Jubelio Hadirkan Layanan Omni-Channel yang Terhubung dengan Sistem POS dan Akuntansi

Solusi berbasis omni-channel bisa dibilang menjadi kebutuhan banyak peritel online yang ada saat ini. Layanan omni-channel memungkinkan penjual online mengelola produk dan transaksi dari berbagai marketplace di satu dasbor. Melihat kebutuhan yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan e-commerce di Indonesia, Jubelio hadir.

Jubelio didirikan tiga orang co-founder yang memiliki latar belakang pengembangan produk berbasis omni-channel, yakni Susandi Putra Nst (CEO), Luthfi Makhfudz (CTO), dan Arif Budiman (CFO). Diceritakan dalam wawancara dengan DailySocial, sebelumnya para co-founder pernah mengembangkan sistem serupa untuk salah satu ritailer di Inggris, waktu itu diberi domain www.romanoriginals.co.uk.

Anggota tim Jubelio / Jubelio
Anggota tim Jubelio / Jubelio

“Selain itu kami juga punya background di accounting (www.mobiz.co.id). Sehingga kami punya keyakinan dalam product development Jubelio. Dengan menggabungkan pengalaman kami di omni-channel dan accounting menjadi satu produk yang terintegrasi,” ujar Susandi.

Hadir di pasar yang sudah ramai, Jubelio tidak ingin menyajikan produk omni-channel yang biasa-biasa saja. Pihaknya ingin mengakomodasi kebutuhan transaksi secara menyeluruh, baik yang dilakukan secara online hingga offline di satu aplikasi. Sehingga selain layanan manajemen stok barang dan transaksi, Jubelio juga terintegrasi dengan sebuah layanan Point of Sale (POS), Accounting, dan Webstore. Yang saat ini juga tengah dikembangkan ialah integrasi layanan pelanggan secara terpusat.

Sistem kerja layanan Jubelio
Sistem kerja layanan Jubelio

“Kompetitor kami kebanyakan hanya menyediakan integrasi ke marketplace-nya, tapi terputus di POS dan Accounting. Kalaupun ada integrasi ke Accounting harus membeli paket terpisah yang tentunya jadi lebih mahal dan kurang ideal,” imbuh Susandi.

Saat ini sudah ada beberapa marketplace yang terintegrasi dengan sistem Jubelio, di antaranya Bukalapak, Lazada, elevenia, Shopee, Zalora, dan WooCommerce. Sedangkan untuk jasa kurir meliputi JNE, TIKI, dan POS Indonesia. Untuk memastikan integrasi berjalan baik, Jubelio melakukan komunikasi intens dengan teknis di masing-masing marketplace guna memastikan integrasi kami dengan mereka berjalan lancar.

“Tantangannya lebih ke diri kami sendiri. Bagaimana agar kami bisa membuat Jubelio, dari sisi kualitas produk dan service, bisa diterima oleh customer kami. Juga melihat para pemain omni-channel yang mulai bermunculan. Jubelio harus selalu berada di depan dari sisi teknologi dan kepuasan pelanggan. Itu tantangan terbesar kami,” ujar Susandi.

Saat ini Jubelio masih berjalan dengan pendanaan sendiri, alias bootstrapping. Namun Susandi mengatakan pihaknya terbuka untuk kerja sama strategis dan pendanaan dari semua pihak yang mau menyelaraskan visinya dengan Jubelio. Beberapa target ke depan, Jubelio masih akan menyelesaikan roadmap produk. Juga memperluas kerja sama integrasi dengan marketplace, kurir, hingga pihak perbankan untuk mendukung sistem pembayaran.

Cepatswipe, Layanan Iklan di Pengunci Layar Besutan Swiperich Khusus Pasar Indonesia

Model mobile advertising masih terus dieksplorasi sampai saat ini. Tingginya penetrasi dan pertumbuhan perangkat membuat masa depan iklan di perangkat bergerak ini terlihat cukup menjanjikan. Hal ini yang juga diyakini oleh Cepatswipe, pengembang platform lockscreen advertising bagian dari Swiperich Pte. Ltd., sebuah perusahaan digital bermarkas di Singapura. Sebagai informasi, selain memiliki Cepatswipe di Indonesia, mereka juga memiliki Agila Rewards di Filipina.

Produk lockscreen advertising saat ini sudah sangat banyak di pasaran, baik di pasar luar maupun pasar lokal. Hal tersebut tentu memaksa setiap pemainnya untuk memiliki nilai unik, baik yang ditawarkan kepada konsumen atau brand produk sebagai mitra bisnis. Untuk menggali informasi lebih lanjut seputar Cepatswipe dan strateginya untuk pangsa pasar Indonesia, DailySocial berbincang dengan Teguh Kurniawan Harmanda (Manda) selaku Head of Business Development Cepatswipe Indonesia.

“Walaupun Swiperich didirikan di Singapura, 80% dari tim adalah orang Indonesia, dan semua engineer kami adalah orang Indonesia yang tinggal di berbagai kota di Indonesia,” ujar Manda.

Tim Cepatswipe menyadari betul bahwa model periklanan yang ditawarkan bukan yang pertama di Indonesia dan bukan satu-satunya. Menurut Manda, yang membedakan Cepatswipe dengan layanan lain, pihaknya memiliki rekanan untuk penjualan di Indonesia, yaitu Alternative Media Group (AMG) merupakan salah satu pionir di bidang DOOH (Digital Out of Home) terbesar di Indonesia.

“Dari sisi mitra bisnis, kami memberikan targeting user yang lebih spesifik dari campaign yang dilakukan. Sehingga diharapkan data yang dihasilkan ke advertiser lebih berkualitas. Selain itu tujuan kami adalah membawa dari online marketing ke offline store untuk convert ke penjualan,” lanjut Manda.

Bukukan lebih dari 200 ribu pengguna sejak Mei 2017

Sejak soft launching yang dilakukan akhir bulan Mei 2017, Cepatswipe mengklaim telah memiliki lebih dari 200 ribu pengguna. Di balik itu Manda turut menceritakan, bahwa sempat ada hacker yang juga coba membobol sistem Cepatswipe, yang menjadikan tim engineer harus berusaha keras untuk memastikan layanan tetap prima, sembari memperkuat sistem keamanan. Tidak bisa pungkiri, banyak pengguna yang merasa jengkel dengan kehadiran iklan di aplikasi ponsel pintar.

“Tidak ada yang salah dengan promo, iklan, dan konten yang bermanfaat lainnya. Hanya bagaimana mengemas dalam bentuk yang lebih menarik dan ditambahkan dengan rewards yang rutin diberikan ke user,” jelas Manda.

Apa yang dilakukan Cepatswipe ingin lebih dari hanya menampilkan iklan di layar pengunci ponsel pengguna. Bagi brand, Cepatswipe juga menyuguhkan data dan analisis dan tren penjualan produknya. Layar kunci Cepatswipe tidak hanya menampilkan promo atau iklan, tetapi juga bisa membuat polling untuk disebar ke pengguna yang kemudian bisa menjadi pertimbangan bagi brand untuk membuat keputusan dan strategi marketing bagi produk brand tersebut.

“Pada saat pengguna Android ingin membuka HPnya, maka perhatian mereka sedang tertuju ke layar yang secara fullscreen menampilkan iklan. Dengan begitu maka brand mendapatkan perhatian penuh dari pengguna,” kata Manda menjelaskan efektivitas iklan di layar pengunci ponsel.

Mendapat investasi dari Pedals

Beberapa waktu lalu, pada pagelaran Product Development Conference yang digelar di Jakarta, Swiperich bertemu dengan Pedals. Pertemuan tersebut berlanjut pada diskusi intensif yang berujung pada kucuran pendanaan Pedals ke Swiperich. Tidak ada informasi detail mengenai seberapa besar pendanaan yang diterima. Pasca pendanaan tersebut, Cepatswipe melakukan grand launching di acara International AdAsia 2017 di Bali pada 8 November 2017 kemarin.

“Melalui pendanaan yang kami dapatkan, berencana untuk kembali agresif dari sisi marketing dan product development agar menjadi layar kunci advertising terfavorit dan menjadi tujuan brand untuk memasang campaign-nya di aplikasi Cepatswipe,” pungkas Manda.

Pertumbuhan Bisnis Moka POS Terdorong Inovasi Produk Berkelanjutan

Sejak berdiri dari tahun 2015 sebagai pengembang SaaS (Software as a Services) untuk sistem Point of Sale (POS), Moka mencatat pertumbuhan bisnis yang cukup meyakinkan. Per akhir tahun 2016, setidaknya ada lebih dari 5000 usaha, baik berupa cafe ataupun usaha ritel yang memanfaatkan jasanya untuk sistem pencatatan transaksi pembelian. Sementara hingga pertengahan tahun 2017 ini tercatat sudah ada sekitar 8000 merchant yang menggunakan layanannya di seluruh wilayah Indonesia.

Moka POS mengklaim sudah berhasil membangun ekosistem pelanggan di berbagai kota, seperti di Jakarta, Medan, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Balikpapan, Samarinda, Bali, dan Makassar. Salah satu yang dilakukan Moka untuk bisa scale up sejauh ini ialah menghadirkan produk intuitif yang mudah digunakan dan diadaptasi pengguna.

Bayangkan saja jika outlet harus memesan pengembangan aplikasi untuk mencatat dan mengelola transaksi harian, investasi yang dibutuhkan tidak kecil. Moka hadir dengan sistem berlangganan bulanan, yang membuat outlet tersebut lebih fleksibel. Terlebih layanan POS yang ditawarkan Moka berbasis mobile, bisa berjalan di platform iOS dan Android. Namun solusi praktis saja ternyata tidak cukup, perlu pendekatan lain yang dilakukan agar produk selalu tampil memuaskan pelanggannya.

Pembaruan fitur untuk memaksimalkan pengalaman pengguna

Setelah fitur Cost of Goods Sold yang diluncurkan bulan lalu untuk mengetahui harga pokok penjualan, hari ini Moka kembali merilis fitur baru yakni Moka Loyalty Program. Fitur ini didesain agar merchant dapat meningkatkan traksi penjualan dengan memberikan apresiasi kepada konsumen setia mereka. Sistem tersebut memungkinkan merchant memilih model layanan loyalitas, misalnya melalui poin atau reward untuk setiap transaksi. Kehadiran fitur ini diharapkan akan meningkatkan omset penjualan hingga 30 persen.

Pendekatan berbasis produk ini juga yang membuat Moka tetap mampu berdiri tegak mengembangkan bisnis, di tengah berbagai jenis layanan digital baru yang terus menggempur. Pihak Moka meyakini, selama inovasi dijalankan secara berkelanjutan maka akan memberikan kepuasan kepada pelanggan dan memberikan dampak baik pada bisnis.

Sejatinya pendekatan seperti ini bisa diaplikasikan untuk berbagai jenis startup digital. Roadmap produk harus selalu menjadi prioritas founder untuk didefinisikan dengan baik. Seiring dengan kebutuhan transformasi digital para konsumen, berbagai penyesuaian harus rutin dilakukan, karena teknologi bersifat cukup dinamis. Selalu berubah-ubah mengikuti kebutuhan pangsa pasar.

Melihat lanskap pembayaran digital saat ini, pemain seperti Moka juga dihadapkan dengan persaingan yang cukup ketat. Misalnya dengan sistem pembayaran yang disediakan oleh provider telekomunikasi atau penyedia layanan on-demand yang kian gencar melakukan integrasi di sana-sini.

“Moka optimis bahwa layanan yang diberikan oleh provider bukanlah sebuah ancaman, namun hal itu malah membuat Moka semakin jeli untuk meningkatkan kualitas produk dibarengi dengan berbagai macam kerja sama yang menggandeng produk dari provider tersebut. Terbukti saat ini Moka sedang menjalin kerja sama dengan salah satu provider terkemuka di Indonesia, dan sedang berjalan juga roadshow di berbagai kota di Indonesia untuk memberikan informasi mengenai produk Moka yang di-bundling dengan fasilitas dari provider untuk Small Medium Enterprise,” terang PR Moka Athalia Damaria.

Application Information Will Show Up Here

IWIC Kembali Digelar, Tantang Pengembang Lokal Berinovasi dengan Cakupan Global

Indosat Ooredoo Wireless Innovation Contest (IWIC) akan kembali digelar untuk ke-11 kalinya. Mengusung tema utama “Digital Nation”, IWIC ingin mengajak generasi muda Indonesia dan dunia berkompetisi menciptakan ide dan aplikasi yang bermanfaat bagi masyarakat secara global.

Pada program IWIC ke-11, kategori kompetisi yang dapat diikuti yaitu: Kids & Teens, Beginner, Professional, dan Women & Girls. Kategori-kategori ini akan berkompetisi untuk ide dan aplikasi di bidang Entertainment, Utility, Media, dan juga Special Needs. Para peserta dapat membuat ide dan aplikasi untuk sistem operasi Android, iOS, atau Windows Mobile.

Sesuai dengan visinya, IWIC memiliki tujuan untuk menumbuhkan dan menemukan minat-minat baru generasi muda di dunia digital, sekaligus untuk memenuhi kebutuhan talenta digital Indonesia seiring dengan tingginya tren penggunaan aplikasi mobile. IWIC juga membuka peserta dari berbagai negara sejak tahun lalu, bertujuan untuk membuat para talenta muda Indonesia mampu hadir dan bersaing dengan pemain global.

President Director & CEO Indosat Ooredoo, Alexander Rusli dalam penjelasannya menyampaikan:

“Di usia 50 tahun ini kami ingin menegaskan kembali komitmen kami mewujudkan Indonesia Digital Nation melalui visi kami menjadi perusahaan digital terkemuka di Indonesia. Kompetisi IWIC ke-11 ini merupakan bentuk komitmen kami mewujudkan visi tersebut, sebuah ajang kompetisi inovasi teknologi di bidang mobile pertama dan secara konsisten dilakukan sejak 10 tahun yang lalu.”

Setelah sepuluh tahun penyelenggaraannya, program unggulan Indosat Ooredoo ini telah mengumpulkan lebih dari 10.703 proposal ide dan aplikasi digital anak bangsa. beberapa dari karya inovatif pemenang IWIC telah dapat dinikmati oleh masyarakat.

“Kami berharap semakin banyak aplikasi yang bisa dinikmati masyarakat, karena ke depan para developer akan dapat berkenalan dengan API Indosat Ooredoo. API merupakan perangkat fungsi dan protokol untuk membangun aplikasi perangkat lunak. API yang disediakan Indosat Ooredoo akan memberikan akses lebih cepat terhadap sebuah aplikasi untuk dapat berinteraksi dengan pelanggan,” imbuh Alexander.

IWIC ke-11 juga dimeriahkan dengan rangkaian kegiatan roadshow dan gathering komunitas, hackathon dan bootcamp menjelang grand final IWIC. Para pemenang IWIC akan mendapatkan berbagai hadiah menarik diantaranya uang tunai senilai total ratusan juta rupiah serta kesempatan untuk mengunjungi berbagai perusahaan global.

Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, kunjungi http://iwic.indosatooredoo.com.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner Indosat Ooredoo Wireless Innovation Contest.

Qlue Dapatkan Pendanaan dari GDP Venture

Startup pengembang paltform berbasis smart city “Qlue” hari ini diinformasikan baru saja mendapatkan pendanaan lanjutan dari GDP Venture dengan nilai yang tidak disebutkan. Pendanaan ini dikatakan menjadi yang terbesar didapat Qlue –dibandingkan putaran sebelumnya. Fokusnya akan digunakan untuk pengembangan produk, perekrutan talenta baru, dan menguatkan portofolio Qlue untuk smart city.

Berawal dari mengembangkan sistem pelaporan warga khusus di wilayah DKI Jakarta, sepak terjang Qlue kini semakin luas. Termasuk memfasilitasi beberapa inisiatif kota pintar di berbagai daerah lainnya. Sebagai fasilitator pengembang kota pintar, Qlue telah menjalin kemitraan dengan 10 pemerintah kota di Indonesia, memfasilitasi ragam kebutuhan seperti sistem pelaporan, keamanan dan sebagainya. Termasuk menjalin kerja sama khusus dengan berbagai institusi seperti Kepolisian.

Cakupan bisnis Qlue juga terpantau semakin berkembang. Tidak hanya menyasar kalangan pemerintahan, namun juga ke korporasi –khususnya yang menjalankan bisnis properti. Produk teranyar Qlue yang bernama QlueWork (dulu bernama Quack dan Qluster) dikhususkan untuk bisnis properti yang berminat mengimplementasikan konsep smart living berbasis teknologi dalam lingkungannya. Setidaknya sudah ada 8 pengembang properti di Indonesia yang telah menjalin kerja sama khusus untuk inisiatif tersebut.

Untuk menguatkan debutnya dari sisi produk teknologi, bulan Juni lalu Qlue menjalin kerja sama khusus dan berinvestasi ke startup Nodeflux, pengembangan sistem cerdas berbasis computer vision. Kerja sama ini turut menguatkan portofolio IoT (Internet of Things) yang dimiliki Qlue sehingga memiliki sistem analisis yang lebih mendalam.


Disclosure: DailySocial dan GDP Venture berada di bawah naungan investor yang sama.

Application Information Will Show Up Here

GO-JEK Kerja Sama dengan Alfa Group, Pengguna GO-PAY Bisa Isi Saldo di Minimarket

Hari ini GO-JEK mengumumkan kerja sama strategisnya dengan Alfa Group. Kerja sama ini dilakukan GO-JEK untuk memberikan opsi yang lebih beragam kepada konsumennya dalam melakukan pengisian GO-PAY. Kini pengguna GO-PAY bisa melakukan isi saldo melalui semua gerai Alfamart, Alfamidi, Lawson, serta Dan+Dan di seluruh Indonesia.

Pengguna bisa mengisi saldo GO-PAY mulai dari nominal Rp20.000 hingga Rp500.000, dengan biaya administrasi senilai Rp2.000 untuk setiap pengisian.

Sebelumnya GO-PAY dapat diisi melalui ATM, internet banking, mobile banking dan melalui mitra driver GO-JEK. Hingga November 2017, GO-PAY telah bekerja sama dengan 14 bank dan 3 jaringan ATM (Prima, ATM Bersama dan Alto) yang dapat digunakan pengguna untuk melakukan pengisian saldonya.

Dalam sambutannya, CEO GO-JEK Nadiem Makarim menjelaskan bahwa kerja sama ini dilakukan sejalan dengan visi GO-PAY untuk membangun budaya cashless society di Indonesia.

Data Financial Index World Bank (2014) mengungkapkan bahwa Indonesia termasuk negara dengan tingkat inklusi keuangan terendah di kawasan Asia Tenggara, dengan tingkat kepemilikan tabungan di kalangan usia dewasa sekitar 36%. Ini lebih rendah dibanding Malaysia (81%), Singapura (96%) dan Thailand (78%).

“Penambahan metode isi saldo melalui gerai belanja fisik ini akan membuka akses bagi para pelanggan GO-JEK yang tidak memiliki rekening bank untuk dapat memanfaatkan layanan GO-PAY. Ini merupakan bukti komitmen kami untuk mendorong program pemerintah meningkatkan literasi keuangan di Indonesia,” ujar Nadiem.

Nadiem berharap dengan tambahan metode isi saldo melalui gerai belanja fisik ini, akan semakin banyak masyarakat yang bisa mengakses dan memanfaatkan layanan digital wallet dan pembayaran elektronik. “Kami percaya dengan GO-PAY akan semakin banyak pelanggan dan masyarakat yang akan terekspos pada produk dan layanan jasa keuangan. Sekarang, lebih dari 400 ribu mitra driver GO-JEK juga telah menjadi agen inklusi keuangan, dengan melayani isi saldo GO-PAY.”

Application Information Will Show Up Here

StickEarn Dapatkan Pendanaan Awal dari East Ventures

Startup pengusung layanan car advertising StickEarn mengumumkan baru saja mendapatkan pendanaan awal (seed funding) dari East Ventures. Meskipun tidak disebutkan angkanya secara detail, namun dapat diinformasikan bahwa nilainya berada dalam kisaran jutaan dolar. Pendanaan ini akan digunakan untuk menguatkan tujuan atau visi bisnis yang telah dimiliki StickEarn.

“Kami memiliki dua tujuan penting. Pertama, StickEarn mengakomodasi objektif perusahaan pengiklan untuk mendapatkan hasil kegiatan pemasaran yang lebih efektif dan terukur. Kedua, StickEarn bertujuan untuk memberdayakan mitra StickEarn (pemilik kendaraan bermotor yang telah terdaftar) dengan pendapatan tambahan dan pelatihan aplikasi,” ujar Co-Founder StickEarn Sugito Alim.

[Baca juga: Stickearn di Tengah Potensi Car Advertising yang Mulai Banyak Diperebutkan]

Berdiri sejak Januari 2017, gagasan StickEarn pertama kali muncul setelah empat pendirinya yakni Garry Limanata, Sugito Alim, Hartanto Alim dan Archie Carlson mengamati bahwa iklan kendaraan, yang ramai di negara lain seperti Singapura dan Amerika Serikat, tidak ada di Indonesia. StickEarn kemudian mengambil konsep ini dan menyempurnakannya dengan teknologi yang untuk menciptakan medium iklan yang efektif, dapat dilacak, dan terukur.

Pendiri StickEarn: Archie Carlson, Sugito Alim, Hartanto Alim dan Garry Limanata
Pendiri StickEarn: Archie Carlson, Sugito Alim, Hartanto Alim dan Garry Limanata

Selain itu, kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta memiliki volume kendaraan tertinggi di jalan dengan warganya menghabiskan rata-rata 2 jam sehari di jalan. Sekitar 35% orang menghabiskan kebanyakan waktu mereka di jalan. Saat ini StickEarn aktif beroperasi di 14 kota di Indonesia. Selain produksi dan pemasangan stiker reklame di mobil, StickEarn juga memberikan layanan bagi para pengiklan dalam bentuk konsultasi dan solusi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pihak pengiklan.

[Baca juga: Hadirnya StickEarn, Klana, dan Menjamurnya Digitalisasi Bisnis Car Advertising]

Terkait pendanaan ini, Willson Cuaca selaku Managing Partner East Ventures menyampaikan:

“Kami melihat potensi yang sangat besar dari StickEarn, selain model bisnis yang masih segar, para pendirinya pun memiliki visi yang baik yang terarah untuk pengembangan perusahaan ini ke depannya. Kami percaya bahwa investasi ini dapat mendukung StickEarn untuk menjadi perusahaan rintisan dengan performa yang lebih baik sehingga berdampak bagi perusahaan pengiklan dan masyarakat.”

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Jalin Kerja Sama dengan Mandiri Syariah, Optimalkan Potensi 25 Juta Nasabah Syariah

Opsi pembayaran yang beragam dinilai menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan pengalaman pengguna ketika menggunakan sebuah layanan online marketplace. Untuk itu, baru-baru ini Bukalapak mengumumkan salah satu peluncuran opsi pembayaran terbarunya melalui Bank Syariah Mandiri (BSM). Layanan pembayaran yang disajikan menganut metode syariah sesuai standar operasional yang dimiliki BSM.

Melalui kemitraan strategis ini, nasabah BSM sudah bisa melakukan transaksi di semua lini layanan Bukalapak, mulai dari kebutuhan berbelanja, layanan BukaRekasa, BukaEmas, pembelian pulsa dan lain sebagainya. Pengguna dapat melakukan transfer untuk pembayaran transaksi di Bukalapak melalui rekening BSM.

“Kami melihat potensi Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, dengan jumlah nasabah bank syariah per Agustus 2017 mencapai 25 juta nasabah. Untuk itu kami menyediakan metode pembayaran syariah demi memenuhi kemudahan para pengguna dalam bertransaksi di Bukalapak,” Ujar Achmad Zaky selaku Founder & CEO Bukalapak.

Achmad Zaky menambahkan, pihaknya memahami bahwa masyarakat pengguna syariah memiliki kebutuhan tersendiri khususnya dalam bertransaksi perbankan atau pemanfaatan fasilitas perbankan, sehingga metode pembayaran syariah ini diharapkan menjawab kebutuhan tersebut.

Opsi pembayaran Bank Mandiri Syariah sudah bisa digunakan di Bukalapak
Opsi pembayaran Bank Mandiri Syariah sudah bisa digunakan di Bukalapak

Sementara itu Edwin Dwidjajanto, Distribution and Services Director PT Bank Syariah Mandiri (BSM) menyampaikan kerja sama dengan Bukalapak termasuk langkah awal bagi BSM masuk ke bisnis berbasis teknologi online.

“Kami berharap ke depannya kerja sama ini berkembang pada penyediaan produk dan layanan BSM seperti gadai dan cicil emas, pembiayaan mikro, dan lain-lain bagi pelanggan Bukalapak. Bukalapak memiliki jutaan transaksi per bulan didukung oleh sistem dan jaringan yang dapat diandalkan. Dengan beragam produk dan layanan BSM, kami siap mendukung pengembangan bisnis Bukalapak,” ujar Edwin.

Terus mengejar didapatnya lisensi e-money

Saat ini Bukalapak telah memiliki  2 juta pelapak (mitra penjual) serta jumlah pengguna sebanyak 13 juta yang tersebar hampir di seluruh Indonesia. Tentu angka ini turut menghasilkan traksi yang besar, termasuk untuk layanan dompet digital yang dimilikinya, BukaDompet. Layanan tersebut sempat dihentikan sementara, mengingat Bukalapak masih belum mengantongi izin lisensi dari Bank Indonesia.

Menurut keterangan yang diterima DailySocial, Bukalapak saat ini sudah mengajukan proses permohonan ijin untuk lisensi e-money sesuai dengan anjuran BI demi kemudahan para pelanggan dalam bertransaksi di Bukalapak.

“Prosesnya tidak akan lama, namun kami tidak bisa memastikan persisnya akan mendapatkan lisensi. Menurut Bank Indonesia waktunya kurang lebih 35 hari. Saat ini statusnya sedang dalam proses review oleh Bank Indonesia. Kami berharap prosesnya dapat segera selesai dan BukaDompet dapat digunakan kembali oleh masyarakat,” ujar Zaky.

Saat ini BukaDompet tetap dapat digunakan untuk bertransaksi, dan pencairan dana, hanya top up saja yang untuk sementara tidak bisa dilakukan oleh pengguna.

Strategi Perluasan Mitra untuk Penetrasi Pengguna ala PayPro

PayPro adalah pengusung layanan dompet virtual yang menggunakan nomor ponsel sebagai sebuah identitas transaksi, layaknya nomor rekening. Strategi sistem ini dinilai efektif, mengingat visi PayPro memfasilitasi kebutuhan finansial non tunai untuk masyarakat yang belum memiliki akun perbankan (unbanked). Selain menghadirkan layanan mendasar, PayPro mencoba memperluas fungsionalitas sistem yang dimiliki dengan menjalin kemitraan khusus dengan penyedia jasa angkutan bajaj di Jakarta.

Chief Marketing Officer PayPro Heidi Bokau menjelaskan kepada DailySocial sekurangnya ada sekitar 800 bajaj yang telah dan akan menerapkan fitur ini. Setiap armada bajaj akan dilengkapi dengan QR Code sehingga memungkinkan pengguna untuk melakukan pembayaran secara non tunai menggunakan aplikasi PayPro. Pendekatan ini dilandasi kebutuhan masyarakat saat ini. Layanan on-demand yang sudah ada terbukti memberikan banyak efektivitas dan transparansi dalam pembayaran dan penggunaan jasa angkutan umum.

Tetap bermitra strategis dengan Indosat Ooredoo

Menjelang akhir kuartal pertama tahun 2017 lalu, Indosat Ooredoo mulai mengumumkan rebranding layanan Dompetku menjadi PayPro. Di waktu yang sama, pihaknya mengumumkan PayPro akan berbadan hukum terpisah dengan Indosat, bahkan tidak memiliki afiliasi sama sekali dari sisi legal. Strategi peleburan Dompetku ke PayPro adalah hasil kerja sama strategis antara perusahaan dengan PT Solusi Pasti Indonesia (SPI) sebagai pengembang platform over the top (OTT).

Kendati demikian, Heidi menerangkan secara singkat bahwa PayPro masih bermitra strategis dalam urusan bisnis bersama Indosat.

“Sampai dengan saat ini Indosat adalah mitra strategis PayPro dan agenda PayPro adalah untuk terus mendukung Gerakan Nasional Non Tunai yang dicanangkan oleh Bank Indonesia pada tahun 2014,” ujar Heidi.

Alasan lain yang juga masuk akal, PT SPI belum memiliki lisensi e-money dari Bank Indonesia untuk mengoperasikan layanan pembayaran digital. Lisensi PayPro disebutkan masih dimiliki Indosat. Indosat sendiri sudah mendapat lisensi dari BI sejak tahun 2009.

Optimasi QR Code untuk perluasan layanan

Memiliki berbagai fitur transaksi layanan sistem yang dimiliki perbankan, PayPro menilai bahwa debutnya di masyarakat akan diterima. Terlebih dengan berbagai kemudahan, termasuk kemampuan untuk pengisian saldo dan tarik tunai melalui seluruh cabang Alfamart dan Indomaret di Indonesia, layaknya representasi sistem ATM perbankan.

Fitur lain yang coba dioptimalkan adalah model pembayaran dengan QR Code yang dimiliki PayPro. Melalui layanan ini, PayPro ingin coba memfasilitasi transaksi yang sehari-hari dibutuhkan masyarakat, mulai dari transportasi hingga kebutuhan pokok.

“Ke depannya PayPro ingin menjadi yang terdepan dalam hal pembayaran non tunai. Bayangkan apabila kita membeli sayur atau makan siomay dan melakukan pembayaran cukup dengan melakukan scan QR Code sehingga tidak memerlukan uang tunai,” terang Heidi.

Application Information Will Show Up Here