Qubiclo Sediakan Platform untuk Menyewa Berbagai Jenis Ruangan

Marketplace penyewaan ruangan Qubiclo mulai beroperasi sejak Maret 2018. Startup ini didirikan karena melihat tren penyewaan ruangan yang terus meningkat. Di samping itu Quibiclo juga ingin membantu pemilik ruangan untuk mengoptimalkan potensi jasanya.

Pendiri Qubiclo terdiri dari dua orang, yakni Eka Darma Putra dan William Surya Setiadi. Keduanya sama-sama memiliki pengalaman bekerja di perusahaan teknologi.

“Qubiclo saat ini melayani sewa-menyewa ruangan, baik ruangan komersial berupa formal space seperti kantor, meeting room, event space; creative space seperti studio musik, studio foto, studio tari dan seni, dapur; serta retail space seperti pop-up market, kios atau ruko,” jelas Eka.

Untuk permodalan, Qubiclo masih mengandalkan dana pribadi. Eka tampaknya paham mengenai susahnya mencari investor, oleh karena itu saat ini mereka fokus pada mendapatkan profit dari layanan yang ia jalankan.

“Untuk status permodalan saat ini Qubiclo masih bootstrap. Kami mengerti mencari investor bukanlah hal yang mudah maka dari itu dengan pengalaman kami fokus saat ini adalah bagaimana menjual produk-produk yang ter-listing di platform kami untuk menghasilkan profit,” jelas Eka.

Eka lebih jauh juga menjelaskan bahwa saat ini platform mereka diminati oleh para pendiri startup yang mencari kantor untuk timnya, para freelancer, event organizer, dan para kreator.

Qubiclo hadir dengan beberapa fitur, salah satunya untuk memudahkan pengguna mencari dan memilih ruangan mereka menyediakan fitur pencarian ruangan yang dilengkapi dengan filter lokasi dan jenis ruangan.

Untuk kemudahan pembayaran, Qubiclo juga menghadirkan beberapa pilihan seperti transfer melalui bank, kartu kredit, dan debit. Sedangkan untuk membantu pengguna memilih ruangan terbaik mereka juga menyematkan fitur review dan rating..

“Kami juga menyediakan fitur diskusi sehingga pelanggan dapat langsung berkomunikasi dengan pemilik ruangan secara langsung untuk bertanya mengenai ketersediaan, fasilitas, setup ruangan dan sebagainya. Bagi venue owner yang mengaktifkan fitur negosiasi, fitur tersebut dapat muncul pada saat pelanggan berada di merchant tersebut sehingga memungkinkan negosiasi harga dapat terjadi di platform kami,” imbuh Eka.

Di sistem Qubiclo pemilik ruangan atau tempat juga diberi kebebasan untuk menentukan harga dan lama penyewaan. Mulai per jam untuk produk-produk fast moving seperti meeting room, event space, dan creative space; hingga bulanan dan tahunan untuk flexi desk, dedicated desk, dan kantor.

Pihak Qubiclo juga tengah menyiapkan bentuk berlangganan yang bisa digunakan untuk semua coworking space yang bekerja sama dengan Qubiclo.

Di tahun 2018 capaian Qubiclo cukup positif. Lima bulan sejak diluncurkan, Qubiclo sudah berhasil menyediakan 166 space vendor dengan 200 pelanggan. Angka ini diprediksi akan terus meningkat mengingat Qubiclo juga terus aktif mengajak kerja sama pihak-pihak penyedia ruang seperti coworking.

“Kami melakukan kerja sama satu persatu dengan coworking player di Indonesia. Ke depan kami ingin bekerja sama dengan asosiasi coworking space di Indonesia. Kami pun terus melakukan kerja sama dengan manajemen penyedia ruangan kantor. Untuk creative space sendiri kami akan bekerja sama dengan Bekraf untuk melakukan pendekatan dengan penyedia ruangan kreatif,” terang Eka.

Mengenal Motoran, Marketplace Jual Beli Motor Bekas

Segmen jual beli sepeda motor bekas di Indonesia belum ramai. Motoran mencoba masuk ke segmen ini karena melihat peluang yang cukup besar ditambah dengan pengalaman para pendirinya. Perusahaan dihadirkan untuk memberikan pengalaman yang lebih baik bagi para pengguna membeli motor bekas. Pengalaman yang sama baiknya dengan membeli motor baru.

Motoran didirikan oleh dua orang co-founder. Mereka adalah Ranggaswara Prasetya yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Co-Head GoTix dan VP of Product Awan Tunai; dan Fariz yang berpengalaman sebagai Business Development Manager di Astra Internasional. Pengalaman yang dimiliki keduanya kemudian dipadukan dengan teknologi untuk menghasilkan solusi berkualitas yang mampu mengatasi masalah penjualan motor bekas.

“Kami ingin memberikan pengalaman membeli motor bekas sama aman dan nyamannya seperti membeli motor baru. Saat ini Motoran memberikan rekomendasi harga yang sudah disesuaikan dengan kondisi sepeda motornya, sehingga tidak ada lagi pembeli yang membeli motor kurang baik atau kemahalan harganya. Di satu sisi kami juga membantu dealer dalam berjualan, karena selama ini harga dealer dipersepsikan ‘mahal’ padahal sebenarnya tidak, kami juga memberikan suplai motor berkualitas yang dapat dibeli oleh dealer,” terang Rangga.

Ia juga menambahkan bahwa melalui sistem Motoran, dealer juga dapat memberikan nilai tambah kepada pembeli, yaitu dengan tambahan garansi +2 bulan (total 3 bulan, dengan 1 bulan pertama kami mengharuskan dealer yang bertanggung jawab)  yang ditanggung oleh Motoran dan rekanan bengkel untuk servis.

Motoran secara resmi beroperasi pada awal Oktober 2018 dengan dukungan modal dari inkubasi asal Singapura, Antler. Dengan sejumlah fitur dan layanan yang ditawarkan Motoran opitimis bisa jadi pilihan masyarakat sebagai platform jual beli motor bekas.

“Saat ini motor merupakan moda transportasi terpopuler di Indonesia. Menurut data kami total transakasi motor di Indonesia itu 24 juta / tahun dengan 18 jutanya adalah motor bekas. Namun saat ini transaksi motor bekas terjadi sangat konvensional dan tanpa pengawasan. Kami hadir untuk memberikan bebas cemas,” jelas Rangga.

Melalui aplikasi Motoran, pembeli dimungkinkan untuk melihat berapa nilai motor yang sebenarnya. Negosiasi bisa langsung dilakukan dengan penjual juga melalui aplikasi. Untuk mekanisme pembayaran, pembeli diberikan kesempatan membayar dengan metode cicilan.

Untuk menyelesaikan transaksi, setelah harga sudah deal pembeli diwajibkan membayarkan sebuah tanda jadi agar motor tersebut dapat disimpan khusus hingga pembeli dapat datang ke lokasi rekanan dealer.

“Kami melakukan inspeksi serta analisa harga berdasarkan kondisi motor dan harga pasar. Di aplikasi Motoran, pembeli bisa melihat bagaimana nilai sejujurnya dari motor tersebut. Negosiasi langsung dengan penjual pun bisa dilakukan di aplikasi. Pembeli juga dapat memilih pembayaran melalui cicilan,” terang Rangga.

Untuk bisa memberikan pelayanan berkualitas mereka sudah bekerja sama dengan lebih dari 125 dealer motor bekas untuk supply motor, leasing company CS Finance, dan dealer motor baru salah satunya ATPM sebagai partner trade in (membeli motor baru dan menjual motor lama).

“Selain membangun jaringan rekan dealer, saat ini Motoran fokus membangun platform yang dapat memberikan ketenangan / bebas cemas dalam transaksi motor bekas. Dalam waktu dekat ini, pembeli sudah mulai bisa mengajukan pembayaran melalui cicilan. Kami juga sdg membangun jaringan rekan bengkel,” cerita Rangga tentang fokusnya saat ini.

Sejauh ini Motoran baru beroperasi di Jabodetabek dan salah satu rencana Motoran di tahun depan adalah berusaha hadir di seluruh pulau Jawa.

Application Information Will Show Up Here

Melihat Tren Kemunculan Startup Baru di Tahun 2018

Selain putaran pendanaan startup, hal lain yang tak kalah menarik diikuti dalam ekosistem ialah tentang hadirnya para pemain baru. Memiliki startup yang berkembang menjadi cita-cita banyak orang – khususnya para generasi muda. Tak ayal jika program pra-startup, inkubator, hingga kompetisi selalu ramai diikuti.

Tahun ini, DailySocial sedikitnya berhasil meliput dan memberitakan 142 startup lokal baru. Jumlah startup baru yang tidak terliput diperkirakan masih banyak lagi – karena faktor kematangan produk atau publikasi yang kurang. Dari jumlah startup yang pernah masuk ke dapur redaksi, kami coba ulas kembali untuk memahami tren pertumbuhan startup Indonesia tahun ini.

Ada 16 startup baru di bidang SaaS yang meluncur tahun ini. Jenisnya beragam, mulai dari Nusatalent yang menggarap layanan sumber daya manusia, hingga Monika yang membantu UKM manajemen dokumen administrasi. Sementara peringkat kedua yang paling banyak diminati adalah fintech, di catatan kami ada 13 startup baru di sektor tersebut. Dari 13 startup, 7 di antaranya menyajikan layanan berbasis  peer-to-peer.

Padahal sektor fintech dikenal dengan regulasinya yang sangat ketat. Faktanya beberapa pemain baru sudah mulai berizin (atau setidaknya terdaftar) regulator. Sebut saja layanan p2p lending Modal Rakyat atau layanan payment Netzme. Keberhasilan startup besar menggarap pangsa pasar finansial tampaknya memberikan inspirasi kuat kepada pemain baru untuk turut terlibat.

Startup Baru 2018
Startup baru di Indonesia berdasarkan kategori layanan

Layanan pendidikan (edutech) turut masih mendapatkan minat yang tinggi. Tahun ini ada 12 startup edutech baru yang hadir dan berhasil kami liput. Platform yang dikembangkan mulai beragam, mulai berbentuk marketplace pendidikan, layanan kursus, hingga pengembang konten pembelajaran digital.

OTA menempati peringkat berikutnya dengan 11 startup baru yang hadir tahun ini – menjajakan berbagai keperluan perjalanan dan wisata.

Jika dilihat secara menyeluruh, pertumbuhan startup baru cukup mengesankan. Hampir di setiap sektor ada perwakilannya. Startup dengan teknologi baru seperti artificial intelligence atau blockchain pun turut lahir mewarnai ekosistem digital nasional.

Startup baru tidak selalu identik dengan orang-orang baru. Beberapa justru dibuat oleh tokoh lama yang sudah malang-melintang di industri digital. Misalnya Adsvokat, startup adtech ini diinisiasi oleh Daniel Tumiwa – sebelumnya ia dikenal sebagai CEO OLX Indonesia. Ada juga Parentstory, sebuah startup di bidang gaya hidup yang diinisiasi atas kerja samanya dengan platform marketplace pernikahan Bridestory.

Qoala Digitalkan Proses Klaim Asuransi

Penetrasi asuransi di Indonesia baru menyentuh angka 1,7%, tergolong rendah dibandingkan negara tetangga. Melihat minimnya ketertarikan tersebut, startup insurtech Qoala mencoba hadir menyederhanakan proses klaim asuransi dengan pendekatan digital. Diharapkan memberikan citra positif layanan asuransi dan pengalaman pengguna yang lebih baik.

Founder dan CEO Qoala Harshet Lunani menjelaskan, perusahaan mengembangkan layanan secara end-to-end dengan teknologi; mulai dari tahap KYC, fraud management saat proses klaim, dan proses pembayaran. Dengan solusi tersebut, perusahaan asuransi dapat mengurangi biaya operasional dan menciptakan pengalaman klaim yang machine-driven.

Contoh pemrosesannya, Qoala dapat membantu menilai kerusakan layar ponsel dalam hitungan detik melalui embedded machine learning pada teknologi video assesment. Dengan teknologi ini, perusahaan asuransi dimungkinkan untuk dapat memproses dan membayar klaim asuransi lebih cepat.

“Kami bertujuan untuk terus mendukung pertumbuhan industri asuransi dan inklusi asuransi dengan menyediakan layanan mobile yang sepenuhnya automated dengan proses yang disederhanakan,” terang Harshet, Kamis (13/12).

Fokus bisnis Qoala lebih mengarah ke post-sales, berbeda dengan pemain agregator yang pre-sales. Secara regulasi, belum ada payung hukum yang selaras dengan model bisnis Qoala. Oleh karena itu, diungkapkan saat ini perusahaan masih dalam proses pendaftaran untuk masuk ke regulatory sandbox mengikuti aturan POJK Nomor 13/2018 tentang inovasi keuangan digital (IKD).

“Sejak 3-4 bulan lalu kami sudah mulai berkomunikasi dengan OJK. Mereka cukup terbuka dengan model bisnis seperti ini karena bisa mendukung industri asuransi,” tambah COO dan Co-Founder Qoala Tommy Martin.

Pada tahap awal ini, Qoala baru menyediakan produk yang khusus mengurangi risiko bagi para konsumen yang bepergian seperti produk 90 menit penundaan penerbangan tanpa klaim dan 100% pengembalian uang untuk pembatalan kereta. Dua produk ini dihadirkan berkat kolaborasi antara Asuransi ACA dan Simasnet.

Nasabah yang membeli asuransi dari perusahaan asuransi cukup mendaftarkan polisnya ke dalam sistem Qoala. Berikutnya mengunggah KTP, tiket penerbangan (apabila membeli asuransi perjalanan), dan memasukkan nomor rekening bank untuk permudah pembayaran klaim. Nanti sistem Qoala akan memberi notifikasi apabila ada pembayaran klaim.

Nasabah tidak perlu lagi melakukan dokumentasi ulang apabila ingin klaim atas risiko yang menimpa mereka. Pasalnya, dalam sistem Qoala juga terhubung dengan jadwal dari berbagai maskapai penerbangan.

Harshet mengatakan dengan teknologi Qoala nasabah dapat menerima klaim asuransi perjalanannya dalam kurun waktu 1,5 jam saja. Sementara kalau memakai proses manual, bisa memakan waktu hingga 4 jam.

“Perusahaan asuransi dapat menghemat biaya operasional hingga 25% dari 40% biaya yang mereka keluarkan setiap kali membayarkan klaim asuransi perjalanan kepada nasabahnya.”

Dalam model bisnisnya, Qoala menganut konsep B2B2C. Ada delapan mitra travel yang sudah bekerja sama dengan perusahaan; di antaranya Pegipegi, Panorama JTB, Padiciti, MNC Travel, Bravo Wisata, Travel Nusa, dan sebagainya.

Rencana bisnis

Tommy melanjutkan dalam waktu dekat, perusahaan akan merilis beragam teknologi untuk mendukung produk asuransi umum. Asuransi produk gadget ditargetkan bakal rilis dalam waktu dekat.

Berikutnya adalah asuransi kendaraan dengan teknologi. Bahkan dalam situs, Qoala tengah mempersiapkan produk asuransi untuk e-commerce, kesehatan, dan p2p lending.

“Tidak menutup kemungkinan kami akan mengembangkan ke asuransi jiwa, namun untuk tahap awal kami akan mengedukasi masyarakat dengan asuransi umum yang produknya bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.”

Untuk mengakses layanan Qoala, sementara ini bisa diakses melalui versi PWA (Progressive Web Apps). Harshet menjelaskan paling lambat aplikasi Qoala bakal meluncur pada kuartal I/2019.

Qoala beroperasi sejak Februari 2018 dan kini memiliki 30 karyawan, lebih dari separuh adalah tim engineering. Diklaim Qoala telah digunakan oleh puluhan ribu pemegang polis. Perusahaan telah menerima investasi awal dengan nilai yang tidak disebutkan dari Central Capital Ventura (CCV), Seedplus, dan Genesia Ventures.

PuskoMedia Rilis Panda.id, Aplikasi Terpadu untuk Administrasi Desa

Pemerintah dalam dua tahun belakang mulai menghadirkan beberapa program untuk memajukan desa. Salah satunya program domain desa.id, memungkinkan setiap desa membuat situs website. Selain untuk membuat informasi lebih transparan, digitalisasi di level desa diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pelayanan.

Tren masuknya teknologi ke desa-desa ini ditangkap dengan baik oleh PuskoMedia. Mereka menghadirkan produk Panda.id, solusi SaaS terpadu untuk berbagai kebutuhan pencatatan dan informasi layanan desa.

Panda.id merilis fitur yang cukup lengkap untuk keperluan desa, mulai dari website desa, pengelolaan data kependudukan, dan sistem surat-menyurat. Visinya untuk melakukan transformasi digital di lingkup pemerintahan desa, agar lebih terstruktur dan terbuka.

Selain yang sudah disebutkan, ada juga fitur yang memudahkan layanan administrasi inventaris sarana, pengelolaan kas umum, inventaris kekayaan desa, pengelolaan APBDes, dan fitur untuk menampilkan berbagai macam statistik data.

“Intinya Panda.id menjadi cara kami membantu desa untuk lebih dekat dengan teknologi. Aplikasi Panda.id membantu kinerja pemerintah, digabungkan dengan website desa yang digunakan sebagai media desa untuk memamerkan segala potensi yang desa punya; seperti toko online desa, profil desa, berita desa dan lain-lain,” terang CTO PuskoMedia Navynda Aldadera.

Untuk bisa menggunakan sistem Panda.id, desa harus melakukan registrasi domain desa.id terlebih dulu. Setelah itu bisa melanjutkan membuat akun di Panda.id untuk pengelolaan domain dan hosting.

Tim dari Panda.id akan melakukan instalasi seluruh sistem Panda.id ke domain milik desa, sehingga pihak desa bisa langsung menggunakan sistemnya. Panda.id juga menyediakan pelatihan bagi para petugas di desa untuk bisa menggunakan sistem dengan baik.

Dari penuturan Navynda, saat ini Panda.id telah berhasil mengelola 350 desa yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia. Beberapa desa bergabung karena promosi yang dilakukan tim Panda.id, beberapa bergabung karena melihat apa yang dilakukan Panda.id di desa lainnya berjalan cukup baik.

Navynda menjelaskan, pihaknya cukup yakin bahwa apa yang mereka tawarkan melalui akan sangat berguna bagi desa. Karena selain mereka mengembangkan sistem yang memang sesuai dengan kebutuhan, beberapa dari tim PuskoMedia pernah menjadi relawan TIK yang terjun langsung ke desa.

Selain itu sebagai sebuah bisnis yang menyangkut data-data pribadi dan sensitif banyak orang turut dijamin privasinya. Hal ini karena Panda.id memiliki data center yang telah sesuai dengan standar yang diberikan oleh pemerintah.

“Target kami seluruh desa di Indonesia dapat menjadi mitra kami. Lalu pemerintah diwajibkan menggunakan Panda.id. Karena nanti pemerintah bisa lebih mudah mendapat laporan real-time,” tutup Navynda.

Rentist Fasilitasi Pengguna untuk Pinjam dan Meminjamkan Barang

Rentist hadir mengusung konsep marketplace penyewaan berbagai kategori barang. Startup yang bermarkas di Bogor ini tengah mencoba mengakuisisi lebih banyak pengguna dengan memperbanyak mitra dan vendor. Selain di Bogor, mereka saat ini juga telah mulai beroperasi di Bali.

Mulai dikembangkan sejak tahun 2017, Rentist baru resmi beroperasi dan bisa digunakan pada pertengahan tahun 2018. Sejumlah fitur khas yang coba diusung mulai dari menampilkan daftar barang, filter berdasarkan kategori, hingga fitur kalender penyewaan untuk mengetahui ketersediaan barang.

Untuk operasionalnya, saat ini Rentist sudah mengantongi modal awal dari angel investor yang berasal dari Group RPA. Rentist memiliki visi untuk membantu pemilik barang mendapatkan tambahan penghasilan dengan menyewakan kepada orang yang membutuhkan.

“Kami membantu para owner atau pemilik barang untuk memverifikasi keaslian data-data pribadi seperti KTP, Kartu Keluarga, dan rekening bank dari calon penyewa untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” terang CEO Rentist Alfie Radithya.

Pria yang akrab disapa Adit ini menceritakan bahwa pihaknya cukup optimis produknya bisa diterima di masyarakat.

“Target kami siapa pun yang memerlukan penghasilan tambahan, mulai anak kuliahan, ibu rumah tangga, pekerja kantoran, sampai dengan para pengusaha rental; karena untuk menggunakan platform kami pengguna tidak dikenakan biaya,” imbuh Adit.

Saat ini Rentist menyediakan dua jenis aplikasi. Pertama aplikasi khusus para pemilik barang. Di sana terdapat fitur yang membantu pemilik barang menawarkan dan mengelola barang yang akan dipinjamkan. Kemudian yang kedua aplikasi untuk peminjam, memudahkan pengguna untuk memilih dan bertransaksi.

Dengan tidak membatasi kategori barang yang bisa dipinjam, Rentist membuka peluang untuk menjadi “rumah” untuk segala jenis transaksi peminjaman.

“Saat ini kami sedang fokus untuk mencari vendor atau mitra sebanyak-banyaknya dan untuk wilayah sementara ini kami ingin fokus di Bogor dan Bali dulu,” tutup Adit.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Melalui Platformnya, Ko-In Ingin Digitalkan Warung dengan Pendekatan E-commerce

Pamor warung semakin tergerus karena berbagai faktor, membuat masyarakat di sekitarnya beralih ke ritel modern untuk belanja kebutuhan sehari-hari. Dampaknya omzet warung lambat laun menurun dan akhirnya gulung tikar. Mengatasi masalah ini, Toko Indonesia (Ko-In) hadir dengan pendekatan yang cukup berbeda.

Ko-In menawarkan solusi digital untuk warung dengan platform e-commerce. Melalui layanan tersebut, warung tidak hanya memiliki toko online yang menangani transaksi, tapi juga bisa membeli stok barang secara online dengan harga terjangkau.

Ko-In memiliki konsep gudang sebagai hub yang memproses pesanan secara online. Warung fisik akan diubah menjadi etalase, karena pemilik warung tidak diharuskan membuat stok barang yang ditempatkan di warung sendiri. Produk ditempatkan di dalam gudang untuk dikelola lebih lanjut oleh tim Ko-In.

Konsumen bisa melakukan pembelian langsung dari aplikasi atau di warung. Ko-In akan mengirimkan barang langsung dari gudang. Dengan model bisnis ini, diharapkan nilai warung di mata masyarakat akan meningkat, bahkan bisa bersaing secara sehat dengan ritel modern.

“Jadi kami ingin meningkatkan value warung. Konsumen bisa membeli barang dari warung terdekat dengan aplikasi, namun barangnya diambil dari gudang kami. Keuntungan buat warung, value dia meningkat, konsumen bisa mendapat produk yang terjamin, sehingga warung bisa bersaing,” terang COO Ko-In Tias Brian, Kamis (6/12).

Dalam menjaring kemitraannya dengan warung, Ko-In bergerak per kecamatan. Per kecamatan akan dibuat satu gudang yang menampung kebutuhan untuk 50 warung, termasuk mengelola pengiriman.

“Kalau diperhatikan di warung jarang ada yang jual susu formula. Tapi dengan aplikasi, konsumen bisa beli susu formula dari warung sebelah rumah. Jadi ada value yang diberikan kepada warung di hadapan para konsumennya.”

Model bisnis Ko-In

Warung yang bergabung ke Ko-In akan disaring ketat untuk memastikan tidak terjadi tumpang tindih. Beberapa pertimbangannya yang menjadi dasar penilaian tim seperti jarak warung, kerapatannya dengan ritel modern, populasi di lingkungan sekitar, dan beberapa lainnya.

Langkah Ko-In mengambil strategi per kecamatan ini untuk memastikan bahwa proses edukasi bisa berjalan dengan baik. Sebab mengubah kebiasaan lama ke kebiasaan baru butuh waktu.

Warung yang ingin bergabung pada tahap awal perlu komitmen investasi sebesar Rp5 juta. Uang ini akan dipakai untuk membeli stok barang di warung sebesar Rp3 juta. Sisanya digunakan untuk deposit apabila warung ingin restock barang maka biaya transaksi akan dipotong langsung dari sana.

Tersedia mitra bank syariah yang siap membantu permodalan warung agar bisa melancarkan kegiatannya, di antaranya Bank BNI Syariah, Bank Permata Syariah, Bank Muamalat, dan BMT Muhammadiyah.

Untuk monetisasi, Ko-In mengambil prinsip bagi komisi yang hanya berlaku apabila ada pemesanan secara online. Ko-In akan mendapat porsi 30% dan sisanya untuk warung. Apabila transaksi offline, seluruhnya akan masuk ke kantong pemilik warung.

Tias menjelaskan, di tahap awal Ko-In akan mulai debut di kecamatan Sukmajaya kota Depok dengan empat warung. Secara perlahan Ko-In akan perluas ke sepuluh kecamatan lainnya di seluruh kota Depok sampai pertengahan Maret 2019.

Di saat yang sama, secara Ko-In akan mulai ekspansi ke Tangerang Selatan sebelum akhirnya menyentuh Jakarta. Diharapkan sampai akhir tahun 2019 Ko-In bisa menjaring sekitar 5200 warung di Jabodetabek.

Terdapat 149 prinsipal besar dan 4 ribu mitra dari SMESCO yang siap menyuplai produk untuk mitra warung. Perusahaan juga tengah perkuat hubungan dengan pemerintah daerah dan asosiasi agar penetrasi bisnis bisa lebih cepat.

Produk lainnya

CEO Ko-In Devi Erna Rachmawati menambahkan, dalam waktu dekat akan ada produk turunan yang segera hadir. Di antaranya Ko-Gold dan Ko-Money Changer hasil kerja sama dengan iBank, perusahaan yang bergerak di bidang jual beli emas, mata uang asing, dan properti.

Produk lainnya yang tengah dipersiapkan adalah Ko-UMKM, Ko-Pulsa, Ko-Bills, Ko-Travel, Ko-Fresh, dan Ko-Food. Ko-In merupakan produk hasil kolaborasi antara Envy Technologies Indonesia dan Ritel Global Solusi.

Application Information Will Show Up Here

Mengenal Startup Agrotech Inacom dan Rencananya Pasca Pendanaan Awal

Indonesia Agriculture & Commoditis (Inacom) mengumumkan telah mendapat pendanaan awal dengan nominal dan investor yang tidak disebutkan. Penambahan model ini rencananya difokuskan untuk membuka gudang kedua di Lampung. Gudang tersebut nantinya akan menampung komoditas kelapa dengan volume hingga 200 ton per minggu.

Inacom memposisikan diri sebagai platform agro-commodities. Mereka memiliki lima bidang usaha yang dijalani, yakni konsolidasi pemasaran, pengolahan komoditas, logistik dan distribusi, fintech dan solusi penanaman.

Kelima bidang tersebut dipilih karena adanya permasalahan harga komoditas hasil pertanian yang terlampau rendah, mahalnya beban transportasi, kurangnya jangkauan lembaga keuangan untuk petani, hingga permasalahan sustainable supply.

CEO Inacom Mochammad Nasrulyani menceritakan, pihaknya ingin membantu petani dari hulu ke hilir, mulai dari proses penanaman, membantu akses ke pasar (lokal dan luar negeri), hingga pendampingan standardisasi mutu.

“Besar keinginan Inacom untuk membantu petani naik kelas, sehingga dapat terhubung dengan para buyer di luar negeri. [Kami membantu] mulai dari pengiriman, standardisasi mutu, serta perizinan ekspornya. Inacom juga akan masuk ke sisi fintech,” terang Nasrul.

Pendanaan yang baru diterima menandai awal perjalanan panjang mereka di industri agrotech. Selain berusaha menghadirkan aplikasi untuk mendukung industri pertanian, tim Inacom juga aktif turun ke lapangan — baik untuk mendampingi petani atau membuka pasar penjualan.

Meski baru 6 bulan mulai beroperasi, Inacom mengklaim telah berhasil menggandeng tak kurang dari 700 petani besar. Dari situ pihaknya telah membantu mengekspor lebih dari 50 kontainer produk kelapa dan turunannya ke 7 negara dengan jumlah mencapai 1600 ton.

“Kami memerlukan tambahan gudang baru mengingat sudah terjalin kontrak kerja sama dengan buyer dari Thailand dan China dengan permintaan 15 kontainer per minggu,” imbuh Nasrul.

Startup Pertanian Inacom
Tampilan aplikasi Inacom yang diperuntukkan khusus untuk mitra

Di versi awal aplikasinya, Inacom membubuhkan fitur layanan penjualan, informasi komoditas, informasi harga pasar, hingga informasi ketersediaan stok. Ke depan aplikasi ini juga akan dikembangkan dengan menambahkan layanan fintech di dalamnya.

Sejauh ini ada tiga tipe pengguna di ekosistem Inacom selain petani, yakni pembeli, supplier dan marketer. Ketiganya menjadi bagian penting dalam model bisnis yang diusung Inacom.

Saat ini Inacom baru beroperasi di Lampung. Mereka tengah berencana untuk melebarkan sayap ke beberapa daerah yang memiliki pelabuhan internasional, sehingga memudahkan proses ekspor.

“Target realistis untuk 2-3 tahun ke depan adalah bisa beroperasi di 7 pelabuhan internasional yang merupakan pintu-pintu keluar komoditas agro. Dan dari sisi revenue, kami berharap bisa meningkatkan jumlah hingga 30 kali lipat dari kondisi sekarang dan bila dimungkinkan bisa melakukan IPO,” tutup Nasrul.

Mengenal Tetra X Change, Aplikasi Asisten Vistual untuk Investor Saham

Tetra X Change ingin membantu investor saham untuk mendapatkan informasi mengenai saham dengan cepat, mudah, dan akurat. Oleh karenanya aplikasi Tetra X Change menyematkan teknologi artificial intelligence dan big data untuk membantu mengambil keputusan yang tepat dan membuahkan profit.

Saat ini Tetra X Change sudah tersedia untuk platform Android dan iOS. Tetra X Change sendiri merupakan salah satu produk dari TemanTrader.

Tetra X Change mulai beroperasi sejak Januari 2018, diprakarsai oleh Luqman El Hakiem (CEO), Jenal Gufron (CTO), dan Diah Amini (Chief Growth). Hampir satu tahun berjalan, Tetra X Change sudah berhasil mendapatkan 10 ribu unduhan dengan 700 pengguna berbayar. Dengan capaian tersebut, Tetra X Change sudah berhasil mendanai operasional mereka dari revenue.

“Saat ini kami masih belum mendapatkan investasi dari pihak manapun. Pendanaan berasal dari revenue yang kami terima dari subscription premium service yang kami berikan kepada member. Kami membuka peluang untuk kerja sama investasi untuk pengembangan bisnis, teknologi, serta perluasan pasar; termasuk peningkatan menjadi perusahaan sekuritas non anggota bursa,” terang Jaenal Gufron.

Saat ini Tetra X Change tengah berusaha menjadi aplikasi rujukan untuk para pembeli saham. Mereka menyediakan robot advisor yang diberi nama ARVITA (Automate Respond by Virtual Techinal Analysist). Pengguna tinggal bertanya dengan keyword yang telah ditentukan, ARVITA akan memberikan informasi seputar saham, potensi, dan lain sebagainya.

Tetra X Change juga menyediakan fitur rekomendasi saham harian, saham stock pickscreener saham dengan beberapa skenario, kalkulator risiko dan program afiliasi. Jeanal juga menambahkan bahwa mereka memiliki sistem big data yang di-update secara periodik untuk kebutuhan analisis.

Saat ini Tetra X Change tengah fokus untuk menambah lebih banyak pengguna, sejalan dengan program memperbanyak SID (Single Investor ID) untuk meningkatkan kontribusi investor ritel di bursa saham Indonesia. Selain itu pihaknya juga tengah aktif melakukan optimasi algoritma analisis untuk lebih adaptif terhadap pergerakan pasar. Termasuk melakukan kegiatan training dan edukasi untuk meningkatkan skill dan pengetahuan tentang transaksi saham.

“Dalam dua tahun mendatang setelah kita mendapatkan pendanaan, Tetra ingin berkembang menjadi bisnis sub-broker atau mini sekuritas untuk dapat menerima transaksi perdagangan saham. Dengan menjadi sub-broker akan menambah revenue stream baru dari mitra sekuritas. Target kami adalah dalam sebulan Tetra member dapat berkontribusi 1 triliun Rupiah transaksi dari 3000 nasabah di akhir tahun 2019,” tutup Jaenal.

Application Information Will Show Up Here

Finmas Hadirkan Layanan P2P Lending untuk Pinjaman Kecil Bertenor Singkat

Finmas merupakan layanan peer-to-peer (p2p) lending yang lahir dari kemitraan perusahaan asal Hong Kong Oriente dan Sinar Mas. Layanan Finmas sudah mulai bergulir sejak Desember 2017 menggenggam visi untuk mendorong inklusi keuangan di Indonesia. Baru per 23 Februari 2018 lalu PT Oriente Mas Sejahtera (nama legal Finmas) terdaftar dan mendapat dukungan dari OJK.

Finmas melayani pinjaman dana tunai untuk pribadi dan UKM dengan nominal 500 ribu hingga 1 juta Rupiah dengan tenor 14 dan 30 hari. Setiap pinjaman dikenakan bunga sebesar 9,95%. Karena nominal kecil dan tenor yang relatif pendek, proses pengajuannya pun disimplifikasi dengan hanya memerlukan lampiran KTP.

Sebagai platform p2p lending, Finmas menjadi perantara antara debitur dengan institusi atau individu yang ingin berinvestasi memberikan dana. Namun sebagai catatan, dalam ketentuan yang tertulis di situs, Finmas tidak menanggung segala risiko gagal bayar, karena dianggap sebagai kesepakatan dua pihak terkait (Finmas hanya menempatkan sebagai perantara).

Seperti layanan fintech lainnya, Finmas juga menyimpan dan memanfaatkan data pengguna yang didapat dari unggahan dan perangkat elektronik yang digunakan pengguna — dengan persetujuan saat proses di awal. Namun demikian, pihak Finmas mencoba menjamin privasi pengguna. Pihaknya baru-baru ini mendapatkan Sertifikasi ISO 27001:2013 tentang Sistem Pengelolaan Keamanan Informasi.

“Finmas memiliki komitmen untuk membangun layanan keuangan yang sehat dengan menerapkan prinsip transparansi, kenyamanan dan keamanan. Sertifikasi ISO sangat penting dalam membangun kepercayaan dari berbagai pihak yang berkepentingan […] untuk menetapkan tolok-ukur penerapan keamanan data dan privasi para pelanggan Finmas,” jelas CEO Finmas, Peter Lydian Sutiono.

Aplikasi Finmas saat ini dapat digunakan melalui platform Android, iOS, dan web. Pihaknya juga mengaku akan mengeluarkan sejumlah fitur baru yang secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan pendanaan yang terus menerus berkembang dari konsumen di Indonesia, khususnya unbankable.

Dikombinasikan dengan program-program literasi keuangan yang segera diluncurkan dan disosialisasikan ke berbagai wilayah, Finmas ingin mengambil peran utama dalam mendorong kesadaran terhadap keuangan serta menumbuhkan kebiasaan dalam mengelola keuangan yang bertanggung jawab.

Belum lama ini Sinar Mas juga mengukuhkan posisinya sebagai mitra strategis Oriente. Bersama beberapa konglomerat dari negara berbeda, Sinar Mas turut serta memberikan modal untuk Oriente senilai senilai $105 juta (setara dengan 1.5 triliun Rupiah). Finmas bukan satu-satunya platform yang dikelola Oriente, di negara lain juga ada, misalnya p2p lending Cashalo di Filipina.

Application Information Will Show Up Here