Teardown iFixit, Perlihatkan Betapa Besar Sensor Kamera Utama iPhone 12 Pro Max

Pada bulan Oktober lalu, Apple merilis empat model iPhone. Meliputi iPhone 12 mini dengan layar 5,4 inci, iPhone 12 dan iPhone 12 Pro berlayar 6,1 inci, hingga paling besar 6,7 inci pada iPhone 12 Pro Max.

Namun iPhone 12 Pro Max tidak sekedar menawarkan ukuran layar jumbo, tetapi juga memiliki kemampuan kamera terbaik. Dalam teardown terbaru iFixit, menunjukkan ukuran sensor kamera wide-angle utamanya yang lebih besar sekitar 47% dibanding iPhone 12 series lain meski sama-sama beresolusi 12MP f/1.6.

Semakin besar sensor yang digunakan, artinya sanggup menangkap cahaya lebih banyak. Apple sempat menjelaskan bahwa sensor baru di iPhone 12 Pro Max bisa menangkap cahaya hingga 87% lebih banyak dibandingkan iPhone 11 Pro.

Selain itu berkat ukuran bodi iPhone 12 Pro Max yang besar, ada cukup ruang bagi Apple untuk menyematkan teknologi sensor-shift optical image stabilization. Cara kerjanya mirip seperti sistem IBIS di kamera mirrorless, di mana akan sensor bergerak untuk mengkompensasi getaran. Pada iPhone 12 series lainnya, Apple masih menggunakan optical image stabilization.

Menemani kamera utama, ada kamera 12MP f/2.2 dengan lensa telephoto 65mm yang menawarkan 2,5x optical zoom dan dilengkapi OIS. Serta, kamera 12MP f/2.4 dengan lensa ultrawide 13mm yang memberikan bidang pandang 120 derajat. Tak lupa ada LiDAR yang tak hanya bermanfaat untuk aplikasi augmented reality saja, tapi juga untuk meningkatkan kualitas kameranya.

Kamera iPhone 12 Pro Max ini memang istimewa, bahkan untuk video sanggup merekam video 4K 60 fps dalam format HDR Dolby Vision dan nantinya lewat software bakal dapat menjepret foto dalam format Apple ProRAW. Harga iPhone 12 Pro Max ini dijual mulai dari US$1.099 atau sekitar Rp15,5 jutaan, dengan pilihan kapasitas 128GB, 256GB, dan 512GB.

Sumber: The Verge

Tokina Umumkan Tiga Lensa Baru untuk Fujifilm, Canon EF, dan Nikon F

Bagi pengguna kamera mirrorless Fujifilm, mereka tidak kekurangan pilihan lensa fix native. Namun opsi mereka bertambah banyak, Tokina telah mengumumkan dua lensa fix terbaru untuk sistem Fujifilm X-mount yaitu atx-m 23mm F1.4 dan atx-m 33mm F1.4.

Tokina atx-m 23mm F1.4 ini berarti menawarkan focal lenght ekuivalen 35mm di full frame, yang ideal untuk foto street dan lanscape. Sementara Tokina atx-m 33mm F1.4 ekuivalen 50mm di full frame, lensa sudut standar ini serbaguna dan cocok digunakan oleh amatir yang baru belajar memotret ataupun para profesional.

Kedua lensa ini memiliki fitur color balance tuning untuk menyesuaikan dengan berbagai mode film simulation khas Fuji. Serta, menawarkan autofocus yang cepat dan tetap senyap berkat penggunaan motor ST-M.

Tokina_II

Lebih lanjut, Tokina atx-m 23mm F1.4 dan atx-m 33mm F1.4 memiliki cincin aperture tanpa klik, nine-blade diaphragms, rentang aperture F1.4 hingga F16, ukuran filter 52mm, panjang 72mm, dan diameter 65mm. Sementara, bobotnya masing-masing 276 gram dan 285 gram.

Tokina juga mengumumkan lensa zoom terbaru untuk kamera DSLR Canon EF dan Nikon F yaitu atx-i 17–35mm F4. Lensa ini terdiri dari 13 elemen dalam 12 grup, dengan rentang aperture F4 hingga F22, jarak fokus minimum 28mm, memiliki rasio makro 1:4.82, dan filter depan berukuran 82mm.

tn1735cam2

Lensa ini memiliki fitur mekanisme One-Touch Focus Clutch dari Tokina, yang memungkinkan beralih antara autofocus dan manual dengan mendorong dan menarik laras lensa. Autofocus-nya sendiri menggunakan sensor Tokina GMR dan motor Silent Drive-Module (SD-M).

Mengenai harga, Tokina atx-m 23mm F1.4 dan atx-m 33mm F1.4 dibanderol masing-masing US$479 (Rp6,7 jutaan) dan US$429 (Rp6 jutaan). Sedangkan, Tokina atx-i 17–35mm F4 dijual US$600 atau sekitar Rp8,5 jutaan.

Sumber: DPreview 1, DPreview 2

Finantier Dapat Pendanaan Awal, Hadirkan Layanan API untuk Bisnis Finansial

Finantier adalah startup pengembang layanan open finance, memungkinkan perusahaan finansial menggunakan sambungan API (Application Programming Interface) untuk mengefisiensikan beberapa proses. Di layanan Finantier ada tiga kapabilitas utama yang ditawarkan, yakni melakukan verifikasi identitas melalui data yang dimasukkan pengguna atau data bank yang sudah dimiliki; membantu bisnis mengelola data mentah dengan machine learning; dan menghadirkan fitur untuk mengakomodasi pembayaran yang dilakukan rutin atau langganan.

Startup yang didirikan Diego Rojas, Keng Low, dan Edwin Kusuma tersebut, hari ini (23/11) mengumumkan perolehan pendanaan pre-seed yang dipimpin oleh East Ventures dengan partisipasi dari AC Ventures, Genesia Ventures, dan beberapa investor lainnya. Tidak disebutkan detail nominal pendanaan yang didapat. Dana investasi akan difokuskan untuk memperkuat tim dan mengakselerasi pengembangan teknologi API mereka, termasuk mempersiapkan layanan agar bisa berkembang di berbagai negara di Asia Tenggara.

Co-Founder Finantier: Diego Rojas & Keng Low
Co-Founder Finantier: Diego Rojas & Keng Low

Open finance adalah sebuah kerangka yang dibangun di atas prinsip-prinsip open banking yang memberikan konsumen keleluasaan untuk mengakses data mereka dengan aman dan menggunakannya dengan optimal di berbagai platform,” kata Co-Founder & CEO Finantier Diego Rojas.

Di Indonesia sendiri aturan open banking ada di ranah Bank Indonesia. Sampai saat ini, standar Open API sedang dalam tahap pematangan. Sejak Juli 2020 lalu, BI sudah mengumumkan segera merilis standar Open API, memungkinkan kolaborasi antara bank dan fintech mewujudkan ekosistem layanan keuangan yang inklusif. Open API adalah program aplikasi yang memungkinkan perusahaan terintegrasi antar sistem.

Di Indonesia sendiri beberapa startup layanan API untuk mengakomodasi berbagai pembayaran. Salah satu yang terlengkap adalah Ayoconnect, menawarkan API untuk transaksi, pembayaran, sampai ke pengelolaan data transaksi. Dengan pendekatan berbeda, ada juga solusi open banking berbasis API yang disediakan Brankas, memungkinkan pengembang memfasilitasi berbagai transaksi dari pengguna ke bank.

“Kami memanfaatkan jejak digital konsumen dan bisnis untuk memberikan mereka akses yang aman di Asia Tenggara ke layanan finansial yang disesuaikan dengan kebutuhan, yang kemudian turut membantu meningkatkan kesejahteraan finansial konsumen,” tambah Co-Founder & CPO Finantier, Keng Low.

Sementara itu, Co-Founder & COO Finantier Edwin Kusuma menjabarkan salah satu isu yang selama ini kerap ditemui pemain fintech di Indonesia. “Perusahaan p2p lending seringkali kesulitan dalam menyalurkan pinjaman ke individu dan UMKM. Biasanya, hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi atau karena perusahaan fintech tidak bisa mendapatkan gambaran finansial yang lengkap dari calon peminjam, padahal data tersebut dibutuhkan untuk mengurangi risiko pinjaman dan menekan biaya.”

Finantier didirikan pada pertengahan tahun ini dengan tujuan menyediakan infrastruktur dan data yang dibutuhkan oleh bisnis dalam membangun produk finansial generasi selanjutnya. Finantier membuat platform fintech dan institusi keuangan bisa berkolaborasi dengan aman untuk memberikan konsumen keleluasaan, kenyamanan, dan keamanan dalam memanfaatkan data finansial milik mereka.

Intel Luncurkan Reference Laptop Bernama NUC M15

Sebagian besar populasi dunia mengenal Intel sebagai produsen prosesor. Namun sebagian dari kita juga tahu bahwa mereka punya lini PC desktop mini bernama NUC (Next Unit of Computing), dan sekarang lini tersebut rupanya juga mencakup sebuah laptop.

Dijuluki Intel NUC M15, laptop ini dirancang untuk menjadi referensi desain bagi sejumlah pabrikan kecil, pabrikan yang pengalamannya belum sepanjang HP atau Dell di industri ini. Dengan kata lain, Intel tidak berniat menjual laptop ini ke konsumen secara langsung, melainkan memasoknya ke brandbrand seperti Maingear, Schenker, maupun XPG (sub-brand Adata).

Intel menawarkan dua konfigurasi untuk NUC M15: satu dengan prosesor Core i5-1135G7 dan RAM 8 GB, satu lagi dengan Core i7-1165G7 dan RAM 16 GB. Berhubung ini merupakan prosesor Intel generasi ke-11, GPU yang digunakan juga adalah GPU terintegrasi Intel Iris Xe yang jauh lebih mumpuni daripada sebelumnya.

Untuk storage-nya, semua tergantung masing-masing pabrikan yang berniat memakai NUC M15 sebagai referensi, tapi yang pasti tipenya adalah M.2 NVMe. Kedua varian NUC M15 sama-sama dibekali baterai berkapasitas 73 Wh yang diyakini mampu bertahan sampai sekitar 16 jam pemakaian.

Intel NUC M15

Sesuai namanya, M15 punya layar berukuran 15,6 inci, dengan resolusi 1080p dan opsi untuk menyematkan panel sentuh. Kalau melihat spesifikasinya, NUC M15 tidak jauh berbeda dari deretan laptop anyar yang dirilis oleh pabrikan seperti HP, Dell, Acer, Asus, atau Lenovo. Meski demikian, ukuran layarnya semestinya bisa menjadi daya tarik tersendiri di tengah-tengah laptop berukuran 13 atau 14 inci dari pabrikan-pabrikan besar itu tadi.

Secara fisik, M15 mengemas rangka aluminium unibody dengan tebal 14,9 mm dan berat 1,65 kg. Dimensinya boleh dibilang cukup ringkas, akan tetapi Intel memastikan bahwa M15 tetap melimpah perihal konektivitas; selain sepasang port USB standar, terdapat sepasang port USB-C (Thunderbolt 4) yang bisa digunakan untuk charging, serta sebuah port HDMI dan jack headphone standar.

Desain M15 secara keseluruhan mungkin terkesan terlalu generik, namun Intel tidak lupa membubuhkan sejumlah sentuhan manis, seperti misalnya sebuah indikator LED yang berada persis di bawah trackpad. Indikator ini bakal menyala biru ketika pengguna memanggil asisten virtual Alexa, persis seperti saat mereka menggunakan smart speaker Amazon Echo.

Untuk harganya, tentu saja keputusan ada di tangan masing-masing pabrikan, akan tetapi Intel memperkirakan harga NUC M15 ada di kisaran $999 sampai $1.499. Ini bukan pertama kalinya Intel menerapkan strategi serupa. Tahun lalu, mereka juga sempat merilis reference laptop lain bernama MAG 15 yang ditujukan untuk segmen gaming.

Sumber: The Verge dan Tom’s Hardware.

RHA TrueControl ANC Hadir Membawa Active Noise Cancellation dan Dukungan Wireless Charging

Pabrikan perangkat audio asal Skotlandia, RHA Audio, kembali memperkenalkan TWS terbaru sekaligus produk ketiganya di segmen ini. Dijuluki RHA TrueControl ANC, perangkat ini menghadirkan fitur yang absen pada TWS besutan RHA sebelumnya, yakni active noise cancellation (ANC).

Seperti halnya banyak TWS premium lain (dan seperti yang tersirat dari namanya), TrueControl menawarkan kebebasan bagi pengguna untuk mengatur intensitas fitur ANC-nya. Bahkan mode ambient-nya pun bisa disesuaikan, sehingga pengguna dapat mengatur seberapa banyak suara dari sekitar yang ingin ia dengarkan.

Mode ambient ini pun juga dapat diaktifkan secara cepat, cukup dengan menyentuh dan menahan earpiece sebelah kiri. Jadi ketika ada seseorang yang mengajak bicara, pengguna hanya perlu menerapkan gesture tersebut, lalu melepaskan jarinya untuk kembali mendengarkan lagu yang tengah diputar sebelumnya.

Secara teknis, TrueControl mengemas driver tipe dynamic berdiameter 6 mm. Ukurannya memang sama seperti milik TrueConnect, akan tetapi kinerjanya semestinya agak berbeda mengingat respon frekuensinya pun juga berbeda. Faktor lain yang juga bakal berpengaruh terhadap kualitas suaranya adalah dukungan codec AAC dan aptX, yang keduanya tidak bisa kita jumpai pada TrueConnect.

Di balik rangkanya yang tahan air dengan sertifikasi IPX4, tertanam baterai yang mampu bertahan selama 5 jam pemakaian (dengan ANC menyala), sedangkan charging case-nya bisa menyuplai sekitar 15 jam daya baterai ekstra (total 20 jam pemakaian). Berbeda dari sebelumnya, case milik TrueControl ini dapat diisi ulang secara wireless di samping mengandalkan kabel USB-C.

Secara keseluruhan, TrueControl tidak dirancang untuk menggantikan TrueConnect, apalagi mengingat versi baru TrueConnect baru dirilis bulan Juli lalu. TrueControl merupakan alternatif bagi konsumen yang tidak suka dengan desain bertangkai ala AirPods, serta yang membutuhkan lebih dari sebatas isolasi suara secara pasif.

Tentu saja, TrueControl juga ditujukan buat yang memiliki budget ekstra. Pasalnya, harga TWS ini cukup tinggi di angka $300. Di rentang harga tersebut, TrueControl bakal bersaing langsung dengan Sennheiser Momentum True Wireless 2 maupun Devialet Gemini yang sama-sama datang dari brand yang dekat dengan kalangan audiophile.

Sumber: SlashGear.

[Review] ASUS VivoBook Ultra 14 (K413), Lebih Hemat untuk Gen Z

Pada akhir bulan September lalu, ASUS meluncurkan VivoBook Ultra 14 (K413). Laptop berlayar 14 inci ini dirancang untuk anak muda, terutama Gen Z. Hadir dengan tiga pilihan warna kece, bodi ringkas, performa cukup powerful dengan prosesor Intel Core generasi ke-10, dan dibanderol dengan harga terjangkau.

Mulai dari Rp8.599.000 untuk varian prosesor Intel Core i3-10110U, Rp10.799.000 dengan Intel Core i5-10210U, dan Rp12.799.000 dengan Intel Core i7-10510U. Meja redaksi Dailysocial telah kedatangan ASUS VivoBook Ultra 14 (K413) dengan konfigurasi prosesor Intel Core i5-10210U.

Menurut saya ini versi paling aman, karena bila memilih model dasar performanya terbatas  dan selisih harganya lumayan bila memilih model paling top. Langsung saja, berikut review ASUS VivoBook Ultra 14 (K413) selengkapnya.

Desain

Review-ASUS-VivoBook-Ultra-14-K413-3

Tiga warna kece yang ditawarkan di VivoBook Ultra 14 (K413) yang pertama transparent silver, warna ini bakal cocok untuk mereka yang menyukai desain elegan. Lalu, ada indie black yang merupakan varian warna yang mencerminkan jiwa tangguh dan hearty gold untuk yang lebih suka dengan nuansa lembut.

Unit yang saya review berwarna transparent silver, desain laptop ini sangat mirip seperti VivoBook S14 series yang tampil simpel dan minimalis. Cover-nya juga mengusung desain negative space, dengan tulisan ‘ASUS VivoBook’ kecil berwarna senada. ASUS menyertakan beberapa stiker eksklusif di paket penjualan yang bisa ditempelkan ke area kosong tersebut.

Review-ASUS-VivoBook-Ultra-14-K413-4

Dimensi bodinya ringkas 324x215x17,9 mm dengan bobot 1,4 kg, sangat mudah untuk ditenteng dan praktis diajak buat bepergian setiap hari. Meski mirip, berbeda dengan VivoBook S14 yang memiliki kerangka dari aluminium alloy dengan diamond cut di bagian tepinya, build quality VivoBook Ultra 14 (K413) mengalami sedikit penyesuian karena sebagian besar bodi laptop ini terbuat dari material plastik polikarbonat.

Sebagai laptop kekinian untuk anak muda yang hidup di era digital, VivoBook Ultra 14 (K413) sudah dilengkapi konektivitas cepat WiFi 6 (802.11ax) dengan fitur dual-band yang mendukung koneksi dengan frekuensi 2,4GHz dan 5GHz. Serta, Bluetooth 5.0 yang memungkinkan berbagai aksesori nirkabel seperti mouse dan headphone untuk terhubung ke VivoBook Ultra 14 (K413).

Sementara untuk konektivitas kabelnya, di sebelah kanan laptop terdapat microSD card reader dan dua port USB 2.0. Sedangkan di sebelah kiri terdapat port DC-in, HDMI, USB 3.1 Type-A, USB 3.0 Type-C (USB 3.1 Gen 1) yang memberikan kecepatan transfer data secara cepat, dan combo audio jack.

Layar

Review-ASUS-VivoBook-Ultra-14-K413-7

Layar VivoBook Ultra 14 (K413) membentang seluas 14 inci, ukuran yang ideal untuk mengerjakan berbagai tugas dengan nyaman, dari belajar online, virtual meeting, dan pekerjaan lainnya. Layarnya dikemas dalam desain NanoEdge Display, di mana bezel samping kanan dan kiri layarnya cukup tipis, meski dagu dan dahinya masih sedikit lebih tebal. Area sekeliling bezel layarnya menggunakan plastik dan memiliki screen-to-body ratio sekitar 84%.

ASUS menggunakan panel LED backlit beresolusi Full HD (1920×1080 piksel), kualitas layarnya cukup baik saat laptop ini digunakan di dalam ruangan. Dengan cakupan warna 45% NTSC yang siap mengakomodir kebutuhan para content creator awal guna membantu pembuatan konten kreatif seperti editing foto maupun video.

Namun meski layarnya sudah anti-glare, VivoBook Ultra 14 (K413) kurang nyaman saat dipakai di luar ruangan (siang hari). Tingkat kecerahannya tidak terlalu tinggi dan di sudut tertentu layarnya terlihat abu-abu atau kurang jelas akibat pantulan.

Ke bagian bawah layar, terpampang chiclet keyboard dilengkapi backlit berwarna putih dan masih membawa ciri khas dari VivoBook S14 yaitu punya tombol enter yang unik dengan tepian color-blocking. Keyboard-nya memiliki key travel 1,4mm, aktivitas mengetik cepat dapat dilakukan dengan lancar.

Di pojok kanan atas touchpad, ada sensor fingerprint yang terintegrasi dengan fitur Windows Hello. Fitur keamanan biometrik dari Microsoft di Windows 10 ini memberikan cara praktis untuk masuk ke sistem tanpa perlu repot-repot mengetikkan kata sandi.

Bagi penikmat musik dan suka nonton film series Netflix atau streaming video YouTube di laptop, laptop ini memiliki speaker bersertifikasi Harman/Kardon. Keluaran suaranya tidak terlalu lantang, tetapi lumayan enak didengar.

Hardware

Review-ASUS-VivoBook-Ultra-14-K413-10

Selain ingin laptop dengan desain stylish, para anak muda ‘zaman now‘ juga sangat memperhatikan aspek performa. Maklum kebutuhan mereka untuk pembuatan konten kreatif di era digital saat ini terbilang tinggi, kabar baiknya VivoBook Ultra 14 (K413) ini sudah ditenagai oleh prosesor Intel Core generasi ke-10.

Seperti yang saya bilang di awal, laptop ini memiliki tiga varian yaitu dimulai dari prosesor Intel Core i3-10110U. Namun rekomendasi saya setidaknya pilih varian i5-10210U atau i7-10510U, karena sudah dilengkapi kartu grafis NVIDIA GeForce MX350 dengan dedicated video memory (VRAM) sebesar 2GB yang membuat VivoBook Ultra 14 (K413) lebih powerful dalam hal pemrosesan grafis. Berikut spesifikasi menurut CPU Z dan GPU Z:

Unit saya review menggunakan Intel Core i5-10210U yang memiliki konfigurasi 4 core 1,6 GHz dan 8 thread, dengan Turbo Boost hingga 4,2GHz, cache 6MB, dan thermal design power 15 Watt. Serta ditopang RAM 8 GB DDR4 dual channel, penyimpanan berbasis PCIe SSD berkapasitas 512GB, dan baterai 42Whrs.

Sebagai gambaran untuk menilai kemampuan performanya, VivoBook Ultra 14 (K413) meraih skor multi-core 2.965 dan 1.079 untuk single-core pada software benchmark Geekbench 5. Sementara, untuk Cinebench R15 mendapatkan skor CPU 612 cb dan 1.138 pts untuk Cinebench R20, serta di PCMark 10 mendapat nilai 3.820 poin.

No Pengujian Skor
1 GeekBench 4 Single Core 1079
2 GeekBench 4 Multi Core 2965
3 PCMark 10 3820
4 Cinebench R15 612
5 Cinebench R20 1138
6 3DMark Sky Diver 11334
7 3DMark Cloud Gate 13733
8 3DMark Fire Strike 3589
9 3DMark Ice Storm Extreme 72373

Verdict

Review-ASUS-VivoBook-Ultra-14-K413-11

ASUS VivoBook Ultra 14 (K413) merupakan versi hemat dari VivoBook S14 series. Keduanya sama-sama menyasar kalangan muda dengan desain stylish dan performa CPU yang cukup mumpuni bisa diajak ngebut sesekali untuk tugas berat, serta memiliki pemrosesan grafis yang cukup baik untuk memenuhi kebutuhan pembuatan konten kreatif seperti edit foto dan video 1080p.

Mengingat harganya lebih terjangkau, dibanding VivoBook S14 series ada beberapa penyesuaian yang terjadi. Seperti build quality yang tak sepremium saudaranya, karena sebagian besar bodinya dari material plastik polikarbonat dan keterbacaan layar yang sulit bila digunakan di tempat terang. Walaupun dua kelehaman tersebut, ditutupi dengan banyaknya kelebihan yang ditawarkan oleh VivoBook Ultra 14 (K413).

Sparks

  • Desain stylish & bodi ringkas
  • Ditenagai prosesor Intel Core generasi ke-10
  • Didukung kartu grafis NVIDIA GeForce MX350
  • Harga relatif terjangkau

Slacks

  • Sebagian besar bagian bodinya dari plastik
  • Keterbacaan layar sulit bila digunakan di luar ruangan (siang hari) 

AMD Ryzen Seri 5000 Resmi Hadir di Indonesia, Radeon RX 6000 Menyusul

AMD akhirnya secara resmi meluncurkan prosesor terbarunya di Indonesia. Acara peluncuran ini diadakan secara virtual pada tanggal 19 dan 20 November 2020 melalui kanal Youtube. Pada acara kali ini, AMD juga menggelar pameran secara virtual di mana pengunjung bisa mengakses begitu banyak peripheral yang mendukung Ryzen terbaru ini.

AMD sendiri sudah meluncurkan prosesor dengan arsitektur Zen 3 ini secara global pada bulan Oktober lalu. Zen 3 sendiri memiliki peningkatan performa instruksi per clock yang lebih baik sekitar 19% dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Untuk informasi lebih lanjut mengenai peluncuran Zen 3 secara global, Anda bisa mengklik pada tautan yang satu ini.

AMD Radeon 6900

Ryan Sim, Director AMD Sales & Marketing, ASEAN, menjelaskan bahwa peluncuran Prosesor Desktop AMD Ryzen 5000 Series adalah bagian komitmen AMD untuk menghadirkan prosesor PC terbaik dikelasnya dengan performa terdepan. Terobosan arsitektur “Zen 3” pada prosesor desktop AMD Ryzen 5000 Series dengan keunggulan efisiensi daya dan kartu grafis AMD Radeon RX 6000 Series yang dibangun di atas arsitektur AMD RDNA 2 memberikan peningkatan performa-per-watt hingga 54 persen lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. AMD berharap produk baru ini dapat memenuhi kebutuhan para pengguna dan komunitas.

Prosesor yang diluncurkan oleh AMD di Indonesia memiliki spesifikasi sebagai berikut

MODEL CORES/THREADS TDP(Watts) BOOST/BASE FREQ. (GHz) TOTAL CACHE
AMD Ryzen 9 5950X 16C/32T 105W Up to 4.9 / 3.4 72MB
AMD Ryzen 9 5900X 12C/24T 105W Up to 4.8 / 3.7 70MB
AMD Ryzen 7 5800X 8C/16T 105W Up to 4.7 / 3.8 36MB
AMD Ryzen 5 5600X 6C/12T 65W Up to 4.6 / 3.7 35MB

Semua prosesor tersebut saat ini sudah tersedia di Indonesia. Pengguna pun bisa langsung membelinya pada toko-toko komputer baik secara online maupun offline mulai dari tanggal 5 November 2020 yang lalu. Namun dilihat dari pengamatan saya, sepertinya ketersediaan prosesor ini cukup minim sehingga mungkin akan masih sulit ditemukan.

AMD Ryzen 5 5600 Zen 3 Harga

Untuk harganya, AMD Ryzen 8 5600X dijual dengan harga Rp. 4.999.000. Ryzen 7 5800X sendiri dijual pada harga Rp. 7.499.000. Untuk seri di atasnya, Ryzen 9 5900X dijual dengan harga Rp. 9.059.000. Terakhir, untuk Ryzen 9 5950X dijual dengan harga Rp. 13.189.000.

AMD Ryzen 5 5950 Zen 3 Harga

Selain memperkenalkan prosesor Ryzen, AMD Indonesia juga mengumumkan bahwa Radeon seri 600 juga bakal tersedia di Indonesia. Sayangnya, sampai saat ini kartu grafis yang digadang bisa menyaingi NVIDIA GeForce seri 3000 tersebut belum tersedia di Indonesia. AMD juga memberikan perkiraan harga dari tiga kartu grafis yang bakal keluar tersebut.

AMD Radeon 6800

AMD memberikan perkiraan harga tersebut masih dalam mata uang dolar. Untuk Radeon RX 6800 nantinya akan dijual dengan harga $579. Sedangkan Radeon RX 6800XT akan dijual pada harga $649. Terakhir, Radeon RX 6900XT akan dijual pada harga $999. Kita tunggu saja kehadiran ketiga kartu grafis ini di Indonesia.

Monument 2 Meluncur di Kickstarter, Tawarkan Solusi Penyimpanan Foto Pintar

Bagi fotografer, manajemen penyimpanan foto merupakan hal yang sangat penting. Meski saat ini tersedia banyak sekali opsi penyimpanan, dari hard drive eksternal hingga cloud storage, namun mengelola file besar bukan pekerjaan yang mudah.

Monument Labs mencoba menawarkan solusi penyimpanan foto pintar yang dilengkapi dengan sejumlah fitur pintar berbasis AI. Mereka meluncurkan perangkat personal cloud storage generasi kedua yaitu Monument 2 di platform crowdfunding Kickstarter.

Monument-2-is-an-AI-Powered-Personal-Cloud-Photo-Storage-Solution-1536x806

Monument 2 berfokus pada privasi pengguna yang secara otomatis akan mencadangkan dan mengatur semua koleksi foto maupun video. Monument Labs menjanjikan pengalaman penggunaan yang simpel dan aplikasinya tersedia di Android, iOS, Mac, Linux, dan juga Windows.

Konsep dari Monument 2 ialah menawarkan layanan serupa seperti Google Photos atau iCloud tetapi di perangkat yang Anda miliki sepenuhnya. Fitur-fitur untuk mengelola foto juga akan disediakan dengan lengkap, termasuk kemudahan berbagi konten sambil menjaga data pribadi tetap pribadi dan tanpa perlu membayar biaya bulanan tetapi cukup bayar sekali.

Monument_all_devices-1536x678 monument-2-iphone-1536x806

File yang disimpan akan secara otomatis dikategorikan berkat fitur facial dan image recognition. Foto orang akan dikelompokkan bersama secara otomatis, pengguna dapat menelusuri menggunakan kata kunci atau berdasarkan subjek.

Monument 2 juga mendukung file RAW dan dapat menemukan konten yang duplikat. Perangkat ini akan hadir dalam dua format, termasuk dengan penyimpanan SSD atau tanpa penyimpanan SSD bawaan.

Monument 2 dengan penyimpanan SSD 1 TB dibanderol mulai dari US$300 atau sekitar Rp4,2 jutaan. Sedangkan versi tanpa penyimpanan SSD bawaan dapat dihubungkan ke perangkat penyimpanan USB-A dan dijual mulai dari US$169 atau Rp2,4 jutaan.

Sumber: PetaPixel

Mineski Global Kerja Sama dengan VPGAME, Activision Blizzard Pecat Puluhan Karyawannya

Selama satu minggu terakhir, ada beberapa berita menarik di industri game dan esports. Sebagian merupakan kabar baik, sementara sebagian lainnya adalah kabar buruk. Di Asia Tenggara, Mineski Global mengumumkan kerja samanya dengan VPGAME dari Tiongkok. Sementara di tingkat Asia Pasifik, Activision Blizzard mengungkap, mereka akan merumahkan lebih dari 30 orang.

Bersama VPGAME, Mineski Global Ingin Kembangkan Skena Esports di Asia Tenggara

Minggu ini, Mineski Global mengumumkan kerja sama dengan platform esports Tiongkok, VPGAME. Melalui kolaborasi itu, keduanya akan menggabungkan sumber daya mereka untuk mengembangkan skena esports di Asia Tenggara. Sayangnya, tidak diketahui berapa nilai kerja sama ini.

VPGAME akan menyediakan platform dan data marketing esports yang bisa digunakan oleh Mineski Global untuk mengiklankan turnamen esports tingkat regional mereka. Dengan kerja sama ini, Mineski Global dan VPGAME juga akan mengadakan turnamen esports bersama. Mineski Global akan fokus pada pengadaan turnamen lokal dan marketing, sementara VPGAME akan bertanggung jawab atas komunitas dan pembagian hadiah.

Melalui pengadaan turnamen-turnamen itu, VPGAME juga akan mengumpulkan kritik dan saran melalui aplikasi mereka. Dengan begitu, mereka akan bisa meningkatkan kualitas dari layanan, menurut laporan The Esports Observer.

Jalur 14, Seri Dokumenter tentang Industri Esports Malaysia Selama 14 Tahun

Pada akhir Agustus 2020 lalu, Netflix merilis seri TV dokumenter industri game, High Score. Sekarang, mungul seri TV dokumenter lain. Hanya saja, kali ini, dokumenter tersebut akan fokus untuk membahas industri esports di Malaysia selama 14 tahun belakangan.

Seri TV yang dinamai Jalur 14 ini akan menampilkan 14 orang yang tidak hanya berhasil membangun karir di industri esports, tapi juga membuat ekosistem esports Malaysia dikenal di dunia. Salah satu tokoh yang akan dibahas adalah Ng “YamateH” Wei Poong. Setelah sukses sebagai pemain Dota 2 profesional, dia mengunjungi Tun Abdullah Badawi, yang ketika itu menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia.

Jalur 14 akan menampilkan tokoh-tokoh penting di ekosistem esports Malaysia. | Sumber: IGN
Jalur 14 akan menampilkan tokoh-tokoh penting di ekosistem esports Malaysia. | Sumber: IGN

Tokoh lain yang akan tampil dalam Jalur 14 adalah Chai “Mushi” Yee Fung, yang berhasil membawa timnya menjadi juara 3 di The International 3 pada 2013 dan Dr. Yew Weng Kean, yang memenangkan medali emas dalam cabang olahraga esports Hearthstone di SEA Games 2019.

Jalur 14 juga akan menampilkan tokoh esports muda, seperti Mohd Fariz “Soloz” Zakaria, kreator konten yang berhasil mendapatkan dua juta follower di Facebook, Ahmad Fuad “Fredo” bin Razali, Andriyana “Chuchu Gaming” binti Mohamed Ghazali, dan lain sebagainya, lapor IGN.

Studi Oxford: Bermain Game Punya Dampak Positif ke Kesehatan Mental

Sebuah studi dari University of Oxford membuktikan, durasi yang orang-orang habiskan untuk bermain game memiliki dampak positif pada kesehatan mental mereka, walau dampak tersebut tak terlalu besar. Studi itu didasarkan pada survei pada lebih dari 6.500 pemain. Sebanyak 3.000 orang setuju untuk memberikan data telemetri mereka ketika mereka sedang bermain.

Survei tersebut fokus pada pengalaman para gamer ketika mereka memainkan game Plants vs Zombies: Battle for Neighborville dari Electronic Arts dan Animal Crossing: New Horizons dari Nintendo. Survei itu berlangsung selama dua minggu di bulan Agustus dan September 2020. Untuk mendukung studi ini, Nintendo dan EA memberikan data berupa berapa lama pemain bermain game. EA juga memberikan data ekstra seperti total damage ketika pemain bermain.

Plants vs Zombies: Battle for Neighborville.
Plants vs Zombies: Battle for Neighborville.

Setelah selesai bermain, para gamer akan diminta untuk mengisi survei. Dalam survei itu, pemain akan diminta untuk menyatakan setuju atau tidak setuju pada berbagai pernyataan seperti “Saya merasa kompeten saat memainkan PvZ” atau “Saya merasa menjadi lebih bebas saat memainkan Animal Crossing”, lapor GamesIndustry.

Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa para pemain yang bermain lebih lama memiliki kemungkinan lebih besar untuk merasakan emosi positif. Dalam studi itu tertulis, “Banyak orang takut bahwa bermain terlalu lama akan menyebabkan kecanduan dan merusak kesehatan mental seseorang. Namun, kami justru menemukan bahwa bermain game memberikan dampak positif pada kesehatan mental seseorang.”

Fnatic Kumpulkan Modal Lewat Crowdfunding

Fnatic dan perusahaan induk mereka, Sannpa Ltd. baru saja mengadakan crowdfunding di Crowdcubte untuk mengumpulkan modal. Mereka akan menjual 0,99% saham perusahaan demi mendapatkan modal sebesar setidaknya GBP 1 juta (sekitar Rp18,8 miliar), lapor The Esports Observer.

Masyarakat umum bisa mulai membeli saham Fnatic pada 19 November 2020. Namun, para investor yang telah mendaftarkan diri terlebih dulu bisa membeli sahan organisasi esports itu 24 jam sebelum waktu penjualan dimulai. Ketika kampanye pengumpulan dana ini dibuka untuk umum, Fnatic telah mengumpulkan GBP945 ribu (sekitar Rp17,8 miliar). Hanya dalam waktu 70 menit setelah penjualan saham dibuka untuk umum, Fnatic berhasil mencapai target minimal mereka.

Belum lama ini, Sannpa mengungkap strategi mereka dalam lima tahun ke depan. Mereka akan menggunaan dana dari crowdfunding ini untuk merealisasikan beberapa rencana jangka pendek mereka. Tujuan utama Fnatic saat ini adalah untuk mengembangkan merek dan fanbase mereka.

Queens Collective Gaming Resmi Diluncurkan

Queens Gaming Collective (QGC) resmi diluncurkan setelah mendapatkan kucuran dana sebesar US$1,5 juta (sekitar Rp21,3 miliiar). Ronde pendanaan itu dipimpin oleh BITKRAFT Ventures. QGC bertujuan untuk mendukung perempuan di industri esports, yang dianggap sebagai industri yang didominasi oleh pria. Mereka akan menyediakan segala sesuatu yang diperlukan oleh para pemain, kreator konten, dan streamer perempuan untuk membangun karir di dunia game dan esports.

Queens Collective Gaming ingin menyediakan kesempatan untuk pelaku industri game dan esports perempuan.
QGC ingin menyediakan kesempatan untuk pelaku industri game dan esports perempuan.

Sebagai perusahaan, QGC juga memiliki dewan penasehat yang terdiri dari para perempuan pemegang jabatan di Amazon, TikTok, Twitch, dan perusahaan besar lainnya. Atlet NBA Baron Davis akan menjadi salah satu ambassador dari QGC. Selain itu, mereka juga merekrut Karen Civil, seorang digital media marketing strategist.

“Queens akan mengubah industri game,” kata Alisa Jacobs, Co-founder dan CEO Queens Gaming Collective, seperti yang disebutkan oleh Esports Insider. “Gaming adalah gaya hidup. Dan Queens adalah gerakan global yang dibangun untuk dan dipimpin oleh para perempuan yang mengutamakan kerja sama serta ingin menampilkan representasi perempuan dan mencapai inklusi ekonomi.”

Activision Blizzard Bakal Pecat Puluhan Karyawan di Asia Pasifik

Activision Blizzard mengonfirmasi bahwa mereka akan kembali melakukan Pemutusah Hubungan Kerja (PHK) pada sebagian pekerja mereka. Kali ini, mereka akan memecat karyawannya yang ada di kawasan Asia Pasifik.

Kepada MCV, Activision Blizzard mengungkap, mereka akan merumahkan sekitar 30 pekerja. Mereka juga memastikan, orang-orang yang terkena PHK bukan berasal dari tim customer support dan pelokalan, seperti dikutip dari GamesIndustry. Di kawasan Asia Pasifik, Activision Blizzard memiliki kantor di Sydney, Shanghai, Seoul, Taiwan, dan Singapura.

Sebelum ini, Activision Blizzard juga telah menutup kantor di Versailles dan The Hague. Tak hanya itu, pada awal 2019, mereka memecat 800 orang, atau sekitar 8% dari total pekerja mereka ketika itu. Padahal, saat itu mereka mencetak rekor keuntungan terbesar.

Survei Pluang: Emas Jadi Instrumen Investasi Favorit Selama Pandemi

Pluang baru saja menggelar survei yang melibatkan 5500 responden dari sejumlah kota besar di Indonesia. Berfokus pada perilaku investasi dan menabung generasi milenial. Salah satu temuannya, emas jadi pilihan utama (32%) bagi angkatan usia tersebut selama pandemi ini dalam berinvestasi.

VP Business Development Pluang Humprey menjelaskan, ada sejumlah faktor yang menyebabkan emas jadi pilihan utama milenial. Salah satunya adalah keterjangkauan dengan timbal balik yang cukup menjanjikan.

“Sebanyak 32% generasi milenial dilaporkan mencoba investasi baru yaitu emas. Ini merupakan persentase tertinggi dibandingkan dengan investasi lain yang banyak dikenal seperti reksa dana, saham, dan deposito,” ucap Humprey dalam paparannya.

Paparan Humprey memperlihatkan investasi baru berupa emas yang dipilih responden mereka jauh mengungguli bentuk investasi lainnya seperti saham (15%), reksa dana (16%), deposit (8%), hingga p2p lending (4%). Faktor lain yang turut membantu melambungkan popularitas emas di kelompok kiwari ini adalah harga emas yang sempat naik signifikan pada periodel April-Juli 2020.

Survei ini sejatinya menangkap bujet untuk investasi cenderung berkurang. Milenial diketahui justru lebih menabung selama keadaan pandemi ini. Gairah menabung milenial diketahui meningkat sekitar 5-10%. Namun faktor pandemi juga yang menyebabkan alokasi anggaran generasi milenial banyak berubah. Biaya untuk transportasi dan pelesir merupakan dua pos anggaran yang berkurang jauh sejak pandemi berlangsung.

Ketidakpastian segala hal yang dibawa oleh wabah Covid-19 cukup menjadi alasan bagi milenial untuk mengalokasikan lebih banyak uang untuk menabung. Kebutuhan dana pensiun, dana darurat, tabungan keluarga, membeli properti, biaya kesehatan, hingga dana pendidikan menjadi prioritas teratas responden saat menabung.

Kendati demikian secara keseluruhan survei mendapati milenial masih lebih banyak memilih menyimpan nilai uangnya dalam bentuk investasi (59%) ketimbang menabung (41%). Sementara investasi paling dilirik, seperti disebut sebelumnya, adalah emas.

“Ada 54% milenial memiliki investasi baru selama pandemi dan emas adalah pilihan utamanya,” terang Humprey.

Sebagai platform investasi digital pun meyakini emas menawarkan peluang besar bagi perusahaan selama pandemi. Emas memang salah satu produk investasi yang ditawarkan oleh Pluang bersama produk lainnya. Gerakan Pluang memanfaatkan kesempatan ini sebenarnya sudah terlihat sejak giat menggaet platform lain untuk menawarkan produk investasi emas.

Gojek dan Dana adalah dua dari sekian nama yang mereka gandeng selama beberapa bulan terakhir. Humprey pun mengakui hal itu tercermin dari profil dan acitivity user mereka saat ini. “Jadi gambaran besarnya investasi sangat menarik khususnya emas terlebih di masa pandemi ini,” imbuhnya.

Application Information Will Show Up Here