Daimler dan Bosch Percayakan Platform Nvidia untuk Kembangkan Taksi Tanpa Sopirnya

Ajang CES 2018 lalu menjadi saksi atas komitmen dan keseriusan Nvidia di bidang otomotif. Miliaran dolar telah mereka habiskan dalam beberapa tahun belakangan guna mengembangkan sistem kemudi otomatis, dan ini tentu didasari oleh keyakinan mereka akan prospek bisnis ke depannya.

Tidak sedikit nama besar industri otomotif yang memercayakan Nvidia sebagai mitra utamanya dalam mengembangkan mobil kemudi otomatis. Salah satu yang terbaru adalah Daimler dan Bosch, yang sendirinya menjalin kerja sama untuk mengembangkan taksi otonom sejak tahun lalu. Keduanya berharap bisa melepas buah kolaborasinya dalam waktu lima tahun.

Lima tahun adalah waktu yang tergolong singkat, apalagi jika yang dibicarakan adalah mobil kemudi otomatis yang masuk di kategori Level 4 dan 5, di mana Level 5 merepresentasikan teknologi paling mutakhir dan kesiapan untuk mengaspal tanpa sentuhan tangan manusia sedikit pun. Itulah mengapa Daimler dan Bosch melirik ke Nvidia, yang sejauh ini bisa dibilang paling teruji platform kemudi otomatisnya di samping Waymo (Google).

Daimler sebagai induk perusahaan Mercedes-Benz bakal menyematkan sistem Nvidia Drive Pegasus ke sedan mewah S-Class dan van V-Class. Keduanya bakal menjalani uji coba di kawasan Silicon Valley mulai babak kedua 2019. Selain itu, pekerjaan rumah lain yang harus diselesaikan adalah merancang sistem layanan yang nantinya bakal menatap konsumen secara langsung.

Namun mungkin yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa harus taksi? Mengapa tidak kendaraan pribadi saja? Alasannya simpel: di saat awal mobil kemudi otomatis Level 4 dan Level 5 terealisasikan nanti, harganya bisa dipastikan sangat mahal dan kurang masuk akal untuk konsumen secara luas.

Jadi mungkin akan lebih bijak kalau dalam beberapa tahun pertama mobil-mobil tersebut dijadikan transportasi umum saja. Selanjutnya ketika teknologi di baliknya semakin terjangkau untuk diproduksi secara massal, barulah mobil-mobil ini dapat menyasar konsumen secara langsung.

Sumber: Engadget dan Daimler.

MSI Ajak Anda Persenjatai PC Dengan Kartu Grafis dan Gaming Gear Mutakhir

Pengunjung Computex 2018 kembali menjadi saksi persaingan panas dua produsen chip ternama. Di hari Selasa, Intel mengungkap prosesor 28-core 8086K yang sanggup berlari di 5GHz; lalu sehari sesudahnya, AMD mengumumkan Threadripper 2, prosesor dengan 32-core dan 64-thread. Namun di segmen grafis, Nvidia malah belum menyingkap GPU ‘Turing’ yang begitu dinanti-nanti.

Sebagai salah satu pemain utama di bidang penyediaan GPU, produk-produk ‘current-gen‘ MSI masih menjadi andalan mereka di Computex Taipei 2018. Di sana, produsen memamerkan GeForce GTX 1080 Ti Gaming X Trio serta deretan GTX 1070 Ti custom yang diungkap perdana di bulan Oktober silam. Kemudian buat memperkuat lineup ‘kubu merah’, MSI menjagokan seri baru berbasis chipset AMD Polaris: Radeon RX Mech.

MSI2 14

 

Kartu grafis

GeForce GTX 1080 Ti Gaming X Trio merupakan kartu grafis Nvidia top-end ciptaan MSI. Kata ‘trio’ merepresentasikan penggunaan desain kipas Tri-Frozr yang sudah disempurnakan serta sistem pencahayaan RGB Mystic Light di tiga zona berbeda. Tri-Frozr memiliki sepasang dua kipas berdiameter 10cm dan sebuah kipas Torx 2.0 9cm buat menghasilkan aliran udara lebih kencang. Produsen juga mengimplementasikan dua SuperPipes 8mm agar proses transfer panas ke bagian sirip berjalan lebih cepat.

MSI2 15

MSI GeForce GTX 1070 Ti Titanium 8G dan GTX 1070 Ti GAMING 8G sendiri dipersenjatai pendingin Twin Frozer VI sehingga core bisa berlari di kecepatan lebih tinggi secara stabil. Tersedia pula GeForce GTX 1070 Ti ‘Duke’ yang dilengkapi tiga fan raksasa, GeForce GTX 1070 Ti Armor 8G dengan warna hitam-putihnya dan sistem pendingin Twin Frozr V, serta GeForce GTX 1070 Ti AERO 8G yang mengandalkan kipas radial.

MSI2 16

MSI2 17

Seri Radeon RX Mech, salah satunya Radeon RX580 MECH 2 8G OC, ialah alternatif jika Anda lebih memfavoritkan chip grafis racikan AMD. Agar tidak kalah saing dari GPU ‘si hijau’, MSI memanfaatkan rancangan PCB custom yang dipadu komponen-komponen Military Class 4 serta teknologi pengendali aliran udara dan pipa thermal SuperSU. Semua ini dikemas dalam desain merah-hitam garang yang turut dihias LED RGB.

MSI2 18

 

Gaming gear

Computex 2018 juga menjadi panggung bagi MSI dalam memperluas pengaruhnya di ranah gaming gear. Di pameran IT tahunan terbesar di Asia itu, produsen memamerkan keyboard Vigor GK80 dan varian tenkeyless-nya, Vigor GK70; headset Immerse GH70 serta GH60 (varian wired); serta mouse Clutch GM70 dan GM60 (merupakan model berkonektivitas kabel).

MSI2 6

MSI2 8

Vigor GK80 dan GK70 mempunyai karakteristik serta fitur hampir serupa. Perbedaan mereka hanya terletak di layout tombol dan pada penerapan LED RGB Mystic Light. Anda ditawarkan opsi switch mekanis Cherry MX Red atau Silver Speed, tubuh berkonstruksi aluminium, kemampuan anti-ghosting N-Key Rollover, empat keycap logam premium serta tambahan 12 keycap karet dengan permukaan anti-slip.

MSI2 9

MSI2 7

Model Vigor GK80 dilengkapi oleh wrist rest berpermukaan karet terpisah. Di bagian bawahnya terdapat celah untuk menempatkan keycap-keycap tambahan sehingga tidak gampang tercecer dan memudahkan kita buat menggantinya.

MSI2 12

MSI2 13

Dan untuk pertama kalinya, MSI memperkenalkan mouse gaming Clutch GM50 di computex 2018. Clutch GM50 mengisi celah antara varian GM40 dengan Clutch GM70/60 yang menjadi model high-end sang produsen. Berbeda dari para pendahulunya yang memanfaatkan rancangan ambidextrous, Clutch GM50 mengusung arahan desain ergonomis, ideal digenggam oleh tangan kanan.

MSI2 10

MSI2 11

Sang produsen hardware gaming Taiwan itu belum mengungkap secara rinci kapabilitasnya, namun saya menerka spesifikasi Clutch GM50 berada di atas GM40. Selain itu, mouse juga telah dihias oleh sistem pencahayaan RGB Mystic Light yang bisa disinkronkan dengan periferal gaming lain; lalu tersambung ke PC melalui kabel braided.

Mayoritas produk yang MSI pamerkan tersebut sudah dipasarkan, kecuali sejumlah perangkat yang melangsungkan debutnya di Computex 2018 seperti Clutch GM50. Biasanya, perilisan resmi produk MSI ditandai dengan dipublikasikannya rilis pers. Tebakan saya, semua komponen dan periferal tersebut akan segera tersedia sebelum tahun 2018 berakhir.

Dampak Skandal Mobil Kemudi Otomatis Uber, Nvidia Terapkan Pengujian Secara Virtual

Di event CES pada bulan Januari lalu, Nvidia sempat bicara panjang-lebar mengenai rencananya memaksimalkan artificial intelligence di industri otomotif. Mereka tidak segan menghabiskan dana miliaran dolar untuk melakukan riset di bidang pengembangan sistem kemudi otomatis, dan sederet inovasi sudah mereka siapkan bagi mitra pabrikan mobil yang tertarik.

Namun situasinya berubah setelah kasus kecelakaan yang melibatkan mobil kemudi otomatis Uber pada tanggal 19 Maret lalu, yang memakan korban seorang wanita berusia 49 tahun. Selang beberapa hari setelahnya, Recode melaporkan bahwa Nvidia memutuskan untuk menyetop semua pengujian mobil kemudi otomatisnya selagi investigasi atas kasus Uber berlangsung.

Nvidia bukannya menyerah. Mereka masih punya ide lain untuk meneruskan kerjanya, tanpa harus mengemban risiko fatal yang bisa terjadi. Ide tersebut diwujudkan lewat sistem bernama Nvidia Drive Constellation, yang sederhananya memungkinkan mitra-mitra Nvidia untuk melakukan pengujian secara virtual.

Nvidia Drive Constellation

Drive Constellation terdiri dari dua komponen. Yang pertama adalah software Nvidia Drive Sim yang berjalan pada suatu server, yang bertugas menyimulasikan semua teknologi yang terdapat pada mobil kemudi otomatis, termasuk deretan sensor seperti radar dan lidar.

Simulasi virtual ini juga dapat merefleksikan kondisi mengemudi yang bervariasi, semisal saat kaca depan mobil menjadi target silauan matahari terbenam, atau saat badai besar melanda. Kreasi datanya dipercayakan pada sejumlah GPU buatan Nvidia sendiri.

Komponen yang kedua juga berupa server, tapi yang menjalankan software Nvidia Drive Pegasus. Tugasnya adalah memroses data-data yang berasal dari server Drive Sim, lalu merespon balik secara instan.

Perpaduan keduanya memungkinkan mitra Nvidia untuk menguji reaksi algoritma kemudi otomatisnya masing-masing ketika dihadapkan dengan skenario-skenario ekstrem. Selain sama sekali tidak membahayakan, simulasi virtual juga dapat menghasilkan lebih banyak data untuk dipelajari, sebab pabrikan bisa melangsungkannya sebanyak apapun mereka mau dalam satu hari.

Sumber: Engadget.

Corsair Gelar Kompetisi Modifikasi Case Komputer Terbesar di Indonesia

Untuk menikmati gaming, tersedia banyak pilihan laptop dan komputer built-up penunjang hobi ini. Namun ada alasan kuat mengapa banyak orang lebih suka merakit sistem gaming-nya sendiri: rasa puas dan aspek personalisasi yang tidak bisa ditukarkan dengan uang. Dan sejak dulu, proses kustomisasi dan modifikasi PC menjadi salah satu daya tarik utama di ranah PC DIY.

Kompetisi modifikasi case PC sudah sering dilakukan di pameran-pameran teknologi ternama, Computex misalnya. Kali ini, perusahaan hardware dan perferal komputer asal Fremont, Corsair Components menggumumkan agenda untuk menggelar ajang serupa dengan skala terbesar di Indonesia. Mereka tentu tidak melakukannya sendirian. Corsair turut menggandeng para partner ternama seperti Asus, Nvidia, Seagate, serta Dremel; dan juga didukung oleh komunitas case modder Unimod.

“Kecenderungan memamerkan komponen PC telah jadi tren sejak beberapa tahun terakhir,” tutur Corsair. “Tidak cukup menikmati performa hardware yang dimiliki, ada kebanggaan tersendiri jika dapat menunjukkan isi dari PC kita. Para vendor pun menjawab tren ini dengan membuat komponen yang tidak cuma hebat dari sisi kinerja, tapi juga memiliki nilai estetika lebih – contohnya penggunaan RGB atau side panel dengan tempered glass.”

Corsair Casemod Competition Indonesia

Dinamai Corsair Casemod Competition Indonesia, sang produsen menyiapkannya sebagai wadah para modder lokal buat mengekspresikan kreativitas mereka dan memberikan ruang bagi ‘bibit-bibit’ berpotensi untuk tumbuh. Penyelanggara berharap di sana akan bermunculan inovasi serta ide-ide baru, baik dari aspek tema maupun teknis.

Saat ini tidak sulit lagi untuk menemukan komponen-komponen internal seperti motherboard, kartu grafis hingga RAM yang telah dibekali RGB. Uniknya lagi, sistem pencahayaan juga bisa disinkronkan sehingga menghasilkan pola warna secara seirama. Tetapi di turnamen seperti ini, mengandalkan kecantikan hardware saja tidaklah cukup. Modifikasi umumnya turut diterapkan pada bagian eksternal sehingga PC mereka jadi tidak ada duanya.

Corsair Casemod Competition Indonesia sudah dimulai dan akan berlangsung hingga akhir Maret nanti. Panitia telah menyiapkan hadiah senilai puluhan juta rupiah untuk tiga pemenang utama plus satu juara favorit. Dewan juri sendiri merupakan perwakilan dari tim Corsair Components Indonesia dan modder profesional dari Unimod. Proses penilaian dan voting rencananya akan dilakukan pada tanggal 1 sampai 7 April 2018.

Menurut saya, tak cuma mereka yang antusias terhadap hardware PC, event seperti ini sudah pasti mudah dinikmati oleh kalangan umum karena case-case custom unik para peserta yang nanti dipajang berpeluang mengubah lokasi turnamen jadi galeri seni.

Catatan: DailySocial adalah media partner dari Corsair Casemod Competition Indonesia.

Nvidia Siapkan GeForce GTX 1050 (Ti) Max-Q Untuk Laptop Ultra-thin?

Diumumkan di Computex 2017, Max-Q adalah arahan desain GPU yang memperkenankan produsen hardware membenamkan kartu grafis high-end ke laptop berukuran ramping. Pemanfaatan Max-Q kabarnya juga memungkinkan notebook bekerja lebih hening berkat penyesuaian pada sistem pendingin, tanpa mengorbankan performa terlalu jauh.

Setelah Asus ROG Zephyrus dengan GTX 1080-nya diperkenalkan, Max-Q juga mulai diusung oleh laptop-laptop berkartu grafis GTX 1070 dan 1060. Namun menurut laporan dari NotebookCheck, ada cukup besar kemungkinan sang perusahaan teknologi grafis asal Santa Clara itu punya agenda untuk menerapkan rancangan ini ke GPU kelas mainstream, yakni GTX 1050 Ti dan adiknya 1050.

Ada dua sumber informasi ini: pertama adalah pengakuan langsung dari Nvidia di ajang CES 2018, dan kedua ialah rincian di laman update display driver versi Linux (v384.111) yang menyebutkan dukungan buat GTX 1050 Ti Max-Q. Biasanya, Nvidia tidak melakukan pengungkapan besar atau menyebar rilis pers  dalam meresmikan produk kelas menengah, tapi kita bisa menerka beberapa hal.

Nvidia Max-Q 1

Seperti efek desain Max-Q di laptop-laptop dengan GPU GTX seri 1000 lainnya, boleh jadi kecepatan GTX 1050 dan GTX 1050 Ti akan dikurangi sekitar 10 hingga 15 persen demi memastikan temperatur dan suara sistem pendingin yang lebih rendah. NotebookCheck juga berasumsi bahwa GPU-GPU tersebut mempunyai TDP sebesar 34W sampai 46W, dengan maksud untuk dibenamkan ke unit-unit  ultra-thin.

Berdasarkan kabar dari Nvidia, Lenovo Yoga 720S merupakan salah satu varian yang mengusung 1050 Ti Max-Q, akan hadir ‘sebentar lagi’. Laptop ini tersedia dalam dua pilihan ukuran layar, yakni 14- dan 15-inci, lalu Lenovo juga menyiapkan opsi GPU GTX 1050 dan MX150. Khusus buat GTX 1050 Max-Q sendiri, kita boleh berasumsi kinerjanya berada di antara kedua model kartu grafis tersebut.

Lalu apa tujuan Nvidia memperkenalkan GeForce GTX 1050 dan GTX 1050 Ti dengan desain Max-Q? Ada kemungkinan, hal ini merupakan respons mereka atas disingkapnya Intel Kaby Lake G yang dipersenjatai chip grafis on-board AMD Radeon RX Vega M.

Sulit menebak seberapa efektif strategi yang diambil Nvidia ini demi mengimbangi kolaborasi Intel dan AMD. Kita juga belum tahu kemampuan Kaby Lake G dalam prakteknya. Meski chip intel itu mempunyai TDP lebih besar (65W), ada peluang ia tidak selalu unggul dari 1050 Ti Max-Q.

Sejauh ini Nvidia belum mengumumkan GeForce GTX 1050 dan 1050 Ti Max-Q secara resmi, dan belum diketahui kapan tepatnya mereka akan dirilis.

NVIDIA Tegaskan Keseriusan Masuki Dunia Auto, Luncurkan Rangkaian Hardware dan Software Pendukung “Artificial Intelligence”

NVIDIA tidak lagi hanya fokus di industri gaming. Setelah menjadi salah satu yang terdepan di industri senilai $100 miliar itu, NVIDIA memusatkan perhatian ke industri IT, khususnya Artificial Intelligence (bernilai $3 triliun), dan otomotif, khususnya autonomous vehicle (bernilai $10 triliun).

Di ajang CES 2018, Founder dan CEO NVIDIA Jensen Huang mengumumkan kehadiran perangkat hardware dan software terbaru, yang mendukung teknologi Artificial Intelligence, untuk mewujudkan implementasi mobil tanpa pengemudi (self driving). NVIDIA juga mengumumkan sejumlah kemitraan dengan perusahaan terkait di industri transportasi dan otomotif, termasuk VW dan Uber.

Huang mengatakan, “Kami telah membangun PC, laptop, konsol game, supercomputer, dan [kini] membangun sebuah komputer untuk kendaraan autonomous yang memiliki level kompleksitas yang belum pernah diketahui sebelumnya.”

DRIVE Xavier

Prosesor DRIVE Xavier menjadi “bintang” di acara yang dihadiri DailySocial secara langsung ini. Untuk mendukung pengembangan teknologi self driving, NVIDIA kembali ke dasar dengan membuat sebuah “otak” baru yang bisa dibilang fenomenal.

Sebagai buah riset selama 4 tahun dan menghabiskan dana $2 miliar, DRIVE Xavier adalah prosesor sampel yang mendukung skema mesin otonomi. Memiliki lebih dari 9 miliar transistor dan dikembangkan oleh lebih dari 2000 engineer, prosesor ini diklaim sebagai yang terkompleks yang pernah dibuat sejauh ini.

Huang mengungkapkan, “Kompleksitas autonomous driving, kompleksitas software untuk mobil masa depan sangat luar biasa. Itu dimulai dengan membangun tipe prosesor yang benar-benar baru yang kami sebut DRIVE Xavier, sebuah prosesor autonomous machine yang bisa melakukan deep learning, persepsi, memiliki kemampuan untuk melakukan parallel computing, computer vision, dan performa komputasi tinggi dengan level energi yang efisien.”

Disebutkan DRIVE Xavier dibangun dengan CPU custom 8-core, GPU Volta 512-core, akselerator deep learning terbaru, akselerator computer vision terbaru, dan menggunakan prosesor video 8K HDR. Menariknya, untuk menghasilkan 30 triliun operasi per detik hanya dibutuhkan konsumsi daya sebesar 30 watt. Nilai ini diklaim 15 kali lebih efisien untuk konsumsi energi ketimbang arsitektur generasi sebelumnya.

DRIVE Xavier akan mengotaki dua perangkat software terbaru NVIDIA, DRIVE IX dan AR. DRIVE IX adalah SDK untuk perangkat AI, sementara DRIVE AR adalah SDK untuk perangkat augmented reality. AR di sini akan membantu mengembangkan simulasi dunia nyata untuk pengembangan teknologi self driving, termasuk pengembangan informasi point of interest sepanjang perjalanan, penciptaan alert, dan navigasi yang lebih aman dan mudah.

Kemitraan dengan berbagai perusahaan

Di bulan Juli lalu, NVIDIA mengumumkan kemitraan dengan Baidu, kini mereka mengumumkan kemitraan dengan lebih banyak perusahaan transportasi dan otomotif untuk mendukung percepatan teknologi self driving. Secara total ada lebih dari 320 mitra, termasuk dengan Uber dan VW.

Huang mengatakan, “Di masa depan, setiap mobil akan bersifat self driving. Akan ada lebih dari 100 juta mobil dibuat setiap tahun, jutaan robotaxi, dan ratusan ribu truk. Semua akan bersifat autonomous. Di atas semua ini, yang akan mendefinisikan pengalaman mengemudi adalah AI.”

“Kami percaya bahwa AI dapat mendorong biaya per mil untuk kendaraan autonomous di level yang sama, atau bahkan lebih murah dari kendaraan biasa. Jika itu terjadi, kami percaya, AV [Autonomous Vehicle] dapat merevolusi layanan mobilitas.” tutupnya.

Nvidia Singkap BFGD, Layar Gaming 4K Raksasa 120Hz

Gamer PC diberikan keleluasaan untuk menikmati hobinya itu di berbagai tempat: permainan bisa diakses secara tradisional di atas meja, dalam perjalanan, atau dari ruang kelarga. Tapi begitu Anda mencicipi lezatnya bermain di refresh rate tinggi, kembali ke 60Hz mungkin membuat kepala jadi pusing. Sayangnya belum ada HDTV yang didesain khusus buat gaming.

Nvidia sudah lama berupaya memperluas pengalaman gaming PC ke seluruh penjuru rumah dan secara portable lewat Grid serta Shield. Dan di ajang CES kali ini, perusahaan teknologi grafis asal Santa Clara itu menyingkap perangkat yang tidak kalah unik: Big Format Gaming Display, disingkat BFGD, yaitu layar berukuran raksasa yang dispesialisasikan buat menangani permainan video, menjanjikan kualitas 4K mutakhir.

Bagi gamer veteran, penamaan produk ini sangat menarik karena segera mengingatkan kita pada BFG9000, senjata pamungkas di permainan Doom. Seperti senjata legendaris itu, Big Format Gaming Display mempunyai ukuran sangat besar, mencapai 65-inci. Nvidia juga tak lupa membubuhkan berbagai teknologi yang memastikannya layak jadi perangkat gaming, dari mulai HDR, refresh rate 120Hz, G-Sync, hingga menanamkan fungsi Nvidia Shield.

BFGD 2

BFGD kabarnya dikerjakan secara kolaboratif oleh Nvidia dan AU Optronics selama lebih dari dua tahun. Layar ini menyuguhkan resolusi 4K ‘sempurna’ 3440x1440p dengan tingkat kecerahan maksimal di 1000-nit, ditunjang teknologi Quantum Dot Enhancement Films, color gamut berkualitas sinema DCI-P3, dan HDR yang dioptimalkan untuk PC. Semua ini dimanfaatkan agar BFGD dapat merespons input dengan sigap, menyajikan gambar yang tajam dan jernih, bebas dari blur, tearing dan stuttering.

Lalu saat fitur HDR-nya diaktifkan, teknologi grafis Nvidia di dalam diklaim sanggup menghidangkan kualitas visual high-dynamic range yang super-cerah senyata aslinya. Dan seperti monitor gaming high-end, BFGD juga ditopang teknologi rendah latency sehingga gerakan di permainan tersuguh mulus.

BFGD 1

Ketika tidak sedang bermain game PC, Anda bisa menggunakan fitur Shield built-in di sana untuk menonton video 4K HDR. Shield siap mendukung konten dari Amazon, HBO, Hulu, Netflix, serta YouTube, serta mengakses game-game Android dan kompatibel ke sistem rumah pintar. Tak cuma itu, BFGD turut menyimpan teknologi GeForce Now, GameStream, dan memungkinkan kita melakukan input via Google Assistant.

Proses produksi sepertinya tidak dilakukan oleh Nvidia sendirian. Produk gelombang pertama kabarnya akan dipasok oleh sejumlah perusahaan teknologi terkenal semisal Acer, Asus dan HP.

Nvidia belum mengungkap kapan BFGD akan dirilis dan berapa harga harganya, tapi kita boleh berasumsi angkanya berada di atas HDTV 65-inci standar.

Sumber: GeForce.

Dibanderol $3.000, Nvidia Titan V Ialah Kartu Grafis Monster Untuk Pengembangan AI

Meski namanya tak bisa dilepaskan dari teknologi grafis, 2017 merupakan momen penting bagi Nvidia dalam memperluas bisnisnya ke ranah kecerdasan buatan. Di bulan Mei, perusahaan Santa Clara itu bekerja sama dengan Toyota dalam implementasi PX-series demi menunjang sistem driverless. Kemudian di bulan Agustus kemarin, mereka membuka pusat pengembangan AI di Universitas Binus.

Dan di konferensi Neural Information Processing Systems 2017 beberapa jam yang lalu, Nvidia resmi memperkenalkan Titan V. Titan V diklaim sebagai kartu grafis paling paling bertenaga di dunia, mengusung arsitektur Volta. Namun target pasarnya bukanlah gamer atau bahkan pengguna PC kelas antusias. Sesuai tema acara NIPS, Titan V dispesialisasikan ke segmen artificial intelligence serta untuk membantu proses simulasi ilmiah.

Data-data berupa angka terkati Titan V yang Nvidia pamerkan akan membuat Anda menganga: GPU menyimpan memori HBM2 sebesar 12GB dan 640 Tensor Core, mampu menghidangkan performa sebesar 110-teraFLOP (berdasarkan perhitungan mentah, kinerjanya 31 persen lebih tinggi dari Titan Xp). Selanjutnya, Titan V memiliki 21 miliar transistor dan CUDA core sebanyak 5.120-nya dioptimalkan untuk arsitektur Volta.

Nvidia Titan V 1

Base clock, boost clock dan kecepatan VRAM Titan V berada di bawah GTX 1080 Ti – masing-masing 1.200MHz, 1.455MHz dan 1.700MT/s. Clockspeed memori 1,7Gbps dan interface memori 3.072-bit di sana cukup baik untuk bandwidth 653-gigabyte per detik.

Nvidia Titan V 2

“Visi kami untuk Volta adalah mendorong batasan-batasan performa tinggi di ranah komputasi dan kecerdasan buatan,” kata CEO Nvidia Jensen Huang. “Kami berhasil memperoleh pencapaian baru ini berkat arsitektur anyar di prosesor, instruksi, format numerik, memori dan link prosesor. Dengan Titan V, kami memberikan kecanggihan Volta ke tangan para peneliti di seluruh dunia. Saya tidak sabar menyaksikan terobosan-terobosan yang akan mereka buat.”

Nvidia Titan V 3

Bersamaan dengan pengungkapan Titan V, perusahaan juga mempersilakan developer buat memanfaatkan software AI di Nvidia GPU Cloud, semua tersuguh gratis. Mereka bisa menggunakannya untuk pengembangkan kecerdasan buatan, mendalami deep learning serta high performance computing.

Wujud Titan V sendiri hampir menyerupai Titan Xp, termasuk pada posisi kipas, dengan case berdesain ala poligon. Bedanya, warna emas dipadu hitam mendominasi permukaan GPU Volta itu dan Anda bisa segera melihat branding ‘Titan V’ di sana.

Kabarnya, Nvidia Titan V sudah mulai dipasarkan pada hari ini. Kartu grafis monster tersebut dibanderol seharga US$ 3.000 atau sekitar Rp 40,6 juta.

Sumber: Nvidia.

Nvidia Mempersembahkan Kartu Grafis Monster Edisi Terbatas Star Wars Seharga $ 1.200

Setidaknya ada dua hal yang ditunggu para penggemar Star Wars di akhir tahun 2017: peluncuran game Star Wars Battlefront II minggu depan, dan waktu penayanganThe Last Jedi pada tanggal 15 Desember nanti. Aksesori, pakaian dan mainan Star Wars akan kembali diburu buat merayakan momen ini, namun para gamer hardcore mungkin sedang mencari sesuatu yang berbeda.

Jika kebetulan Anda sedang membangun PC atau berniat meng-upgrade komputer, Nvidia punya penawaran menarik. Belum lama, perusahaan teknologi grafis asal Santa Clara itu memperkenalkan edisi kolektor Nvidia Titan Xp, kartu grafis konsumen paling high-end mereka. Berbeda dari varian biasa, GPU tersebut dirancang dengan begitu istimewa agar mengusung tema Star Wars.

Nvidia Titan Xp Star Wars Collector’s Edition terdiri dari dua pilihan: versi Jedi Order dan Galactic Empire, demi memenuhi permintaan dua kubu fans. Salah satu aspek spesial di kartu grafis ini adalah arahan desainnya. GPU mangadopsi wujudlightsaber, dibekali warna case dan LED berbeda. Varian Jedi Order mempunyai tubuh kelabu dan LED hijau, sedangkan Galactic Empire memiliki casing hitam dan LED merah.

Nvidia Titan XP Star Wars 3

Nvidia Titan XP Star Wars 5

Varian Jedi Order dan Galactic Empire terlihat senada sekaligus kontras. Penampilan mereka bukan sekedar dibedakan oleh warna, tapi juga pada dimensi dan peletakan LED, serta logo (Jedi atau Imperial) di tengah fan. Selanjutnya branding ‘Titan X Collector’s Edition ada di sisi depan, dan ‘Star Wars’ berada di pelat belakang.

Nvidia Titan XP Star Wars 2

Nvidia Titan XP Star Wars 6

Performanya sendiri tak berbeda dari Nvidia Titan Xp standar. Titan Xp Star Wars Collector’s Edition menjanjikan peningkatan performa tiga kali lipat Titan X Maxwell, serta dukungan teknologi game terkini dan pengalaman VR ‘next-gen‘. Di dalam, GPU menyimpan 3.840-CUDA core, berlari di kecepatan 1,6GHz, mampu menghasilkan kinerja grafis 12-TFLOP (dua kali Xbox One X). Ia juga dipersenjatai memori GDDR5X 12GB, berjalan di kecepatan 11Gbps.

Nvidia Titan XP Star Wars 1

Nvidia Titan XP Star Wars 4

Titan Xp juga ditopang sistem pendingin berteknologi vapor chamber, dibubuhkan pada tubuh aluminium die-cast. Solusi ini tidak memakan banyak ruang sehingga produsen bisa lebih leluasa bermain-main dengan desain, serta membuatnya lebih efisien dalam membuang panas.

Uniknya lagi, Nvidia menawarkan kedua Titan Xp Star Wars Collector’s Edition di harga serupa versi standar, yaitu US$ 1.200. Namun satu konsumen hanya diperkenankan membeli satu unit saja. Gerbang pre-order sudah dibuka sejak kemarin, dan produk ini akan tersedia pada tanggal 14 November.

Nvidia Luncurkan GeForce GTX 1070 Ti

Seperti yang kita tahu, kartu grafis adalah komponen terpenting dari sebuah gaming PC. Mereka yang merakit PC-nya sendiri umumnya menyisakan budget terbesar hanya untuk kartu grafis, dan mereka sekarang punya alternatif tambahan jika memilih untuk bergabung dengan kubu hijau, alias Nvidia.

Adalah GeForce GTX 1070 Ti yang menjadi anggota terbaru lini kartu grafis besutan Nvidia yang menggunakan arsitektur Pascal. Dari penamaannya saja bisa kita lihat kalau model ini diposisikan tepat di tengah-tengah GTX 1080 dan GTX 1070.

Sama seperti GTX 1080 Ti yang merupakan versi lebih bertenaga dari GTX 1080, GTX 1070 Ti adalah versi lebih perkasa dari GTX 1070. Secara keseluruhan spesifikasinya (core clock, memory, bandwith) sama seperti GTX 1070, terkecuali jumlah CUDA core yang meningkat cukup drastis menjadi 2.432 core.

Nvidia GeForce GTX 1070 Ti

Penambahan jumlah core ini memungkinkan GTX 1070 Ti untuk menyuguhkan performa dua kali lipat lebih kencang ketimbang GTX 970. Dibandingkan GTX 1080, selisihnya juga semakin tipis: 2.432 lawan 2.560 core. Kendati demikian, GTX 1080 masih lebih unggul berkat memory GDDR5X yang lebih kencang, sedangkan GTX 1070 Ti masih menggunakan GDDR5 seperti adiknya.

Sama seperti GTX 1080 dan GTX 1070, kinerjanya dapat didongkrak lebih lagi dengan overclocking – atau dengan membeli garapan vendor yang factory-overclocked. VR gaming juga bukan masalah mengingat standar minimum yang ditetapkan Oculus Rift maupun HTC Vive adalah GTX 1060.

Nvidia bakal memasarkan GeForce GTX 1070 Ti mulai 2 November mendatang seharga $449, cuma $50 lebih mahal dari GTX 1070, tapi $100 lebih murah dari GTX 1080.

Sumber: Nvidia.