Tokopedia Pertajam Bisnis Mitra Lewat Produk Digital

Tokopedia mengambil langkah penyesuaian pada lini bisnis Mitra Tokopedia dengan mengeliminasi layanan pembelian produk grosir di aplikasi dan fokus pada produk digital. Perusahaan disebut tengah mengupayakan keberlanjutan bisnis dengan mempertajam fokus menjadi platform yang lebih spesifik demi menghasilkan dampak positif jangka panjang.

Head of Mitra Tokopedia Carlo Yudhistira Praditya mengungkapkan presentase pengguna produk digital seperti pulsa, paket data, game voucher, dan token listrik di aplikasi Mitra Tokopedia jauh lebih tinggi dibandingkan produk grosir, seperti sembako dan produk fisik lainnya.

“Melihat data tersebut, kami memutuskan untuk  menyesuaikan bisnis kami dengan mengeliminasi fitur pembelian produk grosir di aplikasi Mitra Tokopedia, dan memfasilitasi individu dan pemilik usaha untuk menjual 21 jenis produk digital dengan harga kompetitif, sehingga mereka bisa mendapatkan penghasilan lebih,” jelas Carlo.

Sebanyak 21 jenis produk digital terbagi atas tiga kategori, antara lain Pembelian (mencakup 5 produk, seperti pulsa dan voucher game), Dompet Digital (mencakup 3 produk, seperti saldo dan top up GoPay, dan Pembayaran (mencakup 13 produk, seperti tagihan Tokopedia dan PDAM).

“Penyesuaian bisnis Mitra Tokopedia ini sejalan dengan tujuan grup GOTO untuk membangun bisnis yang bertumbuh secara jangka panjang,” tambahnya.

Di samping itu, Mitra Tokopedia juga berupaya membantu masyarakat yang terkendala mengakses produk digital. Masyarakat di lebih dari 700 kota atau kabupaten kini bisa mengakses berbagai produk digital lewat individu atau pemilik usaha (termasuk warung) melalui aplikasi Mitra Tokopedia.

Berdasarkan data Mitra Tokopedia, sejumlah produk digital tercatat mengalami pertumbuhan pesat pada kuartal I 2023, seperti biaya pendidikan, internet dan TV kabel, serta e-samsat. Rata-rata peningkatan transaksi mencapai hampir 4x lipat dibandingkan periode yang sama di 2022.

“Ke depannya Mitra Tokopedia bersama seluruh mitra strategis akan terus fokus membantu pemerataan ekonomi secarar digital di Indonesia. Kami percaya bahwa hal tersebut hanya bisa terwujud jika ada kolaborasi dan inovasi.”

Digitalisasi warung

Mengutip data Euromonitor, tercatat ada sebanyak 3,61 juta bisnis ritel di Indonesia. Angka ini mencakup ekosistem bisnis warung yang sudah ada sejak lama dan sangat dekat dengan orang Indonesia. Menurut survei internal Warung Pintar, sebanyak 9 dari 10 orang Indonesia memenuhi kebutuhan hariannya di warung, mulai dari kebutuhan pokok hingga makanan siap santap.

Kehadiran warung dan toko kelontong ini membawa dampak positif terhadap roda perekonomian nasional, dan sekaligus menjadi fenomena bisnis mikro yang prospektif di Indonesia. Nilai penjualan ritel tradisional bahkan disebut tembus Rp6 triliun setiap harinya. Salah satu cara untuk bisa tetap relevan serta  menjaga dinamika dan keberlangsungan industri ini adalah melalui digitalisasi.

Di Indonesia sendiri, pemerintah juga terus menggulirkan berbagai upaya dan menargetkan setidaknya 30 juta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk dapat go digital pada 2024Selain itu, program transformasi digital nasional Indonesia juga telah menciptakan sebuah kerangka pembangunan ekonomi dan kebutuhan atas infrastruktur digital.

Terkait digitalisasi warung, Tokopedia juga telah berkolaborasi dengan Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia demi mendorong adopsi platform digital untuk pengembangan usaha para pemilik warung. Selain Mitra Tokopedia, platform seperti Gudang Ada, Warung Pintar, Dagangan, dan Ula juga menawarkan solusi digitalisasi warung di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Alibaba Dilaporkan Suntik Dana 5,2 Triliun Rupiah ke Lazada

Alibaba Group kembali menyuntik dana segar ke Lazada sebesar $353 juta atau sekitar 5,2 triliun Rupiah berdasarkan laporan VentureCap. DailySocial.id telah menghubungi pihak Lazada Indonesia untuk mengonfirmasi kabar ini, tetapi belum ada tanggapan.

Sejak didirikan pada 2012, Lazada Group tercatat telah mengumpulkan dana ratusan juta dolar dari berbagai investor, termasuk beberapa perusahaan teknologi terbesar di dunia. Lazada diakuisisi Alibaba senilai $1 miliar pada 2016. Pada 2017, perusahaan mengantongi $1,1 miliar pada putaran pendanaan yang dipimpin oleh Alibaba dan Temasek dengan total pendanaan yang telah dikumpulkan mencapai lebih dari $3 miliar.

Kemudian, Lazada kembali mengantongi dana segar sebesar $1 miliar dari Alibaba di 2018, menjadikan total investasi perusahaan Tiongkok ini di Lazada menjadi lebih dari $4 miliar. Pendanaan ini digunakan untuk mendukung pertumbuhan dan ekspansi Lazada di seluruh Asia Tenggara, dengan fokus  membangun jaringan logistik dan memperluas penawaran produknya.

Pada 2020, Lazada kembali mendapatkan pendanaan lagi sebesar $1,3 miliar dari sekelompok investor termasuk Alibaba, Temasek, dan investor institusional lainnya. Pendanaan ini digunakan untuk mendukung pertumbuhan dan ekspansi Lazada yang berkelanjutan, dengan fokus membangun kemampuan teknologi dan memperluas basis pelanggannya.

Seiring dengan semakin matangnya pasar e-commerce di Asia Tenggara, Lazada membutuhkan modal agar dapat bersaing secara sehat dengan pesaing lainnya yang semakin populer di Asia Tenggara, khususnya Indonesia.

Perkuat posisi di e-commerce

Indonesia adalah pasar yang besar pemain e-commerce dengan populasi lebih dari 270 juta orang dan kelas menengah yang berkembang pesat. Menurut laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, pasar e-commerce Indonesia diperkirakan mencapai $82 miliar pada 2025, naik dari $13 miliar pada 2015.

Lazada Group telah mengalami pertumbuhan positif di Indonesia, salah satu pasar utama mereka. Sejak diluncurkan di Indonesia pada 2012, Lazada telah menjadi pemain terkemuka di industri e-commerce dengan penetrasi kuat di daerah perkotaan maupun pedesaan. Salah satu kunci sukses Lazada di Indonesia adalah kemampuannya menjangkau pelanggan di pedesaan.

Indonesia adalah pasar yang sangat terfragmentasi, dengan banyak konsumen yang tinggal di daerah terpencil dengan akses terbatas ke toko tradisional. Lazada tercatat telah mampu memasuki pasar ini dengan menawarkan berbagai macam produk dan menyediakan pengiriman yang andal, bahkan ke daerah yang paling terpencil sekalipun.

Pemain lain yang juga memiliki basis pelanggan besar di Indonesia adalah Shopee. Hingga saat ini, Shopee telah beroperasi di lebih dari 10 negara, termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Shopee menawarkan rangkaian produk yang serupa dengan Lazada, tetapi dengan penekanan lebih besar pada social commerce dan mobile-first technology.

Persaingan antara Lazada dan Shopee diprediksi semakin meningkat sejalan dengan perkembangan pesat e-commerce Asia Tenggara. Kedua perusahaan terus berinvestasi di pemasaran, logistik, dan teknologi untuk tetap menjadi yang terdepan dalam persaingan, sekaligus berinovasi untuk menawarkan pengalaman berbelanja yang baru dan menarik bagi pelanggan mereka.

Catatan Pertumbuhan Industri Healthtech Global di Tahun 2022

Industri healthtech bertumbuh pesat di masa pandemi Covid-19 oleh karena pembatasan interaksi sementara konsumen dan penyedia mencari cara untuk mengakses serta memberikan layanan kesehatan secara aman. Namun, seiring pandemi yang sudah mulai surut, industri ini dikabarkan tengah kehilangan taringnya.

CBInsight melalui laporan bertajuk “State of Digital health” menunjukkan bahwa dalam lima tahun terakhir, pendanaan global untuk industri healthtech cukup dinamis. Sempat mengalami peningkatan yang cukup signifikan di tahun 2020-2021, namun kembali menurun di tahun 2022. Titik terendah pendanaan global di industri healthtech ada di Q4 tahun 2022.

Pendanaan startup kesehatan digital turun menjadi $25,9 miliar pada tahun 2022, turun 57% dari tahun lalu rekor tertinggi $59,7 miliar. Pendanaan turun setiap kuartal, dengan Q4’22 mewakili pendanaan triwulanan terendah dalam 5 tahun terakhir. Ruang kesehatan digital melihat 2.122 kesepakatan pada tahun 2022, turun 33% dari tahun 2021.

Sumber CBInsights
Sumber: CB Insights

Penurunan aktivitas juga terjadi pada jumlah kesepakatan M&A sebesar 50% YoY pada tahun 2022. Aktivitas M&A di ruang kesehatan digital menurun selama 3 kuartal berturut-turut. Pada Q4’22 hanya terdapat sekitar 21 kesepakatan M&A. Ini merupakan angka triwulan terendah dalam 5 tahun terakhir.

Untuk healthtech global sendiri, Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara dengan pertumbuhan industri healthtech yang paling pesat. Dari sisi investasi, 74% dari pendanaan global di Q4’22 senilai $2,5 miliar disalurkan ke perusahaan healthtech yang berbasis di AS. Sementara itu, pendanaan untuk perusahaan kesehatan digital yang berbasis di Asia hanya mencapai $0,4 miliar di Q4’22.

Dari sisi valuasi, Q4’22 menandai kuartal pertama tanpa kelahiran unicorn baru sejak 2018. Tahun 2022 terlihat 107 startup mencapai status unicorn secara total, menjadikannya tahun tertinggi kedua untuk kelahiran unicorn setelah 2021. AS memimpin, terhitung 81% dari semua yang baru. unicorn pada tahun 2022.

Daftar top unicorn global didominasi oleh pemain dari AS, dipimpin oleh Devoted Health dengan valuasi saat ini sebesar $12,6 miliar, diikuti oleh Talkdesk dengan valuasi senilai $10 miliar. Negara Eropa yang masuk dalam daftar ini adalah Perancis dengan startup Doctolib. Perwakilan Asia dalam daftar ini adalah We Doctor dari China.

Solusi yang mendominasi

Teknologi mengubah industri perangkat medis. Perusahaan teknologi memanfaatkan kecerdasan buatan (AI), perangkat canggih, sensor, dan teknologi lainnya untuk mempercepat diagnosis, meningkatkan kualitas perawatan pasien yang berkelanjutan, serta meningkatkan keakuratan hasil diagnosa pasien secara keseluruhan.

CBInsights membagi healthtech ke dalam lima kategori utama, yaitu Clinical Trials Tech, Digital Therapeuthics, Mental Health Tech, Telehealth, dan Health IT. Dua nama terakhir menjadi solusi healthtech yang paling banyak mencetak kesepakatan dan pendanaan di tahun 2022.

Pendanaan dan kesepakatan yang terjadi di industri healthtech selama 2022. Sumber: CBInsights

 

 

 

 

 

 

Health IT sendiri mencakup area di mana teknologi informasi (IT) terlibat dalam perancangan, pengembangan, penciptaan, pemanfaatan serta pemeliharaan sistem informasi di industri kesehatan. Sistem informasi yang otomatis dan dapat dioperasikan akan terus meningkatkan perawatan medis dan kesehatan masyarakat, menurunkan biaya, meningkatkan efisiensi, mengurangi kesalahan dan meningkatkan kepuasan pasien, sekaligus mengoptimalkan penggantian untuk penyedia layanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap.

Terkait pemain yang menyediakan solusi health IT sendiri masih banyak berfokus di AS, seperti Dispatch Health, Komodo Health dan Maven. Dari Asia, India menjadi pionir dengan menghadirkan BeatO, pengembang aplikasi pemantauan kesehatan yang membantu pasien diabetes melacak kadar glukosa mereka.

Sementara telehealth atau telemedis adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi digital untuk mengakses layanan perawatan kesehatan dari jarak jauh dan mengelola perawatan kesehatan pasien. Dari Asia Tenggara, aplikasi seperti Doctor Anywhere dan Speedoc yang berbasis di Singapura berhasil masuk ke dalam daftar top equity deals in Q4’22 oleh CBInsights.

Lanskap healthtech di Indonesia

Pandemi Covid-19 menjadi katalisator penting bagi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mentransformasi industri kesehatan Indonesia. Bak kereta super cepat, Kemenkes merealisasikan sejumlah langkah yang sangat progresif di sepanjang satu tahun terakhir ini untuk mengawali transformasinya. Kondisi ini pula yang mendorong peningkatan penggunaan telemedis.

Sejak akhir 2021 hingga sekarang, agenda besar Kemenkes tercermin dari realisasi peluncuran (1) peta jalan transformasi digital, (2) regulatory sandbox, (3) platform Indonesia Healthcare System bernama “Satu Sehat”, dan—salah satu yang signifikan—(4) peraturan baru tentang penyelenggaraan Rekam Medis Elektronik (RME).

Sebetulnya, layanan kesehatan berbasis teknologi atau healthtech di Indonesia ini sudah ada sebelum pandemi. Kita mengenal Alodokter, Halodoc, Klikdokter, dan Klinik Pintar. Layanan yang ditawarkan mulai dari telekonsultasi, marketplace produk kesehatan, hingga digitalisasi ekosistem kesehatan.

Telekonsultasi menjadi salah satu layanan healthtech yang popularitasnya meroket salah satunya untuk mengakses layanan kesehatan mental. Hal ini dipaparkan dalam laporan “Indonesia’s Mental Health State and Access to Medical Assistance” yang diterbitkan oleh startup platform riset pasar Populix.

Terlepas dari itu, masih banyak inovasi di bidang healthtech yang dapat dieksplorasi sehingga tak terbatas pada layanan telekonsultasi saja. Survei Statista memproyeksi nilai pasar digital health di Indonesia mencapai $1,98 miliar di 2022. Segmen terbesar diproyeksi berasal dari digital fitness dan well-being dengan total proyeksi pendapatan sebesar $1,14 miliar di 2022.

Cakap Umumkan Pendanaan Seri C, Klaim Telah Berstatus Centaur

Startup edtech Cakap mengumumkan telah merampungkan pendanaan segar dalam putaran seri C1 dari MDI Ventures dan Heritas Capital. Meski tidak disebutkan nominal dananya, disebutkan Cakap telah memiliki valuasi lebih dari tiga digit dan masuk ke jajaran startup dengan status centaur (valuasi antara $100 juta-$1 miliar, satu tahap di bawah unicorn).

Kedua VC ini investor existing Cakap, sebelumnya mereka memimpin putaran seri B yang telah rampung pada 2021 senilai $10 juta.

Dana yang diraih ini rencananya akan digunakan untuk pengembangan bisnis menuju blended learning (offline dan online). Perusahaan akan memperkuat performa unit bisnisnya di tiga pilar, yakni bahasa, upskill, maupun bisnis.

Dalam keterangan resmi yang disampaikan hari ini (12/4), Co-founder dan CEO Cakap Tomy Yunus menyampaikan perilaku dan cara belajar masyarakat yang dinamis, memicu pihaknya untuk adaptif memberikan solusi pembelajaran yang lebih relevan di masa pasca-pandemi dan ke depannya.

“Cakap berharap dapat menjembatani permintaan pasar dengan sistem pembelajaran bauran/blended learning. Dengan lebih banyak opsi seperti blended learning, masyarakat akan dimudahkan dalam memilih cara belajar yang disesuaikan dengan minat serta kebutuhan masing-masing,” jelas Tomy.

CEO MDI Ventures Donald Wiharja turut memberikan tanggapannya. Dia mengharapkan, pendanaan terbaru ini dapat semakin memperkuat sinergi antara Telkom Group secara keseluruhan dan MDI secara khusus, dengan Cakap yang selama ini sudah terjalin baik. Dicontohkan, pada kuartal awal tahun ini, Cakap bersama dengan provider komunikasi Telkomcel dari Timor Leste, telah memperluas pembelajaran ke wilayah negara tersebut.

“Sehingga kami berharap, pendanaan terbaru tidak hanya memperkuat Cakap secara bisnis, namun juga menghasilkan impact sosial yang positif terhadap pendidikan di Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, CEO & Direktur Eksekutif Heritas Capital Chik Wai Chiew menyampaikan, “Sebagai platform upskilling, Cakap telah menunjukkan catatan yang baik dari sisi operasional dan keuangan yang menonjol di Indonesia. Kami menantikan implementasi yang kuat dari Cakap dalam memperluas solusi edtech-nya dan mempercepat akses terhadap pembelajaran dan pendidikan yang berkualitas serta terjangkau, bagi bangsa Indonesia maupun lebih luas lagi.”

Tomy melanjutkan, seiring peningkatan status menjadi centaur, perusahaan melakukan restrukturisasi internal organisasi. Menunjuk Jonathan Dharmasoeka sebagai Chief Financial Officer (CFO) dan Cecilia Ong sebagai Chief Operating Officer (COO). Sebelumnya, Jonathan menjabat sebagai Chief of Business Officer, sementara Cecilia sebagai VP of CEO Office.

Meski Tomy tidak merinci pencapaian Cakap terkini, diklaim telah meraih EBITDA positif dalam tiga tahun berturut-turut dan beroperasi dengan efisien sehingga tidak melakukan downsizing. Total pengguna Cakap disebutkan telah mencapai tiga juta orang.

Berikut pencapaian bisnis perusahaan:

  • Tiga tahun berturut-turut membukukan laba dengan margin EBITDA positif
  • Pendapatan tumbuh 10x lipat sepanjang 2020-2022;
  • Memiliki lebih dari tiga juta pengguna, dari kalangan usia produktif 20-39 tahun tersebar di 96 dari total 98 kota di Indonesia;
  • Kontributor pendapatan perusahaan: Bahasa menyumbang 50%, kemudian sisanya Upskill dan Bisnis;
  • Memiliki lebih dari 1.800 pengajar datang dari Indonesia, serta negara-negara di Asia Pasifik dan Eropa;
  • Menjalin lebih dari 600 kemitraan dengan institusi pendidikan, perusahaan, instansi pemerintahan, hingga yayasan. Salah satunya, kerja sama dengan provider Telkomcel asal Timor-Leste untuk penyediaan program pembelajaran dari Bahasa Portugis hingga keterampilan di luar bahasa.
Application Information Will Show Up Here

FIT HUB Kembali Kantongi Pendanaan Baru

Platform digital yang menawarkan akses gym premium FIT HUB telah memperoleh pendanaan baru di putaran awal mereka. Dilansir dari DealStreetAsia, nilai investasi yang diperoleh menambah capaian pendanaan awal mereka menjadi $6,5 juta atau setara 96,6 miliar Rupiah.

Pemodal ventura yang terlibat dalam putaran pendanaan kali ini adalah Wavemaker Partners dan investor FIT HUB sebelumnya yaitu Trihill Capital. Kepada DailySocial.id. Seed & Venture Investor Trihill Capital Alwyn Rusli memberikan konfirmasi terkait dengan pendanaan baru yang diterima oleh FIT HUB.

Awal tahun 2022 lalu FIT HUB telah mengantongi pendanaan awal senilai $3 juta dari sejumlah investor. Putaran pendanaan awal ini dipimpin oleh Global Founders Capital APAC, dengan partisipasi dari Goodwater Capital dan angel investor. Sejumlah founder startup turut andil menjadi investor, di antaranya Abhinay Peddisetty, Steven Wongsoredjo, Robin Tan, Benedicto Haryono, dan Philip Tjipto.

Sebelumnya Alwyn mengatakan, Trihill memutuskan untuk berinvestasi sejak awal di FIT HUB setelah melihat pertumbuhan bisnisnya yang positif. Berawal dari tesis sudah mulai banyak masyarakat yang ingin memiliki gaya hidup sehat, mereka melihat apa yang ditawarkan oleh FIT HUB menjadi relevan dan memiliki potensi untuk terus berkembang.

Dalam waktu kurang dari 2 tahun, FIT HUB berhasil menggandeng 45 klub dan menyambut 40.000 anggota di 12 kota di Indonesia, menjadikannya sebagai platform gym dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia.

“Kita melihat space mana yang bisa kita incar untuk berinvestasi. FIT HUB menjadi ideal bagi kami dilihat dari latar belakang pendirinya yang memiliki pemahaman sangat baik dan melakukan riset hingga terjun langsung untuk melihat potensi pasar,” kata Alwyn.

Berbasis di Singapura, Trihill Capital adalah pemodal ventura yang memiliki visi untuk membangun kemitraan dalam jangka panjang dengan para pendiri startup. Secara khusus Trihill Capital memiliki 2 investment arms, yaitu investasi yang fokus kepada public equities secara global dan satu lagi berinvestasi kepada perusahaan di Asia Tenggara.

Layanan sejenis yang juga mengakomodasi kebutuhan kebugaran di antaranya Doogether, Fita, hingga Fits.id.

Menambah pilihan kelas

Dikelola oleh pakar di industri ritel, FIT HUB menawarkan akses gym premium ke seluruh club FIT HUB dan kelas tanpa batas setiap hari dengan biaya terjangkau (mulai dari Rp239 ribu/bulan). FIT HUB mengklaim dapat memberikan value for money yang tidak diberikan oleh gym lain. Selain fasilitas premium, peralatan weight training yang lengkap, kelas yang bervariasi, member juga dapat merasakan suasana yang nyaman, desain area yang modern, dan bantuan personal trainer yang tersertifikasi.

Akhir tahun 2022 lalu FIT HUB memperkenalkan terbarunya yaitu kelas fitness outdoor ‘CLASS HUB’. Layanan baru ini merupakan sarana bagi peserta untuk menemukan komunitas dan berbagi perjalanan olahraga mereka bersama kelompok dengan minat yang sama.

CLASS HUB merupakan sister brand dari FIT HUB, yang membawa misi memberikan kemudahan akses kesehatan dan kebugaran untuk semua orang. Hampir 1.000 kelas diadakan setiap minggunya di seluruh FIT HUB di seluruh Indonesia dan diikuti oleh hampir 20.000 anggota.

Application Information Will Show Up Here

KoinWorks Tutup KoinPintar, Layanan Pembiayaan Pendidikan Tak Lagi Menarik?

Meski terus bertumbuh, sektor fintech di Indonesia masih berupaya menemukan pasarnya. Salah satunya adalah produk pembiayaan pendidikan (student loan) yang sebetulnya tak banyak digarap oleh pelaku startup di tanah air.

Platform P2P lending, KoinWorks baru-baru ini dilaporkan menghentikan layanan KoinPintar yang sejak 2017 menawarkan pinjaman untuk pendidikan tingkat tinggi. Diberitakan pertama kali oleh Bisnis.com, KoinWorks tidak mengungkap alasan penutupan ini.

Menurut Co-Founder dan CEO KoinWorks Benedicto Haryono, langkah tersebut diambil agar dapat fokus ke produk-produk pembiayaan lain. Ke depannya, KoinWorks berupaya mencapai karbon netral dengan mendukung model bisnis pelaku UMKM yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Upaya KoinWorks untuk fokus ke segmen UMKM sebetulnya telah terlihat dari strateginya melalui KoinWorks NEO sehingga dapat memperluas jangkauan pembiayaan ke UMKM. Tahun lalu, pihaknya juga memperkenalkan penilaian profil risiko baru Grade S untuk menjangkau lebih banyak ekosistem UMKM

Biaya pendidikan

Sebelumnya pada awal Maret 2023, Pintek telah menyetop produk pembiayaan pendidikan dan beralih sepenuhnya pembiayaan rantai pasok (supply chain). Tutupnya produk pembiayaan pendidikan Pintek dan KoinWorks kini hanya menyisakan tiga pemain saja antara lain Danacita, DanaDidik, dan Cicil.

Cicil dan Danacita merupakan platform fintech lending, sedangkan DanaDidik menawarkan fasilitas pembiayaan pendidikan lewat model penggalangan dana (crowdfunding) yang bekerja sama dengan Yayasan Dana Abadi Pelajar.

Dalam paparan KrAsia beberapa tahun lalu, Presiden Indonesia Joko Widodo pernah mendesak bank-bank dalam negeri di 2018 silam untuk memberikan lebih banyak pinjaman pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas SDM.

Perlu diketahui, rasio pendaftaran ke perguruan tinggi di Indonesia masih berada di angka 31%, tertinggal dari negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Singapura (78%) dan Thailand (54%), menurut laporan Global Business Guide Indonesia. Faktor utamanya disebabkan karena alasan keuangan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Juni 2022, total biaya kuliah tertinggi tercatat ada di D.I Yogyakarta dengan Rp21,1 juta, diikuti Banten (Rp19,59 juta), Maluku, (Rp19,44 juta), Maluku Utara (Rp17,47 juta), dan DKI Jakarta (Rp16,74 juta). Biaya pendidikan ini mencakup uang pendaftaran, uang saku, biaya transportasi, hingga biaya operasional.

Mengutip blog Danacita, akses terhadap fasilitas pembiayaan pendidikan untuk perguruan tinggi di Indonesia terbilang sulit karena dibebankan ke mahasiswa dan institusi. Berbeda dengan level sekolah dasar (SD) hingga menengah yang sebagian besar ditangguh pemerintah.

Student loan merupakan produk pinjaman yang memiliki transaksi tinggi di Amerika Serikat (AS). Di sana, jumlah pinjaman pendidikan yang disalurkan disebut nilainya lebih tinggi dari transaksi kartu kredit, yakni $1,3 triliun. Perbedaan student loan di AS dan Indonesia cukup terlihat pada bunga pinjaman dan tenor pelunasan.

Application Information Will Show Up Here

Platform Marketplace Khusus Fesyen Mewah Milik Bukalapak Garap Toko Offline

Bonavenue, luxury fashion marketplace milik Bukalapak, bekerja sama dengan IRRESISTIBLE BAZAAR, meluncurkan IRRESSAVENUE, sebuah luxury concept store pertama berlokasi di Senayan Park, Jakarta. Di dalam toko tersebut akan menggandeng 25 tenant yang menjual beragam produk tas, sepatu, aksesoris, dan produk fesyen mewah lainnya, baik baru maupun preloved.

Dalam keterangan resmi, Founder Bonavenue Hans Alexander menyampaikan kehadiran IRRESSAVENUE diharapkan tak hanya untuk memenuhi keinginan para penggemar fesyen yang selalu ingin tampil beda, juga dapat memberikan kesempatan bagi komunitas pebisnis di industri luxury lifestyle untuk mengembangkan bisnisnya di lokasi yang strategis.

“Hal ini sejalan dengan komitmen Bonavenue untuk membantu para pelaku di industri ini di Indonesia dalam menjangkau pasar seluas-luasnya melalui transaksi yang aman dan nyaman dengan kapabulitas teknologi. Semoga kolaborasi kami dengan IRRESISTIBLE BAZAAR ini bisa menghadirkan komitmen ke lebih banyak fashion enthusiasts, serta pemilik bisnis luxury goods,” kata Hans, pekan lalu (7/4).

CEO IRRESISTIBLE BAZAAR Marisa Tumbuan manambahkan, IRRESSAVENUE diharapkan dapat mengukuhkan posisi perusahaan sebagai platform bagi penyuka fesyen dan branded items di tanah air. “Menggabungkan pengalaman serta jaringan luas yang dimiliki oleh IRRESISTIBLE BAZAAR di industry luxury goods dengan expertise dan kapabilitas digital Bonavenue, kami berharap dapat berkontribusi ke perkembangan dunia fashion serta industri kreatif Indonesia secara umum,” jelasnya.

Secara terpisah, mengutip dari Cantika, target peresmian sekaligus operasional IRRESAVENUE ini akan dilakukan pada paruh kedua tahun ini. Ke depannya, gerai offline segera menambah dua lokasi baru, salah satu di mall ternama di Jakarta dan satu lagi di luar kota Jakarta.

Bonavenue yang beroperasi sejak tahun lalu ini menjual ratusan koleksi tas mewah merek Eropa, seperti Chanel, Louis Vuitton, Prada, Hermes, dan Balenciaga. Bonavenue menyeleksi ketat untuk menjamin keaslian produk dengan tim dan teknologi, sehingga bisa dipastikan seluruh koleksi tas di Bonavenue 100% otentik.

Dalam situsnya disampaikan, Bonavenue memastikan barang yang dijual di platform adalah asli, karena penjual harus mengirim barang yang dijual ke kantor Bonavenue untuk inspeksi, dari segi hardware, jahitan, bahan barang dan cat/warna dari barang. Perusahaan juga menggunakan software dari Entrupi dan Bababebi untuk membantu mengambil keputusan. Kedua software ini mengidentifikasi keaslian barang dengan keakuratan tinggi yang sudah diakui secara internasional.

Tak hanya menjual barang kondisi preloved dan baru, Bonavenue juga menawarkan jasa penjualan dan penitipan (konsinyasi) dengan penawaran harga yang kompetitif dan biaya penitipan yang relatif rendah. Bonavenue merupakan salah satu produk dari anak usaha Bukalapak, PT Buka Mitra Indonesia (BMI). Produk utama dari BMI adalah Mitra Bukalapak.

Sedangkan IRRESISTIBLE BAZAAR adalah bazaar preloved luxury items yang sudah menyelenggarakan lebih dari 30 event sejak 2015. Setiap kali menggelar acaranya, perusahaan menggandeng 100 tenants, hingga disebut-sebut sering dinanti oleh pecinta fesyen di Indonesia untuk berburu produk preloved dari para desainer internasional.

Platform barang mewah lainnya

Sebelumnya, sudah ada beberapa pemain lokal yang khusus menggarap pasar barang mewah ini di Indonesia. Ada yang bermula dari toko offline, lalu masuk ke platform e-commerce, ada juga yang sebaliknya. Di antaranya adalah Banananina, Bobobobo, dan Tinkerlust yang baru-baru ini merilis aplikasi.

Disebutkan Indonesia adalah negara potensial untuk industri preloved luxury items. Sejumlah alasan pendukungnya adalah harganya seringkali lebih terjangkau daripada membeli baru dan dianggap lebih ramah lingkungan. Dengan membeli barang preloved, pembeli dapat mengurangi permintaan produk baru dan memperpanjang umur barang yang sudah ada, secara langsung membantu mengurangi limbah.

Co-founder dan CEO Tinkerluas Samira Shihab menyampaikan Tinkerlust melihat topik mengenai fashion sustainability dan circular economy di Indonesia memiliki kesempatan untuk berkembang ke depannya. Dengan semakin banyak hadirnya brand atau pelaku bisnis yang memiliki misi untuk menerapkan sustainability termasuk bisnis-bisnis yang bergerak di bidang preloved luxury, tentu secara tidak langsung juga akan mempengaruhi dan mengubah gaya berbelanja pelanggan.

Jika di awal mereka lebih memilih untuk berbelanja pakaian fast fashion dan brand new, kini perlahan-lahan mereka mulai beralih dan mempertimbangkan untuk berbelanja preloved fashion berkualitas baik yang bisa mereka gunakan dalam jangka waktu yang lebih panjang.

“Kami pun yakin akan memiliki peluang yang lebih besar dalam membangun sebuah ekosistem bersama dengan pelaku bisnis lain maupun masyarakat luas agar pada akhirnya, kita bisa bersama-sama mempercepat perkembangan pemahaman mengenai sustainability dan circular economy ke semua kalangan di seluruh Indonesia,” kata Samira.

Legit Group Konfirmasi Pendanaan Seri A dari MDI Ventures, SMDV, dan East Ventures

Legit Group merampungkan pendanaan seri A sebesar $13,7 juta (sekitar 205,3 miliar Rupiah) yang dipimpin oleh MDI Ventures, serta partisipasi dari SMDV, East Ventures, dan Winter Capital. Pengumuman ini sekaligus mengonfirmasi pemberitaan sebelumnya terkait pendanaan baru yang diperoleh operator cloud kitchen ini.

Dalam keterangan resminya, dana segar ini akan digunakan Legit Group untuk menghadirkan lebih banyak makanan di berbagai tempat, sambil terus berinovasi dan meningkatkan teknologi untuk mencapai sistem operasi yang lebih efisien. Pada 2021, Legit Group telah mengantongi pendanaan tahap awal (seed) senilai $3 juta dari East Ventures dan AC Ventures.

“Kami antusias memiliki kelompok investor yang kuat untuk mendukung kami dalam menciptakan merek yang mengusung visi ‘food for everyone’ atau ‘makanan untuk semua’,” kata Chairman Legit Group Bram Hendrata.

Didirikan pada 2021, saat ini Legit Group telah mengoperasikan empat merek, mulai dari Pastaria, Sei’ Tan, Sek Fan, dan Ryujin yang berlokasi di lebih dari 30 titik di Jabodetabek. Keempat merek ini tidak memiliki gerai offline, melainkan hanya dapat dipesan secara online.

“Kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan sinergi positif dan kesuksesan
lebih besar bagi kedua belah pihak. Investasi ini juga merupakan upaya MDI Ventures untuk memberikan dampak sosial yang positif terhadap pertumbuhan sektor agrikultur di Indonesia,” kata CEO MDI Ventures Donald Wihardja.

Ia menambahkan, pengalaman pendiri Legit Group di dunia F&B selama 15 tahun, serta kemampuan mereka dalam mengembangkan produk dan strategi pemasaran yang inovatif dan efektif, diyakini dapat memperkuat posisi Legit Group di industri F&B dan mengakselerasi pertumbuhan bisnis mereka.

Rencana ekspansi

Sejak diluncurkan, Legit Group mencatat pertumbuhan bisnis yang positif. Pihaknya mengklaim telah mengantongi transaksi penjualan hingga tiga kali lipat dalam waktu satu bulan, dan meluncurkan merek baru.

Dengan fokus pada pemanfaatan teknologi untuk memaksimalkan keuntungan, Legit Group meyakini pengembangan merek F&B ini akan memberikan keunggulan kompetitif di pasar cloud kitchen. Saat ini, kebanyakan pemain serupa lebih fokus ekspansi ke wilayah baru.

Tahun ini, Legit Group berencana ekspansi dengan mengambil target di wilayah Jabodetabek dan kota-kota lainnya yang memiliki potensi pasar pengiriman yang besar, setelah sebelumnya 95% gerai Legit Group tersebar di beberapa titik di area Jakarta.

“Melalui dukungan dari berbagai pihak, pendekatan yang strategis serta komitmen kami terhadap keunggulan kualitas produk, kami yakin bisa terus menghasilkan produk yang relevan dengan kualitas terbaik di lebih banyak daerah di Indonesia,” tutup Bram.

Dalam beberapa tahun terakhir, cloud kitchen muncul sebagai layanan potensial dalam industri layanan makanan. Dapur virtual ini memungkinkan beberapa merek restoran beroperasi di bawah satu atap, tanpa memerlukan ruang makan fisik. Konsep inovatif ini telah mendapatkan popularitas karena sifatnya yang hemat biaya dan fleksibel, memungkinkan restoran memenuhi permintaan yang meningkat untuk pesan-antar dan bawa makanan online.

Platform yang menawarkan layanan serupa di Indonesia turut dioperasikan oleh tujuh pemain di Jakarta antara lain adalah Yummy Kitchen, Hangry, Eden Kitchen, GrabKitchen, dan Dapur Bersama GoFood.

Tjufoo Kejar Kualitas daripada Kuantitas Saat Akuisisi Brand

Startup brand agregator Tjufoo mengungkapkan perusahaan akan terus menjaga kualitas brand lokal yang telah diakuisisi untuk tumbuh bersama, ketimbang mengejar kuantitas. Mengejar pertumbuhan brand menuju scalable growth menjadi fokus perusahaan yang dirintis oleh Tj Tham ini.

“Kita enggak mau terlalu banyak [akuisisi], bantu yang existing saja tapi harus high quality [bisnisnya]. Sekarang ada enam brand, akan ada lagi. Totalnya enggak penting, yang penting mereka bisa bangun bersama dengan kami,” terang Co-founder dan CEO Tjufoo Tj Tham saat Buka Bersama Media pada pekan lalu, (6/4).

Tj menekankan bahwa pihaknya mengincar brand secara agnostik alias tidak terpaku pada satu industri tertentu saja. Terhitung, saat ini Tjufoo sudah mengakuisisi enam brand lokal, yakni:

  1. ACMIC: brand untuk produk mobile accessories,
  2. Granova: brand cemilan sehat,
  3. Cypruz : produk wajan anti gores untuk ibu muda,
  4. Dew It : brand skin care berbahan dasar vegan,
  5. Muscle First: brand untuk suplemen fitness,
  6. Dapur Cokelat: brand kue dan cokelat yang memiliki beragam menu signature.

Menariknya, keputusan Dapur Cokelat untuk bergabung dilatarbelangi oleh pertimbangan manajemen yang turut dipengaruhi oleh pandemi yang berlangsung pada dua tahun lalu. CEO Dapur Cokelat Silvano Christian yang turut hadir dalam kesempatan tersebut menyampaikan, expertise dan ekosistem yang kuat menjadi alasan utama Dapur Cokelat bergabung dengan Tjufoo.

Menurut dia, pandemi ‘sukses’ memaksa perusahaan untuk lebih agile dan membuka mata bahwa Dapur Cokelat butuh dukungan dari partner eksternal agar dapat terus bertumbuh. “Harapannya brand Dapur Cokelat dapat awareness lebih tinggi, bisa stay strong dan bisa ke seluruh Indonesia,” ujar Silvano.

Dapur Cokelat sudah beroperasi sejak 2001 dengan toko pertamanya berlokasi di Jalan Ahmad Dahlan, Jakarta. Kini tokonya sudah tersebar di 32 titik dan 56 delivery points. Delivery points adalah proyek yang dirintis perusahaan saat pandemi, memanfaatkan potensi dari cloud kitchen untuk mendekatkan diri ke konsumen di area perumahan dan perkantoran.

Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Founder Muscle First Sally Varsly. Menurutnya, ia dan tim memiliki pengalaman yang mendalam sebelum menyeriusi bisnis suplemen untuk fitness, bisa mengembangkan produk dan tahu apa yang disukai pasar. Akan tetapi untuk menjadikan Muscle First sebagai bisnis yang berkelanjutan secara jangka panjang, butuh orang yang berpengalaman di bidangnya.

“Muscle First ini baru 2017. Tapi kami sudah berjualan sejak 2012 sebagai suplemen impor, kami belajar market di sini sukanya apa, hingga akhirnya tercetus ide untuk buat brand sendiri. Sekarang kami butuh partner yang jago di bidangnya untuk buat Muscle First berkembang lebih besar lagi,” jelas Sally.

TJ menjelaskan proses dari setiap brand yang diakuisisi, biasanya mereka akan mendapat investasi tak cuma dalam bentuk ekuitas, juga ada bantuan kapital untuk pengembangan bisnis, misalnya berbentuk inventory financing. “Karena mereka kini bagian dari grup besar, jadinya ini safe cost ketimbang ambil pinjaman dari bank atau p2p lending.”

Karena akuisisi, bisa menjadi sarana bagi founder untuk exit. Kendati begitu sebelum dialihkan, TJ ingin memastikan bagaimana Tjufoo bisa tetap melanjutkan warisan dari founder lama dengan baik. Mengingat bisnis yang diambil alih ini sudah dirintis founder dari hari pertama, seperti merawat bayinya sendiri.

Dukungan Tjufoo

TJ melanjutkan passion untuk membangun brand-brand lokal berawal dari tiga kendala yang ia temukan sering menimpa brand. Pertama, brand seringkali tidak investasi dengan merekrut tim berpengalaman untuk menumbuhkan bisnisnya. Kedua, brand seringkali tidak investasi di biaya operasional karena short-term mindset yang tidak berfokus pada sustainability bisnis jangka panjang.

Terakhir, brand kerap kali belum banyak menggunakan data untuk membuat keputusan bisnis untuk hasil yang efektif. Hadirnya Tjudoo berperan sebagai house of brands dengan membangun ekosistem yang tepat untuk brand bisa naik kelas. Mulai dari tim yang berpengalaman dengan hyper-local market, corporate governance, dukungan operasional bisnis, serta keahlian dalam mengolah data dan menggunakannya sebagai bagian dari strategi.

Diklaim dengan dukungan finansial dan tim Tjufoo, sejumlah brand di bawah Tjufoo sukses membuat mereka naik kelas. Contohnya, ACMIC kini memiliki 500 titik penjualan offline semenjak bergabung dari sebelumnya hanya mengandalkan penjualan online. Berikutnya, Granova memiliki 400 titik penjualan offline di berbagai mitra dan toko serba ada, serta meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan pasar.

Selanjutnya, Cypruz yang sebelumnya mengandalkan distribusi penjualan offline kini berhasil meningkatkan online sales hingga 7 kali lipat dan memberikan kapasitas produksi untuk distribusi ke seluruh Indonesia. Adapun untuk Dew It, Tjufoo memberikan dukungan strategi pemasaran dan pendanaan, mengembangkan inventaris hingga berhasil meningkatkan volume penjualan hingga 3 kali lipat dalam enam bulan.

Diklaim, Tjufoo berkomitmen untuk menyalurkan investasi kepada UMKM di Indonesia senilai Rp1,8 triliun. TJ tidak bersedia merinci lebih lanjut mengenai angka tersebut dan kapan target tersebut akan dirampungkan. Dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura, TJ mengatakan Rp1,8 triliun untuk UMKM masih terbilang kecil. Namun di Indonesia, Rp 1,8 triliun adalah angka yang besar untuk UMKM.

“Tapi ini sangat besar kalau kita bandingkan pendanaan khusus untuk UMKM. Banyak negara lain enggak dapat pendanaan khusus sebesar ini untuk UMKM, tapi pendanaan ke bidang teknologi atau startup,” pungkas dia.

Travelio Kantongi Pendanaan Seri C

Platform proptech Travelio telah mengantongi pendanaan seri C yang dipimpin oleh sebuah grup keuangan asal Korea. Turut terlibat dalam putaran pendanaan tersebut DAOL Ventures (sebelumnya KTB), Orzon Ventures (didukung oleh PTTOR Konglomerat Thailand dan 500 Global), dan Appworks dari Taiwan.

Pavilion Capital yang merupakan investor Travelio sebelumnya, turut berpartisipasi dalam putaran pendanaan ini. Tidak disebutkan lebih lanjut berapa nilai investasi yang mereka peroleh. Dana segar ini kemudian akan digunakan oleh perusahaan untuk meluncurkan vertikal bisnis baru di sektor rent-to-own.

“Kami sangat bersemangat untuk meluncurkan inisiatif baru ini karena ini akan menyelesaikan masalah rendahnya kepemilikan rumah untuk milenial kalangan menengah, yang merupakan mayoritas penyewa kami. Dengan cara ini, kami tidak hanya menjadi solusi sementara untuk mereka selama beberapa tahun, tetapi sebaliknya untuk seumur hidup mereka,” ujar Co-founder & CSO Travelio Christina Suriadjaja.

Tahun 2019 lalu Travelio mendapatkan pendanaan seri B senilai $18 juta. Putaran investasi ini dipimpin oleh Pavilion Capital dan Gobi Partners. Investor sebelumnya dikatakan turut terlibat, termasuk Vynn Capital, Insignia Ventures Partners, IndoGen Capital, dan PT Surya Semesta Internusa Tbk.

Hingga saat ini Travelio memiliki lebih dari 15 ribu properti yang dikelola secara eksklusif. Perusahaan juga sudah beroperasi di 12 kota yaitu Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bogor, Depok, Bandung, Surabaya, Semarang, Karawang,
Makasar, Yogyakarta dan Medan.

Selanjutnya mereka memiliki rencana untuk memperluas ke kota-kota lain tahun ini. Perusahaan saat ini telah memiliki lebih dari 600 staf dan tidak melakukan kegiatan perampingan atau PHK sejak pandemi.

Telah capai EBITDA positif

Berdiri sejak tahun 2015 lalu, layanan yang disuguhkan adalah platform manajemen properti untuk mengelola beragam apartemen fully furnished terstandardisasi yang disewakan secara online. Travelio didirikan Hendry Rusli, Christina Suriadjaja, dan Christie Tjong. Layanannya penyewaan rumah tinggal dan apartemen yang diusung sudah menjangkau berbagai kota di Indonesia. Penyewa dapat memilih opsi tinggal harian, bulanan, atau tahunan.

Travelio mengklaim sebagai satu-satunya platform online dan transaksional di Indonesia yang memungkinkan penyewa membayar bulanan sewa dalam jangka waktu tahunan. Dengan cara tersebut ternyata memudahkan penyewa beradaptasi dengan skema pembayaran yang fleksibel dari yang sebelumnya mengandalkan pembayaran secara tunai untuk membayar uang muka 20% dan membayar uang jaminan lanjutan lebih dari satu tahun.

Selain menyediakan apartemen fully-furnished, Travelio juga memperluas produknya menjadi unfurnished apartemen dan rumah. melalui manajemen propertinya yang mengoperasikan apartemen berperabotan lengkap telah
mencapai EBITDA yang disesuaikan positif sejak tahun lalu. Travelio sebagai grup diharapkan bisa menyesuaikan EBITDA positif pada akhir tahun 2023 ini.

Application Information Will Show Up Here