ASUS Umumkan ROG Zephyrus G14, Harga Mulai Rp18.299.000

ASUS telah meluncurkan ROG Zephyrus G14 (GA401). Laptop gaming 14 inci ini ditenagai oleh AMD Ryzen 4000 HS Series Mobile Processor dengan chip grafis (GPU) hingga NVIDIA GeForce RTX 2060.

Tidak hanya dirancang untuk bermain game, ROG Zephyrus G14 (GA401) juga sangat cocok untuk para profesional kreatif dan content creator. Sebab selain dilengkapi dengan refresh rate tinggi dan dukungan teknologi AMD FreeSync, layarnya juga mampu mereproduksi warna secara akurat dan telah mengantongi sertifikasi PANTONE Validated.

ASUS-ROG-Zephyrus-G14-18

Siapa bilang gaming dan style tidak bisa melebur menjadi satu? ROG Zephyrus G14 (GA401) merupakan bukti bahwa gaming tidak hanya sekadar kegiatan bermain tetapi sudah menjadi subculture yang memiliki komunitas dan style tersendiri. ROG Zephyrus G14 (GA401) juga tidak hanya untuk para gamer, tetapi juga para content creator. Berkat spesifikasinya yang powerful, laptop gaming ini mampu mengerjakan berbagai tugas berat seperti video rendering dengan sangat lancar.” Ujar Jimmy Lin, ASUS Regional Director Southeast Asia.

Desain – AniMe Matrix Display

ROG Zephyrus G14 (GA401) hadir dalam dua varian yaitu Moonlight White dan Eclipse Gray. Kalau dilihat dari luar, desainnya memang tidak garang dan justru tampil minimalis tapi tetap menyedot perhatian karena dilengkapi AniMe Matrix display yang unik.

Fitur ini memungkinkan pengguna menampilkan grafis, animasi, dan efek tampilan lainnya di bagian belakang layar. AniMe Matrix menggunakan 1.215 mini LED yang memiliki 256 tingkatan pencahayaan sehingga berbagai animasi dan gambar dapat ditampilkan dengan baik.

ASUS-ROG-Zephyrus-G14-17

Hadir dengan bodi ringkas, portablilitas merupakan salah satu keunggulan utamanya. Laptop ini mengadopsi struktur bodi honeycomb dan menggunakan bahan magnesium alloy dengan tebalan 17,9mm dan bobot 1,6kg tanpa custom LED matrix.

Meski begitu, fitur penunjang portabilitasnya terbilang lengkap dan punya daya tahan baterai hingga 10 jam penggunaan. Lewat fitur power delivery, pengguna dapat mengisi baterai menggunakan charger USB Type-C 65W yang jauh lebih ringkas dari charger 180W.

Port USB Type-C di ROG Zephyrus G14 (GA401) juga mendukung display output dengan dukungan protokol DisplayPort 1.4. Sementara, port HDMI 2.0b memungkinkan pengguna untuk dapat dihubungkan ke monitor dan TV 4K.

Untuk konektivitas nirkabel, ROG Zephyrus G14 (GA401) hadir dengan Intel WiFi 6 (Gig+) atau WiFi 802.11ax. WiFi generasi terbaru ini dapat mengahdirkan kecepatan transfer data hingga 2,4Gbps jika terhubung dengan router yang kompatibel dan memiliki latensi yang lebih rendah.

ROG Zephyrus G14 (GA401) hadir dengan dua pilihan jenis layar. Gamer yang mementingkan refresh rate dapat memilih layar beresolusi Full HD dengan refresh rate hingga 120Hz. Sementara, para profesional kreatif dapat memilih layar beresolusi WQHD 60Hz.

Layar ROG Zephyrus G14 (GA401) mampu mereproduksi warna secara akurat karena telah mengantongi sertifikasi PANTONE Validated dan telah dikalibrasi saat proses produksi sehingga siap mendukung kebutuhan profesional bahkan sejak pertama kali digunakan. Didukung color space sRGB dengan tingkat reproduksi hingga 100%.

Prosesor AMD Ryzen 4000 Series

Arsitektur Zen2 terbaru dari AMD kini telah hadir untuk jajaran produk terbaru ASUS melalui AMD Ryzen 4000 Series Mobile Processor, termasuk ROG Zephyrus G14 (GA401). Prosesor generasi terbaru ini diproduksi menggunakan metode fabrikasi 7nm dan yang digunakan di ROG Zephyrus G14 (GA401) memiliki konfigurasi 8 core dan 16 thread. Bersama memori DDR4-3200 dengan kapasitas hingga 32GB dan penyimpanan menggunakan NVMe SSD berkapasitas hingga 1TB.

Selain itu, ROG Zephyrus G14 (GA401) didukung GPU NVIDIA GeForce RTX 2060 yang berjalan di 65W dengan kecepatan 1298MHz. Memastikan ROG Zephyrus G14 (GA401) mampu menjalankan game AAA modern dengan baik. NVIDIA GeForce RTX 2060 juga dilengkapi dengan dedicated video encoder, membuatnya mampu menjalankan game sambil melakukan live streaming dengan lancar tanpa lag.

Harga

ASUS ROG Zephyrus G14 (GA401) tersedia dalam empat varian, konfigurasi paling dasar dengan AMD Ryzen 5 4600 HS dan NVIDIA GTX1650Ti dibanderol Rp18.299.000. Kemudian, Rp23.999.000 untuk versi AMD Ryzen 7 4800 HS dengan NVIDIA GTX1650Ti.

Sementara, konfigurasi AMD Ryzen 7 4800 HS dengan NVIDIA GTX1660Ti dibanderol Rp28.999.000. Satu lagi, model tertinggi dibanderol mencapai Rp34.999.000 dengan AMD Ryzen 9 4900 HS dan NVIDIA RTX2060.

ASUS ROG Zephyrus G14 (GA401) sudah tersedia di channel online melalui enam e-commerce ternama Tanah Air. Keenam e-commerce tersebut juga akan menghadirkan beragam promo khusus untuk setiap pembelian ROG Zephyrus G14 (GA401). Berikut daftar enam e-commerce tersebut:

Pembeli ROG Zephyrus G14 (GA401) juga berkesempatan mendapatkan aksesori Urban Sneaker Society x ROG. Setiap pembelian ROG Zephyrus G14 (GA401) versi Ryzen 9 akan mendapatkan Urban Sneaker Society x ROG Limited Edition Jacket. Sementara pembelian ROG Zephyrus G14 (GA401) versi Ryzen 7 akan mendapatkan Urban Sneaker Society x ROG Limited Edition Tote Bag.

Bahasa.ai Kantongi Pendanaan Lanjutan Dipimpin East Ventures

Bahasa.ai, startup pengembang platform NLP/NLU untuk Bahasa Indonesia, mengumumkan pendanaan lanjutan dengan nominal dirahasiakan yang dipimpin investor terdahulunya, East Ventures. Putaran ini diikuti oleh jajaran investor baru, seperti DIVA, SMDV, dan Plug and Play Indonesia.

Sebelumnya, Bahasa.ai mengantongi pendanaan tahap awal dari East Ventures dengan nominal dirahasiakan pada Agustus 2018. Detail terkait putaran terbaru ini belum bisa dipaparkan lebih lanjut oleh Co-Founder & CEO Bahasa.ai Hokiman Kurniawan saat dihubungi oleh DailySocial.

Round ini setelah seed dan tidak kita beri seri. Masuknya [para investor] sudah dari awal tahun,” katanya, Rabu (1/7).

Mengingat DIVA adalah perusahaan terbuka, dalam keterangan resminya dipaparkan investasi ke Bahasa.ai dilakukan pada April 2020 melalui entitas anak perseroan. Tujuan dari investasi ini adalah memperkuat salah satu produknya, yakni DIVA Intelligent Instant Messaging memberikan pengalaman 360 derajat kepada konsumen, terutama segmen yang kurang melek teknologi.

Masuknya Bahasa.ai, tentunya memperluas target segmen pengguna. DIVA sendiri fokus pada segmen UKM, sementara Bahasa.ai mendukung pemain e-commerce, perbankan, dan segmen ritel modern.

Transformasi bisnis perseroan pun berubah, dari B2B2C menjadi B2C, memungkinkan akses ke user engagement dan memfasilitasi akses ke produk dan layanan yang relevan dengan respons yang lebih cepat dan akurat.

“Bahasa.ai memiliki bisnis model yang sehat dan rekam jejak yang kuat dalam mendukung perusahaan besar dan pemain e-commerce terkemuka dalam memberdayakan bisnisnya dalam teknologi digital, terutama pada area chatbot dan teknologi AI,” tulis perseroan.

Perseroan berharap dengan menghubungkan perusahaan dengan Grup DIVA, Bahasa.ai dapat memasuki ekosistem yang lebih besar, baik secara komersial dan finansial. Sejumlah perusahaan yang menjadi klien perseroan di antaranya adalah Dana, Tokopedia, Bank Sinarmas, Bussan Auto Finance, dan Panorama JTB.

Bahasa.ai mengaplikasikan algoritma jaringan netral yang unik bagi Bahasa Indonesia, memungkinkan platform chatbot untuk berinteraksi dengan konsumen dengan cara alami. Seperti halnya berbicara dengan asisten pribadi atau teman.

Kesalahan ketik, frasa informal, dan bahasa gaul Indonesia dapat dideteksi dan diprediksi oleh Bahasa.ai karena Bahasa.ai menghafal dan memprediksi perilaku berulang atau transaksi yang sering dilakukan.

Bahasa.ai menawarkan saran yang tepat dan relevan bagi penggunanya. Kapabilitas lainnya yang menjadi kelebihan adalah fitur “push notification” yang menawarkan calls-to-action yang relevan, berdasarkan profil konsumen dan riwayat yang ada.

Qualcomm Snapdragon Wear 4100 Jauh Lebih Ngebut Dibanding Chipset Smartwatch Sebelumnya

Hampir dua tahun berlalu semenjak Qualcomm mengungkap chipset Snapdragon Wear 3100. Sekarang mereka sudah punya chipset wearable yang baru lagi. Bukan cuma satu, melainkan dua sekaligus, yakni Snapdragon Wear 4100 dan 4100+.

Keduanya menawarkan loncatan performa yang amat signifikan, jauh lebih signifikan daripada sebelumnya yang memang hanya sebatas menambahkan co-processor ketimbang mengganti prosesor utamanya. Wear 4100 tidak demikian, sebab Qualcomm sudah memproduksinya menggunakan proses fabrikasi 12 nanometer ketimbang 28 nanometer.

Baik Wear 4100 maupun 4100+ sama-sama mengemas prosesor quad-core, dan Qualcomm mengklaim peningkatan performanya mencapai angka 85% kalau dibandingkan dengan Wear 3100. Kinerja memory-nya pun lebih cepat 85%, sedangkan kinerja grafisnya malah 2,5x lebih gegas. Di saat yang sama, konsumsi dayanya malah 25% lebih rendah, dan itu semua berkat pemanfaatan proses fabrikasi yang lebih kecil.

Performa yang lebih mulus beserta baterai yang lebih awet tentu merupakan berita baik bagi seluruh konsumen smartwatch, namun itu belum menggambarkan cerita lengkapnya. Khusus Wear 4100+, Qualcomm turut membekalinya dengan sebuah co-processor, dan komponen ini menawarkan kapabilitas yang lebih lengkap daripada co-processor milik Wear 3100.

Mobvoi TicWatch Pro 3 bakal jadi salah satu smartwatch pertama yang ditenagai Snapdragon Wear 4100 / Qualcomm
Mobvoi TicWatch Pro 3 bakal jadi salah satu smartwatch pertama yang ditenagai Snapdragon Wear 4100 / Qualcomm

Penyempurnaan co-processor ini bakal paling terasa saat smartwatch sedang berada dalam mode ambient. Kalau sebelumnya perangkat hanya bisa menampilkan 16 warna selagi berada dalam mode ini, perangkat yang ditenagai Wear 4100+ mampu menampilkan hingga 64.000 warna dalam mode ambient.

Bukan cuma itu, data sleep tracking maupun heart-rate monitoring juga dapat terus ditampilkan dalam mode ambient. Lebih lanjut, saat pengguna mengaktifkan mode jam tangan biasa (untuk menghemat baterai secara dramatis), Wear 4100+ memungkinkan perangkat untuk menampilkan informasi seperti jumlah langkah kaki, laju jantung, alarm, reminder, maupun indikator baterai di samping sebatas menjadi penunjuk waktu.

Singkat cerita, smartwatch yang ditenagai Wear 4100+ pastinya bakal terdengar jauh lebih menarik karena juga menawarkan banyak fungsionalitas baru di samping lonjakan performa. Lalu brand mana saja yang sejauh ini sudah mengonfirmasi rencananya untuk merilis smartwatch baru dengan chipset Wear 4100 atau 4100+ dalam waktu dekat?

Sayangnya belum banyak. Yang paling dekat adalah Imoo, yang dalam sebulan ke depan berniat memasarkan smartwatch Z6 Ultra yang dibekali Wear 4100. Menjelang akhir tahun nanti, Mobvoi akan menyusul dengan smartwatch Wear OS TicWatch Pro 3.

Sumber: Wired dan Qualcomm.

Optimisme BorongBareng Usung Konsep “E-commerce Sosial”

BorongBareng, e-commerce yang berada di bawah naungan PT Digital Imagination Space meresmikan kehadirannya di Indonesia pada Juni 2020. Mereka usung konsep e-commerce sosial, mengoptimalkan keterlibatan banyak pengguna di beberapa fitur/programnya. Dalam debutnya, dihadirkan sejumlah program menarik untuk akuisisi pengguna seperti Slash-it (program game menurunkan harga), Super Deal (program diskon), dan Group-Buy (program beli rame-rame).

BorongBareng dari awal memfokuskan diri menyasar pengguna mobile. Hal ini terlihat dari mereka yang langsung menyuguhkan interface khas mobile pada situs webnya. Aplikasi BorongBareng sendiri sedang dalam proses pengembangan, segera diluncurkan dalam waktu dekat.

Sebagai pemain baru di industri e-commerce, tampaknya founder cukup optimis dengan konsep dan strategi yang diagendakan. Fitur Slash-It misalnya, merupakan salah satu fitur yang diharapkan bisa mengundang banyak pengguna, karena semakin banyak pengguna lain yang diundang maka harga produk bisa semakin murah.

“Tiga minggu setelah soft launching, kami memiliki 50 ribu pengguna yang sudah terdaftar di platform. Ini adalah prestasi luar biasa dan kami bersemangat untuk melayani pelanggan di Indonesia dengan layanan dan kualitas produk yang baik dan harga yang terjangkau,” terang CEO BorongBareng Peter Zhou.

Optimisme di tengah pandemi

Industri e-commerce menjadi penggerak ekonomi terbesar di Indonesia, dengan dinamika dan persaingan bisnis yang cukup ketat. Beberapa pemain muncul dan menghilang, beberapa masih berusaha bertahan dengan susah payah. Tugas semakin berat bagi BorongBareng mengingat kondisi pandemi seperti sekarang ini. Daya beli masyarakat menurun, arah konsumsinya pun berubah ke arah makanan pokok, kesehatan, dan sejenisnya. Kendati demikian, mereka mengklaim cukup optimis untuk berkembang.

“Meskipun menghadapi kuartal yang sulit karena pandemi, hari ini kami dengan bangga memperkenalkan BorongBareng ke masyarakat Indonesia. BorongBareng hadir di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan pandangan yang berfokus pada pertumbuhan populasi digital. Kami ingin semua orang memiliki akses ke produk yang lebih baik, dengan harga terbaik dan memiliki kekuatan untuk memperoleh kualitas hidup yang lebih baik,” terang Peter.

BorongBareng di awal kemunculannya menawarkan berbagai macam jenis kategori produk. Produk-produk ini merupakan hasil kerja sama atau kemitraan dengan beberapa produsen. Seperti untuk buah dan sayuran segar mereka bermitra dengan Eden Farm. Kerja sama in diklaim akan terus dijajaki terutama untuk mengembangkan pertumbuhan bisnis lokal di Indonesia.

Tim juga menjelaskan bahwa semua barang yang dijual di dikirim langsung oleh BorongBareng untuk memastikan harga barangnya sudah cukup terjangkau untuk para pelanggannya.

Untuk saat ini BorongBareng tengah fokus pada pertumbuhan bisnisnya. Dengan modal dari beberapa angle investor mereka menargetkan setidaknya bisa mendapatkan 300 ribu pengguna di penghujung tahun ini, juga merampungkan pendanaan pra seri A.

[Review] Realme Buds Q: TWS Harga Murah dengan Suara Premium dan Latensi Rendah

Semenjak tahun 2020 ini, realme mulai memperluas penjualannya ke pasar IoT (Internet of Things). Hal tersebut mulai terlihat dengan munculnya perangkat audio dan jam pintar yang mereka luncurkan. Saat ini, realme kembali meluncurkan sebuah perangkat Audio nirkabel yang berbentuk mungil. Perangkat tersebut adalah realme Buds Q.

Dalam mendesain bentuk Cobble dari Buds Q, realme bekerja sama dengan desainer José Lévy, yang terkenal dengan kerjasamanya bersama merek Hermès. Hasilnya adalah sebuah TWS pertama yang memang didesain seperti baru bulat cobbles yang cukup mungil.

Realme Buds Q

Realme Buds Q mengikuti hampir semua feature yang ada pada Buds Air. Dengan TWS (True Wireless Stereo) ini, pengguna bisa mendapatkan latensi yang rendah agar bisa bermain game tanpa adanya lag pada suara. Selain itu, pengguna juga bisa memakai voice command langsung dari TWS dan berbicara pada Google Assistant.

Realme Buds yang datang untuk saya uji memiliki warna hitam. Untuk spesifikasinya adalah sebagai berikut

 

Bobot 3.6 gram per earbuds, 35.4 gram case
Chipset R1Q Headphone Chip
Versi Bluetooth 5.0
Ukuran Driver ⌀10 mm dynamic
Dimensi 59,8 x 45 x 29,9 mm (case)
Kapasitas Baterai 400 mah (case), 40 mAh (buds)

Unboxing

Seperti inilah isi dari paket penjualan realme Buds Q

Realme Buds Q - Unboxing

Desain

Akhirnya, saya menemukan sebuah TWS yang bentuknya tidak seperti Airpods. Kenapa? Karena terus terang saja, model seperti Airpods sepertinya tidak cocok di kuping saya. Hal ini membuat posisi earphone menjadi terbuka sehingga suaranya tidak 100% masuk ke dalam telinga.

Bahan dari realme Buds Q terbuat dari plastik polikarbonat. Tidak seperti realme Buds Air yang memiliki case yang kokoh, Buds Q sepertinya cukup “kopong” saat diketuk. Entah apakah Buds Q tahan jika tertekan di celana belakang seseorang atau tidak. Namun yang pasti, ear buds-nya sendiri sepertinya lebih kokoh dari case-nya.

Realme Buds Q - Buds

Desain dari earbuds yang satu ini adalah in-ear. Hal ini berarti bahwa speaker yang ada akan tertutup dari suara luar. Tentu saja hal ini akan membuat suara menjadi lebih jelas dan penuh diterima oleh gendang telinga. Karetnya sendiri juga tidak licin, sehingga sangat nyaman saat dimasukkan ke dalam lubang telinga.

Pada setiap earbuds nya terdapat dua buah sensor dan sebuah speaker. Pada ujung bagian atas dari batangnya, terdapat sensor sentuh yang bisa diubah fungsinya melalui aplikasi Realme Link. Feature yang cukup menarik adalah gaming mode yang bisa diaktifkan dengan menekan kedua tombol sentuh selama 3 detik sampai berbunyi suara mobil. Dengan mengaktifkan gaming mode, latensi akan menurun menjadi 119 ms yang membuat suara nyaris tidak ada delay.

Pada case-nya, sudah terdapat baterai dengan kapasitas 400 mAh. Baterai yang ada pada case tersebut berguna untuk mengisi baterai yang ada pada earbuds-nya. Tidak ditemukan adanya tombol pada case-nya, sehingga mode pairing pun otomatis akan dinyalakan pada saat tidak terkoneksi ke bluetooth. Yang ditemukan hanyalah sebuah port microUSB pada bagian belakangnya untuk mengisi baterai.

Realme Buds Q - Port microUSB

Satu hal yang disayangkan adalah tidak ada indikator yang memberitahukan tingkat baterai pada case-nya. Lampu indikator yang ada hanya menyala pada saat dicolok untuk mengisi baterai. Namun untuk earbuds-nya sendiri, dapat dilihat tingkat baterainya dengan menggunakan aplikasi Realme Link.

Pengalaman Menggunakan

Seperti yang sudah beritahukan di atas bahwa kuping saya tidak cocok untuk TWS dengan model seperti Airpods. Dengan model In-ear seperti yang ada pada Buds Q, tentu membuat saya cukup senang karena tidak perlu repot untuk mengatur posisinya. Cukup masukkan karetnya ke dalam kuping, musik pun langsung terdengar tanpa gangguan suara dari luar.

Untuk menguji perangkat yang satu ini, saya menggunakan aplikasi Spotify Premium yang memakai kompresi Ogg Vorbis dengan bitrate 320 Kbps. Suaranya sendiri sudah cukup sulit dibedakan dengan FLAC yang menggunakan metode lossless compression.

Realme Buds Q - In Ear

Pertama kali saya mencoba realme Buds Q adalah dengan menggunakan lagu Dive dari Ed Sheeran. Hal pertama yang saya rasakan adalah suaranya yang terdengar datar. Bass yang terdengar cukup dominan, namun tidak terlalu “nendang”. Oleh karena itu, saya pun melakukan metode burn-in selama tiga hari.

Setelah tiga hari, saya mendengar perbedaan yang cukup besar. Suara bassnya menjadi lebih enak didengar serta tidak terdengar seperti tercampur. Bassnya sendiri menjadi “bulat” dan tidak pecah. Namun, suaranya masih belum bisa menandingi bass yang dikeluarkan oleh realme Buds Air.

Saat tulisan ini dibuat, saya memiliki dua pasang realme Buds Q, di mana yang satu masih baru dan satu pasang lagi yang sudah di burn-in selama tiga hari. Suaranya memang cukup berbeda antara keduanya. Walaupun metode ini dianggap mitos, saya merupakan orang yang percaya dengan mitos tersebut. Lha wong kedua pasang Buds Q-nya ada di depan saya, hehehe

Driver 10 mm yang dimiliki oleh realme Buds Q ternyata mampu menghasilkan suara vokal yang cukup jelas dan crisp. Suara high yang dihasilkan juga tidak berlebihan sehingga tidak “menusuk” telinga. Hal ini membuat saya suka menggunakannya untuk mendengarkan lagu rock dan metal karena nyaman.

Setelah mendengarkan selama beberapa hari, suara yang dihasilkan memang cukup bagus. Namun sekali lagi, suaranya masih kalah dari realme Buds Air saat posisinya benar. Apalagi pada saat digunakan untuk berolah raga, saya tidak merasa takut kedua earbuds akan terjatuh saat berlari. Realme Buds Q juga sudah memiliki sertifikasi IPX4 yang cukup aman terhadap cipratan air.

Realme Buds Q juga saya uji dengan melakukan panggilan melalui telepon dan FB Messenger Call. Kedua pengujian menghasilkan suara yang cempreng yang didengar oleh lawan bicara. Tentu saja hal ini berkaitan erat dengan microphone yang ada pada Buds Q.

Realme Buds Q - Realme Link

Pengujian berikutnya adalah bermain game. Saya mencoba tiga buah game untuk menguji Buds Q. LifeAfter, CoDM, dan PUBG Mobile adalah game yang membutuhkan suara tanpa jeda agar bisa membantu memenangkan pertandingan.

Dengan mode game, saya hampir tidak menemukan adanya jeda suara. Suaranya pun juga terdengar dengan jelas, seperti langkah kaki dan suara desingan peluru. TWS ini memang cocok digunakan untuk bermain game. Namun, Game Mode akan menguras penggunaan baterai.

Dalam sekali charge, saya dapat menggunakan earbuds ini sampai sekitar empat jam. Namun dengan game mode, saya hanya bisa menggunakannya sampai sekitar 3 jam saja. Pengisian baterai buds-nya sendiri memakan waktu sekitar satu jam untuk penuh dari 0%.

Sayangnya karena keterbatasan waktu, saya tidak sempat menguji apakah realme Buds Q dapat digunakan selama 20 jam atau tidak. Untuk case-nya sendiri dapat diisi ulang baterainya dari 0% hingga penuh dalam waktu sekitar 2,5 jam. Tentunya, hal ini bisa dilakukan pada saat kita sedang mendengarkan lagu atau saat tidur malam.

Verdict

Harga TWS yang cukup mahal memang membuat beberapa kalangan berpikir ulang untuk memilikinya. Selain itu, TWS tidak resmi yang ada dipasaran memang memiliki harga yang murah, namun belum terbukti kualitas suaranya. Masalah ini ternyata dipecahkan oleh realme dengan mengeluarkan Buds Q.

Suara yang dihasilkan oleh realme Buds Q memang cukup baik. Apalagi dengan harga yang tidak mahal membuatnya menjadi salah satu TWS terbaik di kelasnya. Suara yang dikeluarkan cukup jelas, jernih, serta bass-nya cukup bersih.

Realme Buds Q - Open Box

Realme Buds Q juga cocok digunakan saat bermain game. Dengan fungsi game mode membuat suara yang keluar tidak lag seperti kebanyakan bluetooth earphone yang ada di pasaran. Suara yang jelas juga bisa menjadi andalan dalam bermain game first person shooter.

TWS yang satu ini dijual dengan harga yang memang cukup terjangkau, yaitu Rp. 399.000. Harga ini tentu saja setengah dari realme Buds Air yang sudah terlebih dahulu dijual di pasaran. Dengan fitur game mode, tentu saja membuat realme Buds Q menjadi memiliki harga yang murah.

Sparks

  • Harganya cukup terjangkau, hanya Rp. 399.000
  • Fitur latensi rendah Game Mode di harga yang murah
  • Suara yang cukup bagus
  • Hadirnya touch button pada setiap ear piece
  • Ringan
  • Dukungan aplikasi Realme Link

Slacks

  • Build dari case terasa ringkih
  • Tidak adanya indikator baterai dari case
  • Microphone saat menelpon menghasilkan suara cempreng

Travel Business Struggling through Pandemic, Traveloka to start Online Xperience

Yesterday (6/29) the local OTA unicorn, Traveloka introduced Online Xperience, a new product category focused on the lifestyle sector. There’s a creative side featured creative in the latest update with various titles from selected speakers. Some existing titles such as a coffee discussion with well-known baristas, cooking shows with professional cooks, learning to arrange flowers with famous florists, and a lifestyle session with nutritionists.

They try to present a special feature, there’s also a live session, users can have interactive discussions with the speakers. It is also accessible through the Traveloka app or site, in the Traveloka Xperience menu.

Each session is premium-based, users must pay subscription fees with a certain amount. Traveloka Experience CEO Christian Suwarna said, “Online Xperience is a manifestation of our commitment to adapt to changes in current user habits that may still be reluctant to move outside, but need to do productive things to fill their time.”

This new product’s launching is along with the government’s National Movement program #BanggaBuatanIndonesia, because this new alternative is expected to empower creative people. Christian added, “Online Xperience is also the beginning of our support for the national movement #BanggaBuatanIndonesia. We encourage talented individuals to continue to work and share inspiration, therefore, this initiative can be an alternative income.”

Similar product

The Traveloka’s product is not actually brand new, other players, especially in the global business, have already rolled the similar concept, such as Airbnb and TripAdvisor. In terms of Airbnb, through its Online Experience, it is not only a program to visit tourist attractions but also presents joint activities, for example cooking Balinese specialties, which can be virtually followed.

In terms of local, some players present virtual activities concept as well. For example, the Umrah marketplace platform Travalal launched a new service called “Virtual Reality Tourism”. That is a tour program packaged online, utilizing 360 ° video technology and live tours using video conferencing applications. There are a variety of tourist destinations on offer, both locally and abroad, including listing virtual Umrah religious tours.

Antourin also offers similar services in virtual tour packages for various tourist objects in Indonesia with relatively affordable rates. Like a real tour, a virtual tour is also equipped with a tour guide that is ready to explain and answer questions about the objects visited. Conference applications such as Zoom, Google Maps and Street View are used in the implementation.

Traveloka’s business

Petinggi Traveloka memprediksi bisnis fintech-nya segera menjadi bisnis $1 miliar tahun ini

The first and second quarters of 2020 are indeed a difficult time for the OTA industry, not only local players, but also international players. Some companies choose to reduce the team, some are eventually collapsed. In the core business, Traveloka also looks like a natural shock; they have quite rich features with the same goals, accommodating the travel needs of its users comprehensively.

Xperience, for example, the service was developed for people can easily order various events/performances at tourist attractions; or order other activity packages tp be found at the destination. Traveloka also briefly led the series B funding for the Singapore event management system developer, PouchNATION; again to be correlated, it is the same objective, (if integration does occur) it will support businesses related to user activities (directly).

Amid pandemic, Traveloka reportedly in the process of finalizing fundraising. A trusted source said, the company almost got an investment fund agreement of US$100 million equivalent to 1.4 trillion Rupiah from investors. There is no further detail whether this is part of the 7 trillion Rupiah target last year or the down-round option.

Fintech-based innovations are recently highlighted by Traveloka. In addition to building PayLater, they continue to present new financial products, for example launching a cobranding card with BRI. The company is also optimistic to win the unicorn title through its financial business unit.

Earlier this year, Traveloka reportedly acquired startup payment system based on the QR code Dimo ​​Pay Indonesia. A trusted source who did not want to be named to DailySocial revealed that the purchase process was performed through a shell company (special purpose vehicle / SPV).


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

GLHF Production akan Menggelar VALORANT Open Cup 2020

Tim creative production GLHF untuk pertama kalinya mengadakan turnamen esports VALORANT. Gelaran yang  bertajuk GLHF Open Cup VALORANT 2020 akan bergulir di pertengahan bulan Juli 2020 mendatang.

Lebih jauh lagi, tujuan diadakannya turnamen GLHF Open Cup VALORANT 2020 adalah bentuk antusiasme GLHF dan dukungan terhadap skena dan gamers VALORANT di tanah air. Dengan adanya turnamen yang digelar secara rutin, tentunya VALORANT akan berkembang lebih pesat dan diterima oleh komunitas gamers secara luas. Tidak menutup kemungkinan juga, gelaran ini memunculkan talenta baru esports VALORANT.

POSTER MEDIA PARTNER BARUresu

Berikut adalah beberapa detail yang perlu diperhatikan untuk mendaftar:

Registration period: 29 Juni – 8 Juli 2020
Matchday: 17-19 Juli 2020
Technical meeting: 11 Juli 2020

Biaya Pendaftaran: Rp 150.000/Tim

Format turnamen:
Double elimination
No multi slot
Max 64 Teams

Narahubung: 081287962469 (CHRIS)
Tautan pendaftaran: bit.ly/registeropencup

Sejauh ini, tampaknya belum ada banyak turnamen game VALORANT di Indonesia. Meskipun demikian, pada turnamen ini ada beberapa nama yang sudah menyatakan ikut berpartsipasi. Salah satu di antara peserta yang sudah mendaftar adalah, Kevin “Eeyore” Gunawan, pemain yang sudah malang melintang di skena internasional CS:GO. Tidak ketinggalan juga ada peserta dari kalangan streamer yang akan berpartisiapasi dalam gelaran turnamen ini.

Dalam gelaran GLHF Open Cup VALORANT 2020, sejauh ini juga didukung oleh beberapa brand. Brand Rexus dengan produk peripheral sudah berpartisipasi dan akan mendukung jalannya turnamen. Tidak ketinggalan juga ada PROS Coffee bergabung sebagai partner.

GLHF | via: Instagram glhfproduction
GLHF | via: Instagram glhfproduction

Sekalipun muncul nama pro player seperti sebelumnya, turnamen ini tetap terbuka bagi siapapun, terlepas dari rank saat  ini. Anda hanya perlu membayarkan biaya pendaftaran, mengumpulkan skuad berisi 5 orang anggota, dan tentu saja berlatih untuk menjadi juara.

Dengan adanya turnamen GLHF Open Cup VALORANT 2020, seakan memberi angin segar dan secercah harapan untuk gamers FPS yang ingin memulai karier sebagai pro player dan juga perkembangan skena esports VALORANT di Indonesia. Jangan lupa untuk menyaksikan keseruan turnamen ini yang akan disiarkan lewat kanal YouTube GLHF Production di youtube.com/glhfproduction

Disclosure: Hybrid adalah media partner turnamen GLHF Open Cup VALORANT 2020

 

Brawl Stars Dapatkan 17 Juta Dollar AS Setelah Satu Pekan Rilis di Tiongkok

Nama Supercell mungkin sudah tidak asing lagi bagi Anda, terutama jika sudah main mobile game sejak tahun 2012 lalu. Pengembang game mobile asal Finlandia ini dulu berhasil sukses besar berkat titel game Clash of Clans. Mengutip dari Sensortower, game tersebut bahkan masih bisa mendapatkan keuntungan sebesar 727 juta Dollar AS pada tahun 2019 lalu.

Setelah berhasil dengan Clash of Clans, Supercell mulai kembangkan sayap mereka dengan rilis game-game terbaru, Brawl Stars jadi salah satunya. Rilis sejak 2018 lalu, game ini berhasil tuai kesuksesan yang sama, berhasil mengumpulkan pendapatan sebesar 422 juta dollar AS di tahun 2019. Berkat kesuksesan tersebut, mereka kini mencoba untuk ekspansi ke pasar Tiongkok.

https://twitter.com/Frank_Supercell/status/1251067792599724033

Game ini sendiri baru rilis di Tiongkok pada 9 Juni 2020 lalu. Walaupun masih muda belia, namun game ini dikabarkan berhasil raup 17,5 juta dollar AS dan 4,8 juta download setelah satu pekan peluncuran. Brawl Stars sendiri rilis di Tiongkok berkat kerja sama dengan Tencent. Ini juga mengingat posisi Tencent sebagai salah satu pemilik Supercell, setelah mereka memiliki 81,4 persen saham milik perusahaan pengembang game asal Finlandia tersebut.

Walaupun terhitung telat rilis di Tiongkok, namun kesuksesan tersebut lebih besar jika dibanding titel milik Supercell lainnya. Masih dari Sensortower, pendapatan pekan pertama Brawl Stars di Tiongkok bahkan menyalip pendapatan pekan pertama perilisan Clash Royale yang cuma berhasil mengantongi 9,4 juta dollar AS pendapatan saja.

Memang Tiongkok merupakan salah satu pasar game terbesar dunia. Mengutip dari salah badan riset Niko Partners, dikatakan bahwa pasar game Tiongkok diproyeksi akan memiliki pendapatan sebesar 41,5 juta dollar AS, dan diproyeksi memiliki 767 pemain game pada tahun 2023. Namun pasar game di Tiongkok memiliki tantangannya tersendiri terutama dari regulasi pemerintah.

Sumber: Sensortower
Sumber: Sensortower

Tiongkok memang cukup unik, pada satu sisi pemerintah bisa sangat mendukung perkembangan game dan esports, yang bahkan bisa membuat pasar esports berkembang 25 persen. Pada sisi lain pemerintah Tiongkok punya beragam regulasi yang harus dipenuhi pengembang game, agar game buatan mereka dapat rilis di pasar. Beberapa di antaranya seperti pelarangan tampilan darah dan kata bunuh, atau regulasi pembatasan waktu bermain. Regulasi ketat ini bahkan sampai membuat PUBG Mobile jadi gulung tikar sehingga berganti nama menjadi Game for Peace. Telatnya Brawl Stars rilis di Tiongkok juga bisa jadi disebabkan karena regulasi-regulasi tersebut.

Dengan penerimaan Brawl Stars yang begitu baik di Tiongkok, akankah game ini bisa menjadi salah satu titel besar di ekosistem esports dunia?

Tech in Asia akan Selenggarakan Konferensi “Product Development” secara Virtual

Setelah berhasil menggelar konferensi pengembangan produk secara offline selama tiga tahun berturut-turut, kali ini Tech in Asia akan menggelar Product Development Conference secara online (PDC’20 Virtual). Konferensi ini akan diselenggarakan dengan tema “Pivoting Product in Pandemic”.

Conference Content Lead PDC’20 Virtual Meirissa Farah Fhonna mengatakan, tujuan digelarnya konferensi ini untuk membantu para penggiat produk dalam membangun produk yang scalable, serta mampu melakukan pivot agar dapat bertahan di tengah pandemi Covid-19.

“Pada PDC’20 Virtual kali ini, Tech in Asia akan menghadirkan sejumlah praktisi pengembang produk dari Asia Tenggara, Tiongkok, hingga Silicon Valley untuk berbagi insight dan best practice tentang cara mengembangkan produk teknologi di masa-masa sulit seperti saat ini,” ucap Meirissa.

Konferensi virtual pengembangan produk pertama di Asia ini akan diselenggarakan selama empat hari dengan dua fokus utama yakni tanggal 1-2 Juli 2020 untuk seri Indonesia, dan  8-9 Juli 2020 seri regional.

Melalui PDC’20 Virtual, Tech in Asia akan menghadirkan lebih dari tiga puluh sesi menarik dari para praktisi pengembangan produk. Seluruh sesi penuh insight tersebut akan dikemas ke dalam enam track berikut:

  • Product Development,
  • Research & Analytics,
  • Product Management,
  • Product Leadership,
  • Product Design, dan
  • Product Marketing.

Sejumlah pembicara telah mengonfirmasi kehadiran mereka dengan membawakan berbagai topik menarik seperti:

  • James Mayes (CEO Mind The Product) – Improving Communications to Build More Lovable Products,
  • Pablo Sanz Salcedo (Head of Product AirAsia) – AirAsia Tech Pivot,
  • Kunwar Asheesh Saxena (Co-Founder & CTO RedDoorz) – Managing a Travel Product in Uncertain Times,
  • Alfonsius P. Timboel (Chief Product Officer Halodoc) – Executing Product in The Middle of Uncertainty, dan
  • Pria Purnama (CTO Kata.ai) – How to Accelerate Engineering Productivity During Pandemic.

Melalui PDC’20 Virtual, peserta akan mengikuti sesi dari pembicara secara live. Namun, seluruh sesi ini dapat diakses kembali selepas acara, kapan dan di mana pun. Konferensi ini juga memberikan peserta kesempatan untuk membangun relasi. Melalui fitur yang tersedia, para peserta tetap dapat berinteraksi dengan peserta lain yang berasal dari berbagai kalangan di Asia Tenggara.

Dengan adanya konferensi ini, para penggiat produk digital diharapkan dapat membuat produk yang bisa melayani kebutuhan pasar yang masif dengan dukungan teknologi. Selain itu, produk digital juga didorong untuk beradaptasi agar mampu menjadi solusi yang tepat bagi para penggunanya. Informasi lebih lanjut dan pendaftaran, kunjungi pdc.techinasia.com.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner untuk Product Development Conference 2020 Virtual

Ubisoft Bersiap Luncurkan Game Battle Royale Futuristik Hyper Scape

Fenomena populernya genre game battle royale beberapa tahun terakhir ini seolah menjadi bisnis yang menjanjikan. Dalam rentang beberapa waktu terakhir bermunculan deretan game  yang terbilang sukses di pasaran seperti Apex Legends, PUBG, Forntnite, dan masih banyak lainnya. Tidak hanya menumbuhkan komunitas gamers yang baru, tetapi game-game tersebut secara bertahap memberi pengaruh dan turut membentuk skena esports secara global.

Lebih jauh mengenai Ubisoft, tampaknya mereka tengah mencoba peruntungan yang baru. Ubisoft diketahui hampir selesai menggarap game berjudul Hyper Scape yang juga mengusung genre battle royale. Menurut sejumlah info yang beredar, nantinya akan ada sesi beta test yang dibuka di awal dan pertengahan bulan Juli 2020 mendatang.

Sebelumnya Ubisoft sudah pernah merilis Rainbow Six Siege. Ubisoft dapat dikatakan masih baru dalam urusan skena esports (link). Game yang dirilis lebih dari 4 tahun yang lalu, cukup laku di pasaran. Hal itu membuat Ubisoft perlahan membidik potensi pasar esports di masa depan melalui gamenya. Skena kompetitif Rainbow Six Siege di dunia terbilang cukup solid dan aktif. Game yang dikemas dengan tema strategi yang fast paced, bisa memberi warna baru dari genre FPS yang sudah lebih lama ada.

Adapun tema counter terrorism operation atau militer sangat melekat dengan game-game besutan Ubisoft. Memperkenalkan ide yang baru, game Hyper Scape nanti akan berbalutkan setting yang futuristik. Berdasarkan concept art yang beredar, Hyper Scape menunjukkan bentangan lanskap perkotaan bermandikan cahaya lampu neon berwarna-warni.

Hyper Scape Gameplay | via: Twitter @Slasher
Hyper Scape Gameplay | via: Twitter @Slasher

Untuk melakukan pendaftaran beta test Anda dapat beralih ke laman Prisma Dimensions. Sampai saat ini masih diperlukan kesabaran tingkat tinggi untuk mendapatkan konfirmasi pendaftaran beta test dan pembagian test key. Sekalipun belum ada informasi pasti kapan beta test dan peluncuran akan dilakukan, beberapa streamer sudah membuat konten dan mengantisipasi kehadiran game Hyper Scape.

via: prismadimensions.com
via: prismadimensions.com

Dengan beberapa alasan yang bisa dibayangkan, mungkin saja Ubisoft memberikan perhatian lebih kepada hubungan game dan streamer. Streamer yang aktif akan menambahkan exposure dan secara langsung terlibat mebangun kedekatan dengan khalayak gamers yang lebih luas. Hyper Scape berpontensi untuk berkembang secara pesat dikarenakan termasuk free to play game.

Sebagai penutup, sejak lama Ubisoft terkenal sebagai studio game AAA, bersiaplah untuk disuguhkna tampilan grafis yang memukau. Pastikan juga Anda melakukan upgrade hardware untuk pengalaman bermain game yang maksimal. Di sisi lain ada juga kemungkinan Hyper Scape akan mempunyai fitur crossplay.