Kata.ai Kenalkan “Suites” Berisi Platform AI dan NLP Terintegrasi untuk Berbagai Kebutuhan

Dengan layanan yang terus bertambah, platform AI dan NLP untuk pengembangan chatbot Kata.ai kenalkan Kata Platform Conversational Suites. Yakni satu bundel layanan terpadu di dalamnya terdapat beberapa produk yang terbagi dalam tiga segmen berjuluk Core Platform, Customer Service Platform, dan Marketing Platform.

Co-founder & CEO Kata.ai Irzan Raditya menjelaskan bahwa suites ini merupakan wujud “super app” dari Kata.ai untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan layanan pesan otomatis untuk pelanggan.

“Semua berawal ketika kami memperkenalkan Kata Platform di penghujung tahun 2017 dalam bentuk IDE (Integrated Development Environment) dengan tujuan memudahkan developer mengembangkan asisten virtual dengan kapabilitas NLU (Natural Language Understanding) Bahasa Indonesia dan juga terhubung dengan aplikasi seperti LINE, WhatsApp, Facebook Messenger, dan Telegram,” cerita Irzan.

Ia melanjutkan, seiring berjalannya waktu pelanggan bisnis semakin bertambah dan Kata.ai semakin banyak mendapat masukan, seperti kebutuhan untuk divisi pemasaran yang akhirnya melahirkan Kata CMS dan Kata Boost.

Kata.ai Layanan WhatsApp 2

Kata Platform Conversational Suites

Kata.ai kini menyediakan beberapa jenis solusi yang lahir dari masukan rekan penggunanya. Di segmen pertama ada Core Platform, sebuah platform as services yang berbentuk IDE (Integrated Development Environment) berserta Natural Language API dan BOT API.

Di dalamnya ada Kata Flow, asisten virtual yang dikembangkan khusus untuk korporasi. Ada juga Kata NL, platform untuk mengembangkan model natural language dan mengolah insight dari data percakapan. Fitur baru yang ditambahkan di dalam Kata NL adalah Kata Generator, memungkinkan pengguna membuat, memberi label, dan melakukan training untuk dataset natural language.

Di kategori selanjutnya ada Customer Service Platform. Di segmen ini ada Kata Omnichat, sebuah dasbor yang menggabungkan pengelolaan proses customer service oleh agen manusia dan asisten virtual ke dalam satu workflow. Dukungan integrasinya meliputi WhatsApp, Line, Facebook Messenger, Telegram, Web, dan App Chat.

Ada juga Kata Assist, sebuah aplikasi mini yang membantu agen customer service melayani pelanggan dengan bantuan AI yang mampu memberikan rekomendasi jawaban dari pelanggan dan belajar dari respons yang diberikan para agen.

“Saat ini Kata Assis baru terhubung dengan Zendesk, ke depannya akan terhubung juga dengan CRM populer lainnya, seperti Salesforce, Freshdesk, dan Microsoft Dynamics,” jelas Irzan.

Kemudian, yang terakhir untuk segmen customer service platform ada Kata Voice, platform untuk mengembangkan asisten virtual interaktif berbasis suara dengan teknologi Automated Speech Recognition, Text to Speech, dan Call Center Analytics.

Di kategori terakhir ada Marketing Platform. Meliputi Kata Boost, platform untuk mengelola kampanye pemasaran dalam aplikasi pesan; Kata CMS, dasbor yang memudahkan pengguna non-teknis mengelola dan mengorganisasi konten dalam asisten virtual yang dikembangkan melalui Kata Flow dan Kata NL; Kata Business Dashboard, sebuah dasbor untuk mengelola dan mengautomasi percakapan di dalam saluran WhatsApp, mulai dari registrasi WhatsApp Business API hingga memproses Template Message.

Co-Founders Kata.ai Meluncurkan Kata Bot Platform

Kata.ai selanjutnya

Inovasi dari Kata.ai tampaknya tidak akan berhenti di sini. Irzan menceritakan, di tahun 2019 mereka menghadapi tantangan dengan kebutuhan-kebutuhan pasar yang akhirnya dijawab dengan sederet inovasi. Dalam menatap tahun 2020, Kata.ai tengah fokus untuk memperkuat produk-produk yang ada di Suites dan terus mendorong pertumbuhan pelanggan.

“Kami percaya kolaborasi dengan penyedia jasa dan platform lain adalah kunci strategi pertumbuhan kami, seperti halnya yang sudah kami lakukan di dua tahun terakhir dengan tech startup lainnya, seperti Qiscus dan Halosis, ataupun juga mitra system integrator seperti Accenture, Medlinx, Sprint, Telkom Infomedia, dan lain-lainnya. Kami sangat terbuka dalam menyambut lebih banyak lagi sinergi dan kemitraan yang bisa dihasilkan di tahun 2020,” tutup Irzan.

Menkominfo Dorong Google dan Facebook Buka Pusat Data di Indonesia

Menkominfo Johnny G. Plate kembali mendorong Google dan Facebook untuk membangun pusat data (data center) di Indonesia. Menurutnya, pihak perusahaan juga sudah ada rencana untuk merealisasikan hal tersebut.

“Google dan Facebook sudah punya rencana membangun pusat data di Indonesia,” jelas Johnny.

Hanya saja sejauh ini belum ada informasi detail mengenai kapan dan di mana pusat data akan dibangun. Rencana pembangunan pusat data juga masih tergantung pada UU Perlindungan Data Pribadi.

“Permasalahannya ada dua, letak data center dan flow datanya. Free flow of data baik dalam negeri maupun melewati batas negara perlu ada protokol dan dia resiprokal. Standarnya di PBB belum ada, ini yang harus dibicarakan sama-sama,” kata Johnny.

Ia juga menjelaskan bahwa setiap negara memiliki GDPR (General Data Protection Regulation), untuk Indonesia saat ini sedang diproses di DPR dan diharapkan tahun 2020 sudah dirilis.

Kehadiran pusat data di Indonesia yang terintegrasi menurutnya akan meningkatkan kemudahan komunikasi dan integrasi dari pemerintah pusat dan daerah, baik pemerintah provinsi, kabupaten dan kota hingga dinas-dinas terkait.

“Di pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten dan kota, di antara dinas-dinasnya bisa berpindah dengan baik dan cepat, sehingga penyelenggaraan tata kelola e-governance bisa berjalan dengan baik,” terang Johnny dikutip dari situs resmi Kominfo.

Sejauh ini belum ada konfirmasi resmi dari pihak Google dan Facebook mengenai rencana untuk membangun data center di Indonesia. Hanya saja Google pada November silam menyampaikan akan membangun cloud region di Indonesia, tepatnya di Jakarta.

Berbeda dengan pusat data, cloud region merupakan availability zone yang mampu meminimalkan latensi dan meningkatkan performa layanan di suatu wilayah.

Grab Dorong Proyek Kendaraan Listrik di Indonesia

Electric vehicles atau dikenal sebagai kendaraan listrik menjadi salah satu inovasi yang diharapkan bisa memberikan dampak positif pada penurunan polusi. Grab, salah satu perusahaan teknologi besar di kawasan Asia Tenggara, mulai merencanakan membangun sebuah ekosistem kendaraan listrik, termasuk di Indonesia.

Co-Founder dan CEO Grab Anthony Tan, melalui statusnya, membagikan rencana Grab untuk ekosistem kendaraan listrik, khususnya di Indonesia. Ia menyebutkan bahwa dalam akan ada sesuatu di “jalan-jalan” Indonesia sebelum akhir tahun ini.

“Indonesia akan menjadi sesuatu yang besar dalam proyek energi bersih, dan bertujuan untuk menjadi pusat pengembangan kendaraan listrik di Asia Tenggara pada tahun 2030. Indonesia akan membutuhkan ekosistem mitra penuh, mulai dari produsen kendaraan baterai hingga infrastruktur pengisian daya. Grab sangat mendukung untuk menyatukan semua orang untuk mencapai tujuan kendaraan listrik, dan ini adalah bulan November yang sibuk,” tulis Anthony.

Kendaraan listrik yang berpotensi mengaspal dalam waktu dekat adalah mobil Hyundai Ionio Electric dan motor Honda PCX Electric. Di pertengahan tahun ini, beberapa pengemudi Gojek juga menguji coba motor listrik sebagai bentuk kerja sama Gojek dan Astra International. Rencananya motor listrik, yang masih berharga mahal ini, akan disewakan melalui perusahaan.

Kabar mengenai masuknya Grab dalam inisiatif kendaraan listrik sudah santer terdengar sejak tahun lalu. November tahun 2018 Grab menerima pendanaan dari Hyundai dan Kia Motors senilai $250 juta atau setara Rp3,7 miliar. Termasuk dalam rencana dan kesepakatannya adalah pengembangan kendaraan listrik di Asia Tenggara.

Grab juga sudah resmi menjalin kerja sama dengan PLN untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Rencana keduanya akan dilakukan bertahap dimulai dari kawasan Jabodetabek. Grab juga disebut sudah melakukan pilot project untuk kendaraan listrik roda dua dan roda empat yang memiliki charging station dari pihak PLN.

Soal kendaraan listrik, Grab sudah memiliki armada kendaraan listrik di Singapura sebagai hasil kerja sama dengan Hyundai. Penggunaan kendaraan listrik diharapkan bisa memberikan efisiensi dan keuntungan lebih bagi mitra. Untuk penerapan di Indonesia tampaknya hanya tinggal menunggu waktu, mengingat dorongan dari pemerintah cukup besar.

Application Information Will Show Up Here

Ekosis Usung Konsep B2B Marketplace untuk Hubungkan Petani dengan Pebisnis

Di Indonesia sudah banyak startup yang mencari peluang bisnis dengan menghadirkan konsep marketplace, tentunya dengan niche dan pendekatan yang beragam. Satu dari banyak startup itu adalah Ekosis. Dengan konsep marketplace, mereka tengah berusaha menjadi tempat untuk menghubungkan pebisnis mendapatkan berbagai macam produk agribisnis, mulai dari pertanian, kelautan dan perikanan, perkebunan, peternakan, kehutanan, hingga pertambangan.

Ekosis dimulai sejak awal tahun 2019, persisnya pada bulan Maret. Kendati belum genap satu tahun Co-founder & CMO Ekosis Ranggi Muharam mengklaim mereka sudah berhasil menjangkau 15 perusahaan agribisnis, lebih dari 500 petani dan nelayan, dan sudah aktif di 15 kabupaten kota dan 7 provinsi.

“Posisi Ekosis adalah sebagai jembatan yang menghubungan petani dan nelayan dengan perusahaan. Kami bukan sebagai offtaker yang hanya menambah atau memindahkan mata rantai. Petani dan nelayan menjual langsung hasil panen dan produk mereka kepada perusahaan agribisnis melalui platform ekosis,” jelas Ranggi.

Ranggi menambahkan, transaksi dan negosiasi tawar menawar harga terjadi di chat room Ekosis. Dengan fitur ini perusahaan agribisnis dapat langsung menanyakan harga dan ketersediaan barang kepada petani dan nelayan. Startup yang sudah berhasil mendapatkan pendanaan tahap awal ini rencananya akan mengambil komisi untuk setiap transaksi yang terjadi, namun hal tersebut baru akan diimplementasikan di tahun ketiga atau keempat.

Suasana kantor Ekosis / Ekosis

Rantai perdagangan yang lebih efektif

Ranggi kepada DailySocial menceritakan bahwa Ekosis bermula dari cita-cita untuk memangkas rantai perdagangan agar lebih efektif. Mengusung misi menyejahterakan petani dan nelayan dengan membantu mereka mendapatkan harga yang pantas untuk hasil yang mereka dapatkan.

Menurutnya selain petani dan nelayan bisa menjual hasil panen, mereka juga bisa mengetahui kebutuhan perusahaan agribisnis, karena platform Ekosis memungkinkan para perusahaan memberikan informasi kebutuhan mereka untuk. Selanjutnya para petani dan nelayan bisa memberikan penawaran ke perusahaan tersebut.

“Selain itu kami juga menghubungkan penyedia jasa angkutan atau logistik, baik perorangan maupun perusahaan, untuk dapat menawarkan jasa melalui platform Ekosis guna mengangkut hasil panen dari petani atau nelayan ke perusahaan, sehingga mereka tidak lagi kebingungan dalam mengirim hasil panen ke perusahaan. Pemilik layanan angkutan pun bisa aktif mencari dan menawarkan jasa ke petani dan nelayan. Pilihaan layanan jasa angkut beragam, mulai dari darat, laut, maupun udara,” jelas Ranggi.

Ranggi dan timnya cukup optimis karena apa yang mereka hadirkan merupakan solusi dari permasalahan yang dikeluhkan petani dan nelayan di Indonesia. Terlebih lagi mereka telah bekerja sama dengan Kemendesa dan KKP untuk membantu memasarkan produk petani dan nelayan yang tinggal di daerah tertinggal dan pesisir.

“Target kami di tahun 2020, kami akan melakukan grand launching platform Ekosis, dapat memberikan dampak positif dan meningkatkan kesejahteraan kepada lebih dari 20.000 petani dan nelayan di 100 kabupaten dan kota di 15 provinsi Indonesia. Sedangkan target besar kami dalam 5 tahun bisa memberikan manfaat dan membantu 7 juta petani dan nelayan di lebih dari 300 kabupaten dan kota di 32 provinsi Indonesia,” tutup Ranggi.

Application Information Will Show Up Here

Flip Luncurkan Fitur “Flip Instan” untuk Percepat Proses Transfer Dana

Perusahaan teknologi finansial yang terkenal dengan solusi transfer dana Flip mengumumkan fitur baru yang diberi nama Flip Instan. Fitur ini memungkinkan transaksi yang ada di Flip tak lagi masuk sistem antrean, tapi diproses secara langsung.

“Fitur ini kami namakan Flip Instan dan merpakan terobosan besar bagi kami. Sebelumnya pengguna Flip harus masuk ke dalam sistem antrean sebelum transaksinya diproses. Namun kini pengguna dapat menikmati layanan transfer gratis yang diproses secara langsung (real time),” terang CEO Flip Rafi Putra Arriyan.

Fitur terbaru ini disediakan untuk semua pengguna Flip. Untuk menikmati fitur baru ini pengguna hanya perlu memperbarui aplikasi.

Perusahaan berharap dengan kehadiran Flip Instan mereka bisa menjadi platform keuangan yang semakin menarik bagi masyarakat luas. Terlebih saat ini beberapa layanan keuangan  yang mulai membebani biaya transfer antar bank kepada penggunanya. Di titik ini Flip mencoba menjadi solusi yang memecahkan masalah tersebut dengan layanan transfer gratis.

Berada di bawah naungan PT Fliptech Lentera Inspirasi Pertiwi, layanan Flip resmi diluncurkan pada tahun 2016. Kini tiga tahun berjalan Flip sudah memiliki 700.000 pengguna individu dan beberapa klien perusahaan melalui layanan Big Flip. Sejak diluncurkan hingga sekarang Flip sudah melayani transaksi dengan total nilai lebih dari Rp10 triliun.

Dalam wawancara sebelumnya Rafi memaparkan bahwa Flip tengah memiliki sejumlah inovasi yang siap untuk dieksekusi. Beberapa di antaranya adalah menjalin kerja sama dengan lebih banyak bank untuk melengkapi sistem yang ada. Termasuk dalam rencana mereka adalah menyiapkan layanan pengiriman uang ke luar negeri.

Application Information Will Show Up Here

Strategi Traveloka Tingkatkan Pengalaman Perjalanan

Traveloka termasuk ke dalam salah satu perusahaan teknologi ndonIesia yang cukup rajin berinovasi. Perusahaan kini menjadi penyedia layanan yang lengkap dalam urusan perjalanan. Perlahan tapi pasti, fitur lain bermunculan.

Munculnya para pemain e-commerce yang juga menawarkan tiket perjalanan dan kamar hotel tak menjadikan Traveloka sebagai saingan. Justru mereka menjawabnya dengan melengkapi sejumlah layanan lain yang mengukuhkan posisi Traveloka sebagai pemimpin layanan perjalanan.

Traveloka saat ini memiliki lebih dari 10 produk travel dan gaya hidup yang meliputi transportasi, gaya hidup, hingga jasa keuangan. Termasuk di dalamnya Traveloka Eats, fitur yang memudahkan pengguna mencari restoran, dan Traveloka Xperience yang menawarkan produk wisata dan aktivitas liburan yang terkurasi.

“Dalam mengembangkan produk dan layanan, kami selalu menjadikan pengguna sebagai fokus utama kami. Kami berusaha untuk menganalisa kebutuhan pengguna dan kemudian menyediakan produk dan layanan yang memudahkan mereka. User centric adalah prinsip yang menjadi dasar utama kami dalam pengembangan produk, pemasaran, serta layanan untuk pengguna,” terang PR Manager Traveloka Aisha Bunsunandya kepada DailySocial.

Saat ini Traveloka kurang lebih telah diunduh lebih dari 40 juta pengguna dan beroperasi di  Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Australia.

Traveloka Xperience

Pada tahun 2018 silam Google dan Temasek merilis laporan bertajuk e-Conomy SEA 2018. Dalam laporan itu online travel menjadi salah satu industri yang diperkirakan akan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, bersama dengan industri e-commerce, ride hailing, dan online media. Dalam laporan itu nilai bisnis online travel mencapai $30 miliar dan diprediksi akan terus tumbuh hingga mencapai $78 miliar pada tahun 2025 mendatang.

Sebenarnya untuk industri travel Traveloka tidak sendirian. Ada Tiket.com, Expedia, EzyTravel, Klook, Booking, dan beberapa lainnya. Belum lagi dua “super app” Grab dan Gojek yang berkolaborasi dengan beberapa penyedia menawarkan pembelian tiket melalui aplikasinya.

Pengalaman pengguna adalah kunci

Bagi Traveloka saat ini mengembangkan layanan untuk memperkaya pengalaman menjadi salah satu hal yang menjadi fokus utama. Dalam sebuah wawancara, CEO Ferry Unardi menyampaikan bahwa pihaknya mencari pertumbuhan untuk bisnis gaya hidup dan layanan finansial.

Bisnis Traveloka semakin melebar dalam tiga tahun belakangan. Mereka aktif menjalin kerja sama strategis untuk menghadirkan solusi yang lengkap, bagi mereka yang bepergian, jadi sangat wajar pada akhirnya Traveloka hadir menawarkan asuransi, paylater, dan beberapa inovasi lainnya.

Awal tahun ini Traveloka meresmikan pusat research and development kedua di Bangalore, India setelah sebelumnya lebih dulu menghadirkannya di Singapura. Bukan tidak mungkin sejumlah inovasi akan mengalir dalam beberapa tahun ke depan.

Beberapa layanan yang ada mulai mentransformasikan Traveloka menjadi sebuah platform yang lengkap, setidaknya dalam urusan perjalanan dan pengalaman liburan. Atau mungkin mereka pelan tapi pasti akan menjadi “super app” khususnya di bidang perjalanan. Seperti ciri khas “super app”, banyak layanan dalam satu aplikasi.

Traveloka saat ini punya Traveloka Xperience dan Traveloka Eats untuk memanjakan mereka yang ingin mendapatkan pengalaman lebih selama berwisata atau bepergian, termasuk mendapatkan rekomendasi tempat makan. Dalam hal finansial ada layanan Traveloka Pay yang tentunya memberikan banyak penawaran menarik, kemudian ada layanan paylater hasil kerja sama dengan Danamas.

“Kami akan terus berinovasi dan melakukan pengamatan serta menganalisa behaviour masyarakat saat ini terkait perjalanan dan gaya hidup, sehingga kami dapat menghadirkan layanan dan produk baru yang dapat menjawab kebutuhan mereka dan menjadi travel and lifestyle booking platform terbaik,” tutup Aisha.

Application Information Will Show Up Here

Induk Perusahaan BookMyShow Terima Pendanaan dari Jungle Ventures

Bigtree Entertainment Singapore Pte. Ltd induk perusahaan BookMyShow SEA mengumumkan perolehan pendanaan dari Jungle Ventures. Dengan pendanaan eksternal pertamanya ini, perusahaan akan melakukan pemindahan kantor pusat ke Singapura dengan alasan untuk memperkuat operasi teknologi dan posisinya di pasar Asia Tenggara.

BookMyShow memasuki Indonesia pada pertengahan 2016, tahun ini mereka melakukan ekspansi ke Singapura dan Malaysia untuk mulai fokus pada pembuatan film dan ekosistem live entertainment di wilayah regional. Perusahaan juga bekerja sama dengan berbagai mitra untuk menggelar pertunjukan langsung, baik itu musik, olahraga, komedi; dan distribusi film.

CEO BookMyShow SEA Kenneth Tan menyambut baik investasi dan dukungan Jungle Ventures, “Bersama dengan investor yang berpengalaman di Jungle Ventures, kami berkomitmen memperkuat kemampuan menghadirkan pengalaman baru yang seluruhnya dilaksanakan dengan standar global,” terang Kenneth.

Hal senada juga disampaikan Managing Partner Jungle Ventures David Gowdey. Menurutnya BookMyShow akan mampu membantu banyak orang untuk menemukan, membeli, dan menikmati acara-acara di seluruh wilayah Asia Tenggara.

“Kebutuhan hiburan, khususnya pertunjukan secara langsung (live event) mengalami pertumbuhan yang kuat di Asia Tenggara. Dengan tim kelas dunia yang mengelola bisnis di Asia Tenggara, BookMyShow akan membantu setiap orang menemukan, membeli, dan menikmati acara di seluruh Asia Tenggara dan Jungle Ventures sangat senang menjadi bagian dari pencapaian ini,” imbuh David.

BookMyShow pertama kali diluncurkan pada tahun 2007. Kini mereka sudah beroperasi di beberapa negara seperti Indonesia, Dubai, Sri Lanka, Malaysia, dan Singapura. Mereka juga telah berevolusi dari platform pembelian tiket menjadi solusi end to end untuk live entertainment.

Application Information Will Show Up Here

Komunal Amankan Pendanaan Tahap Awal dari East Ventures dan Skystar Capital

Startup p2p lending Komunal mengumumkan telah mengamankan pendanaan tahap awal dari East Ventures. Tidak disebutkan berapa nominal yang diterima startup asal Surabaya ini. Skystar Capital juga turut serta dalam putaran kali ini.

Dana yang diperoleh akan dimanfaatkan untuk mempercepat misinya dalam menjembatani gap pendanaan yang dibutuhkan oleh para pemilik UKM di Indonesia yang belum bisa dilayani oleh bank.

Ide awal Komunal muncul ketika para pendirinya menyadari besarnya jumlah pendanaan yang dialami Indonesia sejak awal tahun 2018. Gap pendanaan bagi para pemilik UKM di Indonesia disebut bisa mencapai angka Rp1.000 triliun per tahun.

Co-founder Komunal Hendry Lieviant menjelaskan, UKM saat ini menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia karena memberikan kontribusi lebih dari 60% untuk Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dan mampu menyerap tenaga kerja. Sayangnya mereka kesulitan mendapatkan pendanaan karena kurangnya riwayat pinjaman dan biaya operasional yang besar.

“Lewat Komunal, kami ingin membantu UKM yang potensial untuk terus berkembang dan turut memperbaiki ekonomi Indonesia secara substansial, serta mengurangi kesenjangan,” imbuh Hendry.

Sementara itu Co-founder Komunal Rico Tedyono menambahkan bahwa model bisnis p2p lending terbukti mampu membantu meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi, melalui inklusi keuangan yang lebih baik.

“Komunal tidak hanya menyediakan kesempatan bagi masyarakat umum untuk menjadi pemberi pinjaman dengan bunga yang menarik, namun kami juga membuka akses pendanaan baru bagi para peminjam yang tidak bisa dilayani oleh bank. Lewat platform kami, para pemilik UKM kini bisa mendapatkan pinjaman yang mereka butuhkan untuk tumbuh,” terang Rico.

Managing Partner East Ventures Willson Cuaca mengungkapkan bahwa Komunal memiliki misi yang sama dengan East Ventures, yakni mendorong inklusi keuangan di Indonesia. Tim Komunal juga disebut telah membuktikan kemampuan mereka dalam mengeksekusi dengan cepat dan tepat.

“Kami senang bisa turut bergandengan tangan dengan mereka dalam membuka kesempatan yang lebih baik bagi para UMKM di Indonesia,” jelas Willson.

Dalam waktu 8 bulan Komunal telah menyalurkan pinjaman dengan total nilai mencapai Rp50 miliar untuk para UKM di wilayah Jawa Timur. Komunal juga tengah menyiapkan diri untuk hadir di lebih banyak kota di Jawa Timur dan provinsi lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Gojek Ties Up with Local Taxi to Win the Singapore Market

Gojek has a big ambition and great effort to top the taxi ride-hailing market in Singapore. The new strategy, is to partner with Trans-Cab Services as the local taxi. The partnership will allow around 3000 Trans-Cab vehicles to provide services through Gojek application by December 2019.

With the additional vehicles of Trans-Cab, there will be enough fleet to minimize waiting for the customers. Therefore, Trans-Cab can also increase their total trip using Gojek access to customers.

“The collaboration with Gojek is fascinating. It allows our drivers to access on-demand service through Gojek application. In the meantime, they can continue the street-hail. Our drivers will have many benefits of the flexibility, also with the additional income,” Trans-Cab’s CEO, Teo Kiang Ang said.

Meanwhile, Gojek Singapore’s General Manager, Lien Choong Luen said that their team is glad to make this partnership happened. Besides the customers gain access to more availability, the drivers will also gain additional benefits.

Gojek in Singapore

Gojek’s first year in Singapore has resulted 30 million trips. This amount has increased three times in the last six month. The company is currently making more innovation to accelerate growth in Singapore, and the Trans-Cab deal is one of the strategy.

Gojek’s Co-CEO, Andre Soelistyo said their first year in Singapore to be very amusing. He also compliments Gojek Singapore team, drivers, and also the customers.

“I believe next year will be way more massive for us since we’ll be focusing on what our next offer in the second year in Singapore,” he added.

Gojek had its debut in Singapore in the mid-2018. Unlike the other countries, Singapore’s business keep using the Gojek name, and only provide taxi-services. Currently Gojek is in a tight competition with Grab in Southeast Asia. Aside from Singapore, both are available in Vietnam, Thailand, and soon to be the new battlefield, Malaysia.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Gojek Gandeng Perusahaan Taksi Lokal untuk Merajai Pasar Singapura

Gojek berupaya keras untuk menjadi pimpinan pasar layanan pemesanan taksi di Singapura. Strategi terbaru mereka, menjalin kerja sama dengan Trans-Cab Services selaku perusahaan taksi lokal. Kerja sama ini akan memungkinkan 3000 armada Trans-Cab bisa melayani pesanan penumpang melalui aplikasi Gojek per Desember 2019.

Dengan tambahan armada yang dimiliki Trans-Cab jumlah ketersediaan armada akan lebih banyak sehingga bisa memangkas waktu tunggu pengguna. Di sisi lain, armada Trans-Cab bisa meningkatkan jumlah perjalanan mereka dengan akses ke pengguna melalui Gojek.

“Kolaborasi dengan Gojek ini fantastis. Ini akan memungkinkan pengemudi kami untuk mengakses pemesanan on-demand melalui aplikasi Gojek. Sementara mereka masih bisa melanjutkan steet-hail. Driver kami akan sangat diuntungkan dari fleksibilitas ini dan peluang peningkatan penghasilan,” terang CEO Trans-Cab Teo Kiang Ang.

Sementara itu General Manager Gojek Singapura Lien Choong Luen menyampaikan bahwa pihaknya menyambut gembira kerja sama ini. Karena selain pelanggan mendapatkan ketersediaan armada yang lebih banyak para mitra pengemudi juga akan mendapat sejumlah keuntungan lainnya.

Gojek di Singapura

Satu tahun berjalan Gojek di Singapura sudah mencapai 30 juta perjalanan. Jumlah ini meningkat hingga tiga kali lipat dalam enam bulan terakhir. Gojek saat ini tengah berupaya menghadirkan lebih banyak inovasi untuk semakin meningkatkan pertumbuhan mereka di Singapura, dan kesepakatan dengan Trans-Cab adalah satu bentuk strateginya.

Co-CEO Gojek Andre Soelistyo mengungkapkan bahwa satu tahun capaian Gojek di Singapura sangat mengagumkan. Ia juga menyanjung tim Gojek Singapura, mitra pengemudi, hingga pelanggan yang ada.

“Saya percaya bahwa tahun depan akan lebih besar bagi kami karena kami fokus pada peningkatan penawaran kami di tahun kedua kami di Singapura,” terang Andre.

Gojek memulai kiprahnya di Singapura pada pertengahan tahun 2018 silam. Berbeda dengan negara lainnya di Singapura Gojek tetap memakai brand Gojek, dan khusus melayani armada taksi. Saat ini Gojek bersaing ketat dengan Grab di Asia Tenggara. Selain Singapura keduanya juga hadir di Vietnam, Thailand, dan negara akan menjadi medan persaingan baru, Malaysia.

Application Information Will Show Up Here