Grup Modalku Dapat Tambahan Debt dari Norfund, Perkuat Kualitas Pinjaman untuk UMKM

Grup Modalku mengumumkan perolehan fasilitas pinjaman (debt) sebesar $7,5 juta atau sekitar Rp117 miliar dari Norfund, sebuah Development Financial Institution (DFI) yang mengoperasikan dana investasi milik pemerintah Norwegia untuk negara-negara berkembang.

Sebelumnya Norfund juga sempat memberikan fasilitas yang sama dengan nominal yang persis sama kepada Amartha pada Juni 2021 lalu.

Bagi grup Modalku sendiri, ini adalah fasilitas debt kedua yang diperoleh sepanjang tahun ini. Pada September 2023, fasilitas yang diraih sebesar $27 juta atau sekitar Rp414 miliar yang dipimpin AlteriQ Global, Aument Capital Partners, dan Orange Bloom.

Seluruh fasilitas ini akan disalurkan kembali melalui berbagai solusi pendanaan yang dirancang khusus untuk UMKM yang belum mendapatkan akses pendanaan di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Co-founder & Group CEO Funding Societies (induk Modalku) Kelvin Teo mengatakan pencapaian ini tidak hanya dapat menjadi bukti terhadap kelayakan kredit dari grup dalam menghadapi pandemi dan ketidakpastian makroekonomi, namun juga peluang untuk memenuhi kebutuhan akses pendanaan bagi UMKM yang masih underserved di Asia Tenggara.

“Kami mengapresiasi dukungan Norfund dalam misi dan komitmen kami untuk memberikan kesempatan yang merata bagi UMKM,” kata Teo dalam keterangan resmi.

Norfund’s Regional Director (Asia) Fay Chetnakarnkul menyampaikan pihaknya terkesan dengan kemampuan grup Modalku dalam mendukung UMKM yang kurang terlayani di Asia Tenggara dengan beragam solusi pendanaan untuk mengatasi tantangan pengelolaan arus kas.

“Kami senang dapat mendukung Modalku dalam memperluas jangkauan, meningkatkan inklusi keuangan dan memungkinkan lebih banyak bisnis untuk tumbuh, serta menciptakan lapangan kerja yang sangat dibutuhkan di wilayah ini,” imbuhnya.

Norfund hadir dengan fokus utama mereka dalam berinvestasi yaitu untuk meningkatkan inklusi keuangan. Hingga saat ini, Norfund telah menyalurkan pendanaan sekitar $4,54 miliar (sekitar Rp 70Triliun) kepada 7,5 juta klien. Pendanaan yang diberikan melalui Grup Modalku akan menjadi jembatan antara Norfund dengan sektor publik & swasta dalam memperluas jangkauan investasinya di Asia Tenggara.

Investasi berdampak (impact investment) yang dilakukan oleh sejumlah DFI di Asia Tenggara telah mencapai $2 miliar (sekitar Rp31 triliun) per tahun antara 2017-2022 (dengan akumulasi lebih dari $12 miliar atau sekitar Rp187 triliun). Lebih dari setengah portofolio investasi tersebut disalurkan ke sektor jasa keuangan.

DFI memiliki kemampuan dan kapasitas untuk mendukung UMKM yang tidak dapat didukung oleh pemberi dana komersial dan pemerintah, hal ini dikarenakan posisi keuangan mereka yang kuat.

Jaga kualitas pembiayaan

Secara terpisah, saat dihubungi DailySocial.id, Country Head Indonesia Modalku Arthur Adisusanto menyampaikan selain fokus membuka akses pendanaan UMKM yang lebih luas, menjaga kualitas pembiayaan juga tak kalah penting. Ia mengaku dalam menjaga pertumbuhan kredit, perusahaan sangat memperhatikan kualitas portofolio yang dimiliki.

Caranya dengan selalu menerapkan prinsip responsible lending, kehati-hatian, dan manajemen risiko, yaitu melakukan penilaian terhadap UMKM penerima dana, serta kemampuan finansial mereka untuk melunasi modal usaha yang diberikan.

“Karena kami juga memiliki tanggung jawab kepada pemberi dana yang meminjamkan dananya melalui Modalku,” ujar Arthur.

Ditambah, perusahaan meningkatkan sistem mitigasi risiko dalam menjaga angka NPL, seperti melakukan assessment, monitoring, dan collection sebagai upaya deteksi awal apabila terjadi penurunan kualitas portofolio dan upaya penagihan, serta penyelamatan kredit secara simultan.

“Kami juga akan melanjutkan komitmen untuk memperkuat bisnis dengan meningkatkan profitabilitas perusahaan, serta mengakselerasi akses pendanaan bagi UMKM yang masih underserved. Di samping itu, Modalku juga terus fokus terhadap kesehatan finansial perusahaan dan tetap bijak dalam pengeluaran perusahaan.”

Sebelumnya pada Agustus 2023, Grup Modalku merampingkan operasional yang berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 38 orang dari total 214 karyawannya di Indonesia.

Produk pembiayaan Modalku cukup beragam. Di antaranya, Modal Proyek untuk pengadaan di sektor pemerintahan. Konsepnya mirip invoice financing, dengan penyesuaian sesuai dengan workflow belanja di sektor pemerintahan.

Kemudian, pada akhir tahun lalu, Modalku juga mulai masuk ke bisnis multifinance lewat akuisisinya terhadap PT Buana Sejahtera Multidana, kemudian di-rebranding menjadi “Modalku Finance”. Modalku Finance menawarkan berbagai fungsi pembiayaan, di antaranya Pembiayaan Modal Kerja, Pembiayaan Investasi, dan Pembiayaan Multiguna.

Sebelumnya Modalku juga melakukan co-investment bersama Carro ke Bank Index, memberikan sinyal perusahaan untuk masuk ke segmen bank digital. Adapun produk lain yang juga menjadi fokus adalah b2b paylater, bekerja sama dengan sejumlah pihak seperti Bukalapak, Paper.id, dan BukuWarung.

Di skala regional, Grup Modalku telah menyalurkan pendanaan lebih dari Rp53 triliun kepada lebih dari 100 ribu UMKM di Singapura, Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam.

Application Information Will Show Up Here

Ini Dia Startup dan Investor di Ekosistem Healthtech Indonesia

Sektor kesehatan di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, mulai dari disparitas pemenuhan dokter, sebaran fasilitas kesehatan yang kurang merata, hingga inovasi di bidang medis yang masih relatif lambat — sehingga menciptakan gap yang cukup kentara di banyak wilayah.

Misalnya terkait dokter spesialis, menurut Dirjen Tenaga Kesehatan Kemenkes rasionya masih sangat kecil, pemerintah menargetkan bisa mencapai target rasio 0,28: 1.000 sehingga saat ini masih dibutuhkan 30 ribu dokter spesialis.

Terlepas dari upaya yang dilakukan di hulu, kini pendekatan berbasis teknologi mulai digencarkan untuk bisa memicu adopsi layanan kesehatan yang lebih baik ke semua kalangan masyarakat, termasuk melalui aplikasi digital. Bahkan untuk menciptakan iklim inovasi yang lebih kondusif, Kemenkes telah membangun unit khusus (DTO/Digital Transformation Office) dan roadmap yang cukup jelas mengenai inovasi layanan kesehatan di Indonesia.

DTO mendorong hadirnya regulasi yang lebih bersahabat untuk ekosistem healthtech di Indonesia, implikasinya inovasi-inovasi teknologi kesehatan kini menjadi lebih mudah diuji, diaplikasikan, dan dikomersialisasikan. Di samping itu ada misi untuk menata ulang pencatatan dan digitalisasi data untuk kepentingan jangka panjang.

Tentu ini menjadi peluang besar untuk para inventor healthtech di Indonesia yang diproyeksikan mencapai $1,7 miliar pada 2023 dan akan tumbuh dengan CAGR 10,35% sampai 2028 mendatang senilai $2,9 miliar.

Pemain healthtech terbesar

Startup healthtech sudah mulai bermunculan sejak era perkembangan awal startup. Dimulai dari portal informasi kesehatan, layanan telemedis, e-pharmacy, layanan kesehatan O2O, hingga kini menuju ke inovasi babak selanjutnya: biotech.

Didasarkan pada data pendanaan yang diumumkan publik, tiga startup saat ini diproyeksikan telah menjadi centaur (sejauh ini belum ada unicorn lokal dari vertikal healhtech).

Startup Pendanaan Estimasi Valuasi (Venture Cap)
Halodoc · Seri D: $100 juta (Astra Digital, Openspace, Novo Holdings, dll).

· Seri C: $80 juta (Astra, Temasek, Telkomsel MItra Inovasi, Novo Holdings, Bangkok Bank dll).

· Seri B: $65 juta (UOB Venture, Singtel Innov8, KIP, Melinda Gates Foundation, Prudential, Allianz X, dll).

· Seri A: $13 juta (Clermont Group, Go-Jek, Blibli, NSI Ventures).

· Seed: Undisclosed.

± $600 juta
Alodokter · Venture Round: Undisclosed (Marubeni Corp, MDI Ventures, Samsung Ventures).

· Seri C+: Undisclosed (MDI Ventures, Sequis, Golden Gate Ventures, Heritas, Hera Capital).

· Seri C: $33 juta (Sequis Life, Philips, Heritas Capital, Hera Capital, Dayli Partners dll).

· Seri B: Undisclosed (Softbank, Golden Gate Ventures dll)

· Seri A: $2,5 juta (Golden Gate Venture, angel investor)

· Seed: Undisclosed (Fenox, 500 Startups, Golden Gate Ventures)

± $130 juta
Good Doctor Indonesia · Seri A: $10 juta (MDI Ventures, Grab, Softbank)

· Seed: Undisclosed (Grab, Ping An)

mendekati $100 juta

Investor di vertikal healthtech

Dalam satu tahun terakhir, sektor healthtech dan turunannya memiliki momentum pertumbuhan yang sangat pesat. Ini mendorong para investor untuk mempertajam hipotesis mereka untuk turut andil di dalam vertikal industri ini. Tidak tanggung-tanggung, sejumlah pemodal ventura juga telah mengalokasikan dana kelolaan khusus yang difokuskan untuk  berinvestasi ke startup healthtech.

Berikut ini daftar investor aktif di Indonesia yang memiliki fokus mendanai startup di bidang teknologi kesehatan:

Healthcare Fund dari East Ventures

Bulan lalu pemodal ventura yang dinakhodai Willson Cuaca ini baru mengumumkan inisiatif Healthcare Fund senilai $30 juta. Dana ini akan disalurkan ke startup healthtech dan turunannya di kawasan ini. Sejauh ini mereka juga sudah banyak berinvestasi ke startup healthtech (dan turunannya). Disampaikan sekurangnya ada 30 startup di Indonesia dan wilayah regional.

Di vertikal bisnis ini, East Ventures juga tampak lebih serius memperdalam keterlibatannya di area genomik – terutama di lini biotech dan deeptech. Berikut ini sejumlah daftar investasi terbarunya:

Startup Solusi Tahap Investasi
Moosa Genetics Pengembangan teknologi genetik untuk meningkatkan sektor peternakan Seed
Mesh Bio Layanan manajemen penyakit kronis dan analisis prediktif Seed
Etana Startup biofarmasi yang menghadirkan bahan baku obat biologis untuk kanker dan penyakit kronis lainnya Seed
AMILI Pengembang solusi pengobatan mikrobioma usus pertama di Asia Tenggara Seed
Aevice Health Alat monitoring kesehatan untuk solusi pernapasan kronis Seed

Dana Kelolaan CVC BUMN

MDI Ventures dan Bio Farma telah membentuk dana kelolaan bertajuk “Bio Health Fund” dengan komitmen investasi awal $20 juta. Mereka akan menginvestasikan dana tersebut ke startup tahap awal dan berkembang yang fokus di bidang biotech dan inovasi layanan kesehatan di Indonesia. CVC BUMN lainnya, yakni Mandiri Capital Indonesia, juga mengatakan bahwa mereka merilis thematic fund dengan salah satu fokusnya di bidang biotech.

MCI sendiri memang sedang fokus memperdalam hipotesis impact investment mereka melalui sejumlah co-investment, salah satunya bersama UNDP. Mereka mengeksplorasi startup yang berpotensi mendisrupsi sektor riil berdampak dengan inovasi teknologi.

MDI sendiri saat ini adalah investor dari sejumlah startup healthtech seperti Alodokter, Good Doctor, SwipeRx, CXAGroup, Pixa, dan Heals. Melalui unit lainnya, Telkomsel Mitra Inovasi yang juga merupakan anak perusahaan Telkom Group, mereka juga berinvestasi ke Halodoc dan Zi.Care.

Daftar VC yang berinvestasi ke healthtech

Kendati tidak memiliki dana kelolaan khusus, selain pemodal ventura yang sudah disebutkan namanya di atas, sejumlah pemodal ventura juga memiliki ketertarikan untuk berinvestasi ke startup healthtech lokal dalam dua tahun terakhir. Berikut daftar selengkapnya:

  1. AC Ventures
  2. Astra Digital
  3. GK-Plug and Play
  4. Golden Gate Ventures
  5. Iterative
  6. Jungle Ventures
  7. Kenangan Fund (Kopital Ventures)
  8. Openspace Ventures
  9. Skystar Capital
  10. Softbank
  11. Teja Ventures
  12. Venturra
  13. Wavemaker Partners

Selain itu sejumlah angel investor juga mulai turut andil dalam berinvestasi ke startup healthtech, terutama dalam putaran pre-seed atau seed.

East Ventures Suntik Pendanaan ke Compawnion, Pengembang Layanan Kesehatan dan Nutrisi Hewan

East Ventures menyuntik pendanaan awal ke Compawnion, startup kesehatan dan nutrisi hewan peliharaan dengan nominal yang dirahasiakan. Dana segar akan dialokasikan untuk meningkatkan distribusi, penelitian, pengembangan, hingga memperluas portofolio produk.

“Seiring dengan perkembangan industri hewan peliharaan, dedikasi Compawnion terhadap kualitas, inovasi, dan kesejahteraan hewan peliharaan tidak tertandingi. Kami percaya Stephanie, Tania, dan Valerie akan membuat terobosan dan menetapkan standar baru pada industri makanan dan kesehatan hewan,” ucap Principal East Ventures Wesley Tay.

Compawnion didirikan pada 2020 oleh Stephani Herman (CEO), Tania Suganda (CMO), dan Valerie Amintohir (CPO) yang juga pemegang sertifikasi Advanced Canine Nutritionist pertama dari Indonesia. Ketiganya mengantongi pengalaman karier di bidang nutrisi anjing, trade marketing, strategi bisnis, dan branding.

“Dengan dukungan dari East Ventures, kami siap untuk memanfaatkan peluang besar pada pasar makanan hewan peliharaan yang berkembang secara pesat di Indonesia. Kami berkomitmen untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada ‘pawrents’ dengan menyediakan makanan yang sehat dan segar untuk hewan peliharaan mereka,” kata Co-Founder & CEO Compawnion Stephani Herman.

Para pendiri menyadari pasar makanan hewan peliharaan di Indonesia meningkatnya sejalan dengan populernya tren humanisasi hewan peliharaan. Pandemi Covid-19 juga ikut memicu peningkatan hewan peliharaan di mana banyak orang yang mencari pendamping peliharaannya selama pembatasan sosial.

Karena hal tersebut, permintaan terhadap produk hewan peliharaan, seperti makanan anjing yang sehat dan segar, ikut naik. Tren ini juga turut mengubah pasar makanannya karena para pemilik kini semakin memerhatikan kesejahteraan peliharaannya.

Compawnion mengawali perjalanannya dengan merilis produk makanan beku untuk anjing dengan brand Pawmeals. Makanan ini telah didistribusikan ke 13 kota di seluruh Indonesia, dan klaimnya telah mencapai pertumbuhan keuntungan lebih dari 10x lipat.

Menyusul kesuksesan Pawmeals, Compawnion kembali merilis brand baru UGO bagi pelanggan yang ingin mencari pilihan makanan anjing harian yang cepat dan sehat. UGO disebut sebagai salah satu pionir makanan anjing yang segar, bebas pengawet, dan tahan lama.

Adapun, Compawnion berkomitmen untuk menciptakan ekosistem hewan peliharaan yang komprehensif. Untuk itu, Compawnion akan memperluas portofolio produknya ke makanan anjing pada 2024. Saat ini, tim Compawnion tengah melakukan penelitian pasar secara mendalam dan melakukan pengembangan produk secara dinamis.

“Kami berkomitmen untuk memberikan standar baru dalam nutrisi hewan peliharaan, karena kami percaya hewan peliharaan kita pantas mendapatkan yang terbaik. Kami menciptakan diet segar yang sehat untuk hewan peliharaan, untuk mempromosikan kehidupan yang lebih sehat dan lebih bahagia bagi mereka.” Tutup Chief Product Officer Valerie Amintohir.

Mengutip survei dari Rakuten Insight Center terhadap 10.442 responden, sebanyak 67% memiliki hewan peliharaan, diikuti 23% tidak memiliki, dan 10% pernah memiliki. Survei ini juga mengungkap 42% pemilik hewan peliharaan menghabiskan pengeluaran lebih dari Rp100 ribu per bulan, lalu 38% menghabiskan Rp100-300 ribu per bulan, dan 14% menghabiskan Rp300-500 ribu per bulan.

Dari total pengeluaran tersebut, sebanyak 88% dialokasikan untuk makanan hewan peliharaan hingga camilan, sekitar 43% untuk barang yang berhubungan dengan kandang, dan 41% untuk produk perawatan dan kebersihan.

Startup Kurangi Bakar Duit, GMV Ekonomi Digital Indonesia Ditaksir Hanya Naik 8%

Nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan hanya naik 8% menjadi senilai $82 miliar (sekitar Rp1.307 triliun) pada tahun ini dari sebelumnya yang tumbuh 20%. Pertumbuhan transaksi GMV dari sektor perjalanan online tumbuh paling tinggi, disusul e-commerce dan online media, sementara ride-hailing dan makanan diestimasi minus.

Menurut laporan tahunan “e-Conomy SEA 2023” yang disusun Google, Bain & Company, dan Temasek, disampaikan setelah pembatasan mobilitas akibat pandemi dicabut pada akhir 2022, terjadi peningkatan kembali aktivitas offline. Terlihat dari layanan perjalanan online juga mengalami kenaikan yang menjanjikan, baik dari perspektif permintaan domestik maupun perjalanan bisnis.

Sektor ekonomi digital yang sebelumnya mengalami pertumbuhan, seperti pengantaran makanan dan e-commerce akan tumbuh melambat, walau transportasi online diprediksi tumbuh pesat. Di satu sisi, ketiganya telah mengurangi jumlah promosi dan insentif yang mereka tawarkan demi menyeimbangkan pertumbuhan dan profitabilitas.

Dampaknya terlihat dari pertumbuhannya yang melambat setelah konsumen yang sensitif terhadap harga memilih opsi lain. “Namun, jumlah pengguna yang setia masih cukup banyak, sehingga mengimbangi penurunan pertumbuhan pasar dengan kenaikan pertumbuhan pendapatan bersih,” tulis laporan tersebut.

Berikut perkiraan GMV masing-masing sektor menurut laporan tersebut:

e-Conomy SEA 2023

Laporan ini juga menyoroti arah kebijakan pemerintah, salah satunya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023 yang terbit pada 27 September 2023. Regulasi ini melarang fitur e-commerce dan media sosial dalam satu aplikasi. TikTok pun menghapus TikTok Shop di Indonesia pada 4 Oktober. Juga, melarang impor e-commerce di bawah $100 per unit.

“Regulator sangat memengaruhi arah pertumbuhan sektor utama ekonomi digital. [..] impor e-commerce di bawah $100 untuk mendukung pedagang lokal dapat berdampak negatif pada keseluruhan pasar.”

Hal lain yang turut disoroti adalah pertumbuhan PDB dan inflasi di Indonesia yang diperkirakan akan berangsur normal. Dengan normalisasi, pertumbuhan PDB akan cenderung kembali ke level yang sedang setelah tingginya inflasi pada 2022. Untungnya inflasi mereda lebih cepat daripada perkiraan dengan turunnya harga input dan terasanya dampak intervensi pemerintah.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih diprediksi akan naik lebih tinggi disbanding rata-rata regional dan akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi digital.”

Secara keseluruhan, ekonomi digital di Asia Tenggara diperkirakan mencapai $218 miliar pada tahun ini. Nilai ekonomi digital Indonesia merupakan tertinggi, namun dilihat berdasarkan pertumbuhannya adalah terendah setelah Malaysia. Berikut rinciannya:

  • Filipina tumbuh 13% menjadi $24 miliar
  • Thailand tumbuh 16% menjadi $36 miliar
  • Malaysia tumbuh 7% menjadi $23 miliar
  • Singapura tumbuh 12% menjadi $22 miliar
  • Vietnam tumbuh 19% menjadi $30 miliar

Soroti monetisasi

Lebih jauh dipaparkan mengenai strategi monetisasi yang kini dilakukan startup di Asia Tenggara yang makin kencang dalam upaya mencapai target profitabilitas, dan mulai menunjukkan keberhasilan. Mereka mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan efisiensinya, mengeksplorasi pendorong produktivitas baru (seperti AI) untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan dan menguntungkan.

Ada dua model bisnis yang umum dipakai di bisnis digital: direct revenue model dan third party platform model. Berikut rinciannya:

e-Conomy SEA 2023

“Pendapatan telah tumbuh lebih cepat dibandingkan GMV karena para pemain meningkatkan take rate dan memperluas ke aliran pendapatan yang berdekatan (misalnya logistik, periklanan, dll.). Diperkirakan tren ini akan terus berlanjut dalam jangka menengah.”

Dilanjutkan lagi, “Meskipun fokus pada monetisasi, GMV akan terus tumbuh bahkan ketika para pelaku pasar mengurangi diskon dan promosi untuk meningkatkan tingkat pengambilan bersih. Para pemimpin pasar telah menyatakan kesediaannya untuk mulai menginvestasikan kembali keuntungannya guna mempertahankan pangsa pasar mereka.”

Satu per satu dirinci bagaimana strategi monetisasi dari keempat sektor ini:

  • Pendapatan platform marketplace meningkat karena komisi yang lebih tinggi, penjualan iklan, dan biaya logistik, dalam upaya sebagai mesin pertumbuhan jangka panjang. Penjualan layanan tambahan (misalnya periklanan, layanan pengiriman, asuransi, dll.) telah menjadi cara yang semakin umum untuk meningkatkan pendapatan per pesanan dan pertumbuhan pendapatan secara keseluruhan.
  • Pendapatan OTA terbesar didorong oleh komisi hotel karena komisi dari tiket perjalanan itu kecil (2%-5%), dilatarbelakangi oleh pasar maskapai penerbangan yang terkonsolidasi, persaingan antar OTA, saluran penjualan langsung dari maskapai. Komisi hotel bisa tinggi karena sekarang OTA beralih dari model gaya broker (menyerahkan reservasi) ke model pedagang (mengelola transaksi) untuk meningkatkan komisi.
  • Sektor transportasi dan makanan mulai stabil model monetisasinya. Setelah bertahun-tahun berfokus pada akuisisi pengguna, para pemain telah beralih ke peningkatan ekonomi unit, dan kini menghasilkan pendapatan bersih yang positif dengan mengoptimalkan komisi dan belanja promosi – sebuah langkah pertama menuju profitabilitas jangka panjang yang berkelanjutan. Konsolidasi juga sedang berlangsung, menguntungkan pemain-pemain terbesar yang memiliki jalur paling jelas menuju profitabilitas.
  • Pendapatan media masih didominasi dari kontribusi iklan, sementara layanan streaming mendorong pertumbuhan pasar dalam jangka panjang. Iklan terus tumbuh, bahkan ketika merek lebih hati-hati belanja iklan karena sembari melakukan optimalisasi profitabilitas. Sedangkan, video berdurasi pendek dan marketplace pasar adalah pendorong pertumbuhan utama. AI terus membantu meningkatkan penargetan dan personalisasi.

AC Ventures dan PwC Indonesia Terbitkan Pedoman ESG untuk Startup

AC Ventures dan PricewaterhouseCoopers (PwC) menerbitkan Pedoman Umum Indonesia untuk Tata Kelola Perusahaan (PUGKI) yang ditujukan bagi perusahaan rintisan atau startup di Indonesia.

Disampaikan lewat siaran resminya, investor diketahui mudah beralih ke metrik lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG. Menurut data PwC di 2022, sebanyak 80% investor berhati-hati terhadap greenwashing. Sementara data terbaru PwC di 2023 menunjukkan 70% konsumen cenderung memilih produk berkelanjutan.

Di tengah dinamika bisnis yang cepat berubah, startup kini dituntut untuk memiliki pemahaman mendalam mengenai tata kelola perusahaan, terutama berkaitan dengan isu keberlanjutan. Startup perlu mengeksplorasi pendekatan baru tanpa melupakan model tata kelola tradisional yang sudah ada selama ini.

“Startup di Indonesia, termasuk portofolio kami, selalu menunjukkan semangat wirausaha yang kuat. Beberapa masalah dan contoh kasus menjadi pelajaran berharga dan menegaskan pentingnya pencegahan. AC Ventures dan PwC Indonesia membagikan pengetahuan untuk membimbing para founder dalam membangun fondasi yang kuat, membuat keputusan terarah, dan menghindari risiko umum terkait tata kelola perusahaan.” ujar Michael Soerijadji, Founder & Managing Partner AC Ventures.

Panduan dan rekomendasi

Sebagai penyegaran, tata kelola korporat mengacu pada struktur dan proses dalam mengarahkan dan mengelola usaha untuk mencapai kemajuan dan akuntabilitas. Tujuan akhirnya adalah menciptakan nilai korporasi dan kekayaan pemegang saham secara berkelanjutan.

Pedoman ini memuat kerangka kerja yang terdiri dari Front Line, Risk & Compliance, dan Internal Audit, dengan paparan mendalam tentang peran dan tanggung jawab Dewan Direksi (BOD), penentuan strategi, hingga kepatuhan perusahaan. Berikut beberapa poin yang kami ringkas:

1. Laporan Keuangan dan Keberlanjutan

Keuangan menjadi aspek terhadap keberlangsungan sebuah usaha. Dalam panduan ini, PUGKI menyarankan startup untuk menjaga cadangan dana selama dua tahun secara bijak, menuju profitabilitas, begitu juga mengelola arus kas dan investasi yang mereka terima.

Selain itu, pedoman ini menekankan pentingnya pelaporan keuangan secara teliti bagi startup untuk mendorong ketepatan hingga keteraturan pengungkapan keuangan pada elemen-elemen dasar, seperti penilaian aset.

Kemudian, PUGKI merekomendasikan startup untuk mengungkap sistem dan proses untuk memastikan laporan keuangan interim yang tidak diaudit oleh auditor eksternal dapat akurat dan lengkap. Startup juga perlu menampilkan informasi yang tepat bagi investor untuk membuat keputusan investasi yang tepat. Poin ini termuat dalam poin 6.2.1.

(Ki-ka) ACV Portfolio Advisor Community Herwan Ng, Founder ACV Michael Soerijadji, dan Partner PwC Indonesia Yuliana Sudjonno / Sumber: AC Ventures

2. Hak Pemegang Saham

Perjanjian ini memungkinkan startup untuk memantau kinerja perusahaannya, dan aktif berpartisipasi pada pengambilan keputusan yang signfikan, seperti persetujuan transaksi. Dengan demikian, startup dapat memiliki informasi yang memadai, akurat, dan tepat waktu di entitas anak.

Aspek penting lainnya yang dimuat dalam PUGKI adalah perihal kepemilikan saham. Dalam panduan yang tertulis pada 7.1.2.2, direksi perlu memastikan terdapat perjanjian pemegang saham atau perjanjian lainnya  apabila investasi di entitas anak signifikan, tetapimasih di bawah mayoritas. Contoh, kepemilikan antara 20%-50% saham.

3. Perlindungan terhadap Pemangku Kepentingan

Terkait tanggung jawab lingkungan sebagaimana melandasi terbitnya pedoman ini, PUGKI juga memberikan pedoman bagi pelaku startup untuk ikut berpartisipasi mencegah, mengurangi, dan mengelola hal-hal berdampak negatif dari semua aspek operasi korporasi.

Dimuat dalam poin 8.3.1.4, aspek ini mencakup penggunaan bahan baku, energi, penggunaan air, pemanfaatan sumber daya terbarukan, pemanfaatan serta rehabilitasi keanekaragaman hayati, pengelolaan limbah, serta penurunan dampak gas rumah kaca dan emisi karbon

Selengkapnya, PUGKI dapat diunduh lewat tautan ini.

Laporan keberlanjutan lainnya

Sebelumnya, East Ventures telah meluncurkan “Sustainability Report 2022” yang tak hanya memuat dampak yang berhasil diciptakan bersama ekosistemnya, tetapi juga memuat kerangka kerja dan praktik ESG.

Pihaknya juga sekaligus membentuk Komite Investasi untuk memperkuat kepemimpinan ESG dengan pengalaman global dan regional di multi industri. Komite ini berfungsi untuk mengawasi kepatuhan, kebijakan, investasi, hingga standar ESG.

East Ventures mengklaim ekosistemnya telah mencapai 16 tujuan dari 17 tujuan yang disusun PBB terkait Tujuan Pembangunan Keberlanjutan (SDG). Pada sektor e-commerce, portofolio yang telah memenuhi tujuan tersebut di antaranya Aruna, TreeDots, dan WarungPintar.

Tips Penggalangan Dana di Masa Sekarang dari Kacamata Eksekutif Startup

Penggalangan dana atau fundraising adalah bagian penting dalam perjalanan founder. Namun, aktivitas ini bisa menjadi sebuah tantangan yang rumit, dan sering kali membebani founder itu sendiri. Apalagi, penggalangan dana tak lagi semudah dulu.

Sebut saja proses pitching atau negosiasi persyaratan, yang mana menuntut keuletan dan pola pikir strategis dari para founder. Dari pengalaman ini, founder mengantongi pelajaran berharga yang dapat dimanfaatkan dalam mengambil keputusan bisnis selanjutnya.

DailySocial.id berbincang dengan tiga eksekutif startup yang tengah mengejar dan sudah mencapai profitabilitas tentang lika-liku penggalangan dana, dan menawarkan tips berharga yang dapat membantu calon founder selanjutnya menavigasi industri startup.

Strategi alokasi pendanaan

Sektor P2P Lending mendapat sorotan publik dan regulator sejak beberapa tahun ini. Kredit macet, memburuknya kinerja, hingga isu usang seperti pinjol ilegal, telah menjadi alarm bagi pelaku P2P untuk memperkuat fundamental bisnisnya.

Country Head Modalku Arthur Adisusanto bilang, potensi penyaluran pinjaman masih sangat besar. Sejak 2021, ia mencatat penyaluran pinjaman Grup Modalku, baik Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam, terbilang cukup stabil dengan rata-rata pertumbuhan hampir 30% setiap tahunnya.

Namun, di situasi makroekonomi yang tidak menentu ini, pihaknya mengaku fokus mengejar profitabilitas untuk menunjukkan pertumbuhan yang positif. Ia juga berhati-hati mengelola pengeluaran untuk menjaga kesehatan keuangan perusahaan.

Tren Pendanaan Startup 2021-2023 / Sumber: Indonesia’s Startup Handbook 2023

“Kami melihat adanya peningkatan dry powder yang ditahan oleh banyak dana VC dikarenakan valuasi pasar semakin ketat. Di samping itu, di tengah situasi ekonomi global yang menantang saat ini, ekspektasi dari para investor pun mengalami perubahan, di mana banyak investor yang saat ini akan lebih fokus kepada profitabilitas,” ujar Arthur.

Langkah ini turut tercermin dari strategi Grup Modalku mencari pendanaan. Perusahaan menggalang dana dari sejumlah VC untuk pengembangan produk dan jangkauan bisnis. Sementara, debt funding yang diperolehnya baru-baru ini digunakan untuk meningkatkan fasilitas pinjaman untuk UMKM di Asia Tenggara.terutama UMKM yang masih underserved atau underbanked.

Untuk memastikan pinjaman bisa diterima oleh UMKM yang tepat, Modalku menerapkan prinsip responsible lending untuk melakukan penilaian terhadap penerima dana dan kemampuan finansial mereka melunasi pendanaan,

Pencapaian, bukan narasi

Sudah menjadi rahasia umum dulu mudahnya mendapatkan investasi dari VC. Tak sedikit startup yang mudah meyakinkan investor hanya berbekal ide. Setidaknya demikian diungkap oleh Co-Founder Eden Farm David Setyadi Gunawan saat bicara situasi fundraising startup satu dekade lalu.

Hal ini juga tak lepas dari fakta bahwa VC kala itu mengincar investasi di high growth company, dengan menggunakan metrik-metrik familiar, misalnya pendapatan atau GMV. Namun, sejak beberapa tahun terakhir, ada perubahan mindset di mana VC membidik startup yang punya arah profitabilitas yang jelas.

“Dulu, [startup] hanya menggunakan narasi, sedangkan sekarang harus ada clear and proven way, apa saja yang telah dicapai. Kami selalu memakai metrik data dari apa yang telah kami lakukan dan capai–dan terbukti hasilnya,” cerita David.

Itupun, ungkapnya, memakan waktu delapan bulan untuk menutup kesepakatan pendanaan. Berbeda dengan tahun-tahun sebelum pandemi di mana startup dapat menggalang dana jutaan dolar AS dan memperolehnya dalam 1-2 bulan.

“Dulu persaingan VC ketat, siapa saja bisa mudah dapat modal. Kini VC mulai berkurang, dan investor mulai mengobservasi sebelum berinvestasi, apalagi setelah The Fed menaikkan suku bunga hingga 5%.”

Pentingnya due diligence

Melakukan penggalangan dana saat menjadi solo founder tidak mudah bagi Ryan Gondokusumo. Ada 80 VC yang ia jumpai sebelum mengamankan pendanaan dari Asteria Corporation pada 2014. Akunya, saat itu tak banyak opsi dari VC lokal, kebanyakan dari luar negeri.

Selain itu, rata-rata VC yang ia temui kurang tertarik dengan due diligence yang prosesnya kompleks dan panjang. Investor bahkan tidak memahami pasar dalam negeri karena tidak pernah turun ke lapangan. Padahal, ucapnya, proses ini justru sangat penting.

Meski menghabiskan banyak waktu, ia mengaku pengalaman tersebut membantunya untuk menghindari langkah ‘ranjau’ yang berisiko bagi bisnisnya.

“Begitu saya memutuskan ke profitabilitas, apalagi kue pasar [Sribu] tidak sebesar consumer, di situlah VC tidak begitu tertarik. Ini menjelaskan kenapa investor kami adalah korporat karena mereka menuntut profit.”

Pentingnya due diligence dan mencari VC yang memahami pasar / Sumber: Pixabay

Soal pengembangan bisnis, Ryan berpesan agar founder memperbanyak gali informasi di pasar, mengenali apa mereka butuhkan. Hal ini untuk menghindari biaya mahal yang keluar untuk pengembangan produk tanpa tahu pasarnya. “Coba tes pasar dengan secepat dan semurah mungkin. Misanya, Sribu Rekrutmen belum ada produk, tapi kami punya talentanya. Start with servicing, kita tidak coba jual, tetapi ingin tahu appetite dari pasar.”

Bottom line, pastikan ke mana arah bisnis, terutama apabila harus bakar uang. Pasalnya, penggalangan dana tidak akan ada habisnya. Fokus memperkuat fundamental bisnis yang bagus, nantinya investor akan datang sendiri.

Alfamart Manfaatkan Aplikasi WhatsApp, Rambah Omnichannel

Alfamart mengumumkan dalam waktu dekat masyarakat dapat berkomunikasi dan melakukan pemesanan secara langsung melalui WhatsApp. Konsumen dapat menjelajahi katalog produk secara online, menambah item ke dalam keranjang, sebelum melanjutkan ke sistem pembayaran Alfamart.

Semua pembelian dan pembayaran nantinya diselesaikan di luar WhatsApp pada sistem pembayaran eksternal yang dikelola dan dimiliki Alfamart. Setelahnya, pesanan akan diantarkan ke alamat konsumen dari gerai Alfamart terdekat. Pengalaman ini akan tersedia dalam beberapa bulan mendatang.

Informasi ini disampaikan di sela-sela konferensi pertama WhatsApp Business Summit yang digelar di Jakarta pada hari ini (1/11), dihadiri oleh lebih dari 1.500 peserta, terdiri dari pengusaha kecil, perusahaan, dan developer.

“Alfamart telah berhasil memanfaatkan WhatsApp secara efektif untuk memudahkan para pelanggan kami dalam mengakses program loyalitas kami. Saat ini, kami merasa sangat antusias dalam menggunakan WhatsApp untuk menghadirkan pengalaman online-to-offline yang sederhana dan dapat diandalkan bagi konsumen kami,” ujar Chief Commercial Officer Alfagift, Alfamart Linda Valentin dalam keterangan resmi.

Pengalaman Alfamart di WhatsApp / WhatsApp

Inisiatif Alfamart untuk masuk ke omnichannel sudah dimulai sejak pandemi. WhatsApp juga jadi alat Alfamart untuk berkomunikasi dengan konsumen. Akan tetapi, alurnya sedikit berbeda dengan rencana teranyar yang diumumkan perusahaan pada hari ini.

Berdasarkan pantuan DailySocial.id, akun bisnis Alfamart di WhatsApp menjadi gerbang awal untuk belanja online. Dengan instruksi pesan “Belanja”, Alfamart akan mengarahkan konsumen ke laman situs Alfagift untuk berbelanja dari katalog yang tersedia. Pengiriman ke alamat tujuan akan dilakukan dari toko terdekat.

Untuk pengalaman omnichannel, ditawarkan melalui aplikasi Alfagit. Alurnya sama, konsumen memilih barang dari katalog yang tersedia. Namun konsumen dapat memilih metode pengirimannya: Ambil di Toko atau Kirim ke Rumah.

“Masyarakat Indonesia menyukai dan menggunakan WhatsApp untuk mengirim pesan kepada teman, keluarga, dan ke semakin banyak bisnis karena sederhana, aman, dan pribadi. Sejak tahun 2022, percakapan sehari-hari antara individu dan bisnis di WhatsApp di Indonesia meningkat hampir dua kali lipat, dan kami bertekad untuk terus mendukung perkembangan ekosistem digital di Indonesia,” kata Country Director Meta Indonesia Pieter Lydian.

Country Director, Meta Indonesia Pieter Lydian / WhatsApp

Dipaparkan, saat ini sebanyak satu miliar orang di seluruh dunia mengirimkan pesan bisnis setiap minggunya melalui aplikasi pesan Meta. Perilaku ini berkembang semakin pesat di seluruh dunia, salah satunya Indonesia yang menjadi negara terdepan dalam implementasinya.

Mengutip dari Business Messaging Usage Research by Kantar pada March 2023, diungkapkan setidaknya 9 dari 10 orang di Indonesia mengatakan jika mereka mengirim pesan bisnis setidaknya sekali seminggu. Data internal Meta 2023 juga menunjukkan, bahwa percakapan harian antara pelanggan dan pelaku bisnis meningkat hampir dua kali lipat di Indonesia dibandingkan tahun lalu.

Inovasi WhatsApp

Dalam kesempatan tersebut, Peter juga memperkenalkan fitur baru, Flows. Fitur ini memberikan kemampuan kepada bisnis unutk menyediakan beragam pengalaman, seperti memilih kursi pesawat dengan cepat atau membuat janji pertemuan. Semuanya dilakukan tanpa harus meninggalan chat.

“Dengan Flows, bisnis dapat menyediakan berbagai pilihan menu yang lengkap serta formulir yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang bermacam-macam. Fitur WhatsApp Flows kini tersedia secara global bagi bisnis yang menggunakan platform WhatsApp Business.”

Pengalaman Chat yang Lebih Cepat dengan Flows / WhatsApp

Selain itu, WhatsApp Business juga menyediakan Verifikasi Meta untuk bisnis. Langkah ini untuk meyakinkan pelanggan bahwa mereka sedang berinteraksi dengan akun bisnis yang resmi. Untuk mendapatkan verifikasi, bisnis dapat menunjukkan keasliannya kepada Meta. Setelahnya, bisnis tersebut akan mendapatkan lencana terverifikasi, dukungan akun yang ditingkatkan, dan perlindungan dari peniruan.

Verifikasi ini akan hadir dengan fitur premium tambahan. Kemampuan lainnya yang ditambahkan, yakni kemampuan untuk membuat halaman WhatsApp khusus yang nantinya mudah ditemukan melalui pencarian web dan dukungan multi perangkat agar beberapa karyawan dapat menanggapi pelanggan.

“Kami akan melakukan ujicoba Verifikasi Meta terlebih dahulu dengan bisnis skala kecil yang menggunakan aplikasi WhatsApp Business, sebelum memperkenalkannya kepada binsis di Platform WhatsApp Business di masa mendatang.”

Bisnis yang Diverifikasi Meta di WhatsApp / WhatsApp

Dalam waktu dekat, WhatsApp akan mendukung para pelaku bisnis dalam meningkatkan mutu dan kecepatan layanan yang mereka berikan kepada pelanggan melalui penggunaan solusi kecerdasan buatan (AI). Saat ini, masih dalam tahap menguji AI yang dirancang secara khusus untuk keperluan bisnis, agar setiap bisnis dapat memiliki AI yang mampu berinteraksi dengan pelanggan guna melakukan penjualan dan memberikan layanan dukungan.

Application Information Will Show Up Here

Caxe Raih Profit di Bulan Pertama Sejak Fokus Garap Solusi Keuangan Digital B2B

Populasi unbanked dan underbanked di Indonesia masih tertinggi (81%) di Asia Tenggara, menurut laporan eConomy 2022. Angka ini memperlihatkan masih sulitnya orang Indonesia mengakses produk keuangan. Menyelesaikan tantangan ini harus dari berbagai sisi, tidak hanya untuk ritel saja, perlu juga dari sisi perusahaan untuk mengadopsi solusi keuangan digital.

Perusahaan yang membutuhkan solusi keuangan jauh lebih besar dan tidak kalah pentingnya dengan ritel dalam rangka meningkatkan keuangan yang inklusif. Hanya saja bagi perusahaan prosesnya tidaklah mudah, mengingat industri ini heavily regulated, khususnya institusi keuangan.

Prospek yang sangat hijau dan sehat lantaran segmen B2B ini tidak harus pakai strategi bakar duit. Bekal hipotesis ini membuat Caxe Technologies/Caxe (rebrand dari C88 Financial Technologies) tertarik menggarap segmen B2B pada 2019.

Ditandai dengan aksi akuisisi C88 terhadap IDX Optus. CEO IDX Optus Anton Hariyanto didapuk jadi CEO Caxe Technologies, menggantikan JP Ellis, CEO C88 sebelumnya.

Caxe

IDX Optus adalah penyedia solusi bidang analitik dan manajemen informasi, termasuk analisis kognitif dan prediktif, kecerdasan buatan, machine learning, manajemen dan visualisasi data, integrasi data hingga dukungan pengambilan keputusan dan manajemen risiko kredit.

Grup perusahaan ini sudah berdiri sejak 2006 dengan dua bisnis, id/x partners dan Optus Solution. Kliennya adalah korporasi dari multi-industri, seperti perbankan, fintech, asuransi, telekomunikasi, ritel dan instansi pemerintah.

Sebagai permulaan, sebelum rebrand jadi Caxe, C88 adalah induk dari dua platform marketplace produk finansial, yakni CekAja (Indonesia) dan eComparemo (Filipina) yang sepenuhnya bermain di area B2C sejak pertama kali hadir di 2013. CekAja telah dijual ke Amalan International Pte. Ltd. Pengumuman disampaikan pada 6 April 2022. Begitupula eComparemo yang dijual oleh entitas lokal, SnapCompare Corporation.

Sebelum sepenuhnya fokus di B2B, Caxe melakukan berbagai langkah rasionalisasi, termasuk meredefinisikan strategi bisnis, mengingat pada 2020-2021 terjadi pandemi Covid-19. Keputusan yang dihasilkan adalah menjual lini B2C pada 2022 untuk mengurangi dampak ‘batuk-batuk’ selama pandemi.

Dampak ini sempat terasa dari sisi operasional Caxe karena saat itu klien mengurangi anggarannya. Kendati demikian, Anton mengatakan tim tetap bertumbuh selama kurun waktu tersebut karena bisnis terus bertumbuh.

“Caxe baru profit di 2021 karena porsi [rugi] B2C mengecil. Lalu di 2022, profit membesar setelah B2C dijual. Karena nature marketplace produk finansial ini B2C, hingga kita jual [CekAja dan eComparemo] di 2022 belum make profit,” terang CEO Caxe Technologies Anton Hariyanto kepada DailySocial.id.

Anton mengaku, dengan kekuatan IDX Optus yang hanya bermain di area B2B, mampu membawa posisi yang sehat bagi Caxe. Dengan mindset profit, perusahaan mampu menjaga topline pertumbuhan revenue yang konsisten antara 50%-70% yoy dengan nominal lebih dari $10 juta per tahunnya.

CEO Caxe Technologies Anton Hariyanto / Caxe

Jumlah kliennya disebutkan mencapai lebih dari 50 perusahaan dari industri keuangan, baik itu bank, asuransi, p2p lending, dan multifinance. “Top five dari masing-masing industri keuangan itu sudah jadi klien kita,” tambahnya.

Pertumbuhan profit dinilai sejalan dengan pertumbuhan revenue. Dengan profit yang sudah diraih ini bahkan membuat Caxe mampu menghidupi operasionalnya sendiri (self-sustain) dan berinvestasi pada pusat inovasi untuk pengembangan produk dan inovasi. Walau demikian, pihaknya tetap membutuhkan keberadaan investor strategis untuk kebutuhan sinergi bisnis.

Produk Caxe

Saat ini Caxe memiliki satu produk flagship, iDecision, yang menyasar dua solusi sekaligus: digital lending dan regtech. Produk ini menyasar institusi keuangan sebagai target utama penggunanya.

“Kita pilih area ini karena 10-20 tahun ke depannya adalah area yang akan selalu dipakai. Data, machine learning, kecerdasan buatan, otomasi, dan regulasi tidak akan mati dan selalu berkembang. Kita juga perlu inovasi agar klien bisa terus bertambah, menunjang dari growth revenue kita.”

Solusi digital lending yang dihadirkan Caxe dinilai berbeda dengan pemain fintech kebanyakan karena solusinya dari hulu ke hilir. Artinya dari proses onboarding saat pengajuan pinjaman, penilaian risiko, pinjaman disetujui, plafon yang layak, hingga penagihannya diproses lewat sistem. Solusi ini memanfaatkan otomasi, AI, ML, dan mengoptimalkan penggunaan data agar semua keputusan pinjaman terjadi secara instan dan minim intervensi dari orang.

Diklaim Caxe mampu membantu otomasi 90% alur pinjaman digital yang keputusan akhirnya diambil dari sistemnya. Durasi yang dibutuhkan hanya satu menit pinjaman diberikan setelah pengajuan dilakukan. Jutaan transaksi sukses diproses setiap bulannya.

Sebelumnya proses pengajuan kredit di industri sangat konvensional karena menggunakan kertas dan analisanya juga manual. Waktu yang dihabiskan setidaknya satu minggu. “Dengan sistem kami, institusi keuangan bisa melangkah lebih maju dari konvensional ke digital karena mereka pakai sistem untuk mengambil keputusannya.”

Adapun untuk solusi regtech adalah industri baru yang menerapkan teknologi modern, termasuk AI dan ML untuk mengatasi tantangan regulasi terutama di bidang jasa keuangan. Biasanya perusahaan yang memakai regtech ini berfokus pada pemantauan peraturan, pelaporan, dan kepatuhan di sektor keuangan, termasuk upaya mencegah pencucian uang dan penipuan.

“Di era sekarang ini ada tendensi mengarah ke fraud dan money laundering yang makin marak. Dalam rangka memenuhi compliance terhadap OJK dan PPATK kita mengembangkan ke area regtech.”

Saat Caxe akuisisi IDX Optus di 2019 / Caxe

iDecision ini dapat dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan perusahaan, termasuk maturitasnya dalam mengadopsi teknologi digital. Bisa diakses sebagai SaaS atau diinstalasi ke data center milik klien. “Kita sangat fleksibel bisa memenuhi segala jenis kebutuhan dan maturitas dari klien.”

Anton mengungkapkan, solusi regtech ini sangat diminati oleh institusi keuangan karena berkaitan erat dan memegang peranan penting bagi industri mereka. Kontribusi revenue-nya mencapai 60% dan sisanya dari solusi digital lending.

Untuk terus menjawab kebutuhan industri, Caxe terus berinovasi memanfaatkan teknologi modern. Dalam waktu dekat akan merilis solusi otomasi machine learning yang memungkinkan optimalisasi keputusan pinjaman diambil berdasarkan karakteristik peminjam, mengacu juga pada penilaian kredit yang rutin diperbarui agar risikonya selalu terjaga.

“Inovasinya akan banyak memanfaatkan AI dan ML agar pengambilan keputusannya bisa optimal. Ambil sebanyak mungkin data untuk analisa sehingga hasilnya lebih presisi.”

Sejauh ini Caxe masih beroperasi di Indonesia saja. Rencana untuk ekspansi ke Asia Tenggara akan dilakukan setidaknya tiga tahun mendatang. Secara total personil tim mencapai 250 orang.

Tips untuk founder baru

Anton menyampaikan, belajar dari pengalamannya, saat ini startup bukan lagi mengacu pada pertumbuhan revenue saja tapi aspek bagaimana bisa mencetak profit. Untuk itu, founder harus tahu bagaimana peta jalan menuju profitabilitas yang ditunjang solusi yang benar-benar dibutuhkan pasar.

“Yang saya lihat sekarang startup yang fundraising, tapi solusinya agak mengada-ada. Itu tidak sustain ke depannya. Perlu perhatikan produknya benar-benar fit di market untuk jangka panjang dan path to profitnya harus jelas. Dan sebaiknya itu masuk ke market yang cukup niche bukan red ocean yang begitu banyak pemainnya,” pungkasnya.

Roposo Hadir di Indonesia, Usung Ekosistem Live Streaming Ramah untuk Industri Konten

Roposo, platform live streaming InMobi, meresmikan kehadirannya di Indonesia. Platform ini mengusung komitmennya untuk mentransformasi ekosistem konten di Indonesia dengan menyediakan kesempatan produksi konten berkualitas dan pengalaman live streaming yang menarik bagi pengguna, kreator, merek, dan pengiklan.

Sebelum diresmikan, Roposo telah diujicobakan selama lebih dari lima bulan dan menyediakan lebih dari 40 streams setiap hari. Diklaim rerata penonton harian menembus 1 juta dan hampir dua juta jam konten Roposo ditonton setiap bulan. Uji coba ini dilakukan melalui Glance, platform lock screen, melalui fitur LIVE.

Senior Vice President & GM Roposo Mansi Jain menyampaikan, diferensiasi yang kuat Roposo dibandingkan aplikasi sejenis terletak dari komitmennya dalam menyajikan konten berkualitas dan pengalaman live streaming yang menarik bagi pengguna.

Dari sisi kreator konten, apabila mereka berbakat dan menonjol, mereka dapat melakukan monetisasi sejak hari pertama. Monetisasinya berdasarkan keterlibatan pengguna/penayangan konten mereka dan berapa pun jumlah pengikut yang mereka miliki.

“Kami memiliki bagi hasil dari iklan untuk kreator kami, yang dapat terjadi mulai hari ke-1. Hal ini merupakan pembeda besar bagi kreator dibandingkan dengan beberapa platform lain dan menunjukkan komitmen Roposo untuk membantu kreator di Indonesia meraih kesuksesan,” ujar Mansi, Senin (30/10).

Pihaknya juga mengadakan program bimbingan dan pendampingan agar para kreator dapat memaksimalkan manfaatnya. Misalnya: bagaimana mereka harus menampilkan diri/strategi branding, masukan berdasarkan data tentang jenis konten apa yang paling banyak mendapatkan keterlibatan pemirsa, dan sebagainya.

Diklaim lebih dari 200 kreator telah bergabung dengan Roposo yang berfokus pada konten-konten budaya pop dan sosial, seperti hiburan, fesyen, gaya hidup, makanan, memasak, kebugaran, olahraga, keuangan dan lainnya. Perusahaan akan menambah 1.000 kreator baru hingga setahun mendatang.

Diferensiasi Roposo

Pengalaman live streaming bagi pengguna akan dieskalasi lebih jauh. Pengguna akan diubah dari penonton pasif menjadi partisipan aktif. Roposo memungkinkan para pengguna dapat saling terhubung dan menghasilkan pengalaman live bersama para kreator favorit mereka dan mengekspresikan diri di komunitas dengan minat yang sama.

“Teknologi dan fitur kami menjembatani jarak antara kreator dan penonton sehingga memungkinkan hubungan yang mendalam dan membuat pengalaman LIVE terasa seperti kehidupan nyata. Untuk memberi konsumen konten LIVE trending terbaik, kami bermitra dengan beberapa pembuat konten paling luar biasa di Indonesia,” tambah Mansi.

Bagi merek dan pengiklan, Roposo menyediakan kesempatan untuk terhubung dan terlibat dengan penonton yang tepat, yakni menjangkau konsumen di lock screen bertenaga AI Glance, yang memungkinkan pengguna menemukan pengalaman konten premium di lock screen smartphone Android mereka.

Pengalaman konsumen di Glance diklaim dipersonalisasi sehingga konsumen menemukan apa yang paling cocok bagi mereka hanya dengan “glancing” atau melihat lock screen mereka, tanpa membuka kunci ponsel atau menghabiskan waktu melakukan pencarian. Glance telah memiliki lebih dari 30 juta pengguna aktif di Indonesia.

Walau terintegrasi dengan Glance, Roposo dapat diunduh melalui aplikasi terpisah di Google Play Store dan App Store.

Selain merek dan pengiklan berpeluang menjangkau penonton dalam jumlah besar melalui Glance, Roposo menjamin lingkungan yang aman bagi konten kreator untuk pembuatan konten. Karena konten Roposo muncul di layar kunci, Roposo mempertahankan standar keamanan dan moderasi yang tinggi untuk memastikan bahwa konten, komentar, dan lainnya, aman untuk beragam audiens dan situasi.

“Kreator kami menyatakan bahwa rasa aman ini mendorong lebih banyak kreativitas dan interaksi yang lebih tinggi – terutama bagi kreator baru dan kreator perempuan.”

Sebelum hadir di Indonesia, Roposo sudah lebih dulu hadir di India dan diklaim memiliki lebih dari 80 juta pengguna aktif. Setelah Indonesia, perusahaan berencana memperluas layanan ke Amerika Serikat, Brazil, dan Jepang.

Baru-baru ini Glance, InMobi, dan Roposo membuka kantor regionalnya di Jakarta, tepatnya di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Langkah ini membuktikan keseriusan komitmen dari tiga perusahaan untuk memperbesar jaringan bisnisnya di negara yang berkontribusi terbesar kedua setelah kantor pusatnya di India. Tersedia dua studio yang dapat digunakan oleh para kreator memproduksi kontennya.

Live streaming makin dilihat sebagai alat pemasaran yang sedang naik daun. Menurut Statista, pengguna internet di seluruh dunia menghabiskan lebih dari 480 miliar jam menonton konten live streaming di aplikasi populer pada 2020. Diperkirakan industri ini akan naik menjadi $330,51 miliar pada 2030, mengutip studi Grand View Research.

Di Indonesia sendiri, pasar live streaming, melihat dari sisi social commerce, adalah pasar yang menggiurkan terutama dari sisi pemain UMKM. Laporan yang disusun DSInnovate bersama TikTok mengungkapkan, lebih dari 80% UMKM menggunakan media sosial untuk berjualan.

Application Information Will Show Up Here

Platform “HaluApp” Ingin Jadi Poros Ekosistem Anime-Comics-Games Indonesia

“Semua akan Weebs pada waktunya” diusung HaluApp untuk memosisikan platformnya sebagai jantung dari ekosistem Anime, Comics, Cosplay, and Gaming (ACG) di Indonesia.

Berbasis di Surabaya, HaluApp digarap oleh Andree Wijaya, Marcel T, Yoshi Gondokusumo, pada akhir 2022. Ketiganya adalah teman dekat yang memiliki ketertarikan erat di dunia ACG dan pengalaman kerja di industri kreatif.

Marketplace para wibu

Dalam wawancaranya dengan DailySocial.id, Andree Wijaya bercerita bagaimana ia dan teman-temannya terpikirkan ide untuk mengutilisasi ekosistem wibu. Pasarnya dinilai potensial, apalagi Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dengan basis terbesar penggemar wibu.

Selain itu, ia melihat belum banyak platform di Indonesia yang punya fitur yang komprehensif mendukung/memfasilitasi kreator dan penggemar konten ACG. Kebanyakan platform kreator di sini memonetisasi dengan skema bayar konten atau tipping, Misalnya, Sociabuzz, Saweria, Trakteer, dan KaryaKarsa.

“Selama ini, kreator wibu mempromosikan karyanya di media sosial. Jika ada yang ingin membeli konten atau memberikan tipping, proses pembayarannya masih manual. Kami akhirnya finalisasi ide HaluApp pada Desember 2022 dan merilis platformnya pada Januari 2023,” ungkap Andree.

Marketplace HaluApp mempertemukan kreator dan penggemar ACG. Di awal, platform HaluApp baru memfasilitasi transaksi jual-beli foto saja. HaluApp kemudian kembali menggali apa yang dibutuhkan para kreator selama tiga bulan pertama. Beberapa fitur yang direkomendasikan kreator, mulai dari voice note sampai video.

“Kami build slowly sampai seperti sekarang. Fokus utama kami adalah kreator cosplayer karena emotional spending—that’s how we call it—dari para penggemar itu tinggi. Sekarang konten yang dapat dibeli sudah bervariasi, antara lain comission, gacha, sampai mabar (main bareng),” paparnya.

Menurut catatannya, ungkap Andree, pengguna kebanyakan membeli foto atau paket foto dari kreator dan memberikan tipping. Adapun, tip yang diberikan dapat bervariasi mulai dari Rp2000. Mayoritas kreator di HaluApp adalah cosplayer, tetapi ada juga fotografer, fan artist, youtuber, hingga gamer.

“Banyak brand yang melihat cosplayer sebagai SPG. Namun, cara kami memerlakukannya berbeda karena bagi kami, ini adalah kategori baru influencer—apalagi full time cosplayer. Ini menjadi lebih menarik dan interaktif buat mereka.”

Klaimnya, belum ada marketplace sejenis yang membidik segmen wibu di Indonesia. Namun, Andree mengaku mendapat pertumbuhan agresif dan organik pada beberapa bulan awal HaluApp meluncur, tanpa mengeluarkan biaya marketing ataupun iklan digital.

HaluApp menetapkan 10% take rate untuk setiap transaksi. Persentase ini dikatakan ideal bagi HaluApp jika ingin scale up dan mencapai keuntungan. Saat ini, HaluApp memiliki sekitar 3.900 kreator dan 15.000 pengguna. Tingkat retensinya juga diklaim bagus dengan 30% returning user.

Perluas pasar

Angka 10.000 kreator menjadi tonggak pencapaian HaluApp selanjutnya yang ditarget dapat terealisasi akhir 2023. “Jika target ini tercapai, kami sudah cashflow positif. Platform ini easy scalable, opex rendah, dan tim kami tidak banyak,” tambahnya.

Pihaknya berniat untuk memperluas cakupan layanannya ke berbagai kota mengingat sebagian besar kreator (cosplayer) masih berdomisili di Pulau Jawa. Menurutnya, ada banyak sekali kreator di luar Pulau Jawa yang tertarik ingin menggunakan aplikasi HaluApp.

HaluApp

juga mempertimbangkan ekspansi regional ke Filipina tahun depan. “Mengapa kami yakin ekspansi ke luar? Karena operational cost kami sangat rendah, tim kami tidak sampai 20, we keep it very lean. Ekspansi cuma perlu perwakilan sebagai community management. Untuk saat ini yang dekat-dekat dulu [ekspansinya].”

HaluApp baru saja menggelar Haluween, sebuah acara bagi komunitas Anime, Comics, Cosplay, and Gaming (ACG) di Indonesia dengan mengundang 900 kreator dan 100 super fan. Pihaknya meyakini acara ini dapat mendorong kenaikan Monthly Active Creator di platformnya hingga 50%.

Application Information Will Show Up Here