FixcoMart Hadirkan Layanan E-commerce untuk Peralatan Perkakas Teknik dan Industri

Pesatnya pembangunan infrastruktur di Indonesia dan kemajuan di bidang otomotif menyebabkan kebutuhan akan peralatan perkakas teknik dan industri yang sangat tinggi setiap tahunnya. Selain itu, banyaknya kebutuhan dari sisi perusahaan, yakni sistem pembelian oleh purchasing, approval dari atasan, riwayat pembelian, dan harga yang transparan, menjadikan alasan yang kuat FixcoMart, layanan e-commerce khusus untuk produk-produk MRO/perkakas seperti handtools, powertools, lubricant, mesin, otomotif, safety, bangunan didirikan.

“Diharapkan kehadiran FixcoMart sebagai layanan lengkap untuk perusahaan dan kalangan individual, bisa menjawab kebutuhan akan pasar yang sangat luas terutama dalam bisnis online serta transparansi purchasing di perusahaan,” kata Managing Director FixcoMart Iwan Kesuma Kepada DailySocial.

Dalam kesempatan ini, FixcoMart mengumumkan perolehan pendanaan Seri A yang diklaim senilai 7 digit (dalam US$). Tidak disebutkan siapa investor yang terlibat dalam pendanaan kali ini, namun dana segar yang diperoleh akan digunakan untuk mengembangkan bisnis, memperluas jaringan mitra ke seluruh pelosok Indonesia, menambah pegawai dan memperkuat sistem di situs perusahaan.

“Kami juga berencana akan membuat aplikasi mobile, serta penggunaan gedung baru yang lebih luas. Selain itu, tidak menutup kemungkinan Fixcomart akan memperluas kategori barang selain bidang yang ada saat ini,” kata Iwan.

Saat ini FixcoMart telah memiliki ribuan pengguna aktif yang diklaim jumlah tersebut terus bertambah. Terkait dengan mitra, FixcoMart telah menjangkau mitra di seluruh Indonesia serta memiliki kerjasama telah dijalin sebelumnya.

Cara mudah pembelian produk di FixcoMart

Pengguna bisa langsung melakukan pembelian melalui FixcoMart jika barang memang ready stock. Jika barang belum tersedia, pengguna dapat membuat quotation pada fitur request for quotation. Jika pengguna merupakan konsumen korporasi, mereka dapat memanfaatkan fitur-fitur seperti approval oleh atasan, deposit uang dan riwayat pembelian (transaction history) saat bertransaksi di FixcoMart.

“Setelah pembayaran dilakukan, produk-produk yang dipesan akan dikirimkan melalui jaringan ekspedisi yang ada ke seluruh Indonesia bahkan keluar negeri dengan packaging yang rapi serta aman,” kata Iwan.

Untuk proses pengiriman barang dengan kelengkapan, Fixcomart didukung oleh ekspedisi dari JNE, TIKI, J&T, Wahana, Pos Indonesia, Deliveree, Ninja Express, Go-Send, Grab Express, REX, RPX, Fedex, dan DHL.

“Dalam hal pembayaran FixcoMart juga menawarkan pilihan pembayaran seperti, transfer bank, cicilan 0%, cicilan tanpa kartu kredit, kartu kredit. Kedepannya pengguna juga dapat melakukan pembayaran melalui minimarket, GO-PAY, OVO, dan lainnya.

Iwan melanjutkan, FixcoMart juga tersedia di berbagai marketplace di Indonesia untuk memudahkan pembeli terutama end users. Di antaranya adalah Bukalapak, Tokopedia, Shopee, Lazada, Elevenia, Blanja. Sementara itu strategi monetisasi yang dilakukan berupa penjualan produk, kemitraan yang saling menguntungkan, dan juga beriklan di situs serta media sosial.

Target FixcoMart

Sebagai layanan e-commerce spesialis produk perkakas dan teknik untuk industri hingga individu, FixcoMart masih memiliki target yang ingin dicapai. Di antaranya adalah, menghadirkan varian kategori produk lainnya dan memperluas jangkauan kebutuhan akan pasar di Indonesia.

“FixcoMart akan menjadi layanan e-commerce spesialis teknik terdepan dan terbesar di Indonesia dengan market B2C (individu) dan B2B (korporasi) yang terus dipercaya banyak end users maupun perusahaan-perusahaan untuk berbelanja kebutuhan mereka,” tutup Iwan.

Gandeng Ibu Rumah Tangga, LaundryTaxi Hadirkan Layanan “Laundry On-Demand”

Mengusung konsep “sharing economy“, layanan laundry on demand LaundryTaxi hadir menjawab kebutuhan masyarakat di Jakarta dan sekitarnya. Berbeda dengan layanan laundry on-demand lainnya yang kebanyakan bermitra dengan gerai cuci kiloan hingga gerai laundry, LaundryTaxi justru menggandeng ibu-ibu rumah tangga yang berminat untuk menjadi merchant memanfaatkan mesin pencuci pakaian di rumah masing-masing.

Kepada DailySocial Co-Founder LaundryTaxi, Muhamad Yulianto menyebutkan, saat ini permintaan dari masyarakat terkait dengan jasa laundry on demand makin bertambah, namun layanan yang disediakan oleh perusahaan startup kurang mencakup permintaan pelanggan. Beberapa hal yang bisa dioptimalkan misalnya terkait biaya antar jemput, jarak antara jasa laundry, dan harga jasa per kilo.

“Maka dari itu LaundryTaxi mempunyai solusinya, dengan sistem sharing economy, maka jangkauan pelanggan ke jasa laundry terdekat akan semakin banyak. Ditambah lagi gratis antar jemput oleh kurir dan harga jasa yang relatif murah. Karena jasa LaundryTaxi tidak membutuhkan biaya sewa gedung, modal mesin cuci dan bayar pegawai. Semua peralatan telah disiapkan oleh merchant kami sendiri,” jelas Yulianto.

Memiliki rencana untuk melayani seluruh kawasan Jabodetabek, saat ini LaundryTaxi baru memiliki tiga merchant di wilayah Cipondoh, Poris, Green Lake Tangerang dan sekitarnya. Sementara jumlah pengguna aktif LaundryTaxi berjumlah 80 orang.

“Standar harga untuk jasa cuci gosok adalah Rp6.000/kg. Kami akan memberikan Rp3.500/kg untuk merchant, Rp1.500/kg untuk jasa kurir, dan Rp1.000 untuk komisi LaundryTaxi,” ujar Yulianto.

Pelanggan yang ingin menggunakan jasa LaundryTaxi bisa mengakses langsung di situs. Dengan proses yang mudah tanpa harus mendaftar terlebih dulu, cukup mengisi nama, nomor telepon, dan lokasi pick-up, pelanggan sudah bisa mulai memesan jasa LaundryTaxi.

“Nantinya kurir kami akan segera menjemput pakaian dan menimbang langsung di tempat pelanggan. Lalu kurir akan mengirim pakaian ke merchant terdekat untuk segera dikerjakan. Dalam waktu dua hari pakaian bersih sudah siap diantarkan kembali oleh kurir ke tempat pelanggan,” kata Yulianto.

Saat ini sudah ada layanan laundry on demand yang beroperasi di kawasan Jakarta. Pada umumnya menawarkan proses antar-jemput dengan pilihan harga menengah hingga premium. Kualitas cucian pun bisa disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Di antaranya Taptopic dan KliknKlin.

Menjalankan bisnis secara bootstrap

LaundryTaxi belum melakukan penggalangan dana, bisnis dijalankan sepenuhnya menggunakan pendapatan yang diperoleh dari komisi dari setiap transaksi yang dilakukan. Namun demikian untuk mempercepat pertumbuhan, LaundryTaxi berencana untuk segera melakukan fundraising.

Hingga akhir tahun 2018, LaundryTaxi memiliki target yang ingin dicapai, di antaranya mendapatkan 200 merchant di wilayah Jabodetabek, melancarkan kegiatan pemasaran yang lebih masif seperti memberikan promo untuk mengakuisisi lebih banyak pelanggan baru.

“LaundryTaxi mempunyai keunggulan, di antaranya lebih scalable untuk mencari membuka cabang dan menambah merchant, karena banyak sekali ibu-ibu rumah tangga yang ingin mendapatkan penghasilan sendiri di rumah. Dan dari sisi bisnis, LaundryTaxi bisa lebih efisien untuk segi operasional, karena seluruh pekerjaan jasa laundry dikerjakan oleh merchant,” kata Muhamad.

Mendorong Startup Melantai di Bursa Saham

Indonesia saat ini memiliki empat startup teknologi yang memiliki valuasi di atas satu miliar dollar (lebih dari 14 triliun Rupiah menurut kurs hari ini). Mereka adalah Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak. Meskipun demikian, keempatnya belum ada yang go public di bursa saham, khususnya Bursa Efek Indonesia.

Jagartha Advisors, sebuah layanan independent wealth management melihat hal ini didorong beberapa faktor.

Peraturan masih ketat

Saat ini tercatat baru tiga startup yang didominasi dari kalangan fintech yang sudah melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia. Mereka adalah Kios, MCash dan NFC Indonesia. Meskipun sudah banyak startup di Indonesia yang memiliki potensi untuk melakukan IPO, namun masih ketatnya peraturan dari BEI dan OJK, menyulitkan mereka untuk melakukan IPO di bursa efek.

“Saya melihat salah satu alasan rendahnya minat startup untuk melantai adalah karena saat ini Indonesia masih mengacu kepada dua papan, yaitu papan utama (mainboard) dan papan pengembangan (development). Untuk papan utama persyaratannya cukup sulit untuk bisa dipenuhi oleh startup yang terbilang masih kecil skala perusahaannya,” kata Co-Founder dan Managing Partner Jagartha Advisors Ari Adil.

Ketiga startup yang sudah masuk dalam bursa tersebut saat ini juga masih tergolong dalam papan pengembangan dan belum bisa terdaftar di papan utama. Untuk itu Ari melihat, rencana bursa untuk melihat kembali peraturan yang ada dan rencana untuk menerbitkan papan akselerasi menjadi solusi yang tepat untuk startup dan UKM.

Sebagai informasi, performa saham Kioson dan M Cash cukup memuaskan sejak mereka melakukan IPO akhir tahun lalu. Kapitalisasi pasar kedua perusahaan kini sudah di atas 2 triliun Rupiah.

Co-Founder dan Managing Partner Jagartha Advisors Ari Adil
Co-Founder dan Managing Partner Jagartha Advisors Ari Adil

“Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan akan membuka satu papan akselerasi bagi emiten mungkin sekitar akhir tahun 2018. Jika nantinya diluncurkan, startup bisa mendapatkan tambahan modal alternatif dari IPO tersebut,” kata Ari.

Saat ini fenomena sharing economy yang ditawarkan oleh startup “Unicorn” di Indonesia disinyalir menjadi faktor pemicu utama masuknya dana investasi asing yang fantastis. Baik GO-JEK, Tokopedia, Bukalapak, maupun Traveloka memaksimalkan konsep one stop solution dalam satu aplikasi. Menurut Ari, mereka (startup unicorn) tidak memiliki aset seperti perusahaan konvensional pada umumnya.

“Startup tersebut menyediakan aplikasi yang bermanfaat bukan hanya bagi pengguna tetapi bagi mereka yang memiliki aset seperti motor, mobil, produk, dan kehadiran startup ini mampu menjembatani gap di antara ini,” kata Ari.

Investor lokal harus jadi “raja”

Maraknya investor asing yang mendanai banyak startup di Indonesia merupakan hal yang positif untuk mempercepat pertumbuhan startup. Namun demikian, fenomena tersebut belum diimbangi dengan jumlah investor lokal dari venture capital hingga kalangan individu untuk berinvestasi. Hal tersebut yang menurut Ari, kurang untuk dikembangkan potensinya untuk investor lokal.

“Saya melihatnya sebenarnya orang Indonesia ingin berinvestasi di GO-JEK atau Traveloka, namun selama ini belum ada pasar atau peluang untuk melakukan kegiatan tersebut. Dengan adanya papan akselerasi untuk startup, merupakan akses untuk masyarakat Indonesia berinvestasi di startup indonesia melalui IPO,” kata Ari.

Masalah akses tersebut yang masih menjadi penghambat kegiatan melakukan investasi. Peluang bagi para investor lokal untuk berinvestasi pada startup unicorn Indonesia masih tersedia. Terlebih jika startup tersebut memutuskan untuk melantai di bursa saham Indonesia. Peran, dukungan, dan kolaborasi dari banyak pihak termasuk swasta dan pemerintah sangat dibutuhkan guna mencetak investor lokal yang menjadi “raja” sepenuhnya bagi startup-startup unicorn asal Indonesia.

Skyegrid Semangat Rangkul Pengembang Game Lokal

Mendukung pertumbuhan pengembang game lokal, Skyegrid layanan gaming on demand buatan developer lokal, secara resmi telah bermitra dengan pengembang game lokal triple A (“AAA”) Digital Happiness. Targetnya hingga akhir tahun 2018, Skygrid bisa merangkul sekitar 10 pengembang game lokal untuk ikut bergabung.

“Untuk saat ini, kami baru mempunyai satu pengembang game Triple A lokal, yakni Digital Happiness. Kerja sama dengan Digital Happiness ini sekaligus kick-off program kami dalam merangkul pengembang lokal sebanyak-banyaknya dalam beberapa waktu ke depan,” kata CEO Skyegrid Rolly Edward kepada DailySocial.

Hingga saat ini Skyegrid mengklaim telah memiliki sekitar 500 lebih pengguna aktif. Tidak hanya game enthusiasts dari Indonesia, Skyegrid juga sudah digunakan oleh pengguna di Singapura. Hingga akhir tahun, Skyegrid penambahan jumlah pengguna mencapai 20 ribu orang.

Menyediakan subscription plan

Pengguna yang ingin menikmati berbagai permainan lokal dan asing di platform Skyegrid, bisa berlangganan dengan biaya sebesar Rp179 ribu per bulan. Dengan berlangganan Skyegrid, siapapun bebas memilih untuk bermain di platform yang mereka mau, termasuk Android, Windows, MacOS X, sampai Xbox One.

“Di tahap awal, kami menyediakan lebih dari 50 judul game AAA terpopuler di Indonesia dari sekitar 25 publisher game ternama dunia, seperti Ubisoft, CD Projekt, Epic Games, 2K, dan masih banyak lagi. Jumlahnya akan terus kami tambah sampai 120 judul game favorit di Indonesia, pada akhir tahun ini,” kata Rolly.

Agar semua game bisa dimainkan secara umum untuk pengguna yang relevan, Skygrid juga melakukan filtering. Hal ini sengaja diterapkan untuk menghindari anak di bawah umur memainkan game yang mengandung unsur kekerasan, vulgar, dan lainnya.

“Sesuai dengan himbauan Kominfo, kami menganut peraturan IGRS (Indonesian Game Rating System) untuk semua kategori konten yang tersedia di platform Skyegrid. Dengan adanya standarisasi tersebut bisa menjadi suatu nilai untuk Indonesia,” kata Rolly.

Didukung Bekraf, Skyegrid berharap bisa memancing kreativitas dan inovasi segar pengembang lokal yang saat ini masih kesulitan untuk mempromosikan hingga menjual produk game mereka. Di sisi lain, dengan kemudahan dan akses yang diberikan dengan harga cukup terjangkau, pengguna diharapkan bisa menikmati berbagai permainan.

“Selain mendukung pengembang game lokal, Skyegrid juga ingin menghilangkan jual-beli game bajakan yang saat ini masih banyak beredar di pasaran,” kata Rolly.

Application Information Will Show Up Here

Cara Memanfaatkan Strategi Omni Channel yang Efektif

Pengalaman konsumen yang seamless merupakan salah satu alasan mengapa kegiatan pemasaran omni channel saat ini sangat relevan dilakukan. Proses omni channel mulai dari penawaran iklan produk, proses pencarian informasi pelanggan di channel online dan offline, dan pada akhirnya keputusan pelanggan tersebut untuk membeli.

Skema online-to-offline (O2O) saat ini sudah banyak diterapkan marketplace, layanan e-commerce, atau startup adtech. Mengetahui dengan benar bagaimana perjalanan konsumen mendapatkan informasi hingga mendapatkan produk yang diinginkan menjadi proses yang penting.

Memahami cara kerja omni channel

Dalam definisinya, omni channel bisa diartikan sebagai proses atau pengalaman pelanggan yang bisa menggunakan lebih dari satu channel penjualan seperti toko fisik, e-commerce/internet, mobile (m-commerce), social commerce, dan lainnya untuk melakukan riset, membeli, mendapatkan, dan mengembalikan atau menukar barang yang dibeli. Kegiatan ini semakin banyak dilakukan saat ini, ketika penetrasi internet dan smartphone makin meningkat, ditambah dengan maraknya layanan e-commerce yang memberikan pilihan tersebut.

Menurut AVP O2O Business Bukalapak Rahmat Danu Andika, pemasaran omni channel yang efektif harus bisa memahami perilaku sosial konsumen dan menjawab kebutuhan dengan tepat.

“Banyaknya channel yang digunakan tidak serta merta membuat strategi omni channel efektif. Justru sebaliknya ketika kemudahan seringkali menjadi kunci sukses walaupun channel yang digunakan terbatas.”

Menciptakan pengalaman pelanggan secara efektif dan konsisten menjadi lebih penting dibandingkan memberikan banyak pilihan kepada pelanggan. Proses yang seamless sejak awal hingga transaksi harus selalu diperhatikan.

“Yang tidak kalah penting adalah bagaimana integrasi tersebut juga dibarengi dengan proses yang sangat mulus (seamless). Alih-alih terintegrasi namun justru menjadikannya lebih rumit,” kata Rahmat.

Hal senada diungkapkan CEO & Co-Founder SociaBuzz Rade Tampubolon. Ia menyebutkan, perlu diciptakan integrated & seamless customer experience. Oleh karena itu yang paling penting adalah pemahaman mendalam tentang target konsumen terlebih dahulu. Seperti apa perilaku mereka, ekspektasi dan lainnya. Lalu setelah itu bangun strategi pemasaran yang integrated di atas fondasi pemahaman konsumen tersebut.

Omni channel bukan berarti kita harus menggunakan semua channel pemasaran. Namun menggunakan channel yang relevan dengan consumer journey. Experience yang didapat konsumen harus sama, mulai dari looks, feels, tonality, promises, convenience,” kata Rade.

Rade menambahkan, jika bisnis tersebut mengalami keterbatasan sumber daya, tidak wajib menjalankan semua. Fokus satu channel saja namun dengan eksekusi yang tepat.

“Seperti misalnya banyak online shop saat ini yang fokus hanya menggunakan endorsement dari artis dan selebgram saja, tidak menggunakan channel lain, omsetnya bisa luar biasa. Understanding the customer is key, dan kedua fokus tapi all out.”

Di sisi lain, kunci pemasaran omni channel yang ideal adalah aksesibilitas. Hal tersebut, menurut CEO Pomona Benz Budiman, mengharuskan platform omni channel agar lebih kreatif untuk terus mengembangkan entry point dan berada di mana konsumen berada.

“Seperti saat ini, Pomona membuka akses untuk dapat diakses dari aplikasi, mobile browser, dan desktop browser. Jadi para konsumen yang ingin mendapatkan cashback tidak lagi harus memiliki aplikasi. Bisa juga diakses dari mobile browser langsung.”

Skema online to offline yang ideal

Meskipun saat ini sisi online mendominasi kegiatan pemasaran, penjualan, dan pembayaran namun pada akhirnya sisi online tidak akan menggantikan offline. Semua kegiatan pemasaran akan memberikan hasil yang baik jika bisa menggabungkan kemudahan yang ditawarkan secara online dengan proses direct yang ditawarkan secara offline. Penggabungan ini juga dikenal dengan istilah webrooming (online) dan showrooming (offline).

Menurut Marketeers, kedua skenario tersebut merupakan skenario pembelian di era digital pada umumnya. Keduanya menandakan bahwa customer path di era sekarang tidak lepas dari kanal offline dan online konsumen pindah dari satu kanal ke kanal yang lain, baik online maupun offline.

Online to offline akan memadukan pengalaman belanja offline dengan kemudahan yang dihadirkan teknologi. Sehingga, ya, online to offline akan menjadi sangat relevan dengan kebutuhan konsumen saat ini,” kata Rahmat.

Pemasar sebaiknya tidak terlalu fokus ke berbagai channel yang harus ditawarkan kepada pelanggan. Lakukan pendekatan dengan cara yang berbeda dan mengedepankan demand dari konsumen.

“Skema O2O menjadi sangat relevan ketika konsumen sudah melihat [produk di toko offline], sudah mengetahui produknya seperti apa, bahannya seperti apa, namun belum ada keputusan membeli. Konsumen bisa melakukan pembelian melalui [segmen] online jika enggan kembali ke toko,” kata Head of Business Alfacart Viendra Primadia.

“Sebagai pemasar, kategori channel (offline/online) menurut saya tidak perlu menjadi fokus utama. Mata kita harus tetap tertuju ke konsumen, bukan ke channel. Karena kalau fokus ke channel, dan bukan ke konsumen, kita bisa kehilangan arah,” kata Rade.

Rade melanjutkan, channel pasti akan terus mengalami perubahan. Lakukan terus pendekatan kepada konsumen, cari tahu seperti apa perilaku dan ekspektasi mereka. Apakah mengalami perubahan, channel apa yang mereka suka, kemudian sesuaikan strategi pemasaran.

Cara tepat mengukur pemasaran omni channel

Tidak dapat dipungkiri salah satu kunci kesuksesan kegiatan pemasaran adalah dengan menerapkan strategi omni channel. Namun demikian cara untuk mengukur hasil tersebut harus disesuaikan dengan tujuan kegiatan pemasaran yang dilakukan, apakah untuk meningkatkan penjualan, brand awareness, akuisisi pengguna, dan lainnya.

“Selama masing-masing bisnis sudah menentukan north star metric mereka, hal selanjutnya yang bisa dilakukan, tinggal diukur pemasaran apa yang efektif untuk meningkatkan metric tersebut,” kata Rade.

Dalam hal ini, menurut Benz, measurability dan accessibility menjadi ukuran kesuksesan yang memungkinkan pemasaran apapun yang dilakukan jadi lebih terukur dan bisa dikorelasikan dengan ROI masing-masing perusahaan. Jika tahapannya masih membangun brand, awareness adalah metric yang diusahakan.

“Aksesibilitas juga menjadi konsentrasi utama strategi pemasaran omni channel. Semakin kita mempermudah konsumen untuk mengakses dan memakai produk kita, disanalah definisi sesungguhnya dari teknologi omni channel yang mempermudah hidup manusia.”

Sementara itu, menurut Rahmat, ketika kegiatan pemasaran sudah banyak diadopsi masyarakat, hal tersebut juga bisa menjadi pengukur kesuksesan kegiatan pemasaran memanfaatkan omni channel.

“Secara sederhana pertumbuhan transaksi yang terdigitalisasi Itu menunjukkan kemudahan yang dihadirkan pemasaran omni channel telah diadopsi lebih banyak masyarakat yang merasakan kemudahan dan pengalaman yang baik,” kata Rahmat.

Hal senada juga diungkapkan Viendra yang menyebutkan kesuksesan bisa dilihat dari kepuasan konsumen dalam memperoleh experience yang sama baik online maupun offline dan sebagai bisnis tentunya hal tersebut tercermin dengan peningkatan volume penjualan,

“Dengan omni channel, yang tidak terpenuhi di offline bisa dilakukan melalui online, begitupun sebaliknya. Hal tersebut mampu untuk mengurangi tingkat pembatalan pemesanan,” tutup Viendra.

XL Axiata Partners with Microsoft Indonesia to Target SME and Enterprise

In maximizing service to SMEs and enterprises, XL Axiata (XL), announces a strategic partnership with Microsoft Indonesia. Kirill Mankovski, XL’s Chief Enterprise & SME Officer, said to the media that this partnership is based on XL’s commitment in creating service for SMEs and enterprises which currently shows positive growth.

“Not really different with the previous XL’s Biz service, the current BIZ offers an affordable price. However, we’re now provide bundling products of Microsoft’s Office 365,” he said.

Officially, the partnership with XL is Microsoft Indonesia’s first. Globally, this kind of collaboration is common for Microsoft.

“Basically, we want to support the collaboration era that currently prioritizes internet network and speed. If the business once relied on devices, recently the fast and affordable internet connection become the business choice,” Mulia Dewi Karnadi, Microsoft Indonesia’s Small Medium Corporate Director, said.

There are four variants of prepaid BIZ package offered to individuals and businesses. Started from BIZ starter for IDR 49,000 to BIZ Infinity for IDR 499,000. In addition to the prepaid payment options, BIZ service can be upgraded into postpaid.

“The product we offer is complete and ideal for business owners which having difficulties in finding the suitable internet plan for the business,” Mankovski added.

Provide services to 93% of the population

Allan Bonke, XL Axiata’s Chief Commercial Officer, said that XL Axiata has currently provided 93% of the population with total users reaching 52.9 million. The company has 111,000 BTS and 25,000 4G BTS. There are 380 cities/regencies in Indonesia have been covered with 4G / LTE services. XL Axiata claims around 2900 companies are using its services.

“Although Indonesia is dominated by prepaid customers, we’re now starting to see changes in postpaid customers which shows positive growth,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Hukumonline Luncurkan Chatbot “LIA”, Berikan Kemudahan Akses Informasi Hukum

Jika sebelumnya teknologi chatbot banyak digunakan layanan e-commerce, jasa, dan lainnya, kini hadir chatbot yang bisa membantu masyarakat umum mengerti lebih mendalam tentang hukum di Indonesia. Fitur chatbot yang diluncurkan Hukumonline tersebut bernama Legal Intelligent Assistant (LIA).

Mengklaim sebagai chatbot hukum pertama di Indonesia, fokus ke informasi seputar edukasi hukum yang kerap ditanyakan masyarakat umum. Di perayaan ulang tahunnya yang ke-18, Hukumonline ingin menghadirkan teknologi baru yang menyajikan informasi ini.

Secara khusus LIA digambarkan sebagai seorang perempuan generasi milenial yang ceria, cerdas, berpenampilan stylish, berusia 23 tahun, dan melek hukum karena sering membaca artikel-artikel dari Klinik Hukumonline.

Diluncurkannya LIA disebut sebagai komitmen Hukumonline dalam memberi edukasi hukum dan meningkatkan kemudahan bagi pembaca untuk mengakses kontennya

“Bertepatan pada ulang tahun Hukumonline ke-18, kami dengan bangga memperkenalkan chatbot Legal Intelligent Assistant, atau yang kami panggil ‘LIA’. LIA merupakan chatbot berteknologi Artificial Intelligence (AI) yang mampu memahami dan merespon pertanyaan terkait hukum,” kata CTO Hukumonline Arkka Dhiratara.

Memanfaatkan Facebook Messenger

Untuk memudahkan pengguna mengakses, LIA chatbot memanfaatkan channel Facebook Messenger. Pilihan ini bisa dinikmati pengguna saat mengakses situs atau langsung melalui platform Facebook Messenger.

“Dipilihnya Facebook Messenger sebagai channel karena berdasarkan survei yang kami lakukan kepada pengguna dan tergolong media sosial favorit mereka. Dengan alasan itu kami prioritaskan dulu channel Facebook Messenger,” kata Arkka.

LIA akan menyapa pengguna dan menawarkan tiga informasi hukum, yaitu hukum perkawinan, perceraian dan waris. Usai pilihan ditentukan, akan terlihat informasi hukum yang dicari dengan gaya bahasa informal.

LIA juga dibekali teknologi AI natural language processing (NLP), yaitu kemampuan untuk memahami dan menulis bahasa manusia. Dengan NLP, LIA mengerti apa yang ditulis pengguna dan mampu merespon layaknya manusia.

Teknologi NLP memungkinkan interaksi yang lebih natural. Dengan demikian, pengguna LIA dapat lebih nyaman dan bebas bertanya seputar dunia hukum.

“Kami terus melakukan inovasi tiada henti dalam mengemas konten hukum agar dapat mudah dipahami dan bermanfaat buat masyarakat luas,” kata Arkka.

 

Kolaborasi UOB Indonesia dan COCOWORK Dukung Pertumbuhan Startup

Bertujuan merangkul lebih banyak perusahaan rintisan dan UKM, Bank UOB Indonesia umumkan kemitraan dengan COCOWORK menghadirkan UOB X COCOWORK. Dalam sambutannya, Direktur Utama UOB Indonesia Kevin Lam mengungkapkan, coworking space UOB X COCOWORK di gedung UOB Plaza Jakarta diharapkan bisa menjadi platform startup bekerja dan berkolaborasi.

“Kemitraan strategis ini bisa membantu pelaku UKM dan startup agar bisa mendukung perkembangan ekonomi Indonesia. UOB Indonesia berharap bisa menjadi bagian dari ekosistem tersebut.”

Tidak hanya ruangan kerja, di coworking space UOB X COCOWORK semua startup dan pelaku UKM yang bergabung bisa memanfaatkan jaringan UOB di Indonesia dan di negara lainnya. Berbentuk pelatihan hingga konsultasi khusus, UOB Indonesia ingin membantu startup mengembangkan bisnisnya. Saat ini ada sekitar 40 perusahaan yang menjadi tenant di coworking space UOB X COCOWORK.

Meskipun secara khusus menargetkan layanan fintech, UOB Indonesia juga membuka kesempatan untuk perusahaan teknologi, perusahaan pemasaran digital, penyedia layanan profesional seperti kantor pengacara, akuntan dan spesialis properti intelektual untuk bergabung dengan komunitas UOB Indonesia dan COCOWORK.

“Bank UOB telah hadir di 15 negara dan kami siap membantu startup yang berniat mengembangkan usahanya. Nantinya jika diperlukan kami akan memberikan konsultasi hingga mengajak untuk bergabung dalam kegiatan CSR yang kami miliki,” kata Channels Director UOB Indonesia Pardi Kendy.

UOB juga memberikan layanan finansial kepada startup yang ingin mendapatkan tambahan modal usaha.

Rencana ekspansi COCOWORK

Setelah mengumumkan rebranding menjadi COCOWORK (sebelumnya EV Hive) pada bulan Juni lalu, COCOWORK memiliki rencana akhir tahun 2018 untuk ekspansi ke tiga kota baru, yaitu Makassar, Bali, dan Yogyakarta.

Sudah berdiri selama tiga tahun, COCOWORK kini telah memiliki 21 lokasi di Jakarta dan Medan dengan jumlah tiga ribu anggota. Rencana ekspansi COCOWORK diharapkan bisa memperluas kesempatan bekerja bagi startup di kota lainnya.

“Melalui kerja sama dengan UOB Indonesia, anggota kami dapat memiliki peluang untuk mengembangkan bisnis mereka di Asia Tenggara,” tutup Co-Founder & CEO COCOWORK Carlson Lau.

XL Axiata dan Microsoft Indonesia Bermitra, Sasar Kalangan UKM dan “Enterprise”

Guna memaksimalkan layanan ke kalangan UKM dan enterprise, XL Axiata (XL) mengumumkan kemitraan strategisnya dengan Microsoft Indonesia. Kepada media, Chief Enterprise & SME Officer XL Kirill Mankovski mengungkapkan, kemitraan ini dijalin sesuai komitmen XL untuk menghadirkan layanan lebih ke kalangan UKM dan enterprise yang saat ini menunjukkan pertumbuhan yang positif.

“Tidak jauh berbeda dengan layanan Biz dari XL sebelumnya, layanan BIZ kali ini juga menawarkan harga yang terjangkau. Namun kali ini kami memberikan produk bundling Office 365 online milik Microsoft,” kata Kiril.

Secara resmi, kerja sama dengan XL merupakan yang pertama dilakukan Microsoft Indonesia. Secara global, kolaborasi seperti ini sudah kerap dilakukan Microsoft.

“Pada dasarnya kita ingin mendukung era kolaborasi yang saat ini lebih mengutamakan kecepatan dan jaringan internet. Jika dulunya bisnis tergantung dengan device, saat ini koneksi internet yang cepat dan terjangkau menjadi pilihan untuk usaha,” kata Small Medium Corporate Director Microsoft Indonesia Mulia Dewi Karnadi.

Terdapat empat varian Paket BIZ prabayar yang ditawarkan kepada pengguna kalangan individu dan bisnis. Mulai BIZ Starter seharga Rp 49.000 hingga BIZ Infinity seharga Rp 499.000. Selain pilihan pembayaran dengan cara prabayar, layanan BIZ juga bisa di-upgrade menjadi pascabayar.

“Produk yang kami hadirkan ini sudah sangat lengkap dan ideal bagi pemilik bisnis yang masih kesulitan mencari kuota internet yang sesuai untuk usaha,” kata Kiril.

Telah melayani 93% populasi

Di kesempatan yang sama, Chief Commercial Officer XL Axiata Allan Bonke menyebutkan, saat ini XL Axiata telah melayani sekitar 93% populasi di Indonesia dengan jumlah pengguna mencapai 52,9 juta orang. Perusahaan memiliki 111 ribu BTS dan 25 ribu BTS 4G. 380 kota/kabupaten di Indonesia telah tercakupi layanan 4G/LTE. XL Axiata mengklaim sekitar 2900 perusahaan telah menggunakan layanannya.

“Meskipun Indonesia didominasi pelanggan prabayar, namun saat ini kami mulai melihat perubahan pelanggan pascabayar yang mulai menunjukkan pertumbuhan yang positif,” kata Allan.

Investree dan Tanamduit Bermitra, Tambah Varian Akses Berinvestasi

Bertujuan  menambah pengguna dan menambah kolaborasi dengan layanan P2P lending, platform reksa dana online Tanamduit yang merupakan produk PT Star Mercato Capitale hari ini meresmikan kemitraan dengan Investree. Kerja sama ini diharapkan bisa memberdayakan idle money yang dimiliki lender (pemberi pinjaman) Investree dengan melakukan investasi reksa dana di Tanamduit. Produk reksa dana yang ditawarkan adalah reksa dana pasar uang.

“Selama ini cukup banyak para lender yang kehabisan borrower (peminjam) untuk kemudian dana yang dimiliki bisa diinvestasikan. Kerja sama ini memungkinkan para lender di Investree melakukan investasi uang mereka dalam bentuk reksa dana,” kata Direktur Tanamduit Muhammad Hanif.

Sebagai platform reksa dana yang telah mengantongi izin OJK, Tanamduit aktif mengembangkan infrastruktur, menambah talenta dan kemitraan dengan perusahaan asset management. Secara keseluruhan saat ini Tanamduit telah memiliki delapan mitra perusahaan asset management, 2500 pengguna aktif, dan aplikasi untuk platform Android dan iOS.

Tanamduit juga berencana mengumumkan pendanaan baru dari investor lokal dan asing. Masih dalam tahap penjajakan, nantinya dana baru ini akan digunakan untuk menambah infrastruktur Tanamduit.

“Saat ini Tanamduit sudah memiliki sekitar 20 anggota tim. Jumlah tersebut masih kita maksimalkan sambil mengembangkan teknologi dan produk kami,” kata Hanif.

Idle money dan aturan OJK

Perihal idle money tersebut ternyata mendapat sorotan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator. Rencananya dalam waktu dekat peraturan terkait uang tersimpan dalam investasi yang tidak dimaksimalkan dan mengendap akan diatur OJK dalam peraturan khusus.

“Kami melihat hal tersebut bisa menjadi peluang bagi Tanamduit untuk melancarkan kegiatan penjualan dan pemasaran kami dengan menjalin kolaborasi dengan layanan fintech seperti Investree,” kata Hanif.

Hanif menambahkan, selama ini Tanamduit dan platform serupa lainnya masih kesulitan melakukan edukasi untuk mulai melakukan investasi dalam bentuk reksa dana. Dengan kolaborasi ini, Tanamduit berharap bisa menambah jumlah pengguna sekaligus melakukan edukasi lebih masif lagi terkait produk reksa dana online.

“Untuk saat ini jenis reksa dana yang kita jual adalah tipe pasar uang, namun tidak menutup kemungkinan ke depannya kerja sama akan dikembangkan dalam bentuk produk dan layanan yang berbeda,” kata Hanif.

Alternatif bagi lender Investree

Lender Investree yang telah terdaftar akan mendapatkan notifikasi untuk bisa berinvestasi dalam bentuk reksa dana. Setelah pilihan dan verifikasi dilakukan, lender bisa melakukan proses tersebut hanya dalam tiga langkah mudah. Dengan nilai investasi yang terjangkau, mulai dari Rp 100 ribu, lender nantinya bisa mendapatkan return yang dikelola manajer investasi profesional sehingga dapat menjaga lender dari risiko pendanaan tunggal secara online.

Layanan reksa dana ini tidak mengenakan biaya apapun untuk keseluruhan prosesnya. Kerja sama yang dijalin antara Investree dan Tanamduit merupakan kolaborasi pertama yang dilakukan oleh layanan fintech P2P lending dan agen penjual efek reksa dana (APERD). Menurut CEO Investree Adrian Gunadi, ke depannya akan lebih banyak lagi kolaborasi antara layanan fintech dengan bank dan institusi keuangan lainnya.

Reksa dana for lender merupakan layanan khusus yang dihadirkan Investree sebagai nilai tambah dan alternatif bagi lender untuk mendiversifikasi portofolio dan cash-in-hand di akun Investree mereka.

“Saya melihat kolaborasi ini sangat ideal untuk Investree. Menggandeng Tanamduit yang sudah memiliki pengalaman dan kredibilitas dalam hal manajemen aset, kami berharap bisa memberikan pilihan lebih kepada lender,” kata Adrian.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here