DailySocial.id Announces Exciting New Management, Marks Official Launch of DiscoveryShift

Executive Summary

  • DailySocial announces new majority owner: an entity named DiscoveryShift, a consortium of partners led by CEO Rama Mamuaya
  • DailySocial resumes operations under DiscoveryShift’s management and is doubling down on its research, consultancy and advisory services on corporate innovation and digital transformation
  • Launched a new AI-focused service helping corporate clientele with AI competency building, transformation and strategy
  • DS/X Ventures, a B2B venture fund operated by Rama Mamuaya is unaffected

Jakarta, April 30th 2024DailySocial.id, a leader in tech media, research, consulting, and advisory services, is excited to announce a strategic shift in its management. The new management team, an entity named DiscoveryShift, is a consortium of partners led by DailySocial’s founder & CEO Rama Mamuaya, and will assume controlling stake and continue operational leadership for  the company.

Since its inception in 2008, DailySocial has become a part of Indonesia’s tech startup history and community, documenting but more importantly helping the industry progress both domestically and internationally. DailySocial has set benchmarks in delivering high-quality services for enterprise clients in digital transformation and corporate innovation, a profitable business unit inside the company. The newly appointed management team is committed to continuing this legacy of excellence.

Under the guidance of its new management and new brand, DiscoveryShift, the company will continue to offer innovative consultancy services dedicated to leveraging the power of Artificial Intelligence (AI) to drive business transformation for its clientele. DiscoveryShift will focus on helping clients identify new AI-enabled opportunities, optimize business processes through AI, and build essential AI talent within their organizations.

The leadership team at DiscoveryShift brings together seasoned experts with profound expertise in enterprise AI, machine learning (ML), automation, corporate innovation, and digital transformation. This diverse team is equipped to tackle the unique challenges of the modern business landscape, ensuring that DailySocial remains at the forefront of industry innovation.

“DailySocial has always been a pioneer in embracing and implementing cutting-edge technologies to address complex business challenges and the AI adoption in Indonesia is simply too big to ignore”, said Rama Mamuaya, Founder and CEO of DailySocial. “Through DiscoveryShift, we are enhancing our ability to empower businesses to realize their full potential through AI and digital innovation.”

DiscoveryShift is now operational and engaging with top-tier clients to implement transformative AI strategies that are custom-tailored to their specific needs and goals.

For more information about DiscoveryShift, please visit DiscoveryShift.com.

Kondisi Keuangan GOTO Q1 2024 Membaik Setelah Lepas Tokopedia

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan kinerja keuangan kuartal pertama 2024. Terdapat beberapa catatan menarik yang dapat disimak.

Pertama, dari sisi bottom line, GOTO mampu melanjutkan tren penurunan rugi bersih menuju profitabilitas. Rugi bersih atribusi entitas induk terpangkas hingga 78% menjadi Rp861,91 miliar dari sebelumnya Rp3,86 triliun. Penurunan rugi ini menjadi terendah sepanjang perusahaan didirikan sejak Desember 2015.

Sebagai perbandingan, Q1 2022 rugi atribusi GOTO sebesar Rp6,47 triliun. Q1 2021 rugi sebesar Rp1,81 triliun. Sementara, rugi GOTO dalam satu tahun sebesar Rp90,39 triliun akibat goodwill senilai Rp78,77 triliun.

Jika mengeluarkan penurunan nilai goodwill itu, sebenarnya rugi GOTO dari bisnis yang tercatat hanya Rp11,75 triliun (2023), turun 60,04% dari kerugian di tahun sebelumnya sebesar Rp29,4 triliun.

Kedua, dari sisi top line, pendapatan bersih meningkat 22% menjadi Rp4,07 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp3,33 triliun. Berikut rinciannya:

  • Pendapatan bruto lini on-demand tumbuh 12% menjadi Rp3,34 triliun, EBITDA yang disesuaikan menyusut dari minus Rp246 miliar menjadi Rp166 miliar.
  • Pendapatan dari e-commerce service fee Rp110 miliar dari periode Februari-Maret 2024. Kini Tokopedia dicatatkan sebagai entitas asosiasi perseroan per 1 Februari 2024. Capaian ini dianggap menjanjikan, bersamaan dengan pemenuhan kepatuhan terhadap regulasi.
  • Pendapatan bruto dari lini fintech naik 57% menjadi Rp666 miliar. EBITDA yang disesuaikan menyusut sebesar 52% menjadi Rp248 miliar.

Dalam keterangan resmi, Direktur Utama Grup GoTo Patrick Walujo menyampaikan sepanjang tahun lalu, pihaknya telah meletakkan landasan yang kuat serta menentukan strategi pertumbuhan dengan memperluas basis pengguna, memperdalam wallet share pengguna ekosistem, menurunkan beban operasional, serta memperkuat kemitraan dengan TikTok.

“Pada kuartal pertama 2024, kami telah mempercepat pelaksanaan strategi tersebut serta kembali melakukan investasi pada produk-produk andalan, yang hasilnya mulai terlihat di bulan Maret dan April 2024. Seiring implementasi strategi tersebut, kami berharap dapat mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih cepat di tahun ini, dan di saat yang sama tetap berkomitmen kepada tujuan profitabilitas yang telah kami tetapkan,” terang dia.

Direktur Keuangan Grup GoTo Jacky Lo melanjutkan, pada Q1 2024 GOTO mencatatkan pertumbuhan top line kuat. Hal ini tercermin pada pertumbuhan GTV inti grup sebesar 32% dibandingkan tahun sebelumnya, serta pertumbuhan pendapatan bruto sebesar 18%.

“Sementara itu, EBITDA yang disesuaikan tetap sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga kami berada di jalur yang tepat untuk mempertahankan pedoman EBITDA yang disesuaikan untuk tahun buku 2024. Kami akan tetap berinvestasi dengan hati-hati, mempertahankan pengelolaan beban usaha secara disiplin, seiring langkah mempertahankan pertumbuhan bisnis jangka panjang,” kata Lo.

GOTO secara konsolidasian memangkas kerugian EBITDA yang disesuaikan sebesar 89% menjadi Rp102 miliar. Disampaikan pencapaian ini berada dalam jalur yang tepat untuk memenuhi pedoman kinerja EBITDA yang disesuaikan impas untuk keseluruhan tahun buku 2024.

Kerugian EBITDA disesuaikan ini disebabkan oleh pelaksanaan rencana peningkatan investasi untuk ekspansi bisnis fintech GoTo, serta perlambatan yang disebabkan oleh kondisi musiman pada segmen on-demand services di bulan Januari dan Februari 2024.

“Faktor-faktor tersebut telah dipertimbangkan sebelumnya, dan GoTo tetap berada dalam jalur yang tepat untuk mencapai pedoman kinerja EBITDA Grup yang disesuaikan impas (break even) untuk keseluruhan tahun buku 2024.”

Dekonsolidasi GoTo Logistics

Grup GoTo juga telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat untuk melakukan divestasi kepemilikannya terhadap bisnis pengiriman dan pemenuhan (fulfillment) pendukung Tokopedia yang berada di bawah GoTo Logistics. Pada saat penyelesaian transaksi tersebut, GoTo Logistics juga akan didekonsolidasi dari Grup GoTo.

Transaksi ini tidak akan berdampak kepada GoSend, layanan pengiriman konsumen-ke-konsumen yang pada saat ini tersedia melalui aplikasi Gojek yang merupakan bagian dari segmen bisnis On-Demand Services Grup GoTo.

Patrick menjelaskan GoTo Logistics memiliki bisnis yang berkaitan dengan layanan di Tokopedia, seperti pengiriman dan fulfilment. Operasional GoTo Logistics yang berkaitan dengan Tokopedia tersebut menurutnya akan kembali ke Tokopedia.

“Bagian kedua dari bisnis tersebut adalah yang tidak terkait dengan layanan Tokopedia, dan ini adalah bagian bisnis B2B yang akan tetap bersama GOTO,” kata Patrick dalam earning calls GOTO seperti dikutip dari Bisnis.com.

Selain itu, lanjut Patrick, dekonsolidasi ini juga tidak terkait dengan GoSend. Dia menjelaskan GoSend tidak pernah menjadi bagian dari GoTo Logistics dan merupakan bagian dari bisnis On-Demand Service GoTo.

“GoSend tidak pernah menjadi bagian dari GoTo Logistics. Itu [GoSend] selalu menjadi bagian dari bisnis ODS kami dan akan tetap bersama kami,” tutur Patrick.

Tomoro Coffee Bikin Fasilitas Sangrai Kopi untuk Perkuat Ekspansi

Pemilik jaringan gerai kopi Tomoro Coffee memperkenalkan fasilitas sangrai kopi (coffee roastery) untuk mendukung ekspansi operasionalnya di seluruh Indonesia. Fasilitas ini memiliki kapasitas produksi hingga mencapai 2.400 ton per tahun. 

Saat ini, Tomoro Coffee memiliki lebih dari 500 gerai di Indonesia, Singapura, Filipina, dan Tiongkok yang dibangun dalam kurun waktu 1 tahun. Adapun, Tomoro Coffee didirikan pada Agustus 2022. 

“Ini adalah bentuk komitmen kami untuk menghadirkan industri berkelanjutan yang nantinya bisa membentuk satu ekosistem dari hulu ke hilir di industri kopi nusantara,” ungkap Direktur Utama Tomoro Coffee Star Yuan dalam keterangan resminya. 

Para direksi memperkenalkan coffee roastery Tomoro Coffee, Senin (29/4)

Selain kapasitas produksi besar, coffee roastery Tomoro didesain lewat tiga fase produksi dengan biji kopi berkualitas. Mesinnya dilengkapi dengan dua alat afterburner yang akan mengurangi polusi asap hingga lebih dari 60% dari proses sangrai kopi.

Mesinnya disebut dapat memberikan hasil yang konsisten pada setiap batch produksi kopi. Hal ini karena proses sangrainya dipantau melalui solusi software yang dapat memastikan rasa kopi tetap sama dan konsisten setiap saat.

Coffee chain Indonesia

Pasar kopi modern di Indonesia dinilai menjanjikan, yang mana ikut mendorong ekspansi gerai yang cukup masif oleh sejumlah pemilik jaringan rantai kopi (coffee chain) dalam ngeri. Beberapa di antaranya adalah Kenangan Group dan Jiwa Group yang sudah ekspansi ke luar negeri dan merambah produk non-kopi.

Bisnis coffee chain berkembang sejalan dengan terjadinya pergeseran konsumsi kopi, yang awalnya dari kopi instan dan seduh manual menjadi kopi kafe dan kopi milik waralaba dengan harga lebih premium.

Kopi modern ini dijual dengan beberapa pendekatan, yakni memanfaatkan konsep “grab and go“, gerai premium, dan pembelian online lewat aplikasi. Kenangan Heritage, misalnya, menawarkan pengalaman unik bagi penikmati kopi dengan menghadirkan lebih dari sepuluh jenis kopi.

Mengacu laporan Momentum Works bertajuk “Coffee in Southeast Asia: Modernising Retail of the Daily Beverage”, pasar kopi modern di Asia Tenggara dikuasai Indonesia. Nilai pasarnya (omset tahunan) diestimasi $947 juta atau setara 27,7% dari total nilai pasar kopi modern di Asia Tenggara yang sebesar $3,4 miliar pada 2023. 

Sementara, jika mengacu pada jumlah gerai per 2023, Jiwa Group tercatat menjadi pemilik jaringan gerai kopi terbesar di Indonesia dengan jumlah sebanyak 1100 outlet, diikuti Kopi Kenangan dengan 932 outlet.

“Kami harap ini dapat berkontribusi untuk meningkatkan produktivitas kopi Indonesia sehingga menghasilkan kopi berkualitas dan disukai oleh penikmat kopi internasional. Hal ini seiring dengan langkah kami untuk membuka gerai-gerai kopi di negara-negara lain serta mewujudkan visi 1000+ gerai di seluruh Indonesia tahun ini.” Tutup Star.

Tomoro Coffee diketahui mendapat pendanaan sebesar $10 juta atau sekitar Rp158,6 miliar pada Oktober 2023.

Bukalapak Raih EBITDA Disesuaikan Positif pada Q1 2024

PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) meraih EBITDA yang disesuaikan positif sebesar Rp15 miliar pada kuartal I 2024 dari minus Rp209 miliar pada kuartal I 2023. Namun, BUKA masih mengalami rugi bersih sebesar Rp41 miliar, menyusut dari posisi rugi Rp1 triliun pada periode sama tahun lalu.

“Untuk pertama kalinya, kami meraih keuntungan berbasis EBITDA yang disesuaikan di sepanjang tiga bulan pertama 2024. Hasil ini dicapai lewat pertumbuhan pendapatan yang kuat, take rate yang terus meningkat–terutama di segmen O2O–serta pengendalian biaya operasional,” ujar Presiden Bukalapak Teddy Oetomo dalam keterangan resminya.

Perolehan pendapatan intinya sebesar Rp185 miliar pada Q1 2024. Pendapatan inti dihitung sebagai laba bersih yang dilaporkan tidak termasuk keuntungan/kerugian investasi, nilai tukar, goodwill, dan non-recurring item.

Kemudian, pendapatan bersihnya naik 16% menjadi Rp1,1 triliun yang utamanya ditopang dari bisnis Online to Offline (O2O). Jika dirinci, pendapatan dari segmen O2O naik 31% (YoY) menjadi Rp638 miliar, sedangkan segmen Marketplace naik 2% (YoY) menjadi Rp530 miliar.

Namun, lini Pengadaan tidak menyumbang pendapatan pada Q1 2024 dari posisi perolehan pendapatan Rp7 miliar pada Q1 2023. Dari pantauan DailySocial.id di situs resminya, tertulis bahwa SIPLah BukaPengadaan sedang dibekukan.

Marjin kontribusi Marketplace turun 12 basis poin menjadi 0,57%, tetapi marjin kontribusi O2O naik 23 basis poin menjadi 0,13% dari posisi minus 0,1%. Kemudian, take rate keseluruhan naik 31 basis poin menjadi 2,8%, sedangkan Total Processing Value (TPV) naik 3% YoY) menjadi Rp41,7 triliun.

Saat ini, BUKA fokus pada empat divisi bisnis, antara lain Mitra, Mobile & Console Game, O2O, dan Keuangan.

“Komitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggan menjadi kunci. Ini dilakukan lewat investasi dan inovasi dalam proposisi nilai pelanggan, menawarkan berbagai pilihan, pengalaman pengguna di aplikasi dan pengiriman,” tambahnya.

Selain pembekuan bisnis Pengadaan, beberapa bulan sebelumnya BUKA menutup layanan paylater Buka Cicilan setelah beroperasi selama lima tahun.

Perusahaan fokus melakukan efisiensi dan disiplin biaya, yang mana kini tercermin dari penurunan signifikan biaya umum dan administrasi sebesar 36% (QoQ) menjadi Rp208 miliar.

BUKA tercatat memiliki basis modal, rasio modal, dan neraca keuangan dengan kas, setara kas, dan investasi likuid senilai Rp19,1 triliun.

Manfaatkan Platform Digital, Strategi BTN Mudahkan Generasi Muda Miliki Rumah

Generasi muda semakin sulit memiliki hunian akibat laju peningkatan upah minimum kerja kalah jauh dengan kenaikan harga properti. Isu besar ini menjadi pekerjaan rumah para pemangku kepentingan untuk menyelesaikannya karena angka backlog relatif masih tinggi.

Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS), angka backlog mencapai 9,9 juta unit pada 2023. Angka ini tergolong turun dari tahun sebelumnya sebesar 12,75 juta unit pada 2020. Backlog adalah jumlah perumahan yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan hunian yang belum terpenuhi.

Lebih lanjut dari sumber yang sama menyampaikan jumlah rumah tangga yang tidak memiliki akses terhadap hunian layak masih cukup tinggi, yakni sebesar 26,9 juta rumah tangga pada 2023, meskipun sudah turun dari 29,4 juta pada 2020.

Penurunan suku bunga KPR non subsidi dan memperpanjang jangka waktu KPR nonsubsidi dari 20 tahun menjadi 30 tahun dapat menjadi solusi untuk mengatasi backlog perumahan. Langkah inilah yang ditempuh BTN sebagai bank penyalur kredit pemilikan rumah (KPR) lewat peluncuran produk KPR BTN Gaess for Millenial sejak 2018. Produk ini dikhususkan untuk generasi muda di segmen KPR nonsubsidi.

Produk ini memungkinkan nasabah bisa membayar bunga kredit selama dua tahun tanpa perlu membayar uang muka (DP) 0%. Namun ada persyaratan yang harus dipenuhi, usia debitur mulai dari 21-35 tahun, memiliki penghasilan tetap, suku bunga mulai dari 4,47% selama dua tahun, dan tenor mulai dari 20 tahun (KPA) sampai 30 tahun (KPR).

Kelebihan tersebut memungkinkan generasi muda untuk memilih rencana pembayaran yang sesuai dengan kemampuan keuangan mereka.

“Rata-rata usia debitur yang mengambil kredit di Bank BTN terbanyak dari generasi milenial (usia 21-30 tahun) sebanyak 41%, kemudian usia 30-40 tahun (40%), dan di atas 40 tahun (19%). Usia produktif ini akan memegang peranan penting di BTN,” ucap DRM Business Kantor Wilayah 3 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Carly Tambunan saat media gathering di Bali, pekan lalu (26/4).

Carly menjelaskan pengajuan KPR Gaess dapat dilakukan melalui situs resmi BTN Properti. Situs ini punya tiga fitur utama: marketplace untuk listing proyek perumahan dari pengembang yang sudah bekerja sama dengan BTN di seluruh Indonesia; sumber informasi; dan pengajuan KPR online.

Di fitur marketplace, pengunjung dapat melihat listing unit stock, harga, profil developer, dan 4D tour service. Sementara untuk fitur KPR online, sudah terintegrasi dengan sistem e-loan BTN dan petugas BTN yang terdedikasi.

Dalam data terakhir per Agustus 2023, situs BTN Properti telah dikunjungi sekitar 30 juta pengunjung, dengan jumlah pengajuan KPR lebih dari 17 ribu pengajuan. Dari jumlah pengajuan tersebut, total kredit yang disalurkan melalui BTN Properti sekitar Rp1,3 triliun.

BTN juga telah bekerja sama dengan lebih dari 7 ribu mitra pengembang. Lewat kemitraan tersebut, pengunjung dapat memilih berbagai jenis hunian yang dapat dipilih, baik sebagai tempat tinggal maupun untuk investasi.

Kendati harga rumah mendaki, berdasarkan laporan BTN, KPR komersial pada 2021 tetap melesat 39,92% menjadi Rp135,69 miliar dan trennya terus menanjak hingga 2023 mencapai Rp227,57 miliar atau naik 24,12% yoy. Kemudian per kuartal I 2024, penyaluran KPR BTN tercatat Rp61,56 miliar.

Adapun pada Maret 2024, harga rumah di Kota Denpasar menjadi yang tertinggi secara tahunan dibandingkan kabupaten/kota se-Indonesia. Kenaikannya mencapai 20,1% jelang akhir 2023 lalu berdasarkan Flash Report Rumah123.com. Denpasar menjadi salah satu wilayah paling konsisten dalam pertumbuhan harga hunian, selain Bogor. Denpasar mencatat selisih pertumbuhan harga di atas laju inflasi tahunan sebesar 10,2%.

Perencana Keuangan dari Lintar Financial Agus Helly yang turut hadir dalam media gathering menyarankan agar generasi muda yang akan mengajukan KPR untuk mulai menetapkan tujuan. Apakah kebutuhan atau keinginan. Kemudian, melakukan perencanaan anggaran.

“Cari tahu kebutuhannya apakah beli atau sewa. Jika memungkinkan, bisa memanfaatkan dukungan dari pemerintah, seperti subsidi,” tutur Agus.

Selanjutnya, mereka juga bisa mempertimbangkan opsi kolaborasi dengan pasangan bagi mereka yang merencanakan menikah atau berumah tangga. Apabila masih belum mencukupi, maka mereka bisa meningkatkan keahliannya untuk mencari tambahan pendapatan.

Northstar, East Ventures Suntik Startup Edtech Vietnam “PREP”

Startup edtech asal Vietnam, PREP, memperoleh pendanaan dari Northstar Group, melalui Northstar Ventures. Putaran ini diikuti oleh investor sebelumnya, East Ventures, mengutip dari regulatory fillings melalui Alternative.PE.

“Kami dengan bangga mengumumkan investasi terbaru kami oleh Northstar Ventures I pada startup edtech Vietnam, PREP!,” tulis perwakilan Northstar melalui akun LinkedIn.

Disampaikan lebih lanjut, pihak Northstar tertarik untuk mendanai PREP karena terdapat potensi yang menjanjikan di bidang edtech. Sepanjang 2022 kemarin, terdapat lebih dari 350 ribu pelajar dari Asia Tenggara belajar di luar negeri. Sekitar 132 ribu pelajar di antaranya merupakan pelajar dari Vietnam.

Northstar melihat tren yang berkembang ini menyadarkan akan pentingnya sertifikasi bahasa bagi pelajar Vietnam yang menempuh pendidikan internasional. “Kami yakin PREP berada dalam posisi yang tepat untuk memanfaatkan permintaan ini!”, tutup tulisan tersebut.

Berdasarkan Alternative.PE, putaran ini tak hanya dipimpin oleh Northstar Ventures, juga terdapat investor sebelumnya, Cercano Management. East Ventures dikabarkan menyuntik tambahan dana sebesar $500 ribu untuk Prep.

Baik Cercano dan East Ventures merupakan investor sebelumnya di PREP pada April 2023. Pada saat itu, nominal investasi yang dikucurkan sebesar $1 miliar.

PREP didirikan pada 2020 oleh Thu Pham (CEO) dan Tran Hoai Nam (CTO). Startup ini menawarkan berbagai solusi kursus online dan latihan ujian simulasi yang berfokus pada bahasa terstandardisasi, seperti IELTS, TOEIC, dan ujian kelulusan tingkat SMA. PREP menghadirkan konten interaktif yang mendorong keterlibatan dan partisipasi aktif antar siswa.

Dari sisi teknologi, PREP menstimulasikan situasi ujian nyata yang imersif dan interaktif, serta dapat dipersonalisasi dan disesuaikan dengan gaya belajar, kecepatan, dan preferensi siswa.

Berdasarkan data dari PREP, layanan persiapan ujian terstandardisasi dengan kualitas tinggi selalu menjadi permintaan di Vietnam. Pasar pembelajaran bahasa di Vietnam disebut memiliki potensi yang luar biasa, dengan perkiraan ukuran pasar sebesar $2,1 miliar, di mana $1,6 miliar untuk pasar bahasa Inggris dan sisanya untuk bahasa lainnya.

Sebagai catatan, PREP bukan satu-satunya portofolio East Ventures di Vietnam. Sebelumnya sudah ada beberapa nama, di antaranya Medigo, Vietcetera, CirCO, Sendo, dan Kim An Group.

Ekosistem di Vietnam kian menarik

Lebih tertariknya Apple untuk berinvestasi lebih banyak di Vietnam ketimbang Indonesia kian menarik untuk dibahas. Mengutip dari Kompas.id, Vietnam memiliki 10 alasan sebagai tujuan investasi asing, yakni lokasinya yang strategis, pertumbuhan ekonomi tinggi, pemerintahan stabil, keberadaan para pekerja muda, kemudahan berbisnis, keberadaan zona industri khusus, iklim investasi yang menarik, pertumbuhan konsumen, jaringan ekonomi dunia lewat penekenan free trade area (FTA) dengan banyak negara dan kawasan, serta integrasi aturan lokal dengan peraturan dunia.

Sebelumnya, pemerintah Vietnam melakukan program reformasi ekonomi, dinamai “doi moi”, artinya keterbukaan dan reformasi. Doi moi membuka peran swasta besar-besaran, termasuk insentif bisnis. Kemudian, mendalami aspek pendidikan untuk membuka agar negara tidak hanya menyediakan pekerja muda berupah murah, tetapi juga produktif.

Strategi ini membuahkan hasil yang positif karena Vietnam mampu menjadi negara perakit barang elektronik dan teknologi informasi dengan upah yang relatif murah.

Kelebihan lainnya, sambung laporan tersebut, Vietnam punya peraturan yang sinkron dari pusat hingga daerah dan secara geografis dekat dengan Tiongkok. Walau demikian, negara ini berada di garda terdepan tentang efek dari sikap geopolitik dunia, yang sewaktu-waktu bisa berubah dan semena-mena, tapi juga bisa berubah ramah. Mereka netral terhadap Amerika Serikat dan Tiongkok.

XL Axiata dan Smartfren Dilaporkan Menuju Kesepakatan Merger

Sinyal merger antara PT XL Axiata Tbk dan PT Smartfren Telecom Tbk mulai menuju titik terang. Berdasarkan laporan Bloomberg, Axiata Group Bhd dan PT Sinar Mas Group, tengah melakukan non-binding agreement untuk mencapai kesepakatan senilai $3,5 miliar (sekitar Rp56,6 triliun).

Menurut sumber internal, kedua induk usaha operator mobile ini sedang berdiskusi lebih lanjut terkait struktur dan transaksi yang mencakup kombinasi tunai dan saham. Apabila dikonsolidasikan menjadi satu badan usaha, aksi korporasi ini bakal menggabungkan pelanggan dengan total akumulasi sebesar 100 juta.

“Klausul perjanjian tak mengikat ini diperkirakan mencapai titik temu kesepakatan pada bulan berikutnya. Dengan begitu, kedua belah pihak bisa lanjut bernegosiasi dan melanjutkan due diligence,” ujar sumber tersebut.

Adapun, perwakilan XL Axiata mengungkap bahwa konsolidasi ini akan menguntungkan industri, dan pihaknya terbuka untuk mengeksplorasi berbagai opsi. Sementara, Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys, juga enggan berkomentar saat dimintai tanggapan.

Rumor merger XL dan Smartfren sebetulnya telah lama beredar. Dalam laporan awal Bloomberg pada September 2023, diskusi keduanya berjalan alot dan tidak mencapai kesepakatan. Adapun, diskusi tersebut mencakup konsolidasi jaringan dan kemitraan.

Apabila aksi korporasi tersebut terealisasi, ini akan menjadi merger XL Axiata untuk kedua kalinya. Sebelumnya, XL Axiata mencaplok operator PT Axis Telekom (Axis) senilai $865 juta atau sekitar Rp10 triliun pada 2014 silam.

Sejak lama, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah mendorong industri telekomunikasi untuk berkonsolidasi. Selain karena saat itu terlalu banyak operator di dalam negeri, konsolidasi ini akan membuat industri menjadi lebih efisien di tengah gempuran OTT asing dan beban biaya jaringan yang tinggi.

Diolah kembali oleh DailySocial

Kominfo menyebut bahwa idealnya jumlah operator seluler cukup empat pemain saja. Ini berarti menyisakan Telkomsel yang saat ini menguasai lebih dari 50% pangsa pasar mobile di Indonesia, diikuti Indosat Ooredoo yang sudah melebur dengan Hutchison 3 Indonesia (Tri) pada 2022, XL Axiata, dan Smartfren.

Operator diketahui telah melakukan restrukturisasi portofolio bisnisnya seperti melepas aset menara dan data center, agar dapat fokus ke bisnis inti dan mencari sumber pendapatan baru. Salah satunya masuk ke bisnis digital.

Tjufoo dan Sinbad Tengah Rampungkan Merger

Startup brand aggregator Tjufoo tengah melakukan finalisasi merger dengan B2B commerce Sinbad. Kabar ini pertama kali diterbitkan oleh DealStreetAsia. Kepada DailySocial.id, Founder & CEO Tjufoo TJ Tham membenarkan adanya aksi korporasi ini. Setelah sepakat melakukan konsolidasi, tim tengah bekerja untuk merampungkan kesepakatan ini. Ditargetkan proses merger akan rampung pada Juni 2024 mendatang.

Bagi TJ, pihaknya sangat beruntung menemukan dan bisa bermitra dengan Sinbad, karena ada banyak sinergi bisnis yang bisa diupayakan keduanya untuk menghasilkan potensi bisnis yang lebih besar.

Diketahui Sinbad memiliki kapabilitas layanan supply chain untuk mendistribusikan produk dari brand principal ke lebih dari 4400 toko di 1000 lebih kabupaten/kota di Indonesia. Sementara fokus Tjufo adalah menginkubasi dan menghasilkan produk konsumer yang dipasarkan di berbagai kalangan. Sehingga secara model bisnis keduanya bisa diintegrasikan dengan baik.

Terkait ke depan apakah kedua perusahaan akan melebur atau tetap menjadi entitas terpisah, TJ mengatakan bahwa eksekutif dari kedua perusahaan tengah memikirkan hal tersebut. Cepat atau lambat –setelah fundraising selesai– keputusan tersebut akan segera diambil.

Tjufoo tengah rampungkan pendanaan

Sejak awal tahun, Tjufoo memang dikabarkan tengah menggalang pendanaan baru. Menurut data yang dilaporkan ke regulator, seperti dikutip Alternative.pe, ada sejumlah investor yang telah masuk putaran baru ini salah satunya Binus Investama, PT Tri Mulia Agung, dan sejumlah angel investor. Sebelumnya perusahaan juga telah mendapatkan pendanaan awal dari TNB Aura.

Sebelumnya pada pertengahan 2023, Tjufoo mengklaim telah mencapai profitabilitas dengan operasional yang efisien. Sebagai “house of brand“, mereka memilih langkah ekstra selektif dalam mengakuisisi brand, untuk memastikan setiap binaannya dapat mendapatkan optimasi bisnis. Saat ini ada 6 merek bisnis yang ada alam manajemennya, meliputi ACMIC, Granova, Cypruz, Dew It, Muscle First, dan Dapur Cokelat.

Konsolidasi ini juga bisa dinilai sebagai langkah positif. Pasalnya secara industri, lini brand aggregator tengah mengalami tantangan yang cukup berarti. Sejumlah pemain telah terdampak, termasuk salah satu yang terbesar yakni Thrasio. Tahun lalu rival mereka Hypefast juga baru melakukan efisiensi lewat PHK 30% karyawan demi kejar target profitabilitas.

Sekilas tentang Sinbad

Sinbad didirikan sejak tahun 2018 oleh Emilio Wibisono dan Jabert Hachchouch dengan misi untuk menyederhanakan rantai pasok dalam proses perdagangan dan pengadaan di Indonesia. Diklaim pemesanan produk melalui Sinbad akan langsung terhubung ke distributor utama dengan tarif terendah yang ada di pasaran, dengan FMCG sebagai kategori utamanya.

Akhir 2022 lalu, Sinbad dikabarkan tengah menggalang pendanaan seri A. Menurut data dari regulator, Centauri Fund dari MDI Ventures memimpin putaran ini diikuti Genesia Ventures, Central Capital Ventura, dan sejumlah investor.

Application Information Will Show Up Here

Viruma Garap Teknologi Metaverse, Bantu Pengembang Pasarkan Properti

Dunia virtual metaverse mungkin adopsinya masih populer untuk games atau aktivitas hiburan lainnya. Namun, teknologi virtual ini juga sudah mulai digunakan untuk pendidikan, kesehatan, sampai pemasaran.

Viruma yang baru saja memperoleh pendanaan dari CyberAgent Capital, mengembangkan solusi Virtual-as-a-Service yang memungkinkan pengembang properti untuk memperkenalkan produknya kepada calon pembeli secara interaktif.

Produk ini dipamerkan lewat solusi 3D Virtual Maquette yang memungkinkan customer untuk memvisualisasi bentuk properti dan sekitarnya sebelum melakukan pembelian; juga Virtual Show Unit dengan teknologi Virtual Reality (VR) 360 untuk membantu customer merasakan pengalaman dan berinteraksi dengan properti secara langsung.

Kepada DailySocial.id, Director of Indonesia Office CyberAgent Capital Kevin Wijaya mengungkap selama ini pengembang properti biasanya mengandalkan media tradisional, seperti brosur dan pamflet, untuk memperkenalkan proyek terbarunya. Atau, mereka menggunakan media sosial, seperti YouTube, untuk menunjukkan proyeknya lewat konten video 2D/3D.

Cara-cara ini, ujarnya, membatasi kemampuan pengembang properti untuk memperkenalkan proyek mereka kepada calon pembeli potensial. Memang, konsep virtual pertama kali digunakan di sektor properti, dan butuh upaya lebih untuk meyakinkan pengembang properti menggunakan solusi Viruma.

“Namun, seluruh klien kami yang memakainya mengaku telah mendapat feedback positif dari calon pembeli. Dari expo yang mereka buat dengan solusi Viruma, mereka mengalami kenaikan peminat sebesar 10%, pertumbuhan pengunjung sebesar 300%, dan 100% conversion rate dari pembeli prospektif,” ujar Kevin dihubungi DailySocial.id, Kamis (23/4).

Di samping itu, penetrasi digital di sektor real estat belum cukup, terutama aspek penjualan yang menjadi ujung tombak dari pelaku usaha pengembang properti.

Viruma dan CyberAgent Capital akan mengembangkan teknologi virtual / Sumber: Viruma

Kevin menyebut, saat ini Viruma menangani 14 proyek properti dari enam pengembang, belum termasuk sejumlah proyek tertunda lainnya yang ada di pipeline. Klien Viruma adalah pengembang properti besar, seperti Sinarmas Land, Agung Podomoro, dan Ciputra.

“Kami sudah menerima banyak sekali permintaan dari pengembang properti dari kecil sampai besar untuk mengeksplorasi teknologi Viruma,” tambahnya.

Adapun, pendanaan baru dari CyberAgent Capital akan dipakai untuk meningkatkan R&D, juga pengembangan bisnis/marketing Viruma. Dikutip dari situs resminya, Viruma tengah mengembangkan solusi lain, seperti Virtual Environment, Virtual Facility, dan Viruma Micro Gallery.

Sekadar informasi, ekosistem digital di sektor properti saat ini banyak diisi oleh layanan untuk jual-beli/sewa/kelola properti, property listing, hingga pengajuan KPR.

Venture Builder “Starventure” Mengumumkan Kehadiran

Perusahaan venture builder Starventure mengumumkan kehadirannya di Indonesia. Starventure didirikan oleh pendiri Ideosource Edward Chamdani dan Jeremy Michael Sutandy.

Dalam keterangan resmi, Starventure fokus pada penciptaan dan peluncuran bisnis atau startup baru secara sistematis. Caranya melalui memberikan dukungan bagi pelaku bisnis yang baru mulai atau startup yang berada di tahap awal. Starventure menyediakan sumber daya dan keahlian untuk mereka menuju kesuksesan dan menjadi pemain global.

Co-founder Starventure Jeremia Michael Sutandy menuturkan, pihaknya ingin terlibat lebih awal karena untuk mengidentifikasi ide bisnis yang memiliki potensi untuk menghasilkan pertumbuhan yang tinggi dan dampak yang besar, sehingga memiliki peluang investasi. Perusahaan secara proaktif mengakselerasi pengembangan ide-ide bisnis yang inovatif, untuk kemudian divalidasi.

Pada tahapan ini, validasi ide bisnis merupakan langkah yang sangat penting sebelum dieksekusi menjadi produk dan jasa. Untuk melakukan analisa dan verifikasi, Starventure melibatkan pelaku bisnis yang sudah mapan dari industri yang sejenis dengan startup tersebut sebagai mentor.

“Starventure mempertemukan para pelaku bisnis, investor, dan mentor berpengalaman dalam sebuah ekosistem yang sehat dan saling mendukung. Ekosistem ini menyediakan kerangka terstruktur dan sumber daya bersama sehingga Starventure dapat mengakselerasi perkembangan ide menjadi produk atau jasa, lalu meluncurkannya ke pasar dengan lebih cepat,” terang Jeremy.

Kehadiran Starventure di Indonesia tak hanya untuk membuka jalan para pelaku bisnis bisa naik kelas dan meraih kesuksesan. Lebih dari itu, Starventure juga memiliki misi untuk mengembangkan ekosistem startup dan semangat kewirausahaan di Indonesia dengan membina talenta baru, mendorong inovasi, dan menarik lebih banyak investasi.

“Kami percaya bahwa dukungan dan bimbingan sejak awal dapat membuat bisnis menjadi lebih kuat dengan pertumbuhan yang lebih cepat, sehingga bisnis menjadi scalable dan investable,” ucapnya.

Diklaim, dengan bimbingan yang komprehensif ini, ditargetkan setidaknya bisnis atau startup dapat mengalami pertumbuhan antara 5%-20% setiap bulannya.

Pihaknya juga tidak memberi batasan hanya bisnis di bidang tertentu, karena yang diutamakan adalah skalabilitasnya. Fokus dari Starventure adalah bisnis yang dapat memberi manfaat dan memberi nilai tambah bagi bisnis lainnya. Dengan demikian akan terbentuk ekosistem yang berkelanjutan di mana para pelaku bisnis dapat saling menopang antar berbagai kepentingan bisnis.

Kehadiran Starventure meramaikan pemain venture builder yang sudah hadir di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Ecoxyztem, UMG IdeaLab, Terratai, Antler, WGSHub, dan Wright Partners.