Bank Indonesia Resmikan Fitur Terbaru QRIS, Permudah Tarik Tunai dan Setor Lewat Pemindai Kode QR Merchant

Bank Indonesia bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) meresmikan inovasi fitur terbaru QRIS, dinamai QRIS Transfer, Tarik Tunai, dan Setor Tunai (QRIS TTS) per Jumat (25/11). DANA menjadi salah satu dompet digital yang mewakili Penyedia Jasa Keuangan (PJP) non-bank menjadi peserta demo soft launch QRIS TTS ini.

Inovasi fitur baru dari QRIS ini, memudahkan pengguna untuk melakukan transaksi tarik tunai maupun setor tunai hanya dengan memindai kode QRIS yang ada di mitra merchant QRIS. Sementara melalui QRIS transfer, pengguna juga dapat dengan mudah melakukan transfer antar PJP, cukup dengan memindai kode QRIS pada aplikasi PJP masing-masing pengguna.

Sebagai gambaran penggunaannya, saat peluncurannya di Bali, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo melalui aplikasi DANA berhasil menerima uang dari Ketua Umum ASPI Santoso hanya dengan menunjukkan QRIS di aplikasi DANA yang selanjutnya dipindai oleh aplikasi mobile banking BCA. Hal ini menunjukkan bahwa QRIS TTS menawarkan prosedur yang lebih tepat, transaksi digital yang lebih mudah dijangkau, serta membuka jalan bagi masyarakat untuk memasuki ekosistem digital.

Dihubungi terpisah oleh DailySocial.id, Kepala Grup Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran (DKSP) Bank Indonesia Fitria Irmi Triswati menjelaskan pengembangan fitur dan model bisnis QRIS memang terus dilakukan untuk mengakselerasi inklusi ekonomi dan keuangan digital serta mewujudkan sistem pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal (CEMUMUAH).

“Jadi barangnya sama, yaitu QRIS. TTS adalah salah satu fitur pengembangan yang baru soft launch kemarin,” ucap Fitria.

Sebagai gambaran, lanjutnya, pada awal peluncuran QRIS di 2019, BI meluncurkan fitur QRIS dengan model bisnis Merchant Presented Mode (MPM), yang mana pengguna/konsumen memindai QRIS yang ditampilkan di merchant menggunakan aplikasi pembayaran. Pengembangan sejak itu juga sudah banyak, ada fitur QRIS Tanpa Tatap Muka (TTM), QRIS Consumer Presented Mode (CPM) dan yang terbaru fitur QRIS Antarnegara dengan Thailand, Malaysia, dan Singapura.

Ia menjelaskan satu persatu fitur dari QRIS TTS ini. Untuk fitur transfer, pengirim akan memindai QR penerima untuk melakukan peer-to-peer transfer. Untuk QRIS TTS dengan fitur tarik tunai, pengguna akan memindai QR milik agen TTS untuk transfer uang dan selanjutnya agen TTS akan memberikan uang tunai, atau pengguna memindai QR di ATM untuk tarik uang dari ATM.

“QRIS TTS dengan fitur setor tunai, agen TTS akan memindai QR milik pengguna untuk melakukan transfer dana ke pengguna untuk selajutnya agen TTS menerima uang tunai dari pengguna. Pada ketiga fitur ini, biaya dibebankan kepada user pengirim, penarik uang, dan penyetor uang.”

Sementara itu, bagi DANA dengan menerapkan sistem QRIS TTS ini memungkinkan pengguna untuk melakukan transfer antar PJP dan menerima uang tunai dengan transaksi penarikan dari mitra. Selain penarikan tunai, pengguna dapat melakukan isi ulang saldo dengan cara menyetor sejumlah uang tunai kepada mitra dan memindai QRIS TTS yang tertera.

Kepada DailySocial.id, perwakilan DANA menyampaikan saat ini fitur QRIS belum dirilis sepenuhnya bagi semua merchant. Apabila sudah rilis versi penuh, diharapkan semua merchant DANA yang telah memiliki QRIS tentu bisa melakukan QRIS TTS. “Perlu diketahui bahwa saat ini fitur masih bersifat soft launching, sehingga nantinya di bawah persetujuan Bank Indonesia, fitur ini dapat dinikmati para penguna [merchant],” ucap perwakilan DANA.

Fitria melanjutkan, ketika nanti QRIS TTS ini sudah dirilis penuh, para PJP yang sudah menjadi peserta boleh melakukan pengembangan atau tidak terserah dengan kesiapan masing-masing. Yang terpenting mereka sebelumnya harus memenuhi spesifikasi standar TTS dan jika memang mereka bermaksud untuk mengembangkan bisnisnya dengan QRIS TTS.

“Untuk itu mereka juga harus mengajukan persetujuan fitur baru ini ke Bank Indonesia,” ujarnya.

Rangkaian fitur QRIS

Inovasi QRIS ini dikembangkan bank sentral bersama ASPI dan PJP dalam rangka implementasi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 yang sudah dimulai sejak 2019. Sejatinya ada empat inovasi QRIS sejauh ini yang sudah diluncurkan. Berikut rangkumannya:

1. Merchant Presented Mode (MPM)
A.MPM Statis
Disediakan oleh merchant dan bersifat statis, lebih cocok untuk usaha kecil. Biasanya kode QR yang sudah dicetak diletakkan di kasir karena fungsinya untuk transaksi pembayaran. Konsumen cukup memilih aplikasi pembayaran apa yang akan digunakan dan memindai kode QR. Nama merchant akan muncul di layar smartphone, kemudian masukkan nominal pembayaran, masukkan PIN dan klik bayar. Notifikasi transaksi akan langsung diterima konsumen maupun merchant.

B.MPM Dinamis
Dalam inovasi ini, kode QR akan selalu berubah berdasarkan setiap transaksi yang dilakukan. Konsumen menuju kasir, lalu mereka akan menerbitkan kode QR dari mesin EDC. Selanjutnya, konsumen memindai kode QR tersebut melalui aplikasi pembayaran di smartphone mereka dan nominal akan keluar secara otomatis. Jenis ini cocok untuk merchant skala menengah dan besar atau punya volume transaksi tinggi.

2.Tanpa Tatap Muka (TTM)
Ini merupakan fitur yang memungkinkan pengguna melakukan transaksi hanya dengan memindai gambar kode QR yang tersimpan di galeri smartphone. Dengan demikian, konsumen tidak perlu bertatap muka langsung dengan penjual untuk melakukan pembayaran. Kehadiran fitur ini menjadi alternatif dan melengkapi pilihan metode pembayaran jarak jauh yang memungkinkan pengguna dalam satu aplikasi di smartphone yang digunakan.

3.Customer Presented Mode (CPM)
Konsumen cukup menunjukkan QRIS yang ditampilkan dari aplikasi pembayaran mereka untuk dipindai oleh merchant. QRIS CPM ini lebih ditujukan untuk merchant yang membutuhkan kecepatan transaksi tinggi, seperti penyedia transportasi, parkir, dan ritel modern.

Proses verifikasi dan pembayaran di CPM dinilai lebih aman untuk konsumen karena mereka hanya tinggal menunjukkan kode QR dari smartphone tanpa perlu memasukkan nomminal secara manual. Verifikasi dari kode ini selanjutnya akan dipindai merchant untuk proses transaksi.

4.QRIS Antarnegara (Cross-border QR)
Transaksi pembayaran dengan QRIS dapat dimanfaatkan wisatawan mancanegara untuk belanja di tempat wisata di Indonesia. Sebaliknya, turis Indonesia juga dapat belanja dengan memindai kode QR jika mengunjungi negara ASEAN lain, seperti Thailand, Singapura, dan Malaysia.

Berkolaborasi dengan Kredivo, Telkomsel Resmikan Layanan BNPL “Telkomsel Paylater”

PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) menjadi perusahaan telekomunikasi berikutnya yang menawarkan layanan BNPL atau buy now pay later khusus produk telco melalui “Telkomsel Paylater”. Dalam mengembangkan produk ini, Telkomsel bekerja sama dengan startup fintech yang berada di bawah naungan FinAccel, Kredivo.

Kolaborasi ini sekaligus menjadi bagian upaya perusahaan menghadirkan produk dan layanan digital yang customer-centric. Telkomsel dan Kredivo disebut akan mengoptimalkan aset ekosistem digital yang dimiliki untuk membuka lebih banyak peluang dengan memberikan kemudahan pembiayaan produk digital terintegrasi, yang dapat diakses pelanggan melalui aplikasi MyTelkomsel.

Direktur Planning & Transformation Telkomsel Wong Soon Nam mengungkapkan, kehadiran Telkomsel PayLater jadi babak baru bagi kedua industri dalam menciptakan sebuah solusi alternatif bagi masyarakat melalui kemudahan akses kredit yang aman, fleksibel, dan terjangkau untuk pemenuhan kebutuhan gaya hidup digital.

Telkomsel PayLater menawarkan solusi kredit instan eksklusif yang bisa digunakan untuk membeli produk dan layanan di dalam ekosistem Telkomsel melalui MyTelkomsel. Limit yang diberikan juga beragam mulai dari Starter (di bawah 1 juta), Basic (di bawah 3,5 juta), dan Premium (hingga 30 juta). Untuk saat ini, pilihan tenor yang tersedia saat ini hanya 30 hari dengan bunga 0%.

Bagi pengguna Telkomsel yang ingin menggunakan layanan Telkomsel PayLater, bisa langsung membuka aplikasi MyTelkomsel lalu melakukan pendaftaran. Untuk menikmati layanan ini, pengguna juga harus terdaftar di platform Kredivo. Mengingat tagihan transaksi yang dilakukan menggunakan Telkomsel Paylater akan secara otomatis masuk ke tagihan Kredivo.

Disinggung mengenai target pengguna, General Manager Kredivo Indonesia Lily Suriani mengungkapkan bahwa layanan ini menargetkan orang-orang yang sudah memiliki penghasilan tetap dan siap secara digital. Untuk saat ini, layanan baru tersedia di platform Android dan hanya menawarkan produk di dalam ekosistem Telkomsel.

Ke depannya, Telkomsel PayLater disebut akan dikembangkan secara bertahap di luar platform MyTelkomsel. Pengembangan ini akan terus dilakukan Telkomsel PayLater juga dapat menjadi solusi layanan keuangan digital bagi ekosistem digital Telkomsel lainnya, mulai dari Device Bundling, Dunia Games, MAXstream, hingga Telkomsel Orbit.

Telkomsel telah secara konsisten menghadirkan berbagai inisiatif dalam memperkuat ekosistem digital, termasuk dengan mendirikan entitas terpisah yang fokus mengembangkan inisiatif digital perusahaan, INDICO. Beberapa produk digital yang sudah diluncukan, yaitu Kuncie (edtech) dan Fita (healthtech).

Layanan BNPL di Indonesia

Industri fintech Indonesia terus berkembang dengan kehadiran produk-produk baru yang menawarkan layanan yang beragam. Salah satunya yang tengah diminati adalah BNPL atau buy now pay later. Secara umum, BNPL merupakan opsi pembiayaan jangka pendek yang memungkinkan pelanggan membeli produk dan membayarnya belakangan, tanpa bunga atau dengan bunga rendah.

Salah satu yang mendorong pertumbuhan layanan ini adalah pesatnya pertumbuhan transaksi e-commerce di tanah air. Berdasarkan riset yang dilakukan Kredivo pada responden yang melakukan pembayaran non-tunai di platform e-commerce, terjadi peningkatan transaksi menggunakan paylater sebesar 10% dari 28% pada 2021 menjadi 38% pada tahun 2022.

Dalam temuan yang sama, ada sejumlah alasan responden mau menggunakan layanan paylater, utamanya untuk membeli kebutuhan mendadak/mendesak (58%), belanja dengan cicilan jangka pendek atau kurang dari satu tahun (52%), dan mendapatkan lebih banyak promo menarik (45%).

Menurut Global Payments Report yang diterbitkan FIS, perusahaan software fintech berbasis di AS, paylater menyumbang 2,9% dari total transaksi e-commerce global di 2021 dan diproyeksi naik menjadi 5,3% di 2025. Data tersebut menunjukkan potensi besar paylater sebagai salah satu metode pembayaran digital pilihan konsumen dalam skala global.

Di Indonesia sendiri, sudah ada beberapa pemain yang menawarkan layanan BNPL, termasuk Akulaku, Kredivo, GoPayLater (kerja sama dengan Findaya), Traveloka PayLater dan Shopee PayLater. Berdasarkan hasil survei DailySocial, Shopee PayLater menjadi layanan paling banyak digunakan oleh konsumen. Presentasenya mencapai 78,4% dibanding layanan paylater lainnya.

Catat Penguatan Kinerja di Kuartal III 2022, GoTo Optimistis Menuju Kondisi Profitabilitas

Grup GoTo, hasil peleburan dua entitas (Gojek dan Tokopedia) yang membentuk ekosistem digital terbesar di Indonesia pada hari ini (22/11) mengumumkan kinerja keuangan dan operasional untuk kuartal ketiga tahun 2022 (3Q22). Laporan ini menunjukkan adanya pertumbuhan pendapatan dan penggerusan rugi EBITDA yang disesuaikan.

Pada kuartal III ini, GoTo secara konsisten mempercepat langkah menuju profitabilitas dengan terus mendorong monetisasi, melakukan efisiensi terhadap belanja insentif, serta mengoptimalkan beban usaha.

Perusahaan baru saja mengumumkan PHK pada 12% atau sekitar 1300 orang karyawannya.

Total nilai transaksi (GTV) di kuartal ketiga tumbuh 33% (year on year) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai 161 triliun Rupiah. Hal ini disebut telah melampaui target pencapaian perusahaan di kuartal tersebut.

Di samping itu, perusahaan juga membukukan pendapatan bersih senilai 4,5 triliun Rupiah, tumbuh 206% dari kuartal yang sama di tahun sebelumnya senilai 1,4 triliun Rupiah. Angka ini mencakup kontribusi dari tiga layanan utama perusahaan, yaitu on-demand, e-commerce, dan fintech.

Segmen on-demand services tumbuh mencapai 15,7 triliun pada 3Q22, dipicu  peningkatan layanan mobilitas, termasuk kegiatan sektor konvensional yang berangsur normal, seperti kembali ke sekolah dan bekerja dari kantor.

Upaya monetisasi terus berkembang seiring pertumbuhan layanan premium. Hal ini bersamaan dengan peningkatan biaya platform untuk layanan mobilitas dan take rate dari skema komisi merchant serta biaya platform pada bisnis pesan antar makanan.

Di segmen e-commerce, peningkatan mobilitas masyarakat menuju aktivitas sosial secara fisik tidak berdampak signifikan pada pertumbuhan GTV. Tercatat pertumbuhan pendapatan bruto segmen ini pada 3Q22 melampaui pertumbuhan GTV, meningkat 27% YoY di angka 2,2 triliun Rupiah.

Hal ini didukung take rate bisnis konsumen-ke-konsumen (C2C) melalui implementasi skema komisi baru untuk mitra pedagang C2C, peluncuran skema biaya platform baru, dan pemanfaatan value-added service seperti iklan dan logistik.

Pada segmen fintech (financial technology), GoTo masih konsisten mencatatkan pertumbuhan GTV dan pendapatan bruto masing-masing sebesar 78% dan 48% YoY. Inisiatif perusahaan dalam memperluas penetrasi dompet digital GoPay ke seluruh ekosistem mendorong peningkatan penggunaan.

Ke depannya, pihak GoTo mengungkap akan terus meningkatkan margin kontribusi melalui optimalisasi beban promosi, bersamaan dengan pergeseran sumber pendapatan dengan produk yang memiliki margin lebih tinggi khususnya pinjaman, di mana Perseroan secara aktif melakukan uji coba terhadap produk baru, seperti pinjaman tunai yang sudah mulai diuji coba pada Oktober 2022.

Masih merugi

Tidak bisa dimungkiri bahwa perusahaan hingga saat ini masih belum mencetak laba. Dengan meningkatnya beban-beban perusahaan, rugi bersih GoTo makin membengkak. Hingga kuartal III 2022, rugi bersih perusahaan 20,9 triliun Rupiah, melonjak 32% dari periode yang sama di tahun sebelumnya senilai 15,8 triliun Rupiah.

Rincian beban termasuk beban penjualan dan pemasaran yang mencapai Rp11,27 triliun, meningkat dua kali lipat lebih dari tahun lalu. Beban pokok pendapatannya juga meningkat sebesar 52,43% (yoy) menjadi Rp3,85 triliun.

Lalu beban umum dan administrasi GoTo meningkat 67,45% (yoy) menjadi Rp8,62 triliun, beban pengembangan produk naik menjadi Rp3,33 triliun, beban penyusutan dan amortisasi Rp2,27 triliun, serta beban operasional dan pendukung naik menjadi Rp1,36 triliun.

Meskipun begitu, perusahaan tetap optimistis menargetkan margin kontribusi positif pada kuartal I 2024, disokong margin positif dari on-demand service (kuartal I 2023) dan e-commerce (kuartal IV 2023).

Direktur Utama Grup GoTo Andre Soelistyo mengungkapkan, “Perbaikan margin usaha sejalan dengan pertumbuhan pendapatan Perseroan, yang menunjukkan resiliensi bisnis kami dan kekuatan perekonomian Indonesia. Capaian kinerja
keuangan dan operasional pada kuartal ini menegaskan bahwa Perseroan berada di jalur pertumbuhan yang tepat sebagai ekosistem digital terbesar di Indonesia.”

Calvin Kizana Resmi Menjabat Sebagai Pemimpin WhatsApp Indonesia

Aplikasi messenger WhatsApp, mengumumkan kehadiran Calvin Kizana sebagai Head of WhatsApp di Indonesia. Calvin memulai peran barunya hari ini di kantor Jakarta. Penunjukkan ini memperkuat pentingnya Indonesia bagi WhatsApp.

Calvin adalah veteran di industri startup Indonesia. Sebelum bergabung bersama WhatsApp yang diakuisisi Facebook (sekarang Meta) pada tahun 2014, Calvin sempat membangun dua startup yaitu Playday, sebuah platform live streaming, dan PicMix, sebuah platform media sosial. Calvin sebelumnya adalah COO GoPlay, perusahaan platform live streaming di bawah naungan GoTo.

Di posisi barunya ini, Calvin akan fokus memperkuat kemitraan lokal WhatsApp di Indonesia dan memperluas penggunaan WhatsApp Business Platform untuk membantu orang menemukan, mengirim pesan, dan berinteraksi dengan bisnis di dalam aplikasi.

“WhatsApp menghubungkan banyak orang di sini — teman, keluarga, dan komunitas, dan kami ingin menghubungkan bisnis dengan mudah. Ini adalah kesempatan luar biasa bagi saya untuk mengerjakan produk yang menyentuh kehidupan banyak orang di seluruh Indonesia, dan saya tidak sabar untuk memulainya,” kata Head of WhatsApp Indonesia Calvin Kizana.

Selama beberapa tahun terakhir, WhatsApp mengklaim telah melakukan investasi yang signifikan di Indonesia, termasuk di bidang kesehatan, literasi digital, pelatihan usaha kecil, dan pembangunan komunitas. Kemitraan literasi digital dengan Kominfo telah menjangkau lebih dari 2,4 juta orang di 34 provinsi.

“Sebagai pengusaha sukses, Calvin tahu apa yang diperlukan untuk membangun kemitraan yang berarti yang memberikan nilai nyata bagi masyarakat. Kami sangat senang Calvin bergabung,” kata Vice President of Global Affairs & Strategic Markets WhatsApp Victoria Grand.

Masifnya pengguna WhatsApp di Indonesia

Menurut laporan yang dirilis Business of Apps, Indonesia adalah negara terbesar ketiga di dunia untuk jumlah pengguna WhatsApp di dunia, setelah India dan Brazil. Diperkirakan pada tahun 2021 adalah 112 juta pengguna WhatsApp di Indonesia, atau hampir separuh populasi.

Secra total, per tahun 2021, aplikasi WhatsApp telah diunduh oleh 5 miliar orang dan terdapat lebih dari dua miliar pengguna aktif. Aplikasi ini adalah aplikasi messenger paling populer di lebih dari 100 negara. Selain mengirimkan pesan, tersedia juga fitur WhatsApp Voice dan Video Call.

Pesan bisnis adalah bidang investasi utama untuk WhatsApp, dengan 7 dari 10 orang Indonesia mengatakan bahwa mereka lebih suka mengirim pesan ke suatu bisnis daripada melalui telepon atau email.

WhatsApp didirikan tahun 2009 lalu oleh Brian Acton dan Jan Koum. Besarnya jumlah pengguna platform ini menarik perhatian Mark Zuckerberg untuk  mengakuisisinya senilai total $19 miliar dalam bentuk tunai dan saham.

Application Information Will Show Up Here

Platform Kreator Konten “TipTip” Peroleh Dana Seri A 205 Miliar Rupiah

Platform kreator konten TipTip mengumumkan penutupan pendanaan Seri A sebesar $13 juta (setara dengan 205 miliar Rupiah). Putaran ini merupakan lanjutan dari pendanaan tahap awal senilai $10 juta yang sebelumnya telah diterima pada Maret 2022. East Ventures kembali memimpin putaran teranyar ini dengan partisipasi dari investor lainnya, seperti Vertex, SMDV, dan B.I.G Ventures.

Dalam keterangan resmi yang disampaikan hari ini (28/11), Founder dan CEO TipTip Albert Lucius menyampaikan pihaknya merasa terhormat sekaligus bangga dengan kepercayaan dan dukungan yang berlanjut dari para investor terkemuka di Asia Tengggara.

“Kami sangat menghargai kemitraan yang terjalin, dan akan menggunakan dana ini untuk mempercepat perkembangan platform, diversifikasi produk agar dapat memosisikan TipTip sebagai platform terkemuka bagi kreator konten di Asia Tenggara,” ucap Albert.

Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca turut memberikan pernyataannya. Ia memiliki kepercayaan penuh terhadap kepemimpinan Albert dalam membawa TipTip. Menurutnya, pengalaman Albert membangun Kudo, sebelum diakuisisi Grab pada 2017, telah terbukti menjadi navigasi yang kuat untuk menghadapi gejolak ekonomi yang diperkirakan terjadi pada 2023.

“Kami berharap TipTip terus melanjutkan pertumbuhan yang signifikan dengan tetap menerapkan strategi hyperlocal yang terbukti diadaptasi dengan baik serta membawa perubahan perilaku bagi konsumen maupun kreator konten di era pasca COVID. Kami melihat adanya potensi perkembangan yang lebih besar lagi dan dan kami sangat optimis untuk terus mendukung TipTip,” katanya.

Managing Partner Vertex Joo Hock Chua menambahkan, “Kami percaya dengan pendekatan ekosistem kreator-suporter-promotor yang dilakukan oleh TipTip. Pendekatan ini sangat cocok untuk memasuki pasar Indonesia yang sangat luas dan tersebar di berbagai komunitas mikro. TipTip memiliki keunikan tersendiri dalam memberikan solusi utama dalam masalah yang dihadapi para kreator konten, yaitu monetisasi dalam ekosistem mereka. Dengan dukungan TipTip, para kreator konten dapat memonetisasi langsung konten mereka tanpa harus bergantung pada algoritma atau iklan.”

Pencapaian TipTip

TipTip didirikan pada Oktober 2021 dengan misi memberikan solusi bagi kesenjangan monetisasi yang saat ini dihadapi para kreator konten Asia Tenggara. TipTip membangun marketplace yang menghubungkan para kreator konten dengan para pengikutnya. Di sana pemilik konten diberikan kebebasan untuk membuat konten, memasarkan, dan menjual langsung hasil kreasi mereka.

Diklaim sejak diperkenalkan ke publik pada Juli 2022, TipTip mendapat respons pasar yang baik. Terjadi peningkatan revenue lebih dari 20 kali lipat di dua bulan terakhir sejak Oktober 2022. Strategi hyperlocal yang diimplementasikan oleh TipTip disebutkan sukses menggandeng kegiatan komunitas, baik online maupun offline, di lebih dari 40 kota di seluruh Indonesia.

Platform TipTip disebutkan telah digunakan oleh lebih dari 2.500 kreator konten dan digunakan oleh lebih dari 30 ribu pengguna. Perusahaan berencana lebih agresif lagi pada tahun depan dengan target menaungi 30 ribu kreator konten dan 300 ribu pengguna.

Albert menyebut, rata-rata penghasilan yang didapatkan kreator konten serta pengikutnya setelah 30 hari bergabung di platform, berkisar di angka Rp3 juta. Kreator konten bisa mendapatkan penghasilan dengan menjual langsung konten mereka atau melalui jaringan promotor konten di TipTip, atau dengan melakukan live session bersama para pengikut. Tersedia fitur monetisasi seperti tipping langsung, serta KYC identitas dan integrasi pembayaran yang membantu kreator agar mendapatkan lebih banyak penghasilan.

Application Information Will Show Up Here

Grup Modalku Masuk ke Bisnis Multifinance Lewat Akuisisi

Startup fintech lending Grup Modalku memperluas jangkauan pasar dengan menawarkan solusi pembiayaan multifinance melalui akuisisi PT Buana Sejahtera Multidana. Fokusnya tetap di segmen UMKM. Pengumuman ini sekaligus meresmikan entitas baru di bawah grup Modalku dengan nama PT Modalku Finansial Indonesia atau Modalku Finance.

Aksi korporasi ini diikuti dengan perubahan kepemilikan saham, Grup Modalku menjadi pemegang saham mayoritas, serta perubahan fokus usaha menjadi pembiayaan produktif PT Buana Sejahtera Multidana. Pihaknya mengungkapkan bahwa hal ini merupakan strategi manajemen yang sangat terencana demi mengoptimalkan pertumbuhan bisnis dan mendukung lebih banyak UMKM di Indonesia.

Terkait multifinance, Co-Founder Modalku Reynold Wijaya mengungkapkan bahwa pengembangan Modalku Finance didorong oleh permintaan serta ekspektasi konsumen terhadap akses pendanaan yang semakin beragam. Selain itu juga untuk menjangkau aksesibilitas pasar yang lebih luas, dengan menghadirkan berbagai produk yang lebih variatif dengan limit modal usaha yang lebih tinggi.

Steven Gunawan yang ditunjuk sebagai President Director Modalku Finance mengungkapkan, “Kehadiran Modalku Finance diharapkan dapat menghadirkan solusi pembiayaan dalam sektor produktif berupa produk yang dapat berguna untuk membiayai aktivitas permodalan bagi perusahaan seperti pembelian bahan baku, pembiayaan piutang usaha, serta peningkatan kapasitas produksi usaha.” tambahnya.

Produk Modalku Finance

Modalku Finance menawarkan berbagai fungsi pembiayaan, di antaranya Pembiayaan Modal Kerja, Pembiayaan Investasi, dan Pembiayaan Multiguna. Pembiayaan Modal Kerja dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran yang habis dalam satu siklus aktivitas usaha.

Untuk layanan Pembiayaan Investasi dapat disalurkan ke barang modal beserta jasa yang diperlukan untuk aktivitas usaha/investasi, rehabilitasi, modernisasi, ekspansi, atau relokasi tempat usaha/investasi. Sedangkan Pembiayaan Multiguna, dapat digunakan untuk keperluan konsumtif dan bukan untuk keperluan usaha.

Nominal yang ditawarkan untuk pembiayaan modal kerja dan investasi ini sendiri lebih besar dari yang ditawarkan pada layanan P2P lending Grup Modalku, mulai dari Rp500 juta hingga Rp25 Miliar dengan tenor pinjaman yang bervariasi hingga 12 bulan.

Sedangkan bagi pembiayaan multiguna, pembiayaan dimulai dari Rp50 juta dengan tenor yang bervariasi. Skema pembayaran yang ditawarkan cukup fleksibel, dimana pembayaran pokok dapat dilakukan sekaligus pada akhir tenor atau angsuran per bulan sesuai produk yang dipilih. Bunga mulai dari 1% per bulan dengan waktu proses yang cepat.

Terkait diferensiasi dengan Grup Modalku, Steven menjelaskan tujuan Modalku Finance ini bisa digunakan bagi UMKM yang naik kelas sehingga membutuhkan pendanaan lebih. Mengingat, P2P lending hanya bisa menyalurkan pinjaman maksimal Rp2 miliar, sementara multifinance bisa mencapai Rp25 miliar.

Target ke depan

Jika dilihat pada tahun-tahun sebelumnya, industri multifinance memang mengalami tren penurunan terutama pada masa pandemi Covid-19 yang menyebabkan piutang pembiayaan terus menurun.

Namun, memasuki 2022, OJK mencatatkan nilai outstanding piutang pembiayaan multifinance pada Agustus 2022 meningkat 8,57& menjadi sebesar Rp389,54 triliun. Hal ini membuktikan bahwa adanya tren peningkatan pada industri multifinance.

Sementara, President Director Modalku Finance Steven Gunawan mengungkapkan, Grup usaha Modalku telah sejak lama berangan-angan untuk masuk ke dalam industri multifinance. Ia juga menambahkan bahwa salah satu proposisi nilai perusahaan adalah dengan berfokus pada pembiayaan produktif.

Ke depannya, Modalku Finance akan konsisten melakukan berbagai inovasi bisnis dan teknologi untuk memperluas jangkauan. Modalku Finance merupakan bagian dari Grup Modalku. Hingga saat ini, Grup Modalku telah menyalurkan modal usaha sebesar Rp40,42 Triliun kepada lebih dari 5,1 juta jumlah transaksi pendanaan UMKM di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam.

Terkait rencananya masuk ke neobank, Reynold menekankan bahwa untuk saat ini belum ada rencana melakukan akuisisi lagi, termasuk menambah kepemilikan saham di Bank Index menjadi pemegang saham mayoritas. “Kami dengan sangat pasti tidak ada rencana akuisisi untuk perbankan karena berbagai macam hal yang sering dijelaskan, satu sisi mahal sekali,” ujar Reynold.

Ia menambahkan, saat ini lebih memfokuskan untuk keberlanjutan bisnis yang menuju profitabilitas. Sehingga, ia bakal lebih bijak untuk melakukan ekspansi ke depannya. “Untuk mencapai target perusahaan yang profitabilitas, kami terus fokus untuk mengembangkan fundamental dan bisnis,” ujar Reynold.

Sebelum ekspansi ini, Modalku juga sempat mengakuisisi startup fintech pembayaran asal Singapura bernama CardUp. Selain itu, melalui anak usahanya Funding Asia Group, Pte. Ltd, Modalku memiliki saham 10% di PT Bank Index Selindo.

Hingga saat ini, Modalku telah menyalurkan modal usaha sebesar Rp40,42 Triliun kepada lebih dari 5,1 juta jumlah transaksi pendanaan UMKM di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam.

Application Information Will Show Up Here

Investasi Masa Kini untuk Generasi Muda Indonesia

Digitalisasi telah memberi dampak yang cukup signifikan bagi perkembangan dunia investasi di tanah air. Penetrasi teknologi diyakini telah memperkecil entry barrier atau keadaan yang menghalangi orang untuk mulai berinvestasi. Mulai dari kehadiran platform teknologi hingga penyebaran konten literasi menjadi ‘bekal’ untuk para generasi muda memulai investasi.

DailySocial.id mengundang dua figur terkait untuk membahas kondisi industri investasi masa kini untuk para generasi muda Indonesia dalam sesi diskusi #SelasaStartup. Mereka adalah Head of IDX Marco Poetra Kawet dan Head of Financial Education Bibit Vivi Handoyo Lie.

Secara umum, investasi adalah ketika kita menempatkan sesuatu di masa kini dengan harapan bisa berkembang di masa depan. Hal ini termasuk berinvestasi pada diri sendiri. Terkait finansial, investasi sangat dipengaruhi oleh pemilihan instrumen yang tepat. “Instrumen investasi yang tepat akan membawa kalian mencapai tujuan finansial. Kalau tidak berkembang, berarti ada yang salah,” ungkap Marco.

Ada beberapa alasan mengapa banyak orang yang masih enggan untuk mulai berinvestasi. Pertama, anggapan bahwa investasi itu membutuhkan uang yang banyak. Kedua, proses berinvestasi dinilai rumit, ditambah banyak sentimen negatif disebabkan kasus investasi bodong yang banyak menimpa masyarakat awam.

Lain dulu, lain sekarang. Investasi masa kini sudah tidak lagi mengharuskan investor untuk datang secara langsung untuk setiap proses administratif. Peran regulator yang memungkinkan digitalisasi di sektor ini seperti eKYC berdampak signifikan bagi pertumbuhan dunia investasi masa kini. Evolusi dalam sektor ini sangat terbantu oleh infrastruktur digital, penetrasi internet, juga penggunaan smartphone.

Kontribusi platform teknologi

Kehadiran aplikasi wealthtech dengan multi-aset investasi diklaim menjadi salah satu faktor pendorong tren kenaikan investor ritel. Hal ini dikarenakan mereka dapat mengintegrasikan beberapa kelas aset untuk memperluas portofolio, mengawasi asetnya, dan membantu perencanaan untuk tujuan jangka panjang.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per 14 Oktober 2021, jumlah investor pasar modal telah tumbuh sebesar 489 persen mencapai 6,5 juta investor, dibandingkan pada akhir 2017 lalu yang masih di angka 1,12 juta. Hal ini juga didorong oleh meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap investasi.

Sebagai perwakilan IDX, Marco mengungkapkan bahwa pihaknya menyambut baik startup teknologi yang telah menyediakan platform investasi. Ia turut memaparkan informasi bahwa sekitar 80% dari total investor di pasar modal adalah generasi muda, rata-rata berumur di bawah 40 tahun.

“Peran generasi muda ini sangat besar. Dengan angka yang besar ini, tentunya membutuhkan dukungan dari semua stakeholder. Kita berharap semua stakeholder tetap comply dengan aturan yang ada. Kita beri keleluasaan sebisa mungkin untuk menggaet investor menggunakan berbagai platform dan social media yang ada,” ujarnya.

Bibit sendiri memiliki misi untuk mempermudah akses terhadap investasi, termasuk dengan kolaborasi bersama perusahaan teknologi lainnya. Salah satu partnernya adalah Bank Jago. Pihaknya ingin menciptakan jaringan seluas mungkin. Dengan kolaborasi, harapannya adalah bisa menciptakan fitur yang membuat investasi lebih memiliki value.

“Ke depannya, kami tidak hanya ingin mempermudah untuk para investor memulai, tetapi juga dalam memilih instrumen investasi yang tepat, serta dalam menjalani setiap prosesnya. Kita mau menghadirkan solusi yang scalable. Kita mulai dari Stockbit untuk saham, lalu kita hadirkan Bibit, untuk investor pemula,” ungkap Vivi.

Di Indonesia sendiri, selain Bibit, banyak platform yang menawarkan kemudahan berinvestasi untuk pemula seperti Moduit yang memang secara tegas menargetkan generasi muda sebagai sasarannya. Ada juga Ajaib yang belum lama ini menawarkan investasi aset kripto, salah satu instrumen yang juga tengah diminati masyarakat.

Penyebaran konten literasi

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia berada di level 38,03% pada 2019.  Angka ini menunjukkan, dari setiap 100 jiwa penduduk hanya ada sekitar 38 orang yang memiliki pemahaman tentang lembaga keuangan dan produk jasa keuangan dengan baik. Dengan demikian terdapat 62 jiwa penduduk lainnya yang belum memiliki literasi keuangan.

Salah satu penggerak investasi yang cukup kuat adalah FOMO atau fear of missing out. Banyak orang yang latah dan akhirnya hanya ikut-ikutan. Meskipun hal ini bisa mencemplungkan mereka di kolam investasi, namun tetap harus bijak dalam memilih. Marco menyampaikan pentingnya bagi investor untuk punya analisa sendiri.

Generasi jaman sekarang sudah sangat dimanjakan dengan platform-platform yang menyajikan data perusahaan yang sudah diproses oleh provider. Tidak seperti jaman dulu yang masih harus melihat laporan keuangan masing-masing perusahaan. Platform ini bisa digunakan sebagai referensi, namun tetap disesuaikan dengan preferensi pribadi dan profil risiko.

Demikian pula konten-konten terkait investasi dan literasi keuangan sudah semakin banyak beredar. Meskipun begitu, tetap harus selektif dalam menyaring informasi. Pastikan realibilitas dan legalitas dari sumbernya. Platform teknologi seperti Bibit juga menawarkan kelas gratis untuk mereka yang mau memperdalam pemahaman terkait investasi.

Edukasi mindset itu penting, jangan cuma cari cepat untung. Investasi ini konsepnya lebih ke marathon. Intinya, investasi membutuhkan komitmen dan usaha. “Kalau bisa tanpa usaha dan analisa apapun di saham, semua orang bisa kaya. Harus ada kemauan untuk belajar,” ujar Vivi.

Menurut Vivi, instrumen investasi yang cocok untuk pemula tidak bisa disamaratakan. Pilih investasi yang sesuai jangka waktu dan profil resiko. Saham memiliki profil risiko yang lebih tinggi, pergerakannya lebih volatile. Di sisi lain, obligasi lebih sederhana untuk jangka panjang. Begitu pula untuk jangka pendek, ada pilihan lainnya. Kembali pada pilihan instrumennya.

Instrumen seperti reksa dana bisa menjadi pilihan, karena ada profesional yang bantu mengelola. Selain itu ada juga Surat Berharga Negara (SBN) untuk pemula, namun dana harus disimpan dalam jangka waktu lama. Ada beragam strategi investasi mengacu pada instrumennya.

“Yang mau ditanamkan adalah, ada banyak pilihan instrumen investasi. Tidak masalah condong ke mana. Intinya, generasi muda berinvestasi di jalur yang tepat. Terkait porsinya, bisa disesuaikan,” ujar Marco.

Investasi di tengah isu resesi

Menurut Marco, Indonesia dewasa ini tengah berusaha mengubah pola dari saving society menuju investment society. Ekosistemnya sedang dan masih berlangsung. Bahkan di tengah isu resesi global, pertumbuhan ekonomi Indonesia disebut kian melejit, dengan kontribusi generasi muda pada 60% PDB negara.

Terkait investasi di tengah ancaman resesi ini, Vivi menegaskan bahwa dalam ekonomi dan pasar modal, naik turun itu biasa. Resesi sendiri bukanlah hal baru. Menurut perhitungannya, separah apapun penurunan yang terjadi, pasar akan selalu kembali ke nilai awalnya, bahkan lebih tinggi. Pesan Vivi, “Untuk yang sudah mulai investasi, kalau kalian khawatir, ingat lagi tujuan awal berinvestasi. Buat yang belum mulai, jangan biarkan isu resesi menjadi alasan untuk tidak mau memulai.”

Marco menambahkan ada empat indikator fundamental ekonomi. Pertama, harga tukar Rupiah dengan USD, rendah bukan berarti kita terpuruk. Ini menlibatkan dominasi global, Amerika menunjukkan itu dengan pengaruh USD. Kedua, terjadinya inflasi yang kemudian coba diredam dengan kenaikan suku bunga. Ketiga, cadangan devisa negara. Lalu, yang terakhir, non-performing loan (NPL) untuk menghitung kemampuan masyarakat dalam menyelesaikan tanggung jawabnya.

Menurut Marco, orang yang berhasil adalah orang yang bisa melihat momentum. “It’s about momentum. Anda mau jadi orang yang termakan isu atau mengambil momentum? Resesi bisa jadi pertimbangan, tetapi tidak menghalangi investasi,” tutupnya.

Accelerating Asia Kembali Umumkan Startup Binaan, HealthPro Peserta Terpilih dari Indonesia

Accelerating Asia, pemodal ventura sekaligus program akselerator startup tahap awal kembali mengumumkan 10 startup terpilih untuk Cohort 7. Para peserta berasal dari berbagai negara, mulai dari Asia Selatan (Bangladesh, Pakistan), Asia Tenggara (Filipina, Myanmar, Singapura, Malaysia, Indonesia dan Thailand), hingga Asia Timur (Korea).

Program ini bersifat sektor agnostik, dapat diikuti oleh startup dari berbagai lanskap industri. Para startup terpilih di Cohort 7 ini adalah Cocotel, Hishabee, K-Link, Kooky.io, Safe Truck, Shoplinks, Easy Rice Digital Technology, BizB, Ulisse, dan terakhir HealthPro dari Indonesia.

Dalam rilis resminya General Partner Accelerating Asia Amra Naidoo mengungkapkan, investasi baru tersebut membawa portofolio Accelerating Asia menjadi 60 startup dan telah mengumpulkan total investasi lebih dari $50 juta. Untuk peserta di Cohort 7 sendiri telah mengumpulkan $5,2 juta, sebelum bergabung dengan program akselerator.

Investasi baru di Cohort 7 juga diklaim memiliki daya tarik pasar dan pertumbuhan pendapatan dengan nilai rata-rata GMV lebih dari $46.000 per bulan dan rata-rata pendapatan bulanan lebih dari $13.000.

“Apa yang kami lihat di Cohort 7 adalah semacam inflasi kesuksesan. Sepuluh startup yang kami investasikan memiliki pencapaian yang lebih signifikan dalam pendapatan, akuisisi pengguna, dan metrik lainnya yang biasanya diasosiasikan dengan startup tahap awal.”

Para startup yang lolos dalam Cohort teranyar ini sebelumnya telah melalui proses kurasi ketat. Tercatat ada sekitar 600 startup yang mendaftarkan dalam program.  Jumlah tersebut meningkat hingga 232% sejak batch pertama hingga saat ini.

Sejak tahun 2019, Accelerating Asia telah berinvestasi pada 100 lebih pendiri dari 60 startup, menjadikan mereka sebagai salah satu investor paling aktif di startup tahapan pra-seri A di Asia Tenggara dan Selatan.

Fokus kepada profitabilitas

Menurut Co-founder dan General Partner Craig Bristol Dixon, Accelerating Asia selalu berinvestasi kepada bisnis yang dapat menghasilkan uang secara langsung dan difokuskan kepada rencana keuangan yang cerdas dan pendiri yang dapat memonetisasi celah di pasar dalam jangka pendek.

“Dalam hal investasi kami mengikuti strategi sederhana, yang pertama kami kembali kepada organisasi yang dapat menghasilkan uang dalam iklim ekonomi apa pun, kedua pendiri yang dapat bernavigasi dalam kondisi pasar apapun,” kata Dixon.

Accelerating Asia meluncurkan Fund II pada tahun 2021, Cohort 7 adalah investasi gelombang ketiga untuk Fund II yang akan memberikan modal di seluruh startup pra-seri A di kawasan Asia Tenggara dan Selatan.

“Ketika kami mulai beroperasi beberapa tahun lalu, ide Accelerating Asia masih kepada visi ke depan untuk Asia Pasifik. Sekarang saya senang melihat bahwa itu berjalan dengan baik, lebih banyak startup melakukan scale-up secara cepat. Sebagian besar berkat sistem dukungan yang dapat mereka gunakan,
yang mencakup semuanya, mulai dari acara dan konferensi hingga sindikasi angel investor,” kata Naidoo.

Sejak meluncurkan program mereka sudah banyak startup asal Indonesia yang mengalami pertumbuhan positif. Mulai dari TransTRACK.ID dan Tokban yang merupakan peserta dalam Cohort 6; hingga Karyakarsa yang telah mengumpulkan pendanaan putaran awal senilai $498.000 dari Accelerating Asia, Sketchnote Partners, serta angel investor ternama.

SIRCLO Group Tempuh Efisiensi, Rumahkan 8% Karyawan

Perusahaan omnichannel commerce enabler SIRCLO Group mengumumkan kebijakan langkah efisiensi yang berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 8% dari total karyawan. Keputusan ini mulai berlaku per hari ini (22/11).

Dalam data terakhir, perusahaan memiliki lebih dari 2 ribu karyawan. Artinya, sekitar 160 karyawan terkena imbas. Perusahaan menyebut kebijakan ini diambil karena kebutuhan untuk beradaptasi di tengah kondisi ekonomi makro saat ini.

“Sebagai perusahaan teknologi yang berkembang pesat, SIRCLO Group berupaya untuk terus adaptif dalam melakukan penyesuaian bisnis agar mencapai pertumbuhan jangka panjang. Dalam situasi makro ekonomi yang menantang, SIRCLO Group telah melalui serangkaian evaluasi internal dan akan melakukan perubahan yang signifikan, terutama dalam aspek fokus bisnis, untuk memastikan sustainability perusahaan,” terang Founder & CEO SIRCLO Group Brian Marshal dalam keterangan resmi.

Ia melanjutkan, keputusan yang diambil ini tidak memengaruhi komitmen perusahaan dalam mengembangkan solusi terbaik bagi seluruh penerima layanan SIRCLO. Untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang, kini seluruh aspek bisnis SIRCLO Group berada dalam tahap optimalisasi, salah satunya dengan menitikberatkan pengembangan lini bisnis e-commerce enabler yang melayani klien korporasi.

Sejumlah unit bisnis SIRCLO Group yang menargetkan segmen UMKM akan berfokus pada aspek operasional yang bersifat esensial, dengan tujuan menunjang pertumbuhan seluruh segmen penerima layanan di dalam ekosistemnya. Adapun serangkaian tujuan tersebut berdampak pada penyesuaian skala organisasi perusahaan.

“Sejak awal berdiri, SIRCLO Group memiliki misi mendukung pelaku bisnis maupun individu untuk berjualan dengan nilai layanan yang tinggi. Perkembangan ekosistem kami dari tahun ke tahun tidak lepas dari kontribusi setiap karyawan di dalamnya, sehingga menjadi prioritas bagi SIRCLO untuk memastikan setiap karyawan yang terdampak akan menerima paket kompensasi sesuai dengan hak dan peraturan yang berlaku, serta pendampingan yang komprehensif untuk mendukung masa transisi mereka,” tutup Brian.

Dalam perjalanannya sejak 2013, SIRCLO pernah melakukan efisiensi pada tahun ketiga bahkan hampir tutup. Mengutip dari Katadata, Brian menjelaskan pada 2015 perusahaan gagal mendapatkan pendanaan, runway semakin menipis dan sempat berpikir untuk berhenti.

Akhirnya, langkah efisiensi pun ditempuh dengan PHK 40% karyawan. Ketika itu jumlah karyawan sekitar 30 orang. “Kami memutuskan untuk tidak tutup, harus lanjut, tetapi dengan mengurangi 40% tim. Setahun berikutnya, try to stand on our feet,” kata dia.

Langkah tersebut berhasil membuat SIRCLO lolos dari kebangkrutan, bahkan pada akhir 2015 mulai breakeven alias tidak merugi. Salah satu faktornya, selain tim yang solid, juga mencapai product-market fit.

Sejak awal tahun ini, pasca menuntaskan akuisisi terhadap Warung Pintar, SIRCLO kini menangani tiga pilar solusi, yakni Enterprise, Entrepreneur, dan New Retail.

Pendanaan terakhir yang diperoleh perusahaan diumumkan pada September 2021 sebesar $36 juta yang dipimpin oleh East Ventures dan Saratoga, diikuti oleh Traveloka. Dana tersebut dimanfaatkan perusahaan untuk mengembangkan teknologi, serta mengakselerasi digitalisasi ritel bagi berbagai usaha di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

The Big Leap: Peran Pemasaran dan Upaya Memahami Gen Z

Beberapa waktu lalu, e27 bersama CleverTap menyambangi Jakarta melalui gelaran “The Big Leap“; bagian dari rangkaian acara yang menghubungkan para growth leader di Asia Tenggara, mulai dari founder, VP, Marketing, hingga Product Director.

DailySocial.id berkesempatan hadir mengikuti diskusi panel yang dipandu oleh CEO e27 Mohan Belani, dengan sejumlah pembicara yang terdiri dari SEA Regional VP Sales CleverTap Marc-Antoine Hager, Chief Marketing Officer BlueBird Mediko Azwar, Head of Marketing Pintu Timothius Martin, dan Chief Marketing Officer Halodoc Felicia Kawilarang.

Diskusi santai ini utamanya menyinggung tentang bagaimana marketing dapat memahami karakteristik Gen Z, tantangan, hingga customer experience dalam implikasi sebuah bisnis di masa pandemi Covid-19. Berikut rangkumannya.

Pencapaian, peluang, dan tantangan

Sedikit gambaran, transportasi merupakan salah satu sektor yang terdampak signifikan saat awal pandemi. Sebaliknya, layanan digital di sektor lain, seperti health dan wealth termasuk yang mencicipi kenaikan trafik pada periode tersebut.

Kebijakan pembatasan sosial dalam skala besar (saat itu disebut PSBB) menurunkan mobilitas masyarakat secara drastis. Orang-orang mengurangi perjalanan ke luar, aktivitas kerja dan sekolah dilakukan dari rumah.

Bagi Mediko Azwar, situasi tersebut sangat sulit bagi bisnis BlueBird yang bermain pada jasa transportasi. Malah, kala itu ia baru bergabung dengan perusahaan berlambang burung biru tersebut saat pandemi terjadi. “Ini menjadi tantangan tersendiri karena saya harus meyakinkan tim, bagaimana kita harus dapat memahami perubahan consumer needs dan memenuhi permintaan mereka.”

Sebaliknya, di sektor kesehatan, situasi ini berbuah manis kala pemerintah memberikan lisensi penggunaan telemedis untuk urgensi penanganan Covid-19. “Tiba-tiba ada lonjakan trafik di platform kami. Di situasi tersebut, secara tak langsung, platform telemedis seolah mendapat ‘free marketing‘ karena pemakaiannya langsung dipromosikan pemerintah,” tutur Felicia Kawilarang.

Namun, lonjakan trafik itu justru memunculkan tantangan selanjutnya bagi Halodoc, yakni memastikan aplikasi dapat bekerja memenuhi permintaan tinggi. Pihaknya bekerja keras untuk membuat platform dapat diakses setiap saat sembari mengedukasi dokter terkait Covid-19, dan memahami target pengguna dan perilakunya.

Di sinilah marketing memainkan peran signifikan. “User knowledge comes from the marketing team, that’s how we build the product. We have done a lot of research and survey,” tambah Felicia.

Mediko juga mengungkap bahwa marketing mendorong BlueBird untuk meningkatkan hubungan dengan customer dan mencari peluang pengembangan layanan baru dari customer journey.

Memahami Gen Z

Timothius Martin mengungkap, situasi pandemi memunculkan peluang dalam membentuk pendekatan marketing, terutama bagi Gen Z. Ia berujar, ada banyak kekhawatiran muncul dari masyarakat tentang bagaimana mengamankan uang atau aset mereka saat pandemi.

“Platform kami meluncur saat pandemi, orang-orang saat itu stay at home. Kami melihat [peluang di mana] karakter [yang ingin disasar] ada pada Gen Z. Mereka cari tempat di mana bisa taruh aset dengan mudah, accessible 24/7, gampang dicairkan, dan volatile enough to give that adrenalin pump,” paparnya.

Belum lagi, saat itu, platform kripto yang ada di Indonesia belum banyak dipahami oleh Gen Z. Di sini lah, ia mengawinkan produk dan marketing agar informasi yang dibutuhkan dapat tepat sampai ke penggun alih-alih hanya sekadar viral saja.

Dalam perkembangannya, Timothius mencatat pentingnya melakukan mind shift dalam menentukan strategi marketing. Tidak ada approach yang bersifat satu untuk semua. Misalnya, bagaimana mengubah mindset atasan terkait bagaimana menggunakan budget marketing pada influencer atau iklan. “[Dalam konteks pemanfaatan influencer atau iklan] rather than number of impression, sebaiknya untuk [capai] conversion rate.

Mark menambahkan, pendekatan marketing menggunakan iklan tidak selalu harus dikesampingkan. Setiap strategi punya pendekatan berbeda. Pada kasus Gen Z, mereka termasuk segmen pengguna yang tidak bisa didekati dengan model penjualan langsung atau gamblang (hard sell), tetapi melalui pemanfaatan sebuah produk.

“Bagi kami, untuk bisa evolve di pasar, perusahaan tidak melulu bicara cost dan profit, tetapi fokus ke pengguna agar dapat memahami pasar. Dan marketing punya peran untuk fokus menyuarakan pesan dari customer bukan perusahaan.”