Mandiri Capital Siap Pimpin Pendanaan untuk Startup Agritech dan Manajemen Keuangan

Mandiri Capital Indonesia (MCI) segera mengumumkan dua pendanaan terbaru untuk startup yang bergerak di bidang pertanian (agritech) dan manajemen keuangan (financial management). Kepada DailySocial, CEO MCI Eddi Danusaputro menjelaskan pihaknya akan menjadi lead investor untuk dua putaran pendanaan ini.

Eddi belum bisa banyak memberikan banyak informasi terkait hal ini, mengingat masih dalam proses uji tuntas (due dilligence). Diusahakan pengumuman akan dilakukan secara bersamaan pada akhir Agustus atau awal September 2019.

“Kami jadi lead investor di dua-duanya. Pengumuman bersamaan belum tahu [akan dilakukan bersamaan atau tidak], sedang kami usahakan,” ujarnya.

Sebelumnya, Eddi sempat menyebut keinginannya untuk menyasar startup yang bergerak di segmen insurtech, sayangnya belum sesuai dengan kriteria yang dicari.

Secara terpisah mengutip dari Kontan, Eddi menerangkan perusahaan menyiapkan dana sebesar Rp40 miliar untuk berinvestasi tahun ini. Dana tersebut terpisah dengan investasi yang dilakukan MCI untuk LinkAja dan juga pendanaan kembali untuk portofolio yang sudah ada.

MCI melalui mandat dari Bank Mandiri telah berinvestasi untuk LinkAja sebesar Rp300 miliar. Tujuannya agar perseroan bisa menggenggam saham Finarya sebagai pemegang izin dompet digital LinkAja.

Sejak berdiri pada 2016 lalu hingga sekarang, MCI telah berinvestasi sebesar Rp700 miliar di 10 startup fintech. Mereka ialah Jurnal, Cazhlez, Amartha, Yokke, Moka, Privyid, Pten, Investree, DAM, dan Koinworks.

RedDoorz Kantongi Pendanaan Seri C Senilai Hampir Satu Triliun Rupiah

Bertujuan memperkuat posisinya sebagai platform pemesanan dan manajemen hotel terbesar di Asia Tenggara, RedDoorz mengantongi pendanaan Seri C senilai US$ 70 juta (mendekati satu triliun Rupiah). Putaran pendanaan kali ini dipimpin Asia Partners dengan partisipasi dua investor baru, Rakuten Capital dan Mirae Asset-Naver Asia Growth Fund. Investor sebelumnya, Qiming Venture Partners dan International Finance Corporation (IFC) juga kembali memberikan dukungannya dengan ikut berpartisipasi.

RedDoorz akan menggunakan pendanaan ini untuk masuk ke pasar baru dan memperkuat posisi kepemimpinannya di kawasan Asia Tenggara dengan mengembangkan berbagai hal seperti teknologi, pengalaman pelanggan, sumber daya manusia serta investasi pemasaran. Sebagian besar hasil pendanaan putaran ini akan digunakan untuk membangun pusat teknologi di Vietnam yang akan melengkapi pusat teknologi regional di India.

Selain mengembangkan teknologi, RedDoorz juga berencana meningkatkan kualitas staf hotel dan program pelatihan bekerja sama dengan mitra hotelnya di Singapura, Indonesia, Vietnam dan Filipina. Secara total jumlah tenaga kerjanya mencapai sekitar 10.000 orang di seluruh kawasan tersebut. RedDoorz mengklaim telah berhasil tumbuh lima kali lipat hingga bulan ini dengan jangkauan 52 kota di 4 negara Asia Tenggara. Mereka menargetkan satu juta pemesanan hingga akhir tahun.

Sebelumnya RedDoorz telah mengantongi $45 juta (630 miliar Rupiah) dalam putaran pendanaan Seri B. Raksasa media Indonesia MNC Group merupakan salah satu investor baru yang memberikan investasinya untuk platform pemesanan online hotel bujet ini. Dengan adanya pendanaan Seri C ini, RedDoorz telah mengumpulkan pendanaan $140 juta (hampir 2 triliun Rupiah) sejak peluncuran pertamanya di tahun 2015.

“Kami menyambut dengan baik bergabungnya para investor baru yang berpengalaman dengan misi membangun RedDoorz sebagai brand perjalanan terjangkau dengan dukungan teknologi terdepan di Asia Tenggara. Babak baru pendanaan ini merupakan bukti pertumbuhan bisnis kami yang kuat dan posisi kepemimpinan pasar yang mampu kami bangun selama beberapa tahun terakhir. RedDoorz beroperasi di beberapa pasar paling dinamis di dunia dan kami melihat peluang yang luar biasa untuk terus mengembangkan platform kami dan berekspansi ke pasar baru,” kata CEO RedDoorz Amit Saberwal.

Application Information Will Show Up Here

Goola Receives 71 Billion Rupiah from Alpha JWC Ventures, to Implement “New Retail” Concept

Alpha JWC Ventures today (8/16) announced investment to Goola, a startup focused on traditional beverages. It was worth up to $5 million or equivalent to 71 billion Rupiah. They provide various beverages, such as doger ice, green bean ice, and many more. Targeting young adult, they’re using “grab-and-go” concept for serving and packaging.

Goola was founded in 2018 by two founders, Kevin Susanto and Gibran Rakabuming. Gibran is well-known as President Joko Widodo’s son and a businessman in the culinary industry. They are currently open five outlets in Jakarta, to develop 100 more after receiving funding until 2020 – in Indonesia also the neighbor cities.

“Goola was first established as a conventional culinary business, then we realize that this can grow bigger once we transformed and start using technology in daily operation,” Susanto said.

“New Retail” Implementation

In addition to the outlets, fresh money will be focused on the new retail implementation. It’ll be realized through the application – the developing process is currently internal.

Goola app design is to maximize online transaction experience no queue, loyalty program, and others. This app also helps to analyze consumer’s habit to constantly improve the services and products.

“The use of technology is one thing, for me, the most important is the ingredients. Our challenge is to take Goola and these local beverages into the global market,” he said.

Susanto added, “If there is any other competitor arise, it will be our market validation. Competitors are the motivation we need to realize Goola mission faster, for they will help us to educate the market on relevant products.”

Prior to the business, Alpha JWC Ventures had first invested on Kopi Kenangan. The key is similar, they are to develop a new retail concept in selling cups of coffee to young adults.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Di Paruh Pertama 2019, Indonesia Dominasi Pendanaan Startup di Asia Tenggara

Perusahaan modal ventura berbasis di Singapura, Cento Ventures, baru-baru ini merilis laporan bertajuk “Southeast Asia Tech Investment – H1 2019”. Secara umum publikasi tersebut mencatat dan mengamati tren pendanaan startup selama paruh pertama tahun 2019. Nilai totalnya mendekati $6 miliar, angka tersebut relatif lebih kecil jika dibandingkan perolehan di periode sama pada tahun 2018 yang mencapai lebih dari $8 miliar.

Pendanaan Startup Asia Tenggara 2019
Jumlah transaksi dan nilai pendanaan startup di Asia Tenggara / Cento Ventures

Dari catatan DailySocial dalam “Startup Report 2018“, di luar unicorn EV Hive (sekarang namanya jadi CoHive) menjadi penerima pendanaan terbesar di paruh pertama 2018, dengan nilai mencapai $20 juta –beberapa startup tidak menyebutkan nominal pendanaan yang diterima. Sociolla mendapatkan $12 miliar dan Carmudi $10 juta.

Untuk lanskap pendanaan masih didominasi oleh startup multi-sektor, dengan total nilai $2,3 miliar. Gojek, Grab, Traveloka dll masuk ketegori ini; karena tidak hanya sekadar memberikan layanan ride-hailing atau OTA saja, mereka juga sudah mengakomodasi kebutuhan lain seperti pembayaran, hiburan dan sebagainya. Untuk sub-sektor tunggal, travel masih mendominasi dengan nilai pendanaan mencapai $454 juta. Mengenai ketertarikan investor terhadap sektor travel, senada hasil riset Google-Temasek.

Indonesia mendapatkan porsi yang cukup besar

Tahapan pendanaan pre seri A –termasuk di dalamnya seed funding–masih mendominasi, dengan total 176 transaksi. Dilanjutkan seri A sebanyak 86 transaksi, seri B 25 transaksi dan seri C 25 transaksi. Di sisi nominal, 254 transaksi bernilai di bawah $0,5 juta. Dilanjutkan 164 transaksi antara $0,5-$2juta. Sementara pendanaan dengan nilai di atas $50 juta ada 14 transaksi.

Untuk Indonesia sendiri, dari sisi jumlah transaksi menempati posisi kedua terbanyak (26%) setelah Singapura (36%). Sementara untuk nominal investasi, tercatat Indonesia menempati posisi pertama, menyumbang 48% dari total nilai pendanaan.

Investasi Startup Asia Tenggara 2019
Sebaran investasi berdasarkan negara di Asia Tenggara / Cento Ventures

Riset juga mengkategorikan startup-startup bervaluasi besar. Untuk pemain lokal, Indonesia masih memimpin dengan jumlah terbanyak. Beberapa pemain seperti Modalku, PayFazz, hingga WarungPintar juga sudah dimasukkan pada kategori startup dengan valuasi seputar $100 juta –sering disebut dengan istilah “centaur”.

Startup Valuasi Terbesar
Startup dengan valuasi terbesar / Cento Ventures

Dalam risetnya, DailySocial juga telah mencatat daftar startup dengan valuasi terbesar per 2018. Gojek masih memimpin kala itu dengan prakiraan valuasi senilai $9,5 miliar, disusul Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, Ovo dan lain-lain.

Startup Unicorn Indonesia
Startup centaur dan unicorn di Indonesia / DailySocial

Kantongi Pendanaan Pra Seri A, Ride “Rebranding” Menjadi R Fitness

Setelah sebelumnya dikenal dengan nama Ride, startup wellness yang menghadirkan layanan kebugaran, khususnya indoor cycling, melakukan rebranding menjadi R Fitness.

Keputusan diambil usai perusahaan mendapatkan pendanaan Pra-Seri A sebesar $1,25 juta (17,7 miliar Rupiah) yang diikuti Intudo Ventures, Agaeti Ventures, dan SMDV.  Langkah ini bagi perusahaan merupakan  langkah strategis untuk terus mengembangkan misi perusahaan menawarkan wellness ke semua orang.

“Kita sudah berdiri sejak 4,5 tahun lalu waktu boutique fitness movement di Indonesia masih baru. Sekarang pasarnya sudah berkembang pesat sehingga lebih banyak investor tertarik untuk menyimak,” kata CEO & Co-Founder Ride Jakarta Gita Sjahrir.

R Fitness menjadi nama induk perusahaan yang akan memayungi beberapa produk wellness, yaitu Ride, Rave, Reflect, dan The POD.

Ride menawarkan pengalaman berolahraga yang dipadu irama di atas sepeda statis dengan sound system dan lighting yang mirip dengan nightclub. Melalui Rave pengguna ditawarkan pengalaman yang berfokus pada aspek kardio, Reflect menawarkan pengalaman yang berfokus pada kesehatan mental, dan The Pod menyajikan akses terjangkau ke fasilitas microgym.

“Kita akan selalu berusaha mengembangkan produk wellness kita untuk membantu meningkatkan kesehatan fisik dan mental masyarakat Indonesia,” tutup Gita.

Goola Dapatkan Pendanaan 71 Miliar Rupiah dari Alpha JWC Ventures, Segera Terapkan Konsep “New Retail”

Alpha JWC Ventures hari ini (16/8) mengumumkan penggelontoran investasi kepada Goola, startup yang mengembangkan produk minuman tradisional. Nilainya mencapai $5 juta atau setara dengan 71 miliar Rupiah. Ada beragam produk minuman yang ditawarkan bisnis tersebut, mulai dari es doger, es kacang hijau dan aneka minuman lainnya. Menyasar kalangan muda, mereka mengusung konsep “grab-and-go” untuk pengemasan dan penyajian.

Goola didirikan pada tahun 2018 oleh dua orang founder, yakni Kevin Susanto dan Gibran Rakabuming. Gibran dikenal sebagai pengusaha kuliner yang juga putra pertama Presiden Joko Widodo. Saat ini mereka memiliki lima unit gerai di Jakarta, pasca pendanaan akan targetkan pengembangan 100 gerai hingga tahun 2020 – baik di Indonesia maupun di negara-negara tetangga.

“Goola tadinya didirikan sebagai bisnis kuliner konvensional, namun kami kemudian menyadari bahwa bisa melakukan sesuatu yang jauh lebih besar jika kami mengubah cara bisnis kami dan mulai menggunakan teknologi dalam operasional sehari-hari,” ujar Kevin.

Segera terapkan konsep “new retail”

Selain penambahan gerai, dana investasi yang didapatkan juga akan difokuskan Goola untuk mengimplementasikan pendekatan new retail. Realisasinya ialah dalam pengembangan aplikasi – saat ini proses pengembangannya tengah berjalan di internal.

Aplikasi Goola akan didesain memaksimalkan pengalaman transaksi pelanggan melalui jalur online tanpa antrean, program loyalitas, dan lain-lain. Aplikasi ini juga akan membantu pengelola menganalisis pola konsumsi para pelanggan sehingga dapat terus memperbaiki layanan serta produk yang ditawarkan.

“Penggunaan teknologi adalah satu hal, tapi bagi saya, faktor terpenting tetaplah pada racikan minuman kami. Tantangan kami selanjutnya adalah bagaimana membawa Goola dan minuman lokal ini ke pecinta kuliner internasional,” ujar Gibran.

Kevin melanjutkan, “Jika nantinya ada kompetitor yang muncul, ini akan menjadi bukti validasi pangsa pasar yang kami tuju. Munculnya kompetitor juga sebenarnya akan mendorong kami untuk merealisasikan visi Goola lebih cepat karena mereka akan membantu kami mengedukasi masyarakat mengenai produk sejenis.”

Untuk bisnis dengan konsep serupa, sebelumnya Alpha JWC Ventures juga berinvestasi pada Kopi Kenangan. Prinsipnya sama, mereka akan mengembangkan pendekatan new retail dalam menjual produk minuman kopi kepada kalangan muda.

Logisly Announces Seed Funding from SeedPlus, Genesia Ventures and Convergence Ventures

A logistics transportation solution startup, Logisly, today (8/15) announced seed funding with undisclosed value. The round was led by SeedPlus, Genesia Ventures and Convergence Ventures.

“With the founder’s experience on logistics and construction, we’re glad to support Logisly that we believed to have a unique position in providing innovative solutions for all the industry problems,” Tiang Lim Foo of SeedPlus said in the official release.

Logisly is a platform that connects producers (shippers) with logistics truck (transporters). Approximately 5 thousand trucks and hundreds of transporters are available with some variants, such as van, trailer, tronton, and flatbed.

The startup aims for B2B logistics market in Indonesia. They estimated for 8 million unit trucks all over Indonesia with economic value reaching up to US$100 billion.

As predicted, the logistics industry in Indonesia worth as much as Rp797.3 trillion last year and predicted to grow 11.56 per cent to Rp889.4 trillion this year. Logisly aims for 1,000 transporters and 1,000 shippers.

“As a B2B platform, we guarantee the consistency of our service and product quality, consumers can rely on us to be part of their supply chain,” Logisly’s CEO, Roolin Njotosetiadi said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

MDI Ventures Involved in China-Based Fintech Startup QFPay Investment

A China-based fintech startup, QFPay, announced fresh funding worth of $20 million (over 286 billion Rupiah) led by Sequoia Capital China and Matrix Partners. MDI Ventures listed as a new investor in this round, followed by Rakuten Capital, and VentureSouq.

In the official release, QFPay’s Co-Founder & International CEO, Patrick Ngan said the fresh funding will be relocated for global business expansion and to develop more solution-based digital products. The new investors are going to carve a path for the future business plan.

“We’ve seen the great development in the digital payment adoption around Asia, on the needs of the local network and strategy in each market. Supports from the strategic partners are essential to navigate the complex business,” he added.

QFPay’s Co-Founder & CEO, Tim Lee also said the company is very enthusiastic about making the last seven years of experience useful to lead the cashless movement throughout Asia. In order to increase digital transactions, particularly the QR-code method in the region.

QFPay is a mobile payment and big data tech company since 2012. In its origin, they’re the biggest partner to WeChat Pay and Alipay, receiving merchant transaction process worldwide. It is said to serve more than 1.2 million merchants and proceed over 1 billion transactions.

QFPay have not really tune in here, in Indonesia. The last news in 2017 said the company has partnered up with Hong Kong-based settlement business EMQ for real-time merchant payment. EMQ has first acquired a license for Fund Transfer Operator by Bank Indonesia on March 2017.

QFPay is available in 13 countries in Asia and Middle East, such as Cambodia, China, Hong Kong, Indonesia, Japan, Korea, Laos, Malaysia, Philippines, Singapore, Thailand, and United Arab Emirates.

MDI Ventures arrival should carve QFPay path in Indonesia to compete with the locals. Their technology combines with MDI connection as part of Telkom Indonesia will absolutely resulting benefit to the company.

In terms of portfolio, MDI Ventures has been investing in overseas startups, such as CXA Group, Instarem, Roambee, Whispir, Postr, Orbital, Wavecell, and many more.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Kejora InterVest Lead the Investment on DIVA

InterVest Star SEA Growth Fund I, the fund managed by Kejora Ventures and InterVest, led the investment on DIVA (PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk) shares. They didn’t mention an exact number on the investment.

This is followed by some investors, including Korea Development Bank, Korea Venture Investment Corporation, NH Investment & Securities, Industrial Bank of Korea, and Barito Pacific Group.

It may take a significant portion of shares in exchange for a position in DIVA’s boards of directors in the next annual meeting.

“Supported by strong partners and investors, DIVA is to make comprehensive offerings to our partners, particularly Indonesia’s SMEs. From all digital platforms. payment enabler, and our current banking services, we aim to reach financial industry, logistics, and artificial intelligence, IoT, fulfillment, and supply chain,” DIVA’s Director, Dian Kurniadi said.

“We are so glad to have this opportunity. We believe this collaboration can accelerate DIVA’s growth significantly through synergy with our ecosystem and connection worldwide,” Kejora Ventures Founding Partner, Sebastian Togelang said.

Previously, DIVA has officially acquired 30% shares of the point of sales developer, Pawoon. Both companies are planning platform integration to provide all-in-one services for SMEs.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

MDI Ventures Terlibat dalam Pendanaan Startup Fintech Tiongkok QFPay

Startup fintech asal Tiongkok QFPay mengumumkan perolehan pendanaan sebesar $20 juta (lebih dari 286 miliar Rupiah) yang dipimpin Sequoia Capital China dan Matrix Partners. MDI Ventures menjadi nama investor baru yang masuk dalam putaran ini, berikutnya ada Rakuten Capital, dan VentureSouq.

Dalam keterangan resmi, Co-Founder & International CEO QFPay Patrick Ngan menjelaskan pendanaan segar ini akan dipakai untuk perkuat bisnis ekspansi perusahaan ke pasar global dan mengembangkan produk digital berbasis solusi lainnya. Masuknya jajaran investor baru tentunya dapat memuluskan rencana bisnis perusahaan ke depannya.

“Kami telah menyaksikan pertumbuhan yang luar biasa dalam adopsi pembayaran digital di seluruh Asia, tentang kebutuhan strategi dan jaringan lokal di masing-masing pasar. Dukungan dari mitra strategis ini sangat penting dalam menavigasi bisnis yang kompleks,” terang Patrick.

Co-Founder & CEO QFPay Tim Lee menambahkan perusahaan bersemangat dalam memanfaatkan apa yang telah dipelajari selama tujuh tahun terakhir memimpin gerakan cashless di seluruh Asia. Seiring meningkatkan transaksi digital, khususnya metode pembayaran kode QR semakin memanas di kawasan ini.

QFPay adalah perusahaan pembayaran mobile dan teknologi big data sejak 2012. Di negeri asalnya, perusahaan adalah mitra terbesar dari WeChat Pay dan Alipay, menerima pemrosesan transaksi merchant di seluruh dunia. Diklaim perusahaan telah melayani lebih dari 1,2 juta merchant dan memproses lebih dari 1 miliar transaksi.

Sepak terjang QFPay di Indonesia memang belum kencang. Pemberitaan terakhir di 2017 menyebutkan perusahaan bermitra dengan pemain settlement asal Hong Kong EMQ untuk pembayaran merchant secara real time. EMQ sendiri sudah memperoleh lisensi Fund Transfer Operator dari Bank Indonesia pada Maret 2017.

QFPay beroperasi di 13 negara di Asia dan Timur Tengah, seperti di Kamboja, Tiongkok, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Uni Emirat Arab.

Masuknya MDI Ventures, tentunya bisa memuluskan rencana QFPay di Indonesia untuk bersaing dengan pemain lokal. Teknologi yang dibawa QFPay digabungkan dengan jaringan MDI Ventures sebagai bagian dari Telkom Indonesia tentunya bisa membawa nilai keuntungan yang buat perusahaan.

Secara portofolio, startup dari luar negeri yang didanai oleh MDI Ventures cukup banyak. Ada CXA Group, Instarem, Roambee, Whispir, Postr, Orbital, Wavecell, dan lainnya.