BRI, Tencent, dan Hi Cloud Jalin Kerja Sama untuk Inovasi Layanan Perbankan

Tencent Cloud baru-baru ini mengumumkan kerja sama dengan BRI dan Hi Cloud Indonesia melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU). Kolaborasi ini bertujuan untuk membawa inovasi pada layanan perbankan BRI, terutama dalam peningkatan pengalaman layanan pelanggan dan transaksi.

Tencent Cloud berkomitmen untuk menciptakan solusi inovatif yang menyelesaikan masalah nyata dan memungkinkan transformasi digital untuk industri cerdas. Hal ini dilakukan dengan menyediakan produk dan layanan cloud yang aman dan berkualitas tinggi, dengan memanfaatkan kemajuan teknologi seperti cloud computing, big data analytic, hingga cyber security.

SVP Tencent Cloud International Poshu Yeung menyatakan, “Kami senang dapat bermitra dengan BRI, karena kami memiliki visi bersama dalam memimpin inovasi perbankan di Indonesia. Kolaborasi ini akan memanfaatkan keahlian kami yang luas dalam bekerja dengan bank dan lembaga keuangan di seluruh dunia, memberdayakan BRI dengan akses ke solusi berkualitas tinggi dan andal.”

Kepala Divisi Pengembangan & Operasional Perbankan Digital BRI Kaspar Situmorang, juga menyampaikan, “BRI berkomitmen untuk mendorong inovasi sesuai dengan visi kami untuk menjadi grup perbankan paling bernilai di Asia Tenggara dan juara inklusi keuangan pada tahun 2025. Sebagai bagian dari pendekatan strategis BRI, kami bertujuan untuk meningkatkan kemampuan perbankan ritel kami dengan menjelajahi berbagai teknologi.”

Proyek ini diharapkan dapat memperkuat posisi BRI sebagai pemimpin inovasi teknologi dalam industri perbankan Indonesia, dengan menyediakan solusi yang lebih nyaman, inklusif, efisien, dan aman bagi para pelanggan.

Kerja sama ini menandai komitmen BRI untuk tetap menjadi pelopor inovasi dalam layanan perbankan di Indonesia, menggabungkan keahlian teknologi Tencent Cloud dengan keahlian lokal dan kemampuan adopsi pasar BRI.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Sejumlah Perusahaan Lokal Gandeng Microsoft Terapkan AI untuk Bantu Operasional Bisnis

Di era revolusi digital yang semakin berkembang, Telkom, BUMA, dan DANA telah mengambil langkah strategis bersama Microsoft untuk mengintegrasikan Artificial Intelligence (AI) dalam operasional bisnis mereka.

Dalam acara Microsoft Build: AI Day Jakarta, ketiga perusahaan ini memaparkan bagaimana mereka memanfaatkan Copilot for Microsoft 365 dan GitHub Copilot untuk mengoptimalkan proses kerja.

“Kami telah melihat peningkatan efisiensi yang signifikan dalam pengembangan perangkat lunak dan manajemen tugas sehari-hari berkat AI,” ujar Executive Vice President Digital Business & Technology Telkom Group Komang Aryasa.

Alat-alat berbasis AI ini memungkinkan developer di perseroan menghasilkan kode dengan lebih cepat dan akurat, mempercepat respons terhadap kebutuhan pasar.

Sementara itu BUMA (PT Bukit Makmur Mandiri Utama), sebagai kontraktor pertambangan terkemuka, juga mengalami peningkatan produktivitas dengan adopsi Copilot for Microsoft 365.

“Teknologi ini telah meredefinisi cara kami berinteraksi dengan data dan menjalankan tugas operasional,” kata IT General Manager BUMA Edwin Rene Asparsayogi.

Adapun DANA yang terkenal dengan inovasi di sektor fintech, mengimplementasikan AI untuk meningkatkan layanan keuangan digital mereka. CTO DANA Norman Sasono menekankan betapa AI telah membantu perusahaan meningkatkan efisiensi komunikasi internal dan memberikan layanan pelanggan yang lebih responsif.

Inisiatif bersama ini tidak hanya mencerminkan komitmen perusahaan-perusahaan ini terhadap inovasi teknologi, tetapi juga upaya mereka dalam mendorong ekonomi digital Indonesia.

“Dukungan Microsoft dalam transformasi AI ini sangat penting, membantu kami memastikan bahwa teknologi yang kami gunakan aman dan dapat diandalkan,” tambah Presiden Direktur Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir.

Kolaborasi ini menjanjikan era baru dalam efisiensi operasional dan pelayanan pelanggan, membawa Indonesia lebih dekat pada visi menjadi kekuatan ekonomi digital yang dominan di Asia Tenggara.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Hanwha Life Akuisisi 40% Saham NOBU untuk Perkuat Bisnis di Asia Tenggara

Dalam upaya memperluas jaringan dan meningkatkan kapasitas bisnis di kawasan Asia Tenggara, Hanwha Life, perusahaan asuransi dari Korea Selatan, telah resmi mengumumkan akuisisi 40% saham di PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU), yang merupakan bagian dari Lippo Group.

Transaksi ini menjadi bagian dari rencana besar Hanwha Life untuk mengintegrasikan bisnis asuransi mereka dengan sektor perbankan global, menandai langkah penting dalam strategi ekspansi mereka.

Dengan transaksi yang difasilitasi oleh Ciptadana Sekuritas, Hanwha Life menginvestasikan sejumlah 560 miliar Rupiah. Pembelian ini mencerminkan komitmen Hanwha untuk mengadaptasi dan menggabungkan inovasi digital dalam operasional perbankan tradisional Bank Nobu, dengan tujuan untuk memberikan layanan yang lebih efisien dan inovatif kepada pelanggan.

“Ini adalah milestone penting dalam usaha kami untuk membangun ekosistem keuangan yang lebih luas dan terintegrasi di Asia Tenggara,” ujar perwakilan Hanwha Life. “Kami percaya bahwa Indonesia, dengan potensi ekonominya yang besar, adalah pasar yang strategis untuk investasi ini.”

Kerja sama ini diharapkan tidak hanya akan memperkuat posisi Hanwha Life di pasar keuangan Asia tetapi juga membawa inovasi dan peningkatan layanan yang berorientasi pada kebutuhan pelanggan di Indonesia.

Integrasi antara teknologi canggih Hanwha dan pengalaman Bank Nobu dalam operasional perbankan domestik diharapkan akan menciptakan sinergi yang menguntungkan kedua pihak dan memperluas jangkauan layanan mereka di kawasan ini.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

GOTO Umumkan Rencana Private Placement dan Buyback Saham

Dalam upaya memperkuat struktur permodalan dan mendukung ekspansi bisnis, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan rencana untuk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 11 Juni 2024 mendatang.

Agenda utama adalah pembahasan mengenai Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) yang melibatkan penerbitan hingga 120,14 miliar saham Seri A, atau setara dengan 10% dari modal yang disetor penuh perusahaan.

Selain itu, GOTO juga berencana melakukan pembelian kembali saham sebagai bagian dari strategi keuangan untuk meningkatkan nilai pemegang saham dan optimasi kinerja perusahaan.

Dana yang berhasil dihimpun dari private placement akan digunakan untuk mendukung kebutuhan modal kerja, serta potensi konversi utang menjadi saham di masa depan. Strategi ini diharapkan dapat memperkuat posisi keuangan GOTO dalam menghadapi dinamika pasar yang kompetitif.

Rencana penggunaan dana dari hasil penambahan modal juga meliputi pengembangan kapasitas operasional untuk beberapa anak perusahaan, seperti PT Dompet Anak Bangsa dan PT Multifinance Anak Bangsa, yang akan mendapat alokasi masing-masing sebesar 25% dari total dana yang diperoleh.

Pembahasan lebih lanjut mengenai harga saham baru akan ditetapkan paling tidak 90% dari harga penutupan rata-rata di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 25 hari perdagangan sebelum tanggal efektif pendaftaran saham. Keseluruhan proses penambahan modal dan pembelian kembali saham ini telah disusun sesuai dengan regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menegaskan komitmen GOTO terhadap praktik tata kelola perusahaan yang baik dan transparansi korporat.

GOTO berharap dengan langkah strategis ini, perusahaan dapat lebih agresif dalam ekspansi pasar dan inovasi layanan, sekaligus meningkatkan kepercayaan investor dan pemegang saham terhadap prospek jangka panjang perusahaan.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

LLV Launchpad: Wadah Baru bagi Startup Global untuk Berkembang di Indonesia

Dalam upaya mendukung pertumbuhan startup di Indonesia secara berkelanjutan, Living Lab Ventures (LLV), unit ventura dari Sinar Mas Land, resmi meluncurkan “LLV Launchpad”. Inisiatif ini dirancang sebagai pusat inkubasi yang memberikan kesempatan bagi para pengusaha global untuk masuk dan berkembang di pasar Indonesia.

LLV Launchpad berlokasi di BSD City, yang merupakan pusat dinamis dari berbagai kegiatan teknologi dan inovasi. Melalui program ini, startup tidak hanya mendapatkan akses langsung ke pasar lokal, tetapi juga dapat mengambil keuntungan dari dukungan dan sumber daya yang disesuaikan untuk mempercepat pertumbuhan mereka.

Chief Transformation Officer Sinar Mas Land Mulyawan Gani, menegaskan bahwa banyak startup lokal telah merasakan manfaat dari dukungan LLV, dan kini pihaknya ingin membuka kesempatan yang sama bagi startup global.

“Kami berharap dapat membawa lebih banyak inovasi dan mendorong perkembangan entrepreneurship di Indonesia melalui LLV Launchpad,” ujar Gani.

Partner Living Lab Ventures Bayu Seto turut menambahkan bahwa LLV percaya pada kekuatan transformasi startup dalam mendorong inovasi.

“LLV Launchpad akan memungkinkan startup global untuk mengakses pasar potensial, mendapatkan bimbingan dari para ahli lokal, dan memanfaatkan sumber daya untuk berkembang di lingkungan yang kompetitif,” tutur Seto.

Program ini menawarkan berbagai manfaat, seperti eksposur langsung ke pasar Indonesia, peluang pendanaan dan investasi, serta kemungkinan untuk berkolaborasi dalam ekosistem Sinar Mas Land. Startup yang tergabung dalam LLV Launchpad juga dapat menikmati lingkungan kolaboratif yang dibangun untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi bersama.

Dengan peluncuran LLV Launchpad, Living Lab Ventures tidak hanya memperkuat posisinya sebagai pemain kunci dalam ekosistem startup Indonesia tetapi juga membuka pintu bagi inovasi global untuk berkembang di Asia Tenggara.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Blibli Catat Peningkatan Kinerja di Kuartal Pertama 2024

PT Global Digital Niaga Tbk (GDN), perusahaan yang menaungi platform online marketplace Blibli, mengumumkan peningkatan kinerja keuangan di kuartal pertama 2024. Berdasarkan rilis terbaru, GDN berhasil memperkecil kerugian bersih menjadi Rp691,2 miliar.

Meski masih mencatatkan kerugian, GDN menunjukkan tren positif dengan pengurangan rugi bersih sebesar 21,28% dari tahun sebelumnya. Pendapatan perusahaan naik tajam, didorong oleh strategi diversifikasi produk dan peningkatan efisiensi operasional.

“Kami optimis dengan tren positif ini dan berupaya keras untuk mencapai titik impas pada akhir tahun fiskal,” ujar CEO GDN Kusumo Martanto.

Di tengah persaingan yang ketat, GDN terus berinovasi dengan meluncurkan beberapa inisiatif strategis. Baru-baru ini, mereka mengumumkan kerja sama dengan beberapa merek internasional, serta pengembangan platform baru yang lebih user-friendly untuk meningkatkan pengalaman belanja online. Langkah ini diharapkan akan menarik lebih banyak konsumen dan memperluas cakupan pasar GDN.

Menurut analisis pasar terkini, GDN berada di posisi yang baik untuk memanfaatkan peningkatan aktivitas belanja online di Indonesia. Meskipun menghadapi tantangan makroekonomi seperti inflasi dan penurunan daya beli, adaptasi strategi pemasaran dan promosi yang agresif diharapkan akan memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi kompetisi.

Dalam hal operasional, GDN telah berhasil meningkatkan efisiensi logistik mereka dengan memanfaatkan teknologi terkini. Implementasi sistem otomasi gudang dan penggunaan analitik data besar telah mengoptimalkan distribusi produk dan mempercepat proses pengiriman.

PT Global Digital Niaga Tbk terus menunjukkan adaptabilitas yang kuat dalam menghadapi dinamika pasar yang terus berubah, dengan harapan untuk tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang di masa depan.

Satukan akun di ekosistem bisnis

Seperti diumumkan dalam milis yang disebarkan ke pelanggan, dalam waktu dekat ekosistem bisnis BELI, meliputi Blibli, tiket.com, dan RANCH akan menggabungkan akun aplikasinya menjadi satu di ekosistem Blibli Tiket. Ini menjadi langkah lanjutan setelah perusahaan mengumumkan merger pada Oktober 2022 lalu.

Sebelumnya Blibi dan Tiket.com sempat integrasikan layanan melalui widget single sign-on. Pengguna tinggal memasukkan kredensial login mereka, seperti nama pengguna dan kata sandi, pada satu halaman untuk mengakses beberapa ekosistem layanan. Widget SSO memampukan pengguna untuk mengakses Tiket.com melalui platform Blibli dengan akun yang sama terdaftar di Blibli.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Kondisi Keuangan GOTO Q1 2024 Membaik Setelah Lepas Tokopedia

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan kinerja keuangan kuartal pertama 2024. Terdapat beberapa catatan menarik yang dapat disimak.

Pertama, dari sisi bottom line, GOTO mampu melanjutkan tren penurunan rugi bersih menuju profitabilitas. Rugi bersih atribusi entitas induk terpangkas hingga 78% menjadi Rp861,91 miliar dari sebelumnya Rp3,86 triliun. Penurunan rugi ini menjadi terendah sepanjang perusahaan didirikan sejak Desember 2015.

Sebagai perbandingan, Q1 2022 rugi atribusi GOTO sebesar Rp6,47 triliun. Q1 2021 rugi sebesar Rp1,81 triliun. Sementara, rugi GOTO dalam satu tahun sebesar Rp90,39 triliun akibat goodwill senilai Rp78,77 triliun.

Jika mengeluarkan penurunan nilai goodwill itu, sebenarnya rugi GOTO dari bisnis yang tercatat hanya Rp11,75 triliun (2023), turun 60,04% dari kerugian di tahun sebelumnya sebesar Rp29,4 triliun.

Kedua, dari sisi top line, pendapatan bersih meningkat 22% menjadi Rp4,07 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp3,33 triliun. Berikut rinciannya:

  • Pendapatan bruto lini on-demand tumbuh 12% menjadi Rp3,34 triliun, EBITDA yang disesuaikan menyusut dari minus Rp246 miliar menjadi Rp166 miliar.
  • Pendapatan dari e-commerce service fee Rp110 miliar dari periode Februari-Maret 2024. Kini Tokopedia dicatatkan sebagai entitas asosiasi perseroan per 1 Februari 2024. Capaian ini dianggap menjanjikan, bersamaan dengan pemenuhan kepatuhan terhadap regulasi.
  • Pendapatan bruto dari lini fintech naik 57% menjadi Rp666 miliar. EBITDA yang disesuaikan menyusut sebesar 52% menjadi Rp248 miliar.

Dalam keterangan resmi, Direktur Utama Grup GoTo Patrick Walujo menyampaikan sepanjang tahun lalu, pihaknya telah meletakkan landasan yang kuat serta menentukan strategi pertumbuhan dengan memperluas basis pengguna, memperdalam wallet share pengguna ekosistem, menurunkan beban operasional, serta memperkuat kemitraan dengan TikTok.

“Pada kuartal pertama 2024, kami telah mempercepat pelaksanaan strategi tersebut serta kembali melakukan investasi pada produk-produk andalan, yang hasilnya mulai terlihat di bulan Maret dan April 2024. Seiring implementasi strategi tersebut, kami berharap dapat mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih cepat di tahun ini, dan di saat yang sama tetap berkomitmen kepada tujuan profitabilitas yang telah kami tetapkan,” terang dia.

Direktur Keuangan Grup GoTo Jacky Lo melanjutkan, pada Q1 2024 GOTO mencatatkan pertumbuhan top line kuat. Hal ini tercermin pada pertumbuhan GTV inti grup sebesar 32% dibandingkan tahun sebelumnya, serta pertumbuhan pendapatan bruto sebesar 18%.

“Sementara itu, EBITDA yang disesuaikan tetap sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga kami berada di jalur yang tepat untuk mempertahankan pedoman EBITDA yang disesuaikan untuk tahun buku 2024. Kami akan tetap berinvestasi dengan hati-hati, mempertahankan pengelolaan beban usaha secara disiplin, seiring langkah mempertahankan pertumbuhan bisnis jangka panjang,” kata Lo.

GOTO secara konsolidasian memangkas kerugian EBITDA yang disesuaikan sebesar 89% menjadi Rp102 miliar. Disampaikan pencapaian ini berada dalam jalur yang tepat untuk memenuhi pedoman kinerja EBITDA yang disesuaikan impas untuk keseluruhan tahun buku 2024.

Kerugian EBITDA disesuaikan ini disebabkan oleh pelaksanaan rencana peningkatan investasi untuk ekspansi bisnis fintech GoTo, serta perlambatan yang disebabkan oleh kondisi musiman pada segmen on-demand services di bulan Januari dan Februari 2024.

“Faktor-faktor tersebut telah dipertimbangkan sebelumnya, dan GoTo tetap berada dalam jalur yang tepat untuk mencapai pedoman kinerja EBITDA Grup yang disesuaikan impas (break even) untuk keseluruhan tahun buku 2024.”

Dekonsolidasi GoTo Logistics

Grup GoTo juga telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat untuk melakukan divestasi kepemilikannya terhadap bisnis pengiriman dan pemenuhan (fulfillment) pendukung Tokopedia yang berada di bawah GoTo Logistics. Pada saat penyelesaian transaksi tersebut, GoTo Logistics juga akan didekonsolidasi dari Grup GoTo.

Transaksi ini tidak akan berdampak kepada GoSend, layanan pengiriman konsumen-ke-konsumen yang pada saat ini tersedia melalui aplikasi Gojek yang merupakan bagian dari segmen bisnis On-Demand Services Grup GoTo.

Patrick menjelaskan GoTo Logistics memiliki bisnis yang berkaitan dengan layanan di Tokopedia, seperti pengiriman dan fulfilment. Operasional GoTo Logistics yang berkaitan dengan Tokopedia tersebut menurutnya akan kembali ke Tokopedia.

“Bagian kedua dari bisnis tersebut adalah yang tidak terkait dengan layanan Tokopedia, dan ini adalah bagian bisnis B2B yang akan tetap bersama GOTO,” kata Patrick dalam earning calls GOTO seperti dikutip dari Bisnis.com.

Selain itu, lanjut Patrick, dekonsolidasi ini juga tidak terkait dengan GoSend. Dia menjelaskan GoSend tidak pernah menjadi bagian dari GoTo Logistics dan merupakan bagian dari bisnis On-Demand Service GoTo.

“GoSend tidak pernah menjadi bagian dari GoTo Logistics. Itu [GoSend] selalu menjadi bagian dari bisnis ODS kami dan akan tetap bersama kami,” tutur Patrick.

Bukalapak Raih EBITDA Disesuaikan Positif pada Q1 2024

PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) meraih EBITDA yang disesuaikan positif sebesar Rp15 miliar pada kuartal I 2024 dari minus Rp209 miliar pada kuartal I 2023. Namun, BUKA masih mengalami rugi bersih sebesar Rp41 miliar, menyusut dari posisi rugi Rp1 triliun pada periode sama tahun lalu.

“Untuk pertama kalinya, kami meraih keuntungan berbasis EBITDA yang disesuaikan di sepanjang tiga bulan pertama 2024. Hasil ini dicapai lewat pertumbuhan pendapatan yang kuat, take rate yang terus meningkat–terutama di segmen O2O–serta pengendalian biaya operasional,” ujar Presiden Bukalapak Teddy Oetomo dalam keterangan resminya.

Perolehan pendapatan intinya sebesar Rp185 miliar pada Q1 2024. Pendapatan inti dihitung sebagai laba bersih yang dilaporkan tidak termasuk keuntungan/kerugian investasi, nilai tukar, goodwill, dan non-recurring item.

Kemudian, pendapatan bersihnya naik 16% menjadi Rp1,1 triliun yang utamanya ditopang dari bisnis Online to Offline (O2O). Jika dirinci, pendapatan dari segmen O2O naik 31% (YoY) menjadi Rp638 miliar, sedangkan segmen Marketplace naik 2% (YoY) menjadi Rp530 miliar.

Namun, lini Pengadaan tidak menyumbang pendapatan pada Q1 2024 dari posisi perolehan pendapatan Rp7 miliar pada Q1 2023. Dari pantauan DailySocial.id di situs resminya, tertulis bahwa SIPLah BukaPengadaan sedang dibekukan.

Marjin kontribusi Marketplace turun 12 basis poin menjadi 0,57%, tetapi marjin kontribusi O2O naik 23 basis poin menjadi 0,13% dari posisi minus 0,1%. Kemudian, take rate keseluruhan naik 31 basis poin menjadi 2,8%, sedangkan Total Processing Value (TPV) naik 3% YoY) menjadi Rp41,7 triliun.

Saat ini, BUKA fokus pada empat divisi bisnis, antara lain Mitra, Mobile & Console Game, O2O, dan Keuangan.

“Komitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggan menjadi kunci. Ini dilakukan lewat investasi dan inovasi dalam proposisi nilai pelanggan, menawarkan berbagai pilihan, pengalaman pengguna di aplikasi dan pengiriman,” tambahnya.

Selain pembekuan bisnis Pengadaan, beberapa bulan sebelumnya BUKA menutup layanan paylater Buka Cicilan setelah beroperasi selama lima tahun.

Perusahaan fokus melakukan efisiensi dan disiplin biaya, yang mana kini tercermin dari penurunan signifikan biaya umum dan administrasi sebesar 36% (QoQ) menjadi Rp208 miliar.

BUKA tercatat memiliki basis modal, rasio modal, dan neraca keuangan dengan kas, setara kas, dan investasi likuid senilai Rp19,1 triliun.

XL Axiata dan Smartfren Dilaporkan Menuju Kesepakatan Merger

Sinyal merger antara PT XL Axiata Tbk dan PT Smartfren Telecom Tbk mulai menuju titik terang. Berdasarkan laporan Bloomberg, Axiata Group Bhd dan PT Sinar Mas Group, tengah melakukan non-binding agreement untuk mencapai kesepakatan senilai $3,5 miliar (sekitar Rp56,6 triliun).

Menurut sumber internal, kedua induk usaha operator mobile ini sedang berdiskusi lebih lanjut terkait struktur dan transaksi yang mencakup kombinasi tunai dan saham. Apabila dikonsolidasikan menjadi satu badan usaha, aksi korporasi ini bakal menggabungkan pelanggan dengan total akumulasi sebesar 100 juta.

“Klausul perjanjian tak mengikat ini diperkirakan mencapai titik temu kesepakatan pada bulan berikutnya. Dengan begitu, kedua belah pihak bisa lanjut bernegosiasi dan melanjutkan due diligence,” ujar sumber tersebut.

Adapun, perwakilan XL Axiata mengungkap bahwa konsolidasi ini akan menguntungkan industri, dan pihaknya terbuka untuk mengeksplorasi berbagai opsi. Sementara, Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys, juga enggan berkomentar saat dimintai tanggapan.

Rumor merger XL dan Smartfren sebetulnya telah lama beredar. Dalam laporan awal Bloomberg pada September 2023, diskusi keduanya berjalan alot dan tidak mencapai kesepakatan. Adapun, diskusi tersebut mencakup konsolidasi jaringan dan kemitraan.

Apabila aksi korporasi tersebut terealisasi, ini akan menjadi merger XL Axiata untuk kedua kalinya. Sebelumnya, XL Axiata mencaplok operator PT Axis Telekom (Axis) senilai $865 juta atau sekitar Rp10 triliun pada 2014 silam.

Sejak lama, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah mendorong industri telekomunikasi untuk berkonsolidasi. Selain karena saat itu terlalu banyak operator di dalam negeri, konsolidasi ini akan membuat industri menjadi lebih efisien di tengah gempuran OTT asing dan beban biaya jaringan yang tinggi.

Diolah kembali oleh DailySocial

Kominfo menyebut bahwa idealnya jumlah operator seluler cukup empat pemain saja. Ini berarti menyisakan Telkomsel yang saat ini menguasai lebih dari 50% pangsa pasar mobile di Indonesia, diikuti Indosat Ooredoo yang sudah melebur dengan Hutchison 3 Indonesia (Tri) pada 2022, XL Axiata, dan Smartfren.

Operator diketahui telah melakukan restrukturisasi portofolio bisnisnya seperti melepas aset menara dan data center, agar dapat fokus ke bisnis inti dan mencari sumber pendapatan baru. Salah satunya masuk ke bisnis digital.

Siap Rights Issue, Berikut Rencana Diagnos Kembangkan Genomik

PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (IDX: DGNS) siap melaksanakan aksi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) I atau rights issue dalam rangka pengambilalihan sebesar 97,97% saham Asa Ren Pte Ltd.

Pada Maret lalu, anak usaha Bundamedik Healthcare System ini mengumumkan akan mencaplok mayoritas kepemilikan saham Asa Ren Pte Ltd, pemilik PT Asa Ren Global Nusantara yang merupakan startup pengembang data DNA.

Diagnos akan melakukan rights issue dngan melepas 921 miliar saham baru seharga Rp25 per lembar. Lewat aksi korporasi tersebut, perseroan akan memperoleh Rp465 miliar yang akan dipakai untuk mencaplok Asa Ren, dan sisanya digunakan untuk modal kerja.

“Sejalan dengan strategi bisnis perseroan untuk terus meningkatkan kinerja keuangannya, perseroan memandang fasilitas pemeriksaan genetik merupakan salah satu bagian yang memiliki peran penting dalam memperkuat ekosistem layanan penunjang kesehatan yang dimiliki perseroan,” demikian pernyataan Diagnos dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Rabu (17/4).

Berikut sejumlah rencana bisnis konsolidasinya:

  1. Penelitian untuk membuat protokol penelitian yang menghasilkan produk yang dapat dikomersialkan.
  2. Membangun konsorsium yang terdiri dari lab & research, sample collection, technology and innovation, pendanaan, serta sponsor.
  3. Membangun kemitraan dengan perusahaan-perusahaan wearables untuk sebagai mitra komersialisasi.
  4. Membangun rantai cabang klinik lab untuk mengumpulkan data klinis melalui kemitraan.
  5. Membangun kemitraan dengan perusahaan farmasi untuk memperkuat pengembangan alat diagnosis, obat, dan perawatan sesuai pasar Indonesia.

Lebih lanjut, pihaknya juga mengungkap aksi korporasi ini adalah strategi untuk memperluas pangsa pasar Diagnos dan Asa Ren dengan berkonsolidasi dan bersinergi di tengah berkembangnya layanan kesehatan berbasis genomik. Beberapa pesaing yang disebut adalah PT Kalbe Farma Tbk, PT Prodia Widyahusada Tbk, 24DNA, dan Circle DNA.

Diagnos adalah perusahaan pemilik jaringan laboratorium klinis, laboratorium homecare, hingga laboratorium genomik. Diagnos sempat beberapa kali terlibat dalam pendanaan Asa Ren. Selain Diagnos, sejumlah investor lain yang ikut mendanai Asa Ren ada Kejora Capital, Northstar Ventures, dan Marcy Venture Partners.

Aksi korporasi ini juga sejalan dengan upaya Bundamedik Group untuk mendorong pengembangan inovasi kesehatan dengan pendekatan bioteknologi dan genomik.

Asa Ren mengklaim sebagai salah satu startup pengembang data DNA pertama di Indonesia yang memanfaatkan teknologi AI untuk menghadirkan laporan analitik dari tes DNA, mulai dari kesehatan, ancestry, hingga 360 Report.

Berdasarkan laporan keuangan yang dikirimkan ke regulator Singapura, Asa Ren mencatat pendapatan bersih sebesar SGD430 ribu (Rp5,1 miliar), tetapi mengalami rugi bersih sebesar Rp33,4 miliar di sepanjang 2023.

Application Information Will Show Up Here