Cetak Pertumbuhan 3x Lipat, Mapan Terus Dorong Pemberdayaan Perempuan di Indonesia

Platform arisan digital Mapan merupakan perusahaan teknologi keuangan berbasis komunitas yang berfokus pada penyediaan akses dan kesempatan untuk kalangan masyarakat menengah ke bawah. Perusahaan sempat masuk ke dalam ekosistem Gojek hingga akhirnya diakuisisi penuh pada 2017.

Pada 2022 lalu, Mapan mengumumkan pendanaan seri A senilai $15 juta atau setara Rp223 miliar. Dana segar ini disebut akan digunakan untuk mengembangkan lebih lanjut layanan arisan digital melalui perluasan jangkauan produk dan bermitra dengan pemasok terbaik.

Dalam wawancara bersama DailySocial.id, CEO Mapan Ardelia Apti mengungkapkan pertumbuhan bisnis perusahaan yang dinilai cukup signifikan, “Pada periode 2021-2022, revenue kita meningkat 3x lipat secara Year on Year (YoY). Hal ini juga didukung oleh pertumbuhan jumlah pengguna baik dari sisi mitra usaha dan anggota arisan di platform Mapan.”

Hingga saat ini, Mapan berhasil menjangkau sekitar 250 ribu agen atau mitra dan melayani lebih dari 3 juta pengguna, tidak disebutkan berapa orang yang aktif dari angka tersebut.

Mereka melihat ada potensi yang sangat besar di sektor ini. Pihaknya menilai masyarakat masih memiliki isu dalam hal disiplin menabung. “Kami percaya digitalisasi arisan adalah solusi yang sustainable dalam collective saving. Kita juga mencanangkan untuk bisa menjangkau 10 juta rumah tangga dengan solusi ini di tahun 2026,” tambah Ardelia.

“Di samping itu, kita juga menambah jumlah SKU yang ditawarkan dengan metode arisan. Memperluas jangkauan ke beberapa daerah di Indonesia seperti Sumatra, Sulawesi, Kalimantan dan Nusa Tenggara. Hal ini yang mendorong revenue terus meningkat,” ujar Ardel, panggilan akrabnya.

Untuk SKU sendiri, Mapan melakukan riset tersendiri untuk mengetahui kebutuhan dari para anggota. Perusahaan juga memilih supplier yang cocok untuk target pasar. Saat ini, untuk supply, penyimpanan, serta pengiriman  dilaksanakan oleh partner, saat ini adalah Blibli.

Dorong pemberdayaan perempuan

Melalui berbagai layanannya, Mapan memberikan akses dan peluang bagi penggunanya untuk bisa lebih berdaya dan mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Saat ini terdapat empat produk utama di platform mapan, yaitu Mapan Arisan, Mapan Toko, Mapan Mart, dan Mapan Pulsa.

Mapan menargetkan pengguna dari kalangan perempuan yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga atau pemilik warung, ingin berkontribusi buat keluarganya sebagai Mitra Usaha Mapan atau MUMs. Mereka yang menjadi perpanjangan tangan layanan Mapan di lingkungannya dan mendistribusikan konsep arisan digital pada para anggotanya.

Salah satu kisah yang dibagikan oleh seorang MUM bernama Eka Uswatun yang sebelumnya pernah menjadi karyawan swasta namun memutuskan untuk fokus ke keluarga setelah menikah. Ketika pandemi, ia mengaku, “Mapan membantu saya untuk bertahan secara finansial dan akhirnya saya bisa membantu ekonomi keluarga saya.”

Selain itu, Eka juga aktif melakukan edukasi ke warga sekitar untuk bisa menjadi lebih berdaya, mandiri, dan produktif secara finansial lewat Mapan. “Persona yang ditargetkan adalah para perempuan yang bisa menjadi pionir dalam kelompok arisan ini serta membantu menyampaikan nilai dari platform ini.

Profilnya sendiri cukup beragam. Banyak MUMs yang Banyak di 30-40an. Ada yang punya bisnis reseller ada yang ini jadi bisnis pertamanya. Kebanyakan adalah sebagai pribadi, Mapan ini source utama. Kebanyakan housewives yang tidak memiliki penghasilan dan mapan bisa menjadi source of income melalui komisi.

“Selain menggencarkan digitalisasi arisan, kita juga punya tim community management di daerah-daerah utama kehadiran Mapan. Kami berusaha untuk tidak hanya melakukan empowering dalam hal berjualan dan menghasilkan pemasukan tetapi juga untuk pengayaan ilmu dan keterampilan yang dibutuhkan,” jelas Ardel.

Mapan juga mengoperasikan MapanTV yang berisi video dengan topik terkait women empowerment serta program-program yang ada di platformnya. Melalui kanal ini, mereka juga kerap menayangkan kelas pemberdayaan seperti kelas masak online. Selain itu, komunitas di Mapan juga secara rutin melakukan kopdar, termasuk menyelenggarakan event yang bukan hanya berisi informasi terkait mapan tetapi juga membahas kesadaran akan kesehatan fisik dan mental.

Dalam wawancara ini, Ardel turut membagikan pengalamannya sebagai seorang pemimpin perempuan dan sebagai pekerja pada umumnya. Ia mengungkapkan bahwa terkadang, tantangan yang dihadapi datang dari diri sendiri. Banyak kasus perempuan tidak bisa meningkatkan derajat hidupnya karna terhhalau limitasi yang ia buat sendiri.

Ardel ditunjuk menjadi CEO Mapan menggantikan Hendra Tjanaka pada Juni 2022 setelah menjalani masa transisi selama lima bulan. Ia merasa ini adalah kesempatan luar biasa untuk bekerja di sebuah perusahaan yang mengedepankan women empowerment. Sebelumnya, Ardelia bekerja sebagai Country Director di Element, Inc. dan konsultan di McKinsey & Company.

Sebagai CEO perempuan, Ardel mengaku tidak ada tantangan yang signifikan dari sisi penerimaan tim, “Lebih kepada membangun kepercayaan diri sendiri. Bagaimana aku menghadapi keraguan atas diriku sendiri. Salah satu caranya adalah dengan bersikap terbuka dan menerima kritik dan saran dari orang lain,” ungkapnya.

Menjadi seorang leader, satu hal yang penting adalah memiliki kedekatan dengan karakteristik audiens Mapan yang adalah perempuan. Itulah yang menjadi alasan perusahaan banyak melakukan riset, mengunjungi rumah MUMs, juga melakukan kopdar.

“Supaya kita bisa pastikan untuk menyediakan solusi dan layanan yang sesuai dengan target market yang adalah perempuan, sesuai nature dan karakteristik perempuan, kebutuhan perempuan dan opportunity yang cocok dilaksanakan perempuan. Arisan sendiri menurut aku sangat cocok. Kami lakukan digitalisasi dan ekspansi agar arisan ini bisa jadi sesuatu yang lebih impactful,” ujarnya.

Di Mapan, ia juga merasakan banyak keselarasan antara semangat tim dengan layanan yang disediakan untuk menjadi perusahaan yang relevan dengan misinya. karena banyak alignment antara spirit tim, layanan yang dilaksanakan, untuk menjadi perusahaan yang relevan dengan misinya. Hingga saat ini tim Mapan sudah berkembang menjadi sekitar 150 karyawan.

Tanggal 21 April lalu merupakan peringatan hari Kartini yang bertepatan dengan Lebaran Idul Fitri 2023. Salah satu poin yang ingin diangkat oleh Ardel adalah bahwa perempuan butuh lebih banyak representasi di level kepemimpinan untuk bisa membantu membangun kepercayaan diri. Satu hal penting adalah seberapa percaya kita pada kemampuan sendiri untuk bisa mencapai posisi yang kita inginkan.

Salah satu ungkapan favorit Ardel dari RA Kartini adalah “Kerja! Kerja! Kerja! Perjuangkan kebebasanmu! Baru kemudian kalau kau telah bebaskan dirimu sendiri dengan kerja, dapatlah kau menolong yang lain-lain!” Ia percaya bahwa kita harus bisa membebaskan diri dari batasan-batasan yang dibuat untuk diri sendiri dengan bekerja keras hingga mencapai aktualisasi diri. Hanya dengan membebaskan diri maka kita bisa membebaskan orang lain.

Application Information Will Show Up Here

Shinta Nurfauzia on Her Entrepreneurial Journey: Strong Work Ethic Take People Places

This article is a part of DailySocial’s Mastermind Series, featuring innovators and leaders in Indonesia’s tech industry sharing their stories and point of view.

Healthy consumer space is getting more crowded. According to Deloitte Consumer Insights, people have demonstrated an overall shift towards greater health consciousness. In the food category, healthiness and nutritional value come in as the biggest three considerations after price and taste. Lemonilo is one of the pioneers in this area.

Shinta Nurfauzia is one of Lemonilo’s co-founders. She believes that Indonesia has the opportunity and quality to become a better country. She completed her formal education in business law from the University of Indonesia and Harvard Law School. After quite some time working in the legal field, she ended up more excited with her side job as an entrepreneur.

During her education years as well as her working days, Shinta is a very passionate person. She started her first business early at 14 with The Pancake Co. and comeBAGtome. Her last job before Lemonilo was consulting for the Indonesian government while being a founder of the fashion brand Hood. When she was a lawyer, she was named the most promising Indonesian female lawyer back in 2012.

All of these achievements are not just come knocking at her door. She worked very hard for that. She sets a high standard, a strong work ethic, and a full dedication to everything that she worked for. She’s an inspiration to her surroundings, especially for women who still think that they are not good enough.

DailySocial had an opportunity to dig deeper into her journey as an entrepreneur and a woman in tech. Here’s the excerpt of our conversation.

Who is Shinta Nurfauzia before Lemonilo?

When Lemonilo was founded in 2016, I was a student, a lawyer, and a consultant. However, I’ve always had this entrepreneurship mindset. Philosophically speaking, I have a dream for Indonesia to become a better country. At that time, I was thinking that health is one way to achieve that goal. Why? Because in order to become a productive country, one should have a healthy population.

Therefore, I want to create something with this angle. Before Lemonilo, there was Konsula, a healthtech startup with a mission to improve health access for the Indonesian people. I learned a lot from co-founding Konsula before finally deciding to take another approach to contribute to the development of healthy consumer space in this country with Lemonilo.

What really inspires you to create Lemonilo?

Lemonilo started out as an e-commerce platform. We look for healthy food products, set the health standard, and market the product. At that time, healthy food products are not as mainstream as today. In the process, we found out that Indonesian people are very addicted to instant noodles yet also complain about the unhealthy side of it.

Based on this problem statement, we’d come to a solution that Indonesian people need healthy instant noodles intake. Despite all of the things that we are scared of a pack of instant noodles, we still need it. There is a giant need gap there. That is when we started to produce our own healthy instant noodles. Furthermore, we expand to several products, such as snacks and spices.

In terms of creating a product, there are a few steps. First, the ideation. As we are a data-driven company, all of our ideas come from data first as we’ve seen what the market needs. Then, we conduct some research to hear what people really say about the problem in order to create a solution. We have our internal product innovation team, involving seasoned technologists and scientists to do the whole production cycle. To date, we have around 300 employees.

You have an academic background in legal yet you manage to build a startup for healthy products, how do you see these two things related?

The basic output of being a student is having a work ethic and dedication. As a lawyer, these two things are non-negotiable. Aside from that, there is legal thinking. During my days working in the legal field, legal people have the capacity and comprehensive understanding of risk management. And it is essential for business.

Basically, they are very related in several layers. In terms of stress level, as a person working in the legal field or being an entrepreneur, I have my share of sleepless nights. We cannot escape our responsibility and it is overwhelming sometimes. Also, when it comes to legal, everything is a red alert. However, I encourage myself to put the maximum effort into both roles.

During your journey with Lemonilo, what was the biggest lesson learned from running a business in the tech industry?

For me, the biggest challenge as a founder is finding the right product market fit. You need to know your consumer better and do it right in order to pass this stage. Many startups are giving away free stuff and offering big sales just to attract consumers. However, when the price back to normal, not everyone would stay.

Also, many people saw these startups with revenues and a series of funding thinking that they are already found the product market fit. The fact is nothing can guarantee product market fit, it is a continuous journey. One of the elements of product market fit is the product is well-accepted and paid accordingly to the effort and original price. This is one of the biggest lessons I’ve learned from Konsula.

Lemonilo caters to quite a niche market. What makes you believe Lemonilo can be a sustainable business?

When you say ‘niche’, what kind of standard that you use? Is it niche to create a product that is also sold by a number of giant players? In 2016 when there are not many healthy products discovered, Lemonilo offers a niche product. Today, the fact that there are at least 4 big companies producing healthy instant noodles and claiming a similar concept with Lemonilo proves that we are doing something right.

In terms of growth, we are right on track. As the number one healthy player in Indonesia, according to Nielsen, Lemonilo has two responsibilities. First, to strengthen its position amongst massive competitors entering the healthy consumer space. Second, expanding the healthy consumer space itself.

I personally love competition. In fact, the more player the bigger the scene. Lemonilo also invites other brands to involve in this initiative. Because this is a group effort to create a healthier FMCG space, Lemonilo cannot do this alone.

How do you manage to keep the company stay in line with the mission?

In Lemonilo we have a culture called SBD. As a company, we have to serve others. Aside from generating income, we are here to create a better life for many people. In order to do what we aim to do, there is no blueprint. Therefore, we need to understand the FMCG market thoroughly.

We need to learn but at the same time, we need to unlearn to find the Lemonilo way. Therefore, we need to be free in Lemonilo way. Finally, we need to do what is right. Despite all the competition and the uncertainty, we need to keep our integrity tight to do what is right.

You are one of only a few well-known women leaders in this country. How do you see the tech industry treating women as a worker or women as a leader?

For the tech industry and any industry in general, WE CAN DO BETTER. For example, how many women founders have received funding from VC? It’s still a very small number. Lots of people still think that women are not as capable as men and that it is hard to trust women with money, while research found that women are likely better with responsibility. So, why are we scared to give women the chance?

A global research also showed that gender equality can boost economic growth and stability. I hereby speaking not only in the context of women in tech, but also in a general way. A small thing mentioned by Sheryl Sandberg in her book Lean In about why is it necessary for pregnant women to have special parking spots. Biologically, women and men are different, it will be unfair to justify only one standard.

In fact, lifting women does not necessarily mean stepping on men. I think women’s position in the tech industry is still not equal. Companies still have to look for a way to balance this. As we see it based on the economic value, there are monetary and opportunity losses in the imbalance.

As a woman entrepreneur, what would you say to the other woman out there trying to make it into the entrepreneur world?

First, you are not alone. Believe in yourself that as a woman–despite your environment–you can achieve great things. Second, in order to achieve your dream, make sure to find your tribe. In fact, who can understand women’s problems better than fellow women?

I’d like to share Najwa Shihab’s example of having a tribe. It is simply by creating a small support group of women where the only purpose is to flatter each other. It’s not at all fake, but in a world where things are difficult, it’s nice to have your support group.

UENA Raih Pendanaan Baru Dipimpin oleh East Ventures dan Trihill Capital

Startup F&B online hiperlokal UENA kembali meraih pendanaan baru, dipimpin oleh East Ventures dan Trihill Capital dengan nominal yang dirahasiakan. Putaran ini diklaim semakin memperkuat balance sheet UENA setelah memperoleh pendanaan tahap awal pada September lalu.

Disampaikan dalam keterangan resminya, UENA akan memanfaatkan pendanaan ini untuk mengembangkan lokasi guna meningkatkan jumlah pengguna dan pelanggan. UENA didirikan oleh Alvin Arief (CEO) dan Roy Yohanes (COO) dan meluncur pada Agustus 2022.

Co-Founder dan CEO Alvin Arief mengaku telah mendapat validasi dari pasar. Hal ini ditunjukkan dari mayoritas transaksi berasal dari pesanan berulang, dan pelanggan loyalnya meningkat setiap bulan. “Meski baru beroperasi kurang dari satu tahun, beberapa toko awal telah mencapai tahap break-even dan memiliki tingkat payback yang sehat,” tuturnya.

UENA telah membuka tujuh lokasi dapur di Jakarta dan telah melayani lebih dari 300 ribu porsi. Setiap lokasi dapur melayani radius hiperlokal 1-1,5km dan menangani pengantaran secara internal untuk meminimalisasi biaya dan waktu. Perusahaan mengaku tidak bergantung pada layanan pesan-antar ojek online karena lebih dari 80% pesanan datang secara langsung.

Nilai pasar makanan sehari-hari di Indonesia ditaksir sebesar US$90 miliar per tahun. Dalam segmen ini, hampir seluruhnya dilayani oleh pedagang kaki lima yang masih sangat terfregmentasi. Hal ini kerap menimbulkan kerugian bagi konsumen terutama dari sisi kualitas, konsistensi, dan harga.

UENA menawarkan layanan makanan berkualitas dengan harga yang terjangkau menggunakan format cloud kitchen. Konsep ini dinilai efisien serta memanfaatkan teknologi dan skala ekonomi untuk meningkatkan kualitas dan menekan harga pada saat yang bersamaan.

VP of Investments Trihill Capital V. Ian Sulaiman mengungkapkan bahwa mayoritas penduduk Indonesia merupakan kalangan menengah yang diperkirakan merepresentasikan 45% dari total populasi. Pada umumnya mereka menghadapi kesulitan dalam mendapatkan makanan yang berkualitas baik dengan harga terjangkau, terutama ketika dihadapkan dengan kondisi di lapangan dengan pilihan makanan yang kurang aman dan higienis.

“Kami mendukung upaya UENA untuk meningkatkan pilihan makanan sehari-hari dari sisi harga akses, dan kualitas untuk kalangan kelas menengah penduduk Indonesia,” ungkapnya.

Pendanaan food tech

Kemajuan teknologi saat ini telah menghadirkan banyak inovasi dalam dunia bisnis, termasuk di bidang F&B atau kuliner. Cloud kitchen merupakan salah satu tren yang marak digeluti oleh pelaku usaha kuliner. Konsepnya adalah mengoperasikan dapur yang berfokus ke layanan pengiriman makanan saja.

Selain menawarkan inovasi baru, layanan ini juga disebut dapat membantu pelaku UMKM dalam mengembangkan usaha kulinernya. Banyak investor yang juga sudah melirik startup yang bergerak di bidang F&B atau kuliner yang dapat juga dikategorikan sebagai foodtech.

Di tahun 2022, setidaknya terdapat lima startup foodtech yang menerima pendanaan dari investor ternama. Salah satunya adalah startup multi–brand Hangry yang mendapatkan pendanaan sebesar Rp316 miliar untuk menjalankan rencana ekspansi. Selain itu ada Mangkokku, bisnis F&B yang dikelola oleh anak Presiden Jokowi ini berhasil meraih pendanaan seri A Rp101 miliar.

Memasuki tahun 2023, startup F&B Haus juga berhasil merampungkan pendanaan seri B2 mereka seltelah mengantongi putaran seri B1 pada Juni 2022. Diluncurkan tahun 2018 lalu sebagai startup F&B di segmen produk new tea & boba, Haus! saat ini telah memiliki sekitar 229 toko dan akan menambah sekitar 1.300 toko baru

BRIK Konfirmasi Tutup Pendanaan Pra Seri A Senilai 168 Miliar Rupiah

Startup konstruksi BRIK telah menutup putaran pendanaan pra seri A dengan nominal sebesar $11,5 juta (sekitar 168 miliar Rupiah). Hal ini telah dikonfirmasi oleh manajemen perusahaan menyusul pemberitaan terakhir terkait penggalangan dana mereka pada Desember 2022 silam.

Kepada DailySocial.id, pihak BRIK menyebut investor terdahulu, seperti Accel dan AC Ventures, kembali berpartisipasi dalam putaran ini. Kemudian, B Capital, Alter Global, Living Lab Ventures, perusahaan konstruksi asal Singapura Woh Hup, salah satu konglomerat lokal, dan beberapa angel investor yang mayoritas berasal dari India, juga ikut berinvestasi.

Sebelumnya, BRIK telah menerima pendanaan tahap awal senilai $4 juta atau Rp59,5 miliar pada Juli 2022, dipimpin oleh AC Ventures dengan keterlibatan Accel, Infra.Market, Alto Partners, BizOnGo, dan sejumlah angel investor.

Dana segar ini akan digunakan untuk memperluas jangkauan bisnis dan menambah lini produk BRIK. Dalam upaya mengembangkan bisnisnya, BRIK juga diketahui berencana untuk mempekerjakan beberapa individu di Singapura, Indonesia, dan India untuk menyediaan produk beton, pracetak dan nonstruktural, agregat berkualitas tinggi, dan bahan kimia konstruksi.

Di samping itu, perusahaan juga mendorong inovasi teknologi untuk dapat menurunkan harga. Hingga saat ini, BRIK telah tersedia di pulau Jawa, Bali, dan Lampung.

Saat ini, BRIK memiliki empat produk unggulan, yaitu beton, cat interior dan waterproofing dari Singapura, bata merah dan hebel brik, juga lem, thinner dan admixtures. Perusahaan segera menambah lini produk baru, seperti kayu untuk konstruksi, dan meningkatkan nilai produk dengan menuju ke green innovation.

Solusi BRIK

BRIK didirikan pada 2022 oleh empat orang founder, dua di antaranya mantan VP SEA Invesment di Jardines dan salah satu co-founder di iDexpress. BRIK merupakan perusahaan agregator bahan baku B2B yang memiliki fokus dalam membangun rumah produk bahan konstruksi.

Dalam operasionalnya, perusahaan memanfaatkan teknologi untuk memecahkan masalah di sektor konstruksi seperti kurangnya transparansi harga, kualitas bahan konstruksi yang tidak sesuai, basis vendor yang terfragmentasi, dan logistik yang tidak efisien. Dengan sistem bisnis ini, BRIK telah melayani klien institusional (B2B) dan juga pelanggan ritel.

BRIK mengembangkan produk konstruksi sendiri dengan kualitas dan karakteristik yang sesuai dengan riset yang telah dilakukan tim. Lewat mekanisme cloud manufacturing, perusahaan merangkul rekanan pemasok bahan bangunan untuk membantu perusahaan memproduksi barang. BRIK memberikan jaminan penjualan lewat kanal yang dimiliki.

Beberapa startup yang menyasar segmen konstruksi di Indonesia sebut saja GoCement yang berupaya mengefisiensikan bisnis konstruksi. Selain itu, ada Proglix yang menghadirkan solusi terpadu penyediaan raw material untuk konsumen infrastruktur dan manufaktur.

Menurut riset GlobalData, ukuran pasar bisnis konstruksi di Indonesia telah mencapai $234,6 miliar atau setara Rp3,591 triliun pada 2021 lalu. Diproyeksikan sektor ini akan mendapati average annual growth rate (AAGR) lebih dari 4% dalam periode 2023-2026 mendatang. Pertumbuhan ini berkorelasi langsung dengan sejumlah metrik perekonomian, termasuk PDB nasional yang pada 2022 berhasil tumbuh 5,31%.

Platform “99 Virtual Race” Gencarkan Gaya Hidup Sehat Lewat Kegiatan Olahraga Kolektif

Indonesia merupakan negara terbaru yang disorot sebagai bagian dari Geography of Wellness. Menurut data GWI, ekonomi kebugaran Indonesia tumbuh dari $35 miliar pada tahun 2017 menjadi $36,4 miliar pada tahun 2020. Indonesia berada di peringkat ke-19 dari 218 negara yang diukur di seluruh dunia dan ke-7 dari 46 di wilayah Asia-Pasifik.

Di Indonesia, platform yang menggencarkan wellness atau gaya hidup sehat sudah banyak ditemui, seperti Doogether yang fokus pada fasilitas kebugaran, Fita besutan Telkomsel, dan Aigis yang menyajikan platform insurtech B2B dilengkapi fitur wellness. 

Satu lagi platform yang juga menawarkan gaya hidup sehat adalah 99 Virtual Race (99VR). Platform ini didirikan sejak Mei 2017 oleh tiga orang founder yang gemar berolahraga lari, yaitu Stevie Go, David Aryadi, dan Stanley Adrian. Sempat menjajal Event Organizer (EO) untuk kegiatan lari, tetapi hasilnya tidak sepadan setelah memperhitungkan banyak hal. Akhirnya, mereka menemukan platform aplikasi builder yang dapat menyalurkan visinya lewat virtual run.

Pada Februari 2017, mereka memulai cikal bakal 99VR dengan mendirikan CV Samala Digital Solution. 99VR dibangun secara bootstrap, masing-masing founder berinvestasi awal sebesar Rp3,5 juta per orang dengan total Rp10,5 juta yang digunakan untuk membeli akses app builder dan memaksimalkan segala fitur.

Co-Founder dan CEO 99VR Stevie Go mengungkapkan bahwa di masa awal pengembangan produk, kegiatan operasional dilakukan oleh ketiga Founders dengan 1 orang admin dan hanya memiliki 1 orang tim IT dari pihak aplikasi builder. “Turning point terjadi pada saat kami bertemu dengan Founder dan CEO COMPRO yang tertarik bergabung dan support dari sisi tech team,” ujarnya

Para pendiri sepakat untuk mengembangkan 99VR menjadi sebuah PT Samala Sehat Bahagia sejak akhir 2018 hingga sekarang dengan total tim sampai dengan Maret 2023 sebanyak 13 orang.

Hingga Desember 2022, 99VR telah menjangkau 163 ribu downloader, finisher di 25 negara, serta 214 events dimana 70% lebih dilakukan dengan klien dari beragam industri, diantaranya Nutrifood Indonesia, Bank Indonesia, BCA, Pertamina, Universitas Indonesia, Uniqlo, dan Harris Hotel Grup.

Di bulan Agustus 2017, 99VR berhasil menghasilkan 100 juta pertama dalam waktu 3 bulan. Selama satu tahun beroperasi, pihaknya mengantongi total pendapatan sebesar lebih dari Rp1 miliar. Pada 2021, 99VR mengklaim telah memperoleh total pendapatan sebesar Rp7,8 miliar.

Aplikasi 99VR

Dalam wawancara bersama DailySocial, Stevie melihat industri teknologi secara umum masih berpotensi berkembang mengingat saat ini banyak yang merasakan bagaimana teknologi memberikan kemudahan dalam aktivitas kita sehari-hari.

99VR memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan pengalaman pengguna, baik sejak flow pendaftaran sampai pembayaran. Penggunaan AI disebut membantu proses verifikasi data peserta, sedangkan machine learning dimanfaatkan untuk menghindari potensi kecurangan.

Di aplikasi 99VR, peserta bisa mendaftar event yang diinginkan. Saat periode dimulai, peserta bisa mulai lari dan submit untuk jarak yang diajukannya. Setelah menyelesaikan race, medali akan dikirimkan ke alamat masing-masing peserta. Tak hanya itu99VR juga menawarkan solusi pembuatan aplikasi dan desain bagi para perusahaan atau UMKM agar mempunyai alat untuk berjualan.

Perusahaan secara spesifik menargetkan generasi milenial dan gen X yang mulai sadar akan pentingnya kesehatan, tetapi tidak tahu harus memulai dari mana karena tidak ada motivasi. Saat ini, pengguna 99VR terdiri dari 70% pria dan 30% wanita yang tersebar di semua provinsi Indonesia dan 25 negara di dunia.

“Dengan beragam event dan challenge yang disuguhkan 99VR, mereka menjadi termotivasi dan berani memulai olahraga dan bergabung dengan event lari,” ungkap Stevie pada DailySocial.

Monetisasi dan kemitraan

Untuk monetisasi, 99VR mengambil fee pada layanan B2B dan pendaftaran peserta serta membership untuk B2C. Dari seluruh kegiatan yang diselenggarakan 99VR, saat ini lebih dari 220, sekitar 30% adalah event independen dengan rata-rata 4-5 (total B2B dan B2C) event baru setiap bulannya. 99VR melakukan penghematan dan efisiensi dari sisi opex dan berfokus pada bagian/divisi yang selama ini memberikan profit besar untuk perusahaan.

Stevie mengakui bahwa tantangan terberat justru memasuki tahun ke-6 di mana mereka harus sedikit melakukan pivot terkait perubahan kebiasaan pengguna yang akan lebih fokus lagi untuk B2B dan O2O dari sisi B2C. Ke depannya, 99VR akan mendorong misi olahraga sebagai gaya hidup sehat yang bisa dilakukan dari mana saja dan kapan saja.

“Itu sebabnya saat ini pun kami sedang mencari strategic partner untuk bisa mengembangkan produk-produk kami yang lain. Target kami bisa menembus satu juta pengguna dengan memiliki divisi atau bisnis unit baru untuk memperkuat ekosistem ini,” tegas Stevie.

Stevie juga mengungkapkan bahwa perusahaan saat ini tengah menggalang dana. “Saat ini kami berencana membuka kesempatan untuk menggandeng strategic partner dengan tujuan pengembangan produk 99VR agar rencana kami di 2023 bisa lebih cepat terwujud untuk memperluas atau menambah revenue stream baru,” ujarnya.

Dampak Efisiensi, GOTO Dapatkan Tren Kinerja Positif di Q1 2023

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) belum lama ini mengumumkan kinerja perusahaan pada kuartal pertama tahun 2023. Laporan ini menunjukkan bahwa strategi efisiensi yang digunakan perusahaan cukup efektif untuk menekan kerugian serta meningkatkan pertumbuhan EBITDA yang disesuaikan. Capaian ini tidak lepas dari kontribusi bisnis on-demand dan e-commerce.

Pada tanggal 31 Maret 2023 dan 31 Desember 2022, perseroan mencatat total akumulasi rugi masing-masing sebesar Rp122,3 triliun  dan Rp118,4 triliun. Secara spesifik, rugi bersih untuk periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2023 mencapai Rp3,9 triliun, angka ini menyusut 41% dibandingkan dengan Rp6,6 triliun pada periode yang sama tahun 2022.

Di awal tahun ini, Grup GOTO juga sempat menerbitkan panduan baru yang menyatakan fokus perseroan untuk mencapai EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal keempat 2023. Pada kuartal pertama ini, Grup GOTO berhasil meningkatkan EBITDA yang disesuaikan sebesar 67% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dan 49% dibandingkan kuartal sebelumnya.

Direktur Utama Grup GOTO Andre Soelistyo menegaskan bahwa perseroan telah berada pada pertengahan jalan menuju target EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal keempat dan terus melangkah menuju profitabilitas. Percepatan linimasa ini akan didorong oleh optimisasi pendapatan, manajemen biaya dan pertumbuhan produk dalam ekosistem.

Pada kuartal pertama 2023, perseroan terus mengoptimalkan monetisasi dan mengurangi biaya di seluruh organisasi. Pendapatan kotor tumbuh 14% YoY menjadi Rp6 triliun, sedangkan insentif dan biaya pemasaran produk turun sebesar Rp2,6 triliun atau 39% YoY. Marjin kontribusi grup berbalik positif sebesar 0,4% dari GTV3, meningkat 224 bps YoY mencapai Rp 636 miliar.

CFO Grup GOTO Jacky Lo mengungkapkan, “Peningkatan pertumbuhan pendapatan dan rasionalisasi insentif telah membuat marjin kontribusi Grup menjadi positif pada kuartal pertama — tonggak penting bagi perusahaan, karena kami berupaya mendorong profitabilitas dalam unit bisnis.”

Manajemen struktur biaya tetap yang ketat juga disinyalir mendorong hasil yang menguntungkan, secara signifikan mengurangi basis OpEx dan mengurangi pembakaran uang tunai. “Ke depannya, mempertahankan disiplin biaya merupakan inti dari strategi jangka panjang kami, karena basis biaya yang lebih rendah akan memberi kami fleksibilitas tambahan untuk mengalokasikan modal untuk percepatan pertumbuhan di masa depan.” ungkap Lo.

Kinerja positif ini diikuti harga saham GOTO yang perlahan mulai kembali menanjak setelah anjlok hingga di bawah Rp100 per saham.

Dampak efisiensi

Dalam laporan ini, perseroan juga mengaku telah mengimplementasikan tindakan untuk mengendalikan biaya grup secara ketat serta meningkatkan ketelitian  dalam memastikan bahwa setiap unit bisnis dalam ekosistem dapat memberikan kontribusi optimal. Di akhir tahun 2022 lalu, Grup GOTO mengumumkan PHK pada 12% atau sekitar 1300 orang karyawannya.

Secara periodik, perseroan disebut telah meninjau efisiensi organisasi dengan tujuan untuk mengonsolidasi sejumlah fungsi bisnis pendukung dan menurunkan skala bisnis non-inti. Selain itu juga terus menurunkan insentif dan membuatnya lebih terarah dengan berfokus kepada segmen konsumen yang berkualitas tinggi.

Pada saat yang bersamaan, Grup GOTO juga berupaya mendorong inovasi produk untuk memberikan nilai tambahan kepada para pelanggannya. Sebagai contoh, dengan meningkatkan teknologi pemasaran untuk mengarahkan pedagang kepada segmen konsumen yang lebih relevan.

Sebagai tambahan, Grup GOTO juga menawarkan produk pembiayaan yang memberikan penyertaan finansial kepada pelanggan yang tidak memiliki akses kredit. Layanan-layanan tersebut memungkinkan perseroan untuk meningkatkan produktivitas dan menumbuhkan monetisasi.

Total pendapatan bersih Grup GOTO yang terkonsolidasi dari segmen operasional mencapai Rp1,49 triliun. Empat segmen yang memiliki kontribusi paling besar adalah bisnis on demand, e-commerce, logistik dan teknologi finansial.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Peran Digitalisasi Terhadap Peningkatan Bisnis Pasar Tradisional

Setelah tahun lalu berhasil meluncurkan laporan bertajuk “Indonesia Online Groceries Report 2022”, Titipku kembali menghadirkan riset lanjutan dengan tema besar “Digitalisasi Pasar Tradisional di Indonesia”. Jika sebelumnya mereka fokus mengupas seluk beluk online grocery dan potensinya, riset terbaru ini memaparkan peran teknologi dalam mendisrupsi pasar tradisional di Indonesia.

Dikutip dari Katadata, Laporan Direktori Pasar dan Pusat Perdagangan 2020 mencatat sekitar 16.235 pasar tradisional yang tersebar di seluruh Indonesia. Angka terbanyak disumbang oleh Pulau Jawa dengan 5.949 unit. Kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebanyak 4.896 unit dan Sulawesi 2.165 unit. Maluku dan Papua memiliki jumlah pasar rakyat paling sedikit sebanyak 453 unit.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019 juga menunjukkan bahwa pasar tradisional masih menjadi pusat perdagangan terbesar di Indonesia (89%) dibandingkan dengan jumlah pusat perbelanjaan (3,7%) dan supermarket (7,3%). Angka ini menunjukkan bahwa pasar tradisional masih sangat diminati oleh masyarakat Indonesia. Salah satunya karena harga produk yang terjangkau.

Tingginya sebaran pasar tradisional di Indonesia menunjukkan besarnya potensi yang dimiliki. Sebuah survei yang dilakukan oleh Nielsen pada Juni 2020 menyebutkan bahwa 58% orang lebih memilih berbelanja di pasar tradisional, bahkan ketika pandemi. Di tahun 2021, penjualan grosir di Indonesia mencapai $71,64 miliar, 53,59% dari total penjualan berasal dari pasar tradisional.

Meskipun menyimpan potensi yang sangat besar, masih ada beberapa masalah yang kerap dihadapi oleh para pedagang di pasar tradisional. Tiga hal utama yang menjadi perhatian adalah rantai pasok, kondisi pasar, dan modal/kapital. Berikut adalah beberapa fakta yang mendukung pernyataan ini.

Dari sisi rantai pasok, contohnya, mahalnya harga daging akibat rantai distribusi yang panjang membuat konsumen mencari produk alternatif lain. Hal ini mengancam keberlangsungan bisnis pedagang daging sapi. Di samping itu, kenaikan harga BBM pada September 2022 juga berpotensi menaikkan harga bahan pokok, menyusul kenaikan harga barang-barang dari petani ke pedagang.

Subsidi transportasi dari pemerintah juga dinilai tidak efektif oleh Direktur Eksekutif Pusat Studi Ekonomi dan Hukum (Celios), Bhima Yudhistira. Pasalnya, terdapat banyak titik distribusi dalam rantai pasok, mulai dari petani, distributor besar, pengecer, hingga konsumen. Bhima mempertanyakan pada titik mana subsidi transportasi akan diterapkan.

Terkait kondisi pasar, Katadata juga menyebutkan bahwa dari 16.235 pasar di Indonesia pada 2020, sekitar 13,9% atau 2.256 unit pasar belum pernah direnovasi sejak beroperasi. Selain itu, terdapat 218 pasar tradisional yang tidak pernah direnovasi meski telah beroperasi lebih dari 30 tahun. Hal ini cukup mempengaruhi minat pembeli dan pedagang di pasar tradisional.

Mengenai modal usaha, Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia Ikhsan Ingrabuh, mengatakan bahwa program pemerintah untuk menurunkan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari 7% menjadi 6% sudah baik, namun kebijakan ini dianggap kurang efektif tanpa akses yang mudah bagi pemilik UMKM, mereka lebih suka fintech dengan minat tinggi tetapi akses mudah.

Presentase pasar yang telah mendapat bantuan modal dan pembinaan. Sumber: Data BPS

“Pedagang punya modal terbatas. Hari ini jualan, uang yang dihasilkan hanya untuk diputar esok hari. Sementara akses ke bank sulit tanpa laporan keuangan atau jaminan. Di sinilah peran Titipku sebagai perusahaan yang fokus pada digitalisasi pasar dalam menjembatani kebutuhan para pedagang pasar dengan pembiayaan/modal,” ujar Co-Founder dan CEO Titipku Henri Suhardja.

Inovasi dari sisi teknologi

Bhima Yudhistira menyatakan ekosistem digital bagi UMKM dan pasar ini dapat menjadi solusi dalam menyelesaikan permasalahan rantai pasok yang sudah terlalu lama. Digitalisasi juga diyakini dapat membantu pedagang mendapat akses yang lebih mudah terhadap modal usaha dan mengurangi tingkat volatilitas harga produk.

Di samping itu, inovasi di bidang teknologi juga bisa membantu pedagang pasar tradisional untuk memperluas jangkauan bisnis serta meningkatkan kompetisi dalam industri. Teknologi juga bisa menyederhanakan proses transaksi dan menghemat biaya. Hal ini sekaligus menghadirkan pengalaman baru yang ditawarkan pada para pembeli.

“Dengan UMKM masuk ke online/marketplace, UMKM bisa mendapatkan kesempatan untuk masuk ke pasar baru. Artinya UMKM akan dikenal lebih luas dan mendapatkan kesempatan dikenal oleh calon customer yang baru, yang berpotensi menjadi pelanggan. Dengan demikian, UMKM tidak hanya bergantung ke pelanggan lama saja, tapi punya pelanggan baru,” ungkap Henri.

Inklusi keuangan digital juga memungkinkan UMKM dan pedagang pasar untuk mengoptimalkan pengembangan bisnis mereka. Hal ini disebabkan inklusi keuangan dan penerapan solusi digital yang tepat mendorong UMKM dan pasar menjalankan bisnis secara lebih efektif dan efisien. Hal ini memungkinkan para pedagang untuk meningkatkan kapasitas produksi, memperluas pasar, dan bahkan mendapatkan akses ke kredit yang lebih besar.

Titipku memiliki model bisnis B2B yang sejalan dengan manfaat digitalisasi, yaitu membantu pasokan barang pedagang dan memberikan bantuan permodalan untuk mengaksesnya. Pedagang dapat mengambil barangnya melalui Titipku. Barang-barang tersebut tidak dikenakan ongkos kirim sehingga harga jual lebih stabil dan terjangkau kepada pelanggan.

Adanya riwayat transaksi di aplikasi juga memudahkan pedagang untuk dokumentasi usaha sehingga dapat lebih mudah dalam mengajukan bantuan permodalan. Titipku mereferensikan merchant yang memenuhi syarat untuk dukungan modal dari bank. Titipku bekerja sama dengan Nobu Bank dalam program ini.

Beberapa solusi yang ditawarkan oleh Titipku

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki juga mengatakan bahwa beberapa sektor digital di Indonesia tengah berkembang pesat seperti e-commerce, edutech, property-tech, ride-hailing, dan health-tech. Pada 2030, nilai transaksi digital di Indonesia diperkirakan mencapai Rp160,4 triliun per platform, Rp575 triliun, Rp202,4 triliun, Rp401 triliun, dan Rp471,6 triliun.

Diproyeksikan nilai transaksi ekonomi digital akan tumbuh menjadi Rp 4.531 triliun pada tahun 2030 dengan dominasi sektor e-commerce. Untuk itu, digitalisasi UMKM akan semakin strategis. Sedangkan pada 2025 Google memproyeksikan nilai ekonomi digital Indonesia mencapai USD 146 miliar, dan ini menurut Ketua MPR Bambang Soesatyo juga harus dinikmati oleh UMKM.

Di Indonesia sendiri, sudah ada beberapa platform digital yang dapat membantu para pedagan di pasar tradisional untuk mengembangkan bisnis mereka. Selain Titipku, di ranah B2B ada Ula dan GudangAda. Di ranah B2C juga ada pasar.id, Tumbasin, Teman Pasar dan Tukang Sayur.

Aplikasi digital untuk pedagang pasar di Indonesia. Sumber: Riset Digitalisasi Pasar Tradisional di Indonesia oleh Titipku
Application Information Will Show Up Here

Industri Kripto Bertumbuh Pesat, Hasilkan Pajak 246,45 Miliar Rupiah

Kesadaran pemerintah akan pesatnya pertumbuhan industri kripto di Indonesia telah mendorong kebijakan pengenaan pajak atas transaksi kripto. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 68/PMK.03/2022 tentang PPN PPh, pemerintah memandang aset kripto sebagai komoditas yang memenuhi kriteria sebagai objek PPN. Ketentuan ini mulai berlaku pada 1 Mei 2022.

Berdasarkan Final Publikasi APBN KiTa Edisi Januari 2023, pajak atas transaksi Kripto jika merujuk pada PMK 68/2022 Pasal 19, dikenakan PPh Pasal 22 kepada Penjual aset Kripto, Penyelenggara PMSE, dan Penambang Aset Kripto (miner). Sedangkan subjek PPN Kripto atau yang dikenakan PPN atas transaksi aset Kripto adalah Pembeli aset Kripto dan Penjual aset Kripto.

Bila dijabarkan per jenis pajaknya, Pajak Kripto merupakan hasil dari penerimaan PPh Pasal 22 atas Transaksi Aset Kripto melalui Penyelenggara PMSE DN, serta penyetoran sendiri PPN DN atas Pemungutan oleh Non-Bendaharawan.

Sumber: Final Publikasi APBN KiTa Edisi Januari 2023

Belum lama ini, Wakil Menteri Perdagangan Indonesia Jerry Sambuaga mengungkapkan bahwa akumulasi pajak kripto per Desember 2022 mencapai Rp246,45 miliar. Dengan rincian, total perolehan pajak PPh sebesar Rp117,44 miliar dan PPN sebesar Rp129,01 miliar.

Angka tersebut mewakili 53,55% dari total pajak atas transaksi kripto dan pajak Fintech P2P Lending yang bernilai Rp456,49 miliar. “Kontribusi  transaksi kripto kepada negara, dibandingkan negara lain, seperti Korea Selatan dan India, kita termasuk yang proporsional,” tambahnya.

Chairwoman Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I) Asih Karnengsih turut menyampaikan, “Walaupun pajak kripto baru diterapkan pada 1 Mei 2022, sudah dapat meraih  angka Rp246,45 pada Bulan Desember 2022. Asosiasi Blockchain Indonesia beserta pemain Kripto lainnya percaya bahwa pengembangan sektor kripto akan terus tumbuh seiring dengan perkembangan regulasi dan minat masyarakat.”

Penggunaan token kripto di Indonesia

Memasuki tahun 2022, pasar kripto disebut tengah mengalami masa bear market. Mengacu pada situs Investopedia, bear market adalah kondisi di mana nilai cryptocurrency telah turun setidaknya 20% dan terus turun. Contohnya ketika terjadi crash cryptocurrency di tahun 2017 lalu, investor melihat Bitcoin turun dari US$20 ribu menjadi US$3.200 dalam beberapa hari.

Kondisi ini juga berdampak pada jumlah transaksi kripto di Indonesia yang mengalami penurunan dan hanya bernilai Rp266,9 triliun. Angka ini menurun 68,9% dari tahun sebelumnya di angka Rp858,76 triliun. Terkait hal ini, Jerry mengungkapkan, “Kontribusi transaksi kripto kepada negara, dibandingkan negara lain, seperti Korea Selatan dan India, kita termasuk yang proporsional.”

Meskipun demikian, pengguna platform kripto yang telah melewati tahapan know your customer (KYC) disebut meningkat menjadi 16,3juta pengguna. Faktanya, jumlah pengguna kripto di negara ini terus bertambah, yang tadinya hanya 11,2 juta pengguna di tahun 2021, meningkat sebesar 48,7% pada November 2022 di angka 16,55 juta pengguna.

Di samping itu, Jerry juga melihat adanya potensi ekspor pada token yang diterbitkan proyek lokal. Ia menyebutkan ada 10 token lokal dari 383 token yang telah disetujui Bappebti. Token lokal yang dimaksud, antara lain Toko Token (TKO), LDX Token, Zipmex Token (ZMT), NanoByte (NBT), TadPole (TAD), ASIX Token (ASIX), Leslar, Pintu (PTU), Vexanium (VEX), dan Tokenomy (TEN).

Menurut Jerry, konsep aset kripto dan blockchain akan memberikan pengaruh luas dan mengubah pola pengaturan ekonomi perdagangan menjadi berbasis otoritas pasar dan komunitas. Salah satu yang menjadi perhatian adalah diperlukan kehadiran sebuah lembaga yang mengatur dan mengawasi industri kripto terkait perlindungan konsumennya.

Asih menambahkan, “Kami belum lama ini juga telah melakukan audiensi dengan OJK dan turut menyampaikan potensi dari pembentukan Bursa Kripto yang dapat membantu pengawasan perdagangan dan inovasi aset kripto kedepannya. Kami harap untuk kedepannya, peresmian Bursa Kripto ini dapat membantu industri Kripto di Indonesia serta pengembangan teknologi Blockchain secara keseluruhan.”

Kemendag dan Bappebti juga disebut segera merealisasikan hal tersebut adalah dengan menyegerakan peluncuran bursa kripto yang ditargetkan segera rilis sebelum Juni 2023. Bursa Kripto Indonesia akan berperan sebagai “pengatur” dalam industri kripto dengan tujuan untuk mencegah pihak-pihak tertentu dalam melakukan monopoli pasar.

Lanskap industri Web3 di Indonesia. Sumber: Indonesia Cypto Outlook 2022

Laporan “Indonesia Web3 Landscape dan Crypto Outlook 2022” yang dirilis Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I) dan Indonesia Crypto Network (ICN) menunjukkan bahwa terdapat 569 perusahaan atau startup terdaftar di sistem Online Single Submission (OSS) yang masuk dalam kategori “Aktivitas Pengembangan Teknologi Blockchain” dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Industri (KBLI) 62014.

Tokopedia Pertajam Bisnis Mitra Lewat Produk Digital

Tokopedia mengambil langkah penyesuaian pada lini bisnis Mitra Tokopedia dengan mengeliminasi layanan pembelian produk grosir di aplikasi dan fokus pada produk digital. Perusahaan disebut tengah mengupayakan keberlanjutan bisnis dengan mempertajam fokus menjadi platform yang lebih spesifik demi menghasilkan dampak positif jangka panjang.

Head of Mitra Tokopedia Carlo Yudhistira Praditya mengungkapkan presentase pengguna produk digital seperti pulsa, paket data, game voucher, dan token listrik di aplikasi Mitra Tokopedia jauh lebih tinggi dibandingkan produk grosir, seperti sembako dan produk fisik lainnya.

“Melihat data tersebut, kami memutuskan untuk  menyesuaikan bisnis kami dengan mengeliminasi fitur pembelian produk grosir di aplikasi Mitra Tokopedia, dan memfasilitasi individu dan pemilik usaha untuk menjual 21 jenis produk digital dengan harga kompetitif, sehingga mereka bisa mendapatkan penghasilan lebih,” jelas Carlo.

Sebanyak 21 jenis produk digital terbagi atas tiga kategori, antara lain Pembelian (mencakup 5 produk, seperti pulsa dan voucher game), Dompet Digital (mencakup 3 produk, seperti saldo dan top up GoPay, dan Pembayaran (mencakup 13 produk, seperti tagihan Tokopedia dan PDAM).

“Penyesuaian bisnis Mitra Tokopedia ini sejalan dengan tujuan grup GOTO untuk membangun bisnis yang bertumbuh secara jangka panjang,” tambahnya.

Di samping itu, Mitra Tokopedia juga berupaya membantu masyarakat yang terkendala mengakses produk digital. Masyarakat di lebih dari 700 kota atau kabupaten kini bisa mengakses berbagai produk digital lewat individu atau pemilik usaha (termasuk warung) melalui aplikasi Mitra Tokopedia.

Berdasarkan data Mitra Tokopedia, sejumlah produk digital tercatat mengalami pertumbuhan pesat pada kuartal I 2023, seperti biaya pendidikan, internet dan TV kabel, serta e-samsat. Rata-rata peningkatan transaksi mencapai hampir 4x lipat dibandingkan periode yang sama di 2022.

“Ke depannya Mitra Tokopedia bersama seluruh mitra strategis akan terus fokus membantu pemerataan ekonomi secarar digital di Indonesia. Kami percaya bahwa hal tersebut hanya bisa terwujud jika ada kolaborasi dan inovasi.”

Digitalisasi warung

Mengutip data Euromonitor, tercatat ada sebanyak 3,61 juta bisnis ritel di Indonesia. Angka ini mencakup ekosistem bisnis warung yang sudah ada sejak lama dan sangat dekat dengan orang Indonesia. Menurut survei internal Warung Pintar, sebanyak 9 dari 10 orang Indonesia memenuhi kebutuhan hariannya di warung, mulai dari kebutuhan pokok hingga makanan siap santap.

Kehadiran warung dan toko kelontong ini membawa dampak positif terhadap roda perekonomian nasional, dan sekaligus menjadi fenomena bisnis mikro yang prospektif di Indonesia. Nilai penjualan ritel tradisional bahkan disebut tembus Rp6 triliun setiap harinya. Salah satu cara untuk bisa tetap relevan serta  menjaga dinamika dan keberlangsungan industri ini adalah melalui digitalisasi.

Di Indonesia sendiri, pemerintah juga terus menggulirkan berbagai upaya dan menargetkan setidaknya 30 juta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk dapat go digital pada 2024Selain itu, program transformasi digital nasional Indonesia juga telah menciptakan sebuah kerangka pembangunan ekonomi dan kebutuhan atas infrastruktur digital.

Terkait digitalisasi warung, Tokopedia juga telah berkolaborasi dengan Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia demi mendorong adopsi platform digital untuk pengembangan usaha para pemilik warung. Selain Mitra Tokopedia, platform seperti Gudang Ada, Warung Pintar, Dagangan, dan Ula juga menawarkan solusi digitalisasi warung di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Catatan Pertumbuhan Industri Healthtech Global di Tahun 2022

Industri healthtech bertumbuh pesat di masa pandemi Covid-19 oleh karena pembatasan interaksi sementara konsumen dan penyedia mencari cara untuk mengakses serta memberikan layanan kesehatan secara aman. Namun, seiring pandemi yang sudah mulai surut, industri ini dikabarkan tengah kehilangan taringnya.

CBInsight melalui laporan bertajuk “State of Digital health” menunjukkan bahwa dalam lima tahun terakhir, pendanaan global untuk industri healthtech cukup dinamis. Sempat mengalami peningkatan yang cukup signifikan di tahun 2020-2021, namun kembali menurun di tahun 2022. Titik terendah pendanaan global di industri healthtech ada di Q4 tahun 2022.

Pendanaan startup kesehatan digital turun menjadi $25,9 miliar pada tahun 2022, turun 57% dari tahun lalu rekor tertinggi $59,7 miliar. Pendanaan turun setiap kuartal, dengan Q4’22 mewakili pendanaan triwulanan terendah dalam 5 tahun terakhir. Ruang kesehatan digital melihat 2.122 kesepakatan pada tahun 2022, turun 33% dari tahun 2021.

Sumber CBInsights
Sumber: CB Insights

Penurunan aktivitas juga terjadi pada jumlah kesepakatan M&A sebesar 50% YoY pada tahun 2022. Aktivitas M&A di ruang kesehatan digital menurun selama 3 kuartal berturut-turut. Pada Q4’22 hanya terdapat sekitar 21 kesepakatan M&A. Ini merupakan angka triwulan terendah dalam 5 tahun terakhir.

Untuk healthtech global sendiri, Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara dengan pertumbuhan industri healthtech yang paling pesat. Dari sisi investasi, 74% dari pendanaan global di Q4’22 senilai $2,5 miliar disalurkan ke perusahaan healthtech yang berbasis di AS. Sementara itu, pendanaan untuk perusahaan kesehatan digital yang berbasis di Asia hanya mencapai $0,4 miliar di Q4’22.

Dari sisi valuasi, Q4’22 menandai kuartal pertama tanpa kelahiran unicorn baru sejak 2018. Tahun 2022 terlihat 107 startup mencapai status unicorn secara total, menjadikannya tahun tertinggi kedua untuk kelahiran unicorn setelah 2021. AS memimpin, terhitung 81% dari semua yang baru. unicorn pada tahun 2022.

Daftar top unicorn global didominasi oleh pemain dari AS, dipimpin oleh Devoted Health dengan valuasi saat ini sebesar $12,6 miliar, diikuti oleh Talkdesk dengan valuasi senilai $10 miliar. Negara Eropa yang masuk dalam daftar ini adalah Perancis dengan startup Doctolib. Perwakilan Asia dalam daftar ini adalah We Doctor dari China.

Solusi yang mendominasi

Teknologi mengubah industri perangkat medis. Perusahaan teknologi memanfaatkan kecerdasan buatan (AI), perangkat canggih, sensor, dan teknologi lainnya untuk mempercepat diagnosis, meningkatkan kualitas perawatan pasien yang berkelanjutan, serta meningkatkan keakuratan hasil diagnosa pasien secara keseluruhan.

CBInsights membagi healthtech ke dalam lima kategori utama, yaitu Clinical Trials Tech, Digital Therapeuthics, Mental Health Tech, Telehealth, dan Health IT. Dua nama terakhir menjadi solusi healthtech yang paling banyak mencetak kesepakatan dan pendanaan di tahun 2022.

Pendanaan dan kesepakatan yang terjadi di industri healthtech selama 2022. Sumber: CBInsights

 

 

 

 

 

 

Health IT sendiri mencakup area di mana teknologi informasi (IT) terlibat dalam perancangan, pengembangan, penciptaan, pemanfaatan serta pemeliharaan sistem informasi di industri kesehatan. Sistem informasi yang otomatis dan dapat dioperasikan akan terus meningkatkan perawatan medis dan kesehatan masyarakat, menurunkan biaya, meningkatkan efisiensi, mengurangi kesalahan dan meningkatkan kepuasan pasien, sekaligus mengoptimalkan penggantian untuk penyedia layanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap.

Terkait pemain yang menyediakan solusi health IT sendiri masih banyak berfokus di AS, seperti Dispatch Health, Komodo Health dan Maven. Dari Asia, India menjadi pionir dengan menghadirkan BeatO, pengembang aplikasi pemantauan kesehatan yang membantu pasien diabetes melacak kadar glukosa mereka.

Sementara telehealth atau telemedis adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi digital untuk mengakses layanan perawatan kesehatan dari jarak jauh dan mengelola perawatan kesehatan pasien. Dari Asia Tenggara, aplikasi seperti Doctor Anywhere dan Speedoc yang berbasis di Singapura berhasil masuk ke dalam daftar top equity deals in Q4’22 oleh CBInsights.

Lanskap healthtech di Indonesia

Pandemi Covid-19 menjadi katalisator penting bagi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mentransformasi industri kesehatan Indonesia. Bak kereta super cepat, Kemenkes merealisasikan sejumlah langkah yang sangat progresif di sepanjang satu tahun terakhir ini untuk mengawali transformasinya. Kondisi ini pula yang mendorong peningkatan penggunaan telemedis.

Sejak akhir 2021 hingga sekarang, agenda besar Kemenkes tercermin dari realisasi peluncuran (1) peta jalan transformasi digital, (2) regulatory sandbox, (3) platform Indonesia Healthcare System bernama “Satu Sehat”, dan—salah satu yang signifikan—(4) peraturan baru tentang penyelenggaraan Rekam Medis Elektronik (RME).

Sebetulnya, layanan kesehatan berbasis teknologi atau healthtech di Indonesia ini sudah ada sebelum pandemi. Kita mengenal Alodokter, Halodoc, Klikdokter, dan Klinik Pintar. Layanan yang ditawarkan mulai dari telekonsultasi, marketplace produk kesehatan, hingga digitalisasi ekosistem kesehatan.

Telekonsultasi menjadi salah satu layanan healthtech yang popularitasnya meroket salah satunya untuk mengakses layanan kesehatan mental. Hal ini dipaparkan dalam laporan “Indonesia’s Mental Health State and Access to Medical Assistance” yang diterbitkan oleh startup platform riset pasar Populix.

Terlepas dari itu, masih banyak inovasi di bidang healthtech yang dapat dieksplorasi sehingga tak terbatas pada layanan telekonsultasi saja. Survei Statista memproyeksi nilai pasar digital health di Indonesia mencapai $1,98 miliar di 2022. Segmen terbesar diproyeksi berasal dari digital fitness dan well-being dengan total proyeksi pendapatan sebesar $1,14 miliar di 2022.