Telkomsel Mitra Inovasi Dikabarkan Terlibat dalam Pendanaan EVOS Esports

Telkomsel Mitra Inovasi (TMI) dikabarkan terlibat dalam putaran pendanaan seri B tim esports lokal “EVOS Esports”. Ini menjadi debut awal bagi TMI untuk berinvestasi di luar startup pengembang layanan teknologi.

DailySocial sudah mencoba menghubungi perwakilan TMI dan EVOS untuk meminta konfirmasi, namun masih enggan memberikan komentar.

Sebagaimana diketahui, EVOS Sports merupakan organisasi esports berbasis di Jakarta yang didirikan oleh Ivan Yeo, Hartman Harris, dan Wesley Yiu sejak 2016. Selain Indonesia, EVOS memiliki tim esports di Singapura, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Tak hanya itu, EVOS juga masuk ke bisnis konten, merchandise, event, serta Head of Talent (KOL) di bawah naungan WHIM Management.

Sementara itu, Telkomsel Mitra Inovasi merupakan perusahaan investasi yang didirikan Telkomsel pada 2019 lalu. Perusahaan fokus pada investasi di vertikal IoT, big data, dan industri hiburan (musik, game, dan video). Tujuannya tak lain untuk meningkatkan ekosistem bisnis digital, terutama di industri telekomunikasi. Beberapa portofolio TMI antara lain PrivyID, Qlue, Roambee, Sekolahmu, dan TADA.

Komunitas jadi sasaran pengguna baru

EVOS telah beberapa kali menerima pendanaan dari venture capital, baik dalam maupun luar negeri. Berdasarkan data yang dihimpun Hybrid, perusahaan induk yang menaungi EVOS, Attention Holdings Pte. Ltd., memperoleh pendanaan seri B senilai $12 juta pada Oktober 2020.

Putaran pendanaan tersebut dipimpin oleh Korea Investment Partners dan beberapa investor lain, yaitu Mira Asset Ventures, Woowa Brothers, dan IndoGen Capital. Turut terlibat juga Insignia Ventures Partners yang sebelumnya memimpin putaran pendanaan seri A EVOS di 2019.

Menurut Managing Partner IndoGen Capital Chandra Firmanto, basis penggemar esports di Indonesia sangat besar sehingga mendorong perusahaan untuk menjajal industri ini. “Tim esports Indonesia akan sukses karena kita punya kekuatan di komunitas. Ini juga karena jumlah penduduk usia muda Indonesia banyak dan spending mereka cukup besar,” ungkapnya saat itu.

Kembali lagi dalam konteks TMI, sebetulnya Telkomsel sudah memiliki tim esports sendiri, yaitu Dunia Games (DG) Esport. Namun, mengacu tesis di atas, dan jika Telkomsel mengonfirmasi investasi ini, ada peluang penguasa pasar seluler tersebut ingin membidik segmen pasar baru yang lebih luas.

Telkomsel dapat memperluas pangsa bisnis telekomunikasi dengan menyasar basis komunitas besar yang dimiliki oleh EVOS. Mengutip Kompas.com, data Esports Charts menobatkan EVOS sebagai tim esports terpopuler di Asia Tenggara. Tingginya reputasi EVOS diperkuat dari total 6,4 juta pengikut di berbagai platform media sosial, yaitu TikTok, Instagram, YouTube, Twitter, dan Facebook.

Selain itu, EVOS juga telah memiliki program keanggotaan (membership), baik gratis dan berbayar yang dirilis sejak pertengahan 2020. Menurut Co-founder & CEO EVOS Esports Ivan Yeo, program ini menjadi strategi perusahaan untuk memenangkan pasar milenial dan gen Z. EVOS juga diketahui telah berkolaborasi dengan TikTok untuk mengembangkan bisnis influencer mereka.

Sekadar informasi, laporan Newzoo menyebutkan bahwa nilai industri esports global diperkirakan mencapai $1,1 miliar atau sebesar Rp15,4 triliun di 2020. Adapun, pasar esports terbesar masih dikuasai Tiongkok dengan nilai $385,1 juta, kemudian diikuti oleh Amerika Utara sebesar $252,8 juta.

Di Indonesia, pasar mobile esports terus berkembang pesat. Data Newzoo 2019 menyebutkan bahwa sebanyak 52 juta dari total 82 juta pengguna smartphone adalah pemain mobile game. Pemasukan dari industri mobile game di Indonesia diperkirakan menyumbang $624 juta atau setara Rp8,7 triliun.

Selain Go-Public, Tiket.com Buka Peluang Bergabung dengan Super App

Kabar rencana go-public Tiket.com kembali menguak, kali ini pernyataan dilontarkan langsung oleh George Hendrata selaku CEO. Kepada Bloomberg, ia membenarkan bahwa perusahaan tengah mempertimbangkan untuk melakukan merger dengan perusahaan cek kosong (SPAC). Meski demikian, pihaknya juga tengah mengeksplorasi IPO tradisional.

Hal menarik lain, George mengungkapkan bahwa Tiket.com berpotensi bergabung dengan salah satu super app di Asia Tenggara sebagai salah opsi aksi korporasi yang akan dilakukan. Kendati tidak disebutkan namanya, terminologi tersebut umumnya merujuk pada Gojek atau Grab.

Sebelumnya Tiket.com dan Gojek sempat berkolaborasi merilis layanan GoTravel pada tahun 2019. Gojek, yang baru meresmikan GoTo bersama Tokopedia, juga memiliki keterkaitan dengan Djarum Group sebagai pemegang saham. CEO Blibli Kusumo Martanto juga menjabat sebagai salah satu board member di Gojek.

George sendiri menakhodai Tiket.com pasca perusahaan diakuisisi oleh Djarum Group melalui Blibli pada tahun 2017 lalu. Sebelumnya ia menjabat sebagai Direktur Pengembangan/Diversifikasi Bisnis Djarum.

[go-public] pasti akan masuk tahun ini. IPO Tradisional, juga melihat itu, tapi untuk pemulihan [bisnis] perjalanan secara penuh, itu akan memakan waktu satu atau bahkan dua tahun. Opsi SPAC lebih cepat,” ujarnya seperti dikutip Bloomberg.

Kabar yang beredar sebelumnya, Tiket.com tengah berdiskusi dengan COVA Acquisition Corp. untuk kesepakatan merger dengan nilai $2 miliar. Kepada DailySocial pihak Tiket.com juga telah mengonfirmasi, bahwa valuasi perusahaan saat ini sudah di atas $1 miliar.

Dalam wawancara terpisah, perwakilan Tiket.com mengatakan bahwa pihaknya sedang menjajaki sejumlah opsi strategis, IPO jadi salah satunya. “Kami belum dapat memberikan konfirmasi perihal target jadwal,” ujarnya.

Terkait putaran pendanaan baru, pihaknya mengatakan “Kami didukung oleh pemegang saham dan ekosistem yang kuat. Kami terbuka menjajaki kemitraan yang strategis yang dapat bersinergi dengan kami, agar bisa sama-sama menumbuhkan ekosistem dengan lebih kuat.”

Kendati bisnis travel sangat terganggu akibat pembatasan di tengah pandemi, namun pihak Tiket.com cukup optimis bahwa tahun 2021 akan menjadi kebangkitan industri pariwisata Indonesia, didasari oleh hadirnya vaksin, meningkatnya permintaan perjalanan, dan harapan dibukanya kembali travel ban di seluruh dunia pada waktu mendatang.

Berbagai inisiatif produk juga dihadirkan sebagai bentuk penyesuaian di tengah kondisi saat ini. Misalnya meluncurkan tiket HOMES yang memberikan opsi kepada pelanggan untuk akomodasi non-hotel (rumah atau vila) dan tiket Paylater yang memberikan opsi kemudahan dalam metode pembayaran.

Selain itu juga ada tiket FLEXI dan tiket CLEAN, fitur-fitur yang memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk menentukan preferensi waktu perjalanan/liburan serta dapat memilih akomodasi atau destinasi wisata yang sudah memenuhi standar protokol kesehatan.

Opsi go-public oleh unicorn lokal terus mengerucut. Selain Tiket.com, startup lain meliputi Travelok, Bukalapak, GoTo, hingga Kredivo dikabarkan juga tengah dalam tahap penjajakan. Beberapa menargetkan bisa segera merealisasikan rencana tersebut tahun ini.

Application Information Will Show Up Here

Mekari Dikabarkan Telah Mengakuisisi Qontak (UPDATED)

Minggu lalu, Mekari mengonfirmasi perolehan pendanaan seri D senilai $18 juta. Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO Suwandi Soh menuturkan, dana segar salah satunya akan digunakan untuk mengakuisisi startup SaaS lain.

Kabar terbaru, Mekari telah mengakuisisi Qontak, sebuah startup pengembang layanan CRM dan Omnichannel. Diketahui, valuasi Qontak sebelum diakuisisi berkisar $4 juta.

Kami sudah mencoba mengonfirmasi kabar ini kepada eksekutif masing-masing perusahaan, namun keduanya enggan memberikan berkomentar. (Update: Mekari mengonfirmasi kabar ini melalui rilis yang disebarkan ke media.)

Setelah akuisisi, CEO Qontak akan bergabung sebagai jajaran eksekutif di Mekari dan tetap memimpin Qontak sebagai salah satu unit bisnis Mekari. Disebutkan juga bahwa saat ini Mekari telah digunakan oleh lebih dari 30 ribu perusahaan dan 300 ribu karyawan. Sementara Qontak telah memiliki lebih dari seribu klien untuk membantu proses digitalisasi penjualan dan layanan pelanggan.

“Adanya kesamaan visi dan misi antara Mekari dan Qontak dalam menciptakan ekosistem SaaS yang bersinergi di Indonesia agar lebih baik lagi dalam mendukung operasional dan pertumbuhan bisnis dari pelanggan kami. Penggabungan ini akan memberikan solusi yang lebih terintegrasi dan cakupan yang lebih menyeluruh untuk berbagai area operasional bisnis,” ujar Founder & CEO Qontak Brendan Rakphongphairoj.

“Solusi dari Qontak akan memberikan nilai tambah yang lebih baik untuk pengguna produk Mekari dalam meningkatkan pendapatan bisnis, menciptakan pengalaman komunikasi pelanggan yang lebih baik, serta meningkatkan produktivitas tim penjualan dan support,” jelas CEO Mekari Suwandi.

Aksi strategis ini akan memperluas layanan di ekosistem Mekari. Seperti diketahui bahwa Mekari memang memiliki misi untuk menjadi penyedia SaaS terlengkap untuk bisnis. Saat ini mereka mengoperasikan Telenta (payroll), Sleekr (HRIS), Jurnal (akuntansi), dan KlikPajak (perpajakan).

Brand Mekari mulai digaungkan sejak April 2019, kala itu Sleekr resmi melakukan konsolidasi dengan tiga startup lainnya. Perluasan layanan juga terus digencarkan. Tahun 2020, mereka baru meluncurkan Mekari Flek untuk bantu perusahaan kelola tunjangan pegawai; juga Mekari University sebagai platform edtech B2B. Selain itu memasuki, aplikasi Attendance juga diluncurkan untuk memudahkan tim HR lakukan presensi bagi para pekerja remote mereka.

Selain Brendan, Qontak turut dirikan oleh Burhanudin Hakim (Co-Founder & CTO) sejak tahun 2015. Terakhir mereka telah mendapatkan pendanaan pra-seri A pada Agustus 2019. Putaran investasi dipimpin Azure Ventures, didukung Amand Ventures, SeaCap Venture, dan Indonusa Dwitama.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

4 Cara Mudah Cek Sisa Kuota Indosat 2021

Artikel kali ini akan memberikan informasi kepada para pengguna Indosat tentang cara yang dapat digunakan untuk mengecek sisa kuota Indosat.

Untuk dapat menggunakan layanan internet, kita harus memiliki setidaknya 1 provider yang dapat memfasilitasi kita dengan bantuan layanan kuota yang mereka tawarkan. Salah satu provider yang dapat Anda coba adalah Indosat. Indosat merupakan salah satu provider telekomunikasi di Indonesia yang menyediakan layanan internet berbasis kuota dengan harga yang terjangkau.

Meskipun memiliki harga yang terjangkau, hal yang harus juga Anda waspadai yakni penggunaan kuota internet yang setiap waktu Anda gunakan untuk memenuhi semua kebutuhan setiap harinya.

Berikut 4 cara mudah yang dapat Anda lakukan untuk dapat mengecek sisa kuota Indosat :

Cek Kuota Indosat Via Dial Up

  • Tekan *363# pada menu panggilan di smartphone
  • Kemudian akan muncul menu pop up , pilih menu ”Internet”
  • Selanjutnya, pilih menu “Telepon dan SMS”
  • Setelah itu pilih menu “Status” dilanjutkan dengan memilih menu “Info”
  • Terakhir pilih menu “Cek Kuota”
  • Tunggu beberapa saat maka Indosat akan mengirimkan SMS berupa informasi mengenai kuota yang sedang Anda gunakan.

Cek Kuota Indosat Via SMS

  • Buka menu pesan pada smartphone Anda 
  • Ketik “USAGE”  pada bagian body pesan lalu kirim ke nomor 363
  • Tidak berapa lama kemudian Indosat akan mengirimkan SMS yang berisi rincian data kuota yang Anda miliki

Cek Kuota Indosat Via Aplikasi myIM3

Cara Cek Kuota Indosat Via Aplikasi myIM

  • Unduh aplikasi myIM3 di Google Play Store atau App Store 
  • Buka aplikasi, jika sebelumnya Anda sudah pernah log in, maka Anda hanya perlu memasukkan nomor Indosat milik Anda. Jika belum pernah, silahkan mendaftar terlebih dahulu.
  • Anda dapat langsung melihat sisa kuota milik Anda pada layar utama aplikasi

Cek Kuota Indosat Via Bantuan Operator

  • Tekan nomor 111 bagi Anda yang menggunakan layanan pascabayar Matrix Ooredoo. Panggilan ini tidak dipungut biaya apapun
  • Tekan nomor 100 atau 185 bagi Anda yang menggunakan layanan prabayar seperti IM3 Ooredoo dan Mentari Ooredoo. Untuk panggilan ini akan dikenakan tarif sebesar Rp400,00
  • Apabila Anda memiliki kendala seperti kehabisan pulsa, Anda dapat menggunakan telepon rumah dengan menghubungi nomor  +6221 5438 8888 atau +6221 3000 3000.

Itu tadi beberapa cara untuk mengecek kuota untuk operator Indosat. Berbagai cara yang dihadirkan bisa dipilih sesuai dengan kebuthan, perangkat yang mendukung serta waktu yang dibutuhkan. Semoga informasi ini berguna bagi Anda pengguna Indosat.

Induk Kredivo Caplok Saham Bank Bisnis Internasional Senilai 551,3 Miliar Rupiah

PT FinAccel Teknologi Indonesia yang menaungi platform paylater Kredivo, resmi mencaplok 24% saham milik PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI). Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), FinAccel membeli sebanyak 726.367.057 lembar saham Bank Bisnis Internasional (IDX:BBSI) senilai $38,4 juta atau setara 551,2 miliar rupiah.

Belum ada informasi resmi yang dirilis oleh kedua belah pihak. Namun, dapat dipastikan bahwa aksi korporasi ini menjadi upaya perusahaan mencari permodalan yang cepat untuk bertransformasi menjadi bank digital. Terlebih, Bank Bisnis Internasional hanya menjual sahamnya senilai Rp759 per lembar saham, lebih rendah dari harga di pasar kisaran Rp3.000 per lembar saham.

Sekadar informasi, Bank Bisnis Internasional berdiri pada 1957 dan membidik segmen ritel. Sementara, FinAccel mengelola platform fintech paylater Kredivo  dan fintech lending Kredifazz. Mengutip Bisnis.com, pengguna Kredivo telah mencapai 2 juta pengguna atau 25 persen dari total pengguna kartu kredit di Indonesia.

Baru-baru ini, Kredivo juga dikabarkan tengah mempertimbangkan opsi IPO di bursa New York melalui jalur SPAC. Platform paylater tersebut rencananya menggandeng salah satu unit Victory Park Capital, perusahaan investasi yang memberikan fasilitas debt funding senilai $100 juta pada November 2020 lalu.

Platform digital masuk ke bank

Masuknya induk Kredivo ke Bank Bisnis Internasional menambah deretan sejumlah platform teknologi menjadi pemegang saham di sektor perbankan. Beberapa aksi korporasi serupa di Indonesia antara lain Akulaku Silvrr Indonesia ke Bank Neo Commerce (BNC), Gojek Group ke Bank Jago, dan induk usaha Shopee Sea Group ke Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE).

Dalam konteks ini, keterlibatan induk Kredivo di Bank Bisnis Internasional memberikan sinyal adanya upaya bertransformasi menuju bank digital. Platform teknologi tersebut rata-rata masuk ke bank yang tidak memiliki legacy besar seperti bank BUKU III dan IV. Bank Bisnis Internasional tercatat hanya memiliki 1 kantor pusat, 1 kantor cabang, dan 3 kantor cabang pembantu.

Artinya, ada kemungkinan Bank Bisnis Internasional berganti branding dengan identitas baru dan memperluas segmen pasarnya dengan me-leverage teknologi dan basis pengguna yang sudah dimiliki Kredivo dengan produk yang lebih luas.

Tesis serupa juga disampaikan Jerry Ng, bankir senior sekaligus pendiri Bank Jago ketika mencaplok Bank Artos dan mengganti identitasnya menjadi Bank Jago. Hal ini juga dilakukan oleh Bank Neo Commerce yang sebelumnya bernama Bank Yudha Bhakti (BYB).

Platform Teknologi Vertical Bank
Akulaku Silvrr Indonesia Fintech Bank Neo Commerce
Gojek Group Ride hailing Bank Jago
Sea Group Internet company Seabank
FinAccel Teknologi Indonesia Fintech Bank Bisnis Internasional

Hal ini juga diperkuat dari regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di mana pendirian bank baru harus memiliki modal minimum sebesar Rp10 triliun, dengan catatan bukan merupakan bagian dari ekosistem perbankan yang lebih besar.

Berdasarkan hasil penelitian, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengatakan bank dapat dikatakan beroperasi secara efisien, menghasilkan laba, dan berkontribusi ke perekonomian nasional apabila memiliki modal Rp10-11 triliun.

Sementara POJK sebelumnya yang hanya mengatur modal pendirian Rp3-4 triliun dinilai hanya mampu menghasilkan laba saja, tetapi tidak efisien dan berkontribusi ke perekonomian Indonesia.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan aturan terkait bank umum akan dirilis di semester I 2021. POJK tersebut juga akan mengatur tentang digital banking, mulai dari aspek tata kelola teknologi, perlindungan data, hingga kolaborasi platform.

Application Information Will Show Up Here

Bareksa Resmikan Robo Advisor “BaTaRA”, Berlisensi dari OJK

Bareksa, platform marketplace investasi reksa dana, meresmikan kehadiran robo advisor BaTaRA (Bareksa Tactical Robo Advisor) kepada publik setelah memperoleh lisensi “Penasihat Investasi” dari OJK tertanggal 21 April 2021. Uji coba telah dilakukan selama sembilan bulan, sejak Agustus 2020 yang diikuti 1000 nasabah.

Dalam keterangan resmi, Robo Advisor Bareksa memberikan panduan dan pendampingan taktikal bagi investor berdasarkan algoritma dan fitur kecerdasan buatan. Lalu dikombinasikan dengan strategi investasi yang dirumuskan oleh tim analis Bareksa yang memiliki pengalaman panjang di area tersebut.

“Kami sangat berterima kasih dan mengapresiasi dukungan OJK yang telah memberikan izin penasihat investasi pertama bagi robo advisor di Indonesia. Insya Allah, amanah ini akan kami jaga sebaik-baiknya sehingga Robo Advisor Bareksa menjadi robo advisor yang lebih aman, terpercaya, independen, dan dapat memberikan hasil investasi yang maksimal bagi masyarakat luas,” tutur Co-Founder & CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra, Senin (24/5).

Selama masa uji coba, tim analis Bareksa terus melakukan uji performa secara riil dan membandingkannya dengan performa robo advisor lain. Diklaim imbal hasil investasi berdasarkan rekomendasi BaTaRA lebih maksimal, bahkan dapat mengungguli Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Ia memastikan, BaTaRA sepenuhnya bergerak secara independen dan berpihak pada kepentingan nasabah. Metodologi yang diterapkan dibuat transparan, independen, dan secara berkala dilaporkan ke OJK sebagaimana disyarakatkan regulasi yang ada. “Kami pastikan bahwa rekomendasi investasi dari Robo Advisor Bareksa tidak didasarkan pada kepentingan promo dan pemasaran apa pun.”

Rekomendasi BaTaRA dipersonalisasi berdasarkan profil risiko nasabah, merumuskan strategi dan rekomendasi investasi tidak secara statis berdasarkan profil risiko, namun juga memberikan rekomendasi tentang alokasi reksa dana yang diperlukan untuk memaksimalkan hasil investasi.

Rekomendasi BaTaRA dibuat dinamis, tidak statis, dengan memasukkan parameter perubahan kondisi pasar modal dan ekonomi makro. Selain itu, untuk memitigasi risiko dan memaksimalkan hasil investasi, produk yang direkomendasikan dibuat sangat selektif, hanya reksadana pilihan dari 15 Manajer Investasi terbaik.

Secara terpisah, saat dihubungi DailySocial, Karaniya menuturkan robo advisor hadir karena salah satu pemicunya adalah bertumbuh pesatnya investor ritel selama pandemi. “Sebagian besar merupakan investor baru yang belum berpengalaman dan membutuhkan guidance. Karena jumlahnya sudah sedemikian besar, ini tidak mungkin dilayani secara manual. Perlu ada robo yang memandu investasi mereka untuk mengoptimalkan hasil investasi mereka.”

Saat ini Bareksa memiliki 1,8 juta nasabah, menjual lebih dari 120 produk reksa dana dari 33 manajer investasi di Indonesia.

“Kami berharap, dengan kehadiran Robo Advisor Bareksa, investor bisa mendapatkan layanan yang lebih aman dan menikmati hasil investasi yang lebih maksimal. Kini nasabah juga dapat memiliki akses yang mudah terhadap layanan Penasihat Investasi yang saat ini masih cukup mahal bagi sebagian besar masyarakat.”

Tak hanya Bareksa yang mengembangkan robo advisor sebagai fitur tambahan kepada penggunanya, ada juga Bibit yang menjadikannya sebagai proposisi utama dalam menangkap nasabah baru.

OJK sendiri menetapkan Penasihat Investasi dan Manajer Investasi diatur dalam UU Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal (UU Pasar Modal). Dalam aturan turunannya, dipersyaratkan salah satu izin yang harus dipenuhi sebagai Penasihat Investasi adalah memiliki pegawai yang memiliki izin perorangan sebagai wakil Manajer Investasi. Perizinan wakil Manajer Investasi diatur dalam POJK Nomor 31 Tahun 2018.

Application Information Will Show Up Here

Verifikasi Akun Twitter untuk Publik Kembali Dibuka

Bersamaan dengan mulai dilaksanakannya kebijakan baru terkait kelayakan verifikasi atas akun, Twitter kembali membuka proses verifikasi (atau centang biru) dengan proser yang telah diperbaharui.

Centang biru pada akun Twitter sering kali dianggap sebagai salah satu tanda untuk menjadikan akun Twitter Anda lebih keren, namun sebenarnya tanda ini adalah tanda yang digunakan Twitter untuk membantu orang dalam mengindentifikasi keaslian akun yang diminati oleh publik.

Secara tidak langsung memang menjadikan akun tersebut lebih keren karena dengan tanda ini maka akun bisa terlihat lebih kredibel. Tujuan akhir dari penerapan tanda ini tentunya adalah menciptakan percakapan yang lebih sehat dan terinformasi.

Dikutip dari rilis resmi: “Dengan peluncuran proses aplikasi verifikasi hari ini, Twitter juga memperkenalkan panduan terbaru untuk akun terverifikasi. Panduan verifikasi ini bertujuan untuk mendorong percakapan yang lebih sehat di Twitter. Panduan ini dirancang berdasarkan pandangan filosofis untuk memberikan contoh yang baik kepada yang lain, menge-Tweet tentang orang lain sebagaimana orang tersebut ingin di-Tweet, serta melayani percakapan publik secara otentik, rasa hormat, dan penuh pertimbangan. Semua akun, termasuk akun terverifikasi, harus mematuhi Peraturan Twitter. Akun terverifikasi yang berulang kali melanggar Peraturan Twitter akan menghadapi kemungkinan penghapusan lencana biru mereka.”

Lalu siapa saja yang bisa tau berhak untuk mendapatkan centang biru ini. Twitter menyebutkan antara lain adalah akun tersebut adalah masuk dalam kategori
: pemerintahan, perusahaan, merek dagang dan organisasi, organisasi berita dan jurnali, dunia hiburan, olahraga dan gaming, aktivis, penyelenggara acara dan individu berpengaruh lainnya.

Selain masuk pada kriteris khusus yang juga ada di kebijakan verifikasi, akun yang ingin mendapatkan lencana atau centang biru ini juga harus memiliki nama tampilan, foto profil, dan alamat email atau nomor ponsel yang terverifikasi. Akun juga harus aktif dalam enam bulan terakhir dan memiliki catatan kepatuhan atas perarturan Twitter.

Nantinya semua pengguna Twitter akan bisa melihat proses verifikasi ini langsng di tab pengaturan akun. Peluncuran akan bertahap untuk semua penggua Twitter.

Untuk alurnya sendiri, Anda bisa melihat di bawah:

Nanti akan ada email tanggapan dari Twitter dan jika disetujui maka centang biru akan muncul otomatis di akun. Jika ditolak, pengguna bisa mengajukan permohonan ulang secara 30 haru dari email tanggalan pertama.

Jika Anda belum masuk kategori yang telah disebutkan, jangan sedih karena Twitter akan terus menambah kategori lain, seperti untuk ilmuwan, akademisi, dan pemuka agama.

Info lengkap tentang pengumuman ini bisa dilihat di sini dan kebijakan privasi baru di sini.

Telkomsel Uji Laik Operasi 5G, Siapkan Ekosistem Layanan Menyeluruh

PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) mulai melaksanakan Uji Laik Operasi (ULO) untuk implementasi teknologi 5G. Telkomsel menyebut sebagai operator telekomunikasi pertama yang melakukan ULO 5G di Indonesia.

Dalam keterangan tertulisnya, Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi secara intensif dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terkait ULO tersebut.

“Kami ingin memastikan agar implementasi 5G tidak hanya dapat dilakukan dalam waktu dekat, tetapi juga dapat dilakukan sesuai regulasi dan memberikan manfaat optimal bagi semua lapisan masyarakat,” ujar Setyanto.

Sebagaimana diketahui, ULO merupakan salah satu persyaratan yang dipenuhi untuk mengimplementasi teknologi baru. Persyaratan telah diatur dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi.

ULO dilaksanakan dalam rangka menguji seluruh sarana dan prasarana yang telah selesai dibangun. Tujuannya adalah memastikan bahwa perangkat dan semua aspek layanan (produk, kualitas, tarif, hingga pra dan purna jual) siap dioperasikan serta tidak merugikan konsumen ke depan.

Mengutip Kompas.com, Menkominfo Johnny G. Plate mengungkap, Telkomsel akan mengomersialisasikan 5G di enam lokasi residensial di Jakarta dan sekitarnya untuk tahap awal. Keenam lokasi ini antara lain Kelapa Gading, Pondok Indah, PIK, BSD, Widya Chandra, dan Alam Sutera.

Menyiapkan ekosistem menyeluruh

Lebih lanjut, Setyanto menyebutkan pihaknya telah mempersiapkan komersialisasi 5G selama empat tahun terakhir, mulai dari membangun pengetahuan tentang 5G, mengembangkan talenta, dan menyiapkan rencana komprehensif untuk menghadirkan 5G ke Indonesia.

Menurutnya, hal ini perlu dipersiapkan secara matang mengingat komersialisasi 5G bergantung pada ekosistem menyeluruh. Telkomsel menyebut telah berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan mulai dari mitra penyedia infrastruktur dan teknologi, penyedia perangkat, platform aplikasi, dan pemerintah selaku pemegang otoritas dari ketersediaan frekuensi.

Salah satu kolaborasi besar yang tengah dipersiapkan Telkomsel adalah melalui investasinya ke Gojek senilai $150 juta atau setara Rp2,1 triliun pada akhir 2020. Aksi korporasi ini kembali berlanjut di mana Telkomsel kembali menambah investasi kedua dengan nilai yang lebih besar, yaitu $300 juta atau Rp4,3 triliun pada awal Mei ini.

Upaya ini menjadi strategi kunci Telkomsel untuk memperkuat trifecta bisnis digital perusahaan, yaitu Digital Connectivity, Digital Platform, dan Digital Services. Dengan ekosistem besar milik Gojek Group, kedua perusahaan sepakat untuk memperkuat layanan digital dan mendorong inovasi dan produk baru.

“Nantinya, layanan 5G kami tidak hanya untuk segmen consumer, tetapi juga untuk B2B dan UMKM. Kami harap 5G dapat memberdayakan segmen consumer untuk mengubah cara kerja, hidup, dan menikmati hiburan berbasis digital,” paparnya.

Di segmen B2B, Telkomsel akan menghadirkan layanan 5G untuk mengubah bisnis lewat teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Mixed Reality (MR). Setyanto menambahkan bahwa 5G akan meningkatkan produktivitas yang lebih tinggi dan inovasi lebih besar.

Menang lelang frekuensi

Di saat bersamaan, Telkomsel juga mengumumkan secara resmi tentang penetapannya sebagai pemenang seleksi spektrum 2,3GHz. Penetapan ini sesuai dengan Keputusan Kemkominfo untuk Keperluan Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Seluler Tahun 2021.

Telkomsel mendapatkan tambahan pita frekuensi selebar 20MHz di spektrum tersebut. Dengan demikian, komposisi lisensi frekuensi yang dimiliki Telkomsel antara lain total 50MHz di spektrum 2,3GHz (30MHz untuk alokasi penggunaan nasional dan 20MHz untuk alokasi per zona/bukan nasional), sebesar 15MHz di 2,1GHz, lalu 22,5MHz di 1,8GHz, dan 15MHz di spektrum 800/900MHz.

Kendati demikian, beberapa pihak sempat mempertanyakan ULO ini mengingat pemerintah belum menerbitkan payung hukum tentang penyelenggaraan 5G. Adapun, Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam studinya memperkirakan jaringan 5G di Indonesia baru dapat dirilis secara komersial paling cepat pada akhir 2021.

Konsultan PT LAPI ITB Ivan Samuels mengatakan, perkiraan ini berdasarkan dua skenario, yakni (1) skenario dasar dengan asumsi spektrum kunci 5G dapat dirilis dari 2021-2023; dan (2) skenario agresif dengan asumsi seluruh spektrum 5G dapat tersedia di akhir 2021.

Application Information Will Show Up Here

TaniHub Dikabarkan Peroleh Pendanaan Seri B Hampir 1 Triliun Rupiah (UPDATED)

Startup agritech TaniHub Group dikabarkan mengantongi perolehan pendanaan seri B sebesar $65,5 juta (lebih dari 940 miliar Rupiah) yang dipimpin oleh MDI Ventures. Menurut informasi yang DailySocial terima, putaran ini juga diikuti oleh UOB Global Capital, Vertex Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi, BRI Ventures, Add Ventures, Flourish Ventures, Intudo Ventures, Openspace Ventures, Tenaya Capital, dan lainnya.

Putaran ini membawa valuasi TaniHub melambung senilai lebih dari $200 juta.

Salah satu investor yang kami hubungi memberikan “sinyal hijau” atas kabar tersebut. Menurut mereka, investasi ini adalah komitmen perusahaan untuk memajukan industri pertanian di Indonesia dengan pendekatan teknologi.

Sebelumnya, manajemen TaniHub memang sudah sesumbar dengan putaran investasi yang sedang digalang perusahaan pada awal tahun ini. Co-Founder & CEO TaniHub Group Pamitra Wineka mengatakan antusiasme investor pada putaran ini diklaim begitu bagus, hingga oversubscribed dari dana yang ditargetkan.

“Dana ini mau kita kontribusikan balik kepada petani-petani di Indonesia. Kita mau ekspansi ke mana kita bisa jangkau lebih banyak petani, hopefully bisa sampai Papua,” ucapnya kala itu.

Putaran seri A sudah diumumkan Tanihub pada April 2020 sebesar $17 juta yang dipimpin Openspace Ventures dan Intudo Ventures.

Dalam keterangan resmi yang disampaikan perusahaan hari ini (21/5), Pamitra menyampaikan, “[..] Oleh karena itu kami berencana untuk memperkuat peran kami di setiap wilayah Indonesia agar semakin dekat dengan petani dan masyarakat. Sehingga pada akhirnya apa yang kami lakukan dapat mengurangi disparitas harga antara petani dan konsumen.”

Direktur Portfolio MDI Ventures Sandhy Widyasthana menambahkan, “[..] MDI akan terus fokus berinvestasi kepada startup-startup teknologi yang mempunyai peran besar di berbagai sektor yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat dan dapat membuat perbedaan besar di Indonesia. MDI melihat TaniHub Group mempunyai peran besar di bidang pertanian dan telah membuktikan bahwa keberadaannya dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas kehidupan para petani di Indonesia [..]” ucapnya.

TaniHub Group semakin ekspansif pada tahun ini, salah satunya lewat peresmian NFC (National Fulfillment Center) di Cikarang untuk mendukung infrastruktur rantai pasok agrikultur yang dapat menunjang permintaan pasar nasional dan global. Di lokasi tersebut siap melayani inbound dan outbound untuk pulau-pulau lain di luar Jawa dan Bali serta pasar luar negeri.

Di lahan seluas 12.000 meter persegi, memiliki kapasitas besar untuk cold storage dan menampung produk non-fresh seperti sembako dan pangan olahan
(processed food) dari berbagai macam jenama. Tak hanya itu, perusahaan membangun lebih banyak fasilitas distribusi regional (DC), pusat pemrosesan dan pengemasan produk (processing packing center/PPC), pusat pengolahan unggas (poultry processing center/PPC), dan penggilingan padi di berbagai titik.

Lokasi yang dipilih antara lain, Sumatera Utara, Riau, Palembang, Lampung, Banjarmasin, Banjarmasin, Manado, dan Makassar. Saat ini, lokasi PPC yang sudah beroperasi penuh adalah di Malang yang mendukung rantai pasok dari berbagai fasilitas distribusi regional yang tersebar di lima kota, yakni Bogor, Bandung, Kartasura, Surabaya, dan Denpasar.

Pada April kemarin, perusahaan melakukan ekspor buah semangka sebanyak 14,5 ton yang berasal dari mitra petaninya di Lampung ke Uni Emirat Arab. Di negara tersebut diprediksi adanya potensi permintaan yang berkelanjutan dari pasar UAE mencapai 156 ton per bulannya.

Negara lainnya yang tengah diincar untuk ekspor buah-buahan, termasuk nanas, pisang, mangga, dan jeruk ke Singapura, Taiwan, Korea Selatan, dan Malaysia dengan kapasitas 1.000 ton per bulannya dengan nilai ekspor mencapai Rp15,31 miliar pada tahun ini.

*Kami menambahkan pernyataan resmi dari TaniHub

Application Information Will Show Up Here

Giliran Kredivo Dikabarkan Jajaki SPAC; Menanti Pembuktian “Go-Public” Raksasa Teknologi Indonesia

Perusahaan fintech paylater Kredivo dikabarkan sedang mempertimbangkan opsi go-public di bursa New York melalui SPAC. Rencananya perusahaan akan menggandeng salah satu unit Victory Park Capital, perusahaan investasi yang juga memberikan fasilitas debt funding kepada Kredivo senilai $100 juta pada November 2020 lalu.

Kabar ini pertama kali diberitakan oleh DealStreetAsia. Ketika kami hubungi, eksekutif Kredivo enggan memberikan komentar terkait rumor tersebut.

Dari putaran pendanaan yang ada, saat ini estimasi valuasi Kredivo menyentuh angka $500 juta. Investor Kredivo termasuk Singtel Innov8, Telkomsel Mitra Inovasi, MDI Ventures, Cathay Innovation, DST Partners, dan Kejora Intervest.

Sementara perusahaan cek kosong yang akan digandeng ditaksirkan memiliki nilai hingga $255 juta.

Rencana go-public terus bergulir

Belum lama berselang, rencana go-public Tiket.com kembali mengemuka. Perusahaan yang kini telah bervaluasi lebih dari $1 miliar tersebut dikabarkan juga mempertimbangkan SPAC untuk menjadi kendaraannya melantai ke bursa saham. Rumornya mereka akan menggandeng perusahaan cek kosong COVA Acquisition Corp. (COVA), membentuk gabungan perusahaan bernilai lebih dari $2 miliar.

Selain itu, dalam sebuah keterangan yang dikutip Kumparan, CEO GoTo Andre Soelistyo mengatakan perusahaan gabungan Gojek-Tokopedia juga ditargetkan bisa melantai ke bursa sebelum akhir tahun 2021.

Dan seperti diketahui sebelumnya, unicorn lain Traveloka dan Bukalapak juga sudah dikabarkan mulai menjajaki opsi go-public dengan kendaraan SPAC.

Popularitas SPAC muncul akibat proses IPO konvensional dinilai lebih rumit, mahal, dan memakan waktu lebih banyak bagi startup teknologi. Di Amerika Serikat, tahun 2020 menjadi momentum pertumbuhan signifikan go-public lewat kendaraan cek kosong. Ada lebih dari 200 SPAC mengumpulkan sekitar $799 miliar.

Kendati demikian, saat ini terlihat adanya penurunan harga SPAC dan minat investor institusi untuk masuk ke PIPE; berkemungkinan para startup berpikir ulang untuk go-public lewat mekanisme ini.

Partner Withersworldwide Joel Shen berpendapat, kebangkitan popularitas SPAC dapat dikaitkan dengan suku bunga rendah, likuiditas yang melimpah di pasar karena stimulus dari sistem bank sentral AS, dan peningkatan jumlah target akuisisi, terutama di bidang teknologi.

Menanti pembuktian

Rencana masih sekadar rencana, bahkan perusahaan-perusahaan di atas belum mau secara terang-terangan membicarakan atau mengakui tentang SPAC tersebut. Beberapa memang sudah memberikan sinyal untuk segera melakukan IPO.

Jika para startup pemimpin pasar tersebut bisa berhasil dengan SPAC, ini akan menjadi barometer sekaligus tolok ukur yang baik untuk ekosistem. Salah satunya terkait penerimaan perusahaan di bursa asing, kendati bisnisnya fokus di pasar lokal [regional].

Dalam analisisnya, Gabriel Li selaku pakar dari Withers KhattarWong Singapura mengatakan, saat ini pasar publik [global] telah memperlihatkan keinginan untuk berinvestasi di startup teknologi Asia Tenggara. Kesuksesan Sea Group membawa bisnis e-commerce, video game, dan pembayaran dikatakan menjadi salah satu pemicu awal. Investasi di perusahaan Asia Tenggara atau Indonesia dipandang akan menjadi pelengkap bagi sebagian besar investor.

Investor di pasar modal, pemerintah, bahkan masyarakat secara umum kini menantikan langkah konkret para raksasa teknologi dalam melantai ke bursa. Harapannya, melangkah dengan kehati-hatian, para startup lokal dapat benar-benar memberikan performa terbaik sehingga dapat dijadikan percontohan yang luar biasa bagi inovator-inovator yang tengah merangkak ke arah yang sama.

Pasar modal di Indonesia

Mendengar kabar bahwa para unicorn berencana melangsungkan penawaran publik, Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak tinggal diam. Berbagai penyesuaian dilakukan sebagai “bujukan” agar para perusahaan teknologi lokal turut mempertimbangkan IPO di dalam negeri.

Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi sempat mengatakan beberapa poin penyesuaian yang dihimpun dari perbincangan dengan para pemain industri. Di antaranya terkait opsi masuk ke papan utama, perluasan klasifikasi sub-sektor, dan terkait hak founder melakukan dual class share.

Dual listing juga digadang-gadang dapat menjadi opsi bagi para startup, karena tidak dimungkiri bahwa investor dari bursa Amerika Serikat menghubungkan perusahaan untuk merangkul kalangan investor yang lebih luas. Di sisi lain, IPO di bursa lokal akan membuat pasar di Indonesia bergairah, sembari sebagai perwujudan nasionalisme.

Menurut keterangan Komisaris BEI Pandu Sjahrir, seperti dikutip Tempo, saat ini sudah ada tiga unicorn yang mendaftar ke bursa lokal, kendati tidak disebut detail nama-namanya.

Gambar Header: Depositphotos.com