Dapat Pendanaan dari Konimex Group, Platform E-commerce IUIGA Masuk Indonesia

Platform e-commerce asal Singapura yang menjual berbagai barang pribadi dan perlengkapan rumah IUIGA meresmikan kehadirannya di Indonesia. Ekspansi ini ditempuh setelah berhasil mengamankan pendanaan dari Konimex Group dengan detail yang tidak disebutkan.

Konsep bisnisnya, mereka bekerja sama dengan produsen desain manufaktur, kemudian melakukan branding dan menjualkan produk-produk mereka secara online.

Tim IUIGA menyampaikan konsep bisnis ini diterapkan demi menghasilkan produk berkualitas dengan harga yang terjangkau. “IUIGA bekerja sama dengan pabrik-pabrik untuk menghasilkan produk berkualitas yang kemudian dilabeli dengan barang IUIGA.”

“IUIGA bekerja sama dengan lebih dari 400 pabrik ODM (Original Design Manufacturer) [..] Berbeda dengan Contract Manufacturer, ODM merupakan pabrik yang memiliki kapabilitas dan lisensi dalam desain dan pengembangan produk,” jelas Managing Director IUIGA Indonesia William Firman.

Dengan fokus pada pasokan barang dari ODM, IUIGA merasa tidak perlu memiliki tim product development karena desain dan pengembangan produk dilakukan oleh pabrik.

“Adanya sistem teknologi dan informasi yang terintegrasi membuat konsumen dapat merasakan pengalaman online-to-offline pertama di Indonesia yang mengedepankan teknologi self-services dan transparansi informasi, sehingga setiap konsumen dapat memahami value yang didapatkan dari setiap harga yang dibayarkan untuk sebuah produk IUIGA,” imbuh William.

Kualitas dan transparansi harga menjadi unggulan

Kendatie-commerce di Indonesia menjadi salah satu industri yang berkembang cukup pesat, persaingan di dalamnya pun cukup ketat. Menyadari hal itu IUIGA membawa sejumlah keahlian mereka, seperti mengubah jalur distribusi menjadi direct-to-consumer.

Dengan perubahan jalur distribusi tersebut, IUIGA mengklaim mampu memangkas harga barang. Misalnya, yang semula di pasaran bisa mencapai 8 hingga 15 kali dari harga produksi, kini menjadi 1,6 hingga 2 kali saja.

“Di IUIGA kami memungkinkan konsumen untuk dapat mengetahui komponen biaya dari setiap produk IUIGA melalui fitur transparent pricing. Fitur transparent pricing memuat informasi biaya produksi, profit, dan komparasi harga tradisional ritel dari setiap produk IUIGA”, terang William.

Di Indonesia IUIGA menawarkan 11 kategori produk, mulai dari home living hingga personal care. Selain bisa diakses melalui website dan aplikasi mobile IUIGA juga akan membuka toko fisik untuk meningkatkan pengalaman pengguna.

“Kami akan melakukan pengiriman melalu gudang kami di Jakarta. Selain itu kami sudah bekerja sama dengan beberapa delivery provider untuk menjangkau pelanggan IUIGA di seluruh Indonesia. Untuk delivery provider yang kami miliki terbagi menjadi instant, same day, next day, dan reguler,” jelas William.

Application Information Will Show Up Here

Aruna Memperoleh Suntikan Dana Senilai 81 Miliar Rupiah

Aruna berhasil mengamankan pendanaan anyar senilai $5,5 juta atau sekitar 81 miliar Rupiah. Startup bidang kelautan dan perikanan ini memperoleh suntikan modal anyar dari investor-investor mereka terdahulu.

Melalui pernyataan resmi disampaikan bahwa East Ventures, AC Ventures, dan SMDV merupakan nama-nama yang terlibat dalam pendanaan Aruna ini. Dana segar tersebut ditengarai berkat pertumbuhan Aruna yang mencapai 86 kali lipat di tengah pandemi.

“Selama pandemi ini, pendapatan Aruna pada semester I/2020 tumbuh 86 kali dibanding semester I/2019. Aruna adalah salah satu perusahaan yang terdampak positif oleh krisis. Hal ini membuat kami bersemangat,” ucap Co-Founder & Managing Partner East Ventures, Willson Cuaca.

Alokasi dana

Aruna sudah memiliki sejumlah rencana dalam pemanfaatan dana segar tersebut. Co-Founder & CEO Aruna Farid Naufal Aslam menjelaskan, perluasan ekspansi jadi fokus pertama perusahaan. Aruna sendiri saat ini sudah menggandeng ribuan nelayan di 31 lokasi pesisir dari Sumatera hingga Papua.

Ekspansi yang dimaksud oleh Farid adalah memperbanyak titik-titik penyerapan ikan di dalam satu provinsi. Penambahan jangkauan ke daerah-daerah baru juga dilakukan seperti ke Kalimantan Timur, Sulawesi, dan Papua.

Farid menyebut dana itu juga akan dipakai untuk menjaring talenta-talenta baru, mengembangkan produk-produk baru termasuk penggunaan Internet of Things (IoT) untuk memperkuat kualitas produk mereka. Yang tak kalah penting Aruna juga mengalokasikan dana anyar itu untuk memperkuat basis komunitas nelayan dan peningkatan produktivitas mereka terhadap kualitas dan standardisasi produk.

“Aruna berencana mendukung usaha pemerataan ekonomi dengan menjangkau lebih banyak titik pesisir di berbagai wilayah Indonesia,” tegas Farid.

Permintaan yang tinggi

Farid menyebut ada sejumlah faktor yang menyebabkan Aruna tumbuh cukup pesat meski di masa pandemi begini. Pertama adalah banyaknya nelayan yang memilih bergabung dengan Aruna. Banyaknya nelayan yang baru bergabung itu tak lepas dari faktor kedua yakni permintaan yang meningkat.

Farid mengakui produk mereka tadinya lebih banyak diserap untuk kebutuhan ekspor. Namun sejak pandemi berlangsung, logistik dan transportasi melemah sehingga memaksa Aruna menengok pasar ritel domestik. Di samping itu ia juga menyebut faktor kenaikan harga produk perikanan di awal tahun.

“Karena permintaan yang tetap besar itu kita menambah daerah aktivitas produksi,” imbuh Farid.

eFishery Umumkan Pendanaan Seri B, Dipimpin Go-Ventures dan Northstar

Hari ini (12/8), startup aquatech eFishery mengumumkan pendanaan seri B dengan nilai yang tidak disebutkan. Putaran pendanaan dipimpin Go-Ventures dan Northstar Group dengan keterlibatan Aqua-spark dan Wavemaker Partners. Bisnis yang dinakhodai Gibran Huzaifah tersebut akan menggunakan dana investasi untuk mengembangkan produk, menguatkan posisi bisnis, dan mengembangkan tim.

“Melalui pengenalan teknologi baru kepada pembudidaya ikan dan udang di Indonesia, kami memiliki tujuan meningkatkan hasil panen, menurunkan biaya operasional, dan meningkatkan produktivitas mereka. Kami berharap pengembangan produk dari eFishery dapat mendukung ekosistem akuakultur secara menyeluruh, mulai dari proses budidaya hingga distribusi,” ujar Gibran Huzaifah.

Ia menambahkan, “Pendanaan baru ini membantu kami untuk menumbuhkan perusahaan, membuka akses untuk meluncurkan produk kami di seluruh Indonesia, dan mencapai visi kami untuk menjadi perusahaan aquaculture intelligence terkemuka di  Indonesia. Kami sangat antusias menyambut kolaborasi strategis dengan Gojek dan Northstar Group yang kami yakini akan menjadi nilai tambah pada platform kami.”

Sejauh ini eFishery memiliki empat produk utama. Pertama adalah eFisheryFeeder, yakni perangkat pemberi pakan otomatis. Kedua adalah eFisheryFeed, membantu petani ikan dan udang mendapatkan produk pakan dengan harga kompetitif. Kemudian ada eFisheryFund, merupakan program pinjaman untuk pembudidaya. Dan yang keempat ada eFisheryFresh, platform online grocery untuk bantu petani jual hasil panen mereka.

“Kami amat terinspirasi oleh dampak positif yang diberikan oleh eFishery terhadap rantai pasok sektor akuakultur. Kemampuan perusahaan untuk menyajikan perangkat pintar terbaru yang terintegrasi dengan analisis seluler berbasis cloud kepada para pembudidaya telah mentransformasi cara berbisnis yang amat tradisional di Indonesia,” ujar Co-founder Northstar Group Patrick Walujo.

Sementara itu VP of Investments Go-Ventures Aditya Kumar mengatakan, “Solusi eFishery, yang secara langsung mendukung pembudidaya lokal, juga mengatasi permasalahan yang lebih luas, termasuk memperkuat rantai pasokan makanan, mengurangi kekurangan pangan global, dan membantu meningkatkan industri perikanan dan ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Kami berharap dapat melihat manfaat-manfaat tersebut tumbuh secara eksponensial ketika eFishery berkembang secara domestik saat ini dan secara regional di kemudian hari.”

eFishery berdiri tahun 2013 di Bandung, menjadi salah satu startup pionir yang mengembangkan produk berbasis internet of things. Saat ini produk mereka telah menjangkau di hampir seluruh wilayah Indonesia. Sebelumnya mereka mendapatkan pendanaan pra-seri A di tahun 2015, dilanjutkan penutupan seri A di tahun 2018. Perusahaan mengklaim, sejak dua tahun terakhir bisnis sudah capai profitabilitas, setelah mengalami pertumbuhan signifikan selama empat tahun belakang.

Rencana berikutnya

Beberapa rencana spesifik alokasi dana investasi baru sudah disampaikan. Perusahaan ingin membangun kapabilitas data dan algoritma yang lebih kuat untuk eFisheryFeeder, juga membuat perangkat pakan otomatis itu lebih kompatibel dengan berbagai tipe dan ukuran kolam. Guna mendukung proses bisnis, baru-baru ini eFisheryPoint juga dilunjurkan, untuk memudahkan pembudidaya mendapatkan produk perangkat, menjual hasil panen, dan berpartisipasi dalam kegiatan lainnya. Saat ini sudah ada di 30 titik dan akan dikembangkan hingga 100 lokasi sampai akhir tahun.

Saat ini eFishery memiliki sekitar 250 karyawan dan berencana akan ditambah untuk mencapai pertumbuhan bisnis yang ditargetkan. Tahun ini fokusnya pada penguatan tim  product & engineer dan selling & customer experience.

“Walaupun kami telah memulai beberapa uji coba di Bangladesh, Thailand, dan Vietnam, fokus utama kami untuk tahun 2020 adalah memperkuat posisi di Indonesia dengan meningkatkan produk kami dan menciptakan kolaborasi yang lebih strategis. Setelah kami membangun model yang kuat dan dapat direplikasi di seluruh Indonesia, kami siap untuk mengeksplorasi kemungkinan untuk ekspansi regional,” ujar Gibran.

Application Information Will Show Up Here

GoPay Rilis Fitur Tarik Tunai Melalui ATM BCA

GoPay mengembangkan fitur tarik tunai melalui gerai ATM BCA yang tersebar di seluruh Indonesia. GoPay menjadi pemain uang elektronik kedua, setelah LinkAja yang mengembangkan fitur tersebut karena menjadi anak usaha Himbara.

Dalam keterangan resmi, untuk tarik tunai hanya membutuhkan lima proses mudah. Pengguna cukup pilih fitur Tarik Tunai, lalu memasukkan nominal saldo GoPay yang ingin ditarik dan lakukan otentikasi dengan PIN. Setelah itu, pengguna akan menerima enam digit kode transaksi yang dapat langsung digunakan di ATM BCA.

Kode transaksi ini bersifat rahasia dan hanya berlaku selama satu jam dari waktu kode tersebut diberikan. Cara tarik tunai di ATM BCA, pengguna pilih menu “Transaksi tanpa kartu” dan memasukkan kode virtual account (70008 + nomor HP), kemudian kode transaksi. ATM nanti akan mengeluarkan uang tunai sesuai jumlah yang diminta.

Pengembangan ini tak hanya menguntungkan buat pengguna GoPay, termasuk mitra pengemudi itu sendiri apabila mereka butuh membeli sesuatu secara mendadak. BCA sendiri sudah merilis fitur “Transaksi tanpa kartu” ini sejak 2017 dengan kontrol melalui aplikasi mobile banking. Adapun BCA memiliki 17.067 ATM per Maret 2020.

“[..] Fitur ini juga sangat membantu pengguna GoPay yang sehari-hari terbiasa cashless namun di beberapa kesempatan perlu tunai,” terang VP Business Development GoPay Imam Akbar Hadikusumo, Selasa (11/8).

Dia menuturkan, sebelumnya kedua perusahaan telah bekerja sama melalui fitur Virtual Account BCA dan OneKlik. Fitur tarik tunai GoPay ini akan tersedia secara bertahap untuk semua pengguna Gojek. Hanya saja untuk bisa menikmati fitur ini, pengguna perlu upgrade akunnya ke GoPay Plus.

EVP of Transaction Banking Business Development BCA I Ketut Alam Wangsawijaya menambahkan “BCA sebagai salah satu bagian dari sistem keuangan nasional berkomitmen untuk terbuka dalam peluang kerja sama dengan mitra developer e-wallet dalam memberikan financial experience yang seamless bagi nasabah BCA dan pengguna GoPay.”

Imam melanjutkan dengan upgrade akun ke GoPay Plus, pengguna tak hanya dapat memanfaatkan fitur tarik tunai, juga menggunakan fitur transfer ke sesama pengguna GoPay, transfer ke bank lain, limit GoPay lebih besar, serta ekstra proteksi Jaminan Saldo GoPay Kembali.

Tarik Tunai di LinkAja

Baik Ovo maupun Dana, kompetitor terdekat GoPay belum memiliki fitur tarik tunai. Beda halnya dengan LinkAja, karena menjadi anak usaha dari Himbara para pengguna LinkAja dapat tarik tunai saldonya dengan jaringan ATM Link.

Metode penarikannya juga tidak jauh berbeda dengan GoPay. Pengguna LinkAja cukup melakukan permintaan lewat aplikasi LinkAja, dengan masuk ke menu “Tarik Saldo” kemudian pilih “Tarik Tunai di ATM”. Lalu pilih Nominal Penarikan saldo yang akan ditarik tunai melalui ATM dan pilih Buat Kode Penarikan untuk konfirmasinya.

Kode tersebut akan dimasukkan ke mesin ATM untuk melanjutkan transaksi. Apabila tarik tunai di ATM Bank Mandiri misalnya, pengguna cukup tekan soft key (tombol warna hijau yang ada di kanan bawah di sebelah layar ATM. Kemudian pilih “Tarik Tunai LinkAja” dan “Cash withdrawal”. Setelah pengguna memasukkan nomor handphone yang terdaftar dan masukkan kode penarikan untuk tahap akhirnya.

Application Information Will Show Up Here

Startup Perencana Keuangan FUNDtastic Akuisisi Penuh Invisee Senilai 95 Miliar Rupiah

FUNDtastic, startup perencana keuangan di Indonesia, hari ini (10/8) mengumumkan perampungan akuisisi penuh platform investasi reksa dana Invisee senilai $6,5 juta (lebih dari Rp95 miliar). Akuisisi ini adalah bagian jangka panjang perusahaan untuk menjadi platform wealth terbesar di Indonesia.

Dalam proses akuisisi ini, Invisee akan menjadi salah satu unit bisnis baru FUNDtastic, yakni FUNDtastic+ yang bertugas untuk menggaet kerja sama lebih banyak dengan mitra digital dan institusi keuangan lainnya, agar dapat menjangkau lebih banyak calon pengguna baru secara lebih luas. Unit bisnis tersebut akan dipimpin oleh Founder Invisee Eri Primaria.

Proses migrasi pengguna Invisee ditargetkan akan kelar pada akhir bulan ini. Adapun pengguna Invisee disebutkan mencapai 100 ribu orang dengan dana kelolaan sebesar Rp27,6 miliar atau 30% dari keseluruhan dana kelolaan di FUNDtastic sebanyak Rp92 miliar per Juni kemarin.

“Kami memastikan proses merge nasabah dari Invisee ke FUNDtastic yang seamless tanpa kendala apapun dan sesuai dengan regulasi. Mereka tidak perlu register ulang, tinggal login saja nantinya,” terang Co-Founder & CIO FUNDtastic Franky Chandra dalam konferensi pers secara online.

Dia menerangkan, misi FUNDtastic adalah menjadi platform wealth terdepan, maka dari itu dalam perjalanannya butuh ekosistem untuk mendukung misi tersebut. Perusahaan sendiri berdiri di bawah payung regulasi Inovasi Keuangan Digital (IKD) dan sudah terdaftar per Juli 2019.

Di dalam aturan tersebut, perusahaan bertugas untuk memberikan literasi keuangan kepada pengguna dan melakukan cross-selling produk keuangan yang seluruh prosesnya harus dilakukan sesuai regulasi. Artinya bila ingin menjual produk reksa dana harus dengan APERD, produk asuransi dengan insurtech dan sebagainya.

Pertimbangan untuk memilih akuisisi Invisee pun sebenarnya timbul saat keduanya berkolaborasi pada Agustus tahun lalu. Bertepatan pula dengan dimulainya operasional FUNDtastic secara resmi. Kedua perusahaan lalu melihat ada kesamaan visi dan misi yang akhirnya memperkuat alasan dibalik akuisisi.

Dengan memiliki lisensi APERD dan izin Mitra Distribusi Surat Hutang Negara melalui Invise, FUNDtastic akan lebih gencar menggaet lebih banyak kerja sama bisnis dengan perusahaan digital dan institusi keuangan lainnya untuk memperdalam produk wealth. Pasalnya, mengacu pada aturan OJK, rencana-rencana tersebut perusahaan harus memiliki izin APERD.

“Setiap kolaborasi itu masing-masing perusahaan pasti ada kepentingan untuk dapat gain. Invisee dan kami pun demikian. Namun yang rugi di sini adalah user karena proses yang berlapis. Akan jauh lebih baik bila APERD ada di bawah kita karena tiap perusahaan enggak perlu cari gain masing-masing lagi, tapi bisa berpikir bersama cara kasih keuntungan buat user sebesar-besarnya,” tambah Franky.

Fitur dan rencana ke depannya

Produk FUNDtastic+ akan melengkapi rangkaian platform wealth yang disiapkan FUNDtastic untuk mengakuisisi pengguna baru. Produk lainnya yang sudah dirilis perusahaan adalah FUNDtastic Direct untuk menyasar nasabah ritel; FUNDtastic for Advisor ditujukan untuk para perencana keuangan dan agensi untuk mengundang pengguna mereka dan memberikan rekomendasi produk.

Berikutnya FUNDtastic for Business untuk permudah karyawan dalam mempersiapkan dana pensiun lewat payroll yang dipotong setiap bulannya untuk diinvestasikan ke produk investasi.

Franky menerangkan, secara fitur pun ada banyak pengembangan baru yang dipadukan dengan unsur gamification. Salah satunya adalah fitur Misi Bersama untuk pertemanan yang berencana untuk melancong dan mempersiapkan kebutuhan dananya dengan berinvestasi di beragam instrumen.

“Orang Indonesia itu senang gotong royong dan sharing experience. Jadi di fitur ini kami create misi untuk dorong orang mempersiapkan rencananya dengan berinvestasi. Dengan invite teman-temannya, akan ada notifikasi yang masuk ke akun setiap orang untuk ikut menabung juga.”

Saat ini FUNDtastic memiliki 6 ribu pengguna aktif dengan total pengguna terdaftar sebanyak 16 ribu akun. Total dana kelolaannya mencapai Rp92 miliar sejak perusahaan pertama kali beroperasi pada Agustus tahun lalu. Bila dihitung per bulannya, setiap pengguna secara rata-rata telah mengalokasikan dana investasi sebesar Rp15 juta.

Franky menargetkan pada 2021 mendatang perusahaan dapat mengelola dana sebesar Rp500 miliar. Perusahaan telah bekerja sama dengan sembilan manajer investasi, beberapa di antaranya adalah Mandiri Investasi, BNI Asset Management, dan Trimegah Asset Management.

Produk jasa keuangan lainnya yang akan dirilis adalah asuransi pada September mendatang. Hanya saja dia belum bersedia mendetailkan lebih lanjut terkait ini. Franky memastikan produk asuransi yang dijual nantinya akan berkaitan dengan kebutuhan nasabahnya agar tepat sasaran.

Dia juga membuka wacana untuk kembali mengakuisisi perusahaan lainnya, apabila dibutuhkan untuk mendukung misi perusahaan. Akan tetapi ia memastikan akuisisi atau kolaborasi lebih dalam ini hanya akan terjadi melalui inisiasi kolaborasi terlebih dahulu.

“Kita akan lihat impact-nya seberapa jauh untuk pengguna. Apabila memang dibutukahkan akan ambil langkah strategis. Tapi yang pasti harus jalan dulu kolaborasinya,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here

Gandeng Pluang, Dana Tambah Fitur Investasi Emas di Aplikasi

Dana menjadi pemain uang elektronik berikutnya yang merilis fitur investasi emas digital di dalam aplikasinya dengan fitur Dana eMas. Pluang menjadi mitra penyedia untuk fitur tersebut — sebelumnya juga bermitra dengan Gojek untuk merilis GoInvestasi.

Dituliskan dalam keterangan resminya, pandemi telah menciptakan ketidakpastian di pasar modal dan keuangan yang menyebabkan aset-aset investasi bereksiko tinggi berguguran. Para investor kemudian menata ulang portofolio investasinya dengan menempatkan uangnya pada instrumen safe-haven, salah satunya emas.

Secara historikal pun, harga emas dunia terus menanjak dan terus mencetak rekor baru. Di pasar lokal, harga emas Antam sepanjang tahun ini (year-to-date) naik lebih dari 30%.

“Di tengah kondisi ketidakpastian akibat pandemi Covid-19, kami melihat masyarakat mulai mengurangi pengeluaran yang tidak perlu dan memilih untuk berinvestasi jangka panjang dengan membeli emas. Melalui fitur Dana eMas yang ada di aplikasi Dana, pengguna kini dapat memulai investasi emas secara online dengan praktis,” kata Co-Founder dan CEO Dana Vincent Iswara, Jumat (7/8).

Fitur ini, lanjut Vincent, diperuntukkan bagi pemilik akun Dana Premium. Untuk mulai membeli emas, pengguna dapat memilih mulai dari 0,01 gram atau kurang dari Rp10 ribu secara langsung tanpa biaya. Selain transaksi emas jual dan beli, pengguna bisa membeli emas dengan program cicilan dari 3-24 bulan.

Co-Founder Pluang Claudia Kolonas mengatakan bahwa kedua perusahaan percaya bahwa kunci pemberdayaan adalah menciptakan produk yang tidak terlalu mengintimidasi dan membangun keyakinan bahwa produk keuangan yang baik dapat dinikmati oleh siapa pun, bukan hanya segelintir orang saja.

“[..] Semua orang berhak untuk mempunyai tabungan demi masa depan yang lebih cerah. Kerja sama Pluang dengan Dana meluncurkan Dana eMas bertujuan untuk membantu kami memenuhi visi dan misi tersebut,” ucap Claudia.

Perlu dicatat, fitur ini belum menyediakan emas fisik saat penarikan atau penjualan dari portofolio pengguna Dana. Namun, pihak Pluang memastikan bahwa investasi ini aman karena perusahaan ada di bawah PT PG Berjangka yang sudah terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).

Emas nasabah sepenuhnya disimpan dan dijamin oleh Kliring Berjangka Indonesia (KBI). “Dengan begitu, semua transaksi yang terjadi tidak hanya tercatat dalam aplikasi, tapi juga tercatat di badan pemerintah yang berwenang dan fisik emas disimpan dan dijamin oleh KBI yang statusnya BUMN,” tandas Vincent.

Paling banyak pemain

Emas merupakan salah satu komoditas tertua di dunia dan investasi safe haven. Sejumlah kelebihan ini akhirnya membuat pamor investasi emas tergolong tinggi dan familiar di telinga orang Indonesia. Oleh karenanya, investasi emas sering kali menjadi gerbang awal untuk menjaring investor baru terjun ke instrumen investasi lainnya.

Adapun, aplikasi yang sejauh ini hanya menyediakan investasi emas selain Pluang, ada Tamasia, E-mas, Lakuemas, IndoGold, Treasury, dan Pegadaian. Semua pemain ini menawarkan kemudahan membeli dan menjual emas secara digital. Pemain tersebut akhirnya digaet oleh pemain digital lainnya. Misalnya ada Bareksa, Tanamduit, Tokopedia, Bukalapak, dan Gojek.

Berkat kemitraan tersebut, total kontribusi pembelian emas secara online mencapai 10% dari transaksi secara nasional. Kontribusinya turut dipicu oleh dampak pandemi, menurut laporan dari The Ken.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Hiip Matangkan Ekspansi, Berebut Pasar “Influencer Marketing” yang Makin Diminati

Hiip adalah startup di bidang pemasaran asal Singapura yang mengembangkan platform digital untuk menjembatani pemilik brand dengan influencer di media sosial. Selain di negara asalnya, mereka juga sudah resmikan kehadiran di Indonesia, Vietnam, dan Thailand.

Di tengah pandemi, baru-baru ini mereka umumkan perolehan pendanaan terbaru dari Vulpes Special Opportunities Fund dalam bridge fund, melanjutkan pendanaan sebelumnya yang didukung 500 Startups dan sejumlah investor lainnya. Dana segar difokuskan untuk penguatan bisnis di negara ekspansinya.

Kepada media, Founder & CEO Hiip Phi Nguyen menyampaikan, hingga saat ini mereka telah memfasilitasi kegiatan pemasaran 500 brand dan menghubungkan mereka dengan sekitar 10 ribu pilihan influencer. Di Indonesia sendiri Hiip telah beroperasi sejak 2019, dan pada akhir semester pertama tahun ini Hiip Indonesia mengklaim berhasil membukukan peningkatan pendapatan 65% dibandingkan tahun sebelumnya.

Hiip Indonesia
Peluncuran Hiip di Indonesia pada April 2019 lalu / Hiip

“Bisnis kami di Vietnam, Indonesia dan Thailand telah pulih dengan cepat setelah mengalami sedikit penurunan akibat pandemi. Kami akan menggunakan dana investasi untuk terus memperkuat posisi perusahaan melalui ekspansi di negara lainnya di kawasan Asia Tenggara,” ujar Nguyen.

Pemain lain yang sudah hadir

Belum lama berselang, Partipost platform influencer asal Singapura juga baru matangkan ekspansi ke Indonesia, setelah mendapatkan pendanaan seri A yang dipimpin SPH Ventures. Kepada DailySocial COO Benyamin Ramli menjelaskan, mereka cukup optimis brand bakal menerima dengan baik model pemasaran ini. Karena model iklan digital yang biasa dilakukan kian kurang efektif.

“Orang-orang mempunyai mindset untuk menghindari iklan, mereka menggunakan adblock, YouTube ads di-skip, dan kepercayaan terhadap billboards juga sudah berkurang. Setelah melakukan survei dan riset, kami mendapatkan jawaban kalau mereka lebih yakin jika rekomendasi dari influencer yang terpercaya,” ujarnya.

Beberapa pemain lokal juga jajakan layanan serupa. Misalnya Verikool, mereka menyajikan platform endorse influencer dan analitik. Perusahaan atau UKM dapat memilih influencer yang relevan dengan kebutuhannya, melakukan pembayaran, hingga melakukan evaluasi konten. Sementara yang berbentuk marketplace juga ada beberapa, misalnya SociaBuzz, IconReel, dan Allstars.

Tren pertumbuhan pangsa pasar

Menurut laporan Influencer Marketing Benchmark Report 2020, tahun ini pemasaran berbasis influencer akan mencapai nilai $9,7 miliar secara global. Tahun lalu tercatat, lanskap tersebut sudah mulai digarap sekitar 1120 platform dan agensi.

Estimasi pertumbuhan influencer marketing / Influencer Marketing Hub
Estimasi pertumbuhan influencer marketing / Influencer Marketing Hub

Kemudian dari perspektif bisnis, masih dari hasil riset yang sama, 91% dari brand yang menjadi responden mengatakan influencer marketing adalah cara yang efektif dilakukan untuk mencapai tujuan mereka. Dari situ, 78% mengatakan akan meningkatkan pengeluaran untuk kebutuhan tersebut.

Kemudian terkait ekspektasi keluaran yang diharapkan masih cukup beragam, sebagian mengharapkan konversi penjualan, sebagian lagi engagement, lainnya impresi dari brand.

Keluaran yang diharapkan brand dari kampanye influencer yang dilakukan / Influencer Marketing Hub
Keluaran yang diharapkan brand dari kampanye influencer yang dilakukan / Influencer Marketing Hub

Sebagai pembanding, hasil riset lain yang dirilis Mediakix disebutkan tahun 2020 budget yang dikeluarkan brand untuk influencer marketing akan meningkat 65%, sebanyak 33% masih akan mengalokasikan nilai yang sama dengan tahun lalu. Bahkan 17% dari pemasar mengatakan akan mengalokasikan setengah dari dana yang mereka miliki untuk influencer marketing. Sementara 98% responden mengatakan pendekatan ini sama dan/atau lebih baik dari model pemasaran yang telah mereka lakukan sebelumnya, ditinjau dari capaian return of investment.

Mengenai anggaran yang dikeluarkan cukup beragam, karena menyesuaikan dengan skala bisnis masing-masing. Seperti diketahui layanan tersebut kini mulai digunakan oleh bisnis skala mikro hingga korporasi.

Rata-rata biaya yang dikeluarkan brand untuk influencer marketing / Mediakix
Rata-rata biaya yang dikeluarkan brand untuk influencer marketing / Mediakix

Terkait platform, dua riset mengemukakan temuan yang serupa, Instagram menjadi yang paling banyak diminati. Dilanjutkan dengan Facebook, YouTube, Twitter, TikTok dan lain-lain.

Resmi “Rebranding”, Aplikasi Gojek Kini Bisa Digunakan di Vietnam

Aplikasi Gojek akhirnya mendarat ke Vietnam, menyusul pengumuman penggunaan brand tunggal Gojek untuk operasional di luar Indonesia. Dalam waktu dekat, Thailand (GET) akan menyusul.

Dalam keterangan resmi perusahaan yang dikutip dari media setempat, disebutkan para pengguna di seluruh kawasan Vietnam dapat menggunakan aplikasi Gojek untuk memanfaatkan layanan transportasi GoBike, logistik GoSend, dan pesan antar makanan GoFood.

Saat ini Gojek Vietnam memiliki 150 ribu mitra pengemudi dan 80 ribu merchant di Hanoi dan Ho Chi Minh City.

General Director of Gojek Vietnam Phung Tuan Duc mengumumkan sejumlah peningkatan fitur, seperti tampilan utama yang lebih simpel, opsi buat pengguna untuk menyematkan hidangan favoritnya di GoFood, berbagi gambar dengan pengemudi, dan dukungan pesanan lebih dari satu di seluruh layanan. Seluruh fitur tersebut sudah bisa dirasakan sepenuhnya oleh Gojek Indonesia.

“Hari ini menandai momen penting dalam perjalanan Gojek, dan dalam komitmen jangka panjang kami ke Vietnam. Kami terus melihat potensi besar untuk pertumbuhan dan dampak buat negara ini, kami bangga dan bersemangat untuk memperkenalkan pengalaman super-app Gojek untuk pengguna,” ucap Co-CEO Gojek Kevin Aluwi.

Milestone ini tidak hanya untuk pengguna Gojek Vietnam saja, tapi juga tiga negara di mana perusahaan beroperasi, yakni Thailand, Singapura, dan Indonesia. Dengan aplikasi tunggal, pengguna yang melancong ke salah satu negara tersebut tidak perlu mengunduh aplikasi lain saat ingin bepergian. Pengalaman tersebut sudah dijalankan oleh Grab.

Perkembangan bisnis di regional

Dalam wawancara bersama DailySocial sebelumnya, manajemen Gojek menerangkan model bisnis GEt, GoViet, dan Gojek cenderung bisa beradaptasi dengan kondisi selama pandemi. Beberapa layanan justru memberikan dampak baik di masyarakat. Layanan pesan-antar makanan dan dompet digital juga sudah digulirkan Gojek di mancanegara, seperti GET Food di Thailand atau Go Food di Vietnam.

“Karena orang-orang lebih sering tinggal di rumah dan melakukan pemesanan lebih banyak selama beberapa bulan terakhir, kami melihat ketahanan berkelanjutan dalam bisnis perdagangan online (pengiriman makanan dan paket), pembayaran non-tunai, dan konten digital. Konsumen makin tertarik pada kebiasaan digital ini, bahkan sebelum Covid-19. Kini layanan online seperti itu benar-benar menjadi kebutuhan sehari-hari.”

Sama seperti di Indonesia, mitra Gojek di luar negeri juga terus berkembang. Tak hanya sebatas pengemudi. Di sana mereka juga merangkul pedagang untuk meramaikan loka pasar yang sediakan di aplikasi. Pandemi justru dilihat sebagai kesempatan untuk lebih giat membawa pedagang masuk ke platformnya demi membuat bisnis tetap berjalan. Berbagai program dijalankan untuk mendorong digitalisasi tersebut, termasuk sistem pembayaran digital.

“Kami juga melakukan penyesuaian dan memperkenalkan layanan baru, seperti GET Pay di Thailand untuk pengiriman makanan, pengiriman tanpa kontak langsung, [dan] untuk memastikan kebutuhan konsumen dipenuhi dengan aman.”

Sejauh ini Gojek baru mengaplikasikan layanan pembayaran digital di Thailand (GetPay). Rencana peluasan layanan fintech Gojek juga sudah diagendakan, termasuk di negara persinggahan selanjutnya, seperti Filipina. Di sana Gojek sudah mengakuisisi perusahaan lokal Coins.ph.

Application Information Will Show Up Here

Riset Kredivo: Tren Positif E-commerce Masih Berlanjut Sampai Masa Pandemi

E-commerce menjadi salah satu sektor digital yang menguat selama era pandemi ini. Platform kredit online Kredivo yang fokus di transaksi e-commerce turut mendapat pengaruh baik itu. Namun disampaikan oleh perwakilan perusahaan, pengaruh baik itu juga tak lepas dari capaian mereka di sepanjang 2019.

Untuk mendalami tren yang ada, Kredivo bekerja sama dengan Katadata Insight Center melakukan analisis data primer dari 10 juta lebih transaksi dari 1 juta pengguna Kredivo di enam e-commerce meliputi Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Lazada, Blibli, dan JD.ID sepanjang 2019.

Ada beberapa poin penting yang dikemukakan riset ini. Namun yang menjadi fokus utama dari riset ini adalah transaksi selama 2019 yang cukup kuat. Salah satu indikatornya adalah peningkatan transaksi hingga 22% dibanding rata-rata jumlah transaksi bulanan.

Direktur Riset Katadata Insight Center Mulya Amri menjelaskan bahwa dalam kurun setahun pengguna Kredivo menimbulkan pola belanja tertentu di e-commerce tiap bulan. Januari dan Februari menunjukkan transaksi mereka jauh di bawah rata-rata. Baru pada Mei kenaikan transaksi yang signifikan mulai terlihat.

Mulya menyebut hal itu tak lepas dari faktor hari raya Idulfitri, nilai transaksi pengguna di e-commerce naik signifikan. Turun di Juni, jumlah transaksi stabil naik dari Juli dan memuncak di Desember dengan yang mencapai 22% di atas rata-rata. Program Harbolnas 12.12 tahun lalu misalnya berhasil mendongkrak jumlah transaksi harian hingga lima kali lipat.

Perbandingan nilai transaksi e-commerce dalam momen-momen tertentu / Kredivo
Perbandingan nilai transaksi e-commerce dalam momen-momen tertentu / Kredivo

Temuan-temuan menarik perilaku konsumen e-commerce

Riset ini juga berhasil merekam temuan-temuan menarik terkait perilaku konsumen e-commerce yang menggunakan layanan Kredivo. Mulai dari temuan kelompok umur Generasi Z (18-25 tahun) dan Milenial (26-35 tahun) menghabiskan uang paling banyak dari pendapatannya untuk berbelanja di e-commerce masing-masing dengan rasio 4,7% dan 5,1%. Temuan ini berbanding lurus dengan literasi layanan digital yang lebih mapan di dua kelompok usia tersebut.

Dari aspek perilaku, riset ini mendapati pola-pola tertentu konsumen Kredivo berbelanja. Contohnya adalah jam tersibuk mereka untuk belanja adalah di sepanjang hari kerja dengan pengecualian Senin. Lalu jika dilihat lebih rinci lagi, jam makan siang dan jam makan malam hingga jelang tidur sebagai waktu paling ramai terjadinya transaksi di e-commerce. Sementara secara nilai transaksi, orang-orang lebih banyak mengeluarkan uang dalam satu transaksi pada akhir pekan.

Riset ini juga menemukan bahwa perempuan punya kecenderungan lebih sering belanja di e-commerce dalam setahun yang rata-rata bisa mencapai 26 kali. Namun laki-laki ternyata lebih murah hati merogoh koceknya saat berbelanja karena rata-rata nilai transaksi mereka lebih besar dari konsumen perempuan dengan Rp227.526 per transaksi.

Perbandingan jumlah transaksi e-commerce pengguna pria dan wanita / Kredivo
Perbandingan jumlah transaksi e-commerce pengguna laki-laki dan perempuan / Kredivo

Sementara dari sisi produk, kategori fesyen, kosmetik, dan gadget masih jadi primadona di kalangan pengguna Kredivo yang berbelanja di e-commerce. Produk fesyen dan kecantikan mendominasi secara jumlah transaksi yang mencapai 30% dan 16%, sementara produk gadget dan aksesorisnya mendominasi dengan angka 33% secara nilai transaksi.

General Manager Kredivo Lily Suriani mengatakan, pihaknya berniat memperluas tren positif di sejumlah kategori tersebut dengan memperluas jangkauannya yang saat ini sudah menggandeng lebih dari 300 merchant online khususnya di kategori fesyen. “Ada beberapa yang kita sedang tahap integrasi dengan pemain-pemain fashion besar. Tidak menutup kemungkinan juga dengan kategori lain yang punya nilai transaksi tinggi seperti gadget dan elektronik,” jelas Lily.

Ada sedikit pergeseran

Lily menyebut Kredivo memiliki hampir 2 juta pengguna saat ini. Ia mengklaim jumlah pengguna baru dan yang mengajukan kredit terus meningkat tak hanya di tahun lalu tapi juga hingga sekarang. Menurut Lily hal itu tak lepas dari penetrasi internet yang terus membaik di Indonesia serta kepercayaan konsumen dalam bertransaksi online yang terus meningkat baik dari frekuensinya maupun nilainya.

Head of Marketing & Alliances Kredivo Indina Andamari mengklaim capaian positif di tahun lalu itu masih terlihat setidaknya di satu semester 2020. Dari aspek perilaku konsumen menurut Indina hal itu masih terjaga. Namun ia juga mengakui bahwa ada pergeseran terutama dari besaran nominal yang dibelanjakan konsumen mengingat pandemi mengharuskan banyak orang memperketat bujetnya.

“Tapi memang ada pergeseran juga di pengeluaran mereka dengan kondisi ekonomi seperti sekarang yang banyak mengalami kesulitan ekonomi jadi secara nilai rata-rata agak menurun sedikit,” imbuh Indina.

Application Information Will Show Up Here

Hacktiv8, Kata.ai, dan Riliv Terpilih Mengikuti Program Google for Startups Accelerator

Google hari ini (05/8) resmi mengumumkan startup yang menjadi peserta program Google for Startups Accelerator di Asia Tenggara. Dari 15 nama yang terpilih ada tiga dari Indonesia, yakni Hacktiv8, Riliv, dan Kata.ai. Ketiganya bakal mendapat kesempatan untuk mendapatkan mentoring dari tim Google, baik dari segi teknis maupun bisnis.

Dalam laman resminya, pihak Google juga menyebutkan bahwa mereka akan membantu para peserta untuk terhubung dengan mitra Google dan industri teknologi yang lebih luas. Dalam rangkaian kegiatan itu akan diadakan workshop yang berfokus pada perancangan produk, layanan pelanggan, dan pengembangan kepemimpinan bagi para founder.

Hacktiv8 merupakan startup edtech yang menyediakan solusi bootcamp dan pelatihan untuk developer, termasuk juga menghubungkan lulusannya dengan lapangan pekerjaan. Sementara itu Kata.ai merupakan penyedia solusi berbasis chatbot untuk bisnis. Sedangkan Riliv merupakan startup dengan solusi aplikasi konseling dan meditasi dengan tujuan membantu permasalahan kesehatan mental.

“Google for Startups Accelerator Asia Tenggara adalah program akselerator online selama tiga bulan untuk startup di tahap awal hingga seri A yang berpotensi besar untuk membantu menyelesaikan tantangan di wilayah ini,” tulis pihak Google.

Di periode pertama ini, Google menyeleksi lebih dari 600 startup untuk mendapatkan 15 peserta terpilih. Ada pun beberapa kategori yang dicari Google antara lain:

  • Startup yang berada di fase pendanaan awal dengan produk berbasis teknologi.
  • Sudah mendapatkan traksi dan sudah melewati “idea stage” dengan beberapa initial customer validation.
  • Startup yang mampu mengidentifikasi peluang pasar yang besar.
  • Startup yang berada di kategori kesehatan, pendidikan, finansial, atau logistik dan mengimplementasikan teknologi AI/ML atau data analitik.
  • Pendiri startup atau tim yang mampu mendemonstrasikan kemampuan teknis, bisnis, dan mindset untuk tumbuh dan mengembangkan bisnis regional.

Head of Corporate Communication Google Indonesia Jason Tedjasukmana kepada DailySocial menjelaskan bootcamp ini akan diselenggarakan intensif selama tiga bulan dan sepenuhnya akan diselenggarakan secara online. Para peserta akan mendapat pelatihan teknis terperinci dan peluang pengembangan strategi dengan machine learning, SDM, produk, dan growth lab yang dimiliki Google.

“Selama lebih dari lima tahun Google telah menjalankan program Launchpad Accelerators, yang menjangkau wirausahawan di lebih dari 40 negara dan memasukkannya dalam portofolio global beberapa startup paling sukses di dunia. Dalam upaya menyederhanakan program yang dilakukan Google untuk startup, mulai akhir 2019 semua Launchpad Accelerators telah berganti nama menjadi Google for Startups Accelerator,” imbuh Jason.

Beberapa startup Indonesia pernah turut serta dalam gelaran Google Launchpad antara lain, seperti Kulina untuk batch kelima; iGrow, Jurnal, Mapan, PicMix, Qlue dan Snapcart untuk batch ketiga; Jarvis Store, Talenta, Ruangguru, IDNtimes, Codapay, dan Hijup untuk batch kedua; dan Kerjabilitas, Setipe, Jojonomic, eFishery, Seekmi, HarukaEdu, dan Kakatu untuk batch pertama.

Update: tambahan kutipan dari Head of Corporate Communication Google Indonesia Jason Tedjasukmana.