Berkenalan Dengan “Brand Awareness”, Cara Ampuh Raih Pengakuan Dari Pelanggan

Pernahkah kamu terpikir terhadap suatu brand saat mendengarkan tagline atau melihat logonya saja? Atau menyebut sebuah brand dengan menyebutkan nama brand lain? Seperti, menyebut pasta gigi dengan sebutan Odol, atau air mineral kemasan dengan sebutan Aqua. Jika benar, sepertinya kamu sudah aware dengan produk tersebut.

Aware atau sadar yaitu ketika kamu tahu dan ingat akan sesuatu. Hal ini juga berlaku pada sebuah brand, lho. Saat kamu bisa mengetahui sebuah brand hanya dari jingle atau logonya saja, berarti kamu sudah aware terhadap brand tersebut.

Perkembangan teknologi dapat memunculkan inovasi baru dan bisa diimplementasikan menjadi sebuah bisnis. Berdasarkan data yang dirilis oleh GEM Global Report, 100 juta bisnis diluncurkan setiap bulannya, artinya ada sekitar 11 ribu startup yang hadir setiap jam. Besarnya jumlah tersebut semakin menandakan sempit persaingan dan peluang bagi startup untuk tampil. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan bersaing untuk mendapatkan hati pelanggan dan calon pelanggan mereka. Salah satu caranya yaitu membuat calon pelanggan aware terhadap brand yang dimiliki.

Brand Awareness

Aware atau sadar terhadap sebuah brand disebutkan dalam istilah “Brand Awareness” atau kesadaran terhadap sebuah merek. Brand awareness merupakan kemampuan seorang pelanggan (atau calon pelanggan) untuk mengingat (recognize) atau mengenali (recall) suatu merek tertentu atau iklan tertentu secara spontan atau dipicu dari sebuah kata kunci. Misal, jingle, logo, atau tagline dari merek tersebut.

Brand awareness juga akan menunjukkan pengetahuan pelanggan terhadap eksistensi sebuah brand.

Brand Awareness sendiri memiliki beberapa tingkatan, mulai dari paling bawah (tidak menyadari brand) hingga tingkat tertinggi (Top of Mind). Adapun tingkatan aware terhadap sebuah merek, yaitu:

1. Unware of Brand (tidak menyadari brand)

Merupakan tingkatan paling bawah dimana pelanggan atau calon pelanggan tidak menyadari brand tersebut.

2. Brand Recognition (pengenalan brand)

Pada tingkatan ini, pelanggan dikenalkan dengan sebuah brand dan mulai menyadari setelah diberikan pemicu sebagai bantuan (aided recall).

3. Brand Recall (pengingatan kembali brand)

Tingkatan ini, pelanggan bisa mengingat sebuah brand tanpa bantuan (unaided recall).

4. Top of Mind (puncak pikiran)

Tingkatan ini merupakan tingkatan paling atas dalam brand awareness. Pelanggan akan selalu mengingat sebuah brand dan brand yang disebutkan pertama kali adalah brand yang selalu diingat dan merupakan brand utama yang ada di pikiran pelanggan.

Peran dan Manfaat Brand Awareness

Saat pelanggan sadar (aware) terhadap suatu brand maka pelanggan akan memunculkan rasa suka dan percaya. Pelanggan biasanya akan membeli atau menggunakan sebuah produk yang sudah akrab di telinga mereka.

Adapun manfaat dari meningkatkan Brand Awareness yaitu:

1. Pelanggan akan mengingat brand

Saat sebuah brand dapat mencapai brand awareness, maka pelanggan secara cepat akan mengetahui brand tersebut. Hanya melihat logo, warna, tagline, atau mendengarkan jingle brand tersebut.

2. Loyalitas pelanggan menjadi lebih tinggi

Saat sebuah brand sudah mencapai Top of Mind, maka pelanggan akan lebih memilih brand tersebut dibandingkan brand lain, sehingga pelanggan menjadi lebih loyal.

3. Brand Awareness lebih dari Word of Mouth

Promosi sebuah brand atau produk melalui word of mouth dapat meningkatkan penjualan sebuah produk, tetapi saat sebuah brand sudah mendapatkan brand awareness, maka akan lebih baik lagi. Saat brand tersebut sudah berada di Top of Mind, maka semua orang sudah mengenalnya. Jadi, perusahaan tidak perlu mengeluarkan effort yang lebih besar untuk promosi.

4. Efektivitas iklan menjadi lebih tinggi

Saat sebuah brand tersebut membuat produk baru atau membuat sebuah iklan, pelanggan akan aware. Karena brand tersebut sudah kuat dan mendapatkan hati para pelanggan, maka pelanggan akan menjadi tertarik akan produk yang diiklankan.

5. Sensitivitas harga menjadi lebih rendah

Saat sebuah brand sudah melekat di benak dan hati pelanggan, mereka dengan senang hati mengeluarkan budget untuk membeli produk dari brand tersebut. Mereka tidak akan memikirkan semahal apa produk tersebut. Sehingga, ini akan meningkatkan penjualan dari brand tersebut.

Brand Awareness dalam Bisnis Online

Selain penting bagi bisnis konvensional, brand awareness juga dibutuhkan dalam bisnis online, lho. Sebagai pelaku bisnis online, penggunaan internet menjadi salah satu cara efektif dalam meningkatkan brand awareness. Selain promosi melalui media sosial, pemanfaatan SEO bisa diterapkan.

Beberapa bisnis online membuka toko mereka di media sosial, seperti Instagram atau Facebook. Untuk menjangkau kesadaran orang akan toko tersebut, maka pemilik toko harus memperhatikan popularitas toko atau produk mereka.

Popularitas atau kepopuleran merupakan tolak ukur apakah sebuah produk atau toko dapat dikenali oleh banyak orang. Brand awareness dan popularitas produk atau toko saling berkaitan. Saat produk kamu sudah diketahui dan disadari oleh banyak orang, maka secara tidak langsung produk dan toko kamu akan populer dan banyak dibicarakan oleh orang-orang. Begitu juga, saat toko atau produk kamu sudah populer, maka orang-orang akan sadar akan brand kamu. Untuk menjadikan produk atau toko kamu populer bisa dengan meningkatkan brand awareness.

Cara Meningkatkan Brand Awareness

Terdapat beberapa cara untuk meningkatkan brand awareness, terutama pada bisnis online, diantaranya:

1. Membuat Storytelling

Pelanggan akan menyukai pemasaran produk dengan menggunakan storytelling. Orang-orang akan menyukai cerita yang menarik. Saat mendengar cerita menarik, orang akan menjadi penasaran dengan brand tersebut.

2. Memanfaatkan SEO

Dengan memanfaatkan SEO, konten yang dibuat oleh brand tersebut bisa mendapatkan peringkat tinggi di halaman hasil pencarian seperti di Google dan Bing. Jika kamu ingin produk kamu diketahui banyak orang, maka kamu bisa membuat konten yang diposting dengan memperhatikan kata kunci yang sering dicari.

3. Kerja sama sponsor

Menjadi sponsor suatu acara dapat membuat orang aware terhadap brand tersebut. Biasanya dalam suatu event, brand yang menjadi sponsor acara akan disebutkan terus menerus dan ditampilkan di spanduk, backdrop, poster, hingga after movie event. Strategi ini bisa menjadi salah satu strategi yang ampuh untuk meningkatkan brand awareness.

4. Social media branding

Brand bisa aktif dalam mempromosikan produk mereka melalui media sosial. Tetap memposting konten yang bersangkutan dengan produk bisa memberikan impresi kepada orang yang terpapar konten tersebut. Semakin sering dan teratur membuat postingan, maka kesadaran orang-orang akan brand tersebut menjadi semakin tinggi.

5. Penggunaan Influencer Marketing

Dari artikel DailySocial sebelumnya mengenai Mengenal Metode Pemasaran “Influencer Marketing”, disebutkan bahwa penggunaan influencer marketing efektif untuk meningkatkan brand awareness. Karena influencer merupakan trendsetter, maka orang-orang dan pengikut mereka akan tertarik terhadap produk yang dipromosikan. Tingkat kepercayaan para pengikut influencer tersebut memiliki nilai yang tinggi, sehingga mereka akan kenal dan bisa menjadi pelanggan brand tersebut.

Itulah penjelasan mengenai brand awareness, manfaat brand awareness, dan cara meningkatkan brand awareness. Berbagai cara dapat digunakan untuk membuat orang aware (sadar) akan produk dan brand yang kita miliki. Bagaimana dengan brand atau produk kamu? Sudah mendapatkan aware dari pelanggan kah?

***

Disclosure: Artikel ini ditulis oleh Masni Rahmawatti. S

Kesan Awal Mencicipi ColorOS 12 Beta Berbasis Android 12 di OPPO Reno6

OPPO mengumumkan sistem operasi ColorOS 12 terbaru berbasis Android 12 pada bulan September 2021 lalu di Tiongkok. OPPO kemudian mengungkap jadwal update untuk ColorOS 12 versi beta secara global pada Oktober dimulai dengan smartphone flagship Find X3 Pro.

Kalau Anda adalah pengguna perangkat Find X2, Find X2 Pro, Reno6 (versi 4G), Reno6 5G, Reno6 Pro 5G, Reno5, Reno5 Marvel Edition, dan Reno5 5G. Kalian juga telah mendapatkan kesempatan untuk mencoba lebih awal ColorOS 12 versi beta.

Untuk menginstall ColorOS 12 beta di smartphone caranya cukup mudah, buka settings dan pilih software update. Kemudian klik ikon pengaturan di pojok kanan atas, pilih menu trial version dan selanjutnya mendaftar sebagai beta tester.

Cukup masukkan nomor telepon atau alamat email, menyetujui persyaratannya, dan submit. Pengajuan akan ditinjau oleh sistem, kita perlu menunggu beberapa jam sampai notifikasi update muncul atau cek secara berkala di menu software update.

Saya telah menginstall ColorOS 12 beta di OPPO Reno6 4G. Berikut kesan awal saya setelah mencicipinya selama beberapa hari.

Antarmuka Baru

ColorOS 12 mengusung Infinite Design baru, dirancang dengan pertimbangan konsep mengurangi gangguan visual untuk menghadirkan pengalaman interaktif serta visual yang simpel dan nyaman. Dibuat dengan bahasa desain inklusif yang benar-benar adaptif dan dirancang untuk beroperasi dengan 67 bahasa.

Dari segi desain, antarmukanya memang tampak tidak berubah secara drastis, tetapi ada banyak penyesuaian dan perbaikan di sana-sini. OPPO memperbanyak ruang berwarna putih, meningkatkan kontras teks, dan membedakan corak warna untuk mengatasi padatnya informasi yang harus ditampilkan ke pengguna.

Desain yang lebih efisien ini berfokus pada hal-hal penting, pengguna dapat fokus pada hal-hal yang perlu dilakukan dengan lebih cepat, halus, dan mulus. Berkat Quantum Animation Engine 3.0, animasi yang disuguhkan menjadi lebih hidup dan OPPO mengoptimalkan lebih dari 300 animasi untuk memberikan pengalaman pengguna yang lebih natural.

Selain itu, OPPO mendesain ulang ikon aplikasi menggunakan materi baru untuk memberikan efek dimensi dan tekster yang lebih mendalam pada ikon. Panel notifikasi dan quick settings juta tak luput dari penyesuaian.

Fitur Always-on Display versi 2.0 juga lebih dapat disesuaikan, pengguna bisa menempatkan Omoji, teks, pola, warna, dan informasi unik lainnya. Omoji merupakan fitur baru lainnya, dengan algoritme advanced face capture yang menggunakan 77 titik di wajah dan lebih dari 200 elemen gaya untuk membuat refleksi pengguna secara real-time.

Namun kesan awal yang paling berkesan ketika menjajal ColorOS 12 beta di Reno6 adalah pengalaman multitasking yang telah ditingkatkan. OPPO mengganti nama FlexDrop menjadi floating window saja dan menghapus opsi mini window yang sebelumnya ada di ColoOS 11.

Selain bisa digeser dan kecilkan atau disembunyikan ke sisi kanan atau kiri layar, floating window yang baru kini bisa disesuaikan ukurannya, di ColorOS 11 hanya tersedia dalam dua ukuran. Multitasking dalam mode floating window maupun split screen bisa diakses lewat recent task dan smart sidebar.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

5 Fitur Tokopedia yang Bisa Dipakai untuk Memaksimalkan Lapak Jualan

Tokopedia di tahun 2021 lalu meluncurkan sejumlah inisiasi yang sengaja dipersiapkan untuk membantu daya saing UKM khususnya pelaku lokal. Beberapa di antaranya yang cukup mencolok adalah Kumpulan Toko Pilihan (KTP), Bersebelas #MelangkahBareng dan Tokopedia Fashion Week.

Perhatian serius Tokopedia terhadap perkembangan iklim usaha di tanah air juga dibarengi dengan dukungan solusi dari sisi teknologinya. Dalam rilis resmi yang diterima oleh Trikinet, Tokopedia membeberkan beberapa fitur di platform-nya yang dapat dioptimalkan oleh pelaku usaha dalam menjajakan produk.

Tombol ‘Balas’ Jalan Pintas Balas Pesan

tokopedia balas

Peningkatan kualitas layanan tentu jadi perhatian banyak pelaku usaha. Guna menjawab kebutuhan ini, Tokopedia menyediakan sebuah fitur Balas yang memungkinkan penjual membalas pesan yang muncul di notifikasi, tanpa membuka aplikasi Tokopedia.

Head of Engineering Tokopedia, Rico Harisin menjelaskan bahwa kecepatan membalas pesan menjadi salah satu parameter untuk mengukur skor performa toko penjual, “Semakin tinggi skor toko, penjual bisa mendapatkan lebih banyak keuntungan, seperti bonus eksklusif, akses mencoba fitur baru hingga kesempatan spesial mengikuti beragam kampanye supaya jualan semakin laris manis.”

Koneksi Hilang? Tidak Perlu Tulis Deskripsi Ulang

Aplikasi Tokopedia akan secara otomatis menyimpan informasi terakhir saat penjual menambahkan produk, seperti deskripsi atau foto produk yang ingin dijual. “Jadi jika ada kendala koneksi, penjual tidak perlu repot memasukkan informasi ulang,” kata Rico.

Cetak Label Pengiriman dari Genggaman Tangan

label tokopedia

“Penjual di Tokopedia juga bisa menggunakan fitur ‘Print Shipping Label’ untuk mencetak label alamat pengiriman langsung melalui aplikasi, tanpa harus membuka komputer,” tambah Rico.

Tutorial terkait label dan resi bisa Anda pelajari di artikel ini: Sudah Tahu Cara Cetak Resi Tokopedia? Yuk Ikuti Langkah-Langkahnya!

Perluas Wawasan Pasar

Dengan fitur ‘Wawasan Pasar’ di Tokopedia, penjual bisa mendapat berbagai informasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan bisnis. 

“Fitur ini memungkinkan penjual melihat kata kunci yang paling sering digunakan pembeli, produk terlaris, rekomendasi kategori sampai inspirasi tren produk sehingga dapat menghadirkan inovasi yang relevan dan strategi promosi yang lebih efektif serta efisien,” tambah Rico.

Gaet Makin Banyak Pembeli dengan Voucher Toko

Voucher Toko adalah sebuah fitur gratis dari Tokopedia dimana penjual dapat membuat promonya sendiri. “Dengan fitur ini, penjual bisa dengan bebas menentukan periode, anggaran dan jenis promo yang diinginkan supaya bisa menggaet lebih banyak pembeli,” jelas Rico.

Ketersediaan voucher diskon memang menjadi salah satu solusi yang cukup ampuh untuk menarik perhatian konsumen. Membuat voucher di Tokopedia juga cukup mudah, baca di sini untuk panduannya.

Tokopedia Paling Banyak Diakses

Bicara fitur, tentu ini menjadi salah satu bagian dalam strategi yang telah dicanangkan oleh platform guna memaksimalkan potensi industri ini. Misalnya, Shopee dan Lazada memberikan fitur games dan live streaming di platform masing-masing. Baik Shopee dan Lazada agresif menngenjot promo ‘tanggal cantik’ seperti 9.9, 10.10, mengikuti bentuk promosi 11.11 yang diperkenalkan oleh Alibaba.

Tokopedia juga bukan platform yang alergi dengan program promo. Tak berbeda dengan kompetitornya, Tokopedia punya berbagai penawaran promo, dari cashback, bebas ongkos kirim dan juga undian berhadiah. Kemudian demi kemudahan juga dikedepankan.

Menurut data SimilarWeb pada kuartal I 2021, Tokopedia menjadi platform marketplace yang paling banyak diakses di internet. Tokopedia tercatat memiliki jumlah kunjungan bulanan mencapai 126,4 juta dan unique visitor bulanan mencapai 38,93 juta.

Shopee mengejar di peringkat kedua dengan 117 juta kunjungan bulanan dan 35,74 juta unique visitor selama kuartal I 2021. Sementara itu, Bukalapak, Lazada dan Blibli secara berurutan mengisi peringkat 5 besar platform e-commerce di Indonesia.

Implementasi Chatbot Untuk Performa Layanan Pelanggan Lazada

Pada dasarnya, teknologi selalu berkembang mengakselerasi kehidupan manusia sehari-hari. Perkembangan teknologi yang cepat ini menjadikan manusia beradaptasi dengan segala inovasi yang ada. Sejarah mencatat, perkembangan teknologi selalu diikuti dengan revolusi industri yang memberikan dampak komprehensif baik bagi perekonomian maupun kehidupan bermasyarakat. Seperti yang kerap digaungkan oleh banyak pihak dengan istilah industri 4.0. Tidak dapat dipungkiri, dalam era industri 4.0, segala aspek pekerjaan telah terkomputasi satu dengan yang lainnya. Sehingga, berbagai macam inovasi teknologi terus bermunculan di era teknologi modern ini.

Perkembangan teknologi modern yang kini tengah hangat diadaptasi oleh industri yakni teknologi Artificial Intelligence (AI). Teknologi berbasis komputasi mesin dan kecerdasan buatan ini dianggap memiliki manfaat yang kaya tak hanya bagi industri, namun juga bagi masyarakat. Terlebih, zaman sekarang, masyarakat hidup dan tumbuh berdasar pada teknologi digital sebagai sistem operasinya. Atau secara sederhana disebut memanfaatkan teknologi digital.

Dari sisi industri, implementasi teknologi AI bisa ditemukan berbagai hal. Salah satunya untuk kebutuhan merespon pelanggan seperti yang belum lama ini dilakukan oleh Lazada. Implementasi teknologi AI di Lazada menjelaskan peran penting AI dalam layanan pelanggan dengan mengimplementasikan fitur chatbot. Chatbot merupakan program komputer yang mensimulasikan percakapan manusia melalui perintah suara, obrolan teks, atau keduanya. Biasanya dirancang untuk berinteraksi dengan manusia melalui beberapa platform.

Fitur chatbot di Lazada membantu mempercepat penyelesaian kontak atau pertanyaan yang masuk, terutama untuk pertanyaan-pertanyaan dari pembeli yang sifatnya rutin (FAQ). Chatbot juga tidak hanya berfokus pada layanan pembeli. Namun fitur chatbot di Lazada juga melayani sisi penjual. Diklaim, chatbot mampu mengeksplorasi kebutuhan penjual untuk menjawab inkuiri pelanggan secara cepat (di bawah 30 menit). Dan dapat dikatakan dengan lebih spesifik lagi, chatbot dapat meningkatkan response rate kepada pelanggan karena kecepatannya dalam menjawab dan mengurangi waktu tunggu.

Dalam keterangannya. teknologi AI yang diusung oleh Lazada mampu mengidentifikasi pola-pola acak dalam pertanyaan umum, seperti pelacakan paket dan pembayaran penjual. Produk teknologi tersebut diperkenalkan dalam 3 (tiga) lini yaitu; CLEO (Chatbot pembeli), ADA (Chatbot penjual), dan LISA (Chatbot Pesan Instan) untuk menjawab pertanyaan pelanggan dengan cepat dan efisien.

Dalam pengembangannya, teknologi berbasis kecerdasan buatan ini tetap membutuhkan pemahaman dan intuisi manusia. Lazada mengklaim, teknologi AI dalam chatbot “dilatih” oleh AI trainer yang diharuskan memiliki pemahaman mendalam terhadap tren dan kebiasaan penggunaan bahasa tulis, termasuk bahasa daerah, istilah, singkatan dan lain sebagainya. Hal itu ditujukan agar chatbot semakin mampu menyerupai komunikasi manusia.

Walaupun sudah menggunakan kecerdasan buatan, tapi chatbot masih perlu sentuhan manusia. Karena manusia masih menjadi aspek yang krusial dalam pengembangan teknologi AI – seperti yang juga dilakukan oleh Lazada.

Menariknya, pandangan tersebut juga bisa menyimpulkan bahwa kehadiran teknologi AI yang diadaptasi di industri mampu membuka peluang bagi lapangan pekerjaan baru, terutama bagi pekerja yang ingin berkiprah di ekosistem ekonomi digital. Salah satunya yaitu AI Trainer. AI Trainer menjadi salah satu kunci kesuksesan chatbot ini karena mereka harus bisa membentuk karakter kecerdasan buatan agar dapat memahami berbagai ragam gaya bahasa yang digunakan para pengguna. AI Trainer bertugas untuk melatih kecerdasan buatan agar dapat optimal dalam melakukan tugas.

Seorang AI Trainer bertugas menganalisa jawaban yang diberikan dan mengajari chatbot untuk mengenali bahasa yang beragam, dan memberikan jawaban yang solutif dengan bahasa yang mudah dipahami.

Performa AI dalam layanan konsumen diukur dari tingkat penyelesaian masalah atau Chatbot Resolve Rate (CRR), di mana saat ini CRR Lazada cukup tinggi, lebih tinggi dari angka rata-rata di industri.

Seperti yang dijanjikan, teknologi AI yang diadaptasi oleh Lazada semestinya mampu mengakselerasi Lazada dari segi bisnis, dan juga performa layanan pelanggan yang mungkin dapat menginspirasi bisnis serupa untuk implementasi teknologi AI. Anggapan tersebut bukan tanpa alasan, sebab, belum lama ini Lazada Indonesia resmi mengantongi penghargaan dari Asian Experience Award dalam kategori “Digital Experience” dan “Product Experience”. Penghargaan tersebut menunjukkan komitmen Lazada Indonesia dalam upaya membangun bisnis yang berkelanjutan di Indonesia, dengan menerapkan teknologi AI dalam layanan dukungan pelanggan.

Artikel ini didukung oleh Lazada Indonesia.

Carsome Umumkan Penutupan Pendanaan Seri E Senilai 4,1 Triliun Rupiah (UPDATED)

Pengembang platform car marketplace Carsome mengumumkan telah menutup putaran pendanaan seri E mereka senilai $290 juta 4,1 triliun Rupiah. Perolehan ini meningkatkan valuasi perusahaan menjadi sekitar $1,7 miliar, memantapkan mereka menjadi salah satu platform e-commerce otomotif terbesar di Asia Tenggara.

Putaran ini dipimpin sejumlah investor, meliputi Qatar Investment Authority (QIA), 65 Equity Partners, dan Seatown Private Capital Master Fund. Turut terlibat di dalamnya Mediatek, Sunway, Gokongwei Group, YTL Group, dan Taiwan Mobile. QIA sebelumnya juga dirumorkan memimpin putaran pendanaan terakhir yang digalang oleh Traveloka.

Carsome berencana menggunakan dana segar untuk mempercepat investasi pada sumber daya manusia, produk, teknologi, kemampuan data, infrastruktur, dan perluasan regional merek ritelnya “Carsome Certified” di seluruh pasar utama mereka di Malaysia, Indonesia, dan Thailand.

Sebelumnya pada September 2021 lalu Carsome mengumumkan telah mendapatkan pendanaan baru dalam putaran seri D2 senilai  $170 juta. Bersamaan dengan itu, perusahaan juga mengumumkan perolehan kredit (debt funding) senilai $30 juta untuk memperkuat bisnis pembiayaan mobil. Kala itu valuasi perusahaan terdongkrak menjadi $1,3 miliar.

Bisnis di Indonesia

Carsome hadir di Indonesia sejak 2017 dengan model bisnis consumer-to-business (C2B). Mereka membeli mobil bekas dari masyarakat, kemudian melelangnya ke diler-diler yang ada di jaringannya. Namun demikian, kini model bisnis mereka berkembang menjadi C2B2C, tidak hanya membeli, mereka kini turut menjual mobil bekas langsung ke konsumen.

Pendekatan yang dilakukan dengan online-to-offline, memadukan kapabilitas layanan berbasis web dengan gerai experience center yang tersebar di berbagai kota. Country Head Carsome Indonesia Delly Nugraha mengatakan, “Setelah mengembangkan bisnis ke segmen B2C, ternyata kita melihat peluang besar. Ke depannya, karena B2C merupakan segmen yang sangat retail, dalam upaya memperluas dan meningkatkan bisnis, kita akan mulai ekspansi ke daerah strategis.”

Pada pertengahan 2021 lalu, Carsome juga melakukan akuisisi saham mayoritas terhadap PT Universal Collection untuk memperluas bisnis di biang jasa lelang mobil dan motor. Sebagai hasil kesepakatan ini, Delly turut ditunjuk sebagai Presiden Direktur PT Universal Collection. Aksi korporasi ini memungkinkan Carsome untuk memperluas jangkauan jaringan, akses ke penyedia keuangan dan leasing, serta berpotensi memasuki pasar sepeda motor.

Kompetisi pasar

Kompetitor utama Carsome di pasar regional adalah Carro. Terakhir Carro mengumumkan pendanaan C pada pertengahan tahun 2021 senilai $360 juta dipimpin oleh SoftBank Vision Fund 2, diikuti sejumlah investor termasuk East Ventures. Dengan pendanaan terakhirnya, baik Carro ataupun Carsome sudah mencapai tonggak unicorn.

Strategi yang digulirkan pun identik sama, mengusung model C2B2C, Carro juga memiliki layanan Carro Automall untuk melangsungkan pendekatan O2O. Di Indonesia, sejumlah aksi strategis turut dilakukan Carro, termasuk melakukan akuisisi Jualo pada tahun 2020 dan masuk menjadi pemegang saham di Allo Bank pada awal 2022 ini.

Karena kedua pemain tersebut mengandalkan layanan web untuk menjangkau konsumen akhirnya, berikut ini perbandingan trafik situs kedua layanan untuk pasar di Indonesia:

Perbandingan trafik situs Carsome dan Carro di Indonesia / Similar Web

Di Indonesia sebenarnya juga ada pemain lainnya yakni OLX Autos (sebelumnya BeliMobilGue) yang kini sudah terintegrasi dengan layanan milik OLX. Fokus utamanya lebih ke pembelian mobil dari konsumen — kendati saat ini beberapa produk hasil inspeksinya juga mulai dijual melalui OLX dan kanal online marketplace lainnya.

*Update: Kami melakukan revisi atas kesalahan penulisan “Jualo” di artikel, sebelumnya “Jubelio”. Jualo diakuisisi Carro pada tahun 2020: simak beritanya di sini.

Bukan Sembarang TWS Gaming, JBL Quantum TWS Mengemas Fitur Dual Connection yang Cerdas

Saat mendengar frasa “TWS gaming“, yang tebersit di pikiran saya adalah TWS yang ditujukan untuk para gamer mobile, bukan gamer PC. Dalam konteks ini, definisi gaming itu umumnya diwakili oleh koneksi Bluetooth dengan latensi yang minim, sehingga pada akhirnya audio bisa berjalan sinkron dengan game yang sedang dimainkan (tidak delay).

Namun TWS terbaru dari JBL berikut ini menolak untuk dideskripsikan seperti itu. Ketimbang hanya menarget gamer mobile, perangkat bernama JBL Quantum TWS ini rupanya juga ingin mencuri perhatian kalangan gamer PC maupun konsol. Caranya adalah dengan memberikan opsi koneksi nirkabel ekstra via bantuan dongle USB-C (wireless 2,4 GHz).

Ya, TWS ini cukup unik karena dapat disambungkan ke PC atau konsol seperti headset gaming wireless pada umumnya. Di saat yang sama, ia turut mengemas koneksi Bluetooth seperti hampir semua TWS yang ada di pasaran — versi yang terbaru pula, yakni Bluetooth 5.2. Jadi kalau mau dipakai jalan-jalan di luar pun tidak masalah, apalagi mengingat fisiknya tahan air dengan sertifikasi IPX5.

Istimewanya lagi, dua jenis koneksi yang berbeda itu bisa aktif secara bersamaan. Jadi selagi terhubung ke PC atau konsol via dongle, perangkat juga dapat terhubung ke smartphone via Bluetooth. Alhasil, ketika ada panggilan telepon yang masuk, pengguna bisa langsung menerimanya tanpa perlu repot-repot berganti koneksi. Setelahnya, sesi gaming pun bisa langsung dilanjutkan karena koneksi perangkatnya memang tidak pernah terputus.

Kecanggihan JBL Quantum TWS tidak berhenti sampai di situ saja, sebab ia turut dilengkapi fitur active noise cancellation (ANC) yang adaptif, yang dapat berubah-ubah sendiri intensitasnya berdasarkan seberapa riuh kondisi di sekitar. Sebaliknya, ketika sedang berada di luar dan perlu mendengarkan suara-suara di sekitar, pengguna dapat mengaktifkan fitur ambient mode, yang juga bisa diatur intensitasnya.

Mengikuti tren terkini, JBL tidak lupa membekali Quantum TWS dengan dukungan teknologi spatial audio rancangannya sendiri. Dalam sekali charge, baterainya dipercaya bisa tahan sampai 8 jam pemakaian, sementara charging case-nya mampu mengisi ulang perangkat hingga sebanyak dua kali (total 24 jam).

Di Amerika Serikat, JBL Quantum TWS kabarnya akan dipasarkan mulai musim semi mendatang dengan harga $175. Sejauh ini masih belum ada informasi terkait ketersediaannya di pasar tanah air.

Sumber: JBL via What Hi-Fi.

POS Startup Olsera Bags 35.8 Billion Rupiah Seed Funding from Kejora-SBI Orbit Fund

The Point-of-sales (POS) platform, Olsera, announced a seed funding today (1/7) worth of $2.5 million or equivalent to 35.8 billion Rupiah from Kejora-SBI Orbit Fund — a joint managed fund between Kejora Capital (Indonesia) and SBI Holdings (Japan).

Using this fresh fund, Olsera will continue to strengthen its technology infrastructure, recruit more talent, and help digitize the MSME business players in more than 200 other cities in Indonesia.

Founded in 2014, Olsera is said to have served more than 10,000 MSMEs in 300 cities in Indonesia to digitize their business. The Olser’s POS solution is not only limited to recording transactions, users are also assisted with ERP features which include inventory management, accounting, marketing, personnel, services, and other functions.

“As fellow entrepreneurs, we understand very well that building and maintaining a business in this current situation is not an easy matter. Since 2015, we ourselves have continued to learn and focus on one thing, how Olsera can help other entrepreneurs to grow bigger by implementing technology to simplify business management,” Olsera’s Co-founder & CEO, Novendy Chen said.

Product variants as value proposition

In terms of developing POS services, Olsera directly competes with many players. Some of those are Moka, Qasir, majoo, Pawoon, Youtap, iSeller, and several others. Therefore, it is important for each player to focus on emphasizing its value proposition.

For Olsera, product innovation is the key to providing added value to its users. In 2020, the company launched the Zenwel service to make it easier for business players in the service sector to manage online reservations. Recently, they introduced the Olsera Store e-commerce enabler to help MSMEs manage online sales.

“During the pandemic, we observe some MSMEs are negatively affected by sales as they’re doing offline businesses. We launched Olsera Store for offline businesses can shift into online, therefore, they can continue run the business,” Olsera’s Co-founder & CTO, Ali Tjin said.

Ali continued, “At the same time, business players in the service sector suffer losses related to the implementation of social distancing. We wanted to help them, in order for Zenwel to grow. Specifically designed for the service business, Zenwel is equipped with calendar scheduling features, online reservations, CRM and loyalty programs to support their customer acquisition and retention.”

Tight competition in POS market

The global POS market size has reached $10.39 billion in 2021, projected to grow 9.5% from 2021 to 2028. This is indeed a very large market. In Indonesia alone, MSME ecosystem channels quite a big potential and becomes an important component in the national economy.

Kemenkop UKM data shows that around 64.2 million MSMEs have contributed to the country’s economy by 61.07 percent or Rp. 8,573.89 trillion. The government has set an ambitious target to bring 30 million MSMEs into the digital economy by 2024. As of September 2021, the Indonesian E-Commerce Association (idEA) recorder around 16.4 million (25%) had entered the digital ecosystem; almost doubled during the pandemic.

This potential encourages innovators to present the most relevant POS services, especially in the MSME segment. In our observation, some POS players have also received support from investors, even two of them have exited through acquisitions and IPOs, below is the list:

Platform Latest Funding Details
Moka AcquiredA  Acquired by Gojek at $130 million
Qasir Series A Undisclosed
Majoo Seed Funding Collecting $8,5 juta in total from two seed round
Pawoon Series A 30% shares acquired by DIVA
Youtap It’s a joint ventures of Salim Group and Youtap Global
iSeller Pre-Series B $8 million
Cashlez IPO The market cap has reached Rp354,92 billion
Olsera Seed Funding $2,5 million

Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian
Application Information Will Show Up Here

Netflix Dikabarkan Tengah Menggarap Serial Animasi Scott Pilgrim

Menyebut judul Scott Pilgrim mungkin akan mengingatkan kita ke film layar lebar tahun 2010 yang dibintangi oleh Michael Cera. Namun sebenarnya film ini merupakan adaptasi dari komik milik Bryan Lee O’Malley.

Sejak dari komiknya, Scott Pilgrim memang banyak mengambil pengaruh dari video game. Dan bahkan membuat Scott Pilgrim mendapatkan video game adaptasi bergaya beat-em-up setelah film layar lebarnya keluar.

Dua belas tahun setelahnya, kini di tahun 2022 Netflix dan Universal Content Productions mengabarkan bahwa mereka tengah mengembangkan serial animasinya. Kabar tersebut datang dari laporan eksklusif milik The Hollywood Reporter.

Image Credit: Ubisoft

Serial animasi ini nantinya akan dikerjakan oleh Studio Jepang Science SARU, yang sebelumnya mengerjakan animasi Devilman Crybaby untuk Netflix. Dua nama penting dari studio tersebut, Eunyoung Choi akan bertindak sebagai produser dan Abel Gongora akan menjadi direktur untuk serinya.

Sang kreator Bryan Lee O’Malley dipastikan untuk menjadi penulis sekaligus executive producer untuk seri ini. Bryan akan dibantu oleh BenDavid Grabinski, showrunner untuk seri Are You Afraid of the Dark milik Nickelodeon juga akan bertanggung jawab untuk keberlangsungan serial animasi ini nantinya.

Hal tersebut tentunya kabar baik karena keikutsertaan sang kreator dapat menjamin otentitas dan juga feel yang dibawa oleh serial animasinya. Terutama karena sejak dari komik originalnya, Scott Pilgrim memiliki visual design yang cukup eksentrik yang terinspirasi dari anime dan juga game retro.

Masuknya Scott Pilgrim ke dalam Netflix tentunya menambah daftar serial yang terinspirasi atau bertema game yang ada di dalamnya, sebut saja Black Mirror: Bandersnatch, The Witcher, Castlevania, Dota: Dragon’s Blood, dan juga Arcane.

Melihat bahwa judul-judul di atas mendapatkan sukses besar di Netflix, maka tidak menutup kemungkinan bahwa serial baru Scott Pilgrim ini nantinya juga akan menjadi kesuksesan lain bagi Netflix.

Sayangnya, detail mengenai serial animasi ini masih sangat minim dan kelihatannya masih berada di tahap yang masih sangat awal. Dan kemungkinan serial animasinya baru akan dirilis paling cepat pada 2023 mendatang.

Mencermati Tempat NFT Di Industri Musik

Tak lama setelah lulus kuliah, saya sudah bekerja di industri musik, terlibat dengan awal-awal layanan musik digital dalam bentuk ringtone dan ringbacktone (RBT). Petualangan pertama saya sebagai wiraswastawan, Ohdio.FM, adalah upaya memperkaya ekosistem musik. Bahkan perusahaan saya yang sekarang, KaryaKarsa, bermula dari menerapkan konsep direct-to-fans untuk musisi, walaupun kini KaryaKarsa bisa digunakan oleh kreator apapun. Jadi, karier saya sudah lama dekat dengan teknologi dan musik.

Salah satu topik paling ramai dibicarakan di tahun 2021 adalah NFT. Berbasis blockchain, NFT memberikan musisi alternatif dalam berpenghasilan dari kegiatan berkarya yang pada dasarnya mengurangi atau menghilangkan porsi pekerjaan (dan porsi bagi hasil) oleh penengah seperti distributor, bahkan label. Sehingga, NFT digadang-gadangkan sebagai teknologi yang akan pada akhirnya membawa kesejahteraan yang lebih merata pada produsen inti industri musik, yaitu musisi, karena musisi akan dapat mengatur sendiri harga dan royaltinya.

Namun, apakah prospeknya sesederhana itu?

2021 menjadi tahun yang cukup istimewa untuk gabungan musik + NFT. Dari 3BLAU sampai Audius, artikel ini cukup merangkum kejadian-kejadian menarik di ranah NFT musik. Dari tanah air, musisi Indonesia pun sudah mulai berkecimpung ke NFT; ada rilisan Aloysius Nitia menggunakan koin TEZ dan Alex Kuple merilis lagu NFT via Distrokid yang didistribusikan via Nifty Gateway (menggunakan ETH).

Secara umum, ketertarikan dunia ke NFT – lengkap dengan penolakannya – semakin meninggi sepanjang 2021. Jadi kalau dilihat secara anekdotal, potensi dampak teknologi NFT untuk industri musik, Indonesia maupun global, cukup besar.

Yang menarik dari NFT itu adalah bagian non-fungible, sehingga mendekatkan rilisan karya (misalnya musik) seperti yang sudah lama terjadi sebelum era internet dimulai, saat jumlah fisik sebuah karya itu terbatas (atau dibatasi).

Teknologi NFT memberikan verifikasi yang tak dapat dibantah soal kepemilikan terhadap sebuah aset digital dengan transparansi sampai ke transaksi awalnya, sebuah antitesis terhadap perbanyakan file digital tanpa batas dan tanpa rekam jejak jelas yang terjadi semenjak internet berdiri. Memang, filenya sendiri tetap dapat diperbanyak, tapi peneguhan hak akan karya tersebut tercatat di blockchain.

Keunggulan dari teknologi ini, digabungkan dengan semakin mudahnya memproduksi karya digital apapun dari komputer maupun HP, memberikan kendali dan kekuatan yang cukup besar kembali ke kreator seperti musisi.

Karena produksi toh sebenarnya bisa dilakukan sendiri semua, kini distribusi pun bisa dilakukan sendiri dengan bantuan situs-situs seperti Nifty Gateway atau Audius, tanpa harus adanya perusahaan rekaman maupun publisher (terlepas dari perlu atau tidak ya).

Nah, sebenarnya produksi dan distribusi mandiri, atau sering disebut indie, ini bukan sesuatu yang baru. Musisi sudah melakukan distribusi mandiri melalui situs seperti Bandcamp [atau KaryaKarsa], atau dibantu oleh layanan seperti Distrokid atua CDBaby.

Akan tetapi, untuk mengakses pendengar yang banyak, memang akhirnya akan berujung di layanan-layanan seperti Spotify dan Apple Music, yang model bisnisnya lebih menguntungkan siapapun label (atau agregator musik, seperti Believe) yang memiliki market share besar berdasarkan jumlah pendengar.

Perputaran uang music streaming belakangan ini bahkan didominasi oleh pemilik katalog lagu lama, yang notabene kebanyakan ada di para major label Universal Music, Sony Music Entertainment dan Warner Music.

Di sisi lain, kebanyakan pendengar musik masih enggan keluar uang jika yang ditawarkan “hanya” lagu. Dari pengamatan, konsumen musik – yang mau keluar uang – memilih untuk membayar untuk langganan layanan musik untuk mendapatkan lagu yang diinginkan, dan akan keluar uang lebih untuk hal-hal “unik” dari artis/musisi yang disukai, seperti merchandise, limited edition CD, dan sebagainya.

Preferensi konsumsi seperti ini, tentunya membuka lebar kemungkinan NFT musik menjadi salah satu cara fans seorang artis/musisi memberi dukungan.

Namun ada faktor lain yang sangat mempengaruhi kemungkinan seorang artis atau musisi mendapatkan penghasilan dari karyanya melalui merchandise sampai NFT, bahkan mendapatkan pemasukan lebih dari layanan music streaming. Faktor itu adalah basis pendengar atau fans.

Perlu diingat bahwa NFT dan merchandise, misalnya, adalah “barang jualan”. Kalau barang jualannya tidak ada potensi massa yang berminat membeli, akan menjadi masalah. Sehingga, pembentukan massa pendengar, penikmat dan fans ini tetap menjadi unsur penting dalam membangun karier seorang musisi komersial.

Di era sebelumnya, peranan membentuk massa pendengar ini banyak dilakukan oleh perusahaan rekaman. Mereka menemukan sebuah pola bisnis di mana mereka bisa benar-benar “mengorbitkan” seorang artis/musisi melalui usaha promosi yang gencar via media, memastikan lagunya terpasang cukup sering di TV dan radio, dan membentuk persepsi di media dan publik bahwa “lagunya enak dan artisnya keren”.

Di zaman media sosial ini, keadaan praktis berbalik saat seringkali artis sudah memiliki massa yang sudah terbangun sebelum melakukan perjanjian dengan perusahaan rekaman. Artis atau musisi yang sudah cukup sukses pun tidak tergantung pada pemasukan yang bisa dihasilkan via perusahaan rekaman, karena bisa “menyewakan” massa fansnya ke brand secara langsung dengan melakukan brand endorsement.

Dan kini, ada NFT.

Meskipun karier seorang artis atau musisi kini tidak melulu tergantung pada penjualan rekaman musik, komponen membangun massa ini tetap penting untuk memastikan ada yang membeli barang jualannya. Di sisi lain, industri NFT masih tergolong sangat spekulatif, seperti halnya cryptocurrencies yang digunakan untuk mencetak dan membelinya.

Meskipun saya yakin kolektor NFT memiliki keinginan tulus untuk mendukung kreator yang NFTnya mereka beli, tetap saja ada sisi spekulatif yang berharap nilai NFTnya akan mengalami apresiasi; ini bukan sesuatu yang buruk, karena hal yang sama juga terjadi di pasar seni yang lebih “tradisional” melalui seniman, kolektor dan galeri. Apresiasi terhadap seni tentu ada, namun spekulasi investasinya pastinya tetap ada. Ini realita yang perlu dihadapi saja.

Pada akhirnya, setidaknya buat saya, yang penting itu seberapa banyak seorang artis/musisi dapat menghasilkan uang untuk terus berkarya. Industri hiburan secara makro selama bertahun-tahun condong pada karya-karya yang dapat dijual ke massa yang besar, karena modal yang diperlukan untuk membuat karya tersebut – seperti film – juga besar, dipengaruhi juga oleh biaya yang diperlukan untuk pemasaran dan distribusi.

Dengan skala yang lebih kecil, dan pengeluaran biaya yang lebih rendah untuk pemasaran dan distribusi, harusnya ada tempat untuk kreator-kreator yang memiliki massa tak lebih dari 1000 followers sekalipun.

Untuk saya, NFT ataupun teknologi apapun yang akan datang untuk meramaikan pengalaman hiburan kita, hanya sebagian dari strategi atau produk yang perlu dipikirkan untuk karier berkarya yang berkesinambungan.


Disclosure: tulisan tamu ini dibuat oleh Ario Tamat. Ario adalah Co-Founder dan CEO Karyakarsa, platform apresiasi kreator Indonesia. Ia bisa dikontak di ario [at] karyakarsa [dot] com.

Pokémon Legends: Arceus Bawa Teaser Terbaru, Tunjukkan Detail Gameplay

Dengan waktu perilisan Pokémon Legends: Arceus yang tinggal menghitung hari, Nintendo kembali menghadirkan teaser terbaru. Ada beberapa hal yang ditunjukkan pada teaser berdurasi 6 menit tersebut.

Selain kegiatan utamanya yaitu menangkap Pokemon, ada banyak hal unik yang diberikan oleh Nintendo. Salah satu hal yang tidak ditemukan di judul game Pokemon lain adalah sistem Pokemon agresif yang terus mengejar Anda untuk waktu yang sangat lama.

https://legends.pokemon.com/assets/home/home_features_2.jpg
Sumber: Pokemon

Lokasi yang digunakan pada game Pokémon Legends: Arceus adalah Hisui, yang terinspirasi dari budaya Jepang tempo dulu. Habitat yang digambarkan pada regional Hisui cukup tenang dengan nuansa bukit, hamparan rumput, berbagai musim, hingga laut yang luas.

Anda juga bisa menangkap beberapa Pokemon eksklusif dari regional Hisui. Tentunya, ada beberapa proses yang harus dilalui untuk mendapatkan Pokemon, tidak lain yaitu mengalahkannya terlebih dahulu.

Pada teaser tersebut, Anda bisa langsung menyaksikan beberapa fitur-fitur unik dan NPC yang hadir di game tersebut. Untuk detail lebih lengkapnya Anda bisa langsung menyaksikan teaser di bawah ini.

Untuk video sendiri memang hanya tersedia dengan bahasa Jepang, namun fitur dan sistem yang diberikan bisa jelas dipahami. Karakter Anda akan mengawali kehadirannya di Hisui dengan bertemu pemimpin desa dan diminta mengoleksi Pokemon di sekitar regional tersebut.

Beberapa monster akan lebih mudah didapatkan dengan mengalahkannya terlebih dahulu, bahkan bisa meminta bantuan teman. Saat bertualang juga Anda bisa berkemah, membuka akses lokasi baru, dan mengendarai Pokemon untuk mengunjungi lokasi yang sulit diraih.

Namun untuk fitur membuat, membeli, dan menjual item tetap harus dilakukan di kota. Selain itu Anda juga bisa mengambil misi untuk mendapatkan hadiah serta item.

https://legends.pokemon.com/assets/home/home_features_3.jpg
Sumber: Pokemon

Tentu pada game Pokémon Legends: Arceus juga ada tipe Pokemon shiny. Meski begitu, menemukannya akan sangat sulit dan tentu saja akan ada monster agresif yang siap mengganggu petualangan Anda.

Meski begitu, sosok Arceus yang menjadi daya jual dari judul game kali ini belum menunjukkan perannya secara langsung.

Untuk waktu perilisan, Pokémon Legends: Arceus siap Anda mainkan pada 28 Januari mendatang di platform Nintendo Switch.