Coinbase dan Crypto.com Siapkan Kehadiran di Indonesia

Platform aset kripto Coinbase dan Crypto.com tengah menyiapkan rencananya untuk hadir di pasar Indonesia. Kedua perusahaan tengah mencari direktur eksekutif untuk memimpin ekspansi dan operasional bisnisnya di sini. Seperti tertuang di laman LinkedIn masing-masing, Crypto.com tengah mencari Country Director dan Coinbase mencari General Manager di Indonesia.

Crypto.com sudah berdiri sejak 2016, saat ini melayani sekitar 10 juta pengguna global. Sementara Coinbase sudah didirikan sejak 2012 dan telah melantai di NASDAQ, saat ini layanan mereka memiliki 89 juta pengguna dari 100 negara di dunia.

Salah satu yang menjadi tugas dari eksekutif tersebut adalah untuk memastikan platform mendapat pertumbuhan dari pengguna dan transaksi yang dibubukan. Selain itu, dalam ketentuan yang disyaratkan, mereka juga akan bertanggungjawab memastikan operasional bisnis perusahaan mendapatkan perizinan dari regulator terkait — dalam hal ini dari Bappebti.

Kendati belum resmi di Indonesia, diketahui kedua platform telah memiliki pengguna di sini. Karena pada dasarnya layanan mereka memungkinkan transaksi aset kripto yang dilakukan pengguna global.

Sejatinya Coinbase sendiri juga sudah punya relasi bisnis di Indonesia. Pada Mei 2021 lalu, perusahaan turut berpartisipasi dalam pendanaan seri A platform kripto lokal Pintu bersama sejumlah investor lainnya.

Selain menyajikan platform jual-beli aset kripto, baik Coinbase ataupun Crypto.com juga memiliki layanan lain termasuk untuk segmen bisnis. Misalnya terkait dengan DeFi, platform crypto wallet, dan lain-lain.

Peminat aset kripto terus meningkat

Peminat aset kripto terus meningkat di Indonesia. Menurut data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan per Februari 2022, ada sekitar 12,4 juta investor kripto di tanah air. Hal ini tak lain dikarenakan ekosistem wealthtech yang banyak mengakomodasi dan memudahkan kebutuhan para investor.

Sejauh ini Bappebti juga telah merilis daftar 11 platform kripto yang ada dalam pengawasannya, sebagai berikut:

Entitas Perusahaan Platform Kunjungan Web* Peringkat App**
PT Indodax Nasional Indonesia Indodax 9 juta – 12,7 juta 82
PT Crypto Indonesia Berkat Tokocrypto 1,8 juta – 2,6 juta 100
PT Zipmex Exchange Indonesia Zipmex 2,9 juta – 5 juta 137
PT Indonesia Digital Exchange Idex n/a n/a (early access)
PT Pintu Kemana Saja Pintu 810 ribu – 1 juta 60
PT Luno Indonesia LTD Luno 1,2 juta – 1,7 juta 163
PT Cipta Koin Digital Koinku n/a n/a
PT Tiga Inti Utama Triv 241 ribu – 432 ribu n/a
PT Upbit Exchange Indonesia Upbit ID 52 ribu – 90 ribu n/a
PT Rekeningku Dotcom Indonesia Rekeningku 102 ribu – 362 ribu n/a
PT Triniti Investama Berkat Bitocto 17,9 ribu – 22,7 ribu n/a

*data statistik kunjungan di Similar Web Desember 2021 – Februari 2022; ** data statistik peringkat Playstore Indonesia di Appbrain per 6 April 2022

Kehadiran Coinbase dan Crypto.com tentu akan membuat persaingan antarplatform menjadi lebih menarik diperhatikan.

Hal lain yang perlu menjadi catatan, regulator di Indonesia akan segera mengenakan Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan tarif final masing-masing sebesar 0,1 persen untuk setiap transaksi pembelian aset kripto. Aturan tersebut akan efektif berlaku pada 1 Mei 2022. Kebijakan ini dilandasi aset kripto di Indonesia diakui sebagai komoditas, bukan alat pembayaran.

***
Ikuti kuis dan challenge #NgabubureaDS di Instagram @dailysocial.id selama bulan Ramadan, yang akan bagi-bagi hadiah setiap minggunya berupa takjil, hampers hingga langganan konten premium DailySocial.id secara GRATIS. Simak info selengkapnya di sini dan pantau kuis mingguan kami di sini.

IDN Media Siapkan Dana 50 Miliar Rupiah untuk Program Apresiasi “Live Streamer” di Jaringannya

Bertujuan untuk memberikan apresiasi bagi para streamer sekaligus memotivasi
mereka untuk terus berkreasi dalam membuat konten live streaming, IDN Media meluncurkan program IDN Live Streamer Fund pada April 2022. Program ini akan menyediakan dana Rp50 miliar.

Kepada DailySocial.id, Co-Founder & CEO IDN Media Winston Utomo mengungkapkan, melalui program ini diharapkan bisa terus mengembangkan konten live streaming di IDN Live, baik dari segi kreator maupun kreativitas konten yang dihadirkan. Sekaligus ikut membangun kreator ekonomi di Indonesia.

IDN Live merupakan platform live streaming yang melengkapi sajian konten populer lainnya yang lebih dulu ada, seperti artikel berita dari media-media di bawah naungan perusahaan, kuis, hingga film.

Dana Rp50 miliar yang disiapkan terbuka bagi siapa saja dan akan didistribusikan pada streamer terpilih yang dinilai memenuhi kriteria tertentu. Turut diberikan juga benefit lainnya seperti media coverage, strategi promosi, dan iklan berbayar di ekosistem IDN Media. Selain itu juga akses untuk menggunakan studio profesional IDN yang terletak di kantor Jakarta dan Surabaya untuk pembuatan konten.

Di sisi bisnis, para kreator juga bisa mendapatkan kesempatan brand sponsorship yang difasilitasi oleh ICE (platform creator marketing milik IDN Media). Juga memperoleh beragam program pelatihan dan mentoring dari tim IDN Media dan perangkat untuk mendukung sesi live streaming, seperti kamera, mikrofon, mixer, dll.

“Kami sangat terbuka dengan berbagai jenis konten live stream yang sesuai dengan kreativitas masing-masing. Mulai dari lifestyle, travel, kuliner, horor, musik, K-Pop, dan masih banyak lagi. Namun tentu tetap ada community guideline yang harus diikuti,” kata Winston.

Sebelumnya platform streaming milik Gojek juga meluncurkan GoPlay Creator Fund untuk tujuan yang sama. Mereka menyiapkan data Rp15 miliar sebagai bonus bulanan bagi kreator yang memenuhi kriteria program tersebut.

Dukung kreator ekonomi

Tercatat saat ini keberadaan konten kreator hingga influencer semakin banyak dimanfaatkan oleh brand untuk melakukan kegiatan pemasaran. Untuk mendukung para konten kreator tersebut, program ini menjadi bagian dari rencana IDN Media untuk mendukung pertumbuhan kreator ekonomi di Indonesia.

Keberadaan para streamer dan konten mereka yang beragam menjadi bagian penting dalam perkembangan IDN Live ke depannya. Program IDN Live Streamer Fund diharapkan bisa memacu kreativitas para streamer, mendorong munculnya streamer baru yang berkualitas, sekaligus mendukung industri content creator di Indonesia.

“Melalui program ini, tentu kami berharap bisa terus mengembangkan konten live streaming di IDN Live, baik dari segi kreator maupun kreativitas konten yang dihadirkan. Selain itu, kami juga berharap bisa ikut membangun kreator ekonomi di Indonesia,” kata Winston.

Bulan Februari lalu IDN Media juga telah meluncurkan IDN Creator Network. Yang merupakan sebuah agensi pemasaran yang bertujuan untuk menghubungkan kreator dan brand agar bisa menjalankan kampanye secara lebih efektif.

Banyaknya permintaan mengenai pemasaran dengan teknik storytelling menjadi ide awal peluncuran platform tersebut, untuk memaksimalkan strategi dan penyampaian brand message dengan cara yang tepat. Di awal debutnya, IDN Creative Network tercatat telah menggandeng lebih dari 130 top influencer Indonesia.

“Kami di IDN Media sangat percaya dengan potensi dari kreator ekonomi. Jika melihat dari tren yang ada, saat ini Gen Z juga sangat mendominasi kreator ekonomi di Indonesia. Karena itu kita juga mau mendukung generasi muda untuk bisa berkarya melalui konten yang bermanfaat dan berkualitas. One step at at time, for a better Indonesia,” kata Winston.

**
Ikuti kuis dan challenge #NgabubureaDS di Instagram @dailysocial.id selama bulan Ramadan, yang akan bagi-bagi hadiah setiap minggunya berupa takjil, hampers hingga langganan konten premium DailySocial.id secara GRATIS. Simak info selengkapnya di sini dan pantau kuis mingguan kami di sini.

Application Information Will Show Up Here

Komitmen Alibaba Cloud Dukung Ekosistem Startup Indonesia Lewat Inisiatif dan Solusi Terpadu Teknologi Cloud

Perusahaan penyedia layanan teknologi komputasi awan terkemuka, Alibaba Cloud kian memantapkan komitmennya untuk mendukung ekosistem digital Indonesia. Setelah serius menggarap talenta lokal dalam pengadopsian teknologi cloud, perusahaan belum lama ini memaparkan bagaimana Alibaba Cloud membuktikan dukungan penuhnya terhadap pertumbuhan industri startup tanah air melalui infrastruktur cloud yang mumpuni. Setidaknya, hal tersebut yang menjadi intisari dari acara Asia Forward: Indonesia Startup Day pada Kamis, 24 Maret 2022 yang dipersembahkan oleh Alibaba Cloud.

Dalam acara yang dihelat di bilangan Jakarta itu, sejumlah pelaku startup lokal mengaku, infrastruktur teknologi seperti komputasi awan memberikan daya akselerasi yang signifikan, tak hanya dalam pengembangan produk, namun juga dalam upaya mengakomodir permintaan pasar akan konsumsi produk dan layanan digital, yang terus meningkat dari waktu ke waktu.

Hal itu diungkapkan oleh Ronald Molenaar selaku Director of Business Development dari Advance.AI. Sebagai salah satu dari sekian pelanggan dari kalangan startup, dirinya mengaku berinvestasi di infrastruktur cloud sangat penting untuk pertumbuhan perusahaan yang lebih pesat. Lebih lagi, teknologi dan layanan yang disuguhkan oleh Alibaba Cloud juga membantunya untuk semakin mengukuhkan eksistensi perseroan di ranah global.

“Sejak awal kami selalu mempercayakan Alibaba Cloud sebagai mitra untuk tak hanya membantu kami berkembang lebih pesat dan besar lagi di Indonesia, namun juga membantu kami untuk menguatkan eksistensi di pasar Asia Tenggara,” ungkap Ronald.

Ia pun menambahkan, bisnis perusahaan yang sebagian besar berada di ranah financial technology (fintech) tentu tak akan terakselerasi dengan baik, tanpa tersedianya infrastruktur yang cakap dan handal. Sebagai informasi tambahan, Advance.AI merupakan perusahaan yang menaungi Atome – platform fintech paylater yang kini tengah naik daun.

“Saya sangat berterima kasih sekali kepada Alibaba Cloud yang telah membantu kami untuk meraih kesuksesan di Indonesia,” tambahnya.

Serupa dengan testimoni di atas, solusi komputasi awan Alibaba Cloud juga diklaim sangat mumpuni untuk mendukung pertumbuhan startup yang bergerak di bidang blockchain – bidang yang saat ini tengah menjadi perbincangan hangat di masyarakat, mulai dari cryptocurrency, metaverse, hingga NFT. Seperti yang disampaikan oleh Muhammad Wendy Taufiq Hidayah, VP of Technology TokoCrypto yang menyatakan, solusi cloud sangat krusial bagi TokoCrypto dan ekosistem blockchain di dalamnya.

“Ekosistem produk dan layanan TokoCrypto sangat kompleks, tentu saja hal itu membutuhkan infrastruktur teknologi yang mampu kami andalkan, dan Alibaba Cloud kami percayakan untuk menjadi mitra yang mampu menangani hal tersebut. Apalagi saat ini kami punya Tokoverse yang dimotori oleh TKO (TokoToken), jadi menurut kami kehadiran Alibaba Cloud punya peran yang penting untuk kami,” ujar pria yang akrab disapa Wendy tersebut.

Dari “kisah” tadi, tentu menimbulkan sedikit tanya, tentang seperti apa sebenarnya dukungan Alibaba Cloud untuk industri startup secara spesifik? Dalam pemaparan di waktu yang sama, Tifi Liu Head of Marketing Indonesia & Vietnam Alibaba Cloud menjelaskan tentang bagaimana Alibaba Cloud mengusung inisiatif yang bertajuk “Go Startup Program”. Tifi Liu mengungkapkan, inisiatif tersebut mengusung program akselerasi startup yang paling komprehensif dari sisi dukungan teknologi dan solusi komputasi awan. Dirinya menjelaskan, go Startup Program memboyong objektif utama untuk menyokong industri startup Indonesia agar kian maju, sukses, dan berdaya saing tinggi di kancah global.

Go Startup Program secara garis besar mengusung sejumlah agenda, seperti misalnya; pelatihan terpadu, workshop, demo day, sampai fasilitas networking di industri teknologi internasional. Di samping agenda taktis, program ini juga menawarkan ragam benefit terkait dukungan resources, product credit, dan lain sebagainya.

Ragam startup dapat berpartisipasi dengan inisiatif Go Startup Program, hanya saja ada beberapa syarat dan ketentuan seperti; startup telah dimodali minimal secara seed funding, merupakan pelanggan baru dari Alibaba Cloud, dan yang terpenting memiliki minat dan ketertarikan dengan solusi teknologi cloud.

Sebagai salah satu dari sekian penyedia layanan teknologi komputasi awan, Alibaba Cloud menjadi korporasi yang terlihat cukup serius dalam menggarap industri startup tanah air. Pada event tersebut juga dijabarkan, bagaimana dukungan teknis dan pelatihan disediakan secara komprehensif dan berdedikasi dari Alibaba Cloud kepada pelanggan dan mitranya. Bagi pelaku startup, dukungan semacam ini jelas diperlukan untuk membangun daya saing yang mumpuni baik dari talenta, hingga pengembangan teknologi dan produk.

“Di tahun ini [2022], kita fokus menanamkan investasi jutaan dolar untuk mendukung ekosistem startup Indonesia. Dukungan itu juga melalui training, aktivitas, inisiatif, dan lain-lain. Intinya kita ingin memajukan ekosistem startup Indonesia yang punya banyak sekali unicorn, dan kami selalu bersemangat untuk memajukan startup Indonesia bersama dengan solusi dari Alibaba Cloud,” papar Leon Chen, General Manager Alibaba Cloud Indonesia.

Detil program startup yang akan diluncurkan Alibaba Cloud pada 5 April 2022 dapat dilihat di halaman ini.

Advertorial ini didukung oleh Alibaba Cloud Indonesia.

Mulai Mei 2022, Pembelian Aset Kripto Dikenakan Pajak

Mulai 1 Mei 2022, setiap transaksi pembelian aset kripto dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan tarif final masing-masing sebesar 0,1 persen.

“Saat ini, pemerintah tengah merumuskan aturan teknis dan bentuk Peraturan Menteri Keuangan (PMK),” ungkap Direktur Peraturan Perpajakan I DJP Hestu Yoga Saksama seperti dilansir dari CNNIndonesia.

Adapun, kebijakan pemberlakuan pajak kripto ini diambil karena Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) sejak awal menetapkan kripto sebagai komoditas, bukan alat pembayaran.

Nantinya, tata cara pemungutan pajak kripto akan dirancang serupa dengan proses pembelian saham. Artinya, ada pihak yang akan memotong atau memungut pajak kepada investor.

Berdasarkan data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) Kementerian Perdagangan per Februari 2022, jumlah investor kripto mencapai 12,4 juta atau naik dari tahun sebelumnya 11,2 juta investor. Adapun, total transaksi aset kripto tercatat sebesar Rp83,8 triliun pada periode tersebut.

Pertumbuhan kripto di Indonesia

Dalam rilis yang dikirimkan, Founder & CEO Indodax Oscar Darmawan sempat menyuarakan kekhawatirannya terkait kebijakan ini. Menurutnya, penetapan PPh dan PPN sebesar 0,1 persen masih terbilang cukup mahal. Mengingat adopsi kripto di Indonesia tengah mengalami pertumbuhan pesat, pemberlakuan pajak ini dapat membuat pasar kripto di Tanah Air tertinggal.

Apabila memungkinkan, ia menyarankan agar tarif pajak kripto ini dapat ditetapkan sama dengan yang sudah dikenakan pada transaksi saham di Indonesia.

Disampaikan terpisah dalam keterangan resminya, Oscar menyebut saat ini Indonesia berada di posisi ke-5 di Asia Tenggara, setelah Vietnam, Thailand, Filipina, dan Malaysia terkait adopsi kripto di 2021, mengutip data Chain Analysis. Indonesia bahkan mengalahkan Singapura yang berada di urutan ke-8 di Asia Tenggara.

Menurut Oscar, data tersebut menandakan bahwa kripto menjadi salah satu komoditas yang semakin mainstream di Indonesia. Adapun, Indonesia menempati urutan ke-25 terkait adopsi kripto di dunia.

Tak hanya soal keterbukaan ekosistem dalam negeri, lanjutnya, sentimen seperti kelonggaran kebijakan penggunaan kripto juga memberikan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan kripto.

“Regulasi berbagai negara belakangan membuat sentimen kripto bergeser ke arah positif. Ibu kota Brasil, Rio de Janeiro akan mengizinkan warganya untuk membayar pajak dengan kripto, dan rencana untuk jenis pembayaran lain. Di Vietnam, pemerintah tengah menyusun RUU terkait kripto. Sementara di Inggris, pemerintah akan merilis aturan baru yang fokus ke stablecoin karena pertumbuhannya masif beberapa waktu terakhir,” ujarnya.

Selain Indonesia, beberapa negara yang memberlakukan pajak pada kripto di antaranya Jepang dan India. Jepang menetapkan PPh sebesar 55 persen, serta tarif final sebesar 20 persen bagi wajib pajak luar negeri yang memiliki aset kripto dan harus dibayarkan saat meninggalkan Jepang.

Sementara, India memberlakukan PPh sebesar 30 persen terhadap segala macam aset digital, termasuk cryptocurrency. Kebijakan ini berlaku sejak 1 April 2022.

***
Ikuti kuis dan challenge #NgabubureaDS di Instagram @dailysocial.id selama bulan Ramadan, yang akan bagi-bagi hadiah setiap minggunya berupa takjil, hampers hingga langganan konten premium DailySocial.id secara GRATIS. Simak info selengkapnya di sini dan pantau kuis mingguan kami di sini.

Gotrade Raih Pendanaan Seri A 222 Miliar Rupiah, Tingkatkan Penetrasi Pasar di Asia Tenggara

Pengembang aplikasi investasi Gotrade mengumumkan perolehan pendanaan senilai $15,5 juta atau lebih dari 222 miliar Rupiah. Putaran seri A tersebut dipimpin Velocity Capital Fintech Ventures. Hingga saat ini, total pendanaan yang berhasil diraih perusahaan mencapai $22,5 juta atau setara 322 miliar Rupiah.

Putaran kali ini diikuti oleh investor dari berbagai negara, seperti Mitsubishi UFJ Financial Groug [Jepang], BeeNext [Singapura], Kibo Ventures [Spanyol], Picus Capital [Jerman], serta investor sebelumnya termasuk LocalGlobe [UK], Social Leverage [US] & Raptor [US].

Putaran pendanaan terakhir senilai $7 juta dipimpin oleh LocalGlobe terjadi pada tahun 2021. Pendanaan tersebut diterima setelah Gotrade diluncurkan dan hanya bisa digunakan melalui undangan (by invitation only), menghasilkan 20% pertumbuhan dari minggu ke minggu.

Di tahun pertamanya, perusahaan mengaku telah bertumbuh secara organik dan berhasil mengumpulkan lebih dari 500.000 pengguna dari 140 negara dengan total transaksi mencapai $400 juta melalui 5 juta trade.

Didirikan pada tahun 2019 oleh Rohit Mulani, Norman Wanto, dan David Grant di Singapura, Gotrade hadir menawarkan kemudahan untuk melakukan trading saham dari bursa Amerika Serikat. Aplikasi ini memungkinkan pengguna membeli saham pecahan di NYSE dan saham yang diperdagangkan di NASDAQ mulai dari $1.

Dalam beroperasi, perusahaan tidak membebankan biaya komisi pada trade mereka. Namun, timnya mengaku tidak mengadopsi praktik kolaboratif dengan memonetisasi pembayaran order flow. Gotrade mendapatkan pemasukan dengan membebankan 0,50% hingga 1,20% dalam biaya FX (tergantung mata uang) ketika pengguna memilih deposit mata uang lokal yang kemudian dikonversikan menjadi dolar AS untuk diperdagangkan.

Selain itu, Gotrade juga memiliki inisiatif baru berbasis subscription yang disebut Gotrade Black dengan fitur premium seperti grafik candlestick, peringkat analis, harga target, dan pengukuran risiko sebesar $2 per bulan. Dalam laman resminya, dijelaskan bahwa rekomendasi ini dibuat oleh analis saham profesional dari Goldman, JP Morgan, dan masih banyak lagi firma/lembaga investasi kelas dunia.

Sebagian dari modal yang diterima juga akan digunakan untuk mengembangkan timnya yang terdiri dari 40 orang dan meluncurkan versi lokal produknya di berbagai pasar, dimulai dengan Asia Tenggara.

Co-founder dan CEO Rohit Mulani mengungkapkan bahwa investasi di Asia Tenggara masih terbilang bobrok. Terdapat lebih dari 600 juta orang tidak dapat mengakses produk investasi berkualitas dengan harga yang wajar. Menurutnya, kebanyakan dari mereka masih tunduk pada reksa dana dengan rasio pengeluaran melebihi 5%, produk tabungan seperti emas dengan sebaran 3% dan banyak biaya tersembunyi di seluruh portofolio mereka.

“Kami percaya berinvestasi harusnya lebih adil, dan pengguna seharusnya tidak perlu menanggung biaya yang bersifat predatorial ini,” ujarnya.

Gotrade Indonesia

Beberapa waktu sebelum pendanaan ini diumumkan, perusahaan baru saja meluncurkan produk khusus untuk masyarakat Indonesia dengan nama Gotrade Indonesia menggandeng Valbury Asia Futures (Valbury) sebagai mitra lokal.  Semua perdagangan yang dilakukan di Gotrade Indonesia dilakukan berdasarkan kontrak antara pengguna dan Valbury. Selanjutnya produk Gotrade yang menyasar pasar global akan disebut sebagai Gotrade Global.

Bersama dengan peluncuran Gotrade Indonesia, perusahaan juga mengumumkan bahwa Andrew Haryono, pemilik Grup Valbury, sebagai salah satu pendiri perusahaan. Valbury Group adalah konglomerasi keuangan di Indonesia yang memiliki produk sekuritas, derivatif, dan manajemen modal.

“Andrew telah terlibat sejak awal bisnis pada tahun 2019 dan telah berperan penting dalam membantu kami mencapai kesuksesan kami sejauh ini. Bersama Valbury dan peluncuran Gotrade Indonesia, kami dapat membawa kemitraan kami ke tingkat yang baru dan semua orang merasa sudah waktunya untuk mengenalinya atas peran penting yang dia mainkan di masa lalu perusahaan serta peran yang akan terus dijalaninya di masa depan perusahaan,” kata Rohit.

Selain Gotrade, beberapa aplikasi investasi di Indonesia yang juga telah mengumpulkan dana selama setahun terakhir ini termasuk Pluang, Pintu, Bibit dan Ajaib.

***
Ikuti kuis dan challenge #NgabubureaDS di Instagram @dailysocial.id selama bulan Ramadan, yang akan bagi-bagi hadiah setiap minggunya berupa takjil, hampers hingga langganan konten premium DailySocial.id secara GRATIS. Simak info selengkapnya di sini dan pantau kuis mingguan kami di sini.

Application Information Will Show Up Here

Tokocrypto Suntik Lima Startup Pengembang Blockchain, Nanovest Salah Satunya

Tokocrypto mengungkapkan telah berinvestasi untuk lima startup blockchain di Asia Tenggara dalam rangka mendukung ekosistem web3 yang lebih masif. Tidak disebutkan nominal masing-masing yang kucurkan perusahaan untuk kelima startup tersebut, namun dipastikan bahwa investasi ini masuk dalam tahap awal.

Nama-nama dari lima startup tersebut adalah Avarik Saga (Indonesia), Play it Forward DAO (Singapura), Avarta (Singapura), Diamond Protocol (Singapura), dan Nanovest (Indonesia).

Kepada DailySocial.id, Founder & CEO Tokocrypto Pang Xue Kai mengatakan seluruh pendanaan tersebut dilakukan dari kantong sendiri perusahaan dan terjadi dalam kurun waktu sepanjang 2021 kemarin. Keinginan perusahaan untuk berinvestasi karena tak lain bentuk dukungan dalam rangka menggairahkan ekosistem web3 di Asia Tenggara.

“Fokus sekarang adalah mengidentifikasi lebih banyak lagi startup web3, dan ini kami lakukan melalui serangkaian program inkubasi dan akselerasi yang kami luncurkan melalui TokoLabs,” kata Pang.

Ia pun membuka kemungkinan untuk melibatkan Cydonia Fund turut serta dalam pendanaan ini. Ini adalah fund khusus yang dibentuk Indogen Capital dan Finch Capital dengan menggaet Tokocrypto. Dana kelolaan ini memiliki mandat berinvestasi dalam pengembangan ekosistem web3 berskala global dan menjadi penghubung bagi pelaku industri.

“Dengan perkembangan ekosistem aset digital, investasi kini tidak hanya berbentuk equity shares, namun juga bisa berbentuk token atau koin. Sebagai modal ventura, kami memiliki investment tesis sendiri. Inilah mengapa kami membentuk satu fund baru khusus melakukan investasi ke perusahaan dalam bentuk token atau coin,” ujar Managing Partner Indogen Capital Chandra Firmanto dalam peresmian Cydonia Fund beberapa waktu lalu.

Berikut penjelasan lebih rinci mengenai startup yang didanai oleh Tokocrypto:

1. Avarik Saga

Startup lokal ini merupakan GameFi yang mengusung konsep gim Japanese RPG (role-playing game) 2D di jaringan Ethereum. Memanfaatkan teknologi blockchain, Avarik Saga memungkinkan para pemain mendapatkan manfaat ekonomis melalui game rewards atas kontribusi mereka. Kevin Cahya selaku founder dan timnya mengaku membuat proyek gim ini karena terinspirasi oleh game P2E fenomenal Axie Infinity.

Avarik Saga merupakan satu dari 13 startup blockchain yang mengikuti angkatan pertama program Tokocrypto Sembrani Blockchain Accelerator (TSBA). Gim yang mereka kembangkan ini menjadi yang perdana mendapatkan dukungan pengembangan dari ekosistem blockchain lengkap dari Tokocrypto, yakni TokoVerse. Gim ini sendiri nantinya bakal diluncurkan secara resmi pada kuartal III mendatang, saat ini masih dalam penjualan koleksi NFT yang dijual di OpenSea.

2. Play it Forward DAO

Play It Forward DAO adalah kombinasi unik dari guild management platform (P2E Board) dan guild skala besar yang terdiri dari lebih dari 3.000 sarjana (PIF Guild). Memungkinkan akses luas ke game Play-to-Earn, PIF DAO diposisikan sebagai mesin pertumbuhan Metaverse Plug-and-Play.

Sama seperti Avarik Saga, startup asal Singapura ini juga masuk ke dalam angkatan pertama di TSBA. Pada awal tahun ini, PIF DAO mengumumkan penggalangan dana sebesar $6 juta yang dipimpin oleh Signum Capital. Tokocrypto dan BRI Ventures menjadi jajaran investor yang turut berpartisipasi dalam putaran tersebut.

3. Avarta

Avarta mengatasi tantangan autentikasi dan identifikasi yang meliputi aplikasi tradisional dan blockchain. Startup ini mengembangkan dompet kripto multi-rantai yang memberi pengguna blockchain keamanan yang tak tertandingi. Aplikasi blockchain memanfaatkan solusi canggih untuk pemeriksaan dan autentikasi identitas pengguna termasuk teknologi biometrik tanpa kunci, sistem TrustScore, dan daftar putih. Menawarkan protokol keamanan tingkat militer, dompet multi-rantai Avarta menumbuhkan lingkungan DeFi bagi pengguna untuk berdagang dengan percaya diri tanpa rasa takut akan penipuan.

4. Diamond Protocol

Startup asal Singapura ini dirintis oleh Coinomo dan belum dirilis secara resmi. Diamond Protocol adalah protokol vault modular yang memungkinkan setiap orang dapat memperoleh hingga 20% hasil APY.

Coinomo berdiri setelah Turn Capital mengakuisisi Dapp Pocket (pemain dompet kripto asal Taiwan) dan Cappuu (layanan yield aggregator). Coinomo adalah aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk jual-beli mata uang kripto dan berpartisipasi dalam produk hasil dari berbagai pengembalian investasi (DeFi). Aplikasinya sudah dirilis versi beta untuk pasar Indonesia dan Taiwan sejak Juni 2021.

5. Nanovest

Ini adalah marketplace produk investasi aset digital dan saham luar negeri besutan Grup Sinar mas. Startup ini juga tergabung ke dalam TSBA. Meski belum dirilis secara resmi, Nanovest ini menawarkan kemudahan membeli saham global dan aset kripto mulai dari Rp5 ribu. Tokocrypto menjadi pihak penyedia platform untuk mengakomodasi transaksi kripto di Nanovest. Sementara untuk saham global, perusahaan bermitra dengan pedagang perantara yang terdaftar pada Financial Industry Regulatory Authority (FINRA) Amerika Serikat.

Tidak hanya marketplace, Nanovest juga memulai proyek kripto token sendiri yang belum diluncurkan—bernama NanoByte Token (NBT), berkolaborasi dengan entitas di Singapura. NBT merupakan solusi keuangan desentralisasi, dengan use-cases di dunia nyata untuk mendorong adopsi kripto secara massal di Indonesia. NBT akan menjadi native crypto token di aplikasi Nanovest.

***
Ikuti kuis dan challenge #NgabubureaDS di Instagram @dailysocial.id selama bulan Ramadan, yang akan bagi-bagi hadiah setiap minggunya berupa takjil, hampers hingga langganan konten premium DailySocial.id secara GRATIS. Simak info selengkapnya di sini dan pantau kuis mingguan kami di sini.

Resmi IPO di BEI, WIR Group Perluas Pengembangan Metaverse

WIR Group, kelompok usaha dengan basis teknologi Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR). dan Artificial Intelligence (AI), secara resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham “WIRG”.

Melalui Penawaran Umum Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO), perusahaan melepas 2,33 miliar saham baru atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO serta 233,7 juta saham tambahan karena terjadi kelebihan pemesanan pada penjatahan terpusat. Harga saham perdana ditetapkan Rp168 per saham sehingga total dana yang diperoleh mencapai Rp431,9 miliar.

Kepada DailySocial.id, Direktur Utama PT WIR Asia Tbk. Michel Budi Wirjatmo mengungkapkan, cikal bakal perusahaan sudah diinisiasi sejak 2009. Pada awalnya kegiatan usaha tersebut meliputi jasa pengembangan teknologi digital reality, termasuk di dalamnya Augmented Reality (AR), Virtual reality (VR), dan Artificial Intelligence (AI) melalui unit teknologi AR&Co.

Perseroan dan Perusahaan Anak (selanjutnya disebut sebagai “WIR Group”) kemudian menyelesaikan berbagai proyek di bidang edukasi, penerbitan, dan game. Tahun 2015 mereka memperluas kegiatan usahanya untuk memberikan jasa layanan media/iklan, melalui unit teknologi DAV dan perdagangan ritel melalui Mind Stores yang berada.

Dana IPO digunakan untuk penguatan modal

Secara rinci, sekitar 80,59% dana dari IPO akan digunakan oleh perusahaan anak, yaitu PT ARE Teknologi Kreasi (ATK), PT Tiga Akar Mimpi (TAM), dan PT Vatar Media Raya (VMR) untuk belanja modal (7,40%) dan modal kerja (6,72%). Sementara sisanya akan digunakan untuk pengembangan usaha dan/atau ekspansi melalui kemitraan strategis.

Perseroan juga mengadakan Program Alokasi Saham Pegawai (Employee Stock Allocation), dengan jumlah sebanyak 1,02% dari saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum atau sebanyak 23.771.900 saham.

“Seluruh dana dari IPO dan hasil pelaksanaan waran akan digunakan untuk belanja modal, modal kerja, serta pengembangan usaha Perseroan dan/atau perusahaan anak, khususnya dalam mengembangkan teknologi yang berbasis pada AR, VR, dan AI,” kata Michael.

Tahun ini masih ada sejumlah target yang ingin dicapai oleh perusahaan, di antaranya adalah terus melakukan berbagai inovasi dan kreativitas dalam pengembangan teknologi. “Kami optimis dengan prospek bisnis yang baik mengingat keunggulan-keungulan kompetitif yang dimiliki antara lain posisi sebagai salah satu pengembang teknologi AR terdepan di Indonesia dan Asia Tenggara,” imbuhnya.

“Selain inovasi, tahun ini kami juga akan lebih fokus dalam pengembangan platform Metaverse Indonesia yang saat ini tengah disiapkan dan akan ditampilkan saat presidensi G20,” kata Michael.

Perluas kolaborasi kembangkan metaverse

Imbas dari pandemi yang berlangsung sejak tahun 2020 telah mendorong masyarakat untuk beradaptasi dalam menggunakan media teknologi untuk melakukan aktivitas. Secara tidak langsung, WIR Group melihat banyak kesempatan yang terbuka dari berbagai sektor untuk mulai memikirkan penggunaan berbagai macam teknologi sebagai solusi alternatif.

Hal ini menjadi dasar bagi perusahaan untuk pengembangan teknologi dan solusi melalui produk IseeAR oleh AR&Co, animasi AR yang dapat langsung digunakan presenter melalui platform video conference menjadi jalan keluar untuk mengkomunikasikan berbagai hal secara lebih interaktif dan efektif untuk menarik respons masyarakat.

Teknologi VR/AR sebenarnya merupakan hal yang baru, namun banyak pelaku industri telah menggunakannya untuk kontribusi yang positif, contohnya untuk mempercepat proses pengembangan produk dengan membantu proses desain, pengujian, dan evaluasi.

“Sebagai contoh, salah satu industri yang terbantu adalah industri otomotif yang menggunakan virtual reality untuk mempersingkat proses desain dan modelling dari rentan waktu mingguan menjadi harian. Dengan kontribusi positif tersebut penggunaan VR/AR juga dapat mengurangi biaya operasional yang signifikan,” kata Michael.

Pertumbuhan teknologi AR/VR saat ini mengalami pertumbuhan yang pesat seiring dengan penetrasi internet di Indonesia juga semakin meningkat. Dengan demikian Indonesia memiliki potensi pasar yang besar untuk pengembangan teknologi realitas digital, banyak aplikasi dari teknologi AR/VR khususnya melalui aplikasi mobile telah mencakup berbagai sektor, termasuk pemasaran dan periklanan, perdagangan, dan gaming.

Demikian pula dukungan pemerintah Indonesia dalam pengembangan platform Metaverse Indonesia akan memberi kontribusi yang signifikan pada perkembangan teknologi AR/VR di Indonesia.

Bulan Maret 2022 lalu, Bank Mandiri menandatangani nota kesepahaman bersama dengan WIR Group untuk mengembangkan layanan perbankan berbasiskan teknologi virtual di dunia metaverse. Selain dengan bank Mandiri kerja sama strategis juga telah dilakukan dengan perusahaan inkubator bisnis PT Lumina Kaya Indonesia (Kaya.id), mengembangkan UMKM Indonesia di dunia metaverse dan pengembangan bisnis Triniti Land dalam platform metaverse yang dikembangkan WIR Group.

Awal bulan ini Universitas Multimedia Nusantara (UMN) juga telah mengumumkan kolaborasi mereka dengan WIR Group, mengembangkan platform teknologi metaverse dan membangun sumber daya manusia di bidang teknologi unggul dan kompetitif.

“Dengan keahlian dan pengalaman WIR Group memberikan solusi bagi klien-klien di dalam maupun di luar negeri, kami optimistis bisa terus memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dan berkontribusi dalam pengembangan ekonomi digital di Indonesia,” kata Michael.

***
Ikuti kuis dan challenge #NgabubureaDS di Instagram @dailysocial.id selama bulan Ramadan, yang akan bagi-bagi hadiah setiap minggunya berupa takjil, hampers hingga langganan konten premium DailySocial.id secara GRATIS. Simak info selengkapnya di sini dan pantau kuis mingguan kami di sini.

Perbanyak Gaet Pengembang, Strategi Titipku Digitalisasi Pasar Tradisional

Startup online grocery Titipku punya strategi tersendiri untuk bertahan di tengah gempuran pemain quick commerce yang belakangan hadir di Indonesia. Visi perusahaan tetap kokoh untuk digitalisasi pasar tradisional, menjadi penawaran unik sebagai diferensiasi di industri.

Kepada DailySocial.id, Founder & CEO Titipku Henri Suhardja menuturkan, berangkat dari visi tersebut Titipku sejak awal ingin membantu para pedagang pasar tradisional untuk bisa bersaing di perekonomian digital. Selain itu, dengan menghadirkan produk pasar tradisional, para pelanggan punya alternatif belanja dengan harga yang lebih bersaing.

“Kita tahu sendiri harga di pasar tradisional lebih murah. Selain itu, kita juga tidak menyia-nyiakan tren baru yang terbentuk selama pandemi. Masyarakat mulai berpindah belanja offline ke online. Kami memanfaatkan tren ini untuk menjadikannya budaya belanja baru yang lebih praktis dan lebih aman,” ujar Henri.

Titipku membuka akses bagi masyarakat untuk belanja dari pasar tradisional, pasar modern, maupun supermarket terdekat secara online. Kurir belanja Titipku/Jatiper bertugas untuk membelanjakan dan mengantarkan pesanan pelanggan. Sebelum terjun ke lapangan, Jatiper sudah dibekali dengan edukasi soal memilih produk belanjaan, garda terdepan untuk menjamin kualitas produk sampai ke konsumen.

Diklaim, rata-rata pengiriman di Titipku selesai dalam 30 menit. Durasi ini dirasa sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, dibanding mereka harus pergi ke pasar sendiri. “Waktu pengantaran yang tidak terlalu terburu-buru juga dilakukan agar Jatiper selamat dalam perjalanan.”

Dalam quick commerce itu sendiri, mengutamakan pengiriman dalam waktu belasan menit untuk sampai ke konsumen. Hal tersebut dapat tercapai karena mereka bekerja secara efisien, memanfaatkan kehadiran dark store (gudang kecil) yang ditempatkan di lokasi strategis, penataan yang tepat sehingga seluruh ruang dapat dimaksimal dengan baik, serta armada logistik sendiri.

Para pemain baru di segmen ini memulai debutnya di Jakarta. Mereka adalah Astro, Bananas, dan Dropezy. Radius menjadi satu-satunya yang fokus di luar Jakarta. Di luar itu, solusi sejenis ini mulai masuk sebagai opsi yang ditawarkan oleh para pemain e-commerce, termasuk online grocery, untuk menawarkan pengiriman dapat sampai dalam hitungan 1-2 jam dari tadinya harus pre-order satu hari sebelumnya atau beberapa jam sebelumnya.

Perbanyak kemitraan dengan pengembang

Salah satu langkah Titipku untuk memperluas solusinya dengan cepat adalah bermitra dengan para pengembang besar. Jaya Group dan Agung Sedayu Group adalah dua nama yang sudah diumumkan perusahaan. Seluruh pasar-pasar yang berada di bawah naungan Jaya Group akan masuk ke dalam aplikasi Titipku, seperti di wilayah Bintaro (Pasar Modern Bintaro) dan Tangerang Selatan.

Hal yang sama berlaku untuk kemitraan dengan Agung Sedayu Group, ada tiga pasar yang masuk ke dalam aplikasi. Ketiganya adalah Fresh Market PIK, Fresh Market Green Lake City, dan Fresh Market Grand Galaxy City. Menurut Henri, kemitraan tersebut membuka kesempatan, baik bagi pedagang maupun pembeli, karena pasar ini dikelola dengan baik dan bersih, sehingga produk yang dijual pun segar.

Secara total, hingga kini perusahaan telah hadir di 123 pasar tradisional, modern, dan supermarket di Jabodetabek. Titipku pertama kali hadir di Yogyakarta, kemudian menambah kantornya di Kelapa Gading untuk menandai debutnya di Jakarta. Perusahaan pun membidik layanan belanja di Tangerang dan sekitarnya, yang akhirnya berdampak pada perpindahan kantornya ke wilayah BSD yang sudah diresmikan sejak awal tahun ini.

Penambahan lokasi akan terus dilakukan perusahaan dengan memfokuskan kehadiran di luar Jabodetabek. Potensi yang bisa digarap di sana jauh lebih besar, terlebih diklaim banyak calon pengguna Titipku melalui media sosial yang meminta layanannya hadir di lokasi dekat rumah mereka.

“Sejauh ini growth aplikasi kami cukup memuaskan, terbukti di Google Play kami mendapatkan peringkat yang signifikan untuk aplikasi di kategori Online Grocery. Dengan pengguna mendekati 1 juta, kami optimis untuk bisa menjadi relevan memenuhi kebutuhan belanja harian masyarakat,” pungkasnya.

Untuk mendukung ekspansinya tersebut, Henri mengaku perusahaan sudah menerima pendanaan dari investor lokal. Tidak dipaparkan lebih lanjut mengenai hal tersebut. Selain itu, sokongan investasi juga sebelumnya sudah didapatkan sejak Titipku masuk ke dalam program akselerator Y Combinator (YC S21).

***
Ikuti kuis dan challenge #NgabubureaDS di Instagram @dailysocial.id selama bulan Ramadan, yang akan bagi-bagi hadiah setiap minggunya berupa takjil, hampers hingga langganan konten premium DailySocial.id secara GRATIS. Simak info selengkapnya di sini dan pantau kuis mingguan kami di sini.

Application Information Will Show Up Here

CrediBook Tutup Pendanaan Seri A 116 Miliar Rupiah Dipimpin Monk’s Hill Ventures

Startup SaaS pembukuan digital CrediBook mengumumkan perolehan pendanaan Seri A sebesar $8,1 juta (lebih dari 116 miliar Rupiah) yang dipimpin Monk’s Hill Ventures, dengan partisipasi dari beberapa investor terdahulu, yaitu Insignia Ventures Partners dan Wavemaker Partners. Keduanya merupakan investor pada putaran pra-seri A sebesar $1,5 juta yang berhasil ditutup pada Januari 2021.

Perusahaan akan memanfaatkan dana segar ini untuk ekspansi nasional, pengembangan teknologi, perekrutan karyawan. Lalu, ekspansi layanan grosir digital CrediMart, melalui penambahan kategori produk dan kemitraan toko grosir konvensional dan perluasan area operasional.

Dalam keterangan resmi, Co-founder & CEO CrediBook Gabriel Frans mengatakan, perusahaan akan fokus menjawab masalah operasional yang dihadapi pelaku grosir, sekaligus menggarap potensi besar di segmen grosir melalui CrediMart. Berdasarkan data yang ia kutip, di Indonesia terdapat sekitar 200 ribu usaha grosir yang melayani 65 juta ritel dan berkontribusi lebih dari 60% terhadap PDB.

Lebih dari itu, berdasarkan aktivitas UMKM nonpertanian, estimasi besarnya pasar tersebut mencapai $260 miliar. “Angka ini sangat besar, sehingga CrediBook ingin menggarap potensi tersebut melalui peluncuran layanan grosir digital, CrediMart, pada September 2021 lalu,” kata Gabriel, Selasa (5/4).

Menyelesaikan isu operasional toko grosir

CrediMart lahir dari permasalahan operasional yang dialami toko grosir konvensional yang tidak memiliki layanan grosir digital sejenis. Bagi rekan grosir, CrediMart menyediakan aplikasi online ordering untuk permudah toko grosir menerima pesanan dan manajemen stok lebih cepat, serta dilengkapi dengan fitur pembukuan digital. Sementara bagi ritel, CrediMart menyediakan layanan belanja grosir online, pembayaran tempo, hingga layanan pengantaran next-day.

Sejak diluncurkan, CrediMart telah menggaet sekitar 60 ribu pelaku grosir dan ritel yang tersebar di lebih dari 40 kota. Para mitranya menyediakan beragam produk grosir, mulai dari kebutuhan sehari-hari, obat-obatan terkemuka, alat tulis dan perlengkapan kantor, hingga bahan bangunan. Pertumbuhan pendapatannya diklaim naik hingga tujuh kali lipat, meningkatkan 50% penjualan harian rekan grosir, dan meningkatkan unique retail customers hingga 56%.

“Melalui aplikasi pembukuan digital, CrediBook ingin pelaku usaha memiliki laporan keuangan yang rapi dan memudahkan akses pembiayaan. Sementara CrediMart meningkatkan kapasitas digital para pelaku grosir konvensional melalui manajemen pesanan dan inventaris toko. Rekan grosir CrediMart juga menyambut baik layanan digital yang kami sediakan karena CrediMart turut membantu meningkatkan bisnis mereka dari aspek penjualan sehari-hari.”

Untuk CrediBook sendiri, diklaim sebanyak 40% penggunanya berasal dari kabupaten dan desa di Indonesia. Aplikasi ini juga telah membantu pelaku grosir dan ritel membuat laporan keuangan yang rapi dalam waktu kurang dari lima menit dan terbukti bantu mempercepat proses pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Terkait pendanaan ini, Partner Monk’s Hill Ventures Susli Lie menuturkan, selama dua tahun terakhir pihaknya telah mengamati Gabriel dan tim CrediBook yang bekerja untuk mendigitalkan grosir secara komprehensif. Saat ini proses pengadaan barang grosir dan ritel masih dilakukan secara manual dan sangat membutuhkan digitalisasi. Bicara potensinya pun sangat besar ada lebih dari 65 juta pelaku UMKM yang dapat menjadi target pengguna.

“CrediBook telah mengidentifikasi masalah yang perlu diselesaikan, yaitu efisiensi operasional (aplikasi pembukuan digital dan grosir digital), akses pembiayaan, dan dorongan ekspansi bagi pelaku grosir ke pelanggan ritel yang lebih besar. Kami sangat senang menjadi bagian dari perjalanan CrediBook yang telah memetakan kembali digitalisasi pembukuan dan grosir digital di Indonesia yang berpotensi,” ujar Susli.

***
Ikuti kuis dan challenge #NgabubureaDS di Instagram @dailysocial.id selama bulan Ramadan, yang akan bagi-bagi hadiah setiap minggunya berupa takjil, hampers hingga langganan konten premium DailySocial.id secara GRATIS. Simak info selengkapnya di sini dan pantau kuis mingguan kami di sini.

Application Information Will Show Up Here

Kabar Rencana Amartha Akuisisi Bank Victoria Syariah dan Potensi Hal Strategis di Baliknya

Hampir sepekan pasca-dikabarkan akan mengakuisisi Bank Victoria Syariah, Amartha belum juga mengonfirmasi hal ini. Sebelumnya, DealStreetAsia melaporkan startup P2P untuk pengusaha perempuan mikro ini akan mengambil alih sebesar 70% saham milik Bank Victoria Syariah.

DailySocial.id telah mencoba menghubungi CEO dan Founder Amartha Andi Taufan untuk mengonfirmasi akuisisi tersebut. Namun, belum ada konfirmasi hingga berita ini diturunkan.

Mengutip Katadata, Andi tidak menampik maupun mengonfirmasi kabar akuisisi tersebut. Dia menyebut tengah berfokus mengakselerasi penyaluran pinjaman kepada pengusaha perempuan dengan digitalisasi layanan keuangan bagi mitra maupun pendana individu lewat fitur crowdfunding.

Adapun, sejak awal berdiri di 2010, Amartha memantapkan komitmennya untuk memberikan akses permodalan, khusus untuk pengusaha perempuan yang selama ini masuk ke dalam golongan unbanked dan underbanked.

Per saat ini. Amartha telah menyalurkan modal usaha sebesar Rp61,7 triliun ke 1.032.959 pengusaha perempuan mikro dengan total TKB90 97,16%.

Akuisisi, bank digital, dan akselerasi pinjaman

Dihubungi secara terpisah, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengungkap bahwa banyak bank kecil diakuisisi startup dengan harga murah karena tidak dapat memenuhi syarat modal minimum yang ditetapkan OJK.

Dalam konteks di atas, Bank Victoria Syariah diketahui tengah menambah modal untuk memenuhi aturan OJK terkait modal inti sebesar Rp3 triliun. Per September 2021, Bank Victoria Syariah hanya punya modal inti sekitar Rp256,6 miliar.

Fintech masuk [lewat akuisisi] untuk membantu permodalan sehingga bank bisa bertahan. Bahkan tidak menutup kemungkinan bank ini diganti menjadi bank digital,” tutur Bhima.

Jika menilik akuisisi sebelumnya, sebagian besar bank kecil ini diakuisisi dan diubah identitasnya dengan branding baru. Alasan lainnya, bank kecil tidak memiliki infrastruktur, kantor cabang, dan nasabah yang besar sehingga lebih mudah untuk ditransformasi. Contoh, Bank Artos menjadi Bank Jago dan Bank Yudha Bhakti menjadi Bank Neo Commerce.

Yang perlu disoroti, ujar Bhima, tren akuisisi bank kecil oleh startup P2P memungkinkan mereka untuk menawarkan plafon pinjaman yang lebih tinggi kepada nasabah. Pasalnya, OJK mengatur batasan pinjaman fintech lending maksimum sebesar Rp2 miliar. 

Fintech tidak bisa terus-menerus berharap pada lender ritel karena biaya bunga yang diberikan cukup mahal. Sementara, pendanaan fintech yang bersumber dari institutional lender dibatasi OJK. Maka itu, fintech mengakuisisi bank sehingga sumber pendanaan dari simpanan nasabah bank dapat mendorong penyaluran pinjaman fintech,” paparnya.

Dalam gambaran menyeluruh, aksi korporasi di atas bermuara pada satu misi yang sama, yakni mendorong inklusi keuangan ke segmen underbanked dan unbanked. Perbankan mengalami kesulitan mendorong pinjaman ke segmen mikro karena biaya operasional terlalu mahal. Sementara, fintech banyak menggarap segmen mikro. 

Fintech dan bank saling membutuhkan. Contohnya, Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK arahnya akan lebih ke perbankan. Sementara, fintech butuh akurasi data calon debitur di SLIK OJK, untuk mengendalikan risiko kredit macet,” tambahnya.

Berdasarkan laporan Kementerian Koperasi dan UKM, saat ini terdapat 64,19 juta UMKM di Indonesia, di mana 99,92% merupakan usaha di segmen mikro dan kecil. Dari total tersebut, sekitar 34% usaha menengah dijalankan perempuan, sedangkan 56% usaha kecil dan 52% usaha mikro dimiliki perempuan.

***
Ikuti kuis dan challenge #NgabubureaDS di Instagram @dailysocial.id selama bulan Ramadan, yang akan bagi-bagi hadiah setiap minggunya berupa takjil, hampers hingga langganan konten premium DailySocial.id secara GRATIS. Simak info selengkapnya di sini dan pantau kuis mingguan kami di sini.

Application Information Will Show Up Here