Peluang Platform Car Marketplace “Autopedia” Masuk ke Ekosistem GoTo

Baru-baru ini, Garibaldi ‘Boy’ Thohir resmi menggenggam saham PT Tri Adi Bersama (Anteraja) sebesar 10 persen senilai Rp70,55 miliar. Kini, Boy Thohir kembali dikabarkan akan membeli 5-10 persen saham milik PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (IDX:ASLC).

Baik Anteraja dan Autopedia sama-sama merupakan anak usaha dari PT Adi Sarana Armada Tbk (IDX: ASSA). Sementara, Boy tercatat sebagai Komisaris Utama PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) yang mana juga baru saja resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Akuisisinya terhadap saham Anteraja otomatis membawa perusahaan logistik tersebut ke dalam ekosistem raksasa milik GoTo. Tentu aksi korporasi ini akan sejalan dengan strategi hyperlocal yang tengah digenjot oleh GoTo.

Berdasarkan paparan publik beberapa waktu lalu, Co-founder dan CEO GoTo Andre Soelistyo menyebut akan menggunakan dana IPO untuk mengeksekusi strategi hyperlocal lewat tiga anak usaha, yakni Gojek (ride-hailing), Tokopedia (e-commerce), dan GoTo Financial (fintech). Pada lini ride-hailing dan e-commerce, logistik memainkan peran yang sangat penting.

Ekosistem digital GoTo / Sumber: IndoPremier

Lalu bagaimana dengan Autopedia?

Penjualan mobil O2O

Jika melihat model bisnisnya, Adi Sarana saat ini punya posisi kuat di sektor otomotif lewat tiga pilar bisnis, yakni JBA Indonesia, Caroline.id, dan Cartalog.

JBA merupakan platform lelang kendaraan, baik online maupun offline, yang didukung 34 jaringan lelang offline di seluruh Indonesia. Sebagian besar menyasar B2B yang melibatkan perusahaan pihak ketiga, yakni pembiayaan dan diler. Cartalog adalah platform untuk engine berbasis teknologi AI yang menyediakan daftar harga kepada seluruh pemain di industri otomotif, khususnya penjual dan pembeli mobil bekas.

Kemudian, Caroline.id adalah marketplace C2C dan B2C yang menghubungkan pembeli dan penjual mobil bekas dengan harga transparan. Melalui platform ini, penjual dapat mengirimkan appraisal untuk menilai, melakukan listing, dan memproses mobil yang akan dijual. Di ranah B2C, Caroline.id bersaing dengan sejumlah pemain, seperti Carro, OLX, dan Carsome.

Per kuartal ketiga 2021, JBA Indonesia telah melelang sebanyak 75.000 unit kendaraan, lebih dari 20.000 pengguna, dan lebih dari 50.000 unduhan di Google Play Store. Caroline mencatat transaksi lebih dari 100 unit mobil, dan memiliki 1.000 unduhan aplikasi di Play Store, sedangkan Cartalog masih 5.000 unduhan.

Berdasarkan wawancara dengan DailySocial.id tahun lalu, Direktur Adi Sarana Armada Jany Candra mengatakan tengah fokus memperkuat digitalisasi pada tiga pilar bisnisnya dan meningkatkan ekosistem otomotif berbasis digital yang terintegrasi dengan teknologi terkini. Autopedia juga tengah membidik untuk menjadi O2O untuk mobil bekas lewat brand Caroline dan JBA.

“Saat ini, kami masih fokus untuk mengembangkan bisnis yang sudah ada dan memperkuat fundamental perusahaan dengan melakukan inovasi-inovasi teknologi berbasis digital. Namun, kami masih harus lihat perkembangan bisnis ke depan jika bicara kemungkinan kolaborasi dengan platform yang punya ekosistem digital besar,” ujarnya kepada DailySocial.id.

Jika benar masuk ekosistem GoTo, skenario yang cukup memungkinkan adalah mengintegrasikan layanan yang dimiliki Adi Sarana ke platform Tokopedia yang juga sudah merambah ke penjualan mobil baru maupun bekas. Ekosistem raksasa yang dimiliki GoTo memungkinkan Adi Sarana untuk memperluas channel penjualan mobilnya.

Salah satu kolaborasi Tokopedia yang sudah berjalan adalah bersama Carro. Carro mencatat tren pembelian mobil secara contactless mengalami peningkatan 100% dari bulan ke bulan. Per September 2020, sebanyak tiga dari sepuluh mobil terjual, terjadi secara contactless.

Selain itu, platform car marketplace juga bisa menjadi alternatif bagi mitra pengemudi Go-Car yang mungkin membutuhkan bantuan pengadaan armada. Seperti diketahui, platform serupa Autopedia biasanya juga bekerja sama dengan lembaga pembiayaan untuk pembelian mobil bekas — atau kegiatan tukar-tambah.

Bisnis car marketplace berkembang pesat

Di Indonesia, bisnis car marketplace berkembang dengan baik dengan model bisnis C2B2C. Beberapa platform yang telah melayani pasar ini di antaranya Carsome, Carro, Moladin, OLX Autos, sampai dengan yang paling baru ada Broom. Selain memberikan platform, mereka juga bertindak untuk membeli dan menjual mobil bekas langsung dari/ke pelanggan.

Di industri jual-beli kendaraan bekas memang masih ada sejumlah tantangan klasik yang dihadapi pelakunya. Mulai dari fragmentasi pasar, transparansi harga, inventarisasi produk, sistem inspeksi, sampai dengan kemudahan dalam pembiayaan. Setiap bermain berlomba-lomba untuk menyajikan solusi terbaik dalam menyelesaikan isu tersebut.

Yang Perlu Diketahui tentang IPO GoTo (Bagian I)

Senin (11/4), entitas gabungan dari Gojek dan Tokopedia resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Menggunakan kode perdagangan “GOTO”, perusahaan mencatatkan sekitar 1,184 triliun lembar saham. Adapun saham yang dilepas ke masyarakat (Seri A) adalah 40,6 miliar lembar dengan harga penawaran Rp338,- per saham.

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. dicatatkan di papan utama, di pencatatan perdananya satu pekan yang lalu, nilai sahamnya sempat meningkat hingga 23%, membuat kapitalisasi pasar perusahaan tembus lebih dari Rp466 triliun; sekaligus merangsek ke 3 besar.

Agenda setelah IPO

GoTo menyampaikan pernyataan pendaftaran sehubungan dengan penawaran umum perdana saham ke OJK sejak 21 Desember 2021. Sekurangnya dana 13,7 triliun Rupiah berhasil terkumpul dari penawaran saham tersebut. Melalui aksi korporasi ini, sejumlah agenda disiapkan oleh GoTo setelah sukses tercatat di BEI.

Penguatan Ekosistem Pengguna

Dalam buku prospektus yang sebelumnya diterbitkan, saat ini GoTo telah mengakomodasi lebih dari 55 juta pengguna yang bertransaksi di platform setiap tahunnya. Di dalamnya termasuk lebih dari 14 juta pedagang dan 2,5 juta mitra pengemudi; dengan bisnis utama seputar layanan on-demand, e-commerce, dan fintech.

Salah satu alokasi dana yang didapat dari IPO, GoTo akan mendorong pertumbuhan jumlah konsumen dan penggunaan layanan, termasuk melalui sinergi ekosistem yang dimiliki oleh Gojek, Tokopedia, serta anak perusahaan yang ada di bawahnya.

Mengutip hasil riset RedSeer, nilai pasar on-demand di Indonesia telah mencapai $5,4 miliar pada 2020 dan diperkirakan tumbuh hingga $18 miliar pada 2025 mendatang. Sementara e-commerce untuk barang fisik nilainya $44,6 miliar pada 2020 dan diproyeksi bertumbuh $137 miliar pada 2025. Dan fintech diproyeksikan telah menyentuh $17,8 miliar pada 2020 dan akan mencapai $70,1 miliar tahun 2025 mendatang.

Penguatan Program Loyalitas

Masih berkaitan dengan upaya menguatkan ekosistem pengguna, program loyalitas dan reward akan disinergikan guna menciptakan pengalaman yang terhubung antarplatform di dalam GoTo. Seperti diketahui sebelumnya, Gopay telah mulai menjadi opsi pembayaran utama di Tokopedia, pun Gopay Coins yang digunakan sebagai sistem reward di aplikasi-aplikasinya.

Tidak hanya untuk konsumen akhir, value added bagi mitra juga menjadi prioritas. Hal ini termasuk melalui perluasan layanan keuangan yang akan terintegrasi antarplatform. Kendati belum disampaikan ke publik rencana riilnya, namun demikian diketahui di GoTo Finance terdapat ekosistem produk fintech yang cukup lengkap, mulai dari e-money, lending, sampai digital bank.

Penguatan Strategi Hyperlocal

Tidak dimungkiri, dari bisnis yang dikelola GoTo dan anak perusahaannya belum melayani masyarakat Indonesia secara menyeluruh, apalagi saat berbicara tentang kota tier-2 dan 3. Saat ini layanan Gojek baru menjangkau kurang lebih 200 kota dari total 514 kabupaten/kota yang ada di Indonesia. Termasuk lewat program kemitraan.

Kehadiran GoTo di kota lapis kedua dan ketiga sebenarnya juga akan turut meningkatkan visibilitas layanan secara menyeluruh, misalnya memungkinkan layanan pengantaran instan GoSend tersedia ke lebih banyak pengguna Tokopedia. Atau adopsi GoMerchant yang semakin meluas ke mitra UMKM yang belum terjangkau sebelumnya, berimbas pada adopsi platform pendukung lainnya seperti pembayaran hingga POS.

Penguatan Investasi Strategis

Investasi yang dimaksud ditujukan untuk meningkatkan potensi pertumbuhan di kawasan operasional GoTo, baik di Indonesia maupun negara Asia Tenggara lainnya. GoTo juga akan melanjutkan strategi ventura yang sudah dilakukan, termasuk dengan melakukan M&A serta pendanaan ke bisnis strategis, terutama melalui Go-Ventures.

Transisi menuju bisnis yang ramah lingkungan juga menjadi agenda yang disampaikan. Termasuk penyiapan infrastruktur seperti kendaraan listrik dan komponen pendukungnya.

Adapun secara terperinci alokasi dana dari hasil penawaran umum perdana saham adalah sebagai berikut:

Persentase Dana Peruntukan
30% Emiten
30% Tokopedia
25% Gopay
5% GoFinance
5% Gojek Singapura
5% Gojek Vietnam

Susunan Pemegang Saham

Emiten GoTo menawarkan saham Seri A ke publik yang seluruhnya merupakan saham baru yang dikeluarkan dari portofolionya. Pembagiannya terdapat 2 jenis, yakni Seri A dan B, kendati secara kepemilikan sama, namun saham Seri B memiliki hak suara yang lebih besar, alias saham dengan hak suara multipel (SDHSM).

Sejumlah petinggi GoTo, dari eksekutif Tokopedia dan Gojek, masuk ke daftar SDHSM. Secara keseluruhan mereka memiliki hak suara mayoritas atas keputusan strategis yang akan dihasilkan perusahaan ke depanya.

Skema ini dapat dipandang sebagai sebuah langkah strategis untuk memastikan GoTo masih terus berada di koridor roadmap pertumbuhannya. Dengan gaya pertumbuhan startup, GoTo memang ditargetkan untuk memiliki growth yang signifikan secara gesit – termasuk dengan melakukan perubahan bisnis secara cepat sesuai dengan tuntutan pasar dan kompetisinya. Adanya hak suara yang besar di jajaran eksekutif meminimalkan kendala adanya proses voting yang sama untuk memutuskan hal-hal yang sifatnya mendesak.

Pasca-melantai di BEI, susunan kepemilikan saham di perusahaan adalah sebagai berikut:

Di daftar SDHSM terdapat PT Saham Anak Bangsa. Diketahui di dalamnya terdapat sejumlah investor strategis yang telah mendukung Gojek dari pendanaan ekuitas sebelumnya. Di dalamnya termasuk Temasek, Google, Telkomsel, KKR, Astra International, Taobao, Tencent, dan sejumlah lainnya. Seperti diketahui, sejak menggalang pendanaan lanjutan (Seri B ke atas), lebih banyak investor global yang berpartisipasi dalam pendanaan Gojek maupun Tokopedia.

Sesuai dengan POJK 22/2021, pemegang saham Seri B dilarang mengalihkan sebagian  atau seluruh kepemilikannya selama 2 tahun sejak tanggal efektif.

Laporan Keuangan

Secara konsisten, GoTo memiliki jumlah aset, liabilitas, dan ekuitas yang terus meningkat. Dalam laporan yang diterbitkan, tahun 2021 per September peningkatan jumlahnya cukup signifikan, karena laporan posisi keuangan konsolidasian perusahaan per 31 Juli 2021 telah mencerminkan akuisisi PT Tokopedia.

Kondisi laporan keuangan memperlihatkan bahwa GoTo saat ini memiliki sumber daya yang cukup besar untuk melakukan perluasan bisnis dan inovasi – ditinjau dari jumlah ekuitas yang dimiliki. Besarnya dana ekuitas ini juga ditopang oleh investasi sebelumnya yang telah membawa perusahaan menjadi Decacorn pertama di Indonesia pasca-pendanaan Seri F yang berhasil dibukukan.

Sementara itu dilihat dari rasio pertumbuhan dan usaha memperlihatkan bahwa saat ini GoTo masih di dalam posisi “rugi”. Sebagian pengamat mengatakan bahwa kondisi ini cukup wajar bagi startup yang masih dalam fase mengejar pertumbuhan. Platform digital membutuhkan kapital yang besar sebagai kompensasi atas akuisisi pengguna yang dilakukan. Dalam realisasinya, hal ini termasuk diskon, free ongkir, dan berbagai benefit lain yang diberikan bagi pengguna.

Sejak awal kemunculannya, pemain seperti Gojek, Tokopedia, bahkan unicorn lainnya identik dengan strategi “bakar uang”. Namun perlu diketahui, bahwa pendekatan ini juga memiliki periode yang diharapkan mengembalikan posisi perusahaan ke titik BEP – saat model monetisasi secara sepenuhnya dijalankan dari basis pengguna di seluruh ekosistem bisnis yang dimiliki.]

Memang, jika dibandingkan dengan perusahaan TBK lain yang telah melantai sebelumnya, konsep ini akan menjadi berbeda. Perusahaan pada umumnya mengedepankan revenue sebagai metrik untuk menunjukkan pertumbuhan dan performa bisnisnya. Semakin untung, akan semakin dinilai baik – pun oleh investor ritel yang memegang sahamnya.

Metrik bisnis

Untuk mengukur pertumbuhan bisnisnya, perusahaan memiliki sejumlah metrik mulai dari nilai transaksi bruto (GTV/Gross Transaction Value), jumlah pesanan, jumlah pengguna bertransaksi tahunan (ATU/Annual Transacting User), dan pendapatan bruto. GTV diartikan nilai transaksi bruto, suatu pengukuran operasional yang mencerminkan jumlah (bukan nilai) transaksi, produk, pembayaran yang terjadi di segmen bisnis tertentu. Sementara pendapatan bruto mewakili total nilai Rupiah yang diatribusikan ke perusahaan dari setiap transaksi.

Dengan kondisi tersebut, perusahaan mengklaim saat ini menjadi penyedia layanan on-demand nomor 1 di Indonesia untuk layanan mobilitas, pesan antar makanan, dan logistik. Nomor 1 juga untuk e-commerce dalam produk fisik dan digital. Dan nomor 1 untuk produk fintech berbasis pembayaran konsumen dan POS berbasis cloud.

Potensi on-demand, e-commerce, dan fintech memang masih sangat besar di Indonesia. Adapun GoTo menempatkan platform tersebut di segmen C2C, B2C, dan B2B – dengan turut menjadikan UMKM sebagai salah satu pangsa pasar utama. Ukuran pasarnya pun kini diperluas dengan ambisi ekspansi regional. Tantangan terbesarnya memang pada kompetisi pasar yang semakin sengit – dengan Grab, Shopee, Akulaku, dan lain-lain. Yang menjadi poin plus dari GoTo, mereka memiliki unit usaha yang cukup lengkap untuk menangani semua lini bisnis yang sebelumnya didirikan ataupun hasil dari akuisisinya atas startup lain.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Harga Saham GOTO Murah, Ini Cara Membelinya

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengeluarkan penawaran awal Initial Public Offering (IPO) saham GOTO. Penawaran dengan harga yang cukup murah yaitu IDR 338 ini berlangsung dari tanggal 1 April 2022 sampai 7 April 2022.

GoTo sendiri adalah ekosistem yang menghubungkan  layanan on-demand, e-commerce, dan teknologi finansial melalui platform Gojek, Tokopedia, dan GoTo Finansial.

Saham GOTO ini dapat dibeli dan dimanfaatkan oleh mitra pengemudi, konsumen setia yang aktif, merchants, dan seluruh karyawan tetap.

Adapun, pembagiannya adalah mitra pengemudi bisa menjadi pemegang saham GOTO, sedangkan konsumen Grup GoTo yang setia akan mendapatkan akses prioritas untuk memesan saham GOTO melalui alokasi tetap di IPO.

Lalu bagaimana cara membeli saham GOTO?

Cara Membeli Saham GOTO

Berikut tata cara dan langkah membeli saham GOTO melalui e-IPO.

  • Masuk ke situs https://e-ipo.co.id/en
  • Melakukan registrasi pada menu registrasi
  • Masukkan alamat email yang sesuai dan pilih tipe investor (individu atau institusi)
  • Mengisi data investor dengan benar, menggunakan data KTP/ Paspor
  • Simpan data dan melanjutkan registrasi dengan melakukan autentikasi melalui email yang didaftarkan
  • Masukkan kode OTP yang dikirimkan ke email yang sudah teregistrasi
  • Investor wajib memasukkan password
  • Klik + Broker
  • Apabila sudah memiliki SID, klik i have an SID, jika belum memiliki SID, klik I do not have an SID
  • Broker akan melakukan verifikasi informasi nasabah
  • Pilih broker yang dituju
  • Setelah partisipan sistem melakukan verifikasi registrasi investor, maka investor sudah dapat login dan menyampaikan minat ke sistem e-IPO.

Setelah melakukan registrasi di e-IPO, kamu bisa langsung memesan saham GOTO dengan cara berikut.

  • Pilih IPO saham GOTO
  • Klik “More Info
  • Isi formulir pemesanan
  • Masukkan OTP
  • Tunggu proses verifikasi pesanan oleh Partisipan Sistem
  • Melakukan konfirmasi offering dengan memilih menu “Active Orders’, klik “View
  • Klik “I have already read the prospectus”
  • Sediakan dana di Rekening Dana Nasabah (RDN)
  • Terima saham IPO.

Nah, itu adalah cara membeli saham GOTO melalui e-IPO yang bisa kamu lakukan secara online. Jangan lupa untuk mengecek secara berkala terkait pembelian saham GOTO di e-IPO.

***

Ikuti kuis dan challenge #NgabubureaDS di Instagram @dailysocial.id selama bulan Ramadan, yang akan bagi-bagi hadiah setiap minggunya berupa takjil, hampers hingga langganan konten premium DailySocial.id secara GRATIS. Simak info selengkapnya di sini dan pantau kuis mingguan kami di sini.

Mengincar Saham IPO? Pelajari Cara Belinya Agar Tak Salah Langkah

Apakah kamu sedang mencari cara membeli saham IPO lengkap? Kalo, iya kamu akan menemukan jawabannya di sini. Namun, sebelum mengetahui cara membeli saham IPO, kamu perlu tahu apa itu IPO.

Dikutip dari Mandiri Sekuritas, IPO atau Initial Public Offering adalah sebuah proses perusahaan menjadi perusahaan publik dengan cara menjual seluruh atau sebagian saham perusahaan melalui penawaran pasar perdana. Sehingga, kepemilikan perusahaan dapat dijual belikan di pasar modal saham.

Sehingga, secara singkat IPO adalah saat perusahaan menjual sahamnya untuk pertama kali ke masyarakat umum. Contoh perusahaan yang belum lama ini mengalami IPO adalah GOTO di mana perusahaan kolaborasi Gojek, Tokopedia, dan GoTo Finansial menjual saham untuk mitra dan konsumen setia dengan harga Rp338.

Lalu, gimana caranya membeli saham IPO?

Cara membeli saham IPO secara online

Untuk membeli dan mengakses IPO bisa dilakukan secara online melalui e-IPO atau Electronic Indonesia Public Offering.

Yang merupakan sarana sarana elektronik untuk mendukung penawaran perdana saham  perusahaan ke masyarakat. Tentunya, saham tersebut akan didaftarkan melalui IPO sebelum dijual belikan di Bursa Efek.

Berikut panduan lengkap cara membeli saham IPO di e-IPO:

  1. Masuk ke situs https://e-ipo.co.id/en
  2. Melakukan registrasi pada menu registrasi
  3. Masukkan alamat email yang sesuai dan pilih tipe investor (individu atau institusi)
  4. Mengisi data investor dengan benar, menggunakan data KTP/ Paspor
  5. Simpan data dan melanjutkan registrasi dengan melakukan autentikasi melalui email yang didaftarkan
  6. Masukkan kode OTP yang dikirimkan ke email yang sudah teregistrasi
  7. Investor wajib memasukkan password
  8. Klik + Broker
  9. Apabila sudah memiliki SID, klik i have an SID, jika belum memiliki SID, klik I do not have an SID
  10. Broker akan melakukan verifikasi informasi nasabah
  11. Pilih broker yang dituju
  12. Setelah partisipan sistem melakukan verifikasi registrasi investor, maka investor sudah dapat login dan menyampaikan minat ke sistem e-IPO.

Setelah melakukan registrasi di e-IPO, kamu bisa langsung memesan saham GOTO dengan cara berikut.

  1. Pilih IPO saham yang ingin kamu beli
  2. Klik “More Info
  3. Isi formulir pemesanan
  4. Masukkan OTP
  5. Tunggu proses verifikasi pesanan oleh Partisipan Sistem
  6. Melakukan konfirmasi offering dengan memilih menu “Active Orders’, klik “View
  7. Klik “I have already read the prospectus”
  8. Sediakan dana di Rekening Dana Nasabah (RDN)
  9. Terima saham IPO.

Sesuai dengan namanya, yaitu penawaran perdana. Maka saham di IPO ini tidak akan selamanya tayang di e-IPO. Sehingga, kamu perlu secara cepat melakukan pembelian saham di e-IPO sebelum masa offering selesai,

Biasanya juga saham yang yang dijual secara perdana harga belinya akan lebih rendah dibandingkan saham yang ada di bursa efek. Saham yang dijualkan di IPO juga jumlahnya sangat terbatas. Sehingga, mungkin tidak akan tersedia secara lama. Namun, kamu masih bisa membeli reksadana atau produk investasi lainnya yang masih terdaftar dalam IPO.

Cara membeli saham IPO juga sungguh mudah dan fleksibel karena bisa dilakukan secara online dan di mana saja. Yuk, beli saham IPO dari sekarang!

***

Ikuti kuis dan challenge #NgabubureaDS di Instagram @dailysocial.id selama bulan Ramadan, yang akan bagi-bagi hadiah setiap minggunya berupa takjil, hampers hingga langganan konten premium DailySocial.id secara GRATIS. Simak info selengkapnya di sini dan pantau kuis mingguan kami di sini.

Gojek Jual Coins.ph di Filipina ke ex-CFO Binance; GoTo Alokasikan Rp310 Miliar ke Mitra Pengemudi

Gojek resmi menjual bisnis pembayarannya di Filipina Coins.ph. Mengutip dari The Ken, nilai transaksinya sebesar $200 juta (sekitar 2,8 triliun Rupiah). Angka tersebut mencapai dua kali lipat lebih besar dari pertama kali dibeli Gojek pada Januari 2019 sebesar $95 juta (sekitar 1,3 triliun Rupiah).

Sumber The Ken juga menyatakan bahwa beberapa investor regional yang akrab dengan Coins.ph atau Gojek mengonfirmasi kesepakatan tersebut. Pembelinya adalah Wei Zhou, eks CFO Binance. Zhou meninggalkan perusahaan secara tiba-tiba pada Juni 2021.

Coins didirikan pada 2014 dan dipimpin oleh pengusaha Silicon Valley, Ron Hose. Coins adalah startup pembayaran yang memungkinkan penggunanya untuk membeli dan menjual mata uang kripto dan melakukan pembayaran digital. Hose kemudian meninggalkan Coins pada 2020 untuk bergabung dengan Wavemaker Partners sebagai Venture Partner.

Dalam situsnya disebutkan bahwa Coins memiliki tiga unit bisnis, yakni mobile payment, uang digital, dan sistem pembayaran untuk bisnis. Dalam unit uang digital, Coins memiliki platform perdagangan Bitcoin, Bitcoin Cash, dan Ethereum. Coins juga memperjualbelikan Bitcoin dengan mata uang Peso, meski pembeli dan penjual tidak memiliki rekening bank.

Kemudian seiring berjalannya waktu, perusahaan mengembangkan layanan finansialnya dengan menawarkan pembayaran tagihan, remitansi, hingga mobile top-up. Kini, perusahaan telah terintegrasi dengan Ronin, sidechain Ethereum milik Sky Mavis yang dibuat khusus untuk play-to-earn Axie Infinity.

Di Filipina, popularitas game Axie Infinity melonjak di tengah pandemi. Sky Mavis melaporkan sebanyak 29 ribu dari 70 ribu unduhan game pada April 2021 berasal dari Filipina. Peningkatan itu dipicu oleh tingkat pengangguran yang fluktuatif selama pandemi. Game NFT inilah yang dijadikan alternatif untuk memperoleh penghasilan.

Pada saat yang sama, transaksi kripto begitu tumbuh pesat karena pemerintahnya yang begitu serius membumikannya sejak 2019. Saat itu, Komisi Sekuritas dan Bursa Efek Filipina (PSE) mempertanyakan apakah negaranya siap mendirikan bursa kripto yang lengkap. Di sisi lain, penggunaan pembayaran digital dalam negeri kian menguat. Tercatat 10% dari PDB berasal dari pengiriman uang yang dilakukan oleh 10 juta ekspatriat Filipina yang bekerja di luar negeri.

Dalam beberapa tahun terakhir, Filipina telah berupaya mengukuhkan dirinya sebagai pusat kripto regional. Pada 2018 lalu, negara tersebut sudah membuka Kawasan Ekonomi Khusus yang berlokasi di Cagayan yang ditujukan untuk sejumlah perusahaan kripto.

Setelah menyaksikan cepatnya pertumbuhan pengguna aset digital dalam tiga tahun terakhir, pada Januari 2021 bank sentral Filipina memutuskan untuk mengeluarkan peraturan baru bagi penyedia layanan mata uang kripto.

Mungkin saja, kondisi demikian membuat Gojek merasa tidak berada dalam jalur yang sama untuk perdalam penetrasi pembayaran digital di ranah UMKM. Sebab di Filipina, mata uang kripto lebih diterima karena efeknya yang begitu terasa. Di Indonesia, pertumbuhan transaksi kripto belum semasif dibandingkan Filipina. GoPay di Indonesia sudah menjadi salah satu alternatif untuk top up saldo di beberapa platform jual-beli aset kripto, seperti Pintu, Tokocrypto, Indodax, dan sebagainya.

Alokasi saham untuk mitra pengemudi

Di saat yang bersamaan, GoTo mengalokasikan dana sebesar Rp310 miliar khusus untuk mitra pengemudi di ekosistem GoTo dalam Program Saham Gotong Royong. Perusahaan memberikan saham secara cuma-cuma kepada seluruh mitra pengemudi setia dan memenuhi syarat.

Dalam keterangan resmi, CEO Grup GoTo Andre Soelistyo mengatakan, sejak awal berharap bisa membawa para mitra untuk turut merasakan manfaat ketika GoTo melakukan IPO. “Oleh karena itu, melalui Program Saham Gotong Royong ini, GoTo ingin memberikan apresiasi kepada para mitra pengemudi yang telah turut bekerja sama membangun ekosistem GoTo dari awal dan telah setia bersama kami di pasang surut perjalanan perusahaan,” kata Andre, Senin (4/4).

Para penerima manfaat program ini mencakup berbagai kriteria mitra pengemudi, mulai dari GoRide, GoCar, GoSend, GoFood, dan GoBox. Adapun, kriteria mitra pengemudi ditentukan berdasarkan beberapa faktor, di antaranya durasi kemitraan dan status aktif mitra mengemudi. Hampir seluruh mitra pengemudi aktif di Indonesia berkesempatan untuk mengikuti program ini.

Mitra yang telah terdaftar sebagai mitra sejak 2010 hingga 2016 akan berkesempatan menerima 4.000 lembar saham seri A GoTo. Sedangkan mitra yang terdaftar sejak 2017 hingga bulan Februari 2022 berkesempatan untuk menerima 1.000 lembar saham seri A.

Saham tersebut akan diterima oleh mitra pengemudi setelah berakhirnya delapan bulan periode lock-up dihitung sejak pernyataan pendaftaran IPO GoTo telah dinyatakan efektif oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan OJK Nomor 22/POJK.04/2021. GoTo telah mendapatkan pernyataan efektif dari OJK pada tanggal 30 Maret 2022 lalu.

Secara terpisah, sesuai aturan yang berlaku, para mitra pengemudi di Singapura dan Vietnam juga akan menerima bentuk apresiasi secara tunai.

Untuk meningkatkan literasi keuangan para mitra pengemudi, GoTo juga akan menggandeng pakar keuangan dan investasi untuk memberikan pengenalan dan pelatihan tentang pengelolaan keuangan dan investasi. Diklaim Program Saham Gotong Royong GoTo menjadi salah satu program kepemilikan saham paling inklusif di dunia saat ini. Skema kepemilikan saham yang inklusif dan unik ini tidak hanya memungkinkan mitra pengemudi di Indonesia untuk menerima manfaat ekonomi bebas biaya dari IPO GoTo, namun juga mengikutsertakan mitra pedagang dan konsumen.

Mitra pedagang dan konsumen GoTo yang setia juga telah mendapatkan akses prioritas untuk memesan saham GoTo melalui alokasi saham tetap (fixed allocation) selama masa penawaran awal (bookbuilding) yang telah berlangsung dari tanggal 15-24 Maret 2022 lalu.

Selain itu, perusahaan juga memungkinkan semua karyawan tetap untuk menjadi pemegang saham guna membantu mendorong budaya ‘mentalitas pemilik’, sejalan dengan Program Rencana Insentif Jangka Panjang Perusahaan yang bertujuan untuk menarik dan menghargai talenta berkinerja tinggi sejak perusahaan didirikan.

***
Ikuti kuis dan challenge #NgabubureaDS di Instagram @dailysocial.id selama bulan Ramadan, yang akan bagi-bagi hadiah setiap minggunya berupa takjil, hampers hingga langganan konten premium DailySocial.id secara GRATIS. Simak info selengkapnya di sini dan pantau kuis mingguan kami di sini.

Application Information Will Show Up Here

GoTo Aims for 15.2 Trillion Rupiah IPO’s Fund to Strengthen Its Hyperlocal Ecosystem

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) officially announced an Initial Public Offering (IPO) on the Indonesia Stock Exchange (IDX). In the public disclosure, Gojek and Tokopedia are aiming for $1.1 billion fresh funds or equivalent to 15.2 trillion Rupiah.

GoTo is to sell 48 billion shares with a maximum of 52 billion Series A shares, equivalent to 4.35% of the issued and paid-up capital. The price set in the range of Rp316-Rp346 per share.

Co-founder and CEO Andre Soelistyo at the public disclosure of PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk

At this price, his team estimates to reach a market capitalization of between IDR 376.6 trillion-IDR 413.7 trillion, and possibly become one of the IPOs with the largest value in Indonesia. In addition, this pricing is considered to reflect GoTo’s business strength, fundamentals, and prospects in the future.

The initial offering period is open from 15-21 March 2022 and the public offering period is around 29-31 March 2022. Meanwhile, the listing date is effective on 25 March 2022. Meanwhile, GoTo appoints underwriters for the issuance of securities, including PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, and PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.

Ride-hailing, e-commerce, and fintech

In its disclosure, GoTo’s Co-founder and CEO Andre Soelistyo said he would use GoTo’s IPO funds to build the right infrastructure and resources to execute hyperlocal strategies through its three subsidiaries, namely Gojek (ride-hailing), Tokopedia (e-commerce), and GoTo Financial (fintech). With this strategy, GoTo seeks to accelerate the growth of new users, user engagement, and penetration of newly launched products.

Based on the company data, Gojek currently has 2.5 million driver partners; Tokopedia has 12 million merchants with nearly 600 million SKUs for physical products, 4000 digital products, and more than 100 million Monthly Active Users (MAU); and GoTo Financial has licenses in e-wallet, P2P, multi-finance, banking (Jago), e-money, to payment gateways.

GoTo’s digital ecoosystem / Source: IndoPremier

“With a large ecosystem, this enables GoTo to execute a hyperlocal strategy. Efforts to meet the needs of goods and services at an economical cost can be achieved because supply and demand are close to each other. This is one of GoTo’s strengths by optimizing the network of driver partners, merchants, and logistics that are owned. This is a more sustainable strategy than depending on one use case,” he explained.

Citing the RedSeer report as of December 2021, the on-demand market is estimated to reach Rp. 980 trillion in 2025. Then, the fintech market is estimated to reach IDR 256.3 trillion in 2020 and is estimated to increase to IDR 1,009 trillion in 2025.

Euromonitor data in 2020 also notes that the giant GoTo ecosystem is able to contribute more than 2% of Indonesia’s GDP and serves almost two thirds of household consumption in Indonesia.

Road to profitability

Based on the initial IPO prospectus, GoTo’s total assets were recorded at Rp158.17 trillion as of the end of September 2021. At that current period, its revenue was recorded at Rp3.40 trillion, rise from the previous year at around Rp. 2.34 trillion. However, GoTo still posted a net loss of IDR 11.58 trillion, increase from the same period last year of IDR 10.43 trillion.

Within 12 months (October 2020-September 2021), GoTo’s Gross Transaction Value/GTV reached Rp414.2 trillion. A total of 55 million users made transactions with order values reaching 2 billion in that period.

GoTo’s financial performance / Source: IndoPremier

Regarding its profit target, Tokopedia’s Co-founder William Tanuwijaya said, “The aim to be profitable is not just wishful thinking. It is clear from our prospectus, there are improvements [performance] in every quarter. We show our track record of operations and believe we can profit in the medium term,” he said.

Meanwhile, Andre revealed that he had mapped out his strategy by highlighting several main keys, acceleration of post-merger services with Tokopedia, user acquisition costs, and the impact on margins.

He said that the synergy in the Gojek and Tokopedia ecosystems could help boost the growth in the number of users and transactions. Also, this is visible from the increase in user spending after the merger of the two business entities into GoTo.

“In one marketing activity, we can simultaneously increase transactions from our services. For example, transactions at Tokopedia using GoSend with GoPay payments. In one spending, three to four services are used,” he explained at the GoTo IPO press conference.

Moreover, Andre also highlighted the commission factor (take rate) on the GoTo platform which is considered lower than similar platforms in the world. With this synergy, the opportunity to increase the take rate can be faster along the development of innovation, increased penetration of users and services, to marketing activities. This way, gross income will also increase.

Meanwhile, in terms of user acquisition costs, the implementation of machine learning and data can help GoTo to understand user behavior. Therefore, his team can create campaigns and products that are more personalized to users. This will also reduce the cost of acquisition as the market becomes more targeted.

“With all of the above factors, this can have an impact on margin expansion and cost efficiency at fixed costs. Revenue growth is faster than outgoing costs. This can help us achieve profit,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

GoTo Incar 15,2 Triliun Rupiah dari IPO, Dipakai untuk Perkuat Ekosistem “Hyperlocal”

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) resmi mengumumkan penawaran saham perdana ke publik atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Disampaikan dalam paparan publiknya, induk Gojek dan Tokopedia membidik dana segar sebesar $1,1 miliar atau setara 15,2 triliun Rupiah.

GoTo akan menjual sebanyak 48 miliar lembar saham dengan maksimal 52 miliar lembar saham seri A, setara dengan 4,35% dari modal ditempatkan dan disetor. Harga yang ditetapkan berada di kisaran harga Rp316-Rp346 per lembar saham.

Co-founder dan CEO Andre Soelistyo pada paparan publik PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk

Dengan penetapan harga tersebut, pihaknya memperkirakan dapat mencapai kapitalisasi pasar antara Rp376,6 triliun-Rp413,7 triliun, dan berpotensi menjadi salah satu IPO dengan nilai terbesar di Indonesia. Selain itu, penetapan harga ini dinilai ikut mencerminkan kekuatan bisnis, fundamental, dan prospek GoTo di masa depan.

Masa penawaran awal dibuka mulai 15-21 Maret 2022 dan masa penawaran umum pada 29-31 Maret 2022. Sementara, tanggal pencatatan efektif pada 25 Maret 2022. Adapun, GoTo menunjuk penjamin pelaksana emisi efek antara lain PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.

Ride-hailing, e-commerce, dan fintech

Dalam paparan publiknya, Co-founder dan CEO GoTo Andre Soelistyo menyebutkan akan menggunakan dana IPO GoTo untuk membangun infrastruktur dan sumber daya yang tepat untuk mengeksekusi strategi hyperlocal melalui tiga anak usahanya, yakni Gojek (ride-hailing), Tokopedia (e-commerce), dan GoTo Financial (fintech). Dengan strategi ini, GoTo berupaya mengakselerasi pertumbuhan pengguna baru, user engagement, dan penetrasi produk yang baru diluncurkan.

Berdasarkan data perusahaan, saat ini Gojek punya 2,5 juta mitra pengemudi; Tokopedia punya 12 juta merchant dengan hampir 600 juta SKU produk fisik, 4000 produk digital, dan lebih dari 100 juta Monthly Active User (MAU); dan GoTo Financial memiliki lisensi di e-wallet, P2P, multifinance, banking (Jago), e-money, hingga payment gateway.

Ekosistem digital GoTo / Sumber: IndoPremier

“Dengan ekosistem besar, ini memampukan GoTo untuk mengeksekusi strategi hyperlocal. Upaya memenuhi kebutuhan barang dan jasa dengan biaya ekonomis dapat tercapai karena supply dan demand berdekatan satu sama lain. Ini menjadi salah satu kekuatan GoTo dengan mengoptimalkan jaringan mitra pengemudi, merchant, dan logistik yang dimiliki. Ini menjadi strategi yang lebih sustainable daripada bergantung pada satu use case saja,” paparnya.

Mengutip laporan RedSeer per Desember 2021, pasar on-demand diperkirakan mencapai Rp77,8 triliun di 2020 dan diproyeksi menjadi Rp259,2 triliun di 2025. Kemudian, pasar e-commerce untuk barang fisik diperkirakan mencapai Rp642,2 triliun dan diproyeksi tumbuh menjadi Rp1.980 triliun di 2025. Lalu, pasar fintech diperkirakan mencapai Rp256,3 triliun di 2020 dan diestimasi naik menjadi Rp1.009 triliun pada 2025.

Data Euromonitor di 2020 juga mencatat bahwa ekosistem raksasa GoTo mampu berkontribusi lebih dari 2% terhadap PDB Indonesia dan melayani hampir dua per tiga konsumsi rumah tangga di Indonesia.

Menuju profitabilitas

Berdasarkan prospektus awal IPO, total aset GoTo tercatat sebesar Rp158,17 triliun per akhir September 2021. Masih pada periode tersebut, pendapatannya tercatat sebesar Rp3,40 triliun atau naik dari tahun sebelumnya yang sekitar Rp2,34 triliun. Namun, GoTo masih membukukan kerugian bersih sebesar Rp11,58 triliun, naik dari periode sama tahun lalu Rp10,43 triliun.

Untuk periode selama 12 bulan (Oktober 2020-September 2021), Gross Transaction Value/GTV GoTo mencapai sebesar Rp414,2 triliun. Sebanyak 55 juta pengguna melakukan transaksi dengan nilai pesanan mencapai 2 miliar pada periode tersebut.

Kinerja keuangan GoTo / Sumber: IndoPremier

Disinggung mengenai target mencapai keuntungan, Co-founder Tokopedia William Tanuwijaya mengatakan, “keinginan untuk bisa profitable bukan sekadar angan-angan. Jelas terlihat di prospektus kami, ada improvement [kinerja] di setiap kuartal. Kami tunjukkan rekam jejak operasional kami dan yakin kami bisa profit dalam jangka menengah,” ucapnya.

Sementara itu, Andre mengungkap telah memetakan strateginya dengan menyoroti beberapa kunci utama, yakni akselerasi layanan pasca-merger dengan Tokopedia, biaya akuisisi pengguna, dan imbas terhadap marjin.

Ia menilai sinergi pada ekosistem Gojek dan Tokopedia dapat membantu mendongkrak pertumbuhan jumlah pengguna dan transaksi. Menurutnya, hal ini sudah terlihat dari peningkatan spending pengguna pasca penggabungan dua entitas bisnis menjadi GoTo. 

“Dalam satu kegiatan marketing, kami bisa sekaligus menaikkan transaksi dari layanan kami. Misalnya, transaksi di Tokopedia memakai GoSend dengan pembayaran GoPay. Dalam satu kali spending, ada tiga sampai empat layanan yang terpakai,” paparnya dalam konferensi pers IPO GoTo.

Kemudian, Andre juga menyoroti faktor komisi (take rate) di platform GoTo yang dinilai lebih rendah dibandingkan platform sejenis di dunia. Dengan sinergi ini, kesempatan untuk meningkatkan take rate dapat lebih cepat apabila dibarengi dengan pengembangan inovasi, peningkatan penetrasi pengguna dan layanan, hingga aktivitas marketing. Dengan begitu, pendapatan bruto akan ikut naik.

Sementara dari sisi biaya akuisisi pengguna, implementasi machine learning dan data dapat membantu GoTo untuk memahami perilaku pengguna. Dari sini, pihaknya dapat menciptakan kampanye dan produk yang lebih personalized kepada pengguna. Ini pula yang akan menurunkan biaya akuisisinya karena pasar menjadi lebih targeted.

“Dengan semua faktor di atas, hal tersebut dapat berimbas terhadap perluasan margin dan efisiensi biaya di fix cost. Pertumbuhan pendapatan lebih cepat dibandingkan biaya yang keluar. Ini dapat membantu kami mencapai profit,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Anak Usaha Telkomsel dan GoTo Bentuk Perusahaan Game “Majamojo”

Telkomsel melalui anak usahanya PT Telkomsel Ekosistem Digital (TED) dan GoTo melalui PT Aplikasi Multimedia Anak Bangsa (AMAB) mengumumkan perusahaan patungan PT Games Karya Nusantara (Majamojo). Perusahaan ini khusus menggarap pasar game di Asia Tenggara.

Seperti diketahui juga, Telkomsel merupakan salah satu investor strategis di Gojek. Ini adalah inisiatif ke sekian dari hasil sinergi keduanya. Sebelumnya sejumlah agenda telah dijalankan, misalnya mengintegrasikan Telkomsel MyAds dengan GoBiz, paket Telkomsel khusus mitra pengemudi, dan lain-lain. Terkait game sendiri, juga telah diumumkan kolaborasi Telkomsel Dunia Games dengan platform Gopay.

Majamojo akan berfokus menjadi perusahaan penerbit (publisher) yang membuka peluang kemitraan strategis bersama perusahaan pengembang pihak ketiga. Perusahaan akan mendorong penetrasi dan dominasi dalam industri gaming lokal nasional, khususnya platform mobile.

Menurut laporan Newzoo dan Niko Partners, pertumbuhan mobile game di Asia Tenggara pada 2014-2017 mencapai lebih dari 180%. Angka tersebut diprediksi akan terus tumbuh selama lima tahun ke depan. Shibuya Data Count juga memperkirakan pertumbuhan rata-rata tahunan atau Compound Annual Growth Rate (CAGR) industri game di Asia Tenggara akan mencapai 8,5% pada periode 2020-2025.

Potensi tersebut membuat kedua perusahaan percaya diri untuk menggarap industri game secara lebih serius. Mereka akan berkolaborasi dengan menyinergikan sumber daya kedua perusahaan, termasuk kapabilitas digital, aset teknologi, dan ekosistem bisnis yang terintegrasi.

Kerja sama ini akan memperkuat eksistensi para pelaku industri gaming lokal, terutama mendorong lahirnya lebih banyak lagi talenta digital anak negeri. Oleh karena itu, kehadiran Majamojo diharapkan akan mendukung akselerasi transformasi digital dan memperluas manfaat ekonomi digital nasional.

CEO Telkomsel Ekosistem Digital Andi Kristianto mengatakan, pihaknya berupaya memaksimalkan keunggulan aset dan kapabilitas Telkomsel untuk mengembangkan Majamojo dalam ekosistem gaming, melengkapi yang selama ini sudah dicakup oleh Dunia Games. “Kami optimistis Majamojo akan memiliki peran strategis dan bisa berkontribusi optimal dalam memajukan industri gaming di Indonesia dan Asia Tenggara,” kata Andi dalam keterangan resmi, Rabu (23/2).

Kehadiran Majamojo turut memperkuat upaya Telkomsel memperkaya lini bisnis vertikal di bidang digital, setelah PT Kuncie Pintar Nusantara (Kuncie) dan PT Fita Sehat Nusantara (Fita). Pun demikian dari sisi GoTo, melalui Gojek, sebelumnya sudah ada beberapa platform game yang terafiliasi, seperti MPL (diinvestasi Go-Ventures) dan MainGame (diberdayakan untuk GoGames).

Head of GoTo Strategic Partnership Reggy Susanto menambahkan, perusahaan patungan ini memiliki sumber daya yang luar biasa menjadi perusahaan game terbesar di regional. Terlebih itu selama beberapa tahun terakhir, kedua perusahaan sudah menjalin kerja sama yang erat karena ada kesamaan visi dalam menumbuhkan ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.

“Kami percaya sinergi ini akan memberikan kemudahan bagi semua orang dalam mengakses produk dan layanan digital dari GoTo dan Telkomsel, dengan tujuan melayani kebutuhan pasar mobile-first di Indonesia yang sedang berkembang,” ucap Reggy.

Dalam struktur kepemilikan Majamojo, TED menjadi pemegang saham mayoritas. Jungwon Hahn dipercaya sebagai Direktur Utama dan M. Dody Darmawan sebagai Direktur Keuangan. Jungwon Hahn sebelumnya pernah bekerja sejumlah perusahaan game, seperti Razer, Wargaming, dan Molten Games.

Direktur Utama Majamojo Jungwon Hahn menjelaskan, “Saya bersemangat untuk memimpin Majamojo yang akan fokus pada penerbitan dan pengembangan bisnis gaming. Misi kami adalah untuk melayani para gamer dengan dedikasi dan menjadi perusahaan gaming yang diperhitungkan di Asia Tenggara. Kami menargetkan Majamojo menjadi kekuatan unggul di Indonesia yang akan memperkuat ekosistem game Indonesia di Asia Tenggara.”

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

CT Corp and Bukalapak to Form Joint Venture in Online Grocery Sector

The conglomerate company owner, Chairul Tanjung, through PT Trans Retail Indonesia, announced an online grocery joint venture with PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA).

“The e-commerce will be focused on providing fresh products and food (grocery). The ownership of Trans Retail [will be] at 55% and Bukalapak at 45%,” Chairul Tanjung said after a press conference at the Indonesia Stock Exchange.

CT, he often called, is reluctant to elaborate further on the joint venture. However, this corporate action shows a signal from CT Corp to seriously work on selling fresh products and food ingredients on an offline-to-online (O2O) basis.

On a general note, Trans Retail Indonesia is a subsidiary of CT Corp, which oversees modern retail network companies Transmart, Carrefour, and Groserindo. Currently, Trans Retail Indonesia has operated nearly 100 multi-format concept outlets in 28 cities in Indonesia, offering 40,000 products to its 70 million customers.

e-grocery market competition

Prior to this, several top-tier tech companies have taken similar corporate actions. Unlike this one, they take an inorganic strategy by acquiring modern retail chain companies.

Blibli and GoTo have announced corporate actions to take over retail companies in 2021. Blibli with 51% shares owned by PT Supra Boga Lestari Tbk (IDX: RANC) managed by Ranch Market.

Meanwhile, GoTo acquired a 6.74% stake in PT Matahari Putra Prima Tbk (IDX: MPPA) through PT Multipolar Tbk (IDX: MPLPL). Meanwhile, Matahari Putra Prima is a Lippo Group’s subsidiary, which has a giant modern retail network in Indonesia. Some of its outlets are Hypermart, Foodmart Supermarket, and Primo Supermarket.

GoTo Hypermart; 200 outlets in 72 cities in Indonesia, 103 gerai integrated with Hypermart Online  Acquisition
Blibli Ranch Market; 16 Ranch Markets, 29 Farmers Markets, 1 The Gourmet by Ranch Market, and Day 2 Day by Farmers Markets Acquisition
Trans Retail-Bukalapak N/A Joint Venture (JV

Source: Reorganized by DailySocial

Previously, the Minister of Trade Muhammad Lutfi projected the sales value of fresh food products through the marketplace to reach more than Rp180 trillion in the next five years. Meanwhile, the sales value in 2021 is estimated at IDR 21 trillion.

Lutfi said the contribution of selling fresh food products through the marketplace was still small, but the growth was significant. Moreover, he saw the trend of many synergies between modern retailers and technology companies.

The retail network has started to drive sales with an online-to-offline (O2O) concept by partnering with technology companies with strengths in innovation, product ecosystem, and logistics.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

CT Corp dan Bukalapak akan Bentuk Perusahaan Patungan di Bidang “Online Grocery”

Pemilik perusahaan konglomerasi Chairul Tanjung melalui PT Trans Retail Indonesia, mengumumkan akan membentuk perusahaan online grocery patungan (joint venture) bersama PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA).

E-commerce ini akan dikhususkan untuk produk segar dan bahan pangan (grocery). Komposisi kepemilikan Trans Retail [akan] sebesar 55% dan Bukalapak sebesar 45%,” ungkap Chairul Tanjung ditemui usai jumpa pers di Bursa Efek Indonesia.

Pria yang karib disapa CT ini enggan menguraikan lebih lanjut mengenai pembentukan usaha patungan tersebut. Namun, aksi korporasi ini menjadi sinyal besar dari CT Corp untuk serius menggarap penjualan produk segar dan bahan makanan berbasis offline-to-online (O2O).

Sebagai informasi, Trans Retail Indonesia merupakan anak usaha CT Corp yang menaungi perusahaan jaringan ritel modern Transmart, Carrefour, dan Groserindo. Saat ini, Trans Retail Indonesia sudah mengoperasikan hampir 100 gerai berkonsep multiformat di 28 kota di Indonesia yang menawarkan 40.000 produk ke 70 juta pelanggannya.

Persaingan pasar e-grocery

Sebelum ini, aksi korporasi serupa sudah mulai diseriusi oleh sejumlah perusahaan teknologi besar. Bedanya, mereka mengambil strategi anorganik dengan mengakuisisi perusahaan jaringan peritel modern.

Blibli dan GoTo sama-sama mengumumkan aksi korporasinya untuk mengambil alih perusahaan ritel di 2021. Blibli memilih untuk mencaplok 51% saham milik PT Supra Boga Lestari Tbk (IDX: RANC) yang mengelola Ranch Market.

Sementara, GoTo mengakuisisi 6,74% saham PT Matahari Putra Prima Tbk (IDX: MPPA) melalui PT Multipolar Tbk (IDX: MPLPL). Adapun, Matahari Putra Prima merupakan anak usaha Lippo Group yang memiliki jaringan peritel modern raksasa di Indonesia. Beberapa gerai yang dimilikinya adalah Hypermart, Foodmart Supermarket, dan Primo Supermarket.

GoTo Hypermart; 200 gerai di 72 kota di Indonesia, dengan 103 gerai terhubung dengan Hypermart Online  Akuisisi
Blibli Ranch Market; 16 Ranch Markets, 29 Farmers Markets, 1 The Gourmet by Ranch Market, dan Day 2 Day by Farmers Markets Akuisisi
Trans Retail-Bukalapak N/A Joint Venture (JV

Sumber: Diolah kembali oleh DailySocial

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memproyeksi nilai penjualan produk pangan segar melalui marketplace tembus ke lebih dari Rp180 triliun dalam lima tahun ke depan. Adapun, nilai penjualan di 2021 diperkirakan sebesar Rp21 triliun.

Lutfi menilai kontribusi penjualan produk pangan segar melalui marketplace masih kecil, tetapi pertumbuhannya signifikan. Apalagi, ia melihat tren banyaknya sinergi antara pelaku ritel modern dan perusahaan teknologi.

Jaringan peritel mulai mendorong penjualan dengan konsep online-to-offline (O2O) dengan menggandeng perusahaan teknologi yang memiliki kekuatan pada inovasi, ekosistem produk, hingga logistik.