Startup Penyedia Bahan Baku Manufaktur Bababos Raih Pendanaan Awal Dipimpin East Ventures

Platform pengadaan bahan baku manufaktur, Bababos, hari ini (14/03) mengumumkan perolehan investasi tahap awal yang dipimpin East Ventures. Tanpa menyebutkan nominal, perusahaan berencana menggunakan dana segar tersebut untuk membangun platform yang seamless untuk menjembatani manufaktur industri kecil dan menengah (IKM) dengan bahan baku berkualitas dari pemasok terbaik.

Bababos didirikan oleh Fajar Adiwidodo (CEO), Sigit Aryo Tejo (COO), dan Hendrik Panca CFO) pada Q3 2022. Mereka melihat rantai pasok bahan baku yang masih sangat terfragmentasi, khususnya bagi para pelaku IKM. Manufaktur IKM seringkali menghadapi keterbatasan akses ke bahan baku berkualitas, harga yang kurang transparan, dan keterbatasan dukungan finansial untuk modal kerja.

Di sisi lain, para pemasok juga seringkali mengalami kesulitan dalam merencanakan persediaan inventaris karena permintaan yang tersebar. Bababos coba memecahkan masalah kompleks ini dengan menyediakan solusi rantai pasok end-to-end yang mampu dengan baik mengagregasi permintaan bahan baku dari para manufaktur IKM. Hal ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah signifikan bagi para manufaktur IKM dan juga pemasok bahan baku.

Co-Founder & CEO Bababos Fajar Adiwidodo mengungkapkan, “Bababos hadir untuk menjadi platform pengadaan terpadu (one-stop procurement), bekerja sama dengan para pemasok terpilih dan terbaik untuk memberikan dampak positif dan membawa kemajuan bagi industri manufaktur Indonesia. Kami yakin pendanaan ini akan semakin mendukung misi kami dalam menyediakan akses rantai pasokan yang adil bagi para manufaktur IKM.”

Bababos menerapkan model bisnis managed-marketplace di mana perusahaan berperan aktif dalam proses transaksi dari hulu ke hilir, dari pembelian bahan baku ke supplier hingga pengiriman barang ke customer. Perusahaan juga memanfaatkan teknologi digital dalam menunjang proses bisnis Bababos. Hal ini memungkinkan proses transaksi melalui web aplikasi Bababos terjadi dengan lebih efisien, cepat, dan akurat.

Terdapat tiga solusi utama yang ditawarkan, yaitu penyediaan bahan baku manufaktur, agregasi permintaan, dan fasilitas tempo. Perusahaan menawarkan efisiensi bagi para manufaktur IKM untuk harus mengelola berbagai pemasok melalui solusi belanja terpadu (one-stop-shop) dalam melakukan pengadaan berbagai bahan baku produksi, mulai dari baja dan berbagai logam lainnya, hingga polimer dan bahan kimia.

Dari segi monetisasi, Bababos mengaku menerapkan margin yang wajar, juga mengusahakan harga terbaik dengan mengumpulkan dan mengelompokkan permintaan bahan baku dari banyak pembeli. Fasilitas tempo sendiri merupakan pembayaran fleksibel untuk meringankan beban finansial dari para pelaku IKM manufaktur, sehingga pelaku IKM dapat fokus pada tujuan bisnis utama mereka yaitu memproduksi barang jadi berkualitas tinggi.

Sejak diluncurkan, Bababos telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa sejak diluncurkan, tercatat pertumbuhan pendapatan bulanan rata-rata yang melebihi 100%. Saat ini Bababos melayani lebih dari 50 manufaktur IKM, dengan beberapa di antaranya telah mengalami peningkatan bisnis 2-3 kali lipat setelah bermitra dengan Bababos.

Dalam keterangan resmi, Partner East Ventures Melisa Irene mengungkapkan, “Bababos adalah salah satu bukti nyata dari solusi berbasis teknologi untuk industri konvensional yang sangat terfragmentasi. Kami yakin Bababos dan solusinya membuka banyak peluang untuk para pelaku IKM, tulang punggung dari ekonomi negara, di industri yang memiliki potensi yang tinggi.”

Fokus pada manufaktur IKM

Perkembangan industri manufaktur menjadi satu hal yang sangat krusial terhadap kemajuan ekonomi Indonesia, saat ini Industri manufaktur menyumbang sekitar 20% dari GDP Indonesia. Di dalam industri manufaktur, IKM merupakan tulang punggung karena memiliki peran yang sangat penting dalam pemenuhan produksi barang jadi di Indonesia.

Akan tetapi, karena business size yang cenderung lebih kecil, IKM seringkali tidak mendapatkan fasilitas dan akses supply chain terbaik, terutama dalam pengadaan bahan baku. Masalah inilah yang kemudian menginspirasi para founder untuk mengembangkan Bababos, yang memiliki visi menjadi platform pemenuhan bahan baku terbaik bagi para IKM manufaktur di Indonesia.

Bababos mengintegrasikan pendekatan yang modern ke dalam industri tradisional dengan mendigitalisasi semua proses pengadaan dan memanfaatkan big data untuk mengelompokkan permintaan secara akurat berdasarkan kebutuhan bahan baku dan persebaran geografis. Hal ini memungkinkan pengiriman yang lebih cepat dan tepat waktu dari pemasok ke pelanggan, memberikan pengalaman yang seamless dan penghematan biaya.

Manufaktur IKM secara instan mendapatkan akses ke bahan baku berkualitas dengan harga yang kompetitif, sementara para pemasok mendapatkan akses ke permintaan agregat melalui platform Bababos. Hal ini dinilai akan berdampak positif terhadap perencanaan dan utilisasi produksi pemasok.

Dalam wawancara terpisah, Fajar juga mengungkapkan, “Ke depannya, Bababos berencana untuk terus mengembangkan sistem internal agar dapat menyediakan layanan yang semakin maksimal kepada para manufaktur IKM dan juga memberikan kemudahan bagi supplier sebagai partner Bababos. Saat ini, customer Bababos dapat bertransaksi dan memantau proses transaksi secara digital melalui situs Bababos.”

Hingga saat ini, Bababos hadir di Jabodetabek beserta Jawa Timur. Sesuai dengan misinya untuk membantu sebanyak mungkin manufaktur IKM dalam hal pemenuhan bahan baku, Bababos juga berharap dapat segera menjangkau lebih banyak manufaktur IKM seiring dengan pengembangan layanannya.

Selain Bababos, sudah ada beberapa pemain yang menyediakan solusi serupa pengadaan yang berfokus pada bahan bangunan termasuk Tokban, Proyekin, dan BukaBangunan.

Imbas Pariwisata Lokal Meningkat, Bisnis Hotel Bujet Melesat

Genap tiga tahun terkena dampak pandemi, industri pariwisata tanah air diprediksi memasuki babak baru tahun ini. Pemulihan sudah terlihat dan industri ini perlahan mulai bangkit. Hal ini juga tercermin dari kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia serta peningkatan jumlah perjalanan domestik..

Berdasarkan data BPS, dari Januari hingga Oktober 2022, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 3,92 juta kunjungan, naik 215,16 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama di tahun 2021. Peningkatan juga terlihat dari angka perjalanan domestik di Indonesia.

Di akhir tahun 2022 lalu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan bahwa Indonesia telah memecahkan all time record dengan lebih dari 800 juta pergerakan wisatawan domestik sepanjang tahun. Angka ini melampaui jumlah perjalanan domestik sebelum pandemi sebanyak 722,16 juta pada 2019.

Jumlah perjalanan domestik di Indonesia selama 2012-2021 (dalam juta). Sumber: Statista

Bangkitnya industri pariwisata turut menghadirkan peluang dan tantangan baru bagi para pelaku industri. Pasalnya selama pandemi ada pergeseran kebiasaan berlibur pada masyarakat dan para pelaku usaha terkait yang ingin mengembangkan bisnisnya harus berusaha untuk tetap relevan dengan tren dan kebutuhan masyarakat saat ini.

Pergeseran tren pariwisata

Pada 2021, ketika pembatasan interaksi mulai longgar dan akses vaksin sudah merata, wisatawan domestik menjadi penggerak kinerja sektor ini. Mengingat risiko virus masih tinggi, alih-alih melakukan perjalanan internasional, wisatawan gencar mengeksplorasi wisata domestik. Menurut data Statista, terdapat lebih dari 603 juta perjalanan domestik terjadi di Indonesia.

Berdasarkan data Pegipegi Travel Report 2022 , hasil survei secara online terhadap lebih dari 450 pelanggan menunjukkan bahwa 49 persen responden telah traveling lebih dari lima kali, dan 44 persen lainnya traveling sebanyak 2–4 kali sepanjang tahun. Sebagian besar dari mereka menyukai traveling di dalam kota maupun menuju destinasi-destinasi di luar kota.

Terkait perencanaan kegiatan liburan, mayoritas responden atau sekitar 82 persen, mengalokasikan budget secara rinci untuk kebutuhan traveling, mencakup biaya transportasi, akomodasi, konsumsi, dan kebutuhan lainnya. Adapun rentang alokasi budget yang dikeluarkan responden untuk satu kali perjalanan yaitu sekitar Rp1 juta–Rp3 juta (sebesar 36 persen) dan Rp3 juta–Rp5 juta (sebesar 25 persen).

Sumber: Pegipegi Travel Report 2022

Melihat data di atas, salah satu yang diproyeksi akan menjadi tren masa depan industri pariwisata adalah budget travel yang berarti bepergian dengan biaya minim. Dari sini, lahir beberapa konsep liburan baru. Salah satunya staycation, konsep ini mengedepankan sisi praktis liburan yang dilakukan di rumah atau area dalam kota.

Di samping itu, satu hal yang juga memengaruhi pariwisata lokal semakin meningkat adalah konsep kerja di beberapa perusahaan yang masih menerapkan WFA atau work from anywhere. Hal ini memungkinkan para pekerja untuk lebih fleksibel dan bisa bekerja dari mana saja, termasuk area wisata. Tren liburan sambil bekerja ini juga disebut workation.

Laporan dari Asia Travel Leaders Summit juga menyebutkan bahwa karakter wisatawan milenial Indonesia merupakan yang paling memperhatikan keterjangkauan harga jika dibandingkan dengan karakter wisatawan China, Singapura, dan India. Pertumbuhan tren budget travel ini tentunya mendorong bisnis hotel bujet yang sebagian besar dipilih karena keterjangkauan harga.

Industri hotel bujet mulai ekspansi

Di Indonesia sendiri, industri hotel bujet mulai ramai ketika pemain global masuk dan menyasar pasar Indonesia. RedDoorz menjadi salah satu pionir yang masuk ke Indonesia di tahun 2015. Perusahaan menganut model bisnis bekerja sama dengan properti yang bersifat kecil dan independen.

Pada dasarnya, model bisnis ini tidak jauh berbeda dengan pemain hotel bujet terbesar di India, OYO, yang akhirnya ikut masuk ke pasar Indonesia di tahun 2018. Kedua platform ini menawarkan renovasi, pengelolaan manajemen hotel, serta pemberdayaan bagi pegawai dalam mengelola akomodasi.

Selain mengakibatkan perubahan tren, kehadiran pandemi juga melahirkan fenomena baru yang tengah berlangsung di industri hotel bujet. Jika sebelumnya kebanyakan hotel berbintang memperluas jangkauan dengan membuka cabang hotel bujet, kini hotel bujet mulai memperluas jangkauan dengan menambahkan segmen pelanggan, termasuk premium.

RedDoorz mulai menerapkan strategi baru untuk menjadi perusahaan new age hospitality dengan membangun merk hotel baru “Sans Hotel” di akhir tahun 2020. Melalui brand ini, perusahaan menargetkan pelancong dari generasi Z dan milenial dengan mengedepankan konsep akomodasi yang youthful, design inspired, dan warmth, memadukan teknologi pintar dan harga terjangkau.

Perubahan strategi ini terbukti menghantarkan perusahaan mencapai break even point (BEP) atau tidak lagi merugi.

“Melalui implementasi strategi dan fundamental bisnis yang berfokus kepada property owners dan customers, kami berhasil memenuhi janji kami untuk mencapai BEP di tahun 2022,” ujar Regional VP Marketing RedDoorz Henry Manampiring.

Selain Sans Hotel, RedDoorz juga memiliki Urbanview Hotel untuk para urban traveler, Sunerra Hotel yang cocok bagi keluarga yang menginginkan layanan berkelas, KoolKost yang cocok untuk akomodasi jangka panjang, serta The Lavana yang akan segera diluncurkan. Selama tujuh tahun beroperasi, RedDoorz telah mengakomodasi sekitar 3 ribu properti di 257 kota di seluruh Indonesia.

Country Operation Head OYO Indonesia Hendro Tan mengungkapkan, “Tren perjalanan saat ini menunjukkan bahwa wisatawan mencari tempat menginap yang nyaman, sehingga permintaan pada akomodasi premium diperkirakan akan naik secara signifikan.”

OYO sendiri disebut tengah menggenjot akomodasi di segmen bisnis dan premium di Indonesia sebagai core market-nya di Asia Tenggara dan global. “Indonesia menjadi kunci dari rencana pertumbuhan bisnis dalam skala global, OYO telah membuktikan transformasinya, dan berfokus pada properti premium,” tegasnya.

Beberapa pilihan akomodasi segmen premium OYO, termasuk Townhouse OAK, Townhouse, Collection O, dan Capital O. “Kami juga ingin menjalin kemitraan yang kuat dengan pelanggan kami di kota-kota bisnis dan kota tujuan rekreasi, dengan penetrasi yang lebih kuat ini kami yakin untuk terus menambah portofolio kami untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, serta menerapkan lokalisasi produk dan layanan,” tutupnya.

Dengan konsep yang berbeda, bobobox menyasar pasar hotel bujet di Indonesia dengan menawarkan layanan hotel kapsul yang mengutamakan efisiensi ruang. Didirikan pada 2018, bisnis hotel kapsul Bobobox telah melejit dengan total okupansi sebanyak 922 kamar di 16 lokasi yang tersebar di sejumlah kota besar di Indonesia.

Perusahaan juga memiliki cabang premium yang diberi nama bobocabin. Tahun ini, Bobocabin menjadi fokus ekspansi Bobobox dengan menjangkau lebih banyak daerah di Indonesia, diantaranya Padusan, Jawa Timur, dan Ubud, Bali. Harapannya, ekspansi yang dilakukan Bobobox dapat berkontribusi terhadap perekonomian serta pemberdayaan sosial daerah setempat.

Tantangan dan peluang

Industri pariwisata memang sempat mengalami titik terendah pada awal pandemi yang memicu pembatasan mobilitas masyarakat secara besar-besaran. Pada 2020, salah satu pelaku industri, Airy, memutuskan untuk menutup bisnis secara permanen setelah dilaporkan telah memberhentikan 70 persen jumlah karyawannya.

Hal ini juga menimpa pelaku industri lainnya seperti OYO yang mencatat tingkat okupansi mitra hotel anjlok sebanyak 60%. Tidak hanya kondisi fisik, mental pun juga terdampak. RedDoorz sendiri sempat meluncurkan program Hope Hotline untuk menyediakan layanan sesi penyuluhan kepada mitra secara online.

Di samping pandemi, CEO Bobobox Indra Gunawan juga mengungkapkan bahwa selama beberapa dekade, ada beberapa hal yang masih menjadi penghambat terbesar dari bisnis akomodasi, seperti modal yang tinggi, standar yang tidak konsisten, dan profitabilitas yang rendah. “Hal inilah yang ingin kami lawan di Bobobox,” tegasnya.

Selain skena jaringan hotel kapsul, bobobox juga menawarkan model bisnis kemitraan untuk investor yang berminat masuk ke bisnis bobobox. Mereka dapat terlibat pendanaan proyek, maupun bekerja sama terkait kepemilikan lahan.

Di tengah isu perlambatan ekonomi global, perekonomian nasional terus menunjukkan resiliensi dan beranjak pulih lebih cepat. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan IV-2022 yang tumbuh solid sebesar 5,01% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Indonesia di sepanjang tahun 2022 bahkan mencapai 5,31% (ctc), kembali mencapai level sebelum pandemi.

Melihat hal ini, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga optimistis bahwa Indonesia memiliki potensi wisatawan domestik yang cukup besar untuk menyokong industri pariwisata tanah air. Tahun ini, pemerintah telah menargetkan sekitar 1,2-1,4 miliar pergerakan perjalanan wisatawan domestik serta 3,5-7,4 juta kunjungan wisata mancanegara.

Pada awal Februari 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mengumumkan total 5,47 juta kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2022 penuh. Angka ini memang masih jauh dari total kunjungan sebelum Covid-19 sebanyak 16,11 juta wisatawan pada 2019. Namun, krisis COVID-19 telah merusak jumlah wisatawan Indonesia secara struktural. Maka dari itu, dibutuhkan waktu yang tidak sebentar dan proses yang tidak instan untuk bisa pulih secara menyeluruh.

Alchemy Pay Peroleh Lisensi untuk Beroperasi di Indonesia

Platform payment gateway untuk transaksi kripto asal Singapura Alchemy Pay resmi memperoleh lisensi dari Bank Indonesia untuk mengoperasikan layanan pengiriman uang dan remitansi. Lisensi ini didapat melalui kerja sama Alchemy Pay dengan perusahaan fintech lokal, yakni PT. Berkah Digital Pembayaran.

Berdasarkan data Bank Indonesia, PT Berkah Digital Pembayaran atau lebih dikenal dengan BDPay telah terdaftar sebagai Penyedia Layanan Pembayaran dengan lisensi kategori 3. Platform ini menawarkan layanan pengiriman uang lokal dan lintas batas untuk klien ritel dan korporat. Selain itu, BDPay juga menyediakan layanan gaji klien dan transfer ke-136 bank di Indonesia.

“Kerja sama ini memungkinkan kedua perusahaan untuk menawarkan metode pembayaran yang lebih baik kepada pengguna maupun klien di Asia dan mengurangi biaya operasional layanan terkait,” demikian tertulis dalam laman medium Alchemy Pay pada 27 Februari 2023.

Didirikan pada 2018, Alchemy Pay dikenal sebagai penyedia layanan penukaran fiat on & off-ramp, pembayaran kripto, dan checkout NFT ke platform Web3. Perusahaan memungkinkan pedagang online dan offline untuk melakukan penukaran dari fiat ke kripto, begitupun sebaliknya. Hal ini menyederhanakan onboarding ke ekosistem blockchain dan mempermudah akses ke layanan Web3.

Alchemy Pay dikenal melalui kemitraannya dengan beberapa perusahaan pemimpin global seperti Binance, Shopify, NIUM, dan QFPay. Saat ini, perusahaan juga memiliki token kripto utilitasnya sendiri yang disebut ACH Coin. ACH merupakan token kripto ERC20 asli dari blockchain Ethereum.

Perusahaan meningkatkan aksesibilitas terhadap kripto dengan layanan langsung ke pelanggan. Solusi pembayaran ini telah diintegrasikan oleh banyak platform Web3 dan penerbit token cryptocurrency dari bermacam kalangan. Dilansir dari situs resmi Alchemy Pay, pengalaman tim pendiri di sektor keuangan dan teknologi tradisional menempatkan Alchemy Pay dalam posisi unik untuk mengatasi hambatan lama dan mendorong adopsi arus utama.

Layanan yang yang disediakan Alchemy Pay juga telah mendukung pembayaran melalui Mastercard, Visa, Google Pay, Apple Pay, dan sejumlah dompet seluler regional lainnya, termasuk BDPay. Selama hampir lima tahun beroperasi, perusahaan telah berhasir melebarkan sayapnya ke 173 negara.

Perkembangan industri kripto di Indonesia

Salah satu implementasi dari blockchain, yaitu aset kripto, terus mengalami perkembangan di Indonesia. Pemerintah juga memberikan dukungan dengan melakukan penyesuaian regulasi. Tujuannya, pelaku industri dapat menyelenggarakan ekosistem kripto yang wajar dan adil, serta mengutamakan perlindungan bagi masyarakat sebagai pelanggan.

Laporan  “Indonesia Web3 Landscape dan Crypto Outlook 2022” yang dirilis Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I) dan Indonesia Crypto Network (ICN) menunjukkan bahwa terdapat 569 perusahaan atau startup terdaftar di sistem Online Single Submission (OSS) yang masuk dalam kategori “Aktivitas Pengembangan Teknologi Blockchain” dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Industri (KBLI) 62014.

Lanskap industri Web3 di Indonesia. Sumber: Indonesia Cypto Outlook 2022

Pengawasan dan pengaturan perdagangan aset kripto saat ini masih menjadi bagian dari kewenangan Bappebti. Hal itu mengacu pada Peraturan Bappebti Nomor 13 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Bappebti Nomor 8 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Perdagangan Pasar Fisik Aset Kripto di Bursa Berjangka.

Kementerian  Perdagangan  juga  menargetkan  Indonesia  akan  memiliki  kelembagaan  bursa aset kripto yang secara khusus menjadi tempat perdagangan aset kripto setidaknya pada pertengahan tahun 2023. Kelembagaan bursa aset kripto diperlukan karena diperkirakan pada 2023 aset kripto akan mengalami  perkembangan  yang  pesat.

Adapun volume transaksi kripto Indonesia di tahun 2022 berada di angka Rp290 triliun. Menurut data dari Bappebti, per Januari 2023, terdapat sekitar 16,86 juta investor aset kripto di Indonesia. Angka ini jauh lebih besar dibanding total investor di pasar modal yang hanya mencapai 9,98 juta investor.

Dua Startup “Impact” Asal Indonesia Terima Dana Hibah dari The Incubation Network

Dua startup asal Indonesia, Bank Sampah Bersinar dan Kibumi, terpilih mengikuti program “Plastic Waste to Value Southeast Asia Challenge” yang diselenggarakan oleh The Incubation Network. Keduanya termasuk dalam lima peserta terpilih mengikuti program yang bertujuan untuk mendorong kegiatan daur ulang dan upcycling sampah plastik.

Program ini merupakan hasil kerja sama The Incubation Network, Global Plastic Action Partnership, Uplink by the World Economic Forum, dan Alliance to End Plastic Waste yang akan memberikan dana hibah sebesar $72.000 atau sekitar Rp1 miliar bagi inovator terpilih. Adapun, dana hibah tersebut berasal dari Alliance to End Plastic Waste, dan didukung oleh SecondMuse, The Circulate Initiative, Global Affairs Canada, serta DEFRA.

Nicholas Kolesch mewakili Alliance to End Plastic Waste mengungkapkan bahwa sejak awal perusahaan telah terlibat serta terhubung dengan banyak pengusaha yang merintis inovasi dan model bisnis baru untuk meningkatkan pengelolaan dan sirkularitas sampah plastik. “Kami berusaha mendukung startup agar dapat menunjukkan solusi model bisnis yang layak secara teknis, ekonomi, serta memposisikannya untuk investasi, penskalaan, dan replikasi,” jelasnya.

Selanjutnya, dana hibah yang telah disalurkan rencananya akan digunakan untuk mendorong kapasitas operasional bisnis dan meningkatkan fasilitas kerja. Kesempatan ini memungkinkan setiap inovator untuk mengelola, memproses, dan mendaur ulang sampah plastik dalam jumlah yang lebih besar.

Selama lima bulan program ini berjalan, kelima inovator diberi akses ke  berbagai sumber daya dan dukungan, termasuk lokakarya, penyesuaian mentor, serta peluang memperluas jejaring. Terdapat sembilan pakar yang datang dari kalangan pemimpin bisnis, ahli keuangan, pakar pemasaran dan hubungan masyarakat, dan spesialis investasi bertindak sebagai mentor.

Selain itu, para inovator juga dibekali dengan persiapan dalam pengembangan bisnis melalui lokakarya yang berfokus pada pengelolaan dan daur ulang sampah, pemasaran, dan lainnya. Wawasan dan arahan yang diperoleh dari kegiatan ini diharapkan dapat menyempurnakan strategi pemasaran mereka untuk melayani pasar yang lebih luas.

CEO Bank Sampah Bersinar Fei Febri mengungkap, “berkat hibah yang kami terima dari program ini, kami dapat berinvestasi dalam truk pick-up sampah baru. Peluang ini juga memungkinkan kami untuk mengumpulkan lebih banyak sampah dari bank sampah unit binaan kami.”

Didirikan pada 2019, The Incubation Network merupakan kemitraan antara organisasi nirlaba, The Circulate Initiative dan perusahaan inovasi dan dampak, SecondMuse. “Dalam waktu tiga tahun, perusahaan telah memberikan bantuan peningkatan bisnis kepada 358 startup, setara dengan mencegah hampir 148 ribu metrik ton pencemaran sampah plastik ke lingkungan,” ungkap Global Head of Circularity SecondMuse Simon Baldwin.

Kinerja pengelolaan sampah di Indonesia

Berdasarkan data UNEP (2017), Indonesia diketahui menjadi negara penghasil sampah terbesar di Asia Tenggara dengan angka 64 juta ton per tahunnya. Dengan populasi penduduk tertinggi ke-4 di dunia dan rendahnya kesadaran masyarakat, mendukung budaya daur ulang sampah menjadi tantangan besar yang harus dihadapi bangsa ini.

Mengutip Data Indonesia, kinerja pengelolaan sampah Indonesia disebut semakin membaik pada 2022. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaporkan, skor Indeks Kinerja Pengelolaan Sampah (IKPS) di Indonesia sebesar 50,25 poin pada 2022. Nilai tersebut mengalami kenaikan 0,38% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 50,06 poin.

 

Sumber: Data Indonesia

Capaian ini tidak dapat dipisahkan dari fakta bahwa semakin banyak startup ataupun layanan pengelolaan sampah di Indonesia. Di Indonesia sendiri, selain kedua penerima dana hibah di atas, startup yang menawarkan layanan manajemen sampah termasuk OctopusDuitin, dan Rekosistem.

MTARGET Meluncurkan Asisten Penulis Email Berbasis AI “DIA”

Platform SaaS untuk otomasi pemasaran MTARGET resmi meluncurkan Digital Intelligence Assistant (DIA), sebuah asisten penulisan email berbasis artificial intelligence (AI). Fitur email berbasis AI yang disebut pertama di Indonesia ini didesain untuk mengatasi masalah writer’s block dan blank page syndrome yang sering dialami para penulis konten, termasuk email marketer.

Sebelumnya, pada Januari lalu, MTARGET terpilih sebagai salah satu startup Indonesia yang berpartisipasi dalam program Microsoft Founders Hub. Kemitraan ini turut berperan penting dalam mengembangkan DIA dengan dukungan dari tenaga OpenAI, perusahaan yang mengembangkan ChatGPT. Microsoft sendiri diketahui masuk sebagai jajaran investor OpenAI.

Fitur DIA sudah dapat dinikmati oleh semua pengguna MTARGET di halaman dashboard masing-masing. Asisten pintar berbasis AI ini bekerja layaknya manusia dengan menuliskan subject, preheader, dan body email sesuai perintah yang diterima. Solusi ini memungkinkan tim pemasaran untuk fokus pada strategi yang lebih besar dan menyediakan waktu untuk mengerjakan hal lain.

Dalam menggunakan fitur ini, pengguna dapat memulai dengan menuliskan prompt, kemudian sistem AI akan menampilkan kata-kata yang sesuai dengan arahan tersebut. Hasilnya pun dapat diedit dan disesuaikan kemudian. Alih-alih membuat orang jadi malas, DIA disebut akan membantu pekerja jadi lebih produktif dan menghemat waktu.

CEO MTARGET Yopie Suryadi meyakini bahwa teknologi ini dapat membantu perusahaan meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam email pemasaran mereka. Selain itu, industri retail dan keuangan disebut sebagai dua sektor yang paling banyak merasakan manfaat solusi ini mengingat pengguna email marketing paling banyak datang dari dua sektor tersebut.

Yopie menilai produk ChatGPT dari OpenAI terbilang yang terbaik dengan hype masih mengular hingga saat ini. Meski begitu, model AI yang digunakan oleh DIA tidak bersifat conversational seperti ChatGPT. Hal ini yang membuatnya sangat cocok untuk digunakan dalam email marketing.

“Risiko tentu ada, mungkin error atau apapun. Namun, saya tidak melihat ini sebagai halangan utama karena memang diperuntukkan untuk membantu (assist) bukan untuk membuat sebuah tulisan. Tetap diperlukan skill dan kreativitas si penulis,” tambahnya.

Di global sendiri, platform email marketing pihak ketiga, Mailchimp sempat meluncurkan kampanye serupa di Super Bowl. Namun, saat ini fitur tersebut diketahui hanya untuk menulis subject, belum sampai ke tahap isi konten.

Fokus selanjutnya

Didirikan pada 2016, MTARGET merupakan rebranding dari platform SaaS pemasaran email MailTarget. Sebagai penyedia tools dan layanan email, perusahaan memahami kebutuhan industri di tiap perkembangan zaman. Saat ini MTARGET fokus pada visinya untuk menyediakan software kapabilitas email yang cepat, mudah, dan terjangkau untuk industri keuangan dan retail.

Melalui fitur email berbasis AI ini, MTARGET berupaya menunjukkan komitmennya dalam menyediakan solusi inovatif bagi bisnis di Indonesia. Dengan semakin banyak solusi yang memanfaatkan kemampuan teknologi, hal ini ditakutkan menjadi ancaman bagi eksistensi para pekerja di sektor terkait.

Seperti diketahui, Microsoft sempat mengumumkan PHK sekitar 10.000 karyawan sebagai langkah efisiensi setelah perusahaan memutuskan untuk menambah investasi ke perusahaan teknologi OpenAI. Terkait hal ini, Yopie mengakui bahwa kondisi MTARGET ketika pandemi tidak baik-baik saja. Meskipun begitu, perusahaan mempertahankan untuk tidak melakukan layoff.

Secara personal, Yopie memiliki prinsip untuk tidak diperbudak oleh teknologi, melainkan menggunakan teknologi sebagai sarana penunjang. “Bukannya mengancam, teknologi menambah value dari pekerja itu sendiri. Banyak hal-hal yang bisa dipelajari dan diimplementasikan. Seperti punya mentor atau coach pribadi di dunia kerja. Itulah yang langka di zaman sekarang,” tegasnya.

Saat ini MTARGET fokus untuk menjadi the email company sebagai identitas utamanya, Produk yang akan diluncurkan di masa depan akan sangat bervariatif, dan semuanya berpusat di email.

“Di Q1 2023 ini, kami sudah meluncurkan dua produk baru, yakni SONAR-Email Tracker (Google Chrome Extension) dan Purify-Email Database Cleansing Tools.
Fokus utama adalah mendapatkan revenue dan mempertahankan profitability. We may not be the biggest yet, but we’re definitely the best for now,” tutupnya.

RateS Tutup Sementara Semua Akses Pergudangan

Platform social commerce berbasis keanggotaan RateS tengah menempuh jalur efisiensi bisnis. Hal ini terlihat dari unggahan terkini perusahaan di laman media sosialnya terkait penutupan sementara semua gudang RateS per tanggal 28 Februari 2023.

Disampaikan, RateS akan tetap memproses pesanan yang masuk sebelum 28 Februari 2023 pukul 23.59 WIB. Per 2022, RateS tercatat memiliki enam gudang penyimpanan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Tim DailySocial.id sempat menghubungi Co-Founder dan COO RateS Albert Ho terkait hal ini. Ia mengaku bahwa langkah tersebut adalah bagian dari efisiensi. “Kami memutuskan untuk menghentikan order dari gudang,” ucapnya.

Ia juga menambahkan bahwa penutupan ini bersifat sementara. “Kami tidak berencana untuk pivot. Saat ini, kami sedang fokus pada sektor yang menghasilkan lebih banyak margin, seperti pesanan marketplace dan lainnya.”

RateS didirikan pada 2016 dengan misi awal membantu transaksi e-commerce lintas negara lebih efisien dan mudah diakses. Seiring perkembangan industri, aplikasi RateS memungkinkan siapa saja bisa berjualan (menjadi reseller) tanpa harus membeli stok barang terlebih dulu.

Pengguna bisa membuat sebuah lapak online berisi berbagai produk sesuai yang ada di katalog RateS, selanjutnya mempromosikannya melalui kanal online dan offline yang dimiliki. Sebagai mitra, reseller akan mendapatkan harga beli khusus dan harga jual ke konsumen sehingga mendapatkan keuntungan.

Startup lulusan program PayPal Incubator di Singapura ini juga telah beberapa kali melakukan penggalangan dana. Pada awal 2022 lalu, perusahaan mengumumkan pendanaan segar senilai $6 juta dalam bentuk ekuitas dan debt.

Dalam pemberitaan terakhir, Albert mengungkap investasi tersebut rencananya dilanjutkan dengan penggalangan dana seri B yang ditargetkan rampung tahun ini. Perusahaan juga tertarik untuk menjajaki produk pembiayaan menyusul bergabungnya Kasikorn Bank dalam jajaran investor.

Terkait bisnisnya di Indonesia, RateS mengaku telah mengalami pertumbuhan pesat pada 2021, dengan peningkatan 4x lipat sejak tahun 2020. Menurut data terkini, perusahaan telah memerdayakan lebih dari 500 ribu reseller di seluruh Indonesia dan mecetak keuntungan lebih dari Rp30 miliar melalui kurang lebih 1 juta pesanan di aplikasinya.

Tantangan di Indonesia

Pada 2022, DSResearch merilis laporan yang membahas perkembangan ekosistem social commerce di Indonesia. Selama satu dekade terakhir e-commerce telah berhasil menjadi lokomotif industri yang mendorong ragam inovasi digital di berbagai sektor. Namun, masih ada gap yang belum terselesaikan, khususnya terkait pemerataan jangkauan layanan.

Gap tersebut dilandasi berbagai faktor, misalnya terkait distribusi layanan di kota tier 3 atau 4. Sampai dengan literasi digital masyarakat rural yang belum maksimal. Selain itu, tantangan yang masih ditemui adalah bagaimana mereka bisa meyakinkan produsen dan principal untuk bisa bersama memberikan layanan kepada kota-kota tier 2 dan 3. Padahal, kota-kota tier 2 dan 3 saat ini disebut tengah mengalami kemajuan pesat.

Berdasarkan laporan Alpha JWC Ventures bersama Kearney terkait potensi pertumbuhan digital non-metropolitan Indonesia, ekonomi digital di area tier 2 dan 3 diproyeksi tumbuh lima kali lipat dalam lima tahun ke depan. Hal ini diperkuat sejumlah faktor, antara lain pertumbuhan makro ekonomi, adopsi layanan digital, hingga upaya pemerintah mendorong ekosistem startup digital di kota tier 2 dan 3.

Sementara, menurut proyeksi dari McKinsey, nilai GMV yang akan dihasilkan industri e-commerce di Indonesia akan mencapai $65 miliar pada 2022 mendatang. Social commerce sendiri memiliki dapat menyumbang sampai $25 miliar pada capaian tersebut.

Di Indonesia, sudah ada beberapa layanan social commerce yang beroperasi, termasuk Evermos, Dagangan atau Woobiz yang menekankan pada aspek pemberdayaan perempuan di daerah. Secara ekosistem, pemain social commerce lokal juga terus berdatangan dengan pendekatan yang unik. Namun satu hal yang menjadi misi utama, dilakukan semua platform, adalah menyasar kalangan pengguna di kota-kota kecil.

Perkuat Lini Wealthtech, Induk Shopee Akuisisi Perusahaan Sekuritas

Sea Group menunjukkan keseriusannya untuk menggarap lini bisnis wealthtech  dengan mengakuisisi perusahaan sekuritas PT Yuanta Asset Management, melalui mitra bisnisnya, Andy Indigo. Yuanta Asset Management kini resmi tercatat di OJK dengan nama PT Sea Aset Manajemen.

Ini bukan inisiatif pertama yang dilakukan Sea Group untuk masuk ke ranah manajemen investasi. Sebelumnya, anak perusahaan Sea Group, Shopee telah bekerja sama dengan startup wealthtech Bibit untuk menyediakan fitur Investasi Reksa Dana dan Investasi Pintar dalam platformnya. Kolaborasi ini diharapkan mempermudah akses bagi para pengguna Shopee untuk masuk ke pasar modal.

Di samping itu, perusahaan juga sempat bekerja sama dengan Pegadaian untuk menghadirkan Tabungan Emas di aplikasi Shopee. Layanan ini memungkinkan seluruh lapisan masyarakat yang terdaftar di aplikasi Shopee untuk mulai berinvestasi emas hanya dengan Rp500, membeli dan melakukan transfer emas ke sesama pengguna.

Ragam inisiatif yang diluncurkan terkait manajemen investasi ini menunjukkan respons perusahaan terhadap meningkatnya minat investasi masyarakat Indonesia. Total jumlah investor di pasar modal Indonesia per 28 Desember 2022 telah meningkat 37,5 persen menjadi 10,3 juta investor dari sebelumnya 7,48 juta investor per akhir Desember 2021.

Nasabah milenial diyakini menjadi katalis utama dalam pertumbuhan bisnis perusahaan rintisan di bidang teknologi manajemen investasi. Menurut Databoks Indonesia, investor pasar modal terbanyak berasal dari generasi milenial yang berusia di bawah 30 tahun. Meskipun begitu,  nilai asetnya dinilai paling rendah di antara kelompok usia lainnya.

Selain itu, kemudahan yang diciptakan semakin menarik minat berbagai lapisan masyarakat untuk mulai berinvestasi. Tak heran banyak perusahaan yang mempertimbangkan untuk masuk ke ranah wealthtech. Di Indonesia sendiri, terdapat sekitar 96 perusahaan yang sudah terdaftar di OJK sebagai manajer investasi per Januari 2023.

Terkait perkembangan bisnis, Sea Group belum lama ini menempuh langkah efisiensi. Hal ini tertuang dalam memo internal dari pendiri Sea Forrest Li yang mengumumkan bahwa perusahaan “perlu fokus pada profitabilitas setelah tahun 2022 yang sulit”, dan menambahkan bahwa ekonomi pada tahun 2023 “mungkin terbukti lebih menantang” di tengah perang yang sedang berlangsung di Ukraina dan meningkatnya tingkat inflasi.

Dengan demikian, perusahaan juga memutuskan untuk menghentikan kenaikan gaji bagi karyawan yang belum dipromosikan. Li juga menambahkan bahwa sebagian besar perubahan telah dilakukan. Sea juga telah memberhentikan lebih dari 7.000 karyawan atau sekitar 10 persen dari tenaga kerjanya pada Desember tahun lalu.

Langkah efisiensi ini juga dilakukan terhadap Garena pada September 2022, termasuk penutupan beberapa proyek besar untuk meningkatkan profitabilitas Sea. Pada bulan yang sama, lebih banyak karyawan Shopee juga diberhentikan, dengan beberapa dari mereka tawaran pekerjaan dibatalkan beberapa hari sebelum mereka mulai bekerja.

Tren akuisisi sekuritas

Aksi akuisisi perusahaan sekuritas dan aset manajemen di Indonesia sendiri kian ramai. Tahun 2022 lalu, terdapat dua perusahaan rintisan (startup) di sektor keuangan atau fintech yang gencar melakukan ekspansi dengan mengakuisisi perusahaan sekuritas hingga bank. Tren akuisisi ini semakin meramaikan ekosistem keuangan digital oleh perusahaan rintisan fintech.

Salah satunya adalah Stockbit yang telah merampungkan proses akusisi atas PT Mahakarya Artha Sekuritas pada awal 2022 lalu. Sebelumnya, fitur trading saham di Stockbit sempat terhenti karena karena kongsi perusahaan dengan Sinarmas Sekuritas telah berakhir per 6 Agustus 2021.

Sebelumnya, platform investasi Ajaib juga telah melakukan inisiatif serupa dengan mencaplok saham PT Primasia Unggul Sekuritas. Dalam pemberitaan sebelumnya, Director of Stock Brokerage Ajaib Sekuritas Anna Lora sempat menyampaikan bahwa akuisisi ini bertujuan memudahkan Ajaib untuk mengembangkan lebih banyak produk di masa depan.

Application Information Will Show Up Here

Ambisi Rangkai Berdayakan Sineas Lokal Melalui Platform Video-On-Demand

Setelah sempat terpukul ketika pandemi melanda, industri perfilman Indonesia kembali bangkit. Berbagai judul film mulai diproduksi dan tayang, baik di bioskop maupun platform digital. Meskipun begitu, jumlah penonton masih terbilang di bawah standar (sebelum pandemi).

Menurut penelitian, terdapat lebih dari 3000 film Indonesia yang bernasib idle, dibuat namun hanya disimpan. Salah satu penyebabnya ditengarai belum sempurnanya infrastruktur perfilman, terutama ekshibisi atau akses menonton. Hanya ada 517 bioskop di Indonesia, lebih dari 60% berada di wilayah Jabodetabek. Hal ini membatasi akses bagi penonton di kota tier 2 dan 3.

Hal ini menginspirasi Rangkai untuk membuat platform yang bisa mempertemukan film Indonesia dengan penonton baru. Selain itu, rendahnya aksesibilitas tayangan lokal berkualitas dengan harga terjangkau juga menjadi alasan lain hadirnya platform video-on-demand ini. Rangkai memiliki visi untuk menjadi ekosistem digital yang menumbuh-kembangkan ekonomi kreatif Indonesia.

Tidak hanya sekadar layanan platform film online, Rangkai memiliki aspirasi untuk turut membangun dan merangkai sektor perfilman Indonesia, dimulai dari film dan komunitas lokal. Sebagai ekshibitor film, pihaknya berkolaborasi dengan sineas dari berbagai kota di Indonesia. Sehingga, karya lokal dapat ditonton dan dinikmati secara nasional.

Founder & CEO Rangkai Redemptus Rangga mengungkapkan, “Kami tidak membatasi film kami menjadi hanya film naratif yang populer. Kami ingin memberikan wadah pada sineas muda sedari mereka di sekolah menengah untuk dapat menunjukan karyanya. Kami menyimpannya sebagai aset yang dapat terus bergulir sebagai pemasukan pasif sineas.”

Dari sisi pengguna, Rangga juga melihat adanya penurunan minat kepada sistem langganan bulanan. Film-film unggulan tersebar di berbagai OTT dengan sistem langganan bulanan. Hal ini memberatkan pengguna karena mereka harus mengeluarkan dana berlangganan yang lebih besar ketika mereka hanya ingin menonton beberapa film saja di sebuah platform.

Maka dari itu, Rangkai.id menggunakan sistem pay-per-view. Pengguna memiliki keleluasaan untuk memilih dan membayar film-film yang ingin mereka tonton – seperti di bioskop – dengan harga yang terjangkau. Tiket film yang mereka beli berlaku selama 24 jam. Perusahaan juga telah bermitra dengan provider dompet digital untuk menambah opsi pembayaran pengguna.

Rangga juga menambahkan bahwa keberdayaan ekonomi para sineas juga menjadi fokus selanjutnya dalam mengembangkan ekosistem. Oleh karena itu, Rangkai menerapkan sistem bagi hasil, tiap tiket yang terjual akan dibagi 50:50 antara platform dan sineas setelah dipotong pajak.

Perusahaan juga membangun sistem metadata untuk sistem pencaharian pengguna yang lebih akurat. Semakin banyaknya film, semakin sulit pengguna mengingat judulnya. Sistem pencaharian film di Rangkai.id dapat mencari momen spesifik di film tersebut meskipun tidak ada di judul. Misalnya, jika ingin mencari kata “Mobil” di kolom search akan keluar film-film dengan adegan mobil dalam filmnya.

Rangkai juga telah melakukan beberapa kerja sama dengan program pemerintah, festival, komunitas, dan akademisi. Film hasil kurasi dalam program kerjasama dapat ditayangkan di program kami. Sehingga, audiens dari masing-masing program kerjasama diharapkan akan tertarik menjadi pengguna Rangkai untuk dapat menonton karya tersebut.

Dari segi kurasi, Rangkai memastikan bahwa tiap produk film atau konten yang tayang memiliki kualitas yang baik dan mengutamakan inklusivitas dari berbagai kota di Indonesia. Hingga saat ini, Rangkai telah berhasil menjual lebih dari 25 ribu tiket dengan lebih dari 111 koleksi film lokal pilihan.

Ia juga mengungkap 4 hal yang menjadi tantangan selama menjalani legalitas, pendanaan, kepercayaan industri, kesadaran publik dan penjualan. “Saya rasa selain poin legalitas solusinya adalah waktu dan determinasi kami untuk terus menyebarluaskan informasi terkait Rangkai secara benar dan transparan,” ungkapnya.

Untuk perihal legalitas sendiri ini sifatnya lebih kepada peraturan negara, saya rasa untuk poin ini solusinya adalah untuk tetap terus aktif serta berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan hingga kompetitor, untuk dapat bersama membangun wadah yang berdampak baik dan benar bagi masyarakat luas, khususnya sektor perfilman Indonesia.

Potensi dan fokus ke depan

Tidak bisa dimungkiri bahwa pandemi Covid-19 memberikan banyak dampak negatif dan positif di sektor perfilman Indonesia. Tahun ini disebut sebagai momentum yang tepat untuk dapat mengembangkan dan mendorong ekosistem perfilman bersama. Selama dua tahun ke belakang, ketika membangun Rangkai, Rangga turut mengobservasi sektor perfilman Indonesia.

Ia mengungkapkan bahwa sektor perfilman Indonesia memiliki dinamika yang menarik karena berhubungan erat dengan kesenian dan kebudayaan serta menjadi salah satu poin utama di sektor ekonomi kreatif. Rangga pun melihat kenaikan dari sisi kuantitas dan kualitas film Indonesia. Hal ini menjadi salah satu acuan bahwa kondisi perfilman Indonesia saat ini lebih baik dan memiliki potensi yang besar.

Disrupsi teknologi saat pandemi covid-19 menjadi salah satu pengaruh gaya hidup seseorang khususnya dalam mendapatkan kebutuhan hiburan. Meskipun Rangkai.id hadir di masa pandemi, produk kami tidak meresponx secara langsung akan kebutuhan di masa pandemi saja. Keberlanjutan menjadi fokus utama melihat kebutuhan konsumen akan hiburan digital lokal serta sejalan dengan perkembangan teknologi yang ada.

“Harus kami akui, bahwa disrupsi teknologi saat pandemi covid-19 memberikan dampak percepatan edukasi produk Rangkai.id kepada pengguna kami. Selain itu, saat ini mulai terjadi tren pertumbuhan di sektor ekonomi kreatif Indonesia. Rangkai melihat potensi dan kemajuan produk digital ekonomi kreatif, khususnya di sektor perfilman, sejalan dengan pesatnya perkembangan teknologi secara global,” ungkap Rangga.

Fokus perusahaan di tahun pertama adalah mencari bentuk model bisnis yang menuai profit. Perusahaan memutuskan untuk bermain di ranah profit game. “Dan sangat bersyukur, atas kerja-bersama semua pihak khususnya tim kecil kami yang hebat, Rangkai.id sudah membukukan keuntungan/profit di tahun pertama,” tambahnya.

Di tahun ini perusahaan akan mengarahkan fokus pada peningkatan kapasitas SDM, organisasi dan produk. Kami sudah berencana mencari pendanaan untuk mempercepat serta memperluas pertumbuhan organisasi serta unit bisnis kami, agar dapat menjalankan ekosistem yang sirkuler serta menjadi fondasi infrastruktur digital sektor ekonomi kreatif Indonesia khususnya di perfilman.

“Inisiatif kami untuk lebih hyper-local market, hadir secara langsung dan berjalan bersama dengan sineas, transparansi, sharing economy serta berfokus pada pengembangan infrastruktur digital ekonomi kreatif Indonesia,” tutupnya.

Raih Pendanaan, Startup SaaS “Scrut Automation” Siap Ekspansi ke Indonesia

Startup SaaS Scrut Automation bersiap ekspansi ke Indonesia, Singapura, dan Amerika Serikat setelah memperoleh pendanaan sebesar $7,5 juta atau sekitar 113,7 miliar Rupiah yang dipimpin oleh MassMutual Ventures. Indonesia dan Singapura dinilai sebagai pasar krusial bagi pertumbuhan Scrut di tahap berikutnya.

Dalam keterangan resminya, Co-Founder dan CEO Scrut Automation Aayush Ghosh Choudhury mengungkapkan, “suntikan modal ini akan membantu timnya memperdalam kemampuan produk dan memperluas kehadiran pasar.”

Selain itu, Scrut akan menggunakan dana segar ini untuk menyederhanakan manajemen risiko dan kepatuhan keamanan informasi untuk perusahaan dalam lingkup SaaS, fintech, dan healthtech berbasis cloud. Ketiga industri ini memiliki potensi pertumbuhan yang sangat besar, tetapi juga risiko yang lebih besar sehingga membutuhkan sistem manajemen risiko yang tepat.

Scrut Automation merupakan platform otomatisasi untuk tata kelola, risiko, dan kepatuhan berbasis di India. Scrut didesain untuk menyederhanakan pemantauan keamanan informasi perusahaan berbasis cloud. Platform ini didirikan oleh tiga Co-founder,yaitu  Aayush Choudary, Jayesh Gadewar, dan Kush Kaushik dengan visi memantau keamanan informasi dan membuatnya dapat diakses di seluruh organisasi.

Berawal dari platform otomatisasi tata kelola bisnis, Scrut memperluas jangkauan ke ranah keamanan informasi dalam operasional dan meningkatkan visibilitas risiko yang komprehensif. Saat ini, produk yang sudah dikembangkan, termasuk GRC, solusi satu pintu untuk pengamatan risiko, keamanan informasi, dan kepatuhan.

Sebagai informasi, MassMutual Ventures dikenal aktif mendanai sektor risiko dan keamanan, termasuk prediksi dan manajemen risiko dunia maya, penilaian risiko, keamanan data, serta IoT. Adapun, pendanaan ini juga disuntik oleh investor terdahulu, yaitu Lightspeed India Partners dan Endiya Partners.

Solusi tata kelola bisnis

Kebanyakan perusahaan besar masih menggunakan perangkat Manajemen Risiko Perusahaan (ERM) lama untuk mengelola penilaian risiko dan proses manajemen. Namun, produk ini cenderung sulit diadopsi untuk perusahaan SaaS dan fintech skala menengah. Selain itu juga kebanyakan produk tidak memiliki integrasi yang relevan.

Platform Scrut diklaim mampu meringankan beban perusahaan dalam menjaga keamanan dan kepatuhan hingga 70%. Selain itu juga memantau keamanan informasi perusahaan berbasis cloud berskala kecil, menengah, dan besar untuk memenuhi berbagai standar keamanan informasi.

Scrut membidik perusahaan berskala kecil hingga skala besar di dunia. Scrut juga membantu customer membangun sistem keamanan informasi yang kuat berdasarkan profil risiko mereka sehingga dapat memenuhi lebih dari 20 standar utama, termasuk ISO 27001, SOC 2, GDPR, NIST, CCPA, HIPAA, PCI DSS.

Di Indonesia, sektor fintech diperkirakan memiliki masa depan cerah dengan pertumbuhan CAGR sebesar 15 persen (2022-2027). Nilai transaksi fintech di global diestimasi mencapai $28 triliun pada 2027. Ada lima segmen fintech utama dalam transformasi sektor keuangan di Indonesia, yakni Neobanking, Alternative Financing, Digital Assets, Digital Investment, dan Digital Payments.

Dari sisi healthtech, total ukuran pasar Indonesia di 2018 adalah sebesar $80 miliar. Angka ini diperkirakan terus meningkat hingga 16 persen dalam lima tahun. Dilansir dari Health Investor Asia,  pengeluaran untuk layanan kesehatan publik akan berlipat ganda menjadi $740 miliar pada 2017-2025.

Di Indonesia, belum banyak perusahaan rintisan yang juga menawarkan solusi terkait tata kelola bisnis, seperti RunSystem dan Esensi Solusi Buana. Kedua pemain ini fokus menawarkan solusi ERP.

Sinar Mas Land dan Mitsubishi Luncurkan Layanan Alice Style untuk Penyewaan Barang

Kendaraan investasi milik Sinar Mas Land, Living Lab Ventures (LLV) melalui Living Lab X resmi menghadirkan layanan jasa penyewaan barang “Alice Style” melalui aplikasi OneSmile. Inisiatif ini adalah hasil kolaborasi dengan Peace Tech Lab, penyedia jasa sewa menyewa barang dari Jepang yang diinisiasi oleh Mitsubishi Corporation.

Ini merupakan kelanjutan dari kemitraan strategis antara Sinar Mas Land dan Mitsubishi Corporation dalam mentransformasikan BSD City sebagai smart integrated digital city.

Kentaro Katayama dari Mitsubishi Corporation juga menyampaikan bahwa kolaborasi kedua perusahaan tidak terbatas di ranah properti tetapi juga layanan kehidupan seperti ini. “Alice Style adalah inovasi baru yang dihadirkan sebagai solusi untuk mewujudkan konsep gaya hidup yang ramah lingkungan (eco-living),” ungkapnya.

Duet antara Sinar Mas Land dan Mitsubishi Corporation sendiri telah berjalan cukup lama. Sebelumnya, kedua perusahaan juga membangun kawasan properti mixed-use premium dan sudah mulai mengoperasikan autonomous electric vehicles (AV) pertama di Indonesia dalam kawasan BSD City.

Alice Style menawarkan pengalaman berbelanja yang berbeda dengan konsep equality dan sustainability melalui model bisnis penyewaan barang-barang berkualitas dan harga yang terjangkau. Konsep ini juga diharapkan bisa menjangkau semua lapisan masyarakat dan mengurangi jumlah sampah hasil penggunaan alat rumah tangga hingga barang elektronik.

Untuk dapat menggunakan layanan ini, pengguna dapat bertransaksi melalui platform OneSmile yang dikembangkan khusus warga BSD City. Beberapa kategori peralatan yang disewakan di Alice Style antara lain beauty, home appliances, electronics, hobbies, dan lain-lain. Harga sewa yang dipatok berkisar Rp5 ribu hingga Rp150 ribu dengan syarat dan ketentuan berlaku.

CEO Peace Tech Lab, Inc., Rieko Muramoto juga mengungkapkan kekagumannya pada visi Sinar Mas Land melalui LLV bersama dengan Mitsubishi Corporation dalam memberikan solusi berkelanjutan bagi kehidupan sehari-hari. “Dalam penerapannya, Peace Tech Lab, Inc. terus berkomitmen untuk bekerja menuju masyarakat dimana pengalaman dapat diberikan secara lebih merata melalui layanan yang ramah terhadap dompet dan bumi.

Terkait kerja sama ini, Partner Living Lab Ventures Bayu Seto mengungkapkan bahwa LLV kini fokus untuk menginkubasi new ventures. “Di sini, Peace Tech Lab, Inc dan mitra LLV lainnya dapat langsung membuat proyek inovasi dengan mengimplementasikannya di beberapa ekosistem offline yang bekerja sama dengan kami” tambahnya.

Inovasi Living Lab Ventures

Dukungan Living Lab Ventures terhadap inovasi teknologi melalui percepatan dan pendanaan startup potensial di Indonesia semakin solid usai Sinar Mas Land meluncurkan Urban Getaway Fund. Pada Agustus 2022 lalu, LLV juga menyalurkan pendanaan pra awal sebesar Rp57 miliar kepada startup proptech IDEAL.

Selain investasi langsung, LLV juga mendukung proyek pengembangan lain melalui divisi Living Lab X, sebuah laboratorium untuk menginkubasi dan mengembangkan perusahaan rintisan serta mengintegrasikan teknologi mereka ke dalam kehidupan masyarakat.

Beberapa program yang sudah berjalan, termasuk berkolaborasi dengan startup proptech Pashouses untuk membangun Rumalaku.id. Melalui proyek ini, keduanya ingin memfasilitasi penjualan rumah tapak secondary di area BSD City dan sekitarnya. Lalu, mengembangkan KlikGazz, marketplace untuk Kebutuhan Gas Elpiji dan Galon.

Melalui Living Lab Ventures, Sinar Mas Land berupaya mengembangkan ekosistem digital, terutama untuk menambah aspek digital pada pengembangan township secara keseluruhan. Salah satu tesisnya adalah mencari startup yang dapat memberikan dampak terhadap masalah yang dimiliki penghuni kota dan solusi berbasis city centric-driven.

Application Information Will Show Up Here