Layanan Logistik Malaysia TheLorry Ingin Fasilitasi Kebutuhan UKM Indonesia

Persoalan logistik hingga saat ini masih menjadi kendala yang banyak ditemui oleh kalangan bisnis konvensional, pelaku UKM hingga layanan e-commerce di Indonesia. Luasnya wilayah di pelosok kota Indonesia, menjadikan logistik sulit untuk dijangkau dan dibutuhkan biaya yang besar untuk melakukan pengiriman.

Salah satu layanan yang mencoba untuk mengatasi persoalan tersebut adalah TheLorry. Layanan logistik asal Malaysia ini mulai mengembangkan layanannya di seluruh Indonesia.

Kepada DailySocial, Business Development Executive TheLorry Indonesia Rendi Ferdiansyah mengungkapkan, TheLorry adalah jasa penyewaaan truk, van, dan mobil pick up melalui aplikasi secara cepat dan mudah. 

“Kami menyediakan jasa seperti transportasi mobil pick up untuk pindah rumah dan kantor. TheLorry juga menerima pelanggan individu dan bisnis untuk memesan kendaraan yang di butuhkan dengan harga transparan dan pasti dalam hitungan menit.”

Fasilitasi kebutuhan pelaku UKM

Berdiri sejak tahun 2014, layanan logistik TheLorry tahun ini mulai fokus untuk mengembangkan bisnis di Indonesia. Secara keseluruhan platform TheLorry telah memiliki lebih dari 6.000 mitra pengemudi di Asia Tenggara dengan berbagai jenis kendaraan. TheLorry mengklaim sebagai jasa logistik online yang tumbuh paling cepat di Asia Tenggara.

Dengan hadirnya TheLorry di Indonesia, diharapkan bisa membuat perbedaan dan mengubah kehidupan orang lain melalui layanan yang diberikan. Terutama untuk pelaku UKM, yang saat ini masih kesulitan untuk memesan truk untuk mengangkut barang mereka, dan di sisi lain, pengemudi truk merasa sulit untuk menjangkau pelanggan. 

“Kami ingin menjembatani kesenjangan antara pelanggan dan mitra pengemudi dengan menciptakan sistem otomatis yang membuat seluruh proses lebih efisien dan aman,” kata Rendi.

Cara kerja TheLorry

Pengguna yang ingin menyewa layanan logistik TheLorry bisa langsung mengakses aplikasi atau situs TheLorry. Menyesuaikan mitra pengemudi yang terbaik sesuai dengan wilayah terdekat, nantinya pilihan transportasi bisa dipesan langsung.

“Untuk strategi monetisasi kami menerapkan sharing profit kepada mitra pengemudi,” kata Rendi.

Disinggung apa yang membedakan TheLorry dengan layanan logistik serupa lainnya, Rendi menyebutkan TheLorry lebih unggul dari sisi harga juga pelayanan. Selain itu layanan TheLorry juga memungkinkan pengiriman barang ke seluruh Indonesia. Misalnya dari Jakarta ke Solo, Jakarta ke Bali dan kota besar lainnya. Selain itu pelanggan juga bisa memasukan lebih dari satu titik penjemputan atau pengantaran.

“Fokus kami di tahun 2018 ini adalah lebih kepada pengembangan produk dan menambah jumlah wilayah layanan di kota-kota besar di Indonesia,” tutup Rendi.

Application Information Will Show Up Here

Mallness Perbarui Tampilan Aplikasi, Permudah Pengguna Temukan Rekomendasi Penawaran

Bertujuan memberikan rekomendasi yang relevan secara personal dan menyesuaikan minat pengguna, platform digital yang menghadirkan informasi, promo, hingga penawaran terbaru dari toko-toko yang masih eksis di mall melalui aplikasi, Mallness memperbarui tampilan UI/UX aplikasi mereka.

Aplikasi Mallness saat ini hadir dengan tampilan baru dengan desain interface baru lebih segar dan lebih intuitif daripada desain sebelumnya, memungkinkan pengguna untuk menemukan penawaran-penawaran real time dengan mudah.

Hadirkan rekomendasi secara personal

Rilis baru ini juga memungkinkan pengguna untuk membagikan info penawaran di media sosial dan tampilan yang disarankan atau dipersonalisasi berdasarkan profil pengguna dan transaksi yang paling dipilih di platform Mallness.

“Tujuan dari pembaruan tampilan adalah untuk menyederhanakan pencarian penawaran offline dan akhirnya mengubah pengalaman berbelanja di mal-mal,” kata CEO dan Founder Mallness Marco Hernaiz.

Selain menghadirkan penawaran di mall pilihan secara real-time, tampilan baru Mallness juga disematkan fitur “Disarankan untuk Anda”, menyesuaikan pilihan kategori masing-masing pengguna. Ditampilkan juga informasi terkini kepada pengguna tentang belanja offline dan hiburan, berdasarkan profil pengguna dan kategori favorit. Di halaman depan juga menampilkan bagian baru bernama “Transaksi Populer”, sebagai pilihan transaksi yang paling banyak disukai oleh pengguna dengan profil serupa.

“Rilis UI/UX baru ini benar-benar klik dengan interface yang paling disukai oleh pengguna Indonesia dan ini sejalan dengan tampilan dan nuansa aplikasi yang paling populer. Bahkan, desain ini sangat intuitif dan mudah dinavigasi,” kata Marco.

Program loyalitas

Diluncurkan pada tahun 2017, saat ini Mallness telah memiliki 25 ribu unduhan dan memiliki lebih dari 14 ribu pengguna terdaftar. Mallness saat ini telah tersedia di 43 mal tingkat menengah dan 8.000 toko di wilayah Jabodetabek. Nantinya, Mallness akan tersedia di semua kota utama di Indonesia selama 2018 dan memulai ekspansi internasionalnya di seluruh Asia Tenggara pada 2019.

Untuk meningkatkan engagement antara pemilik toko dan pembeli, Mallness juga mengembangkan Program Loyalitas untuk diintegrasikan dengan retailer sehingga memungkinkan untuk menyimpan semua kartu loyalitas dalam satu aplikasi.

Saat ini aplikasi mengatur transaksi berdasarkan juga pada keanggotaan pengguna, kartu kesetiaan, dan kartu kue. Pilihan ini memungkinkan pengguna untuk hanya menerima informasi yang relevan bagi mereka sambil mendapatkan hasil maksimal dari keanggotaan mereka di mana pun mereka berada.

“Kami menerapkan teknologi canggih seperti mesin pembuat rekomendasi yang dipersonalisasi berdasarkan profil pengguna, perilaku sebelumnya pada aplikasi dan geolokasi yang memungkinkan brand dan retailer untuk terhubung ke khalayak yang diinginkan secara offline,” tutup Marco.

Application Information Will Show Up Here

Memaksimalkan Penggunaan Data Menggunakan Teknologi Blockchain

Persoalan data dan bagaimana sebuah data bisa menjadi aset yang menjanjikan untuk startup dan perusahaan menjadi fokus pengembang platform lockscreen advertising bagian dari Swiperich Pte. Ltd., sebuah perusahaan digital bermarkas di Singapura. Selain memiliki CepatSwipe di Indonesia, mereka juga memiliki Agila Rewards di Filipina.

Dalam sesi #SelasaStartup minggu ini, DailySocial menghadirkan COO SwipeCrypto Iyan Waer. Dalam presentasinya Iyan menjelaskan pentingnya menjaga keamanan data dan bagaimana teknologi blockchain bisa membantu untuk melakukan verifikasi dan pembuktian data yang ada. Persoalan hak cipta yang kerap menjadi kendala bagi pemilik produk juga bisa diatasi dengan menerapkan teknologi blockchain.

Copyright issue bisa diselesaikan dengan blockchain. Jika data tersebut di-store di blockchain, data produk tersebut bisa dicek keasliannya,” kata Iyan.

Blockchain juga bisa membantu startup untuk melakukan scale-up, dengan memanfaatkan data yang valid. Sebagai platform yang meneydiakan teknologi untuk pengembang dan perusahaan hingga layanan market research, SwipeCrypto memberikan sebuah platform berupa Swipe SDK, yang bisa digunakan untuk mengumpulkan data target pengguna, melalui fitur Swipe di smartphone milik pengguna.

Bukan hanya mengedepankan teknologi, jaringan Swipe yang dimiliki diklaim menjamin monetisasi data yang terkumpul bersifat transparan dan privasinya dikontrol langsung oleh blockchain.

Data dan analisis CepatSwipe

Sejak soft launching yang dilakukan akhir bulan Mei 2017, CepatSwipe mengklaim telah memiliki lebih dari 200 ribu pengguna. Apa yang dilakukan Cepatswipe ingin lebih dari hanya menampilkan iklan di layar pengunci ponsel pengguna. Bagi brand, CepatSwipe juga menyuguhkan data dan analisis dan tren penjualan produknya.

Layar kunci Cepatswipe tidak hanya menampilkan promo atau iklan, tetapi juga bisa membuat polling untuk disebar ke pengguna yang kemudian bisa menjadi pertimbangan bagi brand untuk membuat keputusan dan strategi marketing bagi produk brand tersebut.

“Bukan hanya digunakan oleh layanan e-commerce teknologi dari kami juga bisa dimanfaatkan untuk konten aplikasi, games, aplikasi mobile dan masih banyak lagi,” kata Iyan.

Transparansi data dengan blockchain

Untuk memastikan data yang tersebar bisa diolah dengan tepat, SwipeCrypto akan melakukan pembagian kategori mulai dari demografi data, data transaksi, kebiasaan pengguna dan melihat konten yang paling digemari oleh pengguna.

“Saat ini data sudah menjadi sumber paling berharga bagi ekonomi digital. Kami memastikan semua data yang terkumpul bisa berguna untuk pihak terkait,” kata Iyan.

Persoalan lain yang menjadi sorotan adalah, rendahnya kepercayaan dari pihak terkait soal data yang tersebar saat ini. Kepemilikan data yang dimiliki secara terpisah oleh masing-masing pihak, menjadikan data kurang akurat dan tidak bisa dipertanggungjawabkan. Dengan menggunakan teknologi blockchain, semua persoalan tersebut bisa diatasi.

“Dengan data yang desentralisasi seperti teknologi blockchain, bisa memastikan pengecekan data akurat, sehingga meminimalisir terjadinya kecurangan, persoalan hak cipta dan data yang kurang transparan,” tutup Iyan.

Application Information Will Show Up Here

“Cardano Project” Facilitates Blockchain Education for Students

Emurgo, a Japanese developer firm that supports and incubates various businesses to be integrated with the Cardano Project blockchain decentralization system, starts introducing its services in Indonesia.

In the event held by HARA with the theme “Blockchain for Real-World Problems”, Shensuke Murasaki, Emurgo’s Head of Business Development, explained the various projects in Indonesia that would involve universities and students.

The MoU was signed with the Indonesian Computer Studies Association (Aptikom). Emurgo expects to deliver fresh talents that master blockchain technology through this partnership.

“Not only training, we will also provide certificates that will be useful for entrepreneurs in Indonesia,” he added.

By Q4 2018, Cardano Project targets to extend partnerships with universities in Indonesia and various business sectors to accelerate blockchain technology implementation in Indonesia.

In Indonesia, Emurgo and Cardano Project are supported by Indonesia’s Blockchain Association (ABI)

ADA to be available in Asia

As an open source service, Cardano claims to be the first blockchain platform to apply the philosophy scientific concept and evolve with the most advanced research approach.

“Currently, our market value is ranked seventh in global, supported by three top-tier organizations, Emurgo, IOHK and Cardano Foundation,” Murasaki said.

The virtual coin developed by Cardano Project is called ADA. It will later be functioned as the cryptocurrency integrated with mobile payment platform in Asia. Full implementation will be performed in Q3 2018.

“With ADA, we expect our cryptocurrency can be the leading mobile marketing platform for developer, which can be easily customized using fintech platforms,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

OVO Confirms Partnership with Bank Mandiri, Grab, Alfamart, and MOKA

Lippo Group’s digital wallet service OVO announces a strategic partnership with 4 popular brands in Indonesia. They are Bank Mandiri, Grab, MOKA, and Alfamart. Adrian Suherman, President Director of OVO, in his speech, said the strategic partnership is expected to increase new active users coming from related parties. In addition, OVO intends to be an open platform for public use.

“Cross-acceptance platform partnership held with Bank Mandiri allows users to experience features from each platform. OVO also provides convenience for the cash-in transaction in all Alfamart outlets.”

OVO expects to reach MOKA partners across 200 cities. As the point-of-sale service, MOKA is very useful for SMEs.

Extend partnership

ovooo

Within a year post-launching, OVO claims to have around 5-10 million active users. OVO Devices are available in 350 outlets in 212 cities. It’s still dominated by Jakartans, but users from Medan, Palembang, and Surabaya are getting increased. Extending partnership will OVO’s main focus in 2018.

“The interesting fact is one of the biggest malls in Surabaya, Tunjungan Plaza, is registered with the largest number of partners,” Suherman said.

P2P Scheme and QR Code

ovoooo2

One of the plans OVO’s currently developing is the peer-to-peer (P2P) scheme in-app. Regarding its implementation, Suherman confirms it’s currently in the development stage, and if it’s final, to be launched in Q4 2018.

“We surely will wait for the decision of Bank Indonesia regarding the license. If there’s no problem, It’ll be launched immediately,” he said.

The use of P2P will add to OVO’s implemented technology scheme. Currently, their team is implementing QR Code, as a payment method, aggressively.

PT Visionet International, the OVO’s legal entity, officially acquired the license from Bank Indonesia (BI) as e-money operator mid last year.

Grab and OVO

Ridzki Kramadibrata, Managing Director of Grab Indonesia said the strategic partnership will allow OVO users to make balance top-up directly via Grab drivers which already announced in early July.

He mentioned GrabPay as a payment channel. The payment can be done via cash, credit card, Mandiri E-Cash, and OVO.

Recently, OVO has appointed Jason Thompson as the CEO. He previously was the Head of GrabPay.

“Not only OVO, there are possibility to add partners for Grab’s payment options in the future,” he added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Promosikan Pengembang Game Lokal, Bekraf Game Prime Kembali Digelar

Masih rendahnya minat investor hingga kualitas talenta pengembang game lokal saat ini, menjadi sorotan dari Asosiasi Game Indonesia (AGI). Dalam acara konferensi pers Bekraf Game Prime 2018, Presiden Asosiasi Game Indonesia (AGI) Narenda Wicaksono mengungkapkan, kegiatan ini bisa dijadikan kesempatan bagi pengembang lokal untuk mempromosikan sekaligus memperluas networking dengan pihak terkait.

“Lakukan juga uji coba game yang saat ini sedang dikembangkan kepada publik. Dengan demikian feedback langsung dari target pengguna bisa didapatkan. Selain itu siapkan elevator pitch saat bertemu dengan investor yang hadir di acara tersebut,” kata Narenda.

Tahun ini Bekraf bersama AGI dan Idea Network memiliki misi untuk mempromosikan karya pengembang lokal, bukan hanya di tanah air namun juga secara global. Dengan demikian diharapkan bisa memancing lebih banyak lagi minat dari generasi muda untuk menjadi pengembang game.

“Jika kita lihat tahun ini eSport mulai banyak digemari oleh pecinta mobile game di Indonesia. Selain memberikan kesempatan untuk melihat langsung karya pengembang lokal, pengunjung juga bsa bertemu langsung dengan pengembang game asing,” kata CEO Idea Network Ricky Setiawan.

Nantinya sekitar 70-80 booth akan diisi oleh pengembang game lokal untuk mempromosikan karya game mereka. Mulai dari mobile game, console hingga PC Game, Semua bisa ditemui saat acara Bekraf Game Prime, yang bakal digelar pada tanggal 13-15 Juli 2018. Serupa dengan tahun sebelumnya, kegiatan ini akan dibagi menjadi dua konsep, yaitu untuk kalangan B2B dan B2C.

Peranan AGI untuk pengembang game lokal

Sebagai asosiasi yang fokus kepada pertumbuhan pengembang game lokal, AGI kerap memberikan dukungan keada pengembang lokal yang kebanyakan adalah entitas, untuk bisa mempromosikan karyanya secara global. Tercatat saat ini Indonesia menduduki peringkat 20 sebagai negara pengembang game yang memiliki potensi cerah.

“Memang tidak mudah untuk mengembangkan game yang sukses dan disukai pengguna. Sedikitnya dibutuhkan waktu sektar tiga tahun, hingga game tersebut berhasil seperti yang telah dilakukan oleh Agate dan pengembang game Tahu Bulat,” kata Narenda.

Meskipun AGI tidak menuntut semua pengembang game untuk masuk kedalam asosiasi, namun dengan bergabungnya mereka yang kebanyakan dari kalangan individu atau kurang dari 3 orang, bisa mendapatkan kesempatan untuk memperluas jaringan hingga meningkatkan kualitas talenta. Dengan demikan, produk yang baik dan tepat sasaran bisa diciptakan.

AGI sendiri bersama dengan Bekraf saat ini tengah menyiapkan platform untuk pengembang lokal mendapatkan pelatihan hingga kesempatan untuk mengembangkan produk game.

“Tentunya tidak ada formula yang efektif untuk game yang ideal dan berpotensi untuk laku di pasaran. Semua mengikuti tren dan tentunya tergantung dari kualitas game itu sendiri,” kata Narenda.

Cardano Project Berikan Edukasi Blockchain untuk Mahasiswa

Emurgo, firma pengembang Jepang yang mendukung dan melakukan inkubasi berbagai bisnis untuk bisa terintegrasi dengan sistem desentralisasi blockchain Cardano Project, mulai memperkenalkan layanannya di Indonesia.

Dalam acara yang digelar HARA dan mengusung tema “Blockchain for Real-World Problems”, Head of Business Development Emurgo Shunsuke Murasaki menyampaikan berbagai proyek di Indonesia yang bakal melibatkan universitas dan mahasiswa.

Salah satu MoU yang sudah ditandatangani adalah dengan Asosiasi Perguruan Tinggi Komputer Indonesia (Aptikom). Melalui kerja sama ini, Emurgo berharap bisa mencetak talenta segar yang menguasai teknologi blockchain.

“Bukan hanya pelatihan, kami juga akan memberikan sertifikat yang nantinya bisa bermanfaat untuk entrepreneur di Indonesia,” kata Shunsuke.

Cardano Project menargetkan hingga Q4 2018 bisa menjalin lebih banyak kolaborasi dengan unversitas di Indonesia dan berbagai sektor bisnis untuk mempercepat implementasi teknologi blockchain di Indonesia.

Di Indonesia, kehadiran Emurgo dan Cardano Project didukung Asosiasi Blockchain Indonesia.

Sebagai layanan yang mengedepankan open source, Cardano mengklaim sebagai platform blockchain pertama yang menerapkan konsep scientific philosophy dan berkembang dengan pendekatan hasil penelitian yang paling maju.

“Saat ini market value kami sudah berada di peringkat tujuh secara global, didukung oleh tiga organisasi besar, yaitu Emurgo, IOHK, dan Cardano Foundation,” kata Shunsuke.

Koin yang dikembangkan Cardano Project adalah ADA yang telah tersedia sejak bulan September 2017.

“Diharapkan dengan ADA bisa menempatkan cryptocurrency kami sebagai mobile marketing platform developer nomor satu, yang bisa dikustomisasi secara mudah menggunakan platform fintech,” tutup Shunsuke.

Layanan Marketplace Jasa Seekmi Perbarui Tampilan Aplikasi dan Hadirkan Logo Baru

Layanan marketplace jasa Seekmi kembali menghadirkan inovasi baru. Sebagai salah satu layanan penyedia jasa, Seekmi berupaya untuk menghadirkan kebutuhan yang relevan untuk warga ibukota, sekaligus memperbarui tampilan aplikasi.

Kepada DailySocial, CEO Seekmi Clarissa Leung mengungkapkan, bukan hanya melakukan revamping aplikasi, Seekmi juga menghadirkan layanan terbaru sekaligus merubah tampilan logo yang terlihat lebih modern dan simpel.

“Sebenarnya layanan yang baru kami hadirkan sudah ada, kami menambahkan beberapa pilihan untuk memberikan banyak layanan jasa sekaligus kemudahan kepada pengguna,” kata Clarissa.

Jasa-jasa baru

Salah satu layanan yang paling banyak dipilih pengguna Seekmi adalah servis AC. Telah hadir sejak Seekmi didirikan, layanan AC Seekmi terdiri dari jasa membersihkan, instalasi, dan perbaikan. Sementara itu untuk layanan laundry, Seekmi menawarkan pilihan jasa laundry berdasarkan berat dan harga per satuan. 

“Untuk jasa kebersihan, Seekmi menghadirkan pilihan kebersihan gedung/rumah tinggal lengkap setiap bulannya. Selain itu Seekmi juga menghadirkan jasa kebersihan untuk fasilitas furnitur hingga karpet dan ubin keramik hingga tembok kaca milik pengguna,” kata Clarissa.

Seekmi juga menghadirkan layanan jasa tukang, instalasi furnitur, cat rumah hingga pemasangan elektronik dan produk rumah tangga di rumah tinggal dan gedung.

Untuk memudahkan pengguna melakukan pemesanan untuk teknisi atau mitra favorit di Seekmi yang pernah dipesan sebelumnya, diluncurkan fitur Re-order di aplikasi.

“Kami juga memastikan harga sudah sesuai dengan standar dan terjangkau jumlahnya untuk semua pengguna,” kata Clarissa.

Seekmi juga memberikan garansi dan asuransi sebesar Rp 5 juta saat melakukan pemesanan di aplikasi Seekmi (untuk pembayaran cashless). Sementara untuk pilihan pembayaran, Seekmi juga menambah pilihan pembayaran dengan bank ternama, termasuk BCA, Mandiri, BRI, dan BNI.

Saat ini Seekmi telah memiliki jumlah pengguna sekitar ratusan ribu orang, sementara itu jumlah teknisi yang bergabung di Seekmi hingga kini sudah mencapai 100 ribu orang. Seekmi juga berencana memperluas area layanan di kota-kota besar di Indonesia.

“Selain itu kita juga memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana untuk mempercepat pertumbuhan bisnis,” tutup Clarissa.

Application Information Will Show Up Here

Tren dan Lanskap Pemasaran Digital di Indonesia

Menurut data yang dilansir Digital Ready, content marketing masih digemari mayoritas kalangan B2B untuk kegiatan pemasaran. Sementara untuk penggunaan software marketing secara global, budget yang telah digunakan untuk memanfaatkan marketing tools tersebut sudah mencapai $32 miliar per tahunnya.

Dalam survei tersebut tercatat, 100 ribu bot aktif di Facebook Messenger telah menawarkan platform paling relevan untuk bisa melakukan interaksi dengan target pengguna. Sementara itu makin maraknya influencer untuk kegiatan pemasaran, telah meningkatkan biaya pengeluaran perusahaan hingga 39% secara global. Instagram hingga saat ini merupakan platform media sosial favorit untuk brand dan influencer.

Teknologi AI, chatbot, dan piranti lunak pemasaran

Salah satu highlight yang marak dibicarakan para praktisi dan pelaku adalah kebangkitan teknologi AI (artificial intelligence) dan chatbot untuk kegiatan pemasaran. Di tahun 2018 ini keduanya tidak hanya wacana. Chatbot menjadi “default” platform saat kegiatan pemasaran dilakukan.

“Perusahaan yang melayani konsumen/klien banyak atau inventori produk yang bervariasi seperti e-commerce akan sangat bergantung pada teknologi seperti piranti lunak pemasaran. Contoh menggunakan chatbot sebagai customer service yang bisa standby setiap waktu dan menjawab dan memproses permintaan,” kata VP Marketing Kofera Anis Thoha Manshur.

Dari sisi pemasaran produk yang memiliki inventori banyak, diperlukan software marketing yang dapat mengotomasi proses pembuatan iklan agar mencapai tujuan bisnis, seperti peningkatan pendapatan atau akuisisi konsumen baru.

Programmatic buying tools (seperti DoubleClick) juga bisa membantu mempercepat proses optimasi digital media buying jika tidak memiliki resource digital marketing specialist yang bisa mengoptimalkan bidding dan targeting secara manual.

“Tapi perlu dipertimbangkan juga bahwa programmatic buying memiliki keterbatasan kontrol dan biasanya memakan biaya yang tinggi jika budget juga besar, karena kebanyakan vendor programmatic buying tools mengambil biaya dari persentase budget. Semakin besar budget, semakin besar biaya,” kata Direktur Marketing DANA Timothius Martin.

Sementara menurut CEO ADSvokat Daniel Tumiwa, penggunaan software marketing untuk kegiatan pemasaran secara perlahan mulai diminati oleh brand. Namun demikian Daniel melihat peranan agency masih tetap menjadi pilihan brand, pelaku UKM, dan startup.

Inovasi konten kreatif

Dalam satu tahun terakhir persaingan landskap digital semakin ketat. Tidak hanya persaingan dalam hal pembelanjaan, tapi juga dalam hal kreativitas konten. Sekitar 3-4 tahun yang lalu, sebagian besar advertiser fokus menggunakan channel search (SEM) dan display marketing (display networks) di desktop dan mobile. Konten yang ditawarkan saat itu sebagian besar adalah promo diskon.

“Nah, dalam dua tahun terakhir ini, persaingan yang sangat ketat mendorong advertiser untuk lebih inovatif dalam pemilihan channel digital marketing dan juga konten yang lebih dari sekedar promo diskon. Video marketing seperti di YouTube (TrueView, bumper ad), Facebook Pocket TV, dan sponsored video post di Instagram merupakan channel favorit terbaru di antara advertiser. Video marketing menawarkan beberapa kelebihan kepada advertiser dibandingkan channel lainnya seperti search & display,” ungkap Timothius.

Timothius menambahkan, durasi yang fleksibel dan gabungan elemen visual dan audio dapat memberikan engagement yang lebih baik dari channel lainnya. Video juga memiliki peluang viral yang lebih besar dibandingkan channel lainnya, seperti static image dan search.

“Tergantung platform video yang digunakan, biasanya video marketing sangat efisien karena advertiser di-charge setiap pengguna menonton video hingga durasi tertentu (cost-per-view). Misalnya di YouTube, jika pengguna tidak menonton iklan sekitar 30 detik, maka advertiser tidak akan di-charge. Harga CPV bisa semurah Rp350,” kata Timothius.

Sementara itu untuk pasar B2B, Anis melihat, content marketing masih menjadi pilihan utama saat mulai melakukan kegiatan pemasaran. Untuk B2B, white paper, study case, dan pemaparan dalam bentuk video sangat penting untuk mengedukasi konsumen.

Di market B2C Indonesia, faktor penentu terbesar customer dalam proses pembelian adalah harga dan promosi. Di market B2B, harga dan promosi bukanlah menjadi faktor penentu yang utama. Banyak hal-hal lain yang perlu dipikirkan calon pembeli B2B, seperti ketersediaan produk dalam jumlah besar, fleksibilitas pembayaran, post-sale services, ketersediaan suku cadang, positive endorsement dari klien, dan lainnya.

“Hal-hal tersebut hanya bisa dikomunikasikan dalam suatu konten yang edukatif dan intuitif. Tidak hanya di dalam platform B2B tersebut, tetapi juga di platform media eksternal,” kata Timothius.

Tren media sosial dan peranan influencer

Media sosial masih menjadi platform pilihan yang relevan, mudah, dan sarat dengan pembaruan teknologi saat melakukan kegiatan pemasaran. Hal ini, menurut Anis, karena konten yang terbaru (“kekinian”) yang disajikan melalui format interaktif (seperti live streaming) atau konten terbatas (seperti insta story) menarik “rasa penasaran” banyak pengguna media sosial.

“Anda bisa mengamati bagaimana orang aktif mengunggah insta story atau hanya sekedar penasaran melihatnya. Kemudian fenomena yang terjadi di aplikasi seperti Bigo, TikTok, yang memberikan wadah para pengguna media sosial untuk berekspresi. Menurut saya, ke depannya media sosial akan memberikan lebih banyak variasi bagi pengguna dalam berekspresi.”

Hal senada juga disampaikan Timothius terkait tren media sosial saat ini dan tahun depan. Video memiliki tingkat fleksibilitas yang lebih tinggi untuk pengguna mengekspresikan aktivitas dan pengalaman mereka dibanding static image dan teks (seperti status update).

“Video baru belakangan ini naik daun karena semakin terjangkaunya harga kuota data internet operator telekomunikasi di Indonesia dan juga penetrasi smartphone yang terus bertambah pesat. Pemain media sosial yang akan terus mendominasi dari tren video ini adalah Instagram dan Facebook.”

Terkait dengan peranan influencer saat ini dan ke depannya, Daniel Tumiwa yang menjalankan bisnisnya memanfaatkan “buzzer” atau influencer dari kalangan mahasiswa melihat, bakal makin tumbuh dengan pesat dan masih memiliki potensi yang cerah. Tidak hanya sekedar mempromosikan brand di channel digital (Instagram, Facebook, Twitter), tetapi juga di channel offline seperti event, community building, hingga ke produksi iklan TV dan OOH (Out-of-home).

“Cara influencer dalam mempromosikan suatu brand juga mulai berubah. Beberapa tahun lalu, influencer lebih cenderung mempromosikan dengan konten yang hard sell seperti foto dengan produk dan caption text yang menjual. Saat ini konten lebih menjual gaya hidup dan pengalaman dari menggunakan produk/layanan yang dipromosikan (soft sell). Dengan cara ini, viewers juga akan lebih percaya kepada brand yang di promosikan karena terlihat lebih natural seperti bukan iklan,” kata Timothius.

Sementara itu Anis melihat, peranan influencer sendiri makin penting bagi para konsumen yang sedang mencari informasi/referensi dalam pemilihan suatu produk. Untuk beberapa kategori produk dan bisnis, influencer marketing berperan sangat penting dalam menyebarkan efek “word of mouth“.

Influencer marketing saat ini semakin berkembang dan diminati. Contohnya suatu brand smartphone baru yang berasal dari Tiongkok, yaitu Xiaomi. Mereka besar berkat komunitas dan banyak bekerja sama dengan influencer,” tutup Anis.

OVO Tegaskan Kemitraan dengan Bank Mandiri, Grab, Alfamart, dan MOKA

Layanan digital wallet Lippo Group OVO hari ini mengumumkan kemitraan strategis dengan empat brand ternama di Indonesia. Mereka adalah Bank Mandiri, Grab, MOKA dan Alfamart. Dalam sambutannya Presiden Direktur OVO Adrian Suherman mengungkapkan kerja sama strategis ini diharapkan bisa menambah jumlah pengguna aktif OVO baru yang datang dari mitra terkait. Selain itu OVO juga ingin menjadi open platform yang bisa digunakan semua orang.

“Kemitraan cross acceptance platform yang terjalin dengan Bank Mandiri memungkinkan pengguna untuk menikmati fitur dari masing-masing platform. OVO juga memberikan kemudahan untuk transaksi cash-in di semua gerai Alfamart.”

Sementara itu, OVO juga berharap merangkul mitra MOKA yang sudah tersebar di 200 kota. Sebagai layanan point-of-sale, MOKA digunakan berbagai pelaku UKM, mulai dari food truck hingga toko pakaian.

Menambah jumlah mitra

Dalam waktu satu tahun sejak diluncurkan, OVO mengklaim telah memiliki sekitar 5-10 juta pengguna aktif. Perangkat OVO tersedia di 350 gerai di 212 kota. Meskipun masih didominasi pengguna Jakarta, namun saat ini jumlah pengguna dari Medan, Palembang, dan Surabaya mulai menyusul jumlahnya. Penambahan jumlah mitra akan menjadi fokus OVO sepanjang tahun 2018.

“Yang menjadi menarik adalah salah satu mall terbesar di Surabaya, yaitu Tunjungan Plaza, tercatat merupakan jumlah merchant terbanyak OVO,” kata Adrian.

Skema P2P dan QR Code

Salah satu rencana yang saat ini tengah dikembangkan OVO adalah skema peer-to-peer (P2P) dalam aplikasi. Disinggung seperti apa penerapannya nanti, Adrian menegaskan saat ini masih dalam tahap pengembangan dan jika sudah final akan diluncurkan pada Q4 2018.

“Tentunya kita akan menunggu keputusan Bank Indonesia soal lisensi tersebut. Jika sudah dapat lampu hijau akan kita luncurkan segera,” kata Adrian.

Penggunaan P2P akan menambah skema teknologi yang diterapkan OVO. Saat ini pihaknya gencar menerapkan penggunaan QR code sebagai cara pembayaran.

PT Visionet Internasional, pemegang brand aplikasi OVO, resmi mendapatkan izin Bank Indonesia (BI) sebagai penyelenggara uang elektronik (e-money) pertengahan tahun lalu.

Grab dan OVO

Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menyebutkan kerja sama strategis yang terjalin memungkinkan pengguna OVO melakukan top up saldo langsung melalui mitra pengemudi Grab yang sudah diperkenalkan awal Juli lalu.

Ridzki menegaskan GrabPay adalah nama kanal pembayaran. Pembayarannya sendiri bisa menggunakan uang tunai, kartu kredit, Mandiri E-Cash, dan OVO.

OVO sendiri baru saja mengangkat Jason Thompson sebagai CEO OVO. Jason sebelumnya adalah Head of GrabPay.

“Bukan hanya dengan OVO. Ada kemungkinan ke depannya kami akan menambah jumlah mitra untuk pilihan pembayaran di Grab,” kata Ridzki.

Application Information Will Show Up Here