MDI, SMDV, dan East Ventures Dikabarkan Beri Pendanaan Lanjutan ke Legit Group

Perusahaan F&B lokal Legit Group dikabarkan mengantongi pendanaan yang melibatkan MDI Ventures, SMDV, dan East Ventures. Berdasarkan informasi terkini yang dilaporkan ke regulator, penggalangan dana lanjutan ini tersebut telah terkumpul $10,35 juta atau sekitar 155 miliar Rupiah.

Sebelumnya pada akhir 2021, Legit Group telah mendapatkan pendanaan tahap awal sebesar $3 juta (senilai Rp43 miliar) yang dipimpin oleh East Ventures dengan partisipasi dari AC Ventures.

Kami sudah mencoba meminta konfirmasi pihak terkait mengenai pendanaan ini, namun tidak bersedia berkomentar.

Legit Group merupakan konseptor dan operator cloud kitchen multi-brand yang didirikan oleh Sumarno Ngadiman, Monica Evanti, dan Asrul Abraham Hendrata. Perusahaan juga telah menjalin kerja sama strategis dengan Ismaya Group, Yummy Corp, dan GK Hebat.

Saat ini, Legit Group mengoperasikan tiga brand, yakni Pastaria, Sei’Tan, dan Juju Chikin yang telah tersebar di 45 titik distribusi. Mereka mendesain bisnisnya dengan memanfaatkan solusi pesan-antar yang tengah mendapatkan kesempatan besar sepanjang pandemi ini.

Memanfaatkan momen tersebut Legit Group percaya tren adopsi layanan pesan-antar makanan akan tetap ada hingga pandemi usai. Penjualan Legit Group telah tumbuh 9,5x sejak awal berdiri, dan mengalami peningkatan pendapatan hingga 61% dari Juni hingga Juli 2022 saja.

Bisnis cloud kitchen

Tercatat dalam laporan yang dirangkum oleh e-Conomy 2020, industri transportasi dan pengiriman makanan bakal bernilai $16 miliar (secara GMV) pada 2025 mendatang, dari $5 miliar di 2020. Mesin utama ekonomi digital di negara ini masih didominasi oleh perdagangan lewat platform e-commerce yang diproyeksikan akan bernilai $83 miliar.

Secara khusus konsep cloud kitchen adalah menggunakan dapur komersial untuk tujuan menyiapkan makanan hanya untuk diantar atau dibawa pulang, tanpa pelanggan makan di tempat. Cloud kitchen memungkinkan pemilik restoran untuk memperluas jumlah restoran yang sudah ada atau memulai brand virtual dengan biaya minimal.

Dengan konsep cloud kitchen, biaya operasional bisnis menjadi rendah. Karena tidak diperlukan pengaturan makan di tempat, sehingga dapat menghemat uang untuk ruang duduk, pemeliharaan/desain interior tempat dan lainnya. Konsep ini menjadi menarik untuk diterapkan di Indonesia. Beberapa pemain cloud kitchen yang masih terus eksis hingga saat ini di antaranya adalah Yummy Corp, Hangry, GrabKitchen, DishServe, Dailybox, dan lainnya.

KoinWorks Akuisisi BPR Asri Cikupa, Founder Kuasai Saham Mayoritas

Startup p2p lending KoinWorks mengumumkan akuisisi penuh terhadap Bank Perkreditan Rakyat (BPR) asal Banten, BPR Asri Cikupa Karya. Langkah tersebut dilakukan dalam rangka mengembangkan bisnis KoinWorks secara jangka panjang dan memperluas jangkauan pembiayaan ke segmen UMKM.

“Afiliasi antara unit BPR kami dengan KoinWorks akan sangat membantu dalam menciptakan inovasi bagi BPR sehingga mempunyai peluang untuk tumbuh melalui partisipasinya di ekonomi digital,” ujar Co-founder & CEO KoinWorks Benedicto Haryono dalam keterangan resmi, kemarin (26/1).

Mengutip dari data OJK per September 2022, KoinWorks, melalui dua co-founder-nya, Benedicto Haryono dan Willy Arifin, menggenggam penuh saham di BPR Asri Cikupa Karya, masing-masing sebesar 50,1% dan 49,9%. Pada kuartal sebelumnya, pemegang sahamnya dikuasai oleh Lydia Lukasanto (73%) dan Ang Kie Kwan (27%). Ang Kie Kwan akan tetap menjadi dewan komisaris bersama dengan Boedhi Surjono.

Ben, sapaan akrab Benedicto, melanjutkan perusahaan akan perlahan meningkatkan modal inti BPR sehingga dapat naik tingkat dari BPRKU 1 menjadi BPRKU 3. Dengan demikian, semakin banyak produk dan layanan yang dapat diberikan kepada masyarakat.

Sebagai informasi, BPR berdasarkan Kegiatan Usaha (BPRKU) 1 ini memiliki modal inti kurang dari Rp15 miliar, BPRKU 2 (modal inti Rp15 miliar – Rp50 miliar), dan BPRKU 3 (modal inti lebih dari Rp50 miliar).

Menyediakan produk deposito

Sebagai langkah awal, afiliasi kedua perusahaan ini akan fokus menyediakan produk deposito. Masyarakat dapat melakukan pembukaan rekening deposito secara langsung di kantor BPR Asri Cikupa Karya yang berlokasi di Kabupaten Tangerang, Banten, atau melalui aplikasi KoinWorks yang telah mengantongi izin dari OJK sebagai funding agent.

Produk deposito ini dirancang dengan minimal penempatan dana mulai dari Rp10 juta hingga Rp2 miliar dengan pilihan jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan. Bunga yang ditawarkan sebesar 6,25% sesuai dengan besaran yang dijaminkan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Angka tersebut bisa dikatakan kompetitif lebih tinggi dari yang ditawarkan bank umum untuk produk simpanan serupa.

Ben juga memaparkan rencana perusahaan untuk terus mendalami perilaku dan peran BPR beserta nasabahnya dalam lanskap keuangan yang terdigitalisasi dalam rangka inovasi digital di BPR. Hal tersebut akan sejalan dengan rencana perusahaan untuk digitalisasi produk deposito BPR melalui afiliasi dengan KoinWorks, kedua perusahaan ini akan melanjutkan pengembangan best practices dalam mengintegrasikan sistem banking dengan fintech.

“Di masa mendatang, akan tercipta peluang pertumbuhan bisnis bagi kedua pihak melalui partisipasi di ekonomi digital. BPR juga akan memperoleh manfaat dari prinsip-prinsip modern yang penting untuk perkembangannya,” pungkasnya.

Akuisisi BPR oleh startup

Langkah korporasi KoinWorks ini bukan barang pertama yang terjadi di lanskap startup fintech di Indonesia. Di antaranya, ALAMI Group akuisisi BPRS Cempaka Al Amin yang kini diubah menjadi jadi Hijra Bank, Xendit mengambil saham di BPR Arthakelola Cahayatama dan kini dikenal sebagai BPR Xen. Diikuti petinggi Fazz Financial Group yang mengambil kepemilikan saham di BPR Sentral Mandiri, dan Komunal yang resmi mengakuisisi BPR Prima Dadi Arta dari Kediri pada April 2022.

Perubahan pun perlahan-lahan dilakukan setelah mereka mengakuisisi BPR. Misalnya, Xendit yang merilis aplikasi aplikasi Nex sudah dirilis sejak 7 November 2022 setelah melewati fase uji coba internal. Aplikasi ini dikembangkan oleh PT Nex Teknologi Digital (NTD) yang bekerja sama dengan PT BPR Xen. Keduanya merupakan bagian dari Xendit Group. Produk perdananya adalah Rekening Tabungan Milenial dengan penawaran bunga tabungan 6% per tahun, yang dibayarkan setiap hari.

Dijelaskan lebih jauh oleh Director Xendit Group Rifai Taberi yang turut menjabat sebagai Direktur Utama PT Nex Teknologi Digital (NTD), semangat Xendit Group untuk membuat aplikasi bank digital untuk memenuhi ekosistem B2B yang sejatinya tidak hanya butuh kemudahan sistem pembayaran semata. Sebab, ada kalanya bisnis, terutama yang masih dalam skala UKM butuh aspek pembiayaan dan tabungan dalam mendukung perkembangan bisnis mereka.

Oleh karenanya, eksperimen Xendit melalui aplikasi Nex ini adalah dalam rangka mendigitalkan BPR agar produknya lebih mudah diakses. Proposisi ini bisa dianggap sebagai angin segar di dunia BPR. Menurut Rifai, secara tampilan luar produk, Nex memang diarahkan untuk konsumen akhir, tapi ternyata segmentasi target penggunanya justru buat pebisnis existing (merchant) Xendit.

Perlu diketahui, agar dapat bertahan pada era digital seperti sekarang, inovasi layanan dan teknologi menjadi hal wajib jika BPR tidak ingin tersingkir dari peta bisnis perbankan. Sayangnya, tak semua BPR memiliki infrastruktur digital yang memadai. Apalagi, banyak BPR bermodal cekak sehingga sulit untuk membangun infrastruktur digital yang relatif membutuhkan biaya tinggi.

Sudah harus bersaing di dunia digital, jalan yang ditapaki BPR pun kian hari kian sulit. Segmen mikro yang selama ini jadi lahan bisnis utama mereka terus tergerus dengan hadirnya berbagai pesaing dari dunia finansial. Kendati persaingan sangat ketat, bank-bank rural ini memiliki keunggulan lantaran karakteristik bisnisnya yang berbeda.

Kelokalan dan keeratan hubungan emosionalnya dengan para nasabah menjadi nilai lebih bagi BPR. Namun untuk mengatasi kelemahannya—sekaligus mengandalkan kelebihannya-—akan membuat daya tarik BPR akan makin kinclong. Dengan begitu, fungsi BPR untuk memajukan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat akan makin besar.

Application Information Will Show Up Here

Cakap Gandeng Telkomcel untuk Tingkatkan Mutu SDM di Timor Leste

Platform edtech Cakap menjalin kerja sama dengan PT Telkom Indonesia Internasional (Telin) melalui Telkomcel untuk meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Telkomcel merupakan operator telekomunikasi yang beroperasi di Timor Leste.

Co-Founder & CEO Cakap Tomy Yunus mengungkapkan, “kerja sama ini merupakan langkah ekspansi luar negeri pertama di 2023. Cakap berusaha akan menghadirkan konten yang relevan sesuai kebutuhan pasar di Timor-Leste.”

Saat ini, program yang akan dilayani para guru/ahli dari Cakap mencakup kemampuan bahasa asing dan skill teknis. Namun, tidak menutup kemungkinan akan ada scope lain seiring program ini berjalan. Beberapa program yang ditawarkan antara lain Bahasa asing Portugis, literasi keuangan, strategi pemasaran digital, hingga layanan pelanggan.

CEO Telkomcel Benedictus Ardiyanto Priyo mengungkap kerja sama ini bertujuan untuk menjawab tantangan pasar saat ini terhadap SDM berkualitas. Pihaknya merasa perlu ambil bagian untuk meningkatkan literasi bahasa, baik untuk internal, mitra bisnis, serta masyarakat Timor-Leste secara keseluruhan.

Selama sepuluh tahun terakhir, Telkomcel berupaya untuk berkontribusi pada pembangunan bangsa melalui capacity building melalui program beasiswa untuk talenta lokal, sertifikasi, hingga pelatihan dalam dan luar negeri. “Kami tidak bisa sendiri untuk menjawab tantangan yang ada, terutama dalam peningkatan kemampuan, pemecahan persoalan bisnis, hingga konsumen,” ujarnya.

Bicara penyerapan tenaga kerja, ini juga merupakan salah satu isu fundamental di Indonesia. Dari sisi supply, jumlah tenaga kerja mencapai ribuan sampai jutaan lulusan yang dihasilkan sekolah kejuruan atau perguruan tinggi setiap tahunnya. Demand dari industri juga cukup besar. Namun, banyak pelaku industri yang kesulitan untuk menemukan talenta yang berkualifikasi.

Studi J.P. Morgan dan Singapore Management University menemukan bahwa salah satu penyebab rendahnya jumlah tenaga kerja berkualitas di Indonesia dikarenakan kesenjangan antara dunia akademik dan industri. Situasi tersebut diperparah oleh pandemi yang akibatnya dirasakan oleh lebih dari 29 juta pekerja di Indonesia menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).

Perkembangan Cakap

Didirikan pada tahun 2014, Cakap telah berkembang menjadi salah satu platform edtech terbesar di Indonesia yang mengembangkan aplikasi pembelajaran online dengan interaksi dua arah antara siswa dan guru melalui panggilan video dan percakapan teks. Konsep ini memungkinkan interaksi pembelajaran dua arah untuk pembelajaran life skill di seluruh Asia Pasifik. ​

Di akhir 2021, Cakap meluncurkan Teacher Academy yang merupakan program pelatihan mengajar melalui platform online, dimulai untuk guru bahasa Inggris. Di dalamnya merangkum teknik mengajar komunikatif dan pemanfaatan teknologi. Cakap mengklaim telah memimpin kursus bahasa online untuk segmen dewasa dan anak-anak di Indonesia. Cakap juga telah memberdayakan lebih dari 1.000 guru di seluruh daerah.

Selain layanan pembelajaran yang sudah ada, Cakap UpSkill juga diklaim mendapatkan respons baik dari masyarakat untuk mengurangi gap of competency di angkatan kerja Indonesia. Tercatat sudah lebih dari 100 ribu alumni dihasilkan dari program pelatihan yang menyasar beragam profesi mulai dari digital marketer, engineers, SMEs owner, sampai tenaga pariwisata.

Dailybox Racik Strategi Multi-Platform untuk Bisnis Berkelanjutan

Memasuki tahun 2023, startup F&B Dailybox memiliki rencana untuk bisa mencapai profitabilitas. Mengklaim telah mendapatkan pertumbuhan bisnis yang positif di tahun 2022 lalu, perusahaan terus mengoptimalkan channel penjualan online dan offline yang ditunjang dengan central kitchen, jaringan distribusi cold-chain yang kuat, dan sumber daya manusia yang berkualitas.

Pertengahan tahun 2022 lalu, Dailybox juga telah mengantongi pendanaan seri B senilai $24 juta (atau setara dengan Rp355 miliar). Kepada DailySocial.id, Co-Founder & President Director Dailybox Group Kelvin Subowo mengungkapkan rencana perusahaan untuk melakukan kolaborasi dan menjaga stabilitas bisnis perusahaan dengan menjaga agar tidak terjadinya layoff pegawai mereka.

Saat ini Dailybox juga telah hadir di Singapura, outlet pertamanya di kawasan dining Supply Chain City, Jurong. Dailybox juga bisa didapatkan via layanan pesan antar GrabFood Singapura. Mereka menawarkan lebih dari 20 menu makanan dan kudapan khas dari berbagai daerah Nusantara, seperti Tong Seng Kambing khas Jawa Tengah, Ayam Woku dan Rica-rica khas Manado, Gulai Ikan khas Sumatera, dan lainnya.

Salah satu menu Dailybox, yakni Tong Seng Kambing khas Jawa Tengah / Dailybox
Salah satu menu Dailybox, yakni Tong Seng Kambing khas Jawa Tengah / Dailybox

Menjadi startup F&B multiplatform

Berawal dari cloud kitchen, kini Dailybox sudah mulai melakukan transisi menjadi bisnis F&B multi-platform sejak melakukan akuisisi brand Breadlife di akhir tahun 2021.

Sekarang mereka tidak lagi bergantung pada penyedia jasa cloud kitchen pihak ketiga. Untuk memaksimalkan pengguna, strategi utilisasi area diberlakukan. Misalnya yang mereka lakukan di area Greenlake. Di ruko 3 lantai yang dimiliki, mereka mengoptimalkan untuk Breadlife di lantai 1, karena pelanggannya kebanyakan ibu-ibu yang menyukai datang langsung ke toko. Sementara lantai atasnya untuk Shirato dan Dailybox, karena pembelian kedua brand ini masih lebih banyak online.

“Strategi sinergi lokasi seperti ini meningkatkan efisiensi operasional cost kami karena harga sewa ruko sudah fixed — atau sekitar 2% dari total pendapatan brand yang ada di ruko. Sebagai perbandingan, tarif penggunaan jasa sewa cloud kitchen dulu mencapai 10% dari total pendapatan dan sifatnya variable,” kata Kelvin.

Dailybox terus berusaha memaksimalkan kanal penjualan offline dan online. Hal tersebut sengaja dilakukan perusahaan untuk mendapatkan unit economics
yang bagus dan untuk menyeimbangkan tingginya biaya food delivery.

Brand dib awah naungan Dailybox Group saat ini diantaranya adalah Dailybox, Shirato, Breadlife, Antarasa dan Lu’miere. Semua telah tersebar di shophouses (ruko), mall, dan online.

“Setelah mendapatkan pendanaan, kami berhasil membukukan peningkatan pendapatan hingga 2x lipat pada penghujung tahun 2022. Central kitchen kami menyajikan sekitar tujuh juta porsi makanan bagi pelanggan. Brand Dailybox Group telah hadir di lebih dari 300 titik di seluruh Indonesia – dari Sumatera hingga Papua. Lebih dari 60% outlet hadir menyapa masyarakat di kota tier dua dan tiga,” kata Kelvin.

Memang, industri F&B yang dibalut dengan strategi bisnis modern tengah mendapatkan perhatian khusus. Sepanjang tahun 2022 tercatat sejumlah startup di bidang F&B mendapatkan kucuran dana investor. Mereka adalah Haus!, Ismaya, Mangokku, Flash Coffee, Green Label, dan Hangry.

Perluas kolaborasi

Salah satu outlet Dailybox di Pontianak / Dailybox
Salah satu outlet Dailybox di Pontianak / Dailybox

Memasuki tahun 2023, isu resesi pun kian santer. Kelvin menyampaikan bahwa prioritas perusahaan adalah untuk terus berinovasi dan memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh pelanggannya lewat program kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk dengan pelaku UMKM di industri makanan dan minuman.

Sejauh ini ada beberapa UMKM yang telah bekerja sama dengan Dailybox, seperti Ibu Ray dari Bali dengan menu ayam betutu dan juga Ibu Yanti dengan sambalnya.

“Dengan kolaborasi, Dailybox Group juga membantu UMKM dalam pengembangan bisnis mereka dengan distribusi produk lebih luas. Hal ini adalah upaya Dailybox Group dalam mendukung upaya pemerintah untuk memajukan pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui UMKM,” kata Kelvin.

Penerapan omnichannel yang sudah mereka lancarkan sebelumnya, di tahun ini juga akan semakin agresif mereka gencarkan. Menjadi esensial bagi Dailybox untuk terus fokus kepada omnichannel saat pandemi mulai melandai dan kegiatan offline sudah mulai banyak dilakukan kembali oleh sebagian besar masyarakat.

Cara Dailybox Group adalah dengan menyeimbangkan online dan offline presence menggunakan strategi multi-platform untuk meminimalisir cost dan meningkatkan profitability. Dengan menerapkan strategi tersebut membuat perusahaan tetap stabil sehingga layoff pegawai tidak mereka lakukan sepanjang tahun 2022.

Tahun ini tujuan dan fokus Dailybox Group adalah memiliki model bisnis yang sustainable, yakni menyeimbangkan upaya growth yang agresif dan tetap bisa menjadi bisnis yang profitable. Hal ini juga diperkuat dengan komitmen perusahaan dalam menghadirkan inovasi dalam menciptakan produk yang berkualitas.

Perusahaan juga masih memiliki rencana untuk melakukan kegiatan M&A, khususnya kepada brand yang memiliki storefront – offline, seperti Breadlife dan Lu’miere.

Application Information Will Show Up Here

Layanan “Bibit Bisnis” Fasilitasi Perusahaan Investasikan Aset di Reksa Dana

Setelah “Bibit Premium“, platform wealthtech Bibit kembali memperkenalkan fitur baru bernama “Bibit Bisnis”. Sesuai namanya, fitur ini ditujukan bagi pemilik bisnis dan perusahaan yang ingin mengoptimalkan dana ‘nganggur’ mereka melalui investasi reksa dana.

Dalam keterangan resminya, Bibit Bisnis dikatakan menjadi opsi diversifikasi aset pemilik bisnis dan perusahaan, termasuk founder startup, melalui produk reksa dana dari berbagai pilihan manajer investasi di Indonesia. Tujuannya adalah mengoptimalkan dana nganggur dan memaksimalkan return mereka.

Menurut Co-Founder & CEO Bibit Sigit Kouwagam, layanan baru ini hadir untuk menjawab situasi yang sering ditemui oleh pemilik bisnis. “Saat aset perusahaan semakin berkembang, banyak yang merasa bingung karena tidak dapat mengoptimalkan idle cash. Di sisi lain, kita tidak mau mengambil risiko dengan uang perusahaan,” kata Sigit.

Bibit mengklaim perusahaan atau pemilik bisnis dapat meraup return hingga 3%-7% dari dana nganggur yang diinvestasikan ke reksa dana. Pemilik bisnis dapat berinvestasi tanpa minimum dana penempatan, biaya transaksi, dan biaya administrasi. Selain itu, mereka dapat menarik dana tanpa biaya penalti.

“Fitur Bibit Bisnis dapat digunakan oleh pemilik bisnis dalam mengelola dana perusahaan dengan efektif untuk memaksimalkan return, tetapi juga tetap menjaga likuiditas dan risiko,” tambahnya.

Berdasarkan pantauan DailySocial.id, fitur Bibit Bisnis sudah muncul di aplikasi yang terletak pada laman Profil pengguna.

Lebih lanjut, pengguna Bibit yang sudah memiliki akun personal dapat menggunakan fitur ini. Caranya, klik ‘toggle‘ untuk switch ke akun bisnis mereka. Diharapkan cara ini dapat memudahkan pengguna memonitor portofolio investasi pribadi dan bisnis secara real-time.

Ada pula fitur Multi Level Access yang memungkinkan pemilik bisnis untuk mengatur siapa yang memiliki akses ke portofolio investasi. Akses ini terbagi ke dalam empat kategori, yakni Owner, Super Admin, Checker, dan Maker, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kewenangan perusahaan.

Investasi reksa dana

Sejauh ini, belum ada fitur sejenis yang dihadirkan oleh platform wealthtech di Indonesia. Fitur Bibit Bisnis dapat menjadi langkah awal untuk mengetahui minat pemilik bisnis untuk menginvestasikan idle cash lewat reksa dana.

Di kalangan investor individual, reksa dana banyak dipilih sebagai produk investasi karena risikonya dinilai lebih rendah dibandingkan instrumen lain. Selain itu, reksa dana juga dapat diinvestasikan dengan modal minim. Demikian juga dengan deposito yang dikatakan punya risiko rendah.

Adapun untuk aset perusahaan biasanya memang banyak dialokasikan untuk investasi ke instrumen lain, baik deposito (risiko rendah) ataupun berinvestasi ke unit usaha lain secara langsung atau melalui unit ventura yang dimiliki.

Adapun, opsi investasi lain seperti saham dan obligasi memerlukan kehati-hatian. Mengutip sebuah sumber, perusahaan perlu menganalisis profil risiko dengan memerhatikan aset, liabilitas, modal, hingga aktivitas operasional jika ingin menginvestasikan dana nganggurnya lewat saham atau obligasi.

Application Information Will Show Up Here

iSeller Tutup Pendanaan Seri B 179 Miliar Rupiah Dipimpin Intudo Ventures

Startup pengembang layanan point of sale “iSeller” mengumumkan telah merampungkan pendanaan seri B senilai $12 juta (lebih dari 179 miliar Rupiah) dipimpin oleh Intudo Ventures. Beacon Venture Capital, turut serta dalam putaran ini bersama dengan investor terdahulu, yakni Mandiri Capital Indonesia dan Openspace Ventures.

iSeller akan memanfaatkan dana segar untuk merilis versi baru dari produk andalannya yang berfokus pada peningkatan pengalaman pengguna, kinerja, dan keandalan yang lebih cepat.

Sebelumnya, putaran pra-seri B telah diumumkan pada Oktober 2021 sebesar Rp120 miliar dari AppWorks dan Openspace Ventures.

Dalam keterangan resmi yang disampaikan hari ini (26/1), Founder & CEO iSeller Jimmy Petrus menyampaikan, perusahaan telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa selama beberapa tahun terakhir karena didorong oleh permintaan yang besar dari UMKM dan bisnis online. Mereka membutuhkan solusi omnichannel, mulai dari manajemen stok dan pemasaran, hingga pembayaran dan akuntansi demi meningkatkan efisiensi operasi dan memfasilitasi pertumbuhan bisnis.

“Dengan demikian, solusi kami tidak hanya membantu bisnis merampingkan operasi sehari-hari, tetapi memberikan pertumbuhan bisnis yang terbalik untuk kesuksesan jangka panjang. Kami berterima kasih atas dukungan dari investor baru dan yang sudah ada, dan berharap dapat membangun produk dan layanan baru untuk membantu mendorong transformasi digital perekonomian Indonesia,” ucapnya.

Founding Partner Intudo Ventures Patrick Yip menambahkan, ekosistem pedagang Indonesia secara historis mengalami fragmentasi dan proses yang tidak efisien. Dengan memanfaatkan transformasi digital merchant, iSeller telah mengalami pertumbuhan luar biasa selama beberapa tahun terakhir, memanfaatkan keahlian tim dalam SaaS, teknologi omnichannel, dan pembayaran terintegrasi untuk pasar Indonesia.

Di pasar layanan POS, iSeller saat ini berhadapan dengan sejumlah kompetitor, seperti majoo, Moka, Qasir, Youtap, dan beberapa lainnya. majoo sendiri baru mengumumkan pendanaan seri A 149 miliar Rupiah di Agustus 2022 lalu.

Perkembangan iSeller

Perusahaan yang melabelkan posisinya sebagai “Shopify of Indonesia” ini menawarkan solusi all-in-one buat bisnis dalam mendigitalkan penjualan dan operasi, termasuk POS, penerimaan pembayaran digital, manajemen inventaris, toko online instan, integrasi pasar, dan pengiriman makanan integrasi.

Diklaim selama dua tahun terakhir, iSeller mengalami peningkatan akuisisi dan pendapatan merchant lebih dari empat kali lipat, sementara volume transaksi bruto (GTV) meningkat lima kali lipat menjadi lebih dari $600 juta. Perusahaan melihat hampir 15 kali lipat peningkatan dalam penggunaan fitur integrasi pasar di ekosistem iSeller, dan peningkatan 4 kali lipat dalam adopsi saluran toko online.

Untuk mendukung pertumbuhan dramatis ini, iSeller telah memperkuat tim customer experience dengan lebih dari 100 karyawan baru selama 10 bulan terakhir. Saat ini, iSeller merupakan satu-satunya platform penjualan berbasis omnichannel yang terintegrasi penuh dengan empat marketplace terbesar di Indonesia—yaitu Tokopedia, Shopee, Lazada, dan Blibli.

Kemudian, selama satu tahun terakhir, perusahaan tumbuh pesat karena mendapat daya tarik yang signifikan dalam adopsi pedagang dan pemrosesan pembayaran. Solusinya telah dimanfaatkan oleh merchant yang tersebar 30 kota di seluruh Indonesia dan dipercaya oleh lebih dari 100.000 bisnis, termasuk perusahaan seperti SOGO, OMNILUXE, Jiwa Group, GK Hebat Group, Agung Sedayu Group, Damn! I Love Indonesia, Sinarmas, IT Gallery, Es Teler 77, HopHop, Lemonilo, dan Peripera, di antara banyak lainnya.

Petrus melanjutkan, untuk melayani pedagang dengan lebih baik, iSeller telah menjalin kemitraan tingkat nasional dengan Bank Mandiri Indonesia. Dalam kesepakatan tersebut, Bank Mandiri mengadopsi iSeller sebagai platform POS resmi untuk semua pedagang pada program Mandiri Merchant Livin, yang mencakup lebih dari tiga juta bisnis.

Sebagai bagian dari pembiayaan, iSeller juga menyelesaikan akuisisi YUKK—gerbang pembayaran berlisensi PJSP, untuk lebih memperluas layanan pembayaran perusahaan demi inklusivitas keuangan yang lebih besar.

Chief Investment Officer Mandiri Capital Indonesia Dennis Pratisha menuturkan, iSeller berada di garis depan platform POS berbasis omnichannel di Indonesia untuk pedagang online dan offline. Menurutnya, sektor ritel telah menghadapi banyak tantangan dalam beberapa tahun terakhir, makanya dibutuhkan sistem seperti iSeller untuk tidak hanya membantu bisnis meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memberikan pertumbuhan untuk kesuksesan jangka panjang.

“Kami sangat senang dengan dampak iSeller terutama dengan Program Merchant Livin Mandiri yang mencakup tiga juta bisnis dan memiliki kepercayaan penuh pada kepemimpinan iSeller, serta lintasan mereka di masa depan,” ucap Dennis.

Jimmy menutup, target perusahaan ke depannya, ia membidik pencapaian titik profitabilitas dalam tiga tahun ke depan dengan berfokus pada perluasan jangkauan melalui mitra strategis, efisiensi akuisisi, dan peningkatan nilai seumur hidup pelanggan (CLTV) melalui layanan nilai tambah merchant yang lebih komprehensif dan terintegrasi.

Application Information Will Show Up Here

Hukumonline Strengthens Legal Literacy and Empowers Businesses in Indonesia through Technology

Among countries in the Asia-Pacific region, Indonesia is known for having one of the most complex legal jurisdictions. This often becomes a challenge for many business actors in Indonesia. Because not only are they required to understand the legal landscape in the country, but they also need to quickly adapt to any changes in regulation and policies.

The situation becomes even more complicated when information regarding the law tends to be less accessible. This is where the presence of platforms such as Hukumonline is often seen as the right solution provider. Since 2000, Hukumonline has faithfully provided content related to law and regulation, helping to ease the work of many legal and business practitioners in Indonesia.

Over time, however, Hukumonline has also grown into more than just a legal education platform. Currently, Hukumonline also provides legal consulting services and training, as well as solutions and a technology-based regulation compliance system (reg-tech).

 

Trends in the reg-tech industry

Running a business in Indonesia can’t be done by only understanding market needs. Business actors are also required to be able to adapt to changes in existing regulations because this will have a direct impact on their operations and the needs of their respective customers.

Coupled with the fact that the government is always actively implementing regulatory changes and updates, business actors need the best reference to help them make good decisions while keeping the business compliant with the regulation.

Based on statistics in the Hukumonline’s database, Indonesia has at least 100,000 regulations, with around 3,000 new regulations being added annually. Imagine how much time and energy companies and legal practitioners have to spend on legal research and analysis, which will certainly affect the company’s overall performance.

The good news is, this trend encourages players in the reg-tech industry such as Hukumonline to always keep up with the market situations and needs. Legal analysis and information on regulatory updates will always be a staple for them to provide in order to support businesses and help keep the public informed.

 

A platform to empower legal practitioners

For more than two decades, Hukumonline has continued to carry out its mission to help society understand more about the laws that keep this country in order. As time goes by, the types of legal content it provides have expanded, which now includes regulatory updates, as well as legal reports and analyses.

“We provide premium content not only for companies or business customers but also law firms, lawyers, the ministries, law or advocacy bureaus, institutions such as NGOs, as well as the university and academic community,” said Arkka Dhiratara, CEO of Hukumonline.

Awareness of the importance of understanding and complying with regulations among companies is increasing nowadays. This has fueled the increasing demand for legal services and information. According to Arkka, there are now more than 1,300 corporate customers who subscribe to access Hukumonline’s regulation data center and premium content.

Arkka further explained that the key to Hukumonline’s growth lies in its commitment to maintaining the quality of the information and always being responsive in finding solutions for business needs in terms of law and regulation. The efforts it put forth ultimately paid off, as towards the end of 2022, Hukumonline won two awards from the Indonesian Cyber Media Association (AMSI) for Best Business Growth and Best Management.

 

Regulatory Compliance System

Easy access to legal information is important, but no less important for business actors is how they can continue to comply with the law that operates. This urgency of legal compliance triggered the development of an artificial intelligence (AI)-based platform at Hukumonline called the Regulatory Compliance System (RCS). The system is designed specifically to assist businesses in monitoring regulatory updates, identifying liabilities, and obtaining audit reports easily.

“The Regulatory Compliance System is supported by hundreds of thousands laws and regulations from Hukumonline’s legal data center, which is connected to every level of state and regional regulations. Not only does it support companies’ legal needs for information, but the RCS also ensures companies keep up with the latest regulatory updates, ensure their business activity complies with the regulation, helps them to mitigate risk and reduce costs as well,” Arkka explained.

RCS is only one of a number of popular enterprise solutions that Hukumonline offers. It also offers the document management system Exdoma, business entity licensing and establishment solutions Easybiz, as well as legal consulting and legal document creation services Justika.

Kargo Tech Ungkap Pencapaian Bisnis; Raih Dukungan dari FedEx

Tahun 2023 diproyeksi menjadi momentum kejayaan sektor logistik di Indonesia. Logistik sendiri merupakan salah satu sektor yang sangat esensial dan akan terus digunakan dalam berbagai keadaan. Di kala pembatasan interaksi berlangsung, sektor logistik tetap berjalan meskipun ada penurunan permintaan dari beberapa industri.

Salah satu yang menjadi pionir perusahaan teknologi di bidang logistik Indonesia adalah Kargo Technologies atau Kargo Tech. Platform ini menghubungkan perusahaan dan layanan penyedia truk guna mengurangi biaya logistik dengan menghilangkan perantara serta mengurangi tingkat perjalanan kosong.

Kargo Tech memosisikan diri sebagai virtual trucking company atau perusahaan trucking virtual.  Perusahaan baru saja menginjak tahun ke-5 nya beroperasi di Indonesia. Kendati demikian, timnya masih merasa berada di tahap awal untuk bisa mengembangkan bisnisnya lebih besar lagi ke seluruh penjuru negeri.

Sejatinya, sektor logistik merupakan bagian dari rantai pasok produk kebutuhan primer-sekunder masyarakat dan penopang usaha sektor riil dalam hal distribusi produk hingga ke end customer. Maka dari itu, pertumbuhannya akan seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang diproyeksikan meningkat sebesar 2,6% — berdasarkan data IMF di tahun 2023.

Co-Founder & CEO Kargo Tech Tiger Fang mengamini hal ini serta mengungkap bahwa pasar logistik di Indonesia masih sangat besar. “Kargo sendiri baru menjangkau 1% dari total keseluruhan nilai pasar logistik tanah air. Masih ada potensi sebesar 99% yang harus kita jangkau,” tegasnya.

Namun, masih ada beberapa tantangan dalam menjalankan bisnis di sektor logistik. Kargo masih berusaha untuk bisa menyeimbangkan pertumbuhan dan profitabilitas. Model bisnis Kargo sendiri bergantung pada kepadatan dan skala bisnisnya. Prinsipnya, semakin banyak mitra dan semakin besar skala bisnisnya, ekspansi bisnis bisa jauh lebih cepat.

“Kami harus berinvestasi dalam menemukan pemilik truk, mempekerjakan orang, juga strategi marketing untuk awareness. Kami juga masih punya banyak PR untuk mengedukasi para stakeholder tentang cara kerja industri ini. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami, maka dari itu kita belum bisa ekspansi secara masif,” ungkap Tiger dalam wawancara bersama DailySocial.id.

Dari sisi eksternal, berkah penetrasi smartphone serta koneksi internet yang semakin inklusif juga mendukung perkembangan bisnis Kargo Tech. Hingga saat ini, perusahaan sudah menjangkau sebanyak 75% kota-kota besar di Indonesia, menjembatani 8 ribu perusahaan trucking dengan total 80 ribu truk.

Di samping Kargo Tech, penyedia platform teknologi logistik lain yang juga sudah beroperasi di Indonesia termasuk Logisly, Waresix, dan Andalin. Beberapa di antaranya menyediakan solusi selain manajemen transportasi untuk truk, seperti Andalin yang juga menjangkau transportasi udara dan laut dan Waresix yang menawarkan layanan manajemen warehouse.

Hingga saat ini, Kargo Tech sudah menjangkau sekitar 8 ribu perusahaan trucking dengan total 80 truk yang telah beroperasi / Kargo Tech

Target dan Investasi

Di tahun 2020, Kargo Tech sempat menerima pendanaan seri A senilai $31 juta (sekitar 504 miliar rupiah) yang dipimpin oleh Tenaya Capital asal Silicon Valley. Dilanjutkan dengan investasi strategis dalam bentuk obligasi konversi (convertible notes) dari Teleport, anak usaha logistik dari AirAsia Group dengan nominal yang tidak disebutkan.

Belum lama ini, perusahaan transportasi ekspres terbesar di dunia, FedEx Express, berkolaborasi dengan Forbes Asia untuk mengidentifikasi perusahaan startup yang tengah berkembang dan memberi dukungan berupa uang tunai sebesar $13 ribu guna menciptakan dampak yang lebih luas melalui bisnis mereka.

Tiger juga menambahkan, “Kami sangat berterima kasih kepada FedEx untuk dukungannya terhadap bisnis Kargo Tech. Kami juga berharap, ke depannya kami bisa menciptakan dampak yang lebih besar dan baik bagi ekosistem perusahaan. Selain itu, relasi antara Kargo Tech dan FedEx juga dapat bertumbuh dan membuahkan kerja sama yang lebih komersil.”

Terkait investasi, Tiger juga mengungkapkan bahwa tantangan selalu ada bahkan sebelum winter session ini terjadi, namun saat ini standarnya telah jauh lebih tinggi. Sekarang bukanlah tentang pertumbuhan di atas segalanya, melainkan perusahaan harus punya jalur menuju profitabilitas.

Di tahun 2023 ini, Kargo mengaku sangat optimis dan fokus membangun lajur untuk mendulang profitabilitas. Selain itu, juga memastikan pertumbuhan berada di lajur yang benar. “Kami menargetkan untuk bisa bertumbuh dua kali lipat dari bisnis saat ini. Rencananya, kami juga akan mulai menggalang dana Seri B di akhir tahun ini,” ujar Tiger.

Kargo Tech juga telah bekerja sama dengan beberapa institusi finansial seperti Investree, Modalku dan lainnya yang menyediakan layanan pembiayaan untuk para perusahaan mitra. Tiger menyebutkan bahwa hanya sebagian kecil dari total perusahaan mitra yang menggunakan layanan ini, “Karena kami juga ingin memastikan perusahaan mitra yang tergabung adalah yang terbaik,” tambahnya.

Application Information Will Show Up Here

Living Lab Ventures Pimpin Pendanaan Pra-Seri A ke DCT Agency

Sinar Mas Land melalui kendaraan investasinya Living Lab Ventures (LLV) mengumumkan pendanaan pra-seri A ke startup di bidang kreatif DCT Agency dengan nominal dirahasiakan. Sejumlah investor lain juga turut berpartisipasi.

“Potensi industri kreatif dan startup di Indonesia sangat besar sehingga berpeluang menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi nasional,” tutur Chief Transformation Officer Sinar Mas Land Mulyawan Gani dalam keterangan resminya.

Sejauh ini, Living Lab Ventures telah berinvestasi di startup SWAP Energy, Doogether, serta menginkubasi startup marketplace KlikGazz. Tesis investasinya berfokus pada tiga aspek utama, yakni Smart Technologies, Digital Life, dan Mobility.

Sebagai informasi, Living Lab Ventures merupakan corporate venture capital (CVC) yang berfokus untuk memberikan investasi untuk inkubasi dan akselerasi digital entreprenuer potensial di Indonesia. Pihaknya mengincar sektor agnostik agar dapat menjangkau jaringan investasi yang lebih luas.

Dalam wawancara sebelumnya, Living Lab Ventures hadir untuk mewadahi pengembangan aspek digital yang dapat mendukung pengembangan township yang dilakukan oleh Sinar Mas Land. Fokusnya adalah membangun ekosistem digital menyeluruh di kawasan kota mandiri Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang.

Pengembangan kreatif

Beroperasi sejak 2021, DCT Agency bergerak di bidang talent management dan digital advertising untuk mendukung branding perusahaan. DCT Agency menghadirkan empat layanan melalui Key Opinion Leader (KOL) Campaign, TikTok Live E-commerce, dan TikTok Ads and Shop Manager sesuai kebutuhan.

Pihaknya mengklaim telah melahirkan lebih dari 500 kreator di industri kreatif Indonesia. Di sepanjang 2022, DCT Agency menyebut telah mengantongi sebanyak 77,8 miliar tayangan dari 500 KOL di dalam jaringannya.

Dengan pencapaian ini, pihaknya akan memperluas layanannya ke platform lain dan menawarkan Software-as-a-Services (SaaS). “Kami harap suntikan dana investasi ini dapat membantu kami berkembang dan memberikan dampak lebih luas untuk melahirkan talenta-talenta digital yang mampu mendorong penetrasi digitalisasi Indonesia,” ujar Founder dan CEO DCT Agency David Nugroho.

Ekraf menjadi salah satu sektor yang tengah digencarkan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Di 2021, sektor ekonomi kreatif (ekraf) menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp1.134 triliun atau 6,98% terhadap PDB nasional.

Adapun, Asosasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat jumlah pengguna internet di Indonesia sebanyak 210 juta atau setara dengan penetrasi 77% pada periode 2021-2022.

[Video] Berkunjung ke Kantor Doku | DSTOUR 2023

Terletak di kawasan SCBD Jakarta, kantor baru Doku didukung dengan fasilitas kerja lengkap dan ruangan lapang. Bersama SVP, People Operation & General Service, Trisna Kumala, simak liputan jalan-jalan DailySocial di kantor Doku berikut ini.

Untuk video menarik lainnya seputar program jalan-jalan ke kantor startup Indonesia, kunjungi kanal YouTube DailySocialTV di sesi DStour.