HarukaEDU Resmikan CorporateEDU, Jadi Model Bisnis Utama Setelah Pendanaan Seri C

Setelah membukukan pendanaan seri C bulan lalu, startup edutech HarukaEDU memaparkan rencananya untuk memperkuat posisinya sebagai penyedia layanan pelatihan staf korporasi. Selanjutnya pada 26 November 2019, mereka meresmikan platform CorporateEDU.

Dalam sambutannya Co-Founder & CEO HarukaEDU Novistiar Rustandi mengatakan, platform belajar online dinilai cocok untuk kebutuhan korporasi. Pasalnya para pekerja umumnya tidak punya waktu cukup untuk melakukan pelatihan intensif secara langsung, dari sisi perusahaan pun kadang kesulitan untuk mengumpulkan karyawan untuk diberikan pelatihan.

Model penerapan platform tersebut ialah dengan kemitraan strategis dengan perusahaan mitra. Tim HarukaEDU akan menawarkan aplikasi e-learning dilengkapi materi digital di dalamnya. Program pelatihan yang sepenuhnya online juga akan disiapkan lengkap dengan tugas belajar yang harus diselesaikan.

Samator Group, sebuah perusahaan gas di Indonesia yang juga terlibat dalam putaran pendanaan HarukaEdu, turut diperkenalkan sebagai mitra pertama yang menerapkan CorporateEDU. Director of Risk Technology and Compliance Samator Group Imelda Harsono menyampaikan, platform online dipilih karena dinilai lebih hemat anggaran dan menuai hasil yang efisien.

Selain materi yang bersifat on-demand, CorporateEDU turut menghadirkan sesi live training secara online. Bagi perusahaan yang sudah memiliki materi, bisa juga mengunggah melalui dasbor khusus — karena pada dasarnya platform tersebut dapat dikustomisasi berdasarkan masing-masing kebutuhan.

Untuk saat ini CorporateEDU dapat diakses melalui laman website, dibekali dengan lima fitur terintegrasi yakni Employee Digital Learning Platform, Learning Management System, Digital Content Development, Online Learning Portal, dan Managed Training Services.

“Selain menyiapkan LMS, kami juga menawarkan desain kurikulum, materi digital yang spesifik, dan memberikan motivasi kepada karyawan untuk meluangkan waktu belajar,” kata Novistiar.

Ia melanjutkan, “Saat ini banyak generasi milenial yang sudah masuk dalam dunia kerja. Sehingga budaya digital pun masuk ke perusahaan, tak terkecuali dalam pelatihan peningkatan pengetahuan dan keterampilan karyawan.”

Bukalapak Umumkan Rachmat Kaimuddin sebagai CEO Baru Gantikan Achmad Zaky

Bukalapak hari ini (09/12) mengumumkan adanya perubahan komposisi di C-Level, terhitung efektif per 6 Januari 2020. Nantinya posisi CEO akan digantikan oleh Rachmat Kaimuddin, sementara Achmad Zaky akan bertindak sebagai Penasihat (dan Co-Founder).

Turut diinfokan, Zaky segera meresmikan “Yayasan Achmad Zaky” dan fokus menjadi mentor startup di Indonesia. Yayasan tersebut akan fokus di bidang sains dan edukasi, kewirausahaan, impact investment, dan penelitian.

Fajrin Rasyid tetap menjabat sebagai Presiden (dan Co-Founder) Bukalapak. Pun demikian dengan Nugroho Herucahyono sebagai CTO (dan Co-Founder), Willix Halim sebagai COO, Teddy Oetomo sebagai CSO, dan Natalia Firmasyah sebagai CFO.

Bagus Hirmawan yang baru bergabung sejak Juli 2019 juga tetap menjabat sebagai Chief of Talent.

“Kami memulai Bukalapak dengan semangat pribadi untuk menciptakan dampak positif bagi UMKM. Saya bangga dalam waktu 10 tahun, Bukalapak dikenal di peta dunia sebagai e-commerce Indonesia yang terkemuka. Sekarang, kami mengajak Rachmat bergabung dengan Bukalapak karena kepemimpinannya bisa mengarahkan Bukalapak ke tingkat yang lebih hebat lagi. Saya percaya Rachmat adalah orang yang tepat, bagian dari tim yang tepat, di posisi yang tepat, dan datang pada waktu yang tepat,” sambut Zaky.

Rachmat sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Perencanaan Bank Bukopin. Ia memulai karier sebagai Senior Associate di Boston Consulting Group. Juga pernah menjabat sebagai Managing Director PT Cardig Air Services, Chief Financial Officer PT Bosowa Corporindo, Managing Director PT Semen Bosowa Maros, VP Baring Private Equity Asia, dan Principal of Quvat.

Fokus jajaran pimpinan baru ke depannya adalah menavigasikan perusahaan secara jangka panjang. Di bawah kepemimpinan baru, perusahaan akan fokus pada isu-isu yang berkaitan dengan talenta, modal, dan manajemen keuangan, serta memperkuat peran Bukalapak dalam mendukung UKM Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Grab Dorong Proyek Kendaraan Listrik di Indonesia

Electric vehicles atau dikenal sebagai kendaraan listrik menjadi salah satu inovasi yang diharapkan bisa memberikan dampak positif pada penurunan polusi. Grab, salah satu perusahaan teknologi besar di kawasan Asia Tenggara, mulai merencanakan membangun sebuah ekosistem kendaraan listrik, termasuk di Indonesia.

Co-Founder dan CEO Grab Anthony Tan, melalui statusnya, membagikan rencana Grab untuk ekosistem kendaraan listrik, khususnya di Indonesia. Ia menyebutkan bahwa dalam akan ada sesuatu di “jalan-jalan” Indonesia sebelum akhir tahun ini.

“Indonesia akan menjadi sesuatu yang besar dalam proyek energi bersih, dan bertujuan untuk menjadi pusat pengembangan kendaraan listrik di Asia Tenggara pada tahun 2030. Indonesia akan membutuhkan ekosistem mitra penuh, mulai dari produsen kendaraan baterai hingga infrastruktur pengisian daya. Grab sangat mendukung untuk menyatukan semua orang untuk mencapai tujuan kendaraan listrik, dan ini adalah bulan November yang sibuk,” tulis Anthony.

Kendaraan listrik yang berpotensi mengaspal dalam waktu dekat adalah mobil Hyundai Ionio Electric dan motor Honda PCX Electric. Di pertengahan tahun ini, beberapa pengemudi Gojek juga menguji coba motor listrik sebagai bentuk kerja sama Gojek dan Astra International. Rencananya motor listrik, yang masih berharga mahal ini, akan disewakan melalui perusahaan.

Kabar mengenai masuknya Grab dalam inisiatif kendaraan listrik sudah santer terdengar sejak tahun lalu. November tahun 2018 Grab menerima pendanaan dari Hyundai dan Kia Motors senilai $250 juta atau setara Rp3,7 miliar. Termasuk dalam rencana dan kesepakatannya adalah pengembangan kendaraan listrik di Asia Tenggara.

Grab juga sudah resmi menjalin kerja sama dengan PLN untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Rencana keduanya akan dilakukan bertahap dimulai dari kawasan Jabodetabek. Grab juga disebut sudah melakukan pilot project untuk kendaraan listrik roda dua dan roda empat yang memiliki charging station dari pihak PLN.

Soal kendaraan listrik, Grab sudah memiliki armada kendaraan listrik di Singapura sebagai hasil kerja sama dengan Hyundai. Penggunaan kendaraan listrik diharapkan bisa memberikan efisiensi dan keuntungan lebih bagi mitra. Untuk penerapan di Indonesia tampaknya hanya tinggal menunggu waktu, mengingat dorongan dari pemerintah cukup besar.

Application Information Will Show Up Here

Facebook Accelerator Putaran Kedua Segera Digelar, Incar 15 Startup Regional

Program flagship Facebook, Facebook Accelerator Singapore mengumumkan batch kedua mengincar 15 startup terpilih dari Asia Tenggara untuk bergabung sebagai peserta.

Program yang didukung Infocomm Media Development Authority (IMDA) ini, menggaet pemain akselerator global Plug and Play untuk mendukung gelaran acara. IMDA adalah badan hukum pemerintah Singapura yang berada di bawah Kementerian Komunikasi dan Informasi Singapura (MCI).

Head of Startup Program APAC Facebook Jason Lin menjelaskan, Facebook Accelerator adalah program pelatihan selama enam bulan untuk mendukung startup inovatif berbasis data. Pihaknya mencari startup yang tumbuh cepat dan ingin mengintegrasikan alat dan produk Facebook.

“Atau untuk mereka yang fokus pada penggunaan data dan AI dengan cara yang terpercaya dan transparan untuk meningkatkan skala bisnis mereka secara transparan,” terang Jason, kemarin (5/12).

Dia melanjutkan, startup terpilih akan memiliki akses ke pelatihan langsung melalui tiga tahapan bootcamp untuk belajar bagaimana meningkatkan skala bisnis dan menangani tantangan. Selama program berlangsung, startup akan dibimbing oleh praktisi dari Facebook dan pemerintah Singapura.

Juga, kesempatan untuk berjejaring dengan modal ventura regional dan investor untuk membantu mereka tumbuh. Jason menekankan pula, Facebook tidak memberikan pendanaan ekuitas buat startup, melainkan membuka kesempatan sebagai mitra potensial.

Program yang sebelumnya dikenal “Startup Station Singapore” ini, mensyaratkan startup yang dapat bergabung minimal sudah meluncurkan produk; bisnis didorong oleh data; punya model bisnis yang jelas dan terukur; sedang memecahkan masalah nyata dalam pasar yang besar dan dapat ditangani; berbasis di Asia Tenggara.

Sumber: Facebook
Sumber: Facebook

Adapun fokus area dan tema startup yang dapat menyelaraskan pada produk, teknologi, dan platform Facebook, termasuk juga social/coversational commerce, messaging, AR/VR; data innovator yang berupaya memanfaatkan data untuk mendorong pertumbuhan bisnis jangka panjang dengan cara yang etis dan berkelanjutan.

“Kami sedang melakukan regional roadshow ke enam titik untuk mencari startup potensial. Kami berharap startup dari Indonesia ada lebih banyak yang terpilih dalam batch kedua.”

Pada batch pertama, terpilih 11 startup yang datang dari berbagai segmen, dari turisme, hospitality, hingga kesehatan. Mayoritas datang dari Singapura, di antaranya Jumper.ai, Peoplewave, Envolve, Vouch, dan Waitrr. Satu-satunya perwakilan dari Indonesia adalah Qlue.

Pendaftaran startup dalam batch kedua sudah dibuka sejak awal November hingga 14 Januari 2020. Jason mengatakan, seluruh aplikan yang masuk akan di-review untuk diseleksi lebih lanjut oleh tim Facebook Accelerator.

Pengumuman startup terpilih akan diselenggarakan pada Februari 2020. Program akan kick off sebulan kemudian, untuk Sprint 1. Kemudian, Sprint 2 dimulai Juni 2020, terakhir Sprint 3 adalah demo day pada September 2020.

Kesiapan SDM Jadi Tantangan Utama Menuju Revolusi Industri 4.0

Sejumlah pengamat menilai Indonesia perlu meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor manufaktur dalam rangka mempersiapkan diri untuk beradaptasi di era Industri 4.0.

Pada sesi diskusi panel ConnecTechAsia bertajuk “Digital Innovation in the Manufacturing Sector in Indonesia”, sejumlah pengamat dan pemain teknologi mengungkap sejumlah tantangan besar yang akan dihadapi di era otomasi tersebut.

Chairman Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Aptiknas) Fanky Christian menilai, kemampuan SDM di sektor manufaktur masih rendah. Ini terjadi tak hanya di Indonesia, tetapi juga SDM di kawasan Asia Pasifik.

Untuk beradaptasi menuju Industri 4.0, Fanky menggarisbawahi pentingnya peningkatan kemampuan SDM. Menurutnya, tantangan tersebut tentu akan sedikit berbeda dirasakan pada sektor industri yang lebih ramah dengan perkembangan teknologi terkini, misalnya sektor telekomunikasi.

“Untuk menuju Industri 4.0, digitasi dan digitalisasi menjadi dua elemen penting dalam mencapai efisiensi. Sebelum ke sana, perusahaan manufaktur perlu melakukan dua approach, yakni upskilling dan reskilling agar terus belajar beradaptasi,” ujar Fanky, Rabu (5/12).

Pada kesempatan sama, Chairman Asosiasi Big Data & AI Indonesia Rudi Rusdiah melihat tantangan lain dari sisi teknologi, yaitu masih rendahnya implementasi solusi teknologi, seperti big data dan Artificial Intelligence (AI). Ini menandakan belum banyak perusahaan melihat pentingnya adopsi teknologi terhadap bisnis.

Padahal Industri 4.0 merupakan tren otomasi dan pertukaran data di mana pelaksanaannya akan sangat lekat dengan pemanfaatan teknologi canggih, seperti Internet of Things (IoT), cloud, big data, dan AI.

“Jumlah tenaga yang kompeten di ranah big data maupun AI tidak banyak. Sulit mencari data scientist di Indonesia. Biaya pengembangan [big data dan AI] juga tidak sedikit,” ungkap Rudi.

Jangankan bicara teknologi canggih seperti contoh di atas. Adopsi cloud sebagai solusi teknologi mendasar juga belum tinggi. Mengutip data Gartner, perpindahan data ke cloud diestimasi naik menjadi 28 persen pada 2022.

“Di [layanan] kami, belum banyak sektor manufaktur yang pakai. Kebanyakan masih dari perbankan. Padahal, cloud itu memberikan manfaat pada pembaruan aset, inovasi yang lebih lincah, dan peningkatan ekonomi digital,” papar VP Product Management Cloud & UC TelkomTelstra Arief Rakhmatsyah.

Tak kalah penting, Deputy General Manager Mitsubishi Electric Ivan Chandra juga menyoroti pentingnya penciptaan solusi atau inovasi bagi industri yang seharusnya dapat terukur. Dengan demikian, industri dapat mengetahui apakah biaya yang dikeluarkan dapat sesuai hasil yang diinginkan.

Indonesia saat ini tengah berada di posisi untuk mempersiapkan hal ini. Bahkan Kementerian Perindustrian telah menerbitkan Peta jalan (roadmap) Making Industri 4.0 yang menyebutkan bahwa revolusi ini akan menjadi lompatan besar bagi sektor manufaktur untuk mendongkrak perekonomian di Indonesia.

Riset yang dirilis Informa Tech menyebutkan sejumlah tantangan yang dihadapi sektor manufaktur Indonesia. Dari sisi teknologi, tantangan utamanya antara lain (1) keamanan siber dan cadangan data (57%), (2) peningkatan kemampuan teknologi karyawan (43%), dan (3) mencari supplier teknologi andal (36%)

Sementara dari sisi bisnis, tantangan terbesarnya adalah (1) kemampuan menghadapi kompetisi (53%), (2) mencari customer baru (47%), dan (3) mengikuti atau beradaptasi dengan perkembangan teknologi baru (34%).

Putaran Pendanaan Seri F Gojek Ditutup Januari 2020, Lanjut Rencanakan IPO?

Seperti diketahui sebelumnya, startup decacorn Gojek saat ini tengah menggalang pendanaan dalam putaran seri F. Perusahaan menargetkan dana baru sebesar $3 miliar (setara 42,2 triliun Rupiah) untuk mendukung percepatan ekspansi di kancah regional.

Putaran terakhir diumumkan pada September 2019 lalu dengan partisipasi perusahaan asuransi dan investasi AIA Indonesia. Sebelumnya di bulan Juli 2019, Visa dan tiga unit bisnis Mitsubishi juga turut bergabung. Termasuk Astra di Maret 2019 serta Google, JD.com, dan Tencent Holdings di Oktober 2018.

Dalam sebuah acara di Singapura, Co-CEO Gojek Andre Soelistyo menyampaikan, putaran seri F kemungkinan ditutup pada Januari 2020. Prakiraannya, saat ini perusahaan sudah bukukan sekitar $2 miliar. Kabarnya raksasa e-commerce Amazon tengah dalam pembicaraan untuk kemitraan strategis dengan Gojek.

Kemungkinan IPO

Di kesempatan lain, dalam sebuah wawancara denganKomisaris Gojek Boy Thohir, disampaikan bahwa setiap unit bisnis yang ada sudah dirancang untuk mendulang profit di waktu mendatang. Babak investasi baru yang terus digalang menurutnya memang bagian dari rencana pertumbuhan (growth).

“Di masa depan, setiap bagian dari bisnis Gojek akan profit. Tujuannya untuk mencapai pada ukuran tertentu. Guna mencapai ini, maka harus mengeluarkan uang terlebih dulu. Ketika mencapai target pertumbuhannya, Gojek akan profitable,” ujar Boy.

Ia juga akan mendorong perusahaan untuk melakukan penawaran publik (IPO). “Saya pikir setiap startup akan berkembang menjadi perusahaan publik. Ini adalah cara investor untuk exit.”

Boy pun mengarahkan Gojek untuk melantai di bursa saham. Ia pun terus mendorong BEI untuk lebih proaktif memberikan nilai tambah bagi startup agar lebih tertarik melakukan IPO di Indonesia.

Rencana IPO turut disampaikan Andre dalam konferensi pers ulang tahun ke-9 Gojek di Jakarta (02/11). Saat ini perusahaan sudah mempersiapkan langkah untuk ke sana, kendati belum menentukan waktu terbaiknya. Dipastikan juga BEI akan menjadi salah satu pilihan, karena ada peluang perusahaan melakukan pencatatan di dua tempat (dual listing).

Gojek
Acara peringatan HUT Gojek ke-9 di Jakarta / Gojek

Kabar ekspansi

Saat ini Gojek sudah mulai memasuki pasar di beberapa negara di Asia Tenggara, meliputi Thailand, Vietnam, dan Singapura. Sementara di Malaysia dan Filipina tengah dalam tahap pematangan. Kabar teranyar, mereka telah jalin kemitraan strategis dengan perusahaan taksi terbesar di Singapura, Trans-Cab. Per Desember 2019 ini, layanan taksi bisa dipesan lewat aplikasi Gojek. Sementara di  Malaysia, pemerintah setempat sudah memberikan izin kepada Gojek untuk melakukan uji tuntas layanan ojek online di tahun 2020.

“Pertumbuhan di Thailand dan Vietnam sangat baik. Gojek berpotensi jadi pemimpin pasar. Di Asia Tenggara, Indonesia jadi pasar terbesar. Pemain yang mendominasi pasar Indonesia menjadi juara, karena mewakili setengah dari pasar regional,” tutur Boy.

Ia pun memberikan komentar tentang pesaingnya, Grab, yang saat ini punya valuasi lebih besar. “Saya yakin Gojek akan menjadi juara di Asia Tenggara. Bahkan karena para pesaingnya mungkin memiliki lebih banyak dana. Saya pikir uang bukan segalanya. Perusahaan Indonesia harus mendukung Gojek.”

Selain jasa transportasi, saat ini Gojek telah operasikan berbagai jenis layanan. Termasuk yang teranyar platform vodeo on demand GoPlay. Platform digital wallet miliknya juga berhasil penetrasi di pasar. Menurut laporan Fintech Report 2019, GoPay jadi layanan digital wallet yang paling banyak digunakan di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

PP E-Commerce Resmi Berlaku, Pedagang Wajib Berbadan Usaha

Presiden Joko Widodo menandatangani aturan mengenai perdagangan melalui sistem elektronik atau e-commerce, tertuang dalam PP Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE).

Aturan ini terdiri dari 19 bank dan 82 pasal, telah berlaku sejak diundangkan pada 25 November 2019.

Dalam beleid tersebut menjelaskan pelaksanaan transaksi melalui PMSE, baik dari sisi pelaku usaha, konsumen, hingga produk. Konsumen bisa mengadu secara online ke Menteri Perdagangan jika merasa dirugikan.

Definisi PMSE ini bisa merupakan pelaku usaha, konsumen, pribadi, atau instansi baik di dalam negeri maupun luar negeri. Artinya, siapa saja yang masuk ke dalam definisi tersebut bisa dilaporkan konsumen.

Poin ini tertuang dalam Pasal 18: “Dalam hal PMSE merugikan konsumen, konsumen dapat melaporkan kerugian yang diderita kepada Menteri,” seperti dikutip dari Katadata.

PMSE yang dilaporkan konsumen harus menyelesaikan pelaporan. Jika tidak, mereka akan masuk ke dalam daftar prioritas pengawasan oleh menteri. Yang mana di dalam daftar ini bisa diakses oleh masyarakat umum. Ketentuan lebih rinci akan diatur dalam Peraturan Menteri.

PP ini juga mewajibkan PMSE memerhatikan prinsip-prinsip itikad baik, kehati-hatian, transparansi, keterpercayaan, akuntabilitas, keseimbangan, serta adil dan sehat.

Khusus untuk pelaku usaha asing yang melakukan PMSE kepada konsumen Indonesia, yang memenuhi kriteria dianggap hadir secara fisik di Tanah Air. Oleh karenanya, mereka wajib tunduk terhadap peraturan perundang-undangan, termasuk pajak.

Kriteria yang dimaksud dapat berupa jumlah dan nilai transaksi, paket pengiriman, dan/atau traffic atau pengakses (user). Pelaku asing ini bisa menunjuk perwakilannya yang ada di Indonesia.

Pedagang harus berbadan usaha resmi

Poin lainnya yang paling mencuat dalam beleid adalah kewajiban pelaku usaha yang berjualan melalui e-commerce untuk memiliki izin usaha. Ini tertuang dalam Pasal 15: “Pelaku usaha wajib memiliki izin usaha dalam melakukan kegiatan usaha PMSE.”

Pemerintah menyiapkan kemudahan untuk permudah pelaku usaha jadi tertib, salah satunya bisa melalui sistem perizinan berusaha terintegrasi atau online single submission (OSS).

Namun, ada pengecualian untuk tidak memiliki usaha, yaitu penyelenggara sarana perantara yang bukan merupakan pihak yang mendapatkan manfaat secara langsung dari transaksi dan tidak terlibat langsung dalam hubungan kontraktual para pihak yang melakukan transaksi online.

Topik ini menjadi sorotan karena paling tegas ditolak oleh Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), terutama saat wacana pemberlakuan pajak e-commerce (PMK Nomor 210 Tahun 2018) pada awal tahun 2019.

Mereka ingin pemerintah membuat perlakuan yang adil dengan platform media sosial. Selama itu bisa dipenuhi pemerintah, dengan senang hati para pemain e-commerce akan patuh.

Akhirnya dari desakan tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani setuju untuk tidak mewajibkan pedagang online memiliki NPWP karena banyak di antara mereka yang memiliki penghasilan di bawah batas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) di bawah Rp54 juta per tahun.

Dengan ditariknya PMK ini, pedagang online tidak lagi memiliki kewajiban melaporkan NPWP ke penyedia layanan marketplace. Sementara pihak marketplace tidak perlu mengembangkan sistem untuk memungut, menyetor, dan melaporkan PPN dan PPh terkait penjualan barang dagangan.

Yang tetap berlaku adalah kewajiban perpajakan untuk UKM, berupa pajak final 0,5%, bagi mereka yang memiliki omzet di bawah 4,8 miliar Rupiah per tahun.

Saat PP Nomor 80 Tahun 2019 ini diberlakukan, muncul kembali kekhawatiran idEA yang selama ini ditakutkan, beralihnya para pedagang online ke platform media sosial. Di sana tidak diberlakukan sama sekali aturan, alias bebas dari cakupan pengawasan PP.

Hasil studi internal idEA pada awal tahun ini menunjukkan 95% pelaku UKM masih berjualan di platform media sosial. Hanya 19% yang sudah menggunakan marketplace.

Tren Positif Shopee Berlanjut, Kini Salip Jumlah Pengguna Aktif Tokopedia di Indonesia

Tren perkasa Shopee dalam peta persaingan e-commerce di ranah lokal maupun regional masih berlangsung. Salah satu indikatornya tampak dari laporan iPrice periode Q3 2019 yang menunjukkan jumlah pengguna aktif bulanan Shopee berhasil menyalip Tokopedia.

Peta e-commerce Asia Tenggara Q3 2019 yang dirilis iPrice bersama App Annie dan SimilarWeb mengulas kondisi terkini industri e-commerce di enam negara Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Vietnam, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Singapura.

Laporan ini menggarisbawahi sejumlah temuan utama. Pertama adalah Shopee dan Lazada masih berkompetisi untuk menjadi nomor wahid di Asia Tenggara. Berikutnya pemain lokal masih menjadi raja di Indonesia. Terakhir adalah keperkasaan Shopee yang berhasil menyingkirkan Tokopedia di Indonesia dalam hal pengunjung aktif bulanan terbanyak.

Shopee vs Tokopedia

Persaingan keras antara Shopee dan Tokopedia sebagai platform e-commerce nomor satu di Indonesia terus terlihat dalam beberapa periode terakhir. Bedanya, kali ini Shopee berhasil melampaui pencapaian jumlah pengguna aktif bulanan Tokopedia untuk aplikasi mobile. Ini adalah yang kali pertama bagi Shopee, karena di dua kuartal sebelumnya metrik ini selalu “dimenangkan” Tokopedia.

Laporan tersebut menyebut program cashback, gratis ongkos kirim, pemilihan brand ambassador, dan diskon tanggal unik selama periode tiga bulan ke belakang membuktikan strategi Shopee mengakuisisi pasar mereka berjalan baik.

Selain ditikung Shopee, Tokopedia juga disalip Lazada di metrik aplikasi yang paling banyak diunduh. Meski begitu, Tokopedia masih tercatat sebagai yang nomor satu ketika diakses melalui mobile web atau desktop.

Digdaya di regional

Tren positif Shopee di Indonesia juga berjalan identik di pasar regional. Satu-satunya yang menyaingi laju Shopee di kawasan adalah rival terdekatnya, Lazada.

Laporan iPrice mencatat Shopee unggul di dua negara yakni Indonesia dan Vietnam, sedangkan Lazada lebih kuat di empat negara lainnya. Kendati begitu, iPrice mendapati pengguna aktif bulanan Shopee secara regional masih lebih besar dari Lazada. Hal ini tak mengherankan karena Indonesia dan Vietnam diproyeksikan sebagai pasar e-commerce terbesar di Asia Tenggara.

Pemain lokal masih favorit

Laju Shopee memang hampir tak terbendung sebagai yang nomor satu di Indonesia, namun platform e-commerce lokal masih jadi pilihan utama konsumen dalam negeri.

Berdasarkan trafik situs web, iPrice mencatat 61 persen pasar e-commerce Indonesia masih dipegang oleh pemain lokal, dengan pemain utama seperti Tokopedia dan Bukalapak.

Khusus untuk Bukalapak, hilangnya aplikasi mereka di Google Play beberapa waktu lalu disebut tak berpengaruh banyak. Laporan iPrice mendapati Bukalapak masih menempati peringkat ketiga untuk pengguna aktif terbanyak dan peringkat ketiga untuk situs web paling sering dikunjungi.

Komitmen Zalora Dorong Produk Fesyen Lokal Lakukan Ekspor

Zalora Indonesia mengungkapkan komitmennya untuk meningkatkan ekspor produk lokal dengan memanfaatkan layanan e-commerce miliknya yang telah hadir di enam negara. Perusahaan akan terus menambah kurasi merek lokal yang berpotensi masuk ke platformnya.

Head of Marketing Zalora Indonesia Dwi Ajeng menjelaskan kondisi saat ini, pengguna di sini bisa memanfaatkan platform Zalora untuk membeli produk yang dijual di luar negeri. Lantaran tidak semua produk dari merek tertentu dijual di Indonesia.

Akan tetapi, kondisi tersebut tidak terjadi di luar negeri. Tingkat pencarian produk lokal oleh pengguna Zalora di luar negeri belum menjadi sesuatu yang dicari.

“Ini masih jadi pekerjaan rumah kami. Tiap kuartal kami punya target puluhan brand mau di-acquire, ini enggak berlaku buat brand internasional saja tapi buat brand lokal yang kita lihat punya potensi bagus,” ujarnya, Rabu (4/12).

Untuk mengakomodasi merek lokal, Zalora punya kolom khusus dinamai Zalocal. Beberapa merek seperti Yongki Komaladi, The Executive, Berrbenka sudah menjadi mitra.

Selama ini Zalora menjadi platform e-commerce global yang identik dengan produk dari merek semi-premium, menyasar pengguna dari kalangan menengah ke atas. Terhitung penggunanya di Indonesia sekitar 2 juta orang, 1 juta orang di antaranya adalah pengguna aktif.

Dibandingkan di enam negara lainnya, kontribusi transaksi bisnis dari Indonesia belum sebesar di Hong Kong atau Singapura. Namun Indonesia punya potensi yang paling besar di antara yang lainnya dari segi pengguna.

Dengan pengguna yang besar, menjadi inspirasi buat perusahaan untuk mengembangkan fitur yang dapat meningkatkan loyalitas pengguna. Ajeng menyebut itu akan menjadi salah satu fokus perusahaan pada tahun depan.

“Tahun depan kita mau fokus ke loyalitas, umumnya poin-poin ini bisa dipakai untuk di-redeem di tempat lain. Tapi kita mau lakukan yang berbeda dengan cara yang pintar agar bisa menciptakan hubungan yang lebih bermakna dengan pengguna. Terlebih kita adalah perusahaan teknologi.”

Perkuat vertikal fesyen dan rilis inovasi baru

Ajeng juga memaparkan perusahaan menambah kategori produk olahraga, kecantikan, dan anak; sebagai vertikal fesyen teranyar yang diharapkan dapat memperkuat posisinya di Indonesia.

Dia bilang, ketiga kategori ini bisa dikatakan sebagai cerminan tren yang terjadi belakangan di masyarakat kelas menengah ke atas. Produk olahraga misalnya, saat ini paling banyak dicari pengguna karena meningkatnya kesadaran untuk gaya hidup sehat.

“Sebenarnya kategori olahraga ini sudah ada sejak tahun lalu, namun akhirnya kita perkuat dengan menambah semakin banyak brand untuk bergabung ke Zalora karena tingkat pencariannya kini tinggi.”

Pun demikian untuk kategori produk anak, untuk menyasar kalangan ibu yang punya perilaku impulsif saat belanja sesuatu buat anaknya. “Pada dasarnya semua brand yang masuk di Zalora punya gerai offline, tapi di sini ada produk yang tidak di jual di gerai karena kami terhubung dengan Zalora global untuk listing-nya.”

Di samping itu, perusahaan juga merilis inovasi terbaru di dalam aplikasinya untuk meningkatkan pengalaman konsumen. Ialah fitur “Complete the Look,” memungkinkan pengguna saat membuka produk apparel di Zalora, punya pilihan pelengkap dari sepatu hingga aksesoris sebagai ide mix and match yang langsung direkomendasikan oleh professional stylist.

Fitur baru lainnya “Follow the Brand,” yaitu pelanggan dapat mengikuti merek yang disukai di aplikasi Zalora. Ini memudahkan pelanggan untuk mengetahui koleksi produk terbaru, ditambah mendapat rekomendasi yang dipersonalisasi dari Zalora yang dibuat berdasarkan merek yang diikuti.

“Semua fitur yang kita kembangkan ini berdasarkan data kebiasaan di Zalora. Seluruh fitur ini tidak hanya buat pengguna Indonesia saja tapi di semua negara di mana kita beroperasi.”

Perusahaan juga telah bekerja sama dengan Gopay untuk perluas opsi pembayaran sejak Oktober 2019. Ajeng menilai sejak hadirnya Gopay, terjadi peningkatan signifikan dari sisi pengguna Gopay yang kini menjadi pengguna Zalora.

Sebelumnya, metode pembayaran yang paling banyak dipakai secara berurutan adalah virtual account, manual transfer, dan kartu kredit.

Kehadiran Gopay di Zalora bisa dikatakan tidak secepat pemain e-commerce lain. Ajeng menilai ini terjadi karena perbedaan segmen pengguna. Harga produk di Zalora bisa dikatakan tergolong semi premium, sementara saldo yang disimpan di akun Gopay belum sebanyak orang menyimpan dana di bank. Kekosongan ini menjadi pekerjaan rumah buat kedua perusahaan.

“Sementara ini buat belanja dengan ticket size kecil masih bisa pakai GoPay, tapi kalau nominalnya sudah besar pakai metode lain. Semoga harapannya ke depannya ticket size yang pakai GoPay bisa naik.”

Setelah GoPay pihaknya akan menambah metode pembayaran dengan pemain e-wallet lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Flip Luncurkan Fitur “Flip Instan” untuk Percepat Proses Transfer Dana

Perusahaan teknologi finansial yang terkenal dengan solusi transfer dana Flip mengumumkan fitur baru yang diberi nama Flip Instan. Fitur ini memungkinkan transaksi yang ada di Flip tak lagi masuk sistem antrean, tapi diproses secara langsung.

“Fitur ini kami namakan Flip Instan dan merpakan terobosan besar bagi kami. Sebelumnya pengguna Flip harus masuk ke dalam sistem antrean sebelum transaksinya diproses. Namun kini pengguna dapat menikmati layanan transfer gratis yang diproses secara langsung (real time),” terang CEO Flip Rafi Putra Arriyan.

Fitur terbaru ini disediakan untuk semua pengguna Flip. Untuk menikmati fitur baru ini pengguna hanya perlu memperbarui aplikasi.

Perusahaan berharap dengan kehadiran Flip Instan mereka bisa menjadi platform keuangan yang semakin menarik bagi masyarakat luas. Terlebih saat ini beberapa layanan keuangan  yang mulai membebani biaya transfer antar bank kepada penggunanya. Di titik ini Flip mencoba menjadi solusi yang memecahkan masalah tersebut dengan layanan transfer gratis.

Berada di bawah naungan PT Fliptech Lentera Inspirasi Pertiwi, layanan Flip resmi diluncurkan pada tahun 2016. Kini tiga tahun berjalan Flip sudah memiliki 700.000 pengguna individu dan beberapa klien perusahaan melalui layanan Big Flip. Sejak diluncurkan hingga sekarang Flip sudah melayani transaksi dengan total nilai lebih dari Rp10 triliun.

Dalam wawancara sebelumnya Rafi memaparkan bahwa Flip tengah memiliki sejumlah inovasi yang siap untuk dieksekusi. Beberapa di antaranya adalah menjalin kerja sama dengan lebih banyak bank untuk melengkapi sistem yang ada. Termasuk dalam rencana mereka adalah menyiapkan layanan pengiriman uang ke luar negeri.

Application Information Will Show Up Here