paket ke seluruh Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Perkuat Jaringan Merchant F&B, SiCepat Berinvestasi ke DigiResto

PT SiCepat Ekspres Indonesia (SiCepat) resmi mengumumkan investasinya di platform DigiResto di bawah naungan PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS). Perusahaan mengumumkan penandatanganan conditional share subscription agreement (CSSA) alias perjanjian pembelian saham untuk 51% kepemilikan di DigiResto.

DigiResto merupakan platform pemesanan makanan yang dikembangkan oleh PT Digital Maxima Kharisma (DMK), anak usaha PT M Cash Integrasi (MCAS). Sebelumnya pada awal Desember 2020, SiCepat telah bekerja sama dengan DigiResto sebagai solusi logistik dan penyedia layanan pengiriman last mile.

Dalam keterangan resminya, CEO SiCepat The Kim Hai mengatakan investasi ini akan digunakan untuk mengembangkan platform DigiResto ke depan. Dengan memperkuat DigiResto, SiCepat dapat mendorong kontribusi pendapatan dari pasar pengiriman makanan yang diperkirakan mencapai $2 miliar di 2020.

“Ke depan, kami akan mengeksplorasi peluang investasi strategis lebih lanjut dengan MCAS Group. Kami juga akan mengintegrasikan lebih banyak penawaran teknologi mereka ke dalam supply chain kami,” ungkap Kim Hai.

Bisnis F&B memang menjadi salah satu segmen bisnis yang sedang banyak disasar pemain digital. Untuk proses digitalisasi yang sama, Gojek juga memiliki ekosistem layanan di bawah naungan GoBiz, termasuk di dalamnya layanan pemesanan, pencatatan, pembayaran, sampai pinjaman modal. Grab juga lakukan hal serupa lewat GrabMerchant.

Mengutip Kontan, SiCepat melihat peluang besar pada layanan same day delivery untuk produk F&B dan groceries. Hal ini karena masyarakat semakin terbiasa untuk berbelanja di e-commerce atau marketplace selama masa pandemi. Sebagai bukti, SiCepat mengalami peningkatan volume pengiriman hingga 800 ribu per hari atau sekitar 114% per Oktober 2020.

Dihubungi secara terpisah, Direktur DMK Mohammad Anis Yunianto menyebutkan beberapa hal yang menjadi fokus DigiResto di 2021. Pertama, perusahaan akan memperbanyak jaringan merchant F&B yang berfokus di kawasan Jabodetabek.

“Saat ini, segmen [merchant] yang diincar DigiResto adalah restoran. Bergabungnya SiCepat akan memperkuat jaringan merchant DigiResto di segmen UMKM,” ungkap Anis kepada DailySocial.

Sebanyak 2300 merchant tercatat telah menggunakan platform DigiResto. Anis belum dapat mengungkap target pertumbuhan bisnisnya secara pasti mengingat target ini tergantung pada keberhasilan tahap sosialisasi awal layanan serta pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19.

Selain ekspansi jaringan merchant, lanjutnya, perusahaan juga akan meningkatkan user experience pada sistem pemesanan di aplikasi mobile dan WhatsApp. “Ke depannya, kami harap dapat menambahkan lebih banyak fitur yang bermanfaat pada platform kami untuk meningkatkan user experience ini,” tambahnya.

Menurut Anis, sejalan dengan kemajuan dari sinergi ini, pihaknya berharap dapat sepenuhnya mengintegrasikan kemampuan pengiriman layanan jarak jauh SiCepat dan memberikan solusi pemesanan makanan secara menyeluruh baik bagi konsumen maupun mitra merchant.

Pihaknya optimistis dengan pengembangan DigiResto ke depan mengingat pasar pengiriman makanan di Indonesia yang diestimasi dapat tumbuh 11,5% CAGR pada periode 2020-2024 dan mencapai perkiraan nilai pasar sebesar $3 miliar di 2024.

MCAS Luncurkan DigiResto, Bantu Bisnis F&B Hadirkan Sistem Pemesanan Online

Bertujuan untuk memudahkan pemilik restoran dan rumah makan membina relasi langsung dengan pelanggan, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS), melalui anak perusahaannya PT Digital Maxima Kharisma resmi meluncurkan DigiResto. Platform pemesanan makanan terintegrasi ini turut menggandeng PT SiCepat Ekpres Indonesia (SiCepat) sebagai solusi logistik dan penyedia layanan pengiriman last-mile.

Kepada DailySocial Director PT Digital Maxima Kharisma Mohammad Anis Yunianto mengungkapkan, DigiResto dirancang untuk memberikan para merchant tempat untuk berinteraksi langsung dengan pelanggan mereka, dan bagi pelanggan untuk mengakses makanan favorit mereka.

Strategi monetisasi yang diterapkan Digiresto yaitu menerima biaya untuk transaksi yang difasilitasi melalui platform. Hingga saat ini, lebih dari 2200 merchant F&B aktif di seluruh Indonesia telah menggunakan DigiResto.

“Pada fase pertama DigiResto, DMK akan memanfaatkan kemitraan yang ada dalam ekosistem grup MCAS, yang akan membantu percepatan yang dibutuhkan platform kami untuk mendorong lebih banyak pelanggan dan pelaku usaha untuk bergabung,” kata Anis.

Rencana perluas area layanan

Meskipun saat ini layanan pengiriman makanan dan minuman masih didominasi oleh aplikasi “super app” seperti Gojek dan Grab, namun Digiresto mengklaim memiliki keunikan tersendiri. DigiResto dapat diakses melalui WhatsApp tanpa menginstal aplikasi pihak ketiga tambahan yang diharapkan bisa menarik minat para konsumen yang tidak menyukai beberapa aplikasi fungsi tunggal yang kerap memenuhi smartphone mereka.

Selain itu, Digiresto juga memiliki opsi pembayaran yang komprehensif. DigiResto mampu menerima berbagai opsi pembayaran dan terhubung ke beberapa dompet elektronik. Bank Mandiri saat ini menjadi partner sistem pembayaran untuk DigiResto. Digiresto juga memanfaatkan teknologi artificial intelligence dari grup yang akan membantu meningkatkan feedback dan mekanisme prediksi untuk proses operasional.

“Kami juga memiliki opsi pengantaran yang scalable dengan memanfaatkan layanan SiCepat yang merupakan mitra last mile delivery kami. DigiResto mampu memanfaatkan kemampuan dan keahlian logistik SiCepat terutama karena DigiResto memperluas cakupan layanan di luar Jakarta,” kata Anis.

Kondisi pandemi saat ini dimanfaatkan oleh Digiresto untuk menghadirkan inisiatif yang bisa dimanfaatkan oleh mitra, yang ternyata disambut baik kehadirannya, dilihat dari positifnya respons mereka saat Digiresto diluncurkan. Konsep yang ditawarkan oleh Digiresto bisa digunakan oleh mitra untuk tetap menjalankan bisnis, meskipun aturan PSBB diterapkan oleh pemerintah.

“Selain pilihan pengiriman, konsumen juga dapat memilih untuk makan di tempat atau dibawa pulang. Layanan ini tersedia di WhatsApp dan micro-site untuk memungkinkan pengalaman pemesanan yang lebih lancar. Untuk mengakses DigiResto, konsumen cukup menambahkan nomor channel WhatsApp DigiResto dan mulai berinteraksi dengan chatbot tersebut,” kata Anis.

Tahun 2021 mendatang ada beberapa target dan rencana yang ingin dilancarkan oleh Digiresto. Di antaranya adalah memanfaatkan kemitraan yang ada dalam ekosistem grup MCAS, yang akan membantu memulai traksi yang dibutuhkan platform untuk mendorong lebih banyak pelanggan dan pedagang untuk bergabung. Selain itu, Digiresto juga akan bekerja sama dengan Bank Mandiri untuk meningkatkan dan mempercepat proses perluasan jaringan merchant.

“Saat ini, layanan DigiResto terkonsentrasi di Jabodetabek, kami memiliki rencana untuk memperluas layanan secara nasional. Untuk periode sosialisasi awal, kami akan menawarkan pengiriman gratis di wilayah tertentu untuk mempromosikan layanan kami,” kata Anis.